12 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Prilaku Konsumen Titik awal

advertisement
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Model Prilaku Konsumen
Titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah model yang
diperlihatkan dalam Gambar 2.1. Rangsangan pemasaran dan rangsangan luar
memasuki kesadaran konsumen. Satu perangkat proses psikologis berkombinasi
dengan karakteristik konsumen tertentu, untuk menghasilkan proses keputusan
dan keputusan pembelian. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi
dalam kesadaran konsumen, antara datangnya rangsangan pemasaran luar dan
keputusan pembelian akhir (Koter dan Keller, 2009:226).
Psikologi
Konsumen
Proses Keputusan
Rangsangan
Pemasaran
Produk dan
Jasa
Harga
Komunikator
Rangsangan
Lain
Ekonomi
Teknologi
Politik
Budaya
Motivasi
Persepsi
Pembelajaran
Memori
Pembelian
Pengenalan masalah
Pencarian informasi
Penilaian alternatif
Karakteristik
Konsumen
Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian
Pilihan produk
Pilihan merek
Pilihan dealer
Jumlah pembelian
Saat yang tepat
melakukan pembelian
Metode pembayaran
Perilaku pascaBudaya
Sosial
Personal
pembelian
Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen
Sumber : Kotler dan Keller, 2009
Titik awal model perilaku pembeli dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar ini memperlihatkan bahwa pemasaran dan rangsangan lain memasuki
“kotak hitam” konsumen dan menghasilkan respon tertentu. Pemasar harus
menemukan apa yang ada dalam kotak hitam pembeli. Rangsangan pemasaran
terdiri dari 4P : Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), Promotion
12
13
(Promosi). Rangsangan lain, meliputi kekuatan dan faktor utama dalam
lingkungan pembeli: ekonomi, teknologi, politik dan budaya. Semua masukan ini
memasuki kotak hitam pembeli, dimana masukan ini diubah menjadi sekumpulan
respon pembeli yang dapat diobservasi : pilihan produk, pilihan merek, pilihan
penyalur, waktu pembelian dan jumlah pembelian. Pemasar ingin memahami
bagaimana rangsangan itu diubah menjadi respon di dalam kotak hitam
konsumen, yang menjadi 2 bagian. Pertama, karakteristik pembeli mempengaruhi
bagaimana pembeli menerima dan bereaksi terhadap rangsangan itu. Kedua,
proses keputusan pembeli sendiri mempengaruhi perilaku pembeli (Kotler dan
Amstrong, 2008 :157).
Pemasaran dan rangsangan lain
Pemasaran
Produk
Harga
Tempat
Promosi
Rangsangan lain
Ekonomi
Teknologi
Politik
Budaya
Kotak hitam
pembeli
Karakteristik
pembeli
Proses keputusan
pembeli
Respon pembeli
Pilihan produk
Pilihan merek
Pilihan penyalur
Waktu pembelian
Jumlah pembelian
Gambar 2.2 Model Perilaku Pembeli
Sumber : Kotler dan Amstrong, 2008
2.2 Faktor Utama Perilaku Pembelian
Pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh karakteristik budaya,
soasil, pribadi dan psikologis. Biasanya pemasar tidak dapat mengendalikan
faktor- faktor itu, tetapi mereka harus memberhitungkannya. Menurut Kotler dan
Amstrong (2008:159) Faktor utama Perilaku pembelian terdiri atas:
14
1) Faktor Budaya mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam pada perilaku
konsumen. Pemasar harus memahami peran yang dimainkan oleh budaya, sub
budaya dan kelas sosial pembeli.
(1) Budaya adalah kumpulan nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku
yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan institusi penting
lainnya.
(2) Sub budaya adalah kelompok masyarakat yang berbagi sistem nilai
berdasarkan pengalaman hidup dan situasi yang umum.
(3) Kelas sosial adalah pembagian yang relatif permanen dan berjenjang
dalam masyarakat dimana anggotanya berbagi nilai, minat dan perilaku
yang sama.
Budaya
Budaya
Subbudaya
Kelas Sosial
Sosial
Kelompok
Referensi
Keluarga
Peran dan
status
Pribadi
-Usia dan tahap siklus
hidup
-Pekerjaan
-Situasi ekonomi
-Gaya hidup
-Kepribadian dan
konsep diri
Psikologis
-Motivasi
- Persepsi
- Pembelajaran
- Kepercayaan dan
sikap
Pembeli
Gambar 2.3 Faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
Sumber: Kotler dan Amstrong (2008:160)
2) Faktor Sosial.
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok kecil,
keluarga serta peran dan status sosial.
(1) Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai
tujuan pribadi atau tujuan bersama.
15
(2) Keluarga adalah organisasi pembelian yang paling penting dalam
masyarakat dan telah diteliti secara ekstensif.
(3) Peran dan status adalah posisi seseorang dalam suatu kelompok.
3) Faktor Pribadi.
Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti usia dan
tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian
dan konsep diri.
(1) Usia dan tahap siklus hidup meliputi selera makan, pakaian, perabotan dan
rekreasi berhubungan dengan usia. Tahap siklus hidup keluarga tradisional
meliputi anak-anak, bujangan muda dan pasangan menikah.
(2) Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli.
(3) Situasi ekonomi seseorang mempengaruhi pilihan produk.
(4) Gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam
kegiatan, minat dan pendapatnya.
(5) Kepribadian
adalah
karakteristik
psikologi
unik
seseorang
yang
menyebabkan repons yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap
lingkungannya
4) Faktor Psikologis.
Perilaku pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh faktor psikologis:
motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap.
(1) Motivasi adalah kebutuhan dengan tekanan yang kuat mendorong
seseorang untuk mencari kepuasan atas kebutuhan tersebut.
