BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Seiring perkembangannya, tugas manajer keuangan tidak hanya mencatat, membuat laporan, mengendalikan posisi kas , membayar tagihan – tagihan, dan mencari dana. Akan tetapi manajer keuangan juga harus mampu menginvestasikan dana, mengatur kombinasi sumber dana yang optimal, serta pendistribusian keuntungan (pembagian dividen) dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Sutrisno (2012:3) Manajemen Keuangan dapat didefinisikan sebagai berikut: “Manajemen Keuangan dapat diartikan sebagai semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha – usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien.” Sedangkan menurut Gitman (2003:4) keuangan dapat didefinisikan dan terbagi dalam beberapa bagian, sebagai berikut: 10 11 “Finance can be defined as the art and science of managing money virtually all individuals and organizations earn or raise money and spend or invest money. The major areas of finance devided into two boards parts : financial services and managerial finance.” Artinya, keuangan dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu pengetahuan tentang mengelola uang setiap individu dan organisasi – organisasi atau mengumpulkan uang dan membelanjakan serta menginvestasikan uang. Bidang – bidang utama dari keuangan dibagi menjadi dua bagian yaitu : jasa keuangan dan manajerial keuangan. Block dan Hirt (2005:3) mengemukakan mengenai ruang lingkup dari manajer keuangan sebagai berikut : “ Financial management takes place within the context of economic activity as well as within a structure of social and ethical constrain.” Artinya, manajemen keuangan berlangsung pada konteks kegiatan ekonomi seperti dalam suatu struktur social yang etis. Sehingga definisi dari manajemen keuangan dapat disimpulkan sebagai suatu kegiatan ekonomi pada perusahaan – perusahaan dalam mengelola aktivitas keuangan perusahaan agar dapat tercapainya tujuan perusahaan terutama dibidang keuangan. 12 2.1.2 Fungsi Manajemen Keuangan Fungsi manajemen keuangan tidak bisa dipisahkan dengan fungsi – fungsi perusahaan yang lainnya seperti pemasaran, produksi, maupun sumberdaya manusia. Menurut Sutrisno (2012:5) fungsi manajemen keuangan dibagi menjadi tiga keputusan utama, yaitu : 1. Keputusan Investasi Keputusan investasi adalah masalah bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan dana ke dalam bentuk – bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Bentuk, macam, dan komposisi dari investasi tersebut akan mempengaruhi dan menunjang tingkat keuntungan di masa depan. Keuntungan di masa depan yang diharapkan dari investasi tersebut tidak dapat diperkirakan secara pasti, sehingga investasi akan mengandung risiko atau ketidakpastian. Risiko dan hasil yang diharapkan dari investasi itu akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan, kebijakan, maupun nilai perusahaan. 2. Keputusan Pendanaan Keputusan pendanaan ini sering disebut sebagai kebijakan struktu modal. Pada keputusan ini manajer keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sumber – sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan – kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya. 13 3. Keputusan Dividen Dividen merupakn bagian keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan kepada para pemegang saham. Oleh karena itu dividen ini merupakan bagian dari penghasilan yang diharapkan oleh pemegang saham. Keputusan dividen merupakan keputusan manajemen keuangan untuk menentukan besarnya persentase laba yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk cash dividend, stabilitas dividen yang dibagikan, dividen saham (stock dividend), pemecahan saham (stock split), dan penarikan kembali saham yang beredar yang semuanya ditujukan untuk meningkatkan kemakmuran para pemegang saham. 2.1.3 Tujuan Manajemen Keuangan Umumnya tujuan perusahaan yang diketahui adalah meningkatkan kemakmuran para pemegang saham atau pemilik. Kemakmuran para pemegang saham diperlihatkan dalam wujud semakin tingginya harga saham yang merupakan pencerminan dari keputusan – keputusan investasi, pendanaan, dan kebijakan dividen. Oleh karena itu kemakmuran para pemegang saham dapat dijadikan sebagai dasar analisis dan tindakan rasional dalam proses pembuatan keputusan. Secara normatif tujuan keputusan keuangan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan harga yang 14 bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. (Husnan, 2004:6). 