Jurnal Ilmiah Kopertis Wilayah IV ANALISIS TENTANG PENGARUH DISPLAY PRODUK DAN SUASANA TOKO TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN (Survey di Supermarket Yogya Cabang Tasikmalaya) KOSASIH Universitas Sangga Buana ABSTRAK - Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang pengaruh display produk dan suasana toko terhadap kepuasan pelanggan di Supermarket Yogya Cabang Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif verifikatif. Teknik pengambilan data menggunakan teknik accidental sampling, dimana para pengunjung menjadi sampel yang representatif dapat mewakili keberadaan populasi, yaitu para pengunjung yang pada saat itu berada di area toko yang diminta untuk mengisi kuesioner dan dilengkapi dengan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun secara simultan antara display produk (product display) dan suasana toko (store atmosphere) masing-masing berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Serta kepuasan pelanggan di Supermarket Yogya Cabang Tasikmalaya dominan paling besar dipengaruhi secara langsung oleh suasana toko (store atmosphere) dibandingkan dengan display produk (product display). Kata Kunci : display produk, suasana toko, dan kepuasan pelanggan ABSTRACT - This study aims to analyze the influence of product display and the store atmosphere to customer satisfaction in Yogya Supermarket Tasikmalaya Branch. The research method used is descriptive verification. Data collection techniques using accidental sampling technique, where the visitors into a sample representative can represent individuals in a population, which is the visitors who at that time was in the store area were asked to fill out a questionnaire and features an interview. The results of research proven that partially or simultaneously between display product and store atmosphere each significantly affect to customer satisfaction. And also the customer satisfaction in Yogya Supermarket Tasikmalaya Branch most dominant directly influenced by store atmosphere compared to the display product. Keywords: product display, store atmosphere, and customer satisfaction. I. PENDAHULUAN Dampak ekonomi global saat ini terus menunjukan perkembangan yang positif dan signifikan dalam berbagai industri, sebagaimana tampak pada salah satu industri yang sedang mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang dominan di Indonesia saat ini adalah industri ritel atau usaha eceran. Bisnis ritel atau usaha eceran ini semakin kokoh bertahan bahkan memiliki potensi untuk jauh lebih berkembang. Buktinya jumlah ritel besar di Indonesia semakin bertambah bahkan banyak ritel asing yang masuk dan cepat sekali mengembangkan cabang-nya, terutama di kota-kota besar Indonesia. Menurut Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo) bahwa pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia antara 10% s.d.15% per tahun. Penjualan ritel pada tahun 2009 masih sebesar Rp49 triliun, dan 192 Tekno Efisiensi Vol.2 No. 2 Agustus 2017 melesat hingga mencapai Rp120 triliun pada tahun 2013. Sedangkan pada tahun 2015, pertumbuhan ritel diperkirakan masih sama, yaitu 10%–15%, atau mencapai Rp148 triliun. Jumlah pendapatan terbesar merupakan kontribusi dari supermarket, hipermarket, kemudian disusul oleh minimarket. Bisnis ritel atau usaha eceran adalah suatu jenis bisnis yang melaksanakan kegiatan retailing, yaitu menjual suatu produk kepada pelanggan akhir. Bisnis ritel memegang peranan penting dalam mendistribusikan suatu produk dan dapat dikatakan sebagai ujung tombak rantai distribusi sebuah produk. Bisnis ritel yang menjual kebutuhan sehari-hari adalah bisnis yang paling baik dalam bertahan. Sebab dalam krisis seperti apapun, semua orang tetap membutuhkan makanan, minuman, pakaian, dan beragam kebutuhan pokok lainnya. Trend yang berkembang di dunia ritel saat ini menunjukan pertumbuhan ritel modern. Menurut Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (APRINDO) menyatakan bahwa pelanggan di Indonesia ternyata cenderung berbelanja kebutuhannya melalui ritel modern (hypermarket, supermarket, minimarket). Kecenderungan tersebut sebagai akibat pelanggan lebih menggabungkan antara belanja dan rekreasi, maka peran pengelolaan perusahaan ritel harus mempunyai daya tarik yang menarik dan penting, tidak hanya dari segi barang yang ditawarkan namun suasana berbelanja dan kesan baik dalam gerai atau toko menjadi salah satu sebab kepuasan pelanggan. Bagaimanapun kepuasan pelanggan (customer satisfaction) menjadi hal yang sangat penting dalam usaha ritel, maka kepuasan pelanggan yakni perasaan senang atau kecewa yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk atau jasa terhadap ekspektasi merek. Jika kinerja gagal memenuhi ekspektasi, maka pelanggan akan tidak puas. Jika kinerja melebihi ekspektasi, pelanggan akan sangat puas atau senang. Hal ini merupakan tujuan atau target yang