16
(2) Persepsi
adalah
proses
dimana
orang
memilih,
mengatur
dan
menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran dunia yang
berarti.
(3) Pembelajaran adalah perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari
pengalaman
(4) Keyakinan adalah pikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang
sesuatu.
(5) Sikap adalah evaluasi, perasaan yang relatif konsisten dari seseorang
terhadap sebuah objek atau ide.
Menurut Kotler ( 2009:214-231) faktor utama perilaku pembelian terdiri atas:
1) Faktor Budaya. Budaya, sub budaya, dan kelas sosial merupakan hal yang
sangat penting dalam perilaku pembelian.
(1) Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling mendasar. Anakanak mendapatkan kumpulan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari
keluarganya serta lembaga-lembaga penting lainnya.
(2) Sub budaya adalah bagian dari budaya. Sub budaya terdiri dari kebangsaan,
agama, kelompok, ras dan wilayah geografis.
(3) Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan
permanen, yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut
nilai-nilai, minat dan perilaku yang serupa.
17
2) Faktor Sosial. Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi
oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan
status sosial.
(1) Kelompok acuan adalah seseorang yang terdiri dari semua kelompok yang
memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap
sikap atau perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh
langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan. Beberapa
kelompok keanggotaan merupakan kelompok primer (keluarga, teman,
tetangga, rekan kerja, yang berinteraksi terus menerus secara tidak formal),
kelompok sekunder seperti kelompok keagamaan, profesi dan asosiasi
perdagangan yang cenderung lebih formal dan membutuhkan interaksi
yang tidak begitu rutin.
(2) Keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh.
Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung. Melalui
orang tua seseorang mendapatkan orientasi agama, politik dan ekonomi
serta ambisi pribadi, harga diri dan citra. Bahkan jika pembeli tidak lagi
berinteraksi secara mendalam dengan keluarganya, pengaruh keluarga
terhadap perilaku pembeli dapat tetap signifikan.
(3) Peran dan status. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh
seseorang. Masing- masing peran memiliki status. Orang-orang memilih
produk yang dapat mengkomunikasikan peran dan status.
18
3) Faktor Pribadi. Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan,
keadaaan ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
(1) Usia dan tahap siklus hidup meliputi selera seseorang terhadap pakaian,
perabot, rekreasi juga berhubungan dengan usia.
(2) Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan
dalam aktivitas minat dan opininya. Gaya menggambarkan keseluruhan
diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya.
(3) Pekerjaan dan lingkungan ekonomi seseorang, mempengaruhi pilihan
produk.
(4) Kepribadian dan konsep diri adalah karakteristik psikologis seseorang
yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif
konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya.
4) Faktor Psikologis. Pilihan seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologi
utama yaitu: motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap
(1) Motivasi adalah kekuatan psikologis yang membentuk perilaku manusia
sebagian besar dan tidak disadari dan bahwa seseorang tidak dapat
memahami motivasi dirinya secara menyeluruh.
(2) Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang individu untuk
memilih,
mengorganisasi
dan
menginterpretasi
masukan-masukan
informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Tiga
proses persepsi : perhatian selektif, distorsi selektif dan ingatan selektif
19
(3) Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari
pengalaman
(4) Kayakinan dan sikap adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang
tentang suatu hal.
Simamora (2003 : 4) mengemukakan faktor internal yang mempengaruhi
perilaku konsumen terdiri atas:
1) Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling
dalam terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang
dimainkan oleh kultur, subkultur dan kelas sosial pembeli.
2) Faktor sosial juga mempengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok
kecil, keluarga, peran dan status sosial dari konsumen.
3) Faktor pribadi adalah keputusan seseorang pembeli juga dipengaruhi oleh
karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup pembeli, jabatan,
keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri pembeli yang
bersangkutan
4) Faktor psikologis. Pilihan pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh
faktor
psikologis
yang
utama
yaitu:
motivasi,
persepsi,
proses
pembelajaran serta kepercayaan dan sikap.
2.3 Persfektif Riset Perilaku Konsumen
Menurut Mowen dan Minor (2002:11-14) untuk menjeneralisasikan
riset perilaku konsumen dilakukan berdasarkan tiga persefektif riset yang
20
bertindak sebagai pedoman pemikiran dan pengindikasikan faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku perolehan (akuisisi konsumen). Ketiga perspektif ini
adalah :
1) Perspektif
Pengambilan
keputusan
(decision
making
perspective)
menggambarkan seorang konsumen sedang melakukan serangkaian
langkah –langkah tertentu pada saat melakukan pembelian. Langkahlangkah ini termasuk pengenalan masalah, mencari, evaluasi alternatif,
memilih dan evaluasi pasca perolehan. Akar dari pendekatan ini adalah
pengalaman kognitif dan psikologi serta faktor-faktor ekonomi lainnya.
2) Perspektif pengalaman (experiental perspective) menggambarkan untuk
beberapa hal konsumen tidak melakukan pembelian sesuai dengan proses
pengambilan keputusan yang rasional. Namun, mereka membeli produk
dan jasa tertentu untuk memperoleh kesenangan, menciptakan fantasi, atau
emosi perasaan saja. Pengklasifikasian berdasarkan perspektif pengalaman
menyatakan bahwa pembelian akan dilakukan karena dorongan hati dan
mencari variasi. Para peneliti yang menganalisis kasus pendahuluan dari
perspektif pengalaman akan berfokus pada identifikasi perasaan, emosi
dan simbol yang menyertai jasa tersebut. Akar dari persfektif pengalaman
ini merupakan bagian dari bidang psikologi motivasi dan bidang tertentu
dari sosiologi dan antropologi.
