memberi kesempatan tumbuh

advertisement
memberi
kesempatan tumbuh
laporan tahunan 2014
daftar isi
Ikhtisar Utama
2
TINJAUAN USAHA
60
Ikhtisar Keuangan
2
Pendahuluan
62
Kinerja Utama 2014
3
Kegiatan Tahun 2014
66
Peristiwa Penting
4
Pendekatan Segmen
Tunas Usaha Rakyat
68
Tantangan Pengembangan Segmen
Tunas Usaha Rakyat
70
Rencana Jangka Panjang
71
Laporan Manajemen
6
Laporan Komisaris Utama
8
Laporan Direktur Utama
16
Laporan Dewan Pengawas Syariah
22
Profil Perusahaan
24
Visi, Misi dan Nilai-nilai
26
5 Keunikan BTPN Syariah
28
Sekilas dan Sejarah BTPN Syariah
29
Struktur Organisasi
30
Profil Dewan Komisaris
32
Profil Direksi
34
Profil Dewan Pengawas Syariah
39
Profil Komite Setingkat
Dewan Komisaris
40
Susunan Kepemilikan dan
Kepengurusan BtPn Syariah
42
Struktur Kepemilikan BTPN Syariah
44
Informasi Bagi Pemegang Saham
46
Pembahasan dan
Analisis Manajemen
48
Tinjauan Perekonomian
50
Kinerja Keuangan
53
Dampak Keuangan
55
Prospek Bisnis 2015
56
Testimonial
58
TINJAUAN OPERASIONAL
72
Sumber Daya Manusia
74
Manajemen Risiko
80
Operasional
86
Teknologi Informasi
88
DAYA
90
Tata Kelola Perusahaan
96
Laporan Tata Kelola Perusahaan
98
Laporan Internal Audit
129
Laporan Kepatuhan
133
Laporan Komite
137
Tanggung Jawab Sosial, Lingkungan
dan Sistem Manajemen (Daya)
150
Data Perusahaan
156
Pejabat Eksekutif
158
Produk dan Layanan
160
Jaringan Kantor
161
Surat Pernyataan Anggota Dewan
Komisaris dan Direksi
162
Informasi Keuangan
164
memberi
kesempatan tumbuh
Seluruh pemangku kepentingan dari BTPN
Syariah mempunyai kesempatan yang sama
untuk tumbuh dan memiliki kehidupan yang
lebih berarti.
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
ikhtisar keuangan
(dalam juta Rupiah)
NERACA
2014
2013
Total Aset
3.780.498
300.438
Total Pembiayaan yang Diberikan
2.499.087
183.245
-
4.936
2.707.504
122.274
20.000
3.794
510.680
36.534
2.176.824
81.946
905.429
169.833
1.037.733
-
-
69.893
(168.814)
-
-
(8.892)
7.264
2.354
(751.622)
(62.607)
124.561
748
(128)
(392)
124.433
356
7.897
-
98.942
171
Rasio Biaya terhadap Pendapatan (BOPO)
85,92%
98,97%
Rasio Kecukupan Modal (CAR) memperhitungkan Risiko Pembiayaan
33,88%
58,67%
Rasio Pembiayaan Bermasalah Kotor (NPF gross)
1,29%
2,94%
Rasio Pembiayaan Bermasalah Bersih (NPF netto)
0,87%
0,46%
Rasio Tingkat Pengembalian Aset (ROA)
4,23%
0,11%
Rasio Tingkat Pengembalian Ekuitas (ROE)
13,75%
0,10%
Rasio Pembiayaan terhadap Dana Pihak Ketiga (FDR)
93,97%
149,87%
Penempatan Surat Berharga
Dana Pihak Ketiga
Giro
Tabungan
Deposito
Total Ekuitas
LABA/RUGI
Pendapatan Pengelolaan Dana oleh Bank sebagai Mudharib
Pendapatan Bunga
Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil Dana Syirkah Temporer
Beban Bunga
Pendapatan Operasional Lainnya
Beban Operasional
Laba Operasional
Beban Non Operasional Bersih
Laba Sebelum Pajak
Laba Tahun Berjalan dari Operasi yang Dihentikan2
Laba Bersih Setelah Pajak
RASIO KEUANGAN (%)
Catatan :
2
1
Ikhtisar Keuangan 2013 berdasarkan Laporan Keuangan Audited Bank Sahabat.
2
Laba atas Operasi yang dihentikan sehubungan dengan konversi Bank Sahabat menjadi BTPN Syariah.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
kinerja utama 2014
Pembiayaan
Dana Pihak Ketiga
(dalam juta Rupiah)
(dalam juta Rupiah)
Profit (RoA)
2.499.087
2.707.504
4,23%
Kecukupan
Modal (CAR)
183.245
2013
33,88%
122.274
2014
2013
Total Aset
Ekuitas
(dalam juta Rupiah)
(dalam juta Rupiah)
3.780.498
2014
Kualitas
Pembiayaan (NPF)
905.429
1,29%
Likuiditas (FDR)
93,97%
169.833
300.438
2013
2014
2013
2014
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
3
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
peristiwa penting 2014
4 Februari 2014
22 Mei 2014
Penempatan modal dari BTPN
sebagai salah satu pemegang
saham sebesar Rp600 miliar kepada
Bank Sahabat.
Pemberian Izin Perubahan Kegiatan
Usaha kepada Bank Sahabat, untuk
melakukan perubahan kegiatan usaha
dari Bank Umum Konvensional menjadi
Bank Umum Syariah dengan nama
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional
Syariah (BTPN Syariah).
20 Mei 2014
RUPST: Tentang Laporan Tahunan,
Penggunaan Laba Bersih, Penetapan
Gaji dan Tunjangan/Honorarium
Anggota Direksi, Dewan Komisaris,
dan Dewan Pengawas Syariah, serta
pengangkatan Akuntan Publik.
RUPSLB: Perubahan Susunan Direksi,
Dewan Komisaris dan Dewan
Pengawas Syariah.
18 Juni 2014
Pemberian Ijin pemindahan kantor
pusat PT Bank Sahabat Purba Danarta,
dari Jalan Pamularsih No.17 Semarang,
ke Gedung Cyber 2 Lantai 34, Jalan HR
Rasuna Said Kav. X-5 No.13, Jakarta
Selatan, dan ijin Pembukaan Cabang di
Jl. Pamularsih No.17 Semarang.
23 Juni 2014
Pemberian Ijin Pemisahan (Spin-off)
Unit Usaha Syariah PT Bank Tabungan
Pensiunan Nasional Tbk (BTPN)
dengan cara mengalihkan hak dan
kewajiban Unit Usaha Syariah kepada
BTPN Syariah hasil perubahan kegiatan
usaha (konversi) Bank Sahabat.
4
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
3 September 2014
16 Desember 2014
RUPSLB: Keputusan Sirkuler
Para Pemegang Saham tentang
Perubahan dan Pernyataan Kembali
Anggaran Dasar BTPN Syariah yang
dibuat dalam rangka melakukan
perubahan kegiatan usaha dari Bank
Umum Konvensional menjadi Bank
Umum yang menjalankan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syariah.
Pembukaan Kantor Cabang Syariah
Banjarmasin sebagai kantor cabang
ke 24.
18 Desember 2014
Pembukaan Kantor Cabang Syariah
Palangkaraya sebagai kantor cabang
ke 25.
RUPSLB: Keputusan Sirkuler Para
Pemegang Saham tentang Ratifikasi
Pengurus Lama dan Penegasan
Susunan Direksi, Dewan Komisaris dan
Dewan Pengawas Syariah.
1 Desember 2014
RUPSLB: Keputusan Sirkuler
Para Pemegang Saham tentang
Perubahan Komposisi Pemegang
Saham, berupa pengalihan saham
milik Yayasan Purba Danarta
kepada PT Triputra Persada
Rahmat (Triputra).
15 Desember 2014
Pembukaan Kantor Cabang Syariah
Pontianak sebagai kantor cabang ke 23.
23 Desember 2014
Pembukaan Kantor Cabang Syariah
Kendari dan Samarinda sebagai kantor
cabang ke 26 dan 27.
14 Juli 2014
BTPN Syariah resmi beroperasi.
Bank Sahabat berganti nama
menjadi BTPN Syariah, Unit Usaha
Syariah (UUS) dilepas dari BTPN dan
bergabung dengan BTPN Syariah.
24 Desember 2014
Pembukaan Kantor Cabang Syariah
Makassar sebagai kantor cabang ke 28.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
5
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
laporan
manajemen
hal.6-23
6
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
Pembina Sentra bersama nasabah
di Sentra Pabuaran, Serang, Banten.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
7
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
laporan komisaris utama
Kemal Azis Stamboel
8
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
Berbeda dengan eksistensi bank syariah
lainnya, BTPN Syariah memberi perhatian
pada pemberdayaan nasabah perempuan
dari keluarga pra-sejahtera di pedesaan.
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Pemegang Saham yang terhormat,
Perkenankan kami mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya atas kepercayaan dan dukungan pada proses kelahiran
BTPN Syariah dalam kancah industri perbankan syariah di tanah
air. Kami menyadari bahwa keberhasilan BTPN Syariah ke depan
sangat bergantung kepada hubungan dan kerjasama yang baik
antara bank dengan berbagai pemangku kepentingan. Dapat
kami sampaikan, saat ini komposisi kepemilikan saham BTPN
Syariah terbagi; 70% oleh PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional
Tbk (BTPN) dan 30% oleh PT Triputra Persada Rahmat (Triputra).
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
9
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
Tahun 2014 merupakan tahun yang diwarnai
dengan harapan dan impian baru bagi
Indonesia. Dengan terpilihnya presiden baru
dan kebijakan keuangan yang baru memberikan
tantangan tersendiri bagi sektor perbankan
dalam mengembangkan diri. Sampai saat
ini perkembangan bank syariah di Indonesia
sudah menunjukan peningkatan yang baik.
Berdasarkan laporan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) pertumbuhan bank syariah beranjak
naik, dengan rasio kecukupan modal mencapai
15,7%, meningkat dari tahun 2013 yang hanya
menembus angka 14,4%.
Namun, seperti yang kita ketahui bersama,
tantangan terbesar bagi perbankan syariah di
Indonesia pada 2014 adalah likuiditas. Ketatnya
likuiditas sudah terlihat dari pertumbuhan
Dana Pihak Ketiga (DPK) yang melambat sejak
dua tahun terakhir. Dalam hal ini, Lembaga
Penjamin Simpanan (LPS) memperkirakan
pertumbuhan DPK di 2014 hanya naik 14,1%.
Melihat prospek ke depan, perbankan syariah
akan tumbuh signifikan, apalagi saat ini bank
syariah didorong untuk dikembangkan sebagai
lembaga keuangan untuk financial inclusion,
lembaga yang memberikan kesempatan kepada
masyarakat pra sejahtera untuk mendapatkan
produk dan layanan bank.
Ini cukup beralasan, karena hasil statistik
perbankan syariah di 2014 juga menunjukan
bahwa Rp66 triliun digunakan untuk
pembiayaan bagi usaha mikro, kecil dan
menengah, tentunya ini sesuai dengan pasar
yang digarap BTPN Syariah selama ini.
10
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
Melayani lebih dari 1,5 juta
nasabah per akhir 2014,
BTPN Syariah secara
perlahan memberikan
sumbangsih nyata bagi
jutaan rakyat Indonesia.
Nasabah Pembiayaan
di Sentra Bunsambang 1 Jonggat,
Nusa Tenggara Barat.
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
Beroperasinya BTPN Syariah menjadi Bank Umum
Syariah ke-12, tidak terlepas dari perjalanan
bisnis syariah yang mulai dirintis sejak 2008 oleh
BTPN melalui divisi Unit Usaha Syariah. Kemudian
sejak 2010, dikembangkan lebih lanjut untuk
fokus melayani segmen pasar pra-sejahtera
produktif dengan nama Tunas Usaha Rakyat.
Perkembangan pesat yang terjadi di rentang
2010 hingga saat ini adalah salah satu alasan
yang menjadi dasar pertimbangan manajemen
BTPN, yang kemudian menjadi pemegang saham
terbesar dan induk usaha, untuk meningkatkan
level UUS menjadi Bank Umum Syariah (BUS).
data perusahaan
informasi keuangan
Keunikan BTPN Syariah
Berbeda dengan eksistensi bank syariah
lainnya, BTPN Syariah memberi perhatian
pada pemberdayaan nasabah perempuan dari
keluarga pra-sejahtera di pedesaan. Caranya
memberikan program pembiayaan yang
digabung dengan program pemberdayaan.
Program terintegrasi ini memberikan kesempatan
kepada kelompok-kelompok nasabah perempuan
untuk mendapatkan akses, produk, layanan
perbankan serta program pemberdayaan
dengan membangun empat perilaku unggul,
yakni: Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras dan
Saling Bantu (BDKS). Memberikan perhatian
pada pemberdayaan perempuan inilah, menjadi
keunikan tersendiri yang dimiliki oleh BTPN
Syariah. Dengan mengemban visi “Menjadi
Bank Syariah Terbaik untuk Keuangan Inklusif,
Mengubah Hidup Berjuta Rakyat Indonesia”,
keunikan tersebut menjadi keunggulan BTPN
Syariah yang tidak dimiliki bank berbasis syariah
lainnya di Indonesia.
Sehingga, bila dilihat secara seksama, keunikankeunikan yang dimiliki BTPN Syariah antara
lain; Pertama, satu-satunya bank syariah di
Indonesia yang menerapkan prinsip keuangan
inklusif (Financial Inclusion) melayani segmen
keluarga pra-sejahtera produktif yang selama
ini bukan merupakan segmen utama bank.
Kedua, satu-satunya bank yang memprioritaskan
pada pemberdayaan perempuan. Ketiga, satusatunya bank yang lebih dari 90% karyawannya
adalah wanita. Keempat, satu-satunya bank
yang memberikan kesempatan kepada ribuan
tamatan SMA untuk membangun karir di bank.
Kelima, bank yang mampu melahirkan generasi
karyawan bank baru, yaitu karyawan bank yang
melayani golongan masyarakat pra-sejahtera
(productive poor banker), dimana karyawan ini
kami sebut Melati Putih Bangsa.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
11
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
Nasabah Pembiayaan di
Sentra Batu Beduk Tenun,
Nusa Tenggara Barat.
Untuk mewujudkan Keuangan Inklusif serta
meningkatkan akses keuangan, BTPN Syariah
membuka akses perbankan, memberikan
pembiayaan keuangan, namun tetap
memberdayakan jutaan keluarga pra/cukup
sejahtera untuk mendapatkan kehidupan
yang lebih baik, melalui produk pembiayaan,
tabungan, dan asuransi dengan layanan
perbankan di tempat nasabah serta memberikan
pelatihan dalam program pemberdayaan Daya
sebagai bentuk pelaksanaan tanggung jawab
sosial perusahan. Ini adalah bentuk konkrit
yang BTPN Syariah lakukan dalam menjalankan
program edukasi literasi keuangan melalui
program sosialisasi akses keuangan kepada
nasabah baik berupa informasi pembiayaan dan
tabungan serta pelatihan.
12
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Pemberdayaan Perempuan menjadi salah satu
prioritas BTPN Syariah. Prioritas ini sejalan
dengan apa yang menjadi sorotan dunia dan
menjadi permasalahan global. Ban Ki Moon,
Sekretaris Jenderal PBB pernah menyampaikan
pendapat; “ketika kita memberi perempuan
pedesaan akses ke sumber daya pertanian
dan sumber daya alam yang produktif, kita
memberdayakan mereka. Pada gilirannya
perempuan dapat berkontribusi lebih banyak
untuk mengurangi kelaparan dan meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk mengatasi
dampak perubahan iklim, degradasi lahan dan
mengurangi kemiskinan”. Artinya, segala upaya
untuk melahirkan perempuan yang cerdas dan
mampu mengelola keuangan rumah tangga
akan melahirkan generasi yang cerdas dan
tinjauan operasional
daya
keluarga yang lebih sejahtera. Inilah yang secara
sadar dilakukan oleh BTPN Syariah.
Di sisi lain, BTPN Syariah juga secara profesional
merekrut karyawan perempuan sebagai ujung
tombak keuangan inklusif yang disebut Tim
Mobile Marketing Syariah (MMS). Tim MMS
tersebut memiliki kemampuan berkomunikasi
dan menjadi panutan dalam menularkan
perilaku efektif ke seluruh nasabah. Proses
seleksi yang cermat dan mendalam, ditambah
dengan pelatihan dan pengembangan diri,
adalah proses yang dilakukan oleh BTPN Syariah
untuk membentuk tim tersebut. Saat ini, BTPN
Syariah memiliki hampir sepuluh ribu karyawan
yang menjadi tim MMS. Sebagian besar dari
mereka adalah lulusan Sekolah Menengah Atas.
Pemilihan ini dilakukan sebagai bagian dari
upaya melatih dan memberdayakan generasi
muda untuk berkarir melayani segmen keluarga
pra sejahtera, sebagai upaya mewujudkan misi
dalam memberikan kesempatan tumbuh kepada
jutaan rakyat Indonesia.
Misi BTPN Syariah adalah “Bersama, Kita
Ciptakan Kesempatan Tumbuh Dan Hidup Yang
Lebih Berarti”, memiliki makna mendalam.
Bersama diartikan bahwa setiap kegiatan
dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh
pemangku kepentingan (stakeholders)
tanpa terkecuali. Stakeholders adalah kita
sebagai bagian dari masyarakat luas secara
umum, nasabah, pemerintah dan regulator,
karyawan serta pemegang saham. Kita ciptakan
kesempatan artinya mengupayakan untuk
menjadikan segala aktivitas yang kita lakukan di
BTPN Syariah adalah sebuah kesempatan untuk
tumbuh. Tumbuh bermakna semua kesempatan
yang ada harus mampu membawa perubahan
untuk setiap stakeholders ke arah yang lebih
baik. Hidup yang lebih berarti artinya seluruh
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
stakeholders BTPN Syariah yang telah tumbuh,
diharapkan mampu memberikan manfaat
bagi sekitarnya.
Tantangan terbesar BTPN Syariah dalam
pengembangan bisnis yang menyasar
kelompok keluarga pra sejahtera adalah
kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) dan
Teknologi Informasi yang memadai. Diperlukan
tenaga yang handal, muda, dan cekatan untuk
menjangkau daerah dengan letak geografis
yang luas. Untuk itu BTPN Syariah melakukan
penguatan kapasitas SDM lewat pelatihan dan
on the job training bagi karyawan baru.
Di sisi lain, peluang untuk melakukan efisiensi
dari sisi operasional bank dalam hal akurasi
dan kelengkapan pencatatan data nasabah
(Know Your Customer) serta kecepatan
transaksi menjadi bagian penting, namun
yang utama adalah memberikan pelayanan
yang tepat, cepat dan aman. Pelatihan Dasar
Keuangan (PDK) juga dilakukan kepada
calon nasabah baru yang akan mendapatkan
pembiayaan. Pelatihan ini tidak hanya
ditujukan agar kewajiban bisa terpenuhi
tepat waktu, namun bagaimana agar modal
usaha tetap terus berputar dan usaha dapat
terus berjalan.
Untuk mewujudkan semua itu BTPN Syariah
memiliki nilai perusahaan yang dikembangkan
menjadi budaya organisasi dan panduan
bertingkah laku untuk semua pemangku
kepentingan. Nilai perusahan tersebut
adalah PRISMA; Profesional, Integritas, Saling
Menghargai, dan Kerjasama. Profesional
diwujudkan dengan cara meningkatkan keahlian
sesuai profesi. Integritas, identik dengan citra
positif seseorang, menyangkut komitmen,
kejujuran, dan keadilan. Dalam hal ini perilaku
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
13
ikhtisar utama
DARI KIRI KE KANAN
14
laporan manajemen
Kemal Azis Stamboel
Komisaris Utama/Komisaris Independen
profil perusahaan
Taras Wibawa Siregar
Komisaris
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
Dewie Pelitawati
Komisaris/Komisaris Independen
tinjauan usaha
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
yang diharapkan muncul adalah bersikap jujur,
bertindak sesuai norma, dan tidak mengingkari
janji. Saling Menghargai ditandai dengan cara
bersikap hormat, menghargai pendapat, dan
kontribusi rekan kerja yang lain sesuai dengan
tugas, tanggung jawab, dan kompetensinya.
Terakhir adalah Kerjasama, yakni mengutamakan
kepentingan dan tujuan bersama serta
menjadikan perbedaan sebagai sumber
kekuatan. Dalam hal ini setiap karyawan harus
mampu bekerja dalam tim dan mempercayai
peran yang dilakukan masing-masing orang,
tidak membiarkan anggota tim bekerja sendiri,
dan memberi bantuan bila ada yang kesulitan.
Misi Besar BTPN Syariah
Dapat kami sampaikan juga, bahwa hingga
Desember 2014, jumlah nasabah BTPN
Syariah telah mencapai lebih dari 1,5 juta. Ini
menunjukkan BTPN Syariah secara perlahan telah
memberikan sumbangsih yang nyata bagi jutaan
rakyat Indonesia.
Pencapaian tersebut tentunya menjadi bagian
dari misi besar BTPN Syariah untuk memberikan
kesempatan tumbuh bagi jutaan rakyat
Indonesia. Mewujudkan misi besar tersebut
adalah kebanggaan, kehormatan dan sekaligus
amanah yang harus diemban dengan baik.
Insya Allah dengan dukungan dan kerjasama
dari seluruh pemangku kepentingan secara
bersama-sama, kami dapat merealisasikan tujuan
mulia tersebut dengan segenap komitmen dan
tanggung jawab.
data perusahaan
informasi keuangan
Atas nama Dewan Komisaris, izinkan saya
mengakhiri laporan saya dengan mengucapkan
terima kasih kepada para pemangku
kepentingan atas kerjasama yang terjalin dengan
baik dan kepercayaan yang telah diberikan.
Secara khusus terima kasih kami sampaikan
kepada Otoritas Jasa Keuangan yang telah
memproses dan memberikan perijinan hingga
BTPN Syariah beroperasi secara resmi. Kami
sampaikan pula apresiasi atas dedikasi yang
ditunjukkan oleh jajaran direksi yang dipimpin
oleh Bapak Harry A.S. Sukadis beserta pihak
manajemen dan segenap karyawan. Tanpa
kerjasama dan kerja keras, prestasi ini mustahil
dapat kita raih. Terakhir, apresiasi tak terhingga
kami sampaikan kepada para nasabah yang
senantiasa setia dan menaruh kepercayaan
kepada BTPN Syariah. Kami yakin, kinerja positif
di tahun 2014 akan menjadi pijakan bagi kami
untuk terus meraih pencapaian yang lebih baik
lagi di tahun-tahun berikutnya.
Wassalamualaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh.
Kemal Azis Stamboel
Komisaris Utama/Komisaris Independen
Upaya yang akan kami lakukan terus menerus
adalah menerapkan manajemen risiko yang baik
dalam menjalankan kegiatan usaha, terutama
terkait limit pembiayaan, pengembangan sistem
Teknologi Informasi dan Sumber Daya Manusia.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
15
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
laporan direktur utama
Harry A.S. Sukadis
16
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
Melakukan proses konversi pada hari yang
sama dengan proses spin off, baru pertama
kali terjadi di dalam sejarah perbankan
Syariah di Indonesia.
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Pemegang Saham yang terhormat,
Syukur Alhamdulillah atas berkah dan rahmat Allah SWT.,
dengan bahagia Saya ingin menyampaikan bahwa di Juli 2014
kami telah menjadi Bank Umum Syariah. Proses kelahiran BTPN
Syariah ini sangat istimewa bagi Saya, karena kami melakukan
konversi dan pemisahan (spin-off) secara bersamaan. Tentunya
hal ini terjadi berkat kerjasama dan dukungan dari seluruh
pemangku kepentingan, mulai dari regulator, pemegang
saham sampai seluruh karyawan. Karenanya, mewakili seluruh
manajemen, kami mengucapkan terima kasih.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
17
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
“Menjadi Bank Syariah terbaik untuk
keuangan inklusif mengubah hidup
berjuta rakyat Indonesia”
Lahir dari perpaduan dua kekuatan, yaitu Bank
Sahabat dan Unit Usaha Syariah PT Bank Tabungan
Pensiunan Nasional Tbk (UUS BTPN), selama
hampir 6 bulan perjalanannya, BTPN Syariah
berhasil meraih pertumbuhan signifikan. Sampai
dengan akhir 2014, kami telah melayani lebih dari
1,5 juta Nasabah yang tersebar di lebih dari 115
ribu sentra komunitas nasabah. Kami juga telah
menyalurkan pembiayaan berbasis syariah sebesar
Rp2,5 triliun serta menghimpun Dana Pihak Ketiga
(DPK) sebesar Rp2,7 triliun. Sebagai hasilnya,
tingkat likuiditas tetap terjaga dengan rasio
Financing to Deposit mencapai 94,0% dengan
rasio Kecukupan Modal di tingkat 33,9%, ini akan
memperkuat posisi Bank untuk terus tumbuh di
masa depan. Laba bersih setelah pajak mencapai
Rp99 miliar dimana hal ini tercermin pada rasio
Pendapatan atas Aset (Return on Asset) sebesar
4,2% dan rasio Pendapatan atas Modal (Return
on Equity) sebesar 13,8%. Meskipun kinerja
tumbuh secara signifikan, namun prinsip kehatihatian tetap terjaga dengan rasio pembiayaan
bermasalah pada tingkat 1,3%.
Pencapaian tersebut tidak terlepas dari langkahlangkah strategis yang telah kami lakukan. Di
masa masa awal menjadi Bank Umum Syariah,
kami telah membuat dan memiliki organisasi yang
lengkap sebagai sebuah bank. Organ-organ seperti
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB),
Dewan Komisaris, Direksi, Komite setingkat Dewan
Komisaris dan Komite setingkat Direksi telah
dibentuk, berikut perangkat-perangkatnya antara
lain; roadmap program, Tata Kelola Perusahaan,
berbagai kebijaksanaan, pedoman, dan tata
tertib kerja, tugas dan tanggung-jawab Dewan
18
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Komisaris dan Direksi, serta pedoman dan tata
tertib kerja sebagai landasan kerja komite-komite
tersebut. Ini dilakukan sebagai perwujudan dalam
menjalankan tata kelola perusahaan dengan baik.
Semua kebijakan risiko, sistem dan prosedur serta
parameter risiko juga telah disusun, dilengkapi,
dan diterapkan di segenap tingkat operasional.
Untuk memperlancar kegiatan operasional, kami
tetap mempertahankan jaringan kantor eks Bank
Sahabat. Untuk itu sampai saat ini kami telah
memiliki 28 kantor cabang, 45 kantor fungsional
dan 44 Layanan Syariah Bank. Jumlah kantor
cabang ini termasuk dengan 6 kantor cabang
baru di Banjarmasin, Palangkaraya, Samarinda,
Kendari, Makassar, dan Pontianak.
Sebagai arahan dalam mencapai semua cita-cita,
kami juga telah memperbaharui Misi, Visi, dan
Nilai-nilai perusahaan. Misi Visi dan Nilai-nilai
tersebut telah dan secara terus menerus akan
disosialisasikan ke seluruh karyawan dengan
berbagai cara. Dalam mempercepat menggapai
Visi perusahaan, di 2014 kami juga telah
menyusun berbagai Key Strategic Initiatives.
PENCAPAIAN 2014
Salah satu pencapaian penting di tahun 2014 adalah
sukses melakukan proses konversi Bank Sahabat
menjadi BTPN Syariah serta melakukan spin-off UUS
BTPN secara bersamaan pada tanggal 14 Juli 2014.
Ini menjadikan BTPN Syariah resmi menjadi Bank
Umum Syariah yang ke-12 di Indonesia.
Pada tanggal 4 Februari 2014, BTPN sebagai salah
satu pemegang saham juga telah memberikan
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
tambahan modal sebesar Rp600 miliar sebagai
bentuk komitmen dalam mengembangkan BTPN
Syariah di masa yang akan datang.
Dengan memperhatikan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 38 (Revisi
2012) tentang “Kombinasi Bisnis Entitas
Sepengendali” sehubungan dengan pemisahan
Unit Usaha Syariah dari BTPN, maka transaksi
penambahan modal tersebut diperlakukan
menurut metode penyatuan kepemilikan dimana
unsur-unsur laporan keuangan dari entitas yang
bergabung disajikan sedemikian rupa seolah-olah
penggabungan tersebut telah terjadi sejak awal
periode entitas yang bergabung berada dalam
sepengendalian, yaitu tanggal 4 Februari 2014.
Dengan demikian, laporan keuangan disusun
dengan memperhatikan ketentuan tersebut,
sehingga mengakibatkan jumlah aset dalam posisi
laporan keuangan per 31 Desember 2014 menjadi
sebesar Rp3,8 triliun, laba setelah pajak Rp99
miliar dan jumlah ekuitas Rp905 miliar.
Sedangkan pada laporan keuangan Bank jika
mengacu kepada ketentuan PBI. No.11/10/PBI/2009
data perusahaan
informasi keuangan
tanggal 29 April 2009 sehubungan dengan
perubahan kegiatan usaha Bank Konvensional
menjadi Bank Syariah, mengakibatkan jumlah aset
dalam posisi laporan keuangan per 31 Desember
2014 hanya sebesar Rp3,7 triliun, laba setelah pajak
Rp53 miliar dan jumlah ekuitas Rp831 miliar.
Untuk kepentingan perpajakan, Bank merujuk
sesuai dengan laporan keuangan berdasarkan
ketentuan penggabungan yang diatur dalam PBI.
No.11/10/PBI/2009 tanggal 29 April 2009, yaitu saat
terjadinya proses konversi Bank Sahabat dan proses
pemisahan UUS dari BTPN pada tanggal 14 Juli 2014.
Proses penyelesaian nasabah dalam masa transisi
konversi eks Bank Sahabat (Legacy Portfolio) juga
sebagian besar telah dirampungkan di tahun
ini. Saldo pinjaman turun dari Rp128 miliar pada
saat sebelum proses konversi menjadi Rp51 miliar
di tanggal 31 Desember 2014. Sedangkan saldo
DPK turun dari Rp144 miliar pada saat sebelum
proses konversi menjadi Rp7 miliar di akhir 2014.
Diharapkan di tahun 2015 proses penyelesaian
nasabah Legacy Portfolio dapat diselesaikan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Nasabah Pembiayaan,
Sentra Batu Beduk Tenun,
Nusa Tenggara Barat.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
19
ikhtisar utama
DARI KIRI KE KANAN
20
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
Setiasmo
Direktur Teknologi Informasi
Rosi Susanti
Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko
Harry A.S. Sukadis
Direktur Utama
Ratih Rachmawaty
Wakil Direktur Utama
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Gatot Adhi Prasetyo
Direktur Operasional
tinjauan usaha
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
PROSPEK 2015
Untuk mempertahankan momentum pertumbuhan
bisnis dengan baik, dalam kondisi ekonomi
Indonesia yang penuh tantangan, maka kami
tetap optimis untuk senantiasa melakukan
pengembangan terhadap produk, layanan, aktivitas
dan infrastruktur sebagai bagian dari inovasi.
Perluasan jaringan akan terus berlanjut di Bali,
Kalimantan dan Sulawesi. Kerjasama untuk
memperkuat bisnis BTPN Syariah juga akan terus
dilakukan, diantaranya kerjasama Program Daya,
penjualan produk tabungan dan deposito syariah
di cabang-cabang BTPN Sinaya melalui kerjasama
Layanan Syariah Bank (LSB) yang tentunya akan
didukung dengan penguatan infrastruktur
Teknologi Informasi. Begitu pula penguatan
Kantor Fungsional Operasional (KFO) turut
menjadi prioritas kami.
Dalam hal manajemen risiko kami akan
terus menerapkan 10 manajemen risiko dan
memastikan pelaksanaan tata kelola yang ada
dijalankan dengan lebih baik lagi.
Salah satu langkah strategis untuk memperkuat
dan mengembangkan bisnis BTPN Syariah di 2015
adalah inisiatif dari pemegang saham yang dimulai
sejak 2014 untuk meningkatkan modal diatas Rp1
triliun sebagai komitmen para pemegang saham
untuk mengembangkan BTPN Syariah supaya masuk
kategori Bank dengan BUKU 2. Dengan demikian
BTPN Syariah diharapkan dapat mengembangkan
produk dan layanan yang makin beragam sesuai
dengan koridor kepatuhan yang berlaku.
Untuk mendukung kebijakan regulator serta
menguatkan prinsip Keuangan Inklusif yang
dijalankan BTPN Syariah, kami berencana akan
menjadi bank penyelengara Layanan Keuangan
Tanpa Kantor dalam rangka Keuangan Inklusif
atau yang lebih dikenal dengan nama LAKU
PANDAI. Dalam program tersebut kami akan
data perusahaan
informasi keuangan
melibatkan nasabah dan juga masyarakat untuk
dijadikan sebagai agen bank yang terlatih
untuk mampu melayani transaksi perbankan
sederhana, antara lain tarik dan setor untuk
produk tabungan (Basic Saving Account). Ini
juga merupakan salah satu upaya kami untuk
memperluas Program Literasi Keuangan kepada
nasabah sebagai bentuk pelaksanaan Tanggung
Jawab Sosial perusahaan. Dengan demikian
tujuan BTPN Syariah untuk membangun kapasitas
nasabah secara berkelanjutan untuk memberikan
kesempatan tumbuh dapat terlaksana.
Menutup sambutan ini, perkenankan saya
mengucapkan terima kasih kepada para pemangku
kepentingan yang telah memberikan amanah dan
dukungan penuh, kepada para mitra usaha atas
kerjasamanya dan kepada nasabah kami yang
telah menunjukkan kepercayaan dan kesetiaannya,
juga kepada segenap karyawan BTPN Syariah atas
kerja keras, ketulusan dan dedikasi yang telah
ditunjukkan dalam memperjuangkan tujuan kita
bersama untuk “mengubah yang tidak mungkin
menjadi mungkin”.
Saya percaya, dengan dukungan dan kerjasama
yang baik dari semua pihak, kami dapat
mengawal pertumbuhan BTPN Syariah untuk
menjadi bank syariah terbaik untuk keuangan
inklusif, yang memberikan kesempatan tumbuh
bagi jutaan rakyat Indonesia dan Insya Allah
membawa kemaslahatan bagi seluruh umat.
Wassalamualaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh.
Harry A.S. Sukadis
Direktur Utama
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
21
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
laporan dewan pengawas syariah
KH. Drs. Amidhan
22
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
KH. Ahmad Cholil Ridwan, Lc
tinjauan usaha
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
Dalam menjalankan usaha kegiatan penghimpunan dan
penyaluran dana serta pelayanan jasa perbankan, Dewan
Pengawas Syariah (DPS) menilai bahwa BTPN Syariah telah
menjalankannya sesuai prinsip syariah, yang Insya Allah
membawa kemaslahatan bagi jutaan rakyat Indonesia.
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Pemegang Saham yang terhormat,
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT, karena atas rakhmat dan
hidayah-Nya BTPN Syariah dapat menjalankan
fungsi dan tugasnya dengan baik. Mengentaskan
rakyat dari kemiskinan merupakan tujuan mulia
yang harus didukung semua lapisan masyarakat.
Berbagai program yang dilakukan BTPN Syariah
membawa kemashalahatan bagi rakyat banyak.
Kehidupan menjadi lebih baik dan lebih berarti.
BTPN Syariah merupakan Bank yang menjalankan
bisnis utama di segmen bisnis keuangan inklusif
yaitu segmen Tunas Usaha Rakyat atau segmen
productive poor. Peran serta ini sangat dinanti dalam
memberikan kesempatan tumbuh bagi jutaan rakyat
Indonesia. Oleh karenanya, kami sebagai Dewan
Pengawas Syariah (DPS) sangat mendukung dan
berkomitmen untuk turut serta mengawal segala
proses yang ada agar sesuai dengan prinsip syariah.
Hasil evaluasi kami terhadap kinerja perusahaan
menunjukkan bahwa tidak ditemukan masalah
fundamental terkait pelanggaran prinsip syariah.
Sepanjang tahun, hubungan antara DPS dan
manajemen BTPN Syariah berjalan dengan sangat
baik. Pemantauan atas perkembangan produk
dan layanan yang diberikan BTPN Syariah kami
lakukan melalui rapat DPS maupun kunjungan
langsung ke lapangan. Pada prinsipnya kami selalu
mengingatkan agar prinsip syariah harus konsisten
dijalankan agar tidak merugikan kedua belah
pihak. Melalui laporan tahunan ini kami ingin
menyampaikan juga bahwa pengelolaan dan proses
usaha yang dilakukan oleh perusahaan telah sesuai
dengan ketentuan Dewan Syariah Nasional-Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI).
Potensi untuk menjadi salah satu bank syariah
terkemuka di Indonesia sangat terbuka lebar.
Untuk itu dukungan kuat yang diberikan oleh
seluruh pemegang saham dan segenap mitra usaha
kepada BTPN Syariah merupakan energi tersendiri
yang dapat mengantarkan BTPN Syariah meraih
tujuannya di masa depan. Secara beriringan, kami
juga melihat, BTPN Syariah selalu mengembangkan
komunikasi yang baik kepada semua pemangku
kepentingan (stakeholders) dan membuka
jaringan seluas mungkin untuk mengembangkan
potensi pasar terutama di daerah yang masih sulit
mendapat layanan perbankan. Hal tersebut semata
mata untuk mewujudkan kehidupan yang lebih
baik dan lebih berarti. Semoga Allah SWT meridhai,
aamiin YRA.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
KH. Drs. Amidhan
Ketua DPS
KH. Ahmad Cholil Ridwan, Lc
Anggota DPS
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
23
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
BTPN Syariah cabang Pondok Indah.
24
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
profil
perusahaan
hal. 24-47
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
25
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
visi
Menjadi Bank Syariah Terbaik,
untuk Keuangan Inklusif,
Mengubah Hidup Berjuta Rakyat Indonesia
“Misi, Visi dan Nilai-nilai BTPN Syariah
menjadi arah, tujuan dan komitmen kami
dalam memberikan kesempatan tumbuh
bagi jutaan rakyat Indonesia”
misi
Bersama Kita Ciptakan
Kesempatan Tumbuh dan
Hidup yang Lebih Berarti
Bersama artinya dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh pemangku kepentingan
(stakeholders) tanpa terkecuali. Stakeholders adalah seluruh karyawan, nasabah,
pemerintah dan regulator, pemegang saham, serta masyarakat luas secara umum.
Kita Ciptakan Kesempatan artinya mengupayakan untuk menjadikan segala aktivitas
yang di lakukan di BTPN Syariah adalah sebuah kesempatan untuk tumbuh.
Tumbuh bermakna semua kesempatan yang ada harus mampu membawa perubahan
untuk setiap stakeholders ke arah yang lebih baik.
Hidup yang Lebih Berarti artinya seluruh stakeholders BTPN Syariah yang telah tumbuh,
diharapkan mampu memberikan manfaat bagi sekitarnya.
26
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
nilai-nilai perusahaan
PRISMA
PRofesional, Integritas, Saling menghargai dan kerjasaMA
Profesional
Saling Menghargai
Diwujudkan dengan cara meningkatkan
keahlian sesuai profesi kita. Perilaku
yang diharapkan muncul adalah seluruh
karyawan berkeinginan kuat untuk
mengembangkan diri ke arah yang lebih
baik, mematuhi kode etik perusahaan, tidak
bekerja berdasar imbalan, menyelesaikan
tugas dengan baik sesuai target.
Bersikap hormat, menghargai pendapat,
dan kontribusi rekan kerja yang
lain sesuai dengan tugas, tanggung
jawab, dan kompetensinya. Perilaku
yang diharapkan muncul adalah bisa
mendengarkan pendapat dan menghargai
hasil karya orang lain.
Integritas
Kerjasama
Identik dengan citra positif seseorang,
menyangkut komitmen, kejujuran,
dan keadilan. Perilaku yang diharapkan
muncul adalah jujur, bertindak sesuai
norma, dan tidak mengingkari janji.
Mengutamakan kepentingan dan tujuan
bersama serta menjadikan perbedaan
sebagai sumber kekuatan. Perilaku yang
diharapkan muncul adalah mampu bekerja
dalam tim dan mempercayai peran yang
dilakukan masing-masing orang, tidak
membiarkan anggota tim bekerja sendiri, dan
memberi bantuan bila ada yang kesulitan.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
27
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
5 Keunikan BTPN Syariah
1
28
Satu-satunya bank
syariah di Indonesia yang
fokus melayani segmen
keluarga pra-sejahtera
produktif (financial
inclusion) yang selama ini
dihindari oleh bank.
2
Satu-satunya bank yang
memprioritaskan pada
pemberdayaan wanita.
3
Satu-satunya bank
yang lebih dari 90%
karyawannya
adalah perempuan.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
4
Satu-satunya bank yang
memberikan kesempatan
kepada ribuan tamatan
SMA untuk membangun
karir di bank.
5
Bank yang mampu
melahirkan generasi
bankir baru yang
melayani golongan prasejahtera produktif atau
biasa disebut productive
poor banker.
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
sekilas dan sejarah BTPN Syariah
Bank Sahabat Purba Danarta yang berdiri sejak
Maret 1991 di Semarang, merupakan bank umum
non devisa yang 70% sahamnya diakuisisi oleh
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN),
berdasarkan persetujuan pemegang saham yang
digelar melalui RUPSLB pada 20 Januari 2014.
Bank Sahabat kemudian dikonversi menjadi BTPN
Syariah, efektif pada 14 Juli 2014, berdasarkan
Surat Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) tertanggal 22 Mei 2014.
Memberikan kesempatan
tumbuh bagi jutaan
rakyat Indonesia
Dibentuk melalui proses konversi PT Bank Sahabat
Purba Danarta (Bank Sahabat) dan spin-off Unit
Usaha Syariah PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional
Tbk (UUS BTPN), BTPN Syariah menjadi Bank Umum
Syariah ke 12 di Indonesia.
Memiliki tekad untuk memberikan kesempatan
tumbuh bagi jutaan rakyat Indonesia, BTPN Syariah
melalui produk, layanan dan aktivitasnya senantiasa
mengajak serta melibatkan seluruh stakeholdersnya untuk bersama-sama memberikan kemudahan
akses dan layanan kepada masyarakat pra-sejahtera
(Financial Inclusion), melakukan pemberdayaan
terhadap perempuan (Women Empowerment),
berdasarkan prinsip syariah (Islamic Banking).
Unit Usaha Syariah BTPN, difokuskan melayani dan
memberdayakan perempuan pra-sejahtera, adalah
salah satu segmen bisnis di BTPN yang dibentuk pada
Maret 2008. Kemudian di spin-off dan melebur ke
bank hasil konversi dengan nama BTPN Syariah pada
14 Juli 2014.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
29
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
struktur organisasi
Prsident Director
Harry A.S. Sukadis
Risk & Compliance Director
Rosi Susanti
Operations Director
Gatot Adhi Prasetyo
Legal Head
Yunita C. Haerani
Operations Strategy &
Development Head
Dewo Triatmoko
Compliance Head
Rena Mutia
Operations Services Head
Mohamad Rizal
Risk Management Head
Hari Pudjo Santoso
HC Operations & Quality
Assurance Head
Pasu Donnaria
Corporate HC Head
Dewi Nuzulianti
Corporate Service Head
Budi Yunawan Saleh
Finance & Treasury Head
TBA*
Legacy Portfolio (Care Taker)
IGN Widyo Supratignyo
* TBA: To Be Acquired.
30
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan usaha
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
Internal Audit Head
Sri Wulan P. Lestari
Deputy President Director
Ratih Rachmawaty
IT Director
Setiasmo
Business and Human Capital Director
Ratih Rachmawaty
IT Planning &
Governance Head
Her Purwoko (PJS)
Funding Sales Head
Shita Satyawati P
IT PMO &
Business Alliance Head
Jodi Ng
Product Development Head
Ade Fauzan
IT Application
Development Head
Ahmad Yani
Financing Risk Head
Dharma Putera
IT Operation, Infrastructure
& Service Delivery Head
Her Purwoko
HC BP Management Head
Adriani Surono
Business Support & Development Head
Dwiyono Bayu Winantio
Corporate & Business
Planning Head
Roy Iskandar
Sales & Distribution Head 1
Johanes Hermawan
Sales & Distribution Head 2
Abianti Riana
Reaserch & Partnership Development Head
M. Syarif Surbakti
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
31
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
profil dewan komisaris
Kemal Azis Stamboel
Warga Negara Indonesia, 64 tahun. Kemal Azis Stamboel diangkat
sebagai Komisaris Utama dan Komisaris Independen BTPN Syariah
sesuai hasil Keputusan Sirkuler sebagai pengganti Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 20 Mei 2014 dan memperoleh
persetujuan Otoritas Jasa Keuangan pada tanggal 24 Februari 2014.
Memiliki pengalaman lebih dari 37 tahun, beliau mengawali karier
pada PT Indonesia Asahan Aluminium (1977-1982), dan bekerja
dibeberapa perusahaan seperti President Director dari Price
Waterhouse Coopers Consulting Indonesia (1982-2002), Indonesia
Country Leader & Partner dari IBM (2002-2004), Anggota Pengawas
dari Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh dan Nias
(2005-2008), Wakil Ketua Pelaksana dari Dewan Teknologi Informasi
dan Komunikasi Nasional (2006-2008), Komisaris Independen dari
PT Krakatau Steel (2007-2008) dan PT Titan Petro Chemical (20062012), Ketua Komisi I DPR RI (2009-2010), Wakil Ketua Panja Inflasi
dan Suku Bunga Komisi XI DPR RI.
Selain BTPN Syariah, beliau juga masih menjabat sebagai
Komisaris Independen PT Holcim Indonesia Tbk, Penasehat
Direksi PT Indosat Tbk, Ketua Dewan Pengurus WWF
Indonesia dan Sekretaris Jenderal dari Perhimpunan Bank
Internasional Indonesia (PERBINA).
Memperoleh gelar Sarjana Psikologi dari Universitas
Padjadjaran dan gelar Master of Science in Business
Management dari Hult International Business School USA,
beliau juga mengikuti berbagai program pelatihan dan
konferensi yang antara lain diselenggarakan oleh LSPP, Price
Waterhouse Coopers, XXVI IAFEI World Congress ASEAN
Federation of Accountants.
32
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan usaha
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
Dewie Pelitawati
Taras Wibawa Siregar
Warga Negara Indonesia, 55 tahun. Dewie Pelitawati
diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris dan
Komisaris Independen BTPN Syariah sesuai hasil
Keputusan Sirkuler sebagai pengganti Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 20 Mei 2014 dan
memperoleh persetujuan Otoritas Jasa Keuangan pada
tanggal 24 Februari 2014.
Warga Negara Indonesia, 45 tahun. Taras Wibawa
Siregar diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris
BTPN Syariah sesuai hasil Keputusan Sirkuler sebagai
pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
tanggal 20 Mei 2014 dan memperoleh persetujuan
Otoritas Jasa Keuangan pada tanggal 24 Februari 2014.
Beliau mengawali karier pada PT Indosat (1985-1999),
dan bekerja dibeberapa perusahaan seperti Head of
Chairman Office dari Indonesia Bank Restructuring
Agency (1999-2000), Secretary to Junior Minister
dari Minister for National Economic Restructuring-RI
(2001), Komisaris dari PT Indosat Mega
Media Mobile dan Kominsaris PT
Satelindo (2002-2003), Chief Legal
and Compliance dari PT Indosat
(2009-2010), Partners pada Bahar
and Partners Attorney At Law
(2010-2013). Selain BTPN
Syariah, beliau juga masih
menjabat sebagai Senior
GM Corporate Legal,
Governance and Compliance
dari PT XL-Axiata Tbk.
Memperoleh gelar Sarjana
Hukum dan Magister
Hukum dari Fakultas Hukum
Universitas Padjadjaran dan
mengikuti berbagai program
pelatihan, antara lain
diselenggarakan oleh LSPP,
Asosiasi Advokat Indonesia,
Dubai International Finance
Centre, Corporate Leadership
Development Institute.
Memiliki pengalaman lebih dari 21 tahun, beliau
mengawali karier pada PT Freeport Indonesia (19931996) sebagai Senior Systems Analyst, dan bekerja
di beberapa perusahaan perbankan seperti Citibank
NA (1998-2004) dengan posisi terakhir sebagai
CitiFinancial Credit Risk Head and
Personal Loan & Ready Cash Credit
Policy Head, PT Bank Danamon
Indonesia Tbk (2004-2008) dengan
posisi terakhir sebagai Self Employed
Mass Market Credit Risk Head dan
sejak 2008 sampai saat ini di
BTPN sebagai Deputy Risk
Management Head.
Memperoleh gelar Bachelor
of Science (faculty of
Computer Science) dan
Bachelor of Arts (faculty
of Business Administration)
dari Washington State
University, Washington, USA
(1993), dan Master of Business
Administration dari Tulane
University – A.B. Freeman
School of Business, Lousiana,
USA (1998).
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
33
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
profil direksi
Harry A.S. Sukadis
Warga Negara Indonesia, 60 tahun. Harry A.S. Sukadis diangkat
sebagai Direktur Utama BTPN Syariah sesuai hasil Keputusan
Sirkuler sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa tanggal 20 Mei 2014 dan memperoleh persetujuan
Otoritas Jasa Keuangan pada tanggal 24 Februari 2014.
Memiliki pengalaman lebih dari 37 tahun, beliau mengawali
karir di PT Ma’soem, PT Kasoem, Pusat Penelitian Ekonomi
& Sumber Daya Manusia Universitas Padjadjaran, Kantor
Akuntan R. Supardi Sugandakusumah (Akuntan Publik),
PT Indosat. Selama di PT Indosat, atas persetujuan pemegang
saham dan manajemen, sebagai konsultan sistem informasi
keuangan antara lain di PT Telkom, PT Sucofindo, PT Garuda
Indonesia, PT Merpati Nusantara Airlines Badan Urusan
Logistik dan lain-lain. Kemudian berkarir di PT Semen Cibinong
Tbk. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebagai
Direktur Keuangan dan Manajemen, posisi terakhir sebagai
Koordinator Pelaksana Harian tugas-tugas Menteri
Keuangan selaku Ketua Tim Pemberesan BPPN, PT Bank
Danamon Tbk sebagai Komisaris Independen, anggota
Komite Audit, anggota Komite Manajemen Risiko
serta anggota Komite Remunerasi dan Nominasi,
Departemen Agama sebagai Konsultan Direktorat
Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah, dan terakhir
berkarir pada Perum Percetakan Uang & Dokumen
Sekuriti sebagai Direktur Keuangan, SDM & Pengamanan
yang bertanggung jawab pada Direktur Utama, dan
membawahi Divisi Keuangan, Divisi SDM, Divisi
Pengamanan, Departemen Informasi dan Teknologi
dan Optimalisasi Aset. Selain itu juga sebagai Direktur
Pembina Dana Pensiun Peruri, Yayasan Pensiun Peruri
dan Yayasan Pelayanan Kesehatan Peruri.
Memperoleh gelar Doktorandus Akuntan (Drs.Akt)
dari Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran dan
mengikuti berbagai program pelatihan yang antara lain
diselenggarakan oleh PT Telkom, IBM, Monash University,
BSMR-ABN AMRO, Standard Chartered Bank.
34
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan usaha
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
Ratih Rachmawaty
Warga Negara Indonesia, 42 tahun. Ratih Rachmawaty diangkat sebagai
Wakil Direktur Utama BTPN Syariah sesuai hasil keputusan Sirkuler sebagai
pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 20 Mei 2014 dan
memperoleh persetujuan Otoritas Jasa Keuangan pada tanggal 24 Februari 2014.
Sejak Tahun 2011, Ratih Rachmawaty menjadi Kepala UUS BTPN dan menjadi
pendiri serta arsitek bisnis Tunas Usaha Rakyat (TUR) yang memberikan pelayanan
kepada nasabah Pra Sejahtera produktif untuk meraih hidup yang lebih baik
melalui program pemberdayaan perempuan dan membangun semangat Berani
Berusaha, Disiplin, Kerja Keras dan Saling Bantu (BDKS). Pada bulan Juli
2014, UUS BTPN di spin-off menjadi BTPN Syariah dan bisnis TUR yang
dipimpinnya sudah mencapai lebih dari 1,2 juta nasabah pra sejahtera
produktif yang diberdayakan oleh lebih dari 8.000 karyawan.
Keahlian beliau di Mikro Banking berasal dari pengalamannya di
Bank Danamon (2003-2008) dimana beliau sebagai salah satu pendiri
dan terlibat dalam melahirkan Bisnis Mass Market (Danamon Simpan
Pinjam-DSP) dari sejak awal. Kemudian menjadi Kepala Perencanaan
Bisnis Mikro di BTPN (2008-2011) dan salah satu pendiri dalam
melahirkan Bisnis Mikro (Mitra Usaha Rakyat) di BTPN. Beliau banyak
melakukan studi banding ke berbagai negara terkait Micro Banking
diantaranya ke India, Mexico, Peru dan America Latin serta dengan
institusi-institusi yang khusus bergerak di bidang financial inclusion
dan pengentasan kemiskinan seperti Grameen Foundation, IFC
dan UNCDF (United Nation Capital Development Fund). Beliau
juga aktif dalam seminar-seminar microfinance tingkat dunia
seperti World MicroCredit Summit serta mendapatkan pelatihan
leadership dari Harvard Business School, Boston, USA.
Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi/
Akuntansi Universitas Padjadjaran Bandung dengan predikat
cum laude dan mendapat gelar MBA dari Melbourne Business
School University of Melbourne. Beliau telah mengikuti
berbagai pelatihan yang diselenggarakan oleh Harvard Business
School USA, INSEAD Singapore, Mc. Kinsey, BSMR (Badan Sertifikasi
Manajemen Risiko), Ekonomi Syariah dari Karim Business
Consulting dan LPPI, Stephen Covey, Dave Ulrich, Euro David
International Limited, Auditors Club Perbanas, DDI, Perbanas
Business School, FCG, TGMH Consulting, Bankers Club, Prof.Terry
S.David, Grameen Foundation, Ikatan Bankir Indonesia, Lembaga
Komisaris dan Direktur Indonesia serta Bank Indonesia.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
35
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
Rosi Susanti
Warga Negara Indonesia, 48 tahun. Rosi Susanti diangkat sebagai Direktur
Kepatuhan BTPN Syariah yang membawahi Compliance, Risk Management dan
Legal sesuai hasil keputusan Sirkuler sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa tanggal 20 Mei 2014 dan memperoleh persetujuan Otoritas Jasa
Keuangan pada tanggal 21 April 2014.
Memiliki pengalaman lebih dari 23 tahun dalam bidang perbankan. Beliau
mengawali karier di PT Bank Artha Prima (AKA PT Bank Artha Graha) sebagai
Account Officer. Kemudian berkarir di PT Bank Niaga Tbk (AKA CIMB Niaga)
selama 9 tahun, dimulai dengan mengikuti Program Pendidikan Executive (PPE)
dan ditempatkan di berbagai bagian yaitu sebagai Credit Policy
Officer, Account Officer, Legal Manager Corporate Banking
dan terakhir menjabat sebagai Legal Head – Special Asset
Management Group. Berkarir di BPPN (IBRA) selama
1 tahun di bagian Credit Support and ComplianceRisk Management. Menghabiskan karir selama 8
tahun di PT Bank Danamon Tbk di Credit Policy and
Administration-Risk Management dan terakhir sebagai
Senior Vice President - Legal Kantor Pusat. Berkarier di
BTPN sebagai Legal Business Head, kemudian pindah
ke Unit Usaha Syariah - BTPN sebagai Executive Vice
President yang membawahi Risk Management, Legal
dan Compliance.
Memperoleh gelar sarjana hukum dari Fakultas Hukum
Universitas Padjadjaran Bandung dan mengikuti
berbagai program pelatihan yang diselenggarakan oleh
Michigan Ross Asia – Hong kong, Insead Singapore,
MIM -Malaysia,Trade Finance-Singapore, Local
Lawfirm Hongkong/Guangzhou, IICD, BSMR, BARA,
Perbanas, LPPI, IBI, Karim Consulting dan berbagai
seminar/training mengenai KYC, GCG, APU/PPT yang
diselenggarakan oleh BI, OJK, FKDKP.
36
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan usaha
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
Setiasmo
Warga Negara Indonesia, 45 tahun. Setiasmo diangkat sebagai
Direktur Teknologi Informasi BTPN Syariah sesuai hasil Keputusan
Sirkuler sebagai pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
tanggal 20 Mei 2014 dan memperoleh persetujuan Otoritas Jasa
Keuangan pada tanggal 24 Februari 2014.
Memiliki pengalaman lebih dari 21 tahun, dengan lebih dari
separuhnya di bidang operasional dan teknologi informasi baik di
industri perbankan maupun asuransi.
Beliau mengawali karier pada sebagai management
trainee PT United Tractors, dan sebagai sales admin
pada PT Courtaulds Coatings Indonesia. Karir di
bidang perbankan diawali sebagai trainee Bankers
Development Programme di PT Bank Universal dan
selama 9 tahun berikutnya menempati berbagai
jabatan dan posisi. Kemudian melanjutkan ke PT Bank
Permata, PT Bank Mega, PT Asuransi Astra Buana,
PT Bank Danamon, Potensia HR, dan terakhir
berkarier di BTPN.
Memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian
dari Jurusan Mekanisasi Pertanian, Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Mendapatkan gelar Master of Science (MSc.)
dalam bidang Electronic System and Engineering
Management dan Magister Komputer (M.Kom)
dalam Bidang Information Technology dari
Swiss German University.
Sepanjang karirnya, telah mengikuti
berbagai program pelatihan dan seminar di
bidang Perbankan dan Perbankan Syariah,
pelatihan Kepemimpinan (Leadership),
pelatihan di bidang Teknologi Informasi,
Manajemen Risiko, pelatihan terkait
pemberdayaan Productive Poor dan Financial
Inclusion, baik yang diselenggarakan oleh
berbagai lembaga pelatihan dalam maupun
luar negeri.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
37
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
Gatot Adhi Prasetyo
Warga Negara Indonesia, 52 tahun. Gatot Adhi
Prasetyo diangkat sebagai Direktur Operasional
BTPN Syariah sesuai hasil Keputusan Sirkuler sebagai
pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
tanggal 20 Mei 2014 dan memperoleh Persetujuan dari
Otoritas Jasa Keuangan pada tanggal 24 Februari 2014.
Memiliki Pengalaman lebih dari 27 tahun, Beliau
mengawali karier pada PT Ripta Paripurna Engineering
Consultant, PT Bank Pasific, PT Bank Universal,
PT Asuransi Astra Buana, PT Direct Vision, PT Bank
Permata dan terakhir berkarier di Bank Sahabat.
Memperoleh gelar Sarjana Teknik dari fakultas
Teknik Geodesi Institut Teknologi Bandung
(ITB) dan telah mengikuti berbagai program
pelatihan yang antara lain diselenggarakan
oleh Center of Management Technology,
IMPM Prasetya Mulya, Bussiness Forum, Asia
Pasific Institute, KPMG Management
Consultant, Astra Management Institute
of Development, Covey Leadership
Center, Law Education & Training
Hotma Paris, IBC Asia Limited, Care
Consulting, Departemen Keauangan RI,
Business Consulting, Direktorat Jendral
Perhubungan Darat, Kellog School Of
Management, Plasmedia, Lawrence Walter
Ng, SCB, Badan Sertifikasi Manajemen
Risiko, LPPI dan LSPP.
38
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
profil dewan pengawas syariah
KH. Drs. Amidhan
KH. Ahmad Cholil Ridwan, Lc
Warga Negara Indonesia, 75 tahun. Menjabat sebagai
Ketua Dewan Pengawas Syariah Perseroan BTPN Syariah
sejak 22 Mei 2014, dimana sebelumnya menjabat
sebagai ketua DPS UUS BTPN sejak tahun 2008. Selain
itu juga menjabat sebagai Dewan Pengawas Syariah PT
Asuransi Tokio Marine Insurance (d/h MAA) sejak 2006
serta anggota DPS PT Asuransi ADIRA (2004-Sekarang),
Ketua DPS PT K-Link Nusantara sejak 2013. Memperoleh
pendidikan ikatan dinas dari Kementerian Agama untuk
PGAN (Pendidikan Guru Agama Negeri) Banjarmasin
(1952-1956) dan PHIN (Pendidikan Hakim Islam Negeri)
Yogyakarta (1956-1959). Sarjana Lengkap Fakultas Syariah
IAIN Yogyakarta (1967), Fakultas Hukum UII tahun
1968 (tidak selesai), kursus Management and
Strategic Planning di Massachussets University,
USA (1990) dan kursus Reguler Lemhannas,
Angkatan XXII Jakarta (1989) dan Kursus
Manggala BP7 (Istana Bogor) (1995). Kursus Hak
Asasi Manusia (HAM) di Oslo, Norway, 2002.
Warga Negara Indonesia, 67 tahun. Menjabat
sebagai Anggota Dewan Pengawas Syariah
BTPN Syariah sejak 22 Mei 2014, dimana
sebelumnya menjabat sebagai anggota DPS
UUS BTPN sejak Juni 2010. Menjadi anggota
MP3A Kementrian Agama (2005-sekarang).
Meraih gelar sarjana di Universitas Islam
Madinah Saudi Arabia tahun 1975. Menjabat
sebagai ketua MUI Pusat (2005-sekarang),
Anggota Pokja Dewan Pembina Dewan
Dakwah Islamiyah Indonesia (2014 –
sekarang), Wakil Ketua Umum BKsPPI (Badan
Kerjasama Pondok Pesantren
Indonesia), Wakil Ketua
Umum Perhimpunan KB PII
(Keluarga Besar Pelajar Islam
Indonesia) (2010-sekarang),
dan Pimpinan Umum Pondok
Pesantren Husnayain di
Jakarta (1986–sekarang).
Pernah mengajar bahasa
Arab dan agama
Islam di Pesantren
Assyafiliyyah (19761985), Karyawan pada
Atase Haji Kedubes RI
Jeddah (1976).
Mengawali karir di Kerapatan Qadli
Besar di Banjarmasin kemudian sebagai
Pengatur pada Kantor Pengawas
Peradilan Agama se-Kalimantan di
Banjarmasin kemudian ditugaskan di
Kantor Pusat Departemen Agama pada
tahun 1972, meniti karir sampai menjadi
Sekretaris Ditjen Bimas Islam dan Urusan
Haji (1989-1991), Dirjen Bimas Islam dan
Urusan Haji Departemen Agama (19911996), dan Staf Ahli Menteri Agama Bidang
Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama
(1996-1999). Menjabat sebagai Ketua
MUI (2005-2015), Anggota Komnas HAM
(2002-2007), dan menjadi Anggota MPR-RI
(1999-2004) dan Anggota Badan Pekerja
MPR-RI, PAH I Perubahan UUD 1945,
(2000-2004).
dalam dan
Pernah menjadi pengajar tamu, di Sespim
Polri, Lembang Bandung, Lemhannas
Jakarta dan Badan Pembina Mental TNI
Cilangkap Jakarta. Menjadi nara sumber
simposium/seminar/konferensi di bidang
syariah/haji/halal/HAM/dan lain-lain di
di luar negeri.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
39
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
profil komite setingkat dewan komisaris
Muhammad Faisal Muchtar
Dewi Nuzulianti
Saat ini menjabat sebagai anggota Komite
Audit dan Komite Pemantau Risiko BTPN
Syariah dengan latar belakang akademis
Magister di bidang Ushul Fiqh dari AlAzhar University Cairo, Mesir dan Ekonomi
Islam dari Universitas Islam Indonesia.
Sering mengikuti berbagai pelatihan yang
berhubungan dengan ekonomi Islam, antara
lain Bisnis Gadai dan Keuangan Syariah,
Manajemen Risiko, Tata Kelola Keuangan
Syariah, dan pasar modal di Indonesia,
Malaysia dan Bahrain.
Menjabat sebagai anggota Komite Remunerasi
dan Nominasi BTPN Syariah sejak Juli 2014. Lulusan
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri dari Institut
Teknologi Bandung pada tahun 1994. Menjabat
sebagai Corporate Human Capital Head semenjak
Juli 2014.
Memulai karir perbankan di
PT Bank Muamalat Indonesia
sebagai Bussines Development
Officer, Setelah itu beralih sebagai
Manajer Senior Keluhan Nasabah
di Bank Syariah Mega Indonesia,
Dewan Penasehat Syariah di
Asuransi Takaful, hingga
terakhir menjabat sebagai
sekretaris perusahaan
di Al Ijarah Indonesia
Finance (ALIF) dengan
berbagai pengalaman
di bidang perbankan
yang ia miliki. Pada
bulan September 2014
ia diangkat sebagai
anggota Komite Audit
dan Komite Pemantau Risiko
BTPN Syariah.
40
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Memulai karir di PT Bank Universal Tbk (19952002) dengan spesialisasi di bidang Remunerasi
dan memegang posisi terakhir sebagai Head of
Rewards and Performance Management Department.
Selanjutnya meniti karir di PT Bank Permata,
Tbk pada berbagai posisi dengan
jabatan terakhir sebagai Head of
Human Resources Operations and
Information System (2002-2009).
Pada bulan Mei 2009 bergabung
dengan BTPN dengan posisi sebagai
Corporate Human Capital Head
hingga posisi terakhir sebagai
Human Capital Head untuk
Direktorat Retail Banking
sebelum pindah ke
BTPN Syariah.
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
AZIZ BUDI SETIAWAN
Saat ini menjabat sebagai anggota Komite Audit dan
Komite Pemantau Risiko BTPN Syariah. Dengan latar
belakang ilmu ekonomi syariah yang ia miliki, BTPN Syariah
mengajak beliau untuk terlibat mengembangkan sistem
perbankan yang ada. Ia memulai karir sebagai Dosen
dan Peneliti Bidang Perbankan Syariah di Sekolah Tinggi
Ekonomi Islam (STEI) SEBI yang dijalani sejak 2006 sampai
dengan sekarang. Menyelesaikan S1 Perbankan Syariah
tahun 2005 di STEI SEBI dan S2 di Paramadina Graduate
School of Business-Universitas Paramadina, Program
Magister Bisnis dan Keuangan Islam dengan konsentrasi
perbankan syariah pada tahun 2009.
Saat ini bertugas sebagai Wakil Ketua I Bidang
Akademik STEI SEBI yang membawahi Program
Studi Perbankan Syariah dan Akuntansi Syariah.
Sebelumnya sempat menjabat sebagai ketua
program studi Perbankan Syariah sejak tahun
2008 sampai dengan tahun 2012.
Selain itu sejak tahun 2010 juga
menjadi pengurus Ikatan Ahli
Ekonomi Islam Indonesia (IAEI)
dan Masyarakat Ekonomi Syariah.
Aktif dalam berbagai penelitian,
publikasi, dan forum yang
berkaitan dengan keuangan
dan perbankan syariah. Beberapa
penelitian yang telah dilakukan
berkaitan dengan kebijakan
pengembangan, kinerja, tingkat
kesehatan dan tata kelola perbankan
syariah. Selain itu juga aktif menulis
artikel terkait keuangan dan perbankan
syariah secara berkala dan dipublikasikan
pada majalah stabilitas jasa keuangan
(LPPI Bank Indonesia), Majalah Sharing,
Bisnis Indonesia dan Republika.
Pada bulan September 2014 ia diangkat
sebagai anggota Komite Audit dan
Komite Pemantau Risiko BTPN Syariah.
data perusahaan
informasi keuangan
susunan komite
setingkat dewan
komisaris
Komite Remunerasi dan Nominasi
Ketua:
Kemal Azis Stamboel
(Komisaris Utama/Independen)
Anggota:
Dewie Pelitawati
(Komisaris Independen)
Taras Wibawa Siregar
(Komisaris)
Dewi Nuzulianti
(PE bidang Human Capital)
Komite Pemantau Risiko
Ketua:
Dewie Pelitawati
(Komisaris Independen)
Anggota:
Taras Wibawa Siregar
(Komisaris)
Azis Budi Setiawan
(Pihak Independen)
Muhammad Faisal Muchtar
(Pihak Independen)
Komite Audit
Ketua:
Kemal Azis Stamboel
(Komisaris Utama/Independen)
Anggota:
Taras Wibawa Siregar
(Komisaris)
Azis Budi Setiawan
(Pihak Independen)
Muhammad Faisal Muchtar
(Pihak Independen)
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
41
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
susunan kepemilikan dan kepengurusan
btPN syariah
Susunan Kepemilikan
BTPN
373.333 lembar saham
(Akta No. 27 tanggal 30 Jan 2014)
30%
Triputra
70%
Triputra
160.000 lembar saham
• Akta Jual Beli Saham No.32 tanggal
21 November 2014.
• Akta Pernyataan Keputusan di luar RUPS
BTPN Syariah No.01 tanggal 01 Desember
2014 perihal Pengalihan Saham Milik Yayasan
Purba Danarta kepada Triputra.
BTPN
PT Triputra Persada Rahmat (TRIPUTRA)
Triputra didirikan oleh TP Rachmat dan B. Subianto sebagai bentuk
kepedulian untuk membangun Bangsa Indonesia menjadi lebih baik
dengan membantu masyarakat pra-sejahtera agar dapat meraih
kemandirian ekonominya.
Moto “Less for self, More for Others, Enough for Everyone” menjadi
dasar bagi para pendiri untuk memulai usaha keuangan mikro dengan
melakukan penyaluran pembiayaan dan pengumpulan tabungan mikro
untuk keluarga pra-sejahtera produktif melalui kepemilikan saham
Triputra di BTPN Syariah (dahulu bernama Bank Sahabat).
Terinspirasi oleh Muhammad Yunus dengan Grameen Bank-nya, para
pendiri melalui kepemilikan sahamnya di BTPN Syariah bukan hanya
bertujuan untuk memperoleh keuntungan usaha semata, tetapi juga
membantu percepatan perkembangan masyarakat sektor mikro yang
dilayani dengan melakukan pembinaan bagi keluarga pra-sejahtera
agar dapat memperoleh kehidupan lebih baik.
42
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN)
BTPN memfokuskan diri untuk melayani dan memberdayakan
segmen mass market yang terdiri dari pension, usaha mikro dan
kecil, serta komunitas pra-sejahtera produktif. Fokus bisnis tersebut
didukung oleh empat unit bisnis BTPN, yaitu BTPN Sinaya – unit
bisnis pendanaan, BTPN Purna Bakti – unit usaha bisnis yang
fokus untuk melayani nasabah pensiunan, BTPN Mitra Usaha
Rakyat – unit bisnis yang fokus melayani pelaku usaha mikro dan
kecil, dan BTPN Syariah – yang fokus untuk melayani nasabah dari
komunitas perempuan pra-sejahtera produktif. Melalui program
Daya yaitu program pemberdayaan mass market yang terukur dan
berkelanjutan, BTPN secara regular memberikan pelatihan dan
informasi untuk meningkatkan kapasitas nasabah sehingga memiliki
kesempatan tumbuh dan mendapatkan peluang untuk hidup
yang lebih baik.
Per Desember 2014, BTPN memiliki total asset Rp75 triliun, dengan
rasio kecukupan modal (CAR) yang kuat sebesar 23,3% dan NPL
rendah sebesar 0,7%. Profitabilitas dalam kaitannya dengan Return
on Assets (ROA) mencapai 3,6% dan Return on Equity (ROE) sebesar
18,4%. Kini BTPN dikenal sebagai salah satu bank dengan kinerja
prima yang memperoleh rating AA+ (idn) dengan stable outlook
dari Fitch Ratings.
Diperkuat oleh jaringan kantor yang tersebar di seluruh Indonesia,
BTPN memiliki cabang-cabang di 263 kota di Indonesia. BTPN
mengelola jaringan yang memberikan pelayanan bagi nasabah,
meliputi 409 Cabang BTPN Purnabakti dan 122 payment point,
585 BTPN Cabang BTPN Mitra Usaha Rakyat, serta 56 Cabang BTPN
Sinaya di seluruh Indonesia.
Saat ini BTPN dimiliki oleh TPG Nusantara S.à.r.l. dengan jumlah
kepemilikan saham sebesar 25,9%, Sumitomo Mitsui Banking
Corporation sebesar 40,0% dan publik sebesar 34,1%.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
43
ikhtisar utama
profil perusahaan
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
struktur kepemilikan BTPN Syariah
Japan Trustee Service Bank, Ltd
The Master Trust Bank of Japan, Ltd
Public <5%
6,40%
5,18%
88,42%
100%
100%
100%
Japan Research
Institute
SMBC
Consumer Finance
SMFG Card&Credit
66%
100%
Sumitomo Mitsui
Card
100%
SMBC Friend
Securities
Cedyna
GP
Newbridge Asia
GenPar IV, L.P.
Newbridge Asia IV,
L.P.
100%
GP
TPG Nusantara
Cayman Co
LP
LP
TPG Nusantara
Cayman Co-Invest
L.P.
TPG Nusantara
Cayman, L.P.
LP
Co Investors: GIC
Noonday
100%
TPG Nusantara
(Hongkong) Limited
Co Investors:
Northstar Equity
Partners
100%
TPG Nusantara
S.à.r.l.
Crescento
Hermawan
Arif Rachmat
85%
15%
PT Triputra
Persada Rahmat
* Investasi tidak langsung SMFG Group.
44
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Newbridge Asia
Advisors IV, Inc.
GP
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
SMFG
100%
98%
SMBC
100%
SMBS Management
Service Co.Ltd*
SMSB Co.Ltd *
100%
SMBC Nikko
Securities
60%
Sumitomo Mitsui
Finance and Leasing
85%
39,68%
PT Nikko Securities
Indonesia
14,89%
PT Indonesia
Infrastructure Finance
PT SMFL Leasing
Indonesia
25,71%
60%
10%
SBCS Co. Ltd
100%
SMBC SSC Sdn.BHD
9%
99%
1%
Pemegang Saham Pengendali:
PT SBCS Indonesia
1. PT Bank Tabungan
Pensiunan Nasional Tbk
98,47%
2. PT Triputra Persada Rahmat
PT Bank Sumitomo
Mitsui Indonesia
Pemegang Saham
40%
25,88%
Pengendali Terakhir:
34,12%
BTPN
1. Sumitomo Mitsui Financial
Publik
Group (melalui Sumitomo
Mitsui Banking Corporation)
70%
dan David Bonderman
(melalui TPG Nusantara S.a.r.l);
2. Arif Rachmat
30%
(melalui PT Triputra
BTPN Syariah
Persada Rahmat)
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
45
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
informasi bagi pemegang saham
Auditor Independen
Kantor Akuntan Publik Tanudiredja,
oleh Notaris Hadijah, S.H. yang telah diterima dan
Wibisana, Rintis dan Rekan
dicatat dalam Database Sistem Administrasi Badan
(dahulu Kantor Akuntan Publik Tanudiredja,
Hukum Menkumham RI, sebagaimana termuat
Wibisana dan Rekan - a member firm of
dalam Penerimaan Pemberitahuan Perubahan
PwC global network)
Anggaran Dasar Perseroan dalam Surat No. AHU-
Plaza 89
06242.40.21.2014, tanggal 16 September 2014,
Jalan HR Rasuna Said Kav. X-7 No.6
Jakarta 12940
Susunan pengurus terakhir sebagaimana termuat
PO BOX 2473 JKP 10001
dalam Akta Notaris No.21 tanggal 9 September
Telp
: +62-21-521 2901
2014 yang telah diterima dan dicatat dalam
Fax
: +62-21-5290 5050
Database Sistem Administrasi Badan Hukum
www.pwc.com/id
Menkumham RI, sebagaimana termuat dalam
Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data
Situs Internet
https://www.btpnsyariah.com
Perseroan, dalam Surat No. AHU-30739.40.22.2014,
tanggal 18 September 2014.
Akta Pendirian
Susunan Komposisi Pemegang Saham terakhir
BTPN Syariah dahulu adalah Bank Sahabat
Desember 2014 yang telah diterima dan dicatat
sebuah bank umum konvensional yang didirikan
dalam Database Sistem Administrasi Badan Hukum
berdasarkan Akta Notaris, dan telah mengalami
Menkumham RI, sebagaimana termuat dalam
beberapa kali perubahan antara lain perubahan
Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data
terhadap seluruh Anggaran Dasar sebagaimana
Perseroan, dalam Surat No.AHU-45327.40.22.2014,
termuat dalam Akta No. 25 tanggal 27 Agustus
tanggal 5 Desember 2014.
termuat dalam Akta Notaris No.01 tanggal 1
2013 yuncto akta No. 30 tanggal 25 September 2013
keduanya dibuat oleh Notaris Hadijah, S.H. dan
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar, maksud
telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum
dan tujuan kegiatan BTPN Syariah adalah
dan Hak Asasi Manusia (“Menkumham”) Republik
menyelenggarakan usaha perbankan berdasarkan
Indonesia (“RI”) dalam Surat Keputusan (“SK”) No.
prinsip syariah, dan BTPN Syariah telah
AHU-50529.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 1 Oktober
mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan
2013 tentang Persetujuan Perubahan Anggaran
(“OJK”) untuk melakukan kegiatan usaha
Dasar Perseroan dan sudah diumumkan dalam
menjadi Bank Umum Syariah berdasarkan Salinan
Berita Negara Republik Indonesia Nomor 94 Tahun
Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa
2013, tambahan Berita Negara Republik Indonesia
keuangan Nomor Kep-49/D-03/2014 tanggal 22
No.124084 tanggal 22 November 2013.
Mei 2014. Selanjutnya BTPN, telah mendapatkan
izin untuk melakukan pemisahan (spin-off) UUS
46
Perubahan Anggaran Dasar terakhir berdasarkan
BTPN ke BTPN Syariah, berdasarkan Surat dari OJK
Akta Nomor. 20 tanggal 9 September 2014 dibuat
No.S-17/PB.1/2014 tanggal 23 Juni 2014.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
Spin-off UUS BTPN dilakukan dengan cara peralihan hak dan kewajiban kepada BTPN Syariah
berdasarkan Akta Pemisahan No. 08 tanggal 4 Juli 2014 yang dibuat oleh Notaris Hadijah, S.H.
Pengumuman rencana pengalihan hak dan kewajiban UUS BTPN, kepada karyawan, nasabah dan pihak
ketiga telah diumumkan di surat kabar nasional pada tanggal 3 Juli 2014.
Bank menetapkan tanggal 14 Juli 2014 sebagai tanggal cut off untuk laporan posisi keuangan (neraca)
dan telah mulai beroperasi sejak tanggal tersebut. BTPN Syariah telah melaporkan tanggal efektif
pelaksanaan kegiatan usaha kepada OJK melalui surat No. S.031/DIR/LG/VII/2014 tanggal 17 Juli 2014.
Kantor Pusat Bank berlokasi di Menara Cyber 2 Lantai 34 Jl.HR. Rasuna Said Blok X-5 No.13 Jakarta12950.
Komposisi Pemegang Saham
(per 31 Desember 2014)
Nama
PT Bank Tabungan Pensiunan
Kepemilikan
70,00%
Jumlah Saham
373.333 lembar saham
Nasional Tbk
Jumlah Nominal Saham Disetor
Rp373.333.000.000
(tiga ratus tujuh puluh tiga milar tiga ratus
tiga puluh tiga juta Rupiah)
PT Triputra Persada Rahmat
30,00%
160.000 lembar saham
Rp160.000.000.000
(Seratus enam puluh milar Rupiah)
Modal disetor dan ditempatkan
Nama
Modal Dasar
Keterangan
Rp640.000.000.000
(enam ratus empat puluh miliar Rupiah)
Modal Disetor dan Ditempatkan
Rp533.333.000.000
(lima ratus tiga puluh tiga miliar tiga ratus tiga puluh tiga
juta Rupiah)
Jumlah total lembar saham
533.333 Lembar Saham
Nilai Nominal Saham
Rp1.000.000 per lembar saham
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
01.551.806.1-511-000
Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
09.03.1.64.92406 tanggal 15 Juli 2014
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
47
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
Pertemuan Rutin Sentra Pabuaran,
Serang, Banten.
48
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
pembahasan
dan analisis
manajemen
hal.48-59
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
49
ikhtisar utama
50
laporan manajemen
profil perusahaan
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
tinjauan perekonomian
OJK selaku regulator terus mendorong komitmen
industri perbankan syariah Indonesia agar
market share bank syariah dapat menembus 5%
dari total aset bank secara nasional.
Kecenderungan melemahnya
perekonomian Indonesia sejak
tahun 2012, masih berlanjut pada
tahun 2014. Pertumbuhan ekonomi
yang pada tahun sebelumnya
mencapai angka 5,8% per tahun,
pada tahun 2014 kembali melemah
dan turun ke angka 5,02%. Sebagai
negara dengan perekonomian
terbuka, kecenderungan tersebut
dapat dirunut kepada kondisi
perekonomian global. Pada aspek
perdagangan global, negaranegara yang merupakan pasar
utama komoditas ekspor Indonesia,
seperti Eropa, Tiongkok dan Jepang
masih terus mengalami kelemahan
dalam pertumbuhan ekonominya,
sedangkan pada aspek keuangan
global, pemulihan perekonomian
Amerika Serikat telah menyebabkan
meningkatnya ketidakpastian nilai
tukar rupiah (dan nilai mata uang
negara-negara emerging lainnya).
Tren melemahnya permintaan dan
harga komoditas primer di dunia
memberi dampak yang jelas bagi
perekonomian Indonesia sejak
2012. Neraca perdagangan yang
pada tahun-tahun sebelumnya
menunjukkan surplus tahunan di sekitar USD20
miliar atau lebih, pada tahun 2012 mulai
menunjukkan angka defisit USD1,7 yang masih
belum teratasi pada tahun 2014, dan menghasilkan
defisit tahunan pada neraca berjalan di sekitar
angka -3% dari GDP. Selain dari menyebabkan
lemahnya pertumbuhan ekonomi, defisit
tersebut juga mendorong kelemahan pada nilai
tukar rupiah. Ditambah dengan ketidak pastian
mengenai kebijakan US Federal Reserve dalam
menghadapi pemulihan ekonomi AS, nilai tukar
rupiah mengalami tekanan yang cukup besar
dalam 2 – 3 tahun terakhir ini. Pada tahun 2014
rata-rata nilai tukar rupiah terhadap USD berada
pada angka Rp11.876, yang merupakan penurunan
12% bila dibandingkan dengan nilai tukar rata-rata
pada 2013 sebesar Rp10.445.
Tekanan terhadap nilai tukar rupiah, ditambah
dengan kebijakan pemerintah untuk mengurangi
subsidi dan menaikkan harga BBM akan menambah
besarnya potensi inflasi. Karena itu untuk
mempertahankan stabilitas nilai harga dan nilai
tukar rupiah, Bank Indonesia telah menanggapi
kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM
sebesar 30% pada bulan November 2014 (dan juga
kenaikan BBM sebelumnya, pada bulan Juni 2013),
dengan menaikkan suku bunga acuan. Kebijakan
ini berdampak pada ketatnya likuiditas yang
dihadapi oleh industri perbankan secara umum.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
51
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
Dengan demikian, secara umum kondisi
perekonomian yang dihadapi industri
perbankan pada tahun 2014 adalah
melemahnya pertumbuhan ekonomi serta
likuiditas perbankan yang semakin ketat.
Kondisi ini tentunya bukan kondisi yang
mendukung industri perbankan untuk
meningkatkan kinerjanya.
TINJAUAN INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH
Pertumbuhan ekonomi yang melambat dan
semakin ketatnya likuiditas pada tahun 2014
memberi dampak perlambatan pertumbuhan
bagi industri perbankan secara keseluruhan,
baik bank konvensional maupun bank syariah.
