1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Salah satu informasi yang dibutuhkan investor adalah informasi keuangan
atau laporan tahunan. Media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan
perusahaan adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan labarugi, ikhtisar laba yang ditahan, dan laporan posisi keuangan (Sawir, 2001:2).
Perusahaan berkewajiban menerbitkan laporan keuangan paling sedikit satu kali
dalam setahun kepada investor melalui bursa. Oleh karena itu, publikasi laporan
keuangan perusahaan (emiten) merupakan saat yang ditunggu oleh para investor
untuk mengetahui perkembangan perusahaan (Susilowati dan Turyanto, 2011).
Kinerja dapat diartikan sebagai prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu
periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut
(Sukhemi, 2007). Kinerja merupakan gambaran prestasi yang dicapai perusahaan
dalam kegiatan operasionalnya baik dalam aspek keuangan, aspek pemasaran,
aspek penghimpunan dana, penyaluran dana, aspek teknologi, maupan aspek
sumber daya manusianya (Jumingan, 2006:239). Kinerja mencerminkan
kemampuan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya maka kinerja
menjadi hal penting yang harus dicapai perusahaan. Perusahaan mempunyai
tujuan jangka panjang dan jangka pendek, tujuan jangka pendeknya adalah
perusahaan memperoleh keuntungan semaksimal mungkin dengan pemanfaat
sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk mengetahui kinerja keuangan
suatu perusahaan dapat dilihat melalui analisis rasio-rasio kinerja keuangan yaitu
1
2
meliputi Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas
dan Rasio Pasar.
Di negara berkembang dalam hal pemanfaatan sumber daya alam masih
bergantung pada sektor pertanian, pertambangan atau perikanan. Pertambangan
yang notabene merupakan sektor yang memanfaatkan sumber daya alam tak
terbarukan dalam proses produksinya juga sebagai alat penunjang pembangunan.
Pertambangan memiliki kontribusi besar dalam merusak ekosistem alam, hal
tersebut bisa saja merugikan masyarakat kecil di daerah sekitar pertambangan
seperti bahaya terjadinya berbagai macam bencana alam yaitu banjir, tanah
longsor, bahkan bencana permanen seperti kasus Lumpur Lapindo yang merusak
kehidupan warga Sidoarjo (http://berkota.co).
Indonesia merupakan negara yang kaya sumber daya alam, di dalam perut
buminya tersimpan berjuta-juta ton bahan-bahan tambang dan mineral yang jika
dikelola dengan optimal akan sangat membantu perekonomian Indonesia salah
satunya hasil tambang (batubara, minyak bumi, gas alam, timah). Sektor
pertambangan di Indonesia menempati posisi yang sangat strategis dalam kancah
perbisnisan. Di era globalisasi ini, setiap negara membangun perekonomiannya
melalui kegiatan industri dengan mengelola sumber daya alam yang ada di
negarannya. Oleh karena itu banyak perusahaan dari berbagai sektor seperti sektor
khusus dan sektor umum yang mengelola hasil tambang untuk diproduksi
(http://www.kompasiana.com/).
Pasar modal terdiri dari tiga sektor yaitu sektor utama, sektor manufaktur dan
sektor jasa. Sektor utama dalam pasar modal meliputi pertanian dan
3
pertambangan. Peneliti memilih sektor ini karena adanya dampak positif dan
dampak negatif bagi masyarakat dan negara. Sektor pertambangan menjadi
leading sector dalam perekonomian dan memiliki karakteristik usaha yang padat
modal, padat teknologi, beresiko tinggi, tidak dapat diperbarui dan memiliki
dampak negatif yang dapat menurunkan kualitas lingkungan. Berbagai upaya
dilakukan untuk memperbaiki dan mendorong investasi di sektor ini bagi
domestik maupun asing. Sejumlah langkah yang dilakukan Presiden Jokowi
dalam hal peningkatan disektor ini salah satunya kunjungan ke Iran yaitu fokus
pada kerja sama bidang energi dan migas (14/12/2016). Berbagai terobasan
peningkatan investasi di sektor pertambangan diharapkan tidak memberikan efek
negatif di masa yang akan datang. Sektor pertambangan juga berperan aktif dalam
pembangunan daerah dan mobilitas masyarakat lokal.
