Pertolongan Pertama Kecelakaan Di Rumah 261 Kb

advertisement
Pertolongan Pertama Kecelakaan Di Rumah
Kecelakaan merupakan peristiwa tidak terduga yang menimpa seseorang. Peristiwa tersebut
terjadi begitu saja, tidak direncanakan, tidak mengenal waktu, tidak mengenal tempat, dan
tidak memilih siapa yang akan mendapatkannya. Kecelakaan dapat berakibat fatal,
menimbulkan cacat tubuh atau bahkan tidak meninggalkan bekas sama sekali. Hal ini sangat
tergantung dari faktor penyebab, peristiwa itu sendiri, dan daya tahan korban.
Penanganan yang tepat dan cepat menentukan keberhasilan penanganan kecelakaan. Jika
penanganan tidak tepat dan lambat kondisi pasien dapat menjadi semakin parah. Sebaliknya,
jika penatalaksanaan dilakukan dengan cepat dan tepat dapat mencegah kematian atau
perburukan kondisi korban. Kecelakaan di rumah tangga cukup tinggi, seperti jatuh dari
tangga/pohon, tersayat pisau/pecahan gelas; tersiram air/minyak panas, kemasukan benda
asing ke dalam hidung/telinga, salah minum obat, dan sebagainya. Untuk melakukan
pertolongan pertama, peralatan dan obat-obatan di rumah sangat terbatas sehingga untuk
melakukan pertolongan pertama diperlukan pengetahuan dan keterampilan sederhana yang
tidak memperparah kondisi korban. Selain itu, diperlukan ketepatan dalam menentukan kapan
dirujuk ke rumah sakit.
1. Memar
Memar terjadi karena trauma/benturan benda keras. Jatuh ke lantai terbentur meja tembok.
Tanda yang terlihat adanya benjolan pada bagian yang terantuk, kadang disertai wama
kebiruan ( dapat muncul esok hari ). Benjol dan kebiruan disebabkan karena pembuluh darah
pada bagian yang terkena benturan pecah dan darah masuk kejaringan sekitarnya. Cara
mengatasinya jika tidak ada luka langsung dikompres dingin pada bagian yang terbentur. Hal
ini untuk mencegah bertambah banyak darah yang merembes ke jaringan. Pengompresan juga
akan mengurangi udema (pembengkakan). Pada hari berikut dilihat kondisi pembengkakan
berkurang atau tidak. Pada periode ini penatalaksanaan ditujukan untuk
mengurangi/menghilangkan pembengkakan. Cara yang digunakan dengan memberikan
kompres panas selama 3-5 menit, untuk melebarkan pembutuh darah setempat, setelah itu
dikompres dingin selama 1-2 menit. Hal ini dilakukan 4 – 5 kali sehari sampai bengkak
menghilang. Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan kompres panas yakni suhu panas
jangan sampai menimbulkan luka bakar. Kompres panas dapat menggunakan air panas dalam
kantong atau dengan obat pemanas kulit ( salep/ krim / balsam ). Penggunaan obat yang
ditempatkan
pada
kulit
perlu
diperhatikan
efeknya.
Memar dapat terjadi di semua bagian tubuh. Untuk memar yang terjadi di sekitar mata,
misalnya terkena tinju. Cara penatalaksanaan sama yakni dalam 24 jam pertama diberikan
kompres dingin, selanjutnya kompres panas dingin berganti-ganti. Hal yang perlu
diperhatikan adalah penyebab dan kondisi memar mata yang dapat menimbulkan penyulit,
misal tulang dasar kepata retak atau tulang sekitar bola mata retak/patah. Untuk memastikan
biasanya diawali dengan melihat ukuran trauma, ada tidaknya gangguan penglihatan. Jika
diduga terjadi keadaan semacam ini maka harus segera dirujuk ke rumah sakit.