Hal tersebut tampak pada kinerja pembiayaan,
dimana industri perbankan pada tahun 2014
menunjukkan angka peningkatan pembiayaan
sebesar 11,6% menjadi Rp3.674 triliun, yang
merupakan penurunan dari angka peningkatan
pembiayaan tahun 2013 sebesar 21,6%.
Dalam perbankan syariah, peningkatan
pembiayaan pada tahun 2014 mencatat
angka sebesar 8,26% menjadi Rp199,3 triliun,
yang merupakan penurunan signifikan bila
dibandingkan dengan 24,82% pada tahun
sebelumnya. Penurunan kinerja pembiayaan
pada perbankan syariah juga disertai
peningkatan angka pembiayaan bermasalah,
dari angka 2,62% pada tahun 2013 menjadi
4,33% pada tahun 2014. Kecenderungan yang
sama juga berlaku pada industri perbankan
nasional secara keseluruhan, dimana rasio
pembiayaan bermasalah (NPL) ke pihak ketiga
bukan bank meningkat dari 1,77% pada tahun
2013, menjadi 2,16% pada akhir tahun 2014.
Dalam hal pendanaan, penghimpunan Dana
Pihak Ketiga (DPK) pada industri perbankan
meningkat 12,3% sehingga mencapai Rp4.114
52
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
triliun. Peningkatan yang lebih rendah dari
tahun sebelumnya, yaitu sebesar 13,6%. Pada
perbankan syariah, DPK (yang terdiri dari Giro
iB akad Wadiah, Tabungan iB, dan Deposito iB
akad Mudharabah) meningkat sebesar 18,7%
menjadi Rp217,9 triliun pada tahun 2014.
Peningkatan yang lebih rendah dari tahun
sebelumnya yaitu sebesar 24,4%.
Walau pertumbuhan selama 2014 berlangsung
lambat dibanding tahun sebelumnya, namun
secara umum perbankan syariah nasional
memiliki ketahanan modal yang baik. Tercermin
dari Rasio Kecukupan Modal (CAR) tahun 2014
yang mengalami kenaikan menjadi 15,7% dari
tahun sebelumnya sebesar 14,4%. Hal ini adalah
modal penting untuk pertumbuhan perbankan
syariah di tahun-tahun berikut.
Per Desember 2014, jumlah industri Bank Umum
Syariah (BUS) tercatat sebanyak 12 bank, jumlah
Unit Usaha Syariah (UUS) sebanyak 22 bank
dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
sebanyak 163 bank. Namun jumlah nasabah
bank syariah yang tercatat di seluruh Indonesia
masih di bawah 10 juta orang. Sebagai
industri yang relatif baru bertumbuh, potensi
peningkatan nasabah perbankan syariah sangat
besar mengingat Indonesia adalah negara
muslim terbesar di dunia dengan jumlah
penduduk usia produktif yang terus bertambah.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat secara
nasional pangsa pasar atau market share
perbankan syariah masih di angka 4,85%
pada 2014. Selaku regulator, OJK mendorong
komitmen industri perbankan syariah Indonesia
sehingga dapat menembus 5%. Dalam upaya
ini, BTPN Syariah terus optimis memfokuskan
diri pada segmen Tunas Usaha Rakyat atau
productive poor dengan menerapkan prinsip
Keuangan Inklusif.
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
kinerja keuangan
Untuk tahun buku 2014, BTPN Syariah berhasil
membukukan Total Aset sebesar Rp3,8 triliun dengan
Total Pembiayaan sebesar Rp2,5 triliun dan Total Dana
Pihak Ketiga Rp2,7 triliun.
Tinjauan kinerja keuangan 2014 yang
disampaikan dalam Laporan Keuangan
untuk tahun buku 2014, disusun dengan
memperhatikan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (“PSAK”) No. 38 (Revisi 2012) tentang
“Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali”
sehubungan dengan pemisahan Unit Usaha
Syariah dari BTPN. Transaksi penambahan
modal sebesar Rp600 miliar pada tanggal
4 Februari 2014 diperlakukan menurut metode
penyatuan kepemilikan dimana unsur-unsur
laporan keuangan dari entitas yang bergabung
disajikan sedemikian rupa penggabungan
tersebut telah terjadi sejak awal periode entitas
yang bergabung berada dalam sepengendalian
yaitu tanggal 4 Februari 2014.
Aset dan Liabilitas
Untuk tahun buku 2014, BTPN Syariah berhasil
membukukan total aset sebesar Rp3,8 triliun
dimana total pembiayaan sebesar Rp2,5 triliun,
seluruhnya disalurkan ke nasabah segmen Tunas
Usaha Rakyat dengan akad Murabahah.
Pertumbuhan total Aset yang signifikan di
tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013
lebih disebabkan adanya penambahan modal
dari BTPN sebagai salah satu pemegang saham
dengan kontribusi 70%, juga hasil spin-off
kinerja Unit Usaha Syariah BTPN pada tanggal
14 Februari 2014.
Seiring dengan pertumbuhan pembiayaan di
tahun 2014, BTPN Syariah juga membukukan
Dana Pihak Ketiga sebesar Rp2,7 triliun,
dengan struktur pendanaan terdiri dari:
Deposito sebesar 80% serta Giro dan Tabungan
(CASA) sebesar 20%. Rasio Pembiayaan
terhadap Dana Pihak Ketiga berhasil dijaga di
tingkat 94,0%. Pertumbuhan dana pihak ketiga
BTPN Syariah juga didukung dengan leveraging
BTPN melalui Layanan Syariah Bank (LSB) di
44 cabang BTPN Sinaya.
Di sisi lain, BTPN Syariah juga mempunyai
kewajiban untuk menyelesaikan portfolio
nasabah dalam masa transisi konversi eks Bank
Sahabat (Legacy Portfolio). Sebagian besar proses
penyelesaian Legacy Portfolio sudah dilakukan
sampai akhir 2014. Saldo pinjaman turun dari
Rp128 miliar pada saat sebelum proses konversi
menjadi Rp51 miliar di tanggal 31 Desember
2014. Sedangkan saldo dana Pihak Ketiga turun
dari Rp144 miliar pada saat sebelum proses
konversi menjadi Rp7 miliar di akhir 2014.
Diharapkan pada tahun 2015 proses penyelesaian
nasabah Legacy Portfolio dapat diselesaikan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Total Pembiayaan
2,5 triliun
Rp
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
53
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
Profitabilitas
BTPN Syariah di tahun 2014 berhasil
membukukan Laba Bersih Setelah Pajak
(NPAT) sebesar Rp99 miliar dengan Tingkat
Pengembalian Aset (RoA) sebesar 4,2%
dan Tingkat Pengembalian Ekuitas (RoE)
sebesar 13,8%.
Rasio Biaya terhadap Pendapatan di tahun
2014 sebesar 85,9%. Hal ini tercermin dalam
Total Pendapatan Operasional Bank sebesar
Rp876 miliar sedangkan Beban Operasional
sebesar Rp752 miliar. Biaya operasional
yang cukup tinggi didominasi oleh biaya
tenaga kerja sebagai dampak dari pelayanan
nasabah di segmen Tunas Usaha Rakyat
yang membutuhkan karyawan dalam jumlah
yang besar.
Sebagai dampak dari proses konversi Bank Sahabat
pada tanggal 14 Juli 2014, Bank juga membukukan
Laba Tahun berjalan dari Operasi yang dihentikan
sebesar Rp7,9 miliar. Laba ini merupakan laba
atas Aset dan Liabilitias Bank Sahabat pada saat
sebelum konversi yaitu sejak tanggal 1 Januari
2014 sampai dengan 13 Juli 2014.
Likuiditas
BTPN Syariah mampu menjaga rasio Aset
yang Liquid (Quick Ratio) di tingkat 51,9%
untuk memastikan kecukupan likuiditas dalam
menghadapi berlanjutnya gejolak pasar dan
kondisi likuiditas yang ketat di pasar domestik.
Selain itu kondisi total ekuitas Bank juga dalam
Ibu Sarisah, pengrajin kandang
ayam, Sentra Salam Sukur Damai,
Lombok Barat.
54
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
kondisi cukup yaitu sebesar Rp905 miliar dimana
rasio kecukupan modal (CAR) adalah sebesar
33,9% atau berada diatas ketentuan minimum
yang diatur yaitu sebesar 8%.
BTPN Syariah juga berencana untuk menambah
ekuitas sehingga di tahun 2015, jumlah ekuitas
BTPN Syariah berada diatas Rp1 triliun dan
akan menjadi Bank Buku 2. Dengan menjadi
Bank Buku 2, BTPN Syariah akan mampu
mengembangkan produk dan layanan yang
lebih beragam sesuai dengan koridor kepatuhan
yang berlaku.
Kualitas Pembiayaan
Sepanjang 2014, Bank mampu menjaga rasio
pembiayaan bermasalah (Non Performing
Financing/NPF) hanya sebesar 1,3%.
Kualitas Pembiayaan Murabahah yang
disalurkan di segmen Tunas Usaha Rakyat
mengkontribusi rasio NPF sebesar 0,9%,
sedangkan kualitas pinjaman atas Legacy
Portfolio mengkontribusi rasio NPF
sebesar 22,4%.
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
dampak keuangan
Struktur dan Strategi Permodalan
Pada awal tahun 2014 ini peristiwa penting
terjadi pada tanggal 4 Februari 2014 adalah
penempatan modal dari BTPN sebagai
salah satu pemegang saham kepada Bank
Sahabat sebesar Rp600 miliar sebagai bentuk
komitmennya dalam pengembangan BTPN
Syariah. Aksi penting lainnya adalah pada
Perubahan Komposisi Pemegang Saham, berupa
pengalihan saham sebanyak 7.500 lembar milik
Yayasan Purba Danarta, kepada PT Triputra
Persada Rahmat (Triputra) sehingga kepemilikan
Triputra di BTPN Syariah menjadi sebesar 30%.
Kedua aksi ini akhirnya mengubah struktur
permodalan yang ada di BTPN Syariah sehingga
rasio kecukupan modal berada pada posisi
33,9%. Komposisi kepemilikan saham Bank
adalah PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional
Tbk (BTPN) sebesar 70% atau Rp373,3 miliar, dan
Triputra sebesar 30% atau Rp160 miliar.
Infrastruktur
Pada tahun 2014, BTPN Syariah meneruskan
berbagai upaya yang telah dilakukan oleh
Unit Usaha Syariah BTPN. Dalam rangka
pengembangan produk kami terus berupaya
untuk mempersiapkan berbagai infrastruktur
pendukung dan mengembangkan berbagai
jaringan kantor baru di beberapa wilayah di
Indonesia. Untuk mendukung hal tersebut kami
memperluas jangkauan dan merekrut tim MMS
baru agar dapat lebih menjangkau calon nasabah
di tempat terpencil sekalipun.
Perubahan penting atas peraturan
dan kebijakan akuntansi
Pada tahun 2014, Otoritas Jasa Keuangan
mengeluarkan peraturan untuk membatasi
tingkat suku bunga deposito berdasarkan
ukuran bank, yang berhasil meredakan
kelangkaan likuiditas di pasar keuangan.
Tidak ada perubahan Kebijakan Akuntansi
yang berdampak signifikan terhadap laporan
keuangan Bank.
subsequent events
Bapak Mahdi Syahbuddin diangkat sebagai
Anggota Dewan Komisaris BTPN Syariah sesuai
Keputusan Sirkuler Pemegang Saham sebagai
pengganti dari Rapat Umum Luar Biasa Pemegang
Saham Perseroan, berturut-turut yaitu BTPN
tanggal 12 Januari 2015 dan Triputra tanggal
13 Januari 2015. Bahwa pengangkatan Bapak
Mahdi Syahbuddin sebagai calon anggota Dewan
Komisaris adalah sebagaimana tertuang dalam
Salinan Keputusan Dewan Komisioner Otoritas
Jasa Keuangan Nomor: KEP-128/D-03/2014
tentang Hasil Uji Kemampuan dan Kepatutan
Bapak Mahdi Syahbuddin selaku Calon Komisaris
pada BTPN Syariah tertanggal 23 Desember 2014.
Atas hal tersebut telah tertuang dalam Akta
Nomor 09 tanggal 14 Januari 2015 dan telah
mendapat penerimaan pemberitahuan perubahan
data perseroan oleh Kementerian Hukum dan
HAM nomor AHU – 0003154.AH.01.03.tahun 2015
tanggal 19 Januari 2015.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
55
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
prospek bisnis 2015
Di 2015, BTPN Syariah akan turut serta
mendukung program OJK dalam agenda
Financial Inclusion dengan menjadi bank
penyelenggara LAKU PANDAI.
Pendekatan Bisnis yang digunakan oleh BTPN
Syariah ini menggunakan prinsip financial
inclusion dalam rangka ikut memberdayakan
keluarga pra/cukup sejahtera untuk kehidupan
yang lebih baik. Istilah financial inclusion
atau keuangan inklusif menjadi tren paska
krisis 2008 untuk mengatasi dampak krisis
kepada kelompok bawah dalam piramida
kependudukan (pendapatan rendah dan tidak
teratur, tinggal di daerah terpencil, orang
cacat, buruh yang tidak mempunyai dokumen
identitas legal, dan masyarakat pinggiran) yang
umumnya unbanked yang tercatat sangat tinggi
di luar negara maju.
Pada G20 Pittsbugh Summit 2009, anggota G20
sepakat perlunya peningkatan akses keuangan
bagi kelompok ini yang dipertegas pada Toronto
Summit tahun 2010, dengan dikeluarkannya
9 Principles for Innovative Financial Inclusion
sebagai pedoman pengembangan keuangan
inklusif. Prinsip tersebut adalah leadership,
diversity, innovation, protection, empowerment,
cooperation, knowledge, proportionality,
dan framework.
56
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Kondisi perkembangan ekonomi inklusif di
dunia saat ini sudah menunjukan peningkatan
yang semakin baik. Berdasarkan data terakhir
nyang dikeluarkan oleh Bank Dunia (World
Bank) pada tahun 2011 menunjukan jumlah
akun yang secara formal terdaftar dalam
institusi finansial formal (perbankan) pada
usia 15 tahun keatas baru menunjukan angka
20%, jumlah pembiayaan yang beredar selama
tahun terakhir baru 9%. Kondisi ini menunjukan
bahwa pangsa pasar masyarakat kelas pra/cukup
sejahtera masih besar yang belum tersentuh
layanan perbankan. Arahan strategi nasional
yang mencakup 3 (tiga) aspek, yaitu penyediaan
sarana layanan yang sesuai, penyediaan produk
yang cocok, responsible finance melalui edukasi
keuangan dan perlindungan konsumen.
Indonesia sendiri melibatkan beberapa pihak
Prioritas BTPN Syariah Tahun 2015
BTPN Syariah di tahun 2015 akan melakukan
beberapa langkah strategis (Key Strategic
Initiatives) yang sesuai dengan visi dan misi
untuk menjadi Bank Syariah terbaik dalam
Keuangan Inklusif demi mewujudkan kinerja
Bank sesuai Rencana Bisnis yang sudah
disampaikan kepada BI dan OJK.
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
Pengembangan jaringan kantor baik berupa
Kantor Cabang maupun Kantor Fungsional
Operasional di tahun 2015 akan dijadikan
salah satu faktor yang penting di tahun 2015
sehingga pelayanan tim Mobile Marketing
Syariah (MMS) yang saat ini melayani
segmen nasabah Tunas Usaha Rakyat bisa
lebih diperluas.
BTPN Syariah turut serta mendukung program
OJK dalam agenda Financial Inclusion dengan
menjadi bank penyelenggara Layanan
Keuangan Tanpa Kantor dalam rangka
Keuangan Inklusif atau yang lebih dikenal
dengan nama LAKU PANDAI. Pengembangan
produk, layanan maupun infrastruktur
pendukung akan dikembangkan oleh BTPN
Syariah secara mandiri ataupun bekerjasama
dengan Bank BTPN.
Untuk penguatan struktur permodalan Bank,
maka pemegang saham akan menambahkan
modal sehingga di tahun 2015 BTPN Syariah
diharapkan menjadi Bank dengan kategori
BUKU 2 yaitu Bank dengan modal diatas
Rp1 triliun. Penguatan modal ini diharapkan
mampu meningkatkan produk dan layanan
yang semakin beragam serta penguatan
infrastruktur penunjang baik teknologi
informasi maupun operasional.
Pada segmen Tunas Usaha Rakyat, BTPN
Syariah akan terus menerus mengembangan
bisnis sejalan dengan perkembangan
nasabah. Pengembangan produk juga akan
dikembangkan baik produk Paket Masa Depan
Lanjutan maupun pengembangan produkproduk mikro untuk komunitas-komunitas
baru. Dalam memperkuat infrastruktur untuk
data perusahaan
informasi keuangan
menunjang sektor pendanaan bank, maka
Layanan Anjungan Tunai mandiri (ATM) juga
akan diluncurkan di tahun 2015. Selain itu
beberapa produk tabungan seperti tabungan
berencana akan dikembangkan sehingga
komposisi dana pihak ketiga diharapkan akan
menjadi lebih baik.
Selain memperkuat infrastruktur penunjang,
BTPN Syariah juga akan memperkuat Program
Daya sebagai bagian dari pemberdayaan
kepada nasabah. Program Daya BTPN Syariah
akan terus dikembangkan dan ditingkatkan
melalui ketiga pilar inisiatifnya yaitu Daya
Sehat Sejahtera, Daya Tumbuh Usaha dan
Daya Tumbuh Komunitas dengan bekerjasama
dengan BTPN. Pengadaan rumah murah dan
terjangkau juga menjadi program andalan
penting yang akan diujicobakan tahun ini agar
kelompok pra/cukup sejahtera dapat memiliki
rumah impian.
Dalam hal pengembangan sumber daya
manusia, BTPN Syariah akan terus memberikan
kesempatan kerja kepada para lulusan SMA,
D1 dan D3 untuk masuk ke dalam jenjang
karir perbankan. Pengembangan karir dan
pengelolaan talenta karyawan juga akan
difokuskan sebagai bagian dari komitmen Bank
dalam mengembangkan karyawannya. Salah
satunya adalah BTPN Syariah akan melakukan
kerjasama dengan Sekolah atau Universitas
untuk memberikan akses kepada karyawan
untuk mendapatkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
57
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
testimonial
nasabah pendanaan
“Prinsip hidup yang saya jalani adalah memberi
manfaat bagi orang lain. Di BTPN Syariah
hal tersebut bisa saya dapatkan. Saya tidak
hanya mendapatkan imbal hasil yang baik juga
pelayanan prima, namun kesempatan untuk
membantu ibu-ibu di pedesaan. Karena dana
yang saya simpan seluruhnya untuk mereka.”
Ibu Riana Kusuma adalah salah satu Nasabah pendanaan Kantor
Cabang Syariah Pondok Indah sejak 2014. Usaha batik yang
digelutinya sejak 1993 telah berkembang pesat. Saat ini outletnya
tersebar di Sarinah, Seibu, Sogo dan METRO Department Store
dengan nama Batik Riana Kesuma.
Ibu Riana Kusuma
Office & Showroom
Jl Bintaro Utama V Blok EB 1/71
Bintaro Jaya, Jakarta Selatan
58
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan usaha
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
nasabah pembiayaan
“Memiliki rumah yang baik dan sehat
adalah impian saya. Alhamdulillah impian
saya tersebut sudah terwujud, karena saya
sekarang paham bagaimana mengelola
keuangan usaha dengan baik. Tidak hanya
rumah yang baik dan sehat, sekarang saya
juga bisa mempekerjakan sekitar 3 orang
untuk memenuhi pesanan Sapu lidi saya yang
semakin banyak. Cita-cita saya selanjutnya
adalah menyekolahkan anak-anak saya
setinggi-tingginya”
Ibu Sairoh adalah Nasabah pembiayaan di Sentra Pabuaran
Serang Banten. Usaha Sapu Lidi adalah usaha turun
temurun keluarganya. Menjadi Nasabah sejak Desember
2010, Ibu Sairoh semula hanya mampu memproduksi sapu
sekitar 20 sampai 30 sehari, dan menjualnya di sekitar
Serang saja. Kini karena kegigihannya, Ibu Sairoh mampu
memproduksi sekitar 150-200 batang sapu sehari, dengan
wilayah pemasaran sampai Jakarta, Bekasi, dan sekitarnya.
Ibu Sairoh,
Pengrajin dan pedagang Sapu Lidi,
Sentra Benua Kidul 2, Pabuaran, Serang, Banten
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
59
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
tinjauan
usaha
hal.60-71
60
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
Nasabah Pembiayaan Sentra Jonggat,
Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
61
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
Ibu Husniah, Nasabah Pembiayaan,
Sentra Gelogor Pusat, Nusa Tenggara Barat.
62
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
pendahuluan
Unique Value Proposition BTPN Syariah terletak pada
bisnis model yang fokus memberdayakan keluarga
pra-sejahtera produktif dengan membangun 4 perilaku
unggul yaitu Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras dan
Saling Bantu (BDKS).
Kelahiran BTPN Syariah pada
Juli 2014 memberikan warna
dan harapan baru pada segmen
keluarga pra-sejahtera di Indonesia.
Dari yang tadinya tidak mungkin
menjadi mungkin.
Dengan fokus untuk meningkatkan
penetrasi ke segmen keluarga
pra-sejahtera dan pemberdayaan
nasabah perempuan di pedesaan,
BTPN Syariah tidak terlepas dari
reputasi dan kredibilitas bank induk
yakni PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Tbk, yang telah memberi
warna pada dinamika perbankan di
Indonesia dan telah menunjukkan
pertumbuhan yang cukup signifikan
sejak resmi beroperasi pada Juli 2014.
kepada semua pihak untuk mengakses layanan
perbankan, selanjutnya mendorong BTPN Syariah
untuk terus berupaya meningkatkan kinerja
dan daya saingnya dalam industri perbankan
syariah nasional.
Unique Value Proposition BTPN Syariah terletak
pada bisnis model yang fokus memberdayakan
keluarga pra-sejahtera produktif dengan
membangun 4 perilaku unggul yaitu Berani
Berusaha, Disiplin, Kerja Keras dan Saling
Bantu (BDKS). Keunikan tersebut sekaligus menjadi
pembeda BTPN Syariah dibandingkan bank-bank
syariah lainnya.
Pada akhirnya perilaku unggul inilah yang
menjadikan keluarga pra-sejahtera produktif
memiliki kesempatan hidup yang lebih baik.
Sejalan dengan dukungan penuh
dari Otoritas Jasa Keuangan yang
memberikan payung hukum untuk
penerapan prinsip Keuangan Inklusif
yang memberikan kesempatan
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
63
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
Skema Paket Masa Depan
Paket Keuangan Untuk Usaha
Solusi Keuangan dalam satu paket :
•Modal Usaha: 25 kali angsuran,
2 mingguan
•Gratis Asuransi Jiwa
•Tabungan
Manfaat Masa Depan
•Modal usaha naik maksimal 100%
setiap naik siklus
•Setelah tahun ke 3: Pembiayaan
perbaikan perumahan & pendidikan
Program berkelanjutan Daya
•Daya Sehat Sejahtera
•Daya Tumbuh Usaha
•Daya Tumbuh Komunitas
Paket
Keuangan
5 Tahun
4 Perilaku Unggul:
Berani Berusaha
Disiplin
Kerja Keras
Saling Bantu
Sistem
Keanggotaan
Sistem Keanggotaan
•5 Nasabah per Grup,
diseleksi oleh nasabah
•Organisasi formal,
pertemuan 2 minggu
sekali
•Tabungan Wajib
•Tanggung Renteng
64
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Pembina
Pembina
•Pembina Bank terlatih,
menjadi teladan perilaku
-- Jujur
-- Sopan
-- Disiplin
•Menjadi fasilitator untuk
program Daya
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
Pilar pertama yaitu Paket Keuangan untuk
kebutuhan pengembangan usaha produktif.
Nasabah diberikan solusi keuangan dalam
bentuk Modal Usaha sebanyak 25 kali angsuran
setiap dua mingguan, gratis asuransi jiwa
sekaligus tabungan. Dengan paket ini nasabah
diuntungkan karena keluarga tidak perlu
menanggung pengembalian pembiayaan jika
yang bersangkutan meninggal dunia. Bahkan
ketika lebaran dibebaskan sekali angsuran.
Pilar kedua yaitu program berkelanjutan dari
Daya. Program Daya terdiri dari 3 pilar yaitu Daya
Sehat Sejahtera, Daya Tumbuh Usaha dan Daya
Tumbuh Komunitas. Program Daya merupakan
upaya peningkatan kapasitas nasabah.
Pilar ketiga yaitu sistem keanggotaan dengan
menggunakan konsep Sentra Komunitas
Nasabah. Satu Sentra Komunitas terdiri dari
beberapa grup dimana rata-rata 1 grup adalah
5 orang yang pemilihan anggotanya diseleksi
sendiri oleh nasabah. Hal ini penting dilakukan
sehingga Sistem Tanggung Renteng dapat
menimbulkan perilaku unggul Saling Bantu.
Pilar keempat yaitu pembinaan kepada keluarga
pra-sejahtera produktif melalui Pembina Sentra
yang terlatih, yang bertugas sebagai teladan
yang ditiru oleh nasabah maupun menjadi
fasilitator Program Daya kepada keluarga
pra-sejahtera produktif. Sebagai teladan bagi
nasabah, Pembina Sentra diharapkan senantiasa
bersikap jujur, sopan dan disiplin.
Pembina Sentra yang menjadi ujung tombak
dalam melakukan pembinaan kepada keluarga
pra-sejahtera produktif, tidak hanya lulusan S1.
Mereka bahkan mayoritas adalah anak-anak
bangsa lulusan SMA, D1 sampai D3.
data perusahaan
informasi keuangan
Dengan demikian BTPN Syariah telah membuka
lapangan pekerjaan yang luas terhadap lulusan
SMA untuk menjadi productive poor banker
dalam industri perbankan syariah di Indonesia.
Dalam hal pendanaan, sumber pendanaan,
BTPN Syariah saat ini masih memiliki komposisi
pendanaan terbesar berasal dari keluarga
sejahtera yang dilayani di kantor cabang BTPN
Syariah maupun kantor cabang BTPN Sinaya
melalui kerja sama Layanan Syariah Bank (LSB).
Dengan filosofi bahwa nasabah pendanaan
(keluarga sejahtera) selain mendapatkan
imbal hasil yang kompetitif dan pelayanan
yang baik juga diberikan kesempatan untuk
hidup yang lebih berarti, karena pendanaan
seluruhnya disalurkan kepada keluarga prasejahtera produktif.
Keunikan dalam melayani pra-sejahtera
produktif dan keunikan dalam mencari sumber
pendanaan Bank memacu segenap manajemen
untuk dapat bersaing di kancah industri
perbankan syariah nasional.
Dukungan penuh dari pemegang saham
menjadi daya energi pendorong yang terus
meningkatkan kinerja BTPN Syariah sehingga
saat ini sudah menunjukkan pertumbuhan
positif walaupun belum genap setahun berdiri.
Kami memandang masa depan dengan optimis,
pertumbuhan yang signifikan tersebut kelak
akan memberikan keyakinan pada seluruh
elemen perusahaan sehingga BTPN Syariah
dapat menunjukkan kinerja yang semakin
positif dan bisa membuktikan eksistensinya
sebagai institusi perbankan syariah yang
kuat, stabil dan memelihara komitmen untuk
memberdayakan nasabahnya.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
65
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
kegiatan tahun 2014
Pada Tahun 2014, proses spin-off Unit Usaha
Syariah BTPN dan proses konversi Bank Sahabat
berjalan dengan lancar karena dukungan
seluruh pihak. Penyatuan dua organisasi
(eks UUS BTPN dan eks Bank Sahabat)
serta melanjutkan bisnis model yang sudah
dikembangkan sebelumnya oleh UUS BTPN
menjadi fokus utama manajemen BTPN Syariah.
Penguatan infrastruktur bank dan sumber
daya manusia menjadi tema strategis BTPN
Syariah di tahun 2014, dengan tetap melakukan
pengembangan jaringan kantor sehingga
pelayanan nasabah pra-sejahtera produktif dapat
tersebar hampir diseluruh propinsi di Indonesia.
Produk dan Layanan
Dua produk BTPN Syariah yang ditawarkan
kepada nasabah adalah pendanaan dan
pembiayaan. Khusus keluarga pra-sejahtera,
produk tabungan saat ini menggunakan
akad Wadiah, dan produk pembiayaannya
menggunakan akad Murabahah, yang disebut
Paket Masa Depan (PMD) iB.
Tabungan dalam skema akad Wadiah adalah
terjadi perjanjian penitipan dana antara pemilik
dana dalam hal ini nasabah Dana Pihak Ketiga
(DPK) dengan pihak yang dipercaya dalam
66
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
hal ini Bank Syariah. Pembiayaan dilakukan
dengan akad Murabahah, yaitu suatu bentuk
pembiayaan atau penyediaan dana oleh Bank
Syariah kepada nasabah melalui mekanisme
jual-beli, dimana Bank Syariah membeli dulu
barang yang dibutuhkan nasabah (Shahibul
Maal) oleh Bank sebagai pihak yang dipercaya
penuh mengelola dana (disebut Mudharib)
dengan kesepakatan setiap penghasilan
atau keuntungan yang diperoleh Bank akan
dibagihasilkan kepada nasabah dengan tingkat
nisbah tertentu yang ditetapkan di muka (pada
saat penandatanganan akad).
Secara lengkap produk di BTPN Syariah
sebagai berikut:
Paket Masa Depan (PMD) iB
Paket Pembiayaan, Tabungan dan Asuransi yang
ditujukan khusus kepada perempuan pra/cukup
sejahtera, dilakukan berdasarkan perjanjian
jual beli (akad Wakalah Wal Murabahah)
untuk pembiayaan dan perjanjian titipan (akad
Wadiah) untuk tabungan.
Paket Masa Depan memiliki fokus pada
pembangunan karakter dan kebiasaan-kebiasaan
baik nasabah yaitu Berani Berusaha, Disiplin, Kerja
Keras dan Saling Bantu.
data perusahaan
informasi keuangan
Tabungan Citra iB
Melalui perjanjian bagi hasil (akad Mudharabah
Mutlaqah) nasabah mendapat kemudahan
untuk bertransaksi di seluruh cabang BTPN
Syariah dan bebas biaya administrasi bulanan.
Taseto Premium iB Selain mendapatkan imbal hasil optimal,
tabungan yang dikelola berdasarkan perjanjian
bagi hasil (akad Mudharabah Mutlaqah)
ini mendapatkan keleluasaan melakukan
penarikan tunai tanpa batas dan bebas biaya
administrasi bulanan.
Deposito Berjangka iB
Penempatan deposito dilakukan berdasarkan
perjanjian bagi hasil (akad Mudharabah
Mutlaqah) antara Bank (Mudharib) dengan
nasabah sebagai pemilik dana (Shahibul Maal)
dengan jangka waktu yang bervariasi mulai dari
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12, 18 dan 24 bulan.
Giro iB
Produk penempatan dana menggunakan akad
Wadiah, memberikan fleksibilitas bagi nasabah
untuk bertransaksi menggunakan Cek/Bilyet Giro.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
67
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
pendekatan segmen
Tunas Usaha Rakyat
Segmen yang saat ini dilayani oleh BTPN Syariah adalah
segmen pra-sejahtera produktif atau yang kami sebut
segmen Tunas Usaha Rakyat.
Dalam melayani segmen Tunas Usaha
Rakyat, BTPN Syariah meluncurkan
paket produk yang disebut Paket
Masa Depan.
Peket Masa Depan merupakan paket
produk yang terdiri dari produk
pembiayaan, tabungan serta asuransi:
•
•
68
Pembiayaan diberikan hanya
untuk tujuan produktif, baik yang
sudah punya usaha ataupun baru
berniat untuk memulai usaha.
Mitigasi risiko dilakukan dengan
cara perbedaan besarnya dan
batasan maksimum pembiayaan.
Jenis usaha yang dibiayai harus
disetujui oleh teman-temannya
yang juga merupakan calon
nasabah dimana dikelompokan
dalam satu kelompok yang
kita sebut dengan nama
Sentra Nasabah.
Tabungan memiliki fitur yang
sangat mudah, tidak ada saldo
minimum, dan tidak dikenakan
biaya administrasi.
•
Asuransi jiwa juga diberikan kepada nasabah
secara gratis sehingga jika nasabah meninggal
dunia tidak membebani ahli waris. Selain
itu Bank juga memberikan asuransi gratis
berupa uang santunan jika suami nasabah
meninggal dunia.
Nasabah dilayani secara disiplin setiap 2 minggu
sekali di Sentra-Sentra nasabah. Paket Masa Depan
dirancang agar keluarga pra-sejahtera melatih
kebiasaan unggul yaitu Berani Berusaha, Disiplin,
Kerja Keras dan Saling Bantu (BDKS) sebagai kunci
perubahan karakter untuk mewujudkan hidup yang
lebih baik.
Seiring dengan perkembangan usaha nasabah
maka besarnya pembiayaan di siklus lanjutan bisa
ditingkatkan, namun tetap dibatasi maksimum 2
kali lipat dari siklus yang sedang berjalan.
Kepada nasabah yang telah melewati siklus ketiga
secara baik yang ditandai dengan persentase
kehadiran di Pertemuan Rutin Sentra (PRS) dan tingkat
pengembalian pembiayaan yang baik, maka nasabah
bisa mengajukan pembiayaan tambahan baik untuk
perbaikan rumah/tempat usaha dan pendidikan. Hal
ini dirancang agar mimpi nasabah untuk hidup yang
lebih baik ditandai salah satunya dengan memiliki
rumah yang lebih baik dan pendidikan anak nasabah
ke jenjang yang lebih tinggi.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
Itulah sebabnya produk ini kami sebut Paket
Masa Depan, karena selain memiliki manfaat
saat ini untuk pengembangan usaha juga
memiliki manfaat masa depan untuk perbaikan
rumah ataupun pendidikan.
Setelah itu nasabah harus mengikuti Pertemuan
Rutin Sentra (PRS) setiap 2 minggu sekali
dimana semua aktifitas pembayaran angsuran
pembiayaan, setor dan tarik tabungan dilakukan
didalam pertemuan ini.
Prosedur Pembiayaan
Nilai-nilai BDKS
Untuk mendapatkan pembiayaan BTPN
Syariah memiliki tahapan mekanisme yang
harus dijalankan.
Untuk keberhasilan usaha yang akan dijalankan,
BTPN Syariah menanamkan Nilai Berani
Berusaha, Disiplin, Kerja Keras dan Saling Bantu
(BDKS) kepada para calon nasabah.
Tahap Pertama, ialah Pre Marketing yang
merupakan tahapan perkenalan kepada tokohtokoh formal/informal untuk menjelaskan
maksud dan tujuan serta skema pembiayaan
yang akan dilakukan kepada nasabah.
Tahap Kedua adalah Mini Meeting, yaitu
pertemuan dengan nasabah dan memperkenalkan
diri dan produk, menggali potensi dan kebutuhan
ibu-ibu calon nasabah dengan membangun
suasana akrab untuk mencari sumber motivasi
untuk mewujudkan mimpi.
Tahap Ketiga, Projection Meeting adalah
pertemuan formal dengan rata-rata 15 calon
nasabah untuk menggali mimpi di rumah salah
satu calon nasabah, dan menjelaskan secara
lengkap tujuan dan aturan Paket Masa Depan.
Tahap Keempat adalah Survei dan Wawancara
yang ditujukan untuk menggali lebih mendalam
informasi dan karakter ibu-ibu yang akanmenjadi
calon nasabah kita. Setelah survei, para calon
nasabah mengkuti Pelatihan Dasar Keanggotaan
(PDK) yang menjelaskan tentang paket masa
depan dan bagaimana manajemen pengelolaan
keuangan usaha.
Tahap terakhir adalah tahap pencairan
pembiayaan, dimana nasabah mendapatkan
sesuai dengan pengajuan yang di inginkan
oleh nasabah.
Dengan memiliki nilai tersebut mereka memiliki
orientasi untuk mewujudkan mimpi dengan
menjalankan usaha produktif serta menabungkan
hasil usaha mereka secara rutin dan disiplin.
Disiplin ditunjukkan dengan datang rutin ke
Pertemuan Rutin Sentra (PRS) dan membayar
angsuran dengan tepat waktu.
Kemampuan melihat peluang usaha yang
bisa dimanfaatkan di sekitar mereka juga
menjadi kemampuan lain yang harus dimiliki
para nasabah, sebagai perwujudan nilai Berani
Berusaha dan Kerja Keras.
Demi tercapainya indikator Sentra Produktif,
kelompok Sentra menjadi penopang
keberhasilan usaha ekonomi, sebisa mungkin
sesama anggota harus saling membantu jika
salah satu anggota mengalami kesulitan dalam
pembayaran dengan cara mengumpulkan
uang solidaritas sebesar jumlah angsuran yang
dibagi jumlah anggota Sentra. Hal ini sebagai
perwujudan Saling Bantu.
Nilai-nilai BDKS inilah yang pada akhirnya bisa
mengantarkan nasabah untuk mewujudkan
kehidupan yang lebih baik.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
69
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
tantangan pengembangan
segmen Tunas Usaha Rakyat
Melayani segmen Tunas Usaha
Rakyat sangat berbeda dengan
melayani segmen-segmen lainnya
karena memiliki tantangan yang
juga berbeda. Tantangan terbesar
adalah mengembangkan sumber
daya manusia dan infrastruktur
pendukung yang sifatnya berskala
besar dan massive.
Pengembangan tim Mobile
Marketing Syariah yang saat ini
mencapai lebih dari 1.600 tim yang
berarti mengembangkan sekitar
10.820 Melati Putih Bangsa, atau
para Pembina Sentra yang tersebar
di pelosok tanah air tentunya
merupakan tantangan tersendiri.
Tantangan tersebut meliputi
rekrutmen, pelatihan berkelanjutan
pengembangan karir serta
manajemen talenta dan sebagainya.
Di sisi lain, karyawan kami saat
ini yang sudah berjumlah 10.820
orang mayoritas adalah perempuan
lulusan SMA yang masih ingin
mengembangkan diri dan melihat
peluang hidup yang lebih baik lagi.
Problem karyawan terkait peran
gender juga menjadi tantangan
tersendiri, saat mereka sudah
menikah dan harus melakukan
pekerjaan domestik, maka konflik
peran pun terjadi. Akibatnya pilihan
yang kemudian diambil adalah
berhenti bekerja.
70
Secara agregat kondisi ini menghasilkan tingkat
turnover masih tinggi, sekitar 40%. Namun
demikian perbandingan tingkat turnover karyawan
di bisnis ini di negara-negara lain berada dalam
kisaran yang sama.
Untuk menyelesaikan masalah itu kami terusmenerus melakukan rekrutmen untuk menduduki
posisi yang masih kosong (replacement) agar
kebutuhan tenaga kerja dapat terpenuhi. Selain
itu kami juga meluncurkan program MotorKu,
KarirKu, dan SekolahKu sebagai program
retensi karyawan.
Demikian juga dengan infrastruktur yang harus
mampu mengadministrasikan jutaan rekening
dengan rapi dan terstruktur.
Karakter nasabah yang tidak memiliki jaminan
serta tingkat pemahaman produk bank yang relatif
masih rendah, juga merupakan tantangan yang
besar. Oleh karena itu proses standarisasi yang
sederhana sangat diperlukan, baik dalam hal disain
produk, pelayanan proses operasional, serta proses
kontrol sehingga bisa di replikasi dengan mudah
dan cepat.
Kebutuhan span of control yang memadai sangat
diperlukan melalui sistem dan prosedur yang
standar serta organisasi Tim Pembina yang terdiri
dari Tim Pembina Bisnis dan Tim Pengawasan.
Setiap 10 Tim Mobile Marketing Syariah akan di
koordinasikan oleh satu Tim Pembina.
Komitmen yang tinggi serta visi yang jelas, pada
akhirnya yang bisa menjawab tantangan-tantangan
tersebut diatas.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
rencana jangka panjang
Pengembangan rencana jangka
panjang akan tetap mengacu pada
visi dan misi BTPN Syariah yaitu
Menjadi bank syariah terbaik untuk
keuangan inklusif, mengubah hidup
berjuta rakyat Indonesia.
Pengembangan jaringan kantor juga akan terus
dilakukan sehingga dapat melayani potensi
keluarga pra-sejahtera di sebagian besar wilayah
di Indonesia. Jaringan kantor tersebut meliputi
Kantor Cabang Utama dan Kantor Fungsional
Operasional (KFO).
BTPN Syariah di tahun 2015
berencana menjadi bank
penyelengara LAKU PANDAI sebagai
sarana pembuka akses yang lebih
luas lagi kepada nasabah Tunas
Usaha Rakyat, Komunitas disekitar
nasabah Tunas Usaha Rakyat serta
komunitas lainnya.
Pengembangan jaringan kantor KFO selain untuk
melayani nasabah juga akan di fungsikan sebagai
tempat kordinasi Tim Pembina serta sebagai
tempat pelatihan berkelanjutan kepada nasabah.
Produk tabungan berupa Basic Saving
Account (BSA iB) akan menjadi entry
product kepada nasabah untuk
melatih kedisplinan menabung.
Kerjasama dengan BTPN sebagai bank
induk meliputi keagenan, infrastruktur
teknologi informasi dan marketing
communication akan dilakukan secara
efisien dan sinergi dalam koridor
kepatuhan yang berlaku.
Melayani segmen mikro berbasis komunitas seperti
komunitas pedagang kaki lima juga akan dijajaki
di tahun 2015. Selain itu bank juga akan menjajaki
segmen bisnis untuk calon nasabah berpenghasilan
tetap berupa pembiayaan kepemilikan/renovasi
rumah, perjalanan religi, produk tabungan
berencana, dan produk tabungan BSA iB.
Pelatihan di Sentra-Sentra nasabah juga akan
terus dikembangkan melalui Program Daya sejalan
dengan semakin efisiennya proses Pertemuan
Rutin Sentra. Dengan platform LAKU PANDAI,
agen bank bisa berperan membantu bank
sebagai cash management atas setor atau tarik
tabungan nasabah.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
71
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
tinjauan
operasional
hal.72-89
72
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
73
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
Karyawan Kantor Cabang
Pondok Indah, Jakarta
74
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan usaha
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
sumber daya manusia
Di BTPN Syariah seluruh karyawan
memiliki kesempatan yang sama
untuk tumbuh.
Pada akhir Desember 2014, jumlah
karyawan BTPN Syariah telah
mencapai 10.820 karyawan, yang
bekerja di kantor pusat dan cabang
di daerah.
Setelah pemisahan (spin-off) dari
BTPN untuk menjadi sebuah bank
umum syariah baru pada bulan
Juli 2014, BTPN Syariah masih
melanjutkan rencana pengelolaan
SDM yang telah dibuat sejak awal
tahun. Pada tahun 2014, dengan
penambahan sekitar 455 tim Mobile
Marketing Syariah (MMS) baru, maka
fokus utama adalah pada kegiatan
rekrutmen, pelatihan karyawan
baru, kegiatan assessment untuk
mendapatkan calon-calon pimpinan
MMS serta proses integrasi dan
penyelarasan organisasi paska spinoff dan konversi yang dilakukan
secara bertahap pada tahun 2014
hingga tahun 2015.
Pada tahun 2014 BTPN Syariah merekrut 5.000 lebih
karyawan baru, 96% diantaranya untuk mengisi
posisi-posisi MMS, baik karena penambahan MMS
baru maupun untuk menggantikan karyawan
yang keluar. Statistik yang ada menunjukan
jumlah karyawan 92% adalah perempuan karena
terkait dengan pekerjaan di lapangan dimana
seorang Pembina Sentra (PS) harus mendekati dan
memberikan layanan kepada sesama perempuan
ke rumah-rumah. Kesamaan gender tentunya tidak
akan menjadi halangan dalam berinteraksi. Dari sisi
usia 73% diantaranya berusia 25 tahun kebawah
dengan pendidikan SMA-Sederajat sebanyak 44%
serta D1-D3 sebanyak 11%. Hal ini sesuai dengan
misi perusahaan memberikan kesempatan kepada
yang muda usia dan lulusan SMA untuk berkarir
dan mengembangkan diri menjadi banker di
BTPN Syariah.
Karyawan di BTPN Syariah ini terbagi atas dua
kelompok: Pertama, Karyawan yang bertugas
dilapangan yaitu tim MMS yang bertugas di lokasilokasi yang berdekatan dengan nasabah. Satu tim
MMS menangani beberapa Sentra, yaitu kelompok-
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
75
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
MMS Pringgarata,
Nusa Tenggara Barat.
kelompok yang terdiri dari ibu-ibu nasabah
pembiayaan yang dibentuk sesuai aspirasi
mereka. Kedua, Karyawan yang bertugas di
Kantor Pusat (Head Office). Kedua kelompok
pekerjaan ini memiliki jenjang karirnya
masing-masing.
Untuk menjalankan strategi bisnis Tunas Usaha
Rakyat dibutuhkan seorang Pembina yang
profesional di bidangnya. Sekarang ini proses
yang dilakukan adalah terjun langsung ke
lapangan untuk melakukan on the job training
baru kemudian Pembina Sentra ini ditingkatkan
kapasitasnya dalam pelatihan internal yang
diselenggarakan oleh Divisi Human Capital.
76
Pada pelatihan ini para karyawan Pembina
Sentra dapat berdiskusi secara langsung untuk
memecahkan masalah yang ditemui di lapangan
berdasarkan pengalamannya sendiri. Dalam
pelatihan ini seorang Pembina Sentra akan
dibimbing untuk dapat menjadi role model
dalam mengembangkan teladan perilaku Jujur,
Sopan dan Disiplin sekaligus menjadi fasilitator
untuk program Daya
Seorang Pembina Sentra diharapkan memiliki
kemampuan komunikasi dan bernegosiasi yang
baik untuk memberikan pemahaman terkait
produk layanan kepada semua pihak terkait,
dalam hal ini tidak hanya nasabah tetapi
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
juga tokoh lokal setempat. Kemampuan ini
terus menerus dilatih karena mereka selalu
menghadapi situasi dan kondisi kasus yang
berbeda setiap harinya dalam mendorong
tumbuhnya usaha rakyat. Dengan menerapkan
nilai Profesional, Integritas, Menghargai
Perbedaan dan Kerjasama dalam Sentra semua
karyawan akan maju bersama dan dapat
mengembangkan karirnya di BTPN Syariah.
Pelatihan
data perusahaan
informasi keuangan
dan SOP sebagai panduan Perusahaan dalam
pengelolaan karyawan. Kebijakan SDM
disusun dengan mengacu pada kerangka
kerja pengembangan organisasi (organization
development framework/ODF), yang merupakan
siklus perkembangan seorang karyawan dalam
organisasi dimulai dari perancangan organisasi
dan pekerjaan, pemenuhan karyawan dalam
organisasi, pengembangan selama dalam
organisasi, hingga terjadinya pengakhiran
hubungan kerja.
Untuk meningkatkan kapasitas Sumber
Daya Manusia (SDM) yang ada, BTPN
Syariah melakukan berbagai pelatihan yang
diselenggarakan secara internal dan eksternal.
Pelatihan di BTPN Syariah meliputi program
pelatihan wajib (mandatory), seperti Sertifikasi
Manajemen Risiko, Pelatihan dasar perbankan
syariah, dan Anti Pencucian Uang-Pencegahan
Pendanaan Terorisme (APU-PPT); program
pelatihan kompetensi teknis; program pelatihan
kepemimpinan; serta program pengembangan
individu (soft skill). Khusus untuk karyawan
baru tim MMS, diselenggarakan pelatihan
pengenalan pekerjaan atau Induction
Program selama 3 hari kelas pelatihan dengan
metode pembelajaran aktif (active learning)
menggunakan metode simulasi agar para
calon Pembina Sentra (PS) dapat melakukan
pekerjaannya secara langsung.
Konsolidasi infrastruktur untuk operasional
pengelolaan sumberdaya manusia paska
spin-off telah diselesaikan dengan baik.
Saat ini BTPN Syariah telah menggunakan
sistem tersendiri untuk pengelolaan database
karyawan, telah memiliki unit help desk
tersendiri untuk menangani keluhan maupun
pertanyaan karyawan, serta telah bekerjasama
dengan salah satu bank syariah di Indonesia
untuk pengelolaan pembiayaan perumahan dan
kendaraan bagi karyawan.
Selama tahun 2014 BTPN Syariah
menyelenggarakan 33.300 hari pelatihan
(mandays), dengan fokus pada kompetensi
teknis untuk tim MMS. Melanjutkan tahun
sebelumnya, program pelatihan kepemimpinan
“Meraih Sukses Manajer Sentra” telah
diselenggarakan dan diikuti oleh lebih dari
800 Manajer Sentra di berbagai wilayah.
Sebagai sebuah bank baru, pada tahun 2014
divisi SDM juga telah melengkapi kebijakan
Dengan pencapaian finansial BTPN Syariah
yang cukup baik pada tahun 2014 serta telah
terstrukturnya penyampaian target kerja atau
KPI (Key Performance Indicator) bagi tim MMS
hingga tingkat paling bawah, maka pencapaian
kinerja individu pada tahun 2014 telah cukup
mewakili dengan sekitar 90% karyawan
mendapatkan nilai baik atau sangat baik. KPI
di tim MMS dihitung dari KPI Sentra produktif,
yang memiliki ciri-ciri “ADUHAI” yaitu:
Keberhasilan pengelolaan SDM pada
dasarnya dapat dilihat dari keselarasan antara
pencapaian kinerja individu dengan pencapaian
kinerja Perusahaan, ketersediaan suksesor untuk
menjamin keberlanjutan kepemimpinan dalam
Perusahaan, serta tingkat keterikatan karyawan
kepada Perusahaan.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
77
ikhtisar utama
A
D
U
H
A
I
laporan manajemen
profil perusahaan
ngsuran lancar,
atang PRS tepat waktu,
ang tabungan meningkat,
arus saling bantu,
ku punya usaha,
mpianku terwujud.
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
Testimoni
Program klasifikasi Talenta yang biasa disebut
Talent Pool dijalankan secara periodik sebagai
program untuk menemukan kandidat suksesor
di tingkat MMS, dan 4.670 karyawan MMS
tercatat mengikuti program tersebut selama
tahun 2014.
Tingkat turnover karyawan MMS yang
tinggi masih menjadi tantangan terbesar
bagi Perusahaan. Untuk itu telah
dirancang beberapa program yang akan
diimplementasikan tahun 2015 yang
diharapkan dapat menurunkan tingkat
turnover tersebut, yaitu model pengembangan
karir MMS, fasilitas kepemilikan motor bagi
Pembina Sentra (PS), dan program pemberian
beasiswa kuliah S1 bagi PS.
Pengelolaan Sumber Daya Manusia merupakan
tanggung jawab bersama dari seluruh pimpinan
Perusahaan. Karena itu Pimpinan Unit Kerja
selalu dilibatkan dalam program program
pengelolaan karyawan dengan arahan dan
koordinasi dari divisi SDM. BTPN Syariah
percaya kolaborasi ini merupakan landasan
yang kuat untuk membuka kesempatan
tumbuh dan menjadi inspirasi kepada seluruh
karyawan BTPN Syariah.
78
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
“Saya sudah bekerja kurang lebih 4 tahun
di BTPN Syariah. Waktu itu saya termasuk
generasi awal sistem Sentra ini digunakan di
BTPN. Alhamdulillah selama disini saya bisa
mengembangkan diri saya menjadi lebih baik
dan banyak dapat pelajaran hidup. BTPN Syariah
juga menawarkan jenjang karir yang jelas.
Kita harus sabar, banyak senyum. Kadang suka
ketemu nasabah yang kritis soal apa bedanya
bank biasa dengan syariah, saya cuma bilang
begini aja.”Ibu pilih mana ayam yang disembelih
pake Bismillah dengan yang gak pake Bismillah,
ia menjawab yang pakai Bismillah. Nah kira-kira
begitulah bedanya, kan gampang aja. Akhirnya
mereka mau jadi nasabah. Saat yang paling
senang itu kalau melihat binaan kita berhasil,
usahanya maju dan kehidupan mereka menjadi
lebih baik lagi”.
Risa, PM- Pabuaran, Serang
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
statistik karyawan
(dari total 10.820 karyawan per Desember 2014)
gender
area kerja
7%
8%
2%
91%
92%
Kantor Pusat
KCS
MMS (Mobile Marketing Syariah)
Laki-laki
Perempuan
usia
pendidikan
6%
44%
23%
21%
45%
50%
11%
≤ 20 tahun
21 - 25 tahun
26 - 30 tahun
> 30 tahun
SMA & Sederajat
D1 - D3
S1
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
79
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
manajemen risiko
BTPN Syariah menerapkan
pendekatan yang terintegrasi dan
menyeluruh terhadap 10 jenis risiko
sesuai Peraturan Bank Indonesia
No.13/23/PBI/2011 tanggal 2
November 2011 tentang Penerapan
Manajemen Risiko bagi Bank Umum
Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah
(UUS) mencakup risiko pembiayaan,
risiko pasar, risiko likuiditas, risiko
operasional, risiko stratejik, risiko
kepatuhan, risiko reputasi, dan
risiko hukum, risiko imbal hasil dan
risiko investasi.
Kerangka dan OrganisaSi
Pengelolaan Risiko
Manajemen risiko di BTPN Syariah
dijalankan atas dasar kerangka
penerapan, pengendalian dan
pengawasan yang melibatkan organ
perusahaan terdiri dari Komite
Pemantau Risiko di tingkat Dewan
Komisaris, Komite Manajemen Risiko
di tingkat Direksi dan Satuan Kerja
Manajemen Risiko (SKMR) di tingkat
Direktur dan Karyawan.
Tanggung jawab Komite Pemantau
Risiko adalah membantu Dewan
Komisaris untuk:
•
80
Melakukan kajian terhadap
kerangka kerja kebijakan
manajemen risiko yang
membutuhkan persetujuan
Dewan Komisaris.
•
Memantau pelaksanaan kebijakan pengelolaan
risiko, menelaah kinerja portofolio Bank secara
keseluruhan, membahas berbagai permasalahan
terkait risiko, mekanisme mitigasi serta
potensi kerugiannya.
Komite Manajemen Risiko yang beranggotakan
Direksi dan beberapa manajemen senior
bertanggung jawab untuk:
•
Mengawasi pengembangan strategi dan
kebijakan manajemen risiko.
•
Memastikan bahwa setiap akitivitas usaha Bank
telah sejalan dengan strategi dan kebijakan
manajemen risiko.
Pada tingkat pelaksanaan, unit bisnis dan unit yang
berhubungan langsung dengan eksposur risiko
bertanggung jawab menjalankan fungsi manajemen
risiko dari hari ke hari. Dalam menjalankan fungsi
manajemen risiko, SKMR sebagai mitra unit bisnis
bertanggung jawab untuk:
•
Melakukan kajian terhadap produk dan aktivitas
baru maupun modifikasi dan/atau perbaikan
bekerja sama dengan Satuan Kerja Kepatuhan.
•
Memberikan rekomendasi mitigasi risiko.
•
Melakukan kajian dan penyempurnaan kebijakan
manajemen risiko.
•
Memberikan rekomendasi batasan dan limit
untuk aktivitas dan kewenangan bisnis.
•
Memastikan ketersediaan dan pengkinian
kebijakan dan prosedur untuk mengidentifikasi,
mengukur, menganalisa, dan mengendalikan
risiko di setiap lini bisnis.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
President Director
Business &
Human Capital
Directorate
Risk & Compliance
Directorate
Legal
Compliance
Risk Management
Financing Risk
Legal Business
AML
Liquidity &
Market Risk
Secretariat
Management
Compliance
Operational Risk
Litigation
Compliance
Regulatory Reporting
Portfolio
Management & MIS
Fraud
Management
BOD/BOC Secretary
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
81
ikhtisar utama
•
laporan manajemen
profil perusahaan
Mensosialisasikan strategi mitigasi risiko
dan kebijakan manajemen risiko ke unit
bisnis dan berupaya untuk menciptakan
budaya sadar risiko dan pengendalian yang
kuat pada seluruh tingkatan organisasi.
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
c. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran,
pemantauan dan pengendalian risiko, serta
sistem informasi Manajemen Risiko.
d. Sistem pengendalian internal
yang menyeluruh.
Kebijakan Manajemen Risiko
Penerapan manajemen risiko di BTPN Syariah
dijalankan atas dasar Kebijakan Manajemen
Risiko dalam hal pengelolaan risiko-risiko yang
dihadapi, dengan tujuan Bank dapat menjaga
kinerja keuangan, reputasi dan mendukung
penggunaan modal yang efektif dalam kegiatan
usahanya. Pengembangan manajemen risiko
di Bank berpedoman pada peraturan Bank
Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan tentang
Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Syariah
serta dokumen-dokumen dari Basel Committee
on Banking Supervision, terutama konsep
Basel Accord II. Penerapan Manajemen Risiko
tersebut mencakup:
a. Pengawasan aktif Dewan Komisaris, Direksi
dan Dewan Pengawas Syariah (DPS).
b. Kecukupan kebijakan, prosedur dan
penetapan limit.
Berlandaskan prinsip kehati-hatian dengan
tujuan menciptakan nilai tambah jangka
panjang bagi seluruh stakeholder, BTPN
Syariah mengelola risiko yang terjadi dalam
menjalankan usaha melalui mekanisme kontrol
yang terencana dan terukur. Bank memilih
untuk melakukan kegiatan bisnis dimana
ekspektasi tingkat pengembalian dapat meliputi
risiko yang ada.
Struktur Pengelolaan Risiko
Struktur pengelelolaan risiko di BTPN Syariah
dapat dilihat dari kerangka kerja pengendalian
internal yang terdiri dari 3 lapisan (line) dalam
proses identifikasi, pengukuran, pemantauan
dan penyediaan laporan yang mencukupi
didalam kerangka pengendalian risiko yaitu:
Direktur Kepatuhan dan Risiko
Kepala Manajemen Risiko
Kepala Risiko Likuiditas dan Pasar
82
Kepala Risiko Operasional
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Kepala Manajemen
Portfolio & MIS
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
Risk Monitoring & Audit Committees
Board of Directors
1st Line of Defense
2st Line of Defense
3st Line of Defense
Line Management
Control (PUK)
Risk Management
Internal Audit (SKAI)
Quality Assurance (QA)
Compliance
a. 1st line of defense, dimana tim Quality
Assurance (QA) memastikan unit bisnis dan
unit kerja terkait dalam melakukan aktivitas
telah menerapkan kontrol sebagai upaya
pengendalian risiko sesuai dengan kebijakan
dan prosedur yang berlaku. Unit bisnis wajib
melakukan identifikasi, evaluasi, kontrol,
mitigasi risiko yang terjadi pada bisnis.
b. 2nd line of defense, yaitu Satuan Kerja
Manajemen Risiko (SKMR) bersama dengan
Satuan Kerja Kepatuhan melakukan
pendefinisian, penyempurnaan dan
pemeliharaan metodologi pengelolaan
risiko operasional dan memastikan bahwa
seluruh peraturan yang diterbikan regulator
telah disosialisasikan dan dipatuhi dalam
pelaksanaanya oleh unit bisnis dan pihakpihak terkait lainnya diseluruh aktivitas
bank dan tingkatan organisasi.
c. 3rd line of defense, yaitu Satuan Kerja
Audit Internal (SKAI) memastikan secara
independen bahwa semua risiko residual
telah dikelola sesuai dengan tingkat
toleransi risiko dan memastikan unit bisnis
dan pihak-pihak terkait telah melakukan
fungsi dan tanggung jawab serta memenuhi
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.
Penerapan Terhadap 10 Jenis Risiko
1. Risiko Pembiayaan
Risiko Pembiayaan adalah risiko akibat
kegagalan nasabah atau pihak lain dalam
memenuhi kewajiban kepada Bank sesuai
dengan perjanjian yang disepakati.
Dalam menyalurkan pembiayaan, Bank
menerapkan prinsip kehati-hatian
antara lain dengan melakukan analisa
kelayakan prospek bisnis dan kemampuan
bayar nasabah.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
83
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
2. Risiko Pasar
Risiko Pasar adalah risiko dari potensi
timbulnya kerugian atas posisi neraca dan
rekening administratif, dalam nilai buku
atau fluktuasi arus kas di masa mendatang
yang diakibatkan oleh perubahan harga
pasar, suku bunga atau nilai tukar.
Dilihat dari aktivitas saat ini, adapun faktor
risiko pasar yang dapat memperngaruhi
nilai neraca dan rekening administratif
Bank adalah perubahan tingkat imbal hasil
pada Portfolio Banking Book.
3. Risiko Operasional
Risiko Operasional adalah risiko kerugian
yang diakibatkan oleh proses internal
yang kurang memadai, kesalahan
manusia, kegagalan sistem dan atau
kejadian eksternal yang mempengaruhi
operasional Bank.
Pelaksanaan kerangka kerja manajemen
risiko operasional di Bank dilakukan dalam
tahapan proses yang terpadu dan terdiri
dari proses Identifikasi, Pengukuran,
Pemantauan serta Pengendalian/
Mitigasi risiko.
Dalam proses ini secara bertahap dilakukan
tinjauan risiko secara menyeluruh atas
produk, sistem maupun aktivitas/proses
Bank yang baru maupun perubahannya,
pengembangan sistem registrasi risiko,
pendefinisian mitigasi/mekanisme
kontrol, serta secara menerus melakukan
pengukuran atas pemaparan risiko dan
tingkat kedisiplinan Unit Kerja dalam
menerapkan mekanisme kontrol.
84
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
4. Risiko Likuiditas
Risiko Likuiditas adalah risiko akibat
ketidakmampuan Bank untuk memenuhi
kewajiban yang jatuh tempo dari sumber
pendanaan arus kas dan/atau aset likuid
berkualitas tinggi yang dapat diagunkan,
tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi
keuangan Bank.
Bank memperhatikan kecukupan likuiditas
dengan memiliki aset likuid yang dapat
menutupi apabila terjadi penarikan dana
oleh para deposan. Bank juga memiliki
kontijensi pendanaan likuiditas, sebagai
bagian pengendalian risiko likuiditas
khususnya pada saat kondisi krisis.
5. Risiko Hukum
Risiko Hukum adalah risiko akibat tuntutan
hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis.
Dalam setiap perikatan/perjanjian, Bank
memastikan bahwa klausul-klausul yang
ada cukup mengamankan posisi Bank,
Bank juga melakukan pengkinian terhadap
perjanjian-perjanjian tersebut dan Bank
juga memastikan kecukupan dokumentasi
terhadap perjanjian-perjanjian ini.
6. Risiko Stratejik
Risiko Stratejik adalah risiko akibat
ketidaktepatan dalam pengambilan dan/
atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik
serta kegagalan dalam mengantisipasi
perubahan lingkungan bisnis.
Bank melakukan pemantauan pencapaian
yang dibandingkan dengan target yang
telah ditetapkan di dalam Rencana Bisnis
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
Bank secara berkala, sehingga apabila
dirasakan terdapat suatu target yang
mungkin tidak dapat dicapai sebelum
akhir tahun, maka Bank dapat segera
menentukan strategi agar pencapaian
dapat sesuai dengan target.
Bank melakukan pemantauan pencapaian
yang dibandingkan dengan target yang
telah ditetapkan di dalam Rencana Bisnis
Bank secara berkala, sehingga apabila
dirasakan terdapat suatu target yang
mungkin tidak dapat dicapai sebelum
akhir tahun, maka Bank dapat segera
menentukan strategi agar pencapaian
dapat sesuai dengan target.
7. Risiko Kepatuhan
Risiko Kepatuhan adalah risiko akibat
Bank tidak mematuhi dan/atau tidak
melaksanakan peraturan perundangundangan dan ketentuan yang berlaku,
serta Prinsip Syariah.
Dalam pembuatan kebijakan dan
prosedur yang merupakan dasar bagi
Bank dalam menjalankan aktivitas, Bank
memperhatikan peraturan-peraturan
yang berlaku, seperti peraturan dari Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.
Dalam penyampaian laporan kepada
regulator, unit kerja Kepatuhan membantu
mengingatkan kepada unit kerja yang wajib
mengirimkan laporan.
data perusahaan
informasi keuangan
Bank memberikan tanggapan/response
yang dapat menjelaskan kepada nasabah
apabila terjadi keluhan Nasabah.
9. Risiko Imbal Hasil
Risiko Imbal Hasil adalah risiko akibat
perubahan tingkat imbal hasil yang
dibayarkan Bank kepada nasabah, karena
terjadi perubahan tingkat imbal hasil yang
diterima Bank dari penyaluran dana, yang
dapat mempengaruhi perilaku nasabah
dana pihak ketiga Bank.
Dalam menentukan tingkat imbal hasil
yang akan diberikan kepada nasabah,
Bank memperhatikan beberapa faktor
seperti imbal hasil yang diperoleh Bank dari
kegiatan pembiayaan, tingkat bunga yang
diberikan oleh bank umum konvensional
dan imbal hasil yang diberikan oleh bank
umum syariah.
10. Risiko Investasi
Risiko Investasi adalah Risiko akibat Bank ikut
menanggung kerugian usaha nasabah yang
dibiayai dalam pembiayaan berbasis bagi
hasil baik yang menggunakan metode net
revenue sharing maupun yang menggunakan
metode profit and loss sharing.
Untuk saat ini, Bank belum memiliki risiko
investasi, karena kegiatan yang dilakukan
oleh Bank dalam pembiayaan adalah
berdasarkan akad Murabahah.
8. Risiko Reputasi
Risiko Reputasi adalah risiko akibat
menurunnya tingkat kepercayaan
stakeholder yang bersumber dari persepsi
negatif terhadap Bank.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
85
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
operasional
Melakukan terobosan proses operasional dengan
pendekatan teknologi terkini untuk pelayanan
yang berkesinambungan.
Sejalan dengan pengembangan usaha
BTPN Syariah, peran Tim Operations
adalah mendukung organisasi
dalam menyediakan pelayanan
yang berkesinambungan dengan
memperkuat Tim Operations menjadi
tim yang kuat (robust) yang mampu
menyiapkan upaya-upaya terobosan
proses operasional dengan pendekatan
teknologi terkini guna mengoptimalkan
proses agar lebih efektif dan efisien,
sekaligus upaya meminimalisasi potensi
risiko operasional.
•
PENCAPAIAN PENTING 2014
•
•
86
BTPN Syariah berperan aktif
dalam pembentukan Tim Mobile
Marketing Syariah (MMS)
baru sebanyak 455 MMS guna
mendukung pengembangan
layanan kepada nasabah Tunas
Usaha Rakyat (TUR).
Melakukan proses konversi
operasional PT Bank Sahabat
Purba Danarta (Bank Sahabat)
yang berbasis perbankan
konvensional menjadi BTPN
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Syariah yang berbasis perbankan syariah,
sekaligus melakukan pemindahan Kantor Pusat
Operasional (KPO) dari Semarang ke Jakarta,
serta melakukan pemisahan (spin-off) Unit
Usaha Syariah PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional (UUS BTPN). Ketiga proses ini
dilakukan secara serentak (bersamaan).
Untuk mengawasi dan menyempurnakan fungsi
dan metodologi proses quality assurance (QA)
dilakukan berbagai upaya monitoring rutin
atas laporan yang diberikan dari Sentra dan
Kantor layanan fungsional. Demi kelancaran
proses ini kami melakukan sinergi dengan BTPN
selaku bank induk untuk mendapatkan akses
layanan bagi BTPN Syariah, meliputi, Layanan
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
Syariah Bank (LSB) pada 44 Kantor Cabang
BTPN, Layanan Call Center, dan Layanan
pengelolaan uang tunai untuk kebutuhan
Tim MMS.
Untuk optimalisasi layanan BTPN Syariah
mempersiapkan pengembangan jaringan
kantor, yaitu Kantor Cabang (KC) dan Kantor
Fungsional Operasional (KFO). Sampai
dengan Desember 2014, telah dilaksanakan
pembukaan 6 KC baru dan diperoleh izin
pembukaan 7 KFO baru dan relokasi 1 KFO.
data perusahaan
informasi keuangan
PRIORITAS 2015
•
Menyempurnakan berbagai proses dan
infrastruktur serta mengoptimalkan
perbaikan sistem dan prosedur guna
mendukung efisiensi dan efektifitas
layanan kepada seluruh stakeholder.
•
Meningkatkan produktivitas melalui
tinjauan komprehensif terhadap
operations dashboard, serta penetapan
Service Level Agreement (SLA)
yang terukur.
Guna mendukung tercapainya misi dan visi BTPN
Syariah, Tim Operations meletakkan 4 fungsi dan
peranan operasi yang mendasar, yaitu :
•
Pengembangan infrastruktur jaringan
kantor yang selaras dengan rencana bisnis
bank dalam memperluas jaringan kantor
(KC, KFO, KFNO).
•
Service Delivery, memberikan layanan
kepada seluruh stakeholders secara
tepat waktu, akurat, handal, dan biaya
yang efektif,
•
•
Business Partner, menjadi partner yang aktif
dalam mendukung pertumbuhan bisnis
secara berkelanjutan,
Bersama-sama dengan bagian lain terkait,
melakukan pengembangan produk,
meliputi produk pembiayaan, pendanaan,
dan layanan electronic channel (ATM,
EDC, dan Mobile Banking).
•
Menyiapkan infrastruktur operasional
dan kerja sama dengan bank induk
dalam mengembangkan layanan tanpa
kantor cabang (branchless banking)
berbasis agen.
•
Melakukan perbaikan proses pembiayaan
dengan mengoptimalkan kehandalan
teknologi guna mendukung program
efektifitas dan efisiensi proses, sekaligus
meminimalisasi potensi risiko operasional.
•
Memperkuat dan melengkapi Sumber Daya
Manusia unit Operations melalui program
internal development, professional
hiring, dan secara berkesinambungan
membangun kesadaran atas pentingnya
pengeloaan risiko.
•
•
Compliance Agent, melandasi seluruh
kegiatan operasional pada ketentuan
internal dan eksternal yang ditetapkan,
•
Pepole Management, membangun
lingkungan kerja yang challenging &
fun berlandaskan nilai-nilai Profesional –
Integritas – Saling Menghargai – Kerja Sama
(PRISMA).
Rencana ke depan, Tim Operations BTPN
Syariah akan terus melanjutkan upaya-upaya
pengembangan operasional guna mendukung
pengembangan usaha BTPN Syariah dengan
tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan
sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku di
industri perbankan syariah.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
87
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
teknologi informasi
Tahun 2014, unit Teknologi Informasi (TI)
memprioritaskan penyiapan pondasi infrastruktur
teknologi yang handal agar dapat mendukung
operasional bisnis sebagai entitas bank yang mandiri.
Peran unit TI dalam proses konversi
dan spin-off sangat kritikal untuk
keberhasilan proses tersebut. Sebagai
bank baru hasil penggabungan antara
Unit Usaha Syariah PT Bank Tabungan
Pensiunan Nasional Tbk (UUS BTPN)
dan PT Bank Sahabat Purba Danarta
(Bank Sahabat), di awal berdirinya
sudah melayani jumlah nasabah
yang cukup besar (1,04 juta nasabah,
lebih dari 78.000 Sentra, dan lebih
dari 1.000 MMS) di wilayah hampir
seluruh penjuru Indonesia.
Upaya ini cukup menantang
karena proses penyediaan layanan
TI, pelayanan transaksi nasabah,
pemenuhan aspek kepatuhan,
dan pelaporan kepada pihak
regulator tidak boleh terganggu
saat proses spin-off berjalan
maupun sesudahnya. Demikian juga
kegiatan pengembangan bisnis baik
pengembangan produk maupun
roll-out sentra pelayanan juga tetap
harus berjalan.
PENCAPAIAN PENTING 2014
Sebagai bank baru yang melayani
financial inclusion, BTPN Syariah
sangat bergantung pada infrastruktur
88
teknologi yang handal. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut maka BTPN Syariah telah
membangun infrastruktur Data Center (DC) dan
Disaster Recovery Center (DRC), serta menyatukan
Data Center eks Bank Sahabat kedalamnya,
Standarisasi dan integrasi terhadap infrastruktur
jaringan kantor cabang, baik eks UUS BTPN, eks
Bank Sahabat, maupun jaringan kantor baru (KCS
dan KFO) yang dibuka di tahun 2014 dilakukan
agar semua transaksi dapat dikelola dengan baik.
Disamping itu unit TI telah berhasil
mengimplementasikan Core Banking System baru
yang berbasis Syariah (T24 Syariah), sekaligus
melakukan proses migrasi data dari dua Legacy
Core Banking System (eks UUS BTPN dan eks Bank
Sahabat). Unit TI juga telah menyempurnakan
sistem Microfinance yang mendukung segmen
bisnis Tunas Usaha Rakyat (TUR) sehingga dapat
melayani hingga 2.000 MMS
Selain sistem transaksi yang melayani nasabah,
unit TI juga telah mengimplementasikan sistem
pelaporan financial dan regulatory, sistem Human
Capital, sistem Data Warehouse, dan sistem
pendukung lainnya. Kerjasama dengan bank induk
(BTPN) juga dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
infrastruktur yang belum dapat dibangun sendiri
melalui penggunaan bersama (leveraging)
seperti infrastruktur Layanan Syariah Bank (LSB)
dan e-mail.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PRIORITAS 2015
•
Menyiapkan Rencana Strategis Teknologi
Informasi 2015-2018, yang diselaraskan
dengan rencana pengembangan bisnis bank.
•
Menyiapkan infrastruktur TI berbasis
interoperability (SOA, Service Oriented
Architecture) dan Mobility Platform.
•
Melanjutkan pengembangan infrastruktur
TI yang selaras dengan rencana bisnis
bank dalam memperluas jaringan kantor
(Kantor Cabang, Kantor Fungsional
Operasional, dan Layanan Syariah Bank),
melakukan pengembangan produk baru
baik pembiayaan maupun pendanaan, dan
pengembangan layanan Electronic Channel
(ATM dan mobile banking).
•
Melakukan kerjasama dengan bank induk
dalam menyiapkan infrastruktur TI untuk
layanan LAKU PANDAI Syariah.
•
Melakukan re-engineering proses bisnis
financing berbasis teknologi mobile
untuk menuju less-cash maupun cashless
transaction.
•
Pengembangan infrastruktur pengolahan
data untuk kebutuhan analytics.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
89
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
daya
hal.90-95
90
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
Salah satu nasabah pembiayaan, pengrajin
tembikar di Sentra Praya Barat, Lombok Tengah.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
91
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
Nasabah Pembiayaan, Sentra Praya Barat,
Nusa Tenggara Barat.
92
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
Program Daya selalu ada dalam produk dan layanan
yang ditawarkan oleh BTPN Syariah. Dengan demikian
nasabah tidak hanya memiliki akses keuangan, tetapi
juga akses kepada ilmu pengetahuan dan keterampilan,
melalui 3 pilar Daya.
Tentang daya
Satu hal yang menjadi perhatian
dalam pengembangan bisnis BTPN
Syariah adalah program Daya.
Sebagai bagian dan bank induknya,
yakni BTPN, program Daya ini
merupakan sinergi ideal antara misi
bisnis dan misi sosial yang diterapkan
dalam produk, layanan dan kegiatan
usaha BTPN Syariah selaku Anak
Perusahaan. Daya menjadi Unique
Value Proposition yang memiliki
peran signifikan dalam melengkapi
keistimewaan produk dan layanan
yang ada di BTPN Syariah.
Daya yang terintegrasi dengan
produk dan layanan merupakan
wujud implementasi dari komitmen
BTPN Syariah untuk membangun
kapasitas nasabah keluarga prasejahtera di Indonesia secara
berkelanjutan, memberikan
kesempatan untuk tumbuh,
mewujudkan mimpi, serta
membukakan peluang menuju hidup
yang lebih baik.
peran daya dalam literasi keuangan
Mengacu pada POJK No. 01/POJK.07/2013 tentang
Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan dan
SEOJK No. 1/SEOJK.07/2014 tentang Pelaksanaan
Edukasi dalam rangka Meningkatkan Literasi Keuangan
Kepada Konsumen dan/atau Masyarakat, BTPN Syariah
menyusun perencanaan untuk memberikan edukasi
kepada masyarakat luas agar lebih memahami jasa
dan produk perbankan yang sesuai dengan tingkat
kebutuhan masyarakat. Hal ini sejalan dengan tujuan
BTPN Syariah, antara lain:
•
Berupaya meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang perbankan.
•
Meningkatkan kuantitas masyarakat pengguna
produk dan jasa keuangan yang sesuai dengan
kebutuhan (finansial inklusif).
•
Mengedukasi masyarakat agar lebih memahami
manfaat jasa dan produk perbankan dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
93
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
BTPN Syariah melakukan dua cara pendekatan
dalam merealisasikan program Daya tersebut.
Pertama, untuk non-nasabah yaitu dengan
menggali dan memberdayakan potensi ekonomi
masyarakat. Cara yang dilakukan adalah melalui
pembelajaran mengenai perencanaan keuangan
yang tepat guna untuk mewujudkan cita-cita
keluarga. Kedua, untuk nasabah yaitu dengan
mengembangkan program Pelatihan Dasar
Keanggotaan (PDK) dan Pelatihan Program
Daya. Pelatihan ini khusus diberikan kepada
seluruh nasabah Tunas Usaha Rakyat (TUR)
selama 5 hari berturut-turut. Diharapkan,
setelah menempuh pelatihan tersebut, nasabah
dapat memahami dan menerapkan cara-cara
pengelolaan keuangan rumah tangga yang
lebih baik sehingga tujuan untuk mencapai
keluarga yang lebih sejahtera dapat tercapai.
BTPN Syariah memiliki
gerakan sosial yang
ditujukan kepada
para karyawan
sebagai sarana
untuk berpartisipasi
secara aktif dalam
pemberdayaan nasabah,
yang dinamakan
Sahabat Daya.
94
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
3 pilar daya
Program Daya memiliki tiga pilar utama, yaitu:
•
Kesehatan (Daya Sehat Sejahtera)
•
Pengembangan Usaha (Daya tumbuh
Usaha), dan
•
Komunitas (Daya Tumbuh Komunitas).
Ketiga pilar utama tersebut dimanifestasikan
lebih lanjut dalam 4 modul bahan
pembelajaran keuangan program Daya, antara
lain: Pengelolaan Keuangan Sederhana,
Menggapai Mimpiku, Tabungan Mimpiku dan
Wujudkan Mimpiku.
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
Nasabah Pembiayaan,
Sentra Salam Sukur Damai,
Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
sahabat daya
Langkah ke Depan
Melengkapi tiga pilar utama program Daya,
BTPN Syariah memiliki gerakan sosial yang
ditujukan kepada para karyawan sebagai
sarana untuk berpartisipasi secara aktif dalam
pemberdayaan nasabah, yang dinamakan
Sahabat Daya.
Sejalan dengan rencana pengembangan usaha
yang mensinergikan inovasi dan strategi, BTPN
Syariah di tahun 2015 berupaya melakukan
langkah nyata dalam mengaplikasikan
program Daya, antara lain: menjalin kerja sama
dengan BTPN dalam rangka mengoptimalkan
sumber daya yang ada, memperkuat kualitas
pelaksanaan program edukasi, membangun
sistem monitoring dan evaluasi yang terstruktur,
membuka kesempatan yang luas kepada
karyawan untuk berpartisipasi dalam program
Daya, dan menjalin kerja sama dengan
organisasi lain yang sama-sama memiliki visi
mengenai pemberdayaan.
Dengan demikian, BTPN Syariah memberikan
kesempatan bagi seluruh pemangku
kepentingan untuk berpartisipasi, berbagi, dan
berinteraksi dengan nasabah, sehingga turut
berperan aktif dalam menumbuhkan jutaan
rakyat Indonesia.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
95
ikhtisar utama
96
laporan manajemen
profil perusahaan
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
tata kelola
perusahaan
hal.96-155
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
97
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
Nasabah Pembiayaan, Pembuat Kerupuk Kulit,
Sentra Gelogor Pusat, Lombok Barat,
Nusa Tenggara Barat.
98
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
laporan tata kelola perusahaan
Struktur dan infrastruktur tata kelola
BTPN Syariah telah ditetapkan dan
disusun sesuai ketentuan yang berlaku
Selama tahun 2014, BTPN Syariah
telah melaksanakan langkah-langkah
inisiasi untuk mengoptimalkan
kualitas pelaksanaan tata kelola
perusahaan yang baik diantaranya
penyusunan Pedoman dan Tata
Tertib Kerja untuk Dewan Komisaris,
Direksi, Dewan Pengawas Syariah,
Komite setingkat Dewan Komisaris
dan Komite setingkat Direksi,
penyusunan SK Hirarki Kebijakan,
Pelaksanaan Good Corporate
Governance (GCG), menyusun
dan melaksanakan Induction
Program untuk Pejabat Eksekutif
dan Karyawan baru terkait GCG,
pelaksanaan sosialisasi Kode Etik
Perusahaan serta refreshment yang
dilaksanakan secara rutin bagi
seluruh Karyawan.
Kebijakan Good Corporate
Governance (GCG)
BTPN Syariah telah memiliki Kebijakan GCG yang
telah disetujui oleh Dewan Komisaris, Direksi dan
Dewan Pengawas Syariah. Kebijakan tersebut
akan dilakukan pengkinian secara berkala dengan
mengacu kepada peraturan dan ketentuan yang
berlaku. Adapun Kebijakan GCG terakhir yang telah
disetujui adalah Kebijakan GCG bulan Juni 2014.
Kebijakan GCG mencakup:
Prinsip GCG Perusahaan
1. Asas.
2. Nilai-Nilai dan Kode Etik.
3. Pelaporan Pelaksanaan GCG.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
99
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
Strategi
1. Rencana Bisnis.
2. Key Strategic Initiatives.
3. Risk Appetite.
Organ Perseroan
1. Pemegang Saham.
2. Dewan Komisaris.
3. Direksi.
4. Dewan Pengawas Syariah (DPS).
Pengendalian Internal (Internal Control)
1. Manajemen Risiko.
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan (RUPST)
Pelaksanaan RUPST BTPN Syariah melalui
Keputusan Sirkuler Pemegang Saham Sebagai
Pengganti Keputusan Yang Diambil Dalam
RUPST Perseroan tanggal 20 Mei 2014.
Selama tahun 2014, BTPN Syariah telah
mengadakan 1 (satu) kali Keputusan Sirkuler
Pemegang Saham sebagai pengganti Keputusan
yang diambil dalam RUPST pada tanggal 20 Mei
2014 dan berdasarkan Keputusan Sirkuler diluar
RUPST BTPN Syariah diputuskan hal-hal seperti
tercantum dalam akta tentang:
1. Laporan Tahunan;
2. Kepatuhan.
2. Penggunaan Laba Bersih;
3. Audit Internal dan Eksternal.
3. Penetapan Gaji dan Tunjangan/Honorarium
Anggota Direksi dan Dewan Komisaris serta
Dewan Pengawas Syariah;
Kompensasi
Prinsip dan Struktur.
Transparansi dan Keterbukaan Informasi
Sekretaris Perusahaan
1. Fungsi.
2. Kualifikasi.
3. Tugas dan Tanggung Jawab.
4. Pengangkatan Akuntan Publik.
Hasil RUPST tersebut telah tertuang dalam Akta
No.729 Tanggal 20 Mei 2014.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa (RUPSLB)
BTPN Syariah telah menyelenggarakan
Keputusan Sirkuler Pemegang Saham sebagai
pengganti Keputusan yang diambil dalam
RUPSLB sebanyak 4 (empat) kali pada tahun
2014, dengan penjelasan sebagai berikut:
Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham
BTPN Syariah tanggal 20 Mei 2014
Tentang Perubahan Susunan Direksi dan Dewan
Komisaris serta Dewan Pengawas Syariah yang
tertuang dalam Akta N0.35 tanggal 20 Mei 2014
dan Surat Penerimaan Pemberitahuan Data
100
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
Perseroan Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia No AHU-10324.40.22.2014 tanggal 26
Mei 2014. Hasil keputusan tersebut antara lain:
1. Menyetujui dan menerima pengunduran
diri seluruh anggota Direksi dan Dewan
Komisaris Perseroan yang sekarang
menjabat dan mengangkat anggota
Direksi dan Dewan Komisaris baru serta
menegaskan pengangkatan anggota
Dewan Pengawas Syariah yang sebelumnya
telah diangkat.
