PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENGARUH BRAND IMAGE, VANITY SEEKING, MATERIALISM, DAN KELOMPOK ACUAN PADA MINAT BELI ULANG JASA KLINIK KECANTIKAN TESIS PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN Diajukan oleh: Liendah F Oktavia 132222207 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENGARUH BRAND IMAGE, VANITY SEEKING, MATERIALISM, DAN KELOMPOK ACUAN PADA MINAT BELI ULANG JASA KLINIK KECANTIKAN TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN MENCAPAI DERAJAT SARJANA S-2 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN Diajukan Oleh: Liendah F. Oktavia 132222207 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSETU:顧 AN DOSEN PEⅣ IBIルIBING LEⅣ IBAR PENGARUH a&4Ⅳ D ttAGE;Z4fⅥ Frys醐 囲響Ⅳc, ,DAN KELOpIPOK ACUAN PADA P願AT BELI ULANG JAtt KLDttIK KECANTIKAN 壼A=勘鯉ИZ【滋 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LEⅣlBAR PENGESAHAN 「FYS副 囲霊ⅣC, 型Ⅵ 懃 GE,シ う PENGARUH Bゆ ″И衝□υИ壼 駆 ,DAN KELOMPOK ACUAN PADA R/11NAT BELI ULANG JASA KLNIK KECANTIKAN C)ichi Lielldah F.Oktavia 132222207 Tesis llli tcldl dipcrtahallka〕 pada 22」 tini 2016 ji yang terdiri tlari: Penguji Ahli \.{agister \{atta-iemctt sebagai saiah lv{agi ster lv{an ajemen Unrrrersitas Sanata Dhanna Ketua Prcgram Studi PrabOwO,Ⅳ I 111 B.Aゃ Ph D. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pemah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. i2016 Liendah F Oktavia 1V PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LEⅣIBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILⅣIIAⅡ UNTUK KEPENTINGAN AKADEⅣ IIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama :Liendah F Oktavla Nomor Mahasiswa :132222207 : Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : Pengaruh Brand Image, Vanity Seeking, Materialism, dan Kelompok Acuan Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Lrternet atavmedia lain untuk kepentingan akademis tutpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal :22 htnr 2016 Yang menyatakan ( Liendah F Oktavia ) V PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih kepada Allah atas karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Brand Image, Vanity Seeking, Materialism, dan Kelompok Acuan Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan”. Tesis ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen pada Program Studi Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis tesis ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak T. Handono Eko Prabowo, M.B.A, Ph.D, selaku Kepala Prodi Magister Manajemen Universitas Sanata Dharma. 2. Ibu Ike Janita Dewi, S.E., M.B.A., Ph.D, selaku dosen pembimbing yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati. 3. Bapak dan ibu Dosen Fakultas Ekonomi Program Studi Magister Manajemen, Universitas Sanata Dhrama yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan. 4. Papa dan mamaku tercinta Sutikno dan Indah Yani, yang selalu mendoakan nonik selalu, memberikan semangat, dukungan, motivasi, nasihat agar cepat menyelesaikan tesis, kasih sayang, cinta kasih yang sangat besar. Terima kasih papa dan mama. 5. Y.B. Dwi Krisnanto Prasojo, S.T., terima kasih untuk semangat, motivasi, dukungan, nasihat, kesabaran, kasih sayang yang sudah diberikan, dan dengan setia mendengarkan keluh kesahku selama pengerjaan tesis ini. vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI diberikan, dan dcngan setia mendengarkan kcluh kcsJJOじ sclalna pengettaan tCSiS ini。 6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Penulis menyadari bahwa tesis ini banyak kekurangan karena keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun daipara pembaca guna menyempurnakan tesis ini. Semoga tesis ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan masukan bagi rekanrekan dalam menyusun tesis maupun penelitian Ilmiah. Yogyakarta,22funi 2016 Licndah F.Oktavia Vll PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ........................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iv HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................ v KATA PENGANTAR ................................................................................... vi DAFTAR ISI ................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi DAFTAR DIAGRAM .................................................................................... xii ABSTRAK ...................................................................................................... xiii ABSTRACT ................................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... A. Latar Belakang Masalah ............................................................ B. Rumusan Masalah ..................................................................... C. Tujuan Penelitian ....................................................................... D. Manfaat Penelitian ..................................................................... E. Batasan Penelitian ..................................................................... F. Sistematika Penulisan ................................................................ 1 1 5 6 6 7 7 BAB II TINJUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ... A. Landasan Teori .......................................................................... 1. Brand Image ......................................................................... 2. Perilaku Pembelian Konsumen ............................................ 3. Vanity Seeking ..................................................................... 4. Materialsm............................................................................ 5. Kelompok Acuan………………………………………… 6. Proses Keputusan Pembelian ............................................... 7. Minat Beli Ulang .................................................................. B. Hipotesis .................................................................................... C. Kerangka Konseptual Penelitian .............................................. 9 9 9 10 13 14 16 17 22 23 25 BAB III METODE PENELITIAN............................................................... A. Desain Penelitian ...................................................................... B. Subyek dan Obyek Penelitian ................................................... C. Jenis Data .................................................................................. D. Populasi dan Sampel ................................................................. E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ F. Variabel Penelitian .................................................................... G. Definisi Operasional ................................................................. H. Teknik Pengujian Instrumen ..................................................... I. Teknik Analisis Data................................................................. 28 28 28 29 29 30 31 32 35 37 viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ....................................... A. London Beauty Centre .............................................................. B. Naavagreen Natural Skin Care.................................................. C. Natasha Skin Care ..................................................................... D. Larissa Aesthetic Center ........................................................... 41 41 46 50 54 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ..................................... A. Uji Instrumen Penelitian ........................................................... B. Analisis Deskriptif Data Responden ......................................... C. Analisis Deskriptif atas Variabel Penelitian ............................. D. Uji Asumsi Klasik ..................................................................... E. Analisis Regresi Linear Berganda ............................................ 62 62 65 70 76 79 BAB VI PENUTUP........................................................................................ A. Kesimpulan ............................................................................... B. Implikasi Manajemen................................................................ C. Implikasi Untuk Penelitian Lanjutan ........................................ 111 111 112 114 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 115 LAMPIRAN 1: KUESIONER ....................................................................... LAMPIRAN 2: VALIDITAS&RELIABILITAS ........................................ LAMPIRAN 3: KARAKTERISTIK RESPONDEN .................................. LAMPIRAN 4: ASUMSI KLASIK .............................................................. LAMPIRAN 5: REGRESI BERGANDA .................................................... ix 119 126 131 135 138 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar II.1 Gambar II.2 Gambar II.3 Gambar II.4 Gambar IV.1 Gambar IV.2 Gambar IV.3 Gambar IV.4 Judul Halaman Perilaku Pembelian Konsumen ............................................ 12 Model Perilaku Konsumen .................................................. 13 Model Lima tahap Proses Pembelian Konsumen ................ 18 Kerangka Konseptual Penelitian .......................................... 27 Logo London Beauty Centre ................................................ 41 Logo Naavagreen Natural Skin Care .................................... 46 Logo Natasha Skin Care ....................................................... 50 Logo Larissa Aesthetic Center ............................................ 54 x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel Tabel V.1 Tabel V.2 Tabel V.3 Tabel V.4 Tabel V.5 Tabel V.6 Tabel V.7 Tabel V.8 Tabel V.9 Tabel V.10 Tabel V.11 Tabel V.12 Tabel V.13 Tabel V.14 Tabel V.15 Tabel V.16 Judul Halaman Hasil Uji Validitas .................................................................. 63 Hasil Uji Reliabilitas .............................................................. 64 Usia Responden ...................................................................... 66 Pendidikan/Pekerjaan ............................................................. 67 Pendapatan .............................................................................. 68 Klinik Kecantikan .................................................................. 69 Frekuensi ................................................................................ 70 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian .................................. 71 Hasil Uji Multikolinearitas ..................................................... 78 Hasil Uji Regresi Berganda;Natasha Skin Care ..................... 80 Hasil Uji Regresi Berganda;London Beauty Centre .............. 81 Hasil Uji Regresi Berganda;Larissa Aesthetic Center ............ 82 Hasil Uji Regresi Berganda;Naavagreen Natural Skin Care .. 83 Hasil Uji Regresi Berganda;Untuk semua Klinik................... 84 Hasil Uji R2 dan Adjusted R2 ................................................ 85 Hasil Uji Statistik t;Klinik Kecantikan ................................... 88 xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR DIAGRAM Diagram Diagram V.1 Diagram V.2 Diagram V.3 Judul Halaman Hasil Uji Normalitas .......................................................... 77 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................. 79 Perception Map Klinik Kecantikan ................................... 102 xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK “Pengaruh Brand Image, Vanity Seeking, Materialism, dan Kelompok Acuan Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan” Liendah F. Oktavia Universitas Sanata Dharma 2016 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) brand image berpengaruh pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan, 2) karakteristik konsumen, yaitu vanity seeking, pengaruhnya pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan, 3) karakteristik konsumen, yaitu materialism, pengaruhnya pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan, 4) kelompok acuan, pengaruhnya pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Populasi dalam penelitian ini yaitu konsumen yang pernah menggunakan jasa klinik kecantikan di Yogyakarta yaitu Natasha Skin Care, London Beauty Centre, Larissa Aesthetic Center, dan Naavagreen Natural Skin care dengan jumlah sampel 200 responden. Teknik sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Uji validitas menggunakan analisis faktor (Explanatory factor Analysis) dan uji reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis regresi linear berganda dengan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan, 2) vanity seeking berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan, 3) materialsme berpengaruh negatif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan, dan 4) kelompok acuan berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Kata kunci: brand image, vanity seeking, materialism, kelompok acuan, minat beli ulang xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT “The Influence of Brand Image, Vanity Seeking, Materialism, and Reference Group towards Repurchase Intention on Beauty Clinic Service” Liendah F. Oktavia Sanata Dharma University 2016 This research aims to find out 1) the influence of brand image towards repurchase intention on beauty clinic service, 2) characteristic of consumer, which is vanity seeking, its influence towards repurchase intention on beauty clinic service, 3) characteristic of consumer, which is materialism, its influence towards repurchase intention on beauty clinic service, 4) the influence of reference group towards repurchase intention on beauty clinic service. The sample of this research are consumers who have used the beauty clinic service in Natasha Skin Care Yogyakarta, London Beauty Clinic Yogyakarta, Larissa Aesthetic Centre Yogyakarta, and Naavagreen Natural Skin Care Yogyakarta, with the total of 200 respondents. The sampling technique used is purposive sampling. The validity test uses explanatory factor analysis and reliability test uses Cronbach’s Alpha formula. The data analysis technique which is used in this reseach is linear multiple regression analysis with t-test. The result of the research shows that 1) brand image has positive influence towards repurchase intention on beauty clinic service, 2) vanity seeking has positive influence towards repurchase intention on beauty clinic service, 3) materialism has negative influence towards repurchase intention on beauty clinic service, 4) reference group has positive influence towards repurchase intention on beauty clinic service. Keywords: brand image, vanity seeking, materialism, reference group, repurchase intention xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tampil cantik dan menarik merupakan suatu kebutuhan yang selalu ada dalam setiap manusia. Setiap wanita selalu berkeinginan untuk memiliki penampilan yang sempurna. Bukan hanya dalam berpakaian, namun juga kecantikan pada kulit wajah dan tubuh sudah menjadi prioritas utama dalam berpenampilan. Cantik merupakan kunci utama bagi kaum wanita yang dapat membuat wanita menjadi lebih percaya diri. Kebutuhan seseorang untuk melakukan perawatan akan memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan industri kecantikan di Indonesia. Industri bisnis kecantikan memiliki potensi yang tinggi di pasar Indonesia. Indonesia adalah salah satu negara dasar potensi besar dalam industri kecantikan yang pertumbuhannya hingga tahun 2016 diperkirakan 20% (www.ekbis.sindonews.com, 2015). Klinik-klinik kecantikan di Yogyakarta ini menarik untuk dikaji, karena menumbuhkan isu kuat mengenai besarnya kebutuhan perempuanperempuan Jogja untuk merawat kulitnya agar lebih terlihat “cantik”. Terdapat beberapa klinik kecantikan yang terkenal di Yogyakarta seperti Natasha Skin Care, London Beauty Centre, Erha Clinic, Larissa Aesthetic Center, Naavagreen Natural Skin Care, Klinik Estetika, dan masih banyak lagi klinik kecantikan lainnya. Klinik-klinik kecantikan tersebut berlomba-lomba 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menawarkan konsep yang semakin modern dengan pilihan jasa perawatan yang beragam. Persaingan ketat yang timbul akibat banyaknya perusahaan yang bergerak di dalam industri klinik kecantikan, akan mempengaruhi sebuah perusahaan untuk mempertahankan pangsa pasarnya dan menjaga brand image perusahaan. Agar dapat bertahan, perusahaan tersebut dituntut untuk lebih memperhatikan keinginan, kebutuhan, dan kepuasan konsumen agar konsumen terus membeli dan menggunakan jasa klinik kecantikan. Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal (Hawkins et al., 2013). Faktor eksternal di antaranya terdiri atas budaya, sub-budaya, demografi, pengaruh sosial (status sosial, kelompok acuan, keluarga, teman, dan lain lain), sedangkan faktor internal di antaranya terdiri dari persepsi, pembelajaran, memori, alasan, kepribadian, emosi, dan perilaku serta aktivitas pemasaran (marketing activities). Adanya intensitas persaingan yang ketat di antara klinik-klinik kecantikan membutuhkan pengambilan keputusan yang didukung analisis upaya pemasaran perusahaan dan karakteristik konsumen dari produk atau jasa. Upaya pemasaran perusahaan khususnya dalam penelitian ini yaitu brand image, dan karakteristik konsumen antara lain vanity seeking, materialism dan kelompok acuan. Koubaa (2008) menyatakan brand image adalah persepsi emosional konsumen yang melampirkan merek tertentu. Ini terdiri dari keyakinan merek fungsional dan simbolik. Dengan kata lain, citra merek adalah gambaran 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mental secara keseluruhan bahwa konsumen memiliki merek, dan keunikannya dibandingkan dengan merek lain (Faircloth et al., 2001). Oleh karena itu, citra merek merupakan faktor penentu penting dari perilaku pembeli (Burmann et al., 2008). Konsumen bersedia membayar harga premium untuk suatu brand jika konsumen mempunyai persepsi yang cukup konsisten bahwa brand tersebut mempunyai nilai tambah dan citra produk yang dikonsumsinya kepada publik. Karakteristik konsumen dari penggunaan jasa terdiri dari vanity seeking dan materialism. Karakteristik konsumen yang pertama adalah vanity seeking. Vanity adalah suatu kepribadian yang dihubungkan dengan kepedulian seseorang yang berlebihan terhadap penampilan fisik dan prestasinnya (Netemeyer et al.,1995). Dalam kehidupan sehari-hari, semakin banyak orang yang tidak puas dengan kondisi fisik mereka khususnya penampilan, dan biasannya penampilan ini berhubungan erat dengan citra diri seseorang. Dari cara seseorang berpenampilan dapat dilihat status ataupun selera dari orang dan juga untuk menunjukkan prastise sosial. Menggunakan jasa klinik kecantikan yang terkenal, dapat memberikan kepuasan kepada si pelanggan sebagai bagian dari perilaku ingin menampilkan penampilan sehingga dapat mendorong untuk berprilaku konsumtif dan menimbulkan perilaku konsumen pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Karakteristik konsumen yang kedua adalah materialism. Materialism adalah sifat individu yang menunjukkan seseorang terhadap harta. Dengan karakteristik seperti ini, berpendapat bahwa materialism memiliki pengaruh 3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI besar pada perilaku konsumen, termasuk persepsi konsumen, dan preferensi (Dewi, et al.,2015). Secara umum, konsumen dengan karaketristik materialism yang tinggi cenderung menunjukkan harta mereka pada kelompok-kelompok sosial mereka. Selain dari upaya pemasaran perusahaan dan karakteristik konsumen, perilaku konsumen merupakan aspek penting dalam keputusan pembelian dan konsumsi konsumen. Perilaku konsumen yang dimaksud adalah kelompok acuan. Penelitian yang ekstensif telah menunjukkan bahwa individu sering membuat pilihan konsumsi yang dipengaruhi oleh berbagai kelompok acuan mereka (Escalas dan Bettman, 2005). Kelompok acuan juga dapat mempengaruhi bagaimana individu terhadap produk atau merek tertentu (Ramanathan dan McGill, 2007) dan bahkan dapat mempengaruhi pilihan konsumsi terhadap merek (Tanner et al., 2008). Kelompok acuan dapat mempengaruhi minat beli ulang secara langsung melalui persepsi kualitas produk, kelompok acuan sebagai sarana penyampaian informasi dan mampu membujuk konsumen. Berdasarkan faktor-faktor tersebut yang mempengaruhi minat beli ulang pada klinik kecantikan di Yogyakarta dengan didasarkan pada proses pencarian data tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih jauh ketertarikan faktor-faktor tersebut dengan membatasi objek penelitian, yaitu klinik kecantikan besar seperti Natasha Skin Care, London Beauty Centre, Larissa Aesthetic Center, dan Naavagreen Natural Skin Care di Yogyakarta. 