SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2015 Institut Teknologi Nasional Malang ISSN: 2407 – 7534 Pengaruh Induksi Medan Magnet Terhadap Karakteristik Nyala Api Pembakaran Bahan Bakar Minyak Kelapa Gatot Soebiyakto1, I.N.G. Wardana2, Nurkholis Hamidi3, Lilis Yuliati4 Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin, Pascasarjana, Universitas Brawijaya Malang email : [email protected]; Hp. 08123369149 2) Staf Pengajar Program Doktor Ilmu Teknik Mesin Univ. Brawijaya Malang Alamat kontak: Gedung Mesin I Lt. 1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang Jl. MT Haryono 167 Malang 65145 Jawa Timur Indonesia Tlp. +62 341 587710, 587711 Fax. +62 341 551430 1) ABSTRAK Difusi api, merupakan campuran bahan bakar dan oksigen yang disemprotkan melalui nozzle secara terpisah melalui pipa dan banyak digunakan oleh industri pada proses pembakaran, Ketidakstabilan api dapat menurunkan efisiensi atau justru memadamkan ketika api mulai menyala. Stabilitas difusi api yang terangkat sangat tergantung pada pencampuran gas dari api. Nyala api premix adalah istilah dimana bahan bakar dan udara bercampur sebelum terjadinya proses pembakaran. Pengaruh induksi medan magnet pada pembakaran secara luas telah diteliti, khususnya tentang difusi api dengan bahan bakar gas. Tujuan penelitian yang ingin dicapai mendapatkan tingkat temperatur, warna nyala api, karakteristik medan magnet dan profil nyala api. Penelitian dilakukan dengan memberikan kendali pembakaran melalui medan magnet untuk mendapatkan dampak profil api akibat pengaruh kuat medan magnet. Hasil penelitian menunjukkan perilaku nyala api, dimana profil api memang terpengaruh oleh intensitas induksi medan magnet. Kata kunci: medan magnet, premix, nyala api, pembakaran, rasio bahan bakar - udara. ABSTRACT Flame diffusion is the mixture of fuel and oxygen that sprayed through the nozzles pipe separately, and most common used in the combustion industry. Flame instability can reduce efficiency or even extinguished fire since the ignition process. The riseng of diffusion stability mostly depends on the flame gas mixture. The premix flame is the term that used in condition where fuel and air mixed before ignition process. The influences of magnetic field induction on combustion are widely studied, especially on the field of flame induction of gaseous fuel. This research aims the level of temperature, flame colour, characteristics of magnetic field and flame profile. The research done by controlling the flame with magnetic field to get the impact of magnetic field strength on the flame profile. The research results show that the flame profile do influenced by the intensity of magnetic field induction Keywords: magnetic field, premix, flame, combustion, air – fuel ratio. SENATEK 2015 | Malang, 17 Januari 2015 107 SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2015 Institut Teknologi Nasional Malang ISSN: 2407 – 7534 Pendahuluan Penerapan proses pembakaran khususnya nyala api (flame) dapat dilakukan dengan memberikan pengaruh kuat medan magnet atau elektromagnetik pada api. Hasil penelitian variasi perbandingan air fuel ratio (AFR) pada bukaan katup berpengaruh terhadap nyala api (flame), (Bennett, Dick., 2000, Pulse pembakaran telah digunakan untuk memperkuat daya dorong roket untuk mengoptimalkan efisiensi api (Gene Plavnik., 2006). Sebuah medan magnet yang diterapkan dari 0,02 weber per meter persegi sudah cukup untuk mempengaruhi arah aliran dalam aliran aliran pembakaran pada tekanan atmosfer (Ronald Razner., 2008), Dari hasil pengamatan terjadi bahwa besar kecilnya partikel tergantung dari kekuatan medan magnet dan gradient magnet (Lin Li., et.al., 2011), penelitian yang telah dilakukan P. Govindasamy,2007, ada peningkatan yang signifikan dalam efisiensi, penurunan CO, HC dan variasi siklus jika dibandingkan dengan mesin