perlindungan,pengupahan dan kesejahteraan perlindungan

advertisement
PERLINDUNGAN,PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAAN
(UNDANG UNDANG No : 13 TAHUN 2003)
PERLINDUNGAN
1.PENYANDANG CACAT
1. ANAK
2. PEREMPUAN
3. WAKTU KERJA
4. KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
1
1
PENYANDANG CACAT
Ps 67
1. Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja
penyandang cacad wajib memberikan perlindungan
sesuai dengan jenis dan derajat kecacatannya;
2. Pemberian perlindungan di laksanakan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
.
2
2
ANAK
Pasal 68 - 78
Pengusaha dilarang mempekerjakan anak di kecualikan
anak usia 13-15 tahun untuk pekerjaan yang ringan ,
tidak mengganggu perkembangan pisik ,mental dan
sosial .
Syarat :
Izin tertulis orang tua / wali, PK pengusaha dengan orang tua,
waktu kerja max 3 jam, pada siang hari, tidak mengganggu
sekolah, diperhatikan K3, hubungan kerja jelas, upah sesuai
ketentuan yang berlaku.
3
3
ANAK
( Lanjutan )
ƒ Anak dapat melakukan pekerjaan di tempat kerja
bila itu merupakan bagian dari kurikulum
pendidikan / pelatihan yg disyahkan pejabat.
ƒ Anak dimaksud paling sedikit berumur 14 th
ƒ Anak dapat melakukan pekerjaan untuk
mengembangkan bakat dan minatnya ( diatur dg
Kepmen )
4
4
ANAK
( Lanjutan )
1. Siapapun dilarang mempekerjakan dan melibatkan anak pada
pekerjaan-pekerjaan terburuk. Meliputi :
- bentuk perbudakan dan sejenisnya,
- pelacuran , pornografi, perjudian ;
- perdagangan minuman keras/ narkotika, obat
terlarang;
- pekerjaan yang membahayakan K3 ;
2. Jenis-jenis pekerjaan yg membahayakan kesehatan,
keselamatan atau moral anak ( diatur dg Kepmen );
3. Pemerintah berkewajiban melakukan upaya penanggulangan
anak yang bekerja di luar perusahaan.
5
5
PEREMPUAN
Ps 76
1. Pekerja/Buruh perempuan yg berumur kurang
dari 18 th di larang di pekerjakan antara pukul
23.00 s.d 07.00
2. Pengusaha dilarang mempekerjakan
pekerja/buruh Perempuan hamil yang menurut
keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan
dan keselamatan kandungannya maupun dirinya;
6
6
PEREMPUAN
( Lanjutan )
Pengusaha yang mempekerjakan Pekerja
Perempuan pukul 23.00 - 07.00 wajib :
- memberi makanan dan minuman yg
bergizi;
- menjaga kesusilaan dan keamanan
selama di tempat kerja;
- menyediakan angkutan antar jemput.
7
7
PEREMPUAN
( Lanjutan )
Pengusaha wajib menyediakan angkutan antar
jemput bagi pekerja/buruh perempuan yg
berangkat dan pulang bekerja antara pukul
23.00 s.d pukul 05.00
8
8
WAKTU KERJA
Ps 77
†Setiap Pengusaha wajib melaksanakan
ketentuan waktu kerja;
†Waktu kerja meliputi :
- 7 jam 1 hari dan 40 jam 1
minggu untuk 6 hari kerja dlm minggu;
- 8 jam 1 hari dan 40 jam satu minggu
untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu.
9
9
WAKTU KERJA
( lanjutan )
† Pengusaha yg mempekerjakan
pekerja/buruh melebihi waktu kerja harus
memenuhi syarat :
a. Ada persetujuan pekerja/buruh yang
bersangkutan ;b. Waktu kerja lembur paling banyak 3 jam
sehari dan 14 jam dlm 1 minggu ;
† Pengusaha yg mempekerjakan
pekerja/buruh melebihi waktu kerja wajib
membayar upah kerja lembur
10
10
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Pasal 86
1.Setiap pekerja/buruh mempunyai hak memperoleh perlindungan atas :
a. Keselamatan dan kesehatan kerja;
b. Moral dan kesusilaan; dan
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia sertanilai-nilai agama;
2. Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujutkan
produktifitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan
dan kesehatan kerja ( diatur dengan Undang-undang ) ;
11
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PASAL 87
1.
Setiap perusahaan wajib menerapkan sistim manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistim
manajemen perusahaan;
2.
Ketentuan mengenai penerapan sistim manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3 ) diatur dengan Peraturan Pemerintah ;
12
PENGUPAHAN
Ps 88
1. Setiap pekerja/ buruh berhak memperoleh penghasilan
yg memenuhi penghidupan yg layak bagi kemanusiaan ;
2. Untuk mewujutkan penghasilan yg memenuhi
penghidupan yg layak bagi kemanusiaan pemerintah
menetapkan kebijakan pengupahan yg melindungi
pekerja .
13
13
KEBIJAKAN PENGUPAHAN
1. Upah Minimum
2. Upah kerja lembur.
3. Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain /
berhalangan.
4. Upah waktu istirahat.
5. Bentuk dan cara pembayaran upah.
6. Denda dan potongan upah
7. Struktur dan skala upah
8. upah untuk pembayaran pesangon
9. Hal-hal yang diperhitungkan dengan upah
10. upah untuk perhitungan pajak.
