PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL AL- QUR` AN TERHADAP WAKTU PULIH SADAR PADA ASUHAN KEPERAWATAN Ny EDENGAN TUMOR MAMMAE DEXTRADENGAN ANESTESI GENERAL DI RUANG MAWAR A12 RSUD dr SOEDIRAN MANGUN SOEMARSO WONOGIRI DI SUSUN OLEH: NURLIANA KHOIRIYAH NIM. P.13 104 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016 PEMBERIAN TERAPI MUROTTAL AL- QUR` AN TERHADAP WAKTU PULIH SADAR PADA ASUHAN KEPERAWATAN Ny E DENGAN TUMOR MAMMAE DEXTRA DENGAN ANESTESI GENERAL DI RUANG MAWAR A12 RSUD dr SOEDIRAN MANGUN SOEMARSO WONOGIRI KaryaTulisIlmiah UntukMemenuhi Salah SatuPersyaratan DalamMenyelesaikan Program Diploma III Keperawatan DI SUSUN OLEH: NURLIANA KHOIRIYAH NIM. P.13 104 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016 i ii iii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirant Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat, rahman dan karunia- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pemberian Terapi Murottal Al- Qur` an Terhadap Waktu Pulih Sadar Pada Asuhan Keperawatan Ny E dengan Tumor Mammae Dextra dengan Anestesi General di Ruang Mawar A 12 di RSUD dr Soediran Mangun Somarso Wonogiri”. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi- tingginya kepada yang terhormat: 1. Ns. Wahyu Rima Agustin M. Kep, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan kesempatan untuk membina ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ns. Meri Oktariani M.Kep, selaku Ketua Program Studi D III Keperawatan dan selaku penguji 1 yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta dan telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan- masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini. 3. Ns. Alfyana Nadya R. M.Kep, selaku Sekertaris Program Studi D III Keperawatan yang telah memberikan kesempatan dan arahan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta. 4. Ns. S. Dwi Sulisetyawati, M.Kep, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji 2 yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan- masukan, inspirasi, perasaan nyamaan dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasanya serta ilmu yang bermanfaat. iv 6. Kedua orangtuaku, (Bapak Jaelani S.Pd dan Ibu Sri Sunarni, MP.dI) yang selaku menjadi inspirasi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan. 7. Saudara- saudaraku Luthfi dan Richard yang telah memberikan semangat dan dukungan untuk menyelesaikan Tugas Akhir Karya Tulis Ilmiah ini. 8. Teman- teman lima Icond Nurhalimah, Pipit Siti Nurlely, Ratih Eka Sryanti dan Septia Handayani yang telah memberikan semangat dan dukungan moril dan spiritual untuk menyelesaikan Tugas Akhir Karya Tulis Ilmiah ini. 9. Teman- teman Khususnya Usi Nurmualimah, Rustam Efendi Mahasiswa Program Studi D III Keperawatan Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu- persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual. Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan. Amin Surakarta, 10 Mei 2016 Nurliana v DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME .................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................... iv DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................. 1 B. Tujuan Penulisan .............................................................. 7 C. Manfaat Penulisan ............................................................ 8 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 10 A. Tinjauan Teori ................................................................... 10 1. Kanker Payudara .......................................................... 10 2. Asuhan Keperawatan .................................................. 26 3. Ansietas ...................................................................... 34 4. Waktu Pulih Sadar ....................................................... 39 5. Murottal Al- Qur` an ................................................... 41 B. Kerangka Teori .................................................................. 46 METODE PENULISAN APLIKASI RISET ........................... 47 A. Subyek Aplikasi Riset ...................................................... 47 B. Tempat dan Waktu ........................................................... 47 C. Media dan Alat yang digunakan ....................................... 47 D. Prosedur Tindakan ............................................................ 48 E. Alat Ukur .......................................................................... 49 BAB II BAB III vi BAB IV BAB V BAB VI LAPORAN KASUS ................................................................. 53 A. Identitas ........................................................................... 53 B. Pengkajian ......................................................................... 53 C. Daftar Perumusan Masalah .............................................. 61 D. Perencanaan ...................................................................... 63 E. Implementasi .................................................................... 66 F. Evaluasi ............................................................................ 73 PEMBAHASAN ....................................................................... 78 A. Pengkajian ......................................................................... 78 B. Perumusan Masalah Keperawatan ...................................... 80 C. Perencanaan ....................................................................... 84 D. Implementasi ..................................................................... 88 E. Evaluasi ............................................................................. 95 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 98 A. Kesimpulan ........................................................................ 98 B. Saran .................................................................................. 100 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP vii DAFTAR TABEL 1. Tabel Halaman 3.1 Alderete Score ............................................................. 49 2. Tabel 3.2 HRS- A ....................................................................... viii 50 DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................ 46 2. Gambar 4.1 Genogram ................................................................. ix 55 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Keterangan 1 Lembar Konsul 2 Jurnal Utama 3 Jurnal Pendamping 4 Usulan Judul 5 Daftar Riwayat Hidup 6 Asuhan Keperawatan 7 Logbook 8 Format Pendelegasian Pasien 9 Lembar Penilaian Alderete Score 10 Lembar Observasi 11 Lembar Skala Nyeri 12 Lembar Koesioner Kecemasan 13 Surat Pernyataan x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker menyerang siapa saja baik pria maupun wanita, anak-anak ataupun dewasa. Banyak sekali jenis kanker yang menyerang manusia, namun ada beberapa jenis kanker sering menyerang pada jenis kelamin, atau umur tertentu contohnya pria yaitu kanker paru, kanker kolorektal, kanker prostat, kanker hati dan nasopharing. Jenis kanker yang sering dialami oleh wanita adalah kanker payudara, kanker leher rahim, kanker kolorektal, kanker ovarium, kanker paru. Sedangkan kanker yang sering terjadi pada anak-anak adalah kanker retinoblastoma, kanker darah (Mansjoer, 2007) Kanker termasuk salah satu penyakit tidak menular yang cenderung terus meningkat setiap tahunnya, sehingga dapat dikatakan bahwa beban yang harus ditanggung dunia akibat penyakit tersebut juga semakin meningkat (Depkes, 2009). Kanker adalah kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Kanker bisa terjadi dari berbagai sel dalam tubuh seperti kulit, hati, darah, otak, payudara dan berbagai macam lainnya. Sejalan dengan pertumbuhan dan perkmbanganbiakanya, sel- sel kanker membentuk suatu masa dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan di dekatnya (invasif) dan 1 2 bisamenyebar (metastasi) ke seluruh tubuh (Sarjadi, 2000) dikutip pada Kanita, Ina..2012. Gambaran Pengetahuan tentang kanker Payudara dan Pola konsumsi Isoflavon. Program Pasca Sarjana. Jakarta. Kanker Payudara merupakan penyebab kematian kedua akibat kanker pada wanita setelah kanker mulut rahim dan merupakan kanker yang paling banyak terjadi pada wanita. Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel sel jaringan payudara. Satu dari tiga orang di dunia akan terkena sejenis kanker selama hidup mereka dan pada wanita kemungkinan besarnya adalah kanker payudara. Lebih dari 25% wanita yang didiagnosis kanker (satu diantara empat) adalah kanker payudara (Olfah dkk, 2013). Menurut data WHO tahun 2013, insidens kanker meningkat dari 12,7 juta kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012. Sedangkan jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada tahun 2012. Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di dunia sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskular. Diperkirakan pada 2030 insidens kanker dapat mencapai 26 juta orang dan 17 juta di antaranya meninggal akibat kanker, terlebih untuk negara miskin dan berkembang kejadiannya akan lebih cepat (Riskesdas, 2013). Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau 3 sekitar 330.000 orang. Kanker tertinggi di Indonesia pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher rahim. Sedangkan pada laki-laki adalah kanker paru dan kanker kolorektal. Berdasarkan estimasi Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2012, insidens kanker payudara sebesar 40 per 100.000 perempuan, kanker leher rahim 17 per 100.000 perempuan, kanker paru 26 per 100.000 laki-laki, kanker kolorektal 16 per 100.000 laki-laki. Berdasarkan datra Sistem Informasi Rumah Sakit 2010, kasus rawat inap kanker payudara 12.014 kasus (28,7%), kanker leher rahim 5.349 kasus (12,8%) (Riskesdas, 2013). Faktor faktor resiko yang diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara dan sudah diterima secara luas oleh kalangan pakar kanker (oncologist)di dunia yaitu usia, tidak kawin, umur pertama melahirkan, usia menarche, usia menopause, riwayat penyakit, riwayat keluarga, kontrasepsi oral.Insiden Kanker di Indonesia masih belum diketahui secara pasti karena belum ada registrasi kanker berbasis populasi yang dilaksanakan (Rasjidi, 2009). Sejumlah studi memperlihatkan bahwa deteksi kanker payudara dan terapi dini dapat meningkatkan harapan hidup dan memberikan pilihan terapi lebih banyak pada pasien. Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari yang bisa dilakukan sendiri yaitu Periksa Payudara Sendiri (SADARI) sampai yang dilakukan bantuan tenaga medis yaitu Mamografi, Thermografi dan USG (Ultasonography) (Suryaningsih & Sukaca, 2009). 4 Penatalaksanaan pada pasien Kanker Payudara bisa dilakukan secara Farmakologis dan Nonfarmakologis. Tindakan Farmakologis yaitu dilakukan dengan pembedahan, kemoterapi, terapi hormone, terapi radiasi, dan terapi imunologi. Tumor primer pada umumnya disembuhkan dengan pembedahan. Pembedahan ini terdiri dari mengangkat tumor (lumpectomy) dan mengangkat sebagian atau seluruh payudara yang mengandung sel kanker (mastectomy) (Olfah dkk, 2013). Didalam ilmu keperawatan ada berbagai macam bentuk terapi nonfarmakologis adalah dengan pemberian terapi Musik dan Murottal AlQur` an, yang dapat menurunkan nyeri fisiologis, dengan mengalihkan perhatian seseorang dari nyeri. Perawat dapat menggunakan musik dengan kreatif diberbagai situasi klinik (Potter & Perry, 2006). Terapi religi dapat mempercepat penyembuhan, hal ini telah dibukikan oleh berbagai ahli seperti yang telah dilakukan Ahmad al Khadi, Direktur Utama Islamic Medicine Institute for Education and Research di Florida, Amerika Serikat. Dalam konferensi tahunan ke XVII Ikatan Dokter Amerika, wilayah Missuori AS, Ahmad Al Kadhi melakukan presentasi tentang hasil penelitianya dengan tema pengaruh Al- Qur` an pada manusia dalam perspektif fisiologi dan psikologi. Hasil penelitian tersebut menunjukan hasil positif bahwa mendengarkan ayat suci Al- Qur‘ an memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan ketegangan urat saraf reflektif dan hasil ini tercatat dan terukur secara kuantitatif dan kualitatif oleh sebuah alat berbasis komputer. 5 Terapi murottal merupakan terapi yang dapat memberikan dampak psikologis kearah positif ketika murottal diperdengarkan.Terapi murottal merupakanterapi yang dapat memberikandampak psikologis kearah positifketika murottal diperdengarkan.Persepsi akan ditentukan olehsemua yang terakumulasi, keinginan hasrat, kebutuhan, dan praanggapan (Gusmirah, 2005). Dalam terapi Murottal ini menggunakan surah Arrahman memiliki arti yang pendek sehingga akan sangat mudah diterima oleh indra pendengaran. Dengan terapiMurottal Al- Qur’an makakualitas kesadaran dankeyakinannya akan Tuhan akanmeningkat, baik orang tersebutmemahami makna Al- Qur’an atau tidak (MacGregor, 2001) dipublikasikan pada jurnal Pengaruh Pemberian Terapi Murottal Al- Qur` an terhadap Waktu Pulih Sadar Pasien Kanker Payudara dengan Anestesi General oleh Moh. Al Khoif Billah. Pada Pasien Kanker Payudara dilakukan tindakan Farmakologis. Salah satu tindakan Farmakologis yaitu Pembedahan atau operasi, pada saat proses Pembedahan dilakukan tindakan Anestesi. Anestesi diklasifikasikan kedalam anestesi umum dan anestesi lokal. Anestesi umum menekan pada sistem saraf pusat, mengurangi nyeri dan menyebabkan hilangnya kesadaran.Anestesi yang pertama Nitrous Oksida(gas gelak) dipakai untuk pembedahan sekitar pada tahun 1800. Anestesi umum ialah salah satu carapenghilang rasa sakit saat akanmenjalani operasi diikuti denganhilangnya kesadaran (Keat., et al,2013) dipublikasikan pada jurnal Pengaruh Pemberian Terapi Murottal 6 Al- Qur`an terhadap Waktu Pulih Sadar Pasien Kanker Payudara dengan Anestesi General oleh Moh. Al Khoif Billah. Salah satu komplikasi pada Pasien Kanker Payudara yang diberikan Anestesi mempunyai Efek fisiologis yang ditimbulkan tubuh seseorang dalam menjalani operasi berbeda-beda, tergantung dari kondisi fisik pasien, Jenis anestesi yang dipakai, Jenis obat yang diberikan, dan juga banyaknya dosis yang diberikan. Semua hal itu dapat berpengaruh terhadap waktu pulih sadar pasien post operasi, Berdasarkan Penalitian yang dilakukan oleh Azhar, 2015 yang berjudul Pemberian Terapi Musik Klasik: Mozart Terhadap Waktu Pulih Sadar Pasien Kanker Payudara dengan Anestesi General Pulih Sadar adalah bangun dari efek obat anestesi setelah proses pembedahan dilakukan (Jurnal Barone, 2004). Waktu Pulih sadar merupakan Waktu yang dibutuhkan seseorang untuk sadar dari anestesi itu menghilang. Berdasarkan Penalitian yang dilakukan oleh Azhar, 2015 yang berjudul Pemberian Terapi Musik Klasik: Mozart Terhadap Waktu Pulih Sadar Pasien Kanker Payudara dengan Anestesi General. Dalam Jurnal Pengaruh pemberian Terapi Murottal Al- Qur` an surah Ar- rahman selama 15 menit setelah itu diukur waktu pulih sadarnya menggunakan aldrete score. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan independent sample test. Hasil yang diperoleh nilai yang signifikan (pValue) 0,036 (p-0,05) sehingga terdapat pengaruh terapi murottal Al- Qur` an terhadap waktu pulih sadar pasien kanker payudara dengan anestesi 7 general. Kesimpuannya adalah ada pengaruh terapi murottal Al- Qur` an terhadap waktu pulih sadar pasien kanker payudara dengan anestesi general. Berdasarkan Latar Belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan Implementasi hasil penelitian tentang Pemberian Terapi Murottal Al- Qur` an dalam penulisann Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pemberian Terapi Murottal Al- Qur` an Terhadap Waktu Pulih Sadar Pasien Kanker Payudara dengan Anestesi General”. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Mengaplikasikan tindakan Terapi Murottal Al- Qur` an: terhadap waktu pulih sadar pasien kanker payudara dengan Anestesi General. 2. Tujuan Khusus a. Penulis mampu melakukan Pengkajian pada Pasien dengan Kanker Payudara. b. Penulis mampu merumuskan Diagnosa Keperawatan pada Pasien dengan Kanker Payudara. c. Penulis mampu menyusun Intervensi pada Pasien dengan Kanker Payudara. d. Penulis mampu melakukan Implementasi pada Pasien dengan Kanker Payudara. e. Penulis mampu melakukan Evaluasi pada Pasien dengan Kanker Payudara. 8 f. Penulis mampu Menganalisa hasil pemberian Terapi Murottal AlQur` an terhadap waktu pulih sadar pasien Kanker Payudara. C. Manfaat Penulisan 1. Bagi Rumah Sakit Manfaat karya tulis ilmiahini dapat digunakan sebagaiasuhankeperawatan bagi pasien khususnya dengan Pasien Kanker payudara . Selain itu dapat jugamelakukanpencegahan dengan memberikan penyuluhan kesehatan atau pendidikankesehatankepada pasien Pasien Kanker payudara. 