Rancang Bangun sistem Pengendalian Temperatur pada Unit kondensasi Mini Plant PLTU (SPAIN Power Plant) Di Workshop Instrumentasi Abstrak Salah satu dari sumber-sumber energi baru yang sedang dikembangkan saat ini adalah evaporate fuel cell, atau dengan kata lain pembangkit listrik tenaga uap. Alat ini dikembangkan karena dapat menghasilkan listrik sedikit mengakibatkan polusi, karena hasil prosesnya mengeluarkan CO2 pada boyler (pembakaran). Boyler merupakan proses untuk menggerakkan turbin dengan cara memberikan tekanan uap sehingga turbin bergerak. setelah turbin bergerak, uap akan mengalir kedalam tabung kondensator yang dimana dalam tabung kondensator berisi air. Agar suhu dalam pipa kondensat tetap stabil maka diperlukan sensor LM35 dan disetting dengan set point tertentu. Set point tersebut dapat menggerakkan pompa yang merupakan sebagai actuator pada alat tersebut. Pompa mentransferkan air dari penampung ke dalam tabung kondensator. sebagai monitoringnya maka diberikan LCD agar diketahui berapa suhu keluaran uap kondensator. Kata kunci : Kondensat, Pompa air, LM35 Terdapat beberapa batasan masalah dalam pembuatan alat pengendalian temperature yang akan dilakukan yaitu : Set point yang diberikan sensor suhu untuk proses yaitu 70o Tampilan pada display meliputi temperature Pada pengukuran tekanan diberi alat pada pengukuran suhu hanya menggunakan sensor LM35 yang telah dikalibrasi sebelumnya dengan thermometer air kondensat. Boiler adalah tempat terjadinya pemanasan air sampai terbentuk uap air. Uap air pada tekanan tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas kesuatu proses. Air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi uap air disebut air umpan. Dua sumber air umpan adalah kondensat atau uap air yang mengembun yang kembali dari proses dan air make up (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar ruang boiler dan plant proses. Pada tugas akhir ini air umpan yang digunakan untuk mengisi boiler adalah air kondensat. Kondensator merupakan suatu alat penukar panas yang berguna untuk mengembunkan atau mendinginkan uap. Di dalam kondensor perpindahan panas terjadi dari uap yang akan diembunkan lalu didinginkan dengan air yang memiliki temperature lebih rendah. Perpindahan panas terjadi melalui dinding pemisah antara kedua fluida, yaitu menggunakan pipa logam. Perpindahan panas yang terjadi antara uap dengan dinding pemisah adalah konveksi, sedangkan perpindahan panas antara dinding pemisah dengan fluida pendingin adalah konduksi. Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk membuat rancang bangun sistem pengendalian temperature pada tangki kondensator pada miniplant boiler di workshop instrumentasi dengan harapan dapat di aplikasikan di industri. Metodologi Metodologi yang digunakan dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : Studi Literatur, dalam merealisasikan tugas akhir ini tentu dibutuhkan referensi yang meliputi pengetahuan dasar tentang sistem perancangan dan pembangunan sistem monitoring temperature pada kondensator. Sensor untuk monitoring dengan AVR pemrograman mikrokontroler ATMEGA 8535, dasar-dasar elektronika Perancangan dan Pembuatan Alat, merancang hardware dimulai dari sensor, rangkaian mikroprosesor dan power supply. Merancang software yang sesuai untuk Permasalahan Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut yaitu bagaimana cara merancang dan membuat tangki kondensator yang memiliki kontrol otomatis pada temperature, bagaimana merancang dan membuat kontrol otomatis temperature Batasan Masalah v konduksi. Adapula kita bisa melihat rangka pembuatan rancang bangun dan monitoring temperature pada kondensator. Pengujian dan Analisis Alat, pengujian dan analisis alat dilakukan untuk mengetahui hasil