3) Perspektif
pengaruh
perilaku
(behavioral
influence
perspective)
mengasumsikan bahwa kekuatan lingkungan memaksa konsumen untuk
melakukan pembelian tanpa harus terlebih dahulu membangun perasaan
21
atau kepercayaan terhadap produk. Menurut persefektif ini, konsumen
tidak saja melalui proses pengambilan keputusan rasional, namun juga
bergantung pada perasaan untuk membeli produk atau jasa tersebut.
Menurut Mowen dan Minor (2002 : 83) faktor terpenting yang mempengaruhi
tingkat keterlibatan konsumen adalah : (1) Jenis produk yang menjadi
pertimbangan, (2) karakteristik komunikasi yang diterima konsumen, (3)
karakteristik situasi dimana konsumen beroperasi dan (4) kepribadian konsumen.
Umumnya keterlibatan konsumen meningkat apabila produk atau jasa yang
dipertimbangkan lebih mahal, dan memiliki resiko pembelian.
Menurut Mowen dan Minor (2002: 84) jenis-jenis keterlibatan konsumen :
(1) Keterlibatan situasional (situasional involvement)
terjadi selama periode
waktu yang pendek dan disosialisasikan dengan situasi yang spesifik.
(2) Keterlibatan abadi
(enduring involvement) terjadi ketika konsumen
menunjukkan minat yang tinggi dan konsisten terhadap sebuah produk dan
seringkali menghabiskan waktunya untuk memikirkan produk tersebut.
Pengambilan keputusan konsumen meliputi semua proses yang dilalui konsumen
dalam mengenali masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternatif dan memilih
diantara pilihan-pilihan pembelian mereka (mowen dan minor 2002 : 2).
Menurut Suprapti (2010:106) konsumen dikatakan memiliki keterlibatan
tinggi terhadap suatu produk apabila suatu produk itu memenuhi kondisi berikut:
1) Produk itu penting bagi konsumen.
2) Produk itu memiliki daya tarik profesional.
3) Produk itu diminati konsumen secara terus menerus.
22
4) Produk itu memiliki resiko signifikan. Resiko yang dimaksudkan disini
meliputi resiko finansial, resiko teknologi, resiko sosial atau resiko fisik.
5) Produk itu berkaitan dengan norma kelompok.
Menurut Suprapti (2010:264) pada dasarnya tiap keputusan yang diambil
konsumen adalah untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Masalah yang
dimaksudkan terkait dengan suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya. Proses
pengambilan keputusan konsumen, membutuhkan informasi dan melakukan
upaya-upaya tertentu untuk memperoleh informasi itu.
2.4 Bauran Pemasaran Jasa Pendidikan
Bauran Pemasaran jasa adalah elemen-elemen organisasi perusahaan yang
dapat dikontrol oleh perusahaan dalam melakukan komunikasi dengan konsumen
dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen. Bauran pemasaran jasa
merupakan unsur-unsur pemasaran yang saling terkait, dibaurkan, diorganisir dan
digunakan dengan tepat sehinga perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran
yang efektif, sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Bauran
Pemasaran jasa menurut Zeithaml dan Bitner dalam Huriyati (2005:49) terdiri atas
7P yaitu
Product, Price, Place Promotion, People, Physical Evidence dan
Process.
1) Produk Jasa (The Service Product) merupakan segala sesuatu yang dapat
ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan
atau dikonsumsi pasar yang bersangkutan. Produk jasa merupakan suatu
kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan
23
daripada dimiliki, serta pelanggan lebih cepat dapat berpartisipasi aktif
dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut.
2) Tarif Jasa (Price) penentuan harga merupakan titik kritis dalam bauran
pemasaran jasa karena harga menentukan pendapatan dari suatu usaha atau
bisnis.
3) Tempat atau Lokasi Pelayanan (place/service location). Keputusan
mengenai lokasi pelayanan yang digunakan melibatkan pertimbangan
bagaimana penyerahan jasa kepada pelanggan dan dimana itu akan
berlangsung. Lokasi berhubungan dengan keputusan yang dibuat oleh
perusahaan mengenai dimana operasi dan karyawannya ditempatkan. Hal
yang paling penting dari lokasi adalah tipe dan tingkat interaksi yang
terlibat. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi
adalah:
(1) Akses, misalnya lokasi yang mudah dijangkau sarana transportasi.
(2) Visibilitas, misalnya lokasi yang dapat dilihat dengan jelas ditepi jalan.
(3) Lalu lintas (traffic), yang perlu dipertimbangkan adalah banyaknya
orang yang lalu lalang dapat memberikan peluang besar terjadi
kepadatan dan kemacetan lalu lintas dapat pula menjadi hambatan.
(4) Tempat parkir yang luas dan aman.
(5) Ekspansi tersedia tempat yang cukup untuk perluasan usaha .
(6) Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa ditawarkan.
(7) Persaingan, yaitu lokasi pesaing.
(8) Peraturan pemerintah.
24
4) Promosi (promotion). Merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
suatu
program
pemasaran.
Tujuan
utama
dari
promosi
adalah
menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan
pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.
5) Orang atau partisipan (People) adalah semua perilaku yang memainkan
peranan dalam penyajian jasa, sehingga dapat mempengaruhi persepsi
pembeli.
6) Sarana Fisik (Physical evidence) merupakan suatu hal yang secara nyata
turut
mempengaruhi
keputusan
konsumen
untuk
membeli
dan
menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Unsur-unsur yang termasuk
dalam sarana fisik antara lain, lingkungan fisik yang meliputi bangunan
fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya
yang disatukan dengan pelayanan.
7) Proses (process) adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aktivitas
yang digunakan untuk menyampaikan jasa.