dituju oleh setiap pengusaha, dimana dengan terbentuknya kepuasan pelanggan akan mempengaruhi terhadap timbulnya loyalitas pelanggan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap meningkatnya laba perusahaan. Pelanggan merasa senang berbelanja bukan hanya sekedar berbelanja kebutuhan saja namun juga suatu kebutuhan rekreasi. Yogya Tasik adalah sebuah cabang perusahaan ritel dari PT. Akur Pratama atau Yogya Group beralamat di Jl. Hz. Mustofa 124 Tasikmalaya merupakan perusahaan ritel dengan format Supermaket atau Departement store. Toko atau gerai ini umumnya menjual berbagai produk makanan, minuman, dan barang kebutuhan hidup lainnya. Lebih dari 200 produk makanan dan barang kebutuhan hidup lainnya tersedia dengan harga yang kompetitif, untuk memenuhi kebutuhan pelanggan sehari-hari terutama bagi masyarakat Tasikmalaya dan sekitarnya. Dalam aktivitas bisnisnya supermarket Yogya departement store cabang Tasikmalaya memiliki beberapa permasalahan yang berhubungan dengan kepuasan pelanggan. Keluhan terkait kepuasan pelanggan ini telah disampaikan oleh pelanggan melalui kotak saran yang telah disediakan oleh pengelola atau manajemen agar terciptanya kepuasan pelanggan. Keluhan atau permasalahan yang disampaikan pelanggan melalui kotak saran pada bulan September 2015 yang disampaikan ke bagian humas dapat dirangkum sebagai berikut: 1) Penataan barang atau penempatan display produk supermarket kurang beragam dan kurang lengkap, terutama kemasan ukuran yang kecil sehingga pelanggan tidak mudah mendapatkan barang yang diperlukan. 2) Sulitnya mencari barang yang diinginkan untuk keperluan rumah tangga dan keperluan bayi, hal ini dikarenakan penempatan barang yang acak, tidak disusun rapih sesuai blok jenis barang. Tekno Efisiensi Vol.2 No. 2 Agustus 2017 193 3) Suasana toko yang tidak nyaman, hal ini dirasakan oleh pelanggan karena penempatan barang yang berat di bagian atas gandola membuat pelanggan merasa tidak aman dan membahayakan pelanggan. 4) Suasana toko yang tidak nyaman juga dirasakan pelanggan karena terlalu tingginya struktur gandola dan kurang kokoh serta ukuran raknya pun terlalu sempit membuat pelanggan tidak dapat melihat dengan jelas pesan yang disampaikan melalui gandola. 5) Air Condition (AC) tidak berfungsi dengan baik atau kurang dingin membuat tidak nyaman bagi pelanggan terutama pada siang hari. Berdasarkan permasalahan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis tentang Display Produk dan Suasana Toko terhadap Kepuasan Pelanggan di Supermarket Yogya Cabang Tasikmalaya. II. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diungkapkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh penempatan display produk terhadap kepuasan pelanggan di supermarket Yogya cabang Tasikmalaya? 2. Bagaimana pengaruh suasana toko terhadap kepuasan pelanggan di supermarket Yogya cabang Tasikmalaya? 3. Bagaimana pengaruh display produk dan suasana toko secara bersama-sama terhadap kepuasan pelanggan di supermarket Yogya cabang Tasikmalaya? III.TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ingin mengetahui pengaruh penempatan display produk terhadap kepuasan pelanggan di supermarket Yogya cabang Tasikmalaya. 2. Ingin mengetahui pengaruh suasana toko terhadap kepuasan pelanggan di supermarket Yogya cabang Tasikmalaya. 3. Ingin mengetahui pengaruh display produk dan suasana toko secara bersama-sama terhadap kepuasan pelanggan di supermarket Yogya cabang Tasikmalaya. KEGUNAAN PENELI`TIAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna baik untuk pengembangan akademis maupun secara praktis untuk institusi terkait sebagai berikut : 1. Secara praktis, hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan informasi bagi pihak perusahaan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kepuasan pelanggan. 2. Secara akademis diharapkan dapat menjadi tambahan referensi bacaan untuk mendorong kajian lebih lanjut terkait dengan pengembangan/penerapan ilmu manajemen. IV. TINJAUAN TEORI 1. Penataan Produk (Product Display) Penataan produk (product display) merupakan salah satu dari alat promosi penjualan yang mempunyai fungsi sebagai alat untuk menarik perhatian dan mempengaruhi pembeli atau pelanggan agar dapat tertarik untuk melakukan pembelian pada suatu toko ritel. Pelaksanaan penataan display produk oleh suatu perusahaan bertujuan untuk menarik perhatian konsumen atau pelanggan agar dapat menimbulkan keinginan pelanggan untuk memiliki barang-barang 194 Tekno Efisiensi Vol.2 No. 2 Agustus 2017 yang dipamerkan di toko kemudian pelanggan masuk untuk melihat, meraba, mencoba dan melakukan transaksi pembelian, untuk memperindah wajah toko, dan untuk memperkenalkan suatu produk secara tepat dan ekonomis. Menurut William J. Shultz dalam Buchari Alma (2011:189) : Display berarti usaha mendorong perhatian dan menarik minat pelanggan pada toko atau barang dan mendorong keinginan membeli melalui daya penglihatan langsung (direct visual appeal). Dalam penataan barang menurut Buchari Alma (2011:189) mengenal 3 macam display, yaitu : 1). Window display (penataan bagian depan toko); 2). Interior display (penataan bagian dalam toko); 3). Eksterior display (penataan bagian luar toko). Berdasarkan pendapat di atas, bahwa display merupakan penataan produk yang sengaja dilakukan untuk menarik perhatian/minat pengunjung pada toko atau pada jenis barang dan mendorong pengunjung untuk melakukan pembelian melalui daya penglihatan langsung atau melihat langsung, meraba, dan mencoba serta dapat menunjukan barang-barang yang sesuai dengan keadaan tempat, agar terlihat menarik untuk dipandang. 