Peneliti sebelumnya yang meneliti tentang kinerja keuangan terhadap nilai
perusahaan diantaranya adalah (1) Purwaningsih dan Wirajaya (2014) hasil
penelitiannya ROA yang merupakan proksi dari kinerja keuangan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan; (2) Rinnaya et al. (2016)
menunjukkan bahwa ROA berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV); Namun
ada peneliti yang hasilnya tidak sejalan dengan penelitian diatas yaitu penelitian
yang oleh (3) Hermawan dan Maf’ulah (2014) ROA tidak berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan beberapa bukti empiris hasil penelitian
yang diuraikan diatas, peneliti ingin melakukan pengujian terhadap kinerja
keuangan terhadap nilai perusahaan. Ketidakkonsistenan hasil penelitian kinerja
keuangan dan nilai perusahaan memungkinkan terdapat variabel
yang
4
mempengaruhi hubungan kedua variabel diatas sehingga peneliti memasukkan
Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai variabel pemoderasi yang diduga
dapat memperkuat hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.
Nilai perusahaan itu sangat penting digunakan sebagai acuan oleh para
investor untuk melihat seberapa besar nilai yang ada dalam perusahaan tersebut
yang nantinya akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan
investasi. Nilai perusahaan dapat diukur dengan beberapa aspek yang salah
satunya adalah harga pasar saham, karena harga pasar saham mencerminkan
penilaian ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Harga pasar saham yang
tercermin dalam bursa efek dapat digunakan sebagai pengukuran kinerja
perusahaan, semakin tinggi harga sahamnya semakin bagus kinerja perusahaan.
Untuk meningkatkan nilai perusahaan pada umumnya shareholder/pemegang
saham mempercayakan pengelolaannya kepada manajemen. Rinnaya et al. (2016)
menyatakan bahwa meningkatnya nilai perusahaan adalah sebuah prestasi, yang
sesuai keinginan para pemiliknya karena dengan meningkatnya nilai perusahaan,
maka kesejahteraan para pemilik juga meningkat.
Beberapa hasil penelitian seperti Purwaningsih dan Wirajaya (2014) dengan
judul “Pengaruh Kinerja pada Nilai Perusahaan dengan Corporate Social
Responsibility (CSR) sebagai Variabel Pemoderasi”. Hasil penelitiannya adalah
kinerja berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Corporate Social Responsibility
(CSR) mencakup pertanggungjawaban sebagai dampak terhadap aktivitas
perusahaan pada lingkungan, pelanggan, pekerja, komunitas, stakeholder dan
lainnya. Kini Corporate Social Responsibility (CSR) dipandang sebagai
5
mandatory dunia bisnis dalam menerapkan pedoman pelaporan yang sudah ada
terhadap seluruh stakeholder. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kesadaran
karena terdapat potensi timbulnya dampak buruk dari kegiatan usaha.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu program
kepedulian perusahaan dari kegiatan usaha terhadap pihak-pihak yang
berkepentingan terutama masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Corporate Social
Responsibility (CSR) dalam arti luas juga harus mematuhi berbagai peraturan
yang berlaku, memiliki prospek pertumbuhan yang cerah di masa depan,
menjunjung tinggi etika bisnis, serta terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang
bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup komunitas dan
lingkungan sekitarnya. Corporate Social Responsibility (CSR) lebih dari promosi,
marketing atau sumbangan sosial sebagai contoh nyata adalah memberikan
bantuan kepada korban bencana, namun juga berpartisipasi dalam usaha-usaha
mencegah terjadinya bencana serta meminimalkan dampak bencana melalui
usaha-usaha pelestarian lingkungan sebagai tindakan meminimalisir bencana.
Perusahaan yang menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan
baik dan benar, maka manfaat yang diperoleh tidak hanya keuntungan perusahaan
dan stakeholder, tetapi menciptakan sebuah nilai baru yaitu keuntungan bagi
lingkungan perusahaan. Jika perusahaan memberikan publikasi yang akuntabel
kepada stakeholder dan dukungan nyata dari berbagai bidang seperti sosial,
ekonomi dan lingkungan pada akhirnya memberikan peningkatan positif terhadap
citra perusahaan dan semua itu adalah modal berharga perusahaan dalam
mengembangkan bisnisnya. Hasil akhir strategi Corporate Social Responsibility
6
(CSR) akan menjadi investasi penting bagi perusahaan, dengan melakukan
Corporate Social Responsibility (CSR) keberadaan perusahaan akan diterima
lebih baik dan semakin berkembang ditengah masyakarat, Corporate Social
Responsibility (CSR) akan menjamin kelangsungan perusahaan serta mendukung
pembangunan yang berkelanjutan.