standart dengan memberikan energi magnetik 9000 gauss, dari hasil penelitian AFR berkisar (16,7) dan IMEP lebih tinggi hingga 4,05 bar. Nobuko I Wakayama, 1996), dari hasil penelitiannya bahwa kekuatan medan magnet berpengaruh 0,791 bar (terhadap menurunnya aliran gas bahan bakar, sedangkan difusi nyala api berpengaruh signifikan dan efek elektromagnetik sangat berpengaruh terhadap aliran gas paramagnetik oksigen untuk meginduksi aliran gas dan pembakaran (N.I. Wakayama, 1996., 1997). Menurut Ueno S et. al., 1985, dalam penelitiannya bahwa kecepatan pembakaran dipengaruhi oleh kuat medan magnet, dari hasil penelitian Tongxun Yi., et, al., 2005, bahwa ketidakstabilan pembakaran akan berdampak pada kegagalan pada siklus atau proses di dalam sistem, Secara visual hasil penelitian menunjukkan gradien medan magnet berkisar 0-40 T/m, perilaku paramagnetik bergantung pada konsentrasi oksigen. Efek magnetik pada gas adalah sebanding dengan difusi normal, sebaliknya gas nitrogen ditolak oleh medan magnet intensitas tinggi (Nobuko I Wakayama, 1991), pengaruh medan magnet pada nyala api berefek pada gradien medan magnet hingga 1,6 T dan 22 T/m, nyala api mengalami perubahan arah yaitu menghindar dari dinding medan magnet, sedang aliran gas pada kec. 20-240 ml/menit dapat dihambat/dipengaruhi, dan profil api terjadi perubahan karena peranan oksigen sebagai molekul paramagnetik tidak terkonsentrasi terhadap medan magnet tetapi membentuk garis lurus sebagai dinding oksigen bermuatan dalam medan magnet (Ueno S, et,al., 1987), pengukuran suhu pembakaran mengalami penurunan nilai kalor pada bahan bakar methanol, dan kecepatan reaksi pembakaran sampai 0,9 T ada kecenderungan perubahan variasi amplitudo dan frekwensi medan magnet (Ueno S, et.al, 1987). Peran oksigen sebagai molekul paramagnetik dan perilaku partikel bermuatan dalam medan magnet (Ueno S, et.al, 1986), disamping itu kecepatan pembakaran dipengaruhi oleh medan magnet (Ueno S, et.al, 1985). Berbagai penelitian telah dilakukan bahwa pembakaran sempurna bahan bakar dapat diperoleh dengan menggunakan medan magnet sekitar saluran saluran bahan bakar dari pembakaran internal (Engr. Okoronkwo C.A,et.al,2010), penggunaan magnet permanen adalah efektif untuk mempromosikan pengurangan oksigen (Tatsuhiro tokada, et.al, 2003), Ra'ad A. Khalil, 2010, menerapkan medan magnet dengan garis pasokan bahan bakar dari mesin pembakaran internal bekerja dengan campuran vol 10%. etanol-bensin (timbal) adalah cara yang efektif untuk mengurangi emisi polutan dalam gas buang. Penelitian yang akan dilakukan adalah memberikan kendali pembakaran dengan medan magnet dan dampak profil api akibat pengaruh kuat medan magnet permanen maupun elektromagnetik. Penelitian tentang perilaku difusi api yang dipengaruhi oleh medan magnet menunjukkan hasil penelitian yaitu ketinggian nyala api sangat berpengaruh dengan adanya gradient medan magnet.(V. Gilard, et.al, 2009). Tujuan penelitian (jangka panjang) dengan mengkaji lebih dalam tentang karakteristik nyala api pembakaran akibat induksi medan magnet dengan bahan bakar minyak nabati dengan harapan mendapatkan tingkat temperatur dari pembentukan warna nyala api, mendapatkan karakteristik induksi medan magnet serta membuktikan bahwa profil api dipengaruhi induksi SENATEK 2015 | Malang, 17 Januari 2015 108 SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2015 Institut Teknologi Nasional Malang ISSN: 2407 – 7534 medan magnet yang bermuara pada metode analisis pembakaran minyak nabati secara luas. Untuk penelitian awal ini mengamati profil api dari komposisi AFR mendekati stoichiometry dari bahan bakar minyak kelapa. Sehingga, diharapkan pada penelitian awal ini dapat diketahui seberapa besar induksi medan magnet berpengaruh terhadap nyala api premix terutama pada flame strectch zone yang dapat diamati dengan menggunakan metode vizualisasi nyala api premix. Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep Kerangka konsep dalam penelitian yaitu menerapkan hukum pertama (Hukum kekekalan energi), hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah dengan kata lain, tidak semua proses di alam semesta adalah reversible. Dari transformasi energi panas arus induksi timbul akibat konduktor yang bergerak dalam medan magnet (Eddy Current). Maka berlaku hukum Coulomb, menyatakan apabila terdapat dua buah titik muatan maka akan timbul gaya di antara keduanya, yang besarnya sebanding dengan perkalian nilai kedua muatan dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antar keduanya, dan terjadi gaya Lorent yaitu gaya ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak dalam medan magnet. Oksigen Oksigen merupakan unsur kimia dan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi oksida). Pada temperatur dan tekanan standar, oksigen berupa gas tak berwarna dan tak berasa dengan rumus kimia O2, di mana dua atom oksigen secara kimiawi berikatan dengan konfigurasi elektron triplet spin. Memiliki orde ikatan dua dan sering dijelaskan secara sederhana sebagai ikatan ganda atau sebagai kombinasi satu ikatan dua elektron dengan dua ikatan tiga elektron. Konfigurasi elektron molekul ini memiliki dua elektron tak berpasangan yang menduduki dua orbital molekul berdegenerasi. Bentuk triplet normal molekul O2 bersifat paramagnetik, oleh karena spin momen magnetik elektron tak berpasangan dan energi pertukaran negatif antara molekul O2 yang bersebelahan. Oleh karena elektronegatifitasnya oksigen akan membentuk ikatan kimia dengan hampir semua unsur lainnya pada suhu tinggi dan menghasilkan senyawa oksida. Namun terdapat pula beberapa unsur yang secara spontan akan membentuk oksida pada suhu dan tekanan standar. Dalam suatu senyawa apabila atom-atomnya memiliki perbedaan nilai keelektronegatifan maka akan terbentuk ikatan kovalen polar. Ikatan terbentuk karena atom yang lebih elektropositif akan kekurangan rapatan elektron sehingga atom yang elektropositif tersebut akan menghasilkan muatan parsial positif, sedangkan atom yang lebih elektronegatif akan menghasilkan muatan parsial negatif. Muatan parsial ini akan menyebabkan timbulnya momen ikatan yang mempunyai arah dari muatan parsial positif ke muatan parsial negatif. Momen ikatan ini dapat terjadi karena perbedaan keelektronegatifan di antara dua atom yang berikatan. Sebagai contoh pada gambar momen ikatan yang terjadi pada molekul CO 2 dan H2O. Gambar 1. Momen ikatan unsur kimia Peranan oksigen dalam nyala api sangat menentukan proses pembakaran ideal, jika proses pembakaran dipengaruhi oleh induksi medan magnet sementara sifat oksigen (O 2) bila terkena induksi medan magnet sifat keelektronegatifan akan memberikan dampak pada profil nyala api. SENATEK 2015 | Malang, 17 Januari 2015 109 SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2015 Institut Teknologi Nasional Malang ISSN: 2407 – 7534 Akibatnya elektron bebas pada konduktor itu bergerak mengalami gaya Lorent. Ada gerakan elektron berarti ada arus listrik yang arahnya berlawanan dengan arus elektron berupa spin (lingkaran). Peran Eddy Current membentuk streamline oxigen berupa gelombang transversal dalam nyala api sehingga profil membentuk pusaran api yang bergolak (turbulen). Bahan bakar Bahan bakar merupakan materi yang bisa diubah menjadi energi, kebanyakan bahan bakar digunakan manusia melalui proses pembakaran (reaksi redoks) dan bahan bakar tersebut akan melepaskan panas setelah direaksikan dengan oksigen di udara. Proses lain untuk melepaskan energi dari bahan bakar adalah melalui reaksi eksotermal. Bila bahan bakar sebelum terbakar dipengaruhi gaya Lorent dari induksi medan magnet akan menyebabkan terputusnya mata rantai ikatan atom menjadi partikel pada bahan bakar sehingga mengurangi