2. Suasana Toko (Store Atmosphere) Suasana toko (store atmosphere) merupakan suasana yang bertujuan untuk memberikan kenyamanan kepada konsumen atau pelanggan pada saat menghabiskan banyak waktu di dalam lingkungan toko. Suasana toko ini dapat dilihat dari segi exterior, general interior, store layout dan interior display. Dengan demikian strategi suasana toko (store atmosphere) dilakukan dengan melakukan pengaturan pada aspek instore maupun outstore atmosphere pada toko sehingga dapat mempengaruhi keputusan pembelian pelanggan atas berbagai produk yang ditawarkan oleh toko. Kotler dan keller (2012:545) suasana toko (store atmosphere) adalah suasana terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya dan yang dapat menarik pelanggan untuk membeli. Menurut Berman and Evan (2010:112), Store atmosphere memiliki elemen-elemen yang semuanya berpengaruh terhadap suasana toko yang ingin diciptakan. Elemen-elemen tersebut terdiri dari Exterior Facilities, General Interior, Store Layouts, Interior Display, Social Dimensions. Menurut Levy dan Weitz (2007:556) : ”Store atmosphere is the combination of the store’s physical characteristics, such as it’s arsitecture, layout, signs and displays, colours, lighting, temperature, sounds and smells, which together create and image in customer’s mind”. Berdasarkan beberapa pendapat definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa suasana toko (store atmosphere) merupakan seluruh aspek visual maupun aspek non-visual yang sengaja dimunculkan untuk merangsang indera kosumen guna melakukan pembelian. Lingkungan pembelian yang terbentuk pada akhirnya menimbulkan kesan yang menarik dan menyenangkan bagi pelanggan untuk melakukan pembelian. 3. Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction) Kepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk atau jasa terhadap ekspektasi merek (Kotler & Keller, 2012:138-139). Jika kinerja gagal memenuhi ekspektasi, pelanggan akan tidak puas. Jika kinerja melebihi ekspektasi, pelanggan akan sangat puas atau senang. Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dipandang sebagai salah satu dimensi kinerja pasar. Peningkatan kepuasan pelanggan berpotensi mengarah pada pertumbuhan penjualan jangka panjang dan jangka pendek, serta pangsa pasar sebagai hasil pembelian ulang. Sementara itu ketidakpuasan pelanggan memunculkan sejumlah resiko, seperti boikot atau Tekno Efisiensi Vol.2 No. 2 Agustus 2017 195 protes dari lembaga pelanggan, intervensi pemerintah, reaksi pesaing, dan maraknya produk substitusi baru ke pasar (Tjiptono, 2008:120). Menurut Wilkie (1994) bahwa terdapat 5 elemen dalam kepuasan pelanggan yaitu : 1). Expectations (harapan); 2). Performance (kinerja); 3). Comparison (perbandingan); 4). Confirmation/disconfirmation; 5). Discrepancy (ketidaksesuaian). Menurut Kotler (2012:178) kepuasan pelanggan atau pelanggan merasa puas apabila pelanggan loyal terhadap produk, pelanggan yang puas cenderung loyal dimana mereka akan membeli ulang dari produsen yang sama; adanya komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth communication) yang bersifat positif yaitu rekomendasi kepada calon pelanggan lain mengatakan hal-hal yang baik mengenai produk dan perusahaan; dan menjadi pertimbangan utama ketika pelanggan ingin membeli produk yang lain, maka perusahaan yang telah memberikan kepuasan kepadanya akan menjadi pertimbangan yang utama. Dengan demikian bahwa kepuasan pelanggan (customer satisfaction) merupakan perasaan positif dan senang dari pelanggan yang berhubungan dengan produk atau jasa selama menggunakan atau setelah menggunakan jasa atau produk dari perusahaan produsen kemudian akan membeli ulang dan merekomendasikan dari mulut ke mulut apabila telah merasakan guna dan manfaatnya. 