pengaruh atribut produk, harga, variety seeking

advertisement
18|Jurnal Sangkareang Mataram
ISSN No.2355-9292
PENGARUH ATRIBUT PRODUK, HARGA, VARIETY SEEKING DAN KETIDAKPUASAN
KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PERPINDAHAN MEREK SMARTPHONE
DI MATARAM
oleh :
Ira Dianti
Dosen Tetap pada Fakultas Ekonomi UNTB
Abstrak
Tujuan penelitian ini menganalisis pengaruh atribut produk, harga, variety seeking dan ketidakpuasan
terhadap keputusan perpindahan merek Smartphone di Mataram. Populasi dari penelitian ini adalah
konsumen pengguna smartphone dengan sampel sebanyak 100 responden dengan kriteria seorang yang
pernah melakukan perpindahan merek smartphone. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi
berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut produk, harga, variety seeking dan ketidakpuasan
konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap perpindahan merek smartphone di Mataram. Hasil
penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel ketidakpuasan konsumen memiliki pengaruh yang dominan
terhadap perpindahan merek smartphone di Mataram.
Kata kunci:
Atribut produk, Harga, Variety Seeking, Ketidakpuasan dan Perpindahan merek.
PENDAHULUAN
Sejalan dengan perkembangan teknologi
fungsi komunikasi sederhana yang dimiliki oleh
handphone tersebut semakin berkembang guna
mengakomodasi kebutuhan manusia yang semakin
meningkat terutama dalam mengakses teknologi,
informasi dan komunikasi. Atas dasar tersebut
maka muncul sebuah konsep telepon seluler pintar
atau smartphone.
Perkembangan smartphone di Indonesia pun
semakin pesat, beberapa produsen smartphone
mampu membuat ponsel yang dapat menjawab
kebutuhan masyarakat. Walaupun belum ke seluruh
bagian Indonesia, namun kemajuan teknologi
smartphone tersebut telah tersebar ke hampir seluruh
lapisan masyarakat Indonesia tidak terkecuali di
Kota Mataram. Banyaknya produsen telepon
genggam
berbondong-bondong
menciptakan
smartphone yang memiliki fitur canggih yang
diinginkan dan dapat memenuhi kebutuhan
komunikasi masyarakat, tidak terkecuali bagi
masyarakat kota Mataram yang tertarik pada produk
smartphone dari berbagai segi merek, kualitas dan
harga yang ditawarkan. Berikut merek-merek
smartphone yang disukai masyarakat di kota
Mataram
Produsen yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen akan berdampak
pada menurunnya tingkat loyalitas konsumen yang
menyebabkan adanya perilaku perpindahan merek
Volume 2, No. 3, September 2016
yang dilakukan konsumen. Perilaku perpindahan
merek pada pelanggan merupakan suatu fenomena
yang komplek yang dipengaruhi faktor-faktor
keprilakuan, persaingan, dan waktu (Srinivasan
dalam Swastha, 2002). Menurut Peter dan Olson
(2002), Perpindahan merek (brand switching) adalah
pola pembelian yang dikarakteristikkan dengan
perubahan atau pergantian dari satu merek ke merek
yang lain.
Terjadinya
perpindahan
merek
dapat
dikarenakan oleh beberapa hal yaitu dilihat dari
atribut produk, harga, kebutuhan mencari variasi dan
ketidakpuasan Konsumen, hal ini didukung oleh
teori beberapa ahli sebagai berikut: Menurut Mowen
dan Minor, (2001 : 109) “Suatu merek tertentu dapat
dibeli karena kenyamanan, ketersediaan, atau harga.
Bila salah satu dari factor ini berubah, maka para
konsumen dengan cepat mungkin beralih ke merek
lainnya”. Kebutuhan mencari variasi produk adalah
sebuah komitmen kognitif untuk membeli merek
yang berbeda karena berbagai alasan yang berbeda,
keinginan baru atau timbulnya rasa bosan pada
sesuatu yang telah lama dikonsumsi (Peter dan
Olson, 2002). Feiberg, et al. (1992) (Dharmmesta,
2002) menyatakan bahwa seseorang konsumen yang
mengalami ketidakpuasan mempunyai kemungkinan
akan merubah perilaku keputusan belinya dengan
mencari alternatif merek lain pada konsumsi
berikutnya untuk meningkatkan kepuasannya.
http://www.untb.ac.id
ISSN No.2355-9292
Pilihan masyarakat kota Mataram pada
beberapa smartphone beragam diantaranya jika
masyarakat yang perekonomiannya tergolong
menengah kebawah alasan pembelian smartphone
biasanya melihat dari segi harga yang lebih murah,
sebaliknya masyarakat yang memiliki perekonomian
menengah keatas tidak memperhitungkan harga
melainkan melihat smartphone dari segi atribut
produk,
mencari variasi, serta ketidakpuasan
terhadap smartphone sebelumnya.