2.2 Pasar Modal 2.2.1 Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum menurut Keputusan Menteri Keuangan RI No.1548/KMK/1990 tentang peraturan pasar modal adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank – bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat – surat berharga yang beredar. Menurut Husnan (1998:3) secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Sedangkan menurut R.J. Shook (2002:71) pasar modal merupakan sebuah pasar tempat dana dana modal, seperti ekuitas dan hutang diperdagangkan. Adapun menurut Fahmi dan Lavianti (2009:41) pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat dana perusahaan. 15 Sehingga dapat disimpulkan bahwa pasar modal adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli instrumen keuangan jangka panjang (sekuritas) dengan tujuan untuk membantu pendanaan perusahaan. 2.2.2 Peranan Pasar Modal Menurut Sunariyah (2006:7) Pasar modal mempunyai peranan penting dalam suatu negara yang pada dasarnya mempunyai kesamaan antara satu negara dengan negara lain. Hampir semua negara di dunia ini mempunyai pasar modal yang bertujuan menciptakan fasilitas bagi keperluan industri dan keseluruhan entitas dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal. Terkecuali dalam negara dengan perekonomian sosialis ataupun tertutup, pasar modal bukanlah suatu keharusan. Seberapa besar peranan pasar modal pada suatu negara dapat dilihat dari 5 (lima) segi sebagai berikut : 1. Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dengan penjual untuk menentukan harga saham atau surat berharga yang diperjual belikan. Ditinjau dari segi lain, pasar modal memberikan kemudahan dalam melakukan transaksi sehingga kedua belah pihak dapat melakukan transaksi tanpa melalui tatap muka (pembeli dan penjual bertemu secara tidak langsung). Pada dewasa ini, kemudahan tersebut dapat dilakukan dengan lebih sempurna setelah adanya sistem perdagangan efek melalui fasilitas perdagangan berkomputer (JATS). 16 2. Pasar modal memberikan kesempatan kepada para pemodal untuk menentukan hasil (Return) yang diharapkan. Keadaan tersebut akan mendorong perusahaan (emiten) untuk memenuhi keinginan para pemodal. Pasar modal menciptakan peluang bagi perusahaan (emiten) untuk memuaskan keinginan para pemegang saham, kebijakan dividen dan stabilitas harga sekuritas yang relatif normal. Pemuasan yang diberikan kepada pemegang saham tercermin dengan harga sekuritas. Tingkat kepuasan hasil yang diharapkan akan menentukan bagaimana pemodal menanam dananya dalam surat berharga atau sekuritas di pasar mencerminkan kondisi perusahaan. 3. Pasar modal memberikan kesempaan pada investor untuk menjual kembali saham yang dimilikinya atau surat berharga lainnya. Dengan beroperasinya pasar modal para investor dapat melikuidasi surat berharga yang dimiliki tersebut setiap saat. Apabila pasar modal tidak ada, maka dengan terpaksa investor harus menanggung pencarian surat berharga yang dimiliknya sampai dengan saat likuidasi perusahaan. Keadaan semacam ini akan menjadikan investor kesulitan menerima uangnya kembali, bahkan tertunda – tunda dan berakibat menerima risiko rugi yang sulit diprediksi sebelumnya. Eksistensi operasi pasar modal memberikan kepastian dalam menghindari risiko rugi, yang pada dasarnya para investor tidak mau menanggung kerugian tersebut. Jadi, operasi pasar modal dapat menghindarkan ketidakpastian dimasa 17 yang akan datang dan segala bentuk risiko dapat diantisipasi sebelumnya dengan baik. 4. Pasar modal menciptakan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam perkembangan suatu perekonomian. Masyarakat berpenghasilan kecil mempunyai kesempatan untuk mempertimbangkan alternatif cara penggunaan uang mereka. Selain menabung, uang dapat dimanfaatkan melalui pasar modal dan beralih ke investasi yaitu dengan membeli sebagian kecil saham perusahaan publik. Apabila sebagian kecil saham tersebut sedikit demi sedikit berkembang dan meningkat jumlahnya maka ada kemunngkinan bahwa masyarakat dapat memiliki saham mayoritas. 5. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga. Bagi para pemodal, keputusan investasi harus didasarkan pada tersedianya informasi yang akurat dan dapat dipercaya. Pasar modal dapat menyediakan kebutuhan terhadap informasi bagi para pemodal secara lengkap, yang apabila hal tersebut harus dicari sendiri akan memerlukan biaya yang sangat mahal. Dengan adanya pasar modal tersebut, biaya memperoleh informasi ditanggung oleh seluruh pelaku pasar bursa dengan sendirinya akan jauh lebuh murah. Biaya informasi tersebut diklasifikasi menjadi dua yaitu : a. Biaya pencarian (search costs) informasi tentang perusahaan (emiten). Termasuk didalamnya biaya eksplisit, seperti biaya iklan untuk mengumumkan jual/beli saham. 