Bauran pemasaran jasa pendidikan oleh Koes (2008) dalam Alma dan Hurriyati
(2008:303-325) adalah konsep 7P yang terdiri atas 4P tradisional dan 3P yang
diperluas yaitu :
1) Produk atau jasa yang ditawarkan kepada siswa adalah reputasi, prospek
dan variasi pilihan
2) Harga dalam kontes jasa pendidikan merupakan seluruh biaya yang
dikeluarkan oleh siswa untuk mendapatkan jasa pendidikan yang
ditawarkan oleh suatu jasa pendidikan. Penetapan harga (SPP, biaya
25
pembangunan, biaya laboratorium), adalah elemen harga jasa pendidikan,
pemberian beasiswa, prosedur pembayaran dan syarat cicilan.
3) Lokasi adalah tempat jasa pendidikan yang akan mempengaruhi preferensi
calon
pelanggan
dalam
menentukan
pilihannya.
Lokasi
perlu
mempertimbangkan lingkungan dimana lokasi itu berada. Dekat dengan
pusat kota atau perumahan, kondisi lahan parkir, lingkungan belajar yang
kondusif dan transportasi. Selain lokasi secara fisik, jasa pendidikan juga
dapat dijangkau secara virtual melalui internet.
4) Promosi yang dapat dilakukan jasa pendidikan adalah periklanan (iklan
TV, radio, spot dan billboard), promosi penjualan melakukan kontak
langsung dengan calon siswa dan melakukan kegiatan hubungan
masyarakat.
5) Sumber daya manusia atau people adalah semua orang atau perilaku yang
terlibat dalam proses penyampaian jasa kepada konsumen serta
mempengaruhi persepsi konsumen, seperti para personel penyedia jasa,
pelanggan dan para pelanggan lain yang terkait dengan jasa tersebut.
Sumber daya manusia dalam jasa pendidikan, dikelompokkan menjadi 3
yaitu administrator, guru dan karyawan.
6) Bukti fisik atau sarana dan prasarana merupakan suatu lingkungan dimana
siswa dapat berinteraksi dan terdapat komponen tangible (berwujud) yang
mendukung kinerja atau komunikasi dari jasa pendidikan, seperti gaya
bangunan,
fasilitas
penunjang
(kelengkapan
peribadatan, olahraga dan keamanan).
sarana
pendidikan,
26
7) Proses atau manajemen layanan merupakan suatu prosedur, mekanisme
dan serangkaian kegiatan untuk menyampaikan jasa dari produsen kepada
konsumen. Proses ini sangat berkaitan dengan sumber daya manusia yang
akan menyampaikan jasa kepada konsumen. Proses atau manajemen
layanan merupakan serangkaian kegiatan yang dialami siswa selama
dalam pendidikan seperti proses belajar mengajar, ujian dan lainnya.
2.5 Tahap – Tahap Keputusan Pembelian
Proses keputusan pembeli terdiri dari lima tahap yaitu : pengenalan
kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, perilaku
pasca pembelian (Kotler dan Amstrong 2008: 179).
Pengenalan masalah
Pencarian informasi
Evaluasi alternatif
Keputusan pembelian
Perilaku pasca pembelian
Gambar 2.4 Tahap- tahap keputusan pembelian
Sumber : Kotler dan Amstrong 2008: 179
1) Pengenalan masalah
Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan
tertentu dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen.
2) Pencarian informasi.
Konsumen yang memiliki kebutuhan tertentu akan terdorong untuk
mencari informasi yang lebih banyak. Perhatian utama pemasar adalah
27
sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan
pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian
selanjutnya. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat
kelompok berikut ini :
(1) Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga
(2) Sumber komersial : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di
toko.
(3) Sumber publik : media massa, organisasi penentu peringkat konsumen
(4) Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian dan pemakaian produk.
3) Evaluasi alternatif.
Konsep dalam memahami proses evaluasi konsumen:
(1) Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan
(2) Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk
(3) Konsumen memandang masing - masing produk sebagai sekumpulan
atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan
manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan tersebut.
Evaluasi sering mencerminkan keyakinan dan sikap melalui bertindak dan
belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Konsumen akhirnya
mengambil sikap (keputusan, preferensi) terhadap berbagai merek melalui
prosedur evaluasi produk
4) Keputusan Pembelian
Pada tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merekmerek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat
28
membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Walaupun
konsumen membentuk evaluasi merek, dua faktor berikut berada diantara
niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap
orang lain.
Keputusan Pembelian
Faktor situasi yang tidak terantisipasi
Sikap orang lain
Niat Pembelian
Evaluasi Alternatif
Gambar 2.5 Proses Pembelian Konsumen Model lima Tahap
Sumber :Kotler dan Keller, 2009:235
5) Perilaku Pasca Pembelian
Perilaku pasca pembelian adalah tahap proses keputusan pembeli dimana
konsumen mengambil tindakan selanjutnya setelah pembelian berdasarkan
kepuasan dan ketidakpuasan.
Proses pengambilan keputusan menurut Setiadi (2008:16) terdiri atas:
mengenali kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli
dan perilaku pasca pembelian. Menurut Yazid (2005: 44) proses pembelian jasa
terdiri atas: kebutuhan yang disadari, pencarian alternatif, evaluasi alternatif,
keputusan pembelian, perasaan setelah pembelian jasa. Menurut Simamora
29
(2003:15) model generik proses keputusan pembelian terdiri atas : pengenalan
masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, perilaku pasca
pembelian.
Menurut Suryani (2008: 241) dalam pengambilan keputusan terdapat
peran-peran tertentu yang dapat dilakukan oleh anggota keluarga antara lain :
1) Penjaga pintu (gatekeepers). Perannya adalah mengatur dan
mengendalikan informasi yang akan masuk ke keluarga.
2) Pemberi pengaruh (influencer). Perannya adalah memberi pengaruh
kepada anggota keluarga yang lain, untuk mengambil keputusan.
