ANALISA KELAYAKAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI STUDI KASUS: KAMOJANG, JAWA BARAT Alfa Firdaus dan Ambiya Pietoyo Teknik Industri Universitas Mercu Buana Jakarta Email: [email protected] ABSTRAK Salah satu jenis energi yang terbarukan adalah energi panas bumi (geothermal). Indonesia sendiri menyimpan potensi panas bumi sebesar 40% dari total potensi potensi di seluruh dunia. Sebagai Negara yang mempunyai sejumlah besar gunung berapi, Indonesia termasuk salah satu negara yang memilki sumber daya panas bumi dalam jumlah melimpah. Panas bumi sangat perlu untuk dikembangkan di Indonesia. Cukup tingginya biaya investasi pengembangan energi panas bumi di Indonesia menjadi salah satu penyebab lambatnya perkembangan diversifikasi energi tersebut. Diversifikasi energi berarti energi panas bumi harus bersaing dengan energi lain, dengan kondisi harga listrik yang relatif masih kurang kompetitif dibandingkan dengan investasi yang ditanamkan membuat perkembangannya jauh dari yang diharapankan. Mengacu pada latar belakang masalah, maka dikembangkan pertanyaan penelitian yaitu apakah potensi panas bumi economically feasible dan dapat menjadi salah satu solusi bagi permasalahan energi di Indonesia Dari perhitungan harga pokok produksi listrik pada lapangan panas bumi, dilakukan analisa keekonomian menggunakan indikator Net Present Value dan Internal Rate of Return proyek pembangunan PLTP 3 MW skala kecil di Kamojang yang ternyata tidak layak, karena nilai IRR < MARR. Kata Kunci: panas bumi, analisa ekonomi, harga listrik ABSTRACT One type of renewable energy is geothermal energy. Indonesia alone holds the potential of geothermal energy by 40% of the total potential of the potential in the world. As a country that has a large number of volcanoes, Indonesia is among the countries that have the geothermal resources in abundance. Geothermal is necessary to develop in Indonesia. The high cost of investment in geothermal energy development in Indonesia has led to the slow development of energy diversification. Diversification means of geothermal energy to compete with other energy, the electricity price conditions are relatively less competitive compared to the investment made far from the expected development. Referring to the background of the problem, then developed the research question of whether geothermal energy economically feasible and could be one solution to the energy problem in Indonesia From the calculation of the cost of production in the field of geothermal power, economic analysis is done using indicators Net Present Value and Internal Rate of Return 3 MW Geothermal Power Plant construction project on a small scale in Kamojang that was not feasible, because the value of IRR < MARR. Keywords: geothermal, economic analysis, the price of electricity 1. PENDAHULUAN Sebagian besar pembangkit yang terpasang di Indonesia merupakan pembangkit berbahan bakar fosil. Kekhawatiran pun akhirnya muncul setelah kita tahu bahwa cadangan minyak di Indonesia sudah mulai menipis dan suatu saat akan habis. Saat ini Saja indonesia sudah mulai mengimpor minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Hal ini mengingat kebutuhan energi listrik yang akan terus bertambah dari tahun ke tahun dan juga melihat Indonesia 24 Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 – ISSN 2085‐5869 yang kaya akan sumber energi yang terbarukan, tetapi belum bisa memanfaatkannya secara optimal. Salah satu jenis energy yang terbarukan adalah energi panas bumi (geothermal). Indonesia sendiri menyimpan potensi panas bumi sebesar. 