bab i pendahuluan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manfaat air dalam bidang pertanian adalah sangat penting. Air bagi para petani adalah
sumber daya pokok yang menunjang berlangsungnya kegiatan pertanian. Fungsi air dalam
pertanian secara umum adalah sebagai irigasi atau pengairan, karena tanpa adanya pengairan
yang baik maka hasil dari tanaman yang dikelola oleh petani tidak akan mendapatkan hasil yang
maksimal.
Di seluruh dunia, diperkirakan sekitar 68% jumlah air digunakan untuk keperluan irigasi,
sehingga banyak dikembangkan sistem yang dijumpai pada area sawah atau ladang dengan
sistem pengairan yang cukup canggih.
Dengan mengetahui kadar air dalam suatu tanah dan pengaturan irigasi yang baik untuk
tanaman pertanian maka akan mendatangkan hasil produksi yang lebih baik pula [1] .
Dengan tingkat ketersediaan kadar lengas pada suatu tanaman yang berbeda akan
mempengaruhi hasil pertumbuhan yang berbeda pula, dengan mengetahui volume penyiraman
yang tepat untuk tanaman, sehingga diperoleh kandungan klorofil dan pertumbuhan yang
maksimal, sehingga perlu dipantau tingkat kelembabannya [2] .
Teknik pengukuran kadar air tanah diklasifikasikan ke dalam dua cara, yaitu langsung
dan tidak langsung. Pengukuran secara langsung adalah berupa pemisahan air dari matrik tanah
dan pengukuran langsung dari jumlah air yang dipisahkan tersebut. Pemisahan air dari matriks
tanah dapat dicapai melalui: (1) pemanasan; (2) ekstraksi dan penggantian oleh larutan; atau (3)
reaksi kimia. Jumlah air yang dipisahkan ditentukan dengan: (1) mengukur perubahan
massa/berat setelah pemanasan dan (2) pengukuran kuantitatif dari hasil reaksi. Pemisahan air
dengan pemanasan biasa disebut dengan metode gravimetri, dan merupakan metode pengukuran
secara langsung. [3] Metode tidak langsung adalah dengan mengukur beberapa sifat fisik atau
kimia tanah yang berhubungan dengan kadar air tanah. Sifat ini meliputi konstanta dielektrik
(permitivity relatif),
konduktivitas elektrik, kapasitas panas, kandungan ion H, dan kepekaan magnetik. Berlawanan
dengan metode langsung, metode tidak langsung bersifat lebih tidak merusak atau nondestruktif,
sehingga kandungan air dalam contoh tidak berubah selama pengukuran [4] .
Penetapan kadar air tanah dengan neutron probe adalah salah satu cara pengukuran kadar
air tanah tidak langsung. Cara ini bersifat tidak destruktif, sehingga pengukuran dapat dilakukan
sangat intensif. Dengan menggunakan neutron probe, kadar air tanah dapat ditetapkan pada titiktitik yang sama pada berbagai kedalaman tanah secara berulang-ulang. Oleh karena itu, metode
ini sering digunakan dalam penelitian neraca air tanah, penelitian penyerapan air, penelitian
pergerakan air tanah, dan lain-lain [5] [6] .
Dalam penelitian ini akan dikembangkan pada model tak langsung dengan merancang
suatu prototipe pengukur kadar lengas dengan menggunakan model gypsum block serta unjuk
kerja rangkaian yang dibuat.
1.2
Perumusan masalah
Berdasarkan dari latar belakang permasalahan diatas maka dapat dibuat perumusan
masalah sebagai berikut:
a.
Bagaimanakah merancang hardware dan software untuk mengukur kadar lengas dengan
menggunakan sensor gypsum block.
b.
Bagaimana kalibrasi sensor dengan kadar lengas. Kalibrasi ini dilakukan karena data yang
terbaca dalam sensor tersebut masih dalam bentuk frekuensi. Selanjutnya penentuan kadar
lengas dilakukan kalibrasi dengan perhitungan secara gravimetri.
1.3
Keaslian penelitian
Pemodelan penelitian tentang sensor yang digunakan untuk pengukur kadar lengas pada
tanah ada beraneka ragam dengan berbagai model yang masing-masing sensor memiliki
keunggulan dan kelemahannya tentunya. Beberapa sensor yang sering dipergunakan untuk
mengukur kadar lengas antara lain: Neutron Scattering [7], Gamma Attenuation [8], Nuclear
Magnetic Resonance [9], Capacitive Sensor [10], Time-Domain Reflectometer (TDR) [11],
Tensiometric Techniques [12], Hygrometric Techniques [13], Resistive Sensor [14].
Pada penelitian ini merancang suatu prototipe pengukuran kadar lengas model sensor
gypsum block yang bersifat low cost, digunakan untuk memonitor kadar air yang dikirimkan ke
sistem komputer untuk disimpan dalam database. Selanjutnya hasil pengukuran dibandingan
dengan perhitungan gravimetri sehingga didapat hasil kalibrasi pada setiap sensornya.
1.4
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan alat pengukur kadar lengas dan ujuk kerja
sistem kadar lengas dengan berbasis sensor gypsum block untuk pemantauan dinamika tanah
serta dapat diperoleh parameter-parameter dari unjuk kerja sistem tersebut. Hasil pengukuran
tersebut antara pengukuran frekuensi dan perhitungan gravimetri dapat dianalisis yang nantinya
dapat digunakan sebagai kalibrasi pada setiap sensor gypsum block.
1.5
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini adalah membuat rancangan alat pengukur kadar lengas dan unjuk
kerja sistem kadar lengas dengan berbasis sensor gypsum block untuk pemantauan dinamika
tanah. Dengan demikian keberhasilan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
dengan mengetahui kadar lengas tanah maka dapat ditentukan waktu penyiraman air pada
pertumbuhan tanaman khususnya pada di bidang pertanian.
1.6 Sistematika Penulisan
Tesis ini ditulis dalam mekanisme sebagai berikut :
Pada bab satu berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah yang diajukan, keaslian
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, hipotesis dan sistematika dari
penulisan tesis. Pada bab dua, berisi kajian pustaka, yaitu tentang penelitian-penelitian yang
terkait dan landasan teori yang mendasari tesis. Pada bab tiga berisi tentang alat dan metode yang
digunakan dalam penelitian. Sedangkan pada bab empat berisi tentang hasil penelitian yang
telah dilakukan dan pembahasannya. Dan yang terakhir pada bab lima berisi kesimpulan
terhadap penelitian yang telah dilakukan dan saran untuk pengembangan selanjutnya.
Download