2. Bagi Profesi Keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan, sumber pengetahuan dan acuan bagi perawat dalam memberikan informasi dan asuhan keperawatan yang komperhensif terhadap penderita dan masyarakat dalam upaya deteksi dini atau pengendalian kanker payudara. 3. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan motivasi kepada penderita kanker payudara tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan diagnosa kanker payudara yang dialaminya agar penderita mampu hidup lebih baik serta dapat berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat baik sosial maupun ekonomi. 9 4. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan diagnosa pada penderita kanker payudara yang ditinjau dari aspek pengetahuan, pola hidup sehat sakit, dan fasilitas pelayanan kesehatan pada penderita kanker payudara. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kanker Payudara a. Definisi Pada zaman purbakala, kanker sudah dikenal oleh orangorangyang mahir melaksanakan observasi dan mereka menyebutnyacancerdalam bahasa latincancri (crab), artinya kepiting. Diartikan demikiankarena dapat mengadakan penyebaranseperti kepiting yang punya banyakkaki. (Mary 2008).Tumor ganas atau kanker dianggap sebagai pertumbuhan sel yangtidak terkendali, karena itu secara patologik tumor ganas disebut sebagaipenyakit sel. Tetapi kita juga menyadari bahwa pertumbuhan sel secaratidak terkendali menyebabkann sel-sel tersebut membentuk massa yangkemudian menginfiltrasi organ dan mengganggu fungsinya, karena itukanker juga dapat disebut penyakit organ (Kresno 2007). Kanker Payudara merupakan Tumor ganas pada Payudara atau salah satu Payudara,Kanker Payudara juga merupakan benjolan atau massa tunggal yang sering terdapat di daerah kuadrant atas bagian luar, benjolan ini keras dan bentuknya tidak berantakan dan dapat digerakan (Olfah dkk, 2013). 10 11 Kanker Payudara (Carcinoma Mammae) adalah suatu Penyakit Neoplasma ganas yang berasal dari Parenchyma (Masjoer dkk, 2003). Jaringan Payudara terdiri dari Kelenjar susu(kelenjar Pembuat air susu), salurn kelenjar (saluran air susu),dan Jaringan Penunjang Payudara (Olfah dkk, 2013). b. Penyebab Kanker Payudara Penyebab Kanker Payudara menurut Olfah, Dra Ni Ketut dan Atik (2013) yaitu: 1) Usia Wanita yang berumur lebih dari 30 tahun mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk mendapat kanker Payudara dan Resiko ini akan bertambah sampai umur 50 tahun dan setelah Menopause. 2) Lokasi geografis dan Ras Eropa Barat dan Amerika Utara lebih dari 6-10 kali keturunan amerika utara perempuan Afrika-Amerika sebelum usia 40 tahun. 3) Riwayat keluarga atau genetik Wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker Payudara beresiko 2-3 kali lebih besar,sedangkan apabila yang terkena bukan saudara perempuan maka resiko menjadi 6 kali lebih tinggi.Pada masyarakat umum yang tidak dapat memeriksa gen dan faktor proliferasinya, maka riwayat kanker pada keluarga 12 merupakan salah satu faktor resiko terjadinya kanker payudara, adalah: (Rasjidi, 2009) a) Tiga atau lebih keluarga dari sisi keluarga yang sama terkena kanker payudara atau ovarium. b) Dua atau lebih keluarga dari sisi yang sama terkena kanker payudara atau ovarium usia dibawah 40 tahun. c) Adanya keluarga dari sisi yang sama terkena kanker payudara dan ovarium. d) Adanya riwayat kanker payudara bilateral pada keluarga. e) Adanya riwayat kanker payudara pada pria dalam keluarga. 4) Faktor Reproduksi a) Status Perkawinan Perempuan tidak menikah 50% lebih sering terkena kanker Payudara. b) Paritas Wanita yang melahirkan anak pertama setelah usia 30 tahun atau yang belum pernah melahirkan memilikiresiko lebih besar dari pada yang melahirkan anak pertama di usia belasan tahun. c) Riwayat Menstruasi Wanita yang mengalami menstruasi pertama (menarche) pada usia kurang dari 12 tahun memiliki resiko 1,7 hingga 3,4 kali lebih besar dari pada wanita dengan menarche yang datang pada usia lebih dari 12 tahun. Wanita dengan menopause 13 terlambat yaitu pada usia lebih dari 50 tahun memiliki resiko 2,5 hingga 5 kali lipat lebih tinggi (Olafah dkk, 2013). 5) Obesitas Obesitas atau setiap penambahan 10 kg maka 80% lebih besar terkena kanker Payudara (Olfah dkk, 2013). Peningkatan berat badan wanita pasca menopausemeningkatkan resiko terkena kanker payudara. Setelahmenopause, ketika ovarium berhenti memproduksi hormonesterogen, jaringan lemak merupakan tempat utama dalammemproduksi esterogen endogen. Oleh karena itu, wanitadengan berat badan berlebih dan BMI yang tinggi mempunyai level esterogen yang tinggi(Rasjidi, 2009). 6) Faktor psikologis Stresor atau perubahan dalam hidup seseorang seperti perkawinan, perceraian, menjadi orang tua, kematian seseorang yang berarti dalam hidupnya dan seterusnya dapat menjadi faktor dalam perkembangan kanker. Efek status emosi atau status psikologis seseorang pada sistem imun atau sistem hormon belum dapat dipastikan dengan jelas. Mungkin penelitian yang lebih lanjut mengenai psikoneuroimunologi dapat memberikan kejelasan mengenai interaksi tersebut. Dikatakan bahwa seseorang yang memiliki kebutuhan dukungan sosial tinggi, tetapi tidak memperolehnya adalah orang yang lebih beresiko kanker dari pada orang yang kebutuhannya minimal atau rendah (Mary, 2008). 14 7) Intake alkohol Hubungan antara peningkatan resiko kanker payudara dengan intake alkohol lebih kuat didapat pada wanita post menopause, hal ini dikarenakan alkohol dapat menyebabkan hiperinsulinemia yang akan merangsang faktor pertumbuhan pada jaringan payudara (insuline-ike growth factor) (Rasjidi, 2009). Faktor berdasarkan tingkat resiko terkait dengan kanker Payudara yang terdiri dari: (Olfah dkk, 2013). 1) Resiko Tinggi a) Usia lanjut b) Anak pertama lahir sesudah berumur 30 tahun. c) Ikatan keluarga dekat (Ibu, Kanker, Bibi dari Ibu) Menderita kanker Payudara. d) Riwayat tumor Payudara. e) Diagnosa sebelumnya Kanker Payudara. 2) Resiko Sedang a) Menstruasi dini (sebelum umur 12 tahun). b) Menopause lambat (sesudah umur 50 tahun). c) Penggunaan hormon pada gejala Menopause. d) Terkena Radiasi berlebihan di bawah umur 35 tahun. e) Mempunyai riwayat Kanker uterus, Ovarium, atau kolon. 3) Kemungkinan Beresiko a) Penggunaan reserpin prolaktin dalam waktu lama. 15 b) Kegemukan,konsumsi lemak berlebihan. c) Stress Psikologi kronik. c. Patofisiologi Sel abnormal membentuk klon dan mulai berproliferasi secara abnormal, mengabaikan sinyal yang mengatur pertumbuhan dalamlingkungan sel tersebut. Kemudian dicapai suatu tahap dimana selmendapatkan ciri- ciri invasif, dan terjadi perubahan pada jaringansekitarnya. Sel- sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh- pembuluh darah, melalui pembuluh darahtersebut sel- sel dapat terbawake area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase (penyebaran kanker) pada bagian tubuh yang lain.Neoplasiaadalah suatu proses pertumbuhan sel yang tidak terkontrol yang tidakmengikuti tuntutan fisiologik, yang dapat disebut benigna atau maligna.Pertumbuhan sel yang tidak terkontrol dapat disebabkan oleh berbagaifaktor, faktor- faktor yang dapat menyebabkan kanker biasanya disebutdengankarsinogenesis. Transformasi maligna diduga mempunyai sedikitnya tiga tahapanproses seluler, diantaranya yaituinsiasidimana insiator atau karsinogenmelepaskan menyebabkan mekanisme perubahan dalam enzimatik struktur normal genetik dan asam deoksiribonukleat seluler (DNA),promosidimana terjadi pemejanan berulang terhadap agens yang mempromosikandan menyebabkan ekspresi informasi abnormal atau genetik mutan bahkansetelah 16 periode laten yang lama,progresidimana sel- sel yang telahmengalami perubahan bentuk selama insiasi dan promosi mulaimenginvasi jaringan yang berdekatan dan bermetastase menunjukkanperilaku maligna (Brunner & Suddarth, 2002). Metastase adalah transplantasi sel- sel ganas dari organ yang satuke organ yang lain. Proses metastasis tidak terjadi secara acakacakan atausembarang, tetapi merupakan susunan kejadian yang rumit. Sekitar 30%tumor padat (malignan) telah bermetastasis ketika kanker terdiagnosis.Sel- sel mempunyai kemampuan yang lebih unik daripada sel- sel yangnormal, yakni sel- sel kanker dapat bergerak ke jaringan lain tanpaterkendali. Penyebaran ke jaringan sekitar dapat menimbulkan perdarahan,nekrosis, pembentukan ulkus, dan penggantian dengan jaringan fibrotik.Hal ini dapat menimbulkan gumpalan yang besar, berakar di tempat (tidakdapat digerakkan dengan palpasi), kadang- kadang timbul ulkus denganperdarahan, serta menyebabkan distorsi pada struktur dan penarikan kulitsekitar seperti yang tampak pada kanker payudara. Infiltrasi setempatdapat disertai dengan infeksi (Mary, 2008). d. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala umum yang menjadi keluhan terdiri dari keluhan yang menjadi keluhan terdiri dari keluhan benjolan atau massa di payudara, rasa sakit, keluar cairan dari punting susu, timbulnya kelainan kulit, (dimpling, kemerahan, ulserasi, peau d’orange), 17 pembesaran kelenjar getah bening atau tanda metastasis jauh (Olfah dkk, 2013). Sedangkan jika berdasarkan fasenya tanda dan gejala kanker payudara terdiri dari: (Olfah dkk, 2013). 1) Fase awal Kanker Payudara asimptomatik (tanpa tanda gejala ). Tanda dan gejala yang paling umum adalah benjolan dan penebalan pada payudara. Kebanyakan sekitar 90% ditemukan olehpenderita sendiri. Pada stadium dini, kanker payudara tidak menimbulkan keluhan. 2) Fase Lanjut a) Bentuk dan Ukuran Payudara berubah, berbeda dari yang sebelumnya. b) Luka pada Payudara sudah lama tidak sembuh walau sudah diobati. c) Eksim pada putting Payudara dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh walau diobati. d) Puting susu sakit, keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting atau keluar cairan air susu pada wanita yang sedang hamil atau tidak menyusui. e) Putting susu tertarik kedalam. f) Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (peud d’orange) 18 3) Metastase luas, berupa: a) Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal. b) Hasil rontgen thorax abnormal dengan atau tanpa efusi pleura. c) Peningkatan Alkali fosfastaseatau nyeri tulang berkaitan dengan penyebaran ke tulang. d) Fungsi hati abnormal. Sedangkan jika berdasarkan berat dan ringannya terdiri dari berbagai Stadium yaitu: 1) Stadium I Tumor terbatas pada Payudara dengan ukuran < 2m, tidak terfikasi pada kulit atau otot pektoralis, tanpa dugaan metastasis aksila. 2) Stadium II Tumor dengan diameter < 2cm dengan metastasis aksila atau tumor dengan diameter 2-5 cm dengan tanpa metastasis aksila. 3) Stadium III a Tumor dengan diameter >5 cm tapi msasih bebas dari jaringan sekitarnya dengan atau tanpa metastasis aksila yang masih bebas satu sama lainnya atau tumor dengan metastasis aksila yang melekat. 4) Stadium III b Tumor dengan metastasis infra atau supra klavikula atau tumor yang telah menginfiltrasi kulit atau dinding toraks. 19 5) Stadium IV Tumor yang telah mengadakan metastasis jauh (Olfah dkk, 2013). e. Penatalaksanaaan 1) Pencegahan a) Pencegahan Primer Pencegahan primer adalah pencegahan yang paling utama. Caranya adalah dengan upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat (Suryaningsih dkk, 2009). Hal-1hal yang dapat dilakukan dengan pencegahan primer, yaitu : (1) Pahami keadaan diri anda. (2) Mengatur usia reproduksi. (3) Berikan ASI pada anak anda. (4) Menjaga berat badan. (5) Hindari alkohol dan rokok. (6) Diet makanan sehat / kurangi lemak Menghindari stress. (7) Olahraga. (8) Makanan lebih banyak buah dan sayuran. (9) Cukupi kebutuhan vitamin D (Nurcahyo dkk, 2010) 20 b) Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara.Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini melalui beberapa metode seperti mammografi atau SADARI (periksa payudara sendiri) (Olfah dkk, 2013). (1) Pengertian Sadari adalah Pemeriksaan Payudara sendiri yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kanker dalam payudara wanita. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan cermin dan dilakukan oleh wanita yang berumur 20 tahun ke atas (Olfah dkk, 2013). (2) Tujuan Tujuan SADARI yaitu untuk mendeteksi dini sedini mungkin ada tidaknya kanker dalam 33 payudara wanita (Olfah dkk, 2013). (3) Waktu SADARI (a) Waktu terbaik untuk melakukan SADARI minimal satu kali dalam sebulan, dilakukan pada hari ke 7 sampai ke 10 dari awal mula haid, atau 3 hari setelah haid berhenti (Olfah dkk, 2013). (b)Waktu ±10 menit, setiap bulan periksa payudara. 21 c) Pencegahan Tertier Pencegahan ini ditujukan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara dan penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan : (a) Operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. (b) Tindakan kemoterapi dengan sitostatika. (c) Pada stadium tertentu, pengobatan diberikan hanya berupa simptomatik. (d) Dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif. (Suryaningsih dkk, 2009) 2) Pengobatan Terapi primermenyatakan tujuan dariterapi primer atau pembedahan adalah untuk mengangkat seluruhtumor atau sebanyak mungkin yang dapat diangkat dan semuajaringan sekitarnya yang terkena. Jenis pembedahan yang dapat dilakukan adalah: Bruner & Suddarth, 2002Berdasarkan Skripsi Frida (2012) yang berjudul”Hubungan Pengetahuan Deteksi dini (SADARI) dengan Keterlambatan Pemerikaan”. Penderita Kanker payudara Melakukan 22 (1) Bedah diagnostik Bedah diagnostik dilakukan untuk mendapatkan biopsi(eksisi jaringan yang di curigai) untuk menganalisa jaringandan sel- sel yang di duga ganas. Metode biopsi yang umumdigunakan adalah metode eksisi (digunakan untukmendapatkan biopsi jaringan yang mudah dijangkau), insisi(digunakan untuk massa tumor yang terlalu besar untuk diangkat), dan biopsi jarum (digunakan untuk mendapatkansampel massa yang dicurigai yang dengan mudah dapat dijangkau). (2) Bedah profolaktik Bedah jaringanatau profilaktik organ melibatkan nonvital yang pengangkatan mungkin untuk terjadinya kanker.Prosedur bedah yang digunakan adalah kolektomi danmastektomi. (3) Bedah paliatif Bedah paliatif untukmenghilangkan dilakukan komplikasi sebagai dari kanker. usaha Tipe pembedahan inidirancang untuk meredakan nyeri yang berat, menghilangkanobstruksi, dan mastektomi sederhana untuk penyakit payudaraulseratif. 23 (4) Bedah rekonstruktif Bedah rekonstruktif dilakukan dalam upaya untukmemperbaiki fungsi atau memperoleh suatu efek kosmetikyang di kehendaki. a) Terapi radiasi Dalam terapi radiasi, radiasi ionisasi digunakan untukmengganggu pertumbuhan seluler. Terapi radiasi juga dapatdigunakan untuk mengontrol penyakit malignasi bila tumor tidakdapat di angkat secara pembedahan atau bila ada metastasis padanodus lokal.Tumor radiosensitifadalah tumor yang dapatdihancurkan oleh dosis radiasi yang masih memungkinkan selnormal untuk beregenerasi dalam jaringan normal. Radiasi dapat diberikan pada letak tumor baik dengan mekanisme eksternal atauinternal, dimana implantasi radiasi internal ataubrachytherapydigunakan untuk memberikan radiasi dosis tinggi ke area yangterlokalisir. b) Terapi sistemik Terapi sistemikatau yang sering disebut dengan kemoterapiadalah diberikan pengobatan secara menggunakan oralmaupun disuntikkan. obat yang Kemoterapi umumnya menggunakan obatdosis tinggi yang bekerja didalam sel. Kemoterapi bertujuanmenghambat atau 24 melemahkan sel kanker bahkan dapat mematikansel kanker (Nurcahyo 2010, h. 112). c) Terapi fotomedik Terapi fotomedik atau fototerapi adalah pengobatan kankeryang menggunakan senyawa fotosintesis seperti photofrin.Senyawafotosintesis diberikan secara intravena yang akan tertahan dalamkonsentrasi yang lebih tinggi dalam jaringan maligna dibandingjaringan normal, kemudian senyawa tersebut diaktifkan denganpenyinaran menggunakan sinar laser yang akan mennimbulkanmolekul oksigen singlet yang aktif dan bersifat sitotoksik. Karenasenyawa tersebut banyak tertahan pada jaringan maligna makasitotoksik yang lebih selektif dapat dicapai dengan kerusakanminimal terhadap jaringan normal. d) Terapi gen Terapi gen adalah terhadappengobatan kanker. pendekatan Tujuan terapi revolusioner ini adalah didasarkan padapengetahuan bahwa banyak kanker mungkin diakibatkan oleh perubahan dalam gen yang spesifik. e) Terapi hormon Beberapa sel kanker menunjukan reaksi positif terhadaphormon tertentu. Ada yang progesteron receptor, ada pula esterogenreseptor. Sel kanker semacam itu tumbuh cepat 25 apabila mendapatasupan hormon tersebut. Jika terjadi kasus seperti ini makadiperlukan terapi hormon (Nurcahyo, 2010). f) Targeted theraphy Targeted theraphy adalah pemberian obat yang secara khusus ditargetkan untuk menghambat pertumbuhan protein tertentu. Adabeberapa jenis sel kanker yang merupakan sekumpulan senyawaprotein yang terus tumbuh membesar dan menjalar (Nurcahyo, 2010). Tindakan Operatif tergantung pada stadium kanker yaitu: (Olfah dkk, 2013). 