jurnal kreator - Jurnal Politeknik Negeri Media Kreatif

advertisement
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
STRATEGI PEMASARAN PRODUK BUKU PADA CV. ARYA
DUTA DI JABODETABEK
Mochamad Yunus Fitriady 1, Nurjalih2
Program Studi Teknik Kemasan 2Program Studi Teknik Grafika
Jurusan Teknik Grafika Politeknik Negeri Media Kreatif
Jalan Srengseh Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12640
e-mail : [email protected]
1
Abstrak
The complexity of the problem - the underlying problems associated with the
realization of business development will surely encountered in running a business
enterprise products. Therefore the formulation of the management aspects of the
strategy rather than internal and external environment as well as the position of the
book on a CV product. Arya Duta, can determine whether the chosen strategy
appropriate for your business and marketing at CV. Arya Duta in Jabodetabek.
Research conducted at Arya Duta CV This is a survey research. Key informants and
respondents were obtained by snow ball method.
The method of analysis of this research in order to identify the aspects of management
strategies rather than internal and external environments are becoming strenght,
weakness, oppurtunity, and a threat to the CV. Arya Duta is a matrix of External
Strategic Factor Analysis Summary (EFAS) and Internal Strategic Factor Analysis
Summary (IFAS). To determine the position of the CV. Arya Duta by analyzing the
market growth rate (Market Grow Rate) and the relative market share using a matrix
analysis relative market growth parts of the Boston Consulting Group-BCG. To define
marketing strategies CV. Arya Duta using SWOT analysis taking into account the
EFAS and IFAS
The results of this research are a priority product marketing strategy books CV. Arya
Duta in Jabodetabek
Keywords: Marketing Strategy, Product Books CV. Arya Duta, Jabodetabek
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri kreatif adalah industri yang
menekankan pada olah cipta, rasa, dan
karsa
yang
orisinal
lantas
merealisasikannya dalam sebuah produk
kreatif. Menurut kementerian pariwisata
dan industri kreatif (2012), ada 14 sektor
idustri kreatif priotitas meliputi periklanan,
film dan fotografi, musik, arsitektur, pasar
seni dan barang antik, kerajinan, desain,
permainan interaktif, desain fashion, seni
pertunjukkan, penerbitan dan percetakan,
layanan komputer dan peranti lunak,
televisi dan radio, serta riset dan
pengembangan.
Selain inovasi
dan
kreatifitas, bergelut dalam industri kreatif
memerlukan kemampuan untuk membaca
tren dan selera pasar agar produk yang
dihasilkan memiliki nilai tambah, serta laku
terjual dalam pasar domestik maupun
internasional. Tren cenderung berubah
seiring dengan perubahan gaya hidup dan
selera konsumen yang dinamis.
Salah satu industri kreatif tersebut
diatas adalah percetakan dan penerbitan,
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
28
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
industri tersebut terdiri dari yang mencetak
(dan menjilid buku) adalah percetakan,
sementara itu, yang menyiapkan isi dan
memesan pencetakannya adalah penerbit.
Dapat dikatakan bahwa penerbit dan
percetakan adalah dua pihak yang berbeda,
bahkan kebanyakan adalah dua perusahaan
yang
berbeda.
Penerbitlah
yang
merencanakan akan menerbitkan buku apa,
penerbit yang mencari (atau dicari) penulis
untuk bekerja sama mewujudkan sebuah
naskah menjadi buku/naskah yang siap
cetak. Setelah bersepakat dengan penulis,
naskah tersebut disunting/diedit oleh
editor/penyunting, lalu didesain (di-setting)
oleh desainer/setter, kemudian dikoreksi
oleh korektor. Setelah beberapa kali
dikoreksi dan mengalami penyempurnaan
desain, naskah tadi menjadi buku yang siap
untuk dicetak/diperbanyak/digandakan.
Saat ini telah memasuki zaman
internet, dimana buku dapat dibaca melalui
dua media, yakni buku yang berupa
lembaran-lembaran kertas dan buku yang
tersimpan
di
media
elektronik
(yaitu eBook).
Baik
buku
kertas
maupun eBook,
sama-sama
ada
penerbitnya. Apakah penerbitnya itu sebuah
perusahaan, yayasan, organisasi, atau
perorangan (indie).
(www.google.co.id. Industri kreatif, diakses
tanggal 1 April 2015, jam 00.30 WIB)
Menurut Emka (2013) kebutuhan
akan regulasi yang bisa mendorong
pertumbuhan industri penerbitan dan
percetakan dinilai mendesak, dikarenakan
adanya produk e-book yang dapat
mengancam indutri percetakan. Pentingnya
pembukaan jalur-jalur baru pendistribusian
dalam industri penerbitan dan percetakan,
jika penerbit hanya mengandalkan jaringan
toko buku dalam urusan pemasaran dan
pendistribusian produk buku, hal ini
merupakan strategi pemasaran yang
ketinggalan zaman seiring tantangan
tersebut diatas.
Menurut
Emka
(2013)
“Menciptakan gerai baru, adalah salah satu
contoh dapat masuk ke ritel tradisional.
Model distribusi seperti yang dilakukan
KFC terhadap pemasaran musik itu wajib
ditiru, tidak hanya mengandalkan jaringan
toko buku, apalagi potongan yang
diberlakukan toko buku cukup besar hingga
50 persen, maka strategi yang inivotaf
seperti itu sangat berguna perusahaan
penerbitan dan percetakan buku.
CV.
Arya
Duta
merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang
penerbitan dan percetakan yang berskala
nasional. Alamat perusahaan di jalan
Revolusi No. 29 Sukmajaya, Cilodong,
Depok. Seluruh kompetensi, baik SDM
yang handal maupun fasilitas infrastruktur
yang dimilliki didedikasikan untuk
mewujudkan komitmen perusahaaan dalam
memberikan total solusi yang terbaik
dibidang percetakan kepada seluruh
pelanggan sejak tahun 1998. CV.Arya Duta
terus berkembang pesat dalam industri
penerbitan dan percetakan, hal ini terbukti
dengan semakin banyaknya konsumen yang
ditangani. (CV. Arya Duta, Mei 2015)
Persaingan pada bisnis penerbitan
dan percetakan berupa produk, baik buku
tulis, buku pelajaran, LKS, agama, komik,
dll sangat ketat jangankan pada skala
nasional, pada skala Jabodetabek saja
tingkat persaingannya begitu tinggi, yang
memaksa
perusahaan
lebih
pandai
memperkenalkan
dan
memasarkan
produknya kepada konsumen. Hal ini yang
sedang dialami oleh perusahaan CV. Arya
Duta dituntut untuk mampu memasarkan
produknya sehingga perusahaan ini dapat
lebih maju dan berkembang.
Untuk itu diperlukan suatu bentuk
strategi pemasaran yang benar-benar jitu
yang dapat membawa perusahaan CV. Arya
Duta menuju pada level persaingan yang
lebih tinggi.
Menurut Philip Kotler (1998:98)
strategi
pemasaran
adalah
logika
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
29
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
pemasaran, dan berdasarkan itu, unit bisnis
diharapkan untuk mencapai sasaran-sasaran
pemasarannya.
Sedangkan menurut David (2006)
mengatakan bahwa strategi pemasaran
merupakan
sekumpulan
tindakan
pemasaran yang terintegrasi dalam rangka
memberi nilai kepada konsumen dan
menciptakan keunggulan bersaing bagi
perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka
penelitian ini layak untuk dilakukan dengan
judul “Strategi pemasaran produk buku
pada CV. Arya Duta di Jabodetabek”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka dapat dirumuskan beberapa masalah
sebagai berikut:
a. Aspek-aspek
manajemen
strategi
daripada lingkungan internal dan
eksternal apakah yang menjadi
kekuatan
(strength),
kelemahan
(weakness), peluang (opportunity) dan
ancaman (threat) bagi pemasaran
produk buku pada CV. Arya Duta di
Jabodetabek ?
b. Bagaimana posisi produk buku pada
CV. Arya Duta di Jabodetabek ?
c. Berdasarkan
pada
aspek-aspek
manajemen strategi daripada lingkungan
internal dan eksternal serta posisi
produk buku pada CV. Arya Duta, maka
strategi apakah yang dipilih dan sesuai
bagi bisnis pemasaran pada CV. Arya
Duta di Jabodetabek ?
1.2 Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini agar fokus
dalam pembahasannya, maka batasan
masalah atau ruang lingkup penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Objek pada penelitian ini adalah produk
buku-buku islam yang bertemakan anak
yang diproduksi rata-rata oleh CV. Arya
Duta, Depok pada kurun waktu 5 tahun
terakhir. Begitu juga dengan perusahaan
pesaing Gema Insani Press, Depok.
2. Sampel perusahaan pada tingkat
persaingan bisnis wilayah Jabodetabek,
pada penelitian ini hanya berdasarkan
purposive sampling baik area wilayah
maupun perusahaan pesaing dari key
informan dari perusahaan CV. Arya
Duta
yang
didapat
berdasarkan
wawancara
peneliti
kepada
key
informan dan data sekunder serta bukan
berdasarkan analisis persaingan bisnis
produk buku wilayah Jabodetabek
secara ideal dilakukan, dikarenakan
kendala teknis penelitian.
3. Perusahaan pesaing dari penelitian ini
adalah penerbit dan percetakan Gema
Insani Press (GIP), yang beralamat di
Jalan.Ir. H. Juanda, Depok
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan
rumusan masalah pada bab 1, maka tujuan
umum penelitian adalah untuk menentukan
strategi pemasaran produk buku pada CV.