dari proses monitoring temperature pada kondensator sekaligus dilakukan pengambilan data. Penyusunan Laporan, menyusun hasil analisa dan kesimpulan hasil pengukuran tekanan dan suhu. dalam kondesat yaitu pada gambar Sistematika Laporan Sistematika laporan yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: Gambar Rangka dalam Kondensat Pada kondensator ini telah di design dengan memberikan cukup ruang untuk uap yang keluar dari turbin dan masuk ke dalam kondensat sehingga uap yang masuk dalam kondensat bisa berubah wujud menjadi embun basah dan menjadi air. Dalam kondensator banyak cara agar bisa mengubah wujud gas menjadi air didalam pipa tabung kondensator. dalam pipa tabung kondensator kita bisa design ruangan dalamnya secara spiral,zigzag, dan lain- lain agar embun air yang keluar banyak. Pada tugas akhir ini yang berjudul pengendalian temperature pada kondensasi yang dibutuhkan yaitu sensor yang bisa mendeteksi nilai suhu pada kondensator sehingga suhu yang ada pada kondensat tetap stabil dan tetap dingin. Maka dari itu yang di butuhkan dalam pengendalian suhu pada kondensat yaitu sensor LM 35. Bab I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang, permasalahan, batasan masalah, tujuan, metodologi dan sistematika laporan. Bab II TEORI PENUNJANG Bagian ini berisi tentang teori-teori yang menunjang perancangan tugas akhir, yaitu mulai pengertian kondensator pada mini plant PLTU, sensor suhu LM35, rellay, serta mikrokontroler yang nantinya akan ditampilkan ke LCD. Bab III METODOLOGI PENELITIAN Berisi tentang perancangan pembangkit listrik tenaga uap beserta monitoring suhu pada kondensator. Bab IV PENGUJIAN DAN ANALISA Berisi tentang data hasil pengukuran sample banyaknya hidrogen yang dimasukan dalam proses dan hasil monitoring berupa daya keluaran, suhu, dan tekanan. Bab V KESIMPULAN DAN SARAN Berisi tentang hasil yang diperoleh dari analisis sistem, analisa data dan saran. Lampiran beserta daftar pustaka. Kondensator merupakan suatu alat penukar panas yang berguna untuk mengembunkan atau mendinginkan uap. Di dalam kondensor perpindahan panas terjadi dari uap yang akan diembunkan lalu didinginkan dengan air yang memiliki temperature lebih rendah. Perpindahan panas terjadi melalui dinding pemisah antara kedua fluida, yaitu menggunakan pipa logam. Perpindahan panas yang terjadi antara uap dengan dinding pemisah adalah konveksi, sedangkan perpindahan panas antara dinding pemisah dengan fluida pendingin adalah Gambar Letak posisi sensor LM 35 Pada posisi LM 35 yaitu terletak pada keluaran agar uap yang keluar dalam kondensator bisa diketahui berapa temperaturnya. LM 35 memiliki spesifikasi LM 35 ialah sensor temperatur paling banyak digunakan untuk praktek, karena selain harganya cukup murah, linearitasnya lumayan bagus. LM35 tidak membutuhkan kalibrasi vi eksternal yang menyediakan akurasi ±¼°C pada temperatur ruangan dan ±¾°C pada kisaran -55 to +150°C. LM35 dimaksudkan untuk beroperasi pada -55° hingga +150°C, sedangkan LM35C pada -40°C hingga +110°C, dan LM35D pada kisran 0-100°C. LM35D juga tersedia pada paket 8 kaki dan paket TO-220. Sensor LM35 umunya akan naik sebesar 10mV setiap kenaikan 1°C (300mV pada 30 °C). Konsep Dasar Perancangan Alat Konsep dasar dari rancang bangun pengendalian temperature pada kondensator ini ditunjukkan pada disebabkan daya yang dimiliki oleh baterai hanya mampu digunakan dalam beberapa waktu saja (tidak tahan lama) dan harganya relatif mahal. Satu-satunya sumber daya yang mudah didapat dan paling murah adalah tegangan listrik dari jaringan PLN sebesar 220 volt dengan frekuensi 50 – 60 Hz. Tegangan jaringan ini berupa tegangan bolak – balik (Alternate Current/AC), oleh karena supaya dapat mencatu piranti elektronik yang membutuhkan