1) Stadium I dan II dilakukan mastektomi radikal, kemudian apriksa KGB, bila ada metastasis dilanjutkan dengan radiasi regional kemoterapi ajuvan. Dapat pula dilakukan mestektomi simplek yang harus diikuti radiasi tumor bed dan daerah KGB regional. 2) Pada Stadium III a dilakukan mestektomi radikal ditambah kemoterapi ajuvan, atau mastektomi simpleks ditambah radioterapi pada tumor bed dan KGB regional. 3) Pada Stadium III b dilakukan biopsi, insisi dilanjutkan radiasi. 4) Pada Stadium IV 1) Pada pasien premenopause dilakukan ooforektomi bilateral, bila respons positif diberi aminoglutetimid/tamofen. bIla respons negatif berikan kemoterapi CMP/CAF. 2) Pada pasien sudah 1-5 menopause periksa efek esterogen. 26 3) Pada Pasien pasca menapause berikan obat-obatan hormonal seperti tamoksifen, esterogen, progeterone/kortikosteroid. 2. Asuhan Keperawatan Kanker Payudara a. Pengkajian Pengkajian pada klien dengan kanker payudara diperoleh data sebagai berikut: 1) Aktifitas/istirahat: Gejala: Kerja, aktifitas yang melibatkan banyak gerakan tangan/pengulangan, pola tidur (contoh, tidur tengkurap). 2) Sirkulasi Tanda: Kongestif unilateral pada lengan yang terkena (sistem limfe). 3) Makanan/cairan Gejala: Kehilangan nafsu makan, adanya penurunan berat badan. 4) Integritas Ego Gejala: Stresor konstan dalam pekerjaan/pola di rumah. Stres/takut tentang diagnosa, prognosis, harapan yang akan datang. 27 5) Nyeri/kenyamanan Gejala: Nyeri pada penyakit yang luas/metastatik (Nyeri lokal jarang terjadi pada keganasan dini). Beberapa pengalaman ketidaknyamanan atau perasaan lucu pada jaringan payudara. Payudara berat, nyeri sebelum menstruasi biasanya mengindikasikan penyakit fibrokistik. 6) Keamanan Tanda: Massa nodul aksila. Edema, eritema pada kulit sekitar. 7) Seksualitas Gejala: Adanya benjolan payudara, perubahan pada ukuran dan kesimetrisan payudara. Perubahan pada warna kulit payudara atau suhu, rabas puting yang tak biasanya, gatal, rasa terbakar atau puting meregang. Riwayat menarke dini (lebih muda dari usia 12 tahun), menopause lambat (setelah 50 tahun), kehamilan pertama lambat (setelah usia 35 tahun). Masalah tentang seksualitas/keintiman. Tanda: Perubahan pada kontur/massa payudara, asimetris. Kulit cekung, berkerut, perubahan pada warna/tekstur kulit, pembengkakan, kemerahan atau panas pada payudara. Puting retraksi, rabas dari 28 puting (serosa, serosangiosa, sangiosa, rabas berair meningkatkan kemungkinan kanker, khususnya bila disertai benjolan). 8) Penyuluhan atau pembelajaran Gejala: Riwayat kanker dalam keluarga (ibu, saudara wanita, bibi dari ibu atau nenek). Kanker unilateral sebelumnya kanker endometrial atau ovarium.Pertimbangan Rencana Pemulangan: DRG menunjukkan rata-rata lama dirawat 4 hari. Membutuhkan bantuan dalam pengobatan/rehabilitasi, keputusan, aktivitas perawatan diri, pemeliharaan rumah. b. Diagnosa Keperawatan 1) Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor. 2) Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh. 3) Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi. 4) Defisiensi pengetahuan tentang kondisi, pengobatan penyakitnya berhubungan prognosis, dan serta dengan kurangnya informasi. 5) Kerusakan Integritas Jaringan 6) Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. c. Intervensi Keperawatan 1) Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor ditandai dengan: Tujuan: Nyeri teratasi 29 Kriteria: a) Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang. b) Nyeri tekan tidak ada. c) Ekspresi wajah tenang. d) Luka sembuh dengan baik. Intervensi: a) Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran. Rasional: Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi selanjutnya. b) Beri posisi yang menyenangkan. Rasional: Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara efektif dan dapat mengurangi nyeri. c) Anjurkan teknik relaksasi napas dalam. Rasional: Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh jaringan. d) Ukur tanda-tanda vital. Rasional: 30 Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya peningkatan nyeri. e) Penatalaksanaan pemberian analgetik. Rasional: Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri tidak dipersepsikan. 2) Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh Ditandai dengan: Tujuan: Kecemasan dapat berkurang Kriteria: a) Klien tampak tenang. b) Mau berpartisipasi dalam program terapi. Intervensi: a) Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya. Rasional: Proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan penerimaan, sehingga pasien dapat membuat rencana untuk masa depannya. b) Diskusikan tanda dan gejala depresi. Rasional: Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan dapat dikenali dan diukur. 31 c) Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau pemakaian prostetik. Rasional: Rekonstruksi memberikan sedikit penampilan yang lengkap, mendekati normal. 3) Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi Ditandai dengan: Tujuan: Tidak terjadi infeksi. Kriteria: a) Tidak ada tanda- tanda infeksi. b) Luka dapat sembuh dengan sempurna. Intervensi: a) Kaji adanya tanda- tanda infeksi. Rasional: Untuk mengetahui secara dini adanya tanda- tanda infeksi sehingga dapat segera diberikan tindakan yang tepat. b) Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan. Rasional: Menghindari resiko penyebaran kuman penyebab infeksi. c) Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik. Rasional: Untuk menghindari kontaminasi dengan kuman penyebab infeksi. 32 d) Penatalaksanaan pemberian antibiotik. Rasional: Menghambat perkembangan kuman sehingga tidak terjadi proses infeks. 4) Kerusakan Integritas jaringan Kriteria hasil: a) Mengidentifikasi penyebab kerusakan jaringan mekanik. b) Berpartisipasi dalam perencanaan untuk meningkatkan penyembuhan luka. c) Memperlihatkan kemajuan penyembuhan lukajaringan. Intervensi: a) Kaji balutan luka; karakteristik drainase (jumlah) adanya kemerahan dan nyeri pada insisi b) Anjurkan pada pasien untuk tidak menggaruk pada kulit yang kering c) Ubah posisi dengan sering d) Anjurkan pasien untuk melakukan perawatan kulit dengan krim yang di izinkan dokter e) Lakukan perawatan luka operasi secara steril f) Anjurkan pasien untuk tidak menggunakan pakaian yang sempit/ketat 33 g) kolaborasi untuk pemberian terapi antibiotik. 5) Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Tujuan: Penambahan berat badan progresif kearah tujuan dengan Normalisasi nilai laboratorium dan bebas tanda malnutrisi Intervensi a) Pantau masukan makanan setiap hari b) Ukur tinggi, berat badan dan kelipatan kulit Trisep.Pastikan jumlah penurunan berat badan saat ini.Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi. c) Dorong klien untuk dapat makan tinggi kalori kaya nutrient, dengan masukan cairan adekwat d) Kontrol factor-faktor lingkungan (mis; bau tidak sedap atau kebisingan). Hindari terlalu manis, berlemak atau makan pedas. e) Ciptakan suasana makan yang menyenangkan. Dorong pasien untuk berbagi makanan dengan keluarga f) Dorong penggunaan teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi. g) Berikan obat-obat sesuai indikasi 3. Anestesi a. Definisi Anestesiologi ialah ilmu kedokteran yang pada awalnya berprofesi menghilangkan nyeri dan rumatan pasien sebelum, selama 34 dan sesudah pembedahan (Latief dkk, 2002).Anestesi atau pembiuasan merupakan pembantu operasi yang sangat penting karena tanpa anestesi tidaklah mungkin dilakukan pembedahan. Tujuan dan teknik dari anestesi umum yaitu menginduksi hilangnya kesadaran dengan menggunakan obat hipnotik yang dapat diberikan secara intravena (misalnya profol) atau inhalasi (misalnya sevofluran) (Grace Pierce A., 2008) Berdasarkan Penilitian yang dilakukan oleh Azhar (2015) yang berjudul “Pengaruh Pemberian Terapi Musik Klasik: Mozart terhadap waktu pulih sadar pasien anestesi general”. Secara umum, anestesi berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika dilakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Sebagai contoh operasi akan menimbulkan luka insisi, saat pasien sadar dari pengaruh anestesi maka akan merasakan perasaan nyeri. Anestesi juga dapat mengiritasi jalan nafas, menimbulkan hipersekresi kelenjar ludah, menyebabkan mual muntah, Ansietas sendiri merupakan suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika dilakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnyayang menimbulkan rasa sakit pada tubuh (Gwinutt, 2012). b. Macam Anestesi 1) Anestesi Lokal atau Setempat 35 Anestesi Lokal dibedakan lagi menurut tempat yang diberikan obat anestesi, yaitu anestesi spinal, epidural, paravertebral, blok cabang saraf, infiltrasi, dan permukaan kulit (topikal). 2) Anestesi General atau Umum Obat untuk anestesi umum ada yang berupa gas dan ada pula yang berupa cairan. Anestesi umum menyebabkan mati rasa kerena obat masuk kejaringan otak dengan tekanan setempat yang tinggi (Latief dkk, 2002). c. Penilaian Anestesi Sebelum melakukan tindakan Anestesi dilakukan Indentitas setiap pasien harus lengkap dan harus dicocokan dengan gelang identitas yang dikenakan pasien. Pasien ditaya lagi mengenai hari dan jenis bagian tubuh yang akan dioperasi. Dibawah ini termasuk Penilaian Pembedahan yaitu: (Latief dkk, 2002). 1) Anamnesis Riwayat tentang apakah pasien pernah mendapat anestesia sebelumnya sangatlah penting untuk mengetahui apakah ada halhal yang perlu mendapat perhatian khusus, misalnya alergi, mualmuntah, nyeri otot, gatal-gatal, sesak nafas pasca bedah ,sehingga kita dapat merancang anestesi berikutnya dengan lebih baik. Kebiasaan merokok sebaiknya dihentikan 1-2 hari sebelumnya untuk eliminasi nikotin yeng mempengaruhi sistem 36 kardiovaskulasi, dihentikan beberapa hari untuk mengaktifkankerja silia jalan pernafasan dan 1-2 minggu untuk mengurangi jumlah produksi sputum.Kebiasaan minum alkohol dicurigai akan adanya penyakit hepar. 2) Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan keadaan gigi-geligi, tindakan buka mulut,lidah relatif besar sangat penting diketahui apakah ada penyulitan tindakan laringoskopiintubasi. Leher pendek dan kaku juga akan menyulitkan laringoskopiintubasi. 3) Pemeriksaan Labolatarium Uji Labolatarium hendaknya atas indikasi yang tepat sesuai dengan dugaan penyakit yang sedang dicurigai, misalnya pemeriksaan darah (Hb, Leokosit, Masa pendarahan dan masa pembukuan) dan Urinalis. Pada Usia diatas 50 tahun dianjurkan EKG dan foto thoraks. 4) Kebugaran untuk Anestesi Pembedahan efektif boleh ditunda tanpa batas waktu untuk menyiapkan agar pasien dalam keadaan bugar, sebaliknya pada operasi sito penundaan yang tidak perlu harus dihindari. 5) Klasifikasi Status Fisik Kasifikasi yang lazim digunakan untuk menilai kebugaran fisik seseorang ialah yang berasal dari The Amarican Society of Anesthesiologists (ASA). Klasifikasi fisik ini bukan alat prakiran 37 resiko anestesia, karena dampak samping anestesia tidak dapat dipisahkan dari dampak samping pembedahan. Kelas I : Pasien sehat organik, fisiologik, psikiatrik, biokimia. Kelas II : Pasien dengan penyakit siskemik ringan atau sedang. Kelas III : Pasien dengan penyakit siskemik berat sehingga aktivitas rutin terbatas. Kelas IV : Pasien dengan siskemik berat tak dapat melakukan aktivitas rutin dan penyakitnya merupakan ancaman kehidupan setiap saat. Kelas V : Pasien sekarat yang diperkirakan dengan atau tanpa pembedahan hidupnya tidak akan lebih dari 24 jam. 6) Masukan Oral Pada Pasien dewasa umumnya puasa 6-8 jam, Makanan tak berlemak dipernolehkan 5 jam sebelum induksi anestesia. Minuman bening, air putih, teh manis sampai 3 jam dan untuk keperluan minum obat air putih dalam jumlah terbatas boleh 1 jam sebelum induksi anestesia. 7) Premedikasi Premedikasi ialah pemberian obat 1-2 jam sebelum induksi anestesia dengan tujuan untuk melancarkan induksi, rumatan dan bangun dari anestesia diantaranya: a) Meredakan kecemasan dan ketakutan b) Memperlancar induksi anestesia 38 c) Mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus d) Meminimalkan jumlah obat anestetik e) Mengurangi mual-muntah pasca bedah f) Menciptakan amnesia g) Mengurangi isi cairan lambung h) Mengurangi refleks yang membahayakan (Latief dkk, 2002) d. Pemberian Anestesi Apapun cara pemberiaannya , semua obat anestesi masuk ke dalam aliran darah, dan diangkut ke otak, tempat obat tersebut menembus sawar otak melalui darah, dan memasuki sel khusus pada sistem saraf pusat (SSP). Obat tersebut menimbulkan pengaruh reversible yang khas. Keadaan teranestesi disebabkan oleh suatu perubahan permeabilitas membrane sel otak, dan mungkin adanya penyusupan pada oksigenasi, kadar ion hydrogen intraseluler, dan atau pertukaran ion (Latief dkk, 2002). e. Dampak Anestesi Beberapa dampak yang terjadi pada pasien Anestesi General yaitu: (Latief dkk, 2002). 1) Respirasi Anestesi umum sering menyebabkan jalan napas mengalami obstruksi setelah hilangnya tonus otot-otot lidah dan faring, apnea, terdapat derajat hipotensi. Hipoksemia merupakan komplikasi yang sering terjadi pasca anestesi dan pembedahan. 39 2) Kardiovaskuler Menyebabkan depresi jantung pada tingkat tertentu yang melemahkan kontraktilitas jantung. Beberapa juga menurunkan stimulasi simpatetis dari sistem sistemik yang menyebabkan vasodilatasi dan efek kombinasi menyebabkan penurunan tekanan darah (hipotensi) sehingga potensial menganggu perusi ke organ mayor,terutama saat induksi. 3) Pencernaan Regurgitasi dan aspirasi lambung kadang-kadang terjadi walaupun sudah menerapkan kewaspadaan. 4) Saraf Perifer Sebagian besar obat anestesi inhalasi bersifat vasilidator. Anestesi inhalasi ini mempengaruhi otot polos pembuluh darah otak sehingga menimbulkan vasodilatasi yang menyebabkan peningkatan tekanan intrakarnial. 4. Waktu Pulih Sadar Pulih sadar adalah bangun dari efek obat anestesi setelah proses pembedahan dilakukan (Barone, 2004)Jurnal “Pengaruh Pemberian Terapi Murottal Al- Qur` an terhadap Waktu Pulih Sadar Pasien Kanker Payudara dengan Anestesi General di RSUD DR. Moewardi Surakarta” tahun 2015..“Recovery Room” (RR) adalah suatu ruang Pemulihan pasien pasca operasi, yang terletak di dekat kamar bedah, dekat dengan perawat bedah, ahli anesthesia dan ahli bedah sendiri, sehingga apabila timbul keadaan 40 gawat pasca-bedah, klien dapat segera diberi pertolongan.Setelah selesai tindakan pembedahan, paseien harus dirawat sementara di ruang pulih sadar (recovery room : RR) sampai kondisi pasien stabil, tidak mengalami komplikasi operasi dan memenuhi syarat untuk dipindahkan ke ruang perawatan (bangsal perawatan). Setelah dilakukan pembedahan pasien dirawat diruang pulih sadar. Pasien yang dikelola adalah pasien pasca anestesi umum ataupun anestesi regional. Di ruang pulih sadar dimonitor jalan nafasnya apakah bebas atau tidak, ventilasinya cukup atau tidak dan sirkulasinya sudah baik atau tidak. Pasien dengan gangguan jalan nafas dan ventilasi harus ditangani secara dini. Selain obstruksi jalan nafas karena lidah yang jatuh ke belakang atau spasme laring, pasca bedah dini kemungkinan terjadi mual-muntah yang dapat berakibat aspirasi. Anestesi yang masih dalam, dan sisa pengaruh obat pelumpuh otot akan berakibat penurunan ventilasi.Pasien yang belum sadar diberikan oksigen dengan kanul nasal atau masker sampai pasien sadar betul. Pasien yang sudah keluar dari pengaruh obat anestesi akan sadar kembali. Kartu observasi selama di ruang pulih sadar harus ditulis dengan jelas, sehingga dapat dibaca bila pasien sudah kembali ke bangsal. Bila keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien normal dan stabil, maka pasien dapat dipindahkan ke ruangan dengan pemberian instruksi pasca operasi. Tingkat perawatan pasca anestesi pada setiap pasien tidak selalu sama, bergantung pada kondisi fisik pasien, teknik anestesi, dan jenis 41 operasi, monitoring lebih ketat dilakukan pada pasien dengan risiko tinggi seperti: a. Kelainan organ b. Syok yang lama c. Dehidrasi berat d. Sepsis e. Trauma multiple f. Trauma kapitis g. Gangguan organ penting, misalnya : otak 5. Murottal Al- Qur`an a. Pengertian Terapi Murottal adalah terapi bacaan Al- Qur` an yang merupakan terapi realigi dimana seseorang akan dibacakan ayat- ayat Al- Qur` an selama beberapa menit atau bahkan selama beberapa jam, sehingga membeerikan dampak positif bagi tubuh seseorang (Gusmiran, 2005). Murottal adalah suara ayat- ayat Al- Qur` an yang dilagukan oleh seseorang qori`. Terapi murottal adalah rekaman suara Al- Qur’ an yang dilagukan oleh seorang qori’ (pembaca Al- Qur’an), lantunan AlQur’an secara fisik mengandung unsur suara manusia (Heru, 2008). Berdasarkan Penilitian yang dilakukan oleh Moh. Al Khafi billah (2015) yang berjudul “Pengaruh Pemberian Terapi Murottal Al Quran terhadap waktu pulih sadar pasien anestesi general”. 