MODUL PERKULIAHAN Integrated Marketing Communication 1 Konsep Branding Fakultas Program Studi Fakultas Ilmu Komunikasi Bidang Studi Advertising and Marketing Communication Tatap Muka 04 Kode MK Disusun Oleh MK43002 Martina Shalaty Putri S.Sos, M.Si Abstract Kompetensi merek merupakan simbol yang kompleks. Jika sebuah perusahaan memperlakukan merek hanya sebagai nama, itu bukan poin dari branding. Tantangan branding adalah untuk mengembangkan seperangkat makna yang mendalam untuk sebuah merek. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep branding Brand Apa itu Merek? Mungkin keterampilan yang paling khas dari pemasar profesional adalah kemampuan mereka untuk menciptakan, menjaga, melindungi, memperkuat dan meningkatkan merek. Brand adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi dari semuanya, yang digunakan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari satu penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakan mereka dari para pesaing. Jadi merek mengidentifikasikan pembuat atau pemasok produk. Ambil sebuah produk, seperti minuman cola – setiap produsen dapat menghasilkan minuman cola, tetapi hanya Coca-Cola Company dapat menghasilkan Coke. Branding bukan fenomena baru, dalam seratus tahun terakhir. Namun demikian, penggunaannya telah berkembang jauh. Sistem hukum mengakui bahwa merek juga adalah properti – dalam arti yang sesungguhnya. Saat ini, lebih dari 160 negara memiliki undang-undang merek dagang yang memungkinkan pemilik merek untuk mengklaim “gelar” dalam nama merek mereka dan logo melalui pendaftaran merek dagang. Tapi merek, tidak seperti bentuk lain dari kekayaan intelektual, seperti hak paten dan hak cipta, tidak memiliki tanggal kadaluarsa dan pemiliknya memiliki hak eksklusif untuk menggunakan nama merek mereka untuk periode yang tak terbatas waktu. Sebuah merek menyampaikan serangkaian tertentu fitur, manfaat dan layanan kepada pembeli. Ini adalah tanda (mark), lambang berwujud (tangible emblem), yang mengatakan sesuatu tentang produk. Merek terbaik, misalnya, sering menyampaikan jaminan kualitas. Sebuah merek memberikan empat tingkatan makna: 1. Atribut. Pertama sebuah merek mengingatkan atribut produk tertentu. Misalnya, Mercedes menunjukkan atribut seperti 'direkayasa dengan baik', 'dibangun dengan baik', 'tahan lama', 'prestise yang tinggi', 'cepat', 'mahal' dan 'nilai jual kembali yang tinggi'. Perusahaan dapat menggunakan satu atau lebih dari atribut-atribut dalam iklan mobil. Selama bertahun-tahun, Mercedes diiklankan 'Direkayasa sedemikian rupa, seperti tidak ada mobil lain di dunia'. Hal ini menyediakan platform posisi untuk atribut lainnya dari mobil. 2. Manfaat. Pelanggan tidak membeli atribut, mereka membeli manfaat. Oleh karena itu, atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional. Misalnya, atribut 'tahan lama' bisa diterjemahkan ke dalam manfaat fungsional, "Saya tidak perlu membeli mobil baru setiap beberapa tahun." Atribut 'mahal' mungkin diterjemahkan ke ‘13 2 Integrated Marketing Communication I Martina Shalaty Putri S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dalam manfaat emosional, "Mobil ini membuat saya merasa penting dan dikagumi. 'Atribut 'dibangun dengan baik' mungkin diterjemahkan ke dalam manfaat fungsional dan emosional, "aku aman jika terjadi kecelakaan." 3. Nilai. Sebuah merek juga mengatakan sesuatu tentang nilai-nilai pembeli. Pembeli Mercedes menghargai kinerja tinggi, keamanan dan prestise. Seorang pemasar merek harus mengidentifikasi kelompok pembeli mobil tertentu yang nilainya tepat dengan manfaat yang disampaikan. 