4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI B. Rumusan Masalah & Pertanyaan Penelitian Pasar jasa dalam industri klinik kecantikan di Yogyakarta sedang berkembang pesat dengan maraknya klinik kecantikan yang telah berdiri. Persaingan dalam industri jasa klinik kecantikan, memberikan gambaran tingkat kompetisi yang tinggi dalam industri ini. Intensitas persaingan dalam industri jasa klinik kecantikan dipengaruhi oleh banyaknya klinik kecantikan yang beroperasi dan penyedia jasa kecantikan lain yang bukan klinik kecantikan, sehingga hal tersebut membutuhkan pengambilan keputusan konsumen yang didukung analisis atas karaketristik konsumen dari produk atau jasa dan upaya pemasaran perusahaan. Upaya pemasaran perusahaan khususnya dalam penelitian ini yaitu brand image, dan karakteristik konsumen antara lain vanity seeking, materialism dan kelompok acuan. Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka penelitian merumuskan pertanyaan penelitian, sebagai berikut: 1. Apakah brand image berpengaruh pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan ? 2. Apakah karakteristik konsumen, yaitu vanity seeking, berpengaruh pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan kecantikan? 3. Apakah karakteristik konsumen, yaitu materialism, berpengaruh pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan? 4. Apakah kelompok acuan berpengaruh pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan? 5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh brand image pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. 2. Untuk mengetahui pengaruh karakteristik konsumen, yaitu vanity seeking, pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. 3. Untuk mengetahui pengaruh karakteristik konsumen, yaitu materialism, pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. 4. Untuk mengetahui pengaruh kelompok acuan pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, sebagai berikut: 1. Bagi Penulis Memperdalam konsep teori brand image, dan karakteristik konsumen yaitu vanity seeking, materialism, dan kelompok acuan khusunya yang mempengaruhi minat beli ulang konsumen. 2. Bagi Manajer Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbungan pemikiran dalam bidang manajemen pemasaran dan sebagai bahan masukan dan kontribusi praktis bagi manajerial dalam bidang pemasaran khususnya mengenai minat beli ulang. 6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI E. Batasan Penelitian Banyak hal yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen antara lain faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal di antaranya terdiri atas budaya, sub-budaya, demografi, pengaruh sosial (status sosial, kelompok acuan, keluarga, teman, dan lain lain), sedangkan faktor internal di antaranya terdiri dari persepsi, pembelajaran, memori, alasan, kepribadian, emosi, dan perilaku serta aktivitas pemasaran (marketing activities). Penelitian ini hanya membatasi beberapa faktor dari upaya pemasaran perusahaan yaitu brand image dan karakteristik kosumen yang meliputi vanity seeking, materialism, dan kelompok acuan. F. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Tinjuan Literatur & Perumusan Hipotesis Bab ini akan menjelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan-permasalahan dalam penulisan karya ilmiah dan merumuskan hipotesis. Bab III Metode Penelitian Bab ini akan menjelaskan mengenai jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, data yang dibutuhkan, teknik pengumpulan data, teknik pengukuran 7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI data, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, teknik pengujian sampel, teknik pengujian instrumen, dan teknik analisis data. Bab IV Gambaran Perusahaan Bab ini berisi tentang gambaran umum. Bab V Analisis Data dan Pembahasan Bab ini akan menjelaskan mengenai analisis data dan pembahasannya. Bab VI Kesimpulan dan Implikasi Hasil Penelitian Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dari analisis data yang ada, saran yang dapat diberikan oleh penulis, dan keterbatasan penelitian yang dilakukan oleh penulis. 8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II TINJUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Brand Image American maketing association mendefinisikan brand sebagai nama istiah, tanda, lambing atau desain atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka dari para pesaing. Brand adalah produk atau jasa yang dimensinya mendiferensiasikan brand tersebut dengan beberapa cara dari produk atau jasa lainnya yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Perbedaan ini bisa fungsional, rasional atau nyata-berhubungan dengan kinerja produk dari brand. Perbedaan ini juga bersifat simbolis, emosional atau tidak nyata-berhubungan dengan apa yang direspresentasikan brand (Kotler dan Keller, 2012). Kotler dan Keller (2012) menyatakan strategi penetapan merek (branding strategy) perusahaan mencerminkan jumlah dan jenis baik elemen umum maupun unik yang ditetapkan perusahaan pada produk yang dijualnya. Memutuskan cara menetapkan merek produk baru merupakan hal yang sangat penting. Ketika perusahaan memperkenalkan sebuah produk baru, perusahaan mempunyai tiga pilihan utama: a. Perusahaan dapat mengembangkan elemen merek baru untuk produk baru. 9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Perusahaan dapat menerapkan beberapa elemen mereknya yang sudah ada. c. Perusahaan dapat menggunakan kombinasi elemen merek baru yang ada. Stern et al., (2001) menyatakan bahwa terdapat beberapa aspek yang membuat brand image menjadi begitu bervariasi: 1) di mana letak citra/image artinya apakah citra tersebut berada dalam benak konsumen atau memang pada objeknya. 2) sifat alamiah artinya apakah citra tersebut mengacu pada proses, bentuk atau sebuah transaksi. 3) Jumlah artinya berapa banyak dimensi yang membentuk citra. Koubaa (2008) menyatakan brand image adalah persepsi emosional konsumen yang melampirkan merek tertentu. Ini terdiri dari keyakinan merek fungsional dan simbolik. Dengan kata lain, citra merek adalah gambaran mental secara keseluruhan bahwa konsumen memiliki merek, dan keunikannya dibandingkan dengan merek lain (Faircloth et al., 2001). Oleh karena itu, citra merek merupakan faktor penentu penting dari perilaku pembeli (Burmann et al., 2008). 2. Perilaku Pembelian Konsumen Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, mengamankan dan menggunakan dan mengatur barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan needs dan wants mereka (Hawkins et al.,2013). Fokus utama dalam perilaku konsumen adalah tentang cara individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki yaitu waktu, uang dan usaha yang dilakukan 10 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI untuk mendapatkan barang dan jasa yang diinginkan (Schiffman dan Kanuk, 2010). Hawkins et al., (2013) perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal, seperti pada gambar 2.1. Faktor eksternal diantaranya terdiri atas budya, sub-budaya, demografi, pengaruh sosial (status sosial, grup referensi, keluar, teman, dan lain lain), dan aktivitas pemasaran (marketing activities). Dalam penelitian ini, pengaruh faktor ekternal terhadap keputusan pembelian konsumen khususnya yaitu kelompok acuan dan karakteristik konsumen lainnya yaitu vanity seeking dan materialism sedangkan aktivitas pemasaran yaitu brand image akan berpengaruh pada minat beli ulang dan kemudian dianalisis lebih lanjut. Kotler dan Keller (2012) mengatakan bahwa titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah model respon rangsangan tanggapan yang diperlihatkan dalam gambar 2.2. Rangsangan pemasaran dan lingkungan memasuki kesadaran konsumen dan sekelompok proses psikologis digabungkan dengan karaketeristik konsumen tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan keputusan pembelian akhir. Empat proses psikologis penting (motivasi, persepsi, pembelajaran dan memori) secara fundamental mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran. 11 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar II.1 Perilaku Pembelian Konsumen Pengaruh Eksternal: Budaya Sub-Budaya Demografi Pengaruh Sosial Kelompok Acuan Keluarga Aktivitas Marketing Konsep Diri & Gaya Hidup Pengaruh Internal: Persepsi Pembelajaran Demografi Pengaruh Sosial Kelompok Acuan Keluarga Aktivitas Marketing Sumber: Hawkins et al., (2013) 12 Proses Keputusan: Situasi Pengenalan Masalah Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif dan Seleksi Evaluasi saluran dan pembelian Pra-Pasca Pembelian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar II.2 Model Perilaku Konsumen Rangsangan Pemasaran: Produk dan jasa Harga Distribusi Komunikasi Rangsan gan Lain: Ekonomi Teknologi Politik Budaya Psikologis Konsumen: Motivasi Persepsi Pembelajara n Memori Karakterist ik Konsumen: Budaya Sosial Pribadi Proses Keputusan Pembelian: Pengetahuan Masalah Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan pembelian Perilaku Keputusan Pembelian: Pilihan Produk Pilihan Merek Pilihan Penyalur Jumlah Pembelian Waktu Pembelian Metode Pembayaran Pasca Pembelian Sumber: Kotler dan Keller (2012) Berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti, penelitian ini mencakup variabel dependen yaitu minat beli ulang dan variabel independen yaitu brand image, vanity seeking, materialism, dan kelompok acuan. Dalam teori ini yang telah dijelaskan di atas disebutkan bahwa dalam keputusan pembelian dipengaruhi oleh faktor ekternal dan faktor internal (Hawskin et al., 2013). 3. Vanity Seeking Isitilah vanity banyak digunakan dalam berbagai konteks atau keadaan. Untuk mendefinisikan mengenai vanity diperoleh dari literatur seperti Sosiologi, Psikologi, Filosofi, dan tingkah laku konsumen. Vanity adalah suatu kepribadian yang dihubungkan dengan kepedulian seseorang 13 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang berlebihan terhadap penampilan fisik dan prestasinnya. Ada empat komponen sifat nyata yang dimiliki vanity (Netemeyer et al.,1995), yaitu: a. Kepedulian terhadap penampilan fisik. b. Pandangan positif terhadap penampilan fisik. c. Kepedulian terhadap pemenuhan/prestasi. d. Pandangan positif terhadap pemenuhan/prestasi. Dalam kehidupan sehari-hari, biasanya semakin banyak orang yang tidak puas dengan kondisi fisik mereka khususnya penampilan, dan biasannya penampilan ini berhubungan erat dengan citra diri seseorang. Dari cara seseorang berpenampilan dapat dilihat status ataupun selera dari orang dan juga untuk menunjukkan prastise sosial. Fisik (physical) and prestasi (achievement) vanity sangat penting dari prespektif konsumen dalam praktisi pemasaran. Banyak produk yang di iklankan atas dasar klaim untuk meningkatkan penampilan dan atau manfaat konsumen yang dianggap menarik secara fisik. Durvasula (2010) Achievement vanity dapat dengan mudah dilihat saat konsumen mengkonsumsi produk, dengan mengkonsumsi produk menujukkan status dan keberhasilan atau dengan kata lain konsumsi yang mencolok. Melalui kepemilikan produk, konsumen dapat menampilkan bagaimana prestasi dari keberhasilan pribadi mereka. 4. Materialism Materialism adalah sifat individu yang menunjukkan seseorang terhadap harta. Dengan karakteristik seperti ini, berpendapat bahwa 14 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI materialism memiliki pengaruh besar pada perilaku konsumen, termasuk persepsi konsumen, dan preferensi (Dewi et al., 2015). Secara umum, konsumen dengan karaketristik materialism yang tinggi cenderung menunjukkan harta mereka pada kelompok-kelompok sosial mereka. Materialism dapat dikonseptualisasikan dalam berbagai cara termasuk pengabdian dengan kebutuhan dan keinginan material, sebagai pola pikir yang berfokus dalam berbelanja serta mendapatkan harta duniawi (Richins dan Dawson, 1992). Sejak itu, metrik untuk mengukur tingkat materialism seseorang telah dimodifikasi oleh orang lain (Richins dan Dawson, 1992). Materialism telah diselidiki dalam banyak penyelidikan riset konsumen yang menunjukkan pentingnya dalam pemahaman perilaku konsumen. Durvasula (2010) materialism terkait dengan sikap terhadap uang yang dimiliki sehingga seseorang terlibat dalam kegiatan materialistik. Pada umumnya, konsumen yang memiliki sifat materialism yang tinggi cenderung lebih peduli tentang menampilkan status dan harta benda mereka dalam kelompok sosial yang relevan . Proses dan membeli produk dan merek yang mahal menunjukkan pencapaian materialism yang lebih tinggi dan juga membantu konsumen dalam membuat kesan yang positif pada orang lain. Materialism memiliki pengaruh besar pada perilaku konsumen pada umumnya, dan persepsi konsumen, preferensi, dan pilihan pada khususnya. Namun, ada sedikit penelitian untuk menunjukkan berbedaan aspek 15 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI materialism konsumen yang terkait secara khusus mendefinisikan konsekuensi perilaku konsumen. 5. Kelompok Acuan Sumarwan (2011) sebuah kelompok merupakan kumpulan dari dua atau lebih orang-orang yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yang sama, tujuan tersebut bisa merupakan tujuan individu atau tujuan bersama. Di dalam perspektif pemasaran, masing-masing kelompok dimana konsumen menjadi anggotanya akan mempengaruhi perilaku pembelian dan konsumsi dari konsumen tersebut. Kelompok acuan adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok acuan digunakan oleh seseorang sebagai dasar untuk perbandingan atau sebuah referensi dalam membentuk respon afektif, kognitif, dan perilaku kelompok acuan akan memberikan standar dan nilai yang akan mempengaruhi perilaku seseorang. Dalam perspektif pemasaran, kelompok acuan adalah kelompok yang berfungsi sebagai referensi bagi seseorang dalam keputusan pembelian dan konsumsi. Kelompok mempengaruhi proses pembelian dalam dua cara. Pertama, kelompok mempengaruhi pembelian yang dibuat oleh seorang konsumen. Kedua, anggota-anggota kelompok sering kali membuat keputusan bersama-sama sebagai sebuah kelompok. Kelompok acuan bisa merupakan sesuatu yang nyata atau yang bersifat tidak nyata dan bersifat simbolik. Kelompok acuan bagi seseorang berasal dari kelas sosial yang 16 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sama atau berbeda dari budaya yang sama atau berbeda, bahkan dari subbudaya yang berbeda atau sama. Kelompok acuan merupakan aspek penting dalam studi perilaku konsumen. Penelitian yang ekstensif telah menunjukkan bahwa individu sering membuat pilihan konsumsi yang dipengaruhi oleh berbagai kelompok acuan mereka (Escalas dan Bettman, 2005). Kelompok acuan juga dapat mempengaruhi bagaimana individu terhadap produk atau merek tertentu (Ramanathan dan McGill, 2007) dan bahkan dapat mempengaruhi pilihan konsumsi terhadap merek (Tanner et al., 2008). Beberapa kelompok acuan mungkin ada hanya saat mengkonsumsi merek tertentu atau produk (Muniz dan O'Guinn, 2001). Kelompokkelompok ini tidak saling eksklusif, dan oleh karena itu individu dapat dipengaruhi oleh kelompok acuan (Luna et al., 2008). Akhirnya, penting untuk dicatat bahwa ada kelompok acuan yang mungkin memiliki pengaruh disosiatif pada perilaku individu. 6. Proses Keputusan Pembelian Keputusan pembelian adalah keputusan konsumen mengenai preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan (Kotler dan Keller, 2012). Kotler dan Keller (2012) seperti yang ditampilkan pada gambar 2.3, ketika membeli produk secara umum konsumen mengikuti proses pembelian konsumen seperti, pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. 17 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar II.3 Model Lima Tahap Proses Pembelian Konsumen Pengenalan Pencarian Evaluasi Keputusan Perilaku Masalah Informasi Alternatif pembelian Pasca Pembelian Sumber: Kottler dan Keller (2012) a. Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang di picu oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal misalnya kebutuhan umum seseorang-lapar, haus, yang kemudian mencapai ambang batas tertentu dan mulai menjadi pendorong. Rangsangan eksternal misalnya seseorang bisa mengagumi mobil baru tetangganya yang memicu pemikiran tentang kemungkinan melakukan suatu pembelian. Pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat terhadap suatu jenis produk. Pemasar kemudian dapat mengembangkan startegi pemasaran yang memacu minat konsumen (Kotler dan Keller, 2012). b. Pencarian Informasi Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Ada dua level rangsangan yang terjadi yaitu level penguatan perhatian, orang hanya sekedar lebih peka 18 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin lebih aktif mencari informasi, mencari bahan bacaan, menelpon teman, melakukan kegiatan online, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produsk tersebut. Konsumen menerima informasi terpenting tentang sebuah produk dari komersial-yaitu sumber yang didominasi pemasar. Meskipun demikian, informasi yang paling efektif seing berasal dari sumber pribadi atau sumber publik yang merupakan otoritas independen. Setiap sumber informasi melaksanakan fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Sumber komersial biasannya melaksanakan fungsi informasi, sementara sumber pribadi melaksanakan fungsi legimitasi atau evaluasi. c. Evaluasi Alternatif Tidak ada proses tunggal yang digunakan oleh semua konsumen, atau oleh seseorang konsumen dalam semua situasi pembelian. Ada beberapa proses, dan sebagian besar model terbaru melihat konsumen membentuk sebagian besar penilaian secara sadar dan rasional. Bebarapa konsumen dasar yang akan membantu memahami proses evaluasi; pertama, konsumen berusaha memuaskan sebuah kebutuhan, Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen melihat masing-masing produk sebagai sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan. 19 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d. Keputusan Pembelian Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antar merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga membentuk maksud untuk membeli merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat membentuk lima subkeputusan:merek, penyalur, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran. Model nonkompensatoris dari pilihan konsumen adalah hal-hal yang dianggap baik untuk sebuah produk dapat membantu menutup hal-hal yang dianggap buruk. Heuristik adalah aturan sederhana atau jalan pintas mental dalam proses keputusan. Pengetahuan merek atau produk, jumlah dan kemiripan pilihan merek dan tekanan waktu yang terlibat, serta konteks sosial, semuanya mempengaruhi apa dan bagaimana kita menggunakan hauristik yang dipilih. e. Perilaku Pasca Pembelian Setelah pembelian, konsumen mungkin mengambil konflik dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar halhal yang menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhdap informasi yang mendukung keputusannya. Pemasar harus mengamati kepuasan pasca pembeli, tindakan pasca pembeli, dan penggunaan produk pasca pembeli. 1) Kepuasan Pasca Pembeli Kepuasan merupakan fungsi kedekatan antara harapan dan kinerja anggapan produk. Jika kinerja tidak memenuhi harapan 20 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI konsumen, konsumen akan kecewa jika memenuhi harapan, konsumen akan puas jika melebihi harapan, konsumen sangat puas. Perasaan ini menentukan apakah pelanggan membeli produk kembali dan membicarakan hal-hal yang menyenangkan atau tidak menyenangkan tentang produk itu kepada orang lain. 2) Tindakan Pasca Pembelian Jika konsumen puas, konsumen akan membeli produk itu kembali. Pelanggan yang puas juga cenderung mengatakan hal-hal baik tentang merek kepada orang lain. Di pihak lain, konsumen yang kecewa mungkin mengabaikan atau mengembalikan produk, Mereka akan mencari informasi yang memastikan nilai produk yang tinggi. 