42 Al- Qur` an ialah Kalam Allah SWT yang merupakan mu` jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Al- Qur` an adalah Kitab suci yang diyakini kebenarannya, dan dijadikan salah satu syarat keimanan bagi setiap muslim. Dalam sejarah turunya Al- Qur` an ayat suci Al- Qur` an diturunkan dikota Makkah dan kota Madinnah Munawarah. Al- Qur` an adalah obat yang mujarab, baik penyakit hati maupun penyakit fisik, baik penyakit dunia ataupun penyakit akhirat (Heru, 2008). b. Gambaran Surah Ar- Rahman Ar- Rahman yang berarti Yang Maha Pemurah merupakan surah ke 55 diantara surah- surah dalam al-Qur` an, surah ini terdiri atas 78 ayat. Termasuk surah-surah makkiyyah. Nama ar- Rahman diambil dari perkataan Ar- Rahman yang terdapat pada ayat pertama surah ini. ArRahman adalah salah satu dari nama- nama Allah SWT(Jalalaudin, 2008).M. Quraish Shihab menyebutkan bahwa penamaannya dengan surah Ar- Rahman pelimpah kasih telah dikenal sejak zaman Nabi saw. Nama tersebut diambil dari kata awal surat ini. Ini adalah satu- satunya surat yang dimulai, sesudah basmalah, dengan nama atau sifat Allah swt, yakni ar- Rahman Surat ini dikenal juga dengan nama Arus alQur` an (pengantin al- Qur` an). Nabi saw. bersabda: “segala sesuatu mempunyai pengantinya dan pengantinya al- Qur` an adalah surah ar Rahman” (HR. Al- Baihaqi). Penamaan itu karena indahnya surah ini dan karena di dalamnya terulang tiga puluh satu kali ayat “fa biayyi 43 Ala-i Rabbikuma Tukadzdziban/ nikmat yang manakah, di antara nikmat- nikmat Tuhan pemelihara kamu berdua, yang kamu berdua dustakan?”Kalimat berulang- ulang ini diibaratkan dengan aneka hiasan yang dipakai oleh pengantin.Sebagian besar surah ini menerangkan sifat- sifat pemurah Allah swt. kepada hamba- hamba Nya(Gusmirah, 2005). c. Manfaat Berikut ini merupakan beberapa manfaat dari murottal (mendengarkan bacaan ayat- ayat Al- Qur` an antara lain: (Heru, 2009) Berdasarkan Penilitian yang dilakukan oleh Moh. Al Khafi billah (2015) yang berjudul “Pengaruh Pemberian Terapi Murottal Al Quran terhadap waktu pulih sadar pasien anestesi general”. 1) Mendengarkan bacaan ayat- ayat Al- Qur` an dengan tartil akan mendengarkan ketenangan jiwa. 2) Latihan Al- Qur` an secara fisik mengandung unsur suara manusia, suara manusia atau seseorang adalah instrumen atau alat penyembuhan yang sangat menakjubkan dan alat yang mudah dijangkau. Suara dapat menurunkan hormon- hormon stres, mengaktifkan hormon endoprin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktifitas gelombang otak (Heru, 2008). 44 d. Efek Terapi Murottal Al- qur` an Murottal mempunyai efek yang positif pada rasa sakit dan kecemasan dan juga meningkatkan kualitas hidup individu (Anwar, 2010) Berdasarkan Penilitian yang dilakukan oleh Moh. Al Khafi billah (2015) yang berjudul “Pengaruh Pemberian Terapi Murottal Al Quran terhadap waktu pulih sadar pasien anestesi general”. e. Cara Kerja Terapi Murottal Al- Qur` an Terapi murottal memberikan dampak positif bagi psikologis. Pasien yang akan menjalani operasi pasien merasakan ketakutan dan stres. Peneliti menggunakan audio murottal surat Ar- rahman sebagai penghilang rasa takut, terapi diperdengarkan kepada pasien, efek suara dari audio berkaitan dengan proses impuls suara yang ditransmisikan kedalam tubuh dan mempengaruhi sel- sel tubuh. Suara yang di terima oleh telinga kemudian di terima oleh saraf pusat kemudian di transmisikan keseluruh bagian tubuh. Selanjutnya saraf vagus dan sistem limbik membantu kecepatan denyut jantung, respirasi mengontrol emosi. Terapi audio murottal dapat memunculkan gelombang delta di daerah frontal dan sentral di sebelah kanan dan kiri otak. Daerah frontal yaitu sebagai pusat intelektual umumdan pengatur emosi ( Abdurrahman, 2008 ) Berdasarkan Penilitian yang dilakukan oleh Moh. Al Khafi billah (2015) yang berjudul “Pengaruh 45 Pemberian Terapi Murottal Al Quran terhadap waktu pulih sadar pasien anestesi general”. Ketika pasien di sarafmengkomunikasikan ataumeningkatkan hormon dengarkanterapi audio hipotalamusuntuk endofrin system mensekresi dikelenjar piutary dan menekanhormon stres, epineprin dan nonepineprin di kelenjar adrenalsehingga terapi darah,menurunkan audio mampumenurunkan denyut tekanan nadi,memperlambat pernafasan,memperlambat aliran darah ke otak akan mempercepat waktu pulih sadar. Karakteristik terapi audio murottal surah Ar- rahman dalampenelitian ini mempunyai tempo 79,8 beatz atau minute. Tempo ini termasukdalam tempo lambat yaitu 120 bpm, tempo lambat merupakan seiringdetak jantung sehingga jantung mensingkronkan detaknya sesuaidengan suara (Gusmirah, 2005). akan 46 B. Kerangka Teori Etiologi Nyeri 1. Usia 2. Lokasi Geografis dan Ras Kanker Payudara 3. Genetik atau Riwayat Keluarga 4. Faktor Predisposisi 5. Riwayat Menstruasi Terjadinya benjolan atau massa tunggal yang sering terdapat di daerah kuadrat atas bagian luar 6. Obesitas Luka Pembedahan Nyeri Terapi Non Farmakologis seperti Terapi Murottal AlQur` an Surah Ar- rahman Intensitas Nyeri Menurun Gambar 2.1 Kerangka Teori Pembedahan 47 (Olfah, dkk 2013) BAB III METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET A. Subjek Aplikasi Riset Subjek aplikasi ini adalah Tumor Mammae Dextra pada payudara dengan Anestesi General di RSUD dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri. B. Tempat dan waktu 1. Waktu Aplikasi tindakan Pemberian terapi Murottal Al Quran6 sampai 8 Januari 2016. 2. Tempat Tindakan Pemberian terapi Murottal Al Quran ini dilakukan di di ruang di RSUD dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri Recovery Room. C. Media dan alat yang digunakan Dalam aplikasi riset ini media dan alat yang digunakan yaitu 1. Lembar Observasi Aldrete Score untuk mengukur Waktu Pulih Sadar Pasien 2. Tipe Recorder dengan Murottal Al Quran Surah Ar- Rahman (frekuensi 440 cps hertz) 3. Headphone 4. Stopwacth 47 48 D. Prosedur tindakan berdasarkan aplikasi riset Prosedur tindakan yang akan dilakukan pada aplikasi riset tentang Pemberian terapi Murottal Al Quran terhadap waktu pulih sadar pasien kanker payudara dengan Anestesi General dengan menggunakan Surah Ar- Rahman selama 60 menit setelah itu diukur waktu pulih sadarnya menggunakan alderete score selanjutnya dilakukan penilaian setiap saat dan dicatat setiap 15 menit sampai tercapai nilai 10. E. Alat ukur Alat ukur yang digunakan penulis dalam pengaplikasian hasil riset Pengaruh Terapi Murottal Al Quran terhadap waktu pulih sadar pasien kanker payudara dengan Anestesi General di di RSUD dr Soediran Mangun Soemarso Wonogiri di ruang Recovery Room menggunakan Alderete Score (dewasa) (Barone, 2004). 49 Tabel 3.1 Alderete Score No 1. 2. 3. Kriteria Nilai Warna Merah Muda Pucat Sianosis Pernafasan Dapat Bernafas dalam Batuk. Dangkal Namun Pertukaran udara adekuat. Apnoe atau Obstruksi Sirkulasi Nilai Normal 2 1 0 2 1 0 2 Tekanan darah menyimpang <20% dari normal Tekanan darah menyimpang 2050 % dari normal 4. 5. 1 0 Tekanan darah menyimpang >50% dari normal. Kesadaran 2 Sadar, siaga dan orientasi 1 Bangun namun cepat kembali tertidur 0 Tidak berespon Aktivitas 4 Anggota Gerak 2 Anggota Gerak 0 Anggota Gerak Tabel 3.2 HRS A 2 1 0 50 No Gejala Kecemasan nilai angka (skor) 0 1 2 1. Perasaan Kecemasan a. Cemas b. Firasat Buruk c. Takut akan pikiran sendiri d. Mudah tersinggung 2. 3. Ketegangan a. merasa tegang b. Lesu c. Tidak bisa istirahat tenang d. Mudah terkejut e. Mudah menangis f. Gemetar g. Gelisah Ketakutan a. Pada gelap b. Pada orang lain c. Ditinggal sendiri 4. Gangguan tidur a. Sukar tidur b. Terbangun malam hari c. Tidur tidak nyenyak d. Bangun dengan lesu e. Banyak mimpi-mimpi (mimpi buruk) 5. Gangguan kesadaran a. Sukar kosentrasi b. Daya ingat menurun c. Daya ingat buruk 6. Perasaan depresi (murung) 3 4 51 a. Hilangnya minat b. Sedih c. Bangun dini hari d. Perasaan berubah-ubah 7. Gejala somatik/fisik (otot) a. Sakit dan nyeri otot b. Kaku c. Kedutan otot d. Gigi gemerutuk e. Suara tidak stabil 8. Gejala somatik/fisik (sensorik) a. Tinitus (telinga berdenging) b. Penglihatan kabur c. Muka merah atau pucat d. Merasa lemas 9. Gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) a. Takikardi (denyut jantung cepat) b. Berdebar-debar c. Nyeri di dada d. Denyut nadi mengeras e. Rasa lesu/lemas seperti mau pinsan 10. Gejala respiratory (pernafasan) a. Rasa tertekan atau sempit dada b. Rasa tercekik c. Sering menarik nafas d. Nafas pendek/sesak 11. Gejala gastrointestinal a. Sulit menelan b. Perut melilit c. Gangguan pencernaan 52 d. Nyeri sebelum atau sesudah makan e. Rasa penuh dan kembung f. Buang air lembek atau konstipasi 12. Gejala urogenital (perkemihan) a. Sering buang air seni b. Tidak dapat menahan air seni 13. Gejala autonomy a. Mulut kering b. Muka merah c. Mudah berkeringat d. Kepala teras berat 14. Tingkah laku a. Gelisah b. Tidak tenang c. Jari gemetar d. Muka tegang e. Otot tegang/pengeras Masing-masing nilai angka (skor) dari 14 kelompok gejala dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang, yaitu : Total nilai (score) = 1. Kurang dari 14 : tidak ada kecemasan 2. 14-20 : kecemasan ringan 3. 21-27 : kecemasan sedang 4. 28-41 : kecemasan berat 5. 42- 56 : Kecemasan berat sekali BAB IV LAPORAN KASUS Bab IV ini merupakan laporan Asuhan Keperawatan pada Ny. E dengan Kanker Payudara di ruang Mawar RSUD dr Soediran Mangun Sumarso Wonogiri. Asuhan Keperawatan ini dimulai dari Pengkajian, Analisa data, Perumusan Diagnosa Keperawatan, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi. A. Identitas Klien bernama Ny. E, tinggal di Tegalharjo Eromoko, Umur 24 tahun, jenis kelamin perempuan, Pendidikan SMP, Pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga, No RM 528658, Sumber informasi diperoleh dengan cara Alloanamnesa dan Autoanamnesa,Tanggal masuk Rumah Sakit 5 Januari 2016, dirawat diruang rawat inap Mawar dengan Kanker Payudara. Identitas Penanggung jawab Tn. S, Umur 30 tahun, Pendidikan SMA, Pekerjaan sebagai Wiraswasta, Alamat di Tegalharjo Eromoko, Hubungan dengan Klien sebagai Suami. B. Pengkajian Pengkajian dilakukan dengan keluhan utama Nyeri pada Payudara Kanan, pada riwayat Penyakit sekarang klien dibawa ke dokter penyakitdalam kemudian pada tanggal 5 Januari 2016 pasien dirujuk ke poli 53 54 penyakit bedahRSUD Wonogiri saat diperiksa dokter terdapat benjolan di payudara kanan dengan keluhan sejak 2 bulan lalu, benjolan semakin membesar, pasien merasa nyeri di puting payudara dan teraba massa. Di Poli Bedah dilakukan pemeriksaan dengan hasil tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 125×/menit, Respirasi 20×/menit, suhu 36º C dan didapatkan Diagnosa Medis Tumor Mammae Dextra, dokter poli bedah menyarankan untuk dioperasi dan pasien dirawat dibangsal Mawar nomer A 12 pada jam 15.30 WIB. Pada saat dikaji di ruang Mawar nomer A 12 tanggal 6 Januari 2016 pasien mengatakan Nyeri pada Payudara kanan dan Nyeri setiap saat, nyeri seperti tertusuk tusuk dengan skala nyeri 6 dan nyeri terasa sewaktu waktu, wajah pasien tampak merintih menahan nyeri.Di ekstremitas atas kiri terpasang infus NaCl 0,9 % 20 tetes per menit. Faktor yang memperberat dulu saat pasien melahirkan anak pertama puting payudara kanan masuk ke dalam pasien tidak bisa menyusui menggunakan payudara kanan hanya bisa menyusui dengan payudara kiri. Saat pasien mengetahui Penyakitnya untuk mengatasi dengan minum daun sersak yang di rebus sehari sekali. Riwayat Penyakit dahulu Pasien mengatakan sebelumnya pernah mengalami penyakit Tumor payudara Kanan yang sama sekitar 7 bulan yang lalu kemudian pasien di operasi abses. Dan Pada saat usia 7 tahun pasien pernah menderita penyakit typus dan dirawat di Rumah Sakit. Pasien tidak pernah mengalami kecelakaan. Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi obat- obatan maupun alergi berbagai makanan dan pasien tidak ingat kapan terakhir kali mendapatkan imunisasi dan imunisasi apa. Pasien berkata 55 melakukan aktivitas sehari- hari dengan menjadi Ibu Rumah Tangga bagi anak dan suaminya. Pada Riwayat Kesehatan keluarga, dalam keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit keturunan seperti Diabetes Mellitus, Hipertensi dan Asma. Pada Riwayat Kesehatan Lingkungan, Lingkungan disekitar rumahnya bersih jauh dari polusi udara, terdapat ventilasi udara cukup serta rumahnya terawat bersih dan nyaman. Ny.E 24 thn (Tumor Mammae dextra) 56 Keterangan : Laki-Laki : Hubungan : Pasien Perempuan : Keturunan : Perempuan : Menikah :: Tinggal satu rumah Gambar 4.1 Genogram Pengkajian Pola Kesehatan Fungsional menurut Gordon, Pola Persepsi dan Pemeliharan Kesehatan, Pasien mengatakan bahwa sehat itu mahal harganya, karena saat sakit tidak bisa melakukan aktivitas secara mandiri. Apabila ada Keluarga yang sakit selalu dibawa kepusat Pelayanan Kesehatan terdekat supaya kembali sembuh. Pola Nutrisi dan Metabolisme, sebelum sakit Pasien mengatakan 3 kali sehari dengan nasi putih, sayur dan lauk, pasien mengatakan satu porsi habis dan Minum ±7- 8 gelas perhari dengan Air putih, susu dan Teh serta tidak ada keluhan. Selama sakit pasien mengatakan makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur, lauk dan buah, pasien mengatakan ¼ porsi habis dan minum ±3-4 gelas perhari dengan air putih, teh dan porsi ±700 cc serta tidak ada keluhan. Pola Eliminasi, sebelum sakit pasien mengatakan Buang air besar 1x sehari dengan konsistensi lunak, berbau khas, warna kuning dan Buang air kecil 6-7 kali sehari berwarna kuning jernih, berbau kahs serta tidak 57 mempunyai keluhan. Selama sakit Pasien mengatakn Buang air besar sekali dengan konsistensi lunak, berbau khas dan berwarna kuning dan Buang air kecil 5-6 kali sehari berwarna kuning jernih berbau khas dengan jumlah ±1300 serta tidak ada keluhan. Pola Aktivitas dan Latihan, Sebelum sakit Pasien mengatakan dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri dan Selama sakit pasien mengatakan aktivitasnya dibantu orang lain atau keluarga. Pola Aktivitas Tidur, Sebelum sakit pasien mengatakan tidur selama ±8 jam serta pasien tidur dengan nyaman dan nyenyak. Selama sakit pasien mengatakan tidur malam selama ± 7 jam dan seiang 2 jam dan tidak ada masalah dalam kebutuhan tidurnya. Pola Kognitif dan Perseptual, Pasien mengatakan Sebelum sakit tidak ada gangguan pada penglihatan, pendengaran, Penciuman. Selama sakit Pasien mengatakan dapat berbicara, menjawab pertanyaan dari perawat, tidak ada gangguan pendengaran, penglihatan, penciman dalam Pengkajian Nyeri setelah pasien melakukan Operasi pada tanggal 6 Januari 2016 P (Provoking): Pasien mengatakan Nyeri terasa saat bergerak, Q (Quality) : Pasien mengatakan Nyeri seperti tertusuk tusuk, R (Region) : Pasien mengatakan Nyeri terasa dibagian Payudara kanan post operasi, S (Scale) : Pasien mengatakan Nyeri dengan skala 6, T (Time) : Pasien mengatakan Nyeri sering muncul. Wajah pasien tampak merintih nyeri. Pola Persepsi Konsep Diri, Pasien mengatakan menerima keadaanya saat ini, Pasien ingin cepat sembuh dan berkumpul dengan keluarganya, 58 Pasien mengatakan dirinya sebagai seorang Istri dari suaminya dan Ibu dari seorang anaknya, Pasien dihargai oleh orang lain ditunjukan pasien dijenguk oleh tetangga dan kelurganya. Pola Hubungan Peran, Sebelum sakit pasien mengatakan selama ini pasien melaksanakan perannya sebagai Istri dan Ibu yang baik. Hubungan dengan tetangga dan Kelurganya baik. Selama sakit pasien mengatakan selama ini tidak bisa melaksanakan peranya sebagai Istri dan Ibu dan Hubungan dengan Tetangga dan kelurganya baik. Pola Seksual dan Reproduksi, Sebelum sakit pasien mengatakan sudah menikah mempunyai satu anak laki- laki dan tidak mengalami gangguan reproduksi. Selama sakit pasien mengatakan sudah menikah mempunyai satu anak laki- laki dan tidak mengalami gangguan reproduksi. Pola Mekanisme Koping, Sebelum sakit pasien mengatakan tidak mempunyai masalah dan apabila ada masalah selalu menceritakan dengan suami dan keluarganya. Selama sakit Pasien mengatakan merasa kwatir dengan penyakit yang dideritanya dan merasa cemas karena pasien akan di operasi. Sebelum Operasi pada tanggal 6 Januari 2016 Jam 08. 