2. Laserasi atau Luka Parut
Luka parut disebabkan karena benda keras yang merusak permukaan kulit, misalnya karena
jatuh saat berlari. Permukaan kulit yang rusak mengakibatkan terjadi perdarahan. Banyaknya
perdarahan tergantung dari lokasi luka, dalam dan luas luka. Luka parut di kepala ( misal
terantuk ) umumnya minimbulkan perdarahan lebih banyak dibanding di tempat lain. Cara
mengatasi luka parut, bila ada perdarahan dihentikan terlebih dahulu dengan cara menekan
bagian yang mengeluarkan darah dengan kasa steril atau saputangan/kain bersih. Kemudian
cuci dan bersihkan sekitar luka dengan air dan sabun. Luka dibersihkan dengan kasa steril
atau benda lain yang cukup bersih. Perhatikan pada luka, bila dijumpai benda asing ( kerikil,
kayu, atau benda lain ) keluarkan. Bila ternyata luka terlalu dalam, rujuk ke rumah sakit.
Setelah bersih dapat diberikan anti-infeksi lokal seperti povidon iodine atau kasa anti-infeksi.
3. Terpotong atau Teriris
Terpotong adalah bentuk lain dari perlukaan yang disebabkan oleh benda tajam, bentuk
lukanya teratur dan dalam, perdarahan cukup banyak, apalagi kalau ada pembuluh darah
arteri yang putus terpotong. Cara mengatasinya pertama, menangani perdarahan terlebih
dahulu yakni dilakukan dengan menekan bagian yang mengeluarkan darah dengan
menggunakan kasa steril atau kain yang bersih. Bila ada pembuluh nadi yang ikut terpotong,
dan cukup besar, dilakukan pembalutan torniquet. Pembalutan dilakukan dengan
menempatkan tali/ikat pinggang/saputangan pada bagian antara luka dan jantung secara
melingkar, kemudian dengan menggunakan sepotong kayu/ballpoint tali/ikat
pinggang/saputangan tadi diputar sampai lilitannya benar-benar kencang (lihat gambar 1).
Tujuan cara ini untuk menghentikan aliran darah yang keluar dari luka. Setelah itu, luka
ditutup dan rujuk ke rumah sakit. Pembebatan torniquet dilakukan pada lengan atas atau
paha. Pembebatan di tempat lain tidak akan efektif. Pada luka yang teriris dioles anti infeksi
kemudian ditutup kasa steril.
4. Luka Bakar
Luka Bakar sering terjadi di rumah tangga di antaranya terkena api, tersiram air panas,
minyak panas, sampai kuah masakan yang panas. Berat ringan luka bakar sangat tergantung
pada luas dan dalam luka bakar tersebut. Luka bakar dibedakan atas, luka bakar kering
umumnya karena api, sengatan listrik, logam panas; luka bakar karena cairan panas, air
mendidih, uap panas, minyak panas, dll; luka bakar karena zat kimia, asam pekat, alkali
pekat, dll. Tanda-tanda luka bakar sesuai tingkat keparahannya, yakni luka bakar ringan rasa
panas dan nyeri, kemerah-merahan pada bagian yang terkena panas, kadang-kadang ada
pembengkakan. Luka bakar sedang cirinya bagian yang terkena lebih dalam dari permukaan
kulit, rasa panas dan nyeri lebih hebat, selain kemerahan juga timbul gelembung yang berisi
cairan. Luka bakar berat cirinya jaringan yang terkena lebih dalam sampai jaringan di bawah
kulit, tampak ada jaringan yang mati ( kehitaman ). Hal yang perlu diperhatikan selain
kedalaman luka bakar juga luas permukaan kulit yang terkena trauma panas. Semakin luas
permukaan
kulit
yang
terkena
semakin
membahayakan
jiwa
korban.