2. Sesuai dengan hasil uji kemampuan
dan kepatutan mengangkat sebagai
anggota Direksi dan Dewan Komisaris
sebagai berikut:
Komisaris Utama/Komisaris Independen:
Kemal Aziz Stamboel
Komisaris Independen:
Dewie Pelitawati
Komisaris:
Taras Wibawa Siregar
Direktur Utama:
Harry A.S. Sukadis
Wakil Direktur Utama:
Ratih Rachmawaty
Direktur Kepatuhan:
Rosi Susanti
Direktur:
Setiasmo
Direktur:
Gatot Adhi Prasetyo
Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham
BTPN Syariah tanggal 3 September 2014
Tentang Perubahan dan Pernyataan Kembali
Anggaran Dasar Perseroan yang dibuat dalam
rangka melakukan perubahan kegiatan usaha
data perusahaan
informasi keuangan
Perseroan dari bank umum konvensional
menjadi bank umum yang menjalankan
kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah.
Keputusan tersebut tertuang dalam:
a. Warmerking atas Sirkuler Pemegang Saham
No.2954/W/2014 tanggal 3 September 2014
(tentang Perubahan Anggaran Dasar);
b. Akta No.20 tanggal 9 September 2014, &
Surat Penerimaan Pemberitahuan Data
Perseroan Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia No. AHU-06242.40.21.20.14
tanggal 16 September 2014 (tentang
Perubahan Anggaran Dasar);
c. Warmerking atas Sirkuler Pemegang Saham
No.2955/W/2014 tanggal 3 September 2014
(tentang Pengesahan Perbuatan Direksi dan
Dewan Komisaris Lama).
Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham
BTPN Syariah tanggal 3 September 2014
Tentang Ratifikasi Pengurus Lama dan
Penegasan Susunan Direksi, Dewan Komisaris
serta Dewan Pengawas Syariah, yang tertuang
dalam Akta sebagai berikut:
1. Warmerking atas Sirkuler Pemegang Saham
No.2954/W/2014 tanggal 3 September 2014
(tentang Perubahan Anggaran Dasar);
2. Akta No.21 tanggal 9 September 2014 &
Surat Penerimaan Pemberitahuan Data
Perseroan Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia No AHU-30739.40.22.20.14
tanggal 18 September 2014 (tentang
Susunan Direksi dan Dewan Komisaris serta
Dewan Pengawas Syariah).
3. Keputusan yang dimuat dalam akta ini
mencakup beberapa hal berikut ini,
antara lain:
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
101
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
a. Cakupan kerja dan tujuan pelaksanaan
BTPN Syariah dalam rangka
menghimpun dana dan menyalurkan
dana nasabah.
b. Rasio Permodalan.
c. Saham dan Rapat Umum
Pemegang Saham.
d. Rapat Dewan Komisaris.
e. Dewan Pengawas Syariah terkait
kewenangan, rapat.
f. Laporan Tahunan.
g. Penggunaan Laba.
h. Perubahan Anggaran Dasar.
i.
Penggabungan, peleburan,
pengambilalihan dan pemisahan.
j.
Pembubaran dan Likuidasi.
Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham
BTPN Syariah tanggal 1 Desember 2014
Tentang Perubahan Komposisi Pemegang Saham
(berupa pengalihan saham milik Yayasan Purba
Danarta kepada PT Triputra Persada Rahmat)
yang tertuang dalam Akta No.01 tanggal 1
Desember 2014 dan Penerimaan Pemberitahuan
Menkumham: AHU-45327.40.22.20.14 tanggal
05 Desember 2014.
Dewan Komisaris, DEWAN pengawas
syariah dan Direksi
Posisi per 31 Desember 2014 semua anggota
Dewan Komisaris dan Direksi telah memenuhi
persyaratan lulus penilaian kemampuan dan
kepatutan (Fit and Proper Test/F&PT).
102
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
Dewan Komisaris
Berdasarkan Kebijakan GCG BTPN Syariah
bahwa Dewan Komisaris merupakan organ
perusahaan yang secara independen bertugas
melakukan fungsi pengawasan secara umum
dan/atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar
serta memberikan nasihat kepada Direksi dalam
mengelola Bank sesuai prinsip GCG.
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan
Komisaris
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris,
sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja
sebagai berikut:
1. Dewan Komisaris wajib memastikan
terselenggaranya pelaksanaan GCG dalam
setiap usaha Bank pada seluruh tingkatan
atau jenjang organisasi;
2. Dewan Komisaris wajib melaksanakan
pengawasan terhadap tugas dan tanggung
jawab Direksi, serta memberikan nasihat
kepada Direksi;
3. Dalam melakukan pengawasan, Dewan
Komisaris wajib mengarahkan, memantau
dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan
strategis Bank. Untuk pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab ini, Dewan Komisaris
dapat meminta data dan informasi yang
dibutuhkan kepada Direksi;
4. Dalam melakukan pengawasan, Dewan
Komisaris dilarang terlibat dalam
pengambilan keputusan kegiatan
operasional Bank, kecuali:
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
a. Penyediaan dana kepada pihak terkait
sebagaimana diatur dalam ketentuan
Bank Indonesia tentang Batas
Maksimum Pemberian Pembiayaan Bank
Umum; dan
b. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam
Anggaran Dasar Bank atau peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
5. Pengambilan keputusan oleh Dewan
Komisaris tidak meniadakan tanggung
jawab Direksi atas pelaksanaan
kepengurusan Bank;
6. Dewan Komisaris wajib menyediakan waktu
yang cukup untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya secara optimal;
7. Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa
Direksi telah menindaklanjuti temuan
audit dan rekomendasi dari satuan kerja
audit internal Bank, auditor eksternal,
hasil pengawasan OJK dan/atau hasil
pengawasan badan otoritas lainnya;
8. Dewan Komisaris wajib memberitahukan
kepada OJK paling lambat 7 (tujuh) hari
kerja sejak ditemukannya:
a. Pelanggaran Peraturan perundangundangan dibidang keuangan dan
perbankan dan;
b. Keadaan atau perkiraan keadaan yang
dapat membahayakan kelangsungan
usaha Bank.
data perusahaan
informasi keuangan
Pembentukan Komite-Komite
Sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan
Komisaris BTPN Syariah, maka dalam rangka
mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan
tanggung jawabnya, Dewan Komisaris wajib
membentuk sekurang-kurangnya:
1. Komite Audit;
2. Komite Pemantau Risiko;
3. Komite Remunerasi dan Nominasi.
Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa
komite yang telah dibentuk menjalankan
tugasnya secara efektif. Komite wajib
menyusun Pedoman dan Tata Tertib
Kerja Komite.
Pedoman dan Tata Tertib Kerja
Dewan Komisaris
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab, Anggota Dewan Komisaris senantiasa
mengacu kepada Pedoman dan Tata Tertib
Kerja Dewan Komisaris, yang mana pedoman
tersebut dilakukan pengkinian secara berkala
dan mengacu kepada peraturan dan ketentuan
yang berlaku. Perubahan terakhir Pedoman
dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris dengan
No.01/PedomanKerja/LG/IX/2014 pada tanggal
15 September 2014.
9. Dewan Komisaris mengusulkan calon
anggota DPS kepada Direksi dengan
memperhatikan rekomendasi KRN untuk
kemudian dimintakan rekomendasi dari
Majelis Ulama Indonesia dan persetujuan
dari OJK. RUPS dapat mendelegasikan
kewenangan kepada Dewan Komisaris
untuk mengangkat anggota DPS.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
103
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan
Komisaris mencakup:
1. Organisasi.
2. Independensi.
3. Tugas dan Tanggung Jawab.
4. Pembentukan Komite-Komite.
5. Fungsi Komisaris Utama.
6. Etika Kerja.
7. Rapat.
8. Transparansi/Keterbukaan.
9. Masa Jabatan.
10. Lain-Lain.
Komposisi dan Kriteria Anggota
Dewan Komisaris
Komposisi dan Kriteria Anggota Komisaris serta
Organisasi seperti terdapat pada Pedoman
dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris BTPN
Syariah adalah:
1. Jumlah anggota Dewan Komisaris paling
kurang 3 (tiga) orang dan paling banyak
sama dengan jumlah anggota Direksi;
2. Dalam hal terdapat anggota Dewan
Komisaris berhalangan tetap sehingga
menjadi kurang dari 3 (tiga) orang, maka
Dewan Komisaris segera mengusulkan
penggantinya kepada Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) yang harus
diselenggarakan dalam waktu paling lama
30 (tiga puluh) hari setelah terjadinya
lowongan dengan memperhatikan
rekomendasi Komite Remunerasi
dan Nominasi;
104
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
3. Paling kurang 1 (satu) orang anggota
Dewan Komisaris harus berdomisili
di Indonesia;
4. Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris
Utama dalam hal penentuan Komisaris
Utama, harus diutamakan Komisaris yang
merupakan Komisaris Independen;
5. Dewan Komisaris sekurang-kurangnya
terdiri dari anggota yang memiliki
kemampuan di bidang ekonomi makro,
perbankan dan keuangan Syariah, hukum,
akuntansi dan audit;
6. Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya secara independen.
Untuk memastikan independensi Dewan
Komisaris, sekurang-kurangnya 50%
(lima puluh per seratus) dari jumlah
anggota Dewan Komisaris adalah
Komisaris Independen;
7. Setiap usulan penggantian dan/atau
pengangkatan anggota Dewan Komisaris
kepada RUPS harus memperhatikan
rekomendasi Komite Remunerasi
dan Nominasi;
8. Setiap anggota Dewan Komisaris harus
memenuhi persyaratan telah lulus penilaian
kemampuan dan kepatutan sesuai dengan
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan/Bank
Indonesia (OJK/BI) tentang penilaian
kemampuan dan kepatutan;
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
9. Anggota Dewan Komisaris hanya dapat
merangkap jabatan sebagai:
a. Anggota Dewan Komisaris, Direksi
atau Pejabat Eksekutif pada 1
(satu) lembaga/perusahaan bukan
lembaga keuangan;
b. Anggota Dewan Komisaris atau Direksi
yang melaksanakan fungsi pengawasan
pada 1 (satu) perusahaan anak lembaga
keuangan bukan Bank Umum Syariah
yang dimiliki oleh Bank;
c. Anggota Dewan Komisaris atau Pejabat
Eksekutif pada 1 (satu) perusahaan
perbankan yang merupakan pemegang
saham Bank;
d. Anggota Dewan Komisaris, Direksi
atau Pejabat Eksekutif pada 1 (satu)
perusahaan bukan perbankan
yang merupakan pemegang saham
Bank; atau
e. Pejabat pada paling banyak 3 (tiga)
lembaga nirlaba.
10. Mayoritas anggota Dewan Komisaris
dilarang saling memiliki hubungan
keluarga sampai dengan derajat kedua
dengan sesama anggota sesama anggota
Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi.
data perusahaan
informasi keuangan
Independensi Dewan Komisaris
Sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan
Komisaris BTPN Syariah Independensi Dewan
Komisaris diatur sebagai berikut:
1. Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas
dan tanggung jawab secara independen;
2. Yang dimaksud dengan Komisaris
Independen adalah anggota Dewan
Komisaris yang tidak memiliki hubungan
keuangan, kepengurusan, kepemilikan
saham dan/atau hubungan keluarga
dengan sesama anggota Dewan
Komisaris lainnya, anggota Direksi dan/
atau Pemegang Saham Pengendali atau
hubungan lain yang secara alamiah dapat
mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen;
3. Mantan anggota Direksi atau Pejabat
Eksekutif Bank atau pihak-pihak yang
mempunyai hubungan dengan Bank, yang
dapat mempengaruhi kemampuannya
untuk bertindak independen tidak dapat
menjadi Komisaris Independen pada Bank
yang bersangkutan sebelum menjalani masa
tunggu (cooling off) selama 6 (enam) bulan
(Referensi PBI 11/33/PBI/2009);
4. Namun demikian ketentuan ini tidak
berlaku bagi mantan Direksi atau
Pejabat Eksekutif yang melakukan
fungsi pengawasan.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
105
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
Susunan Anggota Dewan Komisaris
Susunan Anggota Dewan Komisaris posisi 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:
Nama
Jabatan
Tanggal Pengangkatan
Kemal Azis Stamboel
Komisaris Utama (Komisaris Independen)
22 Mei 2014
Dewie Pelitawati
Komisaris Independen
22 Mei 2014
Taras Wibawa Siregar
Komisaris
22 Mei 2014
Seluruh anggota Dewan Komisaris BTPN Syariah telah memenuhi persyaratan sebagai anggota
Dewan Komisaris dengan ketentuan yang berlaku, antara lain UU PT No.40 tahun 2007, PBI
No.11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah, Peraturan Bank Indonesia No.14//6/PBI/2012 tentang
Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit & Proper Test) dan Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009
tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Rangkap Jabatan Dewan Komisaris
Terkait pengungkapan rangkap jabatan Dewan Komisaris sampai dengan tanggal 31 Desember 2014,
Dewan Komisaris BTPN Syariah tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris, Direksi dan
Pejabat Eksekutif pada lembaga perbankan, perusahaan atau lembaga lain melebihi batas maksimum yang
diperkenankan sesuai dengan ketentuan dan perundangan yang berlaku. Keterangan adalah sebagai berikut:
Nama
Jabatan
Nama Perusahaan
Tahun
Kemal Azis Stamboel
Komisaris Independen
PT Holcim Indonesia Tbk
2013 - Sekarang
Dewie Pelitawati
GM Governance &
PT XL- Axiata Tbk
2004 - Sekarang
PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Tbk
2011- Sekarang
Compliance
Taras Wibawa Siregar
Deputy Risk Management
Head
Rapat Dewan Komisaris
Selama tahun 2014, telah dilakukan Rapat Dewan Komisaris BTPN Syariah sebanyak 6 (enam) kali
dengan tingkat kehadiran masing-masing anggota Dewan Komisaris sebagai berikut:
Nama
106
Kehadiran dalam Rapat BOC
Kemal Azis Stamboel
6 kali dari 6 Rapat
Dewie Pelitawati
6 kali dari 6 Rapat
Taras Wibawa Siregar
4 kali dari 6 Rapat
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
Sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja BTPN
Syariah bahwa rapat internal Dewan Komisaris
diselenggarakan minimal 2 (dua) bulan sekali
yang wajib dihadiri oleh seluruh anggota
Dewan Komisaris. Pengaturan Rapat Dewan
Komisaris wajib dihadiri oleh seluruh anggota
Dewan Komisaris secara fisik paling kurang 2
(dua) kali dalam setahun. Sehingga dengan
demikian, frekuensi dan quorum rapat yang
telah dihadiri Dewan Komisaris selama tahun
2014 telah memenuhi ketentuan yang berlaku.
data perusahaan
informasi keuangan
terlaksananya penerapan GCG dan kepatuhan
kepada Prinsip Syariah.
Dewan Komisaris telah secara langsung
melakukan pengawasan terhadap tindak lanjut
rekomendasi kepada Direksi maupun melalui
Komite-Komite setingkat Dewan Komisaris.
Selama tahun 2014, Dewan Komisaris telah
melakukan langkah pengawasan terhadap
aspek-aspek antara lain:
Pelatihan untuk Dewan Komisaris
1. Dewan Komisaris memberikan penegasan
atas keputusan penerimaan pemisahan UUS
BTPN kepada BTPN Syariah;
Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab, anggota Dewan Komisaris
turut hadir dalam pelatihan, konferensi
dan seminar strategis selama tahun 2014,
antara lain:
2. Dewan Komisaris melakukan kajian dan
menyetujui Kebiijakan GCG, Kebijakan
Pembiayaan Syariah, Kebijakan Manajemen
Risiko, Kebijakan Pengelolaan dan
Pengamanan Informasi Bank;
1. Understanding ICAAP in Relation to Bank’s
Capital Requirement yang diselenggarakan
oleh Banker Association for Risk
Management (BARa), bulan Mei 2014
di Jakarta;
2. Leadership Development Program (LDP)
yang diselenggarakan oleh Center for
Creative Leadership (CCL), bulan November
2014 di Singapura;
3. Tantangan bagi Dewan Komisaris
dan Direksi dalam Roadmap GCG OJK
untuk menyongsong MEA 2015 yang
diselenggarakan LKDI (Lembaga Komisaris
& Direksi Indonesia), bulan Desember 2014
di Jakarta.
Laporan Pengawasan dan Rekomendasi
Dewan Komisaris
Dewan Komisaris telah melakukan tanggung
jawab pengawasan atas pengelolaan dan
operasional BTPN Syariah serta memberikan
rekomendasi kepada Direksi untuk memastikan
3. Dewan Komisaris melakuan pengawasan
atas pelaksanaan Rencana Bisnis Bank,
termasuk penerapan kepatuhan terhadap
prinsip Syariah atas Kinerja Keuangan
berupa kecukupan pemenuhan kewajiban
penyediaan modal minimum (KPMM),
Penyaluran Pembiayaan yang diberikan
dengan tingkat Non Perfoming Financing
(NPF) jauh dibawah ketentuan maksimal
yang ditentukan BI, Pengawasan atas
penghimpunan Dana Pihak Ketiga;
4. Dewan Komisaris melakukan pengawasan
dan penilaian atas pelaksanaan Rencana
Bisnis Bank, termasuk penerapan kepatuhan
terhadap prinsip Syariah atas Kinerja Non
Keuangan berupa pelaksanaan proses
Konversi BTPN Syariah dan pemisahan UUS
BTPN pada tanggal 14 Juli 2014 sehingga
BTPN Syariah resmi menjadi Bank Umum
Syariah ke 12 di Indonesia. Dewan Komisaris
memastikan bahwa tata kelola Bank
menggunakan prinsip kehati-hatian berupa
pemenuhan infrastruktur dan alokasi
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
107
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
Sumber Daya Manusia, mempertahankan
seluruh jaringan kantor eks Bank
Sahabat di tahun 2014, pengawasan atas
perkembangan jaringan kantor di Semester
II 2014, pengawasan atas pengembangan
layanan MMS hingga akhir tahun 2014,
serta pengawasan beberapa produk dan
layanan baru di Semester II tahun 2014
yaitu Pembiayaan Karyawan, Giro iB,
Implementasi Paket Masa Depan Lanjutan
serta Saving Plan iB;
5. Dewan Komisaris melakukan pengawasan
untuk memastikan Bank menerapkan
prinsip kehati-hatian dalam proses
pengembangan produk, layanan ataupun
aktivitas baru berdasarkan prinsip syariah
dan memberikan rekomendasi terhadap
produk dan layanan yang sudah berjalan.
Pelaksanaan pengawasan dan koordinasi
juga direncanakan akan dilakukan melalui
pertemuan koordinasi dengan DPS untuk
menyelaraskan pemikiran dan rekomendasi
strategis sejalan dengan Prinsip Syariah
yang akan mulai dilaksanakan pada awal
tahun 2015;
6. Secara berkala, melalui Rapat Dewan
Komisaris, melakukan pemantauan kinerja
keuangan Bank;
7. Dewan Komisaris memberikan persetujuan
dalam pencalonan Anggota Dewan
Komisaris Bank dan Nominasi Pihak
Independen sebagai Anggota Komite
setingkat Dewan Komisaris sesuai
rekomendasi Komite Remunerasi
dan Nominasi;
8. Dewan Komisaris memberikan persetujuan
dalam pelaksanaan RUPS sesuai
usulan Direksi;
108
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
9. Dewan Komisaris memastikan Direksi telah
melaksanakan tindak lanjut temuan internal
dan eksternal audit dan rekomendasi
Internal Audit melalui Komite Audit;
10. Dewan Komisaris melakukan penerapan
tata kelola dan kepatuhan atas rasio
keuangan, tingkat kesehatan bank (Risk
Based Bank Rating-RBBR), penerapan APU/
PPT dan pelaksanaan dan pengelolaan
risiko kepatuhan;
11. Dewan Komisaris memastikan pelaksanaan
transaksi Bank berjalan sesuai tata kelola
yang baik melalui penetapan pengaturan
pemberian limit transaksi Direksi;
12. Dewan Komisaris melakukan pengawasan
atas pelaksanaan perubahan komposisi
pemegang saham Bank untuk memastikan
proses aksi korporasi sesuai dengan
prinsip kepatuhan seperti tertuang dalam
RBB Bank;
13. Atas GCG dan Manajemen Risiko, Dewan
Komisaris melakukan pengawasan untuk
turut memastikan terdapat 9 (sembilan)
jenis risiko Bank yang saat ini melekat
dilakukan identifikasi, pengukuran,
pengawasan dan pengendalian secara ketat
dan terus menerus yang dibuktikan dengan
dilakukannya self-assessment atas risikorisiko tersebut secara triwulan dilaporkan
kepada otoritas terkait. Saat ini BTPN
Syariah terpapar oleh 9 dari 10 risiko yang
ada dimana Risiko Investasi belum masuk
dalam pembahasan;
14. Dewan Komisaris secara rutin melakukan
pre-meeting untuk memastikan persiapan
rapat komite setingkat Dewan Komisaris
terselenggara secara efektif dan maksimal
dengan melakukan kajian awal secara rutin
merumuskan rekomendasi atas Internal
Audit, Manajemen Risiko dan Sistem
Pengendalian Internal.
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
Dewan Komisaris yang telah menerima kuasa
dari Pemegang Saham melalui RUPS untuk
melaksanakan Keputusan Pemegang Saham
antara lain:
1. Penunjukan Kantor Akuntan Publik
Tanudiredja, Wibisana & Rekan (a member
firm of PwC global network) sebagai
Auditor Eksternal berdasarkan rekomendasi
dari Komite Audit;
2. Remunerasi dan Tunjangan bagi anggota
Direksi, honorarium DPS, Pihak Independen
Komite setingkat Dewan Komisaris serta
besar honorarium dan tunjangan bagi
Anggota Dewan Komisaris untuk tahun
buku yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2014 berdasarkan rekomendasi
Komite Remunerasi dan Nominasi.
Berdasarkan hasil pengawasan tahunan Dewan
Komisaris kepada OJK periode semester II
(Juli-Desember 2014). Perkembangan usaha
menunjukan trend yang positif yang ditandai
oleh terealisasinya bisnis yang melebihi
dari target yang ditetapkan. Aspek yang
dipantau meliputi:
1. Kinerja Keuangan
a. Kecukupan pemenuhan penyediaan modal
minimum akhir tahun 2014 sebesar 33,9%,
melampaui syarat minimal 8% NPF sebesar
1,3% jauh dibawah ketentuan maksimum.
data perusahaan
informasi keuangan
2. Kinerja Non Keuangan
a. Proses konversi Bank Sahabat menjadi
BTPN Syariah dan spin-off UUS BTPN
telah berhasil dilaksanakan pada tanggal
14 juli 2014.
b. Proses perpindahan kantor pusat bank
yang sebelumnya berkedudukan di
Semarang berpindah ke Jakarta.
c. Mempertahankan seluruh jaringan kantor
eks Bank Sahabat di tahun 2014.
d. Mengembangkan jaringan kantor di
semester II tahun 2014 yang meliputi:
Kantor Cabang Syariah, kantor Fungsional
Operasional dan Kantor Fungsional
Non Operasional.
e. Mengembangkan Layanan Tim MMS
hingga akhir tahun 2014 yang berjumlah
1.627 MMS
f. Mengembangkan produk dan layanan baru
di semester II 2014.
3. Penerapan Kepatuhan Syariah.
4. Komitmen Pemegang Saham, Direksi dan
Dewan Komisaris.
5. Kelancaran proses Konversi dan Spin Off.
6. Mempertahankan bisnis model yang
sebelumnya dikembangkan di UUS BTPN.
7. Tata kelola Perusahaan dan Manajemen Risiko
yang baik.
b. Penyaluran dana/pembiayaan mencapai
Rp2.499 miliar mencapai 116% dari target
sebesar Rp2.240 miliar. Tingkat Non
Performing Financing (NPF) Gross akhir
2014 terealisasi sebesar 1,3% jauh dari
ketentuan BI sebesar 5%.
c. Penghimpunan Dana pihak ketiga
mencapai Rp2.708 miliar atau mencapai
115% dari target sebesar Rp2.352 miliar.
d. Pencapaian laba bersih setelah pajak
sebesar Rp99 miliar.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
109
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Tugas dan Tanggung Jawab DPS
Berdasarkan Kebijakan GCG BTPN Syariah
bahwa DPS merupakan organ perusahaan yang
secara independen bertugas melakukan fungsi
pengawasan kepada Direksi secara umum dan/
atau khusus sesuai Anggaran Dasar berdasarkan
Prinsip Syariah.
Mengacu kepada tanggung jawab fungsi
kepatuhan sesuai PBI No.13/2/PBI/2011 tentang
Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum,
Unit Kepatuhan senantiasa berkoordinasi
dengan DPS terkait pelaksanaan Fungsi
Kepatuhan terhadap Prinsip Syariah.
Tugas dan tanggung jawab DPS sesuai Pedoman
dan Tata Tertib Kerja terkini dapat disampaikan
sebagai berikut:
1. Memberikan nasihat dan saran kepada
Direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar
sesuai dengan Prinsip Syariah.
2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
DPS antara lain meliputi:
a. Menilai dan memastikan pemenuhan
Prinsip Syariah atas pedoman
operasional dan produk/layanan yang
dikeluarkan dan berlaku bagi Bank;
b. Mengawasi proses pengembangan
produk baru Bank agar sesuai dengan
fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) –
Majelis Ulama Indonesia (MUI);
c. Meminta fatwa kepada DSN – MUI
untuk produk baru Bank yang belum
ada fatwanya;
110
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
d. Melakukan kajian secara berkala atas
pemenuhan Prinsip Syariah terhadap
mekanisme penghimpunan dana dan
penyaluran dana serta pelayanan
jasa Bank;
e. Meminta data dan informasi
terkait dengan aspek syariah dari
Direktur Kepatuhan dan atau Satuan
Kerja Kepatuhan dalam rangka
pelaksanaan tugasnya;
f. Memastikan tersedianya waktu yang
cukup untuk melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya secara optimal;
g. Menyampaikan Laporan Hasil
Pengawasan DPS secara semesteran
kepada OJK paling lambat 2 (dua) bulan
setelah periode laporan berakhir.
Dalam rangka memastikan bahwa produk
dan layanan Bank telah sesuai dengan Prinsip
Syariah, maka DPS telah memberikan opini
Syariah terhadap produk dan layanan Bank
melalui rapat DPS yang diadakan secara
periodik. DPS telah meminta penjelasan dari
masing-masing pejabat Bank di unit kerja terkait
dan mereview atas kesesuaian dengan prinsip
syariah maupun fatwa DSN-MUI. Selain itu,
DPS bersama Unit Kepatuhan telah melakukan
peninjauan ke cabang secara periodik, guna
memastikan bahwa pelaksanaan operasional
cabang telah sesuai Prinsip Syariah.
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
Pedoman dan Tata Tertib Kerja DPS
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab, Anggota DPS senantiasa mengacu
kepada Pedoman dan Tata Tertib Kerja DPS
yang mana pedoman tersebut dilakukan
pengkinian secara berkala dan mengacu
kepada ketentuan dan peraturan yang
berlaku. Perubahan terakhir Pedoman dan Tata
Tertib Kerja adalah Nomor 12/PedomanKerja/
LG/VII/2014 pada tanggal 16 Juli 2014.
Pedoman dan Tata Tertib Kerja DPS
mencangkup:
data perusahaan
informasi keuangan
3. DPS dipimpin oleh seorang Ketua yang
ditunjuk dari salah satu anggota DPS;
4. Anggota DPS tunduk kepada Kode Etik dan
ketentuan Bank lainnya yang berlaku;
5. Ketua DPS bertanggung jawab
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas DPS
dan memastikan anggota DPS memperoleh
informasi yang diperlukannya untuk dapat
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya;
6. Dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya, DPS dibantu oleh Satuan Kerja
Kepatuhan Bank.
•
Organisasi.
Independensi DPS
•
Independensi.
•
Tugas dan Tanggung Jawab.
•
Rapat.
•
Transparansi/Keterbukaan.
•
Etika Kerja.
•
Lain-lain
Dalam rangka keterbukaan informasi dan
pengungkapan hubungan dan kepengurusan
berdasarkan ketentuan GCG, seluruh anggota
DPS tidak memiliki hubungan keuangan
dan kekeluargaan dengan sesama anggota
Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang
Saham Pengendali.
Komposisi dan Kriteria Anggota DPS
1. DPS diangkat oleh RUPS. Kedudukan
DPS setara dengan Dewan Komisaris dan
berkewajiban melaporkan pelaksanaan tugas
dan tanggung jawabnya kepada OJK;
Terkait pengungkapan rangkap jabatan
bahwa DPS hanya dapat merangkap jabatan
sebagai anggota DPS paling banyak pada 4
(empat) lembaga keuangan syariah lain, maka
perangkapan jabatan DPS BTPN Syariah telah
memenuhi ketentuan yang berlaku.
2. Organisasi DPS disusun dengan
mempertimbangkan proses pengambilan
keputusan yang efektif dan efisien.
Jumlah anggota DPS sekurang-kurangnya
beranggotakan 2 (dua) orang dan paling
banyak 50% (lima puluh per seratus) dari
jumlah Direksi;
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
111
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
Rangkap Jabatan DPS
Nama
KH. Drs. Amidhan
KH. Ahmad Cholil Ridwan, Lc
Jabatan
Nama Perusahaan
Tahun
Ketua DPS
PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Syariah
2014 – Sekarang
Ketua DPS
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
(Unit Usaha Syariah)
2008-2014
Anggota DPS
Adira Insurance
2004 - Sekarang
Anggota DPS
Tokyo Marine Insurance (d/h MAA)
2006- Sekarang
Ketua DPS
PT K.Link Nusantara (PLBS)/ MLM
2013 - Sekarang
Anggota DPS
PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Syariah
2014 – Sekarang
Anggota DPS
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
(Unit Usaha Syariah)
2008-2014
Susunan Anggota DPS
Nama
KH. Drs. Amidhan
KH. Ahmad Cholil Ridwan, Lc
Jabatan
Tanggal Pengangkatan
Ketua DPS
22 Mei 2014
Anggota DPS
22 Mei 2014
Seluruh anggota DPS BTPN Syariah telah memenuhi persyaratan sebagai anggota DPS sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, PBI No.11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah, Peraturan Bank Indonesia No.14/6/
PBI/2012 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit & Proper Test) dan Peraturan Bank Indonesia No.11/33/
PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Rapat DPS
Selama tahun 2014, telah dilakukan rapat DPS sebanyak 6 (enam) kali dengan tingkat kehadiran
masing-masing anggota sebagai berikut:
Nama
Total Rapat tahun 2014
Total Kehadiran pada Rapat
tahun 2014
KH. Drs. Amidhan
6 kali
6 kali dari 6 rapat
KH. Ahmad Cholil Ridwan, LC
6 kali
6 kali dari 6 rapat
Sesuai ketentuan internal BTPN Syariah bahwa rapat internal DPS diselenggarakan 1 (satu) bulan
sekali yang wajib dihadiri oleh seluruh anggota DPS sehingga dengan demikian, frekuensi rapat yang
telah dihadiri DPS selama tahun 2014 telah memenuhi ketentuan yang berlaku.
112
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
Pelatihan untuk Anggota DPS tahun 2014
Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab, anggota DPS turut hadir
dalam seminar strategis selama tahun 2014
yaitu Pertemuan Tahunan Ijtima’ Sanawi/Annual
Meeting DPS X Tahun 2014 pada tanggal 16-18
Desember 2014.
Laporan Pelaksanaan Tugas dan Tanggung
Jawab DPS
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
DPS selama tahun 2014, secara umum telah
menjalankan fungsinya dalam memberikan
nasihat dan saran melalui Opini dan Persetujuan
DPS antara lain:
1. Mekanisme Penggunaan Dana Sosial
2. Pembaharuan Opini dan Persetujuan atas
produk diantaranya:
a. Tabungan.
b. Deposito iB.
c. Giro iB.
d. Produk Pembiayaan Darurat
Karyawan BTPN Syariah.
e. Produk Paket Masa Depan (PMD)
BTPN Syariah.
3. Proses Pengalihan Pembiayaan Micro Group
Loan (MGL) Bank Sahabat.
4. Produk SIMA.
5. Program hadiah PMD - Rajin Menabung.
6. Opini Mengenai Jenis Usaha yang Dihindari/
Tidak Dapat di Biayai.
7. Melakukan Perubahan Nisbah Deposito
Berjangka iB Terhadap Nasabah Existing
(Belum Jatuh Tempo).
8. Opini atas Layanan Electronic Channel iB
(E-Channel iB).
data perusahaan
informasi keuangan
Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam
Kegiatan Penghimpunan Dana dan
Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa
Sesuai penyampaian oleh DPS melalui
laporan Pengawasan Semester II tahun 2014
dimana dalam menjalankan usaha kegiatan
penghimpunan dan penyaluran dana serta
pelayanan jasa Bank telah menjalankan sesuai
dengan Prinsip Syariah. Atas produk dan
layanan tersebut, DPS telah mendapatkan
penjelasan dari Product Management dan
akad yang digunakan dari produk dan layanan
tersebut telah sesuai dengan ketentuan fatwa
DSN MUI. Seluruh usulan Bank dinilai baik
dari sisi syariah dan sudah sesuai dengan
fatwa DSN MUI yang ada, sehingga opini
DPS dapat dijadikan pedoman pelaksanaan
operasional Bank.
Direksi
Berdasarkan Kebijakan GCG BTPN Syariah
bahwa Direksi merupakan organ perusahaan
yang bertanggung jawab penuh untuk
melakukan pengurusan Bank untuk
kepentingan Bank, sesuai dengan maksud dan
tujuan bank serta mewakili Bank baik didalam
maupun diluar pengadilan sesuai ketentuan
Anggaran Dasar BTPN Syariah.
Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Bahwa berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib
Kerja Direksi, tugas dan tanggung jawab
Direksi adalah:
1. Direksi bertanggung jawab penuh atas
pelaksanaan kepengurusan Bank sesuai
dengan kewenangan dan tanggung jawab
sebagaimana diatur dalam Anggaran
Dasar dan peraturan perundangan yang
berlaku dengan menerapkan prinsip-prinsip
GCG dalam setiap kegiatan pada seluruh
tingkatan atau jenjang organisasi;
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
113
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
2. Menindaklanjuti seluruh hasil temuan audit
dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit
Internal (SKAI), DPS, Auditor Eksternal,
hasil pengawasan OJK/BI dan/atau hasil
pengawasan otoritas lainnya;
3. Dalam rangka melaksanakan prinsipprinsip GCG, Direksi paling kurang
wajib membentuk:
a. Satuan Kerja Audit Intern;
b. Satuan Kerja Manajemen Risiko;
c. Komite Manajemen Risiko;
d. Satuan Kerja Kepatuhan.
4. Memastikan penyediaan data serta
informasi yang akurat, relevan, dan tepat
waktu kepada Dewan Komisaris;
5. Memastikan transparansi atas informasi
material terkait dengan keadaan
usaha Bank;
6. Membuat kebijakan yang mengatur
pembagian tugas dan wewenang di
dalam organisasi;
7. Pembagian tugas dan wewenang
pengurusan di antara anggota Direksi
ditetapkan berdasarkan keputusan RUPS
atau dalam hal RUPS tidak menetapkan,
maka ditentukan berdasarkan
keputusan Direksi;
8. Direksi wajib mempertanggungjawabkan
pemenuhan terkait kewajibannya kepada
Pemegang Saham melalui RUPS;
9. Direksi wajib mengungkapkan kebijakan
Bank bersifat strategis di bidang
kepegawaian kepada pegawai;
10. Direksi dilarang menggunakan penasihat
perorangan dan/atau jasa profesional
sebagai konsultan kecuali memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. Proyek bersifat khusus;
b. Didasari oleh kontrak yang jelas, yang
114
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
sekurang-kurangnya mencakup lingkup
kerja, tanggung jawab dan jangka
waktu pekerjaan serta biaya;
c. Konsultan adalah pihak independen
dan memiliki kualifikasi untuk
mengerjakan proyek yang bersifat
khusus sebagaimana dimaksud diatas.
11. Tugas dan tanggung jawab lainnya
sebagaimana diatur secara khusus di
dalam peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Ruang Lingkup dan Pembagian Bidang
Tugas Anggota Direksi
Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggung
Jawab Direksi telah diatur secara khusus dan telah
tertuang dalam Surat Keputusan Direksi terkait
Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggung
Jawab Direksi terakhir tanggal 14 Juli 2014.
Direktur Utama
1. Mengkoordinasikan tugas-tugas diantara
Anggota Direksi dan bertanggung jawab
langsung atas Fungsi Audit Internal dan
Manajemen Risiko;
2. Bersama-sama Wakil Direktur Utama
mengkoordinasikan, mengarahkan
kebijakan strategis dan melakukan
pengawasan Direktur bidang agar
pelaksanaan tugas berjalan baik
dan efektif;
3. Memastikan pelaksanaan GCG diseluruh
jenjang organisasi.
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
Wakil Direktur Utama
1. Mengkoordinasikan dan memimpin
kebijakan dan strategi dalam bidang
Bisnis Pembiayaan dan Pendanaan serta
mengkoordinasikan Pengembangan Bisnis
Baru (Business Incubation).
2. Mengkoordinasikan kebijakan dan strategi
dalam bidang Sumber Daya Manusia.
3. Membantu fungsi Direktur Utama dalam
mengkoordinasikan dan mengarahkan
kebijakan strategis kepada Direktur
dibawah koordinasinya.
Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko
1. Mengkoordinasikan dan memimpin strategi
dalam bidang Kepatuhan, Hukum dan
Manajemen Risiko.
2. Memastikan seluruh kebijakan, ketentuan,
sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha
yang dilakukan Bank telah sesuai dengan
ketentuan dan peraturan perundangundangan yang berlaku.
3. Memastikan terlaksananya penerapan GCG
di Bank.
data perusahaan
informasi keuangan
2. Memimpin pengembangan dan inovasi
bidang operasional untuk mendukung
proses bisnis dan pengembangan
bisnis Bank.
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab, Anggota Direksi senantiasa mengacu
kepada Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi,
yang mana pedoman tersebut dilakukan
pengkinian secara berkala dan mengacu
kepada peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Perubahan terakhir Pedoman dan Tata Tertib
Kerja Direksi telah disetujui dengan Nomor
05/PedomanKerja/LG/VII/2014 pada tanggal
14 Juli 2014.
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi
mencakup:
1. Organisasi.
2. Independensi.
3. Tugas dan Tanggung Jawab.
4. Fungsi Direktur Utama.
5. Rapat.
6. Transparansi/Keterbukaan.
Direktur Teknologi Informasi
7. Masa Jabatan.
1. Mengkoordinasikan dan memimpin
kebijakan dan strategi dalam bidang
Teknologi dan Informasi.
8. Hubungan dengan Stakeholder.
2. Mengkoordinasikan pengembangan dan
perencanaan teknologi informasi dalam
mendukung pengembangan bisnis Bank.
9. Etika Kerja.
10. Lain-Lain.
Komposisi dan Kriteria Anggota Direksi
Organisasi
Direktur Operasional
1. Jumlah Direksi paling kurang 3 (tiga) orang;
1. Mengkoordinasikan dan memimpin
kebijakan dan strategi dalam
bidang operasional.
2. Seluruh Anggota Direksi wajib berdomisili
di Indonesia;
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
115
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
3. Direksi dipimpin oleh Direktur Utama;
4. Seluruh Anggota Direksi harus mempunyai
kemampuan di bidang Perbankan secara
Umum dan secara Khusus memiliki
sekurang-kurangnya salah satu kemampuan
di bidang Perbankan dan Keuangan
Syariah, Ekonomi, Sumber Daya Manusia,
Hukum, Teknologi, Akuntansi atau Audit:
a. Salah seorang Anggota Direksi wajib
ditunjuk dan ditugaskan sebagai
Direktur Kepatuhan yang bertugas
memastikan kepatuhan terhadap
Prinsip-Prinsip Syariah, ketentuan OJK/
BI dan peraturan perundang-undangan
lainnya mengenai Direktur Kepatuhan;
b. Direktur Kepatuhan wajib
melaksanakan fungsi kepatuhan
yang independen terhadap satuan
kerja operasional;
c. Pelaksanaan fungsi kepatuhan harus
didukung oleh personil yang paling
kurang memiliki pengetahuan dan/
atau pemahaman tentang operasional
Perbankan Syariah.
5. Setiap usulan penggantian dan/atau
pengangkatan Anggota Direksi oleh Dewan
Komisaris kepada Rapat Umum Pemegang
Saham, harus memperhatikan rekomendasi
Komite Remunerasi dan Nominasi;
6. Mayoritas Anggota Direksi paling kurang
memiliki pengalaman paling kurang 4
(empat) tahun sebagai Pejabat Eksekutif di
Perbankan dan 1 (satu) tahun diantaranya
sebagai Pejabat Eksekutif pada Bank
Umum Syariah/Unit Usaha Syariah
beserta perubahannya;
7. Setiap Anggota Direksi harus memenuhi
persyaratan telah lulus penilaian
kemampuan dan kepatutan sesuai dengan
ketentuan OJK yang berlaku;
116
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
8. Direksi dilarang merangkap jabatan sebagai
Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat
Eksekutif pada bank, perusahaan dan/atau
lembaga lain, kecuali:
a. Direksi yang bertanggung jawab
terhadap pengawasan atas penyertaan
pada perusahaan anak Bank Umum
Syariah, menjalankan tugas fungsional
menjadi Anggota Dewan Komisaris
pada perusahaan anak bukan bank
yang dikendalikan oleh Bank Umum
Syariah; dan/atau
b. Direksi menduduki jabatan pada 2 (dua)
lembaga nirlaba.
9. Anggota Direksi baik secara sendiri-sendiri
atau bersama-sama dilarang memiliki saham
melebihi 25% (dua puluh lima per seratus)
dari modal disetor pada Bank dan/atau pada
suatu perusahaan lain;
10. Direksi dilarang memberikan kuasa umum
kepada pihak lain yang mengakibatkan
pengalihan tugas dan fungsi Direksi.
Independensi
Dalam rangka keterbukaan informasi dan
pengungkapan hubungan dan kepengurusan
berdasarkan ketentuan GCG, seluruh anggota
Direksi tidak memiliki hubungan keuangan
dan kekeluargaan dengan sesama anggota
Direksi, Dewan Komisaris dan/atau Pemegang
Saham Pengendali.
Terkait pengungkapan rangkap jabatan Direksi
sampai dengan tanggal 31 Desember 2014,
Anggota Direksi BTPN Syariah tidak merangkap
jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris,
Direksi dan Pejabat Eksekutif pada lembaga
perbankan, perusahaan atau lembaga lain
melebihi batas maksimum yang diperkenankan
sesuai dengan ketentuan dan perundangan
yang berlaku.
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
Susunan Anggota Direksi
Susunan Anggota Direksi posisi tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:
Nama
Jabatan
Tanggal Pengangkatan
Harry A.S. Sukadis
Direktur Utama
22 Mei 2014
Ratih Rachmawaty
Wakil Direktur Utama
14 Juli 2014
Direktur Kepatuhan
22 Mei 2014
Setiasmo
Direktur
14 Juli 2014
Gatot Adhi Prasetyo
Direktur
22 Mei 2014
Rosi Susanti
Seluruh anggota Direksi BTPN Syariah telah memenuhi persyaratan sebagai anggota Direksi dengan
ketentuan yang berlaku, antara lain UU PT No. 40 tahun 2007, PBI No.11/3/PBI/2009 tentang Bank
Umum Syariah, Peraturan Bank Indonesia No.14//6/PBI/2012 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan
(Fit & Proper Test) dan PBI No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Syariah
dan Unit Usaha Syariah.
Rapat Direksi
Selama tahun 2014 telah dilakukan Rapat Direksi sebanyak 22 (dua puluh dua) kali, dengan tingkat
kehadiran masing-masing anggota Direksi sebagai berikut:
Nama
Total Jumlah Rapat Direksi
tahun 2014
Total Kehadiran Direksi pada Rapat
Direksi tahun 2014
Harry A.S. Sukadis
20 Kali dari 22 Rapat
Ratih Rachmawaty
19 Kali dari 22 Rapat
Rosi Susanti
22 Kali
18 Kali dari 22 Rapat
Setiasmo
22 Kali dari 22 Rapat
Gatot Adhi Prasetyo
21 Kali dari 22 Rapat
Sesuai Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi BTPN Syariah terkini bahwa Rapat Direksi dapat
diadakan setiap waktu apabila dibutuhkan dan Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil
keputusan yang mengikat apabila lebih dari ½ (satu per dua) dari jumlah Anggota Direksi hadir atau
diwakili dalam rapat. Sehingga dengan demikian, frekuensi dan kuorum Rapat Direksi yang telah
dihadiri Anggota Direksi selama tahun 2014 telah memenuhi ketentuan yang berlaku.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
117
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
Pelatihan untuk Anggota Direksi
tahun 2014
Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab, Anggota Direksi turut
hadir dalam pelatihan, konferensi dan seminar
strategis selama tahun 2014, antara lain:
1. BARA Risk Forum–Risk Management
Certification Refreshment Program tanggal
7-28 November 2014 di di Bali;
2. Indonesia International Conference on
Islamic Finance tanggal 3-4 November 2014
di Surabaya;
3. The 3 Islamic Banking Seminar tanggal
2 November 2014 di Bandung;
rd
4. Seminar Asbisindo – IBEX 2014 tanggal 28
Agustus 2014 di Jakarta;
5. Indonesia International Conference on
Islamic Finance tanggal 3-4 November 2014
di Surabaya;
6. Seminar Internasional “Finance Literacy
for Women and SME’s” tanggal 25-26
November 2014 di Bali;
7. Seminar “Penerapan Peraturan OJK No.1/
POJK.07/2013 tentang Perlindungan
Konsumen Sektor Jasa Keuangan khususnya
yang terkait dengan Perbankan tanggal
11 September 2014 di Jakarta;
8. Risk Management Certification Refreshment
Program yang diadakan oleh BARA Risk
Forum pada tanggal 27-28 November 2014
di Bali.
Laporan Pelaksanaan Tugas dan
Tanggung Jawab Direksi
Atas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
bahwa Direksi bertanggung jawab penuh atas
pelaksanaan kepengurusan Bank. Pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab Direksi tahun 2014
antara lain:
118
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
1. Direksi telah melaksanakan proses Konversi
BTPN Syariah, Pemindahan Kantor Pusat dan
Spin-off Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank
Tabungan Pensiunan Nasional Tbk yang
ditandai dengan beroperasinya BTPN Syariah
pada tanggal 14 Juli 2014;
2. Direksi menyetujui Kebijakan dan Prosedur
di Bank, termasuk didalammya Penetapan
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi;
3. Direksi telah menyusun dan menyetujui
Rencana Bisnis Bank dan merumuskan Key
Strategic Initiative;
4. Secara rutin Direksi melakukan pengawasan
atas realisasi Rencana Bisnis Bank (RBB)
dan Key Strategic Initiative melalui Rapat
Direksi, Rapat Koordinasi dan Rapat
Strategis yang dilaporkan secara rutin
kepada Dewan Komisaris dan khusus
realisasi RBB dilaporkan secara rutin kepada
otoritas terkait;
5. Direksi telah melaksanakan pelaksanaan
GCG dengan melakukan proses sesuai tata
kelola perusahaan diantaranya mengusulkan
pelaksanaan Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan untuk mendapatkan
Persetujuan Dewan Komisaris, mengusulkan
Nominasi Pihak Independen sebagai
Anggota setingkat Dewan Komisaris
untuk mendapatkan persetujuan Komite
Remunerasi dan Nominasi dan Dewan
Komisaris, mengajukan usulan pencalonan
Anggota Komisaris atas rekomendasi salah
satu Pemegang Saham untuk mendapatkan
persetujuan Komite Remunerasi dan
Nominasi, Dewan Komisaris serta Rapat
Umum Pemegang Saham yang akan
dilaksanakan sesuai ketentuan Anggaran
Dasar Perseroan, penetapan, melaksanakan
Keputusan Sirkuler Pemegang Saham atas
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
pengalihan saham milik Yayasan Purba
Danarta yang berada di Perseroan kepada
PT Triputra Persada Rahmat;
6. Direksi melakukan pemantauan atas
operasional, penerapan manajemen risiko,
internal audit;
7. Dalam rangka pemantauan dan
pengawasan internal, Direksi melakukan
kajian dan evaluasi secara rutin atas proses
anti pencucian uang dan pencegahan
pendanaan teroris melalui (APU/PPT), anti
fraud melalui JAGA;
8. Direksi melakukan evaluasi pelaksanaan
program pelatihan dan program Daya bagi
pemberdayaan Nasabah;
9. Direksi menerapkan prinsip kehati-hatian
atas pemantauan operasional transaksi
Bank dengan pengaturan internal terkait
Liquidity Risk Management Framework
dan Treshold;
10. Direksi menyetujui performance bonus dan
penyesuaian gaji Karyawan;
11. Direksi menyetujui program pelatihan
bagi Karyawan dan upaya tindak lanjut
untuk pengembangannya.
Direksi telah menerima kuasa dari Pemegang
Saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan untuk melaksanakan Keputusan
Pemegang Saham antara lain penunjukan
Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana &
Rekan (a member firm of PwC global network)
sebagai Auditor Eksternal untuk diusulkan
kepada Komite Audit dan Dewan Komisaris
untuk mendapatkan persetujuan.
data perusahaan
informasi keuangan
Penilaian Kinerja Direksi
1. Direksi wajib melakukan review atas
kinerja pengurusan yang telah dilakukan
oleh Direksi selama masa tahun buku dan
melaporkan kepada pemegang saham,
sekurangnya sekali setahun;
2. Direksi memastikan terpenuhinya komposisi
dan kualifikasi mengenai efektivitas
fungsi Direksi serta mempertimbangkan
rekomendasi dan masukan Dewan Komisaris;
3. Evaluasi kinerja Direksi dilaporkan kepada
pemegang saham di dalam Rapat Umum
Pemegang Saham dan tertuang dalam
Laporan Tahunan;
4. Komite Remunerasi dan Nominasi
melakukan evaluasi atas kinerja anggota
Direksi berdasarkan pertimbangan dan
masukan Direktur Utama;
5. Bahwa pedoman penetapan remunerasi dan
nominasi Direksi berdasarkan hasil evaluasi
dan kinerja Direksi yang bersangkutan.
Kebijakan Remunerasi
Penetapan remunerasi dan fasilitas lain mengacu
kepada keputusan dari pemegang saham
sebagaimana ditetapkan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham dengan memperhatikan
saran yang diberikan oleh Komite Remunerasi
dan Nominasi.
Bahwa berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib
Kerja Komite Remunerasi dan Nominasi terkini
Nomor: 03/PedomanKerja/LG/VI/2014 tanggal
16 Juni 2014, alur proses remunerasi anggota
Dewan Komisaris, Direksi dan DPS di BTPN
Syariah adalah sebagai berikut:
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
119
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
USULAN &
REKOMENDASI
Kajian
1. Survei untuk mendapatkan
data benchmark remunerasi
Dewan Komisaris dan Direksi
di beberapa Bank di Indonesia.
Apabila diperlukan, Komite
dapat menunjuk/bekerja
sama dengan Konsultan/
Pihak Independen sehingga
diperoleh data yang lebih valid.
tinjauan usaha
KEPUTUSAN
Berdasarkan data benchmark
(Eksternal) dan data kinerja
Perusahaan (Internal), Komite
membuat usulan/rekomendasi
remunerasi untuk masing-masing
anggota Dewan Komisaris, Direksi
dan Dewan Pengawas Syariah
1. Keputusan Dewan Komisaris
mengenai remunerasi
untuk anggota Dewan
Komisaris, Direksi dan Dewan
Pengawas Syariah.
2. Persetujuan RUPS terhadap
total remunerasi Dewan
Komisaris, Direksi dan Dewan
Pengawas Syariah.
2. Komite melakukan kajian
terhadap hasil survei/
data benchmark yang
telah diperoleh.
3. Komite melakukan review atas
kinerja Perusahaan yang dapat
merefleksikan juga kinerja
Dewan Komisaris dan Direksi
Remunerasi Dewan Komisaris, DPS dan Direksi
Jumlah Diterima dalam 1 (satu) Tahun
Jenis Remunerasi &
Fasilitas Lain
Dewan Komisaris
Direksi
Orang
Jutaan
Rupiah
Orang
Jutaan
Rupiah
Orang
Jutaan
Rupiah
2
805
5
6,705
2
225
Remunerasi & fasilitas
lainnya dalam bentuk non
natura
Fasilitas lain dalam bentuk
natura *)
a. Dapat dimiliki
2
146
5
1,407
-
0
b. Tidak dapat dimiliki
2
24
5
120
-
0
2
976
5
8,232
2
225
Total
*) dinilai dalam ekuivalen rupiah
120
DPS
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
Jumlah anggota Dewan Komisaris, Direksi dan DPS yang menerima paket remunerasi dalam 1 (satu)
tahun yang dikelompokkan sesuai tingkat penghasilan,
Jumlah
Dewan
Komisaris
Jumlah
Direksi
Jumlah DPS
Diatas Rp2 miliar
-
2
-
Diatas Rp1 miliar sd Rp2 miliar
-
-
-
Diatas Rp500 juta s.d Rp1 miliar
1
3
-
Rp500 juta kebawah
1
-
2
Jumlah Remunerasi per orang dalam
1 (satu) Tahun*)
*) yang diterima secara tunai
Rasio Gaji Tertinggi & Terendah
Deskripsi
Rasio
Rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah
55,8
Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah
1,4
Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah
1,9
Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi
2,5
Pengungkapan Kepemilikan Saham, Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga
anggota Dewan Komisaris dan Direksi
Per tanggal posisi 31 Desember 2014, tidak ada anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang
memiliki saham mencapai 5% di BTPN Syariah dan di bank-bank lain, lembaga keuangan lain atau
perusahaan yang berdomisili di Indonesia maupun di luar negeri.
Anggota Dewan Komisaris dan Direksi tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan
derajat kedua dengan anggota lain dari Dewan Komisaris, Direksi, dan/atau pemegang saham
pengendali BTPN Syariah.
Seluruh Komisaris Independen dan anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan dengan
Pemegang Saham Pengendali.
AUDIT EKSTERNAL
Dalam menyusun laporan keuangan yang diaudit tahun 2014, BTPN Syariah menunjuk Akuntan
Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan, yaitu
Tanudiredja, Wibisana dan Rekan (a member of PwC global network). Penunjukan Akuntan Publik
dan KAP tersebut adalah berdasarkan kuasa dari Pemegang Saham melalui Rapat Umum Pemegang
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
121
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
Saham Tahunan kepada Dewan Komisaris dan
Direksi, berdasarkan rekomendasi Komite Audit.
Penunjukan Tanudiredja, Wibisana & Rekan
(a member of PwC global network) sebagai
auditor eksternal dilakukan mulai tahun
buku 2014.
Akuntan Publik dan KAP tersebut telah
menyelesaikan tugas secara independen
sesuai dengan pedoman strandar profesi
akuntan publik, serta telah sesuai dengan
persyaratan kerja dan ruang lingkup audit yang
telah ditentukan.
Berikut adalah Akuntan Publik dan KAP yang
telah mengaudit Laporan Keuangan BTPN
Syariah tahun buku 2014:
Tahun Buku
Kantor Akuntan
Publik
Periode KAP
Akuntan
Periode Akuntan
2014
Tanudiredja, Wibisana & Rekan
1
Albidin, S.E., Ak., CPA
1
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
pengawasan dan monitoring, sehingga
proses perbaikan dapat dilaksanakan
secara berkelanjutan.
2. Melakukan pemantauan transaksi dan
profil karyawan serta pelaporan indikasi
mencurigakan dengan bantuan sistem Anti
Money Laundering (AML).
3. BTPN Syariah telah melakukan program
sosialisasi Kebijakan Strategi Anti Fraud
dan saluran pengaduan/Whistle Blowing
System (‘JAGA”) secara bertahap melalui
in-class training termasuk sosialisasi saluran
pengaduan melalui media email, telpon
dan SMS yang telah dijalankan pada
bulan September 2014. Program sosialisasi
tersebut juga didukung dengan kampanye
Anti Fraud dan Whistle Blowing System
melalui “Jalankan, Awasi, & Amati, Gali,
Ajukan, Laporkan (“JAGA”) melalui media
internal Bank seperti wallpaper desktop dan
e-Newsletter. Dengan demikian diharapkan
pertumbuhan kepedulian terhadap budaya
kepatuhan dan Anti Fraud di BTPN Syariah
semakin meningkat.
WHISTLE BLOWING
INTERNAL FRAUD
BTPN Syariah selalu berupaya dalam
meningkatkan efektifitas dari penyelenggaraan
pengendalian internal Bank secara keseluruhan
dan berkelanjutan yang ditujukan untuk
melakukan pencegahan, deteksi investigasi
dan juga pelaporan dan evaluasi dengan
berpedoman pada Kebijakan Strategi Anti Fraud
Bank BTPN Syariah diantaranya sebagai berikut:
1. Peningkatan efektifitas dari
Penyelenggaraan Pengendalian Internal
dengan melakukan perbaikan koordinasi
dari praktik pengendalian internal,
122
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
BTPN Syariah menyediakan media JAGA, yaitu
saluran pelaporan dan penyampaian aspirasi
yang aman dan terjamin kerahasiannya
dalam upaya menghimbau karyawan untuk
menyampaikan ide perbaikan, maupun
permasalahan yang terkait dengan perilaku
yang tidak baik (misconduct) dan kejadian
Fraud, termasuk kecurigaan atas tindakan
tersebut. BTPN Syariah juga telah memiliki
pedoman dan prosedur oprasional pengelolaan
Whistle Blowing JAGA.
Penyampaian laporan pelanggan dapat
dilakukan melalui email, hotline surat serta SMS.
tinjauan operasional
tata kelola perusahaan
daya
data perusahaan
informasi keuangan
PROSES ESKALASI JAGA
Ditujukan
Kepada?
Media
Langsung ke Fraud
Management Unit
Investigasi/
Tindak Lanjut
Terkait Fraud
QA/Internal Audit
Telepon FMU ke:
021 3002 6200 ext. 6470
Surat ke FMU, Menara
cyber 2 lt. 34
Fraud
Management
Unit (FMU)
Komite Fraud
(jika ada indikasi
fraud)
Pelapor
Email:
[email protected]
SMS ke:
087 88 999 7494
Non Fraud
•HC
•Unit terkait
KODE ETIK
Kode Etik bertindak sebagai pedoman dan panduan sikap dan perilaku bagi Dewan Komisaris,
Dewan Pengawas Syariah, Direksi, Pihak Independen dan seluruh Karyawan.
Pesan Inti yang tercantum dalam Kode Etik merupakan penjabaran dari nilai-nilai yang telah
ditetapkan sebagaimana yang telah dijabarkan dalam Kode Etik Karyawan yang meliputi:
1. Visi, Misi, Nilai-Nilai Perusahaan, Tujuan Kode Etik dan Ruang Lingkup Kode Etik;
2. Kepatuhan dan Manajemen Risiko;
3. Benturan Kepentingan;
4. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Kondusif (yang meliputi Perlakuan Adil kepada Seluruh
Karyawan, Anti Diskriminasi dan Pelecehan, Keamanan di Tempat Kerja, Penggunaan Fasilitas
Perusahaan, Aktivitas di luar Perusahaan, Penggunaan Media Sosial);
5. Pengelolaan dan Pengamanan Informasi;
6. Hubungan dengan Nasabah dan Pemangku Kepentingan (yang meliputi Hubungan dengan
Nasabah, Hubungan dengan Rekanan, Hubungan dengan Regulator, Penyuapan dan Korupsi,
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
123
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
Pemberian dan Penerimaan Hadiah, Anti
Pencucian Uang);
tinjauan usaha
keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan.
7. Penegakkan Kode Etik (yang meliputi
Peran dan Tanggung Jawab, Pelanggaran
Terhadap Kode Etik).
2. Akuntabilitas (Accountability) yaitu
kejelasan fungsi dan pelaksanaan
pertanggungjawaban organ Bank sehingga
pengelolaannya berjalan secara efektif.
Upaya Penegakkan Kode Etik
3. Pertanggungjawaban (responsibility) yaitu
kesesuaian pengelolaan Bank dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan prinsip pengelolaan Bank yang sehat.
BTPN Syariah terus berupaya dalam proses
penegakkan Kode Etik sebagai salah satu
langkah penerapan tata kelola perusahaan
yang baik, sekaligus membangun perilaku
Karyawan yang sesuai standar etika.
Langkah-langkah upaya antara lain dengan
dilakukannya sosialisasi Kode Etik melalui email
blast kepada seluruh karyawan dan karyawan
memberikan tanggapan berupa penerimaan
dan pelaksanaan Kode Etik dengan sebaikbaiknya. Penyampaian Kode Etik juga dilakukan
pada saat Induction Program bagi Karyawan
Eksekutif dan Karyawan baru terkait Kode Etik
dan sosialisasi pengkinian akan terus dilakukan
secara berkala. BTPN Syariah memberikan
sanksi tegas bagi setiap pelanggaran Kode Etik.
Laporan Penilaian Sendiri (Self
Assessment) Pelaksanaan Good
Corporate Governance (GCG)
PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Syariah (BTPN Syariah)
4. Profesional (Professional) yaitu memiliki
kompetensi, mampu bertindak obyektif
dan bebas dari pengaruh/tekanan dari
pihak manapun (independen) serta
memiliki komitmen yang tinggi untuk
mengembangkan Syariah.
5. Kewajaran (Fairness) yaitu keadilan dan
kesetaraan dalam memenuhi hak-hak
stakeholders yang timbul berdasarkan
perjanjian dan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Dalam rangka memastikan penerapan 5 (lima)
prinsip dasar GCG, BTPN Syariah melakukan
penilaian sendiri (Self Assessment), yang
dilakukan secara komprehensif dan terstruktur
yang diintegrasikan menjadi 3 (tiga) aspek
governance, yaitu governance structure,
governance process dan governance outcome,
sebagai suatu proses yang berkesinambungan.
BTPN Syariah senantiasa melaksanakan
kegiatan usaha dengan berpedoman pada
prinsip GCG, dimana pelaksanaan GCG pada
industri perbankan secara prinsip berlandaskan
pada 5 (lima) prinsip dasar GCG, yaitu:
Self assessment yang dilakukan Bank terhadap
penerapan GCG merujuk pada Surat Edaran
Otorotas Jasa Keuangan No. 10/SEOJK.03/2014
tanggal 11 Juni 2014 tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah, dimana hasil self assessment tersebut
wajib disampaikan bersamaan dengan Laporan
Tingkat Kesehatan Bank (RBBR).
1. Transparansi (Transparency) yaitu
keterbukaan dalam mengemukakan
informasi yang material dan relevan serta
Bahwa hasil self assessment yang dilakukan
BTPN Syariah menggambarkan GCG BTPN
Syariah dalam keadaan stabil dan berada
Analisis mengenai penerapan GCG
124
pembahasan dan
analisis manajemen
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
pada kondisi Baik, dengan Peringkat 2. Hal ini
tercermin dari penerapan atas prinsip-prinsip
GCG yang memadai. BTPNS Syariah akan
senantiasa menerapkan budaya kepatuhan
dan peningkatan di bidang manajemen risiko,
penyempurnaan terhadap aspek syariah dan
pengelolaan informasi produk dan layanan,
serta pengendalian internal BTPN Syariah
sejalan dengan keselarasan visi, misi dan nilainilai BTPN Syariah dalam setiap lini organisasi
sehingga proses yang dijalankan maupun
hasil yang diraih sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dan sejalan dengan visi dan misi
BTPN Syariah.
Pengendalian GCG selalu menjadi perhatian
manajemen dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya yaitu sesuai prinsip-prinsip
GCG, Syariah dan risiko bisnis yang dapat
dikendalikan pada tingkat yang dapat diterima.
Penerapan GCG Bank secara umum
ditinjau dari aspek-aspek governance
Governance Structure
Struktur dan infrastruktur tata kelola BTPN
Syariah telah ditetapkan dan disusun sesuai
ketentuan yang berlaku dalam mendukung
pelaksanaan prinsip GCG di BTPN Syariah.
Untuk struktur tata kelola BTPN Syariah
yaitu Dewan Komisaris, Direksi, Komite
Setingkat Direksi, Komite Setingkat Komisaris
dan DPS telah memenuhi persyaratan yang
ditetapkan sehingga dapat melaksanakan
fungsinya dengan baik. Demikian pula
untuk pembentukan Satuan Kerja dalam
rangka pengembangan Bisnis BTPN Syariah,
pelaksanaan operasional, penerapan
manajemen risiko maupun pengendalian
internal telah dilakukan. Satuan kerja tersebut
antara lain Tim Bisnis, Tim Operasional,
data perusahaan
informasi keuangan
Tim Teknologi Informasi, Tim Sumber Daya
Manusia, SKAI, SKMR, serta Satuan Kerja
Kepatuhan. Sesuai dengan fungsinya, maka
telah ditetapkan bahwa masing-masing satuan
kerja memberikan laporan atas pelaksanaan
tugasnya kepada Direksi dan Dewan Komisaris,
baik melalui Rapat Anggota Direksi dan Rapat
Komite Setingkat Direksi yang telah dibentuk
yaitu Komite ALCO, Komite Manajemen Risiko,
Komite Pengarah Teknologi Informasi, Komite
Pengarah Sumber Daya Manusia maupun Rapat
Dewan Komisaris dan Komite Setingkat Dewan
Komisaris yang telah dibentuk yaitu Komite
Audit, Komite Renumerasi dan Nominasi dan
Komite Pemantau Risiko.
Adapun untuk infrastruktur tata kelola
bank, telah disiapkan dengan baik pula. Hal
ini terbukti dengan telah diterbitkannya
Kebijakan BTPN Syariah antara lain Kebijakan
GCG, Kebijakan Manajemen Risiko, Kebijakan
Pembiayaan, Kebijakan Operasional, Kebijakan
Kepatuhan, dan kebijakan serta prosedur
lainnya. Demikian juga untuk Pedoman dan
Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris, Direksi,
DPS, Komite Setingkat Dewan Komisaris dan
Komite Setingkat Direksi telah disusun dengan
memadai. Dengan didukung penggunaan
sistem informasi manajemen serta tugas pokok
dan fungsi (tupoksi) masing-masing struktur
organisasi yang jelas, maka diharapkan tata
kelola BTPN Syariah dapat dilakukan dengan
baik. Untuk memeriksa kinerja keuangan Bank
dengan obyektif, maka BTPN Syariah juga telah
menunjuk audit eksternal kepada Akuntan
Publik (KAP) dimana penunjukan tersebut telah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Penerapan GCG selalu menjadi perhatian
manajemen dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya guna menyelaraskan
Kinerja BTPN Syariah dengan tetap menerapkan
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
125
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
prinsip pengendalian risiko sehingga bisnis
BTPN Syariah tumbuh dengan baik dan sehat.
Untuk itu kajian terhadap ketersediaan struktur
dan infrastruktur tata kelola Bank secara
berkala terus dilakukan untuk dapat segera
diadakan perbaikan dan pemenuhannya sejalan
dengan visi dan misi BTPN Syariah.
Governance Process
Struktur Tata Kelola BTPN Syariah yang telah
dibentuk sudah menjalankan tugasnya dengan
baik, melalui proses yang diatur sesuai ketentuan
yang berlaku, misalnya Pelaksanaan Pengawasan
Dewan Komisaris yang telah berjalan melalui
proses penyelenggaraan Rapat Dewan Komisaris
dan Komite Setingkat Dewan Komisaris secara
rutin. Pengambilan keputusan diluar rapat
Dewan Komisaris dan Komite Setingkat Dewan
Komisaris (dilakukan secara Sirkuler) senantiasa
mengacu kepada ketentuan yang berlaku dan
Anggaran Dasar BTPN Syariah. Dewan Komisaris
telah melaksanakan kunjungan ke Cabang guna
memastikan proses GCG di BTPN Syariah secara
keseluruhan telah berjalan dengan baik. Demikian
pula Komite Dewan Komisaris telah melakukan
tugas dan tanggung jawabnya dengan baik,
antara lain Komite Audit telah memantau dan
mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan
audit serta memantau tindak lanjut audit dalam
rangka menilai kecukupan pengendalian intern;
Komite Pemantau Risiko mengevaluasi kebijakan
dan Pelaksanaan Manajemen Risiko termasuk
memantau dan mengevaluasi pelaksanaan
tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan
Kerja Manajemen Risiko; Komite Renumerasi
telah mengevaluasi kebijakan remunerasi untuk
disampaikan kepada RUPS maupun Dewan Direksi.
Fungsi dan Tanggung Jawab Direksi telah
berjalan baik melalui proses penyelenggaraan
Rapat Direksi dan Komite Setingkat Direksi
yang telah diadakan secara rutin. Pengambilan
126
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
keputusan Direksi diluar rapat Direksi
(dilakukan secara Sirkuler) senantiasa mengacu
kepada ketentuan yang berlaku dan Anggaran
Dasar BTPN Syariah. Anggota Direksi telah
melaksanakan kunjungan ke Cabang secara
rutin guna memastikan proses GCG di Bank
secara keseluruhan telah berjalan dengan baik.
Direksi telah melaksanakan prinsip-prinsip GCG
maupun Prinsip Syariah dalam setiap kegiatan
usaha BTPN Syariah melalui penerapan budaya
kepatuhan, manajemen risiko dan pengendalian
internal yang kuat serta pemenuhan aspek
transparansi berupa laporan rutin dan
laporan insidentil dalam rangka pelaksanaan
keterbukaan informasi.
Proses pelaksanaan GCG juga meliputi bidang
manajemen risiko dimana Direksi telah
melaksanakan penerapan budaya risiko antara
lain dengan menetapkan Limit Kewenangan
Pemberian Pembiayaan dan Counterparty,
menambahan karyawan berkualitas guna
menyelesaikan tugas pengelolaan risiko yang
efektif serta senantiasa memenuhi persyaratan
sertifikasi yang memadai bagi Karyawan sesuai
dengan bidang yang ditangani, pemenuhan
kebijakan dan prosedur yang diperlukan,
menetapkan produk dan aktifitas baru dalam
Rencana Bisnis Bank.
Direksi telah mengkomunikasikan Rencana
Bisnis Bank (RBB) kepada Pemegang Saham
Bank dan seluruh jenjang organisasi yang ada
pada Bank, sehingga implementasi RBB menjadi
dasar dan tanggung jawab semua lini organisasi
sesuai tugas dan tanggung jawabnya.
Sejalan dengan perkembangan Bisnis BTPN
Syariah, maka pengembangan sumber daya
manusia merupakan bagian penting dalam
mendukung penerapan GCG dalam setiap
kegiatan usaha BTPN Syariah. Untuk itu BTPN
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
Syariah secara berkelanjutan melaksanakan
program pelatihan, sertifikasi dan peningkatan
budaya kepatuhan terhadap kebijakan dan
prosedur serta ketentuan yang berlaku.
Fungsi dan Tanggung Jawab DPS dilaksanakan
melalui ketersediaan Agenda Rapat,
pelaksanaan Rapat Rutin Bulanan yang
menghasilkan Opini dan Persetujuan DPS
atas setiap Produk dan Layanan Baru yang
dikeluarkan Bank. DPS telah melaksanakan
transparansi tentang rangkap jabatan,
remunerasi dan tidak memanfaatkan
bank untuk kepentingan pribadi dan tidak
merangkap jabatan sebagai konsultan. DPS telah
melaksanakan pengawasan langsung terhadap
kegiatan usaha bank dengan melakukan
kunjungan kerja ke Cabang secara rutin.
Penerapan GCG yang dilakukan melalui
proses kerja SKAI yang independen terhadap
satuan kerja operasional dimana SKAI telah
menerapkan proses risk base audit dengan
ruang lingkup governance process, risk
management dan internal control, Satuan
Kerja Kepatuhan untuk meningkatkan Budaya
Kepatuhan, dan Satuan Kerja Manajemen
Risiko yang terus melakukan sosalisasi
kepedulian terhadap risiko, sangat membantu
Direksi untuk memastikan bahwa pelaksanaan
tata kelola bank senantiasa dalam jalur yang
ditentukan. Laporan Keuangan sebagai
cerminan kinerja keuangan bank telah
dilaporkan kepada otoritas terkait maupun
dalam Laporan Publikasi sesuai ketentuan yang
berlaku. Untuk menjaga kepuasan konsumen,
maka telah dilakukan proses pengelolaan
pengaduan nasabah dengan baik, yang
mencakup jenjang jaringan kantor cabang yang
tersebar di seluruh Indonesia.
data perusahaan
informasi keuangan
Proses koordinasi antar Satuan Kerja sesuai
dengan struktur organisasi yang telah
ditetapkan, menjamin terselenggaranya
transparansi kondisi keuangan dan non
keuangan yang perlu diketahui oleh
stakeholders dan otoritas terkait. Bank terus
berupaya meningkatkan kualitas penyediaan
informasi melalui website dan pengembangan
sistem pengelolaan informasi yang akurat dan
transparansi informasi mengenai produk dan
layanan BTPN Syariah.
Governance outcome
Proses pelaksanaan prinsip GCG yang baik
dengan didukung oleh kecukupan struktur dan
infrastruktur tata kelola bank, menghasilkan
pertumbuhan bisnis Bank yang memenuhi
harapan stakeholders Bank. Kinerja Bank yang
baik tercermin dari kondisi keuangan maupun
kondisi non-keuangan.
Selama pelaksanaan tata kelola BTPN Syariah
pada semester ke 2 tahun 2014 ini, berbagai
aspek yang menjadi perhatian Manajemen bank
senantiasa terjaga dalam kondisi baik sesuai
ketentuan yang berlaku, baik untuk kinerja
keuangan, seperti rentabilitas, NPF, BMPK, GWM
maupun aspek non-keuangan lainnya seperti
terkait dengan laporan bank kepada Otoritas
Jasa Keuangan, kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan, kepatuhan terhadap
Prinsip Syariah, kecukupan transparansi laporan,
perlindungan konsumen, obyektivitas dalam
melakukan self assesment/audit selalu terjaga
dalam kondisi baik.
BTPN Syariah telah menerapkan Manajemen
Risiko secara efektif yang disesuaikan dengan
tujuan, kebijakan usaha, ukuran serta
kemampuan bank. Pencapaian Rencana Bisnis
Bank telah menggambarkan pertumbuhan BTPN
Syariah yang berkesinambungan.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
127
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
Pertumbuhan BTPN Syariah telah memberikan
manfaat ekonomis dan non ekonomis bagi
stakeholders terutama pangsa pasar yang
dilayani bank, didukung dengan layanan
program Daya yang memberikan pelatihan dan
layanan bernilai tambah lainnya. Sebagai upaya
konkret untuk merealisasikan tujuan tanggung
jawab sosial, BTPN Syariah telah menyiapkan
berbagai program dan aktivitas yang akan
dilakukan sepanjang tahun 2015 mendatang
yaitu mengintegrasikan misi bisnis dan misi
sosial yang diterapkan dalam produk, layanan
dan kegiatan sehari-hari yang bertujuan
melayani Keluarga Prasejahtera di Indonesia.
Sejalan dengan pertumbuhan BTPN Syariah
yang sangat baik akan berdampak terhadap
eksposur risiko yang dihadapi bank, maka BTPN
Syariah akan senantiasa menumbuhkan budaya
kepatuhan dan memastikan terlaksananya
fungsi kepatuhan dijalankan dengan baik,
dan bersama-sama dengan DPS akan tetap
memastikan bahwa aspek-aspek syariah bank
berjalan dengan baik. BTPN Syariah senantiasa
berupaya melakukan penyempurnaan di bidang
manajemen risiko dan sistem pengendalian
internal serta penyelarasan visi, misi dan nilainilai bank dalam setiap lini organisasi agar
proses yang dijalankan maupun outcome sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dan sejalan
dengan visi dan misi BTPN Syariah.
128
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
laporan internal audit
INDEPENDENSI INTERNAL AUDIT, DAN
EFEKTIVITASNYA DALAM MEMERANKAN
THIRD LINE OF DEFENSE
VISI MISI INTERNAL AUDIT
Audit Internal merupakan salah satu unsur dari
Sistem Pengendalian Internal yaitu sebagai
third line of defense yang memiliki peran
penting untuk menjaga dan mengamankan
kegiatan usaha bank, serta bertanggung
jawab untuk mengawal pencapaian visi dan
misi bank. Audit Intern membantu organisasi
mencapai tujuannya melalui pendekatan yang
sistematik dan teratur untuk mengevaluasi dan
meningkatkan efektivitas Governance process,
Risk Management, dan Compliance (GRC).
Menjadi Partner Strategis bagi Bank dalam
pengawasan Governance Process, Risk
Management, dan Compliance (GRC) oleh
auditor yang kompeten dan profesional
dengan menerapkan audit standards sesuai
best practices.
KEDUDUKAN, KEWENANGAN DAN
TANGGUNG JAWAB INTERNAL AUDIT
Kedudukan, kewenangan dan tanggung jawab
Internal Audit dinyatakan secara formal dalam
Internal Audit Charter sesuai dengan Standar
Pelaksanaan Fungsi Audit Internal (SPFAIB).
Internal Audit Charter tersebut disetujui oleh
Direktur Utama dan Dewan Komisaris. Pada
Internal Audit Charter ditetapkan bahwa
Internal Audit berkedudukan dan menjalankan
fungsinya secara independen untuk dapat
memastikan terwujudnya Bank yang sehat dan
berkembang secara wajar. Hal ini tercermin
pada visi dan misi Internal Audit.
Visi:
Misi:
Membantu mewujudkan tercapainya misi Bank
yaitu “Bersama kita ciptakan kesempatan
tumbuh dan hidup lebih berarti” melalui
kegiatan assurance dan konsultasi secara
independen dan obyektif untuk memberikan
nilai tambah Bank, sehingga terwujud Bank
yang sehat, berkembang secara wajar dan
menunjang perekonomian nasional.
STRUKTUR DAN KEDUDUKAN
INTERNAL AUDIT
Sebagai satuan kerja yang independen, Internal
Audit BTPN Syariah bertanggung jawab langsung
kepada Direktur Utama dan secara fungsional
bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris
melalui Komite Audit. Dengan demikian,
Internal Audit BTPN Syariah tidak mempunyai
tanggung jawab dan hubungan pelaporan
dengan manajemen ataupun pihak lain yang
terkait dengan operasional bank yang dapat
mempengaruhi dalam mengungkapkan hasil audit.
Selain dari pada itu, independensi Internal Audit
tampak pada pengangkatan dan pemberhentian
Internal Audit Head dilaksanakan oleh Direktur
dengan persetujuan Dewan Komisaris.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
129
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
Posisi Internal Audit dalam struktur organisasi Bank
RUPS
(Rapat Umum Pemegang
Saham)
Dewan
Pengawas Syariah
Dewan Komisaris
Komite Audit
Direktur Utama
Internal Audit
Wakil Direktur Utama
Direktur
Teknologi &
Informasi
Direktur
Operasional
Keterangan:
Direktur
Bisnis & SDM
Direktur
Kepatuhan &
Manajemen Risiko
Garis komunikasi/Penyampaian informasi
RUANG LINGKUP AUDIT INTERN
Ruang lingkup Audit Intern mencakup analisa dan evaluasi atas kecukupan serta efektifitas
Governance Process, Risk Management dan Internal Control (GRC).
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB INTERNAL AUDIT
1. Melaksanakan rencana audit tahunan yang telah disetujui dengan menganalisa dan
mengevaluasi efektivitas GRC guna mendukung pencapaian tujuan dan sasaran bank
secara optimal;
2. Mengindentifikasi segala kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi
penggunaan sumber daya;
130
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
3. Menyampaikan laporan berkala kepada Direktur Utama dan kepada Dewan Komisaris
melalui Komite Audit yang berisi ikhtisar hasil kegiatan audit, dengan tembusan kepada
Direktur Kepatuhan;
4. Memantau dan melaporkan perkembangan pelaksanaan tindak lanjut hasil audit, termasuk
tindak lanjut hasil audit yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan;
5. Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan;
6. Bekerjasama dengan auditor ekstern agar dicapai hasil audit yang komprehensif;
7. Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan Audit Intern yang dilakukan.
STRUKTUR ORGANISASI INTERNAL AUDIT
Terdapat tiga fungsi dalam Organisasi Internal Audit BTPN Syariah.
1. Fungsi Business Audit
Bertanggung jawab melaksanakan audit terhadap bidang bisnis dan proses operasional bisnis
yang meliputi pembiayaan dan pendanaan.
2. Fungsi Head Office & IT Audit
Bertanggung jawab melaksanakan audit internal terhadap fungsi-fungsi support di kantor
pusat dan Teknologi Informasi.
3. Fungsi Audit Development & Quality Assurance
Bertanggung jawab mengembangkan metodologi audit dan memastikan pelaksanaan audit
telah dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Struktur Organisasi Internal Audit
Internal Audit Head
Business Audit
Head Office & IT Audit
Business Audit 1
Business Audit 2
HO Audit
Business Auditor
Business Auditor
HO Auditor
Audit Development & QA
IT Audit
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
131
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
KEGIATAN INTERNAL AUDIT TAHUN 2014
Internal Audit melaksanakan audit
menggunakan pendekatan Risk Based Audit
(RBA). Seluruh perencanaan dan pelaksanaan
audit selaras dengan Program Kerja dan
Prioritas Utama Bank tahun 2014. Dengan
mempertimbangkan hal tersebut, Internal Audit
telah melaksanakan audit mandatory maupun
audit tematik, sebagai berikut:
1. Mandatory
Audit Bank Indonesia Real Time Gross
Settlement (BI RTGS) dan Sistem Kliring
Nasional Bank Indonesia (SKNBI).
2. Tematik
a. Post Implementation Review (PIR)
terhadap proses konversi Bank Sahabat
Purba Danarta menjadi BTPN Syariah
dan spin-off Unit Usaha Syariah (UUS)
BTPN ke BTPN Syariah (merupakan joint
audit dengan Internal Audit BTPN).
b. Audit Operasional Pendanaan dan
Manajemen Layanan.
c. Audit Regulatory Reporting.
d. Audit Pengelolaan Legacy Portfolio.
e. Audit Pengelolaan Fungsi
Quality Assurance.
Hasil audit telah dipergunakan sebagai
salah satu bahan evaluasi perbaikan dari sisi
kebijakan, proses bisnis dan operasional,
infrastruktur, maupun pengelolaan SDM.
Internal Audit memantau seluruh tindak
lanjut hasil audit untuk memastikan setiap
permasalahan telah diselesaikan dan risiko telah
132
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
dikendalikan. Untuk memastikan hal tersebut,
setiap hasil audit dan progres tindak lanjut
dilaporkan kepada Direksi dan kepada Dewan
Komisaris melalui Komite Audit. Sampai dengan
akihr tahun 2014, tindak lanjut perbaikan telah
dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan.
ORGANISASI DAN SUMBER DAYA
MANUSIA (SDM)
Dalam rangka meningkatkan fungsi dan
peran Internal Audit, pada tahun 2014 telah
dilakukan peningkatan kapasitas organisasi
dan pengembangan SDM Internal Audit.
