145 bangun ruang sisi datar analisis komunikasi

advertisement
BANGUN RUANG SISI DATAR ANALISIS KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA
DALAM PEMBELAJARAN
Diayu Nugrahaini Putri Prasetya, Teguh Wibowo
Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan: 1) untuk mengetahui proses dan struktur komunikasi matematis pada
proses pembelajaran matematika, 2) untuk melihat karakteristik dan kategori komunikasi
matematis dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar, 3) mengidentifikasi siswa yang
dikategorikan melakukan komunikasi matematis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
dengan penelitian lapangan (field research). Metode yang digunakan dengan metode kualitatif
dengan teknik analisis data triangulasi. Objek penelitian mengenai komunikasi matematis.
Peneliti mengidentifikasi indikator, aspek-aspek, karakteristik dan kategori komunikasi
matematis. Subjek penelitian diambil dari data yang sudah jenuh dari observasi dan instrumen
penelitian. Hasil penelitian komunikasi matematis pada pembelajaran bangun ruang sisi datar,
seperti: siswa dapat mengungkapkan ide-ide matematika, siswa dapat menyelesaikan
persoalan matematika dari soal cerita ke dalam bentuk gambar untuk kemudian menyusun
algoritma matematika. Dan juga, siswa dapat menemukan solusi dengan cara berpikir lebih
terbuka atau mencari solusi penyelesaian yang tidak hanya terpaku pada rumus yang
diberikan, tetapi juga pada logika matematika (open solution).
Kata kunci: komunikasi matematis, struktur komunikasi matematis, Open Solution
PENDAHULUAN
Komunikasi matematika merupakan dasar proses pemahaman dimana siswa akan
menyerap informasi yang disampaikan sehingga nantinya para siswa dapat berpikir
dan menuangkan pemikiran serta ide-ide matematika tersebut secara lisan maupun
tulisan. Oleh sebab itu, seorang tenaga pengajar melalui komunikasi matematis yang
lebih cenderung mengutamakan pemahaman konsep secara terstruktur sehingga
materi yang disampaikan akan tetap berkesan dan diingat untuk lebih meningkatkan
rasa ingin tahu siswa.Proses belajar tidak hanya terpusat pada guru, tetapi juga dapat
menjadikan siswa antusias, aktif danmampu untuk berkembang. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui proses dan struktur komunikasi matematis yang belangsung pada
Ekuivalen: Analisis Komunikasi Matematis Siswa dalam Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar
145
proses pembelajaran matematika, untuk melihat karakteristik dan kategori komunikasi
matematis dengan baik dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar, mengidentifikasi
siswa dikategorikan melakukan komunikasi matematis berdasar hal-hal yang dilakukan.
Komunikasi matematika adalah proses dasar pembelajaran matematika karena
melalui komunikasi siswa-siswa menyatakan dan menjelaskan ide-ide matematika,
mengembangkan ide-ide mereka, memahami kesinambungan matematika dan
pendapat-pendapat matematika. Menurut The Intended Learning Outcomes (dalam
Armiati, 2009) menyatakan komunikasi matematis adalah suatu keterampilan penting
dalam matematika yaitu kemampuan untuk mengekspresikan ide-ide matematika
secara koheren (berhubungan) kepada teman, guru dan lainnya melalui bahasa lisan
dan tulisan. Melalui kemampuan komunikasi matematis, siswa dapat mengembangkan
pemahaman matematika bila menggunakan bahasa matematika yang benar untuk
menulis tentang matematika, mengklarifikasi ide-ide dan belajar membuat argumen
serta merepresentasikan ide-ide matematika secara lisan, gambar dan simbol. Kategori
komunikasi matematis yang diperoleh berdasarkan identifikasi secara langsung di
kelas, diperoleh bahwa: a) siswa mendengarkan dengan antusias penjelasan yang
diberikan guru saat di kelas dan siswa berusaha berinteraksi dengan guru maupun
siswa lain ketika ada hal yang belum dipahami dalam proses pembelajaran yang
berlangsung, b) memahami konsep matematika
secara
mendalam
dengan
mengeksplorasi rasa ingin tahu dalam tanya jawab dan diskusi di kelas mengenai
konsep dan ide matematika, c) menggunakan penalaran pada pola dan sifat mengenai
materi matematika yang sedang dibahas sehingga dapat menunjukkan gagasan serta
menuliskannya berdasarkan yang dilihat dan didengar, d) mengkomunikasikan gagasan
yang benar-benar telah dipahami baik secara lisan maupun tulisan berdasarkan
