Makalah Seminar Kerja Praktek UPGRADE POWER

advertisement
Makalah Seminar Kerja Praktek
UPGRADE POWER TRANSMISSION 3G KEADAAN CONGESTION
Brilian Dermawan (21060111130041), Dr. Wahyul Amien Syafei, ST. MT
(197112181995121001)
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudarto S.H Tembalang, Semarang, Indonesia
email : [email protected]
ABSTRAK
Cakupan Node B (Node B coverage) merupakan salah satu faktor penting dalam transmisi 3G karena berperan
sebagai penentu seberapa besar sinyal yang diterima pelanggan (user). Node B coverage menghasilkan cakupan sinyal RF
(Radio Frequency). Radius dari Node B coverage dipengaruhi oleh daya yang diberikan pada WRFU/RRU (WCMA Radio
Frequency Unit / Remote Radio Unit). Ketika pelanggan mengakses jaringan 3G pada waktu yang bersamaan, daya
WRFU/RRU akan terbagi sesuai dengan banyaknya pelanggan. Terjadi congestion jika pelanggan tidak mendapatkan
jaringan 3G. Hal ini karena adanya cell breathing, yaitu semakin banyak jumlah pelanggan, semakin kecil Node B coverage
atau sebaliknya. Pada kerja praktek ini, saya melakukan Upgrade Power Transmission 3G dengan mengubah daya transmisi
menjadi lebih besar sehingga tidak terjadi congestion.
Kata kunci : Node B coverage, WRFU/RRU power, Upgrade power, Congestion
jaringan 3G. Hal ini karena adanya cell
breathing, yaitu semakin banyak jumlah
pelanggan, semakin kecil Node B coverage
atau sebaliknya.
Daya merupakan salah satu karakteristik
yang terpenting dari 3G [1]. Kapasitas daya
yang besar sangat penting untuk menjaga
kestabilan kecepatan data. Upgrade Power
Transmission 3G adalah cara untuk
mengembalikan
ataupun
meningkatkan
kecepatan data dengan mengubah daya
menjadi lebih besar dan mengalokasikan
pelanggan ke carrier yang normal. Upgrade
Power
Transmission
3G
dilakukan
menggunakan iManager M2000 Client.
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Teknologi
telekomunikasi
wireless
generasi ketiga (3G) yaitu Universal Mobile
Telecommunication System (UMTS). UMTS
merupakan suatu evolusi dari GSM (Global
System for Mobile Communications), dimana
interface
radionya
adalah
WCDMA
(Wideband Code Division Multiple Access),
mampu melayani transmisi data dengan
kecepatan yang lebih tinggi [1].
Sebagai salah satu faktor penting dalam
transmisi jaringan 3G, cakupan Node B (Node
B coverage) berperan sebagai penentu
seberapa besar sinyal yang diterima
pelanggan (user). Node B coverage
merupakan cakupan sinyal RF (Radio
Frequency). Radius dari Node B coverage
dipengaruhi oleh daya yang diberikan pada
WRFU/RRU (WCMA Radio Frequency Unit
/ Remote Radio Unit). Ketika pelanggan
mengakses jaringan 3G pada waktu yang
bersamaan, daya WRFU/RRU akan terbagi
sesuai dengan banyaknya pelanggan. Terjadi
congestion jika pelanggan tidak mendapatkan
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui proses Upgrade Power
Transmission pada jaringan 3G.
2. Mengetahui script yang digunakan pada
Upgrade Power Transmission pada jaringan
3G.
1
sistem WCDMA sangat fleksibel dalam
menyediakan paduan layanan dan layanan
yang membutuhkan variable bit rate. Radio
Resource Management dilakukan dengan
mengalokasikan power untuk setiap user
(call), dan untuk menjamin bahwa kualitas
sinyal tidak melampaui batas maksimum
interference yang telah ditentukan. Tidak ada
alokasi kode maupun time slot yang
dibutuhkan ketika terjadi perubahan bit rate.
Hal ini berarti bahwa alokasi physical channel
tidak terpengaruh pada saat terjadi perubahan
bit rate. Sistem WCDMA tidak membutuhkan
perencanaan frekuensi, dikarenakan setiap
cell menggunakan frekuensi yang sama.