Banyaknya merek smartphone yang ditawarkan
memberikan kesempatan bagi maasyarakat memilih
berbagai smartphone dengan variasi yang baru,
dimana masing-masing smartphone memiliki ciri
khas dan variasi yang berbeda dengan smartphone
lainnya dan selalu melakukan inovasi sesuai dengan
kebutuhan pasar, perkembangan zaman, dan
keinginan konsumen. Khususnya masyarakat kota
Mataram yang selalu mengikuti trend terbaru dari
smartphone, dimana bila ada merek smartphone baru
yang menawarkan aplikasi terbaru dan sedang
membooming, masyarakat kota mataram rela
menjual smartphone lama dan menggantinya dengan
smarphone terbaru.
Perpindahan merek masyarakat kota Mataram
selain disebabkan atribut produk, harga dan
kebutuhan mencari variasi, juga disebabkan karena
ketidakpuasan yang dialami setelah pemakaian
smartphone. Ketidakpuasan masyarakat dapat
disebabkan karena kualitas dan manfaat yang
dirasakan tidak sesuai keinginan seperti : kualitas
hasil gambar yang buruk, apikasi yang tersedia
terbatas, dan jaringan seluler yang lemah.
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas,
maka dikemukakan perumusan masalah sebagai
berikut : Apakah variabel atribut produk, harga,
variety seeking dan ketidakpuasan konsumen
mempunyai
pengaruh
terhadap
keputusan
perpindahan merek pada smartphone
di Kota
Mataram. Variabel manakah antara atribut produk,
harga, variety seeking dan ketidakpuasan konsumen
yang paling dominan mempengaruhi perpindahan
merek Smartphone di Kota Mataram.
TINJAUAN PUSTAKA
a.
Keputusan Perpindahan Merek (Brand
Switching)
Perpindahan
merek
(brand
switching)
merupakan fenomena yang sering terjadi pada
berbagai pasar, terutama pasar persaingan sempurna
dimana terdapat berbagai macam produk sejenis
dengan harga yang bersaing. Perpindahan merek
merupakan gambaran beralihnya pengkonsumsian
http://www.untb.ac.id
Jurnal Sangkareang Mataram|19
konsumen atas suatu merek produk ke merek produk
lain. Sebagaimana diketahui bersama bahwa banyak
sekali produk dengan berbagai merek yang
ditawarkan oleh perusahaan dalam rangka
meningkatkan keinginan konsumen untuk mencoba
produk dan merek tersebut. Beragamnya produk
mengakibatkan
konsumen
sedikit
banyak
mempunyai keinginan untuk berpindah ke merek
lain. Sedangkan menurut Ganes, Arnold, Reynold
(dalam Chatrin dan Karlina, 2006) Brand switching
adalah perilaku konsumen yang mencerminkan
pergantian dari merek produk yang biasa dikonsumsi
dengan produk merek lain.
Menurut Ganes, Arnold dan Reynold (dalam
Chatrin dan Karlina, 2006:45) brand switching
adalah saat dimana seorang pelanggan atau
sekelompok pelanggan berpindah kesetiaan dari satu
merek sebuah produk tertentu ke merek produk
lainnya. Dimensi-dimensi yang membangun variabel
perpindahan
berdasar
pada
faktor-faktor
keperilakuan yang terdiri dari: keinginan berpindah
ke penyedia jasa lainnya, ketidakbersediaan
menggunakan ulang layanan dan keinginan untuk
mempercepat penghentian hubungan.
b.
