Surat 2 Yohanes - RADIO GPT OMER

advertisement
Surat 2 Yohanes
(Bagian 52)
Wednesday, May 18, 2016
Terang Pertama: Mengasihi di dalam kebenaran
2 Yoh. 1:1-3
1:1 Dari penatua kepada Ibu yang terpilih dan anak-anaknya yang benar-benar aku kasihi. Bukan aku saja yang mengasihi kamu, tetapi juga
semua orang yang telah mengenal kebenaran, 1:2 oleh karena kebenaran yang tetap di dalam kita dan yang akan menyertai kita sampai
selama-lamanya. 1:3 Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa, dan dari Yesus Kristus, Anak Bapa, akan menyertai kita
dalam kebenaran dan kasih.
-
-
-
-
-
Ibu yang terpilih dan anak-anaknya adalah sidang jemaat Allah yang terdiri dari pribadi-pribadi yang hidup
dalam Kasih Karunia, rahmat, dan damai sejahtera dari Allah. Damai sejahtera adalah berkat yang Tuhan
tinggalkan, dan Tuhan berikan kepada orang-orang pilihan-Nya.
Saat Yesus menyatakan berkat ‘damai sejahtera’, Yesus berkata  Janganlah gelisah dan gentar hatimu.
Damai sejahtera merupakan suatu kekuatan dari Allah yang memampukan orang-orang pilihan Allah,
untuk tidak gelisah dan tidak gentar dalam keadaan apapun dan di mana pun.
Seperti yang sudah Tuhan terangkan kepada kita, bahwa kepada orang-orang pilihan-Nya, Tuhan
mempunyai suatu ketetapan supaya mereka ‘pergi’ dan menghasilkan buah yang tetap. Ada suatu proses
yang Tuhan sediakan bagi orang-orang pilihan-Nya.
Israel adalah umat pilihan Allah, selama 40 tahun Tuhan memproses bangsa Israel di padang belantara.
Apa tujuan Tuhan memproses orang-orang pilihan-Nya di padang belantara selama 40 tahun? Supaya
mereka menjadi orang yang tahu merendahkan diri dan taat (Ula. 8:2). Hanya mereka yang tahu
merendahkan diri dan dengar-dengaran, yang bisa masuk tanah perjanjian.
Untuk masuk dalam proses yang disediakan Allah, dibutuhkan damai sejahtera, sebab tanpa damai
sejahtera dari Allah, daging sudah pasti akan gelisah dan gentar, yang bisa berujung kepada
penyangkalan.
Yoh. 14:27
14:27 Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang
diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.
-
▫
▫
▫
Damai sejahtera adalah berkat yang tidak ada di dunia. Dunia tidak memiliki damai sejahtera. Sampai hari
ini, dunia masih mengusahakan damai sejahtera, tetapi selalu gagal. Dunia tidak bisa menyediakan damai
sejahtera, sebab damai sejahtera hanya ada pada Allah.
Seperti halnya damai sejahtera Kristus, demikian juga tentang Roh Kebenaran, Firman Allah katakan:
Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Hanya orang-orang
pilihan, yang mengenal Roh Kebenaran atau Damai Sejahtera (Yoh. 14:17).
Damai sejahtera, dunia tidak bisa sediakan. Roh Kebenaran, dunia tidak menerima, tidak melihat, tidak
mengenal, sehingga tidak ada damai di dunia.
1
-
Damai sejahtera yang ditinggalkan oleh Kristus menunjuk kepada Roh Kebenaran. DIA juga disebut
sebagai Roh Penghibur, yang senantiasa membawa damai sejahtera di hati. Damai sejahtera dari Kristus
adalah kekuatan yang melampaui segala akal manusia. Kekuatan yang senantiasa memelihara hati dan
pikiran, di dalam Kristus (Fil. 4:7). Di dalam Kristus artinya tidak melawan, tidak memberontak.