18 b. Biaya informasi termasuk mencari informasi tentang kelebihan atau kelemahan surat berharga. Misalnya, dividen dari suatu saham perusahaan. Kelima aspek tersebut diatas memperlihatkan aspek mikro yang ditinjau dari sisi kepentingan para pelaku pasar modal. Apabila ditinjau secara aspek makro ekonomi, pasar modal mempunyai peranan yang lebih luas jangkauannya. Peranan pasar modal dalam suatu perekonomian negara adalah sebagai berikut: 1. Fungsi tabungan (savings function) Bagi penabung, metode yang akan digunakan sangat dipengaruhi oleh kemungkinan rugi sebagai akibat penurunan nilai mata uang, inflasi, risiko, hilang, dan lain – lain. Apabila seseorang ingin mempertahankan nilai sejumlah uang yang dimilikinya, maka dia perlu mempertimbangkan agar kerugian yang akan ditanggugnya tetap minimal. Dengan melihat gambaran tersebut penabung perlu memikirkan alternatif menabung ke wilayah lain yaitu investasi. 2. Fungsi kekayaan (wealth function) Pasar modal adalah suatu cara untuk menyimpan suatu kekayaan dalam jangka panjang dan jangka pendek sampai dengan kekayaan tersebut dapat dipergunakan kembali. Cara ini lebih baik karena kekayaan tersebut tidak akan mengalami depresiasi (penyusutan). Akan tetapi obligasi, saham, deposito, dan instrumen surat berharga 19 lainnya tidak akan mengalami penyusutan. Surat berharga mewakili kekuatan beli (purchasing power) pada masa yang akan datang. 3. Fungsi Likuiditas (Liquidity Function) Kekayaan yang disimpan dalam surat – surat berharga bisa dilikuidasi melalui pasar modal dengan risiko yang sangat minimal dibandingkan dengan aktiva lain. Proses likuidasi surat berharga dengan biaya relatif murah dan lebih cepat. Sehingga pasar modal merupakan ready market untuk melayani pemenuhan likuiditas para pemegang surat berharga. Uang mempunyai tingkat likuiditas yang paling sempurna, tetapi kemampuannya menyimpan kekayaan lebih rendah dibandingkan dengan surat berharga. 2.2.3 Faktor – Faktor yang mempengaruhi Pasar Modal Berikut ini merupakan faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan pasar modal menurut Husnan (1998:8) : 1. Supply sekuritas Faktor ini berarti harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal. 20 2. Demand sekuritas Faktor ini berarti bahwa harus terdapat anggota masyarakat yang memiliki jumlah dana yang cukup besar untuk dipergunakan membeli sekuritas – sekuritas yang ditawarkan. 3. Kondisi politik dan ekonomi Faktor ini akhirnya akan mempengaruhi supply dan demand akan sekuritas. Kondisi politik yang stabil akan ikut membantu pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya mempengaruhi supply dan demand sekuritas. 4. Masalah hukum dan peraturan Pembeli sekuritas pada dasarnya mengandalkan diri pada informasi yang disediakan oleh perusahaan – perusahaan yang menerbitkan sekuritas. Kebenaran informasi menjadi sangat penting disamping kecepatan dan kelengkapan informasi. Peraturan yang melindungi pemodal dari informasi yang tidak benar dan menyesatkan sangat diperlukan. 5. Keberadaan lembaga yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal dan berbagai lembaga yang memungkinkan dilakukan transaksi secara efisien 21 Kegiatan di pasar modal pada dasarnya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pemilik dana dan pihak yang memerlukan dana secara langsung (artinya tidak ada perantara keuangan yang mengambil alih risiko investasi). Dengan demikian diperlukan berbagai lembaga dan profesi yang menjamin persyaratan – persyaratan tersebut dapat dipenuhi. 2.2.4 Lembaga – Lembaga yang Berkaitan dengan Pasar Modal Berikut ini dijelaskan secara singkat berbagai lembaga dan profesi yang diperlukan agar kegiatan pasar modal dapat berjalan dengan baik : 1. BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) Merupakan lembaga yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal. Badan ini dimaksudkan agar dapat mewujudkan kegiatan pasar modal yang teratur wajar dan efisien, dan melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. 2. Bursa Efek Adalah lembaga yang menyelenggarakan perdagangan efek. Di bursa ini dilakukan jual beli saham dengan menggunakan jasa perusahaan efek yang menjadi anggota bursa tersebut. Dengan demikian para pemodal tidak dapat melakukan jual beli antar mereka 22 sendiri secara langsung, tetapi harus melewati anggota bursa di bursa efek. 3. Lembaga Kliring dan Penjaminan Lembaga ini menyediakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Setiap transaksi akan melewati lembaga ini untuk diselesaikan transaksinya, apakah seorang pemodal akan bertambah jumlah saham yang dimilikinya (karena membeli) dan melakukan pembayaran, dan apakah seorang pemodal berkurang jumlah sahamnya (karena menjual) dan menerima pembayaran. 4. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian Merupakan lembaga yang menyediakan jasa kustodian (penyimpanan efek) sentral dan penyelesaian transaksi efek. Efek – efek yang diperjualbelikan di bursa tidaklah beredar secara fisik, tetapi hanya lewat catatan saja. Efek – efek tersebut mungkin disimpan di berbagai bak kustodian, perusahaan efek, dan pihak lain. 5. Perusahaan Efek Merupakan perusahaan yang dapat menjalankan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek dan atau Manajer Investasi setelah memperoleh izin usaha dari BAPEPAM. 23 6. Reksa Dana Merupakan wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemidal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Di Indonesia Reksa Dana dapat berbentuk Perseroan atau kontrak Investasi Kolektif. Berikut ini adalah Lembaga Penunjang Pasar Modal dan Profesi Penunjang Pasar Modal sesuai dengan UU nomor 8 tahun 1995: 1. Kustodian Menyelenggarakan kegiatan penitipan efek bertanggung jawab untuk menyimpan efek milik pemegang rekening dan memenuhi kewajiban lain sesuai dengan kontrak antara Kustodian dan pemegang rekening tadi. 2. Biro Administrasi Efek Merupakan lembaga yang membantu emiten memelihara catatan tentang pemilik saham yang dapat mengalami perubahan – perubahan catatan saham sesuai dengan kontrak tertentu. 3. Wali Amanat (Trustee) Diperlukan untuk penerbitan obligasi. Wali Amanat mewakili kepentingan pembeli obligasi. 24 4. Akuntan Bertugas untuk memeriksa laporan keuangan dan memberikan pendapat terhadap laporan keuangan. Di pasar modal dituntut pendapat wajar tanpa syarat terhadap laporan keuangan dari perusahaan yang akan menerbitkan atau yang telah terdaftar di bursa. Pendapat wajar tanpa syarat berarti laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Prinsip – Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) tanpa suatu catatan atau kekurangan. 5. Notaris Diperlukan untuk membuat berita acara Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan menyusun pertanyaan keputusan – keputusan RUPS. Disamping itu notaris juga perlu meneliti keabsahan penyelenggaraan RUPS tersebut. 6. Konsultan Hukum Diperlukan jasanya agar jangan sampai perusahaan yang menerbitkan sekuritas di pasar modal ternyata terlibat persengketaan hukum dengan pihak lain. Juga keabsahan dokumen – dokumen perusahaan perlu diperiksa oleh konsultan hukum tersebut. 25 7. Penilai (Appraisal) Merupakan perusahaan yang melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan, untuk memperoleh nilai yang dipandang wajar. Disamping melakukan penilaian terhadap perusahaan yang akan melakukan emisi, seringkali jasa penilai diminta oleh bank yang akan memberikan kredit. Berbagai lembaga dan profesi penunjang tersebut diperlukan agar informasi yang dipergunakan oleh para pemodal untuk mengambil keputusan, bisa diandalkan (reliable), dan transaksi dapat diselesaikan secara cepat dan murah. Kedua faktor tersebut diperlukan agar pasar modal dapat berfungsi dengan efisien. (Husnan, 1998:9-13) 2.3 Investasi 2.3.1 Pengertian Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi dibagi menjadi dua, yaitu: investasi pada aset – aset finansial (financial assets) dan investasi pada aset aset riil (real assets). (Halim, 2005:4). Menurut Mulyadi (2001:284), “Investasi adalah pengaitan sumber – sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba dimasa yang akan datang”. 26 Sedangkan menurut PSAK Nomor 13 SAK 1 Oktober 2004 investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti, dividen, dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan. Persediaan dan aktiva tetap bukan merupakan investasi Menurut Fahmi dan Lavianti (2009:6) investasi dapat didefinisikan sebagai bentuk pengelolaan dana guna memberikan keuntungan dengan cara menempatkan dana tersebut pada alokasi yang diperkirakan akan memberikan tambahan keuntungan atau coumpouding. 2.3.2 Tujuan Investasi Untuk mencapai suatu efektifitas dan efisiensi dalam keputusan maka diperlukan ketegasan akan tujuan yang diharapkan. Begitu pula halnya dalam bidang investasi kita perlu menetapkan tujuan yang hendak dicapai menurut Fahmi dan Lavianti (2009:6) yaitu : 1. Terciptanya keberlanjutan (continuity) dalam investasi tersebut 2. Terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan yang diharapkan (profit actual) 3. Terciptanya kemakmuran bagi para pemegang saham 4. Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa. 27 2.3.3 Jenis – Jenis Sekuritas yang Diperdagangkan Di Bursa Efek Indonesia ada beberapa jenis sekuritas yang diperdagangkan menurut Husnan (1998:36) sebagai berikut : 1. Saham biasa Saham biasa adalah tanda bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Keuntungan yang dinikmati oleh pemegang saham berasal dari pembayaran dividen dan kenaikan harga saham. Besar kecilnya dividen yang diterima oleh pemegang saham tidak tetap, tergantung pada keputusan RUPS. Pemilik saham biasa mempunyai hak memilih (vote) dalam RUPS untuk keputusan – keputusan yang memerlukan pemungutan suara, seperti pembagian dividen, pengangkatan Direksi dan Komisaris, dan sebagainya. 