BAB III 2.1. Prosedur sebelum dan sesudah melakukan "overhaul" Mesin Induk di kapal, ialah: Sebelum overhaul: Melapor kepada Nakhoda bahwa Mesin Induk akan diperbaiki dan kapal akan delay untuk jangka waktu tertentu (diperkirakan lamanya). Apabila di pelabuhan, perlu melaporkan kepada Kantor/Perwakilan setempat, atau untuk jangka panjang kepada Syahbandar. Menentukan permasalahan/kerusakan yang terjadi pada mesin dan data-data dan pengukuran yang lengkap dan jelas . Melaksanakan pertemuan persiapan keselamatan kerja (Pre Job safety meeting), yang berkaitan dengan semua aspek keselamatan kerja. Membagi tugas kepada setiap Masinis dalam group kerja, rincian pekerjaan dan dengan pengarahan yang jelas. Mempersiapkan suku-cadang yang diperlukan Mempersiapkan peralatan untuk Overhaul dan semua Special Tools. Mengukur semua material/parts dengan teliti, sambil di-analisa, dan dicatat semua hasil pengukuran tersebut. . Selesai pemasangan dilaksanakan pengetesan sampai batas maksimum normal, dan disaksikan oleh KKM I Masinis I dan Owner Surveyor Sesudah Overhaul : Pastikan hasil "running test" bekerja dengan baik, memuaskan, normal dan siap untuk meneruskan pelayaran. Pemeriksaan: Tekanan dan suhu Minyak pelumas, Air-pendingin, Gas buang, Kompresi, Udara pembilas, Rpm., Turbo Charge, dll. Segera melaporkan kondisi sebenamya Mesin Induk kepada Nakhoda, bahwa kapal sudah siap untuk meneruskan pelayaran. Membuat Berita Acara Kerusakan dan Perbaikan Mesin. Membuat pelaporan penyelesaian pekerjaan kepada Kantor Pusat, berikut permintaan material/ suku-cadang yang telah dipakai. Menyimpan semua dat ukuran, dan kronologi pekerjaan dalam File dan melakukan pertemuan evaluasi pekerjaan tersebut. 10 Membuat permintaan pengadaan Suku...cadang .untuk melengkapi suku cadang yang sudah dipakai selama perbaikan sesuai persyaratan Minimum Stock Level ( MSL). 2.2. Pengukuran Crank Shaft Dexection ( Lihat contoh gambar) : Cara pengukuran hams mengikuti arab putaran (searah) daripada Mesin itu sendiri, dan "dilarang" melakukan putaran terbalik pada saat sedang dalam pengukuran deElection. Batasan maksimum yang diijinkan untuk setiap Mesin berbeda, faktorfaktor yang mempengaruhinya, antara lain: Besaran diameter Shaft, putaran mesin per menit (Rpm), jumlah cylinder, tenaga mesin, dan lain-lain. 2.3. Pemeriksaan pada saat penggantian Minyak Pelumas pada Crank Case Motor Bantu, ialah : Minyak pelumas dalam Carter dipompa sampai habis dan diusahakan 11 sampaibenarbenar kering, dilap dengan kain...tap yang tidak meninggalkan "benang-benang kain" yang dapat menimbulkan saringan cepat kotor/buntu. Periksa dasar Carter pada setiap Silinder, pastikan tidak ada serpihan metal atau kotoran-kotoran lainnya yang tertinggal didalamnya. Periksa saringan isap Minyak pelumas apabila letaknya didalam Carter, sekali lagi yakinkan bahwa Carter benar-benar bersih. Hal ini penting pada saat coba mesin (running test) tekanan Minyak pelumas akan cepat turun/rend ah, dan apabila Manometer, Pressure witch dan Shutdown/Automatic stop tidak bekerja normal, maka akan dapat berakibat "FATAL' Periksa Split Pin dan ikatan Mur-Baut pada Metal-jalan (Crank Pin Bearing) dan Metal Duduk (Main Bearing), apabila ada yang mencurigan /kendor ikatannya) arus segera di periksa dengan benar, membiarkan Mur-baut ikatannya kendor dapat berakibat "FATAL". Mengikat Mur-baut pada Metal-jalan dan Metal-duduk, hams mengacu kepada standard yang sudah ditetapkan di dalam Manual Instruction Book. Gunakan Kunci Moment yang masih baik/kalibrasi„ sebab pengikat an selisih lebih / kurang sedikit dapat berakibat "FATAL". Periksa bagian dalam tiap cilinder-liner