Arya Duta di Jabodetabek.
Sedangkan tujuan khusus penelitian
strategi pemasaran produk buku pada CV.
Arya Duta di Jabodetabek, yaitu sebagai
berikut:
1. Untuk mengidentifikasi aspek-aspek
menejemen stategi daripada lingkungan
internal dan eksternal yang menjadi
kekuatan
(strength),
kelemahan
(weakness), peluang (opportunity) dan
ancaman (threat) bagi pemasaran
produk buku pada CV. Arya Duta di
Jabodetabek.
2. Untuk
mengetahui
posisi
bagi
pemasaran produk buku pada CV. Arya
Duta
di
Jabodetabek,
dengan
menganalisis Tingkat Pertumbuhan
Pasar (Market Growth Rate) dan Bagian
Pasar Relatif (Relatif Market Share).
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
30
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
3. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan
produk dan posisi produk buku pada
CV. Arya Duta di Jabodetabek di masa
akan datang.
1.3.2
Manfaat Penelitian
Berdasarkan pada tujuan penelitian
yang telah ditetapkan, maka manfaat
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan pertimbangan dalam
perumusan strategi pemasaran bagi CV.
Arya Duta dalam mengatasi kelemahan
pemasarannya.
2. Sebagai dasar pertimbangan bagi CV.
Arya Duta dalam menunjang pemasaran
yang dilakukannya".
4. Bagi peneliti dapat mengembangkan
dan mengaplikasikan ilmu manajemen
strategi pemasaran melalui terjun secara
langsung di masyarakat.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Strategi
Strategi merupakan suatu kesatuan
rencana yang terpadu, dirancang untuk
menjamin tercapainya sasaran yang telah
dirumuskan dalam jangka waktu tertentu
dengan mengalokasikan sumber daya yang
diperlukan dan menumbuhkembagkan
kekuatan untuk mengeksploitasi peluangpeluang yang muncul guna mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Pengertian tersebut
mengandung implikasi bahwa strategi
berusaha
mengurangi
kelemahankelemahan dan pengaruh negative dari
ancaman-ancaman (Philip Kotler, 1997)
(dalam Retno Sari Mahanani dan Bagus
Putu Yudhia, 2004)
Menurut Chandler dalam Rangkuti
(1999:4), strategi adalah tujuan jangka
panjang
dari
suatu
perusahaan,
pendayagunaan dan alokasi sumber daya
yang penting untuk mencapai tujuan
tersebut. Pemahaman yang baik mengenai
konsep strategi dan konsep-konsep lain
yang berkaitan
sangat
menentukan
suksesnya strategi yang disusun.
Menurut
Kotler
(1997:5),
menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu
proses sosial dan manajerial dimana
individu-individu dan kelompok-kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan
inginkan
melalui
penciptaan,
penawaran dan pertukaran produk-produk
yang bernilai.
Menurut Kotler (1999:108), strategi
pemasaran adalah pendekatan pokok yang
akan digunakan oleh unit bisnis dalam
mencapai sasaran yang telah ditetapkan
lebih
dulu,
didalamnya
tercantum
keputusan-keputusan pokok mengenai
target pasar, penempatan produk di pasar,
bauran pemasaran (marketing mix) dan
tingkat biaya pemasaran yang diperlukan.
Strategi merupakan suatu hal yang
tidak bisa dipisahkan dari tujuan atau
sasaran. Dalam banyak hal strategi
diartikan sebagai alat atau sarana untuk
mencapai tujuan dan sasaran yang
ditetapkan. Setiap perusahaan harus melihat
jauh ke depan dalam mengembangkan
strategi jangka panjang untuk menghadapi
suatu kondisi lingkungan yang berubahubah dalam industri mereka. Dalam praktek
operasional perusahaan tidak ada satu
strategipun untuk semua perusahaan.
Pada
dasarnya
perusahaan
menyusun strategi karena keinginan untuk
unggul di dunia bisnisnya dari para
pesaingnya.
Bentuk
strategi
dapat
bervariasi dari satu industri ke industri yang
lain, dari satu perusahaan ke perusahaan
yang lain, dari situasi ke situasi yang lain,
sehingga perusahaan mempunyai strategi
sendiri yang di dalamnya memperhatikan
lingkungan yang dihadapi. Seandainya
suatu perusahaan mempunyai lebih dari
sesuatu yang ingin dicari konsumen maka
perusahaan itu mempunyai peluang untuk
menang.
Pengertian strategi yang lain
diantaranya dikemukakan oleh Porter
(dalam
Rangkuti,
1999:4),
yang
menyatakan bahwa ”Strategi adalah alat
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
31
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
yang penting untuk mencapai keunggulan
bersaing”. Learnd, Christensen, Andrews
dan Guts (dalam Rangkuti, 1993:4),
menyatakan strategi sebagai alat untuk
mencapai keunggulan bersaing.
Dari pembahasan di atas kiranya
jelas bahwa yang dimaksud dengan strategi
adalah rencana berskala besar yang
berorientasi jangkauan masa depan, serta
ditetapkan sedemikian rupa sehingga
memungkinkan organisasi berinteraksi
secara intensif dengan lingkungannya
dalam kondisi persaingan yang diarahkan
pada optimalisasi pencapaian tujuan dan
berbagai
sasaran
organisasi
yang
bersangkutan.
2.1.1Tipe-tipe Strategi
Strategi
dapat
dikelompokkan
berdasarkan tiga tipe strategi, yaitu strategi
manajemen, strategi investasi dan strategi
bisnis,dengan penjelasan sebagai berikut:
Strategi
manajemen
meliputi
strategi yang dapat dilakukan oleh
manajemen
dengan
orientasi
pengembangan strategi secara makro,
misalnya strategi pengembangan produk,
strategi penetapan harga, strategi akuisisi
dan strategi pengembangan pasar.
Strategi
investasi
merupakan
kegiatan yang berorientasi pada investasi,
misalnya, strategi pertumbuhan yang
agresif atau berusaha mengadakan penetrasi
pasar, strategi bertahan dan strategi
divestasi.
Sedangkan strategi bisnis (secara
fungsional) berorientasi pada fungsi-fungsi
kegiatan manajemen, misalnya strategi
pemasaran,
strategi
produksi
atau
operasional, strategi distribusi, strategi
organisasi dan strategi-strategi yang
berhubungan dengan keuangan (Rangkuti,
1999:7).
Dari ketiga tipe strategi di atas,
maka penelitian ini termasuk dalam
kelompok tipe strategi bisnis.
Strategi perusahaan dapat dibagi
atau dibedakan menjadi tiga tingkatan
strategi yaitu strategi ditingkat perusahaan
(corporate strategy) strategi ditingkat unit
bisnis (strategic bussiness unit, SBU) dan
strategi di tingkat fungsional (functional
strategy).
Corporate strategy dirumuskan oleh
manajemen puncak untuk mengatur
kepentingan dan kegiatan organisasi yang
mencakup lebih banyak dari satu bidang
usaha (multibisnis). Corporate strategy
merupakan landasan dan acuan untuk
penyusunan strategi-strategi tingkat bisnis
unit maupun fungsional. perusaMenurut
Andrews (1980), strategi korporat adalah
strategi yang disusun dalam suatu bisnis
dimana perusahaan akan bersaing dengan
cara mengubah distinctive competence
menjadi competitive advantage.
Strategic bussiness unit (SBU)
menyangkut pengelolaan kepentingan dan
operasi unit usaha tertentu. Pada prinsipnya
SBU memiliki karakteristik sebagai berikut
(Hall, 1978; Abell dan Hammond, 1979):
(a) memiliki misi dan strategi; (b).
menghasilkan produk/jasa yang berkaitan
dengan dengan misi dan strategi; (c).
menghasilkan produk atau jasa secara
spesifik; dan (d). bersaing dengan dengan
pesaing yang telah diketahui dengan jelas.
SBU memiliki pengertian yang berbeda
(Haspeslagh, 1982; Wind dan Mahajan,
1981)
Functional strategy ditetapkan lebih
rinci serta memiliki lingkup waktu yang
lebih pendek. Pada tingkatan ini strategi
yang dtetapkan memiliki tujuan diantaranya
adalah mengkomunikasikan sasaran-sasaran
jangka pendek yang telah ditetapkan oleh
perusahaan, melakukan evaluasi terhadap
tindakan-tindakan yag dibutuhkan untuk
mencapai sasaran jangka pendek dan
menciptakan lingkungan yang kondusif
untuk m endorong tercapainya tujuan,
sesuai dengan gambar 2.1 (dalam Retno
2.1.2 Tingkatan Strategi
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
32
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
Sari Mahanani dan Bagus Putu Yudhia,
2004)
Gambar 2.1
Hierarki Tingkatan Strategi
(sumber: sekunder 2016)
Menurut Sondang P. Siagian (1998)
(dalam Retno Sari Mahanani dan Bagus
Putu Yudhia, 2004), berbagai factor yang
bersifat kritikal yang harus diperhatikan
dalam merumuskan dan menetapkan
strategi adalah:
1. Strategi merupakan keputusan dasar
yang dinayatakan secara garis besar
2. Dalam merumuskan dan menetapkan
strategi,
manajemen
perusahaan
mengembangkan profil tertentu bagi
organisasi. Profil yang dimaksud
menggambarkan kemampuan yang
dimiliki dan kondisi internal yang
dihadapi
oleh organisasi yang
bersangkutan.