1.3 Pembatasan Masalah
Pada makalah Kerja Praktek ini berjudul
“Upgrade Power Transmission 3G keadaaan
congestion”. Batasan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Makalah ini hanya menjelaskan secara
singkat 4 resources 3G.
2. Makalah ini hanya membahas cara
Upgrade Power Transmission 3G yang
dilakukan pada satu Node B.
3. Makalah ini tidak membahas Script yang
lain selain Script Upgrade Power
Transmission 3G.
II. Resources di 3G
2.1 CE (Channel Element)
CE adalah resource Hardware Node B.
Jumlah CE yang tersedia dalam satu Node B
menunjukkan kapabilitas kanal demodulasi
Node B tersebut. Semakin banyak CE pada
sebuah Node B, semakin besar kapabilitas
kanal demodulasi dan pengolahan layanan
untuk melayani pelanggan [2]. Setiap layanan
membutuhkan jumlah CE tertentu untuk
memastikan saluran demodulasi yang tepat.
2.4 Iub Bandwidth
Antarmuka Iub merupakan koneksi ATM
(Asymmetric
Transfer
Mode)
yang
menghubungkan Node B dengan RNC (Radio
Network Controller) [3].
III. BTS 3900 dan WRFU/RRU
BTS (Base Transceiver Station) adalah
perangkat
dalam
suatu
jaringan
telekomunikasi seluler yang berbentuk sebuah
kabinet yang berisi perangkat pemancar dan
penerima yang tersambung dengan menara
pemancar dengan ketinggian tertentu lengkap
dengan antena pemancar dan penerima.
BTS sangat penting dalam suatu jaringan
telekomunikasi, karena menghubungkan
jaringan suatu operator telekomunikasi seluler
dengan pelanggannya. BTS memiliki daerah
cakupan yang luasannya tergantung dari kuat
lemahnya pancaran daya dari sinyal yang
dikirimkan ke pelanggan. Selain itu, faktor
lingkungan dan interferensi dari BTS operator
lain juga cukup berpengaruh pada
kemampuan BTS dalam mengcover daerah
yang luas.
WRFU/RRU (WCDMA Radio Filter Unit
/ Remote Radio Unit) merupakan salah satu
komponen penting dari BTS 3900 yang
menghubungkan kabinet dengan menara
pemancar dan penerima [4]. Fungsi
2.2 Code Resource
Dalam sistem WCDMA digunakan dua
macam operasi pada physical channel :
channelization dimana mentransformasikan
setiap bit ke dalam jumlah chip SF (Spreading
Factor), sedangkan Scrambling Code
digunakan untuk menebar sinyal informasi [1].
Pada operasi channelization, kode OVSF
(Orthogonal Variabel Spreading Factor)
digunakan untuk menjaga keorthogonalan
antara physical channel dari sebuah hubungan
walaupun dengan menggunakan laju yang
berbeda.
2.3 Power
Salah satu karakteristik yang terpenting
dari WCDMA (Wideband Code Division
Multiple Access) adalah kenyataan bahwa
power merupakan resource yang dishare
secara bersama-sama [1]. Hal ini menjadikan
2
WRFU/RRU adalah menghasilkan keluaran
sinyal RF yang dilanjutkan ke menara
pemancar dengan menggunakan antena
sektoral sehingga sinyal RF tersebut dapat
dipancarkan sesuai sektor yang telah
ditentukan. Perbedaan WRFU dengan RRU,
yaitu WRFU terletak didalam kabinet BTS
sedangkan RRU berada dekat dengan
perangkat pemancar di Tower [4]. Selain itu
RRU juga dilengkapi dengan perlindungan
terhadap cuaca karena berada diluar ruangan.
terpusat pada mereka. Penggunaan iManager
M2000 membutuhkan username, password
dan server sehingga tidak sembarang orang
dapat memakainya. Hanya orang yang sudah
terregistrasi dengan pihak Huawei yang dapat
menggunakan software ini. Berikut gambar 1
menunjukkan tampilan utama iManager
M2000 setelah log in berhasil [7].
