BAB VI KESIMPULAN Kajian media dan gaya hidup

advertisement
BAB VI
KESIMPULAN
Kajian media dan gaya hidup tampak bahwa pengaruh media sangat besar
dalam kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang menjadi pilihan bebas bagi
masyarakat tidak lain merupakan hasil dari konstruksi media. Dengan kata lain,
media sebagaimana ditunjukkan oleh Majalah Dewi Online, menjadi aktor yang
turut berpartisipasi dalam konstruksi gaya hidup masyarakat melalui kontenkonten yang diunggahnya.
Majalah Dewi Online mengkonsepkan gaya hidup hingga akhirnya
memberikan referensi-referensi dalam bergaya dan berperilaku sesuai dengan
standar-standar perkembangan zaman yang diikuti dengan perkembangan fashion
dan gaya hidup pula. Berdasarkan pengamatan dan analisis terhadap unggahan
konten-konten Majalah Dewi Online, terdapat tiga kesimpulan terkait dengan
kajian konstruksi media atas gaya hidup. Pertama terkait dengan satu temuan yang
menarik dari peran dan posisi Majalah Dewi Online sebagai salah satu ‗pabrik‘
pengkonstruksi informasi gaya hidup. Majalah Dewi Online sebagai salah satu
media massa memiliki ‗budaya‘ dan ‗identitas‘nya sendiri yang tersirat dalam
setiap konten yang diunggahnya. Budaya dan identitas tersebutlah yang menjadi
landasan dalam setiap konten yang diunggah dalam situsnya.
Berdasarkan pada unggahan-unggahan artikel dalam situsnya, terlihat
bahwa Majalah Dewi Online memiliki bahasa tersendiri dalam penyampaian
159
informasi terkait dengan fashion dan gaya hidup. Gaya bahasa yang simple, lugas
dan sederhana menjadi salah satu ciri khas dari unggahan Majalah Dewi Online.
Selain itu Majalah Dewi Online juga memiliki suatu habitus yang tanpa disadari
juga tersirat dalam unggahan-unggahannya. Biasanya habitus tersebut cenderung
merujuk pada persoalan teknis pengunggahan berita dalam situs. Mengingat
distribusi informasi perkembangan fashion dan gaya hidup dalam Majalah Dewi
Online telah terorganisir rapi. Pernyataan tersebut dapat ditinjau melalui kanal dan
sub kanal yang terdapat di situs www.dewimagazines.com. Kanal-kanal tersebut
digunakan untuk mengorganisir berita dan artikel unggahan redaksi Majalah Dewi
Online sesuai dengan fokus-fokusnya (seperti fashion, kesehatan, makanan, dll).
Jika dicermati dengan seksama, Majalah Dewi Online juga memiliki struktur
organisasi yang jelas, sehingga semua unggahan redaksi Majalah Dewi Online
dapat teratur dengan baik.
Selain itu identitas yang dimiliki oleh Majalah Dewi Online sebagai salah
satu majalah fashion dan gaya hidup ‗premium‘ di Indonesia juga menjadi satu
prinsip yang terus dijadikan landasan dalam setiap pemilihan atau seleksi berita
yang akan diunggah. Pada konteks ini gaya hidup ‗premium‘ masyarakat
Indonesia merujuk pada jenis, harga dan kualitas yang tinggi atas masing-masing
produk fashion yang kemudian dipadupadankan dalam sebuah tampilan gaya.
Dengan demikian, premium erat kaitannya dengan harga yang mahal,
eksklusivitas dan elitisme yang tergambar dalam produk-produk fashion yang
dikenakan oleh masyarakat Indonesia. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa
redaksi Majalah Dewi Online memiliki perhatian yang cukup besar untuk menjaga
160
kuantitas dan kualitas berita yang diunggahnya untuk tetap sesuai dengan identitas
yang dimilikinya. Identitas tersebut mewujud dalam kualitas konten-konten
Majalah Dewi Online itu sendiri, mulai dari kualitas produk-produk fashionnya
hingga aktor dan kontributor yang berperan dalam Majalah Dewi Online itu
sendiri. Identitas Majalah Dewi Online sebagai salah satu majalah fashion dan
gaya hidup ‗premium‘ di Indonesia tersirat melalui unggahan konten Majalah
Dewi Online yang berkualitas. Mengingat tanpa disadari oleh publik, Majalah
Dewi Online melakukan proses seleksi atas berbagai konten yang diunggahnya
dengan standar redaksi Majalah Dewi Online. Unggahan-unggahan konten
Majalah Dewi tetap sesuai dengan standar nilai, identitas dan eksklusivitas Dewi
sebagai majalah fashion dan gaya hidup ‗premium‘ Indonesia. Dengan demikian
dapat dilihat bahwa Majalah Dewi Online memiliki ciri khas dalam
mendesiminasikan informasi-informasi perkembangan fashion, mengingat redaksi
Majalah Dewi Online selalu melakukan seleksi atas konten yang diunggahnya.