3. Suatu strategi merupakan analisis yang
tepat tentang kekuatan- kekuatan yang
dimiliki
organisasi,
kelemahankelemahan yang mungkin melekat pada
organisasi, berbagai peluang yang
mungkin timbul, dan ancaman-ancaman
yang diperkirakan akan dihadapi.
4. Mengidentifikasi beberapa pilihan
strategi dari berbagai alternative yang
tersedia dikaitkan dengan keseluruhan
upaya yang akan dilakukan dalam
rangka pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi.
5. Menjatuhkan
pilihan
pada
satu
alternative strategi yag dipandang
paling tepat dikaitkan dengan sasaran
jangka
panjang
yang
dianggap
mempunyai nilai paling strategic dan
diperhitungkan dapat dicapai karena
didukung oleh kemapuan dan kondisi
internal perusahaan.
2.1.3 Lingkungan Strategi
Sebelum
organisasi
memformulasikan strategi, manajemen
harus menilai secara seksama lingkungan
eksternalnya (identifikasi kemungkinan
peluang dan ancaman) untuk memonitor
lingkungan internalnya, yaitu tanda-tanda
kelemahan dan kekuatan. Menurut Philip
Kotler 1997 (dalam Retno Sari Mahanani
dan Bagus Putu Yudhia, 2004) data
eksternal dapat diperoleh dari lingkungan
diluar perusahaan, seperti analisis pasar,
competitor, komunitas, pemasok, dan
kelompok tertentu, sedangkan data internal
dapat diperoleh dari lingkungan internal
(lebih mudah dikendalikan dan diintervensi
perusahaan sendiri), seperti laporan
keuangan, laporan sumber daya (jumlah
karyawan,
pendidikan,
keahlian,
pengalaman, gaji, turn over) laporan
kegiatan
operasional/produksi
dan
pemasaran.
Selain itu faktor faktor eksternal
(sesuatu yang given diterima saja, dan dan
selanjutnya perusahan menyiasati, dan
kompromi komponen komponen tersebut)
yang perlu diperhatikan juga adalah: a)
economic
forces,
yaitu
peraturan,
perubahan bahan baku, uang, energi, dan
informasi b) techlnogi
forces, yaitu
penemuan-penemuan baru dalam teknologi
yang
dapat
memecahkan
beberapa
permasalahan c) political legal forces, yaitu
perubahan penguasa-penguasa dan undangundang atau perturan yang akan
menghambat keberlangsungan aktivitas
uasaha.
d) sosiocultural forces, yaitu
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
33
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
pengaturan nilai, adat istiadat, dan
kebiasaan dalam masyarakat.
Dapat
dikatakan
pemerintah,
kelompok
lokal,
supplier,
pesaing,
pelanggan,
kreditor,
serikat
buruh,
kelompok interest tertentu dan asosiasi
perdagangan, termasuk faktor eksternal
yang mempengaruhi perusahan secara
langsung.
2.1.4 Model Manajemen Strategi
Model
manajemen
strategik
dibentuk untuk memberikan suatu kerangka
berpikir yang mudah didalam memahami
bekerjanya manajemen strategic. Model
tersebut dibentuk dari tiga elemen dasar
manajemen strategic, yaitu analisis
lingkungan, penetapan misi, visi dan tujuan,
serta strategi sebagai elemen akhir, ketiga
elemen
tersebut
ditambah
dengan
komponen-komponen lain yang akan
membentuk model manajemen strategic,
seperti gambar dibawah ini.
Gambar 2.2
Model Manajemen Strategik
(sumber: sekunder 2016)
3. METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan di CV
Arya Duta ini merupakan penelitian survei
(survey research), penelitian survei adalah
penelitian yang pengambilan sampel dari
populasi dengan menggunakan daftar
pertanyaan (kuesioner) sebagai alat
pengumpulan data yang pokok dilapangan
(Masri Singarimbun dan Sofian Effendi,
1995).
3.2 Rancangan Pengumpulan Data
3.2.1 Populasi Dan Sampel
Populasi
adalah
wilayah
generalisasi yang terdiri dari obyek dan
subyek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang diterapkan dalam
penelitian untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2003:59).
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh karyawan CV. Arya Duta.
Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode bola
salju (snow ball method) yakni perolehan
individu sasaran wawancara berdasarkan
informasi dari informan kunci (key
informan) maupun responden penelitian
sebelumnya (Masri Singarimbun dan Sofian
Effendi, 1995). Dengan demikian sejak
awal tidak ditentukan jumlah individu
sasaran wawancara, melainkan lebih
menekankan pada kelengkapan dan
kelayakan informasi yang diperoleh untuk
menangkap kecenderungan umum tentang
manajemen strategi pemasaran perusahaan.
3.3 Jenis dan Sumber Data
3.3.1.
Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
a. Data Primer
Data yang diperoleh secara
langsung dari sumber informasi
dalam hal ini obyek penelitian
atau sumber-sumber lain yang
mendukung penelitian kemudian
dikumpulkan, diolah dan disusun
secara jelas.
b. Data Sekunder
Selain dari data kepustakaan,
data yang diperoleh dari buktibukti tertulis atau dokumentasi
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
34
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
perusahaan,
literatur
(dipublikasikan maupun yang
tidak
dipublikasikan),
hasil
penelitian terdahulu, foto, data
pemerintah, Deperindag dan
data-data lain yang relevan
dengan penelitian ini.
3.3.2
Sumber Data
Pengumpulan data penelitian ini
dilakukan dengan:
a. Observasi
Merupakan metode pengumpulan
data dengan cara melakukan
pengamatan
secara
langsung
terhadap obyek penelitian. Suatu
cara untuk dapat mendapatkan data
atau informasi dengan melakukan
tanya jawab secara langsung pada
orang yang mengetahui tentang
objek yang diteliti. Dalam hal ini
pihak manajemen/karyawan CV.
Arya Duta
b. Interview/wawancara
Merupakan metode pengumpulan
data dengan melakukan wawancara
dengan berbagai sumber informasi
yang relevan. Suatu cara untuk
dapat mendapatkan data atau
informasi dengan melakukan tanya
jawab secara langsung pada orang
yang mengetahui tentang objek
yang diteliti. Dalam hal ini pihak
manajemen/karyawan pada CV.
Arya Duta.
c. Kuesioner
Merupakan metode pengumpulan
data dengan memberikan daftar
pertanyaan kepada pihak internal
maupun eksternal (optional), dalam
hal ini pihak manajemen/karyawan
pada CV. Arya Duta dan stake
holders (optional)
d. Dokumentasi
Merupakan metode pengumpulan
data yang diperoleh dari bukti-bukti
tertulis
atau
dokumentasi
perusahaan pada perusahaan CV.
Arya Duta dan data dokumen
literatur
yang
relevan,
data
pemerintah,
Deperindag,
foto
kegiatan, dll.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data penelitian
ini terdapat 3 (tiga) tahapan yang dilakukan
antara lain:
a. Tahapan sebelum pengambilan data
di lapangan, yaitu mengadakan
pengamatan
dan
penelitian
pendahuluan pada CV. Arya Duta
yang
akan
dijadikan
obyek
penelitian.
b. Tahap pengumpulan data primer
dengan
menggunakan
daftar
pertanyaan (kuisioner) sebagai alat
pengumpul data yang pokok, yaitu
melalui metode wawancara atau
interview.
Dalam
tahap
pengumpulan data primer ini
menerapkan dua macam wawancara
yang pada dasarnya berbeda
sifatnya, yaitu sebagai berikut:
1. Wawancara untuk mendapatkan
keterangan dan data dari
individu-individu tertentu untuk
keperluan informasi. Individu
sasaran
wawancara
untuk
golongan ini adalah informan
kunci (Key informan) yaitu
decition
maker/manajemen/karyawan
usaha percetakan CV. Arya
Duta dan mitra bisnis dari Key
informan, yakni perusahaan pracetak sampai penyelesaian cetak
yang melakukan kerjasama
bisnis dengan Key informan
yang dipandang mengetahui
perkembangan usaha CV. Arya
Duta
2. Wawancara untuk mendapatkan
keterangan tentang diri pribadi,
pendirian atau pandangan dari
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
35
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
individu yang di wawancara
untuk keperluan komparatif.
Individu sasaran wawancara
untuk golongan ini adalah
pemilik/owner/direktur
CV.
Arya Duta dan responden yang
berasal dari eksternal, yaitu
analisis pasar, competitor dan
pemerintah daerah.
c. Tahap pengumpulan data sekunder
yang diperoleh dari dari dokumen
perusahaan,
seperti
laporan
keuangan, laporan sumber daya
perusahaan foto kegiatan, pustaka
maupun literatur yang relevan, data
pemerintah,
Deperindag,
dll.
(dipublikasikan maupun yang tidak
dipublikasikan)
yang berkaitan
dengan penelitian.
Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode bola
salju (snow ball method) yakni perolehan
individu sasaran wawancara berdasarkan
informasi dari informan kunci (key
informan) maupun responden penelitian
sebelumnya (Masri Singarimbun dan Sofian
Effendi, 1995). Dengan demikian sejak
awal tidak ditentukan jumlah individu
sasaran wawancara, melainkan lebih
menekankan pada kelengkapan dan
kelayakan informasi yang diperoleh untuk
menangkap kecenderungan umum tentang
pengembangan usaha CV. Arya Duta.