3) Penggunaan dan Penyingkiran Pasca Pembelian Pendorong kunci frekuensi penjualan adalah tingkat konsumsi produk-semakin cepat pembeli mengkonsumsi sebuah produk, semakin cepat mereka kembali ke pasar untuk membelinya lagi. Surmawan (2011) proses konsumsi akan diikuti oleh proses pembuangan produk. Barang-barang tidak tahan lama atau yang habis dipakai biasanya tidak menimbulkan masalah bagi konsumen, karena produk tersebut akan habis jika terus-menerus dipakai oleh konsumen. 21 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. Minat Beli Ulang Kusdya (2012) minat konsumen adalah keinginan yang timbul dari proses pengaktifan ingatan sebagai sebuah rencana yang tersimpan. Keinginan konsumen untuk membeli ulang suatu produk didasarkan pada kepercayaan dan nilai yang berkaitan dengan tindakan membeli atau menggunakan produk tersebut. Minat beli ulang merupakan bagian dari perilaku pembelian konsumen di mana kesesuaian antara performa dari produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan menghasilkan minat konsumen untuk mengkonsumsinya lagi di masa akan datang. Kurniawan, et al., (2007) minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Terdapat perbedaan antara pembelian aktual dan minat pembelian. Bila pembelian aktual adalah pembelian yang benar-benar dilakukan oleh konsumen, maka minat pembelian adalah niat untuk melakukan pembelian pada kesempatan mendatang. Meskipun merupakan pembelian yang belum tentu akan dilakukan pada masa mendatang namun pengukuran terhadap minat pembelian umumnya dilakukan guna memaksimumkan prediksi terhadap pembelian aktual itu sendiri. Intention to buy juga didefinisikan sebagai pernyataan yang berkaitan dengan batin yang mencerminkan rencana dari pembeli untuk membeli suatu merek tertentu dalam suatu periode waktu tertentu (Howard et al, 1988). 22 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Hellier, et al., (2003) repurchase intention adalah keputusan terencana seseorang untuk melakukan pembelian kembali atas produk dan jasa tertentu, dengan mempertimbangkan situasi/ pengalaman yang terjadi setelah berbelanja. Dari uraian mengenai minat beli ulang di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat beli ulang adalah tahap kecenderungan perilaku membeli dari konsumen pada produk suatu barang maupun jasa yang dilakukan secara berulang-ulang pada jangka waktu tertentu dan secara aktif menyukai dan mempunyai sikap positif terhadap suatu produk/jasa dan merekomendasikan produk tersebut secara positif kepada orang lain berdasarkan pengalaman pembelian yang telah dilakukan dimasa lampau. B. Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah yang diajukan dan jawaban itu masih akan di uji kebenarannya. Dari kerangka penelitian yang dilakukan, maka dapatlah dikemukakan hipotesis dalam penelitian ini, yaitu: Koubaa (2008), brand image adalah persepsi emosional konsumen yang melampirkan merek tertentu. Ini terdiri dari keyakinan merek fungsional dan simbolik. Dengan kata lain, citra merek adalah gambaran mental secara keseluruhan bahwa konsumen memiliki merek, dan keunikannya dibandingkan dengan merek lain (Faircloth et al., 2001). Oleh karena itu, citra merek merupakan faktor penentu penting dari perilaku pembeli (Burmann et al., 2008). Konsumen bersedia membayar harga premium untuk suatu brand jika konsumen 23 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mempunyai persepsi yang cukup konsisten bahwa brand tersebut mempunyai nilai tambah dan citra produk yang dikonsumsinya kepada publik. Oleh karena itu, peneliti merumuskan hipotesis pertama sebagai berikut: H1: Brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang tidak puas dengan kondisi fisiknya terutama pada penampilan. Penampilan yang cantik dan menarik merupakan tujuan dari kaum wanita. Vanity adalah suatu kepribadian yang dihubungkan dengan kepedulian seseorang yang berlebihan terhadap penampilan fisik dan prestasinnya (Netemeyer et al.,1995) Klinik kecantikan hadir memfasilitasi perempuan yang menginginkan perawatan pada kulit wajahnya agar sehat dan terawat. Seseorang menggunakan jasa klinik kecantikan yang terkenal, dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan sebagai bagian dari perilaku ingin menampilkan penampilan yang menarik dan cantik. Oleh karena itu, peneliti merumuskan hipotesis kedua sebagai berikut: H2: Vanity seeking berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Materialism adalah sifat individu yang menunjukkan seseorang terhadap harta. Dewi, et al., (2015), bahwa materialism memiliki pengaruh besar pada perilaku konsumen, termasuk persepsi konsumen, dan preferensi. Secara umum. konsumen dengan karaketristik materialism yang tinggi cenderung menunjukkan harta mereka pada kelompok-kelompok sosial mereka. 24 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Konsumen yang memiliki perilaku materialism ditandai dengan ingin memiliki penampilan cantik dan menarik sehingga dapat mengesankan orang lain, konsumen akan lebih senang dan puas jika menggunakan jasa klinik kecantikan dan ingin melakukan pembelian ulang jasa kecantikan tersebut. Oleh karena itu, peneliti merumuskan hipotesis ketiga sebagai berikut: H3: Materialism berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Sumarwan (2011) sebuah kelompok merupakan kumpulan dari dua atau lebih orang-orang yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yang sama, tujuan tersebut bisa merupakan tujuan individu atau tujuan bersama. Di dalam perspektif pemasaran, masing-masing kelompok dimana konsumen menjadi anggotanya akan mempengaruhi perilaku pembelian dan konsumsi dari konsumen tersebut. Oleh karena itu, peneliti merumuskan hipotesis keempat sebagai berikut: H4: Kelompok acuan berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. C. Kerangka Konseptual Penelitian Penelitian ini terdapat variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen terdiri dari tiga variabel, sebagai berikut: 1. Brand Image 2. Vanity Seeking 3. Materialism 4. Kelompok Acuan 25 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sedangkan, variabel dependen, sebagai berikut: Y :Minat beli ulang 26 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar II. 4 Kerangka Konseptual Penelitian Brand Image H1 (+) Vanity Seeking 1 HX 2 (+) Minat Beli Ulang H3 (+) Materialism H4 (+) Kelompok Acuan 27 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III METODE PENELITIAN Pada metode penelitian ini berisi mengenai desain penelitian, popuasi, sampel dan definisi operasional dari masing-masing variabel. Penulis menggunakan dua jenis analisis data yaitu deskriptif dan kuantitatif. Analisi data yang bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik responden dan variabel penelitian. Analisis kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis. A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka dimana data tersebut diperoleh dari jawaban kuesioner (Cooper dan Schindler, 2014). B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek penelitian adalah masyarakat Yogyakarta yang sudah pernah menggunakan jasa klinik kecantikan sebagai berikut: Natasha Skin Care, London Beauty Centre, Larissa Aesthetic Center, dan Naavagreen Natural Skin Care. 2. Objek penelitian yang akan diteliti untuk mengatahui pengaruh brand image, vanity seeking, materialism, dan kelompok acuan pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. 28 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI C. Jenis Data Penelitian ini mengunakan data primer. Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer secara khusus di kumpulkan untuk menjawab pernyataan penelitian. D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah sekumpulan dari keseluruhan elemen yang terdiri atas partisipan individual atau objek yang memiliki karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk menarik beberapa kesimpulan (Cooper dan Schindler, 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah menggunakan jasa klinik kecantikan sebagai berikut: Natasha Skin Care, London Beauty Centre, Larissa Aesthetic Center, dan Naavagreen Natural Skin Care. 2. Sampel Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling, yaitu tidak semua anggota populasinya memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel dan probabilitas elemen populasi yang dipilih tidak diketahui dengan pasti. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling yang merupakan pengambilan sampel probabilitas responden yang memenuhi kriteria tertentu (Cooper dan Schindler, 2014). 29 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Adapun yang menjadi kriteria dalam penelitian ini yaitu: konsumen yang sudah menggunakan salah satu jasa klinik kecantikan sebagai berikut: Natasha Skin Care, London Beauty Centre, Larissa Aesthetic Center, atau Naavagreen Natural Skin Care dan menggunakan jasa klinik kecantikan maksimal dalam enam bulan terakhir. Hair, et al., (2006) pedoman ukuran sampel tergantung pada jumlah indikator kali 5 sampai 10. Dalam penelitian ini terdapat 5 variabel dengan jumlah keseluruhan indikator sebanyak 23, sehingga membutuhkan 200 anggota sampel. E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui survey, dan alat yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi yaitu pelaporan tentang pribadi atau hal-hal yang diketahuinya. Kuesioner terdiri dari dua bagian, yaitu: a. Bagian I berisi tentang data pribadi responden. b. Bagian II berisi pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan brand image, vanity seeking, materialism, dan kelompok acuan dan minat beli ulang. Skala pengukuran menggunakan skala Likert, dimana sangat setuju (SS) diberi nilai 5; setuju (S) diberi nilai 4; netral (N) diberi nilai 3; tidak setuju (TS) diberi nilai 2; sangat tidak setuju (STS) diberi nilai 1. 30 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI F. Variabel Penelitian 1. Identifikasi Variabel Variabel adalah segala objek penelitian, atau apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Ada dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel independen atau variabel bebas yang selanjutnya dinyatakan dengan simbol X dan variabel dependen atau variabel terikat yang selanjutnya dinyatakan dengan simbol Y. 2. Definisi Variabel a. Variabel Independen (X) Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1) Brand Image ( X1 ) 2) Vanity Seeking ( X2 ) 3) Materialism ( X3 ) 4) Kelompok Acuan ( X4 ) b. Variabel Dependen (Y) Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adannya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat beli ulang pada klinik kecantikan. 31 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI G. Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini mencakup: 1. Brand Image Keller (1993), brand image adalah persepsi tentang merek yang merupakan refleksi memori konsumen akan asosianya pada merek tersebut. Dapat juga dikatakann bahwa brand image merupakan konsep yang diciptakan oleh konsumen karena alasan subyektif dan emosi pribadinya. Konsumen bersedia membayar harga premium untuk suatu brand jika konsumen mempunyai persepsi yang cukup konsisten bahwa brand tersebut mempunyai nilai tambah dan citra produk yang dikonsumsinya kepada publik. Indikator: a. Klinik kecantikan memberikan harapan untuk menjadi cantik. b. Klinik kecantikan membuktikan klaim yang diberikan. c. Klinik kecantikan memberikan kredibilitas tinggi bagi para pengguna. d. Klinik kecantikan membuktikan kualitas jasa yang diberikan. e. Orang-orang yang saya kagumi menggunakan jasa kecantikan. 2. Vanity seeking Vanity adalah suatu kepribadian yang dihubungkan dengan kepedulian seseorang yang berlebihan terhadap penampilan fisik dan prestasinya. Ada empat indikator sifat nyata yang dimiliki vanity (Netemeyer et al., 1995), yaitu: a. Saya peduli terhadap penampilan fisik yang cantik dan menarik. 32 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Saya memiliki pandangan positif terhadap penampilan fisik yang cantik dan menarik. c. Saya memiliki pandangan positif terhadap pemenuhan akan penampilan yang cantik dan menarik. d. Saya sangat memperhatikan penampilan saya. e. Saya merasa bahwa orang-orang selalu memperhatikan penampilan cantik dan menarik. f. Bagi saya sangat penting untuk selalu terlihat cantik dan menarik. 3. Materialism Materialism adalah sifat individu yang menunjukkan seseorang terhadap harta. Materialism mengandung tiga karakteristik;iri, tidak murah hati, dan posesif (Belk,1985). Secara umum. konsumen dengan karakteristik materialism yang tinggi cenderung menunjukkan harta mereka pada kelompok-kelompok sosial mereka. Pengungkapan terhadap materialism ini dilakukan dengan menggunakan skala. Skala tersebut disusun berdasarkan aspek aspek materialism yang dikemukan oleh Richins & Dawson (1992) yaitu centrality yang berarti materi adalah pusat atau tujuan hidup, happiness yang berarti materi adalah sumber kebahagiaan dan kepuasan hidup, dan success yang mengandung arti materi adalah tolak ukur kesuksesan. Untuk mengukur materialism, penelitian ini mengadopsi item pengukuran dari Sharma dan Chan (2011). Ada 5 (lima) item yang digunakan untuk mengukur variabel ini, yaitu: Indikator: 33 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Saya mengagumi orang-orang yang memiliki rumah yang mewah, mobil, dan pakaian. b. Saya senang memiliki barang yang dapat mengesankan orang lain. c. Saya akan lebih senang jika saya memiliki barang yang saya tidak punya. d. Saya lebih senang jika saya mampu untuk membeli barang yang lebih banyak. e. Terkadang mengganggu saya jika saya tidak mampu untuk membeli semua barang yang saya inginkan. 4.Kelompok Acuan Kelompok acuan adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok acuan juga dapat mempengaruhi bagaimana individu terhadap produk atau merek tertentu (Ramanathan dan McGill, 2007) dan bahkan dapat mempengaruhi pilihan konsumsi terhadap merek (Tanner et al., 2008). Indikator: a. Saya sering menggunakan jasa klinik kecantikan yang sedang ramai dibicarakan teman-teman. b. Saya sering meminta pertimbangan teman-teman pada saat saya akan menggunakan jasa klinik kecantikan. c. Saya membuat keputusan pembelian menggunakan jasa klinik kecantikan karena rekomendasi dari sahabat. 34 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d. Sebelum menggunakan jasa klinik kecantikan, saya selalu membicarakan dengan teman saya tentang klinik kecantikan yang saya akan gunakan. 5.Minat Beli Ulang Intention to buy juga didefinisikan sebagai pernyataan yang berkaitan dengan batin yang mencerminkan rencana dari pembeli untuk membeli suatu merek tertentu dalam suatu periode waktu tertentu (Howard et al, 1988). Hellier,et al., (2003) repurchase intention adalah keputusan terencana seseorang untuk melakukan pembelian kembali atas produk dan jasa tertentu, dengan mempertimbangkan situasi/ pengalaman yang terjadi setelah berbelanja Indikator: a. Saya memiliki waktu khusus secara rutin untuk menggunakan jasa klinik kecantikan b. Saya bersedia merekomendasikan jasa klinik kecantikan ke orang lain untuk menggunakan jasa yang sama. c. Saya akan merekomendasikan jasa klinik kecantikan kepada keluarga, dan teman. H. Teknik Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas Uji validitas merupakan pengujian kemampuan instrument-instrumen penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang hendak diungkapkan. Instrumen-instrumen pengukuran dalam penelitian ini berdasarkan pada isntrumen yang sudah ada, yang digunakan oleh peneliti sebelumnya. Uji validitas ini dilakukan dengan mengunakan 35 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI analisis faktor. Item-item pernyataan dikatakan valid jika nilai loading faktor di atas 0,5 (Ghozali, 2009). 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Untuk menghitung reliabilitas instrumen maka dilakukan analisis dengan menggunakan teknik belah dua. Dengan menggunakan teknik belah dua, dalam penelitian ini reliabilitas kemudian diukur dengan teknik Cronbach’s Alpha (Ghozali, 2002). Rumus: di mana: r : koefisien reabilitas instrumen (croncbach’s alpha) : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal : total varians butir : total varian. Kriteria pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut: a. Jika dengan taraf keyakinan 95%, maka instrumen tersebut dikatakan valid. b. Jika dengan taraf keyakinan 95%, maka instrumen tersebut dikatakan tidak valid. 36 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI I. Teknik Analisis Data A. Karakteristik responden Untuk mengetahui karakteristik responden seperti: umur, pekerjaan, pendapatan, dan klinik kecantikan, maka digunakan analisis persentase. Rumus: 2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan sebelum analisis regresi linear. Uji-uji asumsi ini meliputi: a. Uji Normalitas Menurut Priyatno (2011), uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual terdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas bukan masing-masing variabel independen dan dependen tetapi nilai residual yang dihasilkan dari model regresi. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Suatu data dikatakan terdistribusi secara normal dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonalnya pada grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual sebagai dasar pengambilan keputusan. Jika sekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka residual pada model regresi tersebut terdistribusi secara normal. b. Uji Multikoliniearitas Uji Multikoliniearitas digunakan untuk menguji apakah model regresi 37 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ditemukan adannya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Uji multikolinieritas juga dapat dilakukan dengan melihat tolerance value dan variance inflation factor (VIF). Multikolinieritas terjadi jika nilai VIF kurang dari 10 dan tolerance lebih dari 0,1, maka model regresi bebas dari multikolinearitas. c. Uji Heterokedastisitas Uji Heterokedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskesdastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan menggunakan metode Scatterplot yaitu dengan melihat pola titik-titik pada Scatterplot regresi. Jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pad sumbu Y maka tidak terjadi masalah heterokedastisitas. 3. Analisis Regresi Linear Berganda Alat bantu analisis ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh brand image, vanity seeking, materialism, dan kelompok acuan pada jasa klinik kecantikan. Rumus koefisien regresi linear berganda 38 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI di mana: Y : Minat beli ulang a : konstanta a b : koefisien regresi : brand image : vanity seeking :materialism : kelompok e acuan : simpangan Baku Estimasi (error). 4. Analisis Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Menurut Priyatno (2011) Analisisi koefisien determinan (R²) dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen, dengan koefisiensi determinasi (R²) antara 0 (nol) dan 1 (satu). Apabila koefisien determinasi semakin mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap varibel dependen. 5. Menguji Hipotesis a. Uji t Uji t dilakukan untuk menguji regresi secara parsial dan digunakan untuk mengetahui pengaruh yang signifikansi antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan membandingkan antara dan . 39 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Untuk menentukan nilai t-statistik tabel, ditentukan dengan tingkat signifikansi 5% dengan derajat kebebasan , dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel. Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis sebagai berikut: H0 diterima jika P > 0,05, H0 ditolak jika P ≤ 0, 05, dan β > 0 bernilai positif. 