gumpalangumpalan. Arus induksi yang timbul akibat konduktor yang bergerak dalam medan magnet, gerakannya akan terhambat karena adanya perubahan fluks magnet, akibatnya elektron bebas pada konduktor itu bergerak mengalami gaya Lorent. Ada gerakan elektron, berarti ada arus listrik yang arahnya berlawanan dengan arus elektron berupa pusaran. Peran magnet lingkaran (toroida), Eddy Current ini menguntungkan karena menimbulkan panas sehingga dapat meningkatkan viscositas dan secara kontinyu memutus mata rantai partikel pada bahan bakar minyak. Pada proses pembakaran di dalam nyala api masih adanya partikel bahan bakar yang belum sempat terbakar dengan sempurna, maka jika di pengaruhi induksi medan magnet akan menaikkan temperatur dimungkinkan mengalami proses pembakaran kedua kalinya disebabkan Eddy Current yang memutus partikel dalam nyala api. Nyala api Polarisasi cahaya nyala api adalah salah satu sifat cahaya yang bergerak secara osillasi dan menuju arah tertentu. Karena cahaya termasuk gelombang elektromagnetik, maka cahaya ini mempunyai medan listrik dan juga merupakan medan magnet, yang keduanya saling berosilasi dan saling tegak lurus satu sama lain, serta tegak lurus terhadap arah rambatan. Cahaya dikategorikan sebagai gelombang transversal, yang berarti bahwa cahaya merambat tegak lurus terhadap arah osilasinya. Adapun syaratnya adalah bahwa gelombang tersebut mempunyai arah osilasi tegak lurus terhadap bidang rambatannya. Nyala api oksidasi adalah nyala api akibat adanya reaksi oksidasi, dimana suatu unsur melepaskan elektron sehingga bilangan oksidasinya meningkat. Nyala api reduksi adalah nyala api akibat adanya reaksi reduksi dimana suatu unsur mengalami peristiwa penangkapan elektron sehingga bilangan oksidasinya menurun. Fenomena warna nyala api digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan ion logam dalam jumlah yang relatif kecil pada sebuah senyawa dan juga memiliki sifat keelektronegatifan dan keelektropositifan yang berdampak pada profil nyala api akibat adanya gaya Lorent dari induksi medan magnet. Warna nyala api memiliki spektrum garis dari masing–masing ion yang berlainan karena setiap unsur memiliki nomor atom berbeda-beda dan mengakibatkan adanya perbedaan jumlah elektron serta menentukan spektrum yang dimiliki oleh setiap atom sehingga spektrum garis bersifat khas pada setiap atom. Prinsipnya adalah pengamatan warna nyala api yang dihasilkan oleh sampel pembakaran dari nyala api difusi. Warna api akan berubah bila reaksi yang terjadi dalam analisis ini di pengaruhi gaya Lorent, karena nyala api bersifat paramagnetik sehingga ada gaya tarik menarik oleh induksi medan magnet (Eddy Current) yang dapat memutus partikel secara kontinyu dalam nyala api. Gejala itu menyebabkan terpecahnya garis spectrum individual manjadi garis-garis terpisah, jika partikel dipancarkan kedalam medan magnetik dengan jarak antara garis bergantung dari besar induksi medan magnet, sehingga menyebabkan peregangan api dan mengakibatkan warna nyala api mengalami penurunan luminositas (warna menjadi pudar). SENATEK 2015 | Malang, 17 Januari 2015 110 SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2015 Institut Teknologi Nasional Malang ISSN: 2407 – 7534 Fenomena tersebut juga berdampak pada tinggi/lebar, temperatur dan kontur nyala api disebabkan karena Eddy Current yang terus menerus memutus rantai partikel oleh lintasan garis-garis induksi magnet yang memiliki panjang gelombang dan frekwensi, pada akhirnya menimbulkan energi panas yang dapat menaikkan temperatur pada nyala api. Magnet Bahwa kekuatan medan magnet bertindak sebagai sejumlah garis gaya per unit area. Salah satu sifat menarik dari garis gaya tersebut adalah tidak berpotongan atau bertabrakan pada satu titik, akan tetapi jika kemagnetan tersebut memiliki 4 (empat) kutub maka akan terjadinya perpotongan garis-garis gaya