3.4 Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan
dalam rangka mencapai tujuan penelitian
adalah sebagai berikut:
a. Metode analisis yang digunakan sesuai
dengan tujuan penelitian No.1 adalah
dengan
matrik External Strategic
Factor Analysis Summary (EFAS) dan
Internal Strategic Factor Analysis
Summary (IFAS);
b. Untuk mengetahui posisi unit bisnis
usaha sesuai dengan tujuan penelitian
No.2 dengan menggunakan analisis
matrik pertumbuhan bagian pasar relatif
dari Kelompok Konsultan Boston
(Boston Consulting Group-BCG);
c. Sedangkan untuk menetapkan strategi
unggulan yang tepat dan sesuai bagi
pengembangan usaha percetakan CV.
Arya Duta, sesuai tujuan rinci penelitian
No.3 menggunakan analisis SWOT,
dengan mempertimbangkan matrik
EFAS & IFAS yang telah dibuat.
3.4.1 Matrik External Strategic Factor
Analysis Summary (EFAS) dan Internal
Strategic Factor Analysis Summary (IFAS)
Meneliti lingkungan eksternal dan
factor yang berkaitan langsung dengan
lingkungan eksternal tersebut. Untuk
membuat tabel SWOT perlu adanya
identifikasi terhadap factor eksternal.
Dalam menganalisa factor-faktor eksternal
perlu disusun tabel EFAS , secara singkat
dapat di lihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.1
Contoh Tabel EFAS (External
Strategic Factor Analysis Summary)
(sumber: sekunder 2016)
Meneliti lingkungan internal serta
memperkirakan
factor-faktor
yang
berkaitan dengan lingkungan internal
tersebut. Untuk membuat tabel SWOT
perlu adanya identifikasi terhadap factor
internal. Dengan menganalisis factor-faktor
internal perlu disusun tabel IFAS (Internal
Strategic Factor Analysis Summary)
(Freddy Rangkuti, 2004:22), secara singkat
dapat di lihat pada tabel dibawah ini:
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
36
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
Tabel 4.2
Contoh Tabel IFAS (Internal
Strategic Factor Analysis Summary)
(sumber: sekunder 2016)
Penentuan rating pada setiap
variable internal dan eksternal dilakukan
dengan penilaian terhadap variabel tersebut
dimana pengukuran variabel kekuatan,
kelemahan,
peluang,
dan
ancaman
menggunakan skala ordinal dengan rentang
1-4. Pemberian nilai bobot dan rating dari
setiap variable menunjukkan bobot masingmasing variable terhadap factor strategis
perusahaan.Pemberian bobot dan rating
berfungsi untuk mengetahui apakah factor
strategis perusahaan dapat memberikan
dampak positif atau negative. Dampak
positif dapat menjadi factor kelemahan dan
ancaman.
Perhitungan
bobot
dapat
dirumuskan sebagai berikut (Freddy
Rangkuti, 2004:25):
Bobot = Penilaian
X 1
Total Penilaian
Dimana:
Penilaian adalah nilai dari factor
strategis perusahaan
Bobot adalah jumlah nilai dari
factor strategis perusahaan
Pada kolom pertama, disusun
variable yang menyusun factor strategis
perusahaan yang terdiri dari atas variable
kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman.
Langkah-langkah dari identifikasi
tabel IFAS dan EFAS adalah sebagai
berikut:
a. Pemberian nilai terhadap bobot dari
setiap variable dengan skala ordinal
dengan rentang 1-5, dimana besarnya
nilai tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sangat Penting
diberi nilai 5
2. Penting diberi nilai 4
3. Cukup diberi nilai 3
4. Tidak Penting diberi nilai 2
5. Sangat Tidak Penting diberi nilai 1
Pemberian nilai dari setiap
variable
menunjukkan
bobot
pengaruh masing-masing variable
terhadap factor strategis perusahaan
yang diperoleh dari prosentase
masing-masing variable. Masingmasing variable diberi nilai skala
ordinal ini mulai dari (tidak penting)
0,0 sampai 1,0 (sangat penting),
semua bobot tersebut jumlahnya
tidak boleh lebih dari dari skor total
1,0.
b. Pemberian rating pada variabel-variabel
kekuatan
(strength),
kelemahan
(weakness), peluang (opportunity) dan
ancaman (threat) adalah sebagai
berikut:
1. Pemberian nilai untuk variable
kekuatan dan peluang, kedua
variable ini memiliki pengaruh yang
sifatnya positif, tingkat pengaruh
diberi nilai sebagai berikut:
a. Memiliki
pengaruh
positif
sangat kecil Rating 1
b. Memiliki pengaruh positif kecil
Rating 2
c. Memiliki pengaruh positif besar
Rating 3
d. Memiliki
pengaruh
positif
sangat besar Rating 4
2. Pemberian nilai untuk variable
kelemahan dan ancaman, kedua
variable ini memiliki pengaruh yang
sifatnya negatif, tingkat pengaruh
diberi nilai sebagai berikut:
a. Memiliki pengaruh negatif
sangat besar Rating 1
b. Memiliki pengaruh negatif besar
Rating 2
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
37
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
c. Memiliki pengaruh negatif kecil
Rating 3
d. Memiliki pengaruh negatif
sangat kecil
Rating 4
3.4.2
Analisis Matrik PertumbuhanBagian Pasar dari Kelompok
Konsultan
Boston
(Boston
Consulting Group-BCG)
Salah
satu
upaya
untuk
mengevaluasi strategi yang telah diterapkan
perusahaan adalah dengan melakukan
analisis Boston Consulting Group, karena
ini dapat digunakan dalam usaha
menempatkan posisi produk dibandingkan
dengan para pesaing.
Matrik Boston Consulting Group ini
memiliki beberapa unsur yaitu sebagai
berikut:
a. Tingkat Pertumbuhan Pasar (Market
Growth Rate; MGR)
Tingkat Pertumbuhan Pasar (industri)
barada di sumbu tegak menunjukkan
tingkat pertumbuhan pasar dimana
bisnis beroperasi. Rentangnya mulai
dari 0% sampai 20%, walaupun rentang
yang lebih lebar dapat pula ditunjukkan.
Pertumbuhan
pasar
diatas
10%
termasuk tinggi. Dimensi Tingkat
Pertumbuhan Pasar (industri) relatif
menyiratkan aktivitas suatu bisnis
dimasa yang akan datang.
menggambarkan
pangsa
pasar
dibandingkan dengan pesaing terbesar.
Pangsa Pasar Relatif 0,1 artinya volume
penjualan perusahaan hanya 10% dari
volume
penjualan
perusahaan
terbesar/pemimpin pasar dan 10 artinya
unit tersebut memimpin pasar dengan
10X penjualan saingan terdekatnya.
Pangsa Pasar Relatif bisa dihitung
dengan formula sebagai berikut:
Pangsa Pasar Relatif 
Volume Penjualan Industri Tahun N
Volume Penjualan Pesaing Utama Tahun N
Diagram Matrik BCG dapat disajikan
sebagaimana gambar 4.1
4
.0 x
1
.5x
0
.1 x
Gambar 4.1
Matrik BCG
Tingkat Pertumbuhan Pasar bisa
Sumber : Rangkuti, (1999:36)
dihitung dengan formula sebagai berikut:
Keterangan:
1. Question Mark, merupakan suatu posisi
Volume penjualan - Volume Penjualan
dimana unit bisnis yang dimiliki oleh
Tahun N
Tahun N - 1
Tingkat Pertumbuhan Pasar 
x100%
Volume Penjualan Industri Tahun N - 1
perusahaan berada dalam pangsa pasar
relatif rendah tetapi memiliki tingkat
pertumbuhan pasar yang sangat tinggi
b. Pangsa Pasar Relatif (Relative Market
sekali. Keadaan ini biasanya terjadi
Share; RMS)
pada perusahaan yang sedang memulai
Pangsa Pasar Relatif merupakan rasio
kegiatan bisnisnya, atau perusahaan
pangsa pasar terhadap pangsa pasar
tersebut sedang meluncurkan suatu
yang dipegang oleh perusahaan pesaing
produk baru yang masih perlu lagi
yang terbesar yang dapat dibandingkan
untuk berkembang.
di dalam industri. Pangsa Pasar Relatif
terletak pada sumbu mendatar yang
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
38
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
2. Star, posisi Star ini ditunjukkan oleh
pangsa pasar yang tinggi dan tingkat
pertumbuhan pasar yang tinggi. Ini
terjadi pada perusahaan dimana ketika
unit bisnis perusahaan yang dalam
keadaan Question Mark itu berkembang
karena dapat diterima oleh masyarakat.
3. Cash
Cow,
posisi
Star
yang
berkembang nantinya akan menjadi
turun tingkat pertumbuhan pasarnya
tetapi pangsa pasar relatif masih tinggi.
Keadaan ini disebut dengan posisi Cash
Cow, pada posisi ini unit bisnis
perusahaan masih dapat menghasilkan
laba yang dapat digunakan untuk
menutupi biaya operasi unit bisnis
tersebut.
4. Dog. Jika unit bisnis perusahaan itu
dalam
perkembangannya
terus
mengalami penurunan maka posisi dari
unit bisnis tersebut akan menajadi Dog.
Posisi ini berarti bahwa unit bisnis dari
perusahaan itu pangsa pasar relatifnya
rendah dan tingkat pertumbuhan
pasarnya juga rendah. Jika perusahaan
tidak segera mengambil tindakan dan
kebijakan lebih lanjut maka unit bisnis
dalam posisi ini akan mengurangi laba
yang didapat oleh perusahaan, karena
unit bisnis dalam posisi ini tidak dapat
dipertahankan lagi untuk dioperasikan
oleh perusahaan.
