TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n A. Fungsi Dua Variabel atau Lebih Dalam subbab ini, fungsi dua variabel atau lebih dikaji dari tiga sudut pandang: secara verbal (melalui uraian dalam kata-kata) secara aljabar (melalui rumus eksplisit) secara visual (melalui grafik atau kurva ketinggian) Suatu fungsi dua variabel adalah suatu aturan yang memberikan sebuah bilangan riil unik pada masing-masing pasangan bilangan terurut bilangan riil (x,y) di dalam sebuah himpunan D; dan bilangan riil unik tersebut dinyatakan oleh f (x,y). Himpunan D merupakan daerah asal (domain) dari f. Himpunan nilai yang digunakan f merupakan daerah hasil (range) dari f. Dengan kata lain, f ( x, y) | ( x, y) D Jika z f ( x, y) , maka x dan y merupakan variabel bebas (independent variables) sementara z merupakan variabel tak bebas (dependent variable). Fungsi dua variabel tidak lain adalah fungsi yang daerah asalnya berupa himpunan bagian dari ℝ2 dan daerah nilainya merupakan himpunan bagian dari ℝ. Perhatikan contoh berikut. >> Contoh 1 Misalkan f ( x, y) 9 x 2 y 2 . a. Hitunglah f (1, 2) . b. Carilah daerah asal fungsi f. c. Carilah daerah hasil fungsi f. Jawab: a. b. f (1, 2) 9 12 22 4 2 Fungsi f tidak akan terdefinisi jika kurang dari 0. Jadi, y 9 x2 y 2 0 f ( x, y) 0 → 9 x y 0 9 x2 y 2 x2 y 2 9 2 3 2 –3 3 Dengan demikian, D ( x, y) | x 2 y 2 9 . –3 KALKULUS 3 – Srava Chrisdes x x2 y 2 9 1 c. Misalkan z f ( x, y) 9 x 2 y 2 . Karena z merupakan akar kuadrat positif, maka z 0 . Dan, 9 x2 y 2 9 → 9 x2 y 2 3 → z 3 . Jadi, daerah hasilnya adalah: z | 0 z 3 f ( x, y) | 0 f ( x, y) 3 . Cara lain untuk meninjau perilaku suatu fungsi dua variabel adalah dengan meninjau grafik. Jika f adalah suatu fungsi dua variabel dengan daerah asal D, maka grafik f adalah himpunan semua titik (x,y,z) di ℝ3 sedemikian sehingga z = f (x,y) dan (x,y) berada di D. >> Contoh 2 Sketsakan grafik fungsi z f ( x, y) 6 3x 2 y . Jawab: Grafik f mempunyai persamaan z 6 3x 2 y atau 3x 2 y z 6 yang menyatakan bidang. Bagian dari grafik ini terletak pada oktan pertama, yang disketsakan pada gambar berikut. z (0,0,6) y (2,0,0) (0,3,0) x >> Contoh 3 Sketsakan grafik fungsi z 13 36 9 x 2 4 y 2 . Jawab: Perhatikan bahwa z 0 . Jika kedua ruasnya dikuadratkan dan kemudian disederhanakan, x2 y 2 z 2 1 yang berbentuk elipsoida. Grafik maka diperoleh 9 x2 4 y 2 9 z 2 36 atau 4 9 4 fungsinya adalah setengah bagian atas dari elipsoida, yang disketsakan pada gambar berikut. z 13 36 9 x 2 4 y 2 KALKULUS 3 – Srava Chrisdes 2 Suatu sketsa yang berpadanan dengan grafik dari fungsi dua variabel z f ( x, y) seringkali sukar dibuat dalam ruang dimensi-3, sehingga sketsa dalam ruang dimensi-2 dibuat. Setiap bidang horizontal z = c memotong permukaan pada suatu kurva. Proyeksi dari perpotongan ini pada bidang xy disebut sebagai suatu kurva ketinggian, dan koleksi dari kurva-kurva ketinggian tersebut disebut sebagai suatu peta kontur. Permukaan z = f (x,y) Bidang z=c Peta kontur dengan beberapa kurva ketinggian Kurva Ketinggian f (x,y) = c >> Contoh 4 Gambarkan peta kontur untuk permukaan yang mempunyai fungsi z 13 36 9 x 2 4 y 2 dengan z 0 , z 1 , z 1,5 , z 1, 75 , dan z 2 . Jawab: x2 y 2 Saat z 0 , diperoleh 9 x 2 4 y 2 36 atau 1 yang berbentuk elips. 