4. Kepribadian. Sebuah merek juga memproyeksikan kepribadian. Peneliti Motivasi kadang-kadang bertanya, 'Kalau merek ini adalah seorang manusia, orang macam apa itu?' Konsumen mungkin memvisualisasikan mobil Mercedes sebagai seorang yang kaya: seorang eksekutif bisnis paruh baya. Merek akan menarik orang-orang yang memang sebenarnya seperti itu atau orang-orang yang ingin citra dirinya sesuai dengan citra merek tersebut. Semua ini menunjukkan bahwa merek merupakan simbol yang kompleks. Jika sebuah perusahaan memperlakukan merek hanya sebagai nama, itu bukan poin dari branding. Tantangan branding adalah untuk mengembangkan seperangkat makna yang mendalam atau asosiasi untuk sebuah merek. Mengingat empat tingkatan makna suatu merek, pemasar harus menentukan di tingkat mana mereka akan membangun identitas merek. Jika pemasar hanya mempromosikan atribut mereknya saja, itu akan menjadi suatu kesalahan. Ingat, pembeli tidak banyak tertarik pada atribut merek, sebagaimana ketertarikan pembeli pada manfaat merek. Selain itu, pesaing juga dapat dengan mudah meniru atribut. Atau mungkin nantinya atribut menjadi kurang berharga bagi konsumen, ini membuat merek menjadi “rusak” akibat terlalu dipasangkan untuk suatu atribut tertentu. Bahkan mempromosikan merek pada satu atau lebih dari manfaatnya juga dapat berisiko. Misalkan Mercedes, manfaat utamanya adalah 'kinerja yang tinggi'. Jika muncul beberapa merek pesaing dengan kinerja setinggi atau lebih tinggi dari Mercedes, atau jika pembeli mobil mulai menempatkan kurang pentingnya kinerja dibandingkan dengan manfaat lain, Mercedes akan membutuhkan kebebasan untuk pindah ke posisi manfaat yang baru. Arti yang paling abadi dan berkelanjutan dari sebuah merek adalah nilai-nilai inti dan kepribadian. Mereka mendefinisikan esensi merek. Jadi Mercedes merupakan arti dari 'berprestasi tinggi dan kesuksesan'. Perusahaan harus membangun strategi merek serta menciptakan dan melindungi kepribadian merek ini. Meskipun Mercedes baru-baru ini menyerah pada tekanan pasar dengan memperkenalkan model dengan harga yang lebih ‘13 3 Integrated Marketing Communication I Martina Shalaty Putri S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id rendah, hal ini dapat berisiko. Pemasaran model yang lebih murah ini mungkin melemahkan kepribadian yang telah dibangun Mercedes selama puluhan tahun. Branding Konsumen melihat merek sebagai bagian penting dari suatu produk, dan branding dapat menambahkan nilai pada suatu produk. Sebagai contoh, kebanyakan konsumen akan melihat sebotol Opium parfum sebagai parfum berkualitas tinggi, dan merupakan produk mahal. Namun parfum yang sama dalam botol yang tidak bermerek mungkin akan dipandang memiliki kualitas lebih rendah, walaupun memiliki wangi yang identik/sama. Branding telah menjadi isu sentral dalam strategi produk. Di satu sisi, mengembangkan produk bermerek membutuhkan banyak investasi pemasaran jangka panjang, terutama untuk iklan, promosi dan kemasan. Produsen/manufaktur sering merasa lebih mudah dan lebih murah hanya untuk membuat produk dan membiarkan orang lain yang membangun merek. Produsen Taiwan, misalnya, mereka membuat sejumlah besar pakaian dunia, peralatan elektronik dan komputer, tetapi produk-produk ini dijual dengan merek non-Taiwan. Di sisi lain, sebagian besar produsen akhirnya belajar bahwa kekuatan terletak pada perusahaan yang mengendalikan merek. Misalnya, merek pakaian, elektronik dan perusahaan komputer yang dijual dengan merek non-Taiwan tadi, dapat mencari produsen lain yang lebih murah di Malaysia atau di tempat lain. Para produsen Taiwan tidak bisa berbuat banyak untuk mencegah hilangnya penjualan kepada pemasok yang lebih murah, karena konsumen loyal terhadap – nama – merek, bukan kepada produsen. Perusahaan-perusahaan Jepang dan Korea Selatan dimasa lalu tidak membuat kesalahan ini. Mereka telah susah payah untuk membangun merek-merek seperti Sony, Panasonic, JVC, Hyundai, Goldstar dan Samsung untuk produk mereka. Bahkan