Peningkatan kapasitas organisasi dilakukan
dengan melakukan recruitment baik untuk
senior auditor maupun auditor yang telah
memiliki pengalaman audit di bidang
Perbankan. Pengembangan SDM Internal Audit,
dilakukan dengan meningkatkan skill dan
kompetensi auditor melalui program pelatihan
dan sertifikasi profesional. Pada tahun 2014
telah dilakukan pelatihan kepada auditor
mengenai perbankan syariah, manajemen risiko,
pengetahuan perbankan secara umum, dan
presentation skill. Selain itu, untuk mendukung
pelaksanaan audit telah diimplementasikan
alat bantu audit (Computer Assisted Audit
Techniques/CAAT) untuk membantu auditor
dalam mengolah dan menganalisa data.
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
laporan kepatuhan
Fungsi Kepatuhan Bank
Mengacu kepada PBI no. 13/2/PBI/2011 tentang
Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum,
maka Fungsi Kepatuhan telah berjalan dengan
baik terbukti dengan telah adanya serangkaian
tindakan atau langkah-langkah yang bersifat
ex ante (preventif) untuk memastikan bahwa
Budaya Kapatuhan telah dilaksanakan pada
semua tingkatan organisasi dan kegiatan
Bank, Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh
Bank telah dikelola dengan baik, kebijakan,
ketentuan, sistem dan prosedur serta kegiatan
usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia, Otoritas Jasa
Keuangan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, termasuk Prinsip Syariah serta
telah ada mekanisme untuk memastikan
kepatuhan Bank terhadap komitmen yang
dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia dan/
atau otoritas pengawas lain yang berwenang.
Fungsi Kepatuhan diterapkan di BTPN Syariah
dengan komitmen dan standar yang tinggi
untuk mencegah terjadinya Risiko Kepatuhan
yaitu risiko yang timbul akibat Bank tidak
mematuhi dan/atau melaksanakan peraturan
perundang-undangan dan ketentuan yang
berlaku, termasuk Prinsip Syariah.
Direktur yang membawahkan
Fungsi Kepatuhan
BTPN Syariah mempunyai Direktur Kepatuhan
yang membawahkan Fungsi Kepatuhan yang
memenuhi persyaratan indenpendensi. Hal
ini dibuktikan dengan pemberian tanggung
jawab dalam struktur organisasi bahwa Direktur
Kepatuhan tidak membawahi unit kerja bisnis
dan operasional, treasury, keuangan dan
akuntansi, logistik dan pengadaan barang/jasa,
teknologi informasi, audit internal maupun
manajemen risiko yang melakukan pengambilan
keputusan pada kegiatan usaha Bank.
Satuan Kerja Kepatuhan
Guna membantu Direktur Kepatuhan dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
maka BTPN Syariah mempunyai Unit Kerja
Kepatuhan yang juga membawahi fungsi
penerapan Program Anti Pencucian Uang
dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU
dan PPT).
Unit Kerja Kepatuhan independen terhadap
aktifitas bisnis, operasional maupun aktifitas
lainnya, sehingga bisa melaksanakan tanggung
jawab Fungsi Kepatuhan dengan baik.
Tugas dan Tanggung Jawab Satuan
Kerja Kepatuhan
Unit Kerja Kepatuhan mempunyai tugas dan
tanggung jawab membantu Direktur Kepatuhan
dalam melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Membuat langkah-langkah dalam rangka
mendukung terciptanya Budaya Kepatuhan
pada seluruh kegiatan usaha Bank pada
setiap jenjang organisasi;
2. Melakukan identifikasi, pengukuran,
monitoring dan pengendalian terhadap
Risiko Kepatuhan dengan mengacu pada
peraturan Bank Indonesia mengenai
Penerapan Manajemen Risiko bagi
bank Umum;
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
133
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
3. Melakukan kajian dan/atau
merekomendasikan pengkinian dan
penyempurnaan kebijakan, ketentuan,
sistem maupun prosedur yang dimiliki
Bank agar sesuai dengan ketentuan bank
Indonesia dan peraturan perundangundangan yang berlaku, termasuk
prinsip syariah;
4. Memantau dan menjaga agar kegiatan
Bank sesuai ketentuan yang berlaku secara
umum dan Prinsip Syariah;
5. Memantau dan menjaga Kepatuhan Bank
terhadap seluruh komitmen yang dibuat
oleh Bank kepada BI dan/atau otoritas
pengawas lain yang berwenang;
6. Membuat laporan pelaksanaan tugas
Fungsi Kapatuhan yang disampaikan ke
Bank Indonesia setiap semester, laporan
berkala Fungsi Kepatuhan untuk Direktur
Utama dengan tembusan Dewan Komisaris
serta laporan lainnya kepada pihak
internal maupun;
7. Berkoordinasi dengan DPS dalam rangka
memastikan terlaksananya Fungsi
Kapatuhan secara Prinsip Syariah;
8. Memastikan dan mengawasi pelaksanaan
Kebijakan dan prosedur Program
Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) sesuai
ketentuan yang berlaku.
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab
Fungsi Kepatuhan selama tahun 2014
Selama tahun 2014, penerapan Fungsi
Kapatuhan yang telah dilaksanakan antara lain
sebagai berikut:
1. Melakukan monitoring terhadap parameter
keuangan yang wajib dipenuhi oleh Bank
134
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
seperti Permodalan (Capital Adequacy Ratio/
CAR), Batas Maksimum Penyaluran Dana
(PMPD), Kualitas Aktiva Produktif (Non
performing Financing/NPF) dan Giro Wajib
Minimum (GWM);
2. Pencegahan penyimpangan terhadap
peraturan dan prinsip kehati-hatian,
dengan melakukan uji kepatuhan terhadap
rancangan Kebijakan, Product Program dan
Standar Operating Procedur (SOP);
3. Melakukan fungsi konsultatif untuk
berbagai aktifitas pembahasan rancangan
pengembangan produk/kebijakan/
prosedur baru maupun revisi serta proses
penambahan/perluasan jaringan kantor baik
melalui rapat koordinasi maupun media
elektronik email dalam mencari referensi
ketentuan yang mendukung pelaksanaan
produk baru/kebijakan/prosedur tersebut;
4. Melakukan Sosialisasi ketentuan baru dari
Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) ke unit kerja terkait dan tindak
lanjut yang harus dilakukan dalam rangka
pemenuhan aturan baru tersebut;
5. Melakukan pemantauan terhadap
penyampaian laporan yang diwajibkan oleh
Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) maupun otoritas pengawas lainnya.
Pelaporan yang disampaikan baik secara
insidentil maupun berkala dan keseluruhan
laporan telah dikirim sesuai batas waktu
yang ditetapkan;
6. Memastikan kelengkapan pelaksanaan
Good Corporate Governance (GCG) antara
lain memastikan kecukupan struktur dan
infrastruktur tata kelola Bank agar proses
pelaksanaan prinsip GCG menghasilkan
outcome yang sesuai dengan harapan
stakeholders Bank;
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
7. Melakukan pengelolaan risiko Kepatuhan,
guna memastikan bahwa Bank berada pada
tingkat risiko Kepatuhan yang rendah.
Dari hasil self assesment Risiko Kepatuhan
maka Bank menilai bahwa Risiko Kepatuhan
adalah 2 (Low to Moderate);
8. Melakukan monitoring pemenuhan
komitmen Bank kepada Bank Indonesia
atau Otoritas Jasa Keuangan secara tepat
waktu sesuai dengan target date, baik
komitmen yang bersifat jawaban temuan
hasil pemeriksaan maupun rencana yang
tertera dalam Rencana Bisnis Bank;
9. Menyampaikan Laporan Kepatuhan
semester II tahun 2014 kepada Direktorat
Pengawasan Bank Syariah melalui surat
nomor S.041/DIR/COMP/I/2015 dan
laporan pelaksanaa Fungsi Kepatuhan
periodik lainnya baik bulanan maupun
tri wulanan kepada Direktur Kepatuhan
dan Direktur Utama dengan tembusan ke
Dewan Komisaris;
10. Satuan Kerja Kepatuhan juga berkoordinasi
dengan Learning Center untuk melakukan
pelatihan Compliance Awareness dan
sertifikasi manajemen risiko, yang
diwajibkan oleh Bank Indonesia guna
menumbuhkan budaya kepatuhan.
Program Anti Pencucian Uang dan
Pencegahan pendanaan Terorisme (APU
dan PPT)
Terkait dengan pelaksanaan Program Anti
Pencucian Uang dan Pencegahan pendanaan
Terorisme (APU dan PPT) hal-hal yang
telah dilakukan selama tahun 2014 adalah
sebagai berikut:
data perusahaan
informasi keuangan
1. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris
dan Direksi
Pelaksanaan aktifitas APU dan PPT
dilaporkan kepada Dewan Komisaris
maupun Dewan Direksi baik dalam laporan
tertulis maupun mekanisme rapat Dewan.
Dalam rapat tersebut Dewan Komisaris
maupun Dewan Direksi memberikan
concern dan arahan untuk perbaikan
penerapan APU dan PPT di Bank. Selain
dalam rapat periodik, Dewan Komisaris
maupun Dewan Direksi mengikuti pelatihan
atau seminar yang terkait dengan APU
dan PPT untuk melengkapi pemahaman
mengenai APU dan PPT;
2. Pelatihan dan sosialisasi
Sejalan dengan strategi Bank dan dalam
rangka meningkatkan kualitas sumber
daya manusia, maka Bank telah melakukan
program pelatihan serta sosialisasi
berkelanjutan terkait ketentuan APU dan
PPT sesuai PBI no 14/27/PBI/2012. Sebanyak
95% dari total seluruh karyawan telah
mengikuti pelatihan APU dan PPT;
3. Kebijakan dan Prosedur
Guna meningkatkan kualitas penerapan
program APU & PPT, Bank telah melakukan
penyusunan Kebijakan dan Petunjuk Teknis
APU & PPT, serta prosedur operasional
terkait APU & PPT meliputi antara lain
Prosedur Customer Infomation File (CIF) yang
memuat ketentuan mengenai Customer
Due Dilligence (CDD) dan Enhanced Due
Diligence (EDD), pemantauan transaksi,
pengkinian data serta laporan Transaksi
Keuangan Tunai dan Mencurigakan dll;
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
135
ikhtisar utama
laporan manajemen
4. Pengkinian Data Nasabah
Sejalan dengan peraturan Bank Indonesia
tentang penerapan APU & PPT khususnya
terkait kewajiban pengkinian data nasabah,
Bank secara berkelanjutan melakukan
upaya pengkinian data nasabah. Data awal
jumlah data nasabah yang akan dilakukan
pengkinian disampaikan ke Otoritas Jasa
Keuangan di Desember 2014, bersamaan
dengan Laporan Direktur Kepatuhan Bank,
dan proses pengkinian data nasabah akan
dilakukan mulai akhir Januari 2015.
Mekanisme proses pengkinian data yang
dilakukan adalah:
•
Bank akan melakukan pengkinian data
secara berkala terhadap nasabah yang
memenuhi kriteria pengkinian data.
•
Kriteria pengkinian data nasabah
dilakukan Bank dengan prioritas
utama terhadap data nasabah yang
“Blank” dan “Invalid”. Blank adalah
data nasabah yang kosong/belum
lengkap informasinya. Invalid adalah
data identitas nasabah yang telah jatuh
tempo dan/atau berisi data yang tidak
benar/tidak sesuai.
•
Metode pengkinian data akan
dilakukan melalui pertemuan langsung
dengan nasabah atau melalui telepon.
5. Kajian Kepatuhan dan Penerapan APU
dan PPT
Guna memantau, memastikan serta
memberikan umpan balik terhadap
penerapan APU & PPT di kantor cabang,
di semester II tahun 2014 dalam
pelaksanaannya review kepatuhan
penerapan APU & PPT melibatkan peran
serta unit internal control Bank yaitu Satuan
Kerja Audit Internal Control (SKAI) yang
tertuang pada kertas kerja SKAI;
136
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan usaha
6. Pelaporan
Guna memenuhi kewajiban pelaporan
kepada Pusat Pelaporan Analisa Transaksi
Keuangan (PPATK) sesuai PBI no PBI NO.
14/27/PBI/2012 pada periode semester II
tahun 2014, Bank telah menyampaikan
Laporan Transaksi Keuangan Tunai
(LTKT) serta Laporan Transaksi Keuangan
Mencurigakan (LTKM) terkait transaksi yang
menyimpang dari profil nasabah;
7. Sistem Teknologi Informasi
Guna mendukung penerapan program APU
& PPT, Bank terus berupaya melakukan
penyempurnaan terhadap sistem Core
Banking khususnya yang berfungsi untuk
memantau dan mengidentifikasi transaksi
nasabah yang menyimpang dari profilnya
dengan pendekatan berbasiskan risiko (Risk
Based Approach), termasuk menyediakan
pelaporan Transaksi Keuangan Tunai sesuai
parameter yang ditentukan oleh UU Tindak
Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Penyempurnaan sistem ini terus dilakukan
karena hal ini sangat bermanfaat untuk
membantu penerapan program APU & PPT
terutama dalam proses pemantauan dan
analisa transaksi keuangan nasabah.
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
laporan komite
Komite SETINGKAT Dewan Komisaris
Sesuai dengan pelaksanaan prinsip-prinsip GCG, dalam membantu tugasnya, Dewan Komisaris
membentuk komite-komite sebagai berikut:
Komite Pemantau Risiko
Susunan Komite Pemantau Risiko
Bahwa sesuai SK Direksi terkini No.022/DIR/LG/IX/2014 tanggal 15 September 2014 tentang Susunan
Anggota Komite Pemantau Risiko BTPN Syariah maka Susunan Komite Pemantau Risiko sampai
dengan tanggal 31 Desember 2014 adalah:
Nama
Jabatan
Tanggal Penunjukan
Ketua Komite merangkap Anggota
13 Juni 2014
Taras Wibawa Siregar
(Anggota Komisaris)
Anggota Komite
13 Juni 2014
Azis Budi Setiawan
(Pihak Independen)
Anggota Komite
15 September 2014
Muhammad Faisal Muchtar
(Pihak Independen)
Anggota Komite
15 September 2014
Dewie Pelitawati
(Anggota Komisaris/
Komisaris Independen)
Pembentukan Komite Pemantau Risiko telah memenuhi dan memperhatikan syarat dan kompetensi
yang berlaku sesuai prinsip-prinsip GCG.
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko
Bahwa berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja terkini No.04/PedomanKerja/LG/IX/2014 tanggal
15 September 2014 adalah bertugas untuk memberikan pendapat professional yang independen
kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada
Dewan Komisaris serta mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris yang
antara lain meliputi:
1. Membuat rencana kegiatan tahunan Komite dan dikirimkan kepada Dewan Komisaris untuk
mendapat persetujuan;
2. Memberikan pendapat profesional yang independen kepada Dewan Komisaris terhadap laporan
atau hal-hal terkait pengelolaan risiko yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris
serta mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris;
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
137
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
3. Melakukan evaluasi terhadap risk appetite
dan limit yang harus disetujui oleh
Dewan Komisaris;
4. Menganalisa efektivitas fungsi unit
kerja manajemen risiko dan Komite
manajemen risiko;
5. Melakukan evaluasi atas kesesuaian
antara kebijakan manajemen risiko Bank
dengan pelaksanaannya;
6. Melakukan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan tugas Komite Manajemen
Risiko dan unit kerja Manajemen Risiko
guna memberikan rekomendasi kepada
Dewan Komisaris;
7. Mengevaluasi kebijakan manajemen
risiko Bank sekurang-kurangnya sekali
dalam setahun;
8. Melakukan evaluasi pertanggungjawaban
pelaksanaan Kebijakan Manajemen Risiko
Direksi sekurang-kurangnya secara triwulan;
9. Menjaga kerahasiaan seluruh dokumen
data dan informasi Bank;
10. Menyelenggarakan dan memberikan
kewenangan untuk melakukan investigasi
terhadap hal-hal dalam ruang lingkup
tugas terkait;
11. Menjalin kerjasama dengan konsultan dari
luar, akuntan atau pihak eksternal lainya
yang memberikan saran kepada komite
atau memberi pengarahan sehubungan
dengan investigasi, mencari berbagai
informasi terkait dari karyawan dari
pihak-pihak yang bekerjasama atas dasar
permintaan Komite;
138
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
12. Tugas-tugas lain, selain disebutkan di atas
yang diberikan oleh Dewan Komisaris
kepada Komite sesuai dengan fungsi dan
tugasnya dari waktu ke waktu sesuai
dengan kebutuhan.
Wewenang Komite Pemantau Risiko
1. Komite berwenang untuk memperoleh
akses secara penuh, bebas dan tidak
terbatas terhadap informasi tentang,
karyawan, dana, aset serta sumber daya
Bank lainnya yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugasnya;
2. Dalam melaksanaan wewenang, Komite
wajib bekerja sama dengan Satuan Kerja
Manajemen Risiko, dan/atau unit-unit
lainnya yang dipandang perlu.
Rekomendasi Komite Pemantau Risiko
Komite Pemantau Risiko telah secara aktif
memberikan rekomendasi kepada Dewan
Komisaris. Sejak BTPN Syariah resmi beroperasi
pada tanggal 14 Juli 2014, Komite Pemantau
Risiko telah mengadakan rapat sebanyak
3 (tiga) kali dengan membahas hal-hal dan
memberikan rekomendasi sebagai berikut:
1. Rekomendasi analisa lebih lanjut terhadap
kualitas portfolio dengan meningkatkan
kualitas sistem dari sisi kecepatan
ketersediaan data dan tingkat pengawasan;
2. Rekomendasi untuk memperhatikan
komposisi top 3 (institusi dan individual)
dengan tujuan mempertahankan depositor
agar tetap loyal sebagai nasabah Bank;
3. Rekomendasi untuk memberikan informasi
yang lebih baik pada saat proses inisiasi
awal mengenai model bisnis Bank dan
peningkatan kesiapan SDM dengan
membuka in-house training di Bank;
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
4. Rekomendasi untuk memastikan bahwa pelaksanaan penghapusbukuan (write off ) sesuai
rencana yang telah disusun;
5. Rekomendasi untuk melakukan kajian lebih lanjut potensi membangun kerjasama Bank dengan
bank lain terkait penyaluran dana kepada bisnis UMKM sebesar 20% (dua puluh persen)
dari portfolio;
6. Rekomendasi pemenuhan Sertifikasi Manajemen Risiko bagi Karyawan dengan pemilahan data
antara Karyawan existing dan Karyawan baru;
7. Rekomendasi bahwa Fraud Awareness disertakan dalam Program Sertifikasi Syariah, termasuk
refreshment training;
8. Rekomendasi bahwa Medical Check Up tidak dilakukan dalam tahap seleksi (sebagai selection
factor) melainkan dilakukan setelah Karyawan mulai bekerja selama periode tertentu atau
setelah melewati masa probation.
Komite Audit
Susunan Komite Audit
Bahwa sesuai SK Direksi terkini No.020/DIR/LG/IX/2014 tanggal 15 September 2014 tentang Susunan
Anggota Komite Audit sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 adalah:
Nama
Jabatan
Tanggal Penunjukan
Ketua Komite merangkap
Anggota
13 Juni 2014
Taras Wibawa Siregar
(Komisaris)
Anggota Komite
13 Juni 2014
Azis Budi Setiawa
(Pihak Independen)
Anggota Komite
15 September 2014
Muhammad Faisal Muchtar
(Pihak Independen)
Anggota Komite
15 September 2014
Kemal Azis Stamboel
(Komisaris Utama/Komisaris Independen)
Pembentukan Komite Audit telah memenuhi dan memperhatikan syarat dan kompetensi yang
berlaku sesuai prinsip-prinsip GCG.
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit
Komite Audit berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja terkini No.02/PedomanKerja/LG/
IX/2014 tanggal 15 September 2014 bertugas melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
audit eksternal serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan
pengendalian internal termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
139
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
Komite bertugas untuk memberikan pendapat
professional yang independen kepada Dewan
Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang
disampaikan oleh Direksi kepada Dewan
Komisaris serta mengidentifikasi hal-hal yang
memerlukan perhatian Dewan Komisaris yang
antara lain meliputi:
1. Memantau dan melaksanakan evaluasi
atas perencanaan dan pelaksanaan
audit internal maupun eksternal serta
pemantauan atas tindak lanjut hasil
audit dalam rangka menilai kecukupan
pengendalian internal, termasuk kecukupan
proses pelaporan keuangan;
2. Melakukan penelaahan informasi keuangan
yang akan dikeluarkan Bank seperti laporan
keuangan, proyeksi dan informasi keuangan
lainnya dan meyakinkan bahwa laporan
keuangan telah sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku;
3. Menganalisa ketaatan Bank terhadap
peraturan perundang-undangan di bidang
pasar modal dan peraturan perundangundangan yang berlaku;
4. Memberikan rekomendasi penunjukan
akuntan publik kepada Dewan Komisaris,
serta memastikan pelaksanaan audit oleh
akuntan publik sesuai dengan standar audit
yang berlaku;
5. Menganalisa obyektifitas Kantor Akuntan
Publik (KAP) serta kesesuaian pelaksanaan
audit oleh KAP dengan standar audit
yang berlaku;
6. Menganalisa kecukupan pemeriksaan
yang dilakukan oleh KAP untuk
memastikan semua risiko penting telah
dipertimbangkan;
140
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
7. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan
tindak lanjut Direksi atas hasil temuan
SKAI, KAP dan hasil pengawasan OJK/BI
guna memberikan rekomendasi kepada
Dewan Komisaris;
8. Melakukan penelaahan dan melaporkan
kepada Dewan Komisaris atas tuntutan
yang timbul terkait dengan Bank;
9. Menjaga kerahasiaan seluruh dokumen,
data dan informasi Bank yang dimilikinya;
10. Menyelenggarakan dan memberikan
kewenangan untuk melakukan investigasi
dalam ruang lingkup tugasnya,
jika diperlukan;
11. Menganalisa efektifitas fungsi satuan kerja
internal audit dan akuntan publik;
12. Menjalin kerjasama dengan konsultan dari
luar, akuntan atau pihak eksternal lainnya
yang memberikan saran kepada Komite
atau anggota pengarahan sehubungan
dengan investigasi, mencari berbagai
informasi terkait dari para karyawan dan
para karyawan diminta agar bekerja sama
untuk memenuhi permintaan Komite.
Wewenang Komite Audit
1. Komite berwenang untuk memperoleh
akses secara penuh, bebas, dan tidak
terbatas terhadap informasi tentang
karyawan, dana, asset serta sumber daya
bank lainnya yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugasnya;
2. Dalam melaksanakan wewenangnya,
Komite akan bekerja sama dengan SKAI dan
Unit-Unit lainnya yang dipandang perlu.
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
Rekomendasi Komite Audit
1. Rekomendasi bahwa Struktur Organisasi Internal Audit yang menyeluruh;
2. Rekomendasi bahwa hasil Internal Audit Satisfaction Survey tidak menjadi bagian dari KPI
Internal Audit;
3. Rekomendasi bahwa Review Quality Assurance (QA) ditambahkan pada Rencana Audit 2015;
4. Rekomendasi bahwa SKAI mengevaluasi Struktur QA dan langkah-langkah untuk memperkuat
efektivitas QA,
5. Rekomendasi bahwa SKAI memastikan SOP payroll telah mencangkup aktifitas pengawasan
untuk menghindari terjadinya pembayaran gaji bagi Karyawan yang telah mengundurkan diri;
6. Rekomendasi bahwa SKAI mempelajari Laporan Hasil Audit (Management Letter) dari Internal
Audit, OJK/BI dan KAP terkait Bank sebelum Konversi dan Spin-off untuk disampaikan kepada
Komite Audit;
7. Rekomendasi untuk memasukan kegiatan tinjauan Laporan Keuangan Triwulan pada Rencana
Audit Tahunan;
8. Rekomendasi bahwa SKAI menyampaikan rencana konsep Audit Grading.
Komite Remunerasi dan Nominasi
Susunan Komite Remunerasi dan Nominasi
Bahwa sesuai SK Direksi terkini No. 019/DIR/CLC/VIII/2014 tanggal 12 Agustus 2014 tentang Susunan
Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 adalah:
Nama
Jabatan
Tanggal Penunjukan
Kemal Azis Stamboel
(Komisaris Utama)
(Komisaris Independen)
Ketua Komite
merangkap Anggota
13 Juni 2014
Dewie Pelitawati
(Anggota Komisaris)
(Komisaris Independen)
Anggota Komite
13 Juni 2014
Taras Wibawa Siregar
(Anggota Komisaris)
Anggota Komite
13 Juni 2014
Dewi Nuzulianti
(PE Bidang Sumber Daya Manusia)
Anggota Komite merangkap
Sekretaris Komite
12 Agustus 2014
Pembentukan Komite Remunerasi dan Nominasi telah memenuhi dan memperhatikan syarat dan
kompetensi yang berlaku sesuai prinsip-prinsip GCG.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
141
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
Tugas dan Tanggung Jawab Komite
Remunerasi dan Nominasi
Tugas dan wewenang Komite Remunerasi
dan Nominasi adalah berdasarkan Pedoman
dan Tata Tertib Kerja Komite Remunerasi dan
Nominasi terkini No. 03/PedomanKerja/LG/
VI/2014 tanggal 16 Juni 2014.
Komite bertugas untuk memberikan pendapat
profesional yang independen kepada Dewan
Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang
disampaikan oleh Direksi kepada Dewan
Komisaris serta mengidentifikasi hal-hal yang
memerlukan perhatian Dewan Komisaris, yang
antara lain meliputi:
1. Terkait dengan kebijakan remunerasi:
a. Melakukan evaluasi terhadap
kebijakan remunerasi;
b. Melakukan evaluasi terhadap kesesuaian
antara kebijakan remunerasi dengan
pelaksanaan kebijakan tersebut; dan
c. Memberikan rekomendasi kepada
Dewan Komisaris mengenai kebijakan
remunerasi bagi Dewan Komisaris,
Direksi, DPS, Pejabat Eksekutif dan
pegawai secara keseluruhan.
2. Terkait dengan kebijakan nominasi:
a. Menyusun dan memberikan
rekomendasi mengenai sistem
serta prosedur pemilihan dan/atau
penggantian anggota Dewan Komisaris
dan Direksi kepada Dewan Komisaris
untuk disampaikan kepada RUPS;
b. Memberikan rekomendasi mengenai
calon anggota Dewan Komisaris dan/
atau Direksi kepada Dewan Komisaris
untuk disampaikan kepada RUPS;
142
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
c. Memberikan rekomendasi mengenai
Pihak independen yang akan
menjadi anggota Komite Audit dan
Komite Pemantau Risiko kepada
Dewan Komisaris; d. Memberikan rekomendasi mengenai
anggota DPS untuk disampaikan
kepada RUPS.
3. Komite wajib memastikan bahwa kebijakan
remunerasi paling kurang sesuai dengan:
a. Kinerja keuangan dan pemenuhan
cadangan sebagaimana diatur dalam
perundang-undangan yang berlaku;
b. Prestasi kerja individual;
c. Kewajaran dengan peer group di dalam
dan di luar Bank; dan
d. Pertimbangan sasaran dan strategi
jangka panjang Bank.
4. Menjaga kerahasiaan seluruh dokumen data
dan informasi Bank;
5. Tugas-tugas lain selain disebutkan diatas
yang diberikan oleh Dewan Komisaris
kepada Komite sesuai dengan fungsi dan
tugasnya dari waktu ke waktu sesuai
dengan kebutuhan.
Wewenang Komite Remunerasi
dan Nominasi
1. Komite berwenang untuk memperoleh akses
secara penuh, bebas dan tidak terbatas
terhadap informasi tentang, karyawan, dana,
aset serta sumber daya Bank lainnya yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya;
2. Dalam melaksanakan wewenang, Komite
wajib bekerja sama dengan Direktorat
yang membidangi Sumber Daya Manusia
dan unit-unit lainnya, termasuk berwenang
untuk menunjuk konsultan jika diperlukan.
tinjauan operasional
tata kelola perusahaan
daya
data perusahaan
informasi keuangan
Rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi
Sejak BTPN Syariah resmi beroperasi pada tanggal 14 Juli 2014, Komite Remunerasi dan Nominasi
telah melakukan 3 (tiga) buah Pengambilan Keputusan Sirkuler Komite Remunerasi dan Nominasi
diluar Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi dengan membahas hal-hal dan memberikan
rekomendasi sebagai berikut:
1. Keputusan Sirkuler Komite Remunerasi dan Nominasi perihal Penetapan Remunerasi
Dewan Komisaris, Direksi dan DPS dan Nominasi Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko
BTPN Syariah;
2. Keputusan Sirkuler Komite Remunerasi dan Nominasi perihal Nominasi Pihak Independen
sebagai Anggota Komite Audit dan Anggota Komite Pemantau Risiko BTPN Syariah;
3. Keputusan Sirkuler Komite Remunerasi dan Nominasi perihal Nominasi Calon Anggota Dewan
Komisaris BTPN Syariah (Bp. Mahdi Syahbuddin).
Rapat Komite Setingkat Dewan Komisaris
Sejak BTPN Syariah resmi beroperasi pada tanggal 14 Juli 2014, frekuensi rapat dan kehadiran
anggota Komite setingkat Dewan Komisaris disampaikan sebagai berikut:
Komite Audit
Komite
Pemantau Risiko
Komite
Remunerasi dan
Nominasi
Kemal Azis Stamboel
3
-
3*
Dewie Pelitawati
-
3
3*
Taras Wibawa Siregar
3
3
3*
PT Basuki Hadiprajitno 1)
1
1
-
1
1
-
2
2
-
Muhammad Faisal Muchtar
(Pihak Independen) 4)
2
2
-
Ahmad Said Agus Suprayitno
(Pejabat Eksekutif Bidang SDM) 5)
-
-
1*
Dewi Nuzulianti
(Pejabat Eksekutif Bidang SDM) 6)
-
-
2*
Nama
Buyung Syamsudin 2)
Azis Budi Setiawan (Pihak Independen)
3)
Catatan:
1) dan 2) Masa Jabatan PT Basuki Hadiprajitno dan Buyung Nasution sebagai Anggota Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko berakhir pada tanggal
15 September 2014;
3) dan 4) Azis Budi Setiawan dan Muhammad Faisal Muchtar diangkat sebagai anggota Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko efektif pada tanggal
15 September 2014;
5) Masa Jabatan Ahmad Said Agus Suprayitno sebagai Anggota Komte Remunerasi dan Nominasi berakhir pada tanggal 12 Agustus 2014;
6) Dewi Nuzulianti diangkat sebagai Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi efektif pada tanggal 12 Agustus 2014.
* dilakukan secara sirkuler.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
143
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
Komite setingkat Direksi
Sesuai dengan pelaksanaan prinsip-prinsip GCG, dalam membantu tugasnya, Direksi membentuk
komite-komite sebagai berikut:
Asset and Liabilities Committee (ALCO)
Sesuai SK Direksi terkini No.006/DIR/CCS/VI/2014 tanggal 13 Juni 2014 tentang Susunan Anggota
ALCO adalah bahwa keanggotaan Komite bersifat ex officio paling kurang terdiri dari:
Susunan Komite
Keanggotaan bersifat ex officio
Ketua Komite
Direktur yang membidangi Treasury dan FI
Anggota Komite
Direktur Utama
Anggota Komite
Wakil Direktur Utama
Anggota Komite
Direktur yang membidangi Bisnis
Anggota Komite
Pejabat Eksekutif bidang Financing
Anggota Komite
Pejabat Eksekutif bidang Funding
Anggota Komite
Pejabat Eksekutif bidang Manajemen Risiko
Anggota Komite
Pejabat Eksekutif bidang Finance
Anggota Komite
Pejabat Eksekutif Treasury dan DI atau Pejabat bidang Treasury & FI yang ditunjuk oleh
Direktur yang membidangi Treasury & FI (Sekretaris)
Pembentukan ALCO telah memenuhi dan memperhatikan syarat dan kompetensi yang berlaku
sesuai prinsip-prinsip GCG.
Tugas dan Wewenang ALCO
Tugas dan wewenang ALCO berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja terkini No.06/
PedomanKerja/LG/VII/2014 tanggal 14 Juli 2014 adalah:
1. Mengembangkan, mengkaji dan menetapkan strategi, pedoman maupun kebijakan Asset
Liability Management (ALMA);
2. Memantau secara berkala posisi likuiditas bank melalui perkembangan primary dan
secondary reserves;
3. Memantau secara berkala perkembangan dan strategi dana pihak ketiga serta Financing;
4. Mengkaji perkembangan dan proyeksi keadaan ekonomi secara keseluruhan untuk
mengarahkan kebijakan yang ditetapkan;
5. Menetapkan rambu-rambu/batas dan petunjuk pengelolaan serta pengendalian risiko yang
berdampak pada Risiko Likuiditas (Liquidity Management) dan Risiko Pasar (Market Risk);
144
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
6. Melakukan evaluasi dan menetapkan harga (pricing) Tingkat Imbalan Pembiayaan dan
Pendanaan dan Funds Transfer Price (FTP) atau insentif rekening antar kantor untuk
mengoptimalkan hasil penanaman dana, meminimumkan biaya dana, dan memelihara struktur
neraca Bank sesuai dengan strategi ALMA Bank;
7. Melakukan evaluasi posisi risiko tingkat imbalan Bank dan strategi ALMA guna memastikan
bahwa hasil risk taking position Bank telah konsisten dengan tujuan pengelolaan risiko
tingkat imbalan;
8. Meninjau kembali performance dan posisi kekayaan dan kewajiban keuangan Bank guna
mengkaji dampak keputusan Komite sebelumnya terhadap tujuan Bank;
9. Melakukan evaluasi atas hasil aktual dengan proyeksi anggaran atau rencana bisnis Bank;
10. Menyampaikan informasi kepada Direksi mengenai setiap perkembangan ketentuan dan
peraturan terkait yang mempengaruhi strategi dan kebijakan ALMA.
Selama tahun 2014 telah dilaksanakan rapat komite ALCO sebanyak 7 (tujuh) kali, dimana rapat
dilakukan secara rutin pada minggu kedua setiap bulannya. Bilamana dibutuhkan, rapat dapat
dilakukan setiap saat atas permintaan salah satu anggota Komite. Setiap rapat telah dilakukan
pembahasan mengenai kondisi makro ekonomi, pricing pendanaan dan pembiayaan, indicator
liquiditas, menetapkan gross yield, pengelolaan secondary reserve dan pengembangan pasar uang.
Komite Pengarah Teknologi Informasi
Sesuai SK Direksi terkini No.007/DIR/IT/VI/2014 tanggal 13 Juni 2014 tentang Susunan Anggota
Komite Pengarah Teknologi Informasi adalah bahwa keanggotaan Komite bersifat ex officio paling
kurang terdiri dari:
Susunan Komite
Keanggotaan bersifat ex officio
Ketua Komite
Direktur yang membidangi Teknologi Informasi
Anggota Komite
Direktur Utama
Anggota Komite
Wakil Direktur Utama
Anggota Komite
Direktur yang membidangi Operasional
Anggota Komite
Direktur Kepatuhan
Anggota Komite
Pejabat Eksekutif bidang Operasional
Anggota Komite
Pejabat Eksekutif bidang Manajemen Risiko
Anggota Komite
Pejabat Eksekutif bidang Teknologi Informasi (Sekretaris)
Pembentukan Komite Pengarah Teknologi Informasi telah memenuhi dan memperhatikan syarat
dan kompetensi yang berlaku sesuai prinsip-prinsip GCG.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
145
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
Tugas dan Wewenang Komite Pengarah Teknologi Informasi
Tugas dan wewenang Komite Pengarah Teknologi Informasi berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib
Kerja terkini No.07/PedomanKerja/LG/VII/2014 tanggal 14 Juli 2014 adalah Komite bertanggung
jawab memberikan rekomendasi kepada Direksi yang paling kurang terkait dengan:
1. Rencana Strategis Teknologi Informasi (Information Technology Strategic Plan) yang searah
dengan rencana strategis kegiatan usaha Bank;
2. Kesesuaian proyek-proyek Teknologi Informasi yang disetujui dengan Rencana Strategis
Teknologi Informasi, kebutuhan sistem informasi manajemen, dan kebutuhan kegiatan
usaha Bank;
3. Kesesuaian antara pelaksanaan proyek-proyek Teknologi Informasi dengan rencana proyek
yang disepakati (project charter);
4. Efektivitas langkah-langkah meminimalkan risiko atas investasi Bank pada sektor
Teknologi Informasi agar investasi tersebut memberikan kontribusi terhadap tercapainya
tujuan bisnis Bank;
5. Pemantauan atas kinerja Teknologi Informasi dan upaya peningkatannya;
6. Upaya penyelesaian berbagai masalah terkait Teknologi Informasi, yang tidak dapat
diselesaikan oleh satuan kerja pengguna dan penyelenggara, secara efektif, efisien dan
tepat waktu.
Selama tahun 2014, Komite Pengarah Teknologi Informasi telah mengadakan rapat sebanyak
sebanyak 4 (empat) kali dengan membahas hal-hal dan memberikan rekomendasi kepada Direksi
mengenai pembangunan infrastruktur berbasiskan Service Oriented Architecture (SOA) dengan
membangun Enterprise Service Bus (ESB/ Midleware), untuk mendukung layanan electronic channel
seperti ATM, BTPN Syariah WOW iB dan Mobile Banking.
Komite Human Capital
Sesuai SK Direksi terkini No. 008/DIR/HC/VI/2014 tanggal 13 Juni 2014 tentang Susunan Anggota
Komite Human Capital adalah bahwa keanggotaan Komite bersifat ex officio yang paling kurang
terdiri dari:
Susunan Komite
Keanggotaan bersifat ex officio
Ketua Komite
Direktur yang membidangi Human Capital
Anggota Komite
Direktur Utama
Anggota Komite
Wakil Direktur Utama
Anggota Komite
Direktur yang membidangi Keuangan
Anggota Komite
Pejabat Eksekutif bidang Human Capital yang ditunjuk oleh Direktur yang membidangi
Human Capital (Sekretaris)
146
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
Pembentukan Komite Human Capital telah memenuhi dan memperhatikan syarat dan kompetensi
yang berlaku sesuai prinsip-prinsip GCG.
Tugas dan Wewenang Komite Human Capital
Tugas dan wewenang Komite Human Capital berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja
Komite Human Capital terkini No. 08/PedomanKerja/LG/VII/2014 tanggal 14 Juli 2014 adalah
sebagai berikut:
1. Menetapkan kebijakan, strategi dan sasaran yang bersifat strategis dalam bidang
Human Capital;
2. Menyetujui pelaksanaan program remunerasi Human Capital;
3. Menyetujui usulan-usulan yang melebihi kewenangan kepala Divisi dan/atau Direktur yang
membidangi Human Capital.
Selama tahun 2014, Komite Human Capital telah mengadakan rapat sebanyak 4 (empat) kali
dengan membahas antara lain:
1. Skema konversi grade karyawan BTPN Syariah dari eks legacy Bank Sahabat;
2. Implementasi konversi grade dan benefit.
3. Penambahan jumlah manpower di tengah tahun 2014.
4. Skema fasilitas penugasan keluar homebase.
Komite Manajemen Risiko
Sesuai SK Direksi terkini No.009/DIR/CS/VI/2014 tanggal 13 Juni 2014 tentang Susunan Anggota
Komite Manajemen Risiko BTPN Syariah maka Susunan Komite Manajemen Risiko adalah bahwa
keanggotaan Komite bersifat ex officio paling kurang beranggotakan dan terdiri dari:
Susunan Komite
Keanggotaan bersifat ex officio
Ketua Komite
Direktur yang membidangi Manajemen Risiko
Anggota Komite
Direktur Utama
Anggota Komite
Direktur Kepatuhan
Anggota Komite
Direktur yang membidangi Bisnis
Anggota Komite
Direktur yang membidangi Human Capital
Anggota Komite
Direktur yang membidangi Operasional dan Teknologi Informasi
Anggota Komite
Pejabat Eksekutif bidang Manajemen Risiko (Sekretaris)
Undangan Tetap
Kepala Satuan Kerja Internal Audit (SKAI)
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
147
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
Pembentukan Komite Manajemen Risiko
telah memenuhi dan memperhatikan syarat
dan kompetensi yang berlaku sesuai prinsipprinsip GCG.
c. Penanganan nasabah bermasalah yang
dilakukan oleh Tim Remedial yang ada
di divisi Financing Risk.
Tugas dan Wewenang Komite
Manajemen Risiko
e. Untuk disiapkan sebuah proses untuk
prosedur pelaksanaan write off dan
recovery write off.
Tugas dan wewenang Komite Manajemen
Risiko berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib
Kerja Komite Manajemen Risiko terkini No.09/
PedomanKerja/LG/VII/2014 tanggal 14 Juli 2014
adalah sebagai berikut:
1. Menyusun kebijakan dan strategi
manajemen risiko serta limit risiko,
berikut pengkinian, perbaikan, dan atau
penyempurnaannya;
2. Melakukan evaluasi kesesuaian kebijakan
manajemen risiko dengan pelaksanaannya;
3. Melakukan evaluasi dan memberikan
rekomendasi atas transaksi atau aktivitas
yang memerlukan persetujuan Direksi;
4. Melakukan evaluasi dan memberikan
rekomendasi atas transaksi atau aktivitas
yang menyimpang dari prosedur normal.
Selama tahun 2014, Komite Manajemen Risiko
telah mengadakan rapat sebanyak sebanyak
5 (lima) kali dengan membahas hal-hal dan
memberikan rekomendasi Direksi mengenai:
1. Risiko Pembiayaan
a. Pembahasan terhadap konsolidasi
performance untuk portfolio bisnis TUR
dan Legacy portfolio;
b. Tracking and Monitoring terkait
portfolio Legacy untuk di
rundown sampai batas waktu yang
telah ditetapkan.
148
pembahasan dan
analisis manajemen
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
d. Materi diskusi berupa pengukuran
Risiko Imbal Hasil.
2. Risiko Operasional
2.1People
a. Resignation Rate;
b. Penentuan Risk Matrix yang
digunakan disesuaikan dengan BTPN
Syariah dengan dilihat full year
(forecast);
c. Melakukan penyesuaian definisi dan
perubahan terhadap slide mengenai
kriteria yang termasuk ke dalam
vacant position;
d. Pembagian vacant position
berdasarkan struktur organisasi
BTPN Syariah;
e. Pemenuhan Man Power
Planning (MPP).
•
Target penentuan MPP
mengacu pada struktur BUS.
•
Pembagian current assesment
risk metric bardasarkan kategori
(Kantor Pusat, MMS dan
Support non HO+KCS).
f. Penjelasan terhadap kasus –
kasus fraud.
g. Pembahasan terhadap Wisma yang
mempunyai Nilai Hasil Pemeriksaan
(NHP) buruk.
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
2.2 Teknologi Informasi
a. Menggunakan ukuran Risk
Tracking and Monitoring terhadap
System Availability.
b. Keputusan yang ditetapkan
untuk menentukan rasional dan
variable yang digunakan didalam
menetapkan batasan ukuran.
2.3Proses
Bahwa QA TUR Assessment diharapkan
dapat memberikan keterangan
terhadap NHP khususnya MMS yang
mempunyai Consecutive Unsatisfied.
3. Risiko Imbal Hasil
Memberikan rekomendasi mengenai
pendekatan rasio imbal hasil agar
dibandingkan dengan BTPN.
4. Penjelasan terhadap risiko lainnya seperti
kepatuhan, hukum, reputasi, stretegis dan
imbal hasil.
Saat ini BTPN Syariah terpapar oleh 9 dari 10
Risiko yang ada dimana Risiko Investasi belum
masuk dalam pembahasan.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
149
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
tanggung jawab sosial, lingkungan
dan sistem manajemen (Daya)
SISTEM SOSIAL, LINGKUNGAN
DAN MANAJEMEN
Daya adalah misi sosial BTPN Syariah, yang
merupakan Unique Value Proposition
dari Bank ini dan merupakan program
pemberdayaan mass market yang
berkelanjutan serta terukur. Fokus
program Daya terletak pada Kesehatan,
Pengembangan Usaha dan Komunitas
yang diwujudkan melalui tiga pilar daya
yaitu Daya Sehat Sejahtera, Daya Tumbuh
Usaha dan Daya Tumbuh Komunitas
Pada tahun 2014 nasabah BTPN Syariah
yang telah menerima manfaat pelatihan
program Daya sebanyak 1.099.114
partisipan melalui pilar Daya Sehat
Sejahtera dan Daya Tumbuh Usaha. Dan
untuk pilar Daya Tumbuh Komunitas ada
102 nasabah yang telah mendapatkan
pendampingan dalam komunitas.
Daya Sehat Sejahtera
Daya Sehat Sejahtera adalah program
yang mendorong pola hidup yang sehat
bagi seluruh nasabah BTPN Syariah.
Selama tahun 2014 program Daya Sehat
Sejahtera yang telah dijalankan di BTPN
Syariah adalah:
1. Informasi dan penyuluhan
Kesehatan di mana Nasabah
BTPN Syariah mendapatkan kiat
praktis hidup bersih dan sehat
dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan hidup.
150
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
2. Bekerja sama dengan Yayasan Grand
Aides dari Amerika Serikat, PDUI,
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
dan bantuan dana dari Allianz Indonesia,
Daya Sehat Sejahtera mengembangkan
program Kader Kesehatannya dengan
mengajak para nasabah menjadi tenaga
kesehatan terlatih untuk memotivasi
para nasabah lain dan masyarakat untuk
hidup lebih sehat:
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
Nasabah Pembiayaan, Pembuat Kerupuk Kulit,
Sentra Gelogor Pusat, Lombok Barat, Nusa
Tenggara Barat.
a. Para Kader Kesehatan mengikuti
pelatihan di dalam kelas selama 140
jam dan di lapangan selama 20 jam
di Klinik Kesehatan, yang mencakup
pengetahuan kesehatan dasar dan
prosedur pemeriksaan kesehatan
sederhana (seperti cek tekanan
darah dan detak jantung)
c. Program ini telah dilaksanakan di
8 area di Jabodetabek, Banten,
Jawa Barat dan Jawa Timur, diikuti
oleh 29 Kader Kesehatan. Total
sebanyak 3.090 kegiatan telah
dilaksanakan tahun 2014, dengan
28.563 penerima manfaat dari Tunas
Usaha Rakyat.
b. Kader Kesehatan bekerja di
bawah pengawasan para dokter
dari Perhimpunan Dokter Umum
Indonesia atau PDUI di sentra BTPN
Syariah–Tunas Usaha Rakyat.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
151
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
Daya Tumbuh Usaha
Daya Tumbuh Usaha adalah program yang
bertujuan membantu nasabah membangun dan
mengembangkan usahanya melalui kegiatan
pelatihan usaha praktis, informasi bisnis dan
peluang usaha baru.
Untuk dapat melayani makin beragamnya
kebutuhan nasabah BTPN Syariah, 4 modul
dasar Pelatihan Praktis Wirausaha telah
diberikan kepada nasabah Tunas Usaha Rakyat
dimana modul ini difokuskan kepada bidang
pola pikir dan pengelolaan keuangan agar
menjadi nasabah dapat menjadi wirausaha
yang berhasil.
Daya Tumbuh Komunitas
Daya Tumbuh Komunitas bertujuan untuk
memberdayakan komunitas nasabah dengan
kebutuhan, minat dan komitmen yang sama
untuk bekerjasama menjangkau pasar potensial
dan mendorong pola hidup yang lebih sehat.
Selama tahun 2014, kegiatan Daya Tumbuh
Komunitas fokus pada pembukaan kesempatan
bagi komunitas-komunitas potensial agar dapat
terus bertumbuh.
Daya Tumbuh Komunitas merupakan program
adopsi komunitas untuk meningkatkan
keterampilan, keberhasilan usaha dan
kesehatan melalui kegiatan pelatihan,
pembinaan berkelanjutan, pembukaan akses
pasar dan informasi. Di bawah kegiatan Daya
Tumbuh Komunitas, berbagai inisiatif kegiatan
telah dilaksanakan untuk membantu keluarga
pra-sejahtera mengembangkan usahanya dan
mencapai hidup yang lebih baik. Di tahun 2014,
telah dilaksanakan program pemberdayaan
152
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
komunitas melalui program uji coba bagi para
pengrajin rotan di Plumbon-Cirebon, pengrajin
Batik di Tengah Tani-Cirebon dan kelompok
wirausaha penjahit pakaian di Sukun-Malang
serta Pakis-Malang.
Sahabat Daya
Sahabat Daya merupakan program relawan
yang mengajak semua pemangku kepentingan
BTPN Syariah, termasuk para karyawan Bank
untuk berpartisipasi dalam program Daya.
Melalui program relawan Sahabat Daya,
karyawan dapat berbagi kiat-kiat sukses dan
kesehatan untuk memberi inspirasi kepada
masyarakat untuk hidup yang lebih baik.
tinjauan operasional
tata kelola perusahaan
daya
data perusahaan
informasi keuangan
TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN KONDISI NON KEUANGAN
Daftar konsultan dan penasehat
Nama
Konsultan
Bambang
Kuswijayanto
Tujuan
Sebagai Project
Management Office
(PMO) dalam rangka
Konversi.
Mengkoordinasikan
Project Pemisahan
(Spin-off) UUS BTPN
yang didahului
dengan Project
Konversi Bank yang
akan diakuisisi
BTPN sebagai modal
pemisahan (Spinoff) UUS BTPN;
Periode
Kontrak
Mei 2013 –
23 Mei 2014
Juni 2013 –
14 Juli 2014
Ruang Lingkup Pekerjaaan
1.
Sebagai Project Management Office (PMO) yang
berfungsi untuk melakukan pengawasan dan
memastikan proses Konversi Bank target menjadi Bank
Umum Syariah dapat berjalan dengan baik dan lancar
sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat pada
Kebijakan Konversi (Conversion Manual);
2.
Melakukan koordinasi dengan semua unit/bagian/divisi
di BTPN yang terkait dengan proses Konversi;
3.
Mengkoordinir kegiatan konsultan pendamping
lainnya yang terdiri dari konsulan hukum, konsultan
keuangan, konsultan penilai yang dipilih oleh PT Bank
Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dan sesuai
dengan keperluan Konversi sehingga pelaksanaan
transfer asset dapat terlaksana sesuai ketentuan dan
peraturan yang berlaku dengan menjalankan peran
co-arranger dari Tim Proyek dalam proses pengadaan
konsultan pendamping dimaksud;
4.
Memberikan masukan/opini terkait proses Konversi.
1.
Melakukan Pendampingan dalam pelaksanaan Spinoff Unit Usaha Syariah Bank Tabungan Pensiunan
Nasional (UUS BTPN) yang meliputi:
2.
a.
Persiapan pelaksanaan penyusunan berbagai
dokumen-dokumen untuk pengajuan Ijin
Spin Off;
b.
Persiapan Migrasi (phase out) transfer aset dari
UUS ke Bank Umum Syariah (BUS) dan diakhiri
dengan pendampingan awal pelaksanaan
transfer aset;
c.
Melakukan koordinasi dengan semua unit/bagian/
divisi di PT Bank BTPN Tbk terkait proses Spin-off;
d.
Melakukan koordinasi kegiatan dengan konsultan
pendamping lainnya yang terdiri dari konsultan
hukum, konsultan keuangan, konsultan penilai
dan notaris;
e.
Turut menghadiri rapat dengan otoritas dalam
rangka Spin-off.
Memberikan masukan/opini terkait dengan proses
Spin-off.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
153
ikhtisar utama
laporan manajemen
Nama
Konsultan
Grameen
Foundation
1.
2.
3.
profil perusahaan
Tujuan
Periode
Kontrak
Melakukan
kajian atas
Produktivitas
Bisnis;
1 September
2014 –
30 Juni 2015
Melakukan
kajian atas
rancangan
Produk
Pembiayaan;
Melakukan
kajian atas
strategi bisnis
secara umum
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
Ruang Lingkup Pekerjaaan
1.
Memberikan dan menyediakan jasa konsultasi kepada
Bank terhadap potensi pasar.
2.
Memberikan jasa konsultasi dalam hal Bank menjajaki
dan menjangkau nasabah pra-sejahtera;
3.
Memberikan jasa konsultasi kepada Bank dalam hal
penyediaan produk yang dapat mengakomodasi
kebutuhan nasabah;
4.
Memberikan jasa konsultasi kepada Bank dalam
mengembangkan layanan microfinance kepada
nasabah pra sejahtera di Asia.
JUMLAH PENYIMPANGAN (INTERNAL FRAUD) DAN UPAYA PENYELESAIANNYA
Selama tahun 2014 tidak terdapat internal fraud yang mempengaruhi kondisi keuangan BTPN
Syariah secara signifikan.
JUMLAH PERMASALAHAN HUKUM PERDATA DAN PIDANA YANG DIHADAPI DAN UPAYA
PENYELESAIANNYA
Selama tahun 2014, tidak terdapat permasalahan hukum perdata dan pidana yang signifikan di
BTPN Syariah.
KASUS LITIGASI
Kasus litigasi adalah kasus perdata dan pidana yang ditindaklanjuti dengan proses hukum. Selama
tahun 2014, tidak terdapat kasus litigasi yang signifikan di BTPN Syariah.
BENTURAN KEPENTINGAN
Benturan kepentingan adalah keadaan dimana konflik antara kepentingan ekonomi Bank dan
kepentingan ekonomi pribadi dari anggota Dewan Komisaris, Direksi, Pemegang Saham Utama
ataupun Pihak Terafiliasi dari anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pemegang Saham Utama.
Selama tahun 2014, tidak ada transaksi yang mengandung benturan kepentingan di BTPN Syariah.
154
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan operasional
tata kelola perusahaan
daya
data perusahaan
informasi keuangan
PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN
SOSIAL DAN PENDAPATAN DANA HALAL
DAN NON HALAL
Selama tahun 2014, penyaluran dana kebajikan
sebesar Rp48 juta dilakukan ketika Unit Usaha
Syariah masih tergabung dalam BTPN.
Merujuk kepada Surat Edaran Bank Indonesia
No.12/13/DPbS tanggal 30 April 2010 tentang
Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah, maka BTPN Syariah wajib
mengungkapkan pendapatan non halal dan
penggunaannya dalam Bank Syariah melalui
laporan tahunan pelaksanaan GCG.
Sejak tanggal Bank beroperasi sebagai bank
umum syariah, Bank belum menunjuk suatu
lembaga untuk mengelola sumber dan
penggunaan dana zakat dan kebajikan.
Pendapatan non halal yang menjadi sumber
dana sosial BTPN Syariah terdiri dari:
1. Pendapatan yang berasal dari jasa giro
yang diterima oleh Bank dari giro pada
Bank Konvensional;
Denda/sanksi diberikan kepada nasabah yang
mampu membayar, tetapi menunda-nunda
pembayaran dengan disengaja, sejumlah
uang yang besarnya tidak ditentukan atas
dasar kesepakatan dan tidak dibuat saat
akad ditandatangani. Dana yang berasal
dari denda/sanksi diperuntukkan untuk dana
sosial kebajikan.
2. Pendapatan yang berasal dari penutupan
rekening sebelum jatuh tempo.
PENDAPATAN NON HALAL, ZAKAT
DAN INFAQ
(dalam jutaan rupiah)
Sumber Dana Kebajikan
pada awal periode
176
Sumber Dana Kebajikan
Pendapatan non-halal
Infaq dan shadaqah
Denda
34
15
19
Penggunaan Dana Kebajikan
(48)
Kenaikan Sumber Dana Kebajikan
(14)
Sumber Dana Kebajikan
pada akhir periode
162
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
155
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
data
perusahaan
hal.156-161
156
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan usaha
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
Nasabah Pembiayaan, Sentra Praya Barat,
Nusa Tenggara Barat.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
157
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
pejabat eksekutif
Nama
Jabatan
Internal Audit
Sri Wulan Purnomo Lestari
Internal Audit Head
Bergabung sejak 2011. Sebelumnya
di Bank Permata.
Dewo Triatmoko
Operations Strategy & Development Head
Bergabung sejak 2011. Sebelumnya
di Bank BCA Syariah, Bank UIB dan
Bank NISP.
Mohamad Rizal
Operation Services Head
Bergabung sejak 2008. Sebelumnya
di Bank Mega dan Bank Danamon.
Pasu Donnaria
HC Operations & Quality Assurance Head
Bergabung sejak 2012. Sebelumnya
di Bank OCBC NISP dan Bank
Danamon.
Budi Yunawan Saleh
Corporate Service Head
Bergabung sejak 2008. Sebelumnya
di Bank Danamon dan AIG Life
Dewi Nuzulianti
Corporate HC Head
Begabung sejak 2009. Sebelumnya
di Bank Permata.
Ign Widyo Supratignyo
Legacy Portfolio (Care Taker)
Bergabung sejak 1993.
Jodi Ng
IT PMO & Business Alliance Head
Bergabung sejak 2008. Sebelumnya
di GE Money.
Her Purwoko
IT Operation, Infrastructure & Service
Delivery Head
Bergabung sejak 2011. Sebelumnya
di Asuransi Astra Buana dan Bank
Permata.
Her Purwoko (Pjs)
IT Planning and Governance Head
Bergabung sejak 2011. Sebelumnya
di Asuransi Astra Buana dan
Bank Permata.
Ahmad Yani
IT Application Development Head
Bergabung sejak 2014.Sebelumnya
di Bank Permata.
Operasional
Teknologi Informasi
158
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan operasional
daya
Nama
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
Jabatan
Bisnis
Roy Iskandar
Corporate & Business Planning Head
Bergabung sejak 2008. Sebelumnya
di HSBC dan Bank Danamon.
Shita Satyawati Priandani
Funding Sales Head
Bergabung sejak 2009. Sebelumnya di
Bank Mega Syariah dan Bank Mandiri
Johanes Hermawan
Sugianto
Sales & Distribution Head 1
Bergabung sejak 2008. Sebelumnya
di Bank Danamon.
Abianti Riana
Sales & Distribution Head 2
Bergabung sejak 2012.Sebelumnya
di CIMB Auto Finance dan CIMB Niaga
Ade Fauzan
Product Development Head
Bergabung sejak 2013. Sebelumnya
di Bank Permata dan Bank Maybank
Syariah.
Adriani Surono
HC BP Management Head
Bergabung sejak 2009. Sebelumnya
di Bank Permata, TASS Consulting dan
Bank Danamon.
Dharma Putera
Financing Risk Head
Bergabung sejak 2014. Sebelumnya
di Adira Kredit dan Citibank.
Muhammad Syarif Surbakti
Research & Partnership Development
Bergabung sejak 2012. Sebelumnya
di Bank CIMB Niaga, PT Musys
Cemerlang dan Bank Mualamat
Indonesia.
Dwiyono Bayu Winantio
Business Support & Development Head
Bergabung sejak 2014. Sebelumnya
di Bank UOB dan Bank CIMB Niaga.
Kepatuhan & Manajemen Risiko
Rena Mutia Indriani
Compliance Head
Bergabung sejak 2014. Sebelumnya
di Bank BRI Syariah dan Bank Permata.
Hari Pudjo Santoso
Risk Management Head
Bergabung sejak 2009. Sebelumnya
di Bank ABN Amro dan Citibank
Yunita Cahaya Haerani
Legal Head
Bergabung sejak 2013. Sebelumnya
di Citibank dan AIA Financial.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
159
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
produk dan layanan
pembiayaan
“tidak hanya
memberikan akses
dan kebutuhan modal
usaha (keuangan
inklusif), pembiayaan
btpn Syariah
memberikan program
pemberdayaan bagi
jutaan nasabahnya”.
Paket Masa Depan (PMD) menjadi
produk unggulan kami di
program pembiayaan.
Seiring dengan pertumbuhan dan
kebutuhan nasabah pembiayaan, BTPN
Syariah akan terus melahirkan inovasi baru
demi memperbaiki kehidupan nasabah
dan keluarganya.
Info Produk:
PMD merupakan pembiayaan senilai Rp1-3
juta yang dibayarkan melalui cicilan setiap
dua minggu dalam waktu satu tahun. Di
akhir periode, nasabah dapat menerima
pembiayaan dengan jumlah yang lebih
besar 100% dari plafon semula.
PMD mencakup empat elemen yakni:
memberikan solusi keuangan, perencanaan
keuangan sederhana, partisipasi kelompok
dan melibatkan karyawan BTPN Syariah
untuk bertindak sebagai fasilitator dan
menjadi teladan bagi nasabah BTPN Syariah.
pendanaan
Tabungan Citra iB
Melalui perjanjian bagi hasil (akad
Mudharabah Mutlaqah) nasabah mendapat
kemudahan untuk bertransaksi di seluruh
cabang BTPN Syariah dan bebas biaya
administrasi bulanan.
Taseto Premium iB Selain mendapatkan imbal hasil optimal,
tabungan yang dikelola berdasarkan perjanjian
bagi hasil (akad Mudharabah Mutlaqah)
ini mendapatkan keleluasaan melakukan
penarikan tunai tanpa batas dan bebas biaya
administrasi bulanan*)
Deposito Berjangka iB
Penempatan deposito dilakukan berdasarkan
perjanjian bagi hasil (akad Mudharabah
Mutlaqah) antara Bank (Mudharib) dengan
nasabah sebagai pemilik dana (Shahibul Maal)
dengan jangka waktu yang bervariasi mulai
dari 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 18 dan
24 bulan.
Paket Masa Depan (PMD) iB
Paket Pembiayaan, Tabungan dan Asuransi
yang ditujukan khusus kepada perempuan
pra/cukup sejahtera, dilakukan berdasarkan
perjanjian jual beli (akad Wakalah Wal
Murabahah) untuk pembiayaan dan perjanjian
titipan (akad Wadiah)untuk tabungan.
Paket masa depan memiliki fokus pada
pembangunan karakter dan kebiasaankebiasaan baik nasabah yaitu Berani Berusaha,
Disiplin, Kerja Keras dan Saling bantu.
Giro iB
Produk penempatan dana menggunakan
akad Wadiah, memberikan fleksibilitas bagi
nasabah untuk bertransaksi menggunakan
Cek/Bilyet Giro.
*) Syarat dan Ketentuan Berlaku
160
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
jaringan kantor
KANTOR PUSAT
Menara Cyber 2, Lt. 34
JL H.R. Rasuna Said Kav. X-5
No 13 - 12950
Telp. 021 30026400
KANTOR CABANG
JAKARTA
Rukan Plaza 5 Pondok Indah
Kav A.12 - 12420
Telp. 021 29428280
Jl. Casablanca Kav. 18
Wisma Staco Lt.7 - 12870
Telp. 021 8355599
BANDUNG
JL. Sunda No 27 D
Bandung - 40112
Telp. 022 4234241
SEMARANG
Jl. Pamularsih No. 17
Semarang - 50149
Telp. 024 7622280
JL. Veteran No 7
Semarang - 50231
Telp. 024 8413914
SURABAYA
JL. Darmahusada No. 136
Kota Surabaya - 60132
Telp. 031 5956259
MATARAM
JL. Panca Usaha No 31,
Cakranegara Barat - 83231
Telp. 0370 639409
BANDA ACEH
JL. Sri Ratu Safiatuddin,
Gampong Peunayong 23121
Telp. 0651 21276
BANJARMASIN
JL. Ahmad Yani Km. 3,5 No 69,
Banjarmasin - 70235
Telp. 0511 327662
MEDAN
JL. Setiabudi, Komplek
Setiabudi Blok B. 1A 20132
Telp. 0618 225528
PADANG
JL. Pemuda No 24, Olo
Padang Barat, Padang 25117
Telp. 0751 21001
PEKANBARU
JL. Tuanku Tambusai No
320 Pekanbaru, Riau 28000
Telp. 0761 31422
JL. Majapahit No 330 A,
Palebon Pedurungan - 50199
Telp. 0247 6584656
PALEMBANG
JL. Kapten A.Rivai
No 403 D Ilir Barat I 30136
Telp. 0711 373596
TEGAL
Jl. Mayjen Sutoyo Barat 31
Kagok Slawi wetan - 52411
Telp. 0283 6198554
PALANGKARAYA
JL. Ahmad Yani No. 2
Palangkaraya - 73112
Telp. 0536 4200409
YOGYAKARTA
Jl. Bugisan No.37,
Patangpuluh
Wirobrajan - 55251
Telp. 0274 389881
LAMPUNG
JL. Wolter Monginsidi
No 15 Bandar Lampung 35119
Telp. 0721 242941
Komp Seturan Plaza Hall
Utara, Seturan Raya - 55281
Telp. 0274 4332615
KUPANG
JL. Irian Jaya, Kel Fatubesi
Kelapa Lima - 85226
Telp. 0380 821487
PONTIANAK
JL. Ahmad Yani No. 38 B
Pontianak - 78122
Telp. 0561 571444
SAMARINDA
JL. Dr. Sutomo No. 8A,
Kota Samarinda - 75125
Telp. 0541 739193
MAKASSAR
JL. Hertasning 88 C
Makassar - 90222
Telp. 0411 885572
KENDARI
JL. Sao-Sao No. 207
Kota Kendari - 93118
Telp. 0401 3193746
KANTOR CABANG PEMBANTU
UNGARAN
Jl. Raya Karangjati No.31
Karangjati-Bergas 50661
Telp. 0298 521309
PEKALONGAN
Jl. KHM Mansyur No 111
Bendan, Pekalongan 51119
Telp. 0285 429756
BANTUL
Jl. Wahid Hasim,Gose
Ringinharjo, Kec. Bantul 55711
Telp. 0274 367626
SLEMAN
Jl.Raya Magelang 37
Mulungan Wetan, Sendangadi
55285
Telp. 0274 865595
Catatan: Tidak termasuk Kantor Fungsional Operasional (KFO)
dan Layanan Syariah Bank.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
161
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisaris dan Direksi
tentang Tanggung Jawab atas Laporan Tahunan 2014
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah tahun 2014 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung
jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Perusahaan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Dewan Komisaris
Kemal Azis Stamboel
Komisaris Utama/ Komisaris Independen
Dewie Pelitawati
Taras Wibawa Siregar
Komisaris/ Komisaris Independen
Komisaris
Direksi
Harry A.S. Sukadis
Direktur Utama
162
Ratih Rachmawaty
Rosi Susanti
Wakil Direktur Utama
Direktur Kepatuhan
dan Manajemen Risiko
Setiasmo
Gatot Adhi Prasetyo
Direktur Teknologi Informasi
Direktur Operasional
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
Halaman ini sengaja dikosongkan.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
163
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
informasi
keuangan
hal.164-283
164
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
165
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
LAPORAN KEUANGAN/
FINANCIAL STATEMENTS
31 DESEMBER/DECEMBER 2014 DAN/AND 2013
166
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
167
ikhtisar utama
168
laporan manajemen
profil perusahaan
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
169
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
Catatan/
Notes
2014
2013
ASET
Kas
Giro dan penempatan pada
Bank Indonesia
Pendapatan yang akan diterima dari
penempatan pada Bank Indonesia
ASSETS
6
53,603
1,106
2f,7
466,373
11,854
1,346
-
467,719
11,854
Current accounts and placements
with Bank Indonesia
Accrued income of placement
with Bank Indonesia
Giro pada bank lain
2g,8
9,698
5,407
Current accounts with other banks
Penempatan pada bank lain
Dikurangi: Cadangan kerugian
penurunan nilai
2h,9
374,000
70,500
Placements with other banks
Less: Allowance for impairment
losses
Piutang murabahah
setelah dikurangi pendapatan
margin tangguhan
sebesar Rp 581.449 (2013: Nihil)
Pendapatan yang akan diterima dari
piutang murabahah
Dikurangi: Cadangan kerugian
penurunan nilai
Pinjaman yang diberikan
Dikurangi: Cadangan kerugian
penurunan nilai
2e
2i,10
(3,740)
-
370,260
70,500
-
10
32,392
-
2e
(33,092)
-
2,498,387
-
2j,11
-
183,245
2e
-
(5,026)
-
178,219
-
4,936
Marketable securities
Available-for-sale
Prepayments
Biaya dibayar dimuka
2k,12
35,740
3,961
Aset tetap
Dikurangi: Akumulasi penyusutan
2l,13
163,037
(28,341)
16,640
(5,174)
134,696
11,466
19,953
(4,969)
5,898
(2,370)
14,984
3,528
Aset tak berwujud
Dikurangi: Akumulasi amortisasi
Murabahah receivables
net of deferred margin income
of Rp 581,449 (2013: Rp Nil)
Accrued income of murabahah
receivables
Less: Allowance for impairment
losses
2,499,087
Efek-efek
Tersedia untuk dijual
14
Loans
Less: Allowance for impairment
losses
Property, plant and equipment
Less: Accumulated depreciation
Intangible assets
Less: Accumulated amortisation
Aset pajak tangguhan
2u,19c
9,126
1,580
Deferred tax assets
Aset lain-lain
Dikurangi: Cadangan kerugian
penurunan nilai
2m,15
139,822
7,905
Other assets
Less: Allowance for impairment
losses
Aset atas operasi yang dihentikan
2e
(50)
(24)
139,772
7,881
46,513
-
Assets on discontinued operations
3,780,498
300,438
TOTAL ASSETS
2w,34
JUMLAH ASET
170
Cash
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 1/1 Page
The accompanying notes form an integral part
of these financial statements.
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
Catatan/
Notes
2014
2013
LIABILITIES, TEMPORARY SYIRKAH
FUNDS AND SHAREHOLDERS’
EQUITY
LIABILITAS, DANA SYIRKAH
TEMPORER DAN EKUITAS
LIABILITAS
Liabilitas segera
LIABILITIES
2n,16
5,363
1,142
Liabilities due immediately
Bagi hasil yang belum dibagikan
17
10,039
-
Undistributed revenue sharing
Simpanan nasabah
Giro wadiah
- Pihak ketiga
2o
18a
20,000
-
Deposits from customers
Wadiah demand deposits
Third parties -
493,240
-
Wadiah saving deposits
Third parties -
-
3,794
Demand deposits
Third parties -
-
468
36,066
Saving deposits
Related parties Third parties -
-
81,946
Time deposits
Third parties -
513,240
122,274
2u,19a
24,405
562
20
97,294
310
Other liabilities
23,531
292
6,317
Employee benefits
Bonus and tantiem Post employment benefit -
23,823
6,317
6,641
-
680,805
130,605
Tabungan wadiah
- Pihak ketiga
18b
Giro
- Pihak ketiga
18c
Tabungan
- Pihak berelasi
- Pihak ketiga
Deposito berjangka
- Pihak ketiga
Utang pajak
Liabilitas lain-lain
Imbalan kerja karyawan
- Bonus dan tantiem
- Imbalan pasca kerja
Liabilitas atas operasi yang dihentikan
2d,18d
18e
2t, 36
2w,34
JUMLAH LIABILITAS
DANA SYIRKAH TEMPORER
2p
Bukan bank
Tabungan mudharabah
Deposito mudharabah
21
22
Taxes payable
Liabilities on discontinued operations
TOTAL LIABILITIES
TEMPORARY SYIRKAH FUNDS
JUMLAH DANA SYIRKAH
TEMPORER
17,440
2,176,824
-
Non-bank
Mudharabah saving deposits
Mudharabah time deposits
2,194,264
-
TOTAL TEMPORARY SYIRKAH
FUNDS
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
The accompanying notes form an integral part
of these financial statements.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 1/2 Page
171
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
Catatan/
Notes
2014
2013
EKUITAS
Modal Saham
Nilai nominal Rp 1.000.000
(nilai penuh) per saham,
Modal dasar – 640.000 saham
(2013: 250.000 saham)
Modal ditempatkan dan
disetor penuh – 533.333 saham
(2013: 160.000 saham)
SHAREHOLDERS’ EQUITY
23
Tambahan modal disetor
Kerugian yang belum direalisasi atas
efek-efek dalam kelompok tersedia
untuk dijual-setelah pajak tangguhan
34
160,000
263,320
-
Additional paid-in capital
-
(2)
Unrealised losses on available
for sale investment securities
net of deferred tax
Saldo laba
108,776
9,835
Retained earnings
JUMLAH EKUITAS
905,429
169,833
TOTAL SHAREHOLDERS’ EQUITY
300,438
TOTAL LIABILITIES, TEMPORARY
SYIRKAH FUNDS AND
SHAREHOLDERS’ EQUITY
JUMLAH LIABILITAS,
DANA SYIRKAH
TEMPORER DAN EKUITAS
172
533,333
Capital Stock
Nominal value Rp 1,000,000
(full amount) per share,
Authorized – 640,000 shares,
(2013: 250,000 shares)
Issued and fully paid capital 533,333 shares
(2013: 160,000 shares)
3,780,498
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 1/3 Page
The accompanying notes form an integral part
of these financial statements.
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
Catatan/
Notes
STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME
FOR THE YEARS ENDED
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
2014
2013
OPERASI YANG DILANJUTKAN
KEGIATAN SYARIAH
Pendapatan pengelolaan
dana oleh Bank sebagai Mudharib
Pendapatan dari jual beli
Pendapatan usaha utama lainnya
Hak pihak ketiga atas
bagi hasil dana Syirkah
temporer
CONTINUING OPERATIONS
1,007,366
30,367
SHARIA BUSINESS
Income from fund
management by the Bank as Mudharib
Income from sales and purchases
Other main operating income
1,037,733
-
(168,814)
-
Third parties’ shares on
return of temporary
Syirkah funds
868,919
-
Bank shares’ in profit sharing
7,264
-
OTHER OPERATING INCOME
2s
29
30
(427,625)
(262,093)
-
2e,31
32
(19,618)
(42,286)
-
124,561
-
NET OPERATING INCOME
(128)
-
Non-operating expense - net
124,433
-
(40,464)
7,076
-
(33,388)
-
91,045
-
INCOME FOR THE YEAR FROM
CONTINUING OPERATIONS
173
DISCONTINUED OPERATION
Income for the year from
discountinued operation
2q
25
26
2r, 27
Hak bagi hasil milik bank
PENDAPATAN OPERASIONAL
LAINNYA
BEBAN OPERASIONAL LAINNYA
Gaji dan tunjangan
Umum dan administrasi
Pembentukan cadangan kerugian
penurunan nilai aset produktif
dan non produktif
Beban operasional lainnya
2s,28
PENDAPATAN OPERASIONAL-BERSIH
Beban non-operasional - bersih
33
LABA SEBELUM PAJAK
PENGHASILAN
BEBAN PAJAK
- Kini
- Tangguhan
19b
19c
LABA TAHUN BERJALAN DARI OPERASI
YANG DILANJUTKAN
OPERASI YANG DIHENTIKAN
Laba tahun berjalan dari
operasi yang dihentikan
Beban komprehensif lain-lain
2w,34
7,897
34
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF
TAHUN BERJALAN, SETELAH PAJAK
OTHER OPERATING EXPENSE
Salaries and benefits
General and administrative
Provision for allowance for
impairment losses on earning
and non earning assets
Other operating expenses
INCOME BEFORE TAX
TAX EXPENSE
Current Deffered -
-
(2)
Other comprehensive expense
98,942
171
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME
FOR THE YEAR, NET OF TAX
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
The accompanying notes form an integral part
of these financial statements.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 2/1 Page
173
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
Modal saham
ditempatkan
dan disetor
penuh/
Issued and
Catatan/
fullyNotes
paid capital
Saldo per
1 Januari 2013
Total pendapatan
komprehensif tahun
berjalan
Saldo per
31 Desember 2013
Total pendapatan
komprehensif tahun
berjalan
Dampak penerapan
PSAK 38
- Selisih antara nilai
bersih dengan
nilai pengalihan
- Total pendapatan
komprehensif
periode berjalan
sejak tanggal
sepengendalian
sampai dengan
tanggal Bank mulai
beroperasi sebagai
bank umum syariah
Saldo per
31 Desember 2014
174
34
STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY
FOR THE YEARS ENDED
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
Tambahan
modal
disetor/
Additional
paid-in
capital
Kerugian yang
belum
direalisasi atas
efekefek dalam
kelompok
tersedia
untuk dijual setelah pajak
tangguhan/
Unrealised
losses on
available for
sale
investment
securities - net
of deferred tax
Cadangan
umum
dan wajib/
General
and legal
reserves
150,000
10,000
10,000
(10,000)
2,206
-
Saldo
laba/
Retained
earnings
Ekuitas bersih/
Shareholders’
equity - net
7,456
169,662
Balance as at
1 January 2013
-
(2)
173
171
Total comprehensive
income for the year
(2)
7,629
169,833
Balance as at
31 Desember 2013
660,732
160,000
-
2,206
373,333
226,667
-
2
60,730
-
-
-
-
-
-
36,653
-
-
-
-
-
-
-
38,211
533,333
263,320
2,206
-
106,570
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 3/1 Page
Total comprehensive
income for the year
Impact of the application
of SFAS 38
Difference between net book value and
36,653
transfer value
Total comprehensive income for the
period starting
from the date of
under common
control until the
date of the Bank
operate as sharia
38,211 commercial bank
905,429
Balance as at
31 Desember 2014
The accompanying notes form an integral part
of these financial statements.
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
Catatan/
Notes
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
OPERASI
Penerimaan pendapatan dari
pengelolaan dana
Pembayaran bagi hasil
dana syirkah temporer
Penerimaan pendapatan administrasi
Penerimaan dari piutang yang
dihapusbukukan
Pembayaran imbalan kerja
Pembayaran beban usaha lainnya
Pembayaran beban
non-operasional - bersih
STATEMENTS OF CASH FLOWS
FOR THE YEARS ENDED
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
2014
1,017,839
10g
Pembayaran pajak
Arus kas sebelum perubahan
dalam aset dan liabilitas operasi
Perubahan dalam aset
dan liabilitas operasi:
Penurunan/(kenaikan)
aset operasi:
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain
Efek-efek yang dibeli dengan janji
dijual kembali
Piutang murabahah
Pinjaman yang diberikan
Aset lain-lain
Aset atas operasi yang dihentikan
Kenaikan/(penurunan)
liabilitas operasi:
Liabilitas segera
Simpanan nasabah
Liabilitas lain-lain
Liabilitas atas
operasi yang dihentikan
Kenaikan dana syirkah temporer
2013
(160,507)
7,645
(8,925)
2,355
436
(412,710)
(267,867)
(38,814)
(16,412)
(128)
(524)
184,708
6,303
(2,227)
(1,024)
Payment of tax
5,279
Cash flows before changes in
operating assets and liabilities
182,481
(50,000)
4,936
(2,499,087)
(144,673)
131,892
10
11
15
34
16
18
4,221
513,240
103,936
34
(115,633)
2,194,264
Arus kas bersih diperoleh dari/(digunakan
untuk) aktivitas operasi
68,623
CASH FLOWS FROM OPERATING
ACTIVITIES
Receipt of income from fund
management
Payment of profit sharing for
temporary syirkah funds
Receipt of administrative income
Receipts from recovery of
receivable written off
Payment of employee benefit
Payment of other operating expense
Payment of non-operational
expense - net
325,577
Changes in operating
assets and liabilities:
Decrease/(increase) in operating
assets:
Placements with bank Indonesia
and other bank
2,400
Marketable securities
Murabahah receivables
(19,290)
Loans
(2,626)
Other assets
- Assets on discontinued operations
Increase/(decrease)
in operating liabilities:
724
Liabilities due immediately
(48,309)
Deposits from customer
(187)
Other liabilities
Liabilities on
discontinued operations
- Increase in temporary syirkah funds
(62,009)
ARUS KAS DARI
AKTIVITAS INVESTASI
Net cash flow provided from/
(used in) operating activities
CASH FLOWS FROM INVESTING
ACTIVITIES
Efek-efek untuk tujuan investasi
-
Hasil penjualan aset tetap
-
(2,500)
Pembelian aset tetap
Pembelian aset tak berwujud
(146,715)
(14,055)
(558)
(1,275)
Investment securities
Proceeds from sale of property,
plant and equipment
Purchase of property, plant
and equipment
Purchase of intangible assets
Arus kas bersih digunakan untuk
aktivitas investasi
(160,770)
(4,332)
Net cash flow used in
investing activities
1
ARUS KAS DARI
AKTIVITAS PENDANAAN
CASH FLOWS FROM FINANCING
ACTIVITIES
Penerimaan dari imbalan kas atas akuisisi
600,000
-
Proceeds from cash consideration
in relation to acquisition
Arus kas bersih diperoleh dari
aktivitas pendanaan
600,000
-
Net cash flow provided from
investing activities
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
The accompanying notes form an integral part
of these financial statements.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 4/1 Page
175
ikhtisar utama
laporan manajemen
profil perusahaan
pembahasan dan
analisis manajemen
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
Catatan/
Notes
STATEMENTS OF CASH FLOWS
FOR THE YEARS ENDED
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
2014
KENAIKAN/(PENURUNAN)
BERSIH KAS DAN
SETARA KAS
NET INCREASE/(DECREASE)
IN CASH AND
CASH EQUIVALENTS
764,807
(66,341)
KAS DAN SETARA KAS
AWAL TAHUN
88,867
155,208
CASH AND CASH EQUIVALENTS
AT BEGINNING OF THE YEAR
KAS DAN SETARA KAS
AKHIR TAHUN
853,674
88,867
CASH AND CASH EQUIVALENTS
AT END OF THE YEAR
Kas dan setara kas akhir
tahun terdiri dari:
Kas
Giro dan penempatan
pada Bank Indonesia
jatuh tempo dalam tiga
bulan atau kurang sejak
tanggal penempatan
Giro pada bank lain
Penempatan pada bank lain
jatuh tempo dalam tiga
bulan atau kurang sejak
tanggal penempatan
6
53,603
1,106
7
8
146,373
9,698
11,854
5,407
9
644,000
70,500
Cash and cash equivalents at
end of the year consist of:
Cash
Current accounts and placements
with Bank Indonesia
matured within threemonths or less since
placement date
Current accounts with other banks
Placements with other banks
matured within three
months or less since
placement date
853,674
88,867
Total
Jumlah
176
2013
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 4/2 Page
The accompanying notes form an integral part
of these financial statements.
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
LAPORAN REKONSILIASI PENDAPATAN
DAN BAGI HASIL UNTUK
TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
Catatan/
Notes
Pendapatan pengelolaan dana
oleh bank sebagai mudharib
Pendapatan dari jual beli
Pendapatan usaha utama lainnya
Pengurang
Pendapatan periode berjalan yang kas
dan setara kasnya
belum diterima:
Pendapatan keuntungan
murabahah
Pendapatan usaha utama lainnya
Penambah
Pendapatan periode sebelumnya
yang kas diterima pada
periode berjalan:
Penerimaan pelunasan pendapatan
keuntungan murabahah
Pendapatan usaha utama lainnya
STATEMENTS OF RECONCILIATION OF INCOME
AND REVENUE SHARING
FOR THE YEARS ENDED
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
2014
25
26
Dirinci atas:
Hak pemilik dana atas bagi hasil
yang sudah didistribusikan
Hak pemilik dana atas bagi hasil
yang belum didistribusikan
1,007,366
30,367
-
1,037,733
-
Income from fund management
by the bank as mudharib
Income from sales and purchases
Other main operating income
Deductions
Current period income in which
the cash and cash equivalents
were not received:
25
25
15
15
Pendapatan yang tersedia
untuk bagi hasil
Bagi hasil yang menjadi
hak Bank Syariah
Bagi hasil yang menjadi
hak pemilik dana
2013
2r, 27
17
(4,675)
(1,346)
-
(6,021)
-
12,724
922
-
13,646
-
1,045,358
-
876,544
-
168,814
-
158,775
-
10,039
-
168,814
-
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Murabahah margin income
Other main operating income
Additions
Prior period income in which the cash
were received during
the current period:
Receipt of settlement from
murabahah margin income
Other main operating income
Available income for
revenue sharing
Sharia Bank’s share from
revenue sharing
Fund owners’ share from
revenue sharing
Details of:
Fund owners’ share on
distributed revenue sharing
Fund owners’ share on
undistributed revenue sharing
The accompanying notes form an integral part
of these financial statements.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 5/1 Page
177
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN
DANA ZAKAT UNTUK
TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
Catatan/
Notes
Sumber Dana Zakat pada
awal periode
STATEMENTS OF SOURCES AND USES
OF ZAKAT FUNDS
FOR THE YEARS ENDED
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
2014
-
-
Sources of Zakat Funds at
beginning of the period
-
-
Sources of Zakat Funds
Zakat from Banks
Zakat from non-bank parties
-
-
-
-
Uses of Zakat Funds
Kenaikan Dana Zakat
-
-
Increase in Zakat Funds
Sumber Dana Zakat
pada akhir periode
-
-
Sources of Zakat Funds
at end of the period
2v
Sumber Dana Zakat
Zakat dari Bank
Zakat dari pihak luar bank
Penggunaan Dana Zakat
178
2013
2v
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 6/1 Page
The accompanying notes form an integral part
of these financial statements.