4 9 x2 y 2 2 2 1 yang berbentuk elips. z 1 Saat , diperoleh 9 x 4 y 27 atau 3 27 4 Saat z 1,5 , diperoleh 9 x 2 4 y 2 x2 y 2 63 1 yang berbentuk elips. atau 63 63 4 36 16 x2 y2 135 1 yang berbentuk elips. atau 135 135 16 144 64 Saat z 2 , diperoleh 9 x 2 4 y 2 0 yang berbentuk titik. Saat z 1,75 , diperoleh 9 x 2 4 y 2 KALKULUS 3 – Srava Chrisdes 3 Berikut ini adalah beberapa contoh permukaan disertai dengan peta konturnya. KALKULUS 3 – Srava Chrisdes 4 Suatu fungsi tiga variabel adalah aturan yang memberikan sebuah bilangan riil unik kepada masing-masing rangkap-tiga terurut (x,y,z) di dalam daerah asal D ⊂ ℝ3; dan bilangan riil unik tersebut dinyatakan oleh f (x,y,z). Dengan kata lain, f ( x, y, z) | ( x, y, z) D Suatu fungsi n variabel adalah aturan yang memberikan sebuah bilangan riil unik kepada masing-masing rangkap-n terurut ( x1 , x2 ,..., xn ) di dalam daerah asal D ⊂ ℝ n; dan bilangan riil unik tersebut dinyatakan oleh f ( x1 , x2 ,..., xn ) . Dengan kata lain, f ( x1, x2 ,..., xn ) | ( x1, x2 ,..., xn ) D B. Turunan Parsial Jika f adalah fungsi dua variabel, katakanlah f (x,y), maka: turunan parsial dari f terhadap x pada titik (a,b) f (a h, b) f (a, b) f x (a, b) lim h 0 h turunan parsial dari f terhadap y pada titik (a,b) f ( a, b h ) f ( a , b ) f y (a, b) lim h 0 h Notasi untuk turunan parsial pertama dari fungsi dua variabel adalah sebagai berikut. Jika z f ( x, y) , maka: f z f x ( x, y) f x f ( x, y) x x x f z f y ( x, y) f y f ( x, y ) y y y Simbol merupakan simbol untuk turunan parsial dalam matematika. Aturan untuk pencarian turunan parsial dari z f ( x, y) adalah sebagai berikut. Untuk mencari f x , pandang y sebagai konstanta dan diferensialkan f ( x, y) terhadap x. Untuk mencari f y , pandang x sebagai konstanta dan diferensialkan f ( x, y) terhadap y. >> Contoh 5 Tentukan f x (1, 2) dan f y (1, 2) jika f ( x, y) x 2 y 3 y3 . Jawab: f x ( x, y) 2 xy ; sehingga f x (1, 2) 2(1)(2) 4 . f y ( x, y) x 2 9 y 2 ; sehingga f y (1, 2) (1)2 9(2)2 37 . Pada turunan parsial tingkat tinggi, secara umum prosesnya sama dengan turunan parsial pertama (tingkat satu). Dalam turunan parsial kedua (tingkat dua), diperoleh: KALKULUS 3 – Srava Chrisdes 5 - f xx f 2 f x x x 2 - f yy f 2 f y y y 2 - f xy f 2 f y x y x - f yx f 2 f x y x y Jadi, dalam turunan parsial kedua, diperoleh 22 4 turunan parsial. Dalam turunan parsial ketiga, diperoleh 23 8 turunan parsial. Demikian seterusnya, sampai turunan parsial ke-n, diperoleh 2n turunan parsial. >> Contoh 6 x Tentukan turunan parsial kedua dari f ( x, y) xe y sin x3 y 2 . y Jawab: Tentukan terlebih dahulu f x dan f y . fx ey x 1 cos 3x 2 y 2 y y x 1 sin 6 xy 2 2 y y x 1 x x f xy e y 3 sin 2 cos 6 x 2 y y y y y f xx x x cos 2 x3 y 2 y y 2 x 2x x x f yy xe y 4 sin 3 cos 2 x3 y y y y f y xe y ; ; f yx e y x 1 x x sin 2 cos 6 x 2 y 3 y y y y Perhatikan pada Contoh 6 bahwa f xy f yx . Hal ini merupakan kasus khusus yang memiliki kriteria sebagai berikut. Teorema 1 Teorema Clairaut Misalkan f xy dan f yx merupakan fungsi yang kontinu pada suatu himpunan buka S. Maka, f xy f yx di setiap titik pada himpunan buka S. Andaikan f adalah suatu fungsi tiga variabel, f (x,y,z). Maka, turunan parsial f terhadap x di (a,b,c): f (a h, b, c) f (a, b, c) f x (a, b, c) lim h 0 h Jadi, f x (a, b, c) dapat diperoleh dengan memperlakukan y dan z sebagai konstanta dan mendiferensialkan f ( x, y, z ) terhadap x. Turunan parsial terhadap y dan z juga didefinisikan dengan cara yang serupa. >> Contoh 7 Tentukan f xxyz jika f ( x, y, z) sin(3x yz) . Jawab: f x 3cos(3x yz ) f xx 9sin(3x yz ) f xxy 9 z cos(3x yz ) f xxyz 9cos(3x yz ) 9 yz sin(3x yz ) KALKULUS 3 – Srava Chrisdes 6 C. Limit dan Kontinuitas Berikut ini adalah definisi formal dari limit fungsi dua variabel. lim ( x , y ) ( a ,b ) sehingga f ( x, y) L berarti jika untuk setiap bilangan 0 , terdapat 0 sedemikian f ( x, y) L bilamana adalah anggota dari ( x, y) domain D dan 0 ( x, y) (a, b) atau 0 ( x a)2 ( y b)2 . >> Contoh 8 Hitunglah lim [ x 2 y 3 x3 y 2 3x 2 y] . ( x , y ) (1,2) Jawab: lim [ x 2 y 3 x3 y 2 3x 2 y ] 12 23 13 22 3 1 2 2 ( x , y ) (1,2) 8 4 3 4 11 Ada beberapa fungsi yang memerlukan penangan khusus. Perhatikan Contoh 9 berikut. >> Contoh 9 Perlihatkan bahwa x2 y 2 tidak ada. ( x , y ) (0,0) x 2 y 2 lim Jawab: x2 y 2 . Pertama, hampiri (0,0) sepanjang sumbu-x, yang berarti bahwa x2 y 2 x 2 02 1 untuk semua x 0 sehingga: y 0 . Maka, f ( x, 0) 2 x 02 x 2 02 lim 1 ( x ,0) (0,0) x 2 02 Selanjutnya, hampiri (0,0) sepanjang sumbu-y, yang berarti bahwa x 0 . Maka, 02 y 2 f (0, y ) 2 1 untuk semua y 0 sehingga: 0 y2 Misalkan f ( x, y ) 02 y 2 lim 1 (0, y ) (0,0) 02 y 2 x2 y 2 Karena f ( x, y ) 2 memiliki dua limit yang berbeda, maka x y2 x2 y 2 lim tidak ada. ( x , y ) (0,0) x 2 y 2 Fungsi polinomial dua variabel: m f ( x, y ) i 1 n c x y i j 1 j ij Fungsi rasional dua variabel: f ( x, y ) KALKULUS 3 – Srava Chrisdes p ( x, y ) q( x, y ) ; q( x, y) 0 7 Teorema 2 >> Jika f ( x, y) merupakan fungsi polinomial, maka: lim f ( x, y) f (a, b) ( x , y ) ( a ,b ) >> Jika f ( x, y ) >> Jika lim ( x , y )( a ,b ) p ( x, y ) dengan p( x, y) , q( x, y) adalah fungsi polinomial, maka: q( x, y ) p( x, y ) p(a, b) ; q(a, b) 0 lim ( x , y ) ( a ,b ) q ( x, y ) q ( a, b) p( x, y) L 0 dan lim q( x, y) 0 , maka: ( x , y ) ( a ,b ) lim ( x , y ) ( a , b ) p ( x, y ) q ( x, y ) tidak ada. >> Contoh 10 x2 y 2 1 Perlihatkan bahwa lim tidak ada. ( x , y ) (0,0) x2 y 2 Jawab: lim p( x, y) lim [ x 2 y 2 1] 1 ( x , y )(0,0) lim ( x , y )(0,0) ( x , y ) (0,0) q( x, y) lim [ x 2 y 2 ] 0 ( x , y ) (0,0) x2 y 2 1 tidak ada. ( x , y ) (0,0) x2 y 2 Selanjutnya akan dibahas mengenai fungsi kontinu. Berdasarkan Teorema 2, maka dapat dikatakan bahwa lim Fungsi dua variabel f ( x, y) disebut kontinu di (a,b) jika lim f ( x, y) f (a, b) ( x , y ) ( a ,b ) Hal di atas mengartikan bahwa kekontinuan f ( x, y) pada suatu titik (a,b) ditentukan oleh: (1) f ( x, y) mempunyai nilai di (a,b), (2) f ( x, y) mempunyai limit di (a,b), dan (3) nilai f ( x, y) di (a,b) sama dengan limitnya di (a,b). Teorema 3 (Fungsi Komposisi) Jika g suatu fungsi dua variabel yang kontinu di (a,b) dan f suatu fungsi satu variabel yang kontinu di g(a,b), maka fungsi komposisi f ∘ g yang didefinisikan oleh (f ∘ g)(x,y) = (f (g(x,y)) kontinu di (a,b). >> Contoh 11 Perlihatkan bahwa f ( x, y) cos x3 4 xy y 2 adalah kontinu di setiap titik dari bidang. Jawab: KALKULUS 3 – Srava Chrisdes 8 Fungsi g ( x, y) x3 4 xy y 2 , yang merupakan suatu fungsi polinom, adalah kontinu di mana-mana. Demikian pula dengan f (t ) cos t kontinu di setiap bilangan t pada ℝ. Berdasarkan Teorema 3, dapat disimpulkan bahwa f (x,y) = (f (g(x,y)) kontinu di semua titik (x,y) pada bidang. D. Keterdiferensialan Suatu fungsi f dikatakan dapat terdiferensialkan di 𝒑 jika terdapat suatu vektor 𝒎 sedemikian sehingga f (𝒑 + 𝒉) = f (𝒑) + 𝒎 𝒉 + |𝒉| 𝜀(𝒉) dengan 𝜀 𝒉 → 0 saat 𝒉 → 𝟎. Jika vektor 𝒎 ada, maka sifatnya unik (tunggal). Vektor 𝒎 ini disebut sebagai vektor gradien f di 𝒑 dan dilambangkan ∇f (𝒑) [baca: grad f ]. Jadi, jika fungsi f terdiferensialkan di 𝒑 maka fungsi f memiliki gradien ∇f (𝒑) dan f (𝒑 + 𝒉) = f (𝒑) + ∇f (𝒑) 𝒉 + |𝒉| 𝜀(𝒉) dengan 𝜀 𝒉 → 0 saat 𝒉 → 𝟎. Dari definisi di atas, dapat ditarik beberapa aspek, yaitu: 1) Turunan f ( x) merupakan suatu bilangan, sedangkan gradien ∇f (𝒑) merupakan suatu vektor. 2) ∇f (𝒑) 𝒉 merupakan hasil kali titik dari dua vektor. 3) Definisi tersebut memiliki arti pada sembarang dimensi. Teorema 4 Jika f fungsi dua variabel terdiferensialkan di 𝒑 = x, y , maka turunan parsial pertama dari f ada di 𝒑 dan f f (𝒑) 𝒊 + (𝒑) 𝒋 x y Serupa dengan fungsi dua variabel, Jika g adalah fungsi tiga variabel yang terdiferensialkan di 𝒑 = x, y, z , maka turunan parsial pertama dari g ada di 𝒑 dan ∇f (𝒑) = ∇g (𝒑) = g g g (𝒑) 𝒊 + (𝒑) 𝒋 + (𝒑) 𝒌 y x z Teorema 5 ∇ adalah suatu operator linier. Maka, (i) ∇ [f (𝒑) + g (𝒑)] = ∇f (𝒑) + ∇g (𝒑) (ii) ∇ [𝛼 ∙ f (𝒑)] = 𝛼 ∙ ∇f (𝒑) (iii) ∇ [f (𝒑) ∙ g (𝒑)] = f (𝒑) ∙ ∇g (𝒑) + g (𝒑) ∙ ∇f (𝒑) Teorema 6 Jika f terdiferensialkan di 𝒑, maka f kontinu di 𝒑. KALKULUS 3 – Srava Chrisdes 9 >> Contoh 12 Carilah ∇f jika f ( x, y, z) x sin yz . Jawab: 𝒑 = ( x, y, z ) , maka: f f f (𝒑) 𝒊 + (𝒑) 𝒋 + (𝒑) 𝒌 x z y ∇f (𝒑) = sin yz 𝒊 + xz cos yz 𝒋 + xy cos yz 𝒌 ∇f (𝒑) = E. Turunan Berarah dan Gradien Untuk setiap vektor satuan 𝒖, misalkan 𝑓 𝒑 + 𝒖 − 𝑓(𝒑) →0 𝐷𝒖 𝑓 𝒑 = lim Limit ini, jika ada, disebut sebagai turunan berarah dari f di 𝒑 dalam pada arah 𝒖. Teorema 7 Misalkan f terdiferensialkan di 𝒑. Maka, f memiliki suatu turunan berarah di 𝒑 pada arah dari suatu vektor satuan 𝒖 dan 𝐷𝒖 f (𝒑) = 𝒖 ∇f (𝒑) Jika f adalah fungsi dua variabel, maka Teorema 7 di atas menjadi 𝐷𝒖 f (x,y) = 𝑢1 f x (x,y) + 𝑢2 f y (x,y) Jika f adalah fungsi tiga variabel, maka Teorema 7 di atas menjadi 𝐷𝒖 f (x,y,z) = 𝑢1 f x (x,y,z) + 𝑢2 f y (x,y,z) + 𝑢3 f z (x,y,z) >> Contoh 13 Carilah turunan berarah fungsi f ( x, y) x 2 y 3 4 y di titik (2, 1) dalam arah vektor 𝒗 = 2 𝒊 + 5 𝒋. Jawab: Diketahui 𝒑 = (2, 1) . Langkah pertama, cari terlebih dahulu vektor gradien di (2, 1) , yaitu ∇ f (2, –1). f f ∇f (𝒑) = (𝒑) 𝒊 + (𝒑) 𝒋 x y f f ∇f (𝑥, 𝑦) = (𝑥, 𝑦) 𝒊 + (𝑥, 𝑦) 𝒋 x y ∇f (𝑥, 𝑦) = 2xy 3 𝒊 + (3x 2 y 2 4) 𝒋 ∇f (2, –1) = 4 𝒊 + 8 𝒋 Perhatikan bahwa 𝒗 bukanlah vektor satuan. Jadi, langkah selanjutnya adalah mencari vektor satuan dari 𝒗. KALKULUS 3 – Srava Chrisdes 10 |𝒗| = 22 52 29 𝒗 2 5 𝒖= = 𝒊+ 𝒋 𝒗 29 29 Berdasarkan Teorema 7, maka 𝐷𝒖 𝑓 2, −1 = F. 𝐷𝒖 f (𝒑) = 𝒖 ∇f (𝒑) 2 5 32 𝒊+ 𝒋 −4 𝒊 + 8 𝒋 = 29 29 29 Aturan Rantai Teorema 8A (Aturan Rantai Kasus Pertama) Misalkan z f ( x, y) adalah fungsi dari x dan y yang terdiferensiasi, dengan x g (t ) dan y h(t ) adalah fungsi yang terdiferensiasi dari t. Maka, dz f dx f dy dt x dt y dt Bentuk di atas juga dapat dituliskan sebagai berikut: dz z dx z dy dt x dt y dt >> Contoh 14 Diketahui z x3 y dengan x 2t dan y t 2 . Tentukanlah dz/dt. Jawab: dz z dx z dy 3x 2 y 2 x3 2t 6 x 2 y 2 x3t 6(2t )2 (t 2 ) 2(2t )3 (t ) 40t 4 dt x dt y dt Teorema 8B (Aturan Rantai Kasus Kedua) Misalkan z f ( x, y) adalah fungsi dari x dan y yang terdiferensiasi, dengan x g (s, t ) dan y h(s, t ) adalah fungsi yang terdiferensiasi dari s dan t. Maka, z z x z y s x s y s z z x z y t x t y t >> Contoh 15 Diketahui z 3x 2 y 2 dengan x 2s 7t dan y 5st . Tentukanlah z / t . Jawab: z z x z y t x t y t 6 x 7 (2 y ) 5s 42 x 10 ys 42(2 s 7t ) 10(5st ) s 84 s 294t 50 s 2t KALKULUS 3 – Srava Chrisdes 11 Teorema 8 (Aturan Rantai Versi Umum) Misalkan u adalah fungsi dari n variabel antara x1 , x2 ,..., xn yang terdiferensiasi, dengan masing-masing x j adalah fungsi dari m variabel t1 , t2 ,...tm . Maka, u u x1 u x2 u xn ... ti x1 ti x2 ti xn ti untuk masing-masing i 1, 2,..., m . >> Contoh 16 Jika w x 2 y 2 z 2 xy dengan x st , y s t , dan z s 2t . Tentukan w / t Jawab: w w x w y w z t x t y t z t (2 x y )( s) (2 y x)(1) (2 z )(2) (2 xs ys ) (2 y x) 4 z 2( st ) s ( s t ) s 2( s t ) ( st ) 4( s 2t ) 2s 2t s 2 ts 2s 2t st 4s 8t 2s 2t s 2 2st 2s 10t Teorema 9 (Teorema Fungsi Implisit) Misalkan F ( x, y) 0 mendefinisikan secara implisit y sebagai suatu fungsi dalam x, maka dy F / x dx F / y Misalkan F ( x, y, z ) 0 mendefinisikan secara implisit z sebagai suatu fungsi dalam x dan y, maka z F / y z F / x ; x F / z y F / z >> Contoh 17 Tentukan dy / dx jika x3 x2 y 10 y 4 0 . Jawab: Misalkan F ( x, y) x3 x 2 y 10 y 4 0 . Maka, dy F / x 3x 2 2 xy 2 dx F / y x 40 y 3 G. Bidang Singgung, Aproksimasi Bidang singgung terhadap suatu permukaan S dengan kurva ketinggian F ( x, y, z ) k di titik P( x0 , y0 , z0 ) dapat didefinisikan sebagai bidang yang melalui titik P dan memiliki vektor normal F ( x0 , y0 , z0 ) . Persamaan bidang singgung ini dapat dituliskan sebagai berikut: Fx ( x0 , y0 , z0 )( x x0 ) Fy ( x0 , y0 , z0 )( y y0 ) Fz ( x0 , y0 , z0 )( z z0 ) 0 KALKULUS 3 – Srava Chrisdes 12 F ( x0 , y0 , z0 ) Bidang singgung F(x, y, z) = k x0 , y0 , z0 Garis normal terhadap suatu permukaan S dengan kurva ketinggian F ( x, y, z ) k di titik P adalah garis yang melalui titik P dan tegak lurus terhadap bidang singgung. Karena itu, arah garis normal diberikan oleh vektor gradien F ( x0 , y0 , z0 ) , sehingga persamaan parametriknya adalah: x x0 y y0 z z0 Fx ( x0 , y0 , z0 ) Fy ( x0 , y0 , z0 ) Fz ( x0 , y0 , z0 ) >> Contoh 18 Cari persamaan bidang singgung dan garis normal terhadap permukaan x2 y 2 2 z 2 23 di titik (1,2,3). Jawab: Misalkan F ( x, y, z ) x 2 y 2 2 z 2 , dengan x0 1, y0 2, z0 3 . Fx ( x, y, z) 2 x Fy ( x, y, z ) 2 y Fz ( x, y, z ) 4 z Fx (1, 2,3) 2 Fz (1, 2,3) 12 Fy (1, 2,3) 4 Persamaan bidang singgungnya adalah: Fx ( x0 , y0 , z0 )( x x0 ) Fy ( x0 , y0 , z0 )( y y0 ) Fz ( x0 , y0 , z0 )( z z0 ) 0 Fx (1, 2,3)( x 1) Fy (1, 2,3)( y 2) Fz (1, 2,3)( z 3) 0 2( x 1) 4( y 2) 12( z 3) 0 Dan, garis normalnya adalah: x x0 y y0 z z0 Fx ( x0 , y0 , z0 ) Fy ( x0 , y0 , z0 ) Fz ( x0 , y0 , z0 ) x 1 y2 z 3 Fx (1, 2,3) Fy (1, 2,3) Fz (1, 2,3) x 1 y 2 z 3 2 4 12 Misalkan z = f (x,y) dengan f suatu fungsi yang terdiferensialkan, dan misalkan dx dan dy berupa variabel-variabel. Diferensial dari variabel tak bebas, dz, disebut juga diferensial total dari f dan ditulis df ( x, y) , didefinisikan oleh: dz df ( x, y) f x ( x, y)dx f y ( x, y)dy KALKULUS 3 – Srava Chrisdes 13 Pentingnya dz adalah dari kenyataan bahwa jika dx = ∆x dan dy = ∆y, masing-masing mewakili perubahan kecil dalam x dan y, maka dz akan berupa suatu aproksimasi yang baik terhadap ∆z, perubahan padanannya dalam z. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut ini. Bidang singgung Walaupun dz bukanlah merupakan suatu aproksimasi yang baik terhadap ∆z, dapat dilihat bahwa penghampiran ini akan semakin baik jika Δx dan Δy semakin kecil. >> Contoh 19 Diketahui z f ( x, y) 2 x3 xy y 3 . Hitunglah Δz dan dz jika (x,y) berubah dari (2,1) ke (2,03, 0,98) . Jawab: z f (2, 03, 0,98) f (2,1) 2(2, 03)3 (2, 03)(0,98) (0,98)3 2(2)3 2(1) 13 0, 779062 x 2,03 2 0,03 dz f x ( x, y )dx f y ( x, y )dy y 0,98 1 0,02 6 x 2 y x x 3 y 2 y 6(2) 2 1 (0, 03) 2 3(1) 2 (0, 02) 0, 77 H. Maksimum dan Minimum Misalkan 𝒑 = ( x, y) sebagai suatu titik variabel dan 𝒑𝟎 = ( x0 , y0 ) sebagai suatu titik tetap pada ruang dimensi-2. (Hal berikut juga berlaku pada ruang dimensi-n.) KALKULUS 3 – Srava Chrisdes 14 Misalkan 𝒑𝟎 suatu titik di S, yaitu wilayah dari f. (i) Jika 𝑓(𝒑𝟎 ) ≥ 𝑓(𝒑) untuk semua 𝒑 di S, maka 𝑓(𝒑𝟎 ) adalah nilai maksimum global dari f pada S. (ii) Jika 𝑓(𝒑𝟎 ) ≤ 𝑓(𝒑) untuk semua 𝒑 di S, maka 𝑓(𝒑𝟎 ) adalah nilai minimum global dari f pada S. (iii) Jika 𝑓(𝒑𝟎 ) adalah suatu nilai maksimum global atau minimum global, maka 𝑓(𝒑𝟎 ) adalah nilai ekstrem global dari f pada S. Misalkan 𝒑𝟎 suatu titik di S, yaitu wilayah dari f. Untuk (i) dan (ii) jika N S , dengan N merupakan suatu lingkungan dari 𝒑𝟎 . (i) Jika 𝑓(𝒑𝟎 ) ≥ 𝑓(𝒑) untuk semua 𝒑 di S, maka 𝑓(𝒑𝟎 ) adalah nilai maksimum lokal dari f pada S. (ii) Jika 𝑓(𝒑𝟎 ) ≤ 𝑓(𝒑) untuk semua 𝒑 di S, maka 𝑓(𝒑𝟎 ) adalah nilai minimum lokal dari f pada S. (iii) Jika 𝑓(𝒑𝟎 ) adalah suatu nilai maksimum lokal atau minimum lokal, maka 𝑓(𝒑𝟎 ) adalah nilai ekstrem lokal dari f pada S. Gambar berikut memberikan tafsiran geometri dari kedua konsep di atas. maksimum lokal maksimum global minimum global S minimum lokal Teorema 10 (Teorema Keberadaan Maksimum-Minimum) Jika f kontinu pada suatu himpunan tertutup yang terbatas S, maka f mencapai suatu nilai maksimum (global) dan suatu minimum (global) dua-duanya di sana. Titik-titik kritis dari f pada S ada tiga jenis, yaitu: 1) titik-titik batas 2) titik-titik stasioner; 𝒑𝟎 disebut sebagai suatu titik stasioner jika 𝒑𝟎 adalah suatu titik dalam dari S dengan f terdiferensialkan dan ∇f (𝒑𝟎 ) = 𝟎. Pada titik ini, bidang singgung akan mendatar. 3) titik-titik singular; 𝒑𝟎 disebut sebagai suatu titik singular jika 𝒑𝟎 adalah suatu titik dalam dari S dengan f tidak terdiferensialkan. KALKULUS 3 – Srava Chrisdes 15 Teorema 11 (Teorema Titik Kritis) Misalkan f didefinisikan pada suatu himpunan S yang mengandung 𝒑𝟎 . Jika f (𝒑𝟎 ) adalah suatu nilai ekstrem, maka 𝒑𝟎 haruslah berupa suatu titik kritis; yaitu, 𝒑𝟎 merupakan salah satu dari: a. suatu titik batas dari S, atau b. suatu titik stasioner dari f, atau c. suatu titik singular dari f. Teorema 12 Jika f mempunyai maksimum atau minimum lokal di 𝒑𝟎 dan turunan parsial pertama dari f ada, maka f x (𝒑𝟎 ) = 0 dan f y (𝒑𝟎 ) = 0. Perhatikan Teorema 12 di atas. Jika diketahui 𝒑𝟎 merupakan suatu titik maksimum atau minimum lokal dari f, maka nilai f x (𝒑𝟎 ) dan f y (𝒑𝟎 ) pastilah sama dengan 0. Namun, jika diketahui f x (𝒑𝟎 ) = 0 dan f y (𝒑𝟎 ) = 0, hal ini tidak menjamin terdapat ekstrem lokal di titik 𝒑𝟎 . Untuk lebih jelasnya, simak Contoh 20 dan Contoh 21 berikut ini. >> Contoh 20 y2 Cari nilai-nilai maksimum atau minimum lokal dari f ( x, y ) x 2 x . 4 Jawab: y2 f ( x, y ) x 2 2 x → f x ( x, y) 2 x 2 4 y → f y ( x, y ) 2 Selanjutnya, buatlah turunan parsial pertamanya sama dengan nol, f x ( x, y ) 2 x 2 0 2 x 2 x 1 2 y 0 y0 2 sehingga diperoleh satu-satunya titik kritis, yaitu (1,0). 02 2 Perhatikan bahwa f (1, 0) 1 2(1) 1 . 4 Dengan melengkapkan kuadrat sempurna, diperoleh: y2 f ( x, y ) x 2 2 x 4 y2 2 x 2x 11 4 y2 x2 2x 1 1 4 2 y ( x 1) 2 1 4 f y ( x, y ) KALKULUS 3 – Srava Chrisdes 16 y2 0 , maka didapat f ( x, y) 1 untuk semua nilai x dan y. Jadi, 4 f (1,0) 1 adalah nilai minimum lokal sekaligus juga minimum global dari f. Karena ( x 1)2 0 dan >> Contoh 21 Cari nilai-nilai maksimum atau minimum lokal dari f ( x, y) x 2 y 2 . Jawab: → f x ( x, y) 2 x f ( x, y) x 2 y 2 → f y ( x, y) 2 y Selanjutnya, buatlah turunan parsial pertamanya sama dengan nol, f x ( x, y ) 2 x 0 x 0 f y ( x, y ) 2 y 0 y 0 sehingga diperoleh satu-satunya titik kritis, yaitu (0,0). Perhatikan bahwa titik (0,0) ini tidaklah memberikan keterangan mengenai suatu maksimum ataupun minimum dari f. Maka, f (0,0) 0 tidak dapat menjadi nilai ekstrem untuk f sehingga f ( x, y) x 2 y 2 tidak memiliki nilai ekstrem. Dari Contoh 21 ini, titik (0,0) disebut sebagai titik pelana (saddle point) dari f. Untuk itu, terdapat kriteria untuk menentukan apa yang terjadi di suatu titik stasioner. Teorema 13 (Uji Turunan Parsial Kedua) Diketahui bahwa f (𝒑) mempunyai turunan parsial kedua kontinu di suatu lingkungan dari 𝒑𝟎 , dan ∇f (𝒑𝟎 ) = 𝟎. Misalkan, D = D (𝒑𝟎 ) = f xx (𝒑𝟎 ) f yy (𝒑𝟎 ) – [ f xy (𝒑𝟎 )] 2 Maka, (a) Jika D 0 dan f xx (𝒑𝟎 ) > 0, maka f (𝒑𝟎 ) adalah nilai minimum lokal. (b) Jika D 0 dan f xx (𝒑𝟎 ) < 0, maka f (𝒑𝟎 ) adalah nilai maksimum lokal. (c) Jika D 0 , maka f (𝒑𝟎 ) bukanlah nilai ekstrem. Atau, 𝒑𝟎 merupakan titik pelana. (d) Jika D 0 , maka tidak dapat disimpulkan. Untuk mengingat rumus D, akan lebih mudah bila dituliskan sebagai determinan: f xx f xy D f xx f yy f xy f yx f xx f yy ( f xy )2 f yx f yy >> Contoh 22 Carilah jarak terpendek dari titik (1,0, 2) ke bidang x 2 y z 4 . Jawab: Jarak sebarang titik ( x, y, z ) ke titik (1,0, 2) adalah: d ( x 1)2 y 2 ( z 2)2 Karena x 2 y z 4 , maka z 4 x 2 y , sehingga d ( x 1)2 y 2 (6 x 2 y)2 . Selanjutnya, nilai d dapat diminimumkan dengan persamaan yang lebih sederhana: d 2 f ( x, y) ( x 1)2 y 2 (6 x 2 y)2 Lalu, KALKULUS 3 – Srava Chrisdes 17 f x 2( x 1) 2(6 x 2 y) 4 x 4 y 14 0 f y 2 y 4(6 x 2 y) 4 x 10 y 24 0 Dengan proses eliminasi dari sistem persamaan: 4 x 4 y 14 0 4 x 10 y 24 0 diperoleh satu-satunya titik kritis Kemudian, karena 116 , 53 . f xx 4 f xy 4 f yy 10 maka, D f xx f yy ( f xy )2 4 10 42 24 0 sehingga berdasarkan Teorema 13, f mempunyai nilai minimum lokal di titik 116 , 53 . Secara intuitif, dapat dilihat bahwa minimum lokal ini sebenarnya juga merupakan minimum global, karena pasti terdapat tepat satu titik pada bidang yang diberikan yang terdekat dengan titik (1,0, 2) . Jadi, jarak terdekatnya adalah: d ( x 1) 2 y 2 (6 x 2 y ) 2 ( 56 ) 2 ( 53 ) 2 ( 56 ) 2 5 6 6 Cara lain untuk pengerjaan Contoh 22 akan dibahas pada subbab selanjutnya. I. Metode Lagrange Teorema 14 (Metode Pengali Lagrange) Untuk mencari nilai maksimum atau minimum 𝑓(𝒑) terhadap kendala 𝑔 𝒑 = 0 , selesaikanlah sistem persamaan berikut: ∇𝑓 𝒑 = 𝜆 ∙ ∇𝑔(𝒑) dan 𝑔 𝒑 =0 untuk 𝒑 dan 𝜆. Setiap titik 𝒑 yang demikian adalah suatu titik kritis untuk masalah nilai ekstrem terkendala, dan 𝜆 yang berpadanan disebut sebagai pengali Lagrange. Hitunglah 𝑓 di semua titik 𝒑 yang dihasilkan; yang terbesar antara nilai-nilai yang didapat adalah nilai maksimum 𝑓, sementara yang terkecil adalah nilai minimum 𝑓, Jika 𝒑 = ( x, y) dan persamaan vektor ∇𝑓 𝒑 = 𝜆 ∙ ∇𝑔(𝒑) dituliskan dalam bentuk komponennya, maka sistem persamaan pada Teorema 14 menjadi: fx gx ; f y g y ; g ( x, y) 0 Jika 𝒑 = ( x, y, z ) dan persamaan vektor ∇𝑓 𝒑 = 𝜆 ∙ ∇𝑔(𝒑) dituliskan dalam bentuk komponennya, maka sistem persamaan pada Teorema 14 menjadi: KALKULUS 3 – Srava Chrisdes 18 f z g z ; g ( x, y, z) 0 fx gx ; fy gy ; Jika terdapat lebih dari kendala yang ditekankan pada variabel-variabel suatu fungsi yang harus dimaksimumkan atau diminimumkan, digunakanlah pengali-pengali Lagrange tambahan (satu untuk setiap kendala). Misalnya, jika kita mencari nilai ekstrem dari suatu fungsi f dengan tiga variabel terhadap dua kendala g(x,y,z) = 0 dan h(x,y,z) = 0, maka sistem persamaan yang harus diselesaikan adalah: f ( x, y, z) 1 g ( x, y, z ) 2 h( x, y, z ) g ( x, y, z) 0 h( x, y, z ) 0 >> Contoh 23 Carilah jarak terpendek dari titik (1,0, 2) ke bidang x 2 y z 4 . Jawab: Jarak sebarang titik ( x, y, z ) ke titik (1,0, 2) adalah: d ( x 1)2 y 2 ( z 2)2 Selanjutnya, nilai d dapat diminimumkan dengan persamaan yang lebih sederhana: d 2 f ( x, y, z) ( x 1)2 y 2 ( z 2)2 Lalu, karena x 2 y z 4 , maka x 2 y z 4 0 , sehingga diperoleh kendalanya: g ( x, y, z) x 2 y z 4 0 Dengan menggunakan Teorema 14, ∇f (𝒑) = 𝜆 ∙ ∇g (𝒑) f ( x, y, z) g ( x, y, z) diperoleh: 2( x 1) 1 2( x 1) x y 2( z 2) 1 2( z 2) z Karena g ( x, y, z) x 2 y z 4 0 , maka: x 2y z 4 0 1 2 2 4 0 2 2 3 5 0 3 5 2 2 1 2 5 3 11 5 7 ; y y ; z 2 z . 2 6 3 2 6 Titik kritis yang diperoleh adalah 116 , 53 , 76 . Dengan demikian, jarak terdekatnya adalah: Jadi, x 1 x d 2 f ( 116 , 53 , 76 ) ( 116 1) 2 ( 53 ) 2 ( 76 2) 2 ( 56 ) 2 ( 53 ) 2 ( 65 ) 2 d ( 56 ) 2 ( 53 ) 2 ( 65 ) 2 KALKULUS 3 – Srava Chrisdes 5 6 6 19 LATIHAN 1. Sketsakan grafik fungsi f ( x) 16 x 2 y 2 . 2. Tentukan turunan parsial kedua dari f ( x, y) 3e2 x cos y . 3. Tentukan apakah limit di bawah ini memiliki hasil atau tidak. Jika memiliki hasil, tentukanlah limitnya. x2 y 2 sin( x 2 y 2 ) lim lim a. b. ( x , y ) (0,0) x 4 y 4 ( x , y ) (0,0) 5 x 2 5 y 2 4. Carilah turunan berarah dari fungsi f ( x, y, z ) xy z 2 di titik (1,1,1) dalam arah vektor 𝒗 = 5,3,3 . 5. Tentukan z / x jika 3x2 z y3 xyz 3 0 . 6. Jika w f (r s, s t , t r ) , tentukanlah 7. Cari persamaan bidang singgung xyz 2 x2 y 2 8 di titik (2, 0, –3). 8. Diketahui fungsi F ( x, y) 3x3 y 2 9 x 4 y . Tentukanlah titik ekstrem fungsi tersebut, kemudian tentukan jenis dari titik ekstrem tersebut. 9. Carilah volume maksimum dari suatu silinder yang memiliki luas permukaan 24𝜋. 10. Tentukanlah nilai maksimum dan minimum dari f ( x, y, z) x 2 y 2 z pada elips x 2 y 2 2 dan bidang y 2 z 1 . KALKULUS 3 – Srava Chrisdes w w w . r s t dan garis normal terhadap permukaan 20