Atribut Produk dan Pengaruhnya terhadap
Perpindahan Merek
Atribut produk mempunyai pengaruh besar
terhadap persepsi pembeli terhadap produk. Tjiptono
(2008) mengungkapkan bahwa atribut produk adalah
unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh
konsumen dan dijadikan dasar pengambilan
keputusan pembelian. Atribut produk meliputi
merek, kemasan, jaminan atau mutu, pelayanan dan
sebagainya. Sedangkan menurut Assauri (2007)
atribut produk merupakan ’bungkusan’ yang lebih
besar dari produk inti, dan mempunyai ciri atau
karakteristik seperti, merek dagang, kemasan,
penampilan, gaya (style) dan mutu (kualitas). Kotler
(2009) mengungkapkan bahwa pengembangan
produk dan jasa memerlukan pendefinisian manfaatmanfaat yang ditawarkan. Manfaat-manfaat tersebut
kemudian dikomunikasikan dan disampaikan
melalui indikator atribut produk seperti: kualitas
produk (product quality),Fitur Produk (product
featurs) dan Desain produk (product design).
Atribut produk dapat dijadikan sebagai daya
tarik tersendiri bagi pengguna. Kotler dan Amstrong
(2006) mengelompokan atribut produk kedalam tiga
unsur penting, yaitu kualitas produk (produkt
quality), fitur produk (produkt features), dan desain
produk (produkt design). Devaraj, et al. (2001)
menemukan bukti bahwa kualitas produk adalah
variabel dominan yang mendorong pelanggan untuk
Volume 2, No. 3, September 2016
20|Jurnal Sangkareang Mataram
loyal. Gwin (2007) menemukan bukti bahwa adanya
hubungan antara kepercayaan dan kualitas merek
dan akan berdampak pada nilai yang dirasakan serta
kesetiaan terhadap merek tersebut. Dharmmesta
(2002), menyatakan bahwa karakteristik produk dan
atribut produk mempunyai keterkaitan dengan brand
switching. Tiap variabel yang diajukan ini
mempunyai kontribusi terhadap perpindahan sebuah
merek, sehingga setiap bentuk perpindahan ini bisa
diidentifikasikan dari kontribusi variabel atribut
produk. Cornelisz (2009) menunjukan bahwa atribut
produk berkaitan erat dengan manfaat yang dapat
dirasakan konsumen, sehingga semakin tinggi
atribut produk memungkinkan konsumen semakin
tertarik untuk tidak meninggalkan produk Pepsodent
Herbal. Lim, et al.(2009) menemukan bukti bahwa
perilaku perpindahan lebih sering terjadi dalam
hubungannya dengan atribut produk itu sendiri
Harga
dan
Pengaruhnya
terhadap
Perpindahan Merek
Harga menurut Umar (2003:71) adalah
sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan
manfaat dari memiliki atau menggunakan produk
atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan
penjual melalui tawar memnawar atau di tetapkan
oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap
semua pembeli.
Menurut Kotler (2009), harga adalah nilai suatu
barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang
berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan
bersedia melepas barang atau jasa yang dimiliki
kepada pihak lain. Pelanggan yang loyal juga akan
memperhatikan harga yang ditetapkan atas produk
yang digunakannya. Alma (2003) mengungkapkan
bahwa produsen harus pandai menetapkan
kebijaksanaan harga, tinggi atau rendahnya harga
yang ditetapkan harus berpedoman pada (a)
keadaan/kualitas barang, (b) konsumen yang dituju,
berpenghasilan tinggi, sedang, atau rendah,
konsumen perkotaan atau pedesaan, (c) suasana
pasar, apakah produknya baru dikenalkan ke pasar
atau produk menguasai pasar, produk sudah melekat
dihati konsumen atau banyak saingan.
Harga juga berpengaruh pada perpindahan
merek. Dalam penepatan harga umum perusahaan
mendasarkan harganya terutama pada harga pesaing,
perusahaan akan mengenakan harga yang sama,
lebih tinggi, atau lebih rendah dari pada pesaing
utamanya (Kotler dan Keller, 2009 :98).
.
d.
ISSN No.2355-9292
Variety Seeking (Kebutuhan Mencari
Variasi)
Pengaruhnya
terhadap
Perpindahan Merek
Kebutuhan mencari variasi adalah sebuah
komitmen kognitif untuk membeli merek yang
berbeda karena berbagai alasan yang berbeda,
keinginan baru atau timbulnya rasa bosan pada
sesuatu yang telah lama dikonsumsi. (Peter dan
Olson, 2002). Pencarian variasi dapat terjadi pada
pengambilan keputusan yang terbatas. Perilaku
kebutuhan mencari variasi terjadi jika resiko kecil
dan sedikit atau tidak ada komitmen terhadap suatu
merek (Dharmnesta, 2002).