Setelah tiap-tiap unit bisnis atau
produk itu terpetakan dalam Boston
Consulting Group maka perusahaan
selanjutnya adalah menentukan kelanjutan
dari strategi usaha tersebut dengan
ketentuan, yaitu:
1. Jika produk itu berada dalam posisi
“Question Mark” maka strategi yang
dapat
dilakukan
adalah
menggembangkan (Build); sasaranya
adalah menaikkan pangsa pasar produk
meskipun perusahaan mengorbankan
laba jangka pendek. Tujuan utama
didalam strategi ini adalah melakukan
pengembangan terhadap produk atau
unit bisnis agar mampu berkembang
sehingga posisinya dapat menghasilkan
laba bagi perusahaan. Dalam posisi ini
produk atau unit bisnis tersebut
biasanya produk baru atau unit bisnis
bagi perusahaan sehingga pada awalnya
masih memerlukan banyak biaya dan
perhatian dalam penggembanggannya.
Jika produk atau unit bisnis itu mampu
berkembang maka posisi akan bergeser
menjadi lebih baik. Strategi ini cocok
untuk tanda Tanya yang pangsa
pasarnya harus naik untuk menjadi
Bintang.
2. Jika produk atau unit bisnis itu berada
dalam posisi “Star” maka strategi yang
dapat
diterapakan
adalah
mempertahankan (Hold) pangsa pasar
dari produk atau unit bisnis tersebut.
Usaha ini dimaksudkan agar perusahaan
mampu memperpanjang produk atau
unit bisnis sehingga posisinya tidak
cepat bergeser ke posisi yang kurang
menguntungkan. Suatu produk atau unit
bisnis yang berada dalam posisi ini
mampu menghasilkan laba yang sangat
tinggi bagi perusahaan, sebab dengan
sedikit pengeluaran akan memberikan
masukan pendapatan yang sangat besar
bagi perusahaan.
3. Jika posisi produk atau unit bisnis itu
berada dalam posisi “Cash Cow” maka
strategi yang dapat dilakukan adalah
memanen (Harvest), sasarannya adalah
menaikkan laba jangka pendek. Dalam
strategi ini usaha yang dilakukan
memperbanyak
pendapatan
yang
diterima, sebab pada posisi ini, produk
atau unit bisnis sudah mampu untuk
menghasilkan laba yang cukup yang
dapat dikatakan posisinya dalam siklus
hidup produk
sudah mencapai
kematangan. Usaha yang dilakukan
untuk mempertahankan keberadaannya
pada posisi ini adalah dengan
melakukan inovasi dari fungsi produk
itu, sehingga diharapkan nantinnya
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
39
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
posisinya tidak akan cepat bergeser
pada posisi yang tidak menguntungkan
dan harapan dari perusahaan untuk
memanen dalam jangka waktu lama
akan terwujud.
4. Jika posisi suatu produk atau unit bisnis
itu ada didalam posisi “Dog” maka
strategi yang dilakukan adalah dengan
menjual usaha itu atau melakukan
divestasi (Divest); sasarannya yaitu
dengan melikuidasi unit bisnis atau
produk tersebut karena sumber daya
yang dimiliki lebih baik digunakan di
tempat lain. Dalam posisi ini, unit bisnis
atau produk sudah tidak dapat lagi
menghasilkan
keuntungan
bagi
perusahaan
karena
usaha
yang
dilakukan perusahaan untuk menggeser
posisinya ke posisi yang lebih baik
cukup sulit dilakukan. Seandainya
posisinya dapat berubah mungkin hanya
sedikit, perubahan tersebut yang
membawa dampak yang kurang berarti
bagi perusahaan, (Kotler, 1997:20).
3.4.3
Analisis Matrik SWOT
merumuskan strategi perusahaan. Analisis
ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strength) dan
peluang (opportunity), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(weakness) dan ancaman (threat). Proses
pengambilan strategis (strategic planner)
harus menganalisis faktor-faktor strategis
perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang,
ancaman) dalam kondisi yang ada pada saat
itu. Hal ini disebut dengan analisis situasi.
Model yang paling populer untuk analisis
situasi adalah analisis SWOT. Analisis ini
merupakan salah satu alat formulasi
strategi. Salah satu tujuan pokok analisis
lingkungan adalah untuk mengenali adanya
peluang-peluang (opportunities) baru bagi
pemasaran, peluang perusahaan adalah
sebuah gelanggang yang menarik untuk
kegiatan pemasaran dimana perusahaan
tertentu akan meraih keunggulan bersaing.
Analisis
matrik
SWOT
dapat
menggambarkan secara jelas bagaimana
ancaman yang dihadapi perusahaan dan
disesuaikan dengan kelemahan yang
dimiliki, (Rangkuti, 1999:18-19).
Menurut
Rangkuti
(1999:8),
formulasi strategi atau perencanaan
strategis merupakan proses penyusunan
perencanaan jangka panjang, oleh sebab itu
formulasinya lebih banyak menggunakan
proses analisis. Dalam perencanaan
strategis analisis-analisis pada tingkat
korporat maupun pada tingkat bisnis sangat
dibutuhkan. Adapun model analisis yang
paling populer adalah analisis SWOT yang
mencakup (strength = kekuatan; weakness
= kelemahan; opportunity = peluang; threat
=
ancaman)
analisis
SWOT
ini
membandingkan antara faktor internal
kekuatan (strength) dan kelemahan
(weakness) yang ada dalam perusahaan
dengan
faktor
eksternal
peluang
(opportunity) dan ancaman (threat) yang
ada di luar lingkungan perusahaan.
Adapun definisi dari kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman adalah
sebagai berikut:
a. Kekuatan
adalah
sumber
daya,
keterampilan
atau
keunggulankeunggulan lain relatif terhadap pesaing
dan kebutuhan pasar yang dilayani atau
yang ingin dilayani.
b. Kelemahan adalah keterbatasan atau
kekurangan dalam sumber daya,
keterampilan dan kapasitas yang secara
serius menghambat kinerja.
c. Peluang adalah situasi penting yang
menguntungkan dalam lingkungan
perusahaan.
d. Ancaman adalah situasi penting yang
tidak menguntungkan dalam lingkungan
perusahaan.
Analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk
Analisis matrik SWOT dilakukan
dengan cara membandingkan antara faktorVolume 04 Nomor 01 Januari 2017
40
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
faktor internal yang berupa kekuatan dan
kelemahan, dan faktor eksternal yang
berupa peluang dan ancaman. Seluruh
kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan
digunakan untuk merebut peluang dan
mengatasi ancaman, sedangkan untuk
mengatasi kelemahan dilakukan dengan
memanfaatkan peluang dan menghadapi
ancaman. Proses pengambilan keputusan
strategi
selalu
berkaitan
dengan
pengembangan misi, tujuan, strategi dan
kebijakan perusahaan. Oleh sebab itu
perencanaan
strategis
yang
harus
menganalisis
faktor-faktor
strategi
perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang,
dan ancaman) dalam kondisi saat ini.
Diagram Analisis SWOT dapat
disajikan sebagaimana Gambar 4.2
Opportunity
St
rategi
Weakness
Memutar
III
St
rategi
diversifika
si
I
St
rategi
Defensif
I
V
St
rategi
Diversifika
si
II
Threat
Gambar 4.2
Diagram Analisis Matrik SWOT
Sumber: Rangkuti, (1999:19)
Keterangan :
a. Strategi diversifikasi (kuadran I)
Strategi diversifikasi adalah situasi dimana
industri berada pada posisi paling
menguntungkan. Industri memiliki
banyak kesempatan dan kekuatan yang
dapat digunakan untuk memanfaatkan
peluang yang ada untuk mencapai
tujuan strategi yang diterapkan dalam
kondisi ini adalah mendukung kebijakan
pertumbuhan yang agresif.
b. Strategi Diversifikasi (kuadran II)
Strategi Diversifikasi adalah
situasi dimana industri memiliki
kekuatan dari segi internal, tetapi
menghadapi berbagai ancaman. Strategi
yang
harus
diterapkan
adalah
menggunakan
kekuatan
yang
dimilikianya untuk memanfaatkan
peluang jangka panjang dengan cara
Strategi Diversifikasi (produk atau
pasar)
c. Strategi Memutar (kuadran III)
Strategi Memutar adalah situasi
dimana industri menghadapi peluang
pasar yang besar, tetapi di lain pihak
menghadapi berbagai kendala internal.
Pada kondisi ini kelemahan yang ada
untuk membangun dan menangkap
peluang bisnis. Strategi yang tepat
untuk situasi dan kondisi ini adalah
Strategi Memutar.
d. Strategi Defensif (kuadran IV)
Strategi Defensif adalah situasi
yang paling tidak menguntungkan
dimana industri menghadapi tantangan
yang besar sedangkan keadaan internal
tidak mendukung. Strategi terbaik pada
situasi dan kondisi ini adalah Strategi
Defensif.
3.1
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Perusahaan Tempat
Penelitian
CV.Arya Duta merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang
penerbitan dan percetakan yang
berskala nasional. Alamat perusahaan di
jalan Revolusi No. 29 Sukmajaya,
Cilodong, Depok. Seluruh kompetensi,
baik SDM yang handal maupun fasilitas
infrastruktur
yang
dimilliki
didedikasikan
untuk
mewujudkan
komitmen
perusahaaan
dalam
memberikan total solusi yang terbaik
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
41
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
dibidang percetakan kepada seluruh
pelanggan sejak tahun 1998. CV.Arya
Duta terus berkembang pesat dalam
industri penerbitan dan percetakan,
hal ini terbukti dengan semakin
banyaknya konsumen yang ditangani.