ketika perusahaan-perusahaan tidak bisa lagi mampu untuk memproduksi produk mereka di negara mereka sendiri, merek-merek tersebut memiliki pelanggan yang loyal. Nama merek yang kuat memiliki waralaba konsumen yaitu, dimana mereka dapat meminta loyalitas konsumen pada merek tersebut. Ini berarti bahwa, pelanggan telah melakukan permintaan (demand) kepada merek ini dan menolak produk pengganti (substitutes), walaupun produk pengganti yang ditawarkan memiliki harga sedikit lebih rendah. Perusahaan yang mengembangkan merek dengan waralaba konsumen yang kuat akan terisolasi dari strategi promosi pesaing. Jadi sangat masuk akal bagi pemasok ‘13 4 Integrated Marketing Communication I Martina Shalaty Putri S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id (suppliers) jika berinvestasi untuk membuat pengakuan nasional serta global yang kuat, dan memilih merek mereka. Kekuatan Merek Pertimbangkan sejenak apa reaksi konsumen jika ada sepasang sepatu basket tanpa merek Nike, atau sebotol cola tanpa ada merek Coke atau Pepsi. Apakah blue jeans polos membawa prestise yang sama dengan yang bertuliskan Diesel atau label Calvin Klein? Ada suatu masa ketika konsumen bangga mendeklarasikan kemerdekaan mereka dari daya tarik merek-merek – terkenal – dengan mendukung label (merek) generik dan label pribadi yang lebih praktis. Namun pada pasar saat ini, daya tarik merek lebih besar dari sebelumnya, dan pemasar menyadari bahwa membangun dan memperkuat citra merek mereka adalah kunci untuk profitabilitas dan pertumbuhan. Banyak perusahaan sekarang tahu bahwa ekuitas merek adalah sama pentingnya dengan aset pabrik, persediaan, dan uang karena merek yang kuat memiliki kekuatan untuk “perintah” harga premium dari konsumen serta investor. Tabel di bawah menunjukkan merek paling bernilai di dunia yang diukur oleh Interbrand Corp., sebuah perusahaan konsultan merek terkemuka. The world’s 10 most valuable brands, 2002 Rank Brand 2002 Brand Value (Billions) 1 Coca-Cola $ 69.6 2 Microsoft 64.1 3 IBM 51.2 4 GE 41.3 5 Intel 30.9 6 Nokia 30.0 7 Disney 29.3 8 McDonald’s 26.4 9 Marlboro 24.2 10 Mercedes 21.0 Source: Interbrand Corp., J.P. Morgan Chase & Co. ‘13 5 Integrated Marketing Communication I Martina Shalaty Putri S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Ada sejumlah alasan mengapa merek lebih penting daripada sebelumnya. Konsumen memiliki sejumlah besar pilihan yang tersedia di hampir setiap produk dan jasa, tetapi hanya memiliki sedikit waktu untuk berbelanja dan membuat pilihan. Merek terkenal dan terpercaya adalah sebuah batu pijakan bagi konsumen dan membantu mempermudah proses pengambilan keputusan mereka. Guru branding Larry Light mencatat bahwa: Kunci untuk semua merek yang sukses adalah mereka melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar sebuah merek dagang atau logo. Brand adalah janji kepada pelanggan. Larry juga menyatakan bahwa: "Konsumen tidak pergi berbelanja untuk 24-valve, 6 silinder, 200-tenaga kuda, mesin fuel-injected. Tetapi mereka berbelanja untuk Taurus, Lexus, BMW, Jeep Cherokee, Hummer, atau merek apapun. Mereka berbelanja untuk merek terkenal dan terpercaya." Ekuitas Merek Di pasar, merek bervariasi dalam – jumlah – kekuasaan (power) dan nilai (value) yang merek miliki. Sebagian besar merek tidak diketahui pembeli. Lainnya memiliki tingkat kesadaran merek (brand awareness) yang tinggi bagi konsumen. Dan sisanya menikmati pilihan/preferensi merek pembeli, pembeli memilih mereka lebih yang lain. Akhirnya, beberapa merek memiliki loyalitas merek tingkat tinggi. David Aaker membedakan lima tingkat sikap pelanggan terhadap merek, mulai dari yang terendah hingga yang tertinggi: 1. Pelanggan akan mengganti merek, karena alasan harga, tidak ada kesetiaan pada merek 2. Pelanggan mereasa puas. Tidak