40% dari total potensi di seluruh dunia. Sebagai Negara yang mempunyai sejumlah besar gunung berapi, Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki sumber daya panas bumi dalam jumlah melimpah. Panas bumi sangat perlu untuk dikembangkan di Indonesia. Beberapa hal yang menjadi sebab mengapa sumber energi ini perlu dikembangkan adalah sebagai berikut: 1. Keterbatasan dan menurunnya cadangan energi fosil di Indonesia. 2. Sebagai sumber energi pendamping energi fosil guna menjamin kelangsungan pemenuhan kebutuhan energi nasional (energy security) dan mencapai daerah terpencil. 3. Sifatnya yang terbaharui secara alami dan ramah lingkungan. Pengembangan sumber daya panas bumi memerlukan investasi yang cukup besar, sehingga pengembangannya relatif sangat lambat. Namun demikian, memiliki keunggulan yaitu emisi CO2 yang dikeluarkan sangat rendah. Suatu investasi yang cukup besar diperlukan untuk dapat mengembangkan energi panas bumi di Indonesia. dapat ditemukan pada air dan batuan panas di dekat permukaan bumi sampai beberapa kilometer di bawah permukaan. Bahkan jauh lebih dalam lagi sampai pada sumber panas yang ekstrim dari batuan yang mencair atau magma. Tenaga panas bumi adalah listrik yang dihasilkan dari panas bumi. Panas bumi dapat menghasilkan listrik yang reliabel dan hampir tidak mengeluarkan gas rumah kaca. Panas bumi, adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan. Panas bumi mengalir secara kontinyu dari dalam bumi menuju ke permukaan yang manifestasinya dapat berupa: gunung berapi, mata air panas, dan geyser. Energi Panas Bumi Menjadi Tenaga Listrik Air dan uap panas yang keluar ke permukaan bumi dapat dimanfaatkan secara langsung sebagai pemanas. Selain bermanfaat sebagai pemanas, panas bumi dapat dimanfaatkan sebagai tenaga pembangkit listrik. Air panas alami bila bercampur dengan udara akan menimbulkan uap panas (steam). Air panas dan uap inilah yang kemudian dimanfaatkan sebagai sumber pembangkit tenaga listrik. Agar panas bumi dapat dikonversi menjadi energi listrik maka diperlukan pembangkit (power plants). 2. TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Energi panas bumi adalah energi yang dihasilkan oleh tekanan panas bumi. Energi ini dapat digunakan untuk menghasilkan listrik, sebagai salah satu bentuk dari energi terbaharui, tetapi karena panas di suatu lokasi dapat habis, jadi secara teknis dia tidak diperbarui secara mutlak. Panas bumi adalah sebuah sumber energi panas yang terdapat dan terbentuk di dalam kerak bumi. Geothermal atau Panas Bumi Secara singkat geothermal didefinisikan sebagai panas yang berasal dari dalam bumi. Sedangkan energi panas bumi adalah energi yang ditimbulkan oleh panas tersebut. Panas bumi menghasilkan energi yang bersih (dari polusi) dan berkesinambungan atau dapat diperbarui. Sumberdaya energi panas bumi Gambar 1. Sketsa PLTP Sistem Dry Steam PLTP sistem Flash Steam merupakan PLTP yang paling umum digunakan. Pembangkit jenis ini memanfaatkan reservoir panas bumi yang berisi air dengan temperatur lebih besar dari 182°C. Air yang sangat panas ini dialirkan ke atas melalui pipa sumur produksi dengan tekanannya sendiri. Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 – ISSN 2085‐5869 25 Biaya bahan bakar (fuel cost) Biaya operasi ini merupakan biaya yang hanya dikeluarkan apabila pusat pembangkit dioperasikan untuk membangkitkan tenaga listrik. Biaya operasi ini merupakan biaya pembelian uap panas bumi dan minyak pelumas. Biaya lingkungan Gambar 2. Sketsa PLTP Sistem Flash Steam PLTP sistem Binary Cycle dioperasikan dengan air pada temperatur lebih rendah yaitu antara 107°-182°C. Pembangkit ini menggunakan panas dari air panas untuk mendidihkan fluida kerja yang biasanya senyawa organik (misalnya iso-butana) yang mempunyai titik didih rendah. Fluida kerja ini diuapkan dengan heat exchanger yang kemudian uap tersebut digunakan untuk memutar turbin. Air kemudian disuntikkan kembali kedalam reservoir melalui sumur injeksi untuk dipanaskan kembali. Yang dimaksud biaya lingkungan dalam pembangunan PLTP adalah biaya pemeliharaan lingkungan. Seperti alat pengurangan emisi, pengolahan limbah oli, menjaga kuantitas dan kualitas air tanah. Net Present Value Method (NPV) NPV merupakan net benefit yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor. NPV = n ∑ NB i = 1 i (1 + i ) − n atau NPV = n ∑ i = 1 NB i (1 + i ) n atau NPV = n ∑ i = 1 B i − C i = n ∑ i = 1 N B i Internal Rate of Retun (IRR) Gambar 3. Sketsa PLTP Sistem Binary Cycle IRR adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan NPV = 0 (nol). Jika IRR > MARR maka proyek dikatakan layak. Jika IRR = MARR berarti proyek pada BEP. Jika IRR < MARR dikatakan bahwa proyek tidak layak. 3. METODOLOGI PENELITIAN Analisa Ekonomi Biaya Pembangkitan Tenaga Listrik Biaya pembangkitan total tanpa biaya eksternal merupakan penjumlahan dari biaya modal, biaya bahan bakar, biaya operasional dan perawatan, serta biaya lingkungan. biaya O &M biaya lingkungan. Pajak Pajak hanya dipungut pemerintah apabila revenue (pendapatan) melebihi recovery (pengembalian dari biaya). Pajak = % pajak x pendapatan operasional …… Biaya modal (capital cost) Biaya modal pertahun adalah biaya investasi pembangunan pembangkit tenaga listrik yang dipengaruhi oleh faktor suku bunga dengan faktor penyusutan. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Ada beberapa data penting sumur uap/steam reservoir pada sistem PLTP ini, yaitu: 26 Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 – ISSN 2085‐5869 DATA-DATA RESERV VOIR URAIAN N KETERANGAN Area reservoir r 3 MW Poten nsi 14 - 21 Km Kapassitas total yang telah terbukti 200 MW Kapassitas terpasang 140 MW Data Fisik F Reservoir 23 Suhu 5 – 245 C Kualitas uap 96% uap Jumla ah sumur 68 buah Kedalaman sumur 500-2200 m Produ uksi uap 54.000 Kg/J 0 dungan Kimia dan Kualitas Uap Kand Uap yang dihasilkan PLTP memiliki m kand dunap yang gan kimia dan kualitas ua apa ung dengan yang dihasilkan adanya, tergantu ur uap. Uap p panas bum mi Kamojang tersumu masu uk salah satu u yang mem miliki kualitas uap yang terbaik di dunia. Wala aupun demikkian, o uap tersebut harus dianalisis kembali oleh mojang. Analisis ini dilaku ukan pihakk PLTP Kam setiap p seminggu sekali deng gan tujuan memonittor kualitas uap u yang aka an dijadikan fluida kerja sebelum m masuk ke k sistem PLTP ojang. Kamo A Ada beberapa cara yan ng biasa dila akukan untuk u menga antisipasi hall tersebut. Sa alah satu cara yang digunakan un ntuk mengurangi ur dan mate erial padat la ainnya, yakn ni dilumpu lakukkan oleh BP PPT Kamoja ang sebagaii instanssi pengelola sumur, uap yang keluar dari sumu ur harus di blow b off tegak lurus sela ama selan ng waktu terrtentu, sehing gga lumpur dan material lainnya tidak t terbawa karena pe erbedaan berat jenis. em Distribus si Transmisii Uap Siste Dari BPPT B sebag gai pemasok, uap yang akan a digun nakan oleh PLTP Kamo ojang disalurrkan melallui empat pipa yang langsung dipassang pada steam rece eving header. Pipa terse ebut meter antara 600-1000 mm. m mempunyai diam but ditempattkan di atas perPipa - pipa terseb aan tanah, tiidak di dalam m tanah. Ha al ini muka dituju ukan untuk mempermud m dah pengece ekan apabila terjadi ke ebocoran pa ada pipa - pipa tersebut. Gambar 4. 