CV.
Arya
Duta
adalah
perusahaan
dengan
kepemilikian
tunggal, yang 100% sahamnya dimiliki
oleh Bapak .H.Mudjiyo. Perusahaan ini
didirikan melalui Akta Pendirian
Perusahaan oleh Pejabat Kantor Notaris
Ny.Cynthia S.Siddharta M.SH, No.3
tanggal 12 Febuari 1998, Tanda Daftar
Perusahaan dikeluarkan oleh Dinas
Perindustrian & Perdagangan Kota
Depok
Nomor:
10.27.3.46.00388,
tanggal 19 April 2012 berlaku s.d.
tanggal 29 April 2017, dan SIUP
dikeluarkan oleh Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu Kota Depok, Nomor:
0022/10-27/PB/XI/2011,
Klasifikasi
Besar, berlaku s.d. tanggal 28
November 2013, Keanggotaan Ikatan
Penerbit Indonesia Nomor 168/DKI/01,
berlaku s.d. tanggal 30 April 2016,
keanggotaan PPGI nomor 20127-00129,
berlaku s.d. 31 Desember 2013,
bersertifikasi ISO. CV. Arya Duta,
Depok mempunyai 1 Kantor Pusat dan
2 Pabrik Percetakan, yaitu: Factory 1
dan 2, sedangkan aktivitas penelitian
dilakukan di Factory 2.
Gambar 5.1
Factory 1 dan 2 CV. Arya Duta
(sumber:
sekunder,
Profil
Perusahaan CV. Arya Duta, 2015)
Gambar 5.2
Contoh Produk Buku Islam Bertema
Anak CV. Arya Duta
(sumber: sekunder, CV. Arya Duta,
2015)
3.2 Deskripsi Perusahaan Pesaing
Sedangkan pesaing terbaik dari
CV.Arya Duta menurut Muhammad
Taufik, SE, MBA (2015) Gema Insani
Press (GIP) sebagai sebuah perusahaan
penerbitan buku yang telah berdiri di
Jakarta sejak 29 April 1986 dan
memiliki nama Gema Insani sebagai
wadah dan payung untuk dijadikan
cover aktivitas kesehariannya. Gema
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
42
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
“Hegemoni Kristen - Barat” pada
Indonesia Book Fair 2007 (k). Buku
Terjemah Terbaik (Juara III) “Hijrah
dalam Pandangan Al-Qur'an” pada
Indonesia Book Fair 2007 (l). Stand
Terbaik Islamic Book Fair Jakarta
2008.
Insani Press beralamat di Jalan. Ir. H.
Juanda, Depok sebagai lokus pessaing
(dan satu perusahan berdomisili di
jalan. Kalibata Utara II No. 84,
Jakarta dan ditambah dengan kantor
perwakilan
di Bandung , Jogjakarta , Malang
dan
Medan). Hingga saat ini GIP telah
menerbitkan buku lebih dari 1000 judul
yang meliputi buku bertema Islam baik
untuk remaja anak-anak, selain itu buku
tentang politik , ekonomi, manajemen,
kamus dan lainnya dengan penulis
bertaraf nasional dan internasional,
semuanya itu dicetak oleh GIP dengan
mempertimbangkan mutu.
Adapun produk-produk GIP
meliputi : 1). Buku-buku Islam untuk
umum 2). Buku-buku remaja 3). Bukubuku anak Islam 4). Buku-buku wanita
keluarga 5). Produk penunjang
multimedia (Kaset, VCD) dan Non
Multimedia ( Kalender, Poster ).
Kemudian prestasi GIP adalah
(a). Juara II pewajahan buku nonfiksi
pada IKAPI
BOOK
FAIR'92 di
Jakarta, (b). Desain sampul terbaik
untuk buku nonfiksi pada IKAPI
BOOK FAIR (1992/1993) (c). Stand
dengan
pengunjung
terbanyak
pada BISTEK-I FAIR (1992) di Masjid
Istiqlal (d). Desain sampul terbaik ke-3
buku "Jangan Jadi Bebek" karya: O.
Solihin pada Pesta Buku Jakarta 2003
(e). Stand Terbaik pada Indonesia Book
Fair 2003, Jakarta 2003 (f). Cover
Terbaik
buku "Jangan
Nodai
Cinta" pada Indonesia Book Fair 2003,
Jakarta 2003 (g). Stand Terbaik Pesta
Buku Jakarta 2004 (h). Buku Non Fiksi
Terbaik (Juara I) “Wajah Peradaban
Barat” pada Indonesia Book Fair 2006
(i). Buku Non Fiksi Terbaik (Juara I)
“Tren Pluralisme Agama” pada
Indonesia Book Fair 2007 (j) Buku
Non Fiksi Terbaik (Juara II)
Gambar 5.3
Contoh Produk Buku Islam Bertema
Anak GIP
{sumber: sekunder, Gema Insani
Press (GIP) , 2015}
3.3
Gambaran Kondisi Persaingan
Berdasarkan
Perkembangan
Penjualan
Perkembangan penjualan Buku
Islam bertema anak “CV. Arya Duta,
Depok” dan “Gema Insani Press (GIP),
Depok” pada kurun waktu 5 (lima) tahun
mulai dari tahun 2010 s.d. 2014 dapat
dilihat pada tabel 5.1 dibawah ini.
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
43
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
Tabel 5.1. Data Perkembangan Penjualan
Produk Buku Islam Bertema
Anak “CV. Arya Duta, Depok”
dan “Gema Insani Press (GIP),
Depok”
konsep untuk
tersebut.
menghadapi
persaingan
3.4 Hasil dan Pembahasan
3.4.1 Analisis Berdasarkan Matrik SWOT
Matrik SWOT menggambarkan
berbagai alternatif strategi yang dapat
dilakukan oleh perusahaan yang didasarkan
pada hasil analisis SWOT. Maka akan
muncul 4 alternatif strategi SO, WO, ST
dan WT. Data dan informasi yang
digunakan oleh masing-masing strategi ini
diperoleh dari matrik IFAS (Internal Factor
Analysis Summary) dan EFAS (External
Factor Analysis Summary).
3.4.1.1 Hasil Analisis Matrik SWOT
(sumber: primer dan sekunder, diolah
GIP Depok dan CV. Arya Duta Depok,
2015)
Dari
data
tersebut
diatas
menunjukkan penjualan buku islam
bertema anak “CV. Arya Duta, Depok“
pada tahun 2012 dari semester I ke II pada
tahun 2012 mengalami penurunan yang
sangat signifikan, yaitu dari penjualan
sebanyak 37.318,- menjadi hanya 19.540,atau mengalami indeks penurunan sebesar
± 50% produk buku islam bertema anak.
Bandingkan dengan Gema Insani Press
(GIP), Depok, mengalami indeks kenaikan
penjualan buku sebesar ± 20%.
CV. Arya Duta, Depok ternyata
belum kuat daya saingnya terhadap Gema
Insani Press (GIP), Depok, hal ini terlihat
adanya penurunan nilai produksi pada
tahun 2012 semester I ke II tersebut di atas.
Namun demikian untuk menghadapi
persaingan dengan produk yang sejenis
tidak hanya di daerah, tetapi juga
persaingan dari luar daerah Depok, apalagi
dengan diterapkannya pasar bebas maka
CV. Arya Duta, Depok perlu menyusun
Faktor-faktor internal dan eksternal
yang diperoleh akan menjadi faktor
strategis yang diformulasikan dalam bentuk
tabel IFAS (Internal Factor Analysis
Summary) dan EFAS (External Factor
Analysis Summary),
Adapun skor yang diperoleh dari
analisis data yang diperoleh dari CV. Arya
Duta meliputi Kekuatan, Kelemahan,
Peluang, dan Ancaman adalah sebagai
berikut:
a. Kekuatan mempunyai skor
:
1.825
b. Kelemahan mempunyai skor : 0.325
c. Peluang mempunyai skor : 1.501
d. Ancaman mempunyai skor
:
0.770
Selanjutnya, Analisis Matrik SWOT
CV. Arya Duta, dapat dijelaskan berikut ini
Gambar tersebut menunjukkan
bahwa titik potong antara Kekuatan,
Kelemahan, Peluang, dan Ancaman terletak
pada kuadran I yaitu strategi Agresif, yang
berarti
bahwa
perusahaan
dapat
menggunakan kekuatan yaitu memiliki
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
44
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
fasilitas yang memadai, menghasilkan buku
islam bertema anak yang terbaik, memiliki
citra perusahaan yang baik, pemberian
diskon kepada konsumen, kemudahan
bertransaksi,
manajemen
perusahaan
dikelola dengan baik dan memiliki tenaga
kerja yang terampil yang dimilikinya untuk
memanfaatkan serta meraih peluang yaitu
mendapat dukungan dari stake holders,
memiliki pangsa pasar yang luas, bekerja
sama dengan beberapa toko, meningkatnya
minat terhadap buku CV. Arya Duta dan
tingginya tingkat kepercayaan masyarakat
terhadap produk buku CV.Arya Duta.
3.4.1.2 Pembahasan Faktor-Faktor Strategi
Internal dan Eksternal
Ketentuan faktor-faktor strategi
internal dan eksternal dapat di analisis
secara sistematis seperti apa yang sudah
ditetapkan dengan penjelasan sebagai
berikut:
3. Citra perusahaan yang baik
Citra CV. Arya Duta yang dibentuk
melalui promosi yang dilakukan sudah
sangat baik dan membuat konsumen
tertarik untuk membeli produk-produk dari
perusahan tersebut, dalam benak konsumen
sudah tertanam bahwa produk dari CV.