40 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. London Beauty Centre (LBC) Gambar IV. 1 Logo London Beauty Centre London Beauty Centre (LBC) berdiri pada tanggal 19 juli 1998 di Jalan Poncowinatan 47, Yogyakarta. LBC hadir dengan 43 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, dari medan sampai Manado. Di Surabaya LBC memiliki dua cabang, yaitu LBC Jemur (Surabaya I) dan LBC Manyar (Surabaya II). Dalam rangka melayani ratusan ribu meber di seluruh cabang, LBC memperkerjakan 79 dokter dan lebih dari 1000 karyawan professional lainnya, Disamping itu, beberapa cabang LBC telah dilengkapi dengan apotek umum, yaitu LBC Green Garden (Jakarta), LBC Adisucipto (Yogyakarta), LBC Kotabaru (Yogyakarta), LBC Yosodiputo (Solo), LBC Jemur (Surabaya), dan LBC Semarang. London Beauty Centre (LBC) dalam pelayanannya terdiri dari tindakan jasa dan penjualan produk yaitu krim kecantikan kulit wajah dan tubuh baik secara medik ataupun non medic. Dalam perkemangannya, London Beauty Centre berupaya memberikan pelayanan yang sesuai dengan ditetapkan dalam system Kesehatan Nsional Pelayanan Kosmetik. 41 standar yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. Visi dan Misi Perusahaan Klinik Kecantikan London Beauty Centre (LBC) memiliki visi dan misi sebagai berikut: Visi: Menjadi merek terkemuka dan tempat yang terpercaya bagi masyarakat dalam merawat kesehatan kulitnya. Misi a. Memberikan pengertian pentingnya perawatan kulit adalah bagian dari kesuksesan seseorang. b. Memberikan solusi yang tepat dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia yang mempunyai permasalahan kesehatan kulit, terutama kulit wajah. 2. Budaya Perusahaan LBC sebagai salah satu klinik kecantikan terkemuka di Indonesia senantiasa menerapkan buadaya perusahaannya dalam memberikan pelayanan terbaik terhadap pelanggan. Budaya perusahaan meliputi: a. Professional b. Kejujuran c. Kesopanan dan Keramahan d. Kebersamaan e. Kepuasan customer. 42 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Macam-macam jasa London Beauty Centre LBC juga menawarkan jasa berupa perawatan kecantikan kulit, yang terdiri dari: a. LBC Mesotheraphy Salah satu tindakan medis untuk berbagi permasalahan kulit antara lain: 1) Mesomelasma/Mesofilt (Menghilangkan flek) 2) Mesoglow (Pen”Cerah”an) 3) Mesoalocipecia (Mengatasi kebotakan rambut kepala) 4) Mesostretchmark (Menghilangkan stretchmark) 5) Mesocellulite (Menghilangkan selulit) 6) Mesolipo & Body Sculpting (Menghancurkan lemak) b. LBC MESO-Without Needle Merupakan salah satu tindakan mesotherapy tanpa jarum, menggunakan teknik elekrtoporasi yang memungkinkan penetrasi obat mencapai kedalaman tertentu dibawah permukaan kulit dengan nyaman, mudah, cepat serta tidak menimbulkan kemerahan diwajah. mengatasi : 1) Kantong Mata 2) Flek (Melasma) 3) Mengencangkan wajah (lifting) 4) Memutihkan wajah 43 Efektif PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. LBC Light Therapy Teknologi yang memanfaatkan keajaiban cahaya Merah, Kuning, Hijau, dan Biru untuk mengatasi berbagai masalah kulit. Dokter akan menentukan jenis cahaya yang akan digunakan sesuai dengan masalah kulit pasien, antara lain : 1) Pe"remaja"an kulit 2) Flek 3) Jerawat 4) Kulit keriput 5) Sensitif d. LBC Microdermabrsion Teknologi yang dikembangkan ahli Dermatologi dari jerman yang efektif membantu mengatasi kulit wajah antara lain : 1) Bekas jerawat & Bopeng 2) Kerutan halus & Keriput 3) Permukaan kulit besar 4) Flek 5) Komedo 6) Mengencangkan kulit & Mengatasi penuaan dini e. LBC OXY-Skin Teknologi OXY-Skin menggunakan Liquid O2 Base yang berfungsi menstimulir pembentukan jaringan Collagen dan Elastin pada bagian dermis untuk mengencangkan kulit. 44 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI f. LBC Microcurrent Teknologi pengencangan kulit yang membantu mengurangi tanda-tanda penuaan, melalui meka-nisme pengaktifan reaksi kimia dalam sel yang berfungsi memacu produksi jaringan Collagen dan Elastin, memperlancar peredaran darah, serta membantu daya penetrasi pada kulit (iontophoresis). g. LBC Lifting Teknologi perancangan kulit yang bekerja meningkatkan kekenyalan kulit yang mulai mengendur tertama karena faktor usia. h. LBC Hi-Fruit Acid Peel & Beauty Peel Tindakan yang menggunakan extrak buah-buahan yang diproduksi dengan teknologi tinggi, yang diformulasikan menjadi bahan peeling yang efektif memperbaikan kulit menjadi bersih dan bercahaya. 45 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI B. Naavagreen Natural Skin Care Gambar IV.2 Logo Naavagreen Natural Skin Care Naavagreen Natural Skin Care maka berdiri pada tanggal 11 Agustus 2012 berlokasi di Yogyakarta. Naavagreen Natural Skin Care dalam perawatan dan produknya menggunakan bahan-bahan alami/natural. 1. VISI DAN MISI VISI Menjadi Pusat Pelayanan Perawatan Kecantikan Kulit dan Wajah secara alami/natural, berkualitas dan murah, yang Prima dan terpercaya bagi semua. MISI a. Mengembangkan keterampilan dan profesionalisme Karyawan. b. Memberikan pelayanan perawatan yang alami / natural, berkualitas, murah dan terpercaya bagi semua pelanggan. 2. Cabang Naavagreen Kantor pusat Naavagreen natural skin care terletak di Yogyakarta tepatnya di Jl. Cendrawasih Komplek. Colombo No 5 Yogyakarta. Telp: (0274) 566293, 580589. Sejak didirikan 2 tahun yang lalu, Naavagreen natural skin care mengalami perkembangan yang pesat dengan dibuka nya cabangcabang Naavagreen natural skin care di berbagai kota di Indonesia. Secara 46 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bertahap, Naavagreen natural skin care akan menjangkau seluruh kalangan di berbagai daerah. Saat ini Naavagreen natural skincare sudah mempunyai 8 kantor cabang dan akan membuka 5 cabang baru di berbagai kota di Indonesia, antara lain: Naavagreen Pusat (Cendrawasih), Malang, Madiun, Yogyakarta (Kusumanegara), Jakarta Barat, Wonosobo, Indramayu, Garut, Semarang, Yogyakarta (Kotabaru), Solo, dan Yogyakarta (Godean) 3. Macam-macam jasa Naavagreen Natural Skin Care 47 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Naavagreen Natural Skin Facial for Sensitive Skin Perawatan kulit wajah dengan menggunakan bahan alami yang berfungsi untuk relaksasi, meningkatkan peredaran darah kulit, meningkatkan kelembaban kulit dan dapat mengurangi reaksi sensitif pada kulit. b. Naavagreen Natural Skin Facial for Brightening Perawatan kulit wajah dengan menggunakan bahan alami yang berfungsi untuk relaksasi, meningkatkan peredaran darah kulit dan dapat mengurangi pembentukan pigmen melanin sehingga kulit tampak lebih cerah. c. Naavagreen Natural Skin Facial for Acne Perawatan kulit wajah dengan menggunakan bahan alami untuk kulit wajah yang berminyak, berkomedo dan berjerawat, yang berfungsi menghilangkan komedo, jerawat, mengurangi kadar minyak kulit dan menghilangkan sel-sel mati di permukaan kulit. d. Naavagreen Natural Skin Facial for Anti Aging Perawatan kulit wajah dengan menggunakan bahan alami yang berfungsi untuk relaksasi, meningkatkan peredaran darah kulit, merangsang pembentukan jaringan kolagen yang dapat mengencangkan dan menunda penuaan dini kulit wajah. 48 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI e. Naavagreen Natural Skin Facial Perawatan kulit wajah dengan menggunakan bahan alami yang berfungsi untuk relaksasi, meningkatkan peredaran darah kulit dan mengencangkan kulit wajah sehingga kulit wajah tampak lebih halus dan cerah. f. Naavagreen Natural Peeling for Acne Perawatan peremajaan kulit dengan menggunakan bahan alami bertujuan melindungi kulit sejak dini dan mengatasi jerawat. Perawatan ini bekerja mengangkat lapisan terluar kulit, membunuh bakteri P. Acne penyebab jerawat, dan menghilangkan tampilan kulit kusam dan sel kulit mati yang dapat menyumbat pori-pori. g. Naavagreen Natural Peeling for Brightening Perawatan peremajaan kulit dengan menggunakan bahan alami yang bertujuan mencerahkan kulit wajah. Perawatan ini membantu mengangkat kulit mati dengan lembut sambil menstimulasi pertumbuhan sel kulit baru serta memperbaiki kerusakan jaringan agar kulit terlihat bersih dan cerah. h. Naavagreen Natural Peeling for Anti Aging Perawatan peremajaan kulit dengan menggunakan bahan alami untuk memperlambat, mencegah dan melawan proses aging. Perawatan ini bekerja efektif mengangkat sel kulit mati dan menstimulasi pembentukan kolagen untuk pertumbuhan sel kulit baru sehingga mengurangi kerutan halus di wajah. 49 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI C. Natasha Skin Care Gambar IV. 3 Logo Natasha Skin Care 1. Sejarah Perusahaan Natasha Skin Center berdiri pada tahun 1999 yang berlokasi di Ponorogo. Pendiri Natasha Skin Clinic Center dr. Fredi Setyawan. Natasha mengembangkan produk-produk yang spesifik untuk kategori Teen, Men dan Women. Natasha Skin Center awal mendirikan cabang di kota Madiun dan Surabaya pada tahun yang sama. Natasha Skin Center telah berkembang pesat di seluruh kota-kota di Indonesia. Semua klinik dikelola dalam satu manajemen, standarisasi jaminan untuk kualitas. Produk Natasha juga bergaransi karena pemberian produk didasarkan pada analisa dan pemeriksaan oleh konsultan medis. 2. Visi & Misi Visi Menjadi perusahaan yang terkemuka di Indonesia di bidang perawatan kecantikan wajah dengan kualitas yang utama dan pelayanan yang prima. Misi a. Membangun perusahaan terpercaya yang mampu melebihi harapan pelanggan. 50 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Meningkatkan kompetensi melalui perbaikan skill, knowledge, attitude dengan melakukan pelatihan yang rutin. c. Melakukan inovasi secara berkala baik dalam produk maupun teknologi kecantikan, nature meet technology. d. Meningkatkan kerjasama antar divisi. e. Menciptakan nilai tambah dengan integritas tinggi. 4. Macam-macam jasa Natasha Skin Care a. Natasha Skin Facial Perawatan kulit wajah dengan menggunakan alat teknologi modern yang berfungsi untuk relaksasi, menghilangkan komedo yang menyumbat pori-pori, meningkatkan peredaran darah kulit dan mengencangkan kulit wajah sehingga kulit wajah tampak lebih halus dan cerah. b. Natasha Facial Oksigen Botanical Perawatan kulit wajah untuk relaksasi, melancarkan aliran darah, dan mencerahkan kulit wajah dengan menggunakan oksigen dan botanical agent yang ditangani oleh beauty terapist yang profesional serta didukung oleh peralatan modern sehingga mendapatkan hasil yang optimal. 51 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Natasha Peel Natasha memiliki teknik peremajaan kulit dengan menggunakan formula botanical (alami) yang efektif menghilangkan sel-sel mati di permukaan kulit, merangsang pembentukan kolagen, meningkatkan peremajaan sel-sel kulit, mencerahkan dan menghaluskan tekstur kulit, sehingga kulit tampak lebih bersih, kenyal dan bercahaya. d. Natasha Radio Frekuensi Perawatan dengan teknologi baru menggunakan radio frekuensi untuk merangsang tumbuhnya kolegen untuk pengencangan dan pengangkatan (firming dan lifting) sehingga kulit tampak lebih kencang, kenyal dan mengurangi shagging. e. Natasha Wet Diamond Peel Metode perawatan kulit yang menggunakan tehnik dermabrasi (menggunakan diamond grid) dan secara bersamaan memasukkan serum ke dalam lapisan kulit untuk memperbaiki kondisi kulit yang kurang sehat. f. Natasha Jet Peel Tehnik perawatan kulit modern menggunakan tekanan tinggi oksigen dan cairan khusus yang mengandung zat anti-aging.. Dapat digunakan untuk terapi scar/bopeng, kulit kusam, noda hitam/flek yang tampak dipermukaan. 52 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI g. Natasha Mesotherapy Suatu tehnik perawatan memasukan zat-zat homeopathi (zat dari ekstrak alami) ke dalam kulit dengan menggunakan alat mesogun. h. Natasha Mesotherapy Modern (Meso without Needle) Perawatan mesotherapy tanpa jarum ini merupakan teknik mesotherapi baru yang menggunakan teknologi elektro poresis dan ultra sound sehingga zat-zat homeopati dapat masuk ke dalam kulit dengan optimal, tanpa rasa sakit dan tidak menimbulkan bekas. Cocok untuk terapi keriput halus, anti aging, kulit kusam, noda hitam, dan menambah kelembaban serta kekenyalan kulit. 53 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI D. Larrisa Aesthetic Center Gambar IV.4 Logo Larrisa Aesthetic Center Pada tanggal 11 juni 1984 oleh R.Ngt.Poedji Lirnawati mendirikan Larissa Beauty Salon. Konsep yang dikembangkan adalah perawatan kulit & rambut dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti buah, sayuran, umbi, batang dan akar, yang lebih dikenal dengan konsep ‘back to nature’. Seiring perkembangan perusahaan dan untuk lebih fokus dibidang perawatan kulit & rambut, Larissa Beauty Salon berubah nama menjadi Larissa Skin Care & Hair Treatment. Terhitung sejak tanggal 2 Juni 1998, Larissa sudah mempunyai sertifikat merek dari Departement Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia Direktorat Jendral Hak Atas Kekayaan Intelektual. Dengan demikian merk Larissa sudah terdaftar dan mendapat perlindungan hukum. Larissa Aesthetic Center merupakan klinik kecantikan estetika pratama yang mengusung konsep "Natural Ingredient with High Technology" yaitu sistem perawatan wajah, perawatan rambut hingga perawatan tubuh dengan memakai bahan alami yang disinergikan penggunaan teknologi modern dengan harga terjangkau. 54 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Produk kosmetik tersebut menggunakan merek dagang "L" yang sudah dipatenkan dan hanya tersedia di gerai-gerai Larissa Aesthetic Center. Saat ini Larissa sudah memiliki cabang yang tersebar di beberapa kota antara lain Yogyakarta, Solo, Semarang, Klaten, Purwokerto, Tegal, Salatiga, Surabaya, Malang, Kediri, Denpasar, Magelang, Madiun, Sragen, Mojokerto, Kudus, dan Ponorogo. 2. Visi dan Misi Visi Menjadi klinik estetika natural terbaik dengan memiliki jaringan terbesar untuk merawat jutaan masyarakat Indonesia. Misi Larissa memberikan layanan estetika terbaik bagi masyarakat melalui perpaduan perawatan natural dan teknologi terkini dengan harga yang terjangkau. 3. Jasa-jasa larissa Aesthetic Center a. Fruit Facial 1) Strawberry Exfoliating Facial Strawberry Exfoliating Facial dapat digunakan untuk jenis kulit normal, dan jenis kulit berminyak. 55 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2) Blueberry Antioxidant Facial Blueberry Antioxidant Facial dapat digunakan utnuk jenis kulit normal, dan kulit berminyak. 3) Apple Purifying Facial Apple Purifying Facial dapat digunakan untuk jenis kulit normal, dan jenis kulit berminyak. 4) Peach Brightening Facial Peach Brightening Facial dapat digunakan untuk jenis kulit normal dan jenis kulit berminyak. 5) Orange Revitalizing Facial Orange Revitalizing Facial dapat digunakan untuk jenis kulit berminyak. 6) Carrot-Papaya Rejuvenating Facial Carrot-Papaya Rejuvenating Facial dapat digunakan untuk jenis kulit normal, kering, dan berminyak. 7) Avocado Deep Moisturizing Facial Avocado Deep Moisturizing Facial dapat digunakan untuk jenis kulit nomal dan kulit kering. 8) Banana Nourishing Facial Banana Nourishing Facial dapat digunakan untuk jenis kulit normal dan kulit kering. 56 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9) Yam Bean Whitening Facial Yam bean (bengkoang) facial berguna untuk pencerahan dan dapat digunakan untuk semua jenis kulit. b. Anti Acne Facial 1) Super Blue Facial Super Blue Facial merupakan perawatan wajah dengan kombinasi high frequency ozone terbaru dengan ultrasound dan masker super blue. Sesuai dengan kulit berjerawat dan berminyak. 2) Green Tea Facial Green Tea Facial merupakan perawatan wajah dengan menggunakan cleanser, scrub, massage cream dan masker ekstrak green tea. Sesuai untuk kulit normal, berminyak, dan berjerawat. c. Mouisturizing Facial 1) Super Collagen Gold Facial Super Collagen Gold Facial merupakan perawatan wajah dengan kombinasi mikrodermabrasi ringan, infusi serum kolagen dan masker super kolagen dengan tambahan butiran emas murni. Sesuai untuk kulit kering, normal, kusam dan keriput. 2) Paraffin Facial Paraffin Facial merupakan perawatan wajah yang mengkombinasikan mikrodermabrasi ringan, ultrasound dan masker paraffin. Sesuai untuk kulit dehidrasi, kering, normal, dan berminyak tanpa jerawat. 57 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3) Honey Facial Honey Facial merupakan perawatan wajah dengan menggunakan cleanser, scrub, massage cream dan masker dari ramuan dengan madu asli. Perawatan ini sesuai untuk kulit kering, normal dan sensitif. 4) Dark Chocolate Facial Dark Chocolate Facial merupaakan perawatan wajah dengan cleanser, scrub, massage cream, dan masker dari coklat asli. Sesuai untuk kulit kering, normal, dan berminyak tanpa jerawat. d. Brightening Facial 1) Gold Facial Perawatan wajah yang mengkombinasikan mikrodermabrasi ringan, ultrasound, dan masker emas murni. Sesuai untuk kulit kering, normal, dan berminyak tanpa jerawat. 2) Romantic Radiance Rose Facial Perawatan wajah dengan menggunakan cleanser, scrub, massage cream, dan masker ekstrak mawar. e. Whitening Facial 1) Silver Facial Silver Facial merupakan perawatan wajah yang mengkombinasikan mikrodermabrasi ringan dengan ultrasound dan masker silver murni. 58 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI f. Bio Light Therapy Light Therapy adalah terapi dengan menggunakan sinar yang difilter untuk menghasilkan panjang gelombang tertentu dan menghasilkan warna-warna spesifik yang berguna untuk mengatasi masalah kulit yang berbeda-beda. 1) Bio Acne Light Therapy Bio Acne Light Therapy merupakan terapi dengan Blue Light untuk menyembuhkan jerawat dan mengontrol kelebihan minyak. 2) Bio Rejuvenation Light Therapy Bio Rejuvenation Light Therapy adalah therapy dengan Red Light untuk merejuvinasi kulit, mengurangi keriput dan garis halus, serta mengurangi inflamasi. 3) Bio Pigmentation Light Therapy Bio Pigmentation Light Therapy adalah terapi dengan Green Light yang berguna untuk mencerahkan, dan mengurangi hiperpigmentasi. 4) Bio Radiance Light Therapy Bio Radiance Light Therapy adalah terapi dengan menggunakan Orange Light untuk mengatasi kulit kusam. 5) Bio Detoxification Light Therapy Bio Detoxification Light Therapy adalah terapi dengan Yellow Light yang berguna untuk detoksifikasi, membuang racun dan kotoran dari dalam tubuh. 59 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6) Bio Inflamed Acne Light Therapy Bio-inflamed light therapy adalah terapi dengan Purple Light untuk menyembuhkan jerawat sekaligus mengurangi inflamasi/kemerahan akibat jerawat. g. High Technology Treatement 1) Pulsed Oxygen Injection Perawatan wajah dengan infusi oksigen murni, serum vitamin C, dan vacuum massage. Sesuai untuk kulit kering, normal, dan berminyak tanpa jerawat. 2) Jet Peel Terapi peremajaan dengan aliran oksigen bertekanan tinggi untuk mengangkat sel kulit mati, memberi nutrisi, melembabkan kulit, dan mencegah timbulnya jerawat. Sesuai untuk semua jenis kulit, juga aman untuk kulit sensitif sekalipun. 3) Microdermabrasion Terapi peremajaan dengan mengangkat sel kulit mati secara mekanik untuk menghaluskan, mencerahkan, mengurangi hiperpigmentasi, dan keriput. 4) Radio Frequency Terapi untuk mengencangkan kulit, mengurangi keriput, dan garisgaris halus. Menggunakan kombinasi bahan alami dan teknologi radio-frequency untuk menjaga dan meningkatkan produksi kolagen. 60 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kulit akan menjadi lebih kencang hanya dengan hanya satu kali terapi. 5) Mesotherapy Without Needle Terapi peremajaan dengan mesotherapy tanpa jarum, yaitu teknologi terbaru untuk memasukkan serum yang berisi bahan alami, vitamin, dan mineral ke dalam kulit tanpa menggunakan jarum suntik. h. Organic Facial Perawatan wajah dengan menggunakan ramuan buah dan rempah yang dipadukan dengan peralatan modern. Sesuai untuk semua jenis kulit. 61 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini membahas penelitian yang bertujuan untuk pengaruh brand image, vanity seeking, materialism, dan kelompok acuan pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Pembahasan analisis hasil penelitian dimulai dari analisis deskriptif (deskripsi responden dan variabel penelitian) dan kemudian dilanjutkan dengan analisis kuantitatif yaitu analisis Regresi Linear Berganda dan pengujian hipotesis. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Data diperoleh dengan cara membagikan kuesioner kepada responden yang sedang melakukan perawatan di Natasha Skin Care, London Beauty Centre, Larissa Aesthetic Center, atau Naavagreen Natural Skin Care. Kuesioner yang disebarkan sebanyak 200 responden,dibagi masingmasing sebanyak 50 responden setiap klinik kecantikan yang terdiri dari Natasha Skin Care, London Beauty Centre, Larissa Aesthetic Center, atau Naavagreen Natural Skin Care. A. Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk mengungkapkan kemampuan suatu instrument dalam mengukur kebenaran hasil secara cermat dan tepat serta 62 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sekaligus membuktikan bahwa suatu instrument dalam hal ini adalah validitas adalah analisis faktor (Exploratory Factor Analysis). Instrumen pengukuran dikatakan memiliki validitas yang tinggi, apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukur yang sesuai dengan maksud dilakukan pengukuran tersebut. Secara statistik, jika loading factor > 0,5 maka butir instrument tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2009). Hasil Uji validitas dapat ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel V.1 Hasil Uji Validitas Variabel Komponen Item 1 2 ITEMA1 0,702 ITEMA2 0,690 ITEMA3 0,733 Brand Image ITEMA4 0,606 ITEMA5 0,593 3 4 5 ITEMB1 0,654 ITEMB2 0,683 ITEMB3 0,587 Vanity SeekingITEMB4 0,711 ITEMB50,572 . ITEMB60,629 ITEMC1 0,757 ITEMC2 0,549 Materialism ITEMC3 0,643 ITEMC4 0,508 ITEMC5 0,684 ITEMD1 0,660 ITEMD2 0,761 Kelompok ITEMD3 Acuan . 63 0,596 6 7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ITEMD4 0,581 ITEME1 0,724 ITEME2 Minat Beli Ulang 0,781 ITEME3 Sumber : Data Primer yang diolah (lampiran 2) 0,800 Berdasarkan tabel di atas, item-item pernyataan di atas memiliki factor loading di atas 0,5 yang berarti item-item yang digunakan adalah valid. Selain itu, setiap item variabel berada di masing-masing komponen grupnya. Artinya item-item pernyataan yang digunakan dalam istrumen penelitian memiliki validitas konstruk. Dengan kata lain terdapat konsistensi internal dalam pernyataan-pernyataan tersebut sehingga dapat membentuk konstruk dari setiap variabel yang ada. 2. Uji Reliabilitas Suatu alat pengukur dapat dikataka reliabel bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Pengujian reliabilitas terhadap 23 pernyataan tersebut dilakukan dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha. Kuesioner dapat dikatakan reliabel jika nilai dari Cronbach’s Alpha di atas 0, 60. Hasil Uji Reliabilitas dapat ditunjukkan pada tabel berikut: Variabel Tabel V.2 Hasil Uji Reliabilitas Cronbach’s Alpha Keterangan Brand Image 0,717 Reliabel Vanity Seeking 0,737 Reliabel 64 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Materialisme 0,683 Reliabel Kelompok Acuan 0,644 Reliabel Minat beli ulang 0,715 Reliabel Sumber : Data Primer yang diolah (lampiran 2) Dari hasil pengujian reliabilitas di atas, disimpulkan bahwa semua variabel dalam penelitian menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha > 0,6, jadi semua variabel dinyatakan reliabel atau handal. B. Analisis Deskriptif Data Responden Analisis deskriptif dalam penelitian ini menjelaskan profil konsumen yang melakukan minat beli ulang jasa klinik kecantikan berdasarkan karakteristik responden. Karakteristik responden yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi usia, pekerjaan, pendapatan/uang saku rata-rata perbulan, jasa klinik kecantikan yang paling sering digunakan, dan frekuensi menggunakan jasa klinik kecantikan selama 6 (enam) bulan terakhir. Karakteristik responden tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Usia Hasil jawaban responden terhadap usia, terbagi menjadi 5 (lima) kelompok, yaitu responden yang berusia 15-19 tahun, 20-25 tahun, 26-30 tahun, 31-35 tahun, dan > (lebih) dari 36 tahun. Hasil frekuensi jawaban responden berdasarkan usia dapat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut: 65 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel V.3 Usia Responden Usia Jumlah Persentase 15-19 tahun 23 11,5 20-25 tahun 60 30 26-30 tahun 60 30 31-35 tahun 29 14,5 > 36 tahun 28 14 Total 200 100 Sumber : Data Primer yang diolah (lampiran 3) Dari data di atas menunjukkan bahwa responden yang menggunakan jasa klinik kecantikan mayoritas berusia antara 20-25 tahun, yaitu sebesar 30 % dan 26-30 tahun, yaitu sebesar 30% dan juga diikuti dengan responden berusia 31-35 tahun, yaitu sebesar 14,5%. 2. Tingkat Pendidikan/Pekerjaan Hasil jawaban responden terhadap usia, terbagi menjadi 5 (lima) kelompok, yaitu responden dengan pendidikan pelajar/mahasiswa, status pekerjaan antara lain pegawai negeri, pegawai swasta, wiraswasta, dan lainnya. Hasil frekuensi jawaban responden berdasarkan pendidikan/pekerjaan dapat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut: 66 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel V.4 Pendidikan/Pekerjaan Pendidikan/Pekerjaan Jumlah Frekuensi Pelajar/Mahasiswa 46 23 Pegawai Negeri 22 11 Pegawai Swasta 72 36 Wiraswasta 40 20 Lain-Lain... 20 10 Total 200 100 Sumber : Data Primer yang diolah (lampiran 3) Dari data di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden yang menggunakan jasa klinik kecantikan adalah responden dengan status pekerjaan menjadi pegawai swasta, yaitu sebesar 36% dan sebagian kecil dengan status pekerjaan lainnya yaitu ibu rumah tangga. 3. Pendapatan Hasil jawaban responden terhadap usia, terbagi menjadi 4 kelompok, yaitu < (kurang) dari Rp1.000.000, Rp1.000.000 - Rp1.999.000, Rp2.000.000 - Rp3.000.000, dan > (lebih) dari Rp3.000.000. Hasil frekuensi jawaban responden berdasarkan pendidikan/pekerjaan dapat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut: 67 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel V.5 Pendapatan Pendapatan Jumlah Persentase 26 13 Rp1.000.000 - Rp1.999.000 61 30,5 Rp2.000.000 - Rp3.000.000 71 35,5 > Rp3.000.000 42 21 200 100 < Rp1.000.000 Total Sumber : Data Primer yang diolah (lampiran 3) Dari data di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden yang menggunakan jasa klinik kecantikan adalah responden berpendapatan antara Rp2.000.000 - Rp3.000.000, yaitu sebesar 35,5% dan sebagian kecil responden berpenghasilan < (kurang ) dari Rp1.000.000, yaitu sebesar 13%. 4. Jasa klinik kecantikan yang paling sering digunakan Hasil jawaban responden terhadap penggunaan jasa klinik kecantikan, terbagi menjadi 4 kelompok, yaitu Natasha Skin Care, London Beauty Centre, Larissa Aesthetic Center, atau Naavagreen Natural Skin Care. Hasil frekuensi jawaban responden berdasarkan jasa klinik kecantikan dapat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut: 68 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel V.6 Klinik Kecantikan Klinik Kecantikan Jumlah Persentase Natasha Skin Care 50 25 London Beauty Centre 50 25 Larissa Aesthetic Center 50 25 Naavagreen Natural Skin Care 50 25 Total 200 100 Sumber : Data Primer yang diolah (lampiran 3) Dari data di atas menunjukkan bahwa responden yang menggunakan jasa klinik kecantikan penyebaran yang seimbang, dengan frekuensi Natasha Skin Care, yaitu sebesar 50%, London Beauty Centre, yaitu sebesar 50%, Larissa Aesthetic Center, yaitu sebesar 50%, dan Naavagreen Natural Skin Care, yaitu sebesar 50%. 5. Frekuensi menggunakan jasa klinik kecantikan Hasil jawaban responden terhadap frekuensi menggunakan jasa klinik kecantikan, terbagi menjadi 4, yaitu 1-2 kali/6 bulan sekali, 3-4 kali /6 bulan sekali, 5-6 kali /6 bulan sekali, dan >7 kali /6 bulan sekali. Hasil frekuensi jawaban responden berdasarkan frekuensi menggunakan jasa klinik kecantikan dapat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut: 69 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel V.7 Frekuensi Frekuensi Jumlah Pesentase 1-2 kali /6 bulan terakhir 62 31 3-4 kali /6 bulan terakhir 76 38 5-6 kali /6 bulan terakhir 53 26,5 >7 kali /6 bulan terakhir 9 4,5 200 100 Total Sumber : Data Primer yang diolah (lampiran 3) Dari data di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden yang menggunakan jasa klinik kecantikan adalah responden dengan frekuensi menggunakan jasa klinik kecantikan selama 6 (enam) bulan terakhir 3-4 kali/6 bulan terakhir, yaitu sebesar 38% dan sebagian kecil responden dengan dengan frekuensi menggunakan jasa klinik kecantikan selama 6 (enam) bulan terakhir >7 kali/6 bulan terakhir, yaitu sebesar 9%. C. Analisis Deskriptif atas Variabel Penelitian Penilaian responden terhadap item-item dari variabel ini diukur dengan skor terendah 1untuk jawaban sangat tidak setuju dan skor tertinggi 5 untuk jawaban sangat setuju. Untuk mendeskripsikan jawaban tersebut dapat ditunjukkan dengan nilai rata-rata yang berpedoman pada nilai minimum dan nilai maksimum maka dapat ditentukan interval penilaian untuk persepsi per item pernyataan sebagai berikut: 70 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Skor minimum =1 Skor maksimum =2 Interval: Maksimum-minimum = 5 – 1 = 0,80 Jumlah Kelas 5 Nilai rata-rata 1.00 – 1,80 = sangat rendah Nilai rata-rata 1,81 – 2,60 = rendah Nilai rata-rata 2,61 – 3,40 = cukup Nilai rata-rata 3,41 – 4.20 = tinggi Nilai rata-rata 4,21 – 5,00 = sangat tinggi Hasil analisis deskriptif terhadap seluruh variabel dapat ditunjukkan pada tabel berikut: Klinik Kecantikan Natasha LBC Larisssa Naavagreen Tabel V.8 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Variabel N Minimum Maksimum BI VS MT KA MBU BI VS MT KA MBU BI VS MT KA MBU BI VS MT KA 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 10 6 8 6 3 5 18 5 4 3 8 17 8 6 4 10 11 5 6 71 23 30 23 20 15 25 30 25 20 15 24 30 25 18 15 23 30 22 20 Mean 17,90 23,48 15,52 14,28 11,20 17,30 23,40 16,18 13,76 10,56 17,82 24,18 15,70 13,58 10,88 17,00 23,08 15,78 14,20 Mean (Skala 1-5) 3,58 3,91 3,10 3,57 3,73 3,46 3,9 3,24 3,44 3,52 3,56 4,03 3,14 3,4 3,63 3,4 3,85 3,16 3,55 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 MBU 200 BI 200 VS 200 MT 200 KA 200 MBU Sumber : Data Primer yang diolah 5 5 6 5 4 3 Total Seluruh Klinik Kecntikan 15 25 30 25 20 15 10,72 17,50 23,54 15,79 13,96 10,84 Berdasarkan hasil penelitian responden di klinik kecantikan Natasha Skin Care mengenai variabel brand image di atas, diperoleh jawaban responden sebesar 3,58 di mana interval penilaian untuk per item pernyataan berada pada nilai rata-rata 3,41 – 4,20 dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa brand image perusahaan memiliki pengaruh yang tinggi pada minat beli ulang pada jasa klinik kecantikan. Penilaian mengenai vanity seeking di atas, diperoleh jawaban responden sebesar 3,91 di mana interval penilaian untuk per item pernyataan berada pada nilai rata-rata 3,41 – 4,20 dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran konsumen memiliki pengaruh yang tinggi pada minat beli ulang pada jasa klinik kecantikan. Penilaian mengenai materialism di atas, diperoleh jawaban responden sebesar 3,10 di mana interval penilaian untuk per item pernyataan berada pada nilai rata-rata 2,61 – 3,40 dengan kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa materialism konsumen memiliki pengaruh yang cukup pada minat beli ulang pada jasa klinik kecantikan. Penilian mengenai kelompok acuan di atas, diperoleh jawaban responden sebesar 3,57 di mana interval penilaian untuk per item pernyataan berada pada nilai rata-rata 3,41 – 4.20 dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok acuan memiliki pengaruh yang tinggi pada minat beli ulang pada jasa klinik kecantikan. Sedangkan penilian pada minat beli ulang di atas, diperoleh jawaban 72 3,57 3,5 3,92 3,16 3,49 3,61 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI responden sebesar 3,73 di mana interval penilaian untuk per item pernyataan berada pada nilai rata-rata 3,41 – 4,20 dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa minat beli ulang konsumen memiliki pengaruh yang tinggi pada minat beli ulang pada jasa klinik kecantikan Natasha Skin Care. Berdasarkan hasil penelitian responden di klinik kecantikan London Beuty Centre mengenai mengenai variabel brand image di atas, diperoleh jawaban responden sebesar 3,46 di mana interval penilaian untuk per item pernyataan berada pada nilai rata-rata 3,41 – 4,20 dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa brand image perusahaan memiliki pengaruh yang tinggi pada minat beli ulang pada jasa klinik kecantikan. Penilaian mengenai vanity seeking di atas, diperoleh jawaban responden sebesar 3,9 di mana interval penilaian untuk per item pernyataan berada pada nilai rata-rata 3,41 – 4,20 dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran konsumen memiliki pengaruh yang tinggi pada minat beli ulang pada jasa klinik kecantikan. Penilaian mengenai materialism di atas, diperoleh jawaban responden sebesar 3,24 di mana interval penilaian untuk per item pernyataan berada pada nilai rata-rata 2,61 – 3,40 dengan kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa materialism konsumen memiliki pengaruh yang cukup pada minat beli ulang pada jasa klinik kecantikan. Penilian mengenai kelompok acuan di atas, diperoleh jawaban responden sebesar 3,44 di mana interval penilaian untuk per item pernyataan berada pada nilai rata-rata 3,41 – 4,20 dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok acuan memiliki pengaruh yang tinggi pada minat beli ulang pada jasa klinik kecantikan. 73 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sedangkan penilian pada minat beli ulang di atas, diperoleh jawaban responden sebesar 3,52 di mana interval penilaian untuk per item pernyataan berada pada nilai rata-rata 3,41 – 4,20 dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa minat beli ulang konsumen memiliki pengaruh yang tinggi pada minat beli ulang pada jasa klinik kecantikan London Beauty Centre. Berdasarkan hasil penelitian responden di klinik kecantikan Larissa Aesthetic Center mengenai mengenai variabel brand image di atas, diperoleh jawaban responden sebesar 3,56 di mana interval penilaian untuk per item pernyataan berada pada nilai rata-rata 3,41 – 4,20 dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa brand image perusahaan memiliki pengaruh yang tinggi pada minat beli ulang pada jasa klinik kecantikan. Penilaian mengenai vanity seeking di atas, diperoleh jawaban responden sebesar 4,03 di mana interval penilaian untuk per item pernyataan berada pada nilai rata-rata 3,41 – 4,20 dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran konsumen memiliki pengaruh yang tinggi pada minat beli ulang pada jasa klinik kecantikan. Penilaian mengenai materialism di atas, diperoleh jawaban responden sebesar 3,14 di mana interval penilaian untuk per item pernyataan berada pada nilai rata-rata 2,61 – 3,40 dengan kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa materialism konsumen memiliki pengaruh yang cukup pada minat beli ulang pada jasa klinik kecantikan. Penilian mengenai kelompok acuan di atas, diperoleh jawaban responden sebesar 3,4 di mana interval penilaian untuk per item pernyataan berada pada nilai rata-rata 2,61 – 3,40 dengan kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok acuan memiliki 74 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pengaruh yang cukup pada minat beli ulang pada jasa klinik kecantikan. Sedangkan penilian pada minat beli ulang di atas, diperoleh jawaban responden sebesar 3,63 di mana interval penilaian untuk per item pernyataan berada pada nilai rata-rata 3,41 – 4,20 dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa minat beli ulang konsumen memiliki pengaruh yang tinggi pada minat beli ulang pada jasa klinik kecantikan Larissa Aesthetic Center. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian responden di klinik kecantikan Naavagreen Natural Skin Care mengenai mengenai variabel brand image di atas, diperoleh jawaban responden sebesar 3,4 di mana interval penilaian untuk per item pernyataan berada pada nilai rata-rata 2,61 – 3,40 dengan kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa brand image perusahaan memiliki pengaruh yang cukup pada minat beli ulang pada jasa klinik kecantikan. Penilaian mengenai vanity seeking di atas, diperoleh jawaban responden sebesar 3,85 di mana interval penilaian untuk per item pernyataan berada pada nilai rata-rata 3,41 – 4,20 dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran konsumen memiliki pengaruh yang tinggi pada minat beli ulang pada jasa klinik kecantikan. Penilaian mengenai materialism di atas, diperoleh jawaban responden sebesar 3,16 di mana interval penilaian untuk per item pernyataan berada pada nilai rata-rata 2,61 – 3,40 dengan kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa materialism konsumen memiliki pengaruh yang cukup pada minat beli ulang pada jasa klinik kecantikan. Penilian mengenai kelompok acuan di atas, diperoleh jawaban responden sebesar 3,55 di mana interval penilaian untuk per item pernyataan berada pada nilai rata-rata 75 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3,41 – 4,20 dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok acuan memiliki pengaruh yang tinggi pada minat beli ulang pada jasa klinik kecantikan. Sedangkan penilian pada minat beli ulang di atas, diperoleh jawaban responden sebesar 3,57 di mana interval penilaian untuk per item pernyataan berada pada nilai rata-rata 3,41 – 4,20 dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa minat beli ulang konsumen memiliki pengaruh yang tinggi pada minat beli ulang pada jasa klinik kecantikan Naavagreen Natural Skin Care D. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikoliniearitas, dan uji heterokedastitas. 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji normalitas, kita dapat menganalisis penyebaran data pada sumbu diagonal Normal Probability Plot. Dasar pengambilan keputusan adalah jika data menyebar disekitar garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Hasil uji normalitas dengan Normal Probability Plot sebagai berikut: 76 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sumber : Data Primer yang diolah (lampiran 4) Diagram V.1 Hasil Uji Normalitas Berdasarkan hasil uji normalitas Normal Probability Plot di atas terlihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas untuk variabel dependen yaitu minat beli ulang. 2. Uji Multikolinearitas Multikolinieritas menunjukkan adanya korelasi linier yang sempurna diantara beberapa atau semua variabel independennya. Idealnya variabelvariabel independen dari persamaan regresi tidak memiliki korelasi satu dengan lainnya. Uji multikolinieritas juga dapat dilakukan dengan melihat tolerance value dan variance inflation factor (VIF). Multikolinieritas terjadi jika nilai VIF kurang dari 10 dan tolerance lebih dari 0,1, maka model regresi bebas dari multikolinearitas. Hasil dari pengolahan data dalam uji multikolinieritas yang dilakukan, sebagai berikut: 77 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Variabel Tabel V.9 Hasil Uji Multikolinearitas Collinearity Statistics Tolerance 0,816 VIF 1,255 Vanity Seeking (X2) 0,937 1,068 Materialism (X3) 0,867 1,153 Kelompok Acuan (X4) 0,875 1,142 Brand Image (X1) Sumber : Data Primer yang diolah (lampiran 4) Dari hasil uji multikolinieritas diatas, disimpulkan bahwa nilai VIF kurang dari 10 dan tolerance lebih dari 0,1, maka model regresi bebas dari semua variabel independen dalam uji multikoliniearitas atau dapat dikatakan tidak memiliki hubungan yang kuat antar variabel independen. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskesdastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Pendektesian heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan metode scatter plot. Caranya dengan melihat pola tertentu dari titik-titik (poin-poin) pada scatter plot. Dasar pengujian adalah sebagai berikut: a. Jika ada pola tertentu terdapat titik-titik (pola-pola) yang ada membentuk suatu pola beraturan (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka terjadi heteroskedastisitas. 78 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar ke atas dan di bawah 0 pada sumbu Y maka tidak terjai heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dengan scatter plot sebagai berikut: Sumber : Data Primer yang diolah (lampiran 4) Diagram V.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas dengan metode scatter plot di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heterokedastisitas pada model regresi. E. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regrsi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi. Dalam penelitian ini regresi dilakukan terhadap 4 (empat) variabel bebas (independen) yang akan dijelaskan sebagai berikut: brand image (X1), vanity seeking (X2), materialism (X3), dan 79 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kelompok acuan (X4). Berikut tabel hasil analisis regresi berganda dari penelitian ini: Tabel V.10 Hasil Uji Regresi Berganda Per Klinik Kecantikan: Natasha Skin Care Unstandardized Coefficients Model 1 B Std. Error t Sig. (Constant) -0,165 1,807 -0,091 0,928 BI 0,688 0,053 13,009 0,000 VS 0,025 0,050 0,509 0,613 MT -0,085 0,068 -1,259 0,214 KA -0,022 0,075 -0,298 0,767 a. Dependent Variable: MBU Sumber: Data kuesioner diolah dengan menggunakan SPSS 17 (lampiran 5) Dari tabel diatas dapat diketahui model regresi dari klinik kecantikan Natasha Skin care dengan melihat nilai signifikan yang dibawah 0,05 (<0,05). Nilai signifikan dari brand image adalah 0,000 (< 0,05) dan nilai pengaruh terhadap minat beli ulang adalah 0,688. Persamaan regresi dari hasil tersebut adalah: Y = -0.165+0,688X1+0,025X2-0,085X3-0,022X4 +e di mana: Y =Minat beli ulang X1 =Brand image X2 =Vanity seeking X3 =Materialism 80 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel V.11 Hasil Uji Regresi Berganda Per Klinik Kecantikan: London Beauty Centre Unstandardized Coefficients Model 1 B Std. Error t Sig. (Constant) -3,699 1,492 -2,479 0,017 BI 0,708 0,058 12,283 0,000 VS 0,120 0,059 2,037 0,048 MT -0,110 0,041 -2,704 0,010 KA 0,096 0,057 1,666 0,103 a. Dependent Variable: MBU Sumber: Data kuesioner diolah dengan menggunakan SPSS 17 (lampiran 5) Dari tabel diatas dapat diketahui model regresi dari klinik kecantikan London Beauty Centre dengan melihat nilai signifikan yang dibawah 0,05 (< 0,05). Nilai signifikan dari brand image adalah 0,000 (< 0,05) dan nilai pengaruh terhadap minat beli ulang adalah 0,708, nilai signifikan dari vanity seeking adalah 0,048 (< 0,05) dan nilai pengaruh terhadap minat beli ulang adalah 0,120, sedangkan nilai signifikan dari materialism adalah 0,010 (< 0,05) dan bernilai negatif sebesar -0,110. Persamaan regresi dari hasil tersebut adalah: Y =-3,699 +0,708X1 +0,120X2-0,110X3+0,096X4 +e di mana: Y =Minat beli ulang X1 =Brand image X2 =Vanity seeking X3 =Materialism 81 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel V.12 Hasil Uji Regresi Berganda Per Klinik Kecantikan: Larissa Aesthetic Center Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) Std. Error t Sig. -3,993 1,896 -2,106 0,041 BI 0,553 0,060 9,246 0,000 VS 0,186 0,075 2,470 0,017 MT -0,097 0,054 -1,782 0,081 KA 0,177 0,073 2,421 0,020 a. Dependent Variable: MBU Sumber: Data kuesioner diolah dengan menggunakan SPSS 17 (lampiran 5) Dari tabel diatas dapat diketahui model regresi dari klinik kecantikan Larissa Aesthetic Center dengan melihat nilai signifikan yang dibawah 0,05 (<0,05). Nilai signifikan dari brand image adalah 0,000 (< 0,05) dan nilai pengaruh terhadap minat beli ulang adalah 0,553. Untuk vanity seeking nilai signifikan adalah 0,017 dan nilai pengaruh terhadap minat beli ulang adalah 0,186, sedangkan nilai signifikan dari kelompok acuan adalah 0,020 (< 0,05) dan nilai pengaruh terhadap minat beli ulang adalah 0,177. Persamaan regresi dari hasil tersebut adalah: Y =-3,993+0,553X1+0,186X2-0,097X3+0,177X4 +e di mana: Y =Minat beli ulang X1 =Brand image X2 =Vanity seeking X3 =Materialism 82 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel V.13 Hasil Uji Regresi Berganda Per Klinik Kecantikan: Naavagreen Natural Skin Care Unstandardized Coefficients Model t Sig. B Std. Error (Constant) 0,656 1,710 0,384 0,703 BI 0,628 0,091 6,891 0,000 VS -0,012 0,067 -0,176 0,861 MT -0,141 0,071 -1,969 0,055 1,261 0,214 1 KA 0,118 0,093 a. Dependent Variable: MBU Sumber: Data kuesioner diolah dengan 17(lampiran 5) menggunakan SPSS Dari tabel diatas dapat diketahui model regresi dari klinik kecantikan Naavagreen Natural Skin Care dengan melihat nilai signifikan yang dibawah 0,05 (< 00,05). Nilai signifikan brand image nilai signifikan adalah 0,000 dan nilai pengaruh terhadap minat beli ulang adalah 0,628. Persamaan regresi dari hasil tersebut adalah: Y =0,656+0,628X1-0,012X2-0,141X3+0,118X4 +e di mana: Y =Minat beli ulang X1 =Brand image X2 =Vanity seeking X3 =Materialism 83 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Model Tabel V.14 Hasil Uji Regresi Berganda Untuk Semua Klinik Unstandardized Coefficients Sig Std. B Error Gabungan Klinik Brand image 0,670 0,029 0,000 Vanity Seeking 0,059 0,029 0,042 Materialism -0,116 0,028 0,000 Kelompok Acuan 0,072 0,036 0,044 Sumber: Data kuesioner diolah dengan menggunakan SPSS 17 (lampiran 5) keterangan H01 ditolak H02 ditolak H03 ditolak H04 ditolak Dari tabel diatas dapat diketahui model regresi untuk gabungan semua klinik kecantikan dapat dilihat dengan nilai signifikan yang dibawah 0,05 (< 0,05). Nilai signifikan dari brand image adalah 0,000 (< 0,05) dan nilai pengaruh terhadap minat beli ulang adalah 0,670. Untuk vanity seeking nilai signifikannya adalah 0,042 dan nilai pengaruh terhadap minat beli ulang adalah 0,059. Untuk materialism nilai signifikannya adalah 0,000 dan nilai pengaruh terhadap minat beli ulang adalah -0,116. Sedangkan kelompok acuan nilai signifikannya adalah 0,044 dan nilai pengaruh terhadap minat beli ulang adalah 0,072. Persamaan regresi dari hasil tersebut adalah: Y =- 1,336 +0,670X1+0.059X2-0,116X3+0,072X4 +e di mana: Y =Minat beli ulang X1 =Brand image X2 =Vanity seeking X3 =Materialism X4 =Kelompok acuan 84 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. Hasil Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol (0) dan satu (1). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (hair et al., 2006). Berikut tabel hasil pengujian koefisien determinasi dalam penelitian ini: Tabel V.15 Hasil Uji R2 dan Adjusted R2 Klinik Kecantikan R2 Adjusted R2 Natasha Skin Care 0,793 0,775 London Beauty Centre 0,821 0,805 Larissa Aesthetic Center 0,805 0,788 Naavagreen Naural Skin Care 0,664 0,634 Gabungan Klinik Kecantikan 0,768 0,763 Sumber: data kuesioner diolah dengan menggunakan SPSS 17 (lampiran 5) Dari hasil pengujian regresi berganda didapat nilai adjusted R2 pada klinik kecantikan Natasha Skin Care adalah 0,775 atau 77,5%. Artinya seluruh variabel yang terdiri dari brand image, vanity seeking, materialism, dan kelompok acuan pada klinik kecantikan Natasha Skin Care mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen yaitu minat beli ulang sebesar 85 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77,5%. Sedangkan sisannya dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam pengujian. Dari hasil pengujian regresi berganda didapat nilai adjusted R2 pada klinik kecantikan London Beauty Centre adalah 0,805atau 80,5%. Artinya seluruh variabel yang terdiri dari brand image, vanity seeking, materialism, dan kelompok acuan pada klinik kecantikan London Beauty Centre mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen yaitu minat beli ulang sebesar 80,5%. Sedangkan sisannya dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam pengujian. Dari hasil pengujian regresi berganda didapat nilai adjusted R2 pada klinik kecantikan Larissa Aesthetic Center adalah 0,788 atau 78,8%. Artinya seluruh variabel yang terdiri dari brand image, vanity seeking, materialism, dan kelompok acuan pada klinik kecantikan Larissa Aesthetic Center sangat mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen yaitu minat beli ulang sebesar 78,8%. Sedangkan sisannya dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam pengujian. Dari hasil pengujian regresi berganda didapat nilai adjusted R2 pada klinik kecantikan Naavagreen Naural Skin Care adalah 0,634 atau 63,4%. Artinya seluruh variabel yang terdiri dari brand image, vanity seeking, materialism, dan kelompok acuan pada klinik kecantikan Naavagreen Naural Skin Care mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen yaitu minat beli ulang sebesar 63,4%. Sedangkan sisannya dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam pengujian. 86 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dapat disimpulkan bahwa klinik kecantikan Natasha Skin Care, London Beauty Centre, Larissa Aesthetic Cente, dan Naavagreen Naural Skin Care memiliki nilai adjusted R sebesar 0,763 atau 76,3%. Artinya semua seluruh variabel yang terdiri dari brand image, vanity seeking, materialism, dan kelompok acuan pada klinik kecantikan Natasha Skin Care, London Beauty Centre, Larissa Aesthetic Center, dan Naavagreen Natural Skin Care mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen yaitu minat beli ulang sebesar 76,3%. Sedangkan sisannya dapat dijelaskan oleh faktorfaktor lain yang tidak diikutsertakan dalam pengujian. 2. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji statistik t) Uji statistik t digunakan untuk menguji apakah secara parsial (individual) variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Pengambilan keputusan apabila nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel (t < α = 5%), maka H0 diterima dan Ha ditolak. Pengujian menunjukkan bahwa variabel-variabel independen secara individual tidak berpengaruh secara statistic terhadap variabel dependen. Apabila nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (t > α=5%), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Pengujian menunjukkan bahwa variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen. Berikut tabel hasil pengujian signifikan parsial dalam penelitian ini: 87 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Model Tabel V.16 Hasil Uji Statistik t Klinik Kecantikan Unstandardized Coefficients Std. B Error keterangan Sig Gabungan Klinik Brand image 0,670 0,029 0,000 H01 ditolak Vanity Seeking 0,059 0,029 0,042 H02 ditolak Materialism -0,116 0,028 0,000 H03 ditolak Kelompok Acuan 0,072 0,036 0,044 H04 ditolak NatashaSkin Care Brand image 0,688 0,053 0,000 H01 ditolak Vanity Seeking 0,025 0,050 0,613 H02 diterima Materialism -0,085 0,068 0,214 H03 diterima Kelompok Acuan -0,022 0,075 0,767 H04 diterima London Beauty Centre Brand image 0,708 0,058 0,000 H01 ditolak Vanity Seeking 0,120 0,059 0,048 H02 ditolak Materialism -0,110 0,041 0,010 H03 ditolak Kelompok Acuan 0,096 0,057 0,103 H04 diterima Larissa Aesthetic Center Brand image 0,553 0,060 0,000 H01 ditolak Vanity Seeking 0,186 0,075 0,017 H02 ditolak Materialism (0,097) 0,054 0,081 H03 diterima Kelompok Acuan 0,177 0,073 0,020 H04 ditolak Naavagreen Natural Skin Care Brand image 0,628 0,091 0,000 H01 ditolak Vanity Seeking (0,012) 0,067 0,861 H02 diterima Materialism (0,141) 0,071 0,055 H03 diterima Kelompok Acuan 0,118 0,093 0,214 H04 diterima Sumber:data kuesioner dioalah dengan menggunakan SPSS 17 (lampiran5) a. Klinik Kecantikan Natasha Skin Care Untuk menguji hipotesis dengan pengujian secara parsial untuk melihat signifikansi dari pengaruh masing-masing variabel bebas 88 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terhadap variabel terikat dengan mengasumsikan variabel lain dengan konstan. Dasar pengambilan keputusan: Jika p-value < 0,05, maka H0 ditolak Jika p-value > 0,05, maka H0 diterima 1) Pengujian Pengaruh Brand Image Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H01: Brand image tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Ha1: Brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa pvalue untuk hipotesis pertama sebesar 0,000 < 0,05. Dengan demikian H01 ditolak dan Ha1 diterima, artinya brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar 0,688 menunjukkan arah positif antara kedua variabel. Artinya, semakin tinggi brand image perusahaan, maka semakin tinggi minat beli ulang konsumen pada jasa klinik kecantikan Natasha Skin Care. 2) Pengujian Pengaruh Vanity Seeking Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H02: Vanity seeking tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. 89 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Ha2: Vanity seeking berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa pvalue untuk hipotesis kedua sebesar 0,613 > 0,05.. Dengan demikian H02 diterima dan Ha2 ditolak, artinya vanity seeking tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan Natasha Skin Care. 3) Pengujian Pengaruh Materialism Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H03: Materialism tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Ha3: Materialism berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa pvalue untuk hipotesis ketiga sebesar 0,214 > 0,05. Dengan demikian H03 diterima dan Ha3 ditolak, artinya materialism tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan Natasha Skin Care. 4) Pengujian Pengaruh Kelompok Acuan Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H04: Kelompok acuan tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. 90 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Ha4: Kelompok acuan berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa pvalue untuk hipotesis keempat sebesar 0,767 > 0,05.. Dengan demikian H04 diterima dan Ha4 ditolak, artinya kelompok acuan tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan Natasha Skin Care. b. Klinik kecantikan London Beauty Centre Untuk menguji hipotesis dengan pengujian secara parsial untuk melihat signifikansi dari pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan mengasumsikan variabel lain dengan kosntan. Dasar pengambilan keputusan: Jika p-value < 0,05, maka H0 ditolak Jika p-value > 0,05, maka H0 diterima 1) Pengujian Pengaruh Brand Image Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H01: Brand image tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Ha1: Brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa pvalue untuk hipotesis pertama sebesar 0,000 < 91 0,05. Dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI demikian H01 ditolak dan Ha1 diterima, artinya brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar 0,708 menunjukkan arah positif antara kedua variabel. Artinya, semakin tinggi brand image perusahaan, maka semakin tinggi minat beli ulang konsumen pada jasa klinik kecantikan London Beauty Centre. 2) Pengujian Pengaruh Vanity Seeking Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H02: Vanity seeking tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Ha2: Vanity seeking berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa pvalue untuk hipotesis kedua sebesar 0,048 < 0,05.. Dengan demikian H02 ditolak dan Ha2 diterima, artinya vanity seeking berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar 0,120 menunjukkan arah positif antara kedua variabel. Artinya, semakin tinggi vanity seeking yang dimiliki oleh konsumen, maka semakin tinggi minat beli ulang konsumen pada jasa klinik kecantikan London Beauty Centre. 3) Pengujian Pengaruh Materialism Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan 92 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI H03: Materialism tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Ha3: Materialism berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa pvalue untuk hipotesis ketiga sebesar 0,010 < 0,05.. Dengan demikian H03 ditolak dan Ha3 diterima, artinya materialism berpengaruh negatif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar -0,097 menunjukkan arah negatif antara kedua variabel. Artinya, semakin tinggi materialism konsumen, maka semakin rendah minat beli ulang konsumen pada jasa klinik kecantikan London Beauty Centre. 4) Pengujian Pengaruh Kelompok Acuan Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H04: Kelompok acuan tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Ha4::Kelompok acuan berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa pvalue untuk hipotesis keempat sebesar 0,103 > 0,05.. Dengan demikian H04 diterima dan Ha4 ditolak, artinya kelompok acuan tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan London Beauty Centre. 93 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Klinik Kecantikan Larissa Aesthetic Center Untuk menguji hipotesis dengan pengujian secara parsial untuk melihat signifikansi dari pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan mengasumsikan variabel lain dengan konstan. Dasar pengambilan keputusan: Jika p-value < 0,05, maka H0 ditolak Jika p-value > 0,05, maka H0 diterima 1) Pengujian Pengaruh Brand Image Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H01: Brand image tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Ha1: Brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa pvalue untuk hipotesis pertama sebesar 0,000 < 0,05.. Dengan demikian H01 ditolak dan Ha1 diterima, artinya brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar 0,553 menunjukkan arah positif antara kedua variabel. Artinya, semakin tinggi brand image perusahaan, maka semakin tinggi minat beli ulang konsumen pada jasa klinik kecantikan Larissa Aesthetic Center. 94 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2) Pengujian Pengaruh Vanity Seeking Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H02: Vanity seeking tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Ha2: Vanity seeking berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa pvalue untuk hipotesis kedua sebesar 0,017 < 0,05.. Dengan demikian H02 ditolak dan Ha2 diterima, artinya vanity seeking berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar 0,186 menunjukkan arah positif antara kedua variabel. Artinya, semakin besar vanity seeking yang dimiliki oleh konsumen, maka akan semakin tinggi minat beli mereka pada jasa klinik kecantikan Larissa Aesthetic Center. 3) Pengujian Pengaruh Materialism Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H03: Materialism tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Ha3: Materialism berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa pvalue untuk hipotesis ketiga sebesar 0,081 > 0,05. Dengan demikian H03 diterima dan Ha3 ditolak, artinya materialism tidak berpengaruh 95 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan Larissa Aesthetic Center. 4) Pengujian Pengaruh Kelompok Acuan Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H04: Kelompok acuan tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Ha4: :Kelompok acuan berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa pvalue untuk hipotesis keempat sebesar 0,020 < 0,05.. Dengan demikian H04 ditolak dan Ha4 diterima, artinya kelompok acuan berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar 0,177 menunjukkan arah positif antara kedua variabel. Artinya, semakin besar pengaruh kelompok acuan, maka akan semakin tinggi minat beli ulang mereka pada jasa klinik kecantikan Larissa Aesthetic Center. d. Klinik Kecantikan Naavagreen Natural Skin Care Untuk menguji hipotesis dengan pengujian secara parsial untuk melihat signifikansi dari pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan mengasumsikan variabel lain dengan konstan. Dasar pengambilan keputusan: Jika p-value < 0,05, maka H0 ditolak 96 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Jika p-value > 0,05, maka H0 diterima 1) Pengujian Pengaruh Brand Image Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H01: Brand image tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Ha1: Brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa pvalue untuk hipotesis pertama sebesar 0,000 < 0,05. Dengan demikian H01 diterima dan Ha1 ditolak, artinya brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar 0,628 menunjukkan arah positif antara kedua variabel. Artinya, semakin tinggi brand image perusahaan, maka semakin tinggi minat beli ulang konsumen pada jasa klinik kecantikan Naavagreen Natural Skin Care. 2) Pengujian Pengaruh Vanity Seeking Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H02: Vanity seeking tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Ha2: Vanity seeking berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa pvalue untuk hipotesis kedua sebesar 0,861 > 97 0,05.. Dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI demikian H02 diterima dan Ha2 ditolak, artinya vanity seeking tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan Naavagreen Natural Skin Care. 3) Pengujian Pengaruh Materialism Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H03: Materialism tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Ha3: Materialism berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa pvalue untuk hipotesis ketiga sebesar 0,555 > 0,05. Dengan demikian H03 diterima dan Ha3 ditolak, artinya materialism tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan Naavagreen Natural Skin Care. 4) Pengujian Pengaruh Kelompok Acuan Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H04: Kelompok acuan tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Ha4: :Kelompok acuan berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa pvalue untuk hipotesis keempat sebesar 0,214 < 0,05.. Dengan demikian H04 ditolak dan Ha4 diterima, artinya kelompok acuan 98 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan Naavagreen Natural Skin Care. e. Gabungan Semua Klinik Kecantikan Untuk menguji hipotesis dengan pengujian secara parsial untuk melihat signifikansi dari pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan mengasumsikan variabel lain dengan konstan. Dasar pengambilan keputusan: Jika p-value < 0,05, maka H0 ditolak Jika p-value > 0,05, maka H0 diterima 1) Pengujian Pengaruh Brand Image Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H01: Brand image tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Ha1: Brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa pvalue untuk hipotesis pertama sebesar 0,000 < 0,05. Dengan demikian H01 ditolak dan Ha1 diterima, artinya brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar 0,670 menunjukkan arah positif antara kedua variabel. Artinya, semakin tinggi brand image perusahaan, 99 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI maka semakin tinggi minat beli ulang konsumen pada jasa klinik kecantikan. 