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN
DANA KEBAJIKAN UNTUK
TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
Catatan/
Notes
Sumber Dana Kebajikan
pada awal periode
STATEMENTS OF SOURCES AND USES
OF QARDHUL HASAN FUNDS
FOR THE YEARS ENDED
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
2014
2013
176
-
Source of Qardhul Hasan Funds
at beginning of the period
Sumber Dana Kebajikan
Pendapatan non-halal
Denda
15
19
-
Source of Qardhul Hasan Funds
Non-halal income
Penalty
Jumlah
34
-
Total
(48)
-
Use of Qardhul Hasan Funds
Kenaikan Sumber Dana Kebajikan
(14)
-
Increase in Qardhul Hasan Funds
Sumber Dana Kebajikan
pada akhir periode
162
-
Source of Qardhul Hasan Funds
at end of the period
Penggunaan Dana Kebajikan
2v
2v
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
The accompanying notes form an integral part
of these financial statements.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 7/1 Page
179
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
1.
INFORMASI UMUM
a.
180
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
1.
Pendirian bank dan informasi umum
GENERAL INFORMATION
a.
Bank
establishment
information
and
general
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional
Syariah (“BTPN Syariah” atau “Bank”) awalnya
didirikan dengan nama PT Bank Sahabat
Purba Danarta (“BSPD”). Perubahan nama
tersebut didasarkan pada perubahan terhadap
seluruh Anggaran Dasar sebagaimana termuat
dalam Akta Notaris No. 25 tanggal 27 Agustus
2013 juncto Akta Notaris No. 30 tanggal 25
September 2013 keduanya dibuat oleh Notaris
Hadijah, S.H., M.Kn. dan telah mendapat
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia (“Menkumham”) Republik
Indonesia (“RI”) dalam Surat Keputusan (“SK”)
No. AHU-50529.AH.01.02. tahun 2013 tanggal
1 Oktober 2013 tentang Persetujuan
Perubahan Anggaran Dasar Perseroan dan
sudah diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia Nomor 94 tahun 2013,
tambahan Berita Negara Republik Indonesia
No. 124084 tanggal 22 November 2013.
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional
Syariah (“BTPN Syariah” or the “Bank”) was
initially established under the name of PT Bank
Sahabat Purba Danarta (“BSPD”). The change
in name was based on the changes to the
entire Articles of Association as set forth in
Notarial Deed No. 25 dated 27 August 2013
juncto Notarial Deed No. 30 dated 25
September 2013 of Notary Hadijah, S.H.,
M.Kn. and was approved by the Minister of
Law and Human Rights of the Republic of
Indonesia in its decision letter No. AHU50529.AH.01.02 year 2013 dated 1 October
2013 regarding Approval of Amendment to the
Articles of Association and has been published
in the State Gazette No.94 year 2013, in
supplement of the State Gazette No. 124084
dated 22 November 2013.
Pada tanggal 20 Januari 2014, Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa BTPN telah
menyetujui pemisahan Unit Usaha Syariah PT
Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
(“UUS BTPN”) dari PT Bank Tabungan
Pensiunan Nasional Tbk (“BTPN”) yang
diaktakan dengan Akta Notaris No. 8 dari
Notaris Hadijah, S.H., M.Kn. Pemisahan
dilakukan dengan mengacu kepada Peraturan
Bank Indonesia No. 11/10/PBI/2009 yang telah
diubah dengan PBI No. 15/14/PBI/2013
tentang Unit Usaha Syariah. Pendirian
tersebut dilakukan dengan izin Bank Indonesia
melalui dua tahap, yaitu persetujuan izin
konversi dan izin pemisahan.
On 20 January 2014, the Shareholders’
Extraordinary General Meeting of BTPN
approved the spin-off of the sharia business
unit of PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional
Tbk ("UUS BTPN") from PT Bank Tabungan
Pensiunan Nasional Tbk ("BTPN") which was
notarised by Notarial Deed No. 8 of Notary
Hadijah, S.H., M.Kn. The spin-off was made
with reference to Bank Indonesia Regulation
No.11/10/PBI/2009 which has been amended
by PBI No. 15/14/PBI/2013 regarding Sharia
Business Unit. The establishment has been
approved by Bank Indonesia in two stages, the
approval of the conversion permit and spin-off
permit.
Pada tanggal 22 Mei 2014, Bank telah
mendapatkan izin dari Bank Indonesia untuk
melaksanakan konversi PT Bank Sahabat
Purba Danarta berdasarkan surat Keputusan
Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan
(“OJK”) No.Kep-49/D-03/2014.
On 22 May 2014, the Bank has received its
permit from Bank Indonesia regarding
conversion of PT Bank Sahabat Purba Danarta
based on the Decision Letter of Board of
Commissioner of Financial Services Authority
(“FSA”) No.Kep-49/D-03/2014.
Pada tanggal 23 Juni 2014, Bank memperoleh
izin pemisahan dari Otoritas Jasa Keuangan
(“OJK”) berdasarkan Surat OJK No: S17/PB.1/2014.
Pemisahan
UUS
BTPN
dilakukan dengan Akta Pemisahan No. 8
tanggal 4 Juli 2014 yang dibuat di hadapan
Hadijah, S.H., M.Kn. Notaris di Jakarta.
Selanjutnya, pemisahan terjadi secara efektif
pada tanggal 14 Juli 2014 dan pertama kalinya
Bank memulai kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah, sebagaimana yang dilaporkan
kepada Bank Indonesia (“BI”) dengan surat
No. S.031/DIR/LG/VII/2014 tanggal 17 Juli
2014
perihal
Laporan
Pelaksanaan
Pembukaan Bank Umum Syariah Hasil
Pemisahan.
On 23 June 2014, the Bank has received its
spin-off permit from Financial Services
Authority (“FSA”) based on the Letter of OJK
No: S-17/PB.1/2014. The spin-off of UUS
BTPN was made under Spin-off Deed No. 8
dated 4 July 2014 and was notarised by
Hadijah, S.H., M.Kn. Notary in Jakarta.
Furthermore, the spin-off became effective on
14 July 2014 and started its operational activity
based on sharia principles, as reported to
Bank Indonesia (“BI”) through its letter No.
S.031/DIR/LG/VII/2014 dated 17 July 2014
regarding the Report on the Implementation of
the Opening of Commercial Sharia Bank
Resulting from the Spin-Off.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/1 Page
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
1.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
INFORMASI UMUM (lanjutan)
a.
Pendirian
(lanjutan)
bank
dan
1.
informasi
umum
GENERAL INFORMATION (continued)
a.
and
general
The Bank’s head office is located at Menara
Cyber 2 34th floor, Jalan H.R. Rasuna Said
Block X-5 No.13, Kuningan, Jakarta Selatan
12950.
Kantor pusat Bank berlokasi di Menara Cyber
2 Lantai 34, Jalan H.R. Rasuna Said Blok X-5
No.13, Kuningan, Jakarta Selatan 12950.
b.
Bank
establishment
information (continued)
Akuisisi Bank
b.
Bank Acquisition
Pada tanggal 19 Juli 2013, Bank Indonesia
(”BI”) menyetujui rencana BTPN untuk
melakukan akuisisi sebesar 70% saham PT
Bank Sahabat Purba Danarta (”BSPD”) melalui
suratnya
No.
15/10/DPB1/PB1-5/Rahasia
dengan syarat dilakukan perubahan atas
kegiatan usaha dari BSPD yang semula
merupakan bank konvensional menjadi bank
umum syariah.
On 19 July 2013, Bank Indonesia (“BI”)
approved the plan of BTPN to acquire 70%
shares of PT Bank Sahabat Purba Danarta
(“BSPD”)
through
its
letter
No.
15/10/DPB1/PB1-5/Rahasia which subject to
the changes of BSPD business activities from
a conventional bank into a sharia bank.
Berdasarkan Akta Notaris No. 25 tanggal 27
Agustus 2013 juncto Akta Notaris No. 30
tanggal 25 September 2013 yang keduanya
dibuat oleh Notaris Hadijah, S.H., M.Kn.,
dimana BSPD mengubah namanya menjadi
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional
Syariah (”BTPNS”). Perubahan di atas telah
mendapat persetujuan dari Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia (”Menhumkan”)
Republik Indonesia melalui Surat Keputusan
No.
AHU-50529.AH.01.02
Tahun
2013
tertanggal 1 Oktober 2013 tentang Persetujuan
Perubahan Anggaran Dasar Bank dan sudah
diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia Nomor 94 Tahun 2013, tambahan
Berita Negara Republik Indonesia No. 124084
tanggal 22 November 2013.
Based on Notarial Deed No. 25 dated 27
August 2013 juncto Notarial Deed No. 30
dated 25 September 2013, both were made by
Hadijah, S.H., M.Kn., where BSPD changed its
name to PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Syariah (“BTPNS”). The change
above was subsequently approved by the
Minister of Law and Human rights of the
Republic of Indonesia through its letter No.
AHU-50529.AH.01.02 Year 2013 dated 1
October
2013
regarding
Approval
of
Amendment to the Bank’s Articles of
Association and has been published in the the
State Gazette No. 94 Year 2013, Supplement
No. 124084 dated 22 November 2013.
Berdasarkan akta notaris dari Notaris Hadijah,
S.H., M.Kn., No. 26 dan No. 27 tanggal 30
Januari 2014, BTPN telah melakukan akuisisi
atas BTPNS dan menjadi pemegang saham
mayoritas dari BTPNS. Hal ini telah diketahui
oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia melalui surat No.
AHU-AH.01.10-04338 tertanggal 12 Februari
2014.
Based on notarial deed of Notary Hadijah S.H.,
M.Kn., No. 26 and No. 27 dated 30 January
2014, BTPN has acquired BTPNS and has
become majority Shareholders of BTPNS. It
was acknowledged by the Ministry of Law and
Human Rights of Republic Indonesia through
its letter No. AHU-AH.01.10-04338 dated 12
February 2014.
Pada tanggal 4 Februari 2014, BTPN telah
melakukan pembayaran terkait
akuisisi
sebesar Rp 600.000 yang terdiri dari modal
dasar dan agio saham masing-masing sebesar
Rp 373.333 dan Rp 266.667.
On 4 February 2014, BTPN has paid the total
consideration of the acquisition amounting to
Rp 600,000 in the form of authorised capital
and paid in capital amounting to Rp 373,333
and Rp 266,667, respectively.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/2 Page
181
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
1.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
INFORMASI UMUM (lanjutan)
c.
1.
GENERAL INFORMATION (continued)
Perubahan Kegiatan Usaha
c.
Based on Decision Letter of Board of
Commissioner Financial Services Authority No.
Kep-49/D-03/2014 dated 22 May 2014, the
Bank obtained approval to change its business
activities from conventional commercial bank
to commercial bank which conduct business
activities based on sharia principle. During 60
(sixty) days after the decision, the Bank must
conduct its business activity based on sharia
principle and at the latest 1 (one) year after the
decision, the Bank must settle all of its loans
and
obligations
to
customers
from
conventional activities. The Bank started to
operate as sharia commercial bank on 14 July
2014.
Berdasarkan
Surat
Keputusan
Dewan
Komisioner Otoritas Jasa Keuangan No. Kep49/D-03/2014 tanggal 22 Mei 2014, Bank
memperoleh izin perubahan kegiatan usaha
bank umum konvensional menjadi bank umum
yang
melaksanakan
kegiatan
usaha
berdasarkan prinsip syariah. Selama 60 (enam
puluh) hari setelah keputusan tersebut, Bank
wajib
melaksanakan
kegiatan
usaha
berdasarkan prinsip syariah dan selambatlambatnya 1 (satu) tahun setelah keputusan,
Bank wajib menyelesaikan seluruh pinjaman
yang diberikan dan kewajiban debitur atau
nasabah dari kegiatan konvensional. Bank
mulai beroperasi sebagai bank umum syariah
pada tanggal 14 Juli 2014.
d.
Dewan
Komisaris,
Direksi,
Dewan
Pengawas Syariah dan Karyawan dan
Komite Audit
d.
Boards of Commissioners, Board of
Directors, Board of Sharia Supervisory
Committees and Audit Committe
The compositions of the Boards
Commissioners and Directors as at
December 2014 and 2013 is as follows:
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Bank
pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
adalah sebagai berikut:
2014
2013
Dewan Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris
Kemal Azis Stamboel
Dewie Pelitawati
Taras Wibawa Siregar
Ida Purwaningsih
Dwi Poetra Sedjati
-
Direksi
Direktur Utama
Direktur Bisnis
Direktur Kepatuhan
Direktur
Direktur
Harry A.S. Sukadis
Ratih Rachmawaty
Rosi Susanti
Gatot Adhi Prasetyo
Setiasmo
Gatot Adhi Prasetyo
Mohamad Rizal
Sigit Suryanto
-
Susunan Dewan Pengawas Syariah Bank
pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
adalah sebagai berikut:
2014
Dewan Pengawas Syariah
Ketua
Anggota
Drs. H. Amidhan
KH. Ahmad Cholil Ridwan,Lc
Susunan Komite Audit yang ditetapkan oleh
Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:
2014
Komite Audit
Ketua
Anggota
Anggota
Anggota
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/3 Page
of
31
Board of Commissioners
President Commissioner
Commissioner
Commissioner
Board of Directors
President Director
Business Director
Compliance Director
Director
Director
The composition of the Sharia Supervisory
Board as at 31 December 2014 and 2013 are
as follows:
2013
-
Board of Sharia Supervisory Committees
Chairman
Member
The composition of Audit Committee
established by the Board of Commissioners
are as follows:
2013
Kemal Aziz Stamboel
Ida Purwaningsih
Taras Wibawa Siregar
P. Theodorus Basuki Hadiprajitno
Aziz Budi Setiawan
Buyung Syamsudin
Muhammad Faisal Muchtar
-
Jumlah karyawan tetap Bank pada tanggal
31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing
adalah 10.828 dan 689 orang (tidak diaudit).
182
Changes in Business Activities
Audit Committee
Chairman
Member
Member
Member
As at 31 December 2014 and 2013, the Bank
has 10,828 and 689 permanent employees,
respectively (unaudited).
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI
2.
ACCOUNTING POLICIES
Laporan keuangan PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Syariah (”BTPNS”) ini disusun oleh Direksi
dan diotorisasi untuk terbit oleh Direksi pada tanggal
6 April 2015.
The financial statements of PT Bank Tabungan
Pensiunan Nasional Syaraiah (“BTPNS”) were
prepared by Board of Directors and authorised for
issuance by the Board of Directors on 6 April 2015.
Kebijakan akuntansi utama yang diterapkan dalam
penyusunan laporan keuangan Bank adalah seperti
dijabarkan di bawah ini:
The principal accounting policies adopted in
preparing the Bank’s financial statements are set
out below:
a.
a.
Dasar penyusunan laporan keuangan
Basis of financial statements preparation
Laporan keuangan disajikan sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(“PSAK”). Selain itu, Bank juga menerapkan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI),
sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah.
The financial statements have been prepared
in accordance with the Statement of Financial
Accounting Standards (“SFAS”). Furthermore,
the Bank also applied generally accepted
accounting
principles
issued
by
The
Indonesian Institute of Accountants (IAI), as
long as it is not contradictory with sharia
principle.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(“PSAK”) Syariah yang dipakai dalam penyajian
laporan keuangan termasuk PSAK No. 101
(Revisi 2011) tentang “Penyajian Laporan
Keuangan Syariah”, PSAK No. 102 (Revisi
2013) tentang “Akuntansi Murabahah”, PSAK
No. 105 tentang “Akuntansi Mudharabah”, dan
Pedoman
Akuntansi
Perbankan
Syariah
Indonesia (PAPSI).
The Statement of Financial Accounting
Standards (“SFAS”) Sharia used for the
presentation of the financial statements,
include: SFAS No. 101 (Revised 2011),
"Presentation of Sharia Financial Statements",
SFAS No. 102 (Revised 2013), "Accounting for
Murabahah", SFAS No. 105, "Accounting for
Mudharabah”, and Indonesia Sharia Banking
Accounting Guidelines (PAPSI).
Berdasarkan PSAK No. 101 (Revisi 2011),
laporan keuangan bank syariah yang lengkap
terdiri dari komponen-komponen sebagai
berikut:
Based on SFAS No. 101 (Revised 2011), a
complete sharia bank financial statements
consist of the following components:
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
Laporan posisi keuangan;
Laporan laba rugi komprehensif;
Laporan arus kas;
Laporan perubahan ekuitas;
Laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi
hasil;
(vi) Laporan sumber dan penggunaan dana
zakat;
(vii) Laporan sumber dan penggunaan dana
kebajikan; dan
(viii) Catatan atas laporan keuangan.
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
Statements of financial position;
Statements of comprehensive income;
Statements of cash flows;
Statements of changes in equity;
Statements of reconciliation of income
and revenue sharing;
(vi) Statements of sources and uses of zakat
funds;
(vii) Statements of sources and uses of
qardhul hasan funds; and
(viii) Notes to the financial statements.
Laporan posisi keuangan, laporan laba rugi
komprehensif, laporan arus kas, dan laporan
perubahan
ekuitas
merupakan
laporan
keuangan yang mencerminkan kegiatan
komersial Bank sesuai prinsip syariah.
Statements of financial positions, statements
of comprehensive income, statements of cash
flow, and statements of changes in equity are
the financial statements reflecting the Bank's
commercial activities in accordance with sharia
principle.
Laporan keuangan disajikan berdasarkan nilai
historis, kecuali disebutkan lain sebagaimana
diuraikan dalam kebijakan akuntansi masingmasing akun tersebut, dan disusun dengan
dasar akrual, kecuali laporan arus kas.
The financial statements are presented on the
historical cost basis unless stated otherwise as
described in the accounting policy for each
account, and prepared on accrual basis,
except for the statement of cash flow.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/4 Page
183
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
a.
184
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
Dasar penyusunan
(lanjutan)
laporan
2.
keuangan
ACCOUNTING POLICIES (continued)
a.
Basis of financial statements preparation
(continued)
Laporan
arus
kas
disusun
dengan
menggunakan metode langsung dengan
mengelompokkan arus kas dalam aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan. Untuk
penyajian laporan arus kas, kas dan setara kas
terdiri dari kas, giro dan penempatan pada Bank
Indonesia, giro pada bank lain, penempatan
pada bank lain yang jatuh tempo dalam 3 (tiga)
bulan dari tanggal akuisisi.
The statements of cash flows are prepared
using the direct method by classifying cash
flows into operating, investing and financing
activities. For the presentation of cash flows
statement, cash and cash equivalents consist
of cash, current accounts and placements with
Bank Indonesia, current accounts with other
banks and placements with other banks with
maturities of 3 (three) months from the date of
acquisition.
Laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil
merupakan rekonsiliasi antara pendapatan bank
syariah yang menggunakan dasar akrual
(accrual basis) dengan pendapatan yang
dibagihasilkan kepada pemilik dana yang
menggunakan dasar kas (cash basis).
Statements of reconciliation of income and
revenue sharing represents the reconciliation
between income of sharia bank under accrual
basis and income distributed to funds owners
under cash basis.
Laporan sumber dan penggunaan dana zakat
dan dana kebajikan merupakan laporan
keuangan yang mencerminkan peran Bank
sebagai pemegang amanah dana kegiatan
sosial yang dikelola secara terpisah.
Statements of sources and uses of zakat funds
and qardhul hasan funds represent the
financial statements reflecting the Bank’s role
as the mandate holder of social activity funds
which are separately managed.
Laporan sumber dan penggunaan dana zakat
merupakan laporan yang menunjukkan sumber
penggunaan dana zakat dalam jangka waktu
tertentu, serta dana zakat yang belum
disalurkan pada tanggal tertentu.
Statements of sources and uses of zakat funds
show the sources and uses of zakat funds for
a certain period, and the undistributed zakat
funds in a particular date.
Zakat adalah sebagian dari harta yang wajib
dikeluarkan oleh muzakki (pembayar zakat)
untuk diserahkan kepada mustahiq (penerima
zakat). Sumber dana zakat, infak, dan shadaqah
berasal dari Bank dan pihak lain yang diterima
Bank untuk disalurkan kepada pihak yang
berhak sesuai dengan prinsip syariah.
Zakat is some of the wealth that must be taken
out by muzakki (the zakat payer) to be given to
mustahiq (the zakat receiver). The sources of
zakat, infaq, and shadaqah funds are from Bank
and other parties to be distributed to parties
eligible in accordance with sharia principle.
Laporan sumber dan penggunaan dana
kebajikan
menunjukkan
sumber
dan
penggunaan dana kebajikan dalam jangka
waktu tertentu serta saldo dana kebajikan pada
tanggal tertentu.
Statements of sources and uses of qardhul
hasan funds shows the sources and uses of
qardhul hasan funds for a certain period, and
qardhul hasan funds balance in a particular
date.
Dana kebajikan atas usaha telah didistribusikan
ketika usaha syariah masih tergabung dalam
unit usaha syariah di tahun 2014. Sejak tanggal
terjadinya pemisahan unit secara legal dan
pertama kalinya Bank memulai kegiatan usaha
berdasar prinsip syariah, Bank belum menunjuk
pengelola dana kebajikan.
Qardhul hasan funds has been distributed
when the sharia business was under the
sharia business unit in 2014. Since the legal
spin-off date and stated its operational activity
based on sharia principal, Bank has not
appointed an organisation to manage its
qardhul hasan funds.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam
laporan keuangan adalah mata uang Rupiah
(Rp). Angka-angka yang disajikan dalam
laporan keuangan kecuali dinyatakan
lain,
adalah dibulatkan dalam jutaan Rupiah.
The reporting currency used in the financial
statements is Rupiah (Rp). The figures
presented in the financial statements, unless
otherwise stated, are rounded in millions of
Rupiah.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/5 Page
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
b.
2.
Perubahan kebijakan akuntansi
ACCOUNTING POLICIES (continued)
b.
Changes in accounting policies
The followings are new interpretations of
accounting standards that became effective
starting 1 January 2014:
Berikut ini adalah interpretasi standar akuntansi
yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2014:
-
ISAK 27 “Pengalihan aset dari pelanggan”
-
-
ISAK 28 “Pengakhiran liabilitas keuangan
dengan instrumen ekuitas”
ISAK 29 “Biaya pengupasan lapisan tanah
dalam tahap produksi pada tambang
terbuka”.
-
-
-
IFAS 27 “Transfer of assets from
customer”
IFAS
28
“Extinguishing
financial
liabilities with equity instrument”
IFAS 29 “Stripping cost in the
production phase of open surface
mine”.
Pada saat ini, tidak ada dampak atas perubahan
dan pencabutan standar akuntansi di atas yang
relevan dan signifikan terhadap Bank.
At this time, there is no impact of the revision
and withdrawal of accounting standard above
which relevant and significant to the Bank.
Penerapan PSAK 50,
Pembiayaan Murabahah
atas
SFAS 50, 55 and 60 implementation for
Murabahah Financing
Pada tanggal 13 November 2013, DSAS-IAI
mengesahkan PSAK 102 (Revisi 2013):
Akuntansi Murabahah yang merupakan revisi
PSAK 102 (2007): Akuntansi Murabahah. PSAK
102 (Revisi 2013) merupakan penyempurnaan
dari pengaturan akuntansi murabahah yang
mencakup murabahah transaksi pembiayaan.
Penyempurnaan perlakuan akuntansi ini
berdasarkan pada fatwa DSN-MUI No. 84/DSNMUI/XII.2012 tentang Metode Pengakuran
Keuntungan di Lembaga Keuangan Syariah.
On 13 November, 2013, DSAS-IAI authorises
SFAS 102 (Revised 2013): Murabahah
Accounting which is a revision of SFAS 102
(2007): Murabahah Accounting. SFAS No.
102 (Revised 2013) is a refinement of the
accounting
arrangements
that
include
murabahah
financing
transactions.
Refinement of this accounting treatment is
based on the DSN-MUI fatwa No. 84/DSNMUI/XII.2012 regarding Revenue Recognition
Method in Islamic Financial Institutions.
Berdasarkan PSAK 102 (Revisi 2013) tersebut,
penjual yang tidak memiliki risiko yang signifikan
terkait dengan kepemilikan persediaan untuk
transaksi murabahah merupakan penjual yang
melaksanakan
transaksi
pembiayaan
murabahah. Perlakuan atas transaksi tersebut
mengacu pada PSAK 50: Instrumen Keuangan:
Penyajian, PSAK 55: Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran, dan PSAK 60:
Instrumen Keuangan: Pengungkapan yang
terkait aset keuangan dalam kategori pinjaman
yang diberikan dan piutang, yang dalam
penerapannya disesuaikan dengan prinsip,
karakteristik, dan istilah transaksi syariah.
Based on SFAS No. 102 (Revised 2013), the
sellers who do not have significant risks
associated with the ownership of the inventory
for a murabahah transaction are sellers who
implement murabahah financing transactions.
The treatment of these transactions refer to
SFAS 50: Financial Instruments: Presentation,
SFAS 55: Financial Instruments: Recognition
and Measurement, and SFAS 60: Financial
Instruments: Disclosures, related to financial
assets in the category of loans and
receivables, which in the implementation is
adapted to the principle, characteristics, and
the term of sharia transaction.
Dalam akad murabahah, Bank juga dapat
menanggung beban yang terkait langsung
dengan pembiayaan yaitu biaya pemasaran.
In murabahah agreement, Bank could also
incur direct expenses related to financing
which is marketing expenses.
Biaya ini diatribusikan secara langsung dan
harus diamortisasi selama masa akad sesuai
dengan PSAK No. 55 (Revisi 2011).
This expense directly attributable and should
be amortised during the term of agreement as
required by SFAS No. 55 (Revised 2011).
55
dan
60
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/6 Page
185
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
b.
Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan)
b.
Changes in accounting policies (continued)
SFAS 50, 55 and 60 implementation for
Murabahah Financing (continued)
Penerapan PSAK 50, 55 dan 60 atas piutang
murabahah untuk perhitungan imbal hasil efektif
dilakukan secara prospektif sejak tanggal 1
Januari 2014, dengan mengikuti ketentuan
transisi yang dijelaskan pada PSAK 102 (Revisi
2013).
Implementation SFAS 50, 55 and 60 on
murabahah receivables for calculation of
effective rate of return are conducted
prospectively from January 1, 2014, following
transitional provisions described in SFAS No.
102 (Revised 2013).
Perhitungan imbal hasil efektif untuk piutang
murabahah yang diukur pada biaya perolehan
diamortisasi yang diperoleh sebelumnya dan
masih bersaldo pada tanggal 1 Januari 2014
ditentukan berdasarkan arus kas masa depan
yang akan diperoleh sejak tanggal 1 Januari
2014 sampai dengan akhir akad.
The effective rate of return for murabahah
receivables measured at amortised cost that
were acquired prior to and still have remaining
balance as of 1 January 2014 is calculated by
referring to the future cash flows that will be
generated from 1 January 2014 up to the
maturity of the agreement.
Penerapan PSAK 102 (Revisi 2013) terkait
penurunan
nilai
aset
keuangan
yang
seharusnya berlaku sejak 1 Januari 2014 telah
ditunda sampai 1 Januari 2015, berdasarkan
surat dari OJK No.S-159/PB.13/2014 tanggal 3
Desember 2014.
The implementation of SFAS 102 (Revised
2013) regarding impairment of financial assets
which would previously have been mandatorily
applied as at 1 January 2014, have been
postponed until 1 January 2015, based on
Letter from OJK No. S-159/PB.13/2014 dated
3 December 2014.
60
Instrumen keuangan
c.
Financial instruments
Bank mengklasifikasikan aset keuangannya
dalam dua kategori yaitu pinjaman yang
diberikan dan piutang, serta aset keuangan
tersedia untuk dijual. Bank tidak memiliki aset
keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi dan aset keuangan dimiliki
hingga jatuh tempo. Klasifikasi ini tergantung
dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut.
Manajemen Bank menentukan klasifikasi aset
keuangan
tersebut
pada
saat
awal
pengakuannya.
The Bank classifies its financial assets into
two categories of loans and receivables and
available-for-sale financial assets. The Bank
does not have financial asset classified as
financial assets at fair value through profit and
loss and held-to-maturity financial assets. The
classification depends on the purpose for
which the financial assets were acquired.
Bank
management
determines
the
classification of its financial assets at initial
recognition.
(a) Pinjaman yang diberikan dan piutang
(a) Loans and receivables
Pinjaman yang diberikan dan piutang
adalah aset keuangan non derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan
dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif,
kecuali:
ï‚·) yang dimaksudkan oleh Bank untuk
dijual dalam waktu dekat, yang
diklasifikasikan
dalam
kelompok
diperdagangkan, serta yang pada saat
pengakuan awal ditetapkan sebagai
diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi;
ï‚·) yang pada saat pengakuan awal
ditetapkan dalam kelompok tersedia
untuk dijual; atau
ï‚·) dalam hal pemilik mungkin tidak akan
memperoleh kembali investasi awal
secara substansial kecuali yang
disebabkan oleh penurunan kualitas
pinjaman yang diberikan dan piutang.
186
ACCOUNTING POLICIES (continued)
atas
Penerapan PSAK 50, 55 dan
Pembiayaan Murabahah (lanjutan)
c.
2.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/7 Page
Loans and receivables are non-derivative
financial assets with fixed or determinable
payments that are not quoted in an active
market, except:
ï‚·)
those that the Bank intends to sell
immediately or in the short term,
which are classified as held for
trading, and those that the Bank upon
initial recognition designates as at fair
value through profit or loss;
ï‚·)
those that the Bank upon initial
recognition designates as availablefor-sale; or
those for which the holder may not
recover substantially all of its initial
investment, other than because of
non-performing
loans
and
receivables.
ï‚·)
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
c.
2.
Instrumen keuangan (lanjutan)
(a) Pinjaman
(lanjutan)
yang
diberikan
ACCOUNTING POLICIES (continued)
c.
dan
Financial instruments (continued)
(a) Loans and receivables (continued)
piutang
Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang
diberikan dan piutang diakui pada nilai
wajarnya ditambah biaya transaksi dan
selanjutnya diukur pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode
suku bunga efektif/imbal hasil efektif.
Pendapatan
bunga/marjin
dari
aset
keuangan dalam kelompok pinjaman yang
diberikan dan piutang dicatat di dalam
laporan laba rugi dan dilaporkan sebagai
“Pendapatan bunga/marjin”.
Loans and receivables are initially
recognised at fair value plus transaction
costs and subsequently measured at
amortised cost using the effective interest
rate/effective
rate
return
method.
Interest/margin income on financial assets
classified as loans and receivables is
included in the profit or loss and is
reported as “Interest/margin income”.
Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian
penurunan
nilai
dilaporkan
sebagai
pengurang dari nilai tercatat aset keuangan
dalam kelompok pinjaman yang diberikan
dan piutang, dan diakui di dalam laporan
laba rugi sebagai “Cadangan kerugian
penurunan nilai”.
In the case of impairment, the impairment
loss is reported as a deduction from the
carrying value of the financial assets
classified as loan and receivables
recognised in the profit or loss as
“Allowance for impairment losses”.
(b) Available-for-sale financial assets
(b) Aset keuangan tersedia untuk dijual
Aset keuangan dalam kelompok tersedia
untuk dijual adalah aset keuangan yang
ditetapkan untuk dimiliki selama periode
tertentu yang mungkin akan dijual dalam
rangka
pemenuhan
likuiditas
atau
perubahan suku bunga, valuta asing atau
yang tidak diklasifikasikan sebagai
pinjaman yang diberikan atau piutang,
aset keuangan yang diklasifikasikan
dalam kelompok dimiliki hingga jatuh
tempo atau aset keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Available-for-sale
investments
are
financial assets that are intended to be
held for indefinite period of time, which
may be sold in response to needs for
liquidity or changes in interest rates,
exchange rates or that are not classified
as loans and receivables, held-to-maturity
financial assets or financial assets at fair
value through profit or loss.
Pada saat pengakuan awalnya, aset
keuangan tersedia untuk dijual diakui pada
nilai wajarnya, ditambah biaya transaksi
dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya
dimana keuntungan atau kerugian diakui
pada laporan laba rugi komprehensif,
kecuali untuk kerugian penurunan nilai
dan laba rugi selisih kurs, hingga aset
keuangan dihentikan pengakuannya. Jika
aset keuangan tersedia untuk dijual
mengalami penurunan nilai, akumulasi
laba atau rugi yang sebelumnya diakui di
pendapatan komprehensif lainnya, diakui
pada laporan laba rugi. Pendapatan bunga
dihitung menggunakan metode suku
bunga efektif.
Available-for-sale financial assets are
initially recognised at fair value, plus
transaction
costs,
and
measured
subsequently at fair value with gains and
losses being recognised in the statement
of comprehensive income, except for
impairment losses and foreign exchange
gains and losses, until the financial assets
is derecognised. If an available-for-sale
financial asset is determined to be
impaired, the cumulative gain or loss
previously
recognised
in
other
comprehensive income is recognised in
profit or loss. Interest income is calculated
using the effective interest rate method.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/8 Page
187
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
c.
2.
Instrumen keuangan (lanjutan)
c.
Financial instruments (continued)
(c) Recognition
(c) Pengakuan
Bank menggunakan akuntansi tanggal
perdagangan untuk mencatat seluruh
transaksi aset keuangan yang lazim
(normal).
188
ACCOUNTING POLICIES (continued)
The Bank uses trade date accounting for
regular way contracts when recording all
financial asset transactions.
Liabilitas keuangan
Financial liabilities
Bank mengklasifikasikan liabilitas keuangan
dalam kategori liabilitas keuangan yang diukur
dengan biaya perolehan diamortisasi.
The Bank classifies its financial liabilities in the
category of financial liabilities measured at
amortised cost.
Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan
sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi
dikategorikan ke dalam liabilitas keuangan yang
diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan
yang
diukur
dengan
biaya
perolehan
diamortisasi diukur pada nilai wajar dikurangi
biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, Bank
mengukur seluruh liabilitas keuangan yang
diukur dengan biaya perolehan diamortisasi
dengan menggunakan metode suku bunga
efektif/imbal bagi hasil. Amortisasi suku bunga
efektif diakui sebagai “Beban bunga/bagi hasil”.
Financial liabilities that are not classified as at
fair value through profit and loss is categorised
into financial liabilities measured at amortised
cost. Financial liabilities measured at
amortised cost are initially recognised at fair
value less transaction costs. After initial
recognition, the Bank measures all financial
liabilities at amortised cost using effective
interest rates method. Effective interest
rate/effective rate return amortisation is
recognised
as
“Interest
expense/profit
sharing”.
Penentuan nilai wajar
Determination of fair value
Nilai wajar adalah jumlah suatu aset
dipertukarkan atau liabilitas diselesaikan, antara
pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki
pengetahuan memadai dalam suatu transaksi
yang wajar.
Fair value is the amount for which an asset
could be exchanged or a liability settled,
between knowledgeable, willing parties in an
arm's length transaction.
Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi
di pasar aktif jika harga kuotasi tersedia
sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin
dari bursa, pedagang efek (dealer), perantara
efek (broker), kelompok industri, badan
pengawas (pricing service or regulatory agency)
dan harga tersebut mencerminkan transaksi
pasar yang aktual dan rutin dalam suatu
transaksi yang wajar. Jika kriteria di atas tidak
terpenuhi, maka pasar aktif dinyatakan tidak
tersedia. Indikasi-indikasi dari pasar tidak aktif
adalah terdapat selisih yang besar antara harga
penawaran dan permintaan atau kenaikan
signifikan dalam selisih harga penawaran dan
permintaan dan hanya terdapat beberapa
transaksi terkini.
A financial instrument is regarded as quoted in
an active market if quoted prices are readily
and regularly available from an exchange,
dealer, broker, industry group, pricing service
or regulatory agency and those prices
represent actual and regularly occurring
market transactions on an arm’s length basis.
If the above criteria are not met, the market is
regarded as being inactive. Indications that a
market is inactive are when there is a wide
bid-offer spread or significant increase in the
bid-offer spread or there are few recent
transactions.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/9 Page
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
c.
2.
Instrumen keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued)
c.
Financial instruments (continued)
Penentuan nilai wajar (lanjutan)
Determination of fair value (continued)
Untuk instrumen keuangan yang tidak
mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai
wajar ditetapkan dengan mengacu pada nilai
wajar instrumen lain yang substansinya sama
atau dihitung berdasarkan arus kas yang
diharapkan terhadap aset bersih atas instrumen
keuangan tersebut.
For financial instruments with no quoted
market price, a reasonable estimate of the fair
value is determined by reference to the current
market value of another instrument which
substantially have the same characteristic or
calculated based on the expected cash flows
of the underlying net asset base of the
financial instruments.
Bank tidak memiliki instrumen keuangan yang
harga kuotasi pasarnya tidak tersedia.
The Bank has no financial instrument where a
quoted market price is not available.
Penghentian pengakuan
Derecognition
Penghentian
pengakuan
aset
keuangan
dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas
yang berasal dari aset keuangan tersebut
berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut
telah ditransfer dan secara substansial seluruh
risiko dan manfaat atas kepemilikan aset telah
ditransfer (jika, secara substansial seluruh risiko
dan manfaat tidak ditransfer, maka Bank
melakukan
evaluasi
untuk
memastikan
keterlibatan berkelanjutan atas pengendalian
yang
masih
dimiliki
tidak
mencegah
penghentian pengakuan). Liabilitas keuangan
dihentikan pengakuannya ketika liabilitas telah
dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Financial assets are derecognised when the
contractual rights to receive the cash flows
from these assets have ceased to exist or the
assets have been transferred and substantially
all the risks and rewards of ownership of the
assets are also transferred (that is, if
substantially all the risks and rewards have not
been transferred, the Bank evaluates to
ensure that continuing involvement on the
basis of any retained powers of control does
not prevent derecognition). Financial liabilities
are derecognised when they have been
redeemed or otherwise extinguished.
Reklasifikasi aset keuangan
Reclassification of financial assets
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi (jika aset keuangan
tidak disyaratkan untuk diklasifikasikan sebagai
diperdagangkan pada saat pengakuan awal)
dapat direklasifikasikan ke pinjaman yang
diberikan dan piutang jika memenuhi definisi
pinjaman yang diberikan dan piutang dan
entitas memiliki intensi dan kemampuan
memiliki aset keuangan untuk masa mendatang
yang dapat diperkirakan atau hingga jatuh
tempo.
Financial assets at fair value through profit or
loss (if had not been required to be classified
as held for trading at initial recognition) could
be reclassified as loans and receivables if it
met the definition of loans and receivables
and entity has the intention and ability to hold
the financial assets for foreseable future or
until maturity date.
Bank tidak diperkenankan mengklasifikasikan
aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga
jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau
dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya,
telah menjual atau mereklasifikasi investasi
dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang
lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum
jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak
signifikan dibandingkan dengan total nilai
investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali
penjualan atau reklasifikasi tersebut:
The Bank shall not classify any financial
assets as held-to-maturity if the Group has,
during the current financial year or during the
two preceding financial years, sold or
reclassified more than an insignificant amount
of held-to-maturity investments before maturity
(more than insignificant in relation to the total
amount of held-to-maturity investments) other
than sales or reclassifications that:
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/10 Page
189
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
c.
190
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
2.
Instrumen keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued)
c.
Financial instruments (continued)
Reklasifikasi aset keuangan (lanjutan)
Reclassification
(continued)
(a) dilakukan ketika aset keuangan sudah
mendekati jatuh tempo atau tanggal
pembelian kembali dimana perubahan suku
bunga tidak akan berpengaruh secara
signifikan terhadap nilai wajar aset
keuangan tersebut;
(b) terjadi setelah Bank telah memperoleh
secara substansial seluruh jumlah pokok
aset keuangan tersebut sesuai jadwal
pembayaran atau Bank telah memperoleh
pelunasan dipercepat; atau
(c) terkait dengan kejadian tertentu yang
berada di luar kendali Bank, tidak berulang,
dan tidak dapat diantisipasi secara wajar
oleh Bank.
(a) are so close to maturity or the financial
asset's call date that changes in the
market rate of interest would not have a
significant effect on the financial asset's
fair value;
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok
dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok
tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai
wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang
belum direalisasi tetap dilaporkan dalam
komponen ekuitas sampai aset keuangan
tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada
saat keuntungan atau kerugian kumulatif yang
sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui
pada laporan laba rugi.
Reclassification of financial assets from heldto-maturity classification to available-for-sale is
recorded at fair value. Unrealised gains or
losses are recorded as part of equity
component until the financial assets is
derecognised, at which time the cumulative
gain or loss previously recognised in equity
shall be recognised in profit or loss.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok
tersedia untuk dijual ke kelompok dimiliki hingga
jatuh tempo dicatat pada nilai tercatat.
Keuntungan atau kerugian yang belum
direalisasi harus diamortisasi menggunakan
metode suku bunga efektif sampai dengan
tanggal jatuh tempo instrumen tersebut.
Reclassification of financial assets from
available-for-sale
to
held-to-maturity
classification is recorded at carrying amount.
The unrealised gains or losses are amortised
by using effective interest rate method up to
the maturity date of that instrument.
Klasifikasi atas instrumen keuangan
Classification of financial instrument
Bank mengklasifikasikan instrumen keuangan
ke
dalam
klasifikasi
tertentu
yang
mencerminkan sifat dari informasi dan
mempertimbangkan karakteristik dari instrumen
keuangan tersebut. Klasifikasi ini dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
The Bank classifies the financial instruments
into classes that reflects the nature of
information and take into account the
characteristic of those financial instruments.
The classification can be seen in the table
below:
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/11 Page
of
financial
assets
(b) occur after the Bank has collected
substantially all of the financial asset's
original principal through scheduled
payments or prepayments; or
(c) are attributable to an isolated event that is
beyond the Bank control, is non-recurring
and could not have been reasonably
anticipated by the Bank.
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
c.
2.
Instrumen keuangan (lanjutan)
Klasifikasi
(lanjutan)
atas
instrumen
ACCOUNTING POLICIES (continued)
c.
keuangan
Financial instruments (continued)
Classification
(continued)
Kategori/
Category
of
financial
Golongan/
Class
instrument
Subgolongan/
Subclasses
Kas/Cash
Giro pada Bank Indonesia/Current accounts with Bank Indonesia
Giro pada bank lain/Current accounts with other banks
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain/Placements with
Bank Indonesia and other banks
Aset keuangan/
Financial assets
Pinjaman yang diberikan dan
piutang/Loans and receivables
Piutang murabahah/Murabahah receivables
Pinjaman yang diberikan/Loans
Efek-efek tersedia untuk dijual/Marketable securities available-for-sale
Pendapatan bunga yang masih akan diterima/Accrued Interest
income
Aset lain-lain/Other assets
Uang muka/Advance payment
Lain-lain/Others
Liabilitas segera/Liabilities due immediately
Bagi hasil yang belum dibagikan/Undistributed revenue sharing
Liabilitas
keuangan/
Financial
liabilities
Liabilitas keuangan yang diukur
dengan
biaya
perolehan
diamortisasi/Financial liabilities at
amortised cost
Simpanan nasabah/Deposits from customers
Beban bunga yang masih harus dibayar/Accrued interest expenses
Liabilitas lain-lain/Other
liabilities
Komitmen dan
kontinjensi
instrumen
keuangan/
Commitment
and contingency
financial
instruments
Utang kepada pihak
ketiga/Payable to third parties
Lainnya/Others
Fasilitas pinjaman yang diberikan yang belum digunakan/Unused loan facilities granted
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/12 Page
191
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
c.
d.
e.
192
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
2.
Instrumen keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued)
c.
Financial instruments (continued)
Saling hapus instrumen keuangan
Off-setting financial instruments
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling
hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam
laporan posisi keuangan jika memiliki hak yang
berkekuatan hukum untuk melakukan saling
hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut
dan terdapat intensi untuk menyelesaikan
secara neto atau untuk merealisasikan aset dan
menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan.
Financial assets and liabilities are offset and
the net amount reported in the statements of
financial position when there is a legally
enforceable right to offset the recognised
amounts and there is an intention to settle on
a net basis or realise the asset and settle the
liability simultaneously.
Transaksi dengan pihak-pihak berelasi
d.
Transactions with related parties
Bank menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010),
“Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi” yang
mensyaratkan
pengungkapan
hubungan,
transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi,
termasuk komitmen, dalam laporan keuangan.
The Bank implemented the SFAS No. 7
(Revised 2010), “Related Party Disclosure”
which requires the diclosures of related party
relationship, transaction and balance with
related parties, including commitments, in the
financial statements.
Suatu pihak dianggap pihak berelasi dengan
Bank jika:
A party is considered as related party of
Bank if:
a. perusahaan di bawah pengendalian Bank;
b. perusahaan asosiasi;
c. investor yang memiliki hak suara, yang
memberikan investor
tersebut suatu
pengaruh yang signifikan;
d. perusahaan
di
bawah
pengendalian
investor yang dijelaskan dalam poin c di
atas;
e. karyawan kunci dan anggota keluarganya;
dan;
f. entitas yang dikendalikan, dikendalikan
bersama atau dipengaruhi secara signifikan
oleh Pemerintah.
a. entities under the control of the Bank;
b. associated companies;
c. investors with voting rights that give them
significant influence;
Seluruh transaksi dan saldo yang material
dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan yang relevan
dan rinciannya telah disajikan dalam Catatan
37.
All material transactions and balances with
the related parties are disclosed in the
relevant notes to the financial statements and
the detail is presented in Note 37.
Cadangan kerugian penurunan nilai aset
keuangan
d. entities controlled by investors under
point c above;
e. key employees and family members and;
f.
e.
entity that is controlled, jointly controlled
or
significantly
influenced
by
Government.
Allowance for
financial assets
impairment
losses
on
Penyisihan kerugian aset produktif dan aset
non-produktif
Allowance for possible losses on earning and
non-earning assets
Saldo aset produktif terdiri dari penempatan
pada Bank Indonesia dalam bentuk Fasilitas
Simpanan Bank Indonesia Syariah (FASBIS)
dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS),
giro pada bank lain, penempatan pada bank
lain, piutang murabahah, serta komitmen dan
kontinjensi yang berisiko kredit/pembiayaan.
Earning assets consist of placements with
Bank Indonesia in the form of Bank Indonesia
Sharia Deposit Facilities (FASBIS), Bank
Indonesia Sharia Certificate (SBIS), current
accounts with other banks, placements with
other banks, murabahah receivables, and
commitments and contingencies which carry
credit/financing risk.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/13 Page
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
e.
2.
ACCOUNTING POLICIES (continued)
Cadangan kerugian penurunan nilai aset
keuangan (lanjutan)
e.
Allowance for impairment
financial assets (continued)
losses
on
Penyisihan kerugian aset produktif dan aset
non-produktif (lanjutan)
Allowance for possible losses on earning and
non-earning assets (continued)
Aset non-produktif adalah aset selain aset
produktif yang memiliki potensi kerugian,
antara lain dalam bentuk agunan yang diambil
alih. Agunan yang diambil alih (“AYDA”) adalah
aset yang diperoleh Bank dalam hal debitur
tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank.
AYDA yang dimiliki oleh Bank adalah terkait
dengan pinjaman konvensional.
Non-earning assets represent assets other
than earning assets, which have potential
loss, such as foreclosed asset. Foreclosed
assets (“AYDA”) represent assets acquired by
the Bank in the event that the debtor does not
meet its obligations to the Bank. Foreclosed
assets held by the Bank are associated with
conventional loan.
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia
(“PBI”), Bank mengklasifikasikan aset produktif
ke dalam satu dari lima kategori dan aset nonproduktif ke dalam satu dari empat kategori.
Aset produktif tidak bermasalah (performing)
diklasifikasikan sebagai “Lancar” dan “Dalam
Perhatian Khusus”, sedangkan aset produktif
bermasalah (non-performing) diklasifikasikan ke
dalam tiga kategori yaitu: “Kurang Lancar”,
“Diragukan” dan “Macet”. Kategori untuk aset
non-produktif terdiri dari “Lancar”, “Kurang
Lancar”, “Diragukan”, dan “Macet”.
In
accordance
with
Bank
Indonesia
Regulations (“PBI”), the Bank classifies
earning assets into one of five categories and
non-earning assets into one of four categories.
Performing earning assets are categorized as
“Current” and “Special Mention”, while nonperforming earning assets are categorized into
three categories: “Substandard”, “Doubtful”,
and “Loss”. Non-Earning assets are divided
into “Current”, “Substandard”, “Doubtful”, and
“Loss”.
Penilaian kualitas aset bank umum berdasarkan
prinsip syariah diatur dalam Peraturan Bank
Indonesia (“PBI”) No. 8/21/PBI/2006 tanggal 5
Oktober 2006 yang mana dalam pasal-pasal
tertentunya telah diubah dengan PBI No.
9/9/PBI/2007 tanggal 18 Juni 2007, PBI No.
10/24/PBI/2008 tanggal 16 Oktober 2008. PBI
tersebut di atas telah dicabut dan diganti
dengan PBI No.13/13/PBI/2011 tanggal 24
Maret 2011 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva
bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah”.
The assessment of asset quality of commercial
banks under sharia principle is regulated by
Bank
Indonesia
Regulation
(“PBI”)
No. 8/21/PBI/2006 dated 5 October 2006
whereby certain articles are amended with
PBI No. 9/9/PBI/2007 dated 18 June 2007, PBI
No. 10/24/PBI 2008 dated 16 October 2008.
The above mentioned PBI has been revoked
and replaced by PBI No.13/13/PBI/2011 dated
24 March 2011 regarding “Assessment of the
Quality of Assets of Sharia Commercial Bank
and Sharia Business Unit”.
Pedoman pembentukan cadangan kerugian
penurunan nilai aset produktif berdasarkan
Peraturan Bank Indonesia tersebut adalah
sebagai berikut:
The guidelines in determining the allowance
for impairment losses on earning assets based
on Bank Indonesia regulations are as follows:
a.
a.
Cadangan umum, sekurang-kurangnya
sebesar 1% dari aset produktif yang
digolongkan
lancar,
tidak
termasuk
Sertifikat Bank Indonesia Syariah dan surat
berharga yang diterbitkan pemerintah
berdasarkan prinsip syariah, serta bagian
aset produktif yang dijamin dengan jaminan
pemerintah dan agunan tunai berupa giro,
tabungan, deposito berjangka, setoran
jaminan, dan/atau emas yang diblokir dan
disertai dengan surat kuasa pencairan.
General reserve shall be no less than 1%
of total earning assets classified as
current, excluding Bank Indonesia Syariah
Certificates and securities issued by the
government based on sharia principles,
and part of earning assets guaranteed by
government and cash collateral in the
form of demand deposits, saving deposits,
time deposits, guarantee deposits, and/or
gold which are pledged accompanied with
the power of attorney to liquidate.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/14 Page
193
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
e.
2.
ACCOUNTING POLICIES (continued)
Cadangan kerugian penurunan nilai aset
keuangan (lanjutan)
e.
Allowance for impairment
financial assets (continued)
on
Penyisihan kerugian aset produktif dan aset
non-produktif (lanjutan)
Allowance for possible losses on earning and
non-earning assets (continued)
b.
b.
Cadangan khusus, sekurang-kurangnya
sebesar:
1) 5%
dari
aset
produktif
yang
digolongkan Dalam Perhatian Khusus
setelah dikurangi agunan; dan
2) 15% dari aset produktif yang
digolongkan Kurang Lancar setelah
dikurangi agunan; dan
3) 50% dari aset produktif yang
digolongkan
Diragukan
setelah
dikurangi agunan; dan
4) 100% dari aset produktif yang
digolongkan Macet setelah dikurangi
nilai agunan.
Special reserve, shall be at least:
1)
2)
3)
4)
5% of earning assets classified as
Special Mention after deducting the
collateral value; and
15% of earning assets classified as
Substandard after deducting the
collateral value; and
50% of earning assets classified as
Doubtful after deducting the collateral
value; and
100% of earning assets classified as
Loss after deducting the collateral
value.
Kualitas surat-surat berharga dan penempatan
pada bank lain ditetapkan menjadi 3 (tiga)
golongan yaitu:
The rating quality of securities and placements
with other banks are determined in 3 (three)
groups, namely:
a.
a.
Lancar, apabila:
1) Memiliki peringkat investasi atau lebih
tinggi dari lembaga pemeringkat (rating
agency) yang diakui oleh Bank
Indonesia dan diterbitkan dalam waktu
satu tahun terakhir;
2) Pembayaran bagi hasil/marjin/fee yang
berkala atau kewajiban lain yang
sejenis dilakukan dalam jumlah dan
waktu yang tepat, sesuai dengan akad;
b.
3)
Kurang Lancar, apabila:
1) Memiliki peringkat investasi atau lebih
tinggi dari lembaga pemeringkat (rating
agency) yang diakui oleh Bank
Indonesia dan diterbitkan dalam waktu
satu tahun terakhir;
2) Terdapat penundaan pembayaran bagi
hasil/marjin/fee berkala atau kewajiban
lain yang sejenis;
b.
3)
Macet, apabila surat berharga tidak
memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud
di atas.
Cadangan penghapusan aset untuk komitmen
dan kontinjensi yang dibentuk disajikan sebagai
liabilitas di laporan posisi keuangan pada akun
Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/15 Page
c.
Payment for profit sharing/margins/
periodic fees or other similar
obligations were made in the amount
and the right time, in accordance
with the contract;
Not yet mature.
Substandard, if:
1)
Have an investment rating or higher
rating than the rating agency
recognised by Bank Indonesia and
published in the past one year;
2)
3) Belum jatuh tempo.
c.
Current, if:
1) Have an investment rating or higher
rating than the rating agency
recognised by Bank Indonesia and
was published in the past one year;
2)
3) Belum jatuh tempo.
194
losses
There is postponement on the
payment of profit sharing/margins/
periodic fees or other similar
obligations;
Not yet mature.
Loss, if the securities do not meet the
criteria referred to above.
Allowance for losses on commitments and
contingencies is recorded as liability in the
statements of financial position under the
account Estimated Losses on Commitments
and Contingencies.
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
e.
2.
ACCOUNTING POLICIES (continued)
Cadangan kerugian penurunan nilai aset
keuangan (lanjutan)
e.
Allowance for impairment
financial assets (continued)
losses
on
Penyisihan kerugian aset produktif dan aset
non-produktif (lanjutan)
Allowance for possible losses on earning and
non-earning assets (continued)
Persentase cadangan penghapusan aset di
atas diterapkan terhadap saldo aset produktif
setelah dikurangi dengan nilai agunan sesuai
dengan Peraturan Bank Indonesia, kecuali
untuk aset produktif yang diklasifikasikan lancar
dan tidak dijamin dengan agunan tunai, dimana
persentase cadangan penghapusan aset
diterapkan terhadap saldo aset produktif yang
bersangkutan dan komitmen dan kontinjensi.
The above allowance percentages are applied
to earning assets after deducting the collateral
value, in accordance with Bank Indonesia
Regulations, except for earning assets
categorized as current and not secured by
cash collateral, where the rate is applied
directly to the outstanding balance of earning
assets, commitments and contingencies.
Adapun penggunaan nilai agunan sebagai
faktor pengurang dalam perhitungan cadangan
penghapusan aset di atas tidak dapat dilakukan
untuk aset non-produktif.
The use of collateral as deduction factor in
computing the allowance for impairment losses
is not applicable in the case of non-earning
assets.
Bank dalam melakukan perhitungan cadangan
penghapusan belum memperhitungkan seluruh
agunan yang ada antara lain karena jangka
waktu penilaian agunan yang dilakukan telah
melampaui jangka waktu 24 (dua puluh empat)
bulan atau telah terjadi penurunan nilai agunan.
In computing the allowance for losses, the
Bank does not consider all the existing
collaterals because among other reasons the
appraisal date of such assets had exceeded
the 24 (twenty-four) months period or the
collateral value is already impaired.
Saldo aset produktif yang memiliki kualitas
macet dihapusbukukan dengan cadangan
penghapusan asetnya pada saat manajemen
berpendapat bahwa aset produktif sulit untuk
direalisasi atau ditagih. Penerimaan kembali
aset produktif yang telah dihapusbukukan
dicatat
sebagai
penambahan
cadangan
kerugian peurunan nilai aset produktif selama
tahun berjalan. Jika penerimaan melebihi nilai
pokok, kelebihan tersebut diakui sebagai
pendapatan marjin.
The outstanding balances of earning assets
classified as loss is written off against the
respective allowance for losses when
management believes that recovery is no
longer possible. Recovery of earning assets
previously written off is recorded as an
addition to allowance for impairment losses on
earning assets during the year of recovery. If
recovery exceeds the principal amount, the
excess is recognised as margin income.
Cadangan kerugian penghapusan untuk
aset
non-produktif
berdasarkan
PBI
No. 13/13/PBI/2011 adalah sebagai berikut:
Allowance for impairment losses on nonearning
assets
based
on
PBI
No.13/13/PBI/2011 is as follows:
Klasifikasi
Agunan yang diambil alih dan
properti terbengkalai
≤ 1 tahun
> 1 tahun
Rekening antar kantor dan
suspense account
≤ 6 bulan
> 6 bulan
Persentase
Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai/
Allowance for
Impairment Losses
Percentage
Classification
1%
100%
Foreclosed assets and
abandoned properties
≤ 1 year
> 1 year
1%
100%
Inter-office accounts and
suspense accounts
≤ 6 months
> 6 months
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/16 Page
195
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
e.
2.
ACCOUNTING POLICIES (continued)
Cadangan kerugian penurunan nilai aset
keuangan (lanjutan)
Allowance for impairment
financial assets (continued)
losses
on
Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya
perolehan diamortisasi
Financial assets carried at amortised cost
Pada
setiap
tanggal
pelaporan,
Bank
mengevaluasi apakah terdapat bukti yang
obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok
aset keuangan mengalami penurunan nilai.
The Bank assesses at each reporting date
whether there is objective evidence that a
financial asset or group of financial assets is
impaired.
Aset keuangan atau kelompok aset keuangan
diturunkan nilainya dan kerugian penurunan
nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat
bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai
tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih
peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal
aset tersebut (“peristiwa yang merugikan”), dan
peristiwa yang merugikan tersebut berdampak
pada estimasi arus kas masa depan atas aset
keuangan atau kelompok aset keuangan yang
dapat diestimasi secara handal.
A financial asset or a group of financial assets
is impaired and the impairment losses are
incurred only if there is objective evidence of
impairment as a result of one or more events
that occurred after the initial recognition of the
asset (a “loss event”) and that loss event (or
events) has an impact on the estimated future
cash flows of the financial asset or group of
financial assets that can be reliably estimated.
Kriteria yang digunakan oleh Bank untuk
menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai
adalah:
a) kesulitan keuangan signifikan yang dialami
penerbit atau pihak peminjam;
b) pelanggaran kontrak, seperti terjadinya
wanprestasi atau tunggakan pembayaran
pokok atau bunga;
c) pihak pemberi pinjaman, dengan alasan
ekonomi atau hukum sehubungan dengan
kesulitan keuangan yang dialami pihak
peminjam,
memberikan
keringanan
(konsesi) pada pihak peminjam yang tidak
mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak
mengalami kesulitan;
d) terdapat
kemungkinan
bahwa
pihak
peminjam akan dinyatakan pailit atau
melakukan reorganisasi keuangan lainnya;
e) hilangnya pasar aktif dari aset keuangan
akibat kesulitan keuangan; atau
The criteria used by the Bank to determine
that there is objective evidence of an
impairment loss include:
a) significant financial difficulty of the issuer
or obligor;
b) a breach of contract, such as a default or
delinquency in interest or principal
payments;
c) the lender, for economic or legal reasons
relating to the borrower’s financial
difficulty, granting to the borrower a
concession that the lender would not
otherwise consider;
f)
f)
data
yang
dapat
diobservasi
mengindikasikan adanya penurunan yang
dapat diukur atas estimasi arus kas masa
datang.
Estimasi kerugian periode antara terjadinya
peristiwa dan teridentifikasinya kerugian
ditentukan oleh manajemen untuk setiap
portofolio yang diidentifikasi.
196
e.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/17 Page
d)
e)
it becomes probable that the borrower will
enter bankruptcy or other financial
reorganisation;
the disappearance of an active market for
that financial asset because of financial
difficulties; or
observable data indicating that there is a
measurable decrease in the estimated
future cash flows.
The estimated period between a loss
occurring and its identification is determined
by the management for each identified
portfolio.
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
e.
2.
ACCOUNTING POLICIES (continued)
Cadangan kerugian penurunan nilai aset
keuangan (lanjutan)
e.
Allowance for impairment
financial assets (continued)
losses
on
Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya
perolehan diamortisasi (lanjutan)
Financial assets carried at amortised cost
(continued)
Pada awalnya, Bank menentukan apakah
terdapat bukti obyektif seperti tersebut di atas
mengenai penurunan nilai atas aset keuangan.
Penilaian individual dilakukan atas aset
keuangan yang signifikan yang mengalami
penurunan nilai. Aset keuangan yang tidak
signifikan namun mengalami penurunan nilai
dimasukkan dalam kelompok aset keuangan
yang memiliki karakteristik risiko yang serupa
dan dilakukan penilaian secara kolektif.
Initially, the Bank assesses whether objective
evidence of impairment for financial asset
exists as described above. An individual
assessment is performed on the significant
impaired financial asset. The impaired
financial assets which are not classified as
individually significant are included in a group
of financial asset with similar credit risk
characteristics and collectively assessed.
Jumlah kerugian penurunan nilai diukur
berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset
keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus
kas masa datang (kecuali kerugian yang timbul
di masa depan dari pinjaman yang diberikan)
yang didiskontokan menggunakan tingkat suku
bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut.
Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui
akun cadangan kerugian penurunan nilai dan
beban kerugian diakui pada laporan laba rugi.
Jika pinjaman yang diberikan atau investasi
dimiliki hingga jatuh tempo memiliki suku bunga
variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan
untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai
adalah suku bunga efektif terkini yang berlaku
yang ditetapkan dalam kontrak.
The amount of the loss is measured as the
difference between the asset’s carrying
amount and the present value of estimated
future cash flows (excluding future losses
from loans and receivables that have not been
incurred) discounted at the financial asset’s
original effective interest rate. The carrying
amount of the asset is reduced through the
use of an allowance account and the amount
of the loss is recognised in the profit or loss. If
a loan or held-to-maturity investment has a
variable interest rate, the discount rate for
measuring any impairment loss is the current
effective interest rate determined under the
contract.
Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas
masa datang atas aset keuangan dengan
agunan
(collateralised
financial
asset)
mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan
dari pengambilalihan agunan dikurangi biayabiaya untuk memperoleh dan menjual agunan,
terlepas apakah pengambilalihan tersebut
berpeluang terjadi atau tidak.
The calculation of the present value of the
estimated future cash flows of a collateralised
financial asset reflects the cash flows that
may result from foreclosure less costs for
obtaining and selling the collateral, whether or
not foreclosure is probable.
Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara
kolektif,
aset
keuangan
dikelompokkan
berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit
seperti mempertimbangkan segmentasi kredit
dan status tunggakan.
For the purpose of a collective evaluation of
impairment, financial assets are grouped on
the basis of similar credit risk characteristics
such as considering credit segmentation and
past due status.
Perhitungan penurunan nilai secara individu
Individual impairment calculation
Bank menetapkan pinjaman yang diberikan
harus dievaluasi penurunan nilainya secara
individual jika pinjaman yang diberikan secara
individual memiliki nilai signifikan dan memiliki
bukti obyektif penurunan nilai.
The Bank determines that financing should be
evaluated for impairment individually for loan
which individually have significant value and
objective evidence of impairment.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/18 Page
197
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
e.
198
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
2.
ACCOUNTING POLICIES (continued)
Cadangan kerugian penurunan nilai aset
keuangan (lanjutan)
e.
Allowance for impairment
financial assets (continued)
losses
on
Perhitungan penurunan nilai secara individu
(lanjutan)
Individual impairment calculation (continued)
Berdasarkan kriteria di atas,
penilaian secara individual
dengan nilai nominal lebih
20.000.000 (nilai penuh) per
kolektibilitas kurang lancar,
macet.
Bank melakukan
untuk pinjaman
besar dari Rp
nasabah dengan
diragukan, dan
Based on the criteria above, the Bank
performs individual assessment for loan with
minimum amount of Rp 20,000,000 (full
amount)
per
debtor
with
collectibility
classification as substandard, doubtful, and
loss.
Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas
masa datang atas pinjaman dengan agunan
mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan
dari pengambilalihan agunan dikurangi biayabiaya untuk memperoleh dan menjual agunan,
terlepas apakah pengambilalihan tersebut
berpeluang terjadi atau tidak.
The calculation of the present value of the
estimated future cash flows of collateralised
loans reflects the cash flows that may result
from foreclosure less costs for obtaining and
selling the collateral, whether or not
foreclosure is probable.
Perhitungan penurunan nilai secara kolektif
Collective impairment calculation
Bank menetapkan pinjaman yang diberikan
yang harus dievaluasi penurunan nilainya
secara kolektif, jika memenuhi salah satu
kriteria di bawah ini:
The Bank determines loans to be evaluated for
impairment through collective evaluation if one
of the following criteria is met:
1. Pinjaman yang diberikan yang secara
individual memiliki nilai tidak signifikan; atau
1. Loans which individually have insignificant
value; or
2. Pinjaman yang diberikan yang secara
individual memiliki nilai signifikan namun
tidak memiliki bukti obyektif penurunan nilai.
2. Loans which individually have significant
value but there is no objective evidence of
impairment.
Cadangan kerugian penurunan nilai atas
pinjaman yang diberikan yang dinilai secara
kolektif dihitung berdasarkan pengalaman
kerugian historis. Pengalaman kerugian historis
disesuaikan menggunakan dasar data yang
dapat diobservasi untuk mencerminkan efek
dari kondisi saat ini terhadap Bank dan
menghilangkan efek dari masa lalu yang sudah
tidak berlaku saat ini. Pinjaman yang diberikan
dikelompokkan berdasarkan karakteristik risiko
kredit yang sama antara lain dengan
mempertimbangkan segmentasi dan tunggakan
debitur.
Calculation of allowance for impairment
lossess on loans are collectively evaluated on
the basis of historical loss experience.
Historical loss experience is adjusted on the
basis of current observable data to reflect the
effects of current conditions affecting the Bank
and to remove the effects of conditions in the
historical period that do not currently exist.
Loans are classified on the basis of similar
credit risk characteristics by considering the
segmentation and past due status of the
debtors, among others.
Bank menggunakan metode analisis model
statistik seperti, migration analysis method
untuk menilai cadangan kerugian penurunan
nilai.
The Bank applies statistical model analysis
method, which is migration analysis method, to
assess the allowance for impairment losses.
Bank menerapkan migration analysis method
dengan menggunakan data historis dalam
menghitung PD dan LGD.
The Bank applies migration analysis method to
compute the PD and LGD.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/19 Page
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
e.
f.
2.
ACCOUNTING POLICIES (continued)
Cadangan kerugian penurunan nilai aset
keuangan (lanjutan)
e.
on
Collective impairment calculation (continued)
Bank menggunakan nilai wajar agunan sebagai
dasar arus kas masa datang apabila memenuhi
salah satu kondisi berikut:
1. Kredit bersifat collateral dependent, yaitu jika
pelunasan kredit hanya bersumber dari
agunan; atau
2. Pengambilalihan
agunan
kemungkinan
besar terjadi dan didukung dengan
perjanjian legal pengikatan agunan.
The Bank uses the fair value of collateral as
the basis for future cash flow if one of the
following conditions is met:
1. Loans is collateral dependent, i.e. if the
source of loans repayment is only from the
collateral; or
2. Foreclosure of collateral is most likely to
occur and supported by legally binding
collateral agreement.
Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan
yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi
diukur sebesar selisih antara nilai tercatat aset
keuangan dengan nilai kini estimasi arus kas
masa datang yang didiskonto menggunakan
suku bunga efektif awal dari aset keuangan
tersebut.
Impairment losses on financial assets carried
at amortised cost are measured as the
difference between the carrying amount of the
financial assets and present value of estimated
future cash flows discounted at the financial
assets' original effective interest rate.
Giro dan penempatan pada Bank Indonesia
f.
Current accounts and placements with
Bank Indonesia
Current accounts and placements with Bank
Indonesia are stated at their outstanding
balances.
Giro pada bank lain
g.
Current accounts with other banks
Current accounts with other banks are stated
at their outstanding balances, net of allowance
for impairment losses. Bonuses received from
sharia commercial banks are recognised as
other operating income. Interest income from
conventional commercial banks (if any) are not
recognised as the Bank’s income but are used
as part of the qardhul hasan funds.
Giro pada bank lain dinyatakan sebesar saldo
giro dikurangi dengan cadangan kerugian
penurunan nilai. Bonus yang diterima Bank dari
bank umum syariah diakui sebagai pendapatan
usaha lainnya. Penerimaan jasa giro dari bank
umum konvensional (jika ada) tidak diakui
sebagai pendapatan Bank dan digunakan untuk
dana kebajikan (qardhul hasan).
h.
losses
Perhitungan penurunan nilai secara kolektif
(lanjutan)
Giro dan penempatan pada Bank Indonesia
dinyatakan sebesar saldo giro dan penempatan.
g.
Allowance for impairment
financial assets (continued)
Penempatan pada bank lain
h.
Placements with other banks
Placements with other banks represent
placement in other Sharia Bank, Sharia
Bussiness Unit and/or rural Sharia Bank in the
form of current account, saving account,
deposits, financing and/or other placements
based on Sharia principles. Placement with
other banks are stated at their outstanding
balances, net of allowance for impairment
losses.
Penempatan pada bank lain adalah penanaman
dana pada Bank Umum Syariah, Unit Usaha
Syariah dan/atau BPR Syariah antara lain
dalam bentuk giro, tabungan, deposito,
pembiayaan, dan/atau bentuk penempatan
lainnya
berdasarkan
prinsip
Syariah.
Penempatan pada bank lain disajikan sebesar
saldo penempatan dikurangi cadangan kerugian
penurunan nilai.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/20 Page
199
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
i.
2.
ACCOUNTING POLICIES (continued)
Piutang murabahah
i.
Murabahah adalah transaksi penjualan barang
dengan menyatakan harga perolehan dan
keuntungan (marjin) yang disepakati oleh
penjual dan pembeli. Piutang murabahah
disajikan sebesar nilai bersih yang dapat
direalisasi, yakni saldo piutang dikurangi
cadangan kerugian. Keuntungan murabahah
yang ditangguhkan disajikan sebagai pos lawan
piutang murabahah.
j.
k.
Pinjaman yang diberikan
Murabahah is sales transaction for goods that
provides the purchase price and margin
agreed by both buyer and seller. Murabahah
receivables are stated at net realizable value,
that is, balance of the receivables less
allowance for impairment losses. Deferred
murabahah margin is presented as a contra
account of murabahah receivables.
j.
200
Loans
Pinjaman yang diberikan adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat disetarakan
dengan kas berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam-meminjam dengan debitur
yang mewajibkan debitur untuk melunasi utang
berikut bunganya setelah jangka waktu tertentu.
Loans represent disbursement of cash or cash
equivalent based on agreements with
borrowers, where borrowers are required to
repay their debts with interest after a specified
period.
Pinjaman yang diberikan diklasifikasikan
sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas
pinjaman yang diberikan dan piutang.
Loans are classified as loans and receivables.
Refer to Note 2c for the accounting policy of
loans and receivables.
Kerugian yang timbul dari restrukturisasi
pinjaman yang diberikan berkaitan dengan
modifikasi persyaratan pinjaman yang diberikan
diakui bila nilai kini dari jumlah penerimaan kas
yang akan datang yang telah ditentukan dalam
persyaratan pinjaman yang diberikan yang
baru, termasuk penerimaan yang diperuntukkan
sebagai bunga maupun pokok, adalah lebih
kecil dari nilai pinjaman yang diberikan yang
tercatat sebelum restrukturisasi.
Losses on loan restructuring in respect of
modification of the terms of the loans are
recognised only if the present value of total
future cash receipt specified by the new terms
of the loans, including both receipts
designated as interest and those designated
as loan principal, are less than the carrying
amount of loans before restructuring.
Biaya dibayar di muka
k.
Aset tetap dan aset tak berwujud
Prepayments
Prepayments are expenses which have been
incurred but have not been recognised as an
expense in the related period. Prepayments
are recognised as expenses in the profit or
loss when it is amortised in accordance with
the expected period of benefi by using straightline method.
Biaya dibayar di muka adalah beban yang telah
dikeluarkan tetapi belum diakui sebagai beban
pada periode terjadinya. Biaya dibayar di muka
akan diakui sebagai beban pada laporan laba
rugi pada saat diamortisasi sesuai dengan
masa manfaatnya dengan menggunakan
metode garis lurus.
l.
Murabahah receivables
l.
Property, plant
intangible assets
and
equipment
and
Aset tetap
Property, plant and equipment
Perlakuan akuntansi atas aset tetap Bank
sesuai dengan PSAK 16 (revisi 2011) – Aset
Tetap.
Accounting treatment for property, plant and
equipment of the Bank is in accordance with
SFAS 16 (revised 2011) – Property, plant and
equipment.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/21 Page
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
informasi keuangan
data perusahaan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
l.
2.
ACCOUNTING POLICIES (continued)
Aset tetap dan aset tak berwujud (lanjutan)
l.
Property, plant and equipment
intangible assets (continued)
and
Aset tetap (lanjutan)
Property, plant and equipment (continued)
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan
dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi
penurunan nilai (jika ada). Biaya perolehan
termasuk biaya penggantian bagian aset tetap
saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi
kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat
inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya
inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat
(carrying amount) aset tetap sebagai suatu
penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan,
(jika ada). Semua biaya pemeliharaan dan
perbaikan yang tidak memenuhi kriteria
pengakuan diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif pada saat terjadinya. Pada setiap
akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat,
dan metode penyusutan ditelaah kembali dan
jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan
secara prospektif.
Property, plant and equipment are stated at
cost less accumulated depreciation and
impairment losses (if any). Acquisition cost
includes the cost of replacing parts of property,
plant and equipment when the cost is incurred,
if the recognition criteria are met. Likewise,
when a major inspection is performed, its cost
is recognised in the carrying amount of the
property, plant and equipment as a
replacement, if the recognition criteria are
fullfiled (if any). All other repairs and
maintenance cost that do not meet the
recognition criteria are recognised in the
statements of comprehensive income as
incurred. At end of the period, the residual
value, useful lives, and depreciation method
are reviewed and if appropriate with the
condition, adjusted prospectively.
Tanah tidak disusutkan. Aset tetap, selain
tanah, disusutkan selama taksiran masa
manfaat ekonomis aset tetap dengan metode
garis lurus dan diakui sebesar harga perolehan
setelah
dikurangi
dengan
akumulasi
penyusutan.
Land is not depreciated. Property, plant and
equipment, except land, are depreciated over
their expected useful lives using straight-line
method and are stated at cost less
accumulated depreciation.
Gedung
Golongan I:
Kendaraan bermotor
Perlengkapan kantor
Golongan II:
Kendaraan bermotor
Perlengkapan kantor
Kendaraan bermotor - program
kepemilikan kendaraan
bermotor karyawan
Leasehold improvement
Tahun/Years
Tarif/Rates
20
5%
4
4
25%
25%
5-8
5-8
20% - 12.5%
20% - 12.5%
5
sesuai masa sewa/
during lease period
20%
sesuai masa sewa/
during lease period
Buildings
Class I:
Vehicles
Office equipment
Class II:
Vehicles
Office equipment
Vehicles - employees car
ownership program
Leasehold improvement
Perlengkapan kantor terdiri dari perabotan dan
perlengkapan, instalasi, perangkat lunak dan
perangkat
keras
komputer,
peralatan
komunikasi dan peralatan kantor lainnya.
Office equipments consist of furniture and
fixtures, installation, computer software and
hardware, communication and other office
equipment.
Jumlah
tercatat
aset
tetap
dihentikan
pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat
tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang
diharapkan
dari
penggunaan
atau
pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari
penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai
perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan
dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan ke
dalam laporan laba rugi pada periode aset
tersebut dihentikan pengakuannya.
The carrying amount of property, plant and
equipment is derecognised upon disposal or
when no future economic benefits are
expected from its use or disposal. Any gain or
loss arising on derecognition of the property,
plant and equipment (calculated as the
difference between the net disposal proceeds
and the carrying amount of the assets) is
included in the profit or loss in the period when
the assets are derecognised.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/22 Page
201
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
l.
202
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
2.
ACCOUNTING POLICIES (continued)
Aset tetap dan aset tak berwujud (lanjutan)
l.
Property, plant and equipment
intangible assets (continued)
and
Aset tetap (lanjutan)
Property, plant and equipment (continued)
Bank menelaah apakah terdapat indikasi
penurunan nilai aset pada tanggal laporan
posisi keuangan. Apabila terdapat indikasi
penurunan nilai aset, Bank mengestimasi
jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset
tersebut. Kerugian penurunan nilai diakui
sebagai beban pada laporan laba rugi.
The Bank reviews whether there are
indications of impairment on the statements of
financial position date. If there are any
indications of impairment, the Bank estimates
the recoverable amount of the asset.
Impairment losses are charged to profit or
loss.
Aset tak berwujud
Intangible assets
Piranti lunak diakui sebesar harga perolehan
dan selanjutnya dicatat sebesar harga
perolehan dikurangi akumulasi amortisasi.
Software is recognised at acquisition cost and
subsequently carried at cost less accumulated
amortisation.
Biaya yang terkait dengan pemeliharaan
program piranti lunak diakui sebagai beban
pada saat terjadinya. Biaya pengembangan
yang dapat secara langsung diatribusikan dalam
pembuatan dan pengujian produk piranti lunak
yang dapat diidentifikasi oleh Bank diakui
sebagai aset tak berwujud.
Costs associated with maintaining software
programs are recognised as expense when
incurred. Development costs that are directly
attributable to the design and testing of
identifiable by the Bank is recognised as
intangible assets.
Biaya yang dapat diatribusikan secara langsung
dikapitalisasi sebagai bagian produk piranti
lunak mencakup beban pekerja pengembang
piranti lunak dan bagian overhead yang relevan.
Directly attributable costs that are capitalised
as part of the software product include the
software development employee costs and an
appropriate portion of relevant overheads.
Pengeluaran pengembangan yang lain yang
tidak memenuhi kriteria ini diakui sebagai beban
pada saat terjadinya. Biaya pengembangan
yang sebelumnya diakui sebagai beban tidak
dapat diakui sebagai aset pada periode
berikutnya.
Other development expenditures that do not
meet these criteria are recognised as an
expense as incurred. Development costs
previously recognised as an expense are not
recognised as an asset in a subsequent
period.
Biaya pengembangan piranti lunak diakui
sebagai aset yang diamortisasi selama estimasi
masa manfaat, yang tidak lebih dari empat
tahun atau tidak lebih dari tarif amortisasi 25%
dan dihitung dengan menggunakan metode
garis lurus.
Software development costs recognised as
assets are amortised over their estimated
useful lives, which does not exceed four years
or does not exceed 25% amortisation rate and
calculated using the straight-line method.
Aset tak berwujud dihentikan pengakuannya
saat aset tersebut dilepas atau ketika tidak lagi
terdapat manfaat masa depan yang diharapkan
dari penggunaan atau pelepasannya.
Intangible assets shall be derecognized on
disposal or when no future economic benefits
are expected from its use or disposal.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/23 Page
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
ACCOUNTING POLICIES (continued)
m. Aset lain-lain
n.
m. Other assets
Aset lain-lain antara lain terdiri dari uang muka,
biaya pendirian, setoran jaminan, aset yang
diambil alih dan lain-lain.
Other
assets
consist
of
advances,
establishment cost, deposits, foreclosed asset
and others.
Bank mengakui kerugian penurunan nilai untuk
aset lain-lain apabila taksiran jumlah yang dapat
diperoleh kembali (recoverable amount) dari
suatu aset lebih rendah dari nilai tercatatnya.
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan,
Bank
melakukan
penelaahan
untuk
menentukan
apakah
terdapat
indikasi
penurunan nilai. Pemulihan penurunan nilai
diakui sebagai keuntungan di laporan laba rugi
pada saat terjadinya.
The Bank recognises impairment of other
assets if the recoverable amount of the assets
is lower than the carrying value. At the
statements of financial position date, the Bank
evaluates the recoverable amount of the
assets to determine whether there is an
indication of impairment. Reversal of the
recoverable amount of assets is recognised as
gain in the profit or loss when incurred.
Liabilitas segera
n.
Liabilities due immediately represent the
Bank’s liabilities to other parties which should
be
settled
immediately
based
on
predetermined instructions by those having the
authority. Liabilities due immediately are stated
at the amounts of Bank liabilities to the trustor.
Liabilitas segera merupakan kewajiban Bank
kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera
dibayarkan sesuai perintah pemberi amanat
perjanjian
yang
ditetapkan
sebelumnya.
Liabilitas segera dinyatakan sebesar nilai
kewajiban Bank kepada pemberi amanat.
o.
Liabilities due immediately
Simpanan nasabah
o.
Deposits from customers
Simpanan nasabah adalah dana yang
dipercayakan oleh masyarakat kepada Bank
berdasarkan perjanjian penyimpanan dana.
Termasuk di dalamnya adalah giro wadiah,
tabungan wadiah, giro, tabungan, dan deposito
berjangka.
Deposits from customers are the funds placed
by customers to the Bank based on fund
deposits agreements. Included in these
accounts are wadiah demand deposits, wadiah
saving deposits, demand deposits, savings,
and time deposits.
Simpanan nasabah diklasifikasikan sebagai
liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang
dapat diatribusikan secara langsung dengan
perolehan simpanan nasabah dan simpanan
dari bank lain dikurangkan dari jumlah
simpanan nasabah dan simpanan dari bank
lain. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi
atas liabilitas keuangan yang diukur dengan
biaya perolehan diamortisasi.
Deposits from customers are classified as
financial liabilities measured at amortised cost.
Incremental costs directly attributable to the
acquistion of deposits from customers and
deposits from other banks are deducted from
the amount of deposits from customers and
deposits from other banks. Refer to Note 2c for
the accounting policy of financial liabilities
measured at amortised cost.
Simpanan dari bank lain disajikan sebesar
jumlah liabilitas terhadap bank lain.
Deposits from other banks are stated at the
amounts due to other banks.