Sehingga dalam keadaan apapun dan di mana pun, hati dan pikiran selalu bersama-sama dengan Kristus.
Inilah orang yang dipakai oleh Tuhan dalam pelayanan, sehingga Tuhan katakan  di mana Aku berada, di
situ pun pelayan-Ku akan berada. Damai membuat dia selalu ada untuk Yesus.
Menjadi kehidupan yang sangat berkualitas, seperti Yesus. Menjadi kehidupan yang menerima tahbisan
(dipakai) dari Tuhan. Sama seperti Maria, di mana Yesus berada, Maria senantiasa menempatkan dirinya di
bawah kaki Tuhan.
Page
-
▫
▫
▫

DIA akan menyertai dan tinggal di dalam kehidupan orang-orang pilihan. Damai Sejahtera atau Roh
Kebenaran inilah yang akan membuat orang-orang pilihan menjadi kehidupan yang taat kepada Kristus,
sekalipun harus masuk dalam percikan darah (proses yang disediakan oleh Allah, 1 Pet. 1:2).
Jika Roh Allah menyertai dan diam dalam kehidupan seseorang, maka dunia dan daging tidak bisa
mengerti apa yang dikerjakan oleh orang yang memiliki Roh Allah. Sama seperti Yudas tidak mengerti apa
yang dilakukan oleh Maria.
Saat Maria menampilkan minyak narwastu seharga 300 dinar, Yudas lebih mengerti uang 300 dinar
daripada minyak. Demikian juga kehidupan orang-orang Kristen yang tidak hidup dalam kuasa Roh Kudus,
mereka lebih mengerti dan lebih mengasihi perkara daging atau duniawi, dibanding perkara-perkara
rohani.
Perhatikan akhir dari kehidupan Yudas dan Maria. Yudas yang hatinya gelisah dan bergetar saat melihat
sesuatu yang harganya 300 dinar, hidupnya berakhir dengan isi perut yang terburai. Sementara kepada
Maria Yesus berkata  Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya
ini akan disebut juga untuk mengingat dia." (Mat. 26:13)


Di mana Injil diberitakan, nama wanita itu akan disebutkan. Seorang wanita yang terpilih adalah
gambaran dari Mempelai. Sekarang ini jangan menonjolkan nama-nama pribadi, sebab kita harus berada
dalam satu kesatuan, sebagai Ibu yang terpilih bersama anak-anaknya.
Orang-orang percaya yang dipilih oleh Tuhan dan dipakai oleh Tuhan, namanya disebut bersama Nama
Yesus. Kita sudah sangat dekat dengan hari kedatangan Tuhan. Kita hanya memiliki waktu yang sangat
singkat. Kita jangan hanya dipanggil, tetapi harus menjadi yang terpilih dan menerima tahbisan dari Allah.
Minyak
▫ Dalam Perjanjian Lama, Roh Allah digambarkan dengan minyak. Dalam Tahbisan, minyak dipakai untuk
dua perkara, yaitu:
1. Untuk mengolesi roti yang tidak beragi
2. Untuk pengurapan
Kel. 29:7
Minyak Urapan
29:7 Sesudah itu kauambillah minyak urapan dan kautuang ke atas kepalanya, dan kauurapilah dia.
Tanda Pertama - Tanda Pembasuhan
▫ Bagaimana kita sekarang mau menjadi orang pilihan Tuhan dalam urapan Roh Kudus? Dari mana kita
mulai? Jika kita mau dipakai dan telibat dalam pencurahan minyak, mulainya dari Bejana Pembasuhan,
dari Baptisan Air. Di sana Tuhan memilih.
▫ Permulaan pemilihan adalah dari Baptisan Air. Semua imam-imam dan anggota Tubuh Kristus, harus
dibaptis seperti Yesus dibaptis. Jika kita sudah dibaptis sesuai Firman Allah, selanjutnya perhatikan
pembasuhan kaki, baharui perjalanan hidup, melalui air Firman Allah.