20 WIB dilakukan Quesioner pada pasien dan di dapatkan nilai 46 (Nilai Kecemasan Berat Sekali). Pola Nilai dan Keyakinan, Sebelum sakit pasien mengatakan beragama Islam dan menjalankan sholat lima waktu dengan tepat waktu. Selama sakit Pasien mengatakan beragama Islam, menjalankan sholat lima waktu dan berdoa kepada Allah SWT untuk kesembuhannya. 59 Pengkajian pemeriksaan fisik didapatkan bahwa keadaan umum sedang, kesadaran Composmetis dengan hasil GCS 15 (E4: Spontan, M6: Menurut Perintah, V5: Orientasi Baik), Pemeriksaan tanda- tanda vital didapatkan hasil pengukuran tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 ×/menit dengan irama teratur serta kekuatan kuat, Respirasi 20 ×/menit dengan irama teratur serta kekuatan kuat, suhu 37,3º C, Tinggi badan pasien 155 cm, Berat badan 60 kg dan hasil IMT: 24,97 (BB Normal). Bentuk kepala mesocephal, rambut berwarna hitam, kulit kepala bersih, tidak berbau, tidak ada ketombe dan kutu. Pengkajian Muka, Mata simetris kanan- kiri, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, pupil isoor, diameter kanan/ kiri 2/ 2 dan tidak menggunakan alat bantu penglihatan. Hidung simetris, tidak ada polip dan tidak ada cuping hidung. Mulut simetris atas bawah, tidak ada stomatitis, dan mukosa bibir basah.Gigi bersih, warna kekuning- kuningan dan tidak menggunakan kawat gigi. Telinga kanan kiri simetris, tidak ada sekret dan tidak ada kelainan pendengaran. Leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Pemeriksaan Dada, Paru-Paru Inspeksi perkembangan dada kanan kiri sama, simetris dan tidak ada jejas, Palpasi tidak ada massa, Vokal Formitus kanan kiri sama, Perkusi suara paru sonor, Auskultasi vasikuler diselurug lapang paru. Jantung Inspeksi ictus cordis tidak tampak, Palpasi ictus cordis teraba di ICS V, Perkusi pekak, Auskultasi bunyi jantung BJ I- II reguler. Payudara sebelah kanan dan kiri simetris, terdapat luka bekas operasi 7 bulan yang lalu di payudara kana atas,di bagian payudara kanan, tampak kemerahan, kulit merintis/ kasar. Abdomen Inspeksi tidak ada jejas, 60 umbilikus normal dan tidak ada benjolan, Auskultasi bising usus 10 kali permenit, Perkusi pada kuadran Iredup, kuadran II, III, IV timpani dan palpasi tidak ada nyeri tekan. Pada Pemeriksaan Genetalia tidak terpasang katater, bersih. Rektum bersih, tidak ada hemoroid. Ekstremitas atas kiri terpasang infus NaCl 0,9 % 20 tetes per menit, kekuatan otot kiri atas dengan nilai 5, kekuatan otot kanan atas dengan nilai 5, kekuatan otot kiri bawah dengan niali 5, kekuatan otot kanan bawah 5. Adapun penilaiannya yaitu derajat 0 tidak dapat bergerak, 1 ada kontraksi Cuma bergerak, 2 mampu bergerak, 3 dapat bergerak melawan gravitasi, 4 dapat bergerak dengan beban ringan, 5 dapat bergerak secara bebas. Hasil pemeriksaan penunjang, pada pemeriksaan Labolatarium pada tanggal 5 januari 2016 diperoleh hasil: WBC13.1 k/ul (nilai normal 4.1- 10.9), LYM 1.7%L (nilai normal 0.6- 4.1), MID 0.8 %M (nilai normal 0.0- 1.8), GRAND 10.6 %G (2.0- 7.8), RBC 5.14 m/ul (nilai normal 4.20- 6.30), HGB 14.6 g/dl (12.0- 18.0), HCT 44.2 % (nilai normal 37.0- 51.0), MCV 86.0 Fl (nilai normal 80.0- 97.0), MCH 28.4 pg (nilai normal 26.0- 32.0), MCHC 33.0 g/dL (nilai normal 31.0- 36.0), RDW 13.7 % (nilai normal 11.5- 14.5), PLT 3.18 k/uL (nilai normal 14.0- 44.0), MPV 66 fL (nilai normal 00- 99.8), Glokosa sewaktu 87 Mg/dL (nilai normal <170), Ureum 7 Mg/dL (nilai normal 10- 50), Creatinine 0.56 Mg/dL (0.6- 11) dan HbsAg Non Reaktif. Hasil USG mammae tampak massa hipoechoic batas tegas, klasifikasi interna echo negatif, axsila dextra tidak tampak tanda tanda pembesaran Limfanodi 61 dan didapatkan kesan Massa mammae dextra dd. Malignan (y). Dan EKG di dapatkan hasil sinus rhytm (normal). Terapi cairan Intravena NaCl 0,9 % dengan dosis 20 tetes per menit, golongan Elektrolot untuk indikasi mengembalikan keseimbangan elektrolit, Propofol dengan dosis 10 mg/ ml, golongan Anestestik untuk indikasi General anestesi untuk induksi dan pemeliharaan sedasi untuk pasien yang menerima perawatan intensif, Cefozolin dengan dosis 1gr/ 12 jam, golongan Antimikroba untuk indikasi infeksi yang disebabkan oleh staphyloci, streptococci, E coli seperti infeksi pada saluran pernafasan saluran kemih tulang dan sendi, infeksi kulit, strukturnta profilaksis operasi, Ranitidin dengan doosis 50mg/ ml / 12 jam, golongan antasida untuk indikasi pengobatan jangka pendek pada duodenum aktif, Ketorolac dengan dosis 30mg/ 8 jam, golongan analgesik non narkotik untuk indikasi pengobatan jangka pendek nyeri akut sedang sampai berat paska operasi. A. Daftar Perumusan Masalah Data Pengkajian dan observasi diatas, penulis melakukan analisa data dan merumuskan diagnosa keperawatan dan di dapatkan diagnosa pre operasi dan post operasi. Pengkajian Pre Operasi Data Subjektif: Pasien mengatakan sangat kawatir tentang penyakitnya ddan takut bila terjadi sampai yang membahayakan. Data Objektif: Pasien tampak lemas, gelisah, bingung, saat di berikan Quesioner memiliki nilai score 46 (kecemasan berat sekali) dan Tekanan Darah 120/ 80 mmHg. Berdasarkan data di atas maka penulis 62 merumuskan diagnosa keperawatan yaitu Ansietas berhubungan dengan Ancaman Kesehatan. Pengkajian Post Operasi, Data Subjektif: Pasien mengatakan nyeri timbul saat bergerak, Nyeri seperti tertusuk- tusuk, Nyeri terasa di Payudara kanan (Luka Post Operasi), dengan skala nyeri 6, Nyeri terus menerus. Data Objektif: Pasien tampak menahan nyeri dengan memegang bagian yang sakit, tidak mampu berorientasi dengan baik, ekspresi wajah tampak menahan sakit (kadang wajahnya meringis) dan di dapatkan hasil Vital sigh, Tekanan darah 110/ 70 mmHg, Nadi 100 ×/ menit, respirasi 20 ×/ menit. Berdasarkan data di atas maka penulis merumuskan diagnosa keperawatan yaitu Nyeri akut berhubungan dengan Agen Injuri Fisik (Pembedahan). Data Subjektif: Pasien mengatakan nyri dibagian luka post operasi, Data Objektif: terdapat luka post operasi di payudara kanan atas, terbalut kassa dalam keadaan bersih, tidak ada rembesan dan di dapatkan hasil Tekanan darah 110/ 70 mmHg. Berdasarkan data di atas maka penulis merumuskan diagnosa keperawatan yaitu Kerusakan Integritas Jaringan berhubungan dengan Faktor mekanik (Robekan). Data Subjektif: Pasien mengatakan bagian luka terasa panas dan terasa gatal di bagian sekitar luka. Data Objektif: Leukosit 13.1 k/ ul, Suhu 37,3 º C, terdapat tanda infeksi seperti kemerahan, Luka terbalut kasa dan tidak ada rembesan. Berdasarkan data di atas maka penulis merumuskan diagnosoa 63 keperawatan yaitu Resiko Infeksi berhubungan dengan Pembedahan (Tumor Mammae). B. Perencanaan/ Intervensi Keperawatan Berdasarkan rumusan masalah keperawatan yang diperoleh diatas, maka penulis menyusun rencana keperawatan dengan tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam Ansietas dapat teratasi dengan Kriteria Hasil Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh tingkat aktivitas menunjukan berkurang kecemasan, Pasien mampu mengidentifikasi gejala dari cemas, Vital Sigh dalam batas normal. Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan Anxiety Reduction adalah identifikasi tingkat kecemasan dengan rasional mengontrol tingkat dari kecemasan pasien, Intruksikan pasien menggunakan tehnik (Terapi Murottal al- Quran surah Ar Rahman) dengan rasional mengurangi kecemasan dan membuat hati terasa tenag, Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan dengan rasional membantu pasien mengenal hal- hal yang menimbulkan cemas, Jelaskan semua prosedur dan apa yang disarankan selama prosedur dengan rasional memberikan pengertian pada pasien tentang prosedur tindakan. Rencana Keperawatan dengan tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam nyeri berkurang atau hilang dengan kriteria hasil Pasien terasa nyaman, menggunakan analgesik, skala nyeri berkurang 64 menjadi 1-2 atau hilang dan mampu mengenali nyeri dengan menggunakan tehnik non farmakologis (tarik nafas dalaam). Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan Pain Managementadalah Observasi tingkat nyeri (PQRST) dengan rasional mengobservasi seberapa menurunya nyeri yang di rasakan, Ajarkan tentang tehnik Non Farmakologis (Relaksaksi nafas dalam) dengan rasional menurunkan nyeri dengan tindakan tarik nafas dalam, Berikan analgesik untuk mengurangi nyeri dengan rasional menurunkan nyeri dengan tehnik terapi obat, Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil dengan rasional mengontrol dengan ada tidaknya keluhan. Rencana keperawatan dengan tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam Integritas jaringan dapat teratasi dengan kriteria hasil tidak ada tanda- tanda infeksi, menunjukan adanya proses penyembuhan, ketebalan dan tekstur jaringan normal, pasien paham dalam proses prbaikan kulit. Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan Preassure ulterPrevention Wound Care adalah Observasi luka: Lokasi, dimensi, kedalaman luka, jaringan nekrotik dengan rasional mengontrol luka setelah terjadinya tindakan pembedahan, Jaga kulit bersih dan kering dengan rasional menurunkan resiko infeksi bekas operasi, Ajarkan keluarga tentang luka dan perawatan luka dengan rasional memberikan edukasi pada pasien dan kelurga cara perawatan luka yang benar, monitor aktivitas dan mobilisasi pasien 65 dengan rasional mengontrol aktivitas pasien setelah operasi, Kolaborasi dengan ahli gizi pemberian diet tinggi kalori dan protein dengan rasional mengontrol tentang pemberian nutrien pada pasien. Rencana keperawataan dengan tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x 24 jam tidak terjadi resiko infeksi dengan kriteria hasil pasien bebas dari tanda dan gejala dari infeksi, mampu mencegah timbulnya infeksi, menunjukan perilaku hidup sehat. Intervensi atau rencana keperawatan yang dilakukan Infection controladalah Observasi tanda dan gejala infeksi dengan rasional untuk mengetahui ada tidaknya tanda infeksi, Pertahankan tehnik aseptik dengan rasional mencegah adanya infeksi, Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan dan panas dengan rasional mengetahui keadaan kulit terhadap tingkkat infeksi, Kolaborasi dengan keluarga cara pencegahan infeksi dengan rasional mencegah timbulnya infeksi. C. Implementasi Keperawatan Tindakan yang pertama dilakukan pada hari Rabu tanggal 6 Januari 2016 pukul 08. 20 WIB yaitu Mengidentifikasi tingkat kecemasan. Respon Subjektif: Pasien mengatakan kwatir dengan penyakitnya dan bersedia menjawab Quesioner. Data Objektif: Pasien tampak gelisah, cemas gemetar dan di dapatkan hasil dari quesioner 46 (Nilai kecemasan berat sekali). Pukul 08. 40 WIB membantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan. Respon pasien: Pasien mengatakan kawatir dengan penyakit dan 66 cemas dengan tindakan operasi. Data Objektif: Pasien tampak gelisah dengan penyakit dan tindakan operasi. Pukul 08. 45 WIB Menjelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur. Respon Pasien: Pasien mengatakan mengerti dan bersedia dilakukan tindakan opeasi. Respon Objekttif: Pasien tampak gelisah, kawatir, muka tampak terlihat pucat. Pukul 09.45 WIB mengantarkan pasien ke ruang operasi. Respon pasien: Pasien mengatakan bersedia menjalankan operasi. Respon Objektif: Pasien tampak kawatir dan muka cemas. Pukul 10. 25 WIB Pasien keluar dari ruang operasi dan dibawa ke ruang recovery room. Pasien ttidak merespon, Respon Objektif: Pasien tampak belum sadar, terdapat luka bedah yang tertutup dengn kassa. Pukul 10.27 WIB Melakukan tehnik terapi Murottal Al Quran Surah Ar Rahman pada pasien. Tidak ada respon dari pasien, Respon Objektif: Pasien tampak belum sadar, dilakukan tindakan pemberian Murottal Al Quran Surah Ar Rahman dan Melakukan Observasi menggunakan Alderete Scorepada menit pertama di dapatkan hasil 3, Pada jam 10.40 WIB dilakuka kembali memberikan terapi murrotal Al- Quran surah Ar- Rahman pada menit ke 15 tidak didapatkan respon dari pasien dan terdapat respon objektif pasien tampak belum sadar, terpasang monitor, pasien masih mendengarkan murrota Al- Quran surah Ar Rahman, Tangan terkadang bergerak dan didapatkan hasil tekanan darah 93/ 60 mmHg dan Melakukan observasi menggunakan Alderete Scoredidapatkan hasil 4. Pada jam 10.55 memberikan terapi murrotal Al- Quran surah Ar- Rahman, tidak didapatkan respon dari 67 pasien, respon Objektif pasien tampak terbangun namun tertidur lagi, terpasang monitor, pasien masih mendengarkan murrota Al- Quran surah Ar Rahman, Tangan terkadang bergerak dan didapatkan hasil tekanan darah 98/ 62 mmHg dan Melakukan observasi menggunakan Alderete Scoredidapatkan hasil 5, Pada jam 11.10 memberikan terapi murrotal Al- Quran surah ArRahman, didapatkan respon subjektif pasien mengatakan pusing, pasien mengatakan mendengar murrotal Al- Quran surah Ar Rahman terasa nyaman dan lebih dekat dengan Allah, Respon Objektif pasien tampak tersadar dan berbicara, terpasang monitor, pasien masih mendengarkan murrotal AlQuran surah Ar Rahman, Kedua tangan dan kaki bergerak dan didapatkan hasil tekanan darah 115/ 85 mmHg dan Melakukan observasi menggunakan Alderete Scoredidapatkan hasil 8. Pada jam 11.25 memberikan terapi murrotal Al- Quran surah Ar- Rahman, didapatkan respon subjektif pasien mengatakan masih pusing, pasien berceria tentang keluarganya, Respon Objektif pasien tampak tersadar dan berbicara, pasien tampak batuk, terpasang monitor, pasien masih mendengarkan murrotal Al- Quran surah Ar Rahman, Kedua tanggan dan kaki bergerak dan didapatkan hasil tekanan darah 118/ 82 mmHg dan Melakukan observasi menggunakan Alderete Scoredidapatkan hasil 9. Pada jam 11.30 memberikan terapi murrotal AlQuran surah Ar- Rahman, didapatkan respon subjektif pasien mengatakan masih pusing, pasien ingin segera bertemu dengan keluarganya, Respon Objektif pasien tersadar dan berbicara, terpasang monitor, pasien masih mendengarkan murrotal Al- Quran surah Ar Rahman, Kedua tanggan dan 68 kaki bergerak dan didapatkan hasil tekanan darah 120/ 70 mmHg dan Melakukan observasi menggunakan Alderete Scoredidapatkan hasil 10. Pada pukul 11.40 Mengantarkan pasien kembali keruangan (Mawar). Respon pasien: Pasien mengatakan masih merasa pusing, lega setelah selesai operasi. Respon Objektif: Pasien tampak sudaah sadar, mata terbuka dpat berorientasi dengan baik, ddilakukan pemeriksaan tekanan darah 110/ 70 mmHg. Pukul 12.20 WIB Mengidentifikasi tingkat kecemasan. Respon pasien: Pasien mengatakan cemas sudah berkurang dan pasien bersedia menjawab Quesioner. Respon Pasien tampak lebih tenag, lega, sedikit tersenyum dan di dapatkan hasil quesioner 26 (kecemasan sedang). Pukul 12.50 WIB Melakukan pengkajian nyeri (PQRST). Respon pasien: Pasien mengatakan nyeri timbul setiap saat, nyeri seperti tertusuktusuk di bagian payudara kanan dengan skala nyeri 6 dan nyeri terasa terus menerus. Respon Objektif: Pasien tampak menahan nyeri dengan memegang bagia yang sakit dan di dapatkan hasil Tekanan darah 110/ 70 mmHg, Nadi 100× /menit. Pukul 13.00 WIB Mengobservasi luka, dimensi, kedalaman luka, tanda gejala infeksi dan menginpeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan panas. Respon pasien: Pasien mengatakan luka terasa nyeri di bagian payudara kanan bekas operasi, teras panas dan terasa gatal. Respon Objektif: Tampak luka yang terbalut kassa bersih, tidak ada rembesan luka di dapatkan Leukosit 13,1 k/uL dan suhu badan 37,3º C. Pukul 13.15 WIB Menjaga kulit agar tetap bersih dan kering. Respon Pasien: Pasien dan kelurga mengatakan akan selalu menjaga kulit lukanya. 