pada posisi Piston TMA, sehingga bagian bawah cilinder-liner dapat dilihat dengan kaca/lampu senter. Pastikan tidak ada tanda tanda carbon atau goresan-goresan, yang menunjukkan lolosnya komprei, hal ini cukup berbahaya karena dapat mengakibatkan terjad inya "kebakaran" di dalam Carter. Pengertian "FATAL" disini berarti kerusakan berat. pada Poros Engkol (Crank Shaft) yang pekerjaanya hams dilakukan "extra teliti" General Overhaul dengan pemasangan Poros Engkol (barn) dan biaya pekerjaan +material sangat besar . Selesai penggantian Minyak pelumas, langsung dilakukan "running test" dengan pemeriksaan menyeluruh semua "Indicator dan Safety Device", Catat semua datadata setelah Mesin bekerja normal didalam Buku Harian Mesin. 2.4. Peralatan Pengaman yang harus diperhatikan dalam perawatan Ketel Uap, ialah: Gelas Penduga, untuk melihat tinggi permukaan air didalam Drum Uap. Manometer utama, untuk melihat tekanan Uap keluar dari Katup Induk. Thermometer, untuk melihat suhu gas buang yang keluar dari Economizer. Kaca pengintip pembakaran, untuk memeriksa pembakaran didalam Dapur. Kaca 12 pengintip gas-buang, untuk memeriksa warna gas-buang yang keluar. Katup pengaman, apabila terjadi tekanan uap lebih akan terbuka sendiri. Katup balik air pengisian, untuk mencegah air didalam ketel membalik kepompa Katup cerat udara, untuk membuang udara didalam uap, saat pembakaran awal. Low Water Level Alarm, signal pemberit ahuan permukaan rendah pada glas duga Solenoid Fuel Oil Valve, untuk menutup katup bahan-bakar masuk dapur atasperintah dari peralatan-peralatan pengaman sistim "electric mechanic" Peralatan-peralatan pengaman sistim "electric mechanic" yang memerintahkan menutup Solenoid Fuel Oil Valve, antara lain: Optik control pembakaran tidak sempurna, apabila terjadi pembakaran yang tidak sempurna (berasap) maka pembakaran langsung stop. Lowest Water Level Trip for Gauge Glass, apabila terjadi permukaan air terendah didalam Drum uap, maka pembakaran langsung stop. Untuk Ketel Uap yang Full Automatic, diperlengkapi antara lain: Pressure Switch for Steam low press Auto Start Pressure Switch for Steam High press Auto Stop Automatic equipment lainnya. 25. Bahaya-bahaya bila tidak memperhatikan perawatan Katup-katup yang menempel pada Ketel Uap (Mounting Valves), ialah : Katup Utama bocor atau tidak kedap : Crew tidak dapat melakukan perbaikan Pipapipa atau sistim yang dilalui Uap tersebut, bahaya luka bakar dari uap panas. Juga merupakan pemborosan Katup Pengisian Air Ketel bocor atau tidak kedap : Crew tidak dapat melakukan perbaikan Pipa-pipa atau sistim yang dilalui Air panas kembali dari Ketel tersebut, bahaya luka bakar dari air-panas. Katup-katup kontrol Gelas Duga buntu atau ada penyempitan : Tekanan air dan uap didalam ruang Gelas Duga tidak berimbang, sehingga permukaan air didalam gelas duga tidak menunjukkan "permukaan" yang sebenamya didalam Drum Uap. Apabila permukaan berada dibawah ujung-ujung pipa didalam Drum Uap, akibatnya sangat berbahaya dapat "Fatal" pipa-pipa rusak I bocor, break down.. Katup Pembuangan air ketel (Blow down) bocor atau tidak kedap : Air didalam ketel selalu berkurang, pemborosan dan juga dapat membahayakan pengoperasian ketel. Katup Keamanan (Safety Valve) tidak bekerja atau macet, rusak: Sangat berbahaya apabila sistim pembakaran bekerja dan tidak dapat di "stop" atau tidak terkontrol 13 sehingga Tekanan uap meningkat terns melebihi Tekanan yang diijinkan, proses ini sangat cepat dan merusak Ketel. Katup Sirkulasi air ketel dari dalam ketel ke Ekonomiser tidak kedap atau bocor, membahayakan apabila melakukan pekerjaan pada sistim sirkulasi tersebut. 14