Kebutuhan mencari variasi pada suatu kategori
produk oleh konsumen merupakan suatu sikap
konsumen yang ingin mencoba merek lain dan
memuaskan rasa penasarannya terhadap merek lain
serta diasosiasikan sebagai keinginan untuk berganti
kebiasaan (Van Trijp, 1996).
c.
Volume 2, No. 3, September 2016
e.
Ketidakpuasan Konsumen dan Pengaruhnya
terhadap Perpindahan Merek
Ketidakpuasan konsumen merupakan salah satu
faktor penyebab terjadinya perpindahan merek
karena pelanggan yang tidak puas akan mencari
informasi pilihan produk lain dan mereka mungkin
akan berhenti membeli produk atau mempengaruhi
orang lain untuk tidak membeli (Kotler dan Keller,
2008: 177).
Kepuasan pelanggan merupakan kunci untuk
membuat hubungan jangka panjang dengan
pelanggan. Pelanggan yang puas akan kembali
membeli produk, bicara yang menyenangkan
mengenai
produk
tersebut,
lebih
sedikit
memperhatikan merek dan iklan pesaing, serta tidak
akan beralih kepada merek lain (Kotler dan
Amstrong, 2004).
Ketidakpuasan konsumen dapat timbul karena
adanya proses informasi dalam evaluasi terhadap
suatu merek. Konsumen akan menggunakan
informasi masa lalu dan masa sekarang untuk
melihat merek-merek yang memberikan manfaat
yang mereka harapkan (Junaidi dan Dharmmesta,
2002).
f.
Kerangka konseptual :
Untuk mempermudah pemahaman mengenai
konsep dasar dan alur pikir dalam penelitian ini,
maka disusun kerangka konseptual, sebagai berikut :
http://www.untb.ac.id
ISSN No.2355-9292
g. Hipotesis
H1 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel atribut produk terhadap
perpindahan merek pada produk smartphone
di Kota Mataram.
H2 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel harga terhadap perpindahan
merek pada produk smartphone di Kota
Mataram.
H3 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel kebutuhan mencari variasi
terhadap perpindahan merek pada produk
smartphone di Kota Mataram.
H4 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel ketidakpuasan terhadap
perpindahan merek pada produk smartphone
di Kota Mataram
METODE PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer. Jumlah populasi dalam
penelitian ini tidak diketahui, sehingga untuk
menentukan sampel, peneliti berpedoman pada
pendapat yang dikemukakan oleh Roscoe dan
Sugiyono (2008 : 129) yang mengusulkan ukutan
pengambilan sampel lebih dari 30 dan kurang dari
500 dan dalam penelitian multivariat (termasuk
analisis regresi linear berganda), ukuran sampel
sebaiknya 10 kali atau lebih besar dari variabel
dalam studi.Pada penelitian ini terdapat 5variabel
yang terdisi dari 4 variabel bebas (X) yaitu Produk,
harga, tempat dan promosi serta terdapat 1 variabel
terikat (Y) yaitu keputusan pembeliaan. Oleh karena
itu karena itu, peneliti mengambil 60sampel dimana
angka 60 lebih dari 30 dan kurang dari 500.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
ini menggunakan metode non probability sampling
dengan teknik accidental sampling. Teknik analisis
data yang digunakan adalah Analisis deskriptif, serta
analisis Regresi Linier Berganda
dengan
menggunakan uji t dan uji F.
Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian asosiatif kausalitas yang merupakan
http://www.untb.ac.id
Jurnal Sangkareang Mataram|21
penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan atau
bentuk keterkaitan lainnya (pengaruh) antara satu
atau lebih variabel (Sugiyono, 2003). Populasi dari
penelitian ini adalah konsumen pengguna
smartphone. Pengambilan sampel yang digunakan
dengan metode non propobality sampling, dengan
memilih beberapa alternatif didalamnya, yaitu
purposive sampling. Pengambilan sample sesuai
dengan tujuan penelitian (Malhotra, 1993).