69 Respon Objektif: Pasien tampak koperatif saat di tanya. Pukul 13.20 WIB Mempertahankan tehnik aseptik. Respon pasien: pasien mengatakan bersedia dan mau di lakukan observasi. Respon Objektif: Pasien tampak kooperatif, luka di bagian payudara kanan tampak terbalut kassa. Pukul 13.25 WIB Mengajarkan kepada kelurga tentang luka dan perawatan serta cara pencegahan infeksi. Respon pasien: Kelurga pasien mengatakan mengerti dan akan merawat lukanya, Respon Objektif: Pasien tampak keskitan dengan luka post operasi. Pukul 13.45 WIB Memonitor aktivitas mobilisasi pasien. Respon pasien: Pasien mengatakan di buat miring kanan kiri terasa sakit. Respon objektif: Pasien tampak menahan kesakitan saat bergerak. Pukul 13.50 WIB Mengajarkan Tehnik non farmakologiis (Relaksasi nafas dalam). Respon pasien: Pasien mengatakan bersedia di berikan tehnik Relaksasi nafas dalam. Respon objektif: Pasien tampak mengikuti tehnik Relaksasi nafas dalam. Pukul 14.00 WIB Melakukan pengkajian nyeri (PQRST). Respon pasien: Pasien mengatakan nyeri, nyeri timbul setiap saat, nyeri terasa seperti tertusuk- tusuk di bagian Payudara kanan, skala nyeri 5 dan nyeri terasa terus menerus. Respon objektif: Pasien tampak memegang bagian yang sakit, tampak meringis kesakitan menahan nyeri, di lakukan pemeriksaan Tekanan darah: 120/ 80 mmHg dan Nadi 90×/ menit. Tindakan keperawatan yang di lakukan pada hari ke dua Kamis 7 Januari 2016 pada Pukul 07.30 WIB adalah Melakukan pengkajian nyeri. Respon pasien:Pasien mengatakan nyeri timbul saat berjalan, nyeri seperti 70 tertusuk tusuk di bagian payuadara kanan, skala nyeri 4 dan nyeri terasa terus menerus. Respon objektif: Paasien tampak memegang bagian payudara yang sakit, meringis kesakitan dengan Tekanan darah 120/90 mmHg dan Nadi 80×/menit. Pukul 08.00 WIB Memonitor aktivitas mobilisasi pasien. Respon pasien: pasien mengatakan miring kanan kiri sudah tidak terasa sakit dan bisa berjalan ke kamar mandi walaupun di buat jalan terasa sakit. Respon objektif: Pasien tampak kesakitan ketika berjalan. Pukul 09.00 WIB Memberikan obat analgesik melalui selang Intravena, Cefozolin 1gr/ 12 jam, Ranitidin 50mg/ 12 jam, Ketorolac 50 mg/ 8jam. Respon pasien: pasien mengatakan bersedia di berikan terapi obat. Respon objektif: Obat masuk melalui selang intravena. Pukul 10.00 WIB Mengobservasi luka, kedalaman luka, tanda gejala dari infeksi dan menginpeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan dan panas. Respon pasien: Pasien mengatakan luka terasa nyeri di bagian payudara kanan bekas operasi hari ke satu, terasa panas dan gatal. Respon objektif: Tampak bekas luka post operasi payudara kanan hari ke satu, terdapat tampon/ kassa di bekas operasi dengan kedalaman luka 3cm dan diameter 2cm, nilai Leukosit 13.1 k/ uL serta suhu 37º C. Pukul 10.10 WIB Mempertahankan tehnik asepik. Respon pasien: Pasien mengatakan bersedia dan mau dilakukan observasi dan dibersihkan lukanya. Respon Objektif: Pasien tampak kooperatif dan menahan nyerinya. Pukul 10.20 WIB Menjaga kulit agar bersih dan kering. Respon pasien: Pasien mengatakan bersedia dan akan menjaga kulit agar tetap bersih dan 71 kering. Respon objektif: Pasien tampak menahan nyeri, luka terbalut dengan kasa. Pukul 11.45 WIB Mengkolaborasi dengan ahli gizi pemberian diet tinggi dan protein. Respon pasien: Pasien mengatakn selalu makan dari Rumah sakit ¼ habis. Respon objektif: Pasien tampak habis ¼ porsi makan. Pukul 13.00 WIB Mengajarkan tentang tehnik non farmakologis (Tarik nafas dalam). Respon pasien: Pasien mengatakan bersedia dilakukan terapi nafas dalam. Respon objektif: Pasien tampak kooperatif dan bersedia mengikuti tehnin non farmakologis (terapi nafas dalam). Pukul 13.45 Melakukan pengkajian nyeri (PQRST). Respon pasien: Nyeri terasa saat berdiri, nyeri seperti di tusuk- tusuk di bagian payudara kanan dengan skala nyeri 4 dan nyeri hilang timbul. Respon objektif: Luka post operasi Hari ke 1, Pasien tampak menahan nyeri dengan memegang bagian yang sakit, terbalut kassa tidak ada rembesan luka dan di dapatkan hasil dari pemeriksaan Tekanan darah 130/90 mmHg, Nadi 80×/ menit. Tindakan keperawatan yang di lakukan pada hari ke dua Jumat 8 Januari 2016 pada Pukul 07.45 WIB adalah Melakukan pengkajian nyeri (PQRST). Respon pasien: nyeri timbul saat berjalan, nyeri seperti tertusuktusuk di bagian payudara kanan dengan skala nyeri 3 dan nyeri hilang timbul. Respon objektif: Luka post operasi Hari ke 2, pasien tampak menahan nyeri dengan memegang payudara yang sakit, terdapat balutan kassa tidak adarembesan dan dilakukan pemeriksaan Tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi 80×/ menit. Pukul 08.30 WIB Memonitor aktivitas mobilisasi pasien. Respon pasien: Pasien mengatakan bisa miring kanan kiri bisa bergerak dan bisa 72 berjalan ke kamar mandi. Respon objektif: Pasien tampak kesakitan saat berjalan. Pukul 09.00 WIB Memberikan Analgesik melalui selang Intravena, Cefozolin 1gr/ 12 jam, Ranitidin 50mg/ 12 jam, Ketorolac 50 mg/ 8jam. Respon pasien: pasien mengatakan bersedia di berikan terapi obat. Respon objektif: Obat masuk melalui selang intravena. Pukul 10.00 WIB Mengobservasi luka, dimensi kedalaman luka, tanda dan gejala infeksi dan menginpeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan dan panas. Respon pasien: Pasien mengatakan luka terasa nyeri pos operasi Hari ke 2, terasa panas dan gatal. Respon objektif: Tampak luka post operasi Hari ke 2 terdapat tampon/ kassa dengan kedalaman 3cm dan diameter 2cm terdapat kemerahan disekitar luka, Nilai Leukosit 13.1 k/uL dan Suhu 36º C. Pukul 10.05 Mempertahankan tehnik aseptik. Respon pasien: Pasien mengatakan bersedia dibersihkan lukanya dan di observasi. Respon objektif: Pasien tampak kooperatif dan menahan nyeri. Pukul 10.20 WIB Menjaga kulit agar tetap bersih dan kering. Respon pasien: Pasien mengatakan bersedia dan akan menjaga kulit tetap bersih dan kering. Respon objektif: Luka tampak terbalut dengan kassa. Pukul 12.00 WIB Mengkolaborasi dengan ahli gizi pemberian diet tinggi dan protein. Respon pasien: Pasien mengatakn selalu makan dari Rumah sakit 1 habis. Respon objektif: Pasien tampak habis 1 porsi makan. Pukul 13.05 WIB Mengajarkan tentang tehnik non farmakologis (Tarik nafas dalam). Respon pasien: Pasien mengatakan bersedia dilakukan terapi nafas dalam. Respon objektif: Pasien tampak kooperatif dan bersedia mengikuti 73 tehnin non farmakologis (terapi nafas dalam). Pukul 13.40 Melakukan pengkajian nyeri (PQRST). Respon pasien: Nyeri terasa saat berdiri, nyeri seperti di tusuk- tusuk di bagian payudara kanan dengan skala nyeri 2 dan nyeri hilang timbul. Respon objektif: Luka post operasi Hari ke 1, Pasien tampak menahan nyeri dengan memegang bagian yang sakit, terbalut kassa tidak ada rembesan luka dan di dapatkan hasil dari pemeriksaan Tekanan darah 120/70 mmHg, Nadi 86×/ menit. D. Evaluasi Tindakan keperawatan yang dilakukan oleh penulis kemudian di evaluasi pre operasi dan post operasi. Evaluasi pre operasi pada hari Rabu 06 Januari 2016 pukul 12.30 WIB dengan SOAP. Pasien mengatakan cemas sudah berkurang dan pasien bersedia menjawab Quesioner tentang kecemasan. Ekspresi pasien tampak lebih tenag, sedikit nyaman, dan sedikit tersenyum serta di dapatkan hasil quesioner dari kecemasan 26 (kecemasan sedang). Hasil analisa keperawatan ansietas dapat teratasi dengan kriteria hasil dalam tujuan sudah tercapai. Intervenssi di hentikan. Evaluasi post operasi pada pukul 14.10 WIB dengan SOAP. Pasien mengatakan nyeri timbul setiap saat seperti tertusuk tusuk di payudara kanan bekas post operasi dengan skala nyeri 6 dan terasa terus menerus. Ekspresi pasien tampak menahan nyeri dengan memegang payudara yang sakit, terdapat luka balutan dan tidak ada rembesan dan di dapatkan hasil tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi 100×/ menit. Hasil analisa keperawatan nyeri akut 74 belum teratasi karena kriteria hasil dalam tujuan belum tercapai. Intervensi dilanjutkan yaitu Mengobservasi tingkat nyeri (PQRST), Mengajarkan tehnik non farmakologis (Tarik nafas dalam), Memberikan analgesik untuk mengrurangi nyeri, Mengkolaborasikan dengan dokter. Pada pukul 14.20 WIB penulis juga mengevaluasi untuk masalah keperawatan yang ketiga, diperoleh hasil: Pasien mengatakan luka terasa nyeri di bagian payudara kanan post operasi. Tampak luka masih terbalut dengan kassa bersih, tidak ada rembesan pada luka. Hasil analisa keperawatan kerusakan integritas jaringan belum teratasi karena kriteria hasil dalam tujuan belum teratasi. Intervensi dilanjutkan yaitu Mengobservasi luka, lokasi, dimensi jaringan nekrotik, dan kedalaman luka, menjaga kulit agar tetap bersih dan kering, Mengajarkan keluarga tentang luka dan perawatan luka, Memonitor aktivitas mobilisasi pasien, Mengkolaborasi dengan ahli gizi. Pada Pukul 14.25 WIB penulis juga mengevaluasi untuk masalah keperawatan yang keempat, diperoleh hasil: Pasien mengatakan disekitar luka terasa gatal dan panas. Tampak luka masih terbalut kassa bersih, tidak ada rembesan, dan di dapatkan hasil Leukosit 13.1 k/uL serta suhu 37.3º C. Hasil analisa keperawatan resiko infeksi belum teratasi karena kriteria hasil dalam tujuan belum teratasi Intervensi dilanjutkan yaitu Mengobservasi tanda dan gejala infeksi, Pertahankan tehnik aseptik, Menginpeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan dan panas, Mengkolaborasi dengan kelurga cara pencegahan infeksi. 75 Pada hari kedua Kamis 7 Januari 2016 pada jam 14.00 WIB penulis mengevaluasi untuk masalah keperawatan yang kedua, diperoleh hasil: Pasien mengatakan nyeri terasa saat berdiri terasa seperti tertusuk- tusuk di bagian payudara kanan dengan skala nyeri 4 dan nyeri hilang timbul. Ekspresi pasien tampak memegang bagian yang nyeri, masih terbalut kassa dan tidak ada rembesan serta didapatkan hasil tekanan darah 130/90 mmHg nadi 80×/ menit. Hasil analisa keperawatan nyeri akut teratasi sebagian karena kriteria hasil dalam tujuan sebagian sudah teratasi Intervensi dilanjutkan yaitu Melakukan pengkajian (PQRST), Mengajarkan tehnik non farmakologis (tarik nafas dalam), Memberikan analgesik dan Mengkolaborasikan dengan dokter. Pada pukul 14.10 WIB penulis mengevaluasi untuk masalah keperawatan yang ketiga, diperoleh hasil: Pasien mengatakan luka terasa nyeri di bagian payudara kanan post operasi. Tampak luka bekas operasi payudara kanan Hari ke satu, terdapat tampon/ kassa di bekas operasi dengan kedalaman luka 3cm, iameter 2cm. Hasil analisa keperawatan kerusakan integritas jaringan teratasi sebagian karena kriteria hasil dalam tujuan teratasi sebagian. Intervensi dilanjutkan yaitu Mengobservasi luka, lokasi, dimensi jaringan nekrotik, dan kedalaman luka, Menjaga kulit agar tetap bersih dan kering, Memonitor aktivitas mobilisasi pasien, Mengkolaborasi dengan ahli gizi. Pada Pukul 14.20 WIB penulis juga mengevaluasi untuk masalah keperawatan yang keempat, diperoleh hasil: Pasien mengatakan disekitar luka 76 terasa gatal dan panas. Tampak bekas operasi Hari ke satu dan tidak ada rembesan serta di dapatkan hasil Leukosit 13.1 k/uL serta suhu 37º C. Hasil analisa keperawatan resiko infeksi teratasi sebagian karena kriteria hasil dalam tujuan teratasi sebagian Intervensi dilanjutkan yaitu Mengobservasi tanda dan gejala infeksi, Pertahankan tehnik aseptik, Menginpeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan dan panas. Pada hari ketiga jumat 8 Januari 2016 pada jam 14.00 WIB penulis mengevaluasi untuk masalah keperawatan yang kedua, diperoleh hasil: Pasien mengatakan nyeri terasa saat berdiri terasa seperti tertusuk- tusuk di bagian payudara kanan dengan skala nyeri 2 dan nyeri hilang timbul. Ekspresi pasien tampak memegang bagian yang nyeri, masih terbalut kassa dan tidak ada rembesan serta didapatkan hasil tekanan darah 120/70 mmHg nadi 86×/ menit. Hasil analisa keperawatan nyeri akut dapat teratasi dengan kriteria hasil dalam tujuan sudah tercapai, Intervenssi di hentikan. Pada pukul 14.10 WIB penulis mengevaluasi untuk masalah keperawatan yang ketiga, diperoleh hasil: Pasien mengatakan luka di bagian payudara kanan post operasi. Tampak luka bekas operasi payudara kanan Hari ke dua terdapat tampon/ kassa di bekas operasi dengan kedalaman luka 3cm, diameter 2cm. Hasil analisa keperawatan kerusakan integritas jaringan teratasi sebagian karena kriteria hasil dalam tujuan teratasi sebagian. Intervensi di rumah sakit dihentikan lanjutkan Discharge planning yaitu Makan makanan yang bergizi dan Menjaga kulit di sekitar luka bersih dan kering. 77 Pada Pukul 14.20 WIB penulis juga mengevaluasi untuk masalah keperawatan yang keempat, diperoleh hasil: Pasien mengatakan disekitar luka terasa gatal dan panas. Tampak bekas operasi Hari ke dua dan tidak ada rembesan serta di dapatkan hasil Leukosit 13.1 k/uL serta suhu 36.5º C. Hasil analisa keperawatan resiko infeksi teratasi sebagian karena kriteria hasil dalam tujuan teratasi sebagian Intervensi di rumah sakit dihentikan lanjutkan Discharge planning yaitu Melanjutkan minum obat dari rumah sakit, Membersihkan luka bekas operasi dan Mengontrol di poli bedah pada tanggal 13 januari 2016. BAB V PEMBAHASAN Bab ini penulis akan membahas tentang pemberian terapi murottal AlQuran surah Ar Rahman terhadap waktu pulih sadar pasien Anestesi pada asuhan keperawatan Ny. E dengan Kanker Payudara di ruang Mawar nomer A- 12 di Rumah Sakit dr Soediran Mangun Sumarso kabupaten Wonogiri. Disamping itu penulis akan membahas tentang faktor pendukung dan kesenjangan- kesenjangan yang terjadi antar teori dengan kenyataan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. A. Pengkajian Pengkajian adalah tahap awal dalam proses keperawatan, merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien. Tujuan untuk mengumpulkan informasi dan membuat data dasar serta sebagai dasar utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu (Runiari, 2010). Pengkajian dilakukan pada tanggal 6 Januari 2016 pada Ny. E didapatkan keluhan utama nyeri pada payudara kanan berkaitan dengan penyakit kanker payudara, didapatkan massa di payudara kanan. Keluhan tersebut sejalan dengan teori (Olfah dkk, 2013) yang menyebutkan dimana 78 79 salah satu tanda dan gejala kanker payudara adanya benjolan atau massa di payudara, rasa sakit, timbulnya kelainan pada kulit. Kanker payudara merupakan penyakit tidak menular yang ditandai dengan adanya sel/ jaringan abnormal yang bersifat ganas, tumbuh cepat tidak terkendali dan dapat menyebar ke tempat lain dalam tubuh pasien. Sel penyakit kanker dapat berasal dari semua unsur yang membentuk suatu organ, dalam perjalanan selanjutnya tumbuh dan menggandakan diri sehingga membentuk massa tumor. Penderita kanker payudara akan mengalami pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel sel jaringan payudara (Olfah dkk, 2013). Pola Mekanisme koping, Ny E mengalami perasaan kawatir dengan penyakit yang dialaminya dan pasien merasa cemas karena pasien akan dioperasi, dari pengkajian tersebut didapatkan hasil dignosa Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian. Ansietas adalah suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika dilakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh (Gwinutt, 2012). Pada pola pengkajian Kognitif dan Perseptual, Ny E selama sakit setelah melakukan operasi Ny E merasa nyeri terasa saat bergerak terasa seperti tertusuk- tusuk dibagian payudara kanan dengan skala nyeri 6dan nyeri sering muncul. Keadaan tersebut sesuai dengan yang ada bahwa pada pasien kanker payudara terjadi rasa sakit, penderita kanker payudara merasakan nyeri di payudara (Olfah dkk, 2013). 80 Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil pada payudara sebelah kanan terdapat luka bekas operasi, tampak kemerahan, kulit merintis/ kasar dan luka berada dibagian payudara kanan atas dan terdapat massa pada payudara kanan atas. Benjolan atau massa tunggal yang sering terdapat didaerah kuadrant atas bagian luar, benjolan ini keras dan bentuknya tidak berantakan dan dapat digerakan (Olfah, dkk 2013). Pada pemeriksaan penunjag pada Ny E didapatkan hasil Leukosit 13.1 k/ul dengan nilai normal 4.1- 10.9 dan hasil USG mammae tampak massa tampak massa hipoechoic batas tegas, klasifikasi interna echo negatif, axsila dextra tidak tampak tanda tanda pembesaran Limfanodi dan didapatkan kesan Massa mammae dextra dd. Malignan (y). Dari hasil pemeriksaan penunjang sejalan dengan teori tanda dan gejala berdasarkan berat dan ringannya stadium II dengan diameter 2- 5 cm dengan tanpa metastasis aksila (Olfah dkk, 2013). B. Perumusan Masalah Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual dan potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan pengalaman, perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah, dan merubah status kesehatan klien (Dermawan, 2012). Perumusan diagnosa keperawatan pre operasi yaitu Ansietas berhubungan dengan perubahan ancaman kematian pada kasus ini didasarkan 81 pada Pola Mekanisme Koping, Ny. E mengatakan merasa kwatir dengan penyakit yang dideritanya dan merasa cemas karena pasien akan di operasi. Sebelum Operasi pada tanggal 6 Januari 2016 Jam 08. 20 WIB dilakukan Quesioner pada pasien dan di dapatkan nilai 46 (Nilai Kecemasan Berat Sekali). Batasan karakteristik kecemasan menurut (Nanda NIC NOC, 2013) yaitu perilaku meliputi: gelisah, mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan dalam peristiwa hidup, affektif meliputi: gelisah distres, ketakutan, perasaan tidak adekuat, bingung, khawatir, fisiologi meliputi: peningkatan tekanan darah. Ansietas adalah respon emosional dan merupakan penilaian intelektual terhadap suatu bahaya (Stuart, 2007). Perumusan diagnosa post operasi yang pertama pada Ny E yang diangkat penulis yaitu nyeri akut berhuubungan dengan agen injuri fisik (pembedahan). Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cidera akut, penyakit atau intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat dengan intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat) dan berlangsung untuk waktu yang singkat dari beberapa detik hingga enam bulan (Andarmoyo, 2013). Keadaan tersebut sesuai dengan teori hierarki Maslow yang menyebutkan bahwa nyeri termasuk dalam kebutuhan fisiologis. Kebutuhan fisiologis merupakan hal yang mutlak dipenuhi dengan manusia untuk bertahan hidup dan harus dipenuhi terlebih dahulu dari pada kebutuhan lain (Mubarak, 2008). 82 Saat dilakukan pengkajian pada Ny E didasarkan pada keluhan utama nyeri di payudara kanan dan beberapa karakteristik yang muncul pada pasien setelah operasi diperoleh data subjektif pasien mengatakan nyeri timbul saat bergerak, seperti tertusuk- tusuk di bagian payudara kanan dengan skala nyeri 6 terasa seperti tertusuk- tusuk. Didapatkan hasi dari data objektif ekspresi pasien tampak meringis kesakitan dan menahan nyeri dengan memegang bagian yang sakit, tidak mampu berorientasi dengan baik, gelisah serta di dapatkan hasil vital sigh Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 100×/menit, suhu 37,3ºC, Respirasi 20×/ menit. Batasan karakteristik nyeri yaitu: perubahan frekuensi jantung, perubahan frekuesi pernafasan, gelisah, meringis, perubahan posisi untuk menghindari nyeri (Wilkinson, 2009). Respon perilaku terhadap nyeri yang ditunjukan oleh pasien sagat beragam. Salah satunya dapat dilihat dari ekspresi wajah yaitu meringis, menggelutkan gigi, mengerutkan dahi, menggigit bbir, menutup mata dan mulut dengan rapat serta membuka mata dan mulut dengan lebar (Andarmoyo, 2013). Nyeri yang dialami oleh Ny. E merupakan nyeri akut karena waktu yang cepat dan dirasakan kurang dari dua bulan. Keadaan tersebut sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa nyeri akut memiliki waktu yang cepat dan intensitas yang bervariasi dan berlangsung dari beberapa detik sampai enam bulan (Andarmoyo, 2013). Penulis mengangkat diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (pembedahan) sebagai diagnosa pre operasi prioritas dan aktual 83 karena nyeri merupakan faktor utama. Secara verbal pasien mengatakan mengalami nyeri yang dirasakannya. Hal ini sesuai dengan teori hierarki Maslow yang menyebutkan bahwa nyeri termasuk didalam kebutuhan fisiologis. Kebutuhan fisiologis merupakan hal yang mutlak di penuhi oleh manusia untuk bertahan hidup dan harus terpenuhi dahulu dari pada kebutuhan yang lain (Mubarak, 2008). Diagnosa post operasi yang kedua diangkat oleh penulis yaitu kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan factor mekanik (robekan). Kerusakan jaringan adalah kerusakan jaringan membrane mukosa, kornea, integument, atau subkutan (NANDA, 2012). Batasan karakteristik pada kerusakan integritas jaringan yaitu kerusakan jaringan (misalnya kornea, membrane mukosa, integument, atau subkutan (NANDA, 2012). Saat di lakukan pengkajian didapatkan hasil dari data subjektif yaitu pasien berkata terasa nyeri dibagian luka post operasi dan didapatkan data objektif yaitu terdapat luka post operasi di payudara kanan yang terbalut dengan kassa dalam keadaan bersih. Hal ini sesuai dengan pasien dan teori mengenai kerusakan integritas jaringan (NANDA, 2012). Diagnosa post operasi yang ketiga diangkat oleh penulis yaitu Resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan (tummor mammae). Resiko infeksi adalah keadaan dimana seorang individu beresiko terserang oleh agen patogenik dan oportunistik (virus, jamur, bakteri, protozoa atau parasit 84 lainnya) dari sumber- sumber eksternal, sumber- sumber eksogen dan endogen (NANDA, 2012). Saat di lakukan pengkajian didapatkan hasil dari data subjektif yaitu pasien hanya mengatakan terasa panas dan terasa gatal dibagian sekitar luka di payudara kanan. Hasil data objektif yaitu Leukosit 13,1 k/ul, suhu 37,3º C, luka pembedahan masih terbalut dengan kassa dan terdapat tanda infeksi seperti kemerahan. Hal ini sesuai dengan pasien dan teori mengenai resiko infeksi yaitu mengalami peningkatan risiko infeksi terserang organisme patogenik (NANDA, 2012). C. Perencanaan Keperawatan Perencanaan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah yang merupakan awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan, bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan dari semua tindakan keperawatan. Merupakan tahap ketiga dari proses keperawatan dimana peraawat meetapkan tujuan dan hasil yang diharapkan bagi pasien ditentukan dan merencanakan intervensi keperawatan. Selama perencanaan dibuat prioritas dengan kolaborasi klien dan keluarga, konsultasi tim medis, telaah literatur, modifikasi asuhan keperawatan dan catat informasi yang relevan, tentang kebutuhan perawatan kesehatan klien, penata laksanaan klinik (Dermawan, 2012). Intervensi atau rencana yang akan dilakukan oleh penulis disesuaikan dengan kondisi pasien dan fasilitas yang ada. Tujuan dari tindakan 85 keperawatan menggunakan kaidah sesuai dengan sistematika SMART, yaitu spesifk (jelas), measurable (dapat diukur), acceptance, rasional, dan timing.Kriteria hasil merupakan gambaran tentang faktor-faktor yang dapat memberi petunjuk bahwa telah tercapai dan digunakan dalam membuat pertimbanagann (Hidayat, 2010). Intervensi pada diagnosa keperawatan Pre operasi Ansietas berhubungan dengan Ancaman kematian. Kriteria hasil berdasarkan NOC (Nursing Outcomes Classification) kemudian penulis menyusun intervensi keperawatan berdasarkan NIC (Nursing Intervetion Classification). Pada diagnosa pertama terdapat 4 rencana tindakan keperawatan yaitu Identifikasi tingkat kecemasan, Intruksikan pasien menggunakan tehnik (Terapi Murottal al- Qur`an surah Ar Rahman), Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan, Jelaskan semua prosedur dan apa yang disarankan selama prosedur dari rencana tindakan tersebut penulis mengimplimentasikan 4 tindakan keperawatan. Penulis melakukan tindakan keperawatan dengan Mengindentifikasi tingkat kecemasan dengan mengukur menggunkan alat ukur kecemasan (HRS- A) dan Mengajarkan tehnik murottal Al- Qur`an dengan surah Ar- Rahman dengan Melibatkan Respon keyakinan yang dianut akan mempercepat terjadinya rileks, dengan kata lain kombinasi respon relaksasi melibatkan keyakinan akan gandakan manfaat yang didapat dari respon relaksasi. Fakta lain terapi bacaan Al- Qur` an dapat mengurangi sakit adalah penjelasan riwayat Baihaqi bahwa Tholhah bin Mussarif berkata bahwa “ 86 Aku pernah mendengar bahwa ketika dibacakan Al- Qur` an kepada orang yang sedang sakit niscaya sakitnya akan berkurang” (Al Durr Al- Manstur dalam Elzaky, 2011). Hal ini sesuai dengan Hadist Rosulullah SAW yang bersabda “Sebaik- baiknya obat adalah Al- Qur` an” (HR. Ibnu Majah, dalam Izzat 7 Arif, 2011) menurut Sodikin dalam Jurnal “ Pengaruh Terapi Bacaan Al- Qur` an melalui Media Audio terhadap Respon Nyeri Pasien Post Operasi Hernia di RSUD Cilacap” tahun 2012. Intervensi pada diagnosa keperawatan Post operasi yang pertama Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (pembedahan). Kriteria hasi berdasarkan pada NOC (Nursing Outcomes Classification) kemudian penulis menyusun intervensi keperawatan berdasarkan NIC (Nursing Intervetion Classification. Pada diagnosa kedua terdapat 4 rencana tindakan keperawatan yaitu Observasi tingkat nyeri (PQRST), Ajarkan tentang tehnik Non Farmakologis (Relaksaksi nafas dalam), Berikan analgesik untuk mengurangi nyeri, Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil, dari rencana tindakan tersebut tindakan keperawatan yaitu penulis mengimplimentasikan 3 Observasi tingkat nyeri (PQRST), Ajarkan tentang tehnik Non Farmakologis, Berikan analgesik untuk mengurangi nyeri dan penulis tidak mengimplementasikan 1 rencana tindakan keperawatan yaitu Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil karena respon pasien hari pertama sudah tidak menunjukan tindakan tidak berhasil. 87 Penulis melakukan tindakan keperawatan dengan mengobservasi tingkat nyeri (PQRST) meliputi P (Paliatif/Profocatif = yang menyebabkan timbulnya masalah), Q (Quality = kualitas nyeri yang dirasakan), R (Regio = lokasi nyeri), S (Severity = keparahan), T (Time = waktu, Mengajarkan tehnik non Farmakologis (relaksaksi nafas dalam) dan Memberikan analgesik (cefozolin, Ranitidin, Ketorolac). Intervensi pada diagnosa keperawatan Post operasi Kerusakan Integritas jaringan berhubungan dengan Faktor mekanik (robekan). Kriteria hasil berdasarkan NOC (Nursing Outcomes Classification) kemudian penulis menyusun intervensi keperawatan berdasarkan NIC (Nursing Intervetion Classification). Pada diagnosa ketiga terdapat 5 rencana tindakan keperawatan yaitu Observasi luka: Lokasi, dimensi, kedalaman luka, jaringan nekrotik, Jaga kulit bersih dan kering, Ajarkan keluarga tentang luka dan perawatan luka, monitor aktivitas dan mobilisasi pasien, Kolaborasi dengan ahli gizi pemberian diet tinggi kalori dan protein dari rencana tindakan tersebut penulis mengimplimentasikan 5 tindakan keperawatan. Penulis melakukan tindakan keperawatan dengan mengobservasi luka Lokasi, dimensi, kedalaman luka, jaringan nekrotik pada post operasi Hari ke- 1 dan memonitor aktivitas dan mobilisasi pasien selama 3 hari setelah operasi. Intervensi pada diagnosa keperawatan Post operasi Resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan (tumor mammae). Kriteria hasil berdasarkan NOC (Nursing Outcomes Classification) kemudian penulis menyusun intervensi keperawatan berdasarkan NIC (Nursing Intervetion 88 Classification). Pada diagnosa keempat terdapat 4 rencana tindakan keperawatan yaitu Observasi tanda dan gejala infeksi, Pertahankan tehnik aseptik, Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan dan panas, Kolaborasi dengan keluarga cara pencegahan infeksi dari rencana tindakan tersebut penulis mengimplimentasikan 4 tindakan keperawatan. Penulis melakukan tindakan keperawatan dengan mengobservasi tanda gejala infeksi dengan nilai Leukosit, Suhu badan dan Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan dan panas. D. Implementasi Keperawatan Implementasi keperawatan adalah komponen dari proses keperawatan yang merupakan kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang di perlukan untuk mencapai tujuan dan kriteria hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan (Perry, 2005). Implementasi keperawatan yang dilakukan pada tanggal 6, 7 dan 8 Januari 2016 antara lain, Penulis melakukan tindakan dengan mengidentifikasi kecemasan sebelum melakukan operasi setelah selesai operasi dilakukan tehnik murottal Al- Quran Surah Ar Rahmanselama 60 menit dilakukan di ruang Recoveryroom. Bila tindakan ini tidak dilakukan akan berdampak pada hasil penurunan kecemasan. Saat sebelum dilakukan tindakan relaksaksimurottal Al- Quran Surah Ar Rahman terdapat durasi waktu 85 menit saat pengukuran kecemasan dengan pasien masuk ke ruang operasi dilakukan pengisian Quesioner HRS- A dan didapatkannilai Quesioner dari pasien dengan hasil 46 (nilai kecemasan berat sekali) dengan 89 respon ekspresi pasien wajah pasien tampak gelisah, bingung, lemas dan setelah dilakukan tindakan relaksaksimurottal Al- Quran Surah Ar Rahman setelah pasien operasi dilakukan pengisian dan didapatkan nilai Quesioner HRS- A dengan durasi waktu 20 menit pasien keluar dari ruang recovery dengan pasien diukur kecemasan dan didapatkan hasil 26 (kecemasan sedang) dengan respon ekspresi pasien tampak lebih tenang, nyaman dan sedikit terlihat tersenyum. Pada seseorang yang akan melakukan tindakan pembedahan mempunyai respon dalam menghadapi operasi atau pembedahan sering mengalami ketakutan atau kecemasan. Pasien diberikan terapi murottal Al- Qur`an dapat mengurangi kecemasan serta dapat berpengaruh pada waktu pulih sadar pasien. Terapi ini dapat membuat perasaan rileks dan tenang. Kecemasan yang timbul menjelang tindakan anestesi akan mengganggu jalannya proses operasi. Kecemasan dapat meningkatkan frekwensi jantung yang dapat berpengaruh pada tekanan darah dan pernafasan pasien. Kecemasan dapat pula mempengaruhi dosis obat anestesi, kenaikan laju basal metabolisme pre anestesi dan meningkatkan kepekaan terhadap rasa sakit (Leksana, 2000) Dalam Penelitian Mulyono, 2008 “Hubungan Musik Klasik dengan Waktu Pemulihan Pasien Post Operasi Seksio Cesaria dengan Spinal Anestesi di RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA”. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner berpedoman pada Hamilton Rantting Scale for Anxiety (HRS- A) untuk melihat tingkat keparahan terhadap gangguan kecemasan seorang klien (Hawari, 2001). 90 Terapi Murotal adalah terapi bacaan Al- Qur`an yang merupakan terapi realigi dimana seseorang akan dibacakan ayat- ayat Al- Qur`an selama beberapa menit atau bahkan selama beberapa jam, sehingga memberikan dampak positif bagi tubuh seseorang (Gusmirah, 2005). Terapi Murotal adalah rekaman surat Al- Qur`an yang dilakukan oleh seorang qori` (pembaca Al- Quran) lantunan Al- Qur`an secara fisik mengandung unsur suara manusia (Heru, 2008). Al- Qur`an adalah obat yang mujarab, baik penyakit hati maupun penyakit fisik, baik penyakit dunia ataupun penyakit akhirat (Heru, 2008) Pada Jurnal “Pengaruh Pemberian Terapi Murottal AlQur`an terhadap Waktu Pulih Sadar Pasien Kanker Payudara dengan Anestesi General di RSUD DR. Moewardi Surakarta” tahun 2015. Ar Rahman yang berarti yang Maha Pemurah merupakan surah ke- 55 diantara surah- surah dalam Al- Qur`an, surat ini terdiri atas 78 ayat, termasuk daalam surat makkiyah. Nama surat ini diambil dari perkataan Ar- Rahman yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Ar- Rahman adalah salah satu dari nama- nama Allah SWT (Jalalaudin, 2008). Saat melakukan tindakan dengan pasien yang baru saja keluar dari ruang operasi kemudian masuk ke ruang Recoveryroom dan dilakukan Murottal Al- Qur`an surah Ar- Rahman menggunakan tipe recorder dengan frekuensi 440 cps hertz, Handphone dan Stopwacth untuk mengetahui berapa detik pasien sadar. Saat pasien diperdegarkan Murottal Al- Qur`an surah ArRahman serta dilakukan tindakan penilaian Alderete Score saat masuk ruang Recoverryroom, pada menit ke- 15, menit ke- 30, menit ke- 45, menit ke- 60 91 serta saat pasien akan keluar dari ruang recoverryroom dan dilakukan penilai Alderete Score sampai tercapai nilai total 10. Pasien bisa dipindahkan dari ruang pemulihan jika nilai pengkajian post anestesi adalah 8- 10 (Coyle TT, 2005) Pada Jurnal “Pengaruh Pemberian Terapi Murottal Al- Qur`an terhadap Waktu Pulih Sadar Pasien Kanker Payudara dengan Anestesi General di RSUD DR. Moewardi Surakarta” tahun 2015. Didapatkan hasil pada saat pasien masuk ruang Recoveryroom nilai 3, menit ke- 15 dengan hasil 4, menit ke- 30 dengan hasil 5, menit ke- 45 dengan hasil 8, menit ke- 60 dengan hasil 9 serta paada saat- saat keluar dengan hasil 10. Pasien dinilai dari Nilai warna, Pernafasan, Sirkulasi, Kesadaran dan Aktifitas (Barone, 2004) Pada Jurnal “Pengaruh Pemberian Terapi Murottal Al- Qur`an terhadap Waktu Pulih Sadar Pasien Kanker Payudara dengan Anestesi General di RSUD DR. Moewardi Surakarta” tahun 2015. Pemberian Terapi bacaan Al- Qur`an dapat menurunkan denyut nadi dan efek anestesi. Penggunaan obat Anestesi selama pembedahan dapat mempengaruhi denyut nadi. Hal ini disebabkan oleh perubahan mendadak yang disebabkan oleh reflek simpatis setelah injeksi anestesi. Menurut Jurnal dari Sodikin “ Pengaruh Terapi Bacaan Al- Qur`an melalui Media Audio terhadap Respon Nyeri Pasien Post Operasi Hernia di RSUD Cilacap” tahun 2012. Hasil Implementasi yang dilakukan oleh penulis sesuai dengan hasil penelitian dalam Jurnal yang dikutip oleh penulis dalam judul “Pengaruh 92 pemberian terapi Murottal Al- Qur`an terhadap waktu pulih sadar pasien kanker payudara dengan anestesi general di Rumah sakit umum daerah DR. Moewardi Surakarta”. Hasil dari penelitian Moh. Al Khoif Billah pada tahun 2015 menunjukan bahwa ada pengaruh terapi murottal Al- Qur`an dalam pemenuhan kondisi pulih pasien dan dari aplikasi jurnal “Pengaruh pemberian terapi Murottal Al- Qur`an terhadap waktu pulih sadar pasien kanker payudara dengan anestesi general di Rumah sakit umum daerah DR. Moewardi Surakarta” menunjukan hasil bahwa ada pengaruh terapi AlQur`an waktu pulih sadar pasien anestesi general dengan tumor payudara dexstra pada menit ke- 45 dengan nilai 8. Terapi murottal Al- Qur`an juga memberikan dampak kenyamanan yang ditandai dengan sudah dapat menggerakan ke empat ekstremitas, warna kulit yang bersemburah kemerahan dan dapatdiajak berkomunikasi dan berinteraksi dengan perawat menurut Jurnal “Pengaruh pemberian terapi Murottal Al- Qur`an terhadap waktu pulih sadar pasien kanker payudara dengan anestesi general di Rumah sakit umum daerah DR. Moewardi Surakarta” oleh Moh. Al Khoif Billah pada tahun 2015. Implementasi lain yang dilakukan oleh penulis pada Ny. E adalah memonitor Tanda- Tanda Vital dan keluhan utama pasien, memantau tingkat kecemasan pasien, mendampingi, memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga dan memberikan terapi tarik nafas dalam. Berdasarkan jurnal yang dikutip oleh Nurliana Khoiriyah tahun 2015 dengan judul “Pengaruh Terapi Murottal Al Quran terhadap waktu pulih 93 sadar pasien kanker payudara dengan Anestesi General di Rumah Sakit Umum Daerah DR. Moewardi Surakarta” hal ini sesuai dengan apa yang telah dilakukan oleh penulis yaitu Pengaruh Terapi Murottal Al Quran terhadap waktu pulih sadar pasien kanker payudara dengan Anestesi General pada asuhan keperawatan Ny. E dengan kanker payudara di ruang Mawar RSUD dr Soediran Mangun Sumarso Kabupatan Wonogiri. Hasil dari tindakan tersebut juga dipengaruhi oleh observasi ansietas dan pemberian obat medis saat operasi yaitu obat propofal 10mg/ml yang berpengaruh degan perubahan ansietas. Implementasi keperawatan yang dilakukan pada tanggal 6, 7 dan 8 Januari 2016, antara lain Penulis melakukan tindakan pengkajian nyeri (PQRST) dan Melakukan relaksaksi non Farmakologis yaitu tarik nafas dalam. Tehnik individu dapat digunakan saat individu dalam kondisi sehat atau sakit dan merupakan upaya pencegahan untuk membantu tubuh segar kembali dan meminimalkan nyeri secara efektif (Perry & Potter 2005). Tehnik relaksaksi yang digunakan dalam mengatasi nyeri post operasi di Rumah Sakit adalah dengan tarik nafas dalam. Keuntungan dari tehnik tarik nafas dalam antara lain dapat dilakukan setiap saat dimana saja dan kapan saja. Caranya sangat mudah dan dapat dilakukan secara mandiri oleh pasien tanpa media dapat merilekskan otot- otot yang tegang (Smeltzeer, 2001) Pada Jurnal “Terdapat pengaruh pemberian tehnik relaksaksi nafas dalam terhadap tingkat nyeri pada pasien post operasi dengan Anestesi Umum” oleh Satriyo Agung, 2013. 