ada alasan untuk berganti merek 3. Pelanggan merasa puas dan akan mengalami kerugian dengan berganti merek 4. Pelanggan menghargai merek dan menganggap sebagai teman 5. Pelanggan sangat setia dengan merek Ekuitas merek sangat terkait dengan berapa banyak pelanggan pada kelompok 3,5, dan 4. Sebuah merek yang kuat memiliki ekuitas merek yang tinggi. Merek memiliki ekuitas merek yang lebih tinggi apabila mereka memiliki loyalitas merek yang tinggi, kesadaran nama (name awareness), persepsi kualitas (perceived quality), asosiasi merek yang kuat, dan aset lainnya seperti: paten, merek dagang (trademarks) dan hubungan saluran (channel relationships). Sebuah merek dengan brand equity yang kuat adalah aset berharga. Pada kenyataannya, merek tersebut bahkan dapat dibeli atau dijual dengan harga tertentu. Banyak perusahaan menjadikan strategi pertumbuhan (growth strategies) mereka sebagai dasar untuk meraih dan membangun portofolio merek yang kaya. ‘13 6 Integrated Marketing Communication I Martina Shalaty Putri S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Swiss Nestle membeli Rowntree (UK), Carnation (AS), Stouffer (AS), BuitoniPerugina (Italia) dan Perrier (Perancis), dan menjadikannya perusahaan makanan terbesar di dunia dengan mengendalikan banyak 'merek' yang diminati. Mengukur ekuitas dari sebuah merek itu sulit. Karena sangat sulit untuk diukur, perusahaan biasanya tidak mencantumkan brand equity di neraca mereka. Namun, mereka “membayar mahal” untuk itu semua. Misalnya, Nestle membayar £ 2,5 milyar untuk membeli Rowntree’s, enam kali nilai aset yang dilaporkan. Menurut sebuah perkiraan , ekuitas merek Coca-Cola adalah $36 miliar, Marlboro $33 milyar dan Kodak $10 miliar. Ekuitas merek yang tinggi memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan. 1. Karena merek yang kuat memiliki kesadaran merek (brand awareness) dan loyalitas konsumen yang tinggi, perusahaan akan mengeluarkan biaya pemasaran yang relatif lebih rendah terhadap pendapatan. 2. Karena konsumen mengharapkan toko untuk menjual merek tersebut ditoko tersebut, sehingga perusahaan dapat lebih maksimal dalam tawar-menawar dengan pengecer. 3. Dan karena nama merek membawa kredibilitas tinggi, perusahaan dapat lebih mudah memulai perluasan merek. 4. Di atas semua itu, merek yang kuat memberikan pertahanan terhadap persaingan harga bagi perusahaan. Mengelola Ekuitas merek Merek perlu dikelola dengan cermat sehingga ekuitas tidak merosot. Hal ini menuntut pemeliharaan atau peningkatan kesadaran merek, persepsi mutu dan fungsionalitas, dan asosiasi yang positif. Semua ini memerlukan investasi pada R&D secara terus menerus, iklan yang terampil, serta perdagangan dan layanan konsumen yang sangat bagus. Beberapa analisis beranggapan bahwa merek mengalahkan usia produk suatu perusahaan. mereka melihat merek sebagai asset abadi utama perusahaan. setiap ekuitas merek yang kuat menggambarkan beberapa pelanggan yang loyal ekuitas merek memberikan andil terhadap ekuitas pelanggan. Fokus perencanaan pemasaran yang tepat adalah memperluas nilai masa hidup pelanggan. Dan manajemen merek berperan sebagai alat pemasar yang utama. Keputusan Penggunaan Merek ‘13 7 Integrated Marketing Communication I Martina Shalaty Putri S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Penggunaan merek membawa beberapa tantangan bagi pemasar. Seperti keputusan menggunakan merek atau tidak, keputusan sponsor merek, nama merek, strategi merek, hingga reposisi merek. Kotler: Major Brand Decision Keputusan menggunakan merek atau tidak Keputusan pertama adalah apakah mengembangkan nama merek untuk suatu produk atau tidak?dulu produsen dan perantara menjual barang menggunakan tong, barel, karung tanpa menggunakan label nama atau tanpa menggunakan identifikasi pemasok. Pembeli