BANGUN RUANG SISI DATAR ANALISIS KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN Diayu Nugrahaini Putri Prasetya, Teguh Wibowo Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan: 1) untuk mengetahui proses dan struktur komunikasi matematis pada proses pembelajaran matematika, 2) untuk melihat karakteristik dan kategori komunikasi matematis dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar, 3) mengidentifikasi siswa yang dikategorikan melakukan komunikasi matematis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan penelitian lapangan (field research). Metode yang digunakan dengan metode kualitatif dengan teknik analisis data triangulasi. Objek penelitian mengenai komunikasi matematis. Peneliti mengidentifikasi indikator, aspek-aspek, karakteristik dan kategori komunikasi matematis. Subjek penelitian diambil dari data yang sudah jenuh dari observasi dan instrumen penelitian. Hasil penelitian komunikasi matematis pada pembelajaran bangun ruang sisi datar, seperti: siswa dapat mengungkapkan ide-ide matematika, siswa dapat menyelesaikan persoalan matematika dari soal cerita ke dalam bentuk gambar untuk kemudian menyusun algoritma matematika. Dan juga, siswa dapat menemukan solusi dengan cara berpikir lebih terbuka atau mencari solusi penyelesaian yang tidak hanya terpaku pada rumus yang diberikan, tetapi juga pada logika matematika (open solution). Kata kunci: komunikasi matematis, struktur komunikasi matematis, Open Solution PENDAHULUAN Komunikasi matematika merupakan dasar proses pemahaman dimana siswa akan menyerap informasi yang disampaikan sehingga nantinya para siswa dapat berpikir dan menuangkan pemikiran serta ide-ide matematika tersebut secara lisan maupun tulisan. Oleh sebab itu, seorang tenaga pengajar melalui komunikasi matematis yang lebih cenderung mengutamakan pemahaman konsep secara terstruktur sehingga materi yang disampaikan akan tetap berkesan dan diingat untuk lebih meningkatkan rasa ingin tahu siswa.Proses belajar tidak hanya terpusat pada guru, tetapi juga dapat menjadikan siswa antusias, aktif danmampu untuk berkembang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses dan struktur komunikasi matematis yang belangsung pada Ekuivalen: Analisis Komunikasi Matematis Siswa dalam Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar 145 proses pembelajaran matematika, untuk melihat karakteristik dan kategori komunikasi matematis dengan baik dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar, mengidentifikasi siswa dikategorikan melakukan komunikasi matematis berdasar hal-hal yang dilakukan. Komunikasi matematika adalah proses dasar pembelajaran matematika karena melalui komunikasi siswa-siswa menyatakan dan menjelaskan ide-ide matematika, mengembangkan ide-ide mereka, memahami kesinambungan matematika dan pendapat-pendapat matematika. Menurut The Intended Learning Outcomes (dalam Armiati, 2009) menyatakan komunikasi matematis adalah suatu keterampilan penting dalam matematika yaitu kemampuan untuk mengekspresikan ide-ide matematika secara koheren (berhubungan) kepada teman, guru dan lainnya melalui bahasa lisan dan tulisan. Melalui kemampuan komunikasi matematis, siswa dapat mengembangkan pemahaman matematika bila menggunakan bahasa matematika yang benar untuk menulis tentang matematika, mengklarifikasi ide-ide dan belajar membuat argumen serta merepresentasikan ide-ide matematika secara lisan, gambar dan simbol. Kategori komunikasi matematis yang diperoleh berdasarkan identifikasi secara langsung di kelas, diperoleh bahwa: a) siswa mendengarkan dengan antusias penjelasan yang diberikan guru saat di kelas dan siswa berusaha berinteraksi dengan guru maupun siswa lain ketika ada hal yang belum dipahami dalam proses pembelajaran yang berlangsung, b) memahami konsep matematika secara mendalam dengan mengeksplorasi rasa ingin tahu dalam tanya jawab dan diskusi di kelas mengenai konsep dan ide matematika, c) menggunakan penalaran pada pola dan sifat mengenai materi matematika yang sedang dibahas sehingga dapat menunjukkan gagasan serta menuliskannya berdasarkan yang dilihat dan didengar, d) mengkomunikasikan gagasan yang benar-benar telah dipahami baik secara lisan maupun tulisan berdasarkan gambar, simbol, ilustrasi maupun media lainnya (alat peraga), e) mampu memecahkan masalah dengan tepat dan benar yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang algoritma matematika, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Karakteristik komunikasi matematis berdasarkan penelitian di kelas sebagai berikut: a) mampu menanggapi hal-hal mengenai materi matematika yang telah disampaikan guru secara tepat dan baik,b) mampu menyampaikan pendapat mengenai konsep maupun ide 146 Ekuivalen: Analisis Komunikasi Matematis Siswa dalam Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar dalam suatu pemecahan masalah, c) berperan serta saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas dan aktif dalam interaksi secara langsung (diskusi dan tanya jawab), d) mengemukakan penyelesaian masalah secara tepat dan teliti berdasarkan metode dan strategi penyelesaian masalah, e) mampu merealisasikan dan menghubungkan sebuah permasalahan ke dalam bentuk gambar, simbol, dan menemukan solusi penyelesaian secara tepat dan benar.Indikator yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan Utari Sumarmo (dalam Husna dkk, 2013) dan berdasarkan observasi serta pendekatan dalam penelitian, sebagai berikut: a) menghubungkan benda nyata, gambar, ilustrasi maupun contoh konkrit ke dalam konsep dan ide matematika, b) menyatakan ide maupun gagasan matematika secara lisan atau tertulis dalam bentuk nyata maupun gambar, c) mengaitkan antara konsep yang dipelajari dengan hal-hal yang ditemui dalam keseharian dalam bentuk konkrit atau simbol matematika, d) mendengarkan, berdiskusi dan menulis tentang matematika, e) membaca dan menyimak presentasi matematika yang disampaikan oleh guru dan menyusun pendapat maupun pertanyaan yang relevan, f) memecahkan persoalan matematika dengan solusi yang tepat dan penghitungan yang benar. Berdasarkan hasil penelitian Wahid Umar (2012) dalam jurnal yang berjudul “MembangunKemampuan Komunikasi Matematis dalam Pembelajaran Matematika” menyatakan bahwa berkomunikasi secara cermat, tepat, sistematis, dan efisien yang dilatih melalui suatu pelajaran matematika, diharapkan dapat menjadi sebuah kebiasaan yang dimiliki siswa dalam kehidupan keseharian mereka.Sedang berdasarkan penelitian Armiati (2009) dalam jurnal yang berjudul “Komunikasi Matematis dan Kecerdasan Emosional” menyatakan bahwa salah satu alasan mengapa komunikasi matematis menjadi pertimbangan karena matematika tidak hanya sebagai alat berpikir yang membantu siswa untuk mengembangkan pola, menyelesaikan masalah dan memberikan kesimpulan, tetapi juga sebagai alat untuk mengkomunikasikan sikap pikiran, memvariasikan ide secara jelas, tepat dan singkat. Ekuivalen: Analisis Komunikasi Matematis Siswa dalam Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar 147 METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research) yang dapat juga dianggap sebagai penelitian luas dalam penelitian kualitatif atau sebagai metode untuk mengumpulkan data kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan triangulasi yaitu pengamatan secara langsung di sekolah (metode alamiah), wawancara, atau penelaahan dokumen (keseluruhan data instrumen penelitian). Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian kualitatif, yaitu pendekatan alamiah (inkuiri naturalistik) dan triangulasi. Objek penelitian yang didasarkan pada penelitian ini adalah mengenai komunikasi matematis berdasarkan hasil observasi dan penelitian itu sendiri. Sekolah observasi pertama dilakukan di SMP Negeri 2 Wates dan yang kedua dilakukan di SMPIT Logaritma Karanganyar. Berdasarkan identifikasi dari observasi dan penelitian, subjek penelitian lebih mengerucut pada informan dan peneliti sendiri.Proses Pencatatan Data, proses pencatatan data diperoleh dengan beberapa cara, yakni:wawancara, catatan Lapangan, dokumentasi (rekaman atau foto), instrumen penelitian (Angket, Soal Uji Coba (Tes Pilihan Ganda), Soal Evaluasi Komunikasi Matematis dan Wawancara). Proses analisis dataproses analisis data sebagai berikut: pengumpulan data mentah, pendeskripsian/menguraikan data, analisis data. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, awalnya peneliti melakukan tahapan awal proses pengamatan di kelas dan ikut dalam proses pembelajaran matematika. Dari pengamatan dan catatan lapangan, komunikasi matematis sudah ada, akan tetapi masih sangat minim. Selain itu, memperlihatkan bahwa dalam komunikasi matematis tidak hanya guru memberikan rumus matematika kepada siswa, tetapi juga ada berbagai aspek yang menjadi indikator komunikasi matematis, seperti: a) menghubungkan benda nyata, gambar, ilustrasi maupun contoh konkrit ke dalam konsep dan ide matematika, b) menyatakan ide maupun gagasan matematika secara lisan atau tertulis dalam bentuk nyata maupun gambar, c) mengaitkan antara konsep yang dipelajari dengan hal-hal yang ditemui dalam