Pengambilan keputusan ekonomi saat ini, tidak hanya melihat kinerja
keuangan entitas, karena kesimpulan baik atau buruknya kinerja entitas tidak
cukup hanya dilihat dari besarnya laba yang dihasilkan atau kemampuan
membayar hutang. Bowen, 1943 (dalam Rosiana et al., 2013) menyatakan bahwa
keberhasilan dunia bisnis ditentukan oleh bagaimana kontribusinya terhadap
kesejahteraan masyarakat umum, bukan hanya untuk warga bisnis itu sendiri.
Sustainability reporting adalah praktek pengukuran, pengungkapan, dan
upaya akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan kepada para pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal
(GRI, 2011). Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) dipercaya dapat
meningkatkan kinerja entitas perusahaan, dimana para investor cenderung
menanamkan modal kepada perusahaan yang melakukan kegiatan Corporate
Social Responsibility (CSR). Karena perusahaan mengedepankan aspek
sustainability tentu akan menerjemahkan prinsip sustainability ke dalam strategi
operasi perusahaan, sehingga faktor-faktor yang mendatangkan keuntungan bagi
perusahaan dapat menjadi bahan masukan dalam rangka pengambilan keputusan
oleh investor. Hal ini sependapat menurut Sari (2012) menyatakan bahwa
tanggung jawab perusahaan lebih luas lagi, sampai pada kemasyarakatan.
7
Perusahaan dengan aktivitas terkait dengan sumber daya alam wajib
mengungkapkan dan mengatur pelaksanan Corporate Social Responsibility (CSR)
yang tertuang dalam Undang-undang No. 40 tahun 2007 Pasal 74 tentang
Perseroan Terbatas, Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Pasal 15 (b) tentang
Penanaman Modal, Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 Pasal 68 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang-Undang No. 22 Tahun
2001 tentang Minyak Dan Gas Bumi Pasal 11 ayat 3 huruf p dan pasal 40 ayat 5
(hukumonline.com).
Sehubungan dengan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka
penulis melakukan penelitian dengan judul:
“Pengaruh Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Nilai Perusahaan yang
Dimoderasi Corporate Social Responsibility (CSR) pada Perusahaan Sektor
Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015”.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, maka dapat
dirumuskan permasalahan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Apakah profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan?
2. Apakah solvabilitas mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan?
3. Apakah Corporate Social Responsibility (CSR) mempunyai pengaruh
terhadap nilai perusahaan?
4. Apakah pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) mempengaruhi
hubungan antara profitabilitas dengan nilai perusahaan?
8
5. Apakah pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) mempengaruhi
hubungan antara solvabilitas dengan nilai perusahaan?
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
2. Untuk mengetahui pengaruh solvabilitas terhadap nilai perusahaan.
3. Untuk mengetahui pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap
nilai perusahaan.
4. Untuk mengetahui pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility
(CSR) mempengaruhi hubungan antara profitabilitas dengan nilai perusahaan.
5. Untuk mengetahui pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility
(CSR) mempengaruhi hubungan antara solvabilitas dengan nilai perusahaan.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Praktis
Dapat
memberikan
sumbangan
pemikiran
tentang
pentingnya
pertanggungjawaban sosial perusahaan yang diungkapkan di dalam laporan yang
disebut sustainability reporting dan sebagai pertimbangan dalam pembuatan
kebijakan perusahaan untuk lebih meningkatkan kepeduliaanya pada lingkungan
perusahaan.
1.4.2 Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
pengembangan perspektif ilmu akuntansi keuangan mengenai teori-teori dan
9
konsep mekanisme kontrol internal perusahaan dalam hubungannya dengan
tindakan dan penanganan earning management pada perusahaan.
1.4.3 Manfaat Kebijakan
Akan memberikan wacana baru dalam mempertimbangkan aspek-aspek yang
perlu diperhitungkan dalam investasi yang tidak terpaku pada ukuran-ukuran
moneter serta bagi masyarakat, akan memberikan stimulus secara proaktif sebagai
pengontrol atas perilaku-perilaku perusahaan dan semakin meningkatkan
kesadaran masyarakat akan hak-hak yang harus diperoleh.
1.5
Ruang Lingkup penelitian
Untuk mempermudah penelitian agar lebih terarah dan berjalan dengan baik,
maka perlu dibuat suatu batasan masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan
yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu
1. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi hanya pada pengaruh profitabilitas
dan solvabilitas yang menggunakan skala pengukuran ROA dan DAR
terhadap nilai perusahaaan dengan pengungakapan Corporate Social
Responsibility (CSR) sebagai variabel pemoderasi.
2. Penelitian ini hanya menguji perusahaan-perusahaan dari sektor pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015.
Download