IV. Analisa
4.1 Congestion pada jaringan 3G
Congestion bisa diartikan macet atau
perlambatan.
Maksudnya,
congestion
merupakan perlambatan yang terjadi pada
jalur paket-paket data. Kondisi ini diakibatkan
ketika sebuah network yang besar mempunyai
beban yang banyak dan mengakibatkan
performansi menurun/lambat dengan kata lain
jumlah pengiriman data melebihi kapasitas
router yanga ada [5].
Congestion dapat terjadi di sumbersumber 3G, salah satunya yaitu pada power
3G. Ketika pelanggan mengakses jaringan 3G
pada waktu yang bersamaan, daya
WRFU/RRU akan terbagi sesuai dengan
banyaknya pelanggan. Terjadi congestion jika
pelanggan tidak mendapatkan jaringan 3G.
Hal ini karena adanya cell breathing, yaitu
semakin banyak jumlah pelanggan, semakin
kecil Node B coverage atau sebaliknya [6].
Oleh karena itu perlu dilakukan Upgrade
Power Transmission pada jaringan 3G.
Gambar 1. Tampilan utama iManager M2000 Client
4.3 Langkah-langkah Upgrade Power
Transmission 3G
Upgrade Power Transmission jaringan
3G dilakukan dengan permasalahan, yakni
terjadi congestion pada suatu Node B.
Kemudian dilakukan Upgrade power
transmission, yakni penambahan daya sebesar
460dBm atau yang setara dengan 40W pada
disetiap carrier [8]. Node B tersebut memiliki 6
RRU dengan masing-masing memiliki 2
carrier. RRU di Node B tersebut memiliki
variasi daya, yakni berdaya 60W dan 80W
dengan pembagian setiap carrier berdaya
30W. Oleh karena itu perlu mengubah daya
pada carrier menjadi 40W. Berikut ini
langkah-langkah
Upgrade
Power
Transmission :
1. Memfilter data node B yang mengalami
congestion.
Data node B sudah ada dari pihak
Telkomsel sendiri. Lakukan pemfilteran node
B yang mengalami congestion dengan
memblok kolom keterangan lalu di filter.
Setelah difilter, pilih opsi keadaan congestion.
Data node B sekarang sudah terfilter sehingga
menampilkan node B yang mengalami
congestion saja.
4.2 Software yang digunakan untuk
Upgrade Power Transmission
iManager M2000 Client merupakan
software yang dikembangkan secara mandiri
oleh Huawei Technologies Co, Ltd. Software
ini berfungsi untuk mengelola jaringan
mobile[7]. IManager M2000 dapat mengakses
seluruh rangkaian produk yang dikembangkan
oleh Huawei dan melakukan manajemen
3
2. Menjalankan software iManager M2000
Client.
Membuka software iManager M2000
Client kemudian login server dilanjutkan
dengan memilih node B kemudian membuka
MML (Man Machine Language) command.
Berikut gambar 2 menunjukkan tampilan
MML command.
untuk mengubah daya masing-masing cell
menjadi 460 dengan satuan dBm. Scriptnya
yaitu
MOD
UCELL:
CellId=x,
MaxTxPower=460; dimana ‘x’ diisi dengan
cellid yang tersudah ditentukan dan
dijalankan di RNC.
Setelah Script MOD UCELL dijalankan,
dilanjutkan dengan mengaktifkan kembali
mode algoritma yang dinamakan dengan
Script MOD ALGOLSWITCH=1. Scriptnya
yakni
MOD
UCELLALGO
SWITCH:CELLID=60051,
BMLdcAlgoSwitch=INTRA_FREQUENCY
_LDB-1; diketik sebanyak sembilan kali
dengan cellid yang berbeda.
Script keenam adalah Script pengecekan
lisensi daya yang tersedia untuk daya
460dBm. Scriptnya yakni DSP LICENSE:;
dan dijalankan di node B. Jika lisensi belum
maka perlu dijalankan lewat metode distribute
license.
Setelah lisensi tersedia, dilanjutkan
dengan menjalankan Script ketujuh, yaitu
MODIFY LOCELL dan dijalankan di node B.