Giro wadiah merupakan giro wadiah yadh
dhamanah yakni titipan dana pihak lain dimana
pemilik dana mendapatkan bonus berdasarkan
kebijakan bank. Giro wadiah dicatat sebesar
nilai titipan pemegang giro wadiah.
Wadiah demand deposit is a yadh dhamanah
demand deposit in which the funds owner will
get a bonus based on the Bank’s policy.
Wadiah deposits are stated at the amount of
wadiah demand deposit value.
Tabungan wadiah merupakan simpanan pihak
lain yang bisa diambil kapan saja (on call) atau
berdasarkan kesepakatan dimana tidak ada
imbalan yang disyaratkan kecuali dalam bentuk
pemberian (‘Athaya) sukarela dari pihak bank.
Wadiah saving deposits represent third party
funds that can be taken at any time (on call) or
by an agreement which required no reward
except in the form of bonus ('Athaya) voluntary
on the part of banks.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/24 Page
203
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
p.
q.
2.
ACCOUNTING POLICIES (continued)
Dana syirkah temporer
p.
Dana syirkah temporer merupakan investasi
dengan akad mudharabah mutlaqah, yaitu
pemilik dana (shahibul maal) memberikan
kebebasan
kepada
pengelola
dana
(mudharib/Bank)
dalam
pengelolaan
investasinya dengan keuntungan dibagikan
sesuai kesepakatan. Dana syirkah temporer
terdiri dari tabungan mudharabah dan deposito
mudharabah.
Temporary
syirkah
funds
represent
investments from other parties conducted on
the basis mudharabah mutlaqah contract in
which the owners of the funds (shahibul maal)
grant freedom to the fund manager
(mudharib/Bank) in the management of their
investments with profit distributed based on
the contract. Temporary syirkah funds consist
of mudharabah saving accounts and
mudharabah time deposits.
Tabungan mudharabah merupakan investasi
yang bisa ditarik kapan saja (on call) atau
sesuai dengan persyaratan tertentu yang
disepakati. Tabungan mudharabah dinyatakan
sebesar saldo tabungan nasabah di Bank.
Mudharabah saving accounts represent
investment which could be withdrawn anytime
(on call) or can be withdrawn based on certain
agreed terms. Mudharabah saving deposits
are stated based on the customer’s savings
deposit balance.
Deposito mudharabah merupakan investasi
yang hanya bisa ditarik pada waktu tertentu
sesuai dengan perjanjian antara pemegang
deposito mudharabah dengan Bank. Deposito
mudharabah dinyatakan sebesar nilai nominal
sesuai dengan perjanjian antara pemegang
deposito dengan Bank.
Mudharabah
time
deposits
represent
investment that can only be withdrawn at a
certain time based on the agreement between
the customer and the Bank. Mudharabah time
deposits are stated at nominal amount as
agreed between the deposit holder and the
Bank.
Dana syirkah temporer tidak dapat digolongkan
sebagai kewajiban. Hal ini karena Bank tidak
berkewajiban untuk menjamin pengembalian
jumlah dana awal dari pemilik dana bila Bank
merugi
kecuali
akibat
kelalaian
atau
wanprestasi ketika mengalami kerugian. Di sisi
lain dana syirkah temporer tidak dapat
digolongkan
sebagai
ekuitas
karena
mempunyai waktu jatuh tempo dan pemilik
dana tidak mempunyai hak kepemilikan yang
sama dengan pemegang saham seperti hak
voting dan hak atas realisasi keuntungan yang
berasal dari aset lancar dan aset non-investasi
(current and other non-investment accounts).
Temporary syirkah fund cannot be classified
as liability. This was due to the Bank does not
have any liability to return the initial fund to the
owners if the Bank experience a loss, except
for losses due to the Bank’s management
negligence or default of loss is incurred. On
the other hand, temporary syirkah fund cannot
be classified as shareholders’ equity, because
of the maturity period and the depositors do
not have the same rights as the shareholders’
such as voting rights and the rights of realised
gain from current assets and other noninvestment accounts.
Pemilik dana syirkah temporer mendapatkan
imbalan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang
ditetapkan.
The owner of temporary syirkah funds receives
a return from the profit sharing based on a
predetermined ratio.
Pendapatan pengelolaan dana oleh bank
sebagai mudharib
Pendapatan pengelolaan dana oleh Bank
sebagai mudharib terdiri atas pendapatan dari
jual dan beli transaksi murabahah dan
pendapatan bagi hasil.
204
Temporary syirkah funds
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/25 Page
q.
Revenue from fund management by the
bank as mudharib
Revenues from fund management by Bank as
mudharib consist of income from sales and
purchases murabahah transactions and profit
sharing.
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
q.
r.
2.
ACCOUNTING POLICIES (continued)
Pendapatan pengelolaan dana oleh bank
sebagai mudharib (lanjutan)
q.
Revenue from fund management by the
bank as mudharib (continued)
Bank menetapkan kebijakan tingkat risiko
berdasarkan
ketentuan
internal.
Bank
melakukan penghentian amortisasi pendapatan
ditangguhkan
pada
saat
pembiayaan
diklasifikasikan
sebagai
non-performing.
Pendapatan Bank dari transaksi usaha yang
diklasifikasikan sebagai non-performing dicatat
sebagai pendapatan yang akan diterima nonlancar pada laporan komitmen dan kontinjensi.
The Bank prescribes the risk rate policies
based on the internal regulation. The Bank
terminates the amortisation of deferred income
at the time its financing is classified as nonperforming. The Bank’s income from business
transactions that are classified as nonperforming is recorded as revenue to be
received in the statement of commitments and
contingencies.
Pendapatan bagi hasil mudharabah diakui
dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai
nisbah yang disepakati.
Profit sharing revenue for mudharabah is
recognised during the period of profit sharing
in accordance with the agreed profit sharing
ratio.
Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana
syirkah temporer
r.
Third parties' share on returns of temporary
syirkah funds
Hak nasabah atas bagi hasil dana syirkah
temporer merupakan bagian bagi hasil milik
nasabah yang didasarkan pada prinsip
mudharabah atas hasil pengelolaan dana
mereka oleh Bank. Pendapatan yang dibagikan
adalah yang telah diterima (cash basis).
Third parties’ share on returns of temporary
syirkah funds represent customer’s share on
the Bank’s income derived from the
management of their funds by the Bank under
mudharabah principles. Income that will be
distributed is the cash received (cash basis)
from the share.
Pembagian hasil usaha dilakukan berdasarkan
prinsip bagi hasil usaha yaitu dari pendapatan
Bank yang diterima berupa laba kotor.
The distribution of revenue is based on profit
sharing scheme on the Bank’s gross profit.
Pendapatan marjin dan bagi hasil atas
pembiayaan yang diberikan dan atas aset
produktif lainnya akan dibagikan kepada
nasabah penyimpan dana dan Bank sesuai
dengan proporsi dana yang dipakai dalam
pembiayaan yang diberikan dan aset produktif
lainnya. Selanjutnya, pendapatan marjin dan
bagi hasil yang tersedia untuk nasabah tersebut
kemudian dibagihasilkan ke nasabah penabung
dan deposan sebagai shahibul maal dan Bank
sebagai mudharib sesuai porsi nisbah bagi hasil
yang telah disepakati bersama sebelumnya.
Pendapatan marjin dan bagi hasil dari
pembiayaan dan aset produktif lainnya yang
memakai dana Bank, seluruhnya menjadi milik
Bank, termasuk pendapatan dari investasi bank
berbasis imbalan.
Margin income and profit sharing on financing
facilities and other earning assets are
distributed to fund owners and the Bank based
on proportion of fund used in the financing and
other earning assets. Margin income and profit
sharing income allocated to the fund owners
are then distributed to fund owners as shahibul
maal and the Bank as mudharib based on a
predetermined ratio (nisbah). Margin income
and profit sharing from financing facilities and
other earning assets using the Bank's funds,
are entirely shared for the Bank, including
income from the Bank's fee-based transactions.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/26 Page
205
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
s.
t.
206
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
2.
ACCOUNTING POLICIES (continued)
Pendapatan dan beban operasional lainnya
s.
Other operating income and expenses
Beban operasional lainnya terutama beban
umum dan administrasi serta beban tenaga
kerja karyawan merupakan beban yang timbul
sehubungan dengan aktivitas kantor dan
operasional Bank, serta beban yang berupa gaji
karyawan, bonus, lembur, tunjangan, dan
pelatihan.
Other operating expenses mostly consist of
general and administrative expenses and
salaries and benefits expense represent
expenses related to Bank’s office and
operational activities, including personnel
expense includes salaries for employees,
bonuses, overtime, allowances, and training.
Seluruh pendapatan dan beban yang terjadi
dibebankan pada laporan laba rugi pada saat
terjadinya.
All of these income and expenses are
recorded in the profit or loss when incurred.
Imbalan kerja karyawan
t.
Employee benefits
Imbalan kerja karyawan dicatat sesuai dengan
PSAK 24 (revisi 2010) – Imbalan Kerja.
Employee benefit is recorded in accordance
with SFAS 24 (revised 2010) – Employee
Benefits.
Imbalan pensiun
Pension benefits
Bank harus menyediakan program pensiun
dengan imbalan minimal tertentu sesuai dengan
UU Ketenagakerjaan No. 13/2003. Karena UU
Ketenagakerjaan menentukan rumus tertentu
untuk menghitung jumlah minimal imbalan
pensiun, pada dasarnya, program pensiun
berdasarkan UU Ketenagakerjaan adalah
program imbalan pasti.
The Bank is required to provide a minimum
amount of pension benefits in accordance with
Labor Law No. 13/2003. Since the Labor Law
sets the formula for determining the minimum
amount of benefits, in substance, pension
plans under Labor Law represent defined
benefit plans.
Program pensiun imbalan pasti adalah program
pensiun yang menetapkan jumlah imbalan
pensiun yang akan diterima oleh karyawan
pada saat pensiun, biasanya berdasarkan
beberapa faktor seperti usia, masa kerja atau
kompensasi.
A defined benefit plan is a pension plan
program where the pension amount to be
received by employees at the time of retirement
will depend on some factors such as age, years
of service or compensation.
Liabilitas imbalan pasti yang diakui di necara
adalah nilai kini liabilitas imbalan pasti pada
tanggal laporan posisi keuangan dikurangi nilai
wajar aset program, serta disesuaikan dengan
keuntungan/kerugian aktuarial dan biaya jasa
lalu yang belum diakui. Liabilitas imbalan pasti
dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen
menggunakan metode projected unit credit.
The liability recognised in the statements of
financial position is the present value of the
defined benefit liabilities at the statements of
financial position date less the fair value of the
plan assets, adjusted by unrecognised actuarial
gains or losses and past service costs. The
present value of the defined benefit obligation
is calculated annually by independent actuaries
using the projected unit credit method.
Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan
dengan mendiskontokan estimasi arus kas
keluar masa depan dengan menggunakan
tingkat bunga obligasi pemerintah (dengan
pertimbangan saat ini tidak ada pasar aktif
untuk obligasi korporasi berkualitas tinggi)
dalam mata uang yang sama dengan mata
uang imbalan yang akan dibayarkan dan waktu
jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan
waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan.
The present value of the defined benefit
obligation is determined by discounting the
estimated future cash outflows using interest
rates of government bonds (considering
currently there is no deep market for highquality corporate bonds) that are denominated
in the currency in which the benefit will be paid,
and that have the terms to maturity
approximating the terms of the related pension
liability.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/27 Page
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
t.
u.
2.
ACCOUNTING POLICIES (continued)
Imbalan kerja karyawan (lanjutan)
t.
Employee benefits (continued)
Imbalan pensiun (lanjutan)
Pension benefits (continued)
Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat timbul
dari penyesuaian yang dibuat berdasarkan
pengalaman dan perubahan asumsi-asumsi
aktuarial. Apabila jumlah keuntungan atau
kerugian aktuarial ini melebihi 10% dari imbalan
pasti atau 10% dari nilai wajar aset program
maka
kelebihannya
dibebankan
atau
dikreditkan pada laporan laba rugi selama sisa
masa kerja rata-rata para karyawan yang
bersangkutan.
Actuarial gains and losses arising from
experience adjustments and changes in
actuarial assumptions when exceeding 10% of
the defined benefit obligations or 10% of the
fair value of the program's assets are charged
or credited to the profit or loss over the average
remaining period of service of the related
employees.
Bank menyelenggarakan program pensiun iuran
pasti untuk karyawan tetap. Iuran dana pensiun
ditanggung bersama oleh karyawan dan Bank.
The Bank has implemented a defined
contribution retirement program for its
permanent employees. Contribution to the
retirement funds are paid by the employees
and the Bank.
Pesangon pemutusan kontrak kerja
Termination Benefits
Biaya
pemutusan
kontrak
kerja
dan
keuntungan/kerugian kurtailmen diakui pada
periode
dimana
Bank
menunjukkan
komitmennya
untuk
mengurangi
secara
signifikan jumlah karyawan yang ditanggung
oleh program, atau mengubah ketentuan dalam
program imbalan pasti yang menyebabkan
bagian yang material dari jasa masa depan
karyawan tidak lagi memberikan imbalan atau
memberikan imbalan yang lebih rendah.
Termination costs and curtailment gain/loss are
recognised in the period when the Bank is
demonstrably committed to make a significant
reduction in the number of employees covered
by a plan, or amends the term of defined
benefit plan such that a material element of
future service by current employee will no
longer qualify for benefits, or will qualify only for
reduced benefits.
Program bagi laba dan bonus
Profit sharing and bonus plans
Jumlah program bagi laba dan bonus yang
diprovisikan dan akan dibayarkan dalam kurun
waktu kurang dari 12 bulan sejak tanggal
laporan keuangan, disajikan di laporan posisi
keuangan sebagai bagian dari “Liabilitias
imbalan kerja karyawan”.
Provision amount of profit-sharing and bonus
plans which will be paid within 12 months from
reporting date is presented in statements of
financial position as part of “Employee benefit
liabilities”.
Imbalan jangka panjang lainnya seperti cuti
berimbalan jangka panjang dan penghargaan
jubilee dihitung dengan menggunakan metode
projected unit credit dan didiskontokan ke nilai
kini.
Other long-term employee benefits such as
long service leave and jubilee awards are
calculated using the projected unit credit
method and discounted to present value.
Pajak penghasilan
u.
Income tax expense
Income tax expense comprises of current and
deferred tax. Tax is recognised in the
statement of profit or loss, except to the extent
that it relates to items recognised directly in
equity. In this case, the tax is also recognised
in other comprehensive income or directly in
equity, respectively.
Pajak penghasilan terdiri dari pajak kini dan
pajak tangguhan. Beban pajak penghasilan
diakui dalam laporan laba rugi, kecuali jika
pajak tersebut terkait dengan transaksi atau
kejadian yang langsung diakui ke ekuitas.
Dalam hal ini, pajak tersebut masing-masing
diakui dalam pendapatan komprehensif lain
atau ekuitas.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/28 Page
207
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
u.
208
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
2.
ACCOUNTING POLICIES (continued)
Pajak penghasilan (lanjutan)
u.
Income tax expense (continued)
Manajemen Bank mengevaluasi secara periodik
implementasi terhadap peraturan perpajakan
yang berlaku terutama yang memerlukan
interpretasi
lebih
lanjut
mengenai
pelaksanaannya termasuk juga evaluasi
terhadap surat ketetapan pajak yang diterima
dari kantor pajak. Lebih lanjut, manajemen
membentuk cadangan, jika dianggap perlu
berdasarkan jumlah yang diestimasikan akan
dibayarkan ke kantor pajak.
Bank’s management periodically evaluates the
implementation of prevailing tax regulations
especially those that are subject to further
interpretation on its implementation, including
evaluation on tax assessment letters received
from tax authorities. Furthermore, where
appropriate
management
establishes
provisions based on the amounts expected to
be paid to the tax authorities.
Bank menerapkan metode liabilitas laporan
posisi keuangan (balance sheet liability method)
untuk menentukan beban pajak penghasilan.
Menurut metode liabilitas laporan posisi
keuangan, aset dan utang pajak tangguhan
diakui untuk semua perbedaan temporer antara
nilai aset dan liabilitas yang tercatat di laporan
posisi keuangan dengan dasar pengenaan
pajak atas aset dan liabilitas tersebut pada
setiap tanggal pelaporan. Metode ini juga
mensyaratkan adanya pengakuan manfaat
pajak di masa datang yang belum digunakan
apabila besar kemungkinan bahwa manfaat
tersebut dapat direalisasikan di masa yang
akan datang.
The balance sheet liability method is applied to
determine Bank’s income tax expense. Under
the balance sheet liability method, deferred tax
assets and liabilities are recognised for all
temporary differences arising between the tax
base of assets and liabilities and their carrying
amount in the statement of financial position at
each reporting date. This method also requires
the recognition of future tax benefits, to the
extent that realisation of such benefits is
probable.
Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan
tarif pajak yang berlaku atau secara substansial
diberlakukan pada periode dimana aset tersebut
direalisasi atau liabilitas tersebut diselesaikan.
Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak
tangguhan yang disebabkan oleh perubahan
tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan,
kecuali
untuk
transaksi-transaksi
yang
sebelumnya telah langsung dibebankan atau
dikreditkan ke ekuitas.
Deferred income tax is determined using tax
rates pursuant to laws or regulations that have
been enacted or substantially enacted by the
reporting date and are expected to apply when
the related deferred income tax asset is
realized or the deferred income tax liability is
settled. The changes to the carrying value of
deferred tax assets and liabilities due to the
changes of tax rates are charged in the current
year, except for transactions which previously
have been directly charged or credited to
shareholders’ equity.
Koreksi atas liabilitas pajak diakui pada saat
surat ketetapan pajak diterima, atau apabila
diajukan keberatan dan/atau banding, maka
koreksi diakui pada saat keputusan atas
keberatan dan/atau banding tersebut diterima.
Manajemen
juga
dapat
membentuk
pencadangan terhadap liabilitas pajak di masa
depan sebesar jumlah yang diestimasikan akan
dibayarkan ke kantor pajak jika berdasarkan
evaluasi pada tanggal laporan posisi keuangan
terdapat risiko pajak yang probable. Asumsi dan
estimasi yang digunakan dalam perhitungan
pembentukan cadangan tersebut memiliki unsur
ketidakpastian.
Corrections to taxation obligations are
recorded when an assessment is received or,
if appealed against, when the result of the
appeal is determined. Management provides
provision for future tax liability at the amount
that will be payable to the tax office on
probable tax exposure, based on assessment
as at the date of statement of financial
position. Assumptions and estimation used in
the provisioning calculation may involve
element of uncertainty.
Utang pajak penghasilan badan dan utang pajak
lainnya Bank disajikan sebagai “Utang pajak” di
laporan posisi keuangan. Aset pajak tangguhan
disajikan bersih setelah dikurangi dengan
liabilitas pajak tangguhan di laporan posisi
keuangan.
Corporate tax payables and other tax
payables of Bank are presented as “Taxes
payable” in the statement of financial position.
Deferred tax assets are presented net of
deferred tax liabilities in the statements of
financial position.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/29 Page
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
2.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
2.
ACCOUNTING POLICIES (continued)
v. Sumber dan penggunaan dana zakat dan
kebajikan
v.
Sources and uses of zakat and qardhul
hasan funds
Selama tahun 2014, Unit Usaha Syariah telah
menyalurkan dana kebajikan sebesar Rp 48.
Penyaluran ini dilakukan ketika Unit Usaha
Syariah masih tergabung dalam BTPN.
During 2014, Sharia Business Unit has been
distributed
the
qardhul hasan
funds
amounting to Rp 48. This distribution are done
when the Sharia Business Unit was still in
BTPN.
Sejak tanggal Bank beroperasi sebagai bank
umum syariah, Bank belum menunjuk suatu
lembaga untuk mengelola sumber dan
penggunaan dana zakat dan kebajikan.
Since the date of the Bank operates as Sharia
commercial banks, Bank has not appointed an
institution to manage sources and uses of
zakat and qardhul hasan funds
Denda/sanksi diberikan kepada nasabah yang
mampu membayar, tetapi menunda-nunda
pembayaran dengan disengaja, sejumlah uang
yang besarnya tidak ditentukan atas dasar
kesepakatan dan tidak dibuat saat akad
ditandatangani. Dana yang berasal dari
denda/sanksi
diperuntukkan
untuk
dana
sosial/kebajikan.
Penalties/sanctions were charged to debtors
who are able to pay, but deliberately delay
payments, in the amount that are not agreed
and not determined in the contract. The funds
from penalties/sanctions will be used for
charity funds/qardhul hasan funds.
w. Aset dan
dihentikan
liabilitas
atas
operasi
yang
w.
Assets and liabilities on discontinued
operations
Aset dan liabilitas diklasifasikan sebagai aset
dan liabilitas atas operasi yang dihentikan ketika
nilai tercatatnya tidak akan dipulihkan melalui
pemakaian berlanjut. Aset dan liabilitas ini
dicatat pada nilai yang lebih rendah antara
jumlah tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi
biaya untuk menjual, kecuali untuk aset pajak
tangguhan, aset yang terkait dengan imbalan
kerja, aset keuangan dan properti investasi yang
dicatat pada nilai wajar yang secara khusus
dikecualikan dari persyaratan ini.
Assets and liabilities are classified as assets
and liabilities on discontinued operations
when their carrying amount is not to be
recovered principally through continuing use.
These assets and liabilites are stated at the
lower of carrying amount and fair value less
costs to sell, except for deferred tax assets,
assets arising from employee benefits,
financial assets and investment property that
are carried at fair value, which are specifically
exempts from this requirement.
Kerugian penurunan nilai awal atau selanjutnya
diakui atas penurunan nilai aset ke nilai wajar
dikurangi dengan biaya untuk menjual aset.
Keuntungan diakui atas peningkatan nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual, tetapi tidak boleh
melebihi akumulasi rugi penurunan nilai yang
telah diakui sebelumnya.
An impairment loss is recognised for any
initial or subsequent write down of the asset
to fair value less costs to sell. A gain is
recognised for any subsequent increases in
fair value less costs to sell, but not in excess
of any cumulative impairment loss previously
recognised.
Aset dan liabilitas atas operasi yang dihentikan
tidak boleh disusutkan atau diamortisasi selama
diklasifikasikan sebagai operasi yang dihentikan.
Assets and liabilities are not depreciated or
amortised while they are classified as
discontinued operations.
Aset dan liabilitias atas operasi yang dihentikan
disajikan secara terpisah dalam laporan posisi
keuangan.
Assets and liabilities on discontinued
operations are presented separately in the
statements of financial position.
Hasil dari operasi yang dihentikan disajikan
secara terpisah dalam laporan laba rugi
komprehensif.
The results of discontinued operations are
presented separately the statements of
comprehensive income.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/30 Page
209
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
3.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
PENGGABUNGAN USAHA
3.
BUSINESS COMBINATION
Menindaklanjuti penyelesaian atas proses akuisisi
BTPNS, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional
Tbk. (”BTPN”) telah melakukan pemisahan unit
usaha syariah (spin-off) pada tanggal 4 Februari
2014 dan mengakibatkan:
Following the completion of the acquisition of
BTPNS, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional
Tbk. (”BTPN”) has spin-off its sharia business unit
on 4 February 2014, which resulting:
a.
Seluruh aset dan liabilitas yang terkait dengan
Unit Usaha Syariah (‘UUS’) BTPN secara
hukum yang berlaku telah dipindahkan dan
menjadi hak, liabilitas, atau tanggungan dari
BTPNS sebagai entitas penerima.
a. All assets and liabilities relates to (Sharia
Business Unit) UUS BTPN in possession of
BTPN by operation of law were transferred and
become the rights, liabilities or expenditures to
be operated under BTPNS responsibility as the
receiver entity.
b.
Seluruh operasi, bisnis, dan kegiatan UUS
BTPN secara hukum telah berpindah tangan
untuk dioperasikan dibawah keuntungan,
kerugian dan tanggung jawab BTPNS.
b. All of the UUS BTPNS operation, business and
office activities by operation of law were
transferred to and for operated under BTPNS
benefit, loss and responsibility.
c.
Seluruh hak, klaim, otorisasi dan liabilitas UUS
BTPN secara perjanjian, tindakan atau hal
apapun yang dibuat, dilakukan atau terjadi pada
tanggal atau sebelum tanggal efektif dari
pemisahaan unit usaha (spin-off), termasuk dan
tidak sebatas pada daftar aset dan kewajiban
UUS BTPN yang telah ditetapkan serta seluruh
hubungan legal antara UUS BTPN dan pihak
lain secara hukum telah dipindah tangan untuk
dioperasikan dibawah keuntungan, kerugian
dan tanggung jawab BTPNS.
c. All of the UUS BTPN’s rights, claims,
authorities and liabilities based on any
agreements, achieve or existing which were
made, performed or which occurred on or
before the effective date of the spin-off
including but not limited to the stated list of
assets and liabilities of UUS BTPN and all legal
relations between UUS BTPN and other parties
by operation of law, have been transferred to
and or operated under BTPNS benefit, loss and
responsibility.
Sesuai
dengan PSAK No. 38 (Revisi 2012),
“Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali” tentang
penggunaan nilai buku dalam rangka kombinasi
bisnis entitas sepengendali, pemisahan unit usaha
syariah dilakukan dengan nilai buku dari aset dan
liabilitas UUS BTPN yang tercantum dalam laporan
posisi keuangan penutupan UUS BTPN pada
tanggal efektif pemisahan.
In accordance to SFAS No. 38 (Revised 2012),
“Business Combinations on Entities Under
Common Control” regarding the use of book value
in relation to business combination under common
control, this spin-off process was performed using
book value of the assets and liabilites of BTPN’s
UUS as recorded in its statement of financial
position on the effective date.
Laporan posisi keuangan penggabungan usaha
antara UUS BTPN dan Bank pada tanggal 4
Februari 2014 merupakan penjumlahan laporan
posisi keuangan pada awal hari tanggal 4 Februari
2014. Laporan posisi keuangan awal tersebut
berasal dari laporan posisi keuangan UUS BTPN
dan Bank tanggal 4 Februari 2014.
The statement of financial position after
combination of BTPN’s UUS and the Bank on 4
February 2014 represents combination of
Statement of Financial Position on the beginning of
the day on 4 February 2014. The statement of
financial position was combined between BTPN’s
UUS and the Bank on 4 February 2014.
Terkait dengan penggabungan usaha, berikut
adalah rangkuman nilai buku bersih atas jumlah aset
dan kewajiban yang diserahkan UUS BTPN kepada
Bank:
In relation with the business combination, the
summary of net book value of assets and liabilities
transferred by BTPN’s UUS to the Bank are as
follows:
4 Februari/
February 2014
Jumlah aset
Jumlah kewajiban
Jumlah dana syirkah temporer
Nilai buku - bersih
Nilai pengalihan
1,888,758
(379,881)
(1,069,464)
439,413
402,760
Tambahan modal disetor
210
36,653
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/31 Page
Total assets
Total liabilities
Total temporary syirkah fund
Net - book value
Transfer value
Additional paid in capital
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
3.
4.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
PENGGABUNGAN USAHA (lanjutan)
3.
BUSINESS COMBINATION (continued)
Laporan keuangan disusun dengan ketentuan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”)
No. 38 (Revisi 2012) tentang “Kombinasi Bisnis
Entitas
Sepengendali”
sehubungan
dengan
pemisahan unit usaha syariah. Transaksi tersebut
diperlakukan
menurut
metode
penyatuan
kepemilikan dimana unsur-unsur laporan keuangan
dari entitas yang bergabung disajikan sedemikian
rupa seolah-olah penggabungan tersebut telah
terjadi sejak awal periode entitas yang bergabung
berada dalam sepengendalian yaitu tanggal 4
Februari 2014.
The financial statements are prepared in
accordance with the Statement of Financial
Accounting Standards (“SFAS”) No. 38 (Revised
2012) regarding “Business Combination Under
Common Control” in relation to the spin-off of
sharia business unit. These transaction are
conducted based on pooling-interest method which
the element of the combined financial statements
are presented as if it had been combined since the
date of beginning period under common control
dated 4 February 2014.
Transaksi tersebut diperlakukan menurut metode
penyatuan kepemilikan dimana unsur-unsur laporan
keuangan dari entitas yang bergabung disajikan
sedemikian rupa seolah-olah penggabungan
tersebut telah terjadi sejak awal periode entitas yang
bergabung berada dalam sepengendalian yaitu
tanggal 4 Februari 2014.
These transaction are conducted based on poolinginterest method which the element of the combined
financial statements are presented as if it had been
combined since the date of beginning period under
common control dated 4 February 2014.
Hal ini mengakibatkan perubahan dalam saldo akhir
jumlah aset, saldo laba dan ekuitas Bank pada
tanggal 31 Desember 2014 masing-masing menjadi
sebesar Rp 3.780.498, Rp 108.776
dan Rp
905.429.
This matter resulting a changes in ending balance
of total assets, retained earning and equity as at 31
December 2014 to Rp 3,780,498, Rp 108,776 and
Rp 905,429, respectively.
Apabila
laporan
keuangan
Bank
disusun
berdasarkan ketentuan PBI No.11/10/PBI/2009
tanggal 29 April 2009 sehubungan dengan
perubahan kegiatan usaha bank konvensional
menjadi bank umum syariah, hal ini mengakibatkan
jumlah aset, saldo laba dan ekuitas pada tanggal 31
Desember 2014 adalah sebesar Rp 3.707.874, Rp
70.565 dan Rp 830.565.
If the Bank's financial statements are prepared
based on PBI. No. 11/10/ PBI/2009 dated 29 April
2009 in relation to the conversion of business
activities from conventional bank to sharia bank, it
resulted total assets, retained earning and equity
as at 31 December 2014 amounting to Rp
3,707,874, Rp 70,565 and Rp 830,565.
Untuk kepentingan perpajakan, Bank menggunakan
informasi sesuai dengan laporan keuangan yang
disusun berdasarkan PBI No.11/10/PBI/2009
tanggal 29 April 2009, yaitu sejak tanggal Bank
mulai beroperasi sebagai bank umum syariah.
For tax purposes, the Bank use the information
reffering to the financial statements which was
prepared based on PBI. No. 11/10/PBI/2009 dated
29 April 2009 which is the date of Bank started to
operate as sharia commercial bank.
KEBIJAKAN
KONVERSI
KONVENSIONAL
PRODUK
BANK
4.
CONVERSION POLICY OF CONVENTIONAL
BANK PRODUCT
Based on Decision Letter of Commisioner OJK No.
KEP-49/D-03/2014 dated 22 May 2014, the Bank
obtained approval to change its business activities
from
conventional
commercial
bank
into
commercial bank which conduct business activity
based on sharia principle. During 60 (sixty) days
after the decision, the Bank must conduct its
business activity based on sharia principle and at
the latest 1 (one) year after the decision, the Bank
must settle all of its loans and obligations to
customers from conventional activities.
Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisioner
OJK No.KEP-49/D-03/2014 tanggal 22 Mei 2014
Bank memperoleh izin perubahan kegiatan usaha
bank umum konvensional menjadi bank umum yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah. Selama 60 (enam puluh) hari setelah
keputusan tersebut, Bank wajib melaksanakan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dan
selambat-lambatnya 1 (satu) tahun setelah
keputusan, Bank wajib menyelesaikan seluruh
pinjaman yang diberikan dan kewajiban debitur atau
nasabah dari kegiatan konvensional.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/32 Page
211
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
4.
KEBIJAKAN
KONVERSI
KONVENSIONAL (lanjutan)
PRODUK
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
BANK
4.
The conversion policies of Bank’s financing product
from conventional bank to sharia bank are as
follows:
1. Conversion period of financing product allowed
by Bank Indonesia is 1 (one) year since the
conversion’s the effective date of the Bank
obtain the approval from Bank Indonesia
become a sharia bank.
2. Inform the written conversion plan to all of its
debtors.
3. Corporate loans should be converted into
sharia financing with profit sharing scheme
under sale-purchase murabahah principle
depends on the appropriateness of the
product.
4. Unconverted current account should be settled
by customer at maturity date within the 1 (one)
year.
5. As long as has not yet converted, loans will
continue to be considered as conventional
loan until transition maximum time limit 1 (one)
year since the effective date of Bank’s
conversion permit.
Kebijakan konversi produk pembiayaan bank
konvensional ke bank syariah adalah sebagai
berikut:
1. Masa konversi produk pembiayaan yang
diperkenankan oleh Bank Indonesia adalah
selama 1 (satu) tahun terhitung dari tanggal
efektif konversi bank menjadi bank syariah.
2.
3.
4.
5.
Memberitahukan rencana konversi secara
tertulis kepada seluruh debitur.
Pinjaman yang diberikan komersial dikonversi
menjadi pembiayaan syariah dengan skim bagi
hasil jual beli murabahah tergantung kesesuaian
produknya.
Pinjaman rekening koran yang tidak dikonversi
akan dilunasi oleh nasabah pada saat jatuh
tempo dalam jangka waktu 1 (satu) tahun.
Selama belum dikonversi, pinjaman yang
diberikan akan dilanjutkan sebagai pinjaman
konvensional sampai batas waktu transisi
maksimum 1 (satu) tahun sejak tanggal efektif
ijin konversi Bank.
Conversion policies for third party funds from
conventional bank into sharia bank products are as
follows:
1. Inform the written plan of conversion and
conversion steps to the entire customers.
Sedangkan kebijakan konversi dana pihak ketiga
dari produk bank konvensional ke
bank syariah
adalah sebagai berikut:
1. Memberitahukan
rencana
konversi
dan
tahapan-tahapan konversi secara tertulis
kepada seluruh nasabah.
2. Giro dikelola berdasarkan prinsip wadiah.
2.
3.
3. Tabungan dan deposito berjangka dikelola
berdasarkan prinsip mudharabah.
4. Memberikan nisbah/bagi hasil pada masa-masa
awal setelah konversi kepada seluruh nasabah.
4.
ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI
YANG PENTING
5.
Manajemen membuat estimasi dan asumsi yang
berimplikasi pada pelaporan nilai aset dan liabilitas
atas tahun keuangan satu tahun kedepan. Semua
estimasi dan asumsi yang diharuskan oleh PSAK
adalah estimasi terbaik yang didasarkan standar
yang berlaku. Estimasi dan pertimbangan dievaluasi
secara terus menerus dan berdasarkan pengalaman
masa lalu dan faktor-faktor lain termasuk harapan
atas kejadian yang akan datang.
212
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Current accounts is managed based on
wadiah principle.
Saving deposits and time deposits are
managed based on mudharabah principle.
Provide the profit sharing ratio to entire
customer in earlier period after the conversion.
For depositors and debtors who do not agree with
the conversion, there will be immediate or gradual
settlement. Based on opinion of the Bank’s Sharia
Supervisory Board, assets and portfolio which still
use the agreements that do not comply with sharia
principle and have not yet converted due to
unavoidable things, it will be recognised as an
emergency situation.
Bagi nasabah dan debitur yang tidak setuju
dikonversi akan dilakukan penyelesaian seketika
atau secara bertahap. Berdasarkan opini Dewan
Pengawas Syariah Bank, terhadap aset dan
portofolio yang masih menggunakan perjanjian yang
tidak sesuai dengan syariah dan belum dapat
dikonversikan karena adanya hal-hal yang tidak
dapat dihindari, maka kondisi tersebut dianggap
darurat.
5.
CONVERSION POLICY OF CONVENTIONAL
BANK PRODUCT (continued)
Halaman 8/33 Page
CRITICAL ACCOUNTING
JUDGEMENTS
ESTIMATES
AND
Management makes estimates and assumptions
that affect the reported amounts of assets and
liabilities within the next financial year. All estimates
and assumptions required in conformity with SFAS
are best estimates undertaken in accordance with
the applicable standard. Estimates and judgements
are evaluated on a continuous basis, and are
based on past experience and other factors,
including expectations with regard to future events.
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
5.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI
YANG PENTING (lanjutan)
5.
CRITICAL ACCOUNTING
JUDGEMENTS (continued)
ESTIMATES
AND
Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan
pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan
tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda
dengan jumlah yang diestimasi semula.
Although these estimates are based on
management’s best knowledge of current events
and activities, actual results may differ from those
estimates.
Sumber utama ketidakpastian estimasi:
Key sources of estimation uncertainty:
1.
aset
1. Allowances for impairment losses of financial
assets
Kondisi spesifik counterparty yang mengalami
penurunan nilai dalam pembentukan cadangan
kerugian penurunan nilai atas aset keuangan
dievaluasi secara individu berdasarkan estimasi
terbaik manajemen atas nilai kini arus kas yang
diharapkan akan diterima. Dalam mengestimasi
arus kas tersebut, manajemen membuat
pertimbangan
tentang
situasi
keuangan
counterparty dan nilai realisasi bersih dari
setiap agunan. Setiap aset yang mengalami
penurunan nilai dinilai sesuai dengan manfaat
yang ada, dan strategi penyelesaian serta
estimasi arus kas yang diperkirakan dapat
diterima yang disetujui secara independen oleh
Manajemen Risiko.
The specific counterparty component of the total
allowances for impairment applies to financial
assets evaluated individually for impairment and
is based upon management's best estimate of
the present value of the cash flows that are
expected to be received. In estimating these
cash flows, management makes judgments
about the counterparty's financial situation and
the net realizable value of any underlying
collateral. Each impaired assets is assessed on
its merits, and the workout strategy and
estimated cash flows considered recoverable
are
independently
approved
by
Risk
Management.
Perhitungan cadangan penurunan nilai kolektif
meliputi kerugian pinjaman yang diberikan yang
melekat dalam portofolio aset keuangan dengan
karakteristik ekonomi yang sama ketika terdapat
bukti objektif penurunan nilai terganggu, tetapi
penurunan nilai secara individu belum dapat
diidentifikasi. Dalam menilai kebutuhan untuk
cadangan
kolektif,
manajemen
mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas
pinjaman yang diberikan dan jenis produk.
Guna membuat estimasi cadangan yang
diperlukan, manajemen membuat asumsi untuk
menentukan kerugian yang melekat, dan untuk
menentukan parameter input yang diperlukan,
berdasarkan pengalaman masa lalu dan kondisi
ekonomi saat ini. Keakuratan cadangan
tergantung pada seberapa baik estimasi arus
kas masa depan untuk cadangan counterparty
tertentu dan asumsi model dan parameter yang
digunakan dalam menentukan cadangan
kolektif.
Collectively assessed impairment allowances
cover credit losses inherent in portfolios of
financial assets with similar economic
characteristics when there is objective evidence
to suggest that they contain impaired financial
assets, but the individual impaired items cannot
yet be identified. In assessing the need for
collective allowances, management considers
factors such as credit quality and type of
product. In order to estimate the required
allowance, assumptions are made to define the
way inherent losses are modelled and to
determine the required input parameters, based
on historical experience and current economic
conditions. The accuracy of the allowances
depends on how well these estimate future
cash flows for specific counterparty allowances
and the model assumptions and parameters
used in determining collective allowances.
Cadangan
keuangan
kerugian
penurunan
nilai
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/34 Page
213
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
5.
214
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI
YANG PENTING (lanjutan)
5.
CRITICAL ACCOUNTING
JUDGEMENTS (continued)
Sumber utama ketidakpastian estimasi: (lanjutan)
Key sources
(continued)
2.
2.
Liabilitas imbalan pasca kerja
of
ESTIMATES
estimation
AND
uncertainty:
Post employment benefit liabilities
Nilai kini liabilitas imbalan pasca kerja karyawan
tergantung pada beberapa faktor yang
ditentukan dengan dasar aktuarial berdasarkan
beberapa asumsi. Perubahan atas asumsiasumsi ini akan mempengaruhi jumlah tercatat
atas liabilitas imbalan pasca kerja.
The present value of the post-employment
benefit liabilities depends on a number of
factors that are determined on an actuarial
basis using a number of assumptions. Any
changes in these assumptions will impact the
carrying amount of post employment benefit
liabilities.
Asumsi yang digunakan dalam menentukan
biaya/(pendapatan) untuk liabilitas imbalan
pasca kerja karyawan antara lain tingkat
diskonto, tingkat kenaikan gaji di masa datang,
usia pensiun normal, tingkat mortalita dan lainlain. Bank menentukan tingkat diskonto yang
tepat pada setiap akhir periode pelaporan. Ini
merupakan tingkat suku bunga yang harus
digunakan untuk menentukan nilai kini atas
arus kas keluar masa depan yang diestimasi
dan akan digunakan untuk membayar liabilitas
imbalan pasca kerja. Dalam menentukan
tingkat
diskonto
yang
tepat,
Bank
mempertimbangkan tingkat suku bunga obligasi
pemerintah yang mempunyai jangka waktu
yang menyerupai jangka waktu liabilitas
imbalan pasca kerja.
The assumptions used in determining the net
cost/(income) for post employment benefit
liabilities includes the discount rate, salary
increment rate, normal pension age, mortality
rate and others. The Bank determines the
appropriate discount rate at the end of each
reporting period. This is the interest rate that
should be used to determine the present
value of estimated future cash outflows
expected to be required to settle the post
employment benefit liabilities. In determining
the appropriate discount rate, the Bank
considers the interest rates of government
bonds that have terms to maturity
approximating the terms of the related post
employment benefit liabilities.
Tingkat kenaikan gaji per tahun didasarkan
pada informasi historis atas tingkat kenaikan
gaji sebelumnya, tingkat inflasi dan masa kerja.
Annual salary increment rate determined
based on historical information of previous
salary increment rate, inflation rate and length
of service.
Asumsi tingkat mortalita telah didasarkan pada
tabel mortalita terbaru yang dihitung dengan
menggunakan metode aktuaria yang diterima
secara umum.
Mortality rate assumption is based on the
latest mortality table which is calculated using
actuarial method which is generally accepted.
Perubahan pada asumsi-asumsi tersebut di
atas pada tahun-tahun buku berikutnya
mungkin dapat menyebabkan penyesuaian
terhadap jumlah tercatat liabilitas imbalan
pasca kerja dan beban imbalan pasca kerja.
Change on the assumptions above on the
following years may require adjustments to
the carrying amount of the post employment
benefit liabilities and the post employment
benefit expenses.
Liabilitas imbalan kerja ditentukan berdasarkan
perhitungan dari aktuarial. Perhitungan aktuaria
mengunakan asumsi-asumsi seperti tingkat
diskonto, tingkat pengembalian investasi,
tingkat kenaikan gaji, tingkat kematian, tingkat
pengunduran diri, dan lain-lain (lihat Catatan
36).
Employee benefits are determined based on
actuarial valuation. The actuary valuation
involves making assumptions about discount
rate, expected rate of return on investments,
future salary increases, mortality rate,
resignation rate and others (refer to Note 36).
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/35 Page
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
6.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
KAS
6.
Cash on hand were all denominated in Rupiah
currency. As at 31 December 2014 and 2013, the
Bank has cash amounting to Rp 53,603 and
Rp 1,106, respectively.
Kas yang dimiliki seluruhnya dalam mata uang
Rupiah. Pada tanggal 31 Desember 2014 dan
2013, Bank memiliki kas masing-masing sebesar
Rp 53.603 dan Rp 1.106.
7.
GIRO DAN
INDONESIA
PENEMPATAN
PADA
BANK
7.
2014
Giro pada Bank Indonesia
Fasilitas Simpanan Bank Indonesia
Syariah (FASBIS)
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
Pendapatan yang akan diterima
dari penempatan pada Bank Indonesia
CASH
CURRENT ACCOUNTS
WITH BANK INDONESIA
AND
PLACEMENTS
2013
146,373
11,854
270,000
-
50,000
-
466,373
11,854
1,346
-
467,719
11,854
Accrued income of placement
with Bank Indonesia
The ratio of the Minimum Statutory Reserve
Requirement (GWM) for its Rupiah as at 31
December 2014 and 2013 are as follows:
Rasio Giro Wajib Minimum (GWM) untuk rekening
Rupiah pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
adalah sebagai berikut:
2014
Rupiah
Current accounts with Bank Indonesia
Bank Indonesia Sharia Deposit
Facilities (FASBIS)
Certificate of
Bank Indonesia Sharia (SBIS)
2013
5.5%
13.87%
Rupiah
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia
No. 6/21/PBI/2004 tanggal 3 Agustus 2004 tentang
“Giro Wajib Minimum Dalam Rupiah dan Valuta
Asing Bagi Bank Umum yang Melaksanakan
Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah”
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank
Indonesia No. 8/23/PBI/2006 tanggal 5 Oktober
2006, Peraturan Bank Indonesia No. 10/23/PBI/2008
tanggal 16 Oktober 2008, dan terakhir berdasarkan
Peraturan Bank Indonesia No. 15/16/PBI/2013
tanggal 24 Desember 2013, setiap Bank diwajibkan
memelihara GWM dalam Rupiah dan valuta asing
yang besarnya ditetapkan masing-masing sebesar
5% dan 1% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah
dan valuta asing.
Based
on
Bank
Indonesia
Regulation
No.6/21/PBI/2004 dated 3 August 2004 regarding
“Minimum Statutory Reserve Requirements in
Rupiah and Foreign Currencies of Commercial
Banks under Sharia Principle” as amended, by
Bank Indonesia Regulation No. 8/23/PBI/2006
dated 5 October 2006, No. 10/23/PBI/2008 dated
16 October 2008, and the lastest amendment No.
15/16/PBI/2013 dated 24 December 2014, each
bank is required to maintain Minimum Statutory
Reserve Requirements (GWM) in Rupiah and
foreign currencies equivalent to 5% and 1% of its
third party funds denominated in Rupiah and
foreign currencies, respectively.
Saldo giro pada Bank Indonesia disediakan untuk
memenuhi persyaratan GWM dari Bank Indonesia.
The balance of current accounts with Bank
Indonesia is provided to meet GWM from Bank
Indonesia.
Bank menempatkan dana pada fasilitas Bank
Indonesia Syariah (FASBIS) dengan rata-rata
tingkat bonus tahunan sebesar 5,75% untuk tahun
2014.
The Bank placed its fund in Bank Indonesia
Sharia’s Deposit Facility (FASBIS) with average
annual bonus rate at 5.75%, for the year 2014.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/36 Page
215
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
8.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
GIRO PADA BANK LAIN
8.
CURRENT ACCOUNTS WITH OTHER BANKS
All current accounts with other banks were in
Rupiah and were placed at third parties and related
parties, consist of:
Seluruh giro pada bank lain adalah dalam mata
uang Rupiah dan ditempatkan pada pihak ketiga
dan pihak berelasi, yang terdiri atas:
2014
2013
Pihak ketiga
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Negara Indonesia Syariah
Pihak berelasi
PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Tbk
9.
1,308
5,407
388
50
5
-
1,751
5,407
7,947
-
9,698
5,407
Related parties
PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Tbk
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 tidak
terdapat giro pada bank lain yang mengalami
penurunan nilai.
As at 31 December 2014 and 2013, there was no
impaired current accounts with other banks.
Manajemen berpendapat bahwa tidak diperlukan
adanya cadangan kerugian penurunan nilai.
Management believes that no allowance for
impairment losses is necessary.
PENEMPATAN PADA BANK LAIN
9.
PLACEMENTS WITH OTHER BANKS
Seluruh penempatan pada bank lain adalah dalam
mata uang Rupiah dan ditempatkan pada pihak
ketiga, yang terdiri atas:
All placements with other banks were in Rupiah
and were placed at third parties, consist of:
a.
a.
Berdasarkan jenis
2014
Pihak ketiga
Deposito mudharabah
PT Bank OCBC NISP Tbk
(Unit Syariah)
PT Bank Negara Indonesia Syariah
PT Bank Bukopin Syariah
Indonesia
PT Bank Muamalat Indonesia
PT Bank Mega Syariah
PT Bank Victoria Syariah
PT Bank Yudha Bhakti
PT Bank Windu
Kentjana International Tbk
PT Prima Master Bank
PT Bank Nusantara
Parahyangan Tbk
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk
PT Bank Panin Syariah Tbk
Dikurangi: Cadangan kerugian
penurunan nilai
By type
Placements with other banks (sharia)
Penempatan pada bank lain (syariah)
2013
120,000
70,000
-
50,000
50,000
50,000
34,000
-
5,000
11,500
11,500
-
11,500
11,000
-
11,000
6,000
3,000
374,000
70,500
(3,740)
370,260
216
Third parties
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Negara Indonesia Syariah
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/37 Page
70,500
Third parties
Mudharabah time deposits
PT Bank OCBC NISP Tbk
(Syariah Unit)
PT Bank Negara Indonesia Syariah
PT Bank Bukopin Syariah
Indonesia
PT Bank Muamalat Indonesia
PT Bank Mega Syariah
PT Bank Victoria Syariah
PT Bank Yudha Bhakti
PT Bank Windu
Kentjana International Tbk
PT Prima Master Bank
PT Bank Nusantara
Parahyangan Tbk
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk
PT Bank Panin Syariah Tbk
Less : Allowance for
impairment losses
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
9.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
PENEMPATAN PADA BANK LAIN (lanjutan)
b.
9.
Berdasarkan jangka waktu
PLACEMENTS WITH OTHER BANKS (continued)
b.
All placement with other banks have a period
ranging from 1 to 3 months.
Seluruh penempatan pada bank lain memiliki
jangka waktu berkisar pada 1 - 3 bulan.
c.
Berdasarkan sisa umur jatuh tempo
c.
2014
≤ 1 bulan
> 1 - 3 bulan
Dikurangi: Cadangan
kerugian penurunan nilai
By time period
By remaining period to maturity
2013
367,000
7,000
53,000
17,500
374,000
70,500
(3,740)
-
370,260
d.
Less: Allowance
for impairment losses
70,500
Tingkat imbal hasil
d.
Rate of returns
The annual rate of profit sharing for
mudharabah time deposits and financing
ranged from 6.90% to 9.25% in 2014. Average
interest rate for the year 2013 amounting to
6.56%.
Tingkat imbal hasil per tahun untuk deposito
mudharabah yang diterima Bank berkisar
antara 6,90% sampai dengan 9,25% pada
tahun 2014. Suku bunga rata-rata untuk tahun
2013 adalah sebesar 6,56%.
e.
≤ 1 month
> 1 - 3 months
Cadangan kerugian penurunan nilai
e.
Allowance for impairment losses
The movements of allowance for impairment
losses on placements with other banks are as
follows:
Perubahan penyisihan kerugian penempatan
pada bank lain adalah sebagai berikut:
2014
2013
Saldo awal
Penyisihan selama
tahun berjalan (Catatan 31)
-
-
3,740
-
Beginning balance
Provisions during
the year (Note 31)
Saldo akhir
3,740
-
Ending balance
10. PIUTANG MURABAHAH
10. MURABAHAH RECEIVABLES
Semua piutang murabahah yang diberikan oleh
Bank adalah dalam mata uang Rupiah dengan
rincian sebagai berikut:
All murabahah receivable were denominated in
Rupiah, with details as follows:
2014
Pembiayaan murabahah
Pendapatan yang akan diterima dari
pembiayaan murabahah
Dikurangi: Cadangan kerugian
penurunan nilai
2013
2,499,087
-
32,392
-
(33,092)
-
2,498,387
Murabahah financing
Accrued income of murabahah
financing
Less : Allowance for
impairment losses
-
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/38 Page
217
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
10. PIUTANG MURABAHAH (lanjutan)
b.
Berdasarkan
kolektibilitas
Indonesia
Perdagangan,
restoran dan
hotel
Perindustrian
Pertanian
Pengangkutan,
pergudangan dan
telekomunikasi
Sosial/masyarakat
Jasa usaha
Pertambangan
Lainnya
Pendapatan yang
akan diterima dari
pembiayaan
murabahah
Dikurangi: Cadangan
kerugian penurunan
nilai
sektor
sesuai
ekonomi
Peraturan
Lancar/
Current
Dalam
perhatian
khusus/
Special
mention
dan
Bank
a.
By economic sector and Bank Indonesia
Regulation collectibility
2014
Kurang
lancar/
Substandard
Diragukan/
Doubtful
Macet/
Loss
17,979
1,726
1,417
9,538
918
768
5,191
316
358
1,913
41
96
1,954,620
170,390
164,321
138,900
58,719
4,637
2,116
651
1,898
574
46
19
31
1,036
293
28
1
22
366
207
4
6
82
110
4
6
142,282
59,903
4,719
2,136
716
2,454,093
23,690
12,604
6,448
2,252
2,499,087
30,944
1,448
-
-
-
32,392
(24,541)
(1,184)
(1,891)
(3,224)
23,954
10,713
3,224
Berdasarkan jangka waktu
c.
2014
≤ 1 tahun
> 1 - 5 tahun
Pendapatan yang akan diterima dari
pembiayaan murabahah
Dikurangi: Cadangan kerugian
penurunan nilai
-
2,499,087
-
32,392
-
(33,092)
-
Less: Allowance for
impairment losses
2,498,387
≤ 1 year
> 1 - 5 years
Accrued income of murabahah
financing
Less : Allowance for
impairment losses
-
d.
By remaining period to maturity
2013
36,462
153,361
2,295,465
13,799
-
2,499,087
-
32,392
-
(33,092)
-
2,498,387
218
Accrued income of
murabahah financing
By time period
2,365,381
133,706
2014
Pendapatan yang akan diterima dari
pembiayaan murabahah
Dikurangi: Cadangan kerugian
penurunan nilai
(33,092)
Trading, restaurant
and hotel
Manufacturing
Agriculture
Transportation,
warehousing and
telecommunication
Social/public
Business services
Mining
Others
2013
Berdasarkan sisa umur jatuh tempo
≤ 1 bulan
> 1 - 3 bulan
> 3 - 12 bulan
> 1 - 5 tahun
(2,252)
-
2,498,387
d.
Jumlah/
Total
1,919,999
167,389
161,682
2,460,496
c.
10. MURABAHAH RECEIVABLES (continued)
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/39 Page
-
≤ 1 month
> 1 - 3 months
> 3 - 12 months
> 1 - 5 years
Accrued income of murabahah
financing
Less : Allowance for
impairment losses
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
10. PIUTANG MURABAHAH (lanjutan)
e.
Berdasarkan
ketiga
pihak
berelasi
10. MURABAHAH RECEIVABLES (continued)
dan
pihak
e.
As at 31 December 2014, all murabahah
receivables are given to the third party. There
is no murabahah receivables given to related
party.
Sampai dengan 31 Desember 2014, seluruh
piutang murabahah diberikan kepada pihak
ketiga. Tidak ada piutang murabahah yang
diberikan kepada pihak berelasi.
f.
Berdasarkan tingkat margin rata-rata
f.
2014
30%
Informasi lainnya
1)
Average interest
rate per annum
Other information
1)
Perubahan cadangan kerugian piutang
murabahah adalah sebagai berikut:
Saldo awal
Penyisihan selama tahun
berjalan (Catatan 31)
Penghapusbukuan selama
tahun berjalan
Penerimaan kembali
hapus buku
3)
-
g.
2014
2)
By average margin rate
2013
Tingkat margin rata-rata
per tahun
g.
By related and third party
The movements of allowance for
impairment losses on murabahah
receivables are as follows:
2013
24,021
-
15,878
-
Beginning balance
Provision during the
year (Note 31)
(7,161)
-
Written off during the year
354
-
Recovery of write-offs
33,092
-
Piutang
murabahah
yang
telah
dihapusbukukan oleh Bank dicatat secara
ekstra-komtabel
di
dalam
rekening
administratif.
Murabahah receivables which were
written off by the Bank are recorded as
extra-comtable in the administrative
account.
Jumlah minimum cadangan kerugian
penurunan nilai piutang yang wajib
dibentuk pada tanggal 31 Desember 2014
telah sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia.
2) The minimum amount of allowance for
impairment losses on receivables that
should be provided as at 31 December
2014 is in compliance with Bank
Indonesia regulations.
Manajemen Bank berpendapat bahwa
cadangan kerugian penurunan nilai piutang
yang dibentuk telah memadai.
Bank Management believes that the
allowance for impairment losses is
adequate.
Rasio Non-Performing Financing (NPF)
piutang murabahah pada tanggal 31
Desember 2014 adalah sebagai berikut:
3)
2014
The ratio of Non-Performing Financing
(NPF) of murabahah receivables as at 31
December 2014 are as follows:
2013
NPF - Kotor
Persentase
0.85%
-
NPF - Gross
Percentage
NPF - Bersih
Persentase
0.56%
-
NPF - Net
Percentage
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/40 Page
219
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
10. PIUTANG MURABAHAH (lanjutan)
g.
10. MURABAHAH RECEIVABLES (continued)
Informasi lainnya (lanjutan)
g.
4)
Jumlah
piutang
murabahah
yang
direstrukturisasi sampai dengan tanggal
31 Desember 2014 sebesar Rp 191.
Restrukturisasi
piutang
murabahah
dilakukan dengan cara perpanjangan
waktu,
penjadwalan
kembali
dan
penambahan plafon piutang bagi debitur.
4)
Total restructured murabahah receivables
as at 31 December 2014 amounted to Rp
191.
Murabahah
receivables
were
restructured by providing period extension,
rescheduling and additional receivable
plafond for debtors.
5)
Berdasarkan laporan Batas Maksimum
Pemberian Kredit (”BMPK”) Bank yang
disampaikan kepada Bank Indonesia, pada
tanggal 31 Desember 2014 tidak terdapat
pelanggaran atau pun pelampauan BMPK
kepada pihak ketiga dan pihak berelasi
sesuai dengan peraturan yang telah
ditetapkan Bank Indonesia.
5)
Based on the Legal Lending Limit (“LLL”)
report submitted to Bank Indonesia as at
31 December 2014, there are no
murabahah receivables which violated or
exceeded the Legal Lending Limit
Regulation.
11. PINJAMAN YANG DIBERIKAN
11. LOANS
Seluruh pinjaman yang diberikan oleh Bank adalah
dalam mata uang Rupiah dengan rincian sebagai
berikut:
All loans disbursed by the Bank were denominated
in Rupiah, with details as follows:
a.
a.
Berdasarkan jenis dan kolektibilitas sesuai
Peraturan Bank Indonesia
Lancar/
Current
By type and Bank Indonesia Regulation
collectibility
2013
Dalam
Perhatian
Khusus/
Special
Mention
Kurang
Lancar/
Substandard
Diragukan/
Doubtful
Macet/
Loss
Jumlah/
Total
Umum
Usaha Mikro Kecil
86,723
46,621
1,158
661
316
182
418
210
2,718
1,125
91,333
48,799
Usaha kecil menengah
Pinjaman karyawan
37,704
2,259
2,713
-
158
-
94
-
185
-
40,854
2,259
173,307
4,532
656
722
4,028
183,245
(273)
(315)
(3,962)
383
407
Dikurangi: Cadangan
kerugian penurunan
nilai
(127)
173,180
(349)
4,183
Pada tanggal 31 Desember 2013, tidak ada
pinjaman yang diberikan yang dijamin dengan
jaminan tunai.
220
Other information (continued)
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/41 Page
66
(5,026)
General-purpose
Micro
Small medium
enterprise
Employee loan
Less: Allowance for
impairment losses
178,219
As at 31 December 2013, there were no loans
secured by cash collateral.
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
11. PINJAMAN YANG DIBERIKAN (lanjutan)
b.
Berdasarkan sektor ekonomi
Perdagangan
Rumah tangga
Jasa lainnya
Perindustrian
By economic sector
2013
Kurang
Lancar/
Substandard
Diragukan/
Doubtful
86,572
45,967
33,434
3,416
3,171
60
743
52
505
46
69
31
521
98
93
7
2,892
165
865
74
93,661
46,336
35,204
3,580
3,278
617
49
457
5
-
3
-
28
4
3,363
1,078
23
-
-
-
-
23
173,307
4,532
656
722
4,028
183,245
(273)
(315)
(3,962)
383
407
Jasa akomodasi
Pertanian
Transportasi
& komunikasi
Dikurangi:
Cadangan kerugian
penurunan nilai
b.
Dalam
Perhatian
Khusus/
Special
Mention
Lancar/
Current
(127)
173,180
c.
11. LOANS (continued)
(349)
4,183
Berdasarkan jangka waktu dan sisa umur
jatuh tempo
c.
Macet/
Loss
Jumlah/
Total
66
(5,026)
Trading
Household
Other services
Manufacturing
Accomodation
services
Agriculture
Transportation &
communication
Less:
Allowance for
impairment losses
178,219
By time period and remaining period to
maturity
By time period:
Berdasarkan jangka waktu:
2013
Sampai dengan 1 tahun
1 - 2 tahun
2 - 5 tahun
Lebih dari 5 tahun
63,773
68,989
28,970
21,513
Up to 1 year
1 - 2 years
2 - 5 years
More than 5 years
183,245
Dikurangi: Cadangan kerugian
penurunan nilai
(5,026)
Less: Allowance for
impairment losses
178,219
By remaining period to maturity:
Berdasarkan sisa umur jatuh tempo:
2013
Kurang dari 1 bulan
1 - 3 bulan
3 - 6 bulan
5,544
7,344
170,357
Less than 1 month
1 - 3 months
3 - 6 months
183,245
Dikurangi: Cadangan kerugian
penurunan nilai
(5,026)
Less: Allowance for
impairment losses
178,219
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/42 Page
221
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
11. PINJAMAN YANG DIBERIKAN (lanjutan)
d.
Berdasarkan
ketiga
pihak
berelasi
11. LOANS (continued)
dan
pihak
d.
By related and third party
2013
Pihak ketiga
Modal Kerja
Konsumsi
Third parties
Working Capital
Consumer
150,429
31,826
182,255
Pihak berelasi
Konsumsi
Related parties
Consumer
990
183,245
Dikurangi: Cadangan kerugian
penurunan nilai
Less: Allowance for
impairment losses
(5,026)
178,219
e.
Tingkat suku bunga rata-rata per tahun
e.
Average interest rate per annum
2013
Suku bunga rata-rata per tahun
35.03%
12. BIAYA DIBAYAR DI MUKA
12. PREPAYMENTS
2014
Sewa gedung
Pemeliharaan & perbaikan IT
Lainnya
2013
30,292
5,025
423
1,194
218
2,549
35,740
3,961
13. ASET TETAP
Akumulasi penyusutan
Bangunan
Kendaraan bermotor
Perlengkapan kantor
Leasehold improvement
Nilai buku bersih
222
Building rental
IT maintenance and renewal
Others
13. PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT
Saldo awal/
Beginning
balance
Biaya Perolehan
Tanah
Bangunan
Kendaraan bermotor
Perlengkapan kantor
Leasehold improvement
Aset dalam penyelesaian
Average interest rate per annum
2014
Penambahan/
Addition
Pengurangan/
Deduction
Reklasifikasi/
Reclassification
Jumlah/
Total
3,987
7,698
320
4,635
-
67,668
59,526
28,816
11,964
(532)
(1,020)
(22)
(1,010)
(972)
(9,322)
1,415
(4,723)
(5,391)
3,987
6,726
58,134
64,556
24,071
5,563
16,640
167,974
(2,584)
(18,993)
163,037
(2,006)
(204)
(2,964)
-
(360)
(18,097)
(15,323)
(10,996)
576
2,020
20
456
8,878
4,229
5,430
(1,910)
(8,847)
(12,038)
(5,546)
(5,174)
(44,776)
2,616
18,993
(28,341)
11,466
134,696
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/43 Page
Cost
Land
Buildings
Motor vehicles
Office equipment
Leasehold improvement
Construction in progress
Accumulated depreciation
Buildings
Motor vehicles
Office equipment
Leasehold improvement
Net book value
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
13. ASET TETAP (lanjutan)
13. PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT (continued)
Saldo awal/
Beginning
balance
Biaya Perolehan
Tanah
Bangunan
Kendaraan bermotor
Perlengkapan kantor
Akumulasi amortisasi
Bangunan
Kendaraan bermotor
Perlengkapan kantor
Nilai buku bersih
2013
Penambahan/
Addition
Pengurangan/
Deduction
Reklasifikasi/
Reclassification
Jumlah/
Total
3,987
7,698
320
4,078
558
(1)
-
3,987
7,698
320
4,635
16,083
558
(1)
-
16,640
(1,525)
(172)
(2,117)
(481)
(32)
(847)
-
-
(2,006)
(204)
(2,964)
(3,814)
(1,360)
-
-
(5,174)
12,269
11,466
Cost
Land
Buildings
Motor vehicles
Office equipment
Accumulated depreciation
Buildings
Motor vehicles
Office equipment
Net book value
Bank telah mengasuransikan aset tetap (tidak
termasuk hak atas tanah) untuk menutup
kemungkinan kerugian terhadap risiko kebakaran,
pencurian, dan risiko lainnya.
The Bank has insured its property, plant and
equipment (except for landrights) to cover possible
losses against fire, theft, and other risks.
Berdasarkan penelaahan manajemen, tidak terdapat
indikasi penurunan nilai atas aset tetap tersebut di
atas.
Based on management review, there is no
indication of impairment in the value of property,
plant and equipment.
14. ASET TAK BERWUJUD
14. INTANGIBLE ASSETS
Saldo awal/
Beginning
balance
Biaya Perolehan
Piranti lunak
Pengembangan piranti
lunak
Akumulasi amortisasi
Piranti lunak
Nilai buku bersih
2014
Penambahan/
Addition
Pengurangan/
Deduction
Reklasifikasi/
Reclassification
Jumlah/
Total
5,548
9,946
-
(112)
15,382
Cost
Software
350
4,571
-
(350)
4,571
Software development
5,898
14,517
-
(462)
19,953
(2,370)
(3,061)
-
462
(4,969)
(2,370)
(3,061)
-
462
(4,969)
3,528
14,984
Accumulated amortisation
Software
Net book value
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/44 Page
223
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
14. ASET TAK BERWUJUD (lanjutan)
14. INTANGIBLE ASSETS (continued)
2013
Saldo awal/
Beginning
balance
Biaya Perolehan
Piranti lunak
Pengembangan piranti
lunak
Akumulasi penyusutan
Piranti lunak
Nilai buku bersih
Penambahan/
Addition
Pengurangan/
Deduction
Reklasifikasi/
Reclassification
4,624
924
-
-
5,548
Cost
Software
-
350
-
-
350
Software development
4,624
1,274
-
-
5,898
(1,020)
(1,350)
-
-
(2,370)
(1,020)
(1,350)
-
-
(2,370)
3,604
3,528
Accumulated amortisation
Software
Net book value
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat
indikasi adanya penurunan nilai aset tidak berwujud.
Management believes that there is no impairment
in the value of intangible assets.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, tidak
terdapat aset tak berwujud yang digunakan sebagai
jaminan dan semua aset tak berwujud.
As at 31 December 2014 and 2013, there are no
intangible assets pledged as collateral and no
limitation of ownership of the intangible assets.
15. ASET LAIN-LAIN
15. OTHER ASSETS
2014
Pihak ketiga
Uang muka
Biaya pendirian ditangguhkan
Setoran jaminan
Agunan yang diambil alih
Piutang bunga
Lain-lain
2013
30,462
15,918
8,834
4,063
1,869
41
2,975
3,690
1,199
61,146
7,905
Cadangan kerugian penurunan nilai
Pihak terkait
Tagihan kepada perusahaan induk
224
Jumlah/
Total
(50)
(24)
61,096
7,881
78,676
-
139,772
7,881
Third parties
Advances
Deferred establishment fees
Deposits
Foreclosed collateral
Interest receivable
Others
Allowance for impairment losses
Related parties
Receivables to parent company
Lain-lain terdiri dari aset yang masih dalam tahap
penyelesaian dan pembayarannya dilakukan secara
termin.
Others mostly consist of assets that are still in the
stage of completion and the payment is made in
installments.
Tagihan kepada perusahaan induk terutama
merupakan tagihan atas transfer aset bersih dan
kelebihan
pembayaran
sehubungan
dengan
penerapan PSAK No. 38 (Revisi 2012), “Kombinasi
Bisnis Entitas Sepengendali”.
Receivables to parent company mainly consists of
receivables of net assets transfer and excess
payment in relation to the implementation of “SFAS
No. 38 (Revised 2012) regarding “Business
Combination Under Common Control”.
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian
yang dibentuk cukup untuk menutup kemungkinan
kerugian penurunan nilai atas aset lain-lain.
Management believes that the allowance for losses
is adequate to cover impairment losses for other
assets.
Lihat Catatan 37 untuk rincian saldo dan transaksi
dengan pihak berelasi.
Refer to Note 37 for detail of related parties
balances and transactions
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/45 Page
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
16. LIABILITAS SEGERA
16. LIABILITIES DUE IMMEDIATELY
2014
2013
Simpanan sementara
Kiriman uang
Lainnya
5,224
52
87
442
700
5,363
1,142
Temporary deposit transactions
Remittances
Others
Temporary deposit is a deposit to record the
transactions that result from products and services
provided by the Bank that cannot be processed
further waiting for the fulfilment of the conditions
(terms and conditions) for each product and
service.
Simpanan sementara merupakan simpanan untuk
membukukan transaksi-transaksi yang berasal dari
produk dan jasa yang disediakan Bank yang belum
dapat diproses lebih lanjut menunggu berlakunya
kondisi (syarat dan ketentuan) untuk masing-masing
produk dan jasa tersebut.
17. BAGI HASIL YANG BELUM DIBAGIKAN
17. UNDISTRIBUTED REVENUE SHARING
Akun ini merupakan bagi hasil yang belum dibagikan
oleh Bank kepada shahibul maal atas bagian
keuntungan hasil usaha Bank yang telah disisihkan
dari pengelolaan dana mudharabah.
This account represents the undistributed share of
the customer (shahibul maal) on the distribution of
income generated by Bank from managing
mudharabah funds.
Bagi hasil yang belum dibagikan Bank pada tanggal
31 Desember 2014 adalah bagi hasil untuk deposito
mudharabah sebesar Rp 10.039 (2013: Nihil).
Undistributed revenue sharing which has not been
distributed by the Bank as at 31 December 2014
for mudharabah time deposits amounted to
Rp 10,039 (2013: Nil).
18. SIMPANAN NASABAH
18. DEPOSITS FROM CUSTOMERS
2014
Giro Wadiah
Tabungan Wadiah
Giro
Tabungan
Deposito berjangka
a.
b.
2013
20,000
493,240
-
3,794
36,534
81,946
513,240
122,274
Giro Wadiah
a.
Wadiah demand deposits
Wadiah saving accounts
Demand deposits
Savings accounts
Time deposits
Wadiah demand deposits
Giro
wadiah
merupakan
giro
wadiah
yaddhamanah yaitu titipan dana pihak lain yang
dapat diberikan bonus berdasarkan kebijakan
Bank. Sampai dengan 31 Desember 2014,
Bank belum membagikan bonus untuk produk
giro wadiah.
Wadiah demand deposits represent wadiah
yaddhamanah in which depositors are entitled
to receive bonuses in accordance with the
Bank’s policy. As at 31 December 2014, Bank
has not distributed bonuses for wadiah
demand deposits.
Sampai dengan 31 Desember 2014, tidak
terdapat transaksi dengan pihak berelasi untuk
giro wadiah.
As at 31 December 2014, there is no related
party transaction for wadiah demand deposits.
Tabungan Wadiah
b.
Wadiah savings deposits
Tabungan wadiah merupakan simpanan dana
dalam mata uang Rupiah yang dapat diberikan
bonus berdasarkan kebijakan Bank.
Wadiah savings deposits represent deposits in
Rupiah currency which can be distributed with
bonus with the Bank’s policy.
Sampai dengan 31 Desember 2014, tidak
terdapat transaksi dengan pihak berelasi untuk
tabungan wadiah.
As at 31 December 2014, there is no related
party transaction for wadiah savings deposits.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/46 Page
225
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
18. SIMPANAN NASABAH (lanjutan)
c.
18. DEPOSITS FROM CUSTOMERS (continued)
Giro
c.
Demand deposits
Sampai dengan 31 Desember 2013, terdapat
transaksi dengan pihak berelasi untuk giro
adalah sebesar Rp 24.
As at 31 December 2013, there is related party
transaction for savings deposits amounting to
Rp 24.
Berdasarkan jenis nasabah:
By type of customer:
2013
Yayasan
Perusahaan
Asuransi
Perorangan
2,978
672
89
55
Foundation
Corporate
Insurance
Individual
3,794
d.
Tingkat suku bunga rata-rata giro per tahun
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2013 adalah 1,00%.
The average interest rate per annum for
demand deposits for the years ended 31
December 2013 is 1.00%, respectively.
Tidak ada saldo giro yang diblokir atau dijadikan
jaminan pinjaman yang diberikan per 31
Desember 2013.
There are no demand deposits blocked or
pledged for loans as at 31 December 2013.
Tabungan
d.
Berdasarkan pihak berelasi dan ketiga
Savings deposits
By related and third party
2013
Pihak ketiga
Pihak berelasi
36,066
468
Third parties
Related parties
36,534
Berdasarkan jenis
By type
2013
Tabungan “PPK”
Tabungan “Taruta”
Tabungan “PUP 2”
Tabungan “Bina Anggaran”
Tabungan “PU Agunan”
Tabungan “PUP”
20,010
11,594
3,402
895
621
12
“PPK” Savings
“Taruta” Savings
“PUP 2” Savings
“Bina Anggaran” Savings
“PU Agunan” Savings
“PUP” Savings
36,534
The annual average interest rate for saving
deposits for the year ended 31 December
2013 is 2.87%, respectively.
Tingkat suku bunga rata-rata tabungan per
tahun untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2013 adalah 2,87%.
e.
Deposito berjangka
e.
Sampai dengan 31 Desember 2013, terdapat
transaksi dengan pihak berelasi untuk deposito
berjangka adalah sebesar Rp 2.668.
226
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/47 Page
Time deposits
As at 31 December 2013, there is related party
transaction for time deposits amounting to Rp
2,668.
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
18. SIMPANAN NASABAH (lanjutan)
e.
18. DEPOSITS FROM CUSTOMERS (continued)
Deposito berjangka (lanjutan)
e.
Berdasarkan sisa umur sampai dengan
jatuh tempo
Time deposits (continued)
By remaining period to maturity:
2013
Sampai dengan 1 bulan
1 - 3 bulan
3 - 6 bulan
52,268
25,437
4,241
Up to 1 month
1 - 3 months
3 - 6 months
81,946
Berdasarkan tingkat suku bunga
By interest rates
2013
<7%
7% - 8%
8% - 9%
997
14,410
66,539
<7%
7% - 8%
8% - 9%
81,946
Tingkat suku bunga rata-rata deposito
berjangka per tahun untuk tahun-tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2013
adalah 7,27%.
The annual average interest rate for time
deposits for the years ended 31 December
2013 is 7.27%, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2013, saldo
deposito berjangka yang diblokir atau dijadikan
jaminan pinjaman yang diberikan adalah
sebesar Rp 14.
As at 31 December 2013, there are time
deposits blocked or pledged for loans
amounting to Rp 14.
19. PERPAJAKAN
a.
19. TAXATION
Utang pajak
a.
2014
Pajak penghasilan badan
- Pasal 25
- Pasal 29
Pajak lainnya
- Pasal 21
- Pasal 23 dan 4(2)
- Pajak pertambahan nilai
b.
2013
4,665
12,535
17,200
227
227
3,765
3,376
64
199
136
-
24,405
562
Beban pajak penghasilan
b.
2014
Pajak penghasilan badan
- Kini
- Tangguhan
Taxes payable
Corporate income tax
Article 25 Article 29 Other taxes
Article 21 Article 23 and 4(2) Value added tax -
Income tax expense
2013
(43,338)
7,546
(278)
95
(35,792)
(183)
Corporate income tax
Current Deferred -
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/48 Page
227
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
19. PERPAJAKAN (lanjutan)
b.
19. TAXATION (continued)
Beban pajak penghasilan (lanjutan)
b.
The reconciliation between the Bank’s income
tax expense with the calculation of the
accounting income before income tax expense
and the prevailing tax rate is as follows:
Rekonsiliasi atas beban pajak penghasilan
Bank dengan perkalian laba akuntansi Bank
sebelum beban pajak penghasilan dan tarif
pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
2014
Laba sebelum pajak
penghasilan
Beban pajak
penghasilan yang
dihitung dari laba
sebelum beban
pajak penghasilan
Pengaruh pajak atas
perbedaan tetap
2013
134,734
Beban pajak
penghasilan
Income before tax
33,683
89
2,109
94
35,792
183
Income tax expense
The reconciliation between income before
income tax as stated in the statement of
comprehensive income with taxable income for
the year ended 31 December 2014 and 2013
are as follows:
2014
2013
134,734
356
Income before income tax
Perbedaan tetap
Kenikmatan karyawan
Lain-lain
5,871
2,565
375
Permanent differences
Benefit in kind
Others
Perbedaan temporer
Imbalan kerja
(4,141)
882
Penyusutan aset tetap
Akrual bonus dan tantiem
Cadangan kerugian
penurunan nilai atas
pembiayaan Murabahah
dan pinjaman yang diberikan
Lainnya
Penghasilan kena pajak
9,329
23,531
1,471
(3)
279
Current income tax expense
before considering the
impact of the application of
SFAS 38 and 58
-
Tax impact of the application
of SFAS 38 and SFAS 58
26,440
279
Current income tax expense
(13,905)
(52)
12,535
227
Dampak pajak atas penerapan
PSAK 38 dan 58
(16,898)
Utang pajak penghasilan
(500)
Allowance for impairment
losses on murabahah
financing and loans
Others
Taxable income
43,338
Dikurangi: pajak dibayar dimuka
-
Temporary differences
Employee benefits
Depreciation of property
plant, and equipment
Accrued bonus and tantiem
1,113
173,357
Beban pajak penghasilan kini
sebelum memperhitungkan
dampak penerapan
PSAK 38 dan 58
Beban pajak penghasilan kini
Perhitungan pajak penghasilan untuk tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
di atas adalah suatu perhitungan sementara
yang dibuat untuk tujuan akuntansi dan dapat
berubah pada saat Bank menyampaikan Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan tahun 2014.
228
356
Income tax expense
calculated from
income before income tax
expense
Effect of tax on permanent
differences
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak
penghasilan seperti yang tercantum dalam
laporan laba rugi komprehensif dengan laba
fiskal untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai
berikut:
Laba sebelum pajak
penghasilan
Income tax expense (continued)
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/49 Page
Less: Prepaid tax
Income taxes payable
The calculation of income tax for the year
ended 31 Desember 2014 above is a
preliminary estimate made for accounting
purposes and are subject to change at the
time the Bank submits its Annual Corporate
Income Tax Return (SPT) for the year 2014.
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
19. PERPAJAKAN (lanjutan)
c.
19. TAXATION (continued)
Aset pajak tangguhan – bersih
c.
2014
Dikreditkan/
(dibebankan)
ke laba/rugi/
Credited/
(charged) to
profit/loss
1 Januari/
January
Aset
pajak tangguhan
Imbalan kerja karyawan
Penyusutan aset tetap
Cadangan kerugian penurunan
nilai atas pembiayaan Murabahah
dan pinjaman yang diberikan
Lainnya
Dampak atas penerapan
PSAK 38 dan 58
Deferred tax asset – net
31 Desember/
December
1,579
4,848
6,427
-
2,332
2,332
1
367
(1)
367
-
1,580
7,546
9,126
Deferred tax
assets
Employee benefits
Depreciation of property,
plant, and equipment
Allowance for impairment
losses on Murabahah financing
and loans
Others
Impact of the application
of SFAS 38 and 58
(63)
9,063
1 Januari/
January
Aset
pajak tangguhan
Imbalan kerja karyawan
Lainnya
2013
Dikreditkan/
(dibebankan)
ke laba/rugi/
Credited/
(charged) to
profit/loss
1,484
-
95
1
1,579
1
1,484
96
1,580
Administrasi
d. Administration
Under the taxation laws of Indonesia, the
Company submits tax returns on the basis of
self assessment. The Director General of Tax
(“DGT”) stipulates that for the year 2008 and
subsequent years, DGT may assess or amend
taxes within five years of the time the tax
becomes due.
Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang
berlaku di Indonesia, Perseroan menghitung,
menetapkan dan membayar sendiri besarnya
jumlah pajak yang terutang. Direktur Jenderal
Pajak ("DJP") menyatakan bahwa untuk tahun
pajak 2008 dan seterusnya, DJP dapat
menetapkan dan mengubah liabilitas pajak
dalam batas waktu lima tahun sejak saat
terutangnya pajak.
20. LIABILITAS LAIN-LAIN
20. OTHER LIABILITIES
2014
Cadangan pembiayaan murabahah
Asuransi
Lain-lain
Deferred tax
assets
Employee benefits
Others
The Bank’s management believes that
deferred tax assets can be recovered in future
taxable years.
Manajemen Bank berpendapat bahwa aset
pajak tangguhan dapat terpulihkan seluruhnya
di masa pajak yang akan datang.
d.
31 Desember/
December
2013
91,904
2,408
2,982
310
97,294
310
Provision for murabahah financing
Insurance
Others
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/50 Page
229
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
20. LIABILITAS LAIN-LAIN (lanjutan)
20. OTHER LIABILITIES (continued)
Others mostly consist of accrual for payment
insurance premium to BPJS.
Lain-lain terdiri dari cadangan pembayaran premi
asuransi ke BPJS.
21. TABUNGAN MUDHARABAH
21. MUDHARABAH SAVINGS DEPOSITS
a. Berdasarkan jenis produk
a.
2014
Bukan Bank
Tabungan Taseto Premium IB
Tabungan Citra IB
2013
10,934
6,506
-
17,440
-
b. Berdasarkan pihak berelasi dan pihak ketiga
b.
2014
Bukan Bank
Pihak ketiga
Pihak berelasi
Non-Bank
Taseto Premium IB Savings
Citra IB Savings
Based on related and third parties
2013
17,187
253
-
17,440
-
Non-Bank
Third parties
Related parties
Tabungan mudharabah merupakan simpanan
dana pihak lain yang mendapatkan imbalan
bagi hasil dari pendapatan Bank atas
penggunaan dana tersebut dengan nisbah yang
ditetapkan dan disetujui sebelumnya.
Mudharabah savings deposits represent
deposits from third parties who receive a share
in the revenue derived by the Bank from the
use of such funds based on a predetermined
and pre-agreed ratio.
Nisbah dan tingkat bagi hasil rata-rata untuk
tabungan mudharabah untuk tahun yang
berakhir pada 31 Desember 2014 adalah
sebagai berikut:
The average rate of ratio and profit sharing for
mudharabah savings deposits for the years
ended 31 December 2014 are as follows:
2014
Nisbah (%)/
Ratio (%)
Tabungan mudharabah
230
By product
Tingkat
bagi hasil (%)/
Profit sharing
rate (%)
2.32%
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/51 Page
3.23%
Mudharabah savings deposits
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
22. DEPOSITO MUDHARABAH
a.
22. MUDHARABAH TIME DEPOSITS
Berdasarkan pihak berelasi dan pihak ketiga
a.
2014
Bukan Bank
Pihak ketiga
Pihak berelasi
b.
2013
2,172,916
3,908
-
2,176,824
-
Berdasarkan jangka waktu
b.
2014
Bukan Bank
1 - 3 bulan
3 - 6 bulan
6 - 9 bulan
9 - 12 bulan
>12 bulan
c.
Non-Bank
Third parties
Related parties
By time period
2013
1,239,361
814,354
9,437
103,870
9,802
-
2,176,824
-
Berdasarkan sisa umur jatuh tempo
c.
2014
Bukan Bank
1 - 3 bulan
3 - 6 bulan
6 - 9 bulan
9 - 12 bulan
>12 bulan
By related and third party
Non-Bank
1 - 3 months
3 - 6 months
6 - 9 months
9 - 12 months
>12 months
By remaining period to maturity
2013
1,631,394
353,962
92,096
89,570
9,802
-
2,176,824
-
Non-Bank
1 - 3 months
3 - 6 months
6 - 9 months
9 - 12 months
>12 months
Pada tanggal 31 Desember 2014, tidak ada
deposito mudharabah yang dijadikan jaminan
atas pembiayaan murabahah dan pinjaman
yang diberikan oleh Bank.