mengandalkan integritas penjual. Tanda penggunaan merek paling awal adalah adanya upya serikat pekerja abad pertengahan mengharuskan pengrajin mencantumkan merek dagang untuk melindungi diri dan konsumen terhadap mutu yang lebih rendah. Dalam dunia seni murni juga penggunaan merek dimulai dengan seniman yang menandatangani karya mereka. Saat ini, merek merupakan kekuatan yang penting, sehingga hampir tidak ada produk yang tidak mempunyai merek. Namun ada juga pergerakan “tanpa merek” untuk barang konsumen pokok sehari-hari dan obat-obatan. Pencetus utamanya adalah Carrefours pada awal tahun 1970-an. Carrefour mengeluarkan barang-barang generic yang merupakan produk umum yang tidak bermerek, dikemas sederhana, dan lebih murah. Produk menawarkan mutu yang standar dengan harga mencapai 40% lebih rendah. Harga lebih rendah dimungkinkan karena produknya berkualitas rendah, pengemasan yang murah, dan iklan yang sangat sedikit. Beberapa keunggulan merek: - Nama merek lebih memudahkan penjual memproses pesanan dan menelusuri masalah - Nama merek dan tanda merek memberikan perlindungan hukum atas ciri produk yang unik - Penggunaan merek memberikan kesempatan kepada penjual untuk menarik pelanggan yang setia dan memberikan keuntungan. Loyalitas merek memberikan suatu perlindungan kepada penjual dari persaingan ‘13 8 Merek membantu segmentasi pasar. Integrated Marketing Communication I Martina Shalaty Putri S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id - Merek yang kuat membantu citra perusahaan, dan memudahkan bila meluncurkan produk baru yang dapat diterima distributor dan konsumen. Distributor dan konsumen lebih menginginkan produk bermerk karena lebih memudahkan produk tersebut ditangani, memperkuat preferensi pembeli dan lebih memudahkan mengidentifikasi pemasok. Konsumen menginginkan nama merek untuk membantu mengidentifikasi perbedaan mutu serta berbelanja dengan efisien. Keputusan sponsor Merek Produsen memiliki beberapa pilihan sehubungan dengan penggunaan sponsor merek. Produk dapat diluncurkan sebagai merek produsen (kadang disebut merek nasional), merek distributor (juga disebut merek penjual ulang, toko, rumah atau pribadi), atau nama merek lisensi. Keputusan nama merek Ada empat strategi dalam menentukan nama produk 1. Nama masing-masing: Keuntungan utama strategi ini adalah bahwa perusahaan tidak mengaitkan reputasinya dengan reputasi produk. Jika produk gagal, perusahaan tidak akan rusak. 2. Nama kelompok bersama Keuntungan strategi ini adalah biaya pengembangan akan berkurang karena tidak dibutuhkan riset “nama” atau pengeluaran iklan besar-besaran untuk menciptakan pengakuan nama merek. Penjualan produk akan kuat kita nama produsennya juga baik. 3. Nama kelompok terpisah untuk semua produk Jika perusahaan menghasilkan produk-produk yang agak berbeda, tidak dianjurkan menggunakan satu nama kelompok bersama. 4. Nama perusahaan yang digabung dengan nama masing-masing produk Nama perusahaan melegitimasikan dan nama masing-masing mengindividusasikan produk baru tersebut. Mutu yang diingiinkan dalam nama merek: 1. Merek seharusnya menyatakan tentang manfaat produk 2. Merek menyatakan kategori produk/jasa 3. Merek menyatakan mutu yang konkrit dan “perumpaman yang tinggi” 4. Merek seharusnya mudah dieja, dikenali dan diingat ‘13 9 Integrated Marketing Communication I Martina Shalaty Putri S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 5. Merek harus jelas 6. Merek seharusnya tidak mengandung makna “jelek” bila digunakan dalam bahasa lain. Keputusan Strategi Merek Strategi merek akan berbeda berdasarkan jenis suatu merek, apakah merek fungsional, merek citra atau merek pengalaman. Merek fungsional adalah produk yang memuaskan konsumen karena kebutuhan fungsional. Merek fungsional memiliki peluang besar