Makna purposive sampling dalam penelitian ini
adalah sebagai responden yang telah melakukan
perpindahan merek smartphone. Besarnya sampel
dalam penelitian ini ditentukan dengan mengkalikan
25 dengan variabel independen, hal ini mengacu
pendapat yang dikemukakan oleh Ferdinand (2006)
yaitu penelitian multivariate (termasuk yang
menggunakan anal isis regresi multivariate)
besarnya sampel ditentukan sebanyak 25 kali
variabel independen. Berdasarkan ketentuan tersebut
maka besarnya sampel yang digunakan adalah 4 X
25 = 100 responden. Setelah ditentukan jumlah
sampel sebanyak 100 responden.
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah angket atau quesioner yaitu kumpulan
pertanyaan yang disusun oleh peneliti guna
menghimpun informasi mengenai apa yang
mempengaruhi konsumen dalam melakukan
perpindahan merek smartphone dilihat dari hasil
eveluasi sikap konsumen setelah melakukan
perpindahan merek smartphone.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a.
Analisis Regresi Linear Berganda
Menurut Ridwan (2010) analisis regresi linear
berganda adalah suatu alat analisis peramalan nilai
pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap
variabel terikat untuk membuktikan ada atau
tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal
antara dua atau lebih variabel bebas dengan satu
variabel terikat. Analisis ini digunakan untuk
mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas
(atribut produk, harga, kebutuhan mencari variasi
(variety seeking) dan ketidakpuasan konsumen)
terhadap variabel terikat (perpindahan merek).
Selain itu analisis ini juga digunakan untuk
mengetahui variabel yang berpengaruh dominan.
Dalam melakukan analisis ini peneliti menggunakan
alat bantu program pengolahan data SPSS versi 16.0
for windows. Hasil analisi dinyatakan dalam bentuk
persamaan garis regresi linier berganda (J. Supranto,
2004:60) adalah sebagai berikut:
Y=a+
+
+
+
+e
Volume 2, No. 3, September 2016
22|Jurnal Sangkareang Mataram
ISSN No.2355-9292
Dari hasil analisis regresi linear berganda
diperolah kesimpulan variabel atribut produk, harga,
variety seeking, ketidakpuasan berpengaruh terhadap
keputusan perpindahan merek.
melalui uji determinasi parsial (uji r2) diketahui
bahwa variabel ketidakpuasan konsumen memiliki
pengaruh yang dominan terhadap perpindahan
merek.
b.
b.
Saran
1.
Perusahaan
Smartphone
harus
terus
meningkatkan dan mempertahankan volume
penjualan dengan cara menarik konsumen
untuk melakukan perpindahan merek dari
merek lain dengan cara melengkapi dan
memperbaharui atribut produk, harga bersaing
dan dapat terjangkau oleh konsumen.
Sebaiknya perusahaan smartphone selalu
melakukan perubahan disesuaikan dengan
keluhan
atau
ketidakpuasan
konsumen
sebelumnya. Dengan mengetahui alasan
konsumen merasa tidak puas maka perusahaan
dapat memperbaiki manfaat dan kualitas produk
menjadi lebih baik dan diminati konsumen.
Hasil Uji signifikansi parsial (Uji Statistik t)
Jika nilai signifikansi t <α 0,05 maka hipotesis
yang menyatakan bahwa variabel bebas secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel
diterima. Hasil dalam penelitian 4 variabel
independen yaitu atribut produk, harga, variety
seeking (pencarian variasi), dan ketidakpuasan
memiliki nilai t hitung yang lebih besar jika
dibanding t tabel. Maka dapat disimpulkan bahwa
semua variabel independen memiliki pengaruh
secara parsial atau terpisah terhadap perpindahan
merek.
Terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel atribut produk, harga, variety seeking
(pencarian variasi), dan ketidakpuasan terhadap
Keputusan Perpindahan Merek secara bersamasama.
c.
Hasil Uji Koefisien Determinasi Parsial (r2 )
Koefisien determinan (R2) digunakan untuk
mengetahui seberapa baik sampel menggunakan data
(Gujarati, 1997). R2 mengukur besarnya jumlah
reduksi dalam variabel dependen yang diperoleh dari
penggunaan variabel bebas. R2 mempunyai nilai
antara 0 sampai 1, dengan nilai R2 yang tinggi
berkisar antar 0,7 sampai 1.
Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1 (0 ≤ R2≤ 1).
Apabila R2 mendekati 1 (satu) berarti pengaruh
atribut produk, harga, kebutuhan mencari variasi,
dan ketidakpuasan konsumen terhadap keputusan
perpindahan merek tergolong kuat dan sebaliknya.
Jika R2 mendekati 0 (nol), maka pengaruhnya
semakin lemah. Semakin besar nilai R2 maka
semakin tepat model regresi yang dipakai, karena
total variasi dapat menjelaskan variabel terikat.
Hasil uji r2 untuk koefisien determinasi
menunjukkan bahwa variabel ketidakpuasan
konsumen memiliki pengaruh yang dominan
terhadap perpindahan merek.
PENUTUP
a.
Simpulan
Menurut hasil penelitian diketahui bahwa
Atribut produk, harga, Variety Seeking dan
ketidakpuasan konsumen berpengaruh positif dan
signifikan terhadap perpindahan merek. Bahkan
Volume 2, No. 3, September 2016
2.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, B. 2003. Manajemen Pemasaran dan
Pemasaran Jasa. Edisi 2. Bandung:
ALFABETA.
Assauri, S. 2007. Manajemen Pemasaran. Dasar,
Konsep dan Strategi. Jakarta: PT
Rajagrafinda Persada.
Atmaja, Lukas Setia, Ph.D. 2009. Statistika untuk
Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : ANDI
Yogyakarta.
Dharmmesta, B. 1999. Loyalitas Pelanggan: Sebuah
Kajian Konseptual Sebagai Panduan Bagi
Peneliti. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia. 14 (3):73-88.
Dharmmesta, B.S. 2002. Perilaku Beralih Merek
Konsumen dalam Pembelian Produk
Otomotif. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia Vol. 17, No. 3, 288-303.
Feinberg, Fred, M., Barbara, E.K., and Leigh
McAlister. 1992. Market Share Response
When Consumers Seek Variety, Journal of
Marketing Research, May, pp. 227–37.
Ferdinand, A. 2000. Structural Equation Modelling
dalam Penelitian Manajemen, Badan
Penerbit Diponegoro. Ferdinand, A. 2006.
http://www.untb.ac.id
ISSN No.2355-9292
Metode Penelitian Manajemen. Edisi
Kedua,
Universitas
Diponegoro,
Semarang.
Jurnal Sangkareang Mataram|23
Kotler, Philip dan Kevin L Keller. 2009. Manajemen
Pemasaran Edisi Ketigabelas. Jakarta:
Erlangga
Keaveney, Susan, M. 1996. Customer Switching
Behaviour In Service Industries: An
Explanatory Study. Journal Of Marketing.
Vol 59. April. 72-82.
Knight, Gary, A. 1999. Consumers Preferences for
Foreign and Domestic Product, Journal of
Consumer Marketing, vol 16. No, 2. pp.
151-162.
Kotler, P. 2009. Marketing Management, Twelfth
Edition. Pearson Prentice Hall. USA.
Kotler, P., dan Gary, A. 2006. Prinsip-Prinsip
Pemasaran, Edisi, Terjemahan: Damos
Sihombing. Jakarta: Erlangga.
Mowen, C.J., & Minor, M. 2002. Perilaku
Konsumen, Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Peter, dan Olson, J.C. 2002. Consumer Behavior and
Marketing
Strategy,
Edisi
Keempat,Boston:McGraw-Hill.
Rangkuti,
F.
2003.
Measuring
Customer
Satisfaction. Cetakan kedua, Edisi
pertama. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Schiffman, Leon, G., dan Leslie, L.K. 2007.
Perilaku Konsumen. Jakarta: Indeks.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi.
CV Bandung: Alfabeta.
Swastha, B. 2002. Asas-asas Marketing. Edisi
Ketiga. Cetakan Kedua. Yogyakarta.
Liberty.
Tjiptono, F. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta:
Andi Offset. Van Trip, Hans, C.M.,
Wayne, D., Hoyer, & J. Jeffrey, I. 1996.
Why Switch? Product Category- Level
Explanations for True Variety-Seeking
Behavior. Research, August, pp. 281-292.
Umar, Husein. 2003. Riset Pemasaran dan Perilaku
Konsumen, Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
http://www.untb.ac.id
Volume 2, No. 3, September 2016
Download