14
14
KESEJAHTERAAN
(Pasal 99)
† Setiap pekerja/buruh dan keluarganya berhak untuk
memperoleh Jaminan sosial tenaga kerja;
† Jaminan sosial tenaga kerja di laksanaklan sesuai
peraturan perundangan yg berlku;
† Untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja
pengusaha wajib menyediakan fasilitas
kesejahteraan;
† Penyediaan fasilitas kesejahteraan dilaksanakan
dengan memperhatikan kebutuhan pekerja dan
ukuran kemampuan perusahaan.
15
15
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)
( UU RI No. 3 Tahun 1992)
Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah suatu perlindungan bagi
tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai
pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau
berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau
keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan
kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia.
Jamsostek sebagaimana dimaksud dalam PP terdiri
A. Jaminan berupa uang meliputi
- Jaminan kecelakaan Kerja
- Jaminan Kematian
- Jaminan hari tua
B. Jaminan berupa pelayanan, yaitu jaminan pemeliharaan
kesehatan
16
Kepesertaan Jamsostek
Pengusaha yang memperkerjakan tenaga
kerja sebanyak 10 (sepuluh) orang atau
lebih, atau membayar upah paling sedikit Rp.
1.000.000,- (satu juta rupiah) sebulan, wajib
mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam
program jaminan sosial tenaga kerja.
Kecuali bagi pengusaha yang telah
menyelenggarakan sendiri program tersebut
dengan manfaat yang lebih baik.
17
HUBUNGAN INDUSTRIAL
1.
2.
3.
4.
FUNGSI PEMERINTAH
MENETAPKAN KEBIJAKAN
MEMBERIKAN PELAYANAN
MELAKSANAKAN PENGAWASAN
MELAKUKAN PENINDAKAN TERHADAP
PELANGGARAN PERATURAN PER-UU-AN
KETENAGAKERJAAN
18
FUNGSI PEKERJA/ SERIKAT PEKERJA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
MENJALANKAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN
KEWAJIBANNYA.
MENJAGA KETERTIBAN DEMI
KELANGSUNGAN PRODUKSI.
MENYALURKAN ASPIRASI SECARA
DEMOKRATIS.
MENGEMBANGKAN KETRAMPILAN DAN
KEAHLIAN
IKUT MEMAJUKAN PERUSAHAAN.
MEMPERJUANGKAN KESEJAHTERAAN
ANGGOTA BESERTA KELUARGANYA.
19
FUNGSI PENGUSAHA/ ORGANISASI
PENGUSAHA
1.MENCIPTAKAN KEMITRAAN.
2.MENGEMBANGKAN USAHA.
3.MEMPERLUAS LAPANGAN KERJA.
4.MEMBERIKAN KESEJAHTERAAN
PEKERJA/BURUH SECARA
TERBUKA, DEMOKRATIS DAN
BERKEADILAN.
20
SARANA HUBUNGAN INDUSTRIAL
(Psl. 103, UU 13/2003)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH,
ORGANISASI PENGUSAHA,
LEMBAGA KERJASAMA BIPARTIT,
LEMBAGA KERJASAMA TRIPARTIT,
PERATURAN PERUSAHAAN,
PERJANJIAN KERJA BERSAMA,
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KETENAGAKERJAAN,
8. LEMBAGA PENYELESAIAN PERSELISIHAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL.
21
MOGOK KERJA
† Mogok kerja sebagai hak dasar pekerja/buruh dan serikat
pekeja/buruh di lakukan secara sah, tertib dan damai sebagai
akibat gagalnya perundingan.
† Sekurang-kurangnya dalam waktu 7 hari kerja sebelum
mogok kerja di laksanakan, pekerja/serikat pekerja wajib
memberitahukan secara tertulis kepada pengusaha dan instansi
yg bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat.
† Pemberitahuan sekurang-kurangnya memuat :
- waktu ( hari,tanggal, dan jam )
- tempat mogok kerja
- alasan dan sebab-sebab mogok kerja
- tanda tangan ketua dan sekretaris sebagai penanggung
jawab mogok kerja.
22
22
LOCK OUT
† Penutupan perusahaan (Lock Out) adalah hak dasar
pengusaha, dilakukan untuk menolak pekerja/ buruh sebagian
atau seluruhnya untuk menjalankan pekerjaan akibat gagalnya
perundingan.
† Pengusaha tidak dibenarkan melakukan penutupan perusahaan
sebagai tindakan balasan sehubungan adanya tuntutan normatif
dari pekerja/ buruh..
† Penutupan perusahaan dilarang pada perusahaan-perusahaan
pelayan umum dan atau jenis kegiatan yang membahayakan
keselamatan jiwa manusia seperti rumah sakit, pelayanan air
bersih , telekomonikasi, listrik, pengolahan minyak, dan kereta
api.
23
23
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
† Pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat buruh dan
pemerintah, dengan segala daya upaya harus mengusahakan agar
tidak terjadi PHK;
† Dalam hal PHK tidak dapat di hindari, maka maksud PHK harus di
rundingkan oleh pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh atau
dengan pekerja/buruh apabila pekerja/buruh tidak menjadi anggota
serikat pekerja serikat buruh;
† Dalam hal perundingan tidak menghasilkan persetujuan, pengusaha
hanya dapat memutuskan hubungan kerja dg pekerja/buruh setelah
memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian perselisihan
hubungan industrial ( diatur dg UU No 2 th 2004)
24
24
PEMBINAAN
† Pemerintah melakukan pembinaan
terhadap unsur-unsur dan kegiatan yang
berhubungan dengan ketenagakerjaan;
† Pembinaan dapat mengikutsertakan
organisasi pengusaha, Serikat Pekerja
dan organisasi profesi lainnya;
† Pembinaan dilaksanakan secara terpadu
dan terkoordinasi.
25
25
Download