tegangan DC, maka diperlukan sebuah rangkaian yang bisa merubah tegangan bolak – balik menjadi tegangan searah yang dinamakan rangkaian penyearah yang tidak mengurangi tegangan DC – nya ketika arus beban yang lebih besar dialirkan dari pencatu daya ini. Beberapa komponen penunjang dari rangkaian pencatu daya meliputi : Tranformator Digunakan untuk menurunkan tegangan AC dari jala-jala listrik 110 / 220 volt pada kumparan primernya menjadi tegangan AC yang lebih rendah pada kumparan sekundernya. Gambar Diagram blok prinsip kerja alat Sensor yang digunakan dalam alat ukur ini adalah sensor LM 35 untuk mengukur suhu. Untuk sensor suhu LM 35 akan diberi sinyal conditioning (SC) agar akurasi dalam pengukuran lebih baik, sinyal conditionong yang digunakan adalah sinyal conditioning non-inverting. Setelah dari sinyal conditioning maka hasil pengukuran akan langsung dihubungkan pada mikrokontroller AVR ATMEGA 8535 melalui port ADC, dan setelah diproses oleh mikrokontroler hasil dari penghitungan akan ditampilkan melalui LCD. Pompa Air (Aktuator) Pompa air merupakan suatu alat untuk mentransfusikan fluida dari suatu tempat ke tempat yang lain. Dalam alat ini sistem kerjanya yaitu menyerap suatu fluida dengan kecepatan yang bisa di setting melalui pompa tersebut dengan melewati beberapa pipa yang berfungsi sebagai jalannya fluida agar bisa disalurkan fluida ke tempat yang kita inginkan. Dalam proses pengendalian temperatur pada kondensator pompa air berfungsi untuk proses mebantu penyaluran air dari bak air cadangan ke dalam kondensator sehingga dalam kondensator suhu yang ada didalamya bisa bisa dicontrol. AC V OUT Transformator Daya (step down) Tanpa CT (Center Tap) AC CT Transformator Daya (step down) Menggunakan CT (Center Tap) Perancangan Suplai Daya Sebagai sumber daya sebagian besar piranti elektronika membutuhkan tegangan searah (Direct Current/DC). Penggunaan baterai sebagai sumber daya DC kurang efektif, hal ini vii Gambar 3.5 Sinyal transformator step down. output mengeluarkan tegangan 5 Volt DC. Rangkaian ini dibangun dari beberapa komponen yakni, dioda 1N 4002 yang merupakan dioda yang dapat melewatkan arus maksimal 2 Ampere, selain itu dioda ini juga berfungsi untuk menjadikan sinyal AC sinusoidal yang melewatinya menjadi sinyal DC setengah gelombang. dari Diode penyearah Diode pada rangkaian catu daya ini berfungsi sebagai penyearah tegangan bolak – balik (VAC) menjadi tegangan searah (VDC). Konfigurasi dari pemakaian diode penyearah ini ada dua macam yaitu penyearah diode setengah gelombang dan penyearah diode gelombang penuh. Dibawah ini merupakan rangkaian dioda penyearah gelombang penuh. + 5 V o lt IN 4 0 0 2 AC AC S ig n a l S ig n a l 220 V 9 V 7805 DC 1000 m F 100 m F 16 V 16 V S ig n a l 5 V 0 T r a n s fo r m e r 2 A m p e re Sistem power supply 5 volt Gambar Penyearah dioda gelombang penuh. Kemudian selain itu dibangun oleh kapasitor yang berfungsi untuk memperhalus sinyal DC keluaran dari dioda. Setelah itu sinyal DC keluaran dari kapasitor akan di inputkan pada regulator 7805. Hasil keluaran dari IC 7805 adalah tegangan 5 Volt dengan arus 1,5 A. Rangkaian ini nantinya akan digunakan untuk memberikan tegangan pada sistem mikrokontroler AVR ATMega 16. Selain itu dalam alat ukur ini juga digunakan power supply sebesar 24 volt untuk keperluan DP Transmitter dan solenoid valve. Gambar sinyal input dan output dari rangkaian dioda penyearah.