PROPOSAL Pemenuhan Modal Kerja Dengan Menggunakan Sumber Dana Bank Untuk Menilai Kinerja Keuangan ( Studi Kasus Pada PT Atlantic Ocean Paint Tahun 2004-2007) Disusun Oleh : Ridya freshca puspasari 03610044 FAKULTAS EKONOMI /MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2007 PEMENUHAN MODAL KERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DANA BANK UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN (Studi Kasus Pada PT Atlantic Ocean Paint Tahun 2004-2007) A. Latar Belakang Masalah : Pada dasarnya setiap perusahaan khususnya yang bersifat profit taking berkeinginan untuk mendapatkan laba yang semakin besar. Salah satu usaha untuk meningkatkan laba adalah dengan jalan melakukan ekspansi. Tujuan utama dari ekspansi adalah untuk memperoleh laba yang lebih tinggi. Tetapi usaha ekspansi ini dapat dilaksanakan apabila permintaan konsumen terhadap barang yang diproduksinya semakin bertambah besar. Sebelum ekspansi ini dilakukan, hendaknya perusahaan tersebut mempertimbangkan potensi-potensi yang ada di dalam perusahaan sepeti modal, bahan baku, kapasitas mesin dan pemasaran. Potensi-potensi tersebut sangat penting untuk dipertimbangkan terutama sekali tentang masalah pemasarannya. Hal ini disebabkan karena tidak ada artinya perusahaan tersebut melakukan ekspansi apabila pemasaran barang-barang tersebut sangat sulit atau sudah jenuh. Mengenai masalah modal, perusahaan dapat membiayai ekspansi tersebut dari cadangan untuk ekspansi atau dari pinjaman-pinjaman jangka pendek. Sedangkan pada bahan baku, diharapkan akan terdapat suatu efisiensi dalam pembelian dalam jumlah yang lebih besar, sehingga memperoleh harga per unitnya yang lebih murah. Di samping itu biaya pengangkutan untuk bahan baku yang diangkut dalam jumlah yang besar dapat dilakukan dengan biaya yang lebih sedikit, sehingga hal ini menekan biaya harga pokoknya. Juga pada kapasitas mesin nantinya akan digunakan lebih efisien. Seperti mesin yang ada pada mulanya hanya digunakan 60% dari kapasitas yang ada, maka nantinya dapat digunakan 90%. Bagi suatu perusahaan, makin besar jumlah produksi yang dapat dijual, berarti semakin besar kemungkinan untuk memperoleh laba yang semakin tinggi, sehingga dengan demikian setiap pimpinan perusahaan selalu mempunyai harapan untuk dapat mengembangkan dan meluaskan perusahaannya. Hal ini dapat dimaklumi mengingat bahwa setiap perusahaan baik perusahaan Negara maupun swasta yang ingin eksis dalam persaingan bisnis, setidaknya dapat memperhatikan perkembangan dari perusahaannya. Perkembangan-perkembangan tersebut merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Perusahaan yang melakukan ekspansi pada umumnya memerlukan sumber dana yang cukup untuk kelangsungan kegiatan operasional perusahaan. Modal kerja sangatlah dibutuhkan sebagai biaya operasional dalam perusahaan dengan demikian memungkinkan perusahaan untuk dapat tumbuh dan berkembang baik pada masa sekarang maupun masa yang akan datang. Kebutuhan modal kerja merupakan salah satu unsur aktiva yang sangat penting dalam perusahaan, karena tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan dana untuk menjalankan aktivitasnya. Seorang manajer keuangan dituntut untuk memperhatikan sumber dana dalam memenuhi modal kerja sehingga manajer dihadapkan berbagai pilihan sumber dana baik sumber dana berjangka pendek maupun berjangka panjang. Sumber dana tersebut digunakan sebagai sumber pembelanjaan serta pengelolaan perusahaan dalam setiap aktivitas perusahaan agar dapat lebih efisien dan siap menghadapi persaingan perusahaan pada masa yang akan datang. Gunakan petikan langsung (2001:386) terdapat 3 alternatif pemenuhan kebutuhan dana dalam kaitannya dengan aktiva lancar, yaitu pendekatan moderat akan membiayai investasi aktiva tetap dan aktiva lancar permanen dengan sumber dana jangka panjang baik itu hutang jangka panjang maupun modal sendiri, pendekatan konservatif akan membiayai investasi aktiva tetap dan aktiva lancer permanent serta sebagian aktiva lancar yang berfluktuasi dengan hutang jangka panjang atau modal sendiri. Pendekatan agresif adalah pendekatan dalam pemenuhan kebutuhan dana dengan menggunakan proporsi hutang jangka pendek yang lebih besar, jika dibandingkan dengan pendekatan yang lain. Pada dasarnya, sumber pemenuhan modal kerja terdiri dari 2 macam, diantaranya sumber internal (internal sources) yaitu modal kerja yang dihasilkan oleh perusahaan itu sendiri dan sumber eksternal (eksternal source) yaitu sumbersumber modal kerja yang berasal dari pihak ketiga atau disebut juga sumber dari luar perusahaan yang merupakan utang bagi perusahaan. Sumber modal kerja intern itu sendiri meliputi laba bersih setelah digunakan untuk membayar deviden, penjualan aktiva tetap yang dilaksanakan oleh perusahaan, keuntungan penjualan surat-surat berharga dan sebagainya. Namun sebelum perusahaan memutuskan kemungkinan untuk menggunakan dana intern, perusahaan perlu terlebih dahulu memastikan apakah dana intern tersebut setelah dialokasikan untuk memenuhi berbagai kewajiban-kewajiban jangka pendek masih menyisakan dana yang cukup. Apabila memang masih ada sisa dana yang cukup maka tentu saja dana intern dapat digunakan untuk membiayai potensi-potensi perusahaan. Akan tetapi apabila dana intern yang dimiliki perusahaan tidak cukup untuk membiayai potensi-potensi perusahaan, maka perusahaan harus mengupayakan dana yang berasal dari sumber-sumber di luar perusahaan diantaranya pemerintah, bank, pasar uang, pasar modal dan lain sebagainya. Suatu kinerja keuangan perusahaan diartikan sebagai prospek (masa depan) pertumbuhan, dan berkembang lebih baik dibandingkan waktu dan perusahaan yang bergerak di bidang yang sama. ptikan langsung (2002:238) bahwa secara tradisional katagori pertama dalam ukuran kinerja adalah analisis aliran arus kas yang akan datang dimulai dengan analisis profitabilitas. Pada hakikatnya pengelolaan modal kerja yang efektif dan efisien akan sangat mempengaruhi posisi financial perusahaan terutama akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Pengelolaan kebutuhan modal kerja mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kegiatan sehari-hari dari perusahaan, maka diharapkan dari perusahaan dapat memperhitungkan kebutuhan dan sumber pemenuhan modal kerja yang tepat bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Atas pertimbangan tersebut peneliti tertarik untuk memilih perusahaan yang bergerak di bidang industri cat PT. Atlantic Ocean Paint yang ada di Surabaya sebagai obyek peneliian. Perkembangan industri cat di Surabaya cukup baik. Persaingan yang ketat terjadi antar perusahaan sejenis, sehingga menuntut perusahaan selalu meningkatkan kualitas dan membenahi manajemen khususnya penyediaan modal kerja perusahaan agar bisa bertahan dan bersaing dengan perusahaan cat lainnya ditambah industri cat/perusahaan cari BPS Surabaya. Perusahaan cat PT. Atlantic Ocean Paint merupakan perusahaan lokal yang sampai saat ini masih eksis di bidangnya dengan produk yang dihasilkan seperti waterbase, synthetic, primer, thinner dan industrial paint. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, PT. Atlantic Ocean Paint telah menerapkan berbagai strategi maupun konsep-konsep modern baik dalam produksi maupun pemasarannya sehingga PT. Atlantic Ocean Paint memiliki total kapasitas terpasang per bulan sebesar 2.040 ton dan sampai saat ini realisasi produksi perusahaan (utilitas) mencapai 61 % dari kapasitas terpasang. Seluruh kebutuhan modal kerja PT. Atlantic Ocean Paint, selain didanai dari modal sendiri juga berasal dari dana pinjaman Bank Mandiri. Menangkap peluang pasar yang ada, perusahaan merencanakan optimasi utilitas kapasitas terpasang secara bertahap hingga mencapai 66% pada tahun 2007 dengan omset penjualan yang direncanakan sebesar Rp. 272.527.170,- (dalam ribuan). Akan tetapi, dalam mendukung optimasi utilitas kapasitas seperti rencana di atas, perusahaan dan pemegang saham tidak mempunyai cukup dana untuk tambahan modal kerja, sehingga membutuhkan dana pinjaman eksternal yang berasal dari Bank Mandiri. Adapun data perkembangan omset penjualan dan laba bersih PT. Atlantic Ocean Paint adalah sebagai berikut : PT. Atlantic Ocean Paint (dalam jutaan rupiah) Keterangan/tahun 2004 2005 2006 Penjualan 114.355 172.111 214.419 Laba Bersih 9.517,7 11.372 6.882 Sumber : PT. Atlantic Ocean Paint dari table ini apa yang bisa dijelaskan Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengambil tema penilaian kinerja keuangan perusahaan dan pemenuhan modal kerja ke dalam penelitian yang berjudul : “Pemenuhan Modal Kerja Dengan Menggunakan Sumber Dana Bank Untuk Menilai Kinerja Keuangan (Studi Kasus Pada PT Atlantic Ocean Paint Tahun 2004-2007)”. B. Rumusan Masalah : Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah: 1. Bagaimana kondisi perusahaan selama 3 tahun terakhir dengan analisisa rasio? 2. Berapa besar modal kerja yang dibutuhkan perusahaan dengan menggunakan metode perputaran modal kerja? 3. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan setelah adanya tambahan modal kerja tersebut system apa (forecast)?? C. Batasan Penelitian : yang mempersempit penelitiaaanya Untuk menghindari agar pembahasan tidak sampai keluar dari pokok permasalahan yang ada, maka batasan masalah yang akan disajikan adalah : 1. Data yang digunakan adalah data periode tahun 2004-2007 yang meliputi neraca dan laporan laba rugi. 2. Metode analisis yang digunakan adalah metode perputaran modal kerja pertahun yang terdiri dari perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan. 3. Sumber dana pemenuhan modal kerja dengan menggunakan sumber dana jangka pendek. 4. ini masuk di metpen aja (analisis) D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian : a. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui kondisi perusahaan selama 3 tahun terakhir dengan menggunakan analisa rasio. 2. Untuk mengetahui besarnya modal kerja yang dibutuhkan perusahaan dengan menggunakan metode perputaran modal kerja. 3. Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan setelah adanya tambahan modal tersebut. b. Kegunaan Penelitian 1. Bagi Perusahaan Skripsi ini diharapkan dapat memberikan masukan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak manajemen untuk perencanaan dan pengendalian perusahaan dalam pengambilan keputusan pada masa yang akan datang. 2. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat dipergunakan sebagai landasan dan tambahan wawasan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pemenuhan modal kerja dengan menggunakan sumber dana pinjaman bank dalam meningkatkan kinerja keuangan. E. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang membahas masalah yang hampir sama dilakukan oleh Euis Darwati, mahasiswa Muhammadiyah Malang 2006 dengan judul: “Analisis Kebutuhan dan Sumber Pemenuhan Modal Kerja Untuk Meningkatkan Profitabilitas (Studi Kasus Pada Perusahaan Tenun CV. Tumiran Tulungagung)”adakah perusahaan yang sejenis/rumpun? . Dari hasil analisis menunjukkan bahwa keputusan modal kerja tahun 2001 yang dipenuhi kredit bank sebesar Rp 691.063.300 dan modal sendiri Rp 1.443.590.150 dengan tingkat profitabilitas 20,48%. Keputusan modal kerja tahun 2002 yang dipenuhi kredit bank sebesar Rp 668.191.300 dan modal sendiri Rp 1.477.076.750 dengan tingkat profitabilitas 18,51%. Keputusan modal kerja tahun 2003 yang dipenuhi kredit bank sebesar Rp 706.362.700 dan modal sendiri Rp 1.479.165.950 dengan tingkat profitabilitas 18,79%. Keputusan modal kerja tahun 2004 yang dipenuhi kredit bank sebesar Rp 768.860.200 dan modal sendiri Rp 1.593.186.325 dengan tingkat profitabilitas 18,21%. Keputusan modal kerja tahun 2005 yang dipenuhi kredit bank sebesar Rp 778.050.200 dan modal sendiri Rp 1.643.113.150 dengan tingkat profitabilitas 15,41%. Estimasi kebutuhan modal kerja tahun 2006 yang dipenuhi kredit bank sebesar Rp 961.593.580 dan modal sendiri Rp 1.522.510.725. Kebutuhan modal kerja CV. Tumiran Tulungagung menunjukkan belum optimal sehingga nilai profitabilitas dengan modal kerja realisasi lebih kecil dari profitabilitas dengan modal kerja optimal. Adapun perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah: Pembeda Fungsi Penelitian Terdahulu Pemenuhan Pemenuhan modal kerja€ untuk modal Penelitian Sekarang kerja Pemenuhan modal kerja meningkatkan dengan pinjaman dana bank profitabilitas untuk meningkatkan kinerja keuangan Periode Observasi 2001-2005 Obyek yang diteliti CV. Tumiran Tulungagung 2004-2007 PT. Atlantic Ocean Paint Rasio keuangan Rasio profitabilitas Rasio likuiditas, profitabilitas dan rasio rasio leverage Sedangkan persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah alat analisis yang digunakan sama-sama menggunakan metode perputaran modal kerja. F. Tinjauan Teori 1. Tinjauan Teoritis Tentang Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan dalah informasi yang sangat penting yang dapat memberikan gambaan tentang situasi ekonomis suau perusahaan. Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Munawir (1998 : 2) “Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akunansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktifitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktifitas perusahaan tersebut”. Mamduh M. Hanafi (2003:63) mendefinisikan laporan keuangan sebagai hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi 3 macam laporan du macam laporan keuangan yaitu (1) Neraca dan (2) Laporan Rugi laba. Laporan keuangan disusun dengan maksud memberikan informasi mengenai perusahaan, dan digabungkan dengan informasi lain, seperti informasi industri, kondisi ekonomi, bisa memberikan gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan resiko perusahaan. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan ringkasan pencatatan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan yang lengkap meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. b. Jenis Laporan Keuangan Menurut Harahap (1998:107), jenis-jenis laporan keuangan terdiri dari : 1. Neraca (posisi keuangan) Laporan neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, dan modal pada saat tertentu. 2. Laporan Laba Rugi Memberikan informasi mengenai hasil usaha perusahaan pada periode tertentu. 3. Laporan arus kas Menggambarkan sumber dan penggunaan kas pada periode tertentu. c. Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun dengan tujuan menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pamakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan disajikan untuk memenuhi kebutuhan informasi berbagai pihak, baik pihak manajemen perusahaan maupun pihak yang ada diluar manajemen yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan. Menurut Mahmuh M. Hanafi (2003:63) menyatakan bahwa tujuan laporan adalah membuat pihak luar menganalisis likuiditas perusahaan, fleksibilitas keuangan, kemampuan operasional perusahaan dan kemampuan menghasilkan pendapatan selama periode tertentu. 2. Tinjauan Teoritis Tentang Analisis Laporan Keuangan a. Analisa Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun dari proses dan prosedur akuntansi, sedangkan analisa laporan keuangan adalah memecahkan ke unit-unit informasi yang lebih kecil. Menganalisa laporan keuangan berarti menggali lebih banyak informasi yang dikandung suatu laporan keuangan. Dengan melakukan analisa laporan keuangan maka informasi yang ada dalam laporan keuangan akan menjadi lebih transparan, lebih akurat, dan lebih dalam sehingga seorang pengambil keputusan akan mendapatkan bahan-bahan yang lebih lengkap dan diharapkan keputusan yang diambilnya dengan berbagai cara akan menjadi lebih baik. Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Data-data yang terdapat dalam laporan keuangan akan lebih berarti untuk pihak-pihak yang berkepentingan apabila data-data tersebut diperbandingkan dua periode atau lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga akan memperoleh data-data yang mendukung keputusan yang akan diambil. Pengertian analisa laporan keuangan menurut Harahap (1998:190) adalah “Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubunganya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat”. Jadi manfaat yang diperoleh dengan adanya analisis laporan keuangan yaitu dapat diketahui adanya posisi atau keadaan keuangan perusahaan dan yang lebih penting lagi akan dapat menilai kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan tingkat prestasi atas riil yang telah dicapai suatu perusahaan yang biasanya merupakan suatu hasil (yang positif). b. Sifat Analisis Laporan keuangan Menurut Ashari (2005:51), tujuan yang ingin dicapai dengan melalui analis laporan keuangan adalah untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan dengan melakukan analisis terhadap kesehatan perusahaan. Menurut Harahap (1998:194), analisa laporan keuangan memiliki sifat-sifat : 1. Fokus laporan adalah Laporan laba rugi, neraca, arus kas yang merupakan akumulasi transaksi dari kejadian histories, dan penyabab terjadinya dalam suatu perusahaan. 2. Prediksi, analisa harus mengkaji implikasi kejadian yang sudah berlalu terhadap dampak dan prospek perkembangan keuangan perusahaan di masa yang akan datang. 3. Dasar analisa adalah laporan keuangan yang memiliki sifat dan prinsip tersendiri sehingga hasil analisa sangat tergantung pada kualitas laporan ini. Penguasaan pada sifat akuntansi, prinsip akuntansi, sangat diperlukan dalam menganalisa laporan keuangan. 3. Penggunaan Analisis Rasio Keuangan dalam Mengukur Kinerja Keuangan Ukuran perbandingan yang biasa dipakai adalah kinerja keuangan sebelumnya yang bisa tercermin dari laporan keuangan. Karena itu, perlu adanya suatu metode dan teknik analisa laporan keuangan untuk menentukan hubungan dan perubahan terhadap pos-pos yang ada dalam laporan keuangan beberapa metode dari suatu perusahaan atau dengan perusahaan lain pada tahun yang sama (Ashari:51) 4. Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan merupakan suatu analisis yang penting untuk menginterpretasikan posisi keuangan, sehingga dapat memberi gambaran tentang baik atau buruknya keadaan dan posisi keuangan suatu perusahaan. Sedangkan yang dimaksud dengan rasio adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur lainnya dalam laporan keuangan. Analisis laporan keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laoran laba-rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Analisis laporan keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditor, serta dapat melihat ke dalam tentang bagaimana langkah-langkah yang dapa ditempuh untuk memperoleh tambahan dana. Munawir (1998:64) mengatakan bahwa “rasio keuangan menggambarkan suatu hubungan atau perbandingan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio dapat menjelaskan atau memberikan gambaran kepada penganalisis tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio pembanding digunakan sebagai standar”. Menurut Agus Sartono (2001:113) jenis-jenis rasio keuangan, yaitu ; 1. Rasio Likuiditas, Adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial yang berjangka pendek tepat pada waktunya. Hal ini menunjukkan tingkat keamanan kreditur jangka pendek, karena rasio likuiditas menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditur jangka pendek dapat dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan relative mudah diubah menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo hutang atau mengindikasikan perusahaan memiliki arus kas yang lancar. Tingkat likuiditas perusahaan baik perusahaan yang menghasilkan produk maupun jasa sangat diperlukan sekali, karena dengan melihat likuiditas pada perusahaan dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek. Oleh karena itu setiap perusahaan akan selalu berusaha semaksimal Smungkin mempertahankan agar tingkat likuiditasnya stabil dan sesuai dengan standar yang dijadikan sebagai patokan dasar. Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar sedemikian besar sehingga mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi, dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut adalah likuid. Sedangkan apabila perusahaan tidak mempunyai kemampuan membayar, dikatakan bahwa perusahaan tersebut tidak likuid. Adapun rasio yang dapat digunakan sebagai alat analisa dalam menilai posisi keuangan janka pendek (likuiditas) adalah sebagai berikut: a. Current Ratio Rasio yang dipergunakan untuk memperbandingkan jumlah antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio lancer ini merupakan ukuran paling umum yang digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek, oleh karena itu rasio tersebut menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditur jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo hutang. Current Ratio = AktivaLancar Hu tan gLancar b. Quick Ratio adalah rasio perbandingan antara aktiva lancer dikurangi persediaan dengan hutang lancer. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk di realisir sebagai uang kas, walaupun kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid dari piutang. Quick Ratio = AktivaLancar Persediaan Hu tan gLancar c. Cash Ratio adalah perbandingan antara kas dengan hutang lancer yang merupakan analisis untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang harus segera dibayar dengan kas yang tersedia di perusahaan dan bank Cash Ratio = Kas & Bank Hu tan gLancar 2. Rasio profitabilitas Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Dan juga rasio ini memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen karena menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam memperoleh suatu pengembalian bersih (net return) atau laba yang dihasilkan dari investasi yang telah ditanamkan atau dari penjualan. Bagi beberapa pihak, rasio profitabilitas sangat penting sebab rasio ini menguji hampir semua informasi yang berhubungan dengan bagaimana cara perusahaan beroperasi, yang merupakan hasil dari berbagai macam kebijakan dan keputusan perusahaan. a. Net Profit Margin (NPM) Rasio yang digunakan untuk menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih. Net Profit Margin = LabaSetelahPajak PenjualanBersih Net Profit Margin yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan terentu. Secara umum rasio yang rendah bisa menunjukkan ketidakefisienan manajemen. b. Gross Profit Margin (GPM) Rasio yang digunakan untuk mengetahui laba kotor yang dicapai setiap rupiah penjualan. Gross Profit Margin sangat dipengaruhi oleh Harga Pokok Penjualan. Jika harga pokok penjualan naik maka gross profit margin akan turun, begitu pula sebaliknya. Gross Profit Margin = Penjualan H arg aPokokPenjualan PenjualanBersih c. Return On Investment (ROI) Rasio ini menunjukkan seberapa besar laba bersih yang diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumbernya untuk menghasilkan laba, dengan membandingkan laba setelah pajak, terhadap total aktiva. Return On Investment = LabaSetelahPajak TotalAktiva Return On Investment yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen suatu perusahaan. d. Earning Per Share (EPS) Rasio per lembar saham adalah suatu rasio yang mana bermanfaat untuk mengukur seberapa besar tiap lembar saham dapat menghasilkan laba bagi pemiliknya. Jadi rasio ini sering digunakan investor untuk menganalisis kemampuan perusahaan dalam mencetak laba berdasarkan saham yang dipunyai. Para calon pemegang saham tertarik dengan earning per share yang besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan. Earning Per Share = LabaBersih JumlahSahamYangBered ar e. Return On Equity Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang perusahaan, apabila proporsi hutang makin besar maka rasio ini juga semakin besar. ROE = LabaSetelahPajak ModalSendi ri 3. Rasio Leverage Adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Suatu perusahaan yang tidak mempunyai leverage berarti menggunakan modal sendiri 100%. Penggunaan hutang itu sendiri bagi perusahaan mengandung tiga dimensi, yaitu ( 1 ) pemberi kedit akan menitikberatkan pada besarnya jaminan atas kredit yang diberikan, ( 2 ) dengan menggunakan hutang maka apabila perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari beban tetapnya maka pemilik perusahaan keuntungannya akan meningkat, dan ( 3 ) dengan menggunakan hutang maka pemilik memperoleh dana dan tidak kehilangan pengendalian perusahaan. a. Debt Ratio Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar risiko yang dihadapi, dan investor akan maminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Rasio yang tinggi juga menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva. Debt Ratio = TotalHu tan g TotalAktiva b. Debt to equity ratio Debt to equity ratio = TotalHu tan g TotalModalSendiri c. Time interest earned ratio Adalah rasio antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan beban bunga. Rasio ini mengukur kemampua perusahaan memenuhi beban tetapnya berupa bunga, atau mengukur seberapa jauh laba dapat berkurang tanpa perusahaan mengalami kesulitan keuangan karena tidak mampu membayar bunga. Time interest earned ratio = LabaSebelu mBungaDanP ajak BebanBunga 5. Penilaian Kinerja Perusahaan Penilaian kinerja perusahaan berbeda dengan penilaian barang, baik berwujud maupun tidak berwujud. Dalam penilaian asset kita cukup memeriksa obyek asset secara fisik kondisi ekonomi dan fungsionalnya yang bersifat statis. Sedangkan penilaian kinerja keuangan yang dinilai adalah data yang diperoleh dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan suatu hasil yang ditunjukkan oleh perusahaan kepada piha yang bersangkutan mengenai prestasi atau kemunduran yang dicapai oleh perusahaan. Erich A. Helfert (1997:68) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang diuat secara terus-menerus oleh manajemen perusahaan. Selain itu kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian kondisi keuangan perusahaan serta perkembangannya. Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangatlah perlu mengetahui kondisi perusahaan. Dalam teori manajemen keuangan, salah satu media untuk mengetahui kondisi perusahaan adalah dengan membaca laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan dan laporan arus kas. Dengan menggunakan alat analisis rasio akan dapat menjelaskan kepada analisis tentang kondisi keuangan perusahaan. Munawir (1998:64) menjelaskan bahwa “Analisa keuangan merupakan suatu alat yang diperlukan untuk mengetahui atau menggambarkan prestasi atau kinerja keuangan perusahaan karena dengan mengetahui tingkat perubahan kinerja perusahaan melalui analisa rasio keuangan hasilnya dapat dipakai sebagai dasar oleh manajemen perusahaan untuk menentukan kebijaksanaan perusahaan dan bagi pihak ekstern perusahaan atau investor melalui rasio keuangan dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan yaitu dalam hal menginvestasikan dananya pada perusahaan melalui rasio-rasio keuangan yang disajikan oleh perusahaan”. 6. Pengertian dan Jenis-jenis Modal Kerja Modal kerja merupakan keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari (Sawir, 2005:129). Menurut Weston dan Brigham (dalam Sawir, 2005:139) modal kerja adalah investasi perusahaan di dalam aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas, (surat-surat berharga), piutang dagang, dan persediaan. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa modal kerja adalah jumlah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Mengenai pengertian modal kerja ini dapat dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu : a. Konsep Kuantitatif Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar di mana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva di mana dana yang tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (gross working capital). b. Konsep Kualitatif Pada konsep ini, modal kerja dikaitkan dengan besarnya jumlah utang lancar atau utang yang harus segera dibayar. Dengan demikian maka sebagian dari aktiva lancar ini harus disediakan untuk memenuhi kewajiban finansial yang segera harus dilakukan, di mana bagian aktiva lancar ini tidak boleh digunakan untuk membiayai operasi perusahaan untuk menjaga likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar di atas utang lancarnya. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja netto (net working capital). c. Konsep Fungsionil Konsep ini didasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana yang digunakan dalam suatu periode akuntansi tertentu yang seluruhnya langsung menghasilkan pendapatan bagi periode tersebut (current income) dan ada sebagian dana lain yang juga digunakan selama periode tersebut. 7. Jenis-jenis Modal Kerja Selain memahami konsep modal kerja, peneliti juga perlu mengetahui jenis-jenis modal kerja itu sendiri. Menurut Riyanto (2001:61), modal kerja dapat digolongkan menjadi : a. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital) Yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja permanen dapat dibedakan dalam : 1. Modal kerja primer (Primary Working Capital) yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjaga kontinuitas usahanya. 2. Modal kerja normal (Normal Working Capital) yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan agar perusahaan dapat beroperasi untuk menghasilkan barang sebesar kapasitas normal perusahaan. b. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital) Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerja ini dibedakan antara lain : 1. Modal kerja musiman Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim. 2. Modal kerja siklis Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi konyungtur. 3. Modal kerja darurat Yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan yang darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan ekonomi yang mendadak). Membahas modal kerja tidak akan terlepas dari elemen-elemen modal kerja yang terkandung di dalamnya. Elemen-elemen modal kerja menurut Riyanto (2000:59) yaitu : a. Kas Kas merupakan bagian dari harta perusahaan yang paling likuid dan dapat digunakan segera untuk memenuhi kewjiban financial perusahaan. Selain itu merupakan alat tukar yang memungkinkan manajemen menjalankan berbagai kegiatan usahanya. Semakin besar jumlah kas yang ada dalam perusahaan berarti perusahaan mempunyai resiko lebih baik dalam melunasi kewajiban finansialnya. b. Piutang Dagang Tindakan penjualan kredit biasa dilakukan dalam dunia usaha dengan tujuan untuk merangsang minat para pelanggan dan memperbesar jumlah konsumen. Piutang yang diterapkan pada perusahaan dapat menaikkan hasil penjualan, menaikkan laba dan memenangkan persaingan. Pengelolaan piutang yang efisien dapat dilihat pada neraca yaitu besar kecilnya piutang terutama dalam menetapkan jangka waktu kredit yang akan mempengaruhi perputaran kerja. Sebaliknya bila terlalu ketat maka penjualan akan menurun sehingga keuntungan akan menurun juga. Untuk mengendalikan piutang, perusahaan perlu menetapkan kebijakan kreditnya. Kebijakan ini berfungsi sebagai standar, apabila suatu saat pelaksanaan penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan maka perusahaan perlu melakukan perbaikan. c. Persediaan Persediaan merupakan bagian utama dari modal kerja, sebab dilihat dari jumlahnya biasanya persediaan inilah unsur modal kerja yang paling besar. Hal ini dapat dipahami karena persediaan merupakan factor penting dalam menentukan kelancaran operasi perusahaan, tanpa aa persediaan yang memadai kemungkinan besar perusahaan tidak bias memperoleh keuntungan yang diinginkan disebabkan proses produksi akan terganggu. 8. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja menurut Munawir (2002:117) adalah : a. Sifat atau type perusahaan Modal kerja dari suatu perusahaan jasa relatif akan lebih rendah bila dibandingkan dengan kebutuhan modal kerja perusahaan industri, karena untuk perusahaan jasa tidak memerlukan investasi yang besar dalam kas, piutang maupun persediaan. Apabila dibandingkan dengan perusahaan industri, maka keadaannya sangatlah ekstrim karena perusahaan industri harus mengadakan investasi yang cukup dalam aktiva lancar agar perusahaannya tidak mengalami kesulitan di dalam operasinya sehari-hari. Apabila dibandingkan dengan perusahaan jasa, perusahaan industri membutuhkan modal yang lebih besar, bahkan diantara perusahaan industri sendiri kebutuhan modal kerjanyapun tidak sama. Perusahaan yang memprodusir barang akan membutuhkan modal yang lebih besar daripada perusahaan perdagangan atau perusahaan eceran, karena investasi perusahaan yang relatif besar dalam bahan baku, barang dalam proses dan persediaan barang jadi. b. Waktu yang dibutuhkan untuk memprodusir atau memperoleh barang yang akan dijual serta harga persatuan dari barang tersebut. Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan berhubungan langsung dengan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh barang yang akan dijual maupun bahan dasar yang akan diprodusir sampai barang tersebut dijual. Makin panjang waktu yang dibutuhkan untuk memprodusir atau untuk memperoleh barang tersebut makin besar pula modal kerja yang dibutuhkan. Harga pokok barang satuan yang dijual akan semakin besar pula kebutuhan akan modal kerja. c. Syarat pembelian bahan atau barang dagangan Syarat pembelian barang dagangan atau bahan dasar yang akan digunakanuntuk memprodusir barang sangat mempengaruhi modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Apabila syarat kredit yang diterima pada waktu pembelian menguntungkan, makin sedikit uang kas yang diinvestasikan dalam persedian bahan atau barang dagangan, sebaliknya jika pembayaran atau barang yang dibeli tersebut harus dilakukan untuk membiayai persediaan yang semakin besar. d. Syarat pembelian Semakin lunak kredit yang diberikan oleh perusahaan kepada para pembeli akan mengakibatkan besarnya jumlah modal yang harus diinvestasikan dalam sector piutang. Apabila untuk memperendah dan memperkecil jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam piutang yang tak dapat ditagih, sebaliknya perusahaan memberikan potongan tunai kepada para pembeli, karena dengan demikian para pembeli akan tertarik untuk segera membayar hutangnya dalam periode diskonto tersebut. e. Tingkat perputaran persediaan Tingkat perputaran persediaan, menunjukkan berapa kali persediaan tersebut diganti dalam arti dibeli untuk dijual kembali. Semakin tinggi perputaran persediaan tersebut, maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan semakin rendah. Perencanan dan pengawasan yang teratur dan efisien, dapat dicapai melalui tingkat perputaran yang tinggi. Semakin cepat atau semakin tinggi perputaran akan mempekecil resiko terhadap kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen, disamping itu akan menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaan tersebut. Menurut Sawir (2005:133) definisi manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan. Adapun yang ingin dicapai dari manajemen modal kerja adalah : a. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar sehingga tingkat pengembalian investasi marjinal adalah sama atau lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktivaaktiva tersebut. b. Meminimalkan dalam jangka panjang biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar. c. Pengawasan terhadap arus dan dalam aktiva lancar dan ketersediaan dana dari sumber hutang sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi kewajiban keuangannya ketika jatuh tempo. Sasaran tersebut mengindikasikan bahwa modal kerja perusahaan harus cukup jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai pengeluaranpengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari. Tersedianya modal yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis atau efisien dan perusahaan juga tidak akan mengalami kesulitan keuangan. Keuntungan-keuntungan atas tersedianya modal kerja yang cukup bagi perusahaan menurut Munawir (2002:116) antara lain : a. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai atas aktiva lancar. b. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya. c. Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahayabahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin akan terjadi. d. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani para konsumennya. e. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para langganannya. f. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang ataupun jasa yang dibutuhkan. 9. Penentuan Kebutuhan Modal Kerja Menurut Sartono (2001:390) dalam mentukan jumlah modal kerja dapat digunakan beberapa metode, yaitu : a. Metode keterikatan dana Dengan metode ini harus terlebih dahulu ditentukan berapa jumlah pengeluaran kas satiap hari dan berapa lama dana itu terikat. Pengeluaran kas perhari itu biasanya untuk pembayaran upah tenaga kerja, dan untuk membayar harga bahan baku. Lama dana itu terikat adalah jumlah waktu yang diperlukan dalam pelepasan dana untuk pembelian bahan baku dan pembayaran upah tenaga kerja hingga proses produksi, penjualan produk dan penerimaan kembali piutang dalam bentuk kas. Periode terikatnya modal kerja adalah jangka waktu yang diperlukan mulai dai kas ditanamkan ke dalam elemen-elemen modal kerja sampai menjadi kas lagi. Semakin lama periode terikatnya modal kerja akan semakin memperbesar jumlah kebutuhan modal kerja, demikian sebaliknya bila periode terikatnya modal kerja semakin kecil, kebutuhan modal kerja juga akan semakin kecil. b. Metode perputaran modal kerja Metode ini mempunyai maksud bahwa semakin lama tingkat perputaran modal kerja, maka semakin besar jumlah modal kerja yang dibutuhkan, demikian pula sebaliknya semakin cepat perputaran modal kerja, maka akan semakin sedikit jumlah kebutuhan modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Metode ini ditentukan dengan cara mengambil perputaran elemen-lemen pembentuk modal kerja seperti perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan sebagai berikut : 1) Perputaran Kas = Penjualan Rata ratakas 2) Perputaran Piutang = Penjualan Rata ratapiu tan g 3) Perputaran Persediaan = Penjualan Rata ratapersediaan Keterikatan dana dalam modal kerja : 1) Keterikatan dana dalam Kas = 360 perputarankas 2) Keterikatan dana dalam Piutang = 360 perputaranpiu tan g 3) Keterikatan dana dalam Persediaan = 360 PerputaranPersediaan c. Metode aliran kas Keterikatan kas yang terjadi di perusahaan adalah terus menerus sepanjang hidup perusahaan yang bersangkutan terdiri ari aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow). Aliran kas masuk meliputi hasil penjualan produk atau jasa perusahaan secara tunai, penagihan piutang dari penjualan kredit, penjualan aktiva tetap yang ada, penanaman investasi dari pemilik atau pemilik saham bila perseron terbatas, pinjaman utang dari pihak lain, dan penerimaan sewa dan pendapatan lain-lain. Aliran kas keluar meliputi pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lain (overhead), pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan, untuk pembelian aktiva tetap, pembayaran kembali utang-utang perusahaan, pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan, dan pembayaran sewa, pajak, eviden, bunga, dan pengeluaran lain-lain. Hal ini dimaksudkan bahwa semakin besar jumlah uang yang harus dikeluarkan setiap harinya, maka akan semakin besar pula jumlah modal kerja yang diperlukan. Sebaliknya, semakin kecil jumlah uang yang harus dikeluarkan, maka semakin kecil pula jumlah modal kerja yang dibutuhkan. Perusahaan harus terus-menerus membeli bahan baku, membayar upah buruh, dan lain-lain sebagainya tanpa harus menunggu sampai diterimanya hasil penjualan sehingga modal kerja harus merupakan suatu jembatan antara saat pengeluaran sampai saat penerimaan dari hasil penjualan sehingga kontinuitas usaha perusahaan dapat terjamin. 