As at 31 December 2014, there are no
Mudharabah deposits that were used as
collateral for the Bank’s murabahah financing
and loans.
Deposito mudharabah merupakan investasi
pihak lain yang mendapatkan imbalan bagi hasil
dari pendapatan Bank atas penggunaan dana
tersebut dengan nisbah yang ditetapkan dan
disetujui sebelumnya.
Mudharabah
time
deposits
represent
investment from other parties who receive
share in the income derived by the Bank from
the use of such funds based on a
predetermined and pre-agreed ratio.
Nisbah dan tingkat bagi hasil rata-rata untuk
deposito mudharabah untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
adalah sebagai berikut:
The average rate of ratio and profit sharing for
mudharabah time deposits for the years ended
31 December 2014, are as follows:
2014
Nisbah (%)/
Ratio (%)
1 bulan
3 bulan
6 bulan
Tingkat
bagi hasil (%)/
Profit sharing
rate (%)
12.76%
13.29%
14.26%
8.58%
8.93%
8.12%
1 month
3 months
6 months
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/52 Page
231
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
23. MODAL SAHAM
23. CAPITAL STOCK
Berdasarkan Akta Pendirian No. 25 yang dibuat di
hadapan Hadijah, S.H. pengganti Notaris Winarti
Lukman Widjaja, S.H., tanggal 27 Agustus 2013,
modal
dasar
Bank
adalah
sebesar
Rp
640.000.000.000 (nilai penuh) yang terdiri atas
640.000 (nilai penuh) lembar saham dengan nilai
nominal Rp 1.000.000 (nilai penuh) per saham.
Modal ditempatkan dan disetor penuh terdiri atas
533.333 (nilai penuh) lembar saham dengan rincian
sebesar Rp 373.333.000.000 (nilai penuh)
merupakan setoran tunai PT Bank Tabungan
Pensiunan Nasional Tbk.
Based on the Deed of Establishment No.25,
notarised by Hadijah, S.H., substitute of Notary
Winarti Lukman Widjaja, S.H. dated 27 August
2013, Bank’s authorised capital amounted to Rp
640,000,000,000 (full amount) consisting of
640,000 (full amount) shares with a nominal value
of Rp 1,000,000 (full amount) per share. The
capital issued and fully paid consists of 533,333
(full
amount)
shares
consisting
of
Rp
373,333,000,000 (full amount) in the form of
transfer of cash of PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Tbk.
Susunan pemegang saham Bank pada tanggal
31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai
berikut:
The composition of the Bank’s shareholders as of
31 December 2014 and 2013 are as follows:
Pemegang saham
Jumlah saham
ditempatkan dan
disetor penuh/
Issued and fully
paid stock
PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional (Persero) Tbk
PT Triputra Persada Rahmat
Pemegang saham
Persentase
kepemilikan/
Ownership
percentage
70%
30%
373,333
160,000
533,333
100%
533,333
Shareholders
PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional (Persero) Tbk
PT Triputra Persada Rahmat
2013
Persentase
kepemilikan/
Ownership
percentage
Jumlah modal/
Amount of
capital
152,500
7,500
95.31%
4.69%
152,500
7,500
160,000
100%
160,000
24. CADANGAN UMUM DAN WAJIB
232
Jumlah modal/
Amount of
capital
373,333
160,000
Jumlah saham
ditempatkan dan
disetor penuh/
Issued and fully
paid stock
PT Triputra Persada Rahmat
Yayasan Purba Danarta
2014
24.
Shareholders
PT Triputra Persada Rahmat
Yayasan Purba Danarta
GENERAL AND LEGAL RESERVES
Cadangan umum dan wajib pada awalnya dibentuk
dalam rangka memenuhi ketentuan pasal 61 ayat
(1) Undang-undang No. 1/1995 mengenai
Perseroan Terbatas (kemudian diganti dengan
Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40/2007),
yang mengharuskan perusahaan Indonesia untuk
membentuk cadangan umum dan wajib sebesar
sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang
ditempatkan dan disetor penuh. Undang-undang
tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk
pembentukan cadangan tersebut.
The general and legal reserves are originally
provided in accordance with Indonesian Limited
Liability Company Law No. 1/1995 article 61
paragraph (1) (later superseeded by Limited
Liability Company Law No. 40/2007), which
requires Indonesian companies to set up a
general and legal reserve amounting to at least
20% of the issued and paid-up share capital. This
particular law does not regulate the period of time
in relation to the provision of such reserves.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, jumlah
cadangan yang telah dibukukan bank adalah
sebesar Rp 2.206.
As at 31 December 2014 and 2013, total reserves
provided by the Bank amounting to Rp 2,206.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/53 Page
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
25. PENDAPATAN DARI JUAL BELI
25.
2014
Pendapatan murabahah
2013
1,007,366
26. PENDAPATAN USAHA UTAMA LAINNYA
-
26.
2014
Pendapatan bonus FASBIS
Pendapatan bagi hasil
penempatan
pada bank lain
Pendapatan bagi hasil
investasi pada
SBIS
OTHER MAIN OPERATING INCOME
15,416
-
12,422
-
Income bonus from FASBIS
Profit sharing income from
placements
with other banks
2,529
-
Profit sharing income from
investments in SBIS
30,367
-
27. THIRD PARTIES’ SHARE ON RETURN OF
TEMPORARY SYIRKAH FUNDS
2014
Deposito mudharabah
Tabungan mudharabah
Income from murabahah
2013
27. HAK PIHAK KETIGA ATAS BAGI HASIL DANA
SYIRKAH TEMPORER
2013
168,434
380
-
168,814
-
28. PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA
Mudharabah time deposits
Mudharabah savings deposits
28. OTHER OPERATING INCOME
2014
Pemulihan biaya promosi
Jasa administrasi layanan bank
Lain-lain
2013
5,981
105
1,178
-
7,264
-
29. GAJI DAN TUNJANGAN
Reversal of promotion
Bank service administration fees
Others
29. SALARIES AND BENEFITS
2014
Gaji dan upah
Tunjangan karyawan
Pendidikan dan pelatihan
INCOME FROM SALES AND PURCHASES
2013
244,046
172,280
11,299
-
427,625
-
Salaries and wages
Employee allowances
Education and training
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/54 Page
233
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
30. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
30. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES
2014
Promosi
Penyusutan
Sewa
Keperluan kantor
Perjalanan dinas
Asuransi
Pajak
Transportasi
Honorarium tenaga ahli
Peralatan dan keperluan MMS
Outsourcing
Pemeliharaan dan perbaikan
Listrik, air, dan gas
Komunikasi
Lain-lain
2013
72,981
46,396
46,157
19,818
14,453
14,158
10,577
8,615
7,009
6,342
5,154
4,624
4,044
1,122
643
-
262,093
-
Lain-lain terdiri dari biaya pekerjaan dan pelayanan
kantor dan beban operasional lainnya.
Others consists of operating expenses, office
services and other operational expenses.
31. PEMBENTUKAN
CADANGAN
KERUGIAN
PENURUNAN NILAI ASET PRODUKTIF DAN NON
PRODUKTIF
31. PROVISION
FOR
ALLOWANCE
FOR
IMPAIRMENT LOSSES ON EARNING AND NON
EARNING ASSETS
2014
Penempatan pada bank lain
(Catatan 9)
Piutang murabahah (Catatan 10)
2013
(3,740)
(15,878)
-
(19,618)
-
32. BEBAN OPERASIONAL LAINNYA
Placements with other banks (Note 9)
Murabahah receivables (Note10)
32. OTHER OPERATING EXPENSES
2014
Operasional Mobile Marketing Syariah
Rekruitmen
Retribusi
Lain-lain
2013
39,423
2,401
166
296
-
42,286
-
33. (BEBAN)/PENDAPATAN NON-OPERASIONAL BERSIH
Pendapatan non-operasional
Beban non-operasional
Operational of Mobile Marketing Syariah
Recruitment
Retribution
Others
33. NON-OPERATING (EXPENSE)/INCOME - NET
2014
234
Promotion
Depreciation
Rent
Office supplies
Business travel
Insurance
Tax
Transportation
Expert fees
MMS supplies and equipment
Outsourcing
Service and maintenance
Electricity, water and gas
Communication
Others
2013
109
(237)
-
(128)
-
Non-operating income
Non-operating expenses
Pendapatan non-operasional terdiri dari kelebihan
pembayaran piutang.
Non-operational income mostly consists of excess
payment of receivables.
Beban non-operasional terdiri dari sumbangan,
iuran keanggotaan, dan lain-lain.
Non-operational expenses mostly consist
contribution, membership fees, and others.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/55 Page
of
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
34. ASET DAN LIABILITAS ATAS OPERASI YANG
DIHENTIKAN
34. ASSETS AND LIABILITIES ON DISCONTINUED
OPERATIONS
a) Aset atas operasi yang dihentikan
a) Assets on discontinued operations
2014
Pinjaman yang diberikan
2013
46,513
-
Loans
Pinjaman
yang
diberikan
terkait
BSPD
diklasifikasikan sebagai aset atas operasi yang
dihentikan sehubungan dengan konversi bank
umum konvensional menjadi bank umum syariah.
Loans related to BSPD are classified as assets
on discontinued operations in relation to the
convertion of the Bank from coventional
commercial bank to sharia commercial bank.
Seluruh pinjaman yang diberikan oleh Bank
adalah dalam mata uang Rupiah dengan rincian
sebagai berikut:
All loans disbursed by the Bank were
denominated in Rupiah, with details as follows:
a.Berdasarkan jenis dan kolektibilitas sesuai
Peraturan Bank Indonesia
a.By type and Bank Indonesia Regulation
collectibility
Dalam
Perhatian
Khusus/
Special
Mention
Lancar/
Current
Usaha Mikro Kecil
Usaha kecil menengah
Umum
Karyawan
Pendapatan bunga
yang masih akan
diterima
Dikurangi: Cadangan
kerugian penurunan
nilai
2014
Kurang
Lancar/
Substandard
Diragukan/
Doubtful
4,180
1,123
2,202
164
26,368
8,009
1,528
2,057
1,746
3,645
-
1,500
1,569
-
344
1,742
-
2,092
753
-
13,691
9,237
2,057
30,293
9,571
4,192
4,288
3,009
51,353
467
587
-
-
-
1,054
(517)
(2,061)
(793)
8,097
3,399
b.Berdasarkan sektor ekonomi
Pendapatan bunga
yang masih akan
diterima
Dikurangi: Cadangan
kerugian penurunan
nilai
(1,019)
(5,894)
2,784
1,990
46,513
Kurang
Lancar/
Substandard
Diragukan/
Doubtful
Macet/
Loss
Jumlah/
Total
7,324
1,586
314
-
3,651
422
84
-
3,080
845
209
-
2,857
48
102
-
35,016
10,655
2,087
2,057
931
59
239
108
35
-
132
22
2
-
1,339
189
10
-
-
-
-
10
30,293
9,571
4,192
4,288
3,009
51,353
467
587
-
-
-
1,054
30,243
Less: Allowance for
impairment losses
2014
18,104
7,754
1,378
2,057
(517)
Accrued interest
income
b. By economic sector
Dalam
Perhatian
Khusus/
Special
Mention
Lancar/
Current
(1,504)
Micro
Small medium
enterprise
General-purpose
Employee loan
As at 31 December 2014 there was no loans
secured by cash collateral.
Pada tanggal 31 Desember 2014, tidak ada
pinjaman yang diberikan yang dijamin dengan
jaminan tunai.
Jasa akomodasi
Pertanian
Transportasi
& komunikasi
Jumlah/
Total
18,699
30,243
Perdagangan
Jasa lainnya
Perindustrian
Rumah tangga
Macet/
Loss
( 2,061)
8,097
(793)
3,399
(1,504)
(1,019)
( 5,894)
2,784
1,990
46,513
Trading
Other services
Manufacturing
Household
Accomodation
services
Agriculture
Transportation &
communication
Accrued interest
income
Less: Allowance for
impairment losses
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/56 Page
235
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
34. ASET DAN LIABILITAS ATAS OPERASI YANG
DIHENTIKAN (lanjutan)
34. ASSETS AND LIABILITIES ON DISCONTINUED
OPERATIONS (continued)
a) Aset atas operasi yang dihentikan (lanjutan)
a) Assets
on
(continued)
c.Berdasarkan jangka waktu dan sisa umur
jatuh tempo
discontinued
operations
c. By time period and remaining period to
maturity
By time period
Berdasarkan jangka waktu
2014
Sampai dengan 1 tahun
1 - 2 tahun
2 - 5 tahun
Lebih dari 5 tahun
1,447
18,564
18,512
12,830
Up to 1 year
1 - 2 years
2 - 5 years
More than 5 years
51,353
Pendapatan bunga yang
masih akan diterima
Accrued interest
income
1,054
Dikurangi: Cadangan kerugian
penurunan nilai
(5,894)
Less: Allowance for
impairment losses
46,513
By remaining period to maturity
Berdasarkan sisa umur jatuh tempo
2014
Kurang dari 1 bulan
1 - 3 bulan
3 - 6 bulan
3,914
3,757
43,682
Less than 1 month
1 - 3 months
3 - 6 months
51,353
Pendapatan bunga yang
masih akan diterima
Accrued interest
income
1,054
Dikurangi: Cadangan kerugian
penurunan nilai
(5,894)
Less: Allowance for
impairment losses
46,513
d.Berdasarkan
ketiga
pihak
berelasi
dan
pihak
d. By related and third party
2014
Pihak berelasi
Konsumsi
Pihak ketiga
Modal Kerja
Konsumsi
275
Related parties
Consumer
49,296
1,782
Third parties
Working Capital
Consumer
51,353
Pendapatan bunga yang
masih akan diterima
1,054
Dikurangi: Cadangan kerugian
penurunan nilai
(5,894)
46,513
236
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/57 Page
Accrued interest
income
Less: Allowance for
impairment losses
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
34. ASET DAN LIABILITAS ATAS OPERASI YANG
DIHENTIKAN (lanjutan)
34. ASSETS AND LIABILITIES ON DISCONTINUED
OPERATIONS (continued)
a) Aset atas operasi yang dihentikan (lanjutan)
a) Assets
on
(continued)
e.Tingkat suku bunga rata-rata per tahun
discontinued
operations
e. Average interest rate per annum
2014
Suku bunga rata-rata per tahun
31.50%
b) Liabilitas atas operasi yang dihentikan
Average interest rate per annum
b) Liabilities on discontinued operations
2014
Dana pihak ketiga
2013
6,641
-
Third party fund
Dana pihak ketiga terkait BSPD diklasifikasikan
sebagai liabilitas atas operasi yang dihentikan
sehubungan dengan konversi bank umum
konvensional menjadi bank umum syariah.
Third party fund related to BSPD are classified
as liabilities on discontinued operations in
relation to the convertion of the Bank from
conventional commercial bank to sharia
commercial bank.
a.Giro
a. Demand deposits
Sampai dengan 31 Desember 2014, tidak
terdapat transaksi dengan pihak berelasi untuk
giro.
As at 31 December 2014, there is no related
party transaction for savings deposits.
Berdasarkan jenis nasabah
By type of customer
2014
Yayasan
Asuransi
Perusahaan
Perorangan
1,994
113
46
4
Foundation
Insurance
Corporate
Individual
2,157
Tingkat suku bunga rata-rata giro per tahun
untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2014 adalah 1,02%.
The average interest rate per annum for
demand deposits for the years ended
31 December 2014 is 1.02%.
Tidak ada saldo giro yang diblokir atau dijadikan
jaminan pinjaman yang diberikan per 31
Desember 2014.
There are no demand deposits blocked or
pledged for loans as at 31 December 2014.
b.Tabungan
b. Savings deposits
Berdasarkan pihak berelasi dan ketiga
By related and third party
2014
Pihak ketiga
Pihak berelasi
4,422
3
Third parties
Related parties
4,425
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/58 Page
237
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
34. ASET DAN LIABILITAS ATAS OPERASI YANG
DIHENTIKAN (lanjutan)
b) Liabilitas
(lanjutan)
atas
operasi
yang
34. ASSETS AND LIABILITIES ON DISCONTINUED
OPERATIONS (continued)
dihentikan
b) Liabilities
(continued)
b.Tabungan (lanjutan)
on
discontinued
operations
b. Savings deposits (continued)
Berdasarkan jenis
By type
2014
Tabungan “PUP 2”
Tabungan “Taruta”
Tabungan “PPK”
Tabungan “PU Agunan”
Tabungan “PUP”
1,877
1,211
1,200
130
7
“PUP 2” Savings
“Taruta” Savings
“PPK” Savings
“PU Agunan” Savings
“PUP” Savings
4,425
The annual average interest rate for saving
deposits for the year ended 31 December
2014 is 3.47%, respectively.
Tingkat suku bunga rata-rata tabungan per
tahun untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2014 adalah 3,47%.
c.Deposito berjangka
c. Time deposits
Berdasarkan pihak berelasi dan ketiga
By related and third party
Sampai dengan 31 Desember 2014, tidak
terdapat transaksi dengan pihak berelasi untuk
deposito berjangka.
As at 31 December 2014, there is no related
party transaction for time deposits.
Berdasarkan sisa umur sampai dengan
jatuh tempo
By remaining period to maturity
2014
Sampai dengan 1 bulan
1 - 3 bulan
3 - 6 bulan
56
3
Up to 1 month
1 - 3 months
3 - 6 months
59
Berdasarkan tingkat suku bunga
By interest rates
2014
<7%
7% - 8%
8% - 9%
3
56
<7%
7% - 8%
8% - 9%
59
238
Tingkat suku bunga rata-rata deposito
berjangka per tahun untuk tahun-tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
adalah 10,18%.
The annual average interest rate for time
deposits for the years ended 31 December
2014 is 10.18%.
Pada tanggal 31 Desember 2014, tidak ada
saldo deposito berjangka yang diblokir atau
dijadikan jaminan pinjaman yang diberikan.
As at 31 December 2014, there are no time
deposits blocked or pledged for loans.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/59 Page
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
34. ASET DAN LIABILITAS ATAS OPERASI YANG
DIHENTIKAN (lanjutan)
34. ASSETS AND LIABILITIES ON DISCONTINUED
OPERATIONS (continued)
Pada tanggal 31 Desember 2014, aset dan liabilitas
atas operasi yang dihentikan telah mencerminkan
nilai wajarnya.
As at 31 December 2014, assets and liabilities on
discounted operations has reflected their fair value.
Tabel berikut memberikan informasi yang terkait
dengan arus kas atas operasi yang dihentikan:
The following table gives cash flow information
relating to discontinued operations:
2014
Arus kas operasi
Arus kas investasi
Arus kas pendanaan
2013
159,632
(115,633)
(13,700)
(4,332)
(48,309)
43,999
(66,341)
The following table gives information about result
of discontinued operations:
Tabel berikut memberikan informasi yang terkait
dengan hasil operasi yang dihentikan:
2014
Pendapatan bunga
Beban bunga
PENDAPATAN OPERASIONAL
LAINNYA
BEBAN OPERASIONAL LAINNYA
Gaji dan tunjangan
Umum dan administrasi
Pembentukan cadangan
kerugian penurunan nilai
aset produktif dan non produktif
Beban operasional lainnya
PENDAPATAN OPERASIONAL-BERSIH
Operating cash flow
Investing cash flow
Financing cash flow
2013
62,939
(7,665)
55,274
69,893
(8,892)
61,001
Interest income
Interest expense
1,261
2,354
OTHER OPERATING INCOME
(27,526)
(7,966)
(39,147)
(18,444)
(9,645)
(684)
(5,016)
-
OTHER OPERATING EXPENSE
Salaries and benefits
General and administrative
Provision for allowance for
impairment losses on earning
and non earning asset
Other operating expenses
748
NET OPERATING INCOME
(413)
(392)
Non-operating expense - net
LABA SEBELUM PAJAK
PENGHASILAN
10,301
356
BEBAN PAJAK
- Kini
- Tangguhan
(2,874)
470
(278)
95
(2,404)
(183)
7,897
173
INCOME FOR THE YEAR FROM
DISCONTINUED OPERATIONS
-
(2)
Other comprehensive expense
Beban non-operasional - bersih
LABA TAHUN BERJALAN DARI OPERASI
YANG DIHENTIKAN
Beban komprehensif lain
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF
TAHUN BERJALAN, SETELAH PAJAK
DARI OPERASI YANG DIHENTIKAN
10,714
7,897
171
INCOME BEFORE TAX
TAX EXPENSE
Current Deffered -
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME
FOR THE YEAR, NET OFF TAX
FROM DISCONTINUED
OPERATIONS
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/60 Page
239
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
35. INFORMASI
MENGENAI
KONTINJENSI
a.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
KOMITMEN
DAN
35. COMMITMENTS
INFORMATION
Bank memiliki tagihan dan kewajiban
komitmen dan kontinjensi sebagai berikut:
KOMITMEN
Fasilitas kredit kepada nasabah
belum digunakan
a.
2014
-
1,807
COMMITMENTS
Unused loans commitment granted
to customers
-
1,807
Commitments liabilities
Pendapatan dari piutang/pembiayaan
dalam kategori NPL
1,300
760
Income from non-performing
receivables/financing
Tagihan kontinjensi
1,300
760
Contingencies receivable
Kasus hukum
b.
36. LIABILITAS IMBALAN KERJA
36. EMPLOYEE BENEFITS
2014
Imbalan kerja jangka
pendek
Imbalan pasca kerja
2013
23,531
292
6,317
23,823
6,317
Imbalan kerja jangka pendek
Short-tem employee benefits
Post employment benefit
Short-term employee benefits
2014
Bonus, tantiem dan
insentif yang
masih harus dibayar
Litigation case
There are a number of unresolved legal cases
with several customers until the date of these
financial statements. Since those legal cases
are still in the process, therefore the Bank has
not been able to determine possible losses
that might arose. However, the Bank believes
that there are no significant losses that might
arise from these legal cases.
Terdapat sejumlah perkara hukum dengan
beberapa nasabah yang belum selesai sampai
dengan tanggal laporan keuangan ini.
Mengingat bahwa proses hukum masih
berlangsung, maka sampai saat ini belum dapat
ditentukan jumlah kerugian yang mungkin
timbul. Namun, Bank berkeyakinan bahwa tidak
terdapat kerugian signifikan yang mungkin
timbul dari sejumlah perkara hukum tersebut.
240
CONTINGENCIES
The Bank has receivables and liabilities on
commitments
and
contingencies
as
follows:
2013
Liabilitas komitmen
b.
AND
2013
23,531
-
Accrued bonus, tantiem
and incentives
Program pensiun iuran pasti
Defined contribution pension plan
Bank menerapkan kebijakan imbalan pasca-kerja
sebagai berikut:
Bank implemented a policy on post-employment
benefit as follows:
Dalam manfaat imbalan pasca-kerja, karyawan
akan menerima manfaat mana yang lebih tinggi
antara manfaat sesuai Undang-Undang Tenaga
Kerja (“UUTK”) No. 13/2013 atau manfaat dari
program pensiun iuran pasti untuk karyawan yang
mengikuti program pensiun iuran pasti. Bila manfaat
dari UUTK No. 13/2013 lebih tinggi dari manfaat
program pensiun iuran pasti, maka manfaat
program pensiun iuran pasti porsi Bank akan
digunakan untuk mengurangi liabilitas imbalan
pasca-kerja berdasarkan UUTK No. 13/2013.
With this post-employment benefit, the employee
will receive benefits based on Labor Law (“UUTK”)
No. 13/2013 or from defined contribution plan, for
those who joined defined contribution plan
benefits, whichever benefit is higher. If benefits
from UUTK No. 13/2013 are higher than the
defined contribution plan benefits, then the defined
contribution plan benefits will be used to reduce
post-employment benefit liabilities based on UUTK
No. 13/2013.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/61 Page
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
informasi keuangan
data perusahaan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
36. LIABILITAS IMBALAN KERJA (lanjutan)
36. EMPLOYEE BENEFITS (continued)
Program pensiun iuran pasti (lanjutan)
Defined contribution pension plan (continued)
Dasar perhitungan manfaat UUTK No. 13/2013 ini
menggunakan gaji pokok terkini. Program Pensiun
Iuran Pasti dikelola oleh PT Asuransi Allianz Life
Indonesia. Program pensiun didanai oleh kontribusi
bank sebesar 10%.
The calculation basis of this UUTK No. 13/2013
benefit is the current basic salary. The Bank’s
Defined Contribution Pension Plan is managed by
PT Asuransi Allianz Life Indonesia. The pension
plan is funded by contribution from the Bank at
10%.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, jumlah
karyawan yang memiliki hak atas manfaat ini
masing-masing adalah sebanyak 4.999 dan 689
karyawan.
As at 31 December 2014 and 2013, the total
number of employees eligible for this benefit are
4,999 and 689 employees, respectively.
Imbalan kerja jangka panjang lainnya
Other long-term employee benefits
Liabilitas atas imbalan kerja jangka panjang lainnya
meliputi uang jasa, uang pisah, dan pesangon
sesuai dengan Undang-undang Tenaga Kerja No.
13/2003 dan kompensasi lainnya.
The Liability for other long-term employee benefits
consist of service pay, severance, and severance
pay in accordance with the Labor Law No. 13/2003
and other compensations.
Penilaian aktuarial atas imbalan kerja jangka
panjang lainnya pada tahun yang berakhir pada
tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
masing-masing, dilakukan oleh konsultan aktuaria
terdaftar, PT Biro Pusat Aktuaria dan PT Prima
Bhaksana Lestari, aktuaris independen, dengan
menggunakan metode “Projected Unit Credit”
sebagaimana yang tercantum dalam laporan pada
tanggal 11 Februari 2015 dan 24 Januari 2014.
The actuarial valuation of other long-term
employee benefits for the year ended 31 December
2014 and 2013 was performed by registered
actuarial consulting firm, PT Biro Pusat Aktuaria
and PT Prima Bhaksana Lestari, respectively,
independent actuarial using the “Projected Unit
Credit” method as stated in its reports dated 11
February 2015 and 24 January 2014, respectively.
Karyawan tetap memiliki hak atas Program Pensiun
Iuran Pasti atau manfaat yang disediakan sesuai
dengan UUTK No. 13/2003 mana yang lebih tinggi.
The permanent employees have the right to
defined contribution pension plans or benefits
provided under the UUTK No. 13/2003, whichever
is higher.
Perhitungan aktuaris tersebut menggunakan
metode “Projected Unit Credit” dengan asumsiasumsi sebagai berikut:
The actuarial calculations used “Projected Unit
Credit” method with underlying assumptions are as
follows:
Tingkat diskonto per tahun
Tingkat kenaikan
gaji per tahun
Tabel mortalita
Usia pensiun
2014
2013
7.8%
9.1%
11%
10%
TMI (Tabel Mortalita
TMI (Tabel Mortalita
Indonesia) III 2011/
Indonesia) I 2011/
TMI (Indonesia Mortality TMI (Indonesia Mortality
Table) III 2011
Table) I 2011
55 tahun/years
55 tahun/years
Annual discount rate
Annual salary increasing rate
Mortality table
Retirement age
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/62 Page
241
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
36. LIABILITAS IMBALAN KERJA (lanjutan)
a.
36. EMPLOYEE BENEFITS (continued)
a.
Liabilitas yang diestimasi atas imbalan kerja
terdiri dari:
Nilai kini liabilitas
Imbalan manfaat pasti
Nilai wajar aset program
2014
Estimated liabilities on employee benefits
consists of:
2013
79,708
(70,842)
(Kerugian)/keuntungan aktuaria
yang belum diakui
4,699
-
8,866
4,699
(8,574)
1,618
292
b.
2014
Liabilitas neto pada
awal tahun
Beban bersih yang
diakui dalam
laporan laba rugi
Pengalihan PBO atas
transaksi spin-off
Pengalihan plan aset
Pembayaran imbalan
c.
6,317
5,435
29,483
1,451
37,035
(37,035)
(35,508)
(569)
292
6,317
c.
2014
d.
242
Net expense recognised in profit
or loss
Transfer PBO over spin-off
transaction
Transfer plan asset
Actual benefit payment
Employee benefit expenses recognised in
profit or loss:
12,879
2,223
(1,293)
712
251
-
2,954
488
12,720
-
29,483
1,451
d.
2014
Defisit
Penyesuaian
pengalaman pada
liabilitas program
Net liabilities at
the beginning of the year
2013
Nilai kini liabilitas imbalan pasti, nilai wajar aset
program dan surplus/(defisit) pada program
serta keuntungan/(kerugian) aktuaria atas
penyesuaian historis per 31 Desember 2014
dan 2013 adalah sebagai berikut:
Nilai kini liabilitas
imbalan manfaat pasti
Nilai wajar aset program
The movement of liabilities on employee
benefits are as follows:
2013
Beban imbalan kerja yang diakui dalam laporan
laba rugi:
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Pendapatan dari nilai wajar aset
Keuntungan aktuaria
bersih yang diakui
pada periode berjalan
Amortisasi biaya jasa
masa lalu - vested
Unrecognised actuarial (losses)/
gains
6,317
b.
Perubahan imbalan kerja yang diakui adalah
sebagai berikut:
Present value defined
of benefits obligation
Fair value of plan asset
Current service cost
Interest cost
Expected return on plan assets
Net actuarial gains recognised in
the current period
Amortisation of past service
cost - vested
Present value of defined benefit obligation, fair
value of plan assets and surplus/(deficit) of
program and actuarial gains/(losses) on
historical adjustments for 31 December 2014
and 2013 are as follows:
2013
79,708
(70,842)
4,699
-
Present value of defined
benefit obligation
Fair value of plan assets
8,866
4,699
Deficit
-
-
Experience adjustments on
plan liabilities
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/63 Page
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
37. TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI
37. RELATED PARTY TRANSACTIONS
Dalam kegiatan usahanya, Bank mengadakan
transaksi dengan pihak-pihak berelasi, terutama
meliputi transaksi-transaksi keuangan.
In the normal course of business, the Bank
engages in transactions with related parties,
primarily consisting of financial transactions.
Dibawah ini adalah ikhtisar pihak-pihak berelasi
yang bertransaksi dengan Bank, termasuk sifat
hubungan dan sifat transaksinya:
The following is a summary of related parties who
have transactions with the Bank, and includes the
nature of the relationship and transaction:
Personil manajemen kunci
Key management personnel
Personil manajemen kunci adalah orang-orang yang
mempunyai kewenangan dan tanggung jawab untuk
merencanakan, memimpin dan mengendalikan
aktivitas Bank, secara langsung atau tidak
langsung, termasuk Direktur dan Komisaris dan
pejabat eksekutif dari Bank sesuai dengan
peraturan BI.
Key management personnel are those people who
have the authority and responsibility to plan, lead,
and control activities of the Bank, directly or
indirectly. Key management personnel are the
Directors and Commissioners and executive
employees of the Bank according to BI regulation.
Transaksi antara Bank dengan personil manajemen
kunci meliputi pemberian pinjaman; penempatan
dana oleh personil manajemen kunci pada Bank
berupa rekening tabungan, giro dan/atau deposito
berjangka; pembayaran kompensasi dan remunerasi
berupa gaji pokok, honorarium, bonus, tantiem dan
tunjangan lainnya; serta imbalan pasca kerja.
Transactions between Bank and key management
personnel include loans; placement from key
management personnel to the Bank in form of
saving account, current account and/or time
deposit;
payment
of
compensation
and
remuneration in form of basic salary, honorarium,
bonus, tantiem and other allowances; and also
post-employment benefits.
a.
a.
Jenis hubungan dan unsur transaksi
berelasi
Pihak-pihak berelasi/
Related parties
Jenis hubungan/
Type of relationships
PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Tbk.
Induk perusahaan/
Parent company
PT Triputra Persada Rahmat
Induk perusahaan/
Parent company
Yayasan Purba Danarta
Induk perusahaan/
Parent company
Shareholder dan Pejabat Eksekutif
Type of relationships and related parties
transactions
Karyawan kunci/
Key management personnel
Unsur transaksi pihak berelasi/
Related parties transactions
Aset lain-lain, giro pada bank lain,
liabilitas lain-lain, beban lain-lain/Other
assets, current accounts with other
banks, other liabilities, other expense
Tidak ada transaksi dengan induk
perusahaan/No transaction in relation
with parent company
Tidak ada transaksi dengan induk
perusahaan/No transaction in relation
with parent company
Giro wadiah, bank garansi yang
diterbitkan, liabilitas lain-lain, deposito
mudharabah,
kewajiban
kontinjensi/Wadiah demand deposits,
bank
guarantees
issued,
other
liabilities, time deposit mudharabah,
contingent liabilities
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/64 Page
243
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
37. TRANSAKSI
(lanjutan)
b.
DENGAN
PIHAK
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
BERELASI
37. RELATED PARTY TRANSACTIONS (continued)
Transaksi dengan pihak berelasi
b.
The outstanding balances and detail
transactions with related parties are as follows:
Saldo dan rincian transaksi dengan pihak
berelasi adalah sebagai berikut:
2014
Aset
Giro pada bank lain
(Catatan 8)
PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Tbk
Pinjaman yang diberikan (aset atas
operasi yang dihentikan)
(Catatan 11 dan 34)
Lain-lain (Catatan 15)
2013
Assets
Current accounts with other banks
(Note 8)
PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Tbk
Loans
(assets on discontinued
operations) (Note 11 and 34)
Others (Note 15)
7,947
-
275
78,626
990
-
86,848
990
2.30%
0.33%
Percentage to total assets
Liabilitas
Simpanan nasabah
3
3,160
Liabilities
Deposit from customers
Jumlah liabilitas dari
pihak-pihak berelasi
3
3,160
Total liabilities from
related parties
2.42%
Percentage of total liabilities from
related parties to
total liabilities
Persentase terhadap
jumlah aset
Persentase jumlah
liabilitas dari
pihak-pihak berelasi
terhadap jumlah
liabilitas
0.0%
Dana Syirkah Temporer
Tabungan mudharabah (Catatan 21)
Karyawan kunci
253
Temporary Syirkah Funds
Mudharabah savings deposits (Note 21)
Key employees
Deposito mudharabah (Catatan 22)
Karyawan kunci
3,908
-
Mudharabah time deposits (Note 22)
Key employees
Jumlah dana syirkah
temporer dari
pihak-pihak berelasi
4,161
-
Total temporary syirkah funds
from related parties
0.19%
-
Percentage to total
temporary syirkah funds
Beban bunga
Giro
Tabungan
Deposito berjangka
Jumlah
-
1
10
93
104
Interest expense
Current accounts
Saving accounts
Time deposits
Total
Persentase terhadap jumlah
beban bunga
-
1.17%
Percentage to
total interest expense
Persentase terhadap jumlah
dana syirkah temporer
244
Related party transactions
Beban umum dan administrasi
Sewa
-
502
General and administrative
expense
Rent
Persentase terhadap jumlah
beban umum dan administrasi
-
2.72%
Percentage to total general
and administrative expense
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/65 Page
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
37. TRANSAKSI
(lanjutan)
b.
DENGAN
PIHAK
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
BERELASI
37. RELATED PARTY TRANSACTIONS (continued)
Transaksi dengan pihak berelasi (lanjutan)
b.
Related party transactions (continued)
The compensation paid or payable to key
management for employee services is shown
below:
Kompensasi yang dibayar atau terutang pada
manajemen kunci atas jasa kepegawaian
adalah sebagai berikut:
2014
%*)
Dewan
Direksi/
Board of
Directors
Rp
Dewan
Komisaris/
Board of
Commisioners
%*)
Rp
Pemegang
saham utama
yang juga
bagian dari
manajemen/
Shareholders
that are part
of management
%*)
Rp
Personil
manajemen
kunci lainnya/
Other key
management
personnel
%*)
Rp
Gaji dan imbalan karyawan
jangka pendek lainnya 3.37%
9,097
0.74%
2,007
-
-
4.81%
12,954
Salaries and other short-term
employee benefits
Jumlah
9,097
0.74%
2,007
-
-
4.81%
12,954
Total
3.37%
*) % terhadap beban tenaga kerja
*) % to total salary expense
2013
Beban tenaga kerja dan
tunjangan Komisaris, Direksi,
dan personil manajemen kunci/
Salaries and employee benefit of
Commissioners, Directors and
key management personnel
Imbalan jangka pendek
Imbalan jangka panjang lainnya
Imbalan pasca-kerja
5,749
86
702
Short term employee benefits
Other long term employee benefits
Post employment benefits
6,537
Persentase terhadap jumlah
beban tenaga kerja
16.70%
Percentage to total
personnel expenses
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/66 Page
245
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
38. ANALISIS JATUH TEMPO
38. MATURITY ANALYSIS
The maturity of assets and liabilities as at
31 December 2014 and 2013 based on the
remaining period to maturity are as follows:
Jatuh tempo aset dan liabilitas pada tanggal
31 Desember 2014 dan 2013 berdasarkan waktu
yang tersisa sampai dengan tanggal jatuh tempo
adalah sebagai berikut:
Lebih dari
1 bulan
sampai
dengan
3 bulan/
More than
1 month
up to
3 months
Sampai
dengan
1 bulan/
Up to
1 month
Aset
Kas
Lebih
dari
1 tahun/
More
than
1 year
Sesuai
permintaan/
On demand
Jumlah/
Total
-
-
-
-
53,603
53,603
Giro dan penempatan pada
Bank Indonesia
270,000
-
51,346
-
146,373
467,719
Giro pada bank lain
Penempatan pada bank lain
Piutang murabahah-bersih
Biaya dibayar dimuka
363,330
62,352
-
6,930
150,898
-
2,271,476
-
13,661
-
9,698
35,740
9,698
370,260
2,498,387
35,740
-
-
-
-
134,696
14,984
9,126
139,772
134,696
14,984
9,126
139,772
Assets
Cash
Current accounts
and placements
with Bank Indonesia
Current accounts with
other banks
Placement with other banks
Murabahah receivables - net
Prepayments
Property, plant,
and equipment-net
Intangible assets-net
Deferred tax asset
Other assets - net
4,046
3,050
39,417
-
-
46,513
Loans (assets on
discontinued operations)
699,728
160,878
2,362,239
13,661
543,992
3,780,498
Total Assets
5,363
10,039
7,205
-
4,665
-
12,535
94,312
-
-
513,240
2,982
23,823
5,363
10,039
513,240
24,405
97,294
23,823
56
-
3
-
6,582
6,641
22,663
4,665
106,850
-
546,627
680,805
Total Liabilities
Aset tetap - bersih
Aset tak berwujud - bersih
Aset pajak tangguhan
Aset lain-lain - bersih
Pinjaman yang diberikan
(aset atas operasi
yang dihentikan)
Jumlah Aset
Liabilitas
Liabilitas segera
Bagi hasil yang belum dibagikan
Simpanan nasabah
Utang pajak
Liabilitas lain- lain
Imbalan kerja
Simpanan nasabah
(liabilitas atas operasi yang
dihentikan)
Jumlah Liabilitas
246
2014
Lebih dari
3 bulan
sampai
dengan
1 tahun/
More than
3 months
up to
1 year
Liabilities
Liabilities due immediately
Undistributed revenue sharing
Deposits from customers
Taxes payable
Other liabilities
Employee benefit
Deposits from customers
(liabilities on discontinued
operations)
Dana Syirkah Temporer
Tabungan mudharabah
Deposito mudharabah
1,277,429
353,965
535,628
9,802
17,440
-
17,440
2,176,824
Temporary Syirkah Funds
Mudharabah saving deposits
Mudharabah time deposits
Jumlah Dana
Syirkah Temporer
1,277,429
353,965
535,628
9,802
17,440
2,194,264
Total Temporary
Syirkah Funds
Perbedaan Jatuh Tempo
(600,364)
(197,752)
1,719,761
3,859
(20,075)
905,429
Maturity Gap
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/67 Page
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
informasi keuangan
data perusahaan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
38. ANALISIS JATUH TEMPO (lanjutan)
38. MATURITY ANALYSIS (continued)
Lebih dari
1 bulan
sampai
dengan
3 bulan/
More than
1 month
up to
3 months
Sampai
dengan
1 bulan/
Up to
1 month
2013
Lebih dari
3 bulan
sampai
dengan
1 tahun/
More than
3 months
up to
1 year
Lebih
dari
1 tahun/
More
than
1 year
Aset
Kas
-
-
-
Giro dan penempatan pada
Bank Indonesia
-
-
53,000
2,060
-
17,500
7,050
-
Biaya dibayar dimuka
-
Aset tetap - bersih
Aset tak berwujud - bersih
Aset pajak tangguhan
Aset lain-lain - bersih
-
Giro pada bank lain
Penempatan pada bank lain
Pinjaman yang diberikan
Efek-efek untuk tujuan investasi
Jumlah Aset
Liabilitas
Liabilitas segera
Simpanan nasabah
Utang pajak
Liabilitas lain-lain
Imbalan kerja
Jumlah Liabilitas
Perbedaan Jatuh Tempo
Sesuai
permintaan/
On demand
Jumlah/
Total
-
1,106
1,106
-
-
11,854
11,854
106,514
-
62,595
-
5,407
4,936
5,407
70,500
178,219
4,936
-
-
-
3,961
3,961
-
-
-
11,466
3,528
1,580
7,881
11,466
3,528
1,580
7,881
Assets
Cash
Current accounts
and placements
with Bank Indonesia
Current accounts with
other banks
Placement with other banks
Loans
Investment securities
Available-for-sale
Prepayments
Property, plant,
and equipment-net
Intangible assets-net
Deferred tax asset
Other assets - net
55,060
24,550
106,514
62,595
51,719
300,438
Total Assets
1,142
52,268
335
25,437
-
4,241
227
-
1,142
122,274
562
310
6,317
Liabilities
Liabilities due immediately
Deposits from customers
Taxes payable
Other liabilities
Employee benefit
-
-
-
-
40,328
310
6,317
53,745
25,437
4,468
-
46,955
130,605
Total Liabilities
1,315
(887)
102,046
62,595
4,764
169,833
Maturity Gap
39. MANAJEMEN RISIKO
39. RISK MANAGEMENT
Kerangka Manajemen Risiko 2014
Risk Management Framework 2014
Kerangka manajemen risiko berikut mencakup
kerangka manajemen risiko Bank untuk tahun yang
berakhir 2014.
The below risiko management framework covers
risk management framework of the Bank for the
year ended 2014.
Pinjaman yang diberikan dan dana pihak ketiga konvensional diklasifikasikan sebagai aset dan
liabilitias atas operasi yang dihentikan. Namun,
Bank masih memonitor manajemen risiko atas akunakun tersebut sampai penghentian operasi itu terjadi
sehubungan dengan konversi bank dari bank umum
konvensional menjadi bank umum syariah.
Loan and third party fund - conventional are
classified as assets and liabilities on discontinued
operation. However, the Bank are still monitor the
risk management of those accounts until it is being
discontinued in relation to the conversion of the
Bank from conventional commercial Bank into
sharia commercial bank.
Pengembangan manajemen risiko keuangan di
Bank berpedoman pada peraturan Bank Indonesia
tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank
Umum serta dokumen-dokumen dari Basel
Committee on Banking Supervision, terutama
konsep Basel Accord II.
Financial Risk management development in the
Bank is guided by Bank Indonesia regulations
which govern risk management implementation by
banks operating in Indonesia, as well as Basel
Accord II documentation issued by the Basel
Committee of Banking Supervision.
Kerangka
manajemen
risiko
Bank
diimplementasikan melalui kebijakan-kebijakan,
prosedur, limit-limit transaksi dan kewenangan,
toleransi risiko serta perangkat manajemen risiko.
Bank melakukan pengembangan manajemen risiko
secara
berkesinambungan
sesuai
dengan
meningkatnya perkembangan dan kompleksitas
bisnis, strategi dan sistem informasi manajemen.
The Bank risk management framework is
implemented
through
policies,
procedures,
transaction and authorisation limits, risk tolerance
as well as risk management tools. The Group
carries
out
continuous
risk
management
development in line with the increasing business
complexity and the development organization,
strategy and management information systems.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/68 Page
247
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
39. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
Kerangka Manajemen Risiko 2014 (lanjutan)
Risk Management Framework 2014 (continued)
Penerapan manajemen risiko mencakup:
ï‚·
Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi
Implementation of risk management covers:
ï‚·
Board of Commissioner and Board of Director
active supervision
ï‚·
Sufficient policy, procedure and sets limit
ï‚·
ï‚·
ï‚·
248
39. RISK MANAGEMENT (continued)
Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan
limit
Kecukupan proses identifikasi, pengukuran,
pemantauan dan pengendalian risiko serta
sistem informasi manajemen risiko
Pengendalian internal yang menyeluruh
ï‚·
ï‚·
Sufficient
process
of
identification,
measurement, risk oversight and control and
risk management information
Overall internal control system
Organisasi manajemen risiko Bank melibatkan
pengawasan dari Dewan Komisaris dan Direksi.
Bank telah membentuk Komite Pemantauan Risiko
sebagai sebagai pengawas tertinggi di tingkat
komisaris. Di tingkat direksi telah dibentuk Komite
Manajemen Risiko yang merupakan bagian yang
sangat penting dalam pengendalian risiko, control
unit yang memantau seluruh risiko yang terdapat
pada kegiatan operasional Bank.
The organization of the Bank risk management
involves the oversight from the Board of
Commissioners and Directors. The Group has
established Risk Monitoring Committee as the
highest risk authority in the commissioner level. At
the director level a Risk Management Committee
has been established which constitutes a crucial
element in risk control, a control unit to monitor all
of the risks in the Bank operating activities.
Komite Audit Bank memiliki tanggung jawab untuk
memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan
prosedur manajemen risiko dan untuk menelaah
kecukupan kerangka manajemen risiko yang terkait
dengan risiko-risiko yang dihadapi oleh Bank. Dalam
menjalankan fungsinya, Komite Audit dibantu oleh
Divisi Internal Audit.
The Bank’s Audit Committee is responsible for
monitoring compliance with the Group risk
management policies and procedures and for
reviewing the adequacy of the risk management
framework in relation to the risks faced by the
Group. The Bank’s Audit Committee is assisted in
these functions by Internal Audit.
Risiko yang berasal dari instrumen keuangan Bank
adalah risiko keuangan, termasuk diantaranya
adalah risiko pembiayaan dan kredit, risiko likuiditas,
risiko pasar, dan risiko operasional.
The risks arising from financial instruments to which
the Bank is exposed are financial risks, which
include financing and credit risk, liquidity risk,
market risk, and operational risk.
Risiko pembiayaan dan kredit
Financing and credit risk
Risiko pembiayaan dan kredit adalah risiko kerugian
keuangan yang timbul jika nasabah, klien atau
rekanan
Bank
gagal
memenuhi
liabilitas
kontraktualnya kepada Bank. Risiko pembiayaan
dan
kredit
terutama
berasal
dari
pembiayaan/piutang syariah dan pinjaman yang
diberikan (aset atas operasi yang dihentikan).
Financing and credit risk is the risk of financial loss,
should any of the Bank customers, clients or
market counterparties fail to fulfill their contractual
obligations to the Bank. Financing and credit risk
arises mainly from shariah financing/receivable and
loans (assets on discontinued operations).
Piutang Murabahah
Murabahah Receivables
Tujuan pengelolaan risiko pembiayaan Bank selain
untuk memenuhi persyaratan-persyaratan yang
telah ditetapkan oleh peraturan Bank Indonesia,
juga untuk mengelola risiko pembiayaan itu sendiri
sehingga diharapkan kemungkinan kerugian dari
tidak dibayarnya pembiayaan yang diberikan dan
kontrak keuangan lainnya seminimal mungkin, baik
pada
tingkat
individual
maupun
portofolio
pembiayaan secara keseluruhan.
The objectives of managing the Bank’s financing
risk instead of meeting the requirements set by
Bank Indonesia regulation, and also to manage risk
financing itself so that the possibility of losses from
unpaid financing facilities and other financial
contracts is at a minimum level, both on an
individual and entire financing portfolio level.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/69 Page
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
39. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
39. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko pembiayaan dan kredit (lanjutan)
Financing and credit risk (continued)
Piutang murabahah (lanjutan)
Murabahah receivables (continued)
Pengelolaan pembiayaan Bank diarahkan untuk
melakukan ekspansi pembiayaan dan mengelola
kualitas setiap pembiayaan sejak saat diberikan
sampai
dengan
dilunasi
untuk
mencegah
pembiayaan tersebut menjadi Non-Performing
Financing (“NPF”). Pengelolaan pembiayaan yang
efektif
dapat
meminimalkan
kerugian
dan
mengoptimalkan
penggunaan
modal
yang
dialokasikan untuk risiko pembiayaan.
The management of the Bank’s financing is
directed for the expansion of financing and
managing the quality of its financing service since
grant date until payment to prevent it from
becoming Non-Performing Financing (“NPF”).
Effective management of the fund can minimize
losses and optimize the using of capital allocated
to risk financing.
Bank telah memiliki kebijakan dan prosedur
pembiayaan tertulis. Kebijakan-kebijakan tersebut
memberikan pedoman secara lengkap dan terperinci
atas kegiatan manajemen pembiayaan dari saat
pengajuan
pembiayaan,
proses
analisis,
persetujuan,
pemantauan,
pendokumentasian,
pengendalian, dan penyelamatan/restrukturisasi.
Dalam rangka mendukung proses pemberian
pembiayaan yang lebih hati-hati, BTPN Syariah
melakukan penelaahan dan penyempurnaan
kebijakan pembiayaan secara periodik sesuai
dengan perkembangan bisnis terkini.
The Bank has written financing policies and
procedures. This policy provides comprehensive
and detailed guidance regarding the financing of
management activities from the financing proposal,
analysis
process,
approval,
monitoring,
documentation, control, and rescue/restructuring.
In order to support the financing process more
carefully, BTPN Syariah conducts the review and
improvement of financing policies periodically in
accordance with current business developments.
Pinjaman yang diberikan (aset atas operasi yang
dihentikan)
Loans (assets on discontinued operations)
Bank menggunakan model incurred loss untuk
pengakuan kerugian penurunan nilai aset keuangan
untuk tujuan akuntansi. Dengan demikian, kerugian
hanya diakui jika terdapat bukti obyektif atas
peristiwa kerugian spesifik.
The Bank uses an incurred loss model for the
recognition of impairment losses of financial assets
for accounting purposes. These mean that losses
can only be recognised when there is objective
evidence of a spesific loss event.
Pertimbangan utama dalam melakukan evaluasi
penurunan nilai pinjaman yang diberikan (aset atas
operasi yang dihentikan) khususnya pembayaran
pokok atau bunga yang jatuh tempo lebih dari 90
hari atau terdapat kesulitan atau pelanggaran dari
persyaratan yang terdapat dalam kontrak awal.
Bank melakukan evaluasi penurunan nilai dengan
dua metode, yaitu evaluasi penurunan nilai secara
individual dan kolektif.
The main considerations for the loan (assets on
discontinued operations) impairment assessment
include whether any payments of principal or
interest are overdue by more than 90 days or there
are any known difficulties or non-compliance of the
original term of the contract. The Bank evaluates
impairments assessment using two method,
individual and collective impairment assessment.
Bank menentukan penyisihan kerugian penurunan
nilai secara individual untuk masing-masing
pinjaman yang diberikan (aset atas operasi yang
dihentikan) yang signifikan. Bank melakukan
penilaian secara individual untuk pinjaman yang
diberikan (aset atas operasi yang dihentikan)
dengan plafon di atas Rp 20.000.000 (nilai penuh).
The Banks determines the allowances for
impairment losses for each significant loan (assets
on discontinued operations) on an individual basis.
The Bank assesses individually for loans (assets
on discontinued operations) with principal above
Rp 20,000,000 (full amount).
Hal-hal yang dipertimbangkan dalam menentukan
jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai, antara
lain kemampuan debitur untuk memperbaiki kinerja
saat menghadapi kesulitan keuangan, proyeksi
penerimaan dan ekspektasi pengeluaran saat terjadi
kepailitan, ketersediaan dukungan keuangan
lainnya, termasuk klaim terhadap pihak asuransi,
nilai agunan yang dapat direalisasikan, dan
ekspektasi waktu diperolehnya arus kas.
Items considered when determining allowance for
impairment losses include the sustainability of the
debtors' business plan, its ability to improve
performance once a financial difficulty is arisen,
projected receipts and the expected payout should
bankruptcy occurs, the availability of other financial
support, including claim for the insurance party, the
realisability of collateral, and the timing of expected
cash flows.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/70 Page
249
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
39. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
250
39. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko pembiayaan dan kredit (lanjutan)
Financing and credit risk (continued)
Pinjaman yang diberikan (aset atas operasi yang
dihentikan) (lanjutan)
Loans (assets
(continued)
Penyisihan kerugian penurunan nilai dievaluasi
setiap tanggal pelaporan. Sedangkan evaluasi
penyisihan kerugian penurunan nilai secara kolektif
dilakukan atas pinjaman yang diberikan (aset atas
operasi yang dihentikan) yang tidak signifikan
secara individual.
The allowance for impairment losses is evaluated
at each reporting date. The allowance for
impairment losses is based on collective evaluation
is made for the loans (assets on discontinued
operations) which are not individually significant.
(i)
(i)
Manajemen risiko pembiayaan dan kredit
on
discontinued
operations)
Financing and credit risk management
Melakukan kaji ulang atas
kebijakan
pembiayaan dan kredit secara periodik
terutama jika terdapat perubahan kondisi
perekonomian, perubahan peraturan dan/atau
pendekatan bisnis.
Review of the financing and credit policies
periodically especially if there is changing in
market conditions, changes in regulations
and/or business approach.
Batas pemberian pembiayaan dan pinjaman
yang diberikan (aset atas operasi yang
dihentikan) ditetapkan dan ditelaah mengikuti
perubahan pada kondisi pasar dan ekonomi.
Telaahan pembiayaan dan pinjaman yang
diberikan (aset atas operasi yang dihentikan)
secara
periodik
dan
penilaian
atas
kemungkinan wanprestasi juga dilakukan.
Proses persetujuan pembiayaan dan pinjaman
yang diberikan (aset atas operasi yang
dihentikan)
dilakukan
melalui
komite
persetujuan pembiayaan dan kredit.
Lending limits for financing and loans (assets
on discontinued operations) are set and
reviewed in the light of changing market and
economic conditions. Periodic financing and
credit (assets on discontinued operations)
reviews and assessments of probability of
default are also conducted. Approval process
using financing and credit (assets on
discontinued operations) approval committee.
Bank
juga
dengan
ketat
memantau
perkembangan portofolio pembiayaan dan
pinjaman yang diberikan (aset atas operasi
yang dihentikan) yang memungkinkan Bank
untuk melakukan tindakan pencegahan secara
tepat waktu apabila terjadi penurunan kualitas
pembiayaan dan pinjaman yang diberikan
(aset atas operasi yang dihentikan) salah
satunya dengan melakukan deteksi dini
permasalahan dan pemantauan yang disiplin.
The Bank also closely monitors the
development of its financing and loan (assets
on discontinued operations) portfolios to
enable the Bank to initiate a preventive action
in a timely manner when there is a
deterioration in financing and credit (assets
on discontinued operations) quality by
conducting early warning detection and
disciplined monitoring.
Bank terus melanjutkan untuk mengelola dan
mengawasi secara aktif kualitas portofolio
pembiayaan dan pinjaman yang diberikan
(aset atas operasi yang dihentikan) dengan
cara meningkatkan kebijakan
manajemen
risiko pembiayaan dan kredit secara efektif,
penyempurnaan
prosedur,
dan
pengembangan sistem.
Bank continued to actively manage and
monitor the financing and loan (assets on
discontinued operations) portfolio quality by
improving
financing
and
credit
risk
management policies effectively, improving
procedures, and systems development.
Sistem Informasi Manajemen telah tersedia
dan mencakup tingkat yang cukup rinci untuk
mendeteksi setiap perkembangan yang kurang
baik sedini mungkin sehingga memungkinkan
dilakukannya tindakan secara tepat waktu atas
penurunan kualitas pembiayaan dan pinjaman
yang diberikan atau untuk meminimalisasi
kerugian kredit.
Management Information Systems (MIS) are
in place and cover a sufficient level of detail
to detect any adverse development at an
early stage, allowing for timely measures to
be taken to counteract for any possible
deterioration in financing and credit quality or
to minimize credit losses.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/71 Page
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
39. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
39. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko pembiayaan dan kredit (lanjutan)
Financing and credit risk (continued)
(i)
(i)
(ii)
(iii)
Manajemen risiko pembiayan dan kredit
(lanjutan)
Financing and credit risk management
(continued)
Agunan
Collateral
Bank menerapkan berbagai kebijakan dan
praktik untuk memitigasi risiko kredit,
khususnya untuk mikro bisnis konvensional.
Bank menerapkan berbagai panduan atas
jenis-jenis agunan yang dapat diterima dalam
rangka memitigasi risiko kredit. Jenis-jenis
agunan atas pinjaman yang diberikan antara
lain adalah:
The Bank employs a range of policies and
practices to mitigate credit risk especially for
micro business - conventional. The Bank
implements guidelines on the acceptability of
specific classes of collateral or credit risk
mitigation. The principal collateral types for
loans are as follows:
•
•
•
•
•
•
Tanah dan/atau Bangunan;
Kendaraan; dan
Mesin
Cadangan kerugian penurunan
kebijakan pencadangan
nilai
(ii)
dan
Land and/or Building;
Vehicles; and
Machine
Impairment and provisioning policies
Penurunan nilai adalah kondisi dimana
terdapat bukti obyektif terjadinya peristiwa
yang merugikan sebagai akibat dari satu atau
lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan
awal pembiayaan dan pinjaman yang diberikan
tersebut dan peristiwa yang merugikan
tersebut berdampak pada estimasi arus kas
masa datang atas aset keuangan atau
kelompok aset keuangan yang dapat
diestimasi secara andal.
Impairment is a condition where there is
objective evidence of adverse events as a
result of one or more events occurring after
the initial recognition of these financing and
credits and these adverse events impact on
the estimated future cash flows of financial
assets or groups financial assets that can be
reliably estimated.
Cadangan
kerugian
dihitung
dengan
menggunakan pendekatan PPAP sesuai
dengan peraturan Bank Indonesia sehubungan
dengan pembiayaan serta pendekatan kolektif
sehubungan dengan pinjaman konvensional.
Impairment allowances calculated based on
PPAP in accordance with regulation of Bank
Indonesia for financing and collective
approach for conventional loans.
Cadangan kerugian penurunan nilai yang
diakui pada pelaporan keuangan hanyalah
kerugian yang telah terjadi pada tanggal
laporan keuangan atas posisi keuangan
berdasarkan bukti obyektif.
Impairment allowances are recognised for
financial reporting purposes only for losses
that have been incurred at the date of the
statement of financial position based on
objective evidence.
(iii)
Eksposur maksimum risiko pembiayaan dan
kredit disajikan setelah cadangan kerugian
penurunan nilai tanpa memperhitungkan
agunan dan pendukung lainnya.
Maximum exposure to financing and credit
risk are presented net after allowance for
impairment losses without considering
collateral held or other enhancements.
Financing and credit risk exposures relating to
statements of financial position assets as at
31 December 2014 is as follows:
Eksposur risiko pembiayaan dan kredit
terhadap aset keuangan pada laporan posisi
keuangan pada tanggal 31 Desember 2014
adalah sebagai berikut:
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/72 Page
251
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
39. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
39. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko pembiayaan dan kredit (lanjutan)
Financing and credit risk (continued)
(iii)
(iii)
Eksposur maksimum risiko pembiayaan dan
kredit disajikan setelah cadangan kerugian
penurunan nilai tanpa memperhitungkan
agunan dan pendukung lainnya. (lanjutan)
Maximum exposure to financing and credit
risk are presented net after allowance for
impairment losses without considering
collateral held or other enhancements.
(continued)
Eksposur maksimum/
Maximum exposure
2014
Giro pada bank lain
Piutang murabahah - bersih
Pinjaman yang diberikan
(aset atas operasi yang dihentikan)
9,693
2,498,387
46,513
2,554,593
Pada tanggal 31 Desember 2014, tidak ada
fasilitas piutang murabahah dan pinjaman
yang diberikan (aset atas operasi yang
dihentikan) kepada nasabah yang belum
ditarik – committed. Sebagai akibatnya, tidak
terdapat risiko kredit terhadap rekening
administratif.
As at 31 December 2014, there are no
unused murabahah receivables and loan
(assets on discontinued operations) facilities
granted – committed. As such, there are no
credit risk exposures related to off-balance
sheet items.
Risiko konsentrasi pembiayaan dan kredit
Concentration of financing and credit risk
Bank
mengelola
dan
mengendalikan
konsentrasi risiko pembiayaan dan kredit
dimanapun risiko tersebut teridentifikasi secara khusus, terhadap debitur individu dan
kelompok, dan industri serta sektor geografis
yang disajikan setelah cadangan kerugian
penurunan nilai.
The
Bank
manages
and
controls
concentrations of financing and credit risk
wherever they are identified - in particular, to
individual and group counterparties, and to
industries and geographical sectors that are
presented net after allowance for impairment
losses.
Bank menentukan tingkat risiko pembiayaan
dan kredit yang dimiliki dengan menetapkan
batas jumlah risiko yang bisa diterima yang
terkait dengan satu debitur atau beberapa
kelompok debitur.
The Bank structures the levels of financing
and credit risk it undertakes by placing limits
on the amount of risk accepted in relation to
one borrower or more borrowers.
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan
eksposur risiko pembiayaan dan kredit
Concentration of risks of financial assets with
financing and credit risk exposure
a) Sektor geografis
a) Geographical sectors
Giro pada bank lain
Pinjaman yang diberikan
(aset atas operasi yang
dihentikan) dan piutang
murabahah - bersih
2014
Bali & Nusa
Tenggara
Jawa/Java
252
Current accounts with other banks
Murabahah receivables - net
Loans
(assets on discontinued operations)
9,693
2,131,746
2,141,439
-
84,171
84,171
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Kalimantan
& Sulawesi
Sumatera
-
328,983
328,983
Halaman 8/73 Page
Jumlah/
Total
-
-
9,693
Current accounts with
other banks
Loans (assets on
discontinued operations)
and murabahah
2,544,900
receivables - net
2,554,593
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
39. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
39. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko pembiayaan dan kredit (lanjutan)
Financing and credit risk (continued)
(iii)
(iii)
Eksposur maksimum risiko pembiayaan dan
kredit disajikan setelah cadangan kerugian
penurunan nilai tanpa memperhitungkan
agunan dan pendukung lainnya (lanjutan)
Maximum exposure to financing and credit
risk are presented net after allowance for
impairment losses without considering
collateral held or other enhancements
(continued)
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan
eksposur risiko pembiayaan dan kredit
(lanjutan)
Concentration of risks of financial assets with
financing and credit risk exposure (continued)
b) Sektor industri
b) Industry sectors
The following table breaks down the Bank
financing and credit exposure at carrying
amounts (without taking into account any
collateral held or other credit support), as
categorised by the industry sectors.
Tabel berikut ini menggambarkan rincian
eksposur pembiayaan dan kredit Bank
pada
nilai
tercatat
(tanpa
memperhitungkan agunan atau pendukung
kredit
lainnya),
yang
dikategorikan
berdasarkan sektor industri.
2014
Pemerintah/
Government
Lembaga
keuangan/
Financial
institution
Perdagangan/
Trading
-
9,693
-
-
-
-
9,693
-
-
1,985,434
157,907
172,325
229,234
2,544,900
-
9,693
1,985,434
157,907
172,325
229,234
2,554,593
Giro pada bank lain
Pinjaman yang diberikan
(aset atas operasi yang
dihentikan) dan
piutang murabahah bersih
Jasa/
Business
Services
Jumlah/
Total
Loans
(assets
operations)
financing/receivables
mostly consist of
financing/receivables
industry sector.
Pinjaman yang diberikan (aset atas
operasi
yang
dihentikan)
dan
pembiayaan/piutang syariah pada sektor
”Lain-lain”
terutama
terdiri
dari
pembiayaan dan kredit untuk sektor
pertanian.
Current accounts with
other banks
Loans (asset on
discontinued
operations) and
murabahah
receivables - net
on
discontinued
and
sharia
in sector “Others”
loans and sharia
to
agriculture
c) Financing and credit quality of financial
assets
c) Kualitas pembiayaan dan kredit dari aset
keuangan
As at 31 December 2014, quality of
financial assets are divided as follows:
Pada tanggal 31 Desember 2014, kualitas
kredit atas aset keuangan terbagi atas:
Belum
jatuh tempo
atau tidak
mengalami
penurunan
nilai/
Neither
past due nor
impaired
Perindustrian/ Lain-lain/
Manufacturing Others
Telah
jatuh tempo
tetapi tidak
mengalami
penurunan
nilai/
Past due
but not
impaired
2014
Mengalami
penurunan
nilai/
Impaired
Jumlah/
Total
Giro pada bank lain
Pinjaman yang diberikan
(aset atas operasi yang
dihentikan) dan
piutang murabahah - bersih
- Pihak ketiga
- Pihak berelasi
9,693
-
-
2,490,464
275
32,051
-
22,110
-
Current accounts with
other banks
Loans
(assets on discontinued
operations) and
murabahah receivables - net
2,544,625
Third parties 275
Related parties -
Jumlah
2,500,432
32,051
22,110
2,554,593
9,693
Total
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/74 Page
253
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
39. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
39. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko pembiayaan dan kredit (lanjutan)
Financing and credit risk (continued)
(iii)
(iii)
Eksposur maksimum risiko pembiayaan dan
kredit disajikan setelah cadangan kerugian
penurunan nilai tanpa memperhitungkan
agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan
eksposur risiko pembiayaan dan kredit
(lanjutan)
Concentration of risks of financial assets with
financing and credit risk exposure (continued)
c) Kualitas pembiayaan dan kredit dari aset
keuangan (lanjutan)
c) Financing and credit quality of financial
assets (continued)
Pada tanggal 31 Desember 2014, rincian
kualitas pembiayaan dan pinjaman yang
diberikan (aset atas operasi yang
dihentikan) yang belum jatuh tempo dan
tidak
mengalami
penurunan
nilai
berdasarkan rating internal adalah sebagai
berikut:
The credit quality of financing and loans
(assets on discontinued operations) that
are “neither past due nor impaired” as at
31 December 2014 can be assessed by
reference to the internal rating system as
follows:
Pinjaman yang diberikan (aset atas
operasi yang dihentikan) dan
piutang murabahah
Lancar/
Current
2014
Pernah
mengalami
keterlambatan
pembayaran/
Has an overdue
experience
Jumlah/
Total
Loans (assets on
discontinued operations)
and murabahah receivables
- Modal kerja
2,478,692
3,638
2,482,330
Working capital -
- Konsumsi
2,057
2,480,749
3,638
2,057
2,484,387
Consumer -
31,354
56
31,410
Accrued interest margin/income
(25,058)
Allowance for impairment losses
Pendapatan
marjin/bunga
masih akan diterima
yang
Cadangan kerugian penurunan nilai
(25,024 )
2,487,079
254
Maximum exposure to financing and credit
risk are presented net after allowance for
impairment losses without considering
collateral held or other credit enhancements
(continued)
(34 )
3,660
2,490,739
Penjelasan
pembagian
kualitas
pembiayaan dan pinjaman yang diberikan
(aset atas operasi yang dihentikan) yang
“belum jatuh tempo atau tidak mengalami
penurunan nilai” adalah:
Details for financing and credit quality of
loans (assets on discontinued operations)
that are “neither past due nor impaired”
are as follow:
- Lancar
Pembiayaan dan pinjaman dalam
kategori ini memiliki kemampuan yang
sangat kuat untuk membayar marjin dan
pokok piutang murabahah bunga atau
pokok pinjaman yang diberikan (aset
atas operasi yang dihentikan) oleh
Bank.
- Current
This category is considered as very
strong capacity to pay margin and
principal of murabahah receivables or
interest and principal of loan (assets on
discontinued operations) back to the
Bank.
- Pernah
mengalami
keterlambatan
pembayaran
Pembiayaan dan pinjaman dalam
kategori ini dianggap memiliki kapasitas
memadai untuk membayar marjin dan
pokok piutangnya atau bunga dan
pokoknya.
Namun
terdapat
pertimbangan
terkait
dengan
kemampuan nasabah dalam melakukan
pembayaran pada saat jatuh tempo.
- Has an overdue experience
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/75 Page
This category is considered to have
adequate capacity to pay margin and
principal receivables or interest and
principal. However, there is a concern
over the debtor’s ability to make
payments when due.
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
informasi keuangan
data perusahaan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
39. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
39. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko pembiayaan dan kredit (lanjutan)
Financing and credit risk (continued)
(iii)
(iii)
Eksposur maksimum risiko pembiayaan dan
kredit disajikan setelah cadangan kerugian
penurunan nilai tanpa memperhitungkan
agunan dan pendukung kredit lainnya
(lanjutan)
Maximum exposure to financing and credit
risk are presented net after allowance for
impairment losses without considering
collateral held or other credit enhancements
(continued)
Konsentrasi risiko aset keuangan dengan
eksposur risiko pembiayaan dan kredit
(lanjutan)
Concentration of risks of financial assets with
financing and credit risk exposure (continued)
c) Kualitas pembiayaan dan kredit dari aset
keuangan (lanjutan)
c) Financing and credit quality of financial
assets (continued)
Analisa umur pembiayaan dan pinjaman
yang diberikan (aset atas operasi yang
dihentikan) yang “telah jatuh tempo tetapi
tidak mengalami penurunan nilai” pada
tanggal 31 Desember 2014 adalah
sebagai berikut:
An aging analysis of financing and loans
(assets on discontinued operations) that
are “past due but not impaired” on 31
December of 2014 is set out below:
Modal Kerja/
Working Capital
1 – 30 hari
31 – 60 hari
61 – 90 hari
Pendapatan bunga/marjin
yang masih harus
diterima
Cadangan kerugian
penurunan nilai
2014
Syariah/
Sharia
Jumlah/
Total
4,237
2,520
2,814
9,571
10,347
6,973
6,370
23,690
14,584
9,493
9,184
33,261
1 – 30 days
31 – 60 days
61 – 90 days
587
1,448
2,035
Accrued interest income
Allowance for impairment
losses
(2,061)
(1,184)
8,097
23,954
Movements
of
the
allowance
impairment losses are as follows:
Perubahan pada penyisihan kerugian
penurunan nilai adalah sebagai berikut:
Modal Kerja/
Working Capital
Saldo awal
Penambahan
Penerimaan kembali
Penghapusan piutang
Saldo akhir
(3,245)
32,051
2014
Syariah/
Sharia
5,026
9,619
82
(8,833)
Jumlah/
Total
24,022
15,877
354
(7,161)
5,894
for
33,092
29,048
25,496
436
(15,994)
38,986
Beginning balance
Additions
Recoveries
Write-off
Ending balance
Other financial assets are placed by the Bank
in various financial instrument issued by Bank
Indonesia, such as FASBIS and SBIS.
Bank menempatkan aset keuangan lainnya
pada berbagai instrumen keuangan yang
diterbitkan oleh Bank Indonesia berupa
FASBIS dan SBIS.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/76 Page
255
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
39. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
39. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Pasar
Market Risk
Risiko pasar adalah potensi timbulnya kerugian
dalam nilai buku atau fluktuasi arus kas di masa
mendatang yang diakibatkan oleh perubahan suku
bunga atau nilai tukar.
Market risk is the potential loss in book value or
future cash flows fluctuation due to changes in
interest rates or exchange rates.
Dilihat dari aktivitas Bank saat ini, adapun faktor
risiko pasar yang dapat mempengaruhi nilai
laporan posisi keuangan dan rekening administratif
Bank adalah perubahan tingkat suku bunga pada
portfolio buku Bank.
In current Bank’s activities, the market risk factors
that may affect the value of statement of financial
position and administrative accounts of the Bank is
the changes in rate of return in portfolio of the
Bank.
(i)
(i)
Risiko tingkat bunga
Interest rate risk
Pendapatan Bank atas kegiatan konvensional
berasal dari selisih antara bunga yang
dihasilkan dari sisi aset dengan bunga yang
dibayarkan kepada dana pihak ketiga.
Perubahan tingkat bunga jika tidak diantisipasi
dapat menyebabkan penurunan pendapatan
Bank.
The Bank derives its conventional income from
the difference between the interest generated
on the asset side and the interest paid to third
party funds. If not anticipated, changes in
interest rates can result in a decrease in the
Bank’s income.
Manajemen risiko tingkat bunga
Interest rate risk management
Kebijakan yang dijalankan Bank dalam
pengendalian terhadap risiko suku bunga:
a) Melakukan pemantauan risiko suku bunga.
b) Melakukan simulasi perhitungan net interest
income terhadap semua kemungkinan
perubahan tingkat suku bunga.
c) Melakukan pemantauan terhadap Repricing
Gap Profile Asset & Liability secara
keseluruhan
dalam
mengantisipasi
pergerakan tren suku bunga pasar yang
dapat menyebabkan kerugian.
Policies adopted by the Bank in managing its
interest rate risk include:
a) Monitoring of interest rate risk.
b) To simulate net interest income calculation
on all possible interest rate changes.
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan eksposur
Bank terhadap risiko tingkat suku bunga.
The tables below summarise
exposure to interest rate risks.
c) Monitoring of overall Repricing Gap Profile
Assets and Liabilities in order to anticipate
adverse movement of interest rate.
2014
Bunga tetap/Fixed rate
Bunga
mengambang/
Floating rate
Aset
Kas
>1-3
Bulan/
Months
≤ 1 Bulan/
Month
>3-6
Bulan/
Months
> 6 - 12
Bulan/
Months
Tidak
dikenakan
bunga/
Non interest
bearing
> 12
Bulan/
Months
Bank
Jumlah/
Total
Giro pada bank lain
Pinjaman yang diberikan
(aset atas operasi yang
dihentikan)
-
873
2,303
35,164
-
-
8,173
46,513
Assets
Cash
Current accounts
with other banks
Loans
(assets on discontinued
operations)
Jumlah aset keuangan
-
873
2,303
35,164
-
-
71,469
109,809
Total financial assets
-
-
-
-
-
-
53,603
53,603
-
-
-
-
-
9,693
9,693
Liabilitas
256
the
Liabilities
Liabilitas segera
Simpanan nasabah
(liabilitas atas operasi
yang dihentikan)
Liabilitas lain-lain
-
5,363
-
-
-
-
-
5,363
-
56
-
-
3
2,408
91,904
-
6,582
2,982
6,641
97,294
Liabilities due immediately
Deposits from customers
(liabilities on discontinued
operations)
Other liabilities
Jumlah liabilitas
keuangan
-
5,419
-
2,411
91,904
-
9,564
109,298
Total financial
liabilities
Jumlah gap repricing
suku bunga
-
(4,546)
2,303
32,753
(91,904)
-
61,905
511
Total interest rate
repricing gap
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/77 Page
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
39. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
39. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Pasar (lanjutan)
Market Risk (continued)
(i)
(i)
Risiko tingkat bunga (lanjutan)
Interest rate risk (continued)
The tables below summarise the average
interest rates per annum for significant assets
and liabilities conventional for the years ended
31 December 2014:
Tabel di bawah ini merupakan tingkat suku
bunga rata-rata per tahun untuk aset dan
liabilitas konvensional yang penting untuk
tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2014:
2014
%
ASET
ASSETS
Pinjaman yang diberikan
(aset atas operasi yang dihentikan)
Loans
(assets on discontinued operations)
31.50%
LIABILITAS
LIABILITIES
Simpanan nasabah
(liabilitas atas operasi yang dihentikan)
- Giro
- Tabungan
- Deposito berjangka
Deposits from customers
(liabilities on discontinued operations)
Demand deposits Saving deposits Time deposits -
1.02%
3.47%
10.18%
Sensitivitas terhadap pendapatan bunga bersih
Sensitivity to net interest income
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan sensitivitas
pendapatan bunga bersih Bank pada tanggal
31 Desember 2014 atas perubahan tingkat
suku bunga:
The table below shows the sensitivity of the
Bank’s net interest income to movement of
interest rates on 31 December 2014:
Peningkatan/
Increased by
100 bps
Pengaruh terhadap
pendapatan bunga bersih
2014
Penurunan/
Decreased by
100 bps
(32)
32
Impact to net interest income
The above projection assumes that the interest
rates changes in parallel with all assets and
liabilities products. The projection also
assumes that all other variable are held
constant to maturity.
Proyeksi di atas mengasumsikan bahwa
tingkat suku bunga berubah secara paralel
pada semua produk aset dan liabilitas.
Proyeksi juga mengasumsikan bahwa seluruh
variabel lainnya dianggap konstan hingga jatuh
tempo.
(ii) Currency risk
(ii) Risiko mata uang
The Bank is not exposed to currency risk as
none of its transactions are conducted in
currencies other than Rupiah.
Bank tidak terpengaruh risiko mata uang karena
tidak ada transaksi yang dilakukan dalam mata
uang selain Rupiah.
Risiko Likuiditas
Liquidity Risk
Risiko
likuiditas
adalah
risiko
akibat
ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban
yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas
dan/atau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat
diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi
keuangan Bank. Hal ini disebabkan adanya
mismatch jangka waktu antara sumber dana dan
penyaluran dana Bank.
Liquidity risk is the risk due to inability of Bank to
meet maturing obligations from cash flow funding
sources and/or high quality liquid assets that can
be pledged, without disturbing the activities and
financial condition of the Bank. This is due to a
mismatch between the period of funding and
disbursement of Bank funds.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/78 Page
257
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
39. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
Risiko Likuiditas (lanjutan)
Liquidity Risk (continued)
Dalam melaksanakan proses manajemen risiko
likuiditas, BTPN Syariah melakukan identifikasi,
pengukuran, pemantauan, dan pengendalian
terhadap faktor-faktor risiko likuiditas, antara lain
ketersediaan alat likuid, rasio likuiditas, proyeksi
arus kas, dan profil maturitas.
In carrying out the liquidity risk management
process, BTPN Syariah identify, measure, monitor,
and control of liquidity risk factors, among others
the availability of liquid assets, liquidity ratio, cash
flow projections and maturity profile.
Pengendalian risiko likuiditas dilakukan dalam
rangka mencegah terjadinya kerugian yang lebih
besar akibat risiko likuiditas, yang dilakukan dengan
mengambil langkah strategi pada setiap traffic light
SR. Pengendalian risiko likuiditas dilakukan melalui
strategi pendanaan dan pengelolaan posisi likuiditas
di bawah fungsi pengawasan dari Asset and Liability
Committee (ALCO).
Liquidity risk management is done in order to
prevent greater losses due to liquidity risk, which is
done by taking steps in the strategy of each traffic
light SR. Liquidity risk management is done
through funding strategy and liquidity position
under the management oversight function of Asset
and Liability Committee (ALCO).
Profil maturitas diproyeksikan atas jangka waktu
yang tersisa berdasarkan tanggal kontraktualnya.
Secara historis, sebagian besar dari simpanan
diperpanjang pada saat jatuh tempo yang
dipengaruhi oleh perilaku nasabah dan tingkat
kepercayaan terhadap Bank. Untuk mengelola risiko
likuiditas atas kondisi tersebut, maka Bank
menetapkan strategi yang sesuai dan jumlah kas
dan aset likuid yang perlu dimiliki, yang dapat
dicairkan atau dijadikan jaminan jika ada kebutuhan
likuiditas yang mendesak.
This maturity profile is projected based on the
remaining period to the contractual maturity date.
Historically, a significant portion of deposits are
rolled-over on the maturity date which is affected by
customer behaviour and confidence level in the
Bank. To manage the liquidity risk of the condition,
the Bank establish appropriate strategies and the
amount of cash and liquid assets that can be
liquidated or used as collateral if there is an urgent
need for liquidity.
Jumlah/
Total
Aset
Kas
Sesuai
permintaan/
On demand
2014
≤ 1 Bulan/
≤ 1 Month
> 1-3 Bulan/
> 1-3 Months
> 3-6 Bulan/
> 3-6 Months
> 6-12 Bulan/
> 6-12 Months
> 12 Bulan/
> 12 Months
Giro pada bank lain
Pinjaman yang diberikan
(aset atas operasi yang
dihentikan) dan
piutang murabahahbersih
2,583,886
-
73,827
157,112
615,509
1,723,639
Assets
Cash
Current accounts with
other banks
Loans
(assets on discontinued
operations) and
murabahah
13,799
receivables - net
Jumlah aset
2,647,182
63,296
73,827
157,112
615,509
1,723,639
13,799
Cadangan kerugian
penurunan nilai
Jumlah
Liabilitas
Liabilitas segera
Simpanan nasabah
(liabilitas atas operasi
yang dihentikan)
Liabilitas lain-lain
Jumlah liabilitas
258
39. RISK MANAGEMENT (continued)
53,603
53,603
-
-
-
-
9,693
9,693
-
-
-
-
-
Total assets
Allowance for
impairment losses
(38,986)
2,608,196
Total
5,363
-
5,363
-
-
-
6,641
97,294
6,582
2,982
56
-
-
3
2,408
91,904
Liabilities
- Liabilities due immediately
Deposits from customers
(liabilities on discontinued
operations)
Other liabilities
109,298
9,564
5,419
-
2,411
91,904
-
Total liabilities
Aset bersih
2,537,884
53,732
68,408
157,112
613,098
1,631,735
13,799
Net assets
Aset bersih
setelah cadangan
kerugian penurunan
nilai
2,498,898
Net assets
net of allowance for
impairment losses
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/79 Page
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
informasi keuangan
data perusahaan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
39. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
39. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Likuiditas (lanjutan)
Liquidity Risk (continued)
Tabel jatuh tempo berikut ini menyajikan informasi
mengenai perkiraan jatuh tempo dari liabilitas
sesuai
kontrak
menjadi arus
kas
yang
undiscounted pada tanggal 31 Desember 2014 dan
2013, sesuai dengan kriteria PSAK 60.
The maturity table below provides information
about estimated maturities based on contractual
undiscounted cash flows of financial liabilities as of
31 December 2014 and 2013, in accordance with
SFAS 60 criteria.
Jumlah/
Total
Liabilitas segera
Simpanan nasabah
(liabilitas atas operasi
yang dihentikan)
Liabilitas lain-lain
Kurang dari/
1 bulan
Less than/
1 month
-
-
-
-
1-3
bulan/
month
3-6
bulan/
months
6-12
bulan/
months
1-2
tahun/
years
2-5
tahun/
years
5,363
5,363
-
-
-
-
-
6,641
97,294
6,638
2,982
-
3
2,408
91,904
-
-
109,298
14,983
-
2,411
91,904
-
-
Kebijakan
yang
dijalankan
Bank
mengendalikan risiko likuiditas adalah:
-
2014
Liabilities due immediately
Deposits from customers
(liabilities on discontinued
operations)
Other liabilities
Policies adopted by the Bank in managing its
liquidity risk include:
dalam
-
Menetapkan kebijakan pengendalian risiko
likuiditas yang telah disesuaikan dengan misi,
strategi bisnis, kecukupan permodalan, sumber
daya manusia, dan risk appetite Bank.
Menetapkan kebijakan dan prosedur penetapan
limit risiko likuiditas secara tertulis, lengkap,
memadai, dan cukup mudah ditelusuri.
Membentuk satuan kerja pengendali risiko
likuiditas dan melaksanakan pengendalian
risiko likuiditas yang dilaksanakan secara
konsisten dan independen.
Melaksanakan fungsi ALCO (Asset & Liability
Committee) untuk mengatur tingkat bunga
dalam
usaha
meningkatkan/menurunkan
sumber dana tertentu.