▫ Jadi, Baptisan Air mutlak harus dilakukan sesuai dengan ketetapan Firman Allah. Jangan kita dibaptis
menurut si A atau si B, atau menurut ahli A atau ahli B, atau menurut gereja A atau gereja B, tetapi
Baptisan Air harus dikerjakan sesuai dengan Firman Allah yang tertulis.
2
Untuk sampai pada minyak urapan, di mana minyak urapan ini dituangkan ke atas kepala sebagai tanda
menerima tahbisan atau pemakaian dari Tuhan, perhatikan langkah-langkah yang ditetapkan oleh Tuhan:
1. Tanda pembasuhan air (ayat 4). Suatu pola yang ditetapkan oleh Allah.
2. Tanda cap – pakaian
a) Tanda kematian (baju efod)
b) Tanda kebangkitan (baju gamis)
c) Tanda kemuliaan (kemeja)
Page
-
▫
▫
▫
▫
▫
Itu sebabnya, baca Firman Allah dengan benar, sehingga kita bisa mengerti apa yang menjadi kehendak
Allah. Banyak orang Kristen yang diombang-ambingkan, sebab orang Kristen tidak mau membaca Alkitab,
sehingga mereka tidak mengerti kebenaran Allah.
Salah satu pekerjaan seorang Raja adalah membaca Firman Allah, hasilnya taat, berpegang, dan tidak
menyimpang (Ula.17:19-20). Tekun membaca untuk membangun (1 Tim.4:13), dan kita harus percaya sesuai
yang tertulis, sehingga dalam hati mengalir Roh Kudus (Yoh.7:38).
Dulu, para penginjil (missionary) mengajak membaca Alkitab sambil mengajar, tetapi orang Kristen malas
untuk membaca. Orang Kristen lebih suka membaca berita gossip, berita kosong, tetapi untuk membaca
Alkitab, bosan – ngantuk – jenuh.
Perhatikan: jika sudah mulai bosan baca Firman Allah, teruskan membaca Alkitab. Jika sudah bisa
melawan bosan ini, kita akan menjadi orang yang sangat mengasihi Firman Allah. Bosan, jenuh, ngantuk
saat baca Firman Allah adalah tipu muslihat daging, yang harus dikalahkan.
Seringkali saat kita merasa bosan, kita taruh Alkitab dan tidak baca lagi. Jika demikian, seumur hidup kita
akan tetap menjadi orang yang bosan terhadap Alkitab. Sebab kita tidak mau melawan kesulitan yang
ditaruh oleh iblis.
Pembaharuan
▫ Apa yang dikerjakan Tuhan di dalam Baptisan Air? Suatu PEMBAHARUAN. Baptisan Air adalah suatu
pembaharuan. Permulaan dipakai oleh Tuhan adalah kita dilahirkan baru, kita dibaharui oleh Tuhan. Kita
menjadi orang yang ‘dengar-dengaran’, menjadi orang yang ‘taat’!
▫ Sekarang perhatikan di mana posisi kita berada. Apakah kita pada posisi bosan terhadap Alkitab, jenuh
mendengar Firman Allah, jenuh ibadah, bosan melayani? Jika kita bosan terhadap Firman Allah, kita sama
sekali tidak layak disebut sebagai orang pilihan Tuhan.
▫ Jika Tuhan berbicara tentang ‘kelayakan’, matilah kita semua, sebab tidak ada satu pun orang yang layak.
Untuk itu, kita perlu dibasuh (dibaharui), Mempelai Wanita perlu dibasuh untuk sampai menjadi
kehidupan yang tanpa cacat dan cela.
▫ Tuhan ingin menampilkan pribadi-pribadi yang dipakai menjadi kehidupan yang ditampilkan dalam
keadaan cemerlang, tanpa cacat atau kerut, tetapi kudus dan tidak bercela. Permulaannya adalah dibasuh
dengan Air dan Firman.