Penatalaksanaan luka bakar tergantung pada tingkat keparahannya, seperti :
Luka
bakar
ringan
Derajat ringan jika luas kurang dari 50% atau derajat sedang dengan dengan luas kurang dari
15 % atau derajat berat kurang dari 2%. Bagian yang terkena panas dikompres dengan air
dingin atau dialiri air dingin. Bila terlalu luas segera rujuk kerumah sakit. Bagian yang
melepuh jangan dipecah, tetapi ditutupi. Tidak dianjurkan mengolesi luka bakar dengan
odol/kamfer, keadaan ini justru akan memperberat kondisi luka bakar dan akan menambah
penderitaan,
sebab
saat
membersihkan
akan
terasa
sakit.
Luka
Bakar
Sedang
Derajat ringan dengan luas lebih dari 50%, derajat sedang dengan luasc15-30%, atau derajat
berat dengan luas lebih dari 2 % perlu segera dirujuk ke rumah sakit dengan menutupi bagian
yang
terkena
panas.
Luka
bakar
berat
Lebih parah dan lebih luas dari kondisi luka bakar sedang, segera rujuk ke rumah sakit yang
lengkap. Obat-obatan yang diperlukan pada luka bakar, terutama bila permukaan kulit
terbuka, adalah anti infeksi yang diberikan secara oles/topikal untuk mencegah kemungkinan
terinfeksi. Hal lain yang perlu diperhatikan karena dapat mengancam korban luka bakar
adalah kehilangan cairan tubuh (dehidrasi), karena permukaan kulit yang rusak, infeksi, cacat
tubuh karena adanya jaringan parut akibat luka bakar (kontraktur). Untuk luka bakar karena
zat kimia perlu penatalaksanaan khusus, secara umum luka bakar dialiri air dingin lebih lama
( 20 – 30 menit ), tutup dengan kain halus, dan rujuk ke rumah sakit.
5. Terkilir, Lepas Sendi, dan Patah Tulang
Keadaan ini sering terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Cara mengatasi terkilir,
pertama dilakukan kompres dingin untuk mengurangi pembengkakan sendi, kemudian
dilakukan pembalutan ketat dua lapis untuk mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan.
Istirahatkan sampai bengkaknya hilang. Lepas sendi (luxasio) sering terjadi pada usia lanjut,
terutama sendi mandibula. Penatalaksanaan lepas sendi harus dilakukan di rumah sakit oleh
ahli ortopedi untuk mengembalikan sendi ke posisi normal. Patah tulang (fracture) dapat
tertutup dapat terbuka. Patah tulang terbuka terjadi jika salah satu ujung tulang keluar
permukaan kulit sehingga menimbulkan luka. Patah tulang yang banyak terjadi dalam rumah
tangga karena jatuh dari atap, dari pohon, atau terpeleset. Pada wanita usia lanjut banyak
terjadi patah tulang di leher tulang paha ( colum femur ). Penatalaksanaan patah tulang
dilakukan di rumah sakit. Namun demikian, sebelum dirujuk ke rumah sakit dapat dilakukan
pertolongan pertama sebagai berikut: korban dibaringkan, bagian tulang yang diperkirakan
patah diistirahatkan, jangan sampai bergerak. Untuk itu harus dilakukan pembidaian. Prinsip
pembidaian adalah “mematikan” dua persendian yang membatasi bagian tulang yang patah.
Pembidaian dilakukan agar bagian yang patah tidak bergerak atau bergeser. Pada patah tulang
terbuka selain tindakan seperti di atas, perdarahan dihentikan dan luka ditutupi dengan kain
steril atau kain bersih agar tidak terkontaminasi bakteri. Selanjutnya dirujuk ke rumah sakit.
Pada fraktur terbuka tidak boleh menarik atau membetulkan bagian yang patah dan/atau
memasukan ujung tulang yang mencuat keluar.
6. Mimisan atau Perdarahan Hidung
Kejadian ini sering terjadi pada anak-anak, baik karena dikorek-korek atau karena hal lain
(demam). Cara mengatasi yang paling mudah dengan mendudukkan anak agak menunduk,
cuping hidung kanan kiri dipencet bersamaan, dan bernapas melalui mulut. Tunggu sampai
10 menit. Bila darah masih keluar, segera rujuk ke rumah sakit. Penggunaan cara tradisional
dengan daun sirih, dapat membantu menghentikan perdarahan karena daun sirih mengandung
zat yang menyempitkan pembuluh darah.