(a)sinyal input, (b)sinyal output IC Regulator yang umum digunakan untuk, mengontrol tegangan adalah IC keluarga 78XX. IC ini dapat mengontrol tegangan dengan baik. Keluaran tegangan yang diinginkan tinggal melihat tipe yang ada. Misalkan tipe 7805 dapat memberikan keluaran tegangan 5 Volt dengan toleransi +1, dengan arus keluaran maksimal 1500 mA. Sensor suhu LM 35 Sensor yang digunakan dalam alat ukur ini adalah sensor mekanik yang berupa sensor LM 35 dan Diffrensial Preassure Transmiter. LM 35 ialah sensor temperatur paling banyak digunakan untuk praktek, karena selain harganya cukup murah, linearitasnya lumayan bagus. LM35 tidak membutuhkan kalibrasi eksternal yang menyediakan akurasi ±¼°C pada temperatur ruangan dan ±¾°C pada kisaran -55 to +150°C. LM35 dimaksudkan untuk beroperasi pada -55° hingga +150°C, sedangkan LM35C pada -40°C hingga +110°C, dan LM35D pada kisran 0-100°C. LM35D juga tersedia pada paket 8 kaki dan paket TO-220. Sensor LM35 umunya akan naik sebesar 10mV setiap kenaikan 1°C (300mV pada 30 °C). 78 xx I G O IC regulator tegangan Rangkaian penstabil tegangan 5 VDC Rangkaian ini merupakan aplikasi dari regulator tegangan IC 7805, yang dapat viii dalam kode 16-bit (16-bits word) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam satu siklus instruksi clock. Dan ini sangat membedakan sekali dengan instruksi MCS-51 (Berarsitektur CISC) yang membutuhkan siklus 12 clock. RISC adalah Reduced Instruction Set Computing sedangkan CISC adalah Complex Instruction Set Computing. AVR dikelompokkan kedalam 4 kelas, yaitu ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega, dan keluarga AT86RFxx. Dari kesemua kelas yang membedakan satu sama lain adalah ukuran onboard memori, on-board peripheral dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan mereka bisa dikatakan hampir sama. Arsitektur ATMega8535 Saluran IO sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C dan Port D ADC 10 bit sebanyak 8 Channel Tiga buah timer / counter 32 register Watchdog Timer dengan oscilator internal SRAM sebanyak 512 byte Memori Flash sebesar 8 kb Sumber Interrupt internal dan eksternal Port SPI (Serial Pheriperal Interface) EEPROM on board sebanyak 512 byte Komparator analog Port USART (Universal Shynchronous Ashynchronous Receiver Transmitter) Sensor LM 35 Rangkaian driver relay Rangkaian driver rilay ini digunakan pada proses on-off pada solenoid valve, rangkaian ini akan dikendalikan oleh mikrokontroler. Rilay yang digunakan adalah rilay DC 6 volt, pasisi rilay dari NO (normaly open) akan menjadi NC (normaly close) apabilan mendapat sinyal dari mikrokontroler. pada terminal NC (tadinya tidak menempel pada terminal NO) ketika coil relay mendapat tegangan. Fitur ATMega8535 Sistem processor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz. Ukuran memory flash 8KB, SRAM sebesar 512 byte, EEPROM sebesar 512 byte. ADC internal dengan resolusi 10 bit sebanyak 8 channel Port komunikasi serial USART dengan kecepatan maksimal 2.5 Mbps Mode Sleep untuk penghematan penggunaan daya listrik Gambar Rangkaian driver relay Perancangan Rangkaian Mikrokontroller Mikrokontroller merupakan suatu rangkaian terintegrasi (IC) dengan kepadatan yang sangat tinggi dan semua bagian yang diperlukan oleh suatu kontroler sudah dikemas dalam satu keping yang didalamnya terdiri dari pusat pemroses (Central Processing Unit), RAM (Random Access Memory), EEPROM / EPROM / PROM, unit input/output, antarmuka serial dan parallel, timer dan counter, serta interup kontroler. Mikrokontroler tersedia dalam beberapa pilihan, tergantung dari keperluan dan kemampuan yang diinginkan. Mikrokontroler yang banyak beredar biasanya terdiri dari 4, 8, 16 atau 32 bit. Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur RISC 8 Bit, sehingga semua instruksi dikemas Keterangan: Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program hasil buatan manusia yang harus dijalankan oleh mikrokontroler. RAM (Random Acces Memory) merupakan memori yang membantu CPU untuk penyimpanan data sementara dan pengolahan data ketika program sedang running. ix EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) adalah memori untuk penyimpanan data secara permanen oleh program yang sedang running. Port I/O adalah kaki untuk jalur keluar atau masuk sinyal sebagai hasil keluaran ataupun masukan bagi program. Timer adalah modul dalam hardware yang bekerja untuk menghitung waktu/pulsa. UART (Universal Asynchronous Receive Transmit) adalah jalur komunikasi data khusus secara serial asynchronous. PWM (Pulse Width Modulation) adalah fasilitas untuk membuat modulasi pulsa. ADC (Analog to Digital Converter) adalah fasilitas untuk dapat menerima sinyal analog dalam range tertentu untuk kemudian dikonversi menjadi suatu nilai digital dalam range tertentu. SPI (Serial Peripheral Interface) adalah jalur komunikasi data khusus secara serial secara serial synchronous. ISP (In System Programming) adalah kemampuan khusus mikrokontroler untuk dapat diprogram langsung dalam sistem rangkaiannya dengan membutuhkan jumlah pin yang minimal Mikrokontroler ATMEGA 8535 memiliki 40 pin dengan susunan seperti pada gambar 2.10 di bawah ini : Gambar Konfigurasi Pin IC ATMEGA 8535 Keterangan PIN ATMEGA8535 A. Port A Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pullup resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port A dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port A (DDRA) harus disetting terlebih dahulu sebelum Port A digunakan. Bit-bit DDRA diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port A yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, kedelapan pin port A juga digunakan untuk masukan sinyal analog bagi A/D converter. Konfigurasi Pin ATMega8535 VCC merupakan Pin yang berfungsi sebagai pin masukan catudaya GND merupakan Pin Ground Port A (PA0...PA7) merupakan pin I/O dan pin masukan ADC Port B (PB0...PB7) merupakan pin I/O dan pin yang mempunyai fungsi khusus yaitu Timer/Counter, komparator Analog dan SPI Port C (PC0...PC7) merupakan port I/O dan pin yang mempunyai fungsi khusus, yaitu komparator analog dan Timer Oscillator Port D (PD0...PD1) merupakan port I/O dan pin fungsi khusus yaitu komparator analog dan interrupt eksternal serta komunikasi serial RESET merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal AVCC merupakan pin masukan untuk tegangan ADC AREF merupakan pin masukan tegangan referensi untuk ADC B. Port B Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pullup resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port B dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port B (DDRB) harus disetting terlebih dahulu sebelum Port B digunakan. Bit-bit DDRB diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port B yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Pin-pin port B juga memiliki untuk fungsifungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel berikut 3.1. Pin – pin port I/O PORT B Port Pin PB0 x Fungsi Khusus T0 = timer/counter 0 external counter input PB1 PB2 T1 = timer/counter 0 external counter input AIN0 = analog comparator positive input PB3 PB4 AIN1 = analog comparator negative input SS = SPI slave select input PB5 PB6 MOSI = SPI bus master output / slave input MISO = SPI bus master input / slave output PB7 SCK = SPI bus serial clock C. Port C Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pullup resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port C dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port C (DDRC) harusbdisetting terlebih dahulu sebelum Port C digunakan. Bit-bit DDRC diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port C yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, dua pin port C (PC6 dan PC7) juga memiliki fungsi alternatif sebagai oscillator untuk timer/counter 2. PD6 ICP (Timer/Counter1 input capture