2. Saham Preferen Saham preferen merupakan saham yang akan menerima dividen dalam jumlah yang tetap. Biasanya pemiliknya tidak mempunyai hak dalam RUPS. 3. Obligasi Obligasi merupakan surat tanda hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan ataupun pemerintah. Obligasi tersebut membayarkan bungan yang ditunjukkan oleh coupon rate yang tercantum pada obligasi tersebut. 4. Obligasi Konversi 28 Obligasi konversi adalah obligasi yang dapat dikonversikan (ditukar) menjadi saham biasa pada waktu tertentu atau sesudahnya. 5. Sertifikat Right Sertifikat Right merupakan sekuritas yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli saham baru dengan harga tertentu. Sertifikat ini diberikan kepada pemegang saham lama sewaktu dilakukan penawaran umum terbatas kepada para pemegang saham lama. 6. Waran Waran merupakan sekuritas yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham dari perusahaan yang menerbitkan waran tersebut dengan harga tertentu pada waktu tertentu. Waran biasanya diberikan sebagai “pemanis” penerbitan obligasi dengan coupon rate yang lebih rendah dari tingkat keuntungan yang umum berlaku. 2.3.4 Proses Investasi Proses investasi menunjukan bagaimana pemodal seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas; yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut dan kapan investasi tersebut akan dilakukan. Untuk mengambil keputusan tersebut diperlukan langkah – langkah menurut Husnan (1998:47-49) sebagai berikut : 1. Menentukan kebijakan investasi 29 Disini pemodal perlu menentukan apa tujuan investasinya, dan berapa banyak investasi tersebut akan dilakukan. 2. Analisis sekuritas Salah satu tujuan kegiatan ini adalah untuk mendeteksi sekuritas mana yang nampaknya mispriced. Bisa dilakukan dengan analisis teknikal dan fundamental. Analisis teknikal menggunakan data (perubahan) harga di masa yang lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga sekuritas di masa yang akan datang. Analisis fundamental berupaya mengidentifikasikan prospek peruusahaan (lewat analisis terhadap faktor – faktor yang mempengaruhinya) untuk bisa memperkirakan harga saham di masa yang akan datang. 3. Pembentukan portofolio Portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas – sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi data yang akan ditanamkan pada masing – masing sekuritas tersebut. 4. Melakukan revisi portofolio Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya, dengan maksud kalau perlu melakukan perubahan terhadap portofolio yang telah dimiliki. 30 5. Evaluasi kinerja portofolio Dalam tahap ini pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja (performance) portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung. 2.4 Portofolio Saham 2.4.1 Pengertian Portofolio Portofolio menurut Fahmi dan Lavianti (2009:2) adalah sebuah bidang ilmu yang khusus mengkaji tentang bagaimana cara yang dilakukan oleh seorang investor untuk menurunkan risiko dalam berinvestasi secara seminimal mungkin, termasuk salah satunya dengan menganekaragamkan risiko tersebut. 2.4.2 Tujuan Portofolio Banyak pakar finance merumuskan bahwa tujuan pembentukan portofolio secara uum ada dua. Dimana dua – duanya bertujuan untuk memberikan kepuasan yang maksimum kepada para pemegang saham. Para pemegang saham selalu saja menuntut secara maksimal kepada pihak manajemen untuk bekerja dan mampu meningkatkan keuntungan setiap tahunnya, dan jika pihak manajemen tidak mampu untuk meningkatkan keuntunfan maka pihak pemegang saham khususnya komisaris perusahaan bisa langsung mendapat teguran. Ini disebabkan komisaris perusahaan adalah memiliki karakteristik sebagai para penghindar risiko. (Fahmi dan Lavianti, 2009:3). 31 Adapun tujuan pembentukan portofolio adalah : a. Berusaha untuk memberikan keuntungan yang maksimum sesuai dengan yang diharapkan atau adanya Return yang diharapkan (expected Return). b. Menciptakan risiko yang minimum. c. Menciptakan continuity dalam bisnis. 2.4.3 Return dan Risiko dalam Portofolio Mengukur Return dan risiko untuk sekuritas tunggal memang penting, tetapi bagi manajer portofolio return dan risiko seluruh sekuritas didalam portofolio lebih diperlukan. A. Return Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. (Tandelilin, 2010:9). Return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu : a. Yield, komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. b. Capital gain (loss), komponen return yang merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (bisa saham maupun surat hutang jangka panjang) yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. 