7. Pingsan (syncope)
Pingsan adalah suatu keadaan seseorang kehilangan kesadarannya. Hal ini sering terjadi
karena kondisi fisik ataupun mental tidak baik. Cara mengatasi keadaan ini, sebelum
melakukan tindakan perhatikan pernapasannya. Bila masih bernapas segera baringkan dengan
posisi kepala lebih rendah dari dada dan kaki, pakaian yang kencang dilonggarkan. Badan
dihangatkan. Pingsan karena kejiwaan agak sulit ditangani sebab biasanya disertai kejang (
misal dalam keadaan histeris ). Bila tidak bernapas, raba nadinya, bila tidak teraba, lakukan
resusitasi jantung paru. Bila tidak dapat segera rujuk ke rumah sakit
8. Benda asing
Benda asing adalah benda yang tidak biasa di dalam tubuh, seperti duri menusuk dan
tertinggal dalam kulit, biji-bijian yang dimasukkan ke dalam hidung telinga, telinga
kemasukan serangga, dan saluran napas tersumbat makanan. Kejadian yang sering dijumpai
adalah anak-anak yang memasukkan benda asing ke lubang hidung. Cara mengatasinya, bila
benda asing tidak terlalu besar, diusahakan untuk bersin. Caranya dengan mencium bubuk
merica. Jika dengan cara tersebut tidak berhasil segera dirujuk ke rumah sakit. Jangan
mengkorek atau menyemprot dengan air karena hal ini dapat memperparah keadaan atau
benda
asing
semakin
dalam.
Jika ditemukan benda asing di telinga, misalnya serangga harus dikeluarkan dengan
meneteskan minyak mineral (gliserin/parafin cair) atau obat tetes telinga, kemudian
miringkan dan amati benda asing tersebut keluar atau tidak. Bila tidak keluar, jangan
melakukan tindakan apapun sebab dapat merusak saluran atau selaput kendang telinga. Benda
asing di mata, prinsip jangan menggosok-gosok kelopak mata. Bila ada darah segera rujuk ke
rumah sakit. Bila debu yang halus, dapat dilakukan dengan membalik kelopak mata, dengan
ujung kapas atau saputangan yang dibasahi ambil debu yang ada di mata. Dapat juga
dilakukan dengan gelas pencuci mata, atau dengan mengaliri air bersih. Bila benda asing
menancap pada selaput lendir bola mata, segera rujuk kerumah sakit. Benda asing dikulit,
misal duri, bila ujung duri masih teraba cabut dengan alat penjepit yang telah
dibersihkan/disucihamakan. Bila halus, duri bambu/kaktus/ulat bulu, dapat dengan cara
menempelkan plester pada kulit yang tercancap duri halus, kemudian plester dicabut dengan
cepat. Lakukan berulang-ulang sampai duri/bulu halus tercabut semua. Bila Benda asing
masuk ke dalam tenggorokan, sehingga menyumbat saluran nafas, perlu dilakukan tindakan
yang cepat dan segera. Pada bayi dengan cara mengangkat kedua kaki dan tepuk
punggungnya. Pada anak-anak, dengan cara tengkurupkan pada lutut, atau kursi yang dibalik
tepuk punggungnya. Pada anak yang besar atau dewasa dengan metode Heimlich. Bila tidak
berhasil segera rujuk ke rumah sakit. Duri ikan yang tercancap ditenggorokan dapat diatasi
dengan menelan bakpao, atau nasi/ketan yang dikepal kemudian ditelan. Bila tidak berhasil
rujuk ke rumah sakit.