Efe. 5:25-27
Pembasuhan
5:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
-
-
Dalam hal Baptisan Air, Kristus menempatkan diri-Nya sebagai suami (Kepala) dan menempatkan sidang
jemaat-Nya sebagai istri (Tubuh). Jadi, permulaan terjadinya hubungan antara Allah dan orang-orang
pilihan-Nya adalah bagaikan Kepala dan Tubuh, dimulai dari Baptisan Air.
Dalam Baptisan Air, Tuhan sedang menyatakan Kasih-Nya kepada Mempelai-Nya. Baptisan Air bukan
bersifat paksaan, sebab pada Baptisan Air, Tuhan sedang mencurahkan minyak urapan, mencurahkan
Kasih-Nya dan urapan Roh Kudus-Nya.
5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
3
-
Tuhan memandikan orang-orang pilihan-Nya dengan air yang sesuai dengan Firman Allah. Jadi, Baptisan
Air harus dikerjakan sesuai dengan peraturan Firman Allah, bukan menurut pendapat manusia siapa pun,
sekalipun manusia yang paling bergelar.
Air dan Firman tidak bisa dipisahkan, sebab keduanya saling terkait. Tuhan sedang mencurahkan apa
dalam Baptisan Air? Tuhan sedang mencurahkan ‘minyak’ yang berbau harum, Tuhan sedang
mencurahkan ‘Nama yang harum’.
Page
-
Kis. 2:38
2:38 Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus
untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
-
-
-
-
Dalam Baptisan Air yang benar, ada penyebutan Nama Bapa, Nama Anak, dan Nama Roh Kudus, yaitu
Tuhan Yesus Kristus. Tuhan adalah nama dari Bapa. Yesus adalah nama dari Anak. Kristus adalah nama
dari Roh. Dalam Baptisan Air, nama Tuhan Yesus Kristus disebutkan, sebab itu adalah pencurahan minyak
yang berbau harum.
Jadi, Nama Bapa, Nama Anak, dan Nama Roh, harus disebut. Dalam Perjanjian Lama, Nama ini belum
begitu jelas, tetapi dalam Perjanjian Baru, disebutkan nama itu, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Saat Nama itu
disebutkan, saat itu minyak urapan bekerja mengurapi.
Tuhan mengurapi dengan minyak yang tercurah, dengan Nama yang harum, Tuhan Yesus Kristus. Bagi
setiap pribadi yang menerima Nama Tuhan Yesus Kristus, Nama ini membuat suatu gairah untuk
mengasihi Tuhan.
Mengapa? Karena dalam Nama Yesus Kristus, kita menerima pengampunan dosa. Karena dalam nama
Tuhan Yesus Kristus, kita menerima karunia Roh Kudus. Orang yang dosanya telah diampuni dan
menerima Roh Kudus, pasti akan tergairah untuk mengasihi Tuhan.
Efe. 5:27
5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu,
tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
-
-
-
Perhatikan: jika Tuhan membaptis kita dengan Air dan Firman, tujuannya adalah supaya kita ditampilkan
dalam keadaan cemerlang, tanpa cacat atau kerut, kudus, dan tidak bercela. Itu sebabnya, saya tidak bisa
terima jika ada orang yang mengatakan bahwa Baptisan Air tidak mengandung arti apa-apa.
Masih ada orang, bahkan hamba Tuhan, yang mengatakan bahwa baptsian air Baptisan Air tidak
menyelamatkan, tetapi Firman Allah dengan jelas menyatakan bahwa Baptisan Air berkuasa
menyelamatkan.
Bukan saja menyelamatkan, tetapi Baptisan Air menguduskan, Baptisan Air mempermuliakan. Baptisan
Air membuat kita cemerlang, ini suatu sinar kemuliaan. Jadi, dari mana permulaan untuk menjadi
kehidupan yang cemerlang? Dari Baptisan Air.