Fungsi Script ini untuk merubah nilai transmit
power dari cell.
Setelah MODIFY LOCELL selesai
dieksekusi dan berhasil, dilanjutkan dengan
mengaktifkan kembali UCELL dengan Script
ACT UCELL: CellId=x; diketik sebanyak
sembilan kali dengan cellid yang tersudah
ditentukan dan running di RNC.
Script terakhir, yakni Script pengecekan.
Scriptnya
yaitu
DSP
CELLCFG:MODE=ALLCELL;
dimana
setelah menjalankan Script ini daya sudah
berubah menjadi 460dBm dan mengecek nilai
VSWR sesuai dengan sebelum dirubah
dengan menjalankan Script DSP VSWR:;.
Gambar 3 dan 4 menunjukkan hasil Script
pengecekan.
Gambar 2. Tampilan MML command
3. Menjalankan Upgrade Power Transmission
dengan MML command [9].
Pertama yang perlu dilakukan adalah
memback up data. Scriptnya, yaitu LST
LOCELL:MODE=CELL,
LOC
ELL=x
dimana ‘x’ diisi dengan urutan local cell yang
ingin diubah dan Script DSP VSWR:; dan
kedua dijalankan di node B. Script back up
akan dilakukan sebanyak sembilan kali
dengan local cell berurutan dari 1 sampai 9.
Setelah menjalankan Script pertama,
dilanjut menjalankan Script Deactivate
UCELL yang dijalankan pada RNC.
Perbedaan dijalankan di RNC dan node B,
yaitu Script hanya tersedia pada salah satu
keduanya dan bila dijalankan tidak sesuai,
maka akan terjadi error. Script kedua, yaitu
DEA UCELL: CellId=x; dimana ‘x’ diisi
sesuai dengan Cellid.
Script
selanjutnya
adalah
Script
menonaktifkan mode algoritma, MOD
ALGOLSWITCH=0. Script ini, yakni MOD
UCELLALGO
SWITCH:CELLID=x,
BMLdcAlgoSwitch=INTRA_FREQUENCY
_LDB-0; diketik sebanyak sembilan kali
dengan cellid yang berbeda.
Setelah menonaktifkan mode algoritma,
dilanjutkan dengan running Script keempat,
Script MOD UCELL, Script yang digunakan
4
(b)
(a)
Gambar 4. Hasil Script DSP VSWR bagian
(a) pertama (b) kedua
Pada gambar 4 (a) dan (b) dihasilkan nilai
VSWR yang sama seperti sebelum dilakukan
pengubahan daya sehingga konfigurasi lain
selain pengubahan daya tidak mengalami
perubahan. Dengan demikian Upgrade Power
Transmission dapat nyatakan berhasil.
V. Penutup
5.1 Kesimpulan
1. Upgrade Power Transmission 3G
merupakan suatu cara mengembalikan
ataupun meningkatkan kecepatan data dengan
mengubah daya pada carrier menjadi lebih
besar.
2. Pengeksekusian script pada software
iManager M2000 Client, harus dilakukan di
salah satu titik yaitu pada RNC atau pada
Node B maupun BTS.
3. Keruntunan menjalankan script dalam
proses Upgrade Power Transmission sangat
penting sehingga tidak terjadi error.
(b)
Gambar 3. Hasil Script CELLCFG bagian
(a) pertama (b) kedua
Pada gambar 3 (a) dan (b) dihasilkan
konfigurasi cell yang sudah berubah. Pada
kolom Max Transmission Power (0.1 dBm)
nilai daya RF sudah meningkat menjadi 46.0
dBm atau setara dengan 40 W pada setiap
carrier.
5.2 Saran
1. Perlu teliti dalam mengeksekusi Script
yang digunakan dalam menggunakan
software iManager M2000 Client.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ferdianto, Fitrah. Konsep Dasar
WCDMA/Bab II. 2013.
[2] Nalavade, Shailendra. Channel Element
(CE). Huawei Technologies Co., Ltd.
2004.
[3] Ocira, David. Radio Network Planning &
Optimisation : Iub DIMENSIONING.
2013.
(a)
5
6
Download