4. Hubungan Display Produk, Store Atmosphere, dan Kepuasan Pelanggan Penataan produk (product display) dalam sebuah perusahaan ritel sangatlah penting, dimana penataan dan penempatan produk harus tersusun baik dan rapih, selain untuk kepentingan penjualan juga terkesan menarik dan rapih sehingga memicu/mempengaruhi konsumen atau pelanggan untuk membeli banyak barang. Suasana toko (store atmosphere) yang aman dan nyaman juga perlu diperhatikan oleh pengelola perusahaan terutama dalam hal penyimpanan display produk, hal ini bertujuan untuk menciptakan kepuasan pelanggan dimana pelanggan merasa aman dan tidak sulit mendapat barang yang diinginkan. Menurut Buchari Alma (2011:44-45) “Para pembeli memiliki motif-motif pembelian yang mendorong mereka diantaranya, patronage buying motif yaitu pemilihan terhadap barang yang ditujukan terhadap tempat atau toko tertentu, pemilihan ini bisa timbul karena pelayanan yang memuaskan, tempat yang dekat, penataan barang dan persediaan barang”. Dengan adanya patronage buying motif yang bisa timbul pada pembeli, maka barangbarang yang tersedia pada pasar swalayan, tentunya harus ditata sedemikian rupa sehingga membuat pelanggan merasa puas. Menurut Gerald J. Tellis (1998) mendefinisikan bahwa display dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan, sebagai berikut : “Display memiliki daya tarik yang besar kepada pembeli yang terdorong untuk melakukan pembelian atau kepada pembeli yang tidak merencanakan pembelian sebelumnya. Hingga akhirnya mendapatkan rasa puas dalam pembeliannya sementara sebuah peragaan display yang berhati-hati, dapat meningkatkan rencana pemasaran secara keseluruhan bagi suatu jenis barang”. Display yang menarik dapat membuat pelanggan berfikir: “Saya, membutuhkan barang itu” dan kemudian membeli barang tersebut. Display yang baik dapat mengundang pelanggan untuk berkeinginan melihat dan membeli lalu kemudian menimbulkan perasaan puas akan barang yang dilihat, dan yang dipilihnya untuk dibeli. Display tersebut dapat diciptakan melalui pengadaan barang, pengelompokan barang, serta penyusunan yang baik. Hubungan Display Produk dan Kepuasan Pelanggan Mengingat pelayanan yang diberikan oleh pasar swalayan merupakan pelayanan tidak penuh atau passive service maka pada umumnya, pasar swalayan sangat memperhatikan faktor display dari barang-barang yang dipajang agar terciptanya kepuasan pelanggan seperti 196 Tekno Efisiensi Vol.2 No. 2 Agustus 2017 dikatakan oleh Buchari Alma (2011:208) bahwa: ”Berhasilnya self service hingga pelanggan puas, penjualan barang-barang tergantung dari pelaksanaan display dan suasana toko yang baik seperti dilihat di supermarket”. Menurut Kotler (2012:89) seorang pelanggan akan merasa sangat puas apabila ia telah mendapatkan sesuatu hal yang diinginkan pada waktu dan tempat yang tepat karena pelanggan yang telah memperoleh kepuasan sesuai apa yang diinginkan. Hubungan Store Atmosphere dan Kepuasan Pelanggan Menurut La Berberra dan David Mazurski (1983) bahwa hal yang menentukan kepuasan maupun ketidakpuasan seorang pelanggan adalah kedekatan antara apa yang diharapkan pembeli dan produk (Buyer product expectation) dan bagaimana unjuk kerja produk yang dirasakan (Product perceived performance). Maka untuk menarik dan mempertahankan pelanggan dengan cara membuat pelanggan puas tersebut, berbagai cara dilakukan mulai dari membuat ragam produk yang ditampilkan dan disediakan, bauran pelayanan sampai rancangan suatu toko sehingga terciptanya suasa toko yang baik dan memuaskan. Sebagaimana Boyd, Walker dan Larreche (2000) nyatakan bahwa salah satu aktivitas yang dilakukan dalam advertising adalah diantaranya melakukan penataan dalam toko atau merancang suatu atmosphere dalam sebuah toko untuk dapat merangsang pelanggan dalam melakukan pembelian hingga pelanggan merasakan kepuasan tersendiri. 5. Kerangka Pemikiran Setiap gerak pertumbuhan retailer selalu berhadapan dengan berbagai masalah, misalnya masalah persaingan dengan sesama perusahaan sejenis dalam hal ini retailer harus mampu menarik perhatian pelanggan agar dapat memasuki tokonya dan melakukan pembelian barang-barang yang dibutuhkan. Retailer harus dapat mengatasi persaingan agar pelanggan tidak berpindah kepada retailer lain yang menjadi saingannya. Pada dasarnya bidang usaha ritel ini yang mengusung self service atau passive service sangat mengandalkan product display dan store atmosphere dalam menarik dan memuaskan pelanggan. Dengan demikian peranan kedua hal tersebut penting untuk menciptakan kepuasan pelanggan, karena apabila pelanggan merasa puas maka akan memiliki kesetiaan pada perusahaan atau produk tersebut, seperti menurut Kotler (2012:98-99) “sebuah perusahaan dapat menarik pelanggan dan mengungguli perusahaan pesaing apabila dapat memenuhi kebutuhan pelanggan, hanya perusahaan yang berwawasan pelanggan yang akan hidup, karena mereka bisa memberikan nilai lebih baik daripada saingannya kepada pelanggan sasarannya”. Dengan mengutamakan pelayanan yang berwawasan pelanggan inilah dimana penataan product display dan store atmosphere berperan dalam kepuasan pelanggan suatu usaha ritel. Keterkaitan dari ketiga variabel yang diteliti dapat digambarkan menjadi model paradigma penelitian sebagai berikut : € X1 Y X2 Gambar 1 : Paradigma