10. Sumber Pemenuhan Modal Kerja Setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan terutama investasi akan memerlukan adanya pendanaan. Oleh karena itu, apabila dana intern yang dimiliki tidak cukup maka perusahaan harus mengupayakan dana yang berasal dari sumber-sumber di luar perusahaan. Gambar 1 : Alternatif Sumber Dana Bagi perusahaan • Pemasok • Pemerintah • Perorangan / Perusahaan Langsung Perusahaan Tidak langsung • Bank • Pasar Uang • Pasar Modal Pemasok dana Perorangan Perusahaan melalui lembaga intermediasi Menurut Supangkat (2005:85), sumber dana pemenuhan modal kerja terdiri dari 2 macam, yaitu : a. Sumber Dana Jangka Pendek Untuk membiayai penambahan aktiva lancar yang dapat segera menghasilkan pendapatan akan digunakan dana jangka pendek. Adapun sumber dana jangka pendek dua macam yaitu yang langsung dan tidak langsung. 4. Yang Langsung • Pemasok berupa Utang Usaha Pemasok umumnya bersedia untuk memberikan kelonggaran waktu dalam pembayaran kepada pembelinya terutama apabila sudah terjalin hubungan sebagai pelanggan lama. Sepanjang pemasok “percaya” bahwa perusahaan akan membayar utang usaha pada waktunya, maka sumber dana jangka pendek ini sebenarnya dapat menjadi sumber yang permanent bagi dana jangka pendek. Akan tetapi pihak perusahaan harus membayar utang tepat pada waktunya karena apabila terlambat akan mengurangi kepercayaan pemasok sehingga ia mungkin tidak bersedia lagi untuk memberikan kelonggaran waktu dalam pembayaran atau pemasok tetap bersedia memberikan kelonggaran waktu namun akan mengenakan denda apabila terjadi keterlambatan pembayaran. • Pemerintah berupa pajak yang dapat ditunda pembayarannya sampai batas waktu tertentu. Pajak biasanya telah ditetapkan waktu pembayarannya dan besarnya akan berfluktuasi mengikuti perkembangan kegiatan perusahaan. Untuk meningkatkan pendapatan sering dibutuhkan tambahan pegawai, demikian pula halnya pajakakan meningkat sesuai dengan proyeksi laba bersih yang meningkat. Keterlambatan dalam membayar pajak akan mengakibatkan berkurangnya posisi kas perusahaan karena harus membayar denda yang dikenakan pemerintah. • Perorangan atau Perusahaan yang biasa memberikan pinjaman jangka pendek. Dalam kenyataan sehari-hari, jarang sekali ada perusahaan yang meminjam dari perorangan atau perusahaan yang di masyarakat dikenal sebagai “Rentenir” atau “lintah darat”, karena mereka umumnya akan meminta imbalan jasa berupa bunga pinjaman yang mahal karena karakter usaha rentenir adalah memang demikian. 5. Yang Tidak Langsung a. Bank Apabila perusahaan memerlukan pinjaman jangka pendek untuk menambah aktiva lancer atau modal kerja, maka Bank akan memberikan pinjamannya selama Bank “percaya” bahwa perusahaan peminjam akan memenuhi persyaratan yang diberikan Bank. Pada umumnya, Bank akan mempersyaratkan kepada peminjam untuk membayar bunga yang umum berlaku di pasar ditambah dengan suatu jumlah prosentase tertentu yaitu untuk menutup risiko yang dihadapi oleh Bank berupa tidak dibayarnya kembali pinjaman, biaya untuk membayar administrasi pinjaman, dan bagian keuntungan untuk bank. Jadi, tinggi atau rendahnya beban bunga yang harus ditanggung perusahaan peminjam sangat tergantung pada penilaian bank terhadap risiko yang dimiliki perusahaan peminjam tersebut. Pembayaran bunga pinjaman jangka pendek bank dapat dilakukan dengan dua cara yaitu berdasarkan penagihan atau berdasarkan diskonto. Pada pembayaran berdasarkan penagihan, perusahaan akan membayar bunga pinjaman pada saat waktu jatuh temponya pinjaman. Sedangkan pada pembayaran berdasarkan diskonto, perusahaan akan membayar bunga pinjaman pada saat pinjaman dilakukan artinya jumlah pinjaman yang diperolehnya akan dikurangi terlebih dahulu untuk membayar bunga. Pinjaman jangka pendek yang biasanya diberikan Bank kepada perusahaan ada tiga macam yaitu : 1. Pinjaman transaksi Adalah pinjaman yang dipergunakan oleh perusahaan hanya untuk menyelesaikan satu kepentingan transaksi saja, jadi setelah kepentingan transaksi selesai maka pinjaman akan langsung dibayar lunas. Pinjaman ini biasanya merupakan pinjaman yang pertama kali diberikan Bank kepada nasabah baru dan akan menjadi bahan pertimbangan untuk memperoleh pinjaman berikutnya di masa mendatang. 2. Pinjaman modal kerja Adalah pinjaman yang dipergunakan oleh perusahaan dalam membiayai kebutuhan modal kerja yang tidak cukup untuk melakukan kegiatan operasional. Pinjaman modal kerja ini biasanya harus dibayar kembali oleh perusahaan peminjam dari hasil kegiatan operasional yang dibiayai dengan pinjaman tersebut. 3. Pinjaman berputar Adalah komitmen resmi oleh Bank untuk menambah pinjaman sampai jumlah tertentu. Sebagai imbalan atas komitmen yang diberikan oleh Bank maka perusahaan peminjam diwajibkan membayar biaya komimen atas jumlah pinjaman yang belum digunakan. b. Pasar Uang Pasar uang pada dasarnya merupakan alternative sumber dana jangka pendek terutama bagi perusahaan besar yang memiliki kredibilitas tinggi. Perusahaan-perusahaan besar sangat biasa melakukan pinjaman dengan menerbitkan surat berharga yang berjangka pendek dan dapat dinegosiasikan, tanpa jaminan, dan dijual di pasar uang. Biaya menerbitkan surat berharga untuk dijual di pasar uang pada umumnya relative lebih murah dan lebih fleksibel bila dibandingkan dengan bunga pinjaman dari Bank, namun hanya perusahaan besar dengan kredibilitas tinggi saja yang dapat memanfaatkan sumber dana dari pasar uang tersebut. b. Sumber Dana Jangka Panjang 1. Dari Bank Untuk melakukan pinjaman jangka panjang di Bank, akan dikenakan persyaratan bunga yang lebih tinggi dan diharuskan menyediakan aktiva untuk dijadikan jaminan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa pinjaman jangka panjang yang biasanya berjumlah besar mempunyai risiko yang lebih besar untuk tidak dibayar kembali bila dibandingkan dengan pinjaman jangka pendek. Tingkat bunga pinjaman yang dipersyaratkan Bank kepada perusahaan peminjam ada beberapa macam yaitu tingkat bunga tetap atau tingkat bunga mengambang yang akan disesuaikan dengan tingkat perubahan yang berlaku di pasar. 