4 Pipa Salurran Uap BPP PT Dua lapan ngan yang te elah terbukti termasuk kedalam sistem s domiinasi uap ya aitu laarajat yang keduapangan Kamojjang dan Da a. Kedua lap pangan nya terletak di Pulau Jawa eh temperatur reservoir 230°C ini dicirikan ole sampai 246°C (Kamojang)) dan antara 230°C C (Darajat) d dengan keda alaman sampai 250°C oir panas bu umi Kamojang ratapuncak reservo a 800 m sampai 1200 m ratta berkisar antara dan sekitar 70 00 m sampaii 1000 m un ntuk laat. pangan Daraja Gambar G 5. Fllow Diagram m PLTP Kamo ojang stem Pemba angkit PLTP P Sis Sis stem pembangkitan PLT TP kamojang merupakan sistem pembangkittan yang memanm atkan tenaga a panas bum mi yang berup pa uap. faa Ua ap tersebut diperoleh da ari sumur - sumur pro oduksi yang dibuat oleh h BPPT. Ua ap dari sumur produkksi mula - mula dialirk kan ke eam receivin ngheader, ya ang berfungs si menste jam min pasokan n uap tidak mengalami gangguan meskipu un terjadi pe erubahan pa asokan oduksi. Selan njutnya melallui flow dari sumur pro eter, uap terrsebut dialirkkan ke Unit 1, Unit me 2, dan Unit 3 melalui m pipa - pipa. Uap p tersee separator u untuk memis sahkan but dialirkan ke at, silica, dan n bintik - bin ntik air zatt - zat pada yang terbawa di d dalamnya.. Hal ini dila akukan untu uk menghindari terjad dinya vibrasi, erosi dan pembentukk kan kerak k pada turbiine. Uap ya ang telah me elewati Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Ed disi 1 – ISSN 2 2085‐5869 27 separator tersebut kemudian dialirkan ke demister yang berfungsi sebagai pemisah akhir. Uap yang telah bersih itu kemudian dialirkan melalui main steam valve (MSV ) governor valve menuju ke turbin. Di dalam turbin, uap tersebut berfungsi untuk memutar double flow condensing yang dikopel dengan generator, pada kecepatan 3000 rpm. Proses ini menghasilkan energi listrik dengan arus 3 fasa, frekuensi 50 Hz, dengan tegangan 11,8 KV. Melalui transformer step-up, arus listrik dinaikkan tegangannya hingga 150 KV, selanjutnya dihubungkan secara parallel dengan sistem penyaluran Jawa - Bali (interkoneksi). Agar turbin bekerja secara efisien, maka exhaust steam / uap bekas yang keluar dari turbin harus dalam kondisi vakum, dengan mengkondensasikan uap dalam kondensor kontak langsung yang dipasang di bawah turbin. Untuk menjaga kevakuman kondensor, gas yang tak terkondensi harus dikeluarkan secara kontinyu oleh sistem ekstraksi gas. Gas-gas ini mengandung: CO2 85-90% H2S 3,5% dan sisanya adalah N2 dan gas gas lainnya. Disini sistem ekstaksi gas terdiri atas first-stage dan second-stage ejector. Gasgas yang tidak dapat dikondensasikan, dihisap oleh steam ejector tingkat 2 untuk diteruskan keafter condensor, dimana gas-gas tersebut kemudian kembali disiram oleh air yang dipompakan oleh primary pump. Gasgas yang dapat dikondensasikan dikembalikan kekondensor, sedangkan sisa gas yang tidak dapat dikondensasikan di buang ke udara. Exhaust steam dari turbin masuk dari sisi atas kondensor, kemudian terkondensasi sebagai akibat penyerapan panas oleh air pendingin yang diinjeksikan lewat spraynozzle. Level kondensat selalu dijaga dalam kondisi normal oleh dua buah main cooling water pump (MCWP) lalu didinginkan dalam cooling water sebelum disirkulasikan kembali. Air yang dipompakan oleh MCWP dijatuhkan dari bagian atas menara pendingin yang disebut kolam air panas menara pendingin. Menara pendingin berfungsi sebagai heat exchanger (penukar kalor) yang besar, sehingga mengalami pertukaran kalor dengan udara bebas. Air dari menara pendingin yang dijatuhkan tersebut mengalami penurunan temperature dan tekanan ketika sampai di bawah, yang disebut kolam air dingin (cold