Dengan kata lain, informasi-informasi perkembangan fashion yang sesuai dengan
identitasnya
akan
menjadi
bahan
untuk
unggahan-unggahan
situs
www.dewimagazines.com dan begitu juga sebaliknya.
Simpulan kedua dalam kajian ini terkait dengan proses konstruksi gaya
hidup oleh Majalah Dewi itu sendiri. Tentu saja proses konstruksi tersebut
berdasar pada unggahan-unggahan konten dalam Majalah Dewi Online khususnya
merujuk pada dua kanal utama dalam kajian ini (Fashion dan Beauty & Health).
Pada konteks ini, Majalah Dewi Online berupaya untuk mengkonstruksi gaya
sebagai unsur ‗pembeda‘. Dengan kata lain, gaya hidup yang dirujuk oleh Majalah
161
Dewi Online merupakan suatu indikator yang difungsikan untuk membedakan diri
dengan yang lain. Selain itu gaya hidup juga menjadi satu indikator yang
digunakan untuk menandai adanya proses transformasi dari masa berbeda,
berbeda masa berarti berbeda gaya. Konsep Majalah Dewi Online atas gaya hidup
sebagai suatu unsur pembeda tersirat dalam unggahan konten Majalah Dewi
Online yang menawarkan berbagai alternatif referensi gaya. Jika ditilik kembali,
unggahan konten-konten dalam Majalah Dewi Online yang bervariasi terkesan
unik, beda, ekspresif dan tetap terlihat glamour dengan eksklusivitas yang selalu
ditonjolkan Majalah Dewi Online melalui produk-produk fashion tertentu.
Artikel unggahan Majalah Dewi Online yang selalu menyesuaikan dengan
perkembangan fashion dan gaya hidup dari ranah nasional (gaya busana yang
dikembangkan oleh desaigner Indonesia dan populer dalam keseharian
masyarakat Indonesia) maupun internasional (gaya busana yang bersumber dari
desaigner internasional dan dipopulerkan oleh selebriti internasional) tersebut
masih memberikan respon atas klass, gender, usia, profesi, dll. Selain itu pada
kesempatan yang lain Majalah Dewi Online juga menjadikan nilai budaya atau
adat istiadat sebagai ide dasar dalam pemilihan gaya sebelum pada akhirnya
terdistribusi ke publik. Oleh karena itu, unggahan konten Majalah Dewi Online
sebagai salah satu majalah fashion dan gaya hidup ‗premium‘ di Indonesia tetap
memperhatikan, merespon dan tanpa tersadari mengadopsi berbagai aspek yang
berpengaruh dalam pemilihan gaya individu tersebut. Fenomena tersebut pada
dasarnya bertujuan untuk memberikan kebebasan dalam bergaya dan berbusana,
melalui berbagai pilihan alternatif yang diberikan media terhadap publik
162
(konsumen pelanggan Majalah Dewi Online). Tujuan utamanya yakni agar publik
dapat memilih referensi gaya hidup dan gaya berbusana yang sesuai dengan
pribadinya. Pemilihan dan penggunaan gaya pada dasarnya tidak hanya sekedar
respon yang dilakukan individu untuk survival dalam kehidupan bermasyarakat,
melainkan juga menjadi representasi atas konteks sosial, budaya dan latar
belakang ekonomi yang melekat dalam setiap kehidupan manusia.
Simpulan ketiga terkait dengan konstruksi media atas gaya hidup nampak
bahwa media telah melakukan manipulasi-manipulasi simbolis atas nilai dan etika
dalam bergaya maupun berbusana. Manipulasi-manipulasi tersebut terwujud
dalam tampilan berbusana yang tidak memperdulikan aspek moralitas. Estetis
menjadi satu unsur rujukan dari manipulasi-manipulasi yang dilakukan media
dalam mengkonstruksi gaya hidup. Pada konteks ini, nampak bahwa media
menjadi aktor utama dalam berbagai perkembangan fashion dan konstruksi gaya
hidup. Mengingat gaya hidup dan gaya berbusana menjadi sebuah wujud atas
konsep ide kreatifitas para kreator fashion dan media sebagai aktor pengemas dan
pendistribusi informasi perkembangan fashion tersebut. Bentuk manipulasimanipulasi simbolis terkait dengan gaya hidup dan gaya berbusana menjadi suatu
pertanda bahwa media menjadi ruang bebas (free area), bebas nilai dan tanpa
batas khususnya untuk berkreasi.