9. Keracunan
Dalam rumah tangga keracunan dapat terjadi karena makanan/minuman misal keracunan
singkong, bongkrek, jengkol, minuman lapen atau karena zat kimia seperti baygon, pemutih,
racun tikus, dan lainnya. Keracunanan makanan dan minuman ditandai dengan gangguan
saluran cerna, mual, muntah, sampai diare, kepala berputar-putar, pada keadaan yang berat
dapat terjadi gangguan gangguan pernapasan dan dapat meninggal dunia, misalnya kejadian
keracunan bongkrek di daerah Banyumas. Khusus untuk keracunan karena makan jengkol,
ditandai dengan gangguan saluran kemih, berupa nyeri dan air seni sedikit. Cara mengatasi
secara umum, bila baru terjadi dan korban masih sadar, dengan mengeluarkan bahan
makanan dari lambung dengan memacu muntah. Caranya dengan mengorek tenggorokan
dengan jari. Bila tidak sadar segera rujuk ke rumah sakit, apalagi telah muncul tanda kebiruan
(sianotis) pada daerah-daerah ujung jari dan bibir. Untuk mengatasi keracunan kimiawi
diperlukan penatalaksanaan khusus dan hanya dilakukan di rumah sakit. Akan sangat
menolong bila korban yang dirujuk ke rumah sakit disertai dengan zat racun yang
diminum/dimakan. Beberapa cara tradisional yang dilakukan dengan minum air kelapa muda
dan sebagainya. Hal ini dapat dilakukan bila korban sadar. Jangan sekali-kali memasukkan
makanan-minuman melalui mulut pada keadaan pasien tidak sadar.
10. Gigitan hewan, Sengatan Serangga dan Racun dari Tumbuh-tumbuhan
Kejadian gigitan/sengatan dari hewan maupun tumbuhan dapat terjadi pada rumah tangga.
Mulai dari hewan kecil, seperti tungau, pinjal, lebah, nyamuk, kaki seribu, kelabang, sampai
ular, anjing. Akibat yang nyata terlihat adanya perlukaan pada kulit dan adanya tanda
peradangan ( merah bengkak, sakit/nyeri ). Pada kondisi yang lebih buruk dapat terjadi
kekakuan / kelumpuhan bagian yang terluka. Khusus pada gigitan ular yang beracun ada dua
lubang bekas masuknya taring ular berbisa. Cara mengatasi gigitan hewan ( anjing, kucing,
kera ) korban ditenangkan luka dicuci dengan air bersih dan sabun, beri antiseptik balut, dan
rujuk ke rumah sakit. Bila ada perdarahan hentikan perdarahan dengan cara seperti luka
potong atau luka sayat. Jika luka karena sengatan serangga, segera lepas serangga dari tempat
gigitannya, dengan menggunakan minyak pelumas, atau terpentin atau minyak cat kuku.
Setelah terlepas (kepala dan tubuh serangga) luka dibersihkan dengan sabun dan diolesi
calamine atau krim antihistamin. Bila tersengat lebah, ambil sengatnya dengan jarum halus,
bersihkan dan oleskan krim antihistamin atau kompres es bagian yang tersengat. Bila
menunjukkan adanya tanda-tanda membahayakan, seperti kepala berputar-putar, mualmuntah, pucat apalagi sampai sesak napas, segera rujuk ke rumah sakit. Sementara,
penanganan gigitan ular beracun dengan melakukan torniquet (balutan kencang) antara bekas
gigitan dengan jantung, istirahatkan bagian yang tergigit, seperti kita menangani patah tulang.
Rujuk ke rumah sakit. Jangan melakukan sayatan silang dan menghisap darah dari luka
sayatan tersebut, sebab selain membahayakan diri bagi yang menghisap darah, juga akan
menimbulkan luka infeksi pada korban.
Oleh H. SULANTO SALEH-DANU R (Bagian Farmakologi Klinik Fak. Kedokteran UGM)
sumber:
rumah.html
http://www.catatankesehatan.info/2012/05/pertolongan-pertama-kecelakaan-di-
Download