32 Observasi harga saham mengungkapkan bahwa ketika pasar naik ( yang diukur dengan salah satu indeks pasar saham) , saham cenderung meningkat dalam harga , dan ketika pasar turun , saham cenderung menurun dalam harga .ini menunjukkan bahwa tingkat pengembalian keamanan menjadi satu alasan mungkin berkorelasi adalah karena respon umum untuk perubahan pasar , dan ukuran korelasi ini mungkin diperoleh terkait pengembalian saham ke tingkat pengembalian indeks pasar saham . Menurut Elton dan Gruber (2011:132) pengembalian saham dapat ditulis sebagai : R¡ = α¡ +β¡ . Rm Menurut Jogiyanto (2000:147) Return Portofolio dibagi menjadi dua yaitu : a. Return realisasi portofolio adalah rata – rata tertimbang dari return – return realisasi tiap – tiap sekuritas tunggal didalam portofolio. Return realisasi ini berguna sebagai dasar penentuan return ekspetasi (expected return) dan risiko di masa yang akan datang (conditioning expected return). Secara matematis, return realisasi portofolio dapat ditulis sebagai berikut: Rp = Dimana : Rp = return realisasi portofolio wi = porsi dari sekuritas i terhadap seluruh sekuritas di portofolio 33 Ri = return realisasi dari sekuritas ke i n = jumlah dari sekuritas tunggal b. Return ekspektasi portofolio adalah rata – rata tertimbang dari return – return ekspektasi masing – masing sekuritas tunggal di dalam portofolio. Return ekspektasi merupakan hasil estimasi sehingga sifatnya belum pasti terjadi. Return ekspektasi portofolio dapat dinyatakan secara sistematis sebagai berikut : E(Rp) = Dimana : E(Rp) = return ekspektasi dari portofolio Wi = porsi dari sekuritas i terhadap seluruh sekuritas di portofolio E(Ri) = return ekspektasi dari sekuritas ke i n = jumlah dari sekuritas tunggal B. Risiko Risiko berbeda dengan return, risiko bukan merupakan rata – rata tertimbang dari seluruh risiko sekuritas tunggal. Konsep dari risiko portofolio pertama kali diperkenalkan secara formal oleh Harry M. Markowitz di tahun 1950-an. Secara umum risiko mungkin dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa sekuritas tunggal ke dalam bentuk portofolio. Persyaratan utama untuk dapat mengurangi risiko di dalam portofolio adalah return untuk masing – masing sekuritas tidak berkorelasi secara positif dan sempurna. (Jogiyanto, 2003:149). Menurut Tandelilin (2010:10) mengatakan bahwa risiko merupakan kemungkinan 34 perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, berarti semakin besar risiko investasi tersebut. Definisi risiko menurut Elton and Gruber (2011:44) adalah: “The existence of risk means that the investor can no longer associate a single number of pay-off with investment in any assets.” Menurut Suad Husnan (1998:199) risiko dibagi menjadi dua bagian yaitu : 1. Risiko sistematis, merupakan risiko yang mempengaruhi banyak atau semua perusahaan. Risiko ini dapat berupa risiko pasar, pertumbuhan GNP, tingkat bunga, inflasi, dan risiko lainnya. 2. Risiko tidak sistematis, yang merupakan risiko yang mempengaruhi hanya satu atau sekelompok kecil perusahaan. Risiko ini dapat berupa risiko penjualan, persaingan, dan lainnya. 2.5 Model Indeks Tunggal (Single Index Model) 2.5.1 Pengertian Model Indeks Tunggal Willian Sharpe (1963) mengembangkan model yang disebut dengan model indeks tunggal (single-index model). Model ini dapat digunakan untuk menyederhanakan perhitungan di model Markowitz dengan menyediakan parameter – parameter input yang dibutuhkan di dalam perhitungan model 35 Markowitz. Disamping itu, model indeks tunggal dapat juga digunakan untuk menghitung return ekspektasi dan risiko portofolio. Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks saham naik. Kebalikannya juga benar, yaitu jika indeks harga saham turun, kebanyakan saham mengalami penurunan harga. (Jogiyanto, 2003:231). 2.5.2 Varian Return Sekuritas Model Indeks Tunggal Jogiyanto, (2003:238) menyatakan bahwa varian return sekuritas berdasarkan model indeks tunggal adalah : σi² = βi² · σM² + σei² Risiko (varian return) sekuritas yang dihitung berdasarkan model ini terdiri dari dua bagian yaitu, risiko yang berhubungan dengan pasar (market related risk) yaitu βi² · σM² dan risiko unik masing – masing perusahaan (unique risk) yaitu σei². 2.5.3 Kovarian Return antar Sekuritas Model Indeks Tunggal Menurut Jogiyanto (2003:242) kovarian return sekuritas adalah : σij = βi · βj · σM² Kovarian semata – mata tergantung pada risiko pasar. Ini berarti bahwa model indeks tunggal menunjukkan bahwa satu – satunya alasan mengapa 36 saham – saham “bergerak bersama” adalah bereaksi terhadap gerakan pasar. (Husnan, 1998:105). 