Arya Duta memiliki kualitas yang baik
sehingga banyak diminati oleh konsumen.
Citra perusahaan yang sudah cukup
terkenal merupakan kekuatan bagi CV.
Arya Duta dalam memasarkan dan dapat
mendukung kebijakan agresif.
4. Pemberian diskon
CV. Arya Duta, Depok memberikan
diskon kepada konsumen dalam jumlah
pembelian tertentu yang melakukan
pembelian secara langsung di Outlet atau
toko-toko yang ditunjuk.
5. Kemudahan bertransaksi
CV. Arya Duta, Depok selalu
memberikan kemudahan dalam melakukan
pembelian buku yang dilakukan di CV.
Arya Duta, Depok.
3.4.1.3 Faktor-Faktor Strategi Internal
A. Kekuatan (strength)
Kekuatan yang dimiliki oleh CV.
Arya Duta adalah sebagai berikut:
1. Fasilitas kerja
Fasilitas
(sarana
dan
prasarana) kerja sangat penting dalam
kegiatan pemasaran, dimana pemasaran
yang umum salah satunya harus ada
fasilitas. Adapun fasilitas yang dimiliki CV.
Arya Duta sangat baik dan dapat
memperlancar
jalannya
kegiatan
pemasaran.
Setiap
tenaga
pemasar
mempunyai
alat
transportasi
untuk
memudahkan mereka dalam kinerjanya.
2. Menghasilkan buku islam tema anak
yang terbaik
Buku mempunyai standar cetak dan
isi yang sudah ditetapkan dan juga
mempunyai quality control pada tahap pre,
press, post yang menghasilkan kualitas
buku yang baik.
6. Manajemen yang baik
CV. Arya Duta, Depok memiliki
manajemen yang baik dan telah
berpengalaman kurang lebih 10 tahun,
karyawan CV. Arya Duta, Depok sudah
mempunyai pengalaman dan berpendidikan
minimal lulusan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) ataupun SMA, Diploma
III dan Sarjana.
7. Tenaga kerja yang terampil
CV. Arya Duta, Depok mempunyai
tenaga-tenaga pemasaran yang handal,
karena sebagai tenaga pemasar mereka
harus cakap dan terampil. Selain itu
karyawan CV. Arya Duta, Depok juga
dilakukan training kerja selama seminggu
sebelum mereka mulai bekerja.
B. Kelemahan (Weakness)
Adapun kelemahan yang dimiliki
oleh CV. Arya Duta sebagai berikut:
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
45
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
1. Kurangnya promosi
CV. Arya Duta, Depok kurang
melakukan promosi sehingga masyarakat
kurang begitu mengenal produk CV. Arya
Duta, Depok terutama masyarakat diluar
kota Depok.
2. Lokasi perusahaan kurang terjangkau
CV. Arya Duta, Depok berada tidak
dijalan besar yang dilalui, kecuali mobil
pribadi sehingga masyarakat tidak bisa
langsung melihat secara langsung CV. Arya
Duta, Depok.
3. Keuntungan menurun
CV. Arya Duta, Depok mengalami
keuntungan menurun yang diakibatkan oleh
penjualan yang menurun.
3.4.1.4 Faktor-Faktor Strategi Eksternal
A. Peluang (opportunity)
Adapun peluang yang dimiliki CV.
Arya Duta adalah sebagai berikut:
Faktor ini merupakan pelung bagi
CV. Arya Duta, Depok karena dalam sistem
pemasaran tidak bisa lepas dari kerjasama
dengan toko atau Outlet sehingga dapat
mendukung kebijakan strategi agresif .
4. Meningkatnya minat masyarakat
Masyarakat mulai sadar bahwa buku
anak islam mempunyai peranan penting
bagi tumbuh kembang anak, dengan
kesadaran itu maka akan timbul minat
untuk membeli buku islam bertema anak.
5. Tingkat kepercayaan masyarakat
CV. Arya Duta, Depok sudah
dikenali oleh konsumen di pasaran, hal ini
menjadi peluang bagi perusahaan dalam
memasarkan produk bukunya. peluang ini
harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh
perusahaan sehingga dapat mendukung
kebijakan strategi agresif.
B. Ancaman (threat)
Adapun ancaman yang dihadapi
CV. Arya Duta adalah sebagai berikut:
1. Dukungan stake holders
Dukungan kepada CV. Arya Duta,
Depok, dari masyarakat luas tidak hanya
dari pemerintah daerah saja. Hal ini
merupakan peluang bagi CV. Arya Duta,
Depok yang dapat mendukung kebijakan
strategi agresif.
2. Pangsa pasar yang luas
CV. Arya Duta, Depok dalam
memasarkan produknya sudah sampai
keluar kota Depok yakni kota Jakarta,
Banten, Bekasi, Tangerang, Bogor,
beberapa pula Jawa, Sumatera dan lain-lain.
3. Bekerja sama dengan beberapa
toko buku
CV. Arya Duta, Depok sudah
memiliki
daerah
pemasaran
yang
dikuasainya.
Sehingga
jaringan
distribusinya sudah tertata dengan baik,
dari penelitian yang sudah dilakukan
diperoleh informasi bahwa CV. Arya Duta,
Depok mempunyai kerjasama dengan
beberapa toko atau Outlet yang berada di
daerah Jabodetabek.
1. Peraturan
pemerintah
tentang
penerbitan dan cetak
Kebutuhan akan regulasi yang bisa
mendorong
pertumbuhan
industri
penerbitan
dan
percetakan
dinilai
mendesak, dikarenakan adanya produk ebook yang dapat mengancam indutri
percetakan. Pentingnya pembukaan jalurjalur baru pendistribusian dalam industri
penerbitan dan percetakan, jika penerbit
hanya mengandalkan jaringan toko buku
dalam
urusan
pemasaran
dan
pendistribusian produk buku, hal ini
merupakan strategi pemasaran yang
ketinggalan zaman seiring tantangan
tersebut diatas.
2. Pesaing perusahaan sejenis
Pesaing untuk jenis produk buku
memang sangat banyak namun pesaing
yang utama adalah Gema Insani Press
karena dilihat dari skala perusahaan samasama besar, dan teknologi yang digunakan
pun hampir sama. Pesaing ini merupakan
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
46
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
ancaman bagi
perusahaan yang harus
diwaspadai dan diatasi supaya perusahaan
tetap eksis dan semakin kuat serta dapat
berkembang.
3. Perekonomian yang tidak stabil
Ekonomi
yang
tidak
stabil
menyebabkan daya beli konsumen menjadi
menurun, sehingga pemasaran menjadi ikut
menurun, ini merupakan ancaman bagi
CV.Arya Duta, Depok.
Adapun
faktor-faktor
yang
mendukung kebijakan pertumbuhan yang
Agresif adalah sebagai berikut:
1. Menambah fasilitas yang mendukung
kegiatan produksi
Menambah
fasilitas
yang
mendukung kegiatan produksi merupakan
kekuatan bagi perkembangan CV. Arya
Duta, Depok. CV. Arya Duta, Depok
mempunyai kualitas yang baik karena
mempunyai fasilitas yang mendukung
kegiatan produksi.
2. Meningkatkan kerja sama dengan toko
atau outlet
CV. Arya Duta, Depok wajib
meningkatkan kerja sama dengan toko atau
outlet, hal ini merupakan peluang bagi CV.
Arya Duta, Depok dalam melakukan
kegiatan pemasaran, karena kegiatan
pemasaran akan berjalan sesuai dengan
tujuan perusahaan.
3. Mempertahankan dan mengembangkan
pangsa pasar
CV. Arya Duta, Depok mempunyai
daerah pemasaran di wilayah Jabodetabek.
Pasar tersebut merupakan pasar sasaran dari
perusahaan. Dalam kondisi pasar selalu
terjadi perubahan, hal ini terjadi karena
tidak hanya satu atau dua produk yang
bersaing di pasaran namun berbagai macam
jenis produk, khususnya untuk jenis produk
buku banyak bermunculan di pasar yang
tentunya hal tersebut merupakan pesaing
bagi CV. Arya Duta
3.4.2
Penentuan
Alternatif
Strategi
Pemasaran
Setelah mengumpulkan semua
informasi yang diperlukan dan berpengaruh
terhadap perkembangan CV. Arya Duta,
tahap selanjutnya adalah menentukan
berbagai kemungkinan alternatif strategi
dengan menggunakan Matrik SWOT,
dimana
Matrik
tersebut
dapat
menggambarkan secara jelas berbagai
kemungkinan alternatif (SO, ST, WO dan
WT) yang bisa digunakan oleh CV. Arya
Duta, selanjutnya dapat dijelaskan sebagai
berikut.
3.4.3 Analisis Berdasarkan Matrik Boston
Consulting Group (BCG)
3.4.3.1 Analisis Posisi Perusahaan dalam
Persaingan
Matrik Boston Consulting Group
(BCG) merupakan model yang sangat baik
untuk mengevaluasi strategi bisnis dalam
perusahaan, sehingga dapat diketahui
strategi perusahaan yang terbaik untuk
diambil dan dirumuskan. Matrik ini pada
dasarnya melihat posisi perusahaan dalam
persaingan industri sejenis yang didasarkan
pada dua hal, yaitu tingkat pertumbuhan
pasar dan pangsa pasar relatif.