Pemberi pengaruh akan mengevaluasi alternatif-alternatif yang
tersedia.
3) Pengambil keputusan (decision maker). Perannya adalah memutuskan
produk atau jasa yang akan dibeli.
4) Pembeli (buyer). Perannya adalah membeli atau melakukan transaksi
atas barang atau jasa.
5) Penyiap (preparer/ installer). Perannya menyiapkan segala sesuatunya
sehingga produk atau jasa siap digunakan atau dikonsumsi.
6) Pengguna (user). Perannya memakai produk atau menggunakan
produk atau jasa yang di beli.
7) Pemelihara (maintainer). Perannya adalah merawat dan melakukan
usaha-usaha yang memungkinkan produk atau jasa dapat digunakan
dan dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan jangka waktunya.
30
8) Pembuang (disposer). Perannya adalah berinisiatif menghentikan atau
tidak melanjutkan penggunaan produk atau jasa yang digunakan
keluarga.
Menurut Suryani (2008: 245) anak-anak dalam keluarga mempunyai peran
yang relatif penting dalam pengambilan keputusan. Ketika anak-anak mulai
mampu menyampaikan pendapat atau keinginannya, pada saat tersebut anak-anak
mulai berperan dalam pengambilan keputusan. Kelompok teman sebaya
merupakan lingkungan sosial tempat berinteraksi secara langsung atau tidak
langsung untuk mempengaruhi perilaku konsumsi, sedangkan anggota keluarga
usia dewasa, utamanya yang kuliah di perguruan tinggi atau belum menikah
mempunyai peran yang kuat dalam mempengaruhi dan bahkan untuk produkproduk tertentu mempunyai otonomi dalam pengambilan keputusan. Pada
umumnya dibeberapa suku di Indonesia orang tua mulai memberikan banyak
kewenangan kepada anak-anaknya yang berusia 19-25 tahun untuk menentukan
pilihan (Suryani, 2008: 248).
Keluarga mempunyai peran penting dalam pengambilan keputusan
konsumen oleh karena pemahaman terhadap siapa yang berpengaruh dalam
keluarga yang potensial untuk dijadikan pasar sasaran serta produk atau jasa yang
dibutuhkan dan diinginkan oleh keluarga-keluarga yang ada di masyarakat perlu
diperhatikan dalam penyusunan strategi pemasaran. Perusahaan dapat melakukan
segmentasi berdasarkan siklus kehidupan keluarga, ukuran keluarga, sosial
ekonomi keluarga dan lain-lain. Berdasarkan segmentasi yang dilakukan,
perusahaan dapat memilih pasar yang ukurannya besar, dapat diakses sesuai
31
dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan, mempunyai daya tarik dan
pertumbuhannya bagus (Suryani 2008: 255-256).
Berdasarkan segmen keluarga yang dipilih ini, perusahaan dapat
menyusun bauran pemasaran menurut Suryani (2008: 245) melalui:
1) Strategi produk yang akan dikembangkan sebaiknya disesuaikan dengan
segmen yang dipilih.
2) Strategi promosi yang tepat perlu dirancang agar produk yang dipasarkan
dipersepsikan seperti yang diharapkan.
3) Strategi harga yang ditetapkan agar kompetitif sesuai dengan daya beli pasar
sasaran, perlu ditetapkan secara cermat.
4) Strategi distribusi yang dirancang perlu memperhatikan dinamika dan proses
pengambilan keputusan dalam keluarga. Produk-produk dalam pengambilan
keputusannya melibatkan suami, istri, dan anak-anak tentu memerlukan
lokasi atau tempat yang memungkinkan seluruh anggota keluarga dapat
leluasa untuk diskusi dan mengambil keputusan.
2.6
Strategi Pemasaran Jasa.
Pada dasarnya strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya
dengan variabel- variabel seperti segmentasi pasar, indentifikasi pasar sasaran,
positioning, elemen bauran pemasaran dan biaya bauran pemasaran. Strategi
pemasaran merupakan bagian integral dari strategi bisnis yang memberikan arah
pada semua fungsi manajemen suatu organisasi. Dalam merumuskan strategi
pemasaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan analitis. Menurut Tjiptono
(2008:7) kemampuan strategi pemasaran suatu perusahaan untuk menanggapi
32
setiap perubahan kondisi pasar dan faktor biaya tergantung pada analisis terhadap
faktor-faktor berikut:
(1) Faktor lingkungan. Analisis terhadap faktor lingkungan seperti pertumbuhan
populasi dan peraturan pemerintah sangat penting untuk mengetahui
pengaruh yang ditimbulkan pada bisnis perusahaan, seperti perkembangan
teknologi, tingkat inflasi dan gaya hidup.
(2) Faktor
pasar.
Setiap
perusahaan
perlu
selalu
memperhatikan
dan
mempertimbangkan faktor-faktor seperti ukuran pasar, tingkat pertumbuhan,
tahap perkembangan, tren dalam sistem distribusi, pola perilaku pembeli,
permintaan musiman, segmen pasar yang ada saat ini atau yang dapat
dikembangkan lagi, dan peluang-peluang yang belum terpenuhi.
(3) Persaingan. Setiap perusahaan perlu memahami siapa pesaingnya, bagaimana
posisi produk atau pasar pesaing tersebut, apa strategi mereka, kekuatan dan
kelemahan pesaing, struktur biaya pesaing dan kapasitas produksi para
pesaing.
(4) Analisis kemampuan internal. Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan
kelemahannya dibandingkan para pesaingnya. Perusahaan tersebut dapat
didasarkan pada faktor-faktor seperti teknologi, sumber daya keuangan,
kemampuan pemanufakturan, kekuatan pemasaran dan basis pelanggan yang
dimiliki.