Penelitian Tekno Efisiensi Vol.2 No. 2 Agustus 2017 197 Keterangan : X1 = Display Produk (Product Display) X2 = Suasana Toko (Store Atmosphere) Y = Kepuasan Pelanggan Pada penelitian ini, selain variabel display produk (X1) dan suasana toko (X2) dan pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan (Y) di atas, maka yang lainnya dianggap tetap (cateris paribus). V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. HASIL PENELITIAN Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS pada sub struktur pertama, yaitu untuk mengetahui hubungan antara display produk (X1) dengan suasana toko (X2) untuk selanjutnya akan dilakukan perhitungan analisis jalur (path analysis) dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 1. Koefisien Korelasi Pada Sub Struktur Pertama Berdasarkan tabel output di atas, diketahui bahwa nilai koefisien korelasi atau R yang diperoleh antara display produk (X1) dengan suasana toko (X2) adalah sebesar 0,373. Nilai korelasi bertanda positif, yang menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi antara display produk (X1) dengan suasana toko (X2) adalah searah. Nilai signifikansi (sig. 0,00)<0,05, artinya H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara display produk (X1) dengan suasana toko (X2), dimana semakin baik display produk, maka akan diikuti oleh semakin baik suasana toko (store atmosphere). Pengaruh Display Produk (X1) dan Suasana Toko (X2) Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada bagian kedua ini dilakukan untuk mencari pengaruh dari display produk (X1) dan suasana toko (X2) terhadap kepuasan pelanggan (Y) dengan menggunakan analisis jalur (path analysis) dengan tahapan perhitungan sebagai berikut : Perhitungan Koefisien Jalur Tahap pertama adalah menghitung koefisien jalur untuk mencari pengaruh dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Dari hasil pengolahan data diperoleh matriks korelasi antar variabel bebas (X) seperti di bawah ini: 1). Matriks korelasi antara display produk (X1) dengan suasana toko (X2), sebagai berikut : R= 198 X1 X2 X1 1,000 0,373 X2 0,373 1,000 Tekno Efisiensi Vol.2 No. 2 Agustus 2017 2). Nilai korelasi antar variabel bebas di atas kemudian dicari invers-nya dan diperoleh hasil sebagai berikut: R-1 = X1 X2 X1 1,162 -0,433 X2 -0,433 1,162 3). Perhitungan matriks korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat, dengan hasil sebagai berikut : Y Ryx = X1 0,368 X2 0,444 4). Untuk memperoleh koefisien jalur, maka matriks invers korelasi dikalikan dengan matriks korelasi antar variabel bebas X dengan variabel terikat Y, sebagai berikut : PYX1 PYX2 = 1,162 -0,433 -0,433 1,162 X 0,368 = 0,444 0,235 0,356 5). Setelah nilai koefisien jalur diperoleh, maka besarnya pengaruh gabungan dari setiap variabel yang terdiri dari display produk (X1) dan suasana toko (X2) terhadap kepuasan pelanggan (Y), dapat ditentukan dari hasil perkalian antara koefisien jalur dengan matriks korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat sebagai berikut : R2Y(X1X2) = 0,235 0,356 X 0,368 0,444 R2Y(X1X2) = 0, 245 6). Jika digambarkan, nilai koefisien korelasi antar variabel bebas, koefisien jalur dan pengaruh variabel lain yang sudah diperoleh tersebut dapat disajikan sebagai berikut: € = 0,755 X1 PYX1=0,235 Y 2 R Y(X1X2)=0,245 X2 PYX2=0,356 Gambar 2 Diagram Jalur Persamaan strukturalnya adalah Y=0,235X1 + 0,356X2 + € Tekno Efisiensi Vol.2 No. 2 Agustus 2017 199 Besarnya angka R square (R2) adalah sebesar 0,245. Angka tersebut digunakan untuk melihat besarnya pengaruh display produk (X1) dan suasana toko (X2) terhadap kepuasan pelanggan (Y) dengan cara menghitung Koefisien Determinasi (KD) sebagai berikut : KD = R2 x 100% KD = 0,245 x 100% = 24,5% Angka tersebut menunjukan bahwa pengaruh display produk dan suasana toko terhadap kepuasan pelanggan secara bersama-sama (simultan) adalah sebesar 24,5%, sedangkan sisanya 75,5% (100% - 24,5%) dipengaruhi oleh faktor lain. Pengujian Hipotesis 1). Pengujian Hipotesis Simultan (Uji F) H0 : Pyx1x2 = 0, secara simultan display produk dan suasana toko tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan supermarket Yogya cabang Tasikmalaya. H1 : sekurang-kurangnya ada sebuah Pyxi ≠ 0,i = 1,2 Artinya secara simultan display produk dan suasana toko berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan supermarket Yogya cabang Tasikmalaya. Hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria : a. Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel pada alpha 5%. b. Terima H0 jika Fhitung< Ftabel pada alpha 5%. Adapun uji statistik yang digunakan adalah: n F = F = ( n − k − 1 ) ∑ PY i X i rY X i i =1 k 1 − n ∑ i =1 PY i X i rY X i (1 1 6 − 2 − 1) × 0 , 2 4 5 = 1 8, 33 1 2 {1 − 0 , 2 4 5 } Uji statistik di atas mengikuti distribusi F dengan α = 5%, derajat kebebasan db1=2, dan db2 = 116-2-1=113, diperoleh F-tabel = 3,077. Dari nilai-nilai di atas terlihat bahwa nilai Fhitung > F-tabel (18,331 > 3,077). Sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, artinya secara simultan display produk dan suasana toko berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan supermarket Yogya cabang Tasikmalaya. Jika disajikan dalam grafik, nilai F-hitung dan F-tabel tersebut dapat dilihat sebagai berikut: Daerah Penolakan H0 Daerah Penerimaan H0 F tabel = 3,077 F hitung = 18,331 Gambar 3 Kurva Pengujian Hipotesis Simultan 200 Tekno Efisiensi Vol.2 No. 2 Agustus 2017 2). Pengujian Hipotesis Parsial (Uji t) Setelah melakukan uji hipotesis simultan dengan hasil yang signifikan, maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis parsial untuk melihat variabel bebas mana saja yang berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Untuk pengujian ini digunakan uji t, yang diperoleh hasil sebagai berikut: a. Pengujian Hipotesis Parsial X1 H0 = Pyx1 =0 “Artinya display produk tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan supermarket Yogya cabang Tasikmalaya”. H1 = Pyx1 ≠ 0 “Artinya display produk berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan supermarket Yogya cabang Tasikmalaya”. Tingkat signifikansi yang digunakan α=5%, Uji statistik yang digunakan adalah: t = t h itu n g = PY X i (1 − R Y2X I X 2 ) C R i i ( n − k − 1) 0, 23 5 (1 − 0, 2 45 )(1,1 62 ) (116 − 2 − 1 ) t h itu n g = 2 , 6 6 9 Dari hasil perhitungan di atas, terlihat bahwa nilai t-hitung yang diperoleh variabel display produk (X1) sebesar 2,669. Nilai ini akan dibandingkan dengan t-tabel pada tabel distribusi t. Dengan α = 0,05, untuk pengujian dua pihak dan db= 116-2-1=113, diperoleh nilai t-tabel sebesar1,981. Dari nilai-nilai tersebut terlihat bahwa t-hitung untuk variabel display produk (X1)>t-tabel (2,669>1,981). Sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, artinya secara parsial, display produk berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan supermarket Yogya cabang Tasikmalaya. b. Pengujian Hipotesis Parsial X2 H0 = Pyx2 =0 “Artinya suasana toko tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan supermarket Yogya cabang Tasikmalaya”. H1 = Pyx2 ≠ 0 “Artinya suasana toko berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan supermarket Yogya cabang Tasikmalaya”. Tingkat signifikansi yang digunakan α=5%, Uji statistik yang digunakan adalah: t = t h it u n g = PY X i (1 − R Y2X I X 2 ) C R i i ( n − k − 1) 0, 356 (1 − 0 , 2 4 5 ) (1, 1 6 2 ) (1 1 6 − 2 − 1 ) thitung = 4, 046 Tekno Efisiensi Vol.2 No. 2 Agustus 2017 201 Dari hasil perhitungan di atas, terlihat bahwa nilai t-hitung yang diperoleh variabel suasana toko (X2) sebesar 4,046. Nilai ini akan dibandingkan dengan t-tabel pada tabel distribusi t. Dengan α = 0,05, untuk pengujian dua pihak dan db= 116-2-1=113, diperoleh nilai t-tabel sebesar 1,981. Dari nilai-nilai tersebut terlihat bahwa t-hitung untuk variabel suasana toko (X2) > t-tabel (4,046>1,981). Sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, artinya secara parsial, suasana toko berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan supermarket Yogya cabang Tasikmalaya. Besarnya Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung dari Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Untuk melihat lebih jauh tentang besar pengaruh langsung dan tidak langsung dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, berikut disajikan hasil perhitungan pengaruh langsung dan tidak langsungnya. Tabel 2 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung X1, X2 Terhadap Y Variabel Koefisien Jalur X1 0,235 X2 0,356 Total Pengaruh Pengaruh Langsung (%) 5,53 12,71 Pengaruh tidak langsung Total (melalui), dalam % Pengaruh Tidak Langsung (%) X1 X2 3,13 3,13 3,13 3,13 Total Pengaruh (%) 8,7 15,8 24,5 • Pengaruh langsung dari display produk (X1) terhadap kepuasan pelanggan (Y) sebesar 5,53% dan pengaruh tidak langsung melalui suasana toko (X2) sebesar 3,13% sehingga total pengaruh dari display produk (X1) terhadap kepuasan pelanggan (Y) adalah sebesar 8,7%. • Pengaruh langsung dari suasana toko (X2) terhadap kepuasan pelanggan (Y) sebesar 12,71% dan pengaruh tidak langsung melalui display produk (X1) sebesar 3,13% sehingga total pengaruh dari suasana toko (X2) terhadap kepuasan pelanggan (Y) adalah sebesar 15,8%. • Total pengaruh display produk (X1) dan suasana toko (X2) secara bersama-sama (simultan) terhadap kepuasan pelanggan (Y) sebesar 24,5%, sedangkan sisanya 75,5% (100% - 24,5%) dipengaruhi oleh faktor lain. 2. PEMBAHASAN Pengaruh Display Produk terhadap Kepuasan Pelanggan Berdasarkan hasil penelitian bahwa dampak atau pengaruh display produk (product display) yang dilakukan oleh pengelola perusahaan supermarket Yogya cabang Tasikmalaya berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Besarnya pengaruh langsung terhadap kepuasan pelanggan yaitu sebesar 