Hubungan Roti Tipis dan Pembasuhan
Kel. 29:2-4
-
-
-
-
Perhatikan: sebelum masuk dalam Baptisan Air, perhatikan terlebih dahulu penampilan ‘roti tipis’, yaitu
kerendahan hati. Untuk masuk dalam Baptisan Air, dibutuhkan kerendahan hati (untuk percaya dan
bertobat). Orang yang tinggi hati tidak bisa (tidak mau) masuk dalam Baptisan Air yang benar.
Peralihan dari roti tipis adalah ke minyak, peralihannya ke pembasuhan dengan air. Dimulai dari
kerendahan hati, kemudian masuk dalam Baptisan Air. Baptisan Air adalah wujud ketaatan kita terhadap
Firman Allah.
Untuk bisa menjadi taat kepada Firman Allah, dibutuhkan kerendahan hati. Orang yang tinggi hati tidak
bisa melakukan Firman Allah, dan dia akan menjadi semakin tinggi hati. Dalam hal kerendahan hati, kita
harus belajar kepada Guru Agung kita, yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Sehubungan dengan Baptisan Air, Yesus berkata kepada Yohanes  "Biarlah hal itu terjadi, karena
demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Yesus dan Yohanes bukan saja
mendengar perintah Tuhan, tetapi mereka juga menggenapkan perintah Tuhan.
Mereka taat dan dengar-dengaran terhadap ketetapan Firman Allah. Siapa orang yang bisa taat dan
dengar-dengaran? Hanyalah orang yang rendah hati. Hanya orang yang rendah hati yang bisa taat dan
dengar-dengaran (menggenapkan seluruh kehendak Allah).
Page
-
4
29:2 roti yang tidak beragi dan roti bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan minyak, dan roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi
dengan minyak; dari tepung gandum yang terbaik haruslah kaubuat semuanya itu. 29:3 Kautaruhlah semuanya dalam sebuah bakul dan
kaupersembahkanlah semuanya dalam bakul itu, demikian juga lembu jantan dan kedua domba jantan itu.
29:4 Lalu kausuruhlah Harun dan anak-anaknya datang ke pintu Kemah Pertemuan dan haruslah engkau membasuh mereka dengan air.
Proses tahbisan
▫ Dalam Surat Filipi pasal 2, kita bisa memperhatikan bagaimana Yesus berada dalam proses tahbisan
menjadi Imam Besar. Rendah hati adalah perkara yang utama dalam menerima tahbisan. Yesus memulai
tahbisan-Nya dengan sikap rendah hati.
▫ Saat dihadapkan dengan Firman Allah, orang yang rendah hati akan lakukan : mendahulukan Firman
Allah, mementingkan Firman Allah, menganggap Firman Allah lebih dari dirinya.
Fil. 2:3-8
2:3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang
menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; 2:4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri,
tetapi kepentingan orang lain juga.
-
-
-
Dimulai dari rendah hati. Yesus datang ke dunia dan menjadi sama seperti manusia dengan segala
kerendahan hati-Nya. Bukti bahwa DIA mau merendahkan diri-Nya adalah DIA tidak mementingkan
kepentingan diri-Nya dan tidak mencari puji-pujian.
Yesus melihat bahwa umat-Nya jauh lebih utama dari diri-Nya sendiri. Hanya orang yang rendah hati.
yang bisa memperhatikan kepentingan orang lain. Rendah hati seharusnya sudah menjadi tabiat dari
setiap pribadi yang sudah ditebus oleh darah Kristus.
Mengapa? Sebab hanya oleh karena kerendahan hati seorang, yaitu Yesus Kristus, kita bisa selamat dan
memperoleh hidup yang kekal. Wujud kerendahan hati yang bisa kita lihat adalah bagaimana kita tidak
mementingkan diri sendiri, tetapi memperhatikan kepentingan orang lain, tidak mencari puji-pujian,
menganggap orang lain lebih utama daripada diri sendiri.