(5) Perilaku konsumen. Perilaku konsumen perlu dipantau dan dianalisis, karena
hal ini sangat bermanfaat bagi pengembangan produk, desain produk,
penetapan harga, pemilihan saluran distribusi dan penentuan strategi promosi.
33
Analisis perilaku konsumen dapat dilakukan dengan penelitian (riset pasar),
melalui observasi maupun metode survei.
(6) Analisis ekonomi. Perusahaan dapat memperkirakan pengaruh setiap peluang
pemasaran terhadap kemungkinan mendapatkan laba. Analisis ekonomi
terdiri atas analisis terhadap komitmen yang diperlukan, analisis BEP (break
event point), penilaian resiko atau laba dan analisis faktor ekonomi pesaing.
Strategi pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2008: 58) adalah logika
pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan
mencapai hubungan yang menguntungkan. Perusahaan memutuskan pelanggan
mana yang akan dilayani (segmentasi dan penetapan target) dan bagaimana cara
perusahaan melayani (diferensiasi dan positioning). Merancang bauran pemasaran
terintegrasi yang terdiri dari beberapa faktor yaitu produk, harga, tempat dan
promosi.
Kotler dan Amstrong (2008: 294) menjelaskan bahwa pemasaran jasa
memerlukan
lebih
dari
sekedar
pemasaran
eksternal
tradisional
yang
menggunakan 4P. Gambar jenis pemasaran jasa memperlihatkan bahwa
pemasaran jasa juga memerlukan pemasaran internal dan pemasaran interaktif.
Pemasaran internal berarti bahwa perusahaan jasa harus mengorientasikan dan
memotivasi karyawannya yang berhubungan dengan pelanggan dan mendukung
orang-orang pelayanan untuk bekerja sebagai satu tim untuk memberikan
kepuasan pelanggan. Pemasaran interaktif berarti melatih karyawan jasa dalam
seni berinteraksi dengan pelanggan untuk memuaskan kebutuhan mereka.
34
Strategi pemasaran menurut Setiadi (2008:9) adalah suatu rencana yang
didesain untuk mempengaruhi pertukaran untuk mencapai tujuan organisasi.
Perumusan strategi menurut Porter dalam Kotler dan Keller (2009: 68) ada tiga
strategi umum yang bagus bagi pemikirian strategis yaitu keunggulan biaya secara
keseluruhan, differensiasi dan fokus.
Menurut Alma (2008 : 258) pemasaran strategik bermula dari perencanaan
strategis yang lebih dulu menetapkan visi, misi dan tujuan lembaga. Setelah itu
dilakukan langkah-langkah:
1) Analisis
Lingkungan,
dengan
mengkaji
lingkungan
makro
maupun
lingkungan mikro. Lingkungan makro misalnya melihat perkembangan
demografi, ekonomi, politik, hukum, teknologi, sosial budaya dan sebagainya
yang akan berpengaruh dengan lembaga sedangkan lingkungan mikro ialah
mempertimbangkan faktor kemampuan internal dalam suatu lembaga, seperti
faktor keuangan, SDM, dan berbagai fasilitasnya.
2) Analisis perilaku konsumen dalam hal ini dilihat kecendrungan selera,
keinginan konsumen, faktor psikologis yang menyebabkan mereka tertarik
atau tidak tertarik terhadap suatu lembaga atau produk.
3) Analisis perilaku pesaing, yang aktual maupun yang potensial perlu
dimonitor, bagaimana gerak langkah, taktik dan strategi yang dikembangkan
oleh pesaing dalam mengantisipasi masa depan.
Menurut Ristiyanti dan Ihalauw (2005:249) pemasar harus memahami
konsumennya dengan baik dan pemahaman ini harus didasarkan pada penelitian
35
konsumen. Terbukti bahwa hasil penelitian konsumen sangat berguna bagi
pemasar dalam menentukan strategi yang tepat untuk memenangkan persaingan.
2.7 Pemasaran Jasa Pendidikan
Fungsi pemasaran pada organisasi yang berorientasi laba (perusahaan)
dengan organisasi nirlaba (sekolah) sangat berbeda. Perbedaan yang nyata terletak
pada cara organisasi dalam memperoleh sumber dana yang dibutuhkan untuk
melakukan berbagai aktivitas operasi perusahaan, dengan memperoleh modal
pertamanya dari para investor atau pemegang saham. Jika perusahaan telah
beroperasi, dana operasional perusahaan terutama diperoleh dari hasil penjualan
produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Sebaliknya, organisasi nirlaba
(sekolah) memperoleh dana dari sumbangan para donatur atau lembaga induk
yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut (Wijaya, 2008 :
49).
Jarwono (2008) dalam Wijaya (2008:49 – 51) menjelaskan pengertian
pemasaran jasa sebagai suatu konsep pemasaran yang mendefinisikan bahwa
organisasi harus lebih peduli terhadap apa yang dirasakan konsumen dibanding
apa yang dipikirkan konsumen tentang produk atau jasa yang mereka tawarkan.
Pada pemasaran jasa, lebih penting mengetahui bagaimana cara menawarkan
produk atau jasa daripada apa yang ditawarkan produk atau jasa. Jadi, pemasaran
jasa bertujuan untuk menciptakan memorable experience bagi konsumen. Konsep
“7n1” Trustworthy Excellent Service yang dikemukakan Joewono (2008) dalam
Wijaya (2008:49 – 51) dapat diaplikasikan dalam rangka memberikan layanan
pendidikan berkualitas, yaitu:
36
1) Memahami
Guru harus memahami kebutuhan, keinginan, dan ekspektasi siswa
sehingga menjadi dasar awal dalam pemberian layanan pendidikan
berkualitas.