5,53% dan pengaruh tidak langsung melalui suasana toko (store atmosphere) sebesar 3,13%. Artinya bahwa display produk (product display) dalam sebuah perusahaan ritel sangatlah penting, dimana penataan dan penempatan produk harus tersusun baik dan rapih, selain untuk kepentingan penjualan juga terkesan menarik dan rapih sehingga mempengaruhi konsumen atau pelanggan untuk membeli banyak barang. Dengan adanya upaya dari pengelola perusahaan supermarket Yogya cabang Tasikmalaya dalam penataan display produk, maka barang-barang yang tersedia di toko, tentunya harus ditata sedemikian rupa sehingga membuat pelanggan merasa puas. Sebagaimana Gerald J. Tellis menyatakan bahwa display dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan, yakni penataan 202 Tekno Efisiensi Vol.2 No. 2 Agustus 2017 display memiliki daya tarik yang besar kepada pembeli yang terdorong untuk melakukan pembelian atau kepada pembeli yang tidak merencanakan pembelian sebelumnya. Hingga akhirnya mendapatkan rasa puas dalam pembeliannya. Display yang menarik dapat membuat pelanggan berfikir: “Saya, membutuhkan barang itu” dan kemudian membeli barang tersebut. Display yang baik dapat mengundang pelanggan untuk berkeinginan melihat dan membeli lalu kemudian menimbulkan perasaan puas akan barang yang dilihat dan yang dipilihnya untuk dibeli. Pengaruh Suasana Toko (Store Atmosphere) terhadap Kepuasan Pelanggan Berdasarkan hasil penelitian bahwa pengaruh langsung dari suasana toko (store atmosphere) yang dilakukan oleh pengelola perusahaan supermarket Yogya cabang Tasikmalaya terhadap kepuasan pelanggan adalah sebesar 12,71%. Sedangkan pengaruh tidak langsung melalui display produk (product display) sebesar 3,13%. Artinya bahwa suasana toko (store atmosphere) yang aman dan nyaman perlu diperhatikan oleh pengelola perusahaan, hal ini bertujuan untuk menciptakan kepuasan pelanggan dimana pelanggan merasa aman dan nyaman dalam berbelanja yang akhirnya pelanggan/konsumen mendapat kepuasan dan dapat berbelanja dengan tenang. Pengaruh Display Produk (Product Display) dan Suasana Toko (Store Atmosphere) terhadap Kepuasan Pelanggan Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan atau bersama-sama antara display produk (product display) dan suasana toko (store atmosphere) mempengaruhi kepuasan pelanggan supermarket Yogya cabang Tasikmalaya adalah sebesar 24,5%. Artinya bahwa keluhan terkait kepuasan pelanggan yang telah disampaikan oleh pelanggan melalui kotak saran sebagaimana diungkapkan dalam pendahuluan penelitian ini disebabkan oleh display produk (product display) dan suasana toko (store atmosphere) terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pelanggan.. Karena itu keluhan terkait dengan kepuasan pelanggan yang terjadi dalam penelitian ini lebih besar dipengaruhi oleh suasana toko dari pada display produk, dimana pelanggan memerlukan suasana aman dan nyaman pada saat berbelanja. Penataan dan penempatan produk yang tersusun dengan baik dan rapih, selain untuk kepentingan penjualan juga terkesan menarik dan rapih sehingga mempengaruhi konsumen atau pelanggan untuk membeli banyak barang dan tidak sulit mendapat barang yang diinginkan. Peran display juga memiliki daya tarik yang besar kepada pembeli agar terdorong untuk melakukan pembelian baik kepada yang benarbenar sudah merencanakan akan membeli sebelumnya maupun kepada pembeli yang tidak merencanakan pembelian sebelumnya, hingga akhirnya mendapatkan rasa puas dalam pembeliannya. Hal lain yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan sebagaimana yang dinyatakan oleh Buchari Alma bahwa “Para pembeli memiliki motif-motif pembelian yang mendorong mereka diantaranya adalah patronage buying motif yaitu pemilihan terhadap barang yang ditujukan terhadap tempat atau toko tertentu, pemilihan ini bisa timbul karena pelayanan yang memuaskan, tempat yang dekat, penataan barang dan persediaan barang”. VI. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut : 1. Terbukti secara parsial (masing-masing) antara penempatan display produk berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pelanggan di supermarket Yogya cabang Tasikmalaya. Tekno Efisiensi Vol.2 No. 2 Agustus 2017 203 2. Terbukti secara parsial (masing-masing) antara suasana toko berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pelanggan di supermarket Yogya cabang Tasikmalaya. 3. Terbukti secara simultan (bersama-sama) antara display produk dan suasana toko berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pelanggan di supermarket Yogya cabang Tasikmalaya. 4. Kepuasan pelanggan di Supermarket Yogya Cabang Tasikmalaya paling besar dipengaruhi secara langsung oleh suasana toko dibandingkan dengan display produk. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan ternyata lebih besar dari pada suasana toko dan display produk yang tidak diteliti dalam penelitian ini, seperti misalnya : patronage buying motif yaitu pemilihan terhadap barang yang ditujukan terhadap toko tertentu, tempat yang dekat, dan persediaan barang. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, pada bagian akhir ini dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1. Terkait display produk disarankan dilakukan hal-hal sebagai berikut : − Agar lebih tepat dan teliti dalam memajangkan barang supaya senantiasa display produk di dalam toko lebih menarik perhatian pelanggan; − Agar display produk dalam toko mudah dijangkau oleh pelanggan, mudah ditemukan oleh pelanggan, juga pelanggan lebih diberikan kemudahan untuk memilih dan mendapatkan informasi tentang produk tersebut; − Agar lebih kreatif dalam menyusun display produk supaya lebih menarik pelanggan untuk membeli lebih banyak produk. 2. Terkait suasana toko (store atmosphere) disarankan dilakukan hal-hal sebagai berikut : − Agar membuat prioritas terhadap aspek keamanan dan kenyamanan bagi pelanggan pada saat berada didalam toko; − Agar memberikan arahan kepada setiap karyawan toko dengan memberikan pelayanan yang prima, ramah, hangat, dan komunikatif dengan pelanggan; − Agar lebih peka terhadap tema-tema yang sedang terjadi saat ini dengan menghias dan menampilkan yang menarik perhatian pelanggan; − Agar menyediakan lebih banyak lagi lokasi kasir/tempat pembayaran tunai maupun non tunai untuk meminimalisir antrian; − Agar melakukan tambahan tangga berjalan (escalator) dikarenakan tangga berjalan yang ada saat ini kurang memadai karena terlalu kecil dan sering tidak berfungsi; − Agar tetap dan terus menerus menerima keluhan pelanggan dengan menyediakan kotak saran yang selalu dimonitor dan selalu ditindaklanjuti melalui media informasi dan dipublikasikan. 3. Bagi peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian yang serupa dengan penelitian ini disarankan untuk dapat mengkaji lebih dalam terhadap dampak yang terjadi akibat ketidakpuasan pelanggan karena bagaimanapun keberlanjutan dan hidup tumbuhnya perusahaan retail disebabkan oleh loyalitas dan kepusaan dari pelanggan. DAFTAR PUSTAKA A.Gima Sugiama. 2008. Metode Riset Bisnis dan Manajemen. Bandung: Guardaya Intimarta Berman, Barry dan Joel R. Evans. 2010. Retail Manajemen. Prentice Hal. New Jersey. Boyd, Walker, Larreche. 2000. Manajemen Pemasaran (terjemahan). Jakarta. Erlangga. Buchari Alma. 2011. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta. 204 Tekno Efisiensi Vol.2 No. 2 Agustus 2017 Giese, J. L. dan Cote, J. A. 2000. Defining Customer Satisfaction. Academy of Marketing Science Review. Husein Umar, 2009. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Kotler, Philip dan A. B. Susanto. 2001. Manajemen Pemasaran Indonessia. Alih bahasa oleh Ancella Anitawati dan Hermawan. Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Empat. Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran edisi Milenium diterjemahkan Benyamin Molan. Jakarta: PT. Prenhallindo. Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. 2010. Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi ketiga belas. Jakarta: Erlangga. La Barbera, Priscilla A. and David Mazursky. 1983. "A Longitudinal Assessment of Consumer Satisfaction/Dissatisfaction: The Dynamic Aspect of the Cognitive Process." Journal of Marketing Research, Vol. 20, pp. 393-404. Lam, Charles W, et.al. 2010. Pemasaran. Penterjemah David Octarevia. Ed. 1. Salemba Empat. Jakarta. Levy, Michael and Weitz, Barton A. 2007. Retailing Management. New York, America. McGraw-Hill. Rangkuti, Freddy. 2002. Measuring Customer Satisfaction. Gramedia Pustaka Utama. Ridwan. 2009. Metode & Teknik Menyusun Poposal Penelitian. Jakarta: Alfabeta Shimp, Terence A. 2011. Advertising, Promotion & Other Aspects of Integrated Marketing Communication, 8th Edition, South-Western, Cengange Learning. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. Sutisna dan Pawitra. 2008. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya. Tellis, Gerard J. 1998. Advertising and Sales Promotion Strategy. New Jersey: Prentice-Hall. Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi ketiga. Yogyakarta : Andi Triyono, Sigit. 2006. Sukses Terpadu Bisnis Ritel. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Wilkie, William L. 1994. Consumer Behavior. New York: Third Edition, Jhon Wiley & Sons Inc. William J. Shultz. 2001. Marketing. New York: Prentice Hall Inc. RIWAYAT PENULIS KOSASIH, memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi STIA LAN RI Bandung lulus tahun 1995. Memperoleh gelar Magister Manajemen Universitas Langlangbuana lulus tahun 2008, dan memperoleh gelar Doktor Ilmu Manajemen Universitas Padjadjaran Bandung lulus tahun 2013. Saat ini menjadi Dosen di Universitas Sangga Buana, dan Dosen Luar Biasa di Universitas Langlangbuana, Universitas Widyatama, dan Universitas Garut. Tekno Efisiensi Vol.2 No. 2 Agustus 2017 205