Mengelola
portofolio
pendanaan
untuk
menghindari
risiko
konsentrasi
dan
ketergantungan pada sumber pendanaan
tertentu. Hal ini dimonitor secara bulanan oleh
ALCO dan Risk Management Committee
(RMC).
Menetapkan prosedur dan tim kontijensi
pendanaan likuiditas, sebagai bagian dari
pengedalian risiko likuiditas, khususnya pada
saat kondisi krisis.
-
-
-
-
Pada tanggal 31 Desember 2014, persentase Loan
to Deposit Ratio adalah sebesar 93,97%.
Application of a liquidity risk control policy that
is suited to the Bank mission, business
strategy, capital adequacy, human resources,
and appetite for risk.
Application of a liquidity risk limit policies and
procedures that are written, complete,
adequate and easy to follow.
Forming a liquidity risk control work unit and
performing consistent and independent
liquidity risk control.
Implementing the ALCO (Asset & Liability
Committee) function to manage interest rates
in an effort to increase/decrease certain
sources of funds.
Managing its funding portfolio to avoid
concentration risk and dependence on single
source of funding. It’s monitored by ALCO
and Risk Management Committee (RMC).
Establish procedures and team for funding
liquidity contigency, as part of the liquidity risk
control, especially in crisis condition.
As at 31 December 2014 the Loan to Deposit
Ratio is 93.97%.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/80 Page
259
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
39. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
39. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Likuiditas (lanjutan)
Liquidity Risk (continued)
Estimasi nilai wajar instrumen keuangan
Fair value estimation of financial instruments
Tabel di bawah ini menggambarkan nilai tercatat
dan nilai wajar dari instrumen keuangan yang tidak
disajikan di laporan posisi keuangan Bank pada nilai
wajarnya:
The table below summarises the carrying amounts
and fair values of those financial instruments not
presented in the Bank’s statements of financial
position at their fair values:
2014
Nilai
tercatat/
Carrying value
Aset
Kas
Giro pada bank lain
Pinjaman yang diberikan
(aset atas operasi yang dihentikan) dan
piutang murabahah - bersih
Liabilitas
Liabilitas segera
Simpanan nasabah
(liabilitas atas operasi yang dihentikan)
- Giro
- Tabungan
- Deposito berjangka
Liabilitas lain-lain
(i)
Nilai
wajar/
Fair value
53,603
53,603
9,693
9,693
2,583,886
2,561,618
5,363
5,363
2,157
4,425
59
97,294
2,157
4,425
59
97,294
Giro pada bank lain, pinjaman yang diberikan
dan piutang murabahah-bersih, liabilitas segera,
simpanan nasabah, dan liabilitas lain-lain
(i)
Pada tanggal 31 Desember 2014, nilai tercatat
dari pinjaman yang diberikan (aset atas operasi
yang dihentikan) mencerminkan estimasi nilai
wajarnya dikarenakan pinjaman tersebut
berumur di bawah 1 tahun dikarenakan
pinjaman ini harus diselesaikan paling lambat
tahun 2015 sesuai dengan Surat Keputusan
Dewan Komisioner OJK (Catatan 1).
(iii) Piutang murabahah
Current accounts with other bank, loans and
murabahah receivables-net, liabilities due
immediately, deposits from customers, and
other liabilities
(ii)
Loans (assets on discontinued operations)
As at 31 December 2014, carrying value of
loans (assets on discontinued operations)
represent the estimated fair value since the
maturity is below 1 year due to this loans us
subject to be settled in 2015 in accordance
with Decision Letter of Commissioner OJK
(Note 1).
(iii) Murabahah receivables
Estimasi nilai wajar dari piutang murabahah
mencerminkan jumlah diskonto dari estimasi kini
dari arus kas masa depan yang diharapkan
akan diterima. Arus kas masa depan yang
diharapkan didiskontokan pada tingkat marjin
terkini untuk menentukan nilai wajar.
260
Liabilities
Liabilities due immediately
Deposits from customers
(liabilities on discontinued operations)
Demand deposits Saving deposits Time deposits Other liabilities
Since the accounts above has maturity below
1 year, the carrying amount of current
accounts with other banks, loans and
murabahah receivables-net, liabilities due
immediately, deposits from customers and
other liabilities are reasonable approximation
of fair value.
Dikarenakan jatuh tempo di bawah 1 tahun, nilai
tercatat dari giro pada bank lain, pinjaman yang
diberikan dan piutang murabah-bersih, liabilitas
segera, simpanan nasabah, dan liabilitas lainlain adalah perkiraan yang layak atas nilai
wajar.
(ii) Pinjaman yang diberikan (aset atas operasi
yang dihentikan)
Assets
Cash
Current accounts with
other bank
Loans
(assets on discontinued operations)
and murabahah receivables - net
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/81 Page
The estimated fair value of murabahah
receivables represents the discounted
amount of estimated future cash flows
expected to be received. Estimated cash
flows are discounted at current margin rate to
determine fair value.
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
39. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
39. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Likuiditas (lanjutan)
Liquidity Risk (continued)
Estimasi nilai wajar instrumen keuangan
(lanjutan)
Fair value estimation of financial instruments
(continued)
(iv) Simpanan nasabah (liabilitas atas operasi yang
dihentikan)
(iv) Deposits from customers
discontinued operations)
(liabilities
on
The estimated fair value of deposits with no
stated maturity, which includes non-interest
bearing deposits is the amount repayable on
demand.
Estimasi nilai wajar simpanan tanpa jatuh
tempo, termasuk simpanan tanpa bunga adalah
sebesar jumlah terutang ketika utang tersebut
dibayarkan.
Risiko Operasional
Operational Risk
Risiko operasional adalah risiko terjadinya kerugian
yang disebabkan oleh ketidak-cukupan dan/atau
tidak berfungsinya proses internal, kesalahan
manusia, kegagalan sistem atau adanya kejadiankejadian eksternal.
Operational risk is defined as the risk of loss
resulting from inadequate or failed internal
processes, people and systems or from external
events.
Kerangka Kerja Pengelolaan Risiko Operasional
Operational Risk Management Framework
1.
1.
Kerangka kerja pengelolaan risiko operasional
Bank
dilakukan
dengan
pembagian
akuntabilitas dan peran yang jelas. Direksi
seperti halnya Dewan Komisaris bertanggungjawab untuk mengawasi efektivitas dari
kerangka-kerja pengelolaan resiko operasional
secara
menyeluruh
maupun
pada
pelaksanaannya.
The Bank operational risk management
framework
is
executed
with
clear
accountabilities of all parties involved. The
Board of Directors and the Board of
Commissioners are responsible to oversee the
effectiveness of the overall operational risk
management framework as well as its
execution.
Pada tingkatan operasional dibentuk sistem
pengendalian secara berlapis, dimana Sistem
Pengendalian Internal (“QA”) berperan membantu
Risk Taking Unit (“RTU”) dalam penegakan
pengelolaan risiko operasional sehari-hari. Pada
lapis pengendalian berikutnya, Divisi Operational
Risk Management (“ORM”) bersama-sama
dengan Divisi Compliance berperan dalam
pendefinisian, penyempurnaan, dan pemeliharaan
kerangka kerja risiko operasional, memastikan
kecukupan mitigasi risiko, kebijakan, dan
prosedur,
serta
berperan
sebagai
koordinator/fasilitator atas aktivitas pengelolaan
risiko operasional.
Layered of defenses was formed at the
operational levels, whereas System of Internal
Controls (“QA”) is assisting the Risk Taking
Units (“RTUs”) in day-to-day enforcement of
operational risk management practices. While
in the next layer, Operational Risk
Management (“ORM”) Division together with
Compliance Division act in defining, refining,
and
maintaining
the
operational
risk
framework, ensuring the adequacy of risk
mitigation, policies, and procedures, and act as
the coordinator/facilitator of the overall
operational risk management activities.
Berikutnya, Auditor Internal (“SKAI”) secara
independen berperan memastikan bahwa risiko
yang tersisa (residual risks) masih berada dalam
batasan yang dapat diterima (risk appetite).
The Internal Auditors (“SKAI”) are then
independently performing the assurance that
all residual risks are within the agreed risk
appetite.
Penyelarasan kerja antara pihak-pihak yang
terkait praktik pengendalian internal Bank
dilakukan secara berkelanjutan melalui forumforum periodik dan fasilitasi rutin.
Continuous alignment between all parties
related to internal control practices in the Bank
is conducted through regular forums and
facilitations.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/82 Page
261
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
39. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
39. RISK MANAGEMENT (continued)
Kerangka Kerja Pengelolaan Risiko Operasional
(lanjutan)
Operational
(continued)
2.
2.
Pelaksanaan Kerangka Kerja ORM di Bank
dilakukan dalam tahapan proses yang terpadu
dan terdiri dari proses Identifikasi, Pengukuran,
Pemantauan
serta
Pengendalian/Mitigasi
Risiko.
Management
Framework
Practices of ORM Framework in Bank are
conducted through an integrated processes
consists of Risk Identification, Measurement,
Monitoring and Controlling/Mitigating.
The stages of its processes involve
comprehensive risk reviews over new and/or
changes to Bank’s products, system and
activities/processes, development of risk
registration, definition of mitigations/control
mechanisms
as
well
as
continuous
measurement over residual risk exposures and
the level of the units’ discipline in deploying
control mechanisms.
Dalam proses ini secara bertahap dilakukan
tinjauan risiko secara menyeluruh atas produk,
sistem maupun aktivitas/proses Bank yang baru
maupun perubahannya, pengembangan sistem
registrasi
risiko,
pendefinisian
mitigasi/mekanisme kontrol, serta secara
menerus
melakukan
pengukuran
atas
pemaparan risiko dan tingkat kedisiplinan Unit
Kerja dalam menerapkan mekanisme kontrol.
262
Risk
3.
Otomasi dari proses pengelolaan risiko
operasional sehari-hari dilakukan melalui ORMS
(Operational Risk Management System) yang
merupakan aplikasi online real-time untuk
memudahkan
pencatatan,
analisis,
dan
pelaporan dari data risiko operasional, dengan
kemampuan melakukan identifikasi risiko,
penilaian/pengukuran,
pemantauan,
dan
pengendalian/mitigasi
yang
dilaksanakan
secara
terintegrasi,
sehingga
dapat
meningkatkan efektivitas dari pengelolaan risiko
operasional.
3.
Automation of day-to-day ORM processes is
enabled by the ORMS (Operational Risk
Management System), an internally designed
online-real
time
application
which
is
implemented to strengthen the capture,
analysis and reporting of operational risk data
by
enabling
risk
identification,
assessment/measurement, monitoring and
controlling/mitigating to be conducted in an
integrated manner, thereby enhance the
effectiveness of operational risk management.
4.
Perhitungan beban modal untuk risiko
operasional
dilakukan
Bank
dengan
menggunakan Pendekatan Indikator Dasar
sesuai dengan jadwal Bank Indonesia.
Sementara
persiapan
untuk
langkah
selanjutnya dengan menggunakan Pendekatan
Standar maupun Advance Measurement
Approach terus dilakukan dan disesuaikan
dengan jadwal Regulator.
4.
Bank have performed the capital charges
calculation for operational risk by using Basic
Indicator Approach as per Bank Indonesia
timeline. Whilst, preparation towards the
adoption of the next stage Internal Capital
Adequacy Assessment Process (“ICAAP”) by
using Standardised Approach and Advance
Measurement Approach are
continuously
exercised and will concur to Regulator
timetable.
5.
Bank
telah
menyusun
pedoman
bagi
Pengelolaan Kelangsungan Usaha yang
komprehensif
dengan
tujuan
untuk
mengantisipasi risiko operasional yang mungkin
terjadi dari situasi ekstrim/kritikal
karena
bencana alam seperti banjir, gempa bumi, dan
juga faktor lainnya seperti kebakaran, gangguan
sistem pasokan listrik, hingga situasi bisnis
yang
kurang
menguntungkan,
sehingga
kelangsungan layanan kepada nasabah dapat
terjamin.
5.
Bank have developed a comprehensive
Business Continuity Management (“BCM”)
guidelines to anticipate operational risks which
might arise from critical situations such as
natural disasters e.g. flood, earthquake, and
other factors e.g. fire, major system disruption,
power failure, as well as non-conducive
business environment to ensure continuous
services to customer.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/83 Page
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
39. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
39. RISK MANAGEMENT (continued)
Kerangka Kerja Pengelolaan Risiko Operasional
(lanjutan)
Operational
(continued)
6.
6.
Beberapa inisiatif pokok telah dilaksanakan
guna
terus
menyempurnakan
praktek
pengelolaan risiko operasional, yaitu :
- Menyempurnakan
kemampuan
sistem
ORMS.
- Perluasan proses identifikasi risiko melalui
registrasi risiko dengan basis produk,
kejadian berisiko, dan aset informasi.
- Melakukan pendefinisian ulang fungsi QA
sebagai bagian lini pertama pada kerangka
kerja pengendalian internal bank.
- Perluasan proses penilaian risiko melalui
kajian risiko operasional secara berkelanjutan
terhadap inisiatif yang disampaikan oleh Unitunit Bisnis.
- Penyelarasan
praktek
pengelolaan
Pengelolaan Kelangsungan Usaha (“BCM”)
dengan standard baku GPG dari BCI dan
ISO-22301.
- Perluasan aktivitas Penilaian Kontrol Secara
Mandiri (KCSA) hingga ke RTUs.
- Keikut-sertaan pada Konsorsium Data
Kerugian Ekternal (“KDKE”) untuk lebih
memperkaya kualitas dari basis data kerugian
internal Bank yang sudah ada.
Risk
Management
Framework
Some major initiatives have been put into
effect to continuously improve ORM practices
such as:
- Revamping the enabling system (“ORMS”)
capabilities.
- Extension of risk identification process
through risk register based on product, risk
events, and information asset.
- Redefining Quality Assurance Function as
part of first line at Bank’s internal control
framework.
- Extension of risk assessment process
through
continuous
operational
risk
assessment into intiatives which were
initiated by Business Units.
- Re-alignment
of
Business
Continuity
Management (“BCM”) with GPG standards
from BCI and ISO-22301.
- Extension of quaterly Key Control SelfAssessment (“KCSA”) practices to the RTUs.
- Enggagement with the Indonesian KDKE
(External Loss Data Consortium) to better
enrich
the
internal
loss
database
comprehensiveness.
Risiko non keuangan lainnya
Other non financial risk
Bank juga memonitor risiko non keuangan sebagai
berikut:
(i) risiko hukum untuk mengurangi kemungkinan
kerugian dari tuntutan hukum atau kelemahan
aspek yuridis, contohnya yang disebabkan oleh
lemahnya perikatan, ketiadaan peraturan
perundang-undangan yang menyebabkan suatu
transaksi yang telah dilakukan tidak sesuai
dengan ketentuan yang ada, dan proses litigasi;
(ii) risiko reputasi untuk mengurangi kemungkinan
kerugian dari publikasi negatif yang terkait
dengan kegiatan usaha Bank atau persepsi
negatif terhadap Bank;
(iii) risiko strategi untuk mengurangi kemungkinan
kerugian
akibat
ketidaktepatan
dalam
pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu
keputusan stratejik yang gagal mengantisipasi
perubahan lingkungan bisnis; dan
(iv) risiko
kepatuhan
untuk
mengurangi
kemungkinan kerugian karena tidak mematuhi
atau tidak melaksanakan peraturan perundangundangan dan ketentuan lain yang berlaku,
termasuk prinsip syariah bagi Bank.
The Bank also monitors non financial risk as
follows:
(i) legal risks to minimise possible losses from
lawsuits and/or weaknesses in juridical matters,
for example caused by the weak legal
arrangements, an absence and/or change of
regulations, which causes a transaction to
become illegal and litigation process;
Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengelola
risiko-risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategis,
dan risiko kepatuhan seperti tersebut di atas
diantaranya adalah:
Initiatives taken to manage legal risks, reputation
risks, strategic risks and compliance risks as
described above, include the following:
(ii) reputation risks to minimise possible losses
from negative publicity relating to the business
activities of the Bank or negative perception
about the Bank;
(iii) strategic risks to minimise possible losses
arising from wrong decision and/or carrying out
a strategic decision that fails to anticipate
changes in the business environment; and
(iv) compliance risks to minimise possible loss from
non-compliance or failure to implement
prevailing laws and regulations, including
sharia principles for the Bank.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/84 Page
263
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
39. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
39. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko non keuangan lainnya (lanjutan)
-
-
-
264
Other non financial risk (continued)
Risiko hukum dikelola dengan cara:
(i) Membentuk unit kerja khusus bidang
hukum;
(ii) Menetapkan kebijakan pengendalian risiko
hukum terutama yang berpengaruh
kepada aktivitas fungsional. Kebijakan
dievaluasi minimal satu tahun sekali;
(iii) Mengidentifikasi dan mengendalikan risiko
hukum yang melekat pada produk dan
aktivitas baru sebelum diperkenalkan
kepada nasabah;
(iv) Mengidentifikasi risiko hukum yang
terdapat pada setiap aktivitas fungsional;
(v) Pengukuran
risiko
hukum
secara
kuantitatif.
-
Risiko reputasi dikelola dengan cara:
(i) Membentuk satuan kerja yang memiliki
kewenangan dan tanggung jawab untuk
memberikan informasi yang komprehensif
kepada
nasabah
dan
pemangku
kepentingan;
(ii) Menetapkan kebijakan komunikasi dalam
rangka menghadapi publikasi negatif atau
pencegahannya;
(iii) Mengidentifikasi risiko reputasi yang
terdapat pada setiap aktivitas fungsional;
(iv) Mengukur risiko reputasi secara kuantitatif.
-
Risiko strategis dikelola dengan cara:
(i) Menyusun rencana korporasi dan rencana
kerja 3 (tiga) tahun sesuai dengan misi
dan strategi Bank yang disetujui oleh
Komisaris
serta
Direksi
dengan
memperhitungkan
dampak
terhadap
permodalan, dan dilakukan review minimal
semesteran;
(ii) Membangun Sistem Informasi Manajemen
dengan pengukuran kinerja yang tepat dan
melakukan pemantauan berkala atas key
initiatives yang dilaksanakan oleh unit-unit
untuk mencapai rencana kerja sesuai
dengan tenggat waktunya; dan
(iii) Menetapkan kebijakan yang mengatur
perumusan dan pemantauan pelaksanaan
strategi termasuk rencana korporasi dan
rencana bisnis.
-
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/85 Page
Legal risks are managed by:
(i) Forming a legal division;
(ii) Establishing policies of legal risk controls
particularly risks affecting functional
activities. Those policies are evaluated
annually;
(iii) Identifying and controlling legal risks that
were inherent to products and new
activities before launching;
(iv) Identifying legal risks
functional activities;
(v) Quantifying legal risks.
affecting
all
Reputation risks are managed by:
(i) Forming a unit that is authorised and
responsible to provide comprehensive
information
to
customers
and
stakeholders;
(ii) Establishing communication policies to
anticipate any negative publication or its
prevention;
(iii) Identifying reputation risks in all functional
activities;
(iv) Quantifying reputation risks.
Strategic risks are managed by:
(i) Setting up 3 (three) years period
corporate
and
business
plan
in
accordance with the Bank’s objectives
and strategies that have been approved
by Board of Commissioners and Directors
by considering the impact to capital, and
reviewed at least semi-annually;
(ii) Setting up a Management Information
System with an accurate performance
measurement that periodically monitors
key initiatives initiated by Banks’ units to
achieve business plan goal within the
prescribed time; and
(iii) Establishing guidance to set up and
monitor the implementation of strategies
including corporate and business plan.
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
39. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
39. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko non keuangan lainnya (lanjutan)
-
Other non financial risk (continued)
-
Risiko kepatuhan dikelola dengan cara:
(i) Membentuk
unit
kerja
kepatuhan
independen dalam struktur organisasi
yang melakukan pengawasan aktif kepada
unit-unit kerja secara periodik;
(ii) Menetapkan prosedur pengendalian risiko
kepatuhan,
kebijakan
pengaturan
tanggung jawab, dan review kepatuhan
secara berkala;
(iii) Menetapkan prosedur identifikasi dan
pengukuran untuk risiko kepatuhan pada
seluruh aktivitas fungsional;
(iv) Memiliki sistem laporan risiko kepatuhan
secara periodik minimal setiap bulan;
Compliance risks are managed by:
(i) Forming an independent compliance
division which performs active monitoring
to other divisions periodically;
(ii) Establishing procedure of compliance risk
control, policies of responsibilty, and
compliance review periodically;
Melakukan pemisahan fungsi yang jelas
antara satuan kerja operasional, satuan
kerja pengendalian risiko dan satuan kerja
pemantau risiko dalam struktur organisasi.
(iii) Establishing procedures to identify and
assess compliance risks in all functional
activities;
(iv) Establishing risk compliance report
system periodically at the minimum once
a month;
(v) Setting up a clear segregation of duties
between operational, risk control and risk
monitoring unit in the organisation
structure.
Berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia No.
5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 dan New Basel II
Capital
Accord
yang
memasukkan
risiko
operasional dalam perhitungan regulatory capital,
BTPN Syariah telah menerapkan prinsip-prinsip
manajemen risiko operasional, namun demikian
belum diperhitungkan dalam penilaian perhitungan
kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio).
Following
Bank
Indonesia
Regulation
No. 5/8/PBI/2003 dated 19 May 2003 and the New
Basel II Capital Accord, which adds operational risk
in the calculation of regulatory capital, BTPN
Syariah has applied the principles of operational
risk management, however, has not been taken
into account in the assessment of capital adequacy
calculation (Capital Adequacy Ratio).
Proses pengelolaan risiko operasional BTPN
Syariah dilakukan oleh setiap unit kerja Bank (risk
owner). Untuk membantu proses tersebut, BTPN
Syariah dengan dukungan BTPN sebagai induk
perusahaan
mengembangkan
perangkat
manajemen risiko operasional, yaitu PERISKOP
(Perangkat Risiko Operasional). Sistem ini
mengintegrasikan unit-unit kerja di kantor pusat dan
kantor-kantor cabang dengan unit manajemen
risiko sehingga proses identifikasi, penilaian,
pengukuran, pemantauan serta pengendalian risiko
operasional menjadi lebih akurat dan cepat.
Process of managed operational risk
BTPN
Syariah was performed by each unit of the Bank
(risk owner). To assist this process, BTPN Syariah
with the support of BTPN as the parent company,
develops operational risk management tools,
namely PERISKOP (Operational Risk Tool). This
system integrates units at head quarters and
branch offices with risk management unit, so that
the process of identification, assessment,
measurement, monitoring, and control of
operational risk is more accurate and faster.
PERISKOP mempunyai beberapa modul seperti Self
Assesment, Loss Event Data Base, dan Action Plan,
yang memungkinkan proses identifikasi risiko
dilakukan sendiri oleh unit kerja, peristiwa kejadian
di 8 (delapan) lini bisnis dan tindak lanjut untuk
memitigasi risiko operasional lebih termonitor.
PERISKOP has several modules such as Self
Assessment, Loss Event Data Base and Action
Plan, which enables the risk identification process
being carried out solely by the working unit, the
incidence of events in 8 (eight) business lines and
follow-up are monitored to mitigate the operational
risks.
Untuk mengantisipasi terhadap kejadian-kejadian
yang dapat mengganggu operasional Bank, sebagai
akibat faktor internal seperti gangguan pada sistem
teknologi informasi dan faktor eksternal seperti
bencana alam, kerusuhan, dan kebakaran, BTPN
Syariah mengembangkan Business Continuity
Management dan Disaster Recovery Plan.
To anticipate events that can disrupt the operations
of the Bank, as a result of internal factors such as
disturbances in information technology systems
and external factors such as natural disasters,
riots, and fires, BTPN Syariah has developed the
Business Continuity Management and Disaster
Recovery Plan.
(v)
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/86 Page
265
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
39. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
Risiko non keuangan lainnya (lanjutan)
Other non financial risk (continued)
Kesiapan dalam penerapan manajemen risiko
operasional, di seluruh jenjang organisasi Bank
akan
mendorong
pertumbuhan
bisnis
dan
meningkatkan kinerja Bank sehingga menghasilkan
nilai tambah bagi para stakeholder.
Readiness in the implementation of operational risk
management, at all levels of the organisation in the
Bank will promote business growth and improve
the performance of the Bank, thus to generate
added value for its stakeholders.
Kerangka Manajemen Risiko 2013
Risk Management Framework 2013
Kerangka manajemen risiko berikut mencakup
kerangka manajemen risiko Bank untuk tahun yang
berakhir 2013 sebelum terjadinya pemisahan unit
usaha syariah. Terdapat manajemen risiko yang
dimuat dalam catatan laporan keuangan ini yang
tidak menjadi cakupan audit yaitu risiko pasar.
The below risk management framework covers the
risk management framework of the Bank for the
year ended 2013 before spin-off of sharia business
unit. There was a risk management mentioned in
this notes of financial statement that was not
subject to audit which is market risk.
Pengelolaan risiko tidak hanya terbatas pada
pemantauan, pelaporan dan evaluasi terhadap
risiko-risiko yang terjadi, namun juga mendeteksi
dan mengantisipasi risiko-risiko yang mungkin
terjadi. Komitmen manajemen untuk meningkatkan
kualitas Pengelolaan risiko diwujudkan melalui
penyusunan buku Pedoman Penerapan Manajemen
Risiko yang mencakup kebijakan dan prosedur
mengenai:
Risk management is not merely related to
monitoring, reporting and evaluating the risks, but
also detecting and to anticipate the possible risks.
Management's commitment to enhance the quality
of risk management is implemented by formulating
the manual of Guidelines for Application of Risk
Management which shall cover the policies and
procedures as follows:
-
-
266
39. RISK MANAGEMENT (continued)
Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan
Direksi;
Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan
limit;
Kecukupan proses identifikasi, pengukuran,
pemantauanan dan pengendalian risiko serta
sistem informasi Manajemen Risiko; dan
-
Sistem pengendalian internal yang menyeluruh.
-
-
Active supervision by the Board of
Commissioners and Board of Directors;
Adequacy of policies, procedures and
establishment of limits;
Adequacy of processes of identification,
measurement, monitoring and control of risks
and the Risk Management information
system; and
Comprehensive internal control system.
Selain itu, manajemen telah membentuk Komite
Pemantau Risiko dan Divisi Manajemen Risiko,
dengan harapan pengelolaan risiko secara
keseluruhan dapat dilakukan secara terpadu,
terarah, terkoordinir dan berkesinambungan untuk
meningkatkan kinerja usaha Bank.
In addition, the management has been establishing
the Risk Monitoring Committee and Risk
Management Division, where, the overall risk
management will be integrated, coordinated and
continuously practice to improve operational
performance.
Sesuai dengan kompleksitas usahanya, Bank telah
mengelola 8 (delapan) jenis risiko yaitu risiko kredit,
risiko likuiditas, risiko pasar, risiko operasional,
risiko kepatuhan, risiko hukum, risiko strategik dan
risiko reputasi.
In accordance with the complexity of business, the
Bank has managed 8 (eight) risks, namely credit
risk, liquidity risk, market risk, operational risk,
compliance risk, legal risk, strategic risk and
reputation risk.
Setiap triwulan, Bank telah menyusun profil risiko
yang secara garis besar dapat mencerminkan
tingkat risiko yang dimiliki oleh Bank.
In quarterly, the Bank has prepared the risks profile
globally which reflected the Bank's risk rate.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/87 Page
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
39. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
39. RISK MANAGEMENT (continued)
Kerangka Manajemen Risiko 2013 (lanjutan)
Risk Management Framework 2013 (continued)
Organisasi manajemen risiko Bank melibatkan
pengawasan dari Dewan Komisaris, Direksi dan
Komite Pemantau Risiko. Komite Pemantau Risiko
merupakan pengawas risiko tertinggi di Dewan
Komisaris. Komite Pemantau Risiko tersebut
menyetujui dan memonitor pelaksanaan kerangka
dan kebijakan manajemen risiko Bank. Dewan
Komisaris mendelegasikan kuasa kepada Direktur
Utama dan Direksi untuk mengimplementasikan
strategi manajemen risiko. Komite Pemantau Risiko
dibentuk oleh Direksi dan bertanggungjawab untuk
mengelola risiko yang ada di Bank.
The organisation of the Bank’s risk management
involves
oversight
from
the
Board
of
Commissioners, the Board of Directors and the
Risk Monitoring Committee. The Risk Monitoring
Committee is the highest risk authority in the Board
of Commissioners’ level. The Risk Monitoring
Committee
approves
and
monitors
the
implementation of risk management framework
and policies of the Bank. Board of Commissioners
delegate authority to the President Director and
Board of Directors to implement the risk
management strategy. The Risk Monitoring
Committee is established by the Board of Directors
and is responsible for managing risk of the Bank.
Kebijakan manajemen risiko Bank ditetapkan untuk
mengidentifikasi dan menganalisa risiko-risiko yang
dihadapi Bank, untuk menetapkan batasan risiko
dan pengendalian yang sesuai, serta untuk
mengawasi risiko dan kepatuhan terhadap batasan
yang telah ditetapkan. Kebijakan dan sistem
manajemen risiko ditelaah secara berkala untuk
mencerminkan perubahan dalam kondisi pasar,
produk, dan jasa yang ditawarkan. Bank, melalui
pelatihan serta standar dan prosedur pengelolaan,
berusaha untuk mengembangkan lingkungan
pengendalian yang taat dan konstruktif, dimana
semua karyawan memahami tugas dan kewajiban
mereka.
The Bank’s risk management policies are
established to identify and analyse the risks faced
by the Bank, to set appropriate risk limits and
controls, and to monitor risks and adherence to
limits determined. Risk management policies and
systems are reviewed regularly to reflect changes
in market conditions, products and services
offered. The Bank, through its training and
management standards and procedures, aims to
develop a disciplined and constructive control
environment, in which all employees understand
their roles and obligations.
Komite Audit Bank memiliki tanggung jawab untuk
memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan
prosedur manajemen risiko, dan untuk menelaah
kecukupan kerangka manajemen risiko yang terkait
dengan risiko-risiko yang dihadapi oleh Bank. Dalam
menjalankan fungsinya, Komite Audit dibantu oleh
Satuan Kerja Audit Intern. Satuan Kerja Audit Intern
secara berkala maupun sesuai kebutuhan,
menelaah pengendalian dan prosedur manajemen
risiko dan melaporkan hasilnya ke Komite Audit
Bank.
The Bank’s Audit Committee is responsible for
monitoring compliance with the Bank’s risk
management policies and procedures, and for
reviewing the adequacy of the risk management
framework in relation to the risks faced by the
Bank. The Bank’s Audit Committee is assisted in
these functions by Internal Audit Task Force.
Internal Audit Task Force undertakes both regular
and ad-hoc reviews of risk management controls
and procedures, the results of which are reported
to the Bank’s Audit Committee.
Risiko kredit
Credit risk
Risiko kredit adalah risiko terjadinya kerugian
keuangan yang disebabkan nasabah atau
counterparty gagal memenuhi kewajibannya.
Credit risk is defined as the risk of losses
associated with the possibility that a customer or
counterparty fail to meet its obligation.
Sesuai dengan karakteristiknya, kredit yang ada di
Bank saat ini terbagi dalam kredit produktif dan
kredit konsumtif. Untuk mengelola risikonya, Bank
mengukur risiko kredit dari portofolio yang ada baik
secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Hal ini
untuk memastikan kemungkinan kerugian dari tidak
dibayarnya pinjaman yang diberikan menjadi
seminimal mungkin, baik untuk debitur individual
maupun secara keseluruhan.
In accordance with the loan characteristics, the
Bank's loan portfolio is classified into productive
loans and consumer loans. In order to manage the
risk, the Bank measures credit risk arising form the
existing portfolio quantitatively and qualitatively to
ensure that the potential losses from default loans
are minimised, both for invidual borrowers and the
overall portfolio.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/88 Page
267
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
39. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
39. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko kredit (lanjutan)
Credit risk (continued)
Sistem dan prosedur kredit Bank telah dibakukan
untuk menjamin diterapkannya kebijakan dan
pelaksanaan pemberian pinjaman secara konsisten.
The Bank's loan system and procedures have
been
formalised
to
ensure
consistent
implementation and policy in credit approval.
Dalam rangka menerapkan prinsip pemberian kredit
yang sehat, Bank menerapkan prinsip Four Eyes
(pengambilan keputusan kredit yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih) pada setiap kantor cabang
dengan memisahkan fungsi analisis pemasaran dan
analisis risiko kredit.
To implement a healthy credit granting process,
the Bank applies the Four Eyes Principle (credit
decision-making by two persons or more) at each
branch office by separating the function of
marketing and credit analysis.
Berikut ini adalah rasio kredit bermasalah/nonperforming loan dan rasio kualitas aset produktif
Bank pada tanggal 31 Desember 2013.
The following are the non-performing loans (NPL)
ratio and the earnings asset quality ratio of the
Bank as of 31December 2013.
2013
Rasio NPL - bruto
Rasio NPL - bersih
Rasio kualitas aset produktif
268
2.94%
0.46%
2.26%
NPL Ratio - gross
NPL Ratio - net
Earning assets quality ratio
Sistem pengelolaan manajemen risiko kredit Bank
telah dibakukan dalam suatu Pedoman Perusahaan
(PP) dan dikaji secara periodic.
Bank credit risk management system has been
standardised in a Company's Guideline (PP) and
reviewed periodically.
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa
memperhitungkan agunan dan kredit lainnya
(i) The maximum credit risk exposure without
calculating the collateral and other credit
Untuk aset keuangan yang diakui di laporan
posisi keuangan, eksposur maksimum terhadap
risiko kredit sama dengan nilai tercatatnya.
Untuk liabilitas kontinjensi, eksposur maksimum
terhadap risiko kredit adalah nilai maksimum
yang harus Bank bayarkan dalam hal timbul
kewajiban atas instrumen yang diterbitkan.
Untuk komitmen kredit, eksposur maksimum
terhadap risiko kredit adalah sebesar jumlah
fasilitas yang belum ditarik dari nilai penuh
fasilitas kredit yang telah disepakati (committed)
kepada nasabah.
For financial assets recognised on the
statement of financial position, the maximum
exposure to credit risk equals their carrying
amount. For contingent liabilities, the maximum
exposure to credit risk is the maximum amount
that the Bank would have to pay if the
obligations of the instruments issued are called
upon. For credit commitments, the maximum
exposure to credit risk is the full amount of the
undrawn committed credit facilities granted to
customers.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/89 Page
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
39. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
39. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko kredit (lanjutan)
Credit risk (continued)
(i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa
memperhitungkan agunan dan kredit lainnya
(lanjutan)
(i) The maximum credit risk exposure without
calculating the collateral and other credit
(continued)
Eksposur risiko kredit terhadap aset pada
laporan posisi keuangan pada tanggal
31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:
Credit risk exposure to assets in the statements
of financial position as of 31 December 2013 as
follow:
Keterangan
Exposur maksimum/
Maximum exposure
Description
2013
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank lain
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain
Pinjaman yang diberikan
11,854
5,407
70,500
183,245
Tersedia untuk dijual
Jumlah – bruto
Penyisihan kerugian perurunan nilai
4,936
275,942
(5,026)
Available-for-sale
Total-gross
Allowance for impairment lossess
Jumlah – bersih
270,916
Total - net
1,807
Unsued commitments granted
to customers
Fasilitas kredit kepada nasabah
yang belum digunakan
Current accounts with Bank Indonesia
Current accounts with other banks
Placement with Bank Indonesia
and other banks
Loans
Tabel di atas menggambarkan eksposur
maksimum atas risiko kredit bagi Bank pada
tanggal
31
Desember
2013,
tanpa
memperhitungkan agunan atau pendukung
kredit lainnya. Untuk aset pada laporan posisi
keuangan, eksposur di atas ditentukan
berdasarkan nilai tercatat bersih seperti yang
diungkapkan pada laporan keuangan.
The above table shows the maximum exposure
to credit risk for the Bank as of 31 December
2013 without calculating the collateral or other
credit support. For the statement of financial
position of assets, the exposure is determined
based on net carrying amount as disclosed in
the financial statements.
Manajemen yakin akan kemampuan Bank untuk
mengendalikan dan memelihara eksposur risiko
kredit yang berasal dari kredit yang diberikan
berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
Management believes on the Bank's ability to
control and maintain its credit risk exposure
arising form loans based on the following:
-
-
Bank telah memiliki pedoman tertulis
mengenai kebijakan dan proses kredit yang
mencakup seluruh aspek pemberian kredit
yang dilakukan. Setiap pemberian kredit
harus senantiasa mengacu pada kebijakan
tersebut.
Bank telah memiliki sistem deteksi dini
permasalahan melalui "early warning
system" dan pemantauan yang disiplin.
-
The Bank has written guidelines regarding
credit policies and processes that cover all
aspects of loans granted. Each granting of
credit should always refer to such policy.
-
The Bank has an early problem detection
system through "early warning system" and
disciplined monitoring.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/90 Page
269
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
39. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
39. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko kredit (lanjutan)
Credit risk (continued)
(ii) Konsentrasi risiko aset
eksposur risiko kredit
keuangan
(ii) Concentration of financial asset risk with credit
risk exposure.
dengan
2013
Jawa Tengah/
Central Java
DI Yogyakarta
Giro pada Bank Indonesia
-
-
-
11,854
-
11,854
Giro pada bank lain
Penempatan pada Bank
Indonesia dan bank lain
Efek-efek untuk tujuan
investasi
Kredit yang diberikan
-
-
-
5,407
-
5,407
-
-
11,000
48,500
11,000
70,500
100,780
44,109
12,202
4,936
11,711
14,443
4,936
183,245
Investment securities
Loan
100,780
44,109
23,202
82,408
25,443
275,942
(5,026)
Total - gross
Allowance for
impairment losses
270,916
Total - net
1,807
Unused loans commitments
granted to customer
Jumlah - kotor
Penyisihan kerugian
penurunan nilai
Jawa Timur/
East Java
Lain-lain/
Others
DKI Jakarta
Jumlah/
Total
Jumlah - bersih
Fasilitas kredit kepada
nasabah yang belum
digunakan
1,217
Giro pada bank lain
Penempatan pada Bank
Indonesia dan bank lain
Efek-efek untuk tujuan
investasi
Kredit yang diberikan
Jumlah - kotor
Penyisihan kerugian
penurunan nilai
-
433
-
Lembaga
keuangan
bukan
bank/
Non-bank
financial
institutions
Bank/
Banks
11,854
Perusahaan
lainnya/
Other
companies
Perseorangan/
Individual
270
Jumlah/
Total
11,854
Current accounts with
Bank Indonesia
Current accounts with
other banks
Placement with Bank
Indonesia and other banks
-
-
-
-
-
5,407
-
-
-
5,407
-
70,500
-
-
-
70,500
4,936
-
-
8,529
945
173,771
4,936
183,245
Investment securities
Loan
16,790
75,907
8,529
945
173,771
275,942
(5,026)
Total - gross
Allowance for
impairment losses
270,916
Total - net
Jumlah - bersih
Fasilitas kredit kepada
nasabah yang belum
digunakan
Bank Indonesia
Current accounts with
other banks
Placement with Bank
Indonesia and other banks
2013
Pemerintah
(termasuk
Bank
Indonesia)/
Governement
(including
Bank
Indonesia)
Giro pada Bank Indonesia
157
Current accounts with
-
-
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
433
Halaman 8/91 Page
1,059
315
1,807
Unused loans commitments
granted to customer
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
39. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
39. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko kredit (lanjutan)
Credit risk (continued)
(iii) Evaluasi penurunan nilai
(iii) Impairment assessment
Bank telah memiliki kebijakan yang telah
diterapkan
secara
konsisten
untuk
pemeringkatan risiko atas portofolio aset
keuangan. Sistem peringkat ini didukung oleh
berbagai analisis keuangan, dikombinasikan
dengan informasi pasar yang telah diolah guna
pengukuran risiko pihak lawan. Semua
peringkat risiko disesuaikan dengan berbagai
kategori dan ditentukan sesuai dengan panduan
peringkat Bank Indonesia.
The Bank has a policy that has been
consistently applied for risk assessment of the
financial asset portfolio. This rating system is
supported by a variety of financial analyses,
combined with market information that has
been processed for the measurement of
counterparty risk. All risk ratings are adjusted to
the various categories and ranks as determined
in accordance with the Bank Indonesia's rating
guidance.
Bank menggunakan model incurred loss untuk
pengakuan kerugian penurunan nilai aset
keuangan untuk tujuan akuntansi. Dengan
demikian, kerugian hanya diakui jika terdapat
bukti obyektif atas peristiwa kerugian spesifik.
The Bank uses an incurred loss model for the
recognition of impairment losses of financial
assets for accounting purposes. These mean
that losses can only be recognised when there
is objective evidence of a spesific loss event.
Pertimbangan utama dalam melakukan evaluasi
penurunan nilai kredit yang diberikan khususnya
pembayaran pokok atau bunga yang jatuh
tempo lebih dari 90 hari atau terdapat kesulitan
atau pelanggaran dari persyaratan yang
terdapat dalam kontrak awal. Bank melakukan
evaluasi penurunan nilai dengan dua metode,
yaitu evaluasi penurunan nilai secara individual
dan kolektif.
The main considerations for the loan
impairment assessment include whether any
payments of principal or interest are overdue
by more than 90 days or there are any known
difficulties or non-compliance of the original
term of the contract. The Bank evaluates
impairments assessment using two method,
individual
and
collective
impairment
assessment.
Bank
menentukan
penyisihan
kerugian
penurunan nilai secara individual untuk masingmasing kredit yang diberikan yang signifikan.
Bank melakukan penilaian secara individual
untuk kredit dengan plafon di atas Rp
20.000.000 (nilai penuh).
The Banks determines the allowances for
impairment losses for each significant loans on
an individual basis. The Bank assesses
individually for loans with principal above Rp
20,000,000 (full amount).
Hal-hal
yang
dipertimbangkan
dalam
menentukan jumlah penyisihan kerugian
penurunan nilai, antara lain kemampuan debitur
untuk memperbaiki kinerja saat menghadapi
kesulitan keuangan, proyeksi penerimaan dan
ekspektasi pengeluaran saat terjadi kepailitan,
ketersediaan dukungan keuangan lainnya,
termasuk klaim terhadap pihak asuransi, nilai
agunan yang dapat direalisasikan, dan
ekspektasi waktu diperolehnya arus kas.
Items considered when determining allowance
for impairment losses include the sustainability
of the debtors' business plan, its ability to
improve performance once a financial difficulty
is arisen, projected receipts and the expected
payout should bankruptcy occurs, the
availability of other financial support, including
claim for the insurance party, the realisability of
collateral, and the timing of expected cash
flows.
Penyisihan kerugian penurunan nilai dievaluasi
setiap tanggal pelaporan. Sedangkan evaluasi
penyisihan kerugian penurunan nilai secara
kolektif dilakukan atas kredit yang diberikan
yang tidak signifikan secara individual.
The allowance for impairment losses is
evaluated at each reporting date. The
allowance for impairment losses is based on
collective evaluation is made for the loans
which are not individually significant.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/92 Page
271
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
39. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
39. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko kredit (lanjutan)
Credit risk (continued)
(iii) Evaluasi penurunan nilai (lanjutan)
(iii) Impairment assessment (continued)
Below are financial asset risks based on the
allowance for impairment losses assessment
classification as of 31 December 2013:
Berikut ini adalah risiko aset keuangan
berdasarkan klasifikasi evaluasi penurunan nilai
pada tanggal 31 Desember 2013:
Tidak mengalami
penurunan nilai/
Not impaired
2013
Mengalami penurunan nilai/ Impaired
Individual
Koletif/
Individual
Collective
Giro pada Bank Indonesia
11,854
-
-
11,854
Giro pada bank lain
Penempatan pada Bank
Indonesia dan bank lain
Kredit yang diberikan
Efek-efek untuk tujuan
investasi
5,407
-
-
5,407
70,500
177,850
652
4,743
70,500
183,245
Current accounts with
other banks
Current accounts with
other banks
Placement with Bank
Indonesia and other banks
Loans
4,936
-
-
4,936
Investment securities
Jumlah - kotor
Penyisihan kerugian
penurunan nilai
270,547
652
4,743
275,942
(480)
(460)
(4,086)
(5,026)
Total - gross
Allowance for
impairment losses
Jumlah - bersih
270,067
192
657
270,916
Total - net
(iv) Below are financial asset risks based on the
allowance for impairment losses assessment
classification as of 31 December 2013:
(iv) Tabel di bawah menunjukkan kualitas kredit per
jenis instrument keuangan yang belum jatuh
tempo dan tidak mengalami penurunan nilai
(diluar cadangan kerugian nilai):
Belum jatuh tempo dan
tidak mengalami penurunan
nilai/
Neither past due nor
impaired
Tingkat
standar/
Tingkat
tinggi/
Standard
High grade
grade
Kredit yang diberikan
dan piutang
Giro pada
Bank Indonesia
Giro pada bank lain
Penempatan pada
Bank Indonesia dan
bank lain
Kredit yang diberikan
Efek-efek untuk
tujuan investasi
Jumlah - kotor
Penyisihan kerugian
penurunan nilai
Jumlah - bersih
272
Jumlah/
Total
2013
Jatuh tempo
dan tidak
mengalami
penurunan
nilai/
Past due but
not impaired
Mengalami
penurunan
nilai/
Impaired
Jumlah/
Total
11,854
-
-
-
11,854
5,407
-
-
-
5,407
173,307
70,500
4,387
155
5,396
70,500
183,245
4,936
195,504
74,887
155
5,396
4,936
275,942
(35)
(4,547)
(128)
195,376
(316)
74,571
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/93 Page
120
849
(5,026)
270,916
Loans and receivable
Current account with
Bank Indonesia
Current accounts with
other banks
Placemet with
Bank Indonesia and
other banks
Loans
Investment security
Total - gross
Allowance for
impairment losses
Total - net
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
39. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
39. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko kredit (lanjutan)
Credit risk (continued)
Kualitas kredit didefinisikan sebagai berikut:
The credit quality are defined as follows:
(a) Tingkat tinggi
(a) High grade
-
Giro pada Bank Indonesia, giro pada
bank lain, penempatan pada Bank
Indonesia dan bank lain, yaitu giro atau
penempatan pada institusi Pemerintah,
transaksi dengan bank yang memiliki
reputasi
baik
dengan
tingkat
kemungkinan
gagal
bayar
atas
kewajiban yang rendah.
-
Current accounts with Bank Indonesia,
current accounts with other banks,
placements with Bank Indonesia and other
banks which are current accounts or
placements
with
the
Government,
transaction with reputable banks with low
probability of insolvency.
-
Kredit yang diberikan, bunga yang masih
akan diterima dan tagihan kepada pihak
ketiga yaitu debitur dengan riwayat
pembayaran yang sangat baik, dan tidak
pernah menunggak sepanjang waktu
kredit; debitur dengan tingkat stabilitas
dan keragaman yang tinggi; memiliki
akses setiap saat untuk memperoleh
pendanaan dalam jumlah besar dari
pasar terbuka; memiliki kemampuan
membayar yang kuat dan rasio-rasio
neraca yang konservatif.
-
Loans, interest receivables and third party
receivables are borrowers with very
satisfactory track record of loan repayment
and whose accounts did not trun past due
during the term of the loan; borrowers with
high degree of stability and diversity; has
access to raise susbstansial amounts of
funds through public market at any time;
very strong debt service capacity and has
conservative balance sheet ratios.
(b) Standard grade
(b) Tingkat standar
-
Giro pada bank lain, penempatan pada
bank lain, yaitu giro atau penempatan
pada bank lokal yang tidak terdaftar di
bursa.
-
-
Kredit yang diberikan, bunga yang masih
akan diterima dan tagihan kepada pihak
ketiga yaitu debitur dengan riwayat
pembayaran yang baik dan tidak pernah
menunggak 90 hari atau lebih; memiliki
akses terbatas ke pasar modal atau
pasar
keuangan
lainnya;
tingkat
pendapatan dan kinerja keseluruhan
tidak stabil; memiliki kemampuan
membayar yang cukup.
-
(c) Jatuh tempo
penurunan nilai
dan
tidak
Current accounts with other banks,
placements with other banks which are
current accounts or placement with the
local banks not listed in the stock
exchange
Loans, interest receivables and third
party receivables are borrowers who
have and average track record of loan
repayment and whose accounts did not
turn past due for 90 days and over;
smaller corporations with limited access
to public capital market or to alternative
financial market; volatility of earnings
and overall performance; debt service
capacity is adequate.
(c) Past due but not impared
mengalami
Exposures which third party are borrowers
is in the early stages of deliquency and has
failed to make a payment, or partial
payment, in accordance with the contractual
terms of the loan agreement. This is
typically where a loan is up to 90 days past
due and there is no others indicators of
impairment.
Eksposure dimana pihak ketiga yaitu debitur
dalam tahap awal dari keterlambatan
pembayaran dan telah gagal untuk
melakukan pembayaran atau pembayaran
tidak penuh, sesuai dengan persyaratan
kontraktual dalam perjanjian kredit. Hal ini
pada umumnya dimana suatu kredit telah
lewat jatuh tempo sampai dengan 90 hari
dan tidak terdapat indikasi penurunan nilai
lainnya.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/94 Page
273
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
39. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
39. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko kredit (lanjutan)
Credit risk (continued)
(d) Impaired
(d) Mengalami penurunan nilai
Eksposure telah mengalami penurunan nilai.
Bank mempertimbangkan bahwa pihak
ketiga yaitu debitur tidak mungkin membayar
kewajiban kreditnya secara menyeluruh,
atau pemulihannya akan bertumpu pada
realisasi agunan apabila ada atau debitur
telah menunggak kewajiban kredit selama
lebih dari 90 hari dan terdapat indikasi
penurunan nilai.
274
Exposures have been assessed as
impared. The Bank considers that either the
third party are borrowers is unlikely to pay
its credit obligation in full, or the recovery
will be relied on realising collateral if held,
or borrowers has been past due more than
90 days and there is others indicators of
impairment.
Risiko likuditas
Liquidity risk
Risiko likuiditas adalah risiko yang disebabkan
antara lain oleh ketidakmampuan Bank dalam
memenuhi kewajiban yang terkait dengan liabilitas
keuangan yang telah jatuh tempo dan menutup
posisi di pasar. Kebijakan likuiditas Bank ditujukan
untuk memastikan bahwa kebutuhan dana dapat
dipenuhi, baik untuk membayar deposito pada saat
jatuh tempo atau memenuhi fasilitas kredit yang
belum digunakan. Risiko likuiditas merupakan risiko
yang terpenting pada bank umum dan perlu dikelola
secara berkesinambungan. Pengelolaan dan
pemantauan posisi likuiditas Bank berada dalam
tanggung jawab Divisi Treasury.
Liquidity risk is the risk due to in inablity of Bank to
meet its obligation associated with financial
liabilities at due date and close the position in the
market. The Bank's liquidity policies are aimed at
ensuring that fund requirement can be fulfilled,
either to pay deposits at maturity or to fulfill
additional loans on request. Liquidity risk is the
most important risk to a commercial bank and as
such needs to be managed on an ongoing basis.
Maintaining and monitoring the Bank's liquidity
position is the responsibility of the Treasury
Division.
Bank mengelola risiko likuiditas melalui analisis
perbedaan jatuh tempo likuiditas dan rasio-rasio
likuiditas. Risiko likuiditas diukur dan dipantau
secara harian berdasarkan kerangka kerja limit
risiko likuiditas. Kerangka kerja digunakan untuk
mengelola situasi likuiditas Bank pada kondisi
normal (business-as-usual) dan kejadian kondisi
stres. Rencana pendanaan darurat likuiditas
(liquidity contingency plan) telah disusun untuk
mempersiapkan Bank jika terjadi krisis likuiditas.
The Bank manages liquidity risk through liquidity
gap analysis and liquidity ratios. Liquidity risk is
measured and monitored on a daily basis based on
liquidity risk limit framework. The framework
manages the liquidity situation of the Bank under
both a businessas-usual and stress event. Liquidity
contingency plan is in place to prepare the Bank in
the case of a liquidity crisis.
Sumber dana dan waktu jatuh tempo deposito
dikelola untuk menghindari adanya dana yang idle
dan menentukan jumlah serta instrumen aset likuid
yang tepat untuk menjamin tingkat likuiditas yang
terkendali secara terus menerus.
Sources of funds and maturity dates of deposits
are managed to avoid idle funds and determine the
appropriate liquidity level and liquid asset
instrument to ensure a sustainable liquidity level.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/95 Page
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
informasi keuangan
data perusahaan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
39. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
39. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko likuditas (lanjutan)
Liquidity risk (continued)
Tabel berikut ini menggambarkan analisis jatuh
tempo aset dan liabilitas Bank dihitung berdasarkan
sisa periode jatuh tempo kontrak pada tanggal
laporan posisi keuangan:
The following table illustrates the maturity profile
analysis of the Bank's assets and liabilities
according to their remaining maturity period at the
statements of financial position date:
Nilai
Tercatat/
Carrying
Value
Aset
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank lain
Penempatan pada Bank
Indonesia dan
bank lain
Efek-efek untuk tujuan
investasi
Kredit yang diberikan
Aset tetap – bersih
Aset tak berwujud – bersih
Aset pajak tangguhan-bersih
Aset lain-lain
Jumlah
Penyisihan kerugian
Penurunan niilai
Liabilitas
Liabilitas segera
Simpanan nasabah
Utang pajak
Liabilitas lain-lain
Jumlah
Perbedaan jatuh tempo
Posisi neto setelah
penyisihan kerugian
penurunan nilai
Tidak
mempunyai
tanggal
jatuh tempo/
No
Contractual
maturity
2013
Sampai
dengan
1 bulan/
Up to
1 month
Lebih dari 1
sampai
3 bulan/
More than
1 to 3
months
Lebih dari 3
sampai
6 bulan/
More than
3 to 6
months
Lebih dari 6
sampai
12 bulan/
More than
6 to 12
months
Lebih dari
12 bulan/
More
than
12 months
Assets
Cash
Current accounts with
Bank Indonesia
Current accounts with
other banks
Placement with
Bank Indonesia
and other banks
1,106
1,106
-
-
-
-
-
11,854
-
11.854
-
-
-
-
5,407
-
5.407
-
-
-
-
70,500
-
53.000
17.500
-
-
-
11,466
3,528
1,580
8,176
25,856
2,440
3.690
98,391
2,474
36.530
56.504
2.462
43.426
45.888
42.805
42.805
36.044
36.044
Investment securities
Loans
Fixed asset - net
Intangible asset - net
Deferred tax assets - net
Other assets
Total
Allowance for
impairment losses
1,142
122,274
562
6,627
130,605
6,317
6,317
1,142
92,595
336
310
94,383
8,904
8,904
16,534
227
16,761
4,240
4,240
-
Liabilities immediately
Deposits from customer
Taxes payable
Other liabilities
Total
174,883
19,539
4,008
47,600
29,127
38,565
36,044
Maturity gap
Net position, net of
allowance for
impairmennt losses
4,936
183,245
11,466
3,528
1,580
11,866
305,488
(5.050)
169,833
Risiko pasar
Market risk
Risiko pasar merupakan risiko yang timbul karena
adanya pergerakan faktor pasar dari portofolio yang
dimiliki oleh Bank, yang dapat merugikan Bank
(adverse movement). Yang dimaksud dengan faktor
pasar adalah suku bunga dan nilai tukar.
Market risk is the risk arising from movement in
market variables in portfolios held by the Bank that
could incur losses for the Bank (adverse
movement). Market variables are defined as
interest rates and exchange rates.
Bank melakukan pengukuran risiko suku bunga
dengan menggunakan metodologi yang dapat
mengidentifikasi risiko suku bunga dari portofolio
aset dan liabilitas yang sensitif terhadap perubahan
suku bunga serta menentukan besaran risiko
terhadap Bank.
The Bank perform interest rate risk measurement
by utillising a methodology which can identify the
risk of the interest rate on the assets portfolio and
liabilities that are sensitive to interest rate
fluctuation and determine the risk exposure of the
Bank.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/96 Page
275
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
39. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
39. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko pasar (lanjutan)
Market risk (continued)
Tabel di bawah ini merupakan kisaran tingkat bunga
per tahun untuk aset dan liabilitas yang signifikan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2013:
The table below summarises the range of interest
rates per annum for significant assets and liabilities
for the years ended 31 December 2013:
2013
%
Aset
Giro pada bank lain
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain
- FASBI
- Deposito berjangka
Kredit yang diberikan
Efek-efek untuk tujuan investasi
Liabilitas
Simpanan nasabah
- Giro
- Tabungan
- Deposito berjangka
276
Assets
0.50% - 2.00%
8.50% - 9.25%
0.00% - 56.84%
5.10% - 5.25%
Current accounts with other banks
Placement with Bank Indonesia
and other banks
FASBI Time deposits Loans
Investment securities
1.00%
1.00% - 7.50%
4.00% - 10.25%
Liabilities
Deposit from customers
Demand deposits Savings deposits Time deposits -
Risiko pasar terdapat pada aktivitas fungsional Bank
dan kegiatan treasuri. Aktivitas ini mencakup
penempatan dalam bentuk surat berharga dan pasar
uang serta penyediaan dana (pinjaman dan bentuk
sejenis lainnya).
Market risk exists in both bankwide and treasury
activities. These activities include placement in
securities and money market and provisions of
funds (loans and other similar forms).
Pemantauan atas eksposur Bank terhadap risiko
pasar dilakukan oleh Asset and Liability Committee
(ALCO) yang melakukan pengelolaan aset dan
liabilitas (ALMA). Tujuan dari manajemen risiko
pasar adalah untuk mengelola dan melakukan
kontrol atas eksposur risiko pasar dalam parameter
yang dapat diterima, serta memaksimalkan tingkat
pengembalian atas risiko.
Monitoring of the Bank's exposure to market risk is
performed by the Asset and Liability Committee
(ALCO) which manages the assets and liabilities
(ALMA). The objective of market risk management
is to manage and control market risk exposures
within acceptable parameters, while optimising the
return on risk.
Tabel dibawah ini mengikhtisarkan eksposur Bank
terhadap risiko tingkat suku bunga (gross) (tidak
diaudit):
The following tables summarises the Bank’s
exposure to the interest rate risk (gross)
(unaudited):
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/97 Page
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
informasi keuangan
data perusahaan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
39. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
39. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko pasar (lanjutan)
Market risk (continued)
2013
1 bulan atau
kurang/
Less
than
1 month
Bunga mengambang/Floating rate
Lebih dari
Lebih dari 1
3 bulan
bulan tapi
tapi tidak
Lebih dari 1
tidak lebih
tahun tapi
lebih dari 1
dari 3 bulan/
tidak lebih
tahun/
More than 1 More than
dari 2 tahun/
month but
More than 1
3 months
not more
year but not
but not
than 3
more than 2
more than
months
year
1 year
Bunga tetap/
Fixed interest rate
Lebih dari
1 bulan
Lebih dari 3
tapi tidak
bulan tapi
lebih dari 3 tidak lebih
dari 1
bulan/
tahun/
More than
1 month
More than 3
1 bulan atau
but not
months but
kurang /less more than
not more
than 1 month 3 months than 1 year
Lebih
dari
2 tahun/
Over
than
2 years
Lebih dari
1 tahun
tapi tidak
lebih dari
2 tahun/
More than
1 year but
not more
than 2
year
Lebih
dari
2 tahun/
Over
than
2 years
Jumlah/
Total
Aset keuangan
Giro pada
Bank Indonesia
Giro pada bank lain
Penempatan pada
Bank Indonesia
dan bank lain
Efek – efek untuk
tujuan investasi
Kredit yang diberikan
Jumlah aset
keuangan
11,854
-
-
-
-
-
-
-
-
-
11,854
5,407
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5,407
-
-
-
-
53,000
17,500
-
-
-
-
70,500
9,701
-
-
-
-
2,474
-
2,462
95,763
35,144
42,637
-
4,936
183,245
Financial assets
Cash and cash
Current accounts
with Bank Indonesia
Current accounts
with other bank
Placement with
Bank Indonesia
other bank
Investment
securities
Loan
26,962
-
-
-
53,000
19,974
98,225
35,144
42,637
-
275,942
Total financial assets
LIABILITAS
Simpanan nasabah
Jumlah liabilitas
keuangan
Jumlah gap
repricing bunga
LIABILITIES
40,328
-
-
-
52,269
8,903
20,774
-
-
-
122,274
40,328
-
-
-
52,269
8,903
20,774
-
-
-
122,274
Deposits customers
Total financial
liabilities
(13,366)
-
-
-
731
11,071
77,451
35,144
42,637
-
153,668
Total interest
repricing gap
Analisis sensitivitas untuk beberapa faktor pasar
menunjukkan bagaimana laba rugi dan ekuitas
dapat dipengaruhi oleh perubahan dari beberapa
faktor risiko sesuai dengan tabel di bawah ini.
Secara umum, sensitivitas diestimasi dengan
membandingkan suatu nilai awal ke nilai tertentu
setelah perubahan tertentu dari faktor pasar, dengan
mengasumsikan seluruh variabel lainnya tetap.
Sensitivitas atas laporan laba rugi merupakan efek
atas perubahan estimasi suku bunga atas laba rugi
untuk suatu periode, berdasarkan nilai suku bunga
mengambang atas aset dan liabilitas yang
diperdagangkan dan tidak diperdagangkan yang
dimiliki Bank pada tanggal 31 Desember 2013.
Sensitivity analysis for several market factors
showing how profit or loss and equity could be
affected by changes in the relevant risk factor are
in the following tables below. In general, sensitivity
is estimated by comparing an initial value to the
value derived after a specified change in the
market factor, assuming all other variables are
constant. The sensitivity of the statement of income
is the effect of the assumed changes in interest
rates on the profit or loss for a period, based on the
floating rate trading and non-trading financial
assets and liabilities held by the Bank as of 31
December 2013.
Tabel di bawah ini menunjukkan sensitivitas dari
laporan laba rugi komprehensif Bank terhadap
kemungkinan perubahan wajar atas suku bunga
untuk aset dan liabilitas keuangan dengan suku
bunga tetap pada tanggal 31 Desember 2013:
The table below demonstrates the sensitivity of the
Bank's statement of comprehensive income to
reasonably possible changes in interest rates for
fixed rate financial assets and liabilities as of 31
December 2013:
2013
Perubahan
basis pain/
Change in
basis point
Dampak ke
laporan laba rugi
komprehensif/
Impact to
Statement of
Comprehensive Income
(dalam jutaan Rupiah/
in million Rupiah)
+1.00%
-1.00%
759
(759)
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/98 Page
277
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
39. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
278
39. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko operasional
Operational risk
Risiko operasional didefinisikan sebagai risiko yang
antara lain disebabkan ketidakcukupan dan atau
tidak berfungsinya proses internal, kesalahan
manusia, kegagalan sistem dan atau adanya
masalah eksternal yang mempengaruhi operasional
Bank.
Operational risk is defined as the risk which causes
the malfunction or inadequacy and internal
processes, human error, system failures and/or
external problems affecting the operations of the
Bank.
Kegagalan dalam mengidentifikasi secara baik
pengelolaan sumber-sumber risiko operasional
tersebut, dapat mempengaruhi kemampuan Bank
untuk mencapai tujuan usahanya. Karena itu, Bank
secara terus-menerus meningkatkan kualitas proses
pengelolaan risiko operasional, mengkaji, dan
meningkatkan praktek unggul dalam pengendalian
internal atas aktivitas operasional pada kantor pusat
dan jaringan kantor.
Failures in identifying the good management of
operational risk sources, can affect the ability of the
Bank to achieve its business objectives. Therefore,
the Bank is continuously improving the quality of
operational risk management processes, assess,
and improve the practice of excellence in internal
control over operational activities at headquarters
and branch network.
Risiko kepatuhan
Compliance risk
Risiko kepatuhan adalah risiko akibat Bank tidak
mematuhi dan/tidak melaksanakan peraturan
perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku
Compliance risk is the risk due to the Bank did not
comply and/ do not implement legislation and
regulations.
Pengelolaan risiko kepatuhan yang baik adalah
adanya kepastian dan efektivitas dari pelaksanaan
terhadap ketentuan atau ketetapan yang berlaku
oleh hampir setiap lini di Bank, serta memastikan
bahwa seluruh kewajiban dan komitmen telah
dipenuhi.
Compliance risk management is both rigor and
effectiveness of the implementation of the
provisions or the provisions in force by almost
every line in the bank, and ensuring that all
obligations and commitments have been met.
Risiko hukum
Legal risk
Risiko hukum adalah risiko dari ketidakpastian
tindakan, atau adanya tuntutan hukum (legal action),
atau ketidakpastian dari pelaksanaan atau
interpretasi dari kontrak, hukum atau peraturan.
Legal risk is the risk of uncertainty of action, or of a
lawsuit (legal action), or the uncertainty of
implementation or interpretation of contracts, laws
or regulations.
Aspek hukum melekat dalam setiap kegiatan Bank,
sehingga harus dipastikan kecukupan ketentuan,
kelengkapan perangkat hukum dan dokumentasi
yang memadai.
Legal aspects inherent in every activity of the
Bank, so it must be ensure the adequacy of
provisions, the completeness of the law, and
adequate documentation.
Risiko reputasi
Reputational risk
Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya
tingkat kepercayaan dari pemangku kepentingan
(stakeholder) yang bersumber dari persepsi negatif
terhadap Bank.
Reputational risk is the risk due to declining levels
of trust among all stakeholders which originate
from a negative perception towards the Bank.
Setiap publikasi negatif terhadap Bank dan
tanggapan atau pengaduan dari nasabah harus
disikapi secara memadai agar tidak menimbulkan
persepsi kepada masyarakat, sehingga tidak
menimbulkan isu negatif bagi Bank.
Any negative publicity against the Bank and
comments or complaints from customers should be
adequately addressed to avoid the perception to
the public, so as to avoid negative issues for the
Bank.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/99 Page
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
informasi keuangan
data perusahaan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
39. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
39. RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko reputasi (lanjutan)
Reputational risk (continued)
Risiko strategis adalah risiko akibat ketidaktepatan
dalam
pengambilan
keputusan
dan/atau
pelaksanaan suatu keputusan strategis, serta
kegagalan
dalam
mengantisipasi
perubahan
lingkungan bisnis.
Strategic risk is the risk due to inaccuracies in the
decision making and or implementation of a
strategic decision, and the failure to anticipate
changes in business environment.
Manajemen
dalam
risiko
strategis
adalah
pengelolaan terkait strategi bisnis bank terhadap visi
dan misinya, serta tahapan-tahapan untuk
pencapaian strategi dengan detil dan jelas.
Management of strategic risk is related to the
management of the bank's business strategy
towards its vision and mission, as well as the
stages for achieving the strategy with a detailed
and clear.
40. MANAJEMEN MODAL
40. CAPITAL MANAGEMENT
Manajemen modal untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2014.
Capital management
31 December 2014
for
the
year
ended
Tujuan manajemen permodalan Bank adalah untuk
mempertahankan posisi modal yang kuat untuk
mendukung
pertumbuhan
bisnis
dan
mempertahankan investor, deposan, pelanggan dan
kepercayaan
pasar.
Dalam
pengelolaan
permodalan, Bank mempertimbangkan faktor-faktor
seperti: pengembalian modal yang optimal pada
pemegang saham, menjaga keseimbangan antara
keuntungan yang lebih tinggi dengan gearing ratio
serta keamanan yang diberikan oleh posisi modal
yang sehat.
The Bank capital management objective is to
maintain a strong capital position to support
business growth and to sustain investor, depositor,
customer and market confidence. In managing its
capital, the Bank considers factors such as:
providing optimal capital rate of return to
shareholders and maintaining a balance between
high return gearing ratio and safety provided by a
sound capital position.
Pada tanggal 31 Desember 2014, rasio Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dihitung
berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.
8/10/DPbS tanggal 7 Maret 2006. Rasio KPMM
tersebut adalah sebagai berikut:
As at 31 December 2014, the Minimum Required
Capital Adequacy Ratio (CAR) of the Bank is
calculated based on Bank Indonesia Circular
Letter No. 8/10/DPbS dated 7 March 2006. Such
CAR is as follows:
2014
Modal inti
Modal disetor
Agio Saham
Cadangan umum dan tujuan
Laba bersih periode berjalan
Laba tahun lalu setelah
diperhitungkan pajak
Jumlah modal inti
533,333
263,320
2,206
45,078
6,048
849,985
Core capital
Paid-in capital
Agio
General and appropriated reserve
Net income in the current period
Prior income after tax
Total core capital
Modal pelengkap (maksimum
100% dari modal inti)
Cadangan umum
kerugian penurunan
nilai (maksimum
1,25% dari ATMR)
28,798
General reserve on allowance for
impairment losses of earning assets
(maximum at 1.25% of ATMR)
Jumlah modal pelengkap
28,798
Total supplementary capital
878,783
Total capital
Jumlah modal
Aset Tertimbang Menurut
Risiko (ATMR)
Risiko Kredit dan
Risiko Operasional
Supplementary capital (maximum at
100% over core capital)
Risk Weighted Assets (RWA)
2,594,143
Credit Risk and Operational Risk
Rasio KPMM Bank
33.88%
Bank’s CAR
Rasio KPMM yang
diwajibkan
8%
Minimum CAR
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/100 Page
279
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
40. MANAJEMEN MODAL (lanjutan)
280
40. CAPITAL MANAGEMENT (continued)
Manajemen modal untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2014 (lanjutan)
Capital management for the
31 December 2014 (continued)
Pada tanggal 10 Juni 2005, Bank Indonesia
mengeluarkan
Peraturan
No.
7/13/PBI/2005
sebagaimana telah diubah dengan peraturan Bank
Indonesia No. 8/7/PBI/2006 tentang ”Kewajiban
Penyediaan
Modal
Minimum
Bank
Umum
Berdasarkan
Prinsip
Syariah”.
Berdasarkan
peraturan tersebut Bank Umum Syariah wajib
menyediakan rasio KPMM sebesar 8%. Pada
tanggal 31 Desember 2014, Bank telah memenuhi
persyaratan KPMM.
As at 10 June 2005, Bank Indonesia issued
Regulation No. 7/13/PBI/2005 as amended by
Bank Indonesia regulation No. 8/7/PBI/2006
regarding “Minimum Required Capital Adequacy
for Commercial Banks Based on Sharia
Principles”. Under the regulation, a Sharia
Commercial Bank is required to provide CAR of at
least 8%. The Bank has complied with the CAR
requirement as at 31 December 2014.
Manajemen modal untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 December 2013
Capital management
31 December 2013
Bank Indonesia (BI) menentukan dan mengawasi
kebutuhan modal Bank. Bank diwajibkan untuk
mentaati peraturan BI yang berlaku dalam hal ini
modal yang diwajibkan regulator. Pendekatan Bank
terhadap pengelolaan modal ditentukan oleh strategi
dan
persyaratan
organisasi
bank,
dengan
memperhitungkan
peraturan,
serta
keadaan
ekonomi dan komersial.
Bank Indonesia (BI) sets and monitors capital
requirements for the Bank. The Bank is required to
comply with prevailing BI regulation in respect of
regulatory capital. The Bank's approach to capital
management is driven by bank's strategic and
organisational requirements, taking into account
regulatory, economic and commercial environment.
Bank menghitung kebutuhan modal berdasarkan
peraturan BI yang berlaku dimana modal yang
diwajibkan regulator Bank dianalisa dalam 2 (dua)
tier: Modal tier 1, meliputi modal ditempatkan dan
disetor penuh, cadangan umum, saldo laba dan laba
periode berjalan. Modal tier 2, meliputi penyisihan
kerugian penurunan nilai yang diperbolehkan.
The Bank calculates its capital requirements using
the prevailing BI regulation where the Bank's
regulatory capital is analysed into 2 (two) tiers: Tier
1 capital, which includes issued and fully paid
share capital, general reserve, retained earnings
and profit for the period. Tier 2 capital, which
includes the amount of allowance collectible
impairment losses.
Bank tidak mempunyai modal tambahan lain yang
memenuhi kriteria modal tier 3 sesuai dengan
peraturan BI yang berlaku.
The Bank does not have any other supplementary
capital which meets the criteria of tier 3 capital
under prevailing BI regulation.
Berbagai batasan telah diterapkan untuk bagianbagian modal yang diwajibkan oleh regulator.
Pengaruh dari pajak tangguhan telah dikeluarkan
dalam menentukan jumlah saldo laba untuk modal
tier 1; hanya 50 persen laba periode berjalan
sebelum
pajak
tangguhan
yang
dapat
diperhitungkan dalam modal tier 1; dan modal tier 2
tidak boleh melebihi modal tier 1. Juga terdapat
batasan jumlah penyisihan penurunan nilai yang
boleh dimasukkan sebagai bagian dari modal tier 2.
Various limits are applied to elements of the
regulatory capital. The effect of deferred taxation
has been excluded in determining the amount of
retained earnings for tier 1 capital; only 50 percent
of the profit for the period before deferred taxation
being included in tier 1 capital; and qualifying tier 2
capital cannot exceed tier 1 capital. There is also a
restriction on the amount of collective impairment
allowances that may be included as part of tier 2
capital.
Aset Tertimbang Menurut Risiko ("ATMR") Bank
ditentukan berdasarkan persyaratan yang telah
ditentukan yang mencerminkan berbagai tingkatan
risiko yang terkait dengan aset dan eksposur, yang
tidak tercermin dalam laporan posisi keuangan.
Berdasarkan peraturan BI, Bank diharuskan untuk
mempertimbangkan risiko kredit, risiko pasar dan
risiko operasional dalam mengukur ATMR Bank.
The Bank's risk weighted assets ("ATMR") are
determined according to spesified requirements
that seek to reflect the varying levels of risk
attached to assets and exposures not recognised
in the statement of financial position. Based on BI
regulations, the Bank needs to take into
consideration its credit risk, market risk and
operational risk in measuring the ATMR.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/101 Page
for
the
year
year
ended
ended
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
informasi keuangan
data perusahaan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
40. MANAJEMEN MODAL (lanjutan)
40. CAPITAL MANAGEMENT (continued)
Manajemen modal untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 December 2013 (lanjutan)
Capital management for the
31 December 2013 (continued)
year
ended
Kebijakan Bank adalah menjaga modal yang kuat
untuk menjaga kepercayaan pemodal, kreditur dan
pasar dan untuk mempertahankan perkembangan
bisnis di masa depan. Pengaruh tingkat modal
terhadap tingkat pengembalian ke pemegang saham
juga diperhitungkan dan Bank juga memahami
perlunya menjaga keseimbangan antara tingkat
pengembalian yang tinggi, yang dimungkinkan
dengan gearing yang lebih besar serta keuntungankeuntungan dan tingkat keamanan yang didapat dari
posisi modal yang kuat.
The Bank's policy is to maintain a strong capital
base so as to maintain investor, creditor and
market confidence and to sustain future
development of business. The impact of the level of
capital on shareholders' return is also recognised
and the Banks also recognise the need to maintain
a balance between the higher return that might be
possible with greater gearing and the advantages
and security level afforded by a strong capital
position.
2013
Modal inti
Modal pelengkap
165,874
2,420
Core capital
Supplementary capital
Jumlah modal
168,294
Total capital
Aset Tertimbang Menurut risiko
Risiko kredit
Risiko pasar
Risiko perasional
193,632
93,209
Risk Weighted Assets
Credit risk
Market risk
Operational risk
Rasio kecupukan modal
Dengan memperhitungkan risiko kredit
tetapi tanpa memperhitungkan
risiko pasar dan risiko operasional
Dengan memperhitungkan risiko kredit dan
risiko pasar tetapi tanpa memperhitungkan
risiko operasional
Dengan memperhitungkan risiko kredit dan
risiko operasional tetapi tanpa memperhitungkan
risiko pasar
Dengan memperhitungkan risiko kredit,
risiko pasar dan risiko operasional
Rasio kewajiban penyediaan modal minimum
yang diwajibkan oleh Bank Indonesia
Capital adequacy ration
86.91%
Calculating the credit risk but without
market without operational risk
86.91%
Calculating the credit risk and market risk
but without operational risk
58.67%
Calculating the credit risk and operaational
risk but without market risk
Calculating the credit risk, market risk
and operational risk
8.00%
Minimum Capital Adequacy Ratio
required by Bank Indonesia
58.67%
Sesuai
dengan
peraturan
Bank
Indonesia
No.14/18/PBI/2012 tanggal 28 Nopember 2012
mengenai Kewajiban Modal Minimum Bank Umum,
bank wajib menyediakan modal minimum sesuai
dengan profil risikonya yang ditetapkan dengan
skema berikut ini:
In
accordance
with
Bank
Indonesia
No.14/18/PBI/2012 dated 28 November 2012
regarding Minimum Capital Adequacy Requirement
for Commercial Banks, a bank is required to
provide a minimum capital based on its risk profile
as stipulated under the following schemes:
a.
Untuk profil risiko peringkat 1 (satu), modal
minimum terendah yang wajib dimiliki adalah
8% dari Aset Tertimbang Menurut Risiko
a.
For banks with risk profile rating 1 (one), the
minimum capital requirement is 8% of Risk
Weighted Asset;
b.
Untuk profil risiko peringkat 2 (dua), modal
minimum terendah yang wajib dimiliki adalah
9% sampai dengan kurang dari 10% dari Aset
Tertimbang Menurut Risiko;
b.
For banks with risk profile rating 2 (two), the
minimum capital requirement is 9% to less
than 10% of Risk Weighted Asset;
c.
Untuk profil risiko peringkat 3 (tiga), modal
minimum terendah yang wajib dimiliki adalah
10% sampai dengan kurang dari 11% dari Aset
Tertimbang Menurut Risiko;
c.
For banks with risk profile rating 3 (three), the
minimum capital requirement is 10% to less
than 11% of Risk Weighted Asset;
d.
Untuk profil risiko peringkat 4 (empat) atau 5
(lima), modal minimum terendah yang wajib
dimiliki adalah 11% sampai dengan kurang dari
14% dari Aset Tertimbang Menurut Risiko.
d.
For banks with risk profile rating 4 (four) or 5
(five), the minimum capital requirement is 11%
to less than 14% of Risk Weighted Asset.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/102 Page
281
ikhtisar utama
laporan manajemen
pembahasan dan
analisis manajemen
profil perusahaan
tinjauan usaha
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
40. MANAJEMEN MODAL (lanjutan)
40. CAPITAL MANAGEMENT (continued)
Manajemen modal untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 December 2013 (lanjutan)
Capital management for the
31 December 2013 (continued)
Bank Indonesia berwenang menetapkan modal
minimum lebih besar dari modal minimum dalam hal
Bank Indonesia menilai suatu bank menghadapi
potensi kerugian yang membutuhkan modal lebih
besar.
Bank Indonesia is authorised to stipulate minimum
capital greater than minimum capital in terms of
Bank Indonesia assesses a bank as facing
potential losses which requires a larger capital.
Berdasarkan self-assessment Bank, profil risiko
Bank dinilai berada pada peringkat 3. Oleh karena
itu, Bank berkewajiban untuk memenuhi modal
minimum sebesar 10% sampai dengan kurang dari
11%. Pada tanggal 31 Desember 2013, Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum Bank berada pada level
di atas modal minimum yang diwajibkan tersebut,
yaitu sebesar 58,67%.
Based on its self-assessment, the Bank risk profile
is assessed to be in rating 3. Therefore, the Bank is
required to provide a minimum capital of 10% to
less than 11%. As of 31 December 2013, the Bank
Capital Adequate Ratio was 58.67%, which was
higher than the required minimum provision of
capital.
41. OPINI DEWAN PENGAWAS SYARIAH
41. OPINION
BOARD
Berdasarkan surat No. S.001/DPS/2015 tanggal 20
Januari 2015, untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2014, Dewan Pengawas
Syariah (“DPS”) BTPN Syariah menyatakan bahwa
secara umum aspek syariah dalam operasional PT
Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah sudah
sesuai dengan prinsip dan nilai-nilai syariah.
42. STANDAR AKUNTANSI BARU
THE
SHARIA
ended
SUPERVISORY
Based on Letter No. S.001/DPS/2015 dated 20
January 2015 for the years ended 31 December
2014, the Sharia Supervisory Board (“DPS”) of
BTPN Syariah stated that in general the sharia
aspects in the operation of PT Bank Tabungan
Pensiunan Nasional Syariah have complied with
sharia principles and values.
42. NEW
PROSPECTIVE
STANDARDS
ACCOUNTING
Standar baru, revisi dan intepretasi yang telah
diterbitkan, namun belum berlaku efektif untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2014 adalah sebagai berikut:
New standards, amendments and interpretations
issued but not yet effective for the financial year
ended 31 December 2014 are as follows:
-
PSAK 1 (revisi 2013) ”Penyajian laporan
keuangan”
PSAK 24 (revisi 2013) “Imbalan kerja”
PSAK 46 (revisi 2013) “Pajak penghasilan”
PSAK 48 (revisi 2013) “Penurunan nilai”
PSAK 50 (revisi 2013) “Instrumen Keuangan:
Penyajian”
PSAK 55 (revisi 2013) “Instrumen Keuangan:
Pengukuran dan Pengakuan”
PSAK 60 (revisi 2013) “Instrumen Keuangan:
Pengungkapan”
ISAK 26 (revisi 2013) “Penilaian ulang derivatif
melekat”
Pencabutan PSAK 12 (revisi 2009) “Bagian
partisipasi ventura bersama”
Pencabutan ISAK 12 “Pengendalian bersama
entitas: Kontribusi non moneter oleh venturer”
-
Pencabutan ISAK
bertujuan khusus”
-
-
282
OF
year
7
“Konsolidasi
entitas
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
-
Halaman 8/103 Page
PSAK 1 (revised 2013) “Presentation of
financial statements”
PSAK 24 (revised 2013) “Employee benefits”
PSAK 46 (revised 2013) “Income taxes”
PSAK 48 (revised 2013) “Impairment”
PSAK 50 (revised 2013) “Financial Instruments:
Presentation”
PSAK 55 (revised 2013) “ Financial
Instruments: Recognition and Measurement ”
PSAK 60 (revised 2013) “ Financial
Instruments: Disclosure”
ISAK 26 (revised 2013) “Revaluation of
embedded derivative”
Withdrawal of PSAK 12 (revised 2009) “Interest
in joint venture”
Withdrawal of ISAK 12 “Jointly controlled
entities: Non monetery contribution by
ventures”
Withdrawal of ISAK 7 “Consolidation - special
purpose entities”
tinjauan operasional
daya
tata kelola perusahaan
data perusahaan
informasi keuangan
PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2014 AND 2013
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
42. STANDAR AKUNTANSI BARU (lanjutan)
42. NEW
PROSPECTIVE
STANDARDS (continued)
ACCOUNTING
Revisi, standar baru dan pencabutan atas standar di
atas akan berlaku efektif pada tahun buku yang
dimulai 1 Januari 2015 dan penerapan dini tidak
diperkenankan.
The revised, new standards and withdrawal of
standards above will become effective for the
annual period beginning 1 January 2015 and early
implementation is prohibited.
Pada
saat
penerbitan
laporan
keuangan,
manajemen masih mempelajari dampak yang
mungkin timbul dari penerapan standar baru dan
revisi tersebut serta pengaruhnya pada laporan
keuangan Bank.
As at the authorisation date of this financial
statements, management is still evaluating the
potential impact of these new and revised SFAS to
financial statements of the Bank.
LAPORAN TAHUNAN 2014 . PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
Halaman 8/104 Page
283
Halaman ini sengaja dikosongkan.
laporan tahunan 2014
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah
Menara Cyber 2, lantai 34
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 No. 13
Jakarta Selatan 12950
Tel. 021 300 26 400 Fax. 021 290 21 699
www.btpnsyariah.com
Download