2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
-
-
Saat Yesus berhadapan dengan ketetapan Firman Allah, Yesus menaruh pikiran dan perasaan-Nya pada
ketetapan Firman Allah.
Pikiran dan perasaan inilah yang seringkali membuat manusia menjadi tinggi hati. Karena pikiran yang
selalu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, demikian juga dengan perasaannya, sehingga membuat
manusia menjadi tinggi hati.
Mari kita menaruh pikiran dan perasaan pada Yesus, supaya kita bisa menerima pikiran dan perasaan
yang ada pada Yesus. Pikiran dan perasaan yang bagaimana yang ada di dalam Kristus Yesus?
2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 2:7 melainkan
telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
-
-
Yesus tidak hanya merendahkan diri, tetapi sampai mengosongkan diri-Nya sendiri. Yesus melepaskan
semuanya, lalu menjadi sama seperti seorang hamba. Yesus tampil sebagai roti tipis yang tahu untuk
merendahkan diri dan menghampakan diri.
Yesus tampil sebagai makanan, DIA bagaikan roti yang dipecah-pecahkan, itulah Kasih Allah, tanda
kerendahan dari hati Tuhan. Dia rela dipecah-pecahkan, supaya setiap orang yang menikmati tubuh-Nya
dan darah-Nya, bisa dibangkitkan di akhir zaman (dipecahkan untuk dinikmati).
Ketaatan
-
DIA taat dan dengar-dengaran, hal ini berbicara tentang Baptisan Air. Ketaatan Yesus ditandai dengan
Baptisan Air. Permulaan Yesus dipermuliakan adalah saat DIA taat dan dengar-dengaran. DIA taat dalam
Baptisan Air. Baptisan Air adalah permulaan Yesus menggenapkan kehendak Allah.
Apa yang Tuhan tunjukkan dalam Baptisan Air? Apa yang harus kita teladani dari Tuhan dalam Baptisan
Air? Ketaatan-Nya! Yesus dibaptis bukan karena DIA orang berosa. Sesungguhnya DIA tidak perlu
dibaptis. Tetapi dalam jabatan-Nya sebagai Imam Besar, DIA belajar taat, supaya hal ketaatan ini menjadi
teladan bagi anak-anak-Nya (imam-imam).
Page
-
5
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
-
-
-
▫
▫
▫
Untuk apa Yesus masuk dalam Baptisan Air? Untuk menjadi teladan. Itu sebabnya, Yesus berkata  akan
dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima. Sebenarnya Yesus tidak perlu dibaptis, sebab DIA setara
dengan Allah, tetapi DIA adalah Imam Besar yang harus menjadi teladan bagi anak-anak-Nya (imam-imam).
Dalam Kel.30:20, Imam Besar dan Imam-imam harus dibasuh supaya jangan mati, dan bisa melayani dan
beribadah.
Tetapi DIA datang ke dunia dan diangkat oleh Bapa menjadi Imam Besar, maka sebelum DIA melayani
pekerjaan Tuhan, DIA terlebih dahulu harus merendahkan diri-Nya dan masuk dalam Baptisan Air. Dalam
Ibr.2:17, Ibr.9:11 -- Dia Imam Agung / Imam Besar yang menghapus dosa dan yang membebaskan kita
untuk selama-lamanya.
Itu sebabnya, jika kita perhatikan di dalam Injil, sebelum Yesus masuk dalam pelayanan imamat, Yesus
terlebih dahulu harus dibasuh, harus dibaptis, sebab pembasuhan atau Baptisan Air erat hubungannya
dengan ibadah dan pelayanan (supaya jangan mati).
Taat dan dengar-dengaran adalah permulaan kita menerima urapan dari Tuhan, permulaan dari
memiliki ‘Nama yang harum’. Tidak ada ceritanya orang yang memberontak kebenaran, memiliki nama
harum. Tetapi orang taat dan dengar-dengaran, itu permulaan namanya menjadi harum.