basin). Air dalam kolam air dingin ini dialirkan ke dalam kondensor untuk mendinginkan uap bekas memutar turbin dan kelebihannya (over flow) diinjeksikan kembali kedalam sumur yang tidak produktif, diharapkan sebagai air pengisi atau penambah dalam reservoir, sedangkan sebagian lagi dipompakan oleh primary pump, yang kemudian dialirkan kedalam inter condensor dan after condenser. Untuk mendinginkan uap yang tidak terkondensasi (non-condensable gas). Sistem pendingin di PLTP Kamojang merupakan sistem pendingin dengan sirkulasi tertutup dari air hasil kondensasi uap, dimana kelebihan kondensat yang terjadi direinjeksi ke dalam sumur reinjeksi. Prinsip penyerapan energi panas dari air yang disirkulasikan adalah dengan mengalirkan udara pendingin secara paksa dengan arah aliran tegak lurus, menggunakan 5 fan cooling tower. Sekitar 70% uap yang terkondensasi akan hilang karena penguapan dalam cooling tower, sedangkan sisanya diinjeksikan kembali ke dalam reservoir. Reinjeksi dilakukan untuk mengurangi pengaruh pencemaran lingkungan, mengurangi ground subcidence, menjaga tekanan, serta recharge water bagi reservoir. Aliran air dari cold basin ke kondensor disirkulasikan lagi oleh primary pump sebagai media pendingin untuk inter cooler dan melalui after dan inter condensor untuk mengkondensasikan uap yang tidak terkondensasi dikondensor, air kondensat kemudian dimasukkan kembali ke dalam kondensor. Analisa Keekonomian PLTP Kamojang Pada lapangan panas bumi di Kamojang terdapat beberapa kapasitas yang biasa digunakan sebagai pemasok tenaga listrik. Dalam studi kasus ini kami menggunakan kapasitas pembangkit 3 MW. Pada dasarnya perhitungan harga listrik untuk masing-masing kapasitas mempunyai pola yang sama. Yaitu dengan memeperhitungkan indicator keekonomian seperti Net Present Value (NPV), dan Internal Rate Of Return (IRR). Perhitungan Pendapatan per Tahun Untuk menentukan pemasukan per Tahun, maka harus diperhitungkan: Hasil produksi listrik selama 1 tahun dengan pembangkitan rata-rata 100% dari kapasitas penuh manfaat pembangkit 100%. Total Operating time: = Availability x days x hours x Capacity factor = 93% x 365 x 24 x 100% = 8154 hours 28 Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 – ISSN 2085‐5869 Tabel 2. Data Keekonomian PLTP Kamojang Produksi/tahun: = Installed capacity x Capacity factor x Total Operating time = 3000 x 100% x 8154 = 24,462,000 KWh/tahun Pemakaian sendiri dengan asumsi sebesar 8% dari total kapasitas produksi pembangkit listrik. Pemakaian sendiri/tahun: = 0.08 x 24.462.000 KWh/tahun = 1.956.960 kWh/tahun Dari data diatas, maka hasil produksi energi listrik yang terjual per Tahun nya adalah: Produksi jual/ tahun: = Produksi per Tahun – Pemakaian sendiri = 24.462.000 - 1.956.960 kWh/tahun = 22.505.040 kWh/tahun Penghasilan produksi listrik per tahun: a. Dengan harga jual 9,70 cent$/kWh: Peng/ tahun = 22.505.040 x 0.097 = US$ 2.182.988 b. Dengan harga jual 11cent$/kWh: Peng/tahun = 22.505.040 x 0.110 = US$ 2.475.554 c. Dengan harga jual 13cent$/kWh: Peng/tahun = 22.505.040 x 0.130 = US$ 2.925.655 d. Dengan harga jual 15cent$/kWh: Peng/tahun = 22.505.040 x 0.150 = US$ 3.375.756 Indikator Keekonomian Untuk analisa keekonomian suatu lapangan panas bumi didasarkan pada indicator keekonomian dengan parameternya adalah Net Present Value (NPV), dan Internal Rate Of Return (IRR). Tabel 1. Hasil Indikator Perhitungan Keekonomian Kapasitas Pembangkit 3 MW Harga Jual NPV IRR Item Unit Value Keterangan Installed Capacity kW 3,000 Data Life time years 30 Assumption Capacity factor % 100% Assumption Effisiensi % 38% Assumption Specific Steam