2. Pasar modal Dapat diproleh dengan menerbitkan surat utang atau obligasi dan surat kepemilikan atau saham yang dijual kepada investor di pasar modal. Pemilik obligasi memiliki senioritas yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan pemilik saham dalam hak menerima untuk menerima pembayaran, baik dari penghasilan maupun dari aktiva perusahaan. A. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan cat “PT. Atlantic Ocean Paint” yang berlokasi di Jalan Petemon Kali, Surabaya. B. Jenis Penelitian / Sifat Penelitian Jenis penelitian berupa studi kasus dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu permasalahan ditentukan dalam penelitian merupakan masalah kasus atau masalah yang dihadapi oleh sample penelitian itu sendiri dan pemecahannya juga dilakukan oleh perusahaan obyek peneliti yang bersangkutan. Studi kasus dengan metode deskriptif ini digunakan untuk menjelaskan pemecahan masalah berdasarkan data sesuai dengan masalah yang diteliti pada PT. Atlantic Ocean Paint ini. C. Jenis dan Sumber Data Sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang dikumpulkan dan disajikan oleh perusahaan yang bersangkutan yaitu bagian akuntansi dan pimpinan perusahaan kaleng PT. Atlantic Ocean Paint di Surabaya. Jenis data yang digunakan adalah : 1. Data kuantitatif berupa Neraca dan Laporan laba rugi PT. Atlantic Ocean Paint tahun 2004-2007 2. Data Kualitatif berupa sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan, aktivitas perusahaan, proses produksi dan pemasaran. D. Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan yaitu metode Dokumentasi yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat dan atau memfotocopy dari arsip maupun dokumentasi perusahaan yang relean dengan masalah yang diteliti. E. Definisi Operasional Variabel Suatu variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan dalam penelitian yang didasarkan atas sifat yang diamati. Adapun variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah: 1. Perputaran modal kerja yang meliputi: a. Perputaran kas adalah seberapa besar atau berapa kali kas mengalami perputaran yang dapat dilihat dari penjualan dengan rata-rata kas dalam satu periode (satu tahun) (Sartono,2001:393) b. Perputaran Piutang adalah seberapa besar atau berapa kali piutang agang mengalami perputaran yang dapat dilihat dari penjualan dengan rata-rata piutang dalam satu periode (satu tahun) (Sartono, 2001:393) c. Perputaran persediaan adalah seberapa besar atau berapa kali perputaran yang dapat dilihat dari penjualan dengan rata-rata persediaan dalam satu periode (satu tahun) (Sartono, 2001:393) 2. Rasio rasio keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan a. Rasio Likuiditas Adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial yang berjangka pendek tepat pada waktunya. Hal ini menunjukkan tingkat keamanan kreditur jangka pendek, karena rasio likuiditas menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditur jangka pendek dapat dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan relative mudah diubah menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo hutang atau mengindikasikan perusahaan memiliki arus kas yang lancar. b. Rasio Profitabilitas Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Dan juga rasio ini memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen karena menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam memperoleh suatu pengembalian bersih (net return) atau laba yang dihasilkan dari investasi yang telah ditanamkan atau dari penjualan. c. Rasio Leverage Adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Suatu perusahaan yang tidak mempunyai leverage berarti menggunakan modal sendiri 100%. F. Teknik Analisis Data ini masuk didefinisi operasional variable Teknik analisis data disini menggunakan beberapa tahapan sebagai berikut : a. Metode perputaran modal kerja 1) Perputaran Kas = Penjualan Rata ratakas 2) Perputaran Piutang = Penjualan Rata ratapiu tan g 3) Perputaran Persediaan = Penjualan Rata ratapersediaan b. Sumber Pemenuhan Modal Kerja 1. Sumber Internal : PT. Atlantic Ocean Paint 2. Sumber Eksternal : Bank c. Rasio Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan 1. Rasio Likuiditas AktivaLancar Hu tan gLancar a. Current Ratio = b. Quick Ratio = c. Cash Ratio = AktivaLancar Persediaan Hu tan gLancar Kas & Bank Hu tan gLancar 2. Rasio Profitabilitas (Sartono, 2001:393) (Sartono, 2001:393) (Sartono, 2001:393) ROE = LabaSetelahPajak ModalSendi ri 3. Rasio Leverage Debt to Equity Ratio = G. Kerangka Pikir TotalHu tan g TotalModalSendiri Gambar : Kerangka Pikir PT. Atlantic Ocean Paint Order Order Order PT. Janagn disingkat OP Tidak dapat memenuhi target produksi Kapasitas Produksi tidak digunakan maksimal Kekurangan Biaya Modal Modal Kerja : 1. Perputaran Kas 2. Perputaran Piutang 3. Perputaran Persediaan Pinjaman dana ke bank (Pihak ke-3) Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan - Rasio Likuiditas - Rasio Profitabilitas - Rasio Leverage “ Pemenuhan Modal Kerja Dengan Menggunakan Dana Pinjaman Bank Dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Keuangan .“ (Study Kasus Pada PT. Atlantic Ocean Paint Tahun 2004 s/d 2007) DAFTAR PUSTAKA Ashari, S.E., Akt. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Penerbit ANDI, Yogyakarta. Fred Weston and Thomas E. Copeland. 1992. Manajemen Keuangan. Edisi Kedelapan. Penerbit Binarupsa Aksara, Jakarta Barat. Mamduh M. Hanafi, MBA. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Revisi, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Munawir. S. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Nitisemo, Alex S. 1995. Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Revisi, Penerbit Bina Aksara, Yogyakarta. Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Keempat, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan ; Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan. Edisi Ketiga, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Supangkat, Harry. 2005. Buku Panduan Direktur Keungan. Edisi Kedua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.