pin) PD7 OC2 (Timer/Counter2 output compare match output) Mikrokontroler ATmega 8535 mempunyai saluran IO sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C dan Port D keempat port tersebut bisa dipakai sebagai port parallel dengan 8 bit saluran data, atau digunakan sebagai bit adresseble (Satu pin saluran dipakai sebagai pin masukan tersendiri yang terpisah dengan pin-pin yang lain). Pada alat ukur temperature port pada mikrokontroler yang digunakan sebagai port input data ADC adalah PORTA, port untuk komunikasi serial adalah PORTC.0 dan PORTC.1 sedangkan port untuk read and write ADC adalah PORTC.6 dan PORTC.7. Disamping port masukan dan keluaran, perlu dipasang input reset untuk sistem mikrokontroler pada kaki nomor 9 dengan menambahkan rangkaian komponen resistor sebesar 1K ohm dan kapasitor elektrolit sebesar 10 mF. Skema dan tabel fungsi dari sistem minimum mikrokontroler ATmega8535 dapat dilihat pada gambar di bawah ini. D. Port D Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal pullup resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port D dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port D (DDRD) harus disetting terlebih dahulu sebelum Port D digunakan. Bit-bit DDRD diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port D yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port D juga memiliki untuk fungsi – fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel 3.2 berikut. Port Pin PD0 PD1 PD2 PD3 Table Pin – pin port I/O PORT C Fungsi Khusus RDX (UART input line) TDX (UART output line) Gambar Rangkaian minimum system mikrokontroller ATmega8535 INT0 ( external interrupt 0 input ) INT1 ( external interrupt 1 input ) Perancangan Rangkaian Display LCD 2x16 OC1B (Timer/Counter1 output compareB match LCD yang digunakan 2 baris x 16 kolom. PD4 output) LCD memiliki memori internal yang berisi OC1A (Timer/Counter1 output compareA definisi match karakter sesuai dengan standar ASCII PD5 output) ( CGROM – Character Generator ROM ) dan xi memori sementara (RAM) yang bisa digunakan bila memerlukan karakter khusus (berkapasitas 8 karakter). RAM ini juga berfungsi untuk menyimpan karakter yang ingin ditampilkan di LCD. Gambar dibawah merupakan rangkaian untuk display LCD 2x16 yang dikoneksikan dengan rangkaian minimum sistem mikrokontroler ATMega8535 Gambar Program code vision AVR C compiler evaluation Pada penjelasan berikutnya, sebagian contoh digunakan modul AVR yang mempunyai hubungan sebagai berikut: PortA terhubung dengan seven segmen dengan operasi aktif low (common anoda) PortB terhubung dengan 8 buah dipswitch dengan operasi aktif low PortC terhubung dengan 8 buah led dengan operasi aktif low PortD terhubung dengan 6 buah pust button dengan operasi aktif low Gambar Rangkaian output panel LCD 2x16 Perancangan Software Perancangan software yang digunakan pada tugas akhir ini adalah dengan Mikrokontroller AVR AT Mega16 dibuat dan disesuaikan dengan keberadaan hardware yang digunakan. Perancangan software pada dasarnya terdiri dari beberapa bagian pokok yaitu : yang dipakai untuk 1. Software pembacaan Mikrokontroler 2. Software yang dipakai untuk pembacaan Output sinyal dari sensor oleh mikrokontroler yang digunakan sebagai data pengolahan data 3. Software pengkonversi nilai desimal ke nilai tegangan 4. Software penampil ke display LCD Perancangan software digunakan untuk mendukung kerja dari perangkat hardware. Pada Proses Pengisian kita menggunakan Program Code Vision AVR yang dijalankan pada Operating System Windows. Prosedur Pengisian Program Pada Chip Mikrokontroler Anda harus membuat project sebagai induk desain dengan memilih project, lalu klik tombol OK Tampilan Code Wizard AVR yang sederhana namun lengkap ditunjukkan oleh gambar 3.8 pilih