Consumption kg/kWh 8.20 Data Specific Steam Consumption ton/MWh 8.20 Calculation Steam Consumption ton/a 200,588 Calculation Steam Consumption ton/hr 24.60 Calculation Plant Derating % / year 0.5% Assumption Total Operating Time hours/a 8,154 Calculation Electricity production kWh/ann um 24,462,000 Calculation 8% Assumption Electricity own use Electricity own use kWh/a 1,956,960 Calculation Electricity sales to PLN kWh/a 22,505,040 Calculation Cost of Steam US$/ton 4.00 - 8.00 Assumption Cost of Steam Cent $/kWh 3.20 - 6.40 Calculation Annual increase of the steam cost % 2% Ulubelu Capital Cost (DIPA) Milyar Rp 55 DIPA US$/kW 1,930 Calculation US$/kW Capital Cost (1.500 - 2.500) 1300 - 2300 Assumption Equity for Capital Cost 30% Assumption Loan for Capital Cost 70% Assumption 15 Assumption Spread of payment first year Construction time 30% Assumption Spread of payment second year 70% Assumption Spread of payment third year 0% Assumption 7 Assumption Force outage 5% Assumption Availability 93% Calculation US$/kW/ a 7.80 Ref Markal Planned outage rate Fixed O & M Variable O & M 0,097 US$/kWh Rp 4,873,412,639 O & M Cost min 1% O & M Cost max Berikut adalah data keekonomian dari PLTP 3 MW di Kamojang. Minimum electricity price for sale years days/a US$/GJ 0.90 Ref Markal US$/kW h 0.0032 Calculation Cent $/kWh 0.45 Ref REPP US$/MW h 4.50 Cent $/kWh 0.70 US$/MW h 7.00 Cent $/kWh 9.70 US$/kW h 0.097 US$/MW h 97.00 Ref REPP Assumption Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 – ISSN 2085‐5869 29 Annual increase of the tariff 2% Assumption Exchange Rate Rp/US$ 9,500 Assumption MARR %/a 13.00% Assumption Contingency (from Total Interest) 5% Assumption Income Tax (Royalti) 25.00% Assumption Suku Bunga Kredit 12.00% Assumption Analisa Biaya Pembangkit Untuk menentukan biaya pembangkitan pada pembangkit listrik tenaga panas bumi di Kamojang, ada beberapa parameter yang harus diperhitungkan. Parameter-parameter tersebut adalah biaya modal, biaya operasi dan maintenance (O&M), Biaya bahan bakar (Fuel cost) serta biaya lingkungan. Tabel 3. Parameter PLTP Skala Kecil 3 MW Kamojang No Keterangan Value 1 2 3 3 4 5 Capital cost Fixed O&M Variable O&M Suku bunga Kredit Life time Installed Capacity 55 Milyar Rp 7.80 US$/kWh 0.0032 US$/kWh 12% 30 3 MW Kapasitas pembangkit 3 MW Untuk kapasitas pembangkit 3 MW dari perhitungan didapatkan harga listrik sebesar 0.097 US$/kWh dengan nilai Net Present Value sebesar Rp 4,873,412,639 pada kondisi Internal Of Return sebesar 1%. Tabel 4. Hasil Perhitungan Kapasitas Pembangkit 3 MW Harga Listrik IRR NPV (Rp) 0.97 Cent $/kWh 1% 4,873,412,639 Analisa Pay Back Period Pembangunan PLTP Kamojang 3 MW membutuhkan investasi awal sebesar Rp. 55 Milyar, dan pendapatan per tahunnya disesuaikan dengan harga jual listrik per KWh. Tabel 5. Payback period pada PLTP Kamojang No. 1 2 3 4 Harga Jual Listrik (Cent US$/kWh) 9.7 11 13 15 Pendapatan per Tahun (US$/kWh) 2,182,988.88 2,475,554.40 2,925,655.20 3,375,756.00 Pay back periode (tahun) 23 15 11 9 Aspek Lingkungan Lapangan Panas Bumi Kamojang Masyarakat dunia sudah semakin sadar dengan isu lingkungan. Kebijakan energi juga harus memperhatikan dengan sungguhsungguh mengenai perkembangan isu lingkungan. Prakiraan dampak penting dalam pembangunan PLTP Kamojang ini, diantaranya pada tahap perencanaan Pembangunan PLTP ini dikhawatirkan menimbulkan dampak keresahan sosial dan juga persepsi positif dan negatif pada masyarakat setempat akibat dari pembangunan PLTP Kamojang, upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan penyuluhan pada masyarakat setempat mengenai rencana kegiatan dan manfaat