Jika kita sebagai imam-imam yang mau berhasil dalam pelayanan, harus dimulai dari merendahkan diri,
untuk kemudian taat dan dengar-dengaran. Jika latihan Paduan Suara, latihan nyanyi saja sudah tidak taat
(sebab tidak mau merendahkan diri), bagaimana namanya bisa harum?
Suara saudara bisa menjadi merdu jika dimulai dari dengar-dengaran dan taat. Memang dalam Paduan
Suara dibutuhkan suara yang merdu (tidak false), tetapi lebih daripada itu, yang dibutuhkan adalah taat
dan dengar-dengaran.
Arah ketaatan
▫ Untuk dipakai oleh Tuhan, dimulai dari Baptisan Air, dengar-dengaran. Perhatikan arah dari ketaatan atau
dengar-dengaran. Taat harus sampai mati di atas kayu salib, di mana daging tidak bersuara. Selama
daging masih bersuara, sulit bagi kita untuk taat.
▫ Seringkali imam-imam punya perkataan seperti Petrus  Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!"
Bagaimana kita bisa mengikut Tuhan sampai mati, jika dengar-dengaran saja tidak bisa. Sebab saat nanti
harus mengalami pengalaman di Getsemani, akan terjadi suatu kesalahan fatal.
▫ Pada saat itu, Petrus mulai mempergunakan kekuatannya sendiri. Petrus gagal, Petrus menyangkal Yesus
sebanyak 3x sebelum ayam berkokok. Mengapa Petrus gagal saat masuk pengalaman Getsemani? Sebab
saat Tuhan mengadakan suatu pembasuhan kaki, Petrus banyak protes dan tidak mau dibasuh kakinya,
Petrus berbantah terus kepada Tuhan (Baca: Yoh. 13:36-38 dan ayat 6-10).
▫ Petrus tidak mau berubah, dan tetap mempertahankan pendiriannya yang tidak benar. Jika pengalaman
Getsemani saja menyangkal, bagaimana di atas kayu salib? Di Getsemani (pemerasan minyak), Petrus
sudah gagal.
▫ Pengalaman Getsemani adalah pengalaman secara pribadi. Setiap murid mengalami secara pribadi
pengalaman Getsemani. Kekuatan dari mana untuk menghadapi pengalaman Getsemani? Hanya jika kita
taat dan dengar-dengaran kepada Tuhan.
Pengalaman Getsemani
▫ Dalam pengalaman Getsemani, Yesus berkata: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu
dari pada-Ku”, sebab Yesus tahu persis bagaimana ngerinya isi dari cawan itu, tetapi kekuatan yang
pernah Yesus peroleh di sungai Yordan saat Yesus dibaptis, itulah yang memampukan DIA berkata “tetapi
Pengalaman dari sungai Yordan, memuncak di Getsemani. Inilah Tahbisan. Seandainya Yesus tidak
dengar-dengaran, maka kita tidak punya pegangan Nama yang kuat dan yang harum, yang dapat
mengalahkan segala kuasa yang ada di dunia ini.
Page
▫
6
janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
▫
▫
Tetapi Yesus sudah dengar-dengaran. Mulai dari sungai Yordan, lewat Getsemani, sampai di atas kayu
salib, Yesus berkata  "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Nama itu DIA terima.
Seandainya Yesus tidak dengar-dengaran, sekarang kita mau berdoa atas nama siapa? Kita mau usir
setan dengan nama apa? Kita mau bekerja atas nama apa?
Tidak ada kekuatan dan tidak ada kesatuan, sebab masing-masing pasti akan menonjolkan namanya.
Tetapi karena Yesus sudah taat dan dengar-dengaran, dimulai dari sungai Yordan, di taman Getsemani,
sampai di atas kayu salib, sekarang kita memiliki Nama yang tercurah. Nama yang bagaikan minyak yang
berbau harum.