magnet antar kutub. Perpotongan pada titik-titik ini akan menyebabkan pusaran-pusaran arus dan resonansi magnetik mengakibatkan materi di sekitarnya mengalami gangguan (vortex). Dari gambar (3.2) simulasi konfigurasi garis-garis gaya magnet, jika dilihat dari arah tegak lurus medan magnet, garis terurai dan berdampingan secara simetri terhadap garis lainnya dan berpotongan antar kutub. Cahaya (nyala api) diasumsikan terpolarisasi dengan bidang polarisasi getaran elektriknya karena gaya Lorent. Tetapi dilihat dari arah medan magnet dengan melubangi sebagian besi magnetnya, cahaya (nyala api) yang tampak diasumsikan terpolarisasi melingkar dengan arah melingkar yang saling berlawanan dengan yang lain. Untuk menjelaskan gejala ini diindikasikan pengaruh medan magnet terhadap osilasi kutub magnet, dimana pancaran gelombang elektromagnetik cahaya dianggap diakibatkan oleh isolasi kutub magnet didalam partikel nyala api. Gerakan melingkar beraturan ini dengan sendirinya akan menimbulkan gelombang elektromagnetik cahaya yang terpolarisasi melingkar pula. Adapun garis-garis warna yang seharusnya ada di tengah-tengah keduanya menjadi tak terlihat apabila dilihat pada arah medan magnet, sebab cahaya adalah gelombang elektromagnetik transversal, bukan longitudinal. Jika banyak partikel dalam nyala api secara serentak mengambil energi panas dan melemparkannya kembali dalam bentuk cahaya, itu sebabnya partikel yang muatannya berbeda akan memancarkan panjang gelombang atau warna cahaya berbeda. Keberadaan induksi medan magnet dapat menyebabkan pemisahan dan pergeseran garis spektrum nyala api. Jika yang di ganggu nyala api maka diindikasikan mengalami perubahan warna, dimensi, temperatur dan kontur api berupa finger flame. v v S Api v v v v c c v Vortex v v N v c v v v c N v v v S Gambar 2. Simulasi konfigurasi garis-garis gaya magnet SENATEK 2015 | Malang, 17 Januari 2015 111 SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2015 Institut Teknologi Nasional Malang ISSN: 2407 – 7534 Magneto combustion Hukum Termodinamika Hukum Coulomb Gaya Lorenz NYALA API OKSIGEN - Bersifat paramagnetik - Kecenderungan elektronegativitas/non polar - Membentuk ikatan kimia pada semua unsur pada temperatur tinggi BAHAN BAKAR - Mengandung energi panas - Mengandung ion-ion logam yang mudah terbakar - Bersifat paramagnetik Eddy Current - Polarisasi cahaya - Bersifat paramagnetik - Gelombang elektromagnetik - Gelombang transversal - Melepaskan elektron bilangan oksidasinya meningkat - Ion logam yang terdapat pada nyala api - Ion logam memiliki spectrum garis berdampak pada warna - Dimensi (tinggi/lebar), temperatur, warna, kontur MEDAN MAGNET - Garis gaya magnet - Penambahan 4 kutub berbentuk magnet lingkaran - Terjadi perpotongan garis gaya antar kutub - mengakibatkan pusaran arus dan resonansi magnetik - Gangguan vortek dan peregangan api Hasil yang diharapkan KARAKTERISTIK NYALA API - Perubahan dimensi (tinggi/lebar) - Meningkatkan temperatur - Perubahan warna - Kontur nyala api (finger flame) Gambar 3. Diagram Kerangka Konsep Penelitian Metode Penelitian Magnet yang digunakan adalah medan elektromagnetik berbentuk lingkaran berjumlah 4 kumparan untuk memberikan kekuatan medan magnet terhadap nyala api, volume bahan bakar, termokopel, InfraRed Termometer, high speed camera atau alat perekam lainnya. Untuk itu dilakukan modifikasi eksperimen yaitu perancangan seksi uji skala laboratorium lengkap dengan perlengkapannya (bahan bakar, saluran bahan bakar sampai ke burner), medan magnet yang telah dirakit memiliki ukuran kekuatan medan magnet sesuai hasil pengukuran, dan perekam data, dan alat ukur lainnya dihubungkan dengan perangkat computer. Peralatan seksi uji dan alat ukur pendukung lainya sebelum memulai uji coba eksperimen lebih baik dilakukan kalibrasi. Pengujian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: alat ukur hasil pengukuran dibandingkan dengan media lain, Alat perekam dikoneksikan ke komputer pada jalur audio input, pada saat pengambilan data diupayakan kondisi lingkungan gelap/malam hari sehingga gambar profil api tampak jelas, dilakukan rekaman selama 10 menit. Hasil rekaman disimpan sebagai data, proses rekaman dapat diulang lagi sampai 5 pengulangan, import file data, dilakukan visualisasi gambar profil api, Nilai intensitas medan magnet dan perilaku api ditabelkan dan dilakukan pengujian statistik yang sesuai. SENATEK 2015 | Malang, 17 Januari 2015 112 SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2015 Institut Teknologi Nasional Malang ISSN: 2407 – 7534 Cara pengambilan data Camera M+ M+ Medan Magnet dengan intensitas: 0,1 T/m - 0,4 T/m M- M- Uap bahan bakar Minyak Nabati Infrared Temperature Cermin Hasil: Karakteristik Nyala Api Gambar 4. Peralatan penelitian Hasil dan Pembahasan Gambar 5. Laju rambat api minyak kelapa SENATEK 2015 | Malang, 17 Januari 2015 113 SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2015 Institut Teknologi Nasional Malang ISSN: 2407 – 7534 Rasio AFR BB Udara 1 5 Tabel 1. Pengukuran data perbandingan AFR minyak kelapa Temperatur (˚C) Pengukuran InfraRed Titik Boiling Didih Point ke Atas Tengah Bawah 1 302 202 29.1 32 33.7 2 304 202 35.6 36 36.8 3 306 202 34.9 36 36.9 4 306 202 35.3 36.2 36.7 5 306 202 35.5 36.5 37 ∑ 1524 1010 170.4 176.7 181.1 Ṝ 304.8 202 34.08 35.34 36.22 Ṝ 35.21 Atas 29 34.8 34.2 35.1 34.9 168 33.6 Termokopel Tengah Bawah 31.3 33.4 35.6 36.2 36 36.7 34.7 36.5 35 36.2 172.6 179 34.52 35.8 34.64 Tabel 2. Pengukuran data AFR minyak kelapa dengan medan magnet 0,3 T/m Temperatur (˚C) Pengukuran InfraRed Termokopel Titik Boiling Udara Didih Point ke Atas Tengah Bawah Atas Tengah Bawah 1 306 206 35.2 35.9 36.7 34.4 35.7 36.2 2 306 206 35.4 36 36.8 35 36 36.6 3 306 206 35.6 36.3 37 34.8 35.1 35.4 5 4 306 206 35.3 36.9 37.2 35 35.7 36.3 5 306 206 36 36.8 37.4 35.2 35.8 37 ∑ 1530 1030 177.5 181.9 185.1 174.4 178.3 181.5 Ṝ 306 206 35.50 36.38 37.02 34.88 35.66 36.30 Ṝ 36.3 35.61 Rasio AFR BB 1 Pembahasan ini dilakukan untuk mengetahui pola kecenderungan kuat medan magnet untuk mempengaruhi proses pembakaran dengan fokus pada nyala api. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh nyala api terhadap kuat medan magnet berefek membentuk pusaran api, fenomena ini diindikasikan karena adanya kutub magnet (N) dan kutub (S) membentuk gaya lorent yang mengakibatkan adanya gaya tarik menarik antar kutub sehingga api yang berada ditengah-tengah ikut terseret oleh pengaruh medan magnet sehingga api mengalami gaya putar oleh medan magnet. Pengaruh medan magnet diindikasikan adanya gaya lorent secara kontinyu memotong mata rantai kimia bahan bakar mengakibatkan resonansi magnetik pada nyala api (flame), sebagian O2 melepaskan diri dari homogenitas dan sebagian bahan bakar mengalami perubahan temperatur dan panas bahan bakar menyebabkan lepasnya elektron sehingga bilangan oksidasinya meningkat maka terjadilah kenaikan temperature nyala api. Jika pada gambar diatas diamati maka terlihat suatu kontur dari api yang tidak bundar sesuai bentuk magnet, melainkan adanya perubahan kontur berupa punggungan dan lembah membentuk finger flame, hal ini dapat diprediksi bahwa dalam proses pembakaran api dari pembakaran yang memiliki sifat paramagnetik dan diamagnetik, fenomena ini dapat dipertegas dengan corak warna disebabkan adanya ion logam yang memiliki spektrum garis berdampak pada warna nyala api mengalami penurunan luminositas. Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa pengaruh induksi medan magnet terhadap nyala api dapat meningkatkan temperatur pembakaran dan karakteristik kuat medan magnet dapat digunakan sebagai kendali pembakaran dari profil nyala api yang dihasilkan serta induksi medan magnet dapat meregangkan nyala api sehingga mengakibatkan menurunnya luminositas. SENATEK 2015 | Malang, 17 Januari 2015 114 SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2015 Institut Teknologi Nasional Malang ISSN: 2407 – 7534 Daftar Pustaka [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] Bennett, Dick., Process Heating; Aug 2000; 7, 7; Burners and their control, Part 4, Ratio control hardware, ProQuest Research Library, pg.19. Engr. Okoronkwo C. A , et.al, 2010, The effect of electromagnetic flux density on the ionization and the combustion of fuel, American Journal Of Scientific And Industrial Research, ISSN: 2153-649X, doi:10.5251/ajsir.2010.1.3.527.531. Gene Plavnik., 2006, Pulse Combustion Technology., ASME., 14th Nort American Waste to Energy Conferece, Tampa, Florida USA, pg. 143-148. Lin Li, Paul S. Greenberg, et.al., 2011., Study of magnetc filter system for the characterization of particle magnetc property, Aerosol Science and Technology, 45:327– 335. N.I Wakayama, 1996, Magnetic support of combustion in diffusion flames under microgravity, Elsevier, Volume 107, Issues 1-2, page 187-192 N.I. Wakayama, 1997, Synthesis of materials under magnetic field and magnetic control gas flow and combustion, Elsevier, J. Japan Inst. Metals, Vol.61, No.12, page 1272-1277. Nobuko I Wakayama, 1991, Behavior of gas flow under gradient magnetic fields, Journal of Applied Physics / Volume 69 / Issue 4, pg. 2734-2736. Nobuko I Wakayama., Masaaki Sugie., 1996., Magnetic promotion of combustion in diffusion flames, ELSEVIER, Volume 216, Issues 3–4, 1, page 403-405. P. Govindasamy, et. all, 2007, Experimental investigation of cyclic variation of combustion parameters in catalytically activated and magnetically energized two stroke SI engine, Journal 46 of Energy & Environment, Vol. 6 , pg. 45-59 V. Gilard., P. Gillon, C.J.N. Blanchard., Effects of a Magnetic Field on the Stabilization of a Lifted Diffusion Flame, proceedings of the European Combustion Meeting 2009, pg. 1 – 5, corresponding author: [email protected]., IUT., Universte d’Orleans, France., ICARE-ST 21-CNRS Orleans, France. Ronald Razner, 2008, Magnetic control of the flow of hot combustion gases in of hot combustion gases in hydrogen-oxygen combustion at 14 atmospheres, National Aeronautics And Space Administration., Lewis Research Center., the Clearinghouse for Federal Scientific and Technical Information, Springfield, Virginia 22151. Tatsuhiro tokada, et.al, 2003, The effect of magnetic field on the oxygen reduction reaction and its application in polymer electrolyte fuel cells, Elsevier, Electrochimica Acta 48., pg. 531 -539. Tongxun Yi, et.al., 2005, Mean flow regulation of a high frequency combustion control valve based on pulse width modulation and system identification, American Control Conference, Proceedings of the 2005, page(s): 1132 - 1137 vol. 2 Ra'ad A. Khalil, 2011, Reduction of pollutant emission in ethanol gasoline blends engines with magnetic fuel conditioning, Al-Rafidain Engineering, University of Mosul, , vol 20 No. 3, pg. 148-154. Ueno S, et,al., 1987, Experimental difficulties in observing the effects of magnetic fields on biological and chemical processes, Magnetics, IEEE Transactions on, Volume: 22 , Issue: 5, ISSN : 0018-9464, Page(s): 868 – 873), Ueno S, et.al, 1987, Magnetic Field Effects on Combustion, Magnetics, IEEE Transactions on, Volume: 2 , Issue: 9 , Page(s): 861 - 862, ISSN : 0882-4959 Ueno S, et.al, 1986, Experimental difficulties in observing the effects of magnetic fields on biological and chemical processes, Magnetics, IEEE Transactions on Volume: 22 , Issue: 5, ISSN : 0018-9464, Page(s): 868 – 873 Ueno S, et.al, 1985, Combustion processes under strong DC magnetic fields Magnetics, IEEE Transactions on Volume: 21 , Issue: 5 , Page(s): 2077 - 2079, ISSN : 0018-9464 SENATEK 2015 | Malang, 17 Januari 2015 115