2) Menyambut
Guru
harus
menunjukkan
perhatian
kepada
siswa
dengan
cara
menyambutnya melalui sapaan, anggukan, jabat tangan, atau cara lainnya
sehingga membangun simpati awal siswa serta memberi kesan bahwa guru
menghargai siswanya.
3) Tanggap
Guru harus tanggap kalau ada kebutuhan layanan siswa yang perlu
direspon.
4) Menyelesaikan masalah
Guru
harus
memberikan
layanan
pendidikan
berkualitas
seperti
menyelesaikan masalah pendidikan, sehingga ketika muncul masalah
pendidikan, masalah pendidikan tersebut dapat mudah diselesaikan.
5) Merekonstruksi.
Layanan pendidikan harus dilakukan sebagai bagian dari proses
rekonstruksi menuju terbentuknya hubungan baik antara sekolah dengan
siswanya.
6) Mengedukasi. Guru yang “memberi” bukan “menggurui” menjadi
inspirasi untuk memberikan informasi, termasuk ketika siswa komplain
atas kegagalan layanan pendidikan.
37
7) Mewakili
Makna “mewakili” siswa berarti guru menjadi ambassador siswa di dalam
proses pengambilan keputusan di sekolah, khususnya yang terkait dengan
siswa.
8) Menghargai
Guru yang menghargai siswa merupakan faktor penggerak kehidupan
sekolah menuju keunggulan bersaing sekolah yang berkelanjutan di masa
depan. Dalam rangka memberikan layanan pendidikan yang berkualitas,
guru harus dapat memahami, menyambut, menanggapi, menyelesaikan
masalah, merekonstruksi, mengedukasi, mewakili, serta menghargai
konsumennya (siswa).
Menurut Hurriyati (2008:175-176) program bauran pemasaran jasa memainkan
peranan yang sangat penting sebagai bagian dari strategi dan kebijakan organisasi
untuk mewujudkan kepuasan, yang pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan
kesetiaan kinerja. Program bauran pemasaran jasa berhubungan erat dengan
pelanggan yang menggunakan produk pendidikan yang ditawarkan, oleh karena itu
pelaksanaan program bauran pemasaran jasa pendidikan diarahkan untuk
memenangkan persaingan di suatu pasar sasaran. Suatu persaingan dimenangkan
dengan syarat mampu menciptakan strategi bersaing (competitive strategy) yang
mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage).
2.8
Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan
Penentuan strategi pemasaran harus didasarkan atas analisis lingkungan
eksternal dan internal organisasi. Faktor-faktor eksternal yang dapat menimbulkan
38
adanya peluang atau ancaman bagi organisasi terdiri atas: keadaan pasar,
persaingan, teknologi, ekonomi, sosial budaya, hukum, dan peraturan. Sedangkan
faktor-faktor internal
menunjukkan adanya
keunggulan atau kelemahan
organisasi, meliputi: keuangan, produksi, SDM, serta khususnya bidang
pemasaran yang terdiri dari produk, harga, distribusi, dan promosi. Analisis
tersebut merupakan penilaian apakah strategi pemasaran yang telah ditetapkan dan
dijalankan sesuai dengan keadaan pada saat ini. Hasil penilaian tersebut
digunakan sebagai dasar untuk menentukan apakah strategi yang sedang
dijalankan perlu diubah serta untuk menyusun atau menentukan strategi yang akan
dijalankan di masa mendatang (Wijaya 2008:51).
James dan Phillips (1995) dalam Wijaya (2008:53), menggunakan
kerangka teoritis tersebut untuk mengevaluasi praktek pemasaran pada 11
sekolah, termasuk sekolah dasar, sekolah menengah, sekolah negeri, dan sekolah
swasta, yang beroperasi dalam lingkungan yang kompetitif. Hasil penemuan dari
penelitian tersebut sebagai berikut :
1). Produk, yaitu fasilitas dan pelayanan yang ditawarkan oleh sekolah.
Meskipun sekolah yang sangat giat dalam menawarkan produk atau pelayanan
yang berkualitas, namun sejumlah masalah masih dapat ditemukan, seperti:
a) Kurangnya pertimbangan pada ragam penawaran. Sebagian besar
sekolah cenderung memberikan terlalu banyak penawaran. Sekolah
seharusnya melakukan spesialisasi pada suatu hal tertentu.
b) Adanya kebutuhan untuk melihat pelajaran, yakni keuntungan apa yang
akan didapatkan pelanggan (siswa) daripada hanya memberikan
39
gambaran umum tentang kandungan materi yang ada dalam pelajaran
tersebut.
c) Adanya kebutuhan untuk memastikan bahwa kualitas dilihat dalam arti
terpenuhinya kebutuhan pelanggan daripada kualitas pelajaran itu
sendiri.
d) Hanya ada sedikit perhatian pada “potensi hidup” dari pelajaran
tersebut.
2). Harga, yaitu pembiayaan (costing) yang membandingkan pengeluaran dengan
keuntungan yang didapat pelanggan, serta penetapan harga (pricing) atau harga
yang dikenakan kepada pelanggan. Hal ini terlihat jelas pada sekolah swasta
karena pilihan pasar sangat terbuka untuk calon orangtua, yaitu antara “sekolah
swasta yang mahal” dan “sekolah negeri yang bagus dan gratis”. Akan tetapi,
hal ini adalah persoalan penting bagi sekolah negeri karena:
a)
Proses perekrutan siswa mengarah kepada tambahan dana dari
pemerintah.
b) Dukungan dana sponsor dari anggota komunitas pebisnis lokal.
c)
Biaya yang dikenakan dan sumbangan orang tua untuk fasilitas
tambahan dan aktivitas ekstra kurikuler.