2.5.4 Beta dalam Menggunakan Model Indeks Tunggal Beta adalah pengukur risiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar. (Jogiyanto, 2003:266). Mengetahui beta suatu sekuritas atau beta suatu portofolio merupakan hal penting untuk menganalisis sekuritas atau portofolio tersebut. Beta suatu sekuritas menunjukkan risiko sistematiknya yang tidak dapat dihilangkan karena diversifikasi. Untuk menghitung beta portofolio maka beta masing – masing sekuritas perlu dihitung terlebih dahulu. Untuk menghitung beta adalah sebagai berikut : Dimana : βi : Beta saham σim : Kovarian return antara sekuritas ke-i dengan return pasar σm² : varian return pasar Sedangkan untuk menghitung beta portofolio adalah : Dimana : βp : Beta portofolio 37 βi : Beta individual sekuritas ke-i wi : proporsi sekuritas ke-i 2.5.5 Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal Perhitungan untuk menentukan portofolio optimal akan sangat dimudahkan jika hanya didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah suatu sekuritas dapat dimasukkan ke dalam portofolio optimal tersebut. Angka tersebut adalah rasio antara ekses return dengan Beta (excess return to beta ratio). Rasio ini adalah : ERBi = Dimana : ERBi = excess return to beta sekuritas ke-i E(Ri) = return ekspektasi berdasarkan model indeks tunggal untuk sek uritas ke-i RBR = return aktiva bebas risiko Βi = Beta sekuritas ke-i Menurut Jogiyanto (2003:253) menyatakan bahwa Excess return didefinisikan sebagai selisih return ekspektasi dengan return aktiva bebas risiko. Excess return to beta berarti mengukur kelebihan return relative terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan Beta. Rasio ERB ini juga menunjukkan hubungan antara dua faktor penentu investasi, yaitu return dan risiko. 38 Portofolio yang optimal akan berisi dengan aktiva – aktiva yang mempunyai nilai rasio ERB yang tinggi. Aktiva – aktiva dengan rasio ERB yang rendah tidak akan dimasukkan ke dalam portofolio optimal. Dengan demikian diperlukan sebuah titik pembatas (cut-off point) yang menentukan batas nilai ERB berapa yang dikatakan tinggi. Besarnya titik pembatas ini dapat ditentukan dengan langkah – langkah sebagai berikut : 1. Urutkan sekuritas – sekuritas berdasarkan nilai ERB terbesar ke nilai ERB terkecil. Sekuritas dengan nilai ERB terbesar merupakan kandidat untuk dimasukkan ke portofolio optimal. 2. Hitung nilai Ai dan Bi untuk masing – masing sekuritas ke-I sebagai berikut : Ai = Dan Bi = Notasi : σei² adalah varian dari kesalahan residu sekuritas ke-I yang juga merupakan risiko unik atau risiko tidak sistematis. 3. Hitung nilai Ci untuk sekuritas ke-i Ci = Dimana : 39 Ci : Nilai C untuk sekuritas ke-i Aj : Nilai A untuk sekuritas ke-j Bj : Nilai B untuk sekuritas ke-j σM² : varian dari return indeks pasar 4. Besar cut-off point (C*) adalah nilai Ci dimana nilai ERB terakhir kali masih lebih besar dari nilai Ci. 5. Sekuritas – sekuritas yang membentuk portofolio optimal adalah sekuritas – sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB di titik C*. Sekuritas – sekuritas yang mempunyai ERB lebih kecil dengan ERB titik C* tidak dimasukkan kedalam pembentukan portofolio optimal. Setelah sekuritas – sekuritas yang membentuk portofolio optimal telah dapat ditentukan, selanjutnya adalah menghitung proporsi masing – masing sekuritas tersebut di dalam portofolio optimal. Besarnya proporsi untuk sekuritas ke-I adalah : Dengan nilai Zi adalah sebesar : Dimana : wi : proporsi sekuritas ke-i k : jumlah sekuritas di portofolio optimal 40 βi : Beta sekuritas ke-i σei² : varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i ERBi : excess return to beta sekuritas ke-i C* : nilai cut-off point yang merupakan nilai Ci terbesar. 2.5.6 Analisis Portofolio Menggunakan Model Indeks Tunggal Selain hasil dari model indeks tunggal dapat digunakan sebagai input analisis portofolio, model indeks tunggal dapat juga digunakan dengan secara langsung untuk analisis portofolio. Analisis portofolio menyangkut perhitungan return ekspektasi portofolio dan risiko portofolio menurut Jogiyanto (2003:246) : E(Rp) = αp + βp · E(RM) Dimana : E(Rp) : Expected Return portofolio αp : bagian dari tingkat keuntungan saham yang tidak dipengaruhi oleh perubahan saham βp : Koefisien beta portofolio E(RM) : Return ekspektasi pasar Sedangkan varian dari portofolio adalah : σp² = βp² · σM² + ( )² 41 2.6 Tinjauan Hasil Jurnal Penelitian Terdahulu 1. Penelitian Son – Nan Chen dan Stephen J.Brown (1983) Membuktikan penaksiran risiko pada portofolio optimal yang dibentuk oleh model indeks tunggal. Dalam penelitiannya, Chen dan Brown menggunakan data dari 6 saham terpilih sebagai sampel dengan periode per bulan dari januari 1956 sampai desember 1978. Karakteristik return dan risiko dari keenam saham tersebut menghasilkan market index memiliki hubungan yang positif terhadap return saham untuk seluruh sampel. Selain itu terdapat dua saham untuk disertakan dalam portofolio optimal yang dibentuk dengan model indeks tunggal. 