SAMBUTAN MENTERI AGAMA R.I. DALAM RANGKA PEMBINAAN PEGAWAI IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA TANGGAL 13 APRIL 2006 DI SURABAYA Assalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Pertama-pertama kami memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah dilimpahkan kepada kita semua. Mudah-mudahan nikmat dan karunia-Nya senantiasa menyertai kita sekalian sehingga kita tetap berada dalam keadaan yang membahagiakan, dijauhkan dari cobaan dan bencana yang mendatangkan kesulitan, yang akhir-akhir ini sering melanda negeri kita. Selanjutnya, kita tak lupa mengucapkan salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi surf teladan bagi kita semua dalam menjalani kehidupan yang benar, baik sebagai individu, warga masyarakat maupun sebagai pemimpin. Pertemuan silaturahmi ini semoga akan memberikan kesempatan bagi Institut Agama Islam Negeri untuk memainkan peran yang lebih besar di dalam rangka meningkatkan kualitas hidup umat dan bangsa. Kualitas yang dimaksud meliputi kesejahteraan lahiriah dan batiniah, material dan spiritual, berdimensi duniawi dan ukhrawi. Kualitas hidup seperti itu perlu dipertegas mengingat realitas sosial di negeri kita yang masih memprihatinkan. Masih banyak warga masyarakat kita yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang pokok, mempunyai tingkat pendidikan yang rendah, keterampilan kerja yang minim, produktivitas kerja yang kurang, penguasaan di bidang teknologi yang masih sangat terbatas, dan sebagainya. Kesemuanya itu menunjuk pada kualitas hidup dari segi material yang masih jauh dari harapan. Dalam kondisi seperti itu kita mengharapkan adanya perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan ke arah itu dapat diupayakan antara lain melalui lembaga pendidikan, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Lembaga pendidikan diharapkan dapat mengantar peserta didik menjadi manusia-manusia yang cerdas, terampil dan bertakwa. Kecerdasan yang dimaksud dijabarkan belakangan ini dengan tiga unsur, yakni kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Dengan kata lain, kita memerlukan kecerdasan yang lengkap dan berkeseimbangan. Upaya untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa sudah dicanangkan oleh para pemimpin bangsa yang membidani lahirnya Republik Indonesia tercinta. Cita-cita para pemimpin tersebut perlu kita usahakan bersama. Kita secara bersama-sama perlu mendorong masyarakat untuk mengusahakan kualitas hidup yang sejahtera. Kesejahteraan dari segi ekonomi terwujud dalam bentuk kemakmuran yang dinikmati bersama segenap lapisan masyarakat. Kesejahteraan dari segi material sangat diperlukan untuk mengupayakan kesejahteraan yang berdimensi moral dan spiritual. Hanya saja perhatian ke arah ini agaknya dilupakan banyak orang. Pandangan hidup yang materialistis dan hedonistis membuat banyak orang berlomba menumpuk harta dengan cara-cara yang tidak sehat. Sebagian orang terpelajar dan orang tak berpendidikan melakukan kesalahan dengan caranya sendiri-sendiri untuk mendapatkan kekayaan. 1 Penyimpangan dan keterbelakangan dalam berbagai bentuknya yang terjadi di masyarakat perlu dikaji dengan cermat. Kita perlu memahami berbagai fenomena sosial dan realitas kehidupan dengan sudut pandang yang beragam. Dalam kaitan ini kehadiran Universitas Islam Negeri merupakan suatu bentuk respons terhadap perkembangan zaman yang ditandai dengan munculnya masalah yang semakin kompleks di tengah percaturan politik, ekonomi, dan budaya yang bersifat global. Perubahan tersebut merupakan suatu bentuk dinamika yang senantiasa dibutuhkan dalam dunia pendidikan. Institut Agama Islam Negeri ditantang untuk mengembangkan berbagai bidang studi sesuai dengan kemajuan zaman dan kebutuhan masyarakat. Hal tersebut merupakan suatu kemestian. Sebab sistem ataupun lembaga pendidikan yang sehat harus mampu menjawab tantangan zaman. Bila tidak demikian, maka sistem ataupun lembaga tersebut akan sulit berkembang. Selama beberapa dasawarsa silam lembaga pendidikan tinggi Islam negeri mengkhususkan kajiannya dalam bidang ilmu-ilmu agama Islam. Kini muncul semangat yang besar dan peluang yang lebar untuk mengembangkan bidang-bidang studi lainnya. Gejala baru ini tentu sangat menggembirakan dilihat dari berbagai sisi. Sebagai sebuah Perguruan Tinggi Islam, lembaga ini dapat mengembangkan bidang keagamaan, sosial, budaya, pengetahuan alam, teknologi, dan sebagainya secara berdampingan dan saling mengisi. Kehadiran Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri merupakan kelanjutan dari proses integrasi keilmuan yang telah dilaksanakan pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah hingga Aliyah. Sebagai bangsa yang religius kita membutuhkan sarjana-sarjana ilmu agama Islam yang memiliki wawasan pengetahuan umum yang memadai. Sebaliknya, sarjana dalam berbagai disiplin ilmu lainnya perlu memiliki dasar-dasar pengetahuan agama yang memadai. Kita membutuhkan sarjana-sarjana yang dapat memahami kenyataan hidup secara lebih baik dengan memadukan ilmu dan iman. Bila keduanya tidak seimbang, maka cara pandang yang sempit dan dangkal akan sulit dihindarkan di dalam menyelesaikan berbagai masalah yang kita hadapi dalam kehidupan ini. Kehadiran Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri diharapkan dapat memacu umat untuk mengembangkan aneka disiplin ilmu yang saling menunjang. Ini sejalan dengan ajaran Islam yang memerintahkan umatnya untuk membaca kitab sucinya dan membaca fenomena alam secara terpadu. Kedua bentuk "pembacaan" itulah yang dapat membantu umat ini meraih kesejahteraan yang sempurna, lahir dan batin. Selain itu, Islam sebagai hidayah dan rahmat bagi semesta alam hanya dapat dijabarkan dengan baik jika umat ini mampu memahami pesan-pesan agama secara cerdas. Untuk sampai pada pemahaman seperti itu diperlukan dasar-dasar pengetahuan yang memadai, baik dari segi ilmu agama maupun pengetahuan penunjang. Bangsa kita dianugerahi oleh Allah SWT dengan kekayaan alam yang melimpah ruah. Akan tetapi, di negeri yang kaya ini masih banyak warganya yang hidup dalam kondisi ekonomi yang memprihatinkan. Ini merupakan suatu isyarat bahwa kita kurang berhasil mengembangkan sumber daya manusia yang bisa mengolah alam tersebut secara maksimal dan bertanggungjawab. Kunci utama untuk mengembangkan sumber daya manusia adalah pendidikan yang baik dan berkualitas. Pendidikan yang dimaksud mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dengan sebaik-baiknya untuk tujuan yang luhur, yakni kemaslahatan umat manusia. Tujuan ini yang agaknya dilupakan banyak orang sehingga kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kita saksikan sekarang ini melahirkan kesenjangan yang lebar antara satu kelompok masyarakat dengan yang lainnya, ketimpangan antara nilai-nilai luhur yang diajarkan agama dengan perilaku manusia. 2 Semoga Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan-Nya dalam menjalankan tugas sehingga segala rintangan dapat diatasi. Semoga masa jabatan yang akan dijalani membawa kesuksesan yang dikenang sepanjang masa. Amin ya Rabbal Alamin. Wasalamu’Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Surabaya, April 2006 Menteri Agama RI, ttd Muhammad M. Basyuni 3