3). Lokasi, yaitu kemudahan akses dan penampilan serta kondisinya secara
keseluruhan. Ketika sekolah memperhatikan masalah penampilan (misalnya
melalui dekorasi, tampilan, dan ucapan selamat datang kepada pengunjung),
maka akan semakin berkurangnya perhatian yang diberikan kepada masalah
40
akses (seperti parkir untuk pengunjung, akses bagi penyandang cacat,
konsultasi di luar sekolah, dan mesin penjawab telepon).
4). Promosi, yaitu kemampuan mengkomunikasikan manfaat yang didapat dari
organisasi bagi para pelanggan potensial.
5). Orang, yaitu orang yang terlibat dalam menyediakan jasa. Masalahnya adalah
tidak semua karyawan sekolah menyampaikan pesan yang sama kepada orang
tua dan kelompok lain di luar sekolah. Hal ini terkait dengan budaya sekolah
yang tidak sepenuhnya mengambil pendekatan yang berorientasi pada pasar.
6). Proses, yaitu sistem operasional untuk mengatur pemasaran, dengan implikasi
yang jelas terhadap penempatan karyawan sekolah dalam hal pembagian
tanggung jawab untuk mengkoordinasikan dan mencari sumber daya bagi
strategi pemasaran sekolah. Dari 11 sekolah yang disurvei, tidak ada satupun
sekolah yang memberikan kepercayaan kepada seorang karyawan sekolah atas
tanggung jawab tersebut, dimana pengelolaan dan operasinya cenderung tidak
terencana dan intuitif, bukan terencana secara strategis dan sistematis.
7). Bukti Fisik, yaitu bukti yang menunjukkan bahwa pelanggan akan
mendapatkan
manfaat
sehingga
memunculkan
pertanyaan
mengenai
pengawasan dan evaluasi (seperti hasil ujian). Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa sekolah tidak dapat mengemukakan aspek-aspek apa saja
dari tindakan mereka yang menunjukkan bukti dari manfaat pelayanan yang
diberikan kepada pelanggan. Pada 7P di atas, penekanan utamanya terpusat
pada produk sekolah. Sekolah masih belum menetapkan strategi jangka
panjang karena sebagian besar kebijakan sekolah dalam bentuk strategi jangka
41
pendek yang tidak terencana serta reaktif (manajemen krisis sebagai respon
terhadap menurunnya peran dan meningkatnya persaingan setempat). Banyak
sekolah belum melakukan pengamatan pasar dengan menggunakan riset dan
analisis pasar yang sistematis. Sekolah lebih menyukai strategi pasar tunggal,
yang memberikan “semua hal bagi semua siswa yang potensial” daripada
menekankan adanya perbedaan dan penyediaan khusus sebagai salah satu cara
untuk menangkap potensi pasar. Pada saat yang sama, sekolah menghindari
persaingan yang tidak berguna dan mempromosikan kerjasama dengan
penyedia lokal lainnya.
2.9
Langkah- Langkah Yang Ditempuh Untuk Meningkatkan Peran Aktif
Orang Tua Terhadap Pendidikan Di SMP Kristen 1 Harapan
Menurut Kepala SMPK 1 Harapan, semakin majunya kebutuhan
masyarakat, maka semakin banyaklah tuntutan masyarakat kepada pihak sekolah.
Oleh sebab itu, SMP Kristen 1 Harapan mencoba untuk meningkatkan peran aktif
orang tua terhadap lembaga sekolah. Beberapa langkah yang sudah ditempuh :
1). Mengundang orang tua murid, khusus berdiskusi tentang sejauhmana
pelayanan yang sudah dapat dirasakan oleh siswa dan orang tua serta
sejauhmana peran aktif orangtua terhadap pendidikan anak-anaknya.
2). Mengundang masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan program
sekolah, dengan mengadakan lomba MIPA tingkat SD se Kota Denpasar.
Jumlah peserta hampir mencapai 500 orang. Pada kegiatan tersebut dilibatkan
juga sponsor-sponsor untuk mendukung acara tersebut antara lain : Astra,
Telkomsel, Pelangi Collection, Gramedia, Bank Mega, Penerbit Tiga
42
Serangkai, Gema Harapan, dan lainnya. Kegiatan tersebut bermaksud untuk
memperkenalkan lebih jauh tentang SMP Kristen 1 Harapan kepada
masyarakat dan yang terpenting adalah mencari siswa berpotensi.
2.10 Langkah- Langkah Yang Akan Ditempuh Untuk Meningkatkan Peran
Aktif Orang Tua Terhadap Pendidikan Di SMP Kristen 1 Harapan
Menurut Kepala SMPK 1 Harapan, pada malajah gema harapan edisi ke
-32/ 2011 langkah-langkah yang akan ditempuh untuk meningkatkan peran aktif
orang tua terhadap pendidikan di SMPK 1 Harapan terdiri dari :
1) Melibatkan orang tua atau masyarakat dengan mengaktifkan kegiatan career
Day dengan mengundang narasumber, alumni, orang tua atau tokoh
masyarakat. Mereka memberikan gambaran kepada semua siswa segala suatu
tentang karir atau pekerjaan.
2) Melibatkan orang tua dalam penelusuran kemampuan anak, minat dan bakat
bekerjasama dengan lembaga konsuktasi psikolog.
3) Mengundang orangtua siswa baru, diawal tahun untuk mengetahui programprogram sekolah serta peraturan-peraturan yang harus ditaati siswa
4) Mengundang masyarakat sebagai sponsor dalam event-event khusus
5) Melibatkan orang tua atau wali dalam kegiatan – kegiatan pembelajaran
diluar sekolah fill trip, study tour, kegiatan sosial dan sebagainya.
Sekolah harus mempunyai peranan yang sangat besar untuk meningkatkan peran
aktif orangtua dalam pendidikan. Sekolah harus segera merespon dengan cara
yang positif apapun bentuk tanggapan atau reaksi orang tua siswa terhadap
pelayanan sekolah.
Download