gambar, simbol, ilustrasi maupun media lainnya (alat peraga), e) mampu memecahkan
masalah dengan tepat dan benar yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang algoritma matematika, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Karakteristik
komunikasi matematis berdasarkan penelitian di kelas sebagai berikut: a) mampu
menanggapi hal-hal mengenai materi matematika yang telah disampaikan guru secara
tepat dan baik,b) mampu menyampaikan pendapat mengenai konsep maupun ide
146
Ekuivalen: Analisis Komunikasi Matematis Siswa dalam Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar
dalam suatu pemecahan masalah, c) berperan serta saat berlangsungnya proses
pembelajaran di kelas dan aktif dalam interaksi secara langsung (diskusi dan tanya
jawab), d) mengemukakan penyelesaian masalah secara tepat dan teliti berdasarkan
metode dan strategi penyelesaian masalah, e) mampu merealisasikan dan
menghubungkan sebuah permasalahan ke dalam bentuk gambar, simbol, dan
menemukan solusi penyelesaian secara tepat dan benar.Indikator yang digunakan
dalam penelitian ini sesuai dengan Utari Sumarmo (dalam Husna dkk, 2013) dan
berdasarkan observasi serta pendekatan dalam penelitian, sebagai berikut: a)
menghubungkan benda nyata, gambar, ilustrasi maupun contoh konkrit ke dalam
konsep dan ide matematika, b) menyatakan ide maupun gagasan matematika secara
lisan atau tertulis dalam bentuk nyata maupun gambar, c) mengaitkan antara konsep
yang dipelajari dengan hal-hal yang ditemui dalam keseharian dalam bentuk konkrit
atau simbol matematika, d) mendengarkan, berdiskusi dan menulis tentang
matematika, e) membaca dan menyimak presentasi matematika yang disampaikan
oleh guru dan menyusun pendapat maupun pertanyaan yang relevan, f) memecahkan
persoalan matematika dengan solusi yang tepat dan penghitungan yang benar.
Berdasarkan hasil penelitian Wahid Umar (2012) dalam jurnal yang berjudul
“MembangunKemampuan Komunikasi Matematis dalam Pembelajaran Matematika”
menyatakan bahwa berkomunikasi secara cermat, tepat, sistematis, dan efisien yang
dilatih melalui suatu pelajaran matematika, diharapkan dapat menjadi sebuah
kebiasaan yang dimiliki siswa dalam kehidupan keseharian mereka.Sedang
berdasarkan penelitian Armiati (2009) dalam jurnal yang berjudul “Komunikasi
Matematis dan Kecerdasan Emosional” menyatakan bahwa salah satu alasan mengapa
komunikasi matematis menjadi pertimbangan karena matematika tidak hanya sebagai
alat berpikir yang membantu siswa untuk mengembangkan pola, menyelesaikan
masalah
dan
memberikan
kesimpulan,
tetapi
juga
sebagai
alat
untuk
mengkomunikasikan sikap pikiran, memvariasikan ide secara jelas, tepat dan singkat.
Ekuivalen: Analisis Komunikasi Matematis Siswa dalam Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar
147
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research) yang
dapat juga dianggap sebagai penelitian luas dalam penelitian kualitatif atau sebagai
metode untuk mengumpulkan data kualitatif. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kualitatif dengan triangulasi yaitu pengamatan secara
langsung di sekolah (metode alamiah), wawancara, atau penelaahan dokumen
(keseluruhan data instrumen penelitian). Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian
kualitatif, yaitu pendekatan alamiah (inkuiri naturalistik) dan triangulasi. Objek
penelitian yang didasarkan pada penelitian ini adalah mengenai komunikasi matematis
berdasarkan hasil observasi dan penelitian itu sendiri. Sekolah observasi pertama
dilakukan di SMP Negeri 2 Wates dan yang kedua dilakukan di SMPIT Logaritma
Karanganyar. Berdasarkan identifikasi dari observasi dan penelitian, subjek penelitian
lebih mengerucut pada informan dan peneliti sendiri.Proses Pencatatan Data, proses
pencatatan data diperoleh dengan beberapa cara, yakni:wawancara, catatan
Lapangan, dokumentasi (rekaman atau foto), instrumen penelitian (Angket, Soal Uji
Coba (Tes Pilihan Ganda), Soal Evaluasi Komunikasi Matematis dan Wawancara).
Proses analisis dataproses analisis data sebagai berikut: pengumpulan data mentah,
pendeskripsian/menguraikan data, analisis data.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini, awalnya peneliti melakukan tahapan awal proses pengamatan
di kelas dan ikut dalam proses pembelajaran matematika. Dari pengamatan dan
catatan lapangan, komunikasi matematis sudah ada, akan tetapi masih sangat minim.