2. Penelitian Tushar Sen (2010) Penelitiannya menggunakan metode Single Indeks Model terhadap saham – saham yang termasuk dalam S&P CNX100 Index dengan dua cara, yaitu dengan short selling dan tanpa short selling. Dari hasil kesimpulannya komposisi portofolio optimal saham yang dibentuk dengan SIM tanpa short selling dan dengan Short Selling tidak jauh berbeda. Memperbolehkan short selling adalah setara dengan menambahkan efek atau sekuritas baru ke dalam portofolio optimal yang akan dipilih. Hal ini sama dengan menambah satu set sekuritas baru yang memiliki karakteristik berbeda dengan yang termasuk ke dalam set portofolio optimal yang dibentuk dengan tidak memperbolehkan short selling. 42 3. Penelitian Umanto Eko (2008) Penelitiannya mengungkapkan bagaimana merancang sebuah simulasi portofolio optimal, yaitu kombinasi saham cair LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (Sekarang dikenal sebagai Bursa Efek Indonesia, setelah merger dengan Bursa Efek Surabaya) pada periode 2002 - 2007 dengan menggunakan Single Index Model dan Model Korelasi Constant. Single Index Model adalah model portofolio analisis menggunakan excess return to beta (ERB) dan nilai C* untuk mendapatkan saham yang optimal pada portofolio. Prosedur Model Korelasi Konstan persis sejajar dengan kasus Model Indeks Tunggal. Namun, tidak seperti di Single Index Model, semua efek-efek berdasarkan peringkat excess return to standard deviation (ERS) bukan tingkat excess return to risk. Setelah menggunakan rasio di atas, surat berharga yang lebih besar excess return to standard deviation dan titik (C*) termasuk ke dalam portofolio optimal. 4. Penelitian Dwi Astuti dan Toto Sugiharto (2005) Penelitian ini mengidentifikasi kombinasi portofolio optimal yang dibentuk dari lima saham perusahaan plastics and packaging selama periode 1999-2003. Metode pendekatannya adalah melalui tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return) dan risiko (standar deviasi) yang dihasilkan dari kombinasi portofolio. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa catatan laporan tertulis yang diterbitkan oleh Bursa Efek Jakarta seperti JSX Monthly. Data yang diambil dari JSX Monthly adalah data harga penutupan (Closing price) dan deviden yang dibagikan tiap tahun. Data 43 yang telah didapat diolah dengan menggunakan alat analisis yang meliputi penghitungan actual return, expected return, varians dan standar deviasi investasi, koefisien korelasi, return portofolio, varians dan standar deviasi portofolio, dan koefisien variasi (coefficient of variance). Nilai dari kesemua parameter tersebut digunakan dalam mencari bentuk portofolio optimal. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (i) kombinasi portofolio yang diperoleh dari 5 saham ada 4; (ii) dari keempat kombinasi tersebut yang paling optimal dari adalah kombinasi portofolio 2 saham, yaitu portofolio dengan kombinasi saham PT Argha Karya Prima Industry Tbk. dan saham PT Berlina Tbk., pada proporsi dana masing-masing 28% dan 72%; dan (iii) kombinasi kedua saham tersebut menghasilkan expected return sebesar 0,27% dengan standar deviasi sebesar 0,23%. 5. Penelitian Lasmanah dan Eko Diptyoadi (2008) Penelitian ini menggunakan Capital Assets Pricing Model dalam membentuk portofolio optimal saham – saham perusahaan di sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode Januari 2004 – Desember 2004. Hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa perhitungan return individu tiap sekuritas yang didasarkan pada nilai IHSI sekuritas pada periode 2004, bertujuan untuk mencari risiko setiap sekuritas. Dari 20 saham dapat dibentuk portofolio optimal dengan penempatan proporsi dana masing – masing sebesar 50% pada saham TRIM, 33% pada saham SMMA, 16% pada BBLD, dan 1% pada keempat saham yaitu UNIT, BNLI,BBRI, dan ASDM. 44 6. Penelitian Suramaya Suci Kewal (2013) Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menyusun portofolio optimal saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan model indeks tunggal pada periode Bullish. Periode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2009-2011. Hasilnya adalah tersusunnya sebuah portofolio saham yang terdiri dari empat saham, yaitu ASRI (48,72%), INDF (28,24%), BBNI (16,32%), dan BKSL (6.71%). Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa ada perbedaan dalam return saham dari portofolio candidate dibandingkan dengan portofolio noncandidate. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dalam risiko saham yang termasuk dalam portofolio candidate dibandingkan dengan portofolio noncandidate.