proyek terhadap lingkungan lokal. Pada tahap konstruksi ada beberapa masalah lingkungan yang perlu dijadikan pertimbangan, diantaranya adalah: • Pembangunan Kantor/Bengkel dan Base camp, komponen lingkungan yang terkena dampak antara lain Tanah, Air, Udara akibat dari limbah cair (oli), karena mencemari kualitas air dan udara, Upaya yang dilakukan membuat khusus untuk penampungan oli, membuat alat untuk pemisahan oli dan air dan menjual oli bekas kepada pembeli yang telah memiliki ijin. • Pembuatan Sumur juga berakibat buruk tehadap Udara dan Tanah, selain menimbulkan kebisingan juga degradasi sempadan sungai, upaya yang dilakukan menguragi kegiatan yang sifatnya berbenturan keras dengan sempadan sungai. Pada tahap operasi PLTP Kamojang juga menimbulkan beberapa dampak terhadap lingkungan diantaranya adalah: • Main Transformer dan Switchyard Berakibat kebisingan dan getaran, upaya yang dilakukan menetapkan batas maksimum kebisingan - kebisingan dan 30 Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 – ISSN 2085‐5869 Penggunaan alat Earplug atau Earmuff alat ini dapat mereduksi kebisingan khususnya tenaga kerja yang kontak langsung. • Water Supply dan Treatment, mempengaruhi kualitas dan kuantitas air di dalam tanah. Upaya yang perlu dilakukan adalah menjaga kuantitas air tanah dengan menginjekkan kemlai air yang sudah terkondensasi ke dalam tanah. • Selama beroperasi PLTP menghasilkan gas buang yang mengandung karbon (CO2), yang merupkan salah satu penyebab global warming. Akan tetapi jumlah gas karbon yang dihasilkan jauh lebih rendah dari pada pembangkit thermal lainnya. Pada tahap operasi ini pula PLTP Kamojang mempunyai dampak lingkungan yang sekarang menjadi pusat perhatian dunia, yaitu mengenai pemanasan global (global warming) yang diakibatkan dari gas CO2. Panas bumi termasuk energi terbarukan yang bersih lingkungan, akan tetapi PLTP juga masih menghasilkan CO2. Apabila dibandingkan dengan pembangkit listrik dengan tenaga fossil, maka PLTP mempunyai produksi CO2 yang lebih kecil dari pada pembangkit yang lainnya. Perlindungan terhadap kondisi lingkungan sangat diperlukan, hal ini dikarenakan lingkungan merupakan tempat sumber energi. Apabila lingkungannya rusak, maka sumber energi akan tercemar dan kontinuitas sumber energi tidak akan berlangsung. Dengan ratifikasi “kyoto protocol” menunjukkan komitmen negara maju terkait global warming untuk insentif atau carbon credit terhadap pembangunan (clean development mecahnism) berdasarkan seberapa besar pengurangan CO2 dibandingkan dengan base line yang telah ditetapkan. Penjualan carbon melalui mekanisme CDM (Clean Development Mechanism) bertujuan untuk mengurangi efek rumah kaca yang menyebankan pemanasan global diseluruh dunia. Selain itu sistem penjualan carbon dapat merangsang pengembangan energi terbarukan panas bumi. Gambar 6. Emisi Gas dari Bermacammacam Pembangkit Dari gambar grafik untuk pembangkit dengan bahan bakar panas bumi memiliki emisi yang paling rendah yaitu 100 kg/KWh. Tiap kg/MWH emisi yang dihasilkan didenda sebesar 4,5 cent./KWh. Karena PLTP memiliki 100 kg/KWh dengan batas rata-rata 728 kg/KWh maka sebaliknya akan mendapat CDM sebesar: 728 100 728 CDM 4,5 = 3,88 Cent = Rp. 388 Jadi pemasukan PLTP Kamojang 3 MW dari CDM adalah: = Rp. 388 x (1 x 3.000 kWh x 8154) = Rp. 949,1256 milyar Analisa Biaya Pembangkit Untuk menentukan biaya pembangkitan pada pembangkit listrik tenaga panas bumi di Kamojang, ada beberapa parameter yang harus diperhitungkan. Parameter-parameter tersebut adalah biaya modal, biaya operasi dan maintenance (O&M), biaya bahan bakar (fuel cost) serta biaya lingkungan. Tabel 