Selain itu, memperlihatkan bahwa dalam komunikasi matematis tidak hanya guru
memberikan rumus matematika kepada siswa, tetapi juga ada berbagai aspek yang
menjadi indikator komunikasi matematis, seperti: a) menghubungkan benda nyata,
gambar, ilustrasi maupun contoh konkrit ke dalam konsep dan ide matematika, b)
menyatakan ide maupun gagasan matematika secara lisan atau tertulis dalam bentuk
nyata maupun gambar, c) mengaitkan antara konsep yang dipelajari dengan hal-hal
yang ditemui dalam keseharian dalam bentuk konkrit atau simbol matematika, d)
148
Ekuivalen: Analisis Komunikasi Matematis Siswa dalam Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar
mendengarkan, berdiskusi dan menulis tentang matematika, e) membaca dan
menyimak presentasi matematika yang disampaikan oleh guru dan menyusun
pendapat maupun pertanyaan yang relevan, f) memecahkan persoalan matematika
dengan solusi yang tepat dan penghitungan yang benar. Berdasarkan hasil tes pilihan
ganda yang sesuai dengan indikator komunikasi matematis, yakni: menghubungkan
gambar ke dalam ide matematika, mengungkapkan relasi matematika berdasar
gambar, pemahaman konsep matematika, mengingat bentuk suatu bangun ruang sisi
datar dan keterkaitan antar konsep (gagasan matematika), memahami persoalan
matematika, mengaitkan konsep dasar berdasarkan gambar, mengaplikasi konsep atau
algoritma secara tepat, menyusun algoritma, organisasi logika dan gambaran, strategi
penyelesaian masalah matematika, dan melakukan penghitungan secara tepat dan
benar. Berdasarkanhasil instrumenmaupun proses komunikasi matematis dari
pengamatan, terdapat 4 siswa yang paling konkret dalam proses komunikasi
matematis. Penentuan informan (subjek) dari penelitian dilakukan dari perpanjangan
pengamatan dan dokumentasi (foto maupun rekaman) di kelas. Hanya 2 subjek yang
memiliki komunikasi matematis baik, didasarkan data sejenis yang sudah jenuh. Dan
dikatakan siswa telah melakukan komunikasi matematis apabila siswa tersebut telah
melalui alur yang mencerminkan kategori dan karakteristik komunikasi matematis
serta memiliki beberapa indikator komunikasi matematis.
SIMPULAN DAN SARAN
Komunikasi matematis tidak hanya terbatas pada interaksi antara guru dengan
siswa maupun antar siswa saja, akan tetapi komunikasi matematis itu terjadi secara
alami dan struktural. Maksud dari struktural itu sendiri adalah proses dari awal hingga
akhir yang mengerucut pada satu pemahaman mengenai komunikasi matematis yang
saling berkaitan. Awalnya siswa membaca (reading) materi yang akan dipelajari,
mendengarkan (listening) guru menyampaikan materi, memahami (understanding),
menulis/mencatat bagian penting (writing), berinteraksi/berdiskusi (discussing),
mengungkapkan ide-ide matematika dengan lisan maupun tulisan (representing).
Selain itu, aktivitas siswa yang digolongkan sebagai komunikasi matematis adalah
siswa mendengarkan dengan seksama materi yang disampaikan oleh guru, siswa
Ekuivalen: Analisis Komunikasi Matematis Siswa dalam Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar
149
memahami yang sudah didengar dan dilihat pada proses belajar, proses berpikir ketika
ada latihan soal, berdiskusi (tanya jawab) dengan guru maupun teman,
mengungkapkan ide-ide matematika dalam bentuk tulisan (menggambar dan
mengerjakan soal matematika di depan) maupun secara lisan. Selain itu, komunikasi
matematis yang terlihat pada pembelajaran bangun ruang sisi datar: siswa dapat
menyelesaikan persoalan matematika dari soal cerita ke dalam bentuk gambar untuk
kemudian menyusun algoritma matematika. Dan juga, siswa dapat menemukan solusi
dengan cara berpikir lebih terbuka atau mncari solusi penyelesaian yang tidak hanya
terpaku pada rumus yang diberikan, tetapi juga pada logika matematika (open
solution). Dan hal yang paling penting untuk memperjelas adanya komunikasi
matematis adalah seorang siswa melakukan aktivitas belajar matematika sesuai
dengan aspek-aspek komunikasi matematis secara berkelanjutan dan dapat
mengungkapkan ide matematika dalam bentuk lisan maupun tulisan.
DAFTAR PUSTAKA
Armiati. 2009. Komunikasi Matematis dan Kecerdasan Emotional. Tersedia:
http://eprints.uny.ac.id/7030/1/P16-Armiati.pdf. (Diakses: 13 Maret 2014)
Denise B. Forrest. 2008. Communication Theory Offers Insight into Mathematics
Teacher’s Talk. Tersedia: http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ841571.pdf. (Diakses:
13 Maret 2014)
Husna, dkk. 2013. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi
Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS). Tersedia: www.jurnal.unsyiah.ac.id/
peluang/article/.../1061/997. (Diakses: 03 April 2014)
Lexy. J. Moleong. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Ontario Ministry of Education. 2010. Communication in the Mathematics Classroom.
Tersedia: http://www.edu.gov.on.ca/eng/literacynumeracy/inspire/ research/CBS
Communication_Mathematics.pdf. (Diakses: 13 Maret 2014)
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung: Alfabeta.
150
Ekuivalen: Analisis Komunikasi Matematis Siswa dalam Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar
Download