untuk memuaskan pelanggan jika merek dipandang memiliki kinerja yang baik atau lebih hemat. Merek fungsional akan mengandalkan fitur produk dan atau harga. Merek citra muncul bersama produk atau jasa yang sulit dibedakan, atau dinilai mutunya. Strateginya meliputi upaya menciptakan desain tersendiri, mengasosiasikan dengan penggunaan selebriti, atau menciptakan citra iklan yang kuat. Merek citra sangat mengandalkan “kreativitas iklan” dan “belanja iklan yang tinggi” Merek pengalaman melibatkan konsumen diluar sekedar membeli produk. Konsumen menemukan “orang” dan “tempat” dengan merek ini. a. Perluasan lini (nama merek yang ada diperluas ke ukuran atau selera yang baru dalam kategori produk yang telah ada) Perluasan lini terdiri atas pengenalan jenis produk tambahan dalam kategori produk yang sama dengan menggunakan nama merek yang sama seperti selera, bentuk, warna, unsure tambahan dan ukuran kemasan yang baru. Hal ini juga mengandung resiko yang memungkinkan nama merek kehilangan makna khusus. Perluasan lini juga memiliki sisi positif. Perluasan lini memiliki peluang jauh lebih besar untuk bertahan daripada produk merek baru. Contoh: lays rasa barbeque, rasa ayam bakar. dll b. Perluasan merek (nama merek diperluas ke kategori produk yang baru) Suatu perusahaan mungkin menggunakan nama mereknya untuk meluncurkan produk dalam kategori lain. Strategi ini memiliki keuntungan yang sama dengan perluasan lini. Contohnya adalah Honda mengeluarkan mobil, motor, pemotong rumput, mesin kapal, dll. c. Multi merek (nama merek yang baru diperkenalkan pada produk yang sama) Perusahaan akan sering memperkenalkan merk tambahan pada kategori produk yang sama. hal ini digunakan digunakan untuk mencoba membentuk ciri yang berbeda atau daya tarik untuk motif pembelian yang berbeda. Strategi ini ‘13 10 Integrated Marketing Communication I Martina Shalaty Putri S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id memungkinkan perusahaan mengikat lebih banyak ruang distributor untuk melindungi merek utama dengan menciptakan merek pengapit (flanker brand). d. Merek bersama (co-branding) (penggabungan dua/ lebih nama merek) Masing-masing merek mengharapkan bahwa nama merek lain akan merperkuat preferensi atau minat pembelian. Merek bersama memiliki beberapa bentuk. e. Merek baru (penggunaan merek baru pada kategori produk baru. Reposisi Merek Perusahaan perlu secara berkala mengaudit kekuatan dan kelemahan mereknya. Kadang suatu perusahan akan menemukan bahwa dirinya mungkin harus melakukan reposisi merek karena perubahan preferensi pelanggan atau munculnya pesaing baru. Peran IMC dalam Branding Salah satu alasan utama untuk semakin pentingnya Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) selama dekade terakhir adalah bahwa ia memainkan peran utama dalam proses mengembangkan dan mempertahankan identitas dan ekuitas merek. Sebagai ahli merek, Kevin Keller mencatat: "Membangun dan mengelola dengan benar ekuitas merek telah menjadi prioritas bagi perusahaan; dari semua ukuran, di semua jenis industri, di semua jenis pasar". Dengan semakin banyak produk dan jasa yang bersaing untuk dipertimbangkan oleh pelanggan yang memiliki sedikit waktu untuk membuat pilihan, merek-merek terkenal memiliki keunggulan kompetitif utama di pasar saat ini. Membangun dan memelihara identitas dan ekuitas merek memerlukan penciptaan merek terkenal yang memiliki asosiasi yang menguntungkan, kuat, dan unik di benak konsumen. “merek sekarang bermain dalam proses pemasaran”. Identitas merek adalah kombinasi dari banyak faktor, diantaranya: nama, logo, simbol, desain, kemasan, dan kinerja produk atau jasa; serta gambar atau jenis asosiasi yang terlintas dalam pikiran ketika konsumen berpikir mengenai sebuah merek. Jenis asosiasi tersebut meliputi seluruh