6. Parameter PLTP Skala Kecil 3 MW Kamojang No Keterangan Value 1 Capital cost 55 Milyar Rp 2 Fixed O&M 7.80 US$/kWh 3 Variable O&M 0.0032 US$/kWh 4 Suku bunga Kredit 12% 5 Life time 30 6 Installed Capacity 3 MW Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 – ISSN 2085‐5869 31 Mengacu pada data diatas, maka didapat payback periodnya sebagai berikut: Tabel 7. Payback Period pada PLTP Kamojang Harga Jual Listrik (Cent US$/kWh) 9.7 11 13 15 Pendapatan per Tahun (US$/kWh) 2,182k 2,475k 2,925k 3,375k Pay back periode (tahun) 23 15 11 9 5. SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pembahasan mengenai perhitungan harga listrik pada lapangan panas bumi untuk kapasitas pembangkit 3 MW, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Dari hasil analisa keekonomian pada perhitungan harga listrik panas bumi ini menggunakan indikator Net Present Value dan Internal Rate Of Return proyek pembangunan PLTP 3 MW skala kecil di Kamojang ternyata tidak layak, karena nilai IRR < MARR. Bagi para investor yang ingin mendapatkan benefit/keuntungan yang besar, disarankan agar para investor membuat PLTP dengan Kapasitas atau Skala yang lebih besar. Karena yang ekonomisnya dalam usaha Pembangunan PLTP ini yaitu dengan kapasitas minimal 30 MW dengan tarif ideal diatas 15 cent/US$, sedangkan saat ini PLN hanya dapat membeli 9.70 cent/US$ dari PLN Geothermal. Diharapkan agar perkembangan energi panas bumi di Indonesia bisa maksimal dan memberikan konstribusi energi untuk kepentingan bangsa ini. DAFTAR PUSTAKA Azimudin, T. Kajian Ulang Model Konsepsi Reservoir Panas bumi Lapangan Lahendong-Sulawesi Utara, Laporan Intern PERTAMINA Area Panas bumi Lahendong. 1999. Badan Pengkajian Ekonomi, Keuangan, dan Kerjasama Internasional. Kajian Kebijakan Insentif Fiskal Untuk Mendorong In- vestasi Di Sektor Ketenagalistrikan. Januari 2006. Buku Potensi Panas Bumi di Indonesia, Status 2004. Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral. Tidak dipublikasikan. Buku Tahunan PT. PLN (Persero). Jakarta. 2010. Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral. Berita DJGSM: Pengembangan Energi Panas Bumi. Jakarta. 7 Januari 2004. Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2003 Tentang Panas Bumi. Gitman. Resiko yang Dihadapi oleh Perusahaan dalam Investasi. Jakarta. 2003. Harianto, Farid. Sudomo, Siswanto. Mendefinisikan Investasi. Jakarta. 1998. Kebijakan Energi Nasional 2003- 2020. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Mahmudsyah, Syariffuddin. Energi Panas Bumi. Surabaya. 2008. Marsudi, Djiteng. Pembangkitan Energi Listrik. Penerbit Erlangga. Jakarta. 2005. Partowidagdo, W. Economic Analysis of Geothermal Exploration Insurance in Indonesia. Department of Petroleum Engineering, ITB. 2004. Pedoman dan Pola Tetap Pengembangan Industri Ketenagalistrikan Nasional 20042020. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. 2003. Perusahaan Umum Listrik Negara. PLTP Kamojang Indonesia’s First Geothermal Power Plant. 1988. Santoso, Djoko. Pembangkitan Tenaga Listrik. Diktat Kuliah, Teknik Elektro ITS. Surabaya. 2006. Soemarto, Otto. Indonesia Dalam Kancah Lingkungan Global, PT. Gramedia, Jakarta. 1991. Wahyuningsih, R. Potensi dan Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumi di Indonesia, Kolokium Hasil Lapangan Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral. Jakarta. 2005. --------------------. Mekanisme Pembangunan Bersih (CDM). Kompas, Jakarta. 2003 --------------------- Protokol Kyoto: Implikasinya Bagi Negara Berkembang. Kompas, Jakarta. 2005. 32 Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 – ISSN 2085‐5869