chip dengan IC yang digunakan Tab pada CodeWizart AVR menunjukkan fasilitas yang dimiliki olehchip yang anda pilih. Cocokkan pula frekuensi Kristal yang anda gunakan pada bagian clock. Kemudian semua port harus diinstalasi sesuai dengan kebutuhan Program yang telah dikerjakan pada lembar project kemudian di compile Setelah di compile dan ternyata program tidak ada yang error maka program bisa langsung di download Pengujian alat Pengendalian Suhu xii Untuk mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkan dari rancang bangun pada pengendalian kondensator ini maka sistem monitoringnya harus dikalibrasi terlebih dahulu, supaya hasil output dari proses ini dapat disesuaikan dengan keinginan. Maka untuk mengkalibrasi kedua alat ukur tersebut, hasil keluaran dari kedua alat ukur tersebut akan dibandingkan dengan alat ukur konvensional atau analog. Misalnya LM 35 akan dibandingkan dengan thermometer. sensor daya dengan menggunakan lilitan tembaga yang akan masuk ke ADC yang kemudian dari hasil perhitungan pada mikroprosessor yang kemudian akan di tampilkan pada layar LCD. Selain itu akan dilakukan pengujian pada kedua alat monitoring berdasarkan nilai keluarannya yang berupa tegangan dan resistansi, data pengujian diambil sebanyaknya. Selain itu perubahan suhu juga diukur dari setiap perubahan uap yang dialirkan, maka setiap perubahan suhu akan dibandingkan dengan temperatur analog. Dari hasil pengamatan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu yang dibuat, maka suhu pada plant juga semakin menurun karena hal tersebut dikarenakan suhu dalam kondensator semakin turun. Analisa dan Pembahasan Dari data – data diatas terlihat bahwa pengujian alat pengendalian temperature kondensator setelah melakukan proses monitiring maka di dapatkan data yang hasilnya mengalami penurunan temperature karena setiap pengisian air yang dialiri melalui pipa dengan bantuan pompa air ke kondensator mengalami pendinginan (penurunan) temperatur. Temperature analog yaitu melalui thermometer megalami perbedaan suhu dengan temperature yang ada di LCD karena sensitifitas pada termometer lebih sensitive dari pada lewat sensor LM35 yang di ketahui data lewat LCD. Penganalisaan data hasil dari pengukuran alat monitoring suhu dan tekanan dengan alat ukur konvensional atau yang telah ada sebelumnya agar dapat diketahui besar error, akurasi, kepresisian, dan spesifikasi dari alat pengendalian temperatur pada kondensator. Pada data tabel tersebut dapat diketahui bahwa suhu awal ketika actuator tidak aktif maka suhu cepat tinggi dan ketika mencapai set point yang diinginkan maka actuator aktif dan membantu menyetabilakan pipa kondensat. Dalam tabel tersebut kita buat data grafik sebagai berikut. Kesimpulan Dari pembuatan hingga pengujian performansi alat tugas akhir ini, dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain : Kondensator merupakan berguna untuk mengembunkan atau mendinginkan uap Pengendalian suhu pada kondensat dapat dikendalian dengan relay on/off dengan actuator pompa. Hasil pengukuran temperatur antara menggunakan LM35 dan termometer hampir sama. Saran Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis sangat menyadari adanya banyak kekurangan dari rancang bangun serta monitoring preassure dan temperature pada hydrogen fuel cell ini. Untuk memperbaiki hingga mendekati sempurna, ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan, yakni : Agar pengukuran lebih akurat, sensor yang digunakan harus lebih linier dan mempunyai sensitivitas tinggi. Dalam Tabung kondensator harus memiliki pipa kapiler dan bagus yang Gambar Grafik hasil pengamatan data temperature xiii cukup agar uap air yang keluar dari kondensator semakin banyak dan bisa dialirkan ke proses penyulingan air. xiv