2) Pengujian Pengaruh Vanity Seeking Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H02: Vamity seeking tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Ha2: Vanity seeking berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa pvalue untuk hipotesis kedua sebesar 0,042 < 0,05.. Dengan demikian H02 ditolak dan Ha2 diterima, artinya vanity seeking berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar 0,059 menunjukkan arah positif antara kedua variabel. Artinya, semakin besar vanity seeking yang dimiliki oleh konsumen, maka akan semakin tinggi minat beli mereka pada jasa klinik kecantikan. 3) Pengujian Pengaruh Materialism Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H03: Materialism tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Ha3: Materialism berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. 100 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa pvalue untuk hipotesis ketiga sebesar 0,000 < 0,05.. Dengan demikian H03 ditolak dan Ha3 diterima, artinya materialism berpengaruh negatif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar -0,116 menunjukkan arah negatif antara kedua variabel. Artinya, semakin besar materialism yang dimiliki oleh konsumen, maka akan semakin rendah minat beli mereka pada jasa klinik kecantikan. 4) Pengujian Pengaruh Kelompok Acuan Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan H04: Kelompok acuan tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Ha4: :Kelompok acuan berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Berdasarkan hasil pengolahan data, menunjukkan bahwa pvalue untuk hipotesis keempat sebesar 0,044 < 0,05.. Dengan demikian H04 ditolak dan Ha4 diterima, artinya kelompok acuan berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Adapun koefisien sebesar 0,072 menunjukkan arah positif antara kedua variabel. Artinya, semakin besar pengaruh kelompok acuan, maka akan semakin tinggi minat beli ulang mereka pada jasa klinik kecantikan. 101 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Perception Map Klinik Kecantikan Kelompok Acuan Perception Map 3.6 3.55 Natasha Naavagreen 3.5 3.45 LBC 3.4 Larissa 3.35 3.35 3.4 3.45 3.5 3.55 3.6 Brand Image Diagram V.3 Perception Map Klinik Kecantikan Keterangan: Natasha Skin Care Brand Image: 3,58 Kelompok Acuan: 3,57 Brand Image dan kelompok acuan di klinik kecantikan Natasha Skin Care memiliki kisaran rata – rata yang sama, tetapi bisa di lihat brand image lebih tinggi sebesar 3,58 daripada kelompok acuan sebesar 3,57. Sehingga, kelompok acuan di klinik kecantikan Natasha Skin Care penting untuk mendapatkan perhatian khusus dari pemasar klinik tersebut. Para pemasar di klinik kecantikan Natasha Skin Care harus lebih meningkatkan community markets. Dengan 102 demikian, pengaruh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kelompok acuan yang positif akan memberikan dampak positif juga terhadap perilaku pembelian. London Beauty Centre Brand Image: 3,46 Kelompok Acuan: 3,44 Brand Image dan kelompok acuan di klinik kecntikan London Beauty Centre memiliki kisaran rata – rata yang sama, tetapi bisa di lihat brand image lebih tinggi sebesar 3,46 daripada kelompok acuan sebesar 3,44. Sehingga, kelompok acuan di klinik kecantikan London Beauty Centre penting untuk mendapatkan perhatian khusus dari pemasar klinik tersebut. Para pemasar harus menciptakan komitmen relasional dengan memberikan “Rewards” atau penghargaan yang menarik ketika pelanggan membawa teman, kerabat, saudara untuk melakukan perawatan di London Beauty Centre. Menambah keragaman hadiah yang diberikan kepada pelanggan yang sedang berulang tahun, dan meningkatkan pelayanan serta kualitas jasa kepada para pelanggan. Dengan demikian, pengaruh kelompok acuan yang positif akan memberikan dampak positif juga terhadap perilaku pembelian. Larissa Aesthetic Center Brand Image: 3,56 Kelompok Acuan: 3,4 103 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Brand Image dan kelompok acuan di klinik kecntikan Larissa Aesthetic Center memiliki kisaran rata – rata yang sama, tetapi bisa di lihat brand image lebih tinggi sebesar 3,56 daripada kelompok acuan sebesar 3,4. Sehingga, kelompok acuan di klinik kecantikan Larissa Aesthetic Center penting untuk mendapatkan perhatian khusus dari pemasar klinik tersebut. Para pemasar klinik kecantikan Larissa Aesthetic Center harus mengolah waktu se-efisien mungkin agar jeda waktu untuk menunggu tidak terlalu lama, menyediakan fasilitas menunggu yang nyaman. Memberikan penghargaan bagi para pelanggan membawa teman, kerabat ataupun keluarga untuk melakukan perawatan di klinik tersebut. Menambah keragaman hadiah bagi pelanggan yang berulang tahun, dan memberikan informasi apabila ada diskon produk ataupun jasa dengan cara menelpon pelanggan atau melalui jejaring sosial lainnya. Dengan demikian, pelanggan merasa puas dan melampaui harapan pelanggan, dan akan membawa dampak positif bagi kelompok acuan lainnya. Navaagreen Natural Skin Care Brand Image: 3,4 Kelompok Acuan: 3,55 Brand Image dan kelompok acuan di klinik kecntikan Navaagreen Natural Skin Care memiliki kisaran rata – rata yang sama, tetapi bisa di lihat brand image lebih rendah sebesar 3,4 daripada kelompok acuan yang lebih tinggi sebesar 3,55. Sehingga, brand image di klinik 104 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kecantikan Navaagreen Natural Skin Care penting untuk mendapatkan perhatian khusus dari pemasar klinik tersebut. Para pemasar klinik kecantikan Navaagreen Natural Skin Care menggunaakan celebrity endoser untuk memberikan stimulus bagi para pelanggan untuk mengingat image klinik kecantikan Navaagreen Natural Skin Care di benak konsumen. 4. Pembahasan Hasil Penelitian a. Pengaruh Brand Image Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif pada brand image terhadap minat beli ulang jasa klinik kecantikan di Yogyakarta dan secara khusus brand image berpengaruh juga bagi klinik kecantikan Natasha Skin care, London Beauty Centre, Larissa Aesthetic Skin Care, dan Naavagreen Natural Skin Care untuk keselurahan klinik kecantikan hasil temuan ini mendukung dengan hipoteses pertama. Oleh karena itu semakin tinggi pengaruh brand image perusahaan, maka akan semakin tinggi minat beli konsumen pada jasa klinik kecantikan. Asosiasi-asosiasi merek yang membentuk brand image yang positif menjadi pijakan dalam pengambilan keputusan konsumen untuk loyal terhadap suatu merek. Semakin baik image suatu merek atau produk maka akan semakin tinggi tingkat pembelian konsumen dan semakin besar peluang konsumen melakukan pembelian secara 105 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI berulang-ulang ataupun minat beli ulang di klinik kecantikan. Hal ini sejalan dengan paham Keller (1993) bahwa brand image adalah persepsi tentang merek yang merupakan refleksi memori konsumen akan asosiasinya pada merek tersebut. Dapat juga dikatakan bahwa brand image merupakan konsep yang diciptakan oleh konsumen karena alasan subyektif dan emosi pribadinya. Konsumen bersedia membayar harga premium untuk suatu brand jika konsumen mempunyai persepsi yang cukup konsisten bahwa brand tersebut mempunyai nilai tambah dan citra produk yang dikonsumsinya kepada publik. Konsumen cenderung yang memiliki terbiasa menggunakan konsistensi terhadap brand merek tertentu image. Apabila konsumen beranggapan bahwa merek tertentu secara fisik berbeda dari merek pesaing, maka brand image tersebut akan melekat secara terus-menerus dan pada akhirnya akan membentuk loyalitas terhadap merek tersebut. Hal ini sejalan dengan (Freddy, 2004) yang menyatakan bahwa pembentukan brand yang baik dapat dijadikan sebagai kekuatan oleh perusahaan untuk menarik konsumen potensial dan mempertahankan pelanggan yang ada. Persepsi yang positif akan membentuk brand image yang positif juga. b. Pengaruh Vanity Seeking Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan Berdasarkan hasil uji hipotesis kedua menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif pada vanity seeking terhadap minat beli 106 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ulang jasa klinik kecantikan di Yogyakarta dan secara khusus vanity seeking berpengaruh juga bagi klinik kecantikan London Beauty Centre, Larissa Aesthetic Skin Care. Untuk keseluruhan klinik kecantikan hasil temuan ini mendukung dengan hipoteses kedua. Oleh karena itu, semakin tinggi vanity seeking yang dimiliki oleh konsumen, maka akan semakin tinggi minat beli konsumen pada jasa klinik kecantikan. Vanity seeking terbukti mempunyai pengaruh yang positif dalam hal kesadaran akan penampilan yang cantik dan menarik dengan hadirnya klinik-klinik kecantikan dan pada akhirnya mempunyai tempat teristimewa di benak konsumen. Kepedulian seseorang yang berlebihan terhadap penampilan fisik sangat berdampak terhadap minat beli ulang jasa klinik kecantikan. Hasil penelitian ini mendukung pernyataan yang dikemukakan oleh, Netemeyer et al. Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang tidak puas dengan kondisi fisiknya terutama pada penampilan. Penampilan yang cantik dan menarik merupakan tujuan dari kaum wanita. Vanity adalah suatu kepribadian yang dihubungkan dengan kepedulian seseorang yang berlebihan terhadap penampilan fisik dan prestasinnya, hal ini sejalan menurut (Netemeyer et al.,1995). Kepedulian seseorang yang berlebihan terhadap penampilan yang ingin tampil cantik dan menarik membuat konsumen kembali menggunakan jasa klinik kecantikan. 107 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Pengaruh Materialism Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan Berdasarkan hasil uji hipotesis ketiga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang negatif antara materialism terhadap minat beli ulang jasa klinik kecantikan di Yogyakarta dan secara khusus materialism berpengaruh juga bagi klinik kecantikan London Beauty Centre. Untuk keseluruhan klinik kecantikan hasil temuan ini mendukung dengan hipoteses ketiga. Oleh karena itu semakin tinggi sifat materialism konsumen, maka akan semakin rendah minat beli ulang konsumen pada jasa klinik kecantikan. Seseorang konsumen wanita yang memiliki sifat materialism yang tinggi hanya memberikan perhatian yang besar pada masalah kepemilikan duniawi saja, selain itu kegiatan berbelanja untuk mendapatkan apa yang diinginkan merupakan suatu yang rutin untuk dilakukan. Penampilan yang cantik merupakan anugerah dari Tuhan, dan merupakan bawaan lahirliah. Bagi mereka dengan memiliki karakteristik konsumen materialism, perawatan kecantikan tidak terlalu penting karena tampil cantik dan menarik tidak semata-mata menggunakan jasa klinik kecantikan, tetapi bagaimana kita merawat dan menjaga penampilan. Sehingga minat beli ulang jasa klinik kecantikan tidak terlalu penting bagi mereka yang memiliki sifat yang tinggi. Mereka akan memberikan perhatian penuh pada bagaimana untuk mendapatkan kebendaan duniawi semata. 108 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d. Pengaruh Kelompok Acuan Pada Minat Beli Ulang Jasa Klinik Kecantikan Berdasarkan hasil uji hipotesis keempat menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif pada kelompok acuan terhadap minat beli ulang konsumen di jasa klinik kecantikan di Yogyakarta dan secara khusus kelompok acuan berpengaruh juga bagi klinik kecantikan Larissa Aesthetic Skin Care. Untuk keseluruhan klinik kecantikan hasil temuan ini mendukung dengan hipoteses keempat. Oleh karena itu semakin tinggi pengaruh kelompok acuan konsumen, maka akan semakin tinggi minat beli konsumen pada jasa klinik kecantikan. Kelompok acuan memiliki pengaruh positif terhadap minat beli ulang konsumen pada jasa klinik kecantikan. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Kotler (2000) yang menyatakan bahwa keputusan pembelian dipengaruhi oleh perilaku konsumen yang berasal dari eksternal konsumen itu sendiri, yaitu kelompok referensi. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa minat beli ulang menggunakan jasa klinik kecantikan dipengaruhi oleh kelompok acuannya yang telah melakukan perawatan kecantikan di Natasha Skin Care, London Beauty Centre, Larissa Aesthetic Center, atau Naavagreen Natural Skin Care . Pengaruh kelompok acuan membawa dampak yang positif terhadap minat beli konsumen akan jasa klinik kecantikan antara lain Natasha Skin Care, London Beauty Centre, Larissa Aesthetic Center, atau Naavagreen Natural Skin Care. Semakin positif pengaruh dari 109 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kelompok acuan semakin tinggi minat beli ulang menggunakan jasa klinik kecantikan. 110 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB VI KESIMPULAN & IMPLIKASI HASIL PENELITIAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dalam BAB VI pada penelitian ini maka, dapat disimpulkan berbagai hal sebagai berikut : 1. Untuk data gabungan semua klinik kecantikan brand image, vanity seeking, dan kelompok acuan berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan, sedangkan materialism berpengaruh negatif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan. 2. Untuk klinik kecantikan Natasha Skin Care, brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan, sedangkan vanity seeking, materialism, dan kelompok acuan tidak berpengaruh pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan di Natasha Skin Care. 3. Untuk klinik kecantikan London Beauty Centre, brand image dan vanity seeking berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan ,materialism berpengaruh negatif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan, sedangkan kelompok acuan tidak berpengaruh pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan London Beauty Centre. 4. Untuk klinik kecantikan Larissa Aesthetic Center, brand image, vanity seeking dan kelompok acuan berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan, sedangkan materialism tidak berpengaruh pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan Larissa Aesthetic Center. 111 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Untuk klinik kecantikan Naavagreen Natural Skin Care, brand image berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan, sedangkan vanity seeking, materialism, dan kelompok acuan tidak berpengaruh positif pada minat beli ulang jasa klinik kecantikan Naavagreen Natural Skin Care. B. Implikasi Manajerial 1. Penelitian tentang analisis upaya pemasaran perusahaan, yaitu brand image a. Melakukan brand building melalui berbagai macam kegiatan beriklan pada media televisi atau media iklan dengan bertujuan untuk memberikan informasi membujuk dan mengingatkan para konsumen terhadap jasa klinik kecantikan dan juga untuk meningkatkan tingkat kesadaran akan merek dari jasa klinik kecantikan Natasha Skin Care, London Beauty Centre, Larissa Aesthetic Skin Care, dan Naavagreen Natural Skin Care. b. Pemilihan endoser/bintang iklan dapat dipertimbangkan untuk digunakan. Pemilihan bintang iklan akan memberikan pengaruh kepada konsumen serta menentukan pencitraan pada sebuah merek jasa klinik kecantikan. c. Klinik-klinik kecantikan harus melakukan brand placement dalam sebuah film, acara televisi ataupun media bergerak lain untuk meningkatkan ingatan audiens akan merek tersebut dan untuk 112 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI merangsang terciptanya pembelian. Contohnya: pada ajang pemilihan miss celebrity, klinik kecantikan ikut serta dalam event tersebut. d. Mengadakan event-event kecantikan di pusat perbelanjaan seperti Mall bahkan setiap Sekolah maupun Universitas, dan juga mengadakan seminar-seminar tentang betapa pentingnya para wanita untuk selalu tampil cantik. 2. Penelitian tentang karakteristik konsumen, yaitu vanity seeking Melakukan targeting yang kuat dan tepat. Targeting klinik kecantikan adalah konsumen dengan vanity seeking yang tinggi yang selalu memperhatikan penampilan pada suatu komunitas seperti arisan ibu-ibu sosialita. 3. Penelitian tentang kelompok acuan a. Memberikan pengahargaan bagi pelanggan yang membawa teman, kerabat ataupun keluarga untuk melakukan perawatan kecantikan. b. Klinik-klinik kecantikan harus menyediakan tempat tunggu pasien yang nyaman, sehingga selama menunggu pasien tidak merasa jenuh, bosan. Klinik kecantikan yang menyediakan tempat tunggu yang nyaman dapat menimbulkan dampak positif bagi pasien untuk melakukan minat beli ulang jasa klinik kecantikan dan memberikan rekomendasi yang positif bagi teman, kerabat, dan keluarga untuk memilih jasa klinik kecantikan yang akan digunakan. c. Melakukan Community marketing dengan melibatkan satu pelanggan dengan pelanggan lainnya dalam sebuah komunitas, arisan dan banyak 113 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI lagi dengan berbagai bentuk kegiatan seperti event-event kecantikan atau demo kecantikan. C. Implikasi Untuk Penelitian Lanjutan 1. Pelitian yang dilakukan ini merupakan sampel yang diambil secara nonprobability, maka penelitian lebih lanjut bisa meningkatkan generalisasi hasil penelitian dengan menggunakan teknik random sampling. 2. Penelitian ini hanya dilakukan dengan penarikan sampel yang berada di Yogyakarta saja, sehingga saran yang dapat diberikan untuk penelitian lebih lanjut yaitu dengan memperhatikan sampel yang diambil untuk penelitian dapat dilakukan beberapa kota besar dan daerah penyebaran cabang-cabang klinik kecantikan yang diteliti. 3. Variabel brand image yang diteliti hanya secara umum, sehingga saran yang dapat diberikan untuk penelitian lebih lanjut dapat menggunakan brand trust, kredibilitas customer service, relational benefit, diferensiasi produk, dan lain-lain. 114 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Daftar Pustaka Aaker, D.A., dan Keller,Kelvin Lane. (1990). “Consumer Evaluations of Brand Extensions”, Journal of Marketing, 54(1), pp. 27-41. Belk, R. (1985), “Materialism: trait aspects of living in the material world”, Journal of Consumer Research, Vol. 12, December, pp. 265-80. Burmann, C., Schaefer, K. dan Maloney, P. (2008), “Industry image: its impact on the brand image of potential employees”, Journal of Brand Management, Vol. 16 No. 3, pp. 159-76. Cooper, Donald R. dan Pamela S. Schindler (2014). “Business Research Methods”. Twelfth Edition, New York: McGRAW. HILL. Dewi, Ike Janita., Felix D. Aristyanto dan Liendah F Oktavia. (2015), “The Effects of Negative Incentive, Positve Incentive, and Consumer Characteristics on Digital Music Piracy”. Working Paper. Yogyakarta: Sanata Dharma University. Durvasula. Srinivas Steven Lysonski, (2010),"Money, money, money – how do attitudes toward money impact vanity and materialism? – the case of young Chinese consumers", Journal of Consumer Marketing, Vol. 27 Iss 2 pp. 169 – 179. Escalas, J.E. dan Bettman, J.R. (2005), “Self-construal, reference groups and brand meaning”,Journal of Consumer Research, Vol. 32 No. 3, pp. 378-389. Faircloth , James B., Louis M. Capella dan Bruce L. Alford. (2001). “The Effect of Brand Attitude and Brand Image on Brand Equity”. Journal of Marketing Theory and Practice, Vol. 9, No. 3, pp. 61-75. Ghozali, Imam, 2002. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Keempat, Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Hair, J.F., W.C. Black, B.J. Babin, R.E. Anderson, dan R.L.Tatham, (2006). Multivariate Data Analysis, 6 Ed., New Jersey : Prentice Hall. Hawkins, Del I dan David L. Mothersbaugh (2013), ”Consumer Behavior: Building Marketing Strategy”, Eleventh Edition, New York:McGRAW. HILL. 115 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Hellier, Philip K., Geursen Gus M, Carr Rodney A, dan Rickard John A, (2003).Customer Repurchase Intention: A General Structural Equation Model, Journal Of Marketing, Vol.37, pp:1762-1800. Howard, John A., Robert P Shay dan Christopher A Green., (1988)., “Measuring The Effect Of Marketing Information On Buying Intensions”., The Journal of Service Marketing, Vol. 2 No.4., p. 27-36. Kurniawan, Iwan Suryono., Budi Santoso, dan Bambang Munas Dwiyanto. (2007).”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Ulang Produk serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi Kasus pada Produk Sakatonik Liver di Kota Semarang)”. Jurnal Studi Manajemen & Organisasi. Volume 4, No. 2, Halaman 20. Kusdyah, Ike. (2012). “Persepsi Harga, Persepsi Merek, Persepsi Nilai, dan Keinginan Pembelian Ulang Jasa Klinic Kesehatan (studi kasus erha clinic surabaya)”. Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 7, No. 1. Keller, Kelvin Lane . (1993), “Conceptualizing, measuring, and managing customerbased brand equity”, Journal of Marketing, Vol. 57 No.1, pp. 1-22. Kotler, Philip dan Kelvin Lane Keller. (2009). Marketing Management, Edisi 13, New Jersey:Pearson Education. Kotler, Philip dan Kelvin Lane Keller.(2009). Manajemen Pemasaran, edisi 13, jilid 1, Jakarta:Penerbit Erlangga. Kotler, Philip dan Kelvin lane Keller. (2012). Marketing Management. 14e Global Edition, New Jersey:Pearson. Koubaa, Yamen, (2008),"Country of origin, brand image perception, and brand image structure", Asia Pacific Journal of Marketing and Logistics, Vol. 20 Iss 2, pp. 139–155. Luna, D., Ringberg, T. dan Peracchio, L.A. (2008), “One individual, two identities: frame switching among biculturals”, Journal of Consumer Research, Vol. 35 No. 2, pp. 279-293. Muniz, A.M. dan O’Guinn, T.C. (2001), “Brand community”, Journal of Consumer Research, Vol. 27 No. 4, pp. 412-432. Netemeyer, Richard G, Scot Burton dan Donald R. Lichtenstein. (1995). “Measurement and Relevance to Consumer Behavior”. Journal of Consumer Research, Vol. 21, No. 4 (Mar), pp. 612-626. 116 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Priyatno, Duwi. (2011). Buku Saku Analisis statistika Data SPSS. Cetakan pertama. Yogyakarta: MediaKom. Ramanathan, S. and McGill, A.L. (2007), “Consuming with others: social influences on moment-to-moment and retrospective evaluations of an experience”, Journal of Consumer Research, Vol. 34 No. 4, pp. 506-524. Richins, M.L. dan Dawson, S. (1992), “A Consumer Values Orientation for Materialism and its Measure: Scale Development and Validation”, Journal of Consumer Research, Vol. 19, December, pp. 522-33. Sharma, Piyush dan Ricky Y.K. Chan (2011), “Counterfeit proneness: Conceptualisation and Scale Development,” Journal of Marketing Management, Vol. 27 (May), Nos. 5-6, pp. 602-626. Schiffman, Leon G dan Kanuk, Leslie Lazar. (2010). Consumer Behavior. 10th edition,New Jersey: Pearson Prentice Hall. Sumarwan, Ujang. (2011). Perilaku Konusmen:”Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran”. Edisi Kedua. Jakarta:Ghalia. Stern, B., Zinkhan G.M., & Jaju, A., (2001). “Images in Marketing Congruence of Store, Brand and Corporate Images”. Marketing Theory, pp. 201-224. Tanner, R.J., Ferraro, R., Chartrand, T.L., Bettman, J.R. and Van Baaren, R. (2008), “Of chameleons and consumption: the impact of mimicry on choice and preferences”, Journal of Consumer Research, Vol. 34 No. 6, pp. 754-766. Daftar dari internet: http://ekbis.sindonews.com/read/795591/34/indonesia-berpotensi-jadi-pasarterbesar-industri-kecantikan-1382072158, diunduh 24 Mei 2015. https://spektrumologi.wordpress.com/2014/01/16/klinik-kecantikan-make-your-skinbeautiful/, diunduh 24 mei 2015. http://www.businessnews.co.id/ekonomi-bisnis/peluang-pasar-kosmetik-sangatbesar.php, diunduh 24 Mei 2015. http://ikmm.wordpress.com/2007/12/10/daftar-universitas-perguruan-tinggi-institutpoliteknik-akademi-di-yogyakarta/, diunduh 24 mei 2015. http://www.larissa.co.id/, diunduh 07 Agustus 2015. http://www.londonbeautycentre.com/, diunduh 07 Agustus 2015. 117 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI http://www.natasha-skin.com/, diunduh 07 Agustus 2015. http://www.naavagreen.com/, diunduh 07 Agustus 2015. http://www.ekbis.sindonews.com/, diunduh 08 Juli 2016. 118 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN 1: KUESIONER 119 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Kepada Yth.Ibu//Saudari diTempat Dengan segala kerendahan hati perkenankanlah saya mahasiswa Manajemen Magister, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, pada kesempatan ini memohon kepada Ibu/Saudari untuk meluangkan waktu mengisi kuisioner ini. Adapun judul penelitian saya (Tesis) adalah “PENGARUH BRAND IMAGE, VANITY SEEKING, MATERIALISM, DAN KELOMPOK ACUAN PADA MINAT BELI ULANG JASA KLINIK KECANTIKAN”. Hasil penelitian ini hanya untuk kalangan sendiri dan saya berjanji untuk menjamin kerahasiaannya. Oleh karena itu, saya mohon kesediaan Ibu/Saudari untuk mengisi kuesioner ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Demikian permohonan saya, atas bantuan dan kerja sama Ibu/ Saudari, saya ucapkan terima kasih. Hormat Saya, Liendah F Oktavia 120 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Bagian I: Identitas Responden Isilah titik-titik atau berilah tanda (X) pada salah satu altenatif jawaban yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 1. Nama :........................................... (boleh tidak diisi) 2. Umur a. 15-19 tahun b. 20- 25 tahun c. 26-30 tahun d. 31-35 tahun e. > 36 tahun 3. Pekerjaan a. Pelajar/Mahasiswa b. Pegawai Negeri c. Pegawai Swasta d. Wiraswasta e. Lain-lain, yaitu ……………………… 4. Pendapatan/Uang Saku rata-rata anda perbulan: a. <Rp. 1.000.000 b. Rp. 1.000.000 – Rp. 1.999.000 c. Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000 d. >Rp. 3.000.000 5. Jasa klinik kecantikan yang paling sering Anda gunakan: a. Natasha Skin Care b. London Beauty Centre c. Larissa Aesthetic Center d. Naavagreen Natural Skin Care 6. Frekuensi menggunakan jasa klinik kecantikan selama 6 bulan terakhir: a. 1-2 kali /6 bulan terakhir b. 3-4 kali /6 bulan terakhir c. 5-6 kali /6 bulan terakhir d. >7 kali /6 bulan terakhir 121 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Bagian II Untuk pernyataan bagian II silahkan Anda memberi jawaban sesuai dengan pendapat Anda dengan cara memberi tanda silang (X) pada jawaban yang Anda anggap paling sesuai. Setiap pernyataan mempunyai lima jawaban: 1. sangat setuju (SS) 2. Setuju (S) 3. Netral (N) 4. Tidak setuju (TS) 5. Sangat tidak setuju (STS) Bagian A Peryataan No 1 STS Klinik kecantikan memberikan harapan untuk menjadi cantik. 2 Klinik kecantikan membuktikan klaim yang diberikan. 3 Klinik kecantikan memberikan kredibilitas tinggi bagi para pengguna. 4 Klinik kecantikan membuktikan kualitas jasa yang diberikan. 5 Orang-orang yang saya kagumi menggunakan jasa kecantikan. 122 TS N S SS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Bagian B Peryataan No 1 STS Saya peduli terhadap penampilan fisik yang menarik dan cantik. 2 Saya memiliki pandangan positif terhadap penampilan fisik yang menarik dan cantik. 3 Saya memiliki pandangan positif terhadap pemenuhan akan penampilan yang menarik dan cantik. 4 Saya sangat memperhatikan penampilan saya. 5 Saya merasa bahwa orang-orang selalu memperhatikan penampilan menarik dan cantik. 6 Bagi saya sangat penting untuk selalu terlihat menarik dan cantik. 123 TS N S SS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Bagian C No 1 Peryataan STS TS N S SS STS N S SS Saya mengagumi orang-orang yang memiliki rumah yang mewah, mobil, dan pakaian. 2 Saya senang memiliki barang yang dapat mengesankan orang lain. 3 Saya akan lebih senang jika saya memiliki barang yang saya tidak punya. 4 Saya lebih senang jika saya mampu untuk membeli barang yang lebih banyak. 5. Terkadang mengganggu saya jika saya tidak mampu untuk membeli semua barang yang saya inginkan. Bagian D Peryataan No 1 Saya sering menggunakan jasa klinik kecantikan yang sedang ramai dibicarakan teman-teman. 2 Saya sering meminta pertimbangan teman-teman pada saat saya akan menggunakan jasa klinik kecantikan. 3 Saya membuat keputusan pembelian menggunakan jasa klinik kecantikan karena rekomendasi dari sahabat. 124 TS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 Sebelum menggunakan jasa klinik kecantikan, saya selalu membicarakan dengan teman saya tentang klinik kecantikan yang saya akan gunakan. Bagian E Peryataan No 1 STS Saya memiliki waktu khusus secara rutin untuk menggunakan jasa klinik kecantikan. 2 Saya bersedia merekomendasikan jasa klinik kecantikan ke orang lain untuk menggunakan jasa yang sama. 3 Saya akan merekomendasikan jasa klinik kecantikan kepada keluarga, dan teman. 125 TS N S SS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN 2: VALIDITAS & RELIABILITAS 126 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Uji Validitas KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Adequacy. Bartlett's Sphericity Test Measure of Sampling .705 of Approx. Chi-Square 1070.920 df 253 Sig. .000 Rotated Component Matrixa Component 1 2 3 4 5 6 7 ITEMA1 .213 .702 -.078 .017 .270 .157 -.202 ITEMA2 .145 .690 .091 -.134 -.005 .246 .044 ITEMA3 .096 .733 .033 -.005 -.063 -.099 .016 ITEMA4 .051 .606 .018 .190 .035 -.408 -.021 ITEMA5 .007 .593 .101 .113 -.029 -.077 .361 ITEMB1 .654 .160 .215 -.040 -.072 .044 -.044 ITEMB2 .683 .247 -.032 .047 .052 .113 .010 ITEMB3 .587 .199 .034 .040 .129 -.190 -.237 ITEMB4 .711 -.040 -.037 .167 .161 -.046 .052 ITEMB5 .572 -.022 .272 .090 -.211 -.173 .145 ITEMB6 .629 .003 -.102 .105 .112 .236 .090 ITEMC1 .059 .071 .757 .009 .201 .115 .077 ITEMC2 .093 .125 .549 .077 .303 -.052 -.242 ITEMC3 .100 -.124 .643 -.067 -.016 .135 -.079 ITEMC4 .112 -.009 .508 .115 .014 .614 -.032 ITEMC5 -.096 .145 .684 .123 -.084 -.120 .143 ITEMD1 .031 .078 .245 .243 .660 .341 .016 ITEMD2 .092 .001 -.048 .156 .761 -.010 .071 ITEMD3 .041 .007 .245 .013 .596 -.367 .198 ITEMD4 .058 .066 -.027 -.016 .581 -.013 .825 ITEME1 -.081 .152 .057 .724 .017 .253 .159 ITEME2 .207 -.074 .045 .781 .148 -.085 -.011 127 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ITEME3 .210 .008 .027 .800 .185 -.088 Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 8 iterations. Uji Reliabilitas BRAND IMAGE Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .717 5 Item-Total Statistics Scale Mean Scale if Item Variance if Deleted Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted ITEMA1 13.91 7.148 .540 .642 ITEMA2 14.13 7.722 .480 .668 ITEMA3 14.03 7.541 .523 .651 ITEMA4 13.93 8.045 .432 .686 ITEMA5 14.01 7.663 .409 .699 VANITY SEEKING Reliability Statistics Cronbach's Alpha .737 N of Items 6 128 -.139 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted ITEMB1 19.74 8.191 .502 .692 ITEMB2 19.88 8.082 .533 .683 ITEMB3 19.92 8.657 .444 .708 ITEMB4 19.74 8.020 .531 .683 ITEMB5 19.85 8.704 .388 .724 ITEMB6 19.76 8.555 .441 .709 MATERIALISM Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .683 5 Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted ITEMC1 12.69 8.748 .578 .570 ITEMC2 12.43 9.915 .401 .647 ITEMC3 12.46 9.506 .412 .643 ITEMC4 12.48 9.427 .419 .640 ITEMC5 12.81 9.351 .386 .656 129 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KELOMPOK ACUAN Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .644 4 Item-Total Statistics Corrected ItemScale Mean if Scale Variance Total Item Deleted if Item Deleted Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted ITEMD1 11.07 4.744 .400 .406 ITEMD2 10.72 5.278 .456 .372 ITEMD3 11.08 5.205 .322 .482 ITEMD4 10.34 6.758 .161 .590 MINAT BELI ULANG Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .715 3 Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted ITEME1 6.97 4.190 .407 .782 ITEME2 6.74 3.713 .586 .563 ITEME3 6.60 3.649 .627 .513 130 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN 3: KARAKTERISTIK RESPONDEN 131 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Statistics UMUR PEKERJAAN PENDAPATAN N Valid 200 Missing 200 KLINIK FREKUENSI 200 0 200 0 0 200 0 0 Frequency Table UMUR Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 15-19 TAHUN 23 11.5 11.5 11.5 20-25 TAHUN 60 30.0 30.0 41.5 26-30 TAHUN 60 30.0 30.0 71.5 31-35 TAHUN 29 14.5 14.5 86.0 28 14.0 14.0 100.0 200 100.0 100.0 > TAHUN 36 Total PEKERJAAN Frequency Percent Valid Percent 46 23.0 23.0 23.0 Pegawai Negeri 22 11.0 11.0 34.0 Pegawai Swasta 72 36.0 36.0 70.0 Wiraswasta 40 20.0 20.0 90.0 Lain-Lain... 20 10.0 10.0 100.0 Total 200 100.0 100.0 Valid Pelajar/Mahasiswa 132 Cumulative Percent PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENDAPATAN Frequenc y Percent Valid Percent Cumulative Percent < Rp. 1.000.000 26 13.0 13.0 13.0 Rp. 1.000.000 - Rp. 1.999.000 61 30.5 30.5 43.5 Rp. 2.000.000 - Rp. 3.000.000 71 35.5 35.5 79.0 > Rp. 3.000.000 42 21.0 21.0 100 200 100.0 100.0 Total KLINIK Frequency Validd Natasha Skin Care Percent Valid Percent Cumulative Percent 50 25.0 25.0 25.0 London Beauty Centre 51 25.5 25.5 50.5 Larissa Aesthetic Center 50 25.0 25.0 75.5 Naavagreen Natural Skin Care 49 24.5 24.5 100.0 Total 200 100.0 100.0 FREKUENSI Valid 1-2 KALI/6 BULAN SEKALI Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 62 31.0 31.0 31.0 133 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3-4 KALI/6 BULAN TERAKHIR 76 38.0 38.0 69.0 5-6 KALI/6 BULAN TERAKHIR 53 26.5 26.5 95.5 >7 KALI/6 BULAN TERAKHIR 9 4.5 4.5 100.0 Total 200 100.0 100.0 134 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN 4: ASUMSI KLASIK 135 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Uji Normalitas Uji Multikolinearitas Coefficients a Standardized Unstandardized Coefficients Model 1 B Coefficients Std. Error (Constant) -1.336 .816 BI .670 .029 VS .059 MT KA Beta Collinearity Statistics t Sig. Tolerance VIF -1.637 .103 .872 22.861 .000 .816 1.225 .029 .073 2.045 .042 .937 1.068 -.116 .028 -.155 -4.193 .000 .867 1.153 .072 .036 .075 2.027 .044 .875 1.142 a. Dependent Variable: MBU 136 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Uji Heteroskedastisitas 137 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN 5: REGRESI BERGANDA 138 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Klinik Kecantikan Natasha Skin Care Variables Entered/Removed Mode l 1 Variables Entered Variables Removed KA, MT, BI, VSa Method . Enter a. All requested variables entered. Model Summary Model 1 R R Square .891a .793 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .775 1.472 a. Predictors: (Constant), KA, MT, BI, VS ANOVAb Sum of Squares Model 1 df Mean Square Regression 373.526 4 93.382 Residual 97.454 45 2.166 Total 470.980 49 a. Predictors: (Constant), KA, MT, BI, VS b. Dependent Variable: MBU 139 F 43.120 Sig. .000a PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 B Standardized Coefficients Std. Error (Constant) -.165 1.807 BI .688 .053 VS .025 MT KA Beta t Sig. -.091 .928 .893 13.009 .000 .050 .035 .509 .613 -.085 .068 -.087 -1.259 .214 -.022 .075 -.021 -.298 .767 a. Dependent Variable: MBU 140 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Klinik Kecantikan London beauty Centre Variables Entered/Removed Mode l 1 Variables Entered Variables Removed KA, VS, MT, BIa Method . Enter a. All requested variables entered. Model Summary Mode l 1 Adjusted Square R R Square .906a .821 R Std. Error of the Estimate .805 1.139 a. Predictors: (Constant), KA, VS, MT, BI ANOVAb Sum of Squares Model 1 df Mean Square Regression 267.555 4 66.889 Residual 58.365 45 1.297 Total 325.920 49 F Sig. 51.572 .000a a. Predictors: (Constant), KA, VS, MT, BI b. Dependent Variable: MBU Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 B Standardized Coefficients Std. Error (Constant) -3.699 1.492 BI .708 .058 VS .120 MT -.110 Beta t Sig. -2.479 .017 .864 12.283 .000 .059 .134 2.037 .048 .041 -.184 -2.704 .010 141 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KA .096 .057 a. Dependent Variable: MBU 142 .116 1.666 .103 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Klinik Kecantikan Larissa Aesthetic Center Variables Entered/Removed Mode l 1 Variables Entered Variables Removed KA, MT, VS, BIa Method . Enter a. All requested variables entered. Model Summary Mode l 1 R .897a Adjusted R Square Square .805 R Std. Error of the Estimate .788 1.161 a. Predictors: (Constant), KA, MT, VS, BI ANOVAb Sum of Squares Model 1 df Mean Square Regression 250.674 4 62.669 Residual 60.606 45 1.347 Total 311.280 49 F Sig. 46.532 .000a a. Predictors: (Constant), KA, MT, VS, BI b. Dependent Variable: MBU Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 B Standardized Coefficients Std. Error (Constant -3.993 ) 1.896 BI .553 .060 VS .186 MT -.097 Beta t Sig. -2.106 .041 .737 9.246 .000 .075 .184 2.470 .017 .054 -.124 -1.782 .081 143 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KA .177 .073 a. Dependent Variable: MBU 144 .179 2.421 .020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Klinik Kecantikan Naavagreen Natural Skin Care Variables Entered/Removed Mode l 1 Variables Entered Variables Removed KA, VS, MT, BIa Method . Enter a. All requested variables entered. Model Summary Mode l 1 R .815a R Square .664 Adjusted R Square .634 Std. Error of the Estimate 1.474 a. Predictors: (Constant), KA, VS, MT, BI ANOVAb Sum of Squares Model 1 df Mean Square Regression 192.796 4 48.199 Residual 97.704 45 2.171 Total 290.500 49 F Sig. 22.199 .000a a. Predictors: (Constant), KA, VS, MT, BI b. Dependent Variable: MBU Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 B Standardized Coefficients Std. Error (Constant) .656 1.710 BI .628 .091 VS -.012 MT -.141 Beta t Sig. .384 .703 .864 6.891 .000 .067 -.017 -.176 .861 .071 -.229 -1.969 .055 145 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KA .118 .093 .138 a. Dependent Variable: MBU 146 1.261 .214 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gabungan Semua Klinik Kecantikan Variables Entered/Removed Mode l 1 Variables Entered Variables Removed KA, VS, MT, BIa Method . Enter a. All requested variables entered. Model Summary Mode l 1 R .876a Adjusted R Square R Square .768 .763 Std. Error of the Estimate 1.340 a. Predictors: (Constant), KA, VS, MT, BI ANOVAb Sum of Squares Model 1 df Mean Square Regression 1159.551 4 289.888 Residual 349.949 195 1.795 Total 1509.500 199 F Sig. 161.532 .000a a. Predictors: (Constant), KA, VS, MT, BI b. Dependent Variable: MBU Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 B Standardized Coefficients Std. Error (Constant) -1.336 .816 BI .670 .029 VS .059 MT KA Beta t Sig. -1.637 .103 .872 22.861 .000 .029 .073 2.045 .042 -.116 .028 -.155 -4.193 .000 .072 .036 .075 2.027 .044 147 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 B Standardized Coefficients Std. Error (Constant) -1.336 .816 BI .670 .029 VS .059 MT KA Beta t Sig. -1.637 .103 .872 22.861 .000 .029 .073 2.045 .042 -.116 .028 -.155 -4.193 .000 .072 .036 .075 2.027 .044 a. Dependent Variable: MBU 148