spektrum dari: kesadaran (awareness) konsumen, pengetahuan (knowledge) konsumen, dan citra (image) dari merek tersebut, sebagaimana citra perusahaan dibalik merek tersebut. ‘13 11 Integrated Marketing Communication I Martina Shalaty Putri S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Identitas merek adalah hasil penjumlahan dari semua poin yang berhadapan atau “kontak”, antara konsumen dengan merek tersebut. Dan “hasil dari penjumlahan” tersebut melebihi dari pengalaman konsumen itu sendiri (consumer experience) setelah menggunakan produk/jasa tersebut. Kontak-kontak ini juga merupakan hasil dari berbagai bentuk kegiatan Komunikasi Pemasaran Terpadu yang digunakan oleh sebuah perusahaan, termasuk diantaranya: iklan media massa, penawaran/promosi penjualan, kegiatan sponsorship pada acara olahraga atau hiburan, situs di Internet, dan penawaran langsung seperti: surat, brosur, katalog, atau video. Konsumen juga dapat memiliki kontak dengan cara: menerima informasi tentang suatu merek tertentu pada toko-toko di titik penjualannya, melalui artikel atau cerita yang mereka lihat, dengar, atau baca di media, atau melalui interaksi langsung dengan perwakilan perusahaan maupun salesperson merek tersebut. Pemasar (marketers) menyadari bahwa dalam dunia modern pemasaran, ada banyak kesempatan dan metode yang berbeda untuk menghubungi pelanggan sekarang maupun calon pelanggan untuk menyediakan informasi tentang perusahaan dan atau merek tertentu. Tantangannya adalah bagaimana memahami cara menggunakan berbagai alat IMC (IMC tools) untuk membuat kontak dan menyampaikan pesan merek (branding message) secara efektif dan efisien. Sebuah program IMC yang sukses, perlu pemasar (marketers) untuk menemukan kombinasi yang tepat dari alat komunikasi serta teknik-nya, menentukan peran mereka dan menentukan sejauh mana mereka dapat/harus menggunakannya, serta mengkoordinasikan penggunaannya. Untuk mencapai hal ini, orang yang bertanggung jawab atas upaya komunikasi perusahaan harus memiliki pemahaman tentang alat-alat IMC yang tersedia dan cara-cara yang mereka dapat digunakan. Alat membangun merek Merek tidak hanya dibangun melalui iklan. penggunaan tools IMC yang yang baik akan mengetahui cara lain dalam membangun merek. Berikut beberapa contoh yang dilakukan pemasar dalam membangun merek: 1. Hubungan masyarakat dan siaran pers Merek dapat memperoleh banyak perhatian dari berita surat kabar dan majalah yang ditempatkan dengan baik, belum lagi muncul secara visual di film. 2. Kesediaan menjadi sponsor Merek sering dipromosikan pada even-even tertentu, seperti lomba balap sepeda. 3. Klub dan komunitas konsumen ‘13 12 Integrated Marketing Communication I Martina Shalaty Putri S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Merek bisa menjadi pusat komunitas pelanggan, seperti klub motor Honda atau Yamaha 4. Kunjungan pabrik Hershey’s dan Cadbury, dua perusahaan permen membangun taman hiburan didalam pabriknya dan perusahaan ini mengundang pengunjung. 5. Pameran dagang Pameran merupakan peluang besar untuk membangun kesadaran, pengetahuan dan minat merek 6. Menyelenggarakan even Even disini diselenggarakan sebuah perusahaan untuk mempromosikan produk tertentu, seperti festival jajanan bango 7. Fasilitas Umum Merek dapat membangun fasilitas umum, dan menorehkan identitas di benak banyak orang. 8. Pemasaran tujuan sosial Merek dapat memperoleh pengikut dengan menyumbangkan uang untuk tujuantujuan amal. Daftar Pustaka Belch, George E; Belch, Michael A. Advertising and Promotion “an integrated marketing communication perspective (sixth edition). Kottler, Phillip. Manajemen Pemasaran. 2005: PT Indeks Kelompok Gramedia ‘13 13 Integrated Marketing Communication I Martina Shalaty Putri S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id