Gaya hidup dan gaya berbusana yang melekat dalam diri individu tidak
hanya menyangkut soal penampilan luar dari diri individu itu sendiri. Namun,
gaya hidup dan gaya berbusana justru sarat akan simbol dan makna atas jati
dirinya. Kajian ini menunjukkan bahwa gaya hidup pada dasarnya merupakan satu
163
respon atas posisi individu sebagai entitas biologis yang memiliki hasrat
(kebutuhan, keinginan, selera) dan posisi individu sebagai bagian dari konteks
sosio-kultural. Temuan tersebut pada dasarnya membenarkan pernyataan Chaney
(2011) bahwa gaya hidup mendefinisikan sikap, nilai dan menunjukkan kekayaan
serta posisi sosial dalam konteks masyarakat modern. Jika ditilik lebih dalam,
pakaian tidak hanya merupakan suatu benda material biasa namun pakaian
menjadi satu unsur krusial dalam proses konsrtruksi gaya hidup. Mengingat
berdasarkan pada beberapa temuan terkait kajian ini, pakaian merupakan suatu
cerminan atau gambaran atas apa yang ada di lingkungan sekitar individu.
Temuan tersebut sejalan dengan Baudrillard (1983) bahwa pakaian merupakan
alat yang paling penting dan krusial. Hal tersebut dikarenakan pakaian
mengandung aspek etika dan estetika. Oleh karena itu pakaian menjadi unsur
utama dalam upaya kontruksi gaya hidup.
Dalam konteks dunia yang penuh dengan berbagai kemudahan akibat
teknologi dan perangkat yang lainnya, individu berlomba-lomba mengejar gengsi
dan harga diri untuk menonjolkan dirinya. Gaya hidup dan gaya berbusana lantas
menjadi wadah alternatif yang tepat bagi individu untuk menampilkan jati dirinya,
merepresentasikan latar belakang status sosial dan budayanya kepada publik. Pada
akhirnya identitas menjadi sebuah hidden object dari sebuah upaya konstruksi
gaya hidup dan gaya berbusana. Konstruksi gaya hidup lantas menjadi isu penting
dalam kelangsungan hidup individu. Seperti konstruksi gaya hidup dalam kajian
ini yang menunjukkan bahwa media menjadi salah satu aktor dalam proses
konstruksi tersebut. Peran dan fungsi media dalam mendistribusikan informasi
164
perkembangan gaya hidup pada akhirnya menjadi pusat referensi dalam bergaya
dan berbusana. Berbagai alternatif pilihan gaya hidup dan berbusana ditawarkan
oleh media secara bebas, baik bebas secara teknis distribusinya maupun bebas
secara tampilan padu padan gayanya. Dengan demikian, gaya hidup yang
merupakan suatu pilihan bebas bagi individu yang menjadi bagian dari
masyarakat. Temuan tersebut sejalan dengan pandangan postmodernisme yang
menekankan konsep pluralisme, heterodoks, eklestisme, keacakan, deformasi,
dekreasi, dekonstruksi, perbedaan, diskontinuitas dekomposisi, de-definisi,
delegitimasi (Bertens, 1995). Fenomena baru yang muncul dalam kajian media
dan gaya hidup menunjukkan bahwa media telah memanipulasi simbol dan nilai,
sehingga yang nampak yakni tampilan gaya estetis.
Peran dan fungsi utama media sebagai pendistribusi informasi secara
intensif telah memunculkan suatu fungsi turunan, bahwa media kemudian tidak
hanya bersifat menginformasikan tetapi juga bersifat membentuk (Ibrahim dan
Akhmad, 2014). Pernyataan tersebut sejalan dengan kajian dalam thesis ini, ketika
media menjadi salah satu aktor pembentuk gaya hidup melalui distribusi informasi
perkembangan gaya hidup dan gaya berbusana. Karakter gaya hidup yang dinamis
semakin kentara dengan referensi gaya yang dikonstruksikan oleh media. Pada
konteks ini, media memiliki perspektif, prinsip, ideologi, dan berbagai nilai
dibelakangnya. Dengan demikian gaya hidup yang terkonstruksi oleh media tidak
bisa terlepas dari berbagai detail media itu sendiri.
165
Download