keseharian dalam bentuk konkrit atau simbol matematika, d) 148 Ekuivalen: Analisis Komunikasi Matematis Siswa dalam Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar mendengarkan, berdiskusi dan menulis tentang matematika, e) membaca dan menyimak presentasi matematika yang disampaikan oleh guru dan menyusun pendapat maupun pertanyaan yang relevan, f) memecahkan persoalan matematika dengan solusi yang tepat dan penghitungan yang benar. Berdasarkan hasil tes pilihan ganda yang sesuai dengan indikator komunikasi matematis, yakni: menghubungkan gambar ke dalam ide matematika, mengungkapkan relasi matematika berdasar gambar, pemahaman konsep matematika, mengingat bentuk suatu bangun ruang sisi datar dan keterkaitan antar konsep (gagasan matematika), memahami persoalan matematika, mengaitkan konsep dasar berdasarkan gambar, mengaplikasi konsep atau algoritma secara tepat, menyusun algoritma, organisasi logika dan gambaran, strategi penyelesaian masalah matematika, dan melakukan penghitungan secara tepat dan benar. Berdasarkanhasil instrumenmaupun proses komunikasi matematis dari pengamatan, terdapat 4 siswa yang paling konkret dalam proses komunikasi matematis. Penentuan informan (subjek) dari penelitian dilakukan dari perpanjangan pengamatan dan dokumentasi (foto maupun rekaman) di kelas. Hanya 2 subjek yang memiliki komunikasi matematis baik, didasarkan data sejenis yang sudah jenuh. Dan dikatakan siswa telah melakukan komunikasi matematis apabila siswa tersebut telah melalui alur yang mencerminkan kategori dan karakteristik komunikasi matematis serta memiliki beberapa indikator komunikasi matematis. SIMPULAN DAN SARAN Komunikasi matematis tidak hanya terbatas pada interaksi antara guru dengan siswa maupun antar siswa saja, akan tetapi komunikasi matematis itu terjadi secara alami dan struktural. Maksud dari struktural itu sendiri adalah proses dari awal hingga akhir yang mengerucut pada satu pemahaman mengenai komunikasi matematis yang saling berkaitan. Awalnya siswa membaca (reading) materi yang akan dipelajari, mendengarkan (listening) guru menyampaikan materi, memahami (understanding), menulis/mencatat bagian penting (writing), berinteraksi/berdiskusi (discussing), mengungkapkan ide-ide matematika dengan lisan maupun tulisan (representing). Selain itu, aktivitas siswa yang digolongkan sebagai komunikasi matematis adalah siswa mendengarkan dengan seksama materi yang disampaikan oleh guru, siswa Ekuivalen: Analisis Komunikasi Matematis Siswa dalam Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar 149 memahami yang sudah didengar dan dilihat pada proses belajar, proses berpikir ketika ada latihan soal, berdiskusi (tanya jawab) dengan guru maupun teman, mengungkapkan ide-ide matematika dalam bentuk tulisan (menggambar dan mengerjakan soal matematika di depan) maupun secara lisan. Selain itu, komunikasi matematis yang terlihat pada pembelajaran bangun ruang sisi datar: siswa dapat menyelesaikan persoalan matematika dari soal cerita ke dalam bentuk gambar untuk kemudian menyusun algoritma matematika. Dan juga, siswa dapat menemukan solusi dengan cara berpikir lebih terbuka atau mncari solusi penyelesaian yang tidak hanya terpaku pada rumus yang diberikan, tetapi juga pada logika matematika (open solution). Dan hal yang paling penting untuk memperjelas adanya komunikasi matematis adalah seorang siswa melakukan aktivitas belajar matematika sesuai dengan aspek-aspek komunikasi matematis secara berkelanjutan dan dapat mengungkapkan ide matematika dalam bentuk lisan maupun tulisan. DAFTAR PUSTAKA Armiati. 2009. Komunikasi Matematis dan Kecerdasan Emotional. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/7030/1/P16-Armiati.pdf. (Diakses: 13 Maret 2014) Denise B. Forrest. 2008. Communication Theory Offers Insight into Mathematics Teacher’s Talk. Tersedia: http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ841571.pdf. (Diakses: 13 Maret 2014) Husna, dkk. 2013. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS). Tersedia: www.jurnal.unsyiah.ac.id/ peluang/article/.../1061/997. (Diakses: 03 April 2014) Lexy. J. Moleong. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ontario Ministry of Education. 2010. Communication in the Mathematics Classroom. Tersedia: http://www.edu.gov.on.ca/eng/literacynumeracy/inspire/ research/CBS Communication_Mathematics.pdf. (Diakses: 13 Maret 2014) Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. 150 Ekuivalen: Analisis Komunikasi Matematis Siswa dalam Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar