JURNAL ILMIAH SIMANTEK Vol. 1. No. 2 Juni 2017 PENGARUH RELATIONAL BENEFIT TERHADAP KEPUTUSAN BERBELANJA ONLINE SHOP PADA MAHASISWA POLITEKNIK IT&B MEDAN ELYZABETH WIJAYA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS POLITEKNIK IT&B MEDAN ABSTRACT The presence of online store sites make consumers no longer need to travel far between cities just to buy products and services in accordance with their needs and desires. Shopping products by using online store sites is also done by students of Polytechnic IT & B Medan. This is done because there are limitations on facilities such as shopping centers and bookstores that require students to use online sites to meet their needs, such as clothing, books and various products. The purpose of this research is first to know and analyze the influence of site awareness, product information quality, and perception of security to relational benefit of online shopping at IT & B Polytechnics student of Medan; second is to know and analyze the influence of Relational Benefit to decision of online shopping at Polytechnic student IT & B Medan. The type of research is descriptive quantitative, and the nature of the research is descriptive explanatory. The population in this research is Polytechnic IT & B Medan students who have made online purchases at least twice. The sampling technique is accidental sampling. The method of data analysis was done by linear regression analysis and hypothesis test with T test and F test. The result of the research showed that site awareness, product information quality and security perception simultaneously had significant effect on relational benefit of online shopping. And partially all the variables have a significant effect on Relational Benefit online shopping. Keywords: Site Awareness, Product Information Quality, Security Perception, Relational Benefit, Shopping Decision PENDAHULUAN Kehadiran situs-situs toko online membuat para konsumen tidak perlu lagi harus bepergian jauh antar kota hanya untuk membeli produk dan jasa sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Konsumen cukup duduk di depan komputer yang terkoneksi dengan internet, maka konsumen dapat melihat-lihat berbagai situstoko online yang menawarkan aneka jenis produk dan jasa yang menarik dengan harga terjangkau. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh konsumen ketika menggunakan situssitus toko online yaitu konsumen dapat berbelanja aneka produk secara praktis, dapat menghemat waktu pencarian informasi produk dan jasa, menghemat usaha-usaha membeli produk dan jasa, dan bebas menjelajahi web untuk mencari harga produk yang paling murah. Hal lain adalah konsumen tidak perlu mengeluarkan banyak biaya transportasi dan akomodasi untuk berbelanja di kota terdekat, cukup hanya mengeluarkan biaya pengiriman yang jauh lebih murah. Kemampuan mahasiswa dalam menyadari keberadaan situs (site awareness) sebagai suatu layanan informasi yang diperuntukkan bagi konsumen untuk membeli produk dan jasa secara online masih belum optimal, sementara keberadaan situs merupakan tahapan pertama selanjutnya diharapkan dapat membentuk suatu hubungan antara perusahaan dengan konsumen yang akan berdampak terhadap pilihan dan keputusan mahasiswa untuk berbelanja di toko online. Informasi yang diperoleh dari situs baik berupa iklan ataupun komunikasi dari mulut ke mulut tentang 106 JURNAL ILMIAH SIMANTEK Vol. 1. No. 2 Juni 2017 produk yang ditawarkan, berisi informasi-informasi yang berarti dan berguna serta disajikan secara sederhana agar mudah dipahami oleh mahasiswa sehingga diharapkan terciptanya umpan balik. Kualitas informasi produk tercermin dari informasi produk yang tepat, akurat dan pada saat yang tepat, akan membantu mahasiswa memahami jenis produk, kualitas, harga, model warna, ukuran dan hal-hal penting lainnya seperti hal-hal yang sedang populer, diskon khusus untuk pelajar dan mahasiswa, cara pembayaran, pengiriman serta layanan purna jual. Rasa aman saat berbelanja secara online juga berperan penting dalam memperoleh kepercayaan terhadap toko online. Data pribadi konsumen dan sistem transaksi harus dikelola dengan baik jika tidak makan akan berisiko terhadap konsumen dan mempengaruhi evaluasi konsumen dalam membentuk kepercayaan terhadap toko online yang akhirnya juga akan mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk berbelanja secara online TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran Relasional Tujuan perusahaan dicapai melalui upaya memuaskan pelanggan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan tidak semata-mata hanya menekankan pada aspek transaksi, namun justru lebih berfokus pada aspek relasional. Menurut Tjiptono (2006) bahwa “Transaction marketing lebih berorientasi pada transaksi penjualan jangka pendek, sedangkan relationship marketing lebih menekankan pentingnya jalinan kerja sama yang saling menguntungkan dengan pelanggan dalam jangka panjang“. Chan (2003) mendefinisikan relationship marketing sebagai “Pengenalan setiap pelanggan secara lebih dekat dengan menciptakan komunikasi dua arah dengan mengelola suatu hubungan yang saling menguntungkan antara pelanggan dan perusahaan”. Kotler dan Amstrong (2001) tujuan utama dari pemasaran relasional adalah untuk memberikan nilai jangka panjang kepada pelanggan dan ukuran keberhasilannya ialah kepuasan pelanggan jangka panjang. Dalam penelitian Yau (1999) dinyatakan bahwa filosofi pemasaran saat ini beralih dari pemasaran transaksional menjadi pemasaran relasional, dan telah menetapkan 4 (empat) variabel pemasaran relasional untuk mengukur kinerja perusahaan, yaitu : 1. Pertalian Pertalian merupakan usaha yang dilakukan perusahaan atau organisasi untuk menciptakan pertalian konsumen dengan perusahaan atau organisasi, dan usaha untuk membangun hubungan yang erat dengan pelanggan. 2. Empati Empati adalah sebuah pendekatan dengan memahami pelanggan secara baik melalui kemampuan untuk menangkap atau memahami sudut pandang orang lain. 3. Timbal Balik Timbal balik adalah salah satu dimensi relationship marketing yang menyebabkan salah satu pihak memberikan atau mengembalikan atas apa yang telah di dapat atau memberikan sepadan dengan yang diterimanya. 4. Kepercayaan Kepercayaaan dalam pemesaran jasa lebih menekankan pada sikap individu yang mengacu pada keyakinan konsumen atas kualitas dan keandalan jasa yang diterimanya. Kepuasan pelanggan merupakan suatu hal yang sangat berharga demi mempertahankan keberadaan pelanggan tersebut untuk tetap berjalannya suatu bisnis 107 JURNAL ILMIAH SIMANTEK Vol. 1. No. 2 Juni 2017 atau usaha. Layanan yang diberikan kepada pelanggan akan memacu puas tidaknya seseorang pelanggan atas pelayanan yang diberikan. Relational Benefit pada Online Shopping Relational Benefit pada online shopping adalah yaitu untuk menghemat waktu konsumen mengurangi usaha untuk membeli produk atau jasa yang diinginkan, dapat membeli produk yang diinginkan yang sulit dibeli di toko lainnya dan menerima pelayanan yang kredibel (Park dan Kim, 2006). Kebutuhan relasional dari konsumen online adalah konsumen menginginkan pengalaman yang memuaskan dalam setiap transaksi. Konsumen cenderung untuk mengerti sehingga konsumen melakukan pembelian ulang dari sumber yang sama, yang dapat menghemat waktu, dan mengurangi risiko. Konsumen mungkin bahkan akan percaya bahwa terjadi konsumen yang loyal dapat menunjukkan timbal balik yang lebih karena loyalitas. Menurut Kim dan Park (2006), ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi Relational Benefit pada online shopping, yaitu : 1. Keberadaan Situs Keberadaan situs adalah sebagai persepsi konsumen mengenai pembelanjaan online yang didasarkan pada informasi eksternal seperti periklanan dan komunikasi dari mulut ke mulut, ini ditetapkan sebagai kemampuan pembeli untuk mengenali bahwa situs adalah salah satu kategori pelayanan. Konstruk ini mengidentifikasi persepsi pilihan konsumen tentang toko online dan diasumsikan akan berdampak dalam pilihan konsumen pada sebuah perusahaan saat atribut jasa sulit dievaluasi. Perusahaan menggunakan website untuk menjual produk dan jasa yang secara langsung diperuntukkan bagi konsumen. 2. Kualitas Informasi Produk Kualitas Informasi Produk adalah persepsi konsumen pada kualitas informasi tentang produk yang ditawarkan oleh sebuah website. Konsumen menggunakan internet tidak hanya untuk membeli produk online, tetapi juga untuk membandingkan harga dan fitur produk. Setelah penjualan, fasilitas jasa akan diterima oleh konsumen jika membeli produk dari toko online. 3. Kualitas pelayanan informasi Kualitas layanan informasi adalah persepsi konsumen akan kualitas sebuah informasi tentang jasa yang ditawarkan website. Bila service quality tinggi, hubungan konsumen akan tinggi pada perusahaan, dan apabila service quality rendah maka hubungan konsumen akan lebih rendah pada perusahaan. 4. Persepsi Keamanan Persepsi Keamanan adalah persepsi konsumen tentang kemampuan pengontrolan dari toko online dan penjagaan keamanan transaksi data. Persepsi tentang risiko pada konsumen online shopping terutama dikaitkan pada aspek privasi dan keamanan pada informasi pribadi, keamanan pada sistem transaksi online dan product quality. Keputusan Pembelian 108 JURNAL ILMIAH SIMANTEK Vol. 1. No. 2 Juni 2017 Menurut Schiffman dan Kanuk (2004), “Keputusan pembelian menurut adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan Tahap-tahap Dalam Proses Keputusan Membeli Menurut Tjiptono (2006), ada 5 (lima) tahap yang dilalui konsumen dalam proses pembelian, yaitu identifikasi kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan evaluasi purnabeli. 1. Identifikasi Kebutuhan Proses pembelian diawali ketika seseorang mendapatkan stimulus (pikiran, tindakan atau motivasi) yang mendorong dirinya untuk mempertimbangkan pembelian barang atau jasa tertentu. Stimulus bisa berupa hal-hal sebagai berikut : a. Commercial cues, yaitu kejadian atau motivasi yang memberikan stimulus bagi konsumen untuk melakukan pembelian, sebagai hasil usaha promosi perusahaan. Contohnya, iklan paket wisata ke Amerika, Eropa, atau Australia bisa mendorong konsumen potensial untuk mempertimbangkan pembeliannya. b. Social cues, yaitu stimulus yang didapatkan dari kelompok referensi yang dijadikan panutan atau acuan oleh seseorang. Sebagai contoh, motivasi seseorang untuk melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi bisa dipicu karena melihat teman-temannya sibuk mendaftar di beberapa universitas. c. Physical cues, yakni stimulus yang ditimbulkan karena rasa haus, lapar, lelah, dan biological cues lainnya. Misalnya, seseorang yang sedang lapar mempertimbangkan untuk singgah di salah satu restoran siap saji terdekat. Stimulus mempengaruhi kebutuhan seseorang akan produk atau jasa tertentu. Seseorang konsumen akan merasakan kebutuhan untuk membeli suatu produk atau jasa pada situasi shortage (kebutuhan yang timbul karena konsumen tidak memiliki produk atau jasa tertentu) maupun unfulfilled desire (kebutuhan yang timbul karena ketidakpuasan pelanggan terhadap produk atau jasa saat ini). 2. Pencarian Informasi Identifikasi masalah atau kebutuhan memerlukan solusi yang biasanya berupa pembelian barang atau jasa. Sebelum memutuskan tipe produk, merek spesifik, dan pemasok yang akan dipilih, konsumen biasanya mengumpulkan berbagai informasi mengenai alternatif yang ada. Pencarian informasi bisa dilakukan secara pasif maupun proaktif. Dalam pencarian internal (pasif), konsumen mengakses dan mengandalkan memorinya berkenaan dengan informasi-informasi yang relevan menyangkut produk atau jasa yang sedang dipertimbangkan untuk dibeli. Sedangkan dalam pencarian eksternal (proaktif), konsumen mengumpulkan informasi-informasi baru melalui sumber-sumber lain selain pengalamannya sendiri, misalnya bertanya kepada teman, membaca koran atau majalah. Peter dan Donnelly (2003) mengelompokkan sumber informasi bagi pelanggan ke dalam 5 (lima) kategori, yaitu : a. Sumber internal, berupa pengalaman sebelumnya dalam menangani kebutuhan serupa. b. Sumber kelompok, yaitu pihak-pihak relevan lain (seperti teman, keluarga, tetangga, dan rekan kerja) yang diyakini konsumen memiliki keahlian khusus dalam keputusan pembelian terkait. c. Sumber pemasaran, berupa iklan, wiraniaga, dealer, kemasan, dan pajangan. 109 JURNAL ILMIAH SIMANTEK Vol. 1. No. 2 Juni 2017 d. Sumber publik, meliputi publisitas (seperti artikel koran tentang produk) dan pemeringkatan independen terhadap produk (contohnya, laporan hasil riset produk dan Warta Konsumen). e. Sumber eksperiensial, yaitu menangani, menilai, dan mungkin pula mencoba produk atau jasa sewaktu berbelanja. 3. Evaluasi Alternatif Setelah terkumpulnya berbagai alternatif solusi, kemudian mengevaluasi dan menyeleksinya untuk menentukan pilihan akhir. Proses evaluasi bisa sistematis (menggunakan serangkaian langkah formal), bisa pula non-sistematis (memilih secara acak atau semata-mata mengandalkan intuisi). Bagaimana proses evaluasi yang terjadi di dalam diri konsumen hingga sampai pada keputusan membeli? Sebenarnya sulit untuk mengetahuinya sebab kebanyakan konsumen tidak melakukan proses tunggal. Menurut Simamora (2001) bahwa proses evaluasi bisa dijelaskan dengan menggunakan asumsi-asumsi seperti berikut ini : a. Pertama, diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai sekumpulan atribut. Sebagai contoh, sekaleng susu instan merupakan sekumpulan atribut yang terdiri dari rasa, kandungan gizi, harga, ukuran dan reputasi. Konsumen yang berbeda memiliki persepsi yang berbeda tentang atribut apa yang relevan. b. Kedua, tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing. Konsumen memiliki penekanan yang berbeda-beda dalam menilai atribut apa yang paling penting. Konsumen yang daya belinya terbatas, kemungkinan besar akan memperhatikan atribut harga sebagai yang utama. c. Ketiga, konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang letak produk pada setiap atribut. Sejumlah kepercayaan mengenai merek tertentu disebut brand image. Misalnya, sejumlah kepercayaan mengenai susu Dancow Instant adalah rasa enak, harga terjangkau, mutu terjamin. d. Keempat, tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam sesuai dengan perbedaan atribut. Misalnya, seseorang menginginkan besarnya gambar dari televisi, maka kepuasan tertinggi akan diperoleh dari televisi paling besar dan kepuasan terendah dari televisi paling kecil. Dengan kata lain, semakin besar ukuran televisi, maka kepuasannya juga semakin besar. e. Kelima, konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda melalui prosedur evaluasi. 4. Keputusan Pembelian Sejalan dengan evaluasi atas sejumlah alternatif, maka konsumen dapat memutuskan apakah produk atau jasa akan dibeli atau diputuskan untuk tidak dibeli. Jika konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian, maka langkah berikutnya adalah melakukan evaluasi terhadap produk atau jasa tersebut setelah pembelian 5. Evaluasi Purnabeli Setelah pilihan dibuat dan produk atau jasa dibeli serta dikonsumsi, evaluasi purnabeli akan berlangsung. Dalam tahap ini, konsumen mungkin mengalami disonansi kognitif (keraguan menyangkut ketepatan keputusan pembelian). Pemasar biasanya berusaha meminimumkan disonansi kognitif pelanggan dengan berbagai strategi, di antaranya melakukan kontak purnabeli dengan pelanggan, menyediakan reassuring letters di 110 JURNAL ILMIAH SIMANTEK Vol. 1. No. 2 Juni 2017 kemasan produk, menyediakan garansi dan jaminan, dan memperkuat keputusan pelanggan melalui iklan perusahaan. METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan sampel adalah mahasiswa di Program studi Bisnis Administratif sebanyak 69 orang yaitu mahasiswa yang pernal melakukan pembelian secara online minimal 2 kali. Operasionalisasi Variabel A. Kesadaran situs (X1),indikatornya Pengenalan situs secara online sebagai tempat berbelanja, Pengenalan situs melalui media iklan, Mengetahui situs secara online dari orang lain, Menganggap situs secara online dapat membantu dalam berbelanja B. Kualitas informasi produk (X2), indikatornya: Informasi produk, jenis produk C. Persepsi keamanan (X3), indikatornya :perlidungan webstore, proteksi data pribadi, kejelasan info keamanan. D. Relational Benefit (Y1) indikatornya : hemat waktu, hemat biaya, pelayanan cepat, kepuasan layanan E. Keputusan Pembelian (Y2) indikatornya : keyakinan akan keputusan yang tepat, kepuasan berbelanja, keinginan berbelanja kembali secara online ANALISIS DATA Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 20,0. Berdasarkan hasil uji pada model regresi linier berganda dapat hasil sebagai beriku: Y = -3,87 + 0,214X1 + 0,187X2 + 0,136X3 Berdasarkan persamaan tersebut dapat menunjukkan bahwa koefisien regresi dari semua variabel bebas menunjukkan nilai yang positif. Hal ini berarti bahwa semua variabel bebas mempunyai hubungan yang searah/positif terhadap variabel terikatnya. Uji Hipotesis 1 Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan jika nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel , maka H0 ditolak dan H1 diterima. Pengaruh secara serempak variabel kesadaran situs, kualitas informasi produk, dan persepsi keamanan terhadap Relational Benefit yaitu Fhitung = 68,2 dan Ftabel = 1,40. Diketahui bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel dan nilai signifikan adalah 0,00 lebih kecil dari nilai alpha 0,10 sehingga keputusan yang diambil adalah H 0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti semua variabel bebas (kesadaran situs, kualitas informasi produk dan persepsi keamanan) mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap variabel terikat (Relational Benefit) atau dapat dikatakan bahwa variabel bebas yaitu kesadaran situs, kualitas informasi produk dan persepsi keamanan mampu menjelaskan Relational Benefit. Uji Hipotesis 2 : Hipotesis kedua menyatakan bahwa terdapat pengaruh manfaat relasional terhadap keputusan berbelanja mahasiswa Politeknik IT&B . Untuk menguji hipotesis kedua dilakukan dengan analisis regresi sederhana yang hasilnya adalah 1,67. (dengan melihat ttabelpada tingkat signifikansi 0,10). Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan antara nilai thitung dengan nilai ttabel diperoleh nilai thitung sebesar 5,36. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya Relational Benefit berpengaruh secara parsial terhadap keputusan berbelanja. KESIMPULAN 111 JURNAL ILMIAH SIMANTEK Vol. 1. No. 2 Juni 2017 Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan yaitu : 1. Kesadaran situs, kualitas informasi produk, dan persepsi keamanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Relational Benefit berbelanja secara online pada mahasiswa Politeknik IT&B. 2. Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana diperoleh bahwa Relational Benefit berpengaruh signifikan terhadap keputusan berbelanja secara online pada mahasiswa Politeknik IT&B Medan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi, Cetakan Ketigabelas. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Chan, Syafruddin. 2003. Relationship Marketing: Inovasi Pemasaran yang Membuat Pelanggan Bertekuk Lutut, Cetakan Kedua, Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Engel, James F. 2001. Consumer Behavior, Illinois: The Dryden Press. Kennedy, John E. dan Rizky Dermawan Soemanagara. 2006. Marketing Communication: Taktik & Strategi, Cetakan Pertama, Jakarta: Penerbit PT Bhuana Ilmu Populer. Kotler, Philip, dan G. Amstrong. 2001. Marketing Management: The Millennium Edition, New Jersey: Prentice-Hall Inc. Park, Chung-Hoon, and Young-Gul Kim. 2006. “The Effect of Information Satisfaction and Relational Benefit on Consumers Online Site Commitmennts”. Journal of Electronic Commerce in Organizations, Vol. 4, No. 1, Page 70 – 90. Peter J.P. and J.H. Donnelly, Jr. 2003. A Preface to Marketing Management, Nineth Edition, Boston: McGraw-Hill. th Schiffman, Leon, G., and Leslie Lazar Kanuk. 2004. Consumer Behavior, 5 Edition, Prentice New Jersey: Hall & Co. Simamora, Bilson. 2001. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel, Cetakan Pertama, Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Tjiptono, Fandy. 2006. Pemasaran Jasa, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Malang: Penerbit Bayumedia Publishing. 112