Dari data-data yang telah diperoleh,
yaitu hasil penjualan produk perusahaan
dan industri sejenisnya, maka analisis
Boston Consulting Group (BCG) bisa
dimulai dengan cara menentukan posisi dari
masing-masing produk ke dalam sebuah
matrik sebagai berikut:
1. Produk Buku Islam Anak CV. Arya
Duta
Dari data yang diperoleh di CV.
Arya Duta dapat ditentukan sebagai
berikut:
a. Tingkat Pertumbuhan Pasar
Berdasarkan
perhitungan
diperkirakan untuk semester I tahun 2015
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
47
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
mengalami kenaikan Tingkat Pertumbuhan
Pasar dari semester II tahun 2015 sebesar: 0%2
Tingkat
Pertumbuhan Pasar
Tingkat Pertumbuhan Pasar =
(43.454) – (38.980) : 38.980 x 100% =
11.47%
1
Star
uku
1,47%
1
0%
pangsa
yasi
b. Pangsa Pasar Relatif
Merupakan perbandingan
pasar yang diraih perusahaan dibanding
dengan pesaing terdekatnya atau pemimpin
pasar, dalam hal ini perbandingan antara
perusahaan CV. Arya Duta dengan Dapur
Kreasi .
n
Cash Cow
4
X
Pangsa Pasar Relatif = (43.454 :
31.223) = 1.39x
Dari perhitungan berdasarkan teori
Matrik Boston Consulting Group (BCG).
Perusahaan CV. Arya Duta dapat
ditampilkan
dalam
Matrik
Boston
Consulting Group (BCG) sebagai berikut:
Tingkat Pertumbuhan Pasar :
11.47%
Pangsa Pasar Relatif
:
1.39x
Berarti posisi produk buku islam
anak CV. Arya Duta berada dalam Matrik
Boston Consulting Group (BCG) yaitu:
“Star“ atau Bintang, dimana produk
tersebut memiliki Pangsa Pasar Relatif dan
Tingkat Pertumbuhan Pasar yang tinggi.
3.4.3.2 Pemetaan Posisi Produk Buku
Islam Anak CV. Arya Duta dalam
Matrik BCG
Dari perhitungan di atas maka posisi
produk buku islam anak CV. Arya Duta
dapat digambarkan dalam Matrik Boston
Consulting Group (BCG) dapat dijelaskan
berikut
Question Mark
B
Dog
1
1
,39X
X
Pangsa Pasar Relatif
0
,1X
Gambar 5.4 Matrik BCG Produk
Buku Islam Anak CV. Arya Duta, 2016,
diolah
Dari hasil perhitungan pada teori
Matrik Boston Consulting Group (BCG) di
atas, maka dapat di evaluasi produk Buku
Islam Anak CV. Arya Duta, Depok
memiliki Pangsa Pasar Relatif sebesar
1,39x dibandingkan pesaing utamanya
Gema Insani Press.
Produk Buku Islam Anak CV. Arya
Duta, Depok berada di dalam posisi “Star“
atau Bintang. Sementara itu posisinya
relatif kuat. Produk dalam posisi ini
menghasilkan keuntungan yang besar dan
bisa digunakan untuk membiayai jenis
produk pada posisi “Question Mark“ atau
Tanda Tanya yang cenderung lebih
memerlukan dana dan perhatian.
Dengan dasar pertimbangan ini,
analisis Matrik Boston Consulting Group
(BCG)
menawarkan
saran;
Menggembangkan (Build); karena produk
pada posisi ini akan memberikan
keuntungan yang besar bagi perusahaan.
Produk yang berada dalam posisi ini
memiliki kemungkinan untuk tumbuh di
pasar lebih besar daripada produk yang
berada dalam posisi (Cash Cow) atau Sapi
Perah. Hal ini menunjukkan bahwa produkVolume 04 Nomor 01 Januari 2017
48
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
produk dalam posisi ini masih dapat
dilakukan pengembangan produk untuk
memperpanjang siklus hidup produk dua
atau tiga kali lebih panjang dibanding
dengan siklus hidup produk awalnya.
Jika perusahaan memiliki pangsa
pasar yang tinggi untuk produk itu maka
aliran kas jangka pendek cukup besar untuk
perusahaan, sebab posisi ini merupakan
penghasil dana kas yang besar bagi
perusahaan serta perlu dikembangkan
posisinya agar pangsa pasar yang dimiliki
oleh perusahaan dapat ditingkatkan
Strategi yang dapat diterapkan oleh
perusahaan CV. Arya Duta, Depok dalam
menggembangkan posisi produk Buku
Islam Anak ini adalah dengan terus
menjaga kualitas dari buku yang sudah
dikenal kualitas, mempercantik desain serta
pelayanan yang lebih berkualitas, hal ini
untuk menghindari kekecewaan konsumen
apabila terjadi kekecewaan tersebut yang
tidak sesuai dengan keinginan konsumen.
Untuk dapat bersaing dengan
pesaing utama yaitu Gema Insani Press
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dari
segi produksi dan dari segi pemasaran. Dari
segi produksi dapat dilakukan dengan
meningkatkan kualitas produk buku baik
cetak, pre dan pasca cetak . Menurut Kotler
(1999:20) menyatakan konsep produk
bahwa konsumen akan menyukai produkproduk yang menawarkan ciri paling
bermutu,
berkinerja,
atau
inovatif.
Sedangkan dari segi pemasaran bisa dengan
cara menambah daerah pemasaran yang
lebih luas. Menurut Kotler (1999:22)
menyatakan konsep pemasaran bahwa
kunci untuk mencapai tujuan organisasional
yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut
harus menjadi lebih efektif dibandingkan
para
pesaing
dalam
menciptakan,
menyerahkan dan mengkomunikasikan
nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang
terpilih.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dengan
metode SWOT (Strength, Weakness,
Opportunity, Threat) dan analisis Matrik
Boston Consulting Group (BCG) pada CV.
Arya Duta, Depok dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Analisis SWOT, CV. Arya Duta, Depok
terletak pada kuadran I yakni Strategi
Agresif , Strategi Agresif adalah situasi
dimana industri berada pada posisi
paling
menguntungkan.
Industri
memiliki banyak kesempatan dan
kekuatan yang dapat digunakan untuk
memanfaatkan peluang yang ada untuk
mencapai
tujuan
strategi
yang
diterapkan dalam kondisi ini adalah
mendukung kebijakan pertumbuhan
yang agresif.
2. Analisis BCG, CV. Arya Duta, Depok
terletak pada posisi “Star “ atau
Bintang, posisi “Star“ atau Bintang
adalah posisi yang memiliki Pangsa
Pasar yang tinggi dan tingkat
Pertumbuhan Pasar yang tinggi.
3. Strategi pemasaran yang cocok untuk
diterapkan pada produk buku islam anak
CV. Arya Duita adalah “Build“ atau
Kembangkan, Tujuan utamanya strategi
ini adalah melakukan pengembangan
terhadap produk perusahaan agar
mampu berkembang sehingga posisinya
dapat menghasilkan laba secara
sustainable atau berkelanjutan bagi
perusahaan.
4.2 Saran
Dari
hasil
penelitian
dan
pembahasan diatas, di rekomendasikan
kepada CV. Arya Duta, Depok melakukan
hal sebagai berikut:
1. Meningkatkan kerja sama dengan toko
atau Outlet, dengan meningkatkan kerja
sama, CV. Arya Duta, Depok dapat
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
49
JURNAL KREATOR
e-ISSN : 2548-9542
Mochamad Yunus Fitriady, Nurjalih
menambah
mitra
kerja
untuk
memasarkan produk buku islam anak.
2. Meningkatkan promosi diberbagai
pameran dan media cetak, dengan
harapan konsumen lebih mengenal CV.
Arya Duta, Depok dan produk buku
islam bertema anak dari perusahaan
tersebut.
5. REFERENSI
Azizah, N. 2005. Strategi Pemasaran
Rokok Gudang Garam Pada PT.
Surya Bakti Utama Jember – Jawa
Timur. Proyek Usaha Mandiri
(Tidak dipublikasikan), Jember:
MNA Politeknik Negeri Jember.
Hitt, M. A. & Ireland, Duane R &
Hokinson,
Robert
E.1997,
Manajemen
Strategis:
Menyongsong Era Persaingan Dan
Globalisasi. Jakarta: Erlangga.
Kotler, P. 1999. Manajemen Pemasaran.
Jakarta: Prenhallindo.
Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran
Modern: Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Kontrol. Jakarta:
Prenhallindo.
Ningrum, Indah L. R. 2004. Analisis
Strategi Pemasaran Berdasarkan
Matrik Boston Consulting Group
pada
Perusahaan
Roti
SIP
Politeknik
Pertaninan
Negeri
Jember.
Skripsi
(Tidak
dipublikasikan), Jember: Fakultas
Ekonomi, Universitas Jember.
Mahanani, Retno Sari dan Kurniawan,
Bagus Putu Yudhia 2004. Strategi
Pengembangan Usaha Industri
Kecil
Kerajinan
Kuningan
”Cibogo”Penelitian Dosen Muda,
Politeknik Negeri Jember.
Rangkuti, F.1999. Analisis SWOT Teknik
Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
Gramedia Pustaka.
Singarimbun, M., dan Effendi, S. 1989.
Metode Penelitian Survai. Jakarta:
LP3ES.
Stanton, William J. 1991. Prinsip
Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Tjiptono, Fandi. 1997, Soal Jawab
Pemasaran. Yogyakarta: Andi
Offset.
Usman, H., dan Akbar, R. P. S. 1995.
Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi
Aksara.
Volume 04 Nomor 01 Januari 2017
50
Download