Kid. 1:3
1:3 harum bau minyakmu, bagaikan minyak yang tercurah namamu, oleh sebab itu gadis-gadis cinta kepadamu!
-
-
-
▫
▫
▫
Inilah yang harus kita miliki, yaitu Nama Yesus. Nama yang membuat kita bergairah untuk mengasihi DIA.
Begitu kita menyebut Nama Yesus, hati ini bergetar untuk mengasihi DIA. Yesus yang menyelamatkan kita
dari lumpur dosa, yang menyelamatkan kita dari hukuman kematian.
Nama yang bukan hanya menyelamatkan kita, tetapi yang mau memakai kehidupan kita untuk kemuliaan
Nama-Nya, di mana-mana. Itulah minyak, suatu pemakaian Tuhan yang dimulai dari dengar-dengaran
atau Baptisan Air.
Seperti Yesus dengar-dengaran, demikian kita juga dengar-dengaran. Jadi, bukan saja caranya yang sama,
tetapi sampai kepada rohnya juga sama, yaitu roh dengar-dengaran. Baptisan Air bukan soal surat, tetapi
isi dari Baptisan Air adalah dengar-dengaran. Jika kita dengar-dengaran, kita kuat mengikut Tuhan. Jadi,
Tuhan memulaikan pekerjaan-Nya dengan dengar-dengaran.
Dalam 4 Injil, semuanya menulis hal Baptisan Air, tetapi khusus dalam 3 Injil (Matius, Markus, dan Lukas)
terutama dalam Injil Markus, sebelum Firman Allah berbicara tentang perkara yang lain, Firman Allah
terlebih dahulu berbicara tentang Baptisan Air.
Markus menampilkan Yesus sebagai seorang Hamba, seorang yang melayani Bapa. Markus pertama-tama
bericara tentang Baptisan Air. Permulaan untuk berhasil dalam melayani Tuhan adalah dengar-dengaran
dan taat, sampai mati bahkan mati di atas kayu salib. Mati di atas kayu salib artinya mati dengan
menanggung kutukan seluruh dunia.
Sekali waktu, dalam kehidupan kita oleh Nama Yesus, kita akan mengalami bau harum ini. Kehidupan itu
akan menjadi kehidupan di mana Injil itu diberitakan, kita bisa merasakan bau harum Nama Tuhan di
dalam kehidupan kita.
Page
7
Tanda Kedua - Tanda Cap
▫ Tanda cap atau pakaian berbicara tentang tanda kematian, tanda kebangkitan, dan tanda kemuliaan. Ini
adalah cap orang-orang percaya. Setiap jabatan, setiap pelayanan, ada capnya. Capnya sama, yaitu dicap
dengan kematian, kebangkitan, dan kemuliaan.
1) Dalam menghadapi kematian Yesus, minyak tercurah (Mat. 26:12)
2) Saat Yesus bangkit, rempah-rempah yang berbau harum juga dipersembahkan (Yoh. 19:39)
3) Saat Yesus naik ke Surga, Roh Kudus turun. DIA adalah minyak yang bukan buatan manusia.
Minyak urapan dari Surga (Roh Kudus) turun memenuhi para murid.
▫ Cap Tuhan disertai dengan minyak urapan. Saat pengalaman kematian, kita bisa merasakan urapan
Tuhan. Saat kita mengalami kuasa kebangkitan, kita mengalami kuasa urapan Tuhan, bahkan sampai
nanti, dalam suasana Kerajaan Surga, minyak urapan ini juga akan kita alami.
▫ Mari kita melibatkan diri dan dengarlah apa yang dikatakan oleh Roh Kudus dalam hati. Mulai dengan
merendahkan diri, supaya kita bisa taat dan dengar-dengaran, sampai pada saatnya kita menerima
tahbisan dari Allah.
Download