94 Implementasi keperawatan yang dilakukan pada tanggal 6, 7 dan 8 Januari 2016, antara lain Penuis memberikan makanan tinggi kalori tinggi protein sesuai dengan diit yang telah di buat oleh ahli gizi. Fungsi protein bagi tubuh adalah untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh, Sebagai sarana untuk mengatur metabolisme pada tubuh, Menyokong berbagai aktivitas pada organ tubuh dan pula metabolisme tubuh serta fungsi kalori antara lain Menunjang aktifitas tubuh, Sebagai sumber Energi bagi tubuh. (Putri dkk, 2013). Pengenalan proses penyembuhan luka sangat penting dan pengetahuan berbagai faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka untuk mempercepat proses penyembuhan, dianjurkan untuk segera bangkit pasca operasi dan memperhatikan juga tentang nutrisi yang harus dikomsumsi untuk mempercepat proses penyembuhan luka, diperlukan asupan Protein mensuplai asam amino yang dibutuhkan untuk perbaikan jaringan dan regenerasi, mengandung berbagai gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk proses penyembuhan luka ini biasanya terkandung pada Ikan, telur, daging (Bulan dkk, 2013). Implementasi keperawatan yang dilakukan pada tanggal 6, 7 dan 8 Jaanuari 2016, antara lain Penulis melakukan tindakan observasi tanda- tanda infeksi dengan rasionalnya untuk mendekteksi dini terhadap infeksi akan mudah, bila tindakan ini tidak dilakukan akan berdampak pada hasil diagnosa (Wilkinson, 2012). Hal tersebut dapat diartikan meningkatnya resiko seseorang terjangkit oleh organisme patogen. Faktor resikonya meliputi inadekuat pertahanan sekunder (penurunan Hb, leukopenia dan respon 95 inflamasi), prosedur invasif dan lain-lain (NANDA, 2012). Diagnosa keperawatan ini penulis angkat karena keadaan pasien yang beresiko mengalami infeksi, faktor resiko tersebut adanya mikroorganisme karena prosedur invasif yang dialami pasien yaitu insisi bedah. Hasil dari tindakan keperawatan yang dilakukan penulis yaitu luka bersih dan ada sedikit kemerahan. E. Evaluasi Evaluasi keperawatan merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan untuk mengukur respon klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian tujuan (Potter & Perry, 2005). Penulis mengevaluasi hasil dari tindakan keperawatan pada tanggal 6 Januari 2016 dengan diagnosa yang pertama yaitu Ansietas berhubungan dengan Ancaman kematian dengan hasil Respon Pasien mengatakan cemas sudah berkurang dan pasien bersedia menjawab quesioner tentang kecemasan, Ekspresi dari pasien tampak lebih tenag, nyaman dan sedkit tersenyum dengan hasil quesioner dari kecemasan 26 (kecemasan sedang), hasil dari analisa Ansietas dapat teratasi dengan kriteria hasil dalam tujuan sudah tercapai dan Intervenssi di hentikan. Penulis mengevaluasi hasil dari tindakan keperawatan pada tanggal 6, 7 dan 8 Januari 2016 dengan diagnosa yang kedua Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (pembedahan) dengan hasil respon pasien nyeri dipayudara post operasi Hari ke- 2 dengan nyeri terasa saat beerdiri seeperti tertusuk- tusuk dibagian payudara kanan dengan skala nyeri 2 serta nyeri 96 terasa hilang timbul, Ekspresi pasien tampak menahan nyeri dengan tekanan darah 120/ 70 mmHg dan Nadi 86×/ menit, hasil dari analisa Nyeri akut dapat teratasi dengan kriteria hasil dalam tujuan sudah tercapai dan Intervenssi di hentikan. Penulis mengevaluasi hasil dari tindakan keperawatan pada tanggal 6, 7 dan 8 Januari 2016 dengan diagnosa yang ketiga yaitu kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan faktor mekanik dengan hasil respon pasien luka bekas operasi pada Hari ke- 2 Hasil objektif dari pasien tampak luka bekas operasi terbalut kassa, tidak adanya rembesan, terdapat tampon/ kassa di luka dengan kedalaman luka 3 cm serta diameter 2 cm, hasil dari analisa kerusakan integritas jaringan teratasi sebagian dengan kriteria hasil dalam tujuan tercapai sebagian yaitu ketebalan dan testur jaringan normal belum teratasi dan Intervenssi di hentikan, serta lanjutkan discrat planningyaitu Makan makanan yang bergizi, Jaga kulit disekitar luka bersih dan kering. Dalam hal ini penulis melakukan asuhan keperawatan untuk mengatasi diagnosa ini selama 3x 24 jam yang belum cukup untuk mencapai kriteria hasil menurut Nanda (NIC- NOC, 2013). Penulis mengevaluasi hasil dari tindakan keperawatan pada tanggal 6, 7 dan 8 Januari 2016 dengan diagnosa yang keempat yaitu Resiko Infeksi berhubungan dengan pembedahan (tumor mammae) dengan hasil respon dari pasien luka bekas operasi terasa gatal dan panas, hasil objektif dari pasien tampak luka bekas operasi terbalut kassa, tidak ada rembesan, disekitar luka kemerahan, hasil Leukosit 13.1 k/ul serta Suhu badan 36,5ºC, hasil dari 97 analisa kerusakan integritas jaringan teratasi sebagian dengan kriteria hasil dalam tujuan tercapai sebagian yaitu pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi belum teratasi dengan upaya perawatan luka dengan prinsip steril dan pemberian antibiotik dan Intervensi dihentikan serta lanjutkan discrat planningyaitu Lanjutkan minum obat dari rumah sakit, Bersihkan luka post operasi dan Kontrol dipoli bedah pada tanggal 13 januari 2016. Dalam hal ini penulis melakukan asuhan keperawatan untuk mengatasi diagnosa ini selama 3x 24 jam yang belum cukup untuk mencapai kriteria hasil menurut (Nanda NIC- NOC, 2013). Evaluasi bagi penulis adalah tidak ada hambatan saat melakukan terapi Murottal Al Qur` an surat Ar- Rahman. Di RSUD dr. Soediran Wonogiri di ruang Mawar penulis memperoleh data hasil wawancara dengan salah satu perawat bahwa mayoritas klien yang akan menjalani operasi mengalami cemas. Penerapan terapi Murottal Al- Qur` an: surat Ar- Rahman belum pernah diterapkan oleh rumah sakit. Penaganan cemas untuk klien biasanya dibantu oleh keluarganya sendiri. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Setelah penulis melakukan pengkajian, analisa data, penentuan diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi tentang pemberian terapi murottal Al- Qur` an surah Ar- Rahman untuk menurunkan tingkat kecemasan pada asuhan keperawatan Ny. E dengan post operasi tumor payudara di ruang mawar RSUD Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri secara metode studi kasus, maka dapat ditarik kesimpulan: A. Kesimpulan 1. Pengkajian Hasil dari pengkajian terhadap Ny. E dengan tumor payudara didapatkan adanya keluhan Nyeri pada bagian payudara kanan, terdapat di benjolan payudara kanan, pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil tekanan darah 110/ 80 mmHg, nadi 125x/ menit, suhu 36º C dan respirasi 20x/ menit, kemudian dokter menyarankan operasi. Dan didapatkan keluhan Ansietas, pasien tampak kawatir dengan penyakit yang diderita dan pasien merasa cemas karena pasien akan di operasi. Sebelum di operasi dilakukan pengisian quesioner pada pasien dan didapatkan nilai 46 (nilai kecemasan berat sekali). 98 99 1. Rumusan Masalah Setelah dilakukan pengkajian pada Ny. E dengan tumor payudara, diagnosa pre operasi yang diangkat yaitu Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian, diagnosa post operasi yang diangkat yaitu Nyeri akut berhubungan dengan agen cidire fisik (pembedahan), Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan Faktor mekanik (robekan), Resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan (tumor payudara). 2. Intervensi Keperawatan Intervensi keperawatan yang dapat disusun pada kondisi pada Ny. E dengan tumor payudara adalah Pemberian terapi murrotal Al- Qur` an surah Ar- Rahman pada saat diruang Recoverry, pengkajian kecemasan (HRS- A), pengkajian Nyeri, tehnik relaksaksi nafas dalam, perawatan luka, Observasi luka dan pemberian terapi farmakologis. 3. Implementasi Keperawatan Implementasi keperawatan pada Ny E dengan tumor payudara adalah Pemberian terapi murrotal Al- Qur` an surah Ar- Rahman pada saat diruang Recoverry, pengkajian kecemasan (HRS- A), pengkajian Nyeri, tehnik relaksaksi nafas dalam, perawatan luka, Observasi luka dan pemberian terapi farmakologis. 4. Evaluasi keperawatan Evaluasi pada Ny E dengan tumor payudara saat Pre operasi 1x 24 jam dan setelah operasi 3x 24 jam dilakukan secara komprehensif 100 dengan acuan rencana asuhan keperawatan dengan hasil Ansietas pasien dengan hasil 26 (kecemasan sedang), nyeri sudah berkurang dari skal 6 menjadi 2, pada diagnosa kerusakan integritas jaringan kedalaman dan diameter masih ssama 2cm dan 3cm, tidak terdapat tanda- tanda infeksi. 5. Analisa Aplikasi Jurnal dengan Kasus Hasil pemberian terapi murottal Al- Quran surah Ar- Rahman terhadap waktu pulih sadar pasien lebih cepat pada menit ke- 45 dan di ukur menggunakan alat ukur Alderetescore dengan nilai 8, serta pemberian terapi murotta Al- Quran surah Ar- Rahman lebih efektif pada pasien dengan kecemasan saat sebelum dilakukan operasi dan belum dilakukan terapi di dapatkan nilai dari HRS- A dengan hasil 48 (kecemasan berat) setelah dilakukan terapi didapatkan hasil 20 (kecemasan ringan). Menunjukan bahwa aplikasi pemberian terapi murottal Al- Quran surah Ar- Rahman dapat mempercepat waktu pulih sadar pasien serta dapat menurunkan kecemasan. B. Saran 1. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan institusi mampu meningkatkan mutu pendidikan sehingga menghasilkan perawat yang profesional dan inovatif, terutama dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien pre operasi maupun post operasi tumor payudara. 2. Bagi Perawat 101 Perawat mampu memberikan dan meningkatkan kualitas pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan terutama pemberian tindakan menjaga diri kepada pasien khususnya pasien pre operasi maupun post operasi tumor payudara, serta mampu melakukan asuhan keperawatan kepada pasien yang sesuai dengan Standart Operasional Prosedur (SOP). 3. Bagi Rumah Sakit Diharapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik serta menyediakan fasilitas atau sarana dan prasarana yang memadai untuk penyembuhan pasien, khususnya pasien dengan pre operasi maupun post operasi tumor payudara. 4. Bagi Profesi Keperawatan Diharapkan para perawat memiliki keterampilan dan tanggung jawab yang baik dalam memberikan asuhan keperawatan, serta mampu menjalin kerjasama dengan tim kesehatan lain dan keluarga pasien dalam membantu proses penyembuhan pasien khususnya pada pasien pre operasi maupun post operasi tumor payudara. DAFTAR PUSTAKA Agung, Annisa dan Dewi. 2013. Terdapat Pengaruh Pemberian Tehnik Relaksaksi Nafas Dalam Terhadap Tingkat Nyeri pada Pasien Post Operasi dengan Anestesi Umum di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Jurnal Keperawatan Indonesia Andarmoyo, Sulistyo. 2013. Konsep dan proses Keperawatan Nyari. Jogjakarta: Ar- Ruzzmedi Billah, Moh Al Khoif. 2015. Pengaruh Pemberian Terapi Murottal Al- Qur` an Terhadap Waktu Pulih Sadar Pasien Kanker Payudara dengan Anestesiologi General. Jurnal Keperawatan Indonesia. Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC Bulan, Ayu, Dkk. 2013. Buku Ilmu Gizi Praktis Kesehatan. Graha Ilmu Depkes RI. 2009. Pedoman penemuan dan Penatalaksanaan Penyakit Kanker tertentu di Komunitas. Jakarta: Depkes Depkes RI. Profil Kesehatan RI 2013. Diakses pada tanggal 6 Desember 2015 http://www.depkes.go.id/downloads/profilKesehatan.2007.pdf. Dermawan, Denden dan Tutik, R. 2012. Proses Keperawatan Penerapan Konsep dan Kerangka Kerja. Yogjakarta: Gosyen Publishing. Gusmirah, 2005. Ruqyah Terapi Realigi Sesuai Sunnah Rasulullah SWT. Jakarta: Pustaka Marwa Gwinutt, Carl L. 2012. Catatan Kuliah Anestesi Klinis Edisi 3. Jakarta: EGC Hawari, Dadang. 2001. Manajemen Stres Cemas dan Depresi.Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hidayat, A. 2010. Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisis. Edisi 3. Jakarta: Salemba Marwa Jalalaudin Al-Mahalli dan As-Syututi. 2008. Terjemah Tafsir Jalalain Jilid 2. Sinar Baru Algensido. Kanita, Ina.2012. Gambaran pengetahuan tentang Kanker Payudara dan pola konsumsi Isoflavon. Skripsi gelar Sarjana Kep. Kresno, Siti Boediana. 2007. IMONOLOGI: Diagnosis dan Prosedur Labolatarium,Vol 4, edk 3.Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Latief, Said A, Kartini A Suryadi, M Ruswan Dachlan. 2002. Petunjuk Praktis Anestesiologi.Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Mansjoer, A dkk, 2007.Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI Mubarak, Wahit Iqbal. 2008. Promosi Kesehatan. Jogjakarta: Graha Ilmu Mulyono. 2008. Dalam Penelitian “Hubungan Musik Klasik dengan Waktu Pemulihan pasien post Operasi Seksio Cesaria dengan Spinal Anestesi di RSUD DR. Moewardi Surakarta”. Mary, Baradero, Mary, Wilfrid, Dayrit & Yakobus, Siswandi. 2008. Seri asuhan Keperawatan Klien Kanker, Jakarta: EGC NANDA. 2012. Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. 2013. APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC NOC Jilid 1. Mediaction Nurcahyo, J. 2010. Awas Bahaya Kanker rahim dan Kanker Payudara (mengenal, mencegah dan mengobati sejak dini dua kanker pembunuh paling ditakuti wanita). Yogyakarta: Wahana Talita Nurzallah, Azhar Putriayu. 2015. Pengaruh Pemberian Terapi Musik Klasik: Mozart Terhadap Waktu Pulih Sadar Pasien Kanker Payudara dengan Anestesiologi Generaal. Jurnal Keperawatan Indonesia. Olfah, Yustina, Dra. Ni Ketut, Atik Badi` ah. 2013. Kanker Payudara dan Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika. Potter, PA & Perry AG. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktis, Volume 1, Edisi Keempat. Jakarta: Buku Kedokteran: EGC Putri, Azhar. 2015. Pengaruh Pemberian Terapi Musik Mozzart Terhadap Waktu Pulih Sadar Pasien Kanker Payudara dengan Anestesiologi General. Jurnal Keperawatan Indonesia. Rasjidi, Imam. 2007. Kemoterapi Kanker Ginekologi dalam Praktik Sehari- hari. Jakarta: CV Sagung Seto Riskesdas. 2013. Riset kesehatan Dasar: Jakarta Runiari, Nengah. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis Gravidarium. Jakarta: Salemba Medika Sodikin. 2012. Pengaruh Terapi Bacaan Al- Qur` an melalui Media Audio terhadap Respon Nyeri Pasien Post Operasi Hernia di RSUD Cilacap. Jurnal Keperawatan Indonesia. Struart, Gail. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC Suryaningsih, EK & Sukaca BE. 2009, Kupastuntas Kanker Payudara, Yogyakarta: Paragdigma Indonesia Wilkinson, Judith. 2012- 2014. Diagnosa Kepearawatan Nanda. Jakarta: EGC