Kata Pengantar - komkatkaj.org

advertisement
Kata Pengantar
Pada tanggal 16 Oktober 2017 diperingati sebagai hari Pangan sedunia. Dalam hari
Pangan sedunia ditekankan pentingnya ketersediaan pangan dan distribusi pangan. Gereja
Keuskupan Agung Jakarta pun ikut peduli pada pangan karena melalui pangan ingin
melaksanakan ajaran Yesus, “... ketika kamu lapar, kamu memberi Aku makan” (Mat 25: 35). Kita
semua dipanggilNya untuk terlibat dalam keprihatinan dunia untuk memperhatikan sesama yang
menderita karena kekurangan pangan. Tema yang diangkat dalam hari Pangan Sedunia tahun
ini ialah “Makin Bergizi, Hidup Makin Berkualitas”.
Dalam hari Pangan sedunia ini menjadi saat yang tepat untuk mensosialisasikan menyampaikan kebiasaan mengkonsumsi pangan yang sehat, menghargai pangan lokal kepada
anak-anak di sekolah. Alangkah baik bila tema itu dijalankan bersama di sekolah bersama
Bapak/Ibu Guru dan di rumah bersama keluarga.
Dalam rangka peringatan Hari Pangan Sedunia ini, Komisi Kateketik menyusun renungan
harian untuk anak-anak sekolah berdasarkan bacaan harian. Renungan ini dibacakan dan
direnungkan oleh anak anak setiap hari di bulan Oktober. Harapannya ialah anak-anak makin
mendalam imannya dan makin mengaktualisasikannya dalam hidup sehari-hari.
Komisi Kateketik berterima kasih kepada para penyusun renungan harian ini yakni para
guru agama disekolah yang mau setia dan bergembira menyusun bahan ini: Bapak Markus
Masan, Bapak Antonius Sinaga, Ibu Katrin, Ibu Septa, Ibu Deslita, Pak Pankrasius Niksan, Ibu
Henny, Bapak Albertus Peding, Ibu Christina Theresia.
Semoga anak-anak dalam Hari Pangan Sedunia dapat merenungkan sabda Tuhan setiap
hari, melaksanakannya dalam hidup hariannya dan mengamalkan tema Hari Pangan Sedunia
bersama keluarga, Bapak Ibu guru dan teman teman sekolah dengan penuh semangat dan
sukacita.
Tuhan memberkati
Rm. V. Rudy Hartono, Pr
Ketua Komisi Kateketik KAJ
1
RENUNGAN HARI PANGAN SEDUNIA TAHUN 2017
KOMISI KATEKETIK KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA
UNTUK JENJANG SEKOLAH DASAR (SD)
Minggu, 1 Oktober 2017
Hari Minggu Biasa XXVI
Bacaan: Yeh. 18:25-28; Mzm. 25:4bc-5,6-7,8-9; Flp. 2:1-11 (Flp. 2:1-5)
Bacaan Injil: Mat. 21:28-32
21:28 "Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki.
Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini
dalam kebun anggur. 21:29 Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. 21:30 Lalu
orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu
menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. 21:31
Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab
mereka: "Yang terakhir." Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan
mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. 21:32 Sebab Yohanes datang untuk
menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi
pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya.
Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak
juga percaya kepadanya."
KATAKAN YA, dan LAKUKAN!
Anak-anak yang terkasih, Ada sebuah cerita: Pak Natan memiliki 4 orang anak. Tiga
orang laki-laki dan seorang anak perempuan. Pada suatu hari,Pak Natan hendak
mengadakan perjalanan keluar kota. Sebelum berangkat, Pak Natan berpesan pada
keempat anaknya untuk menjaga rumah dengan baik, belajar, dan membersihkan
rumah. Ketika Pak Natan menyampaikan nasihatnya, anak perempuannya berkata:
“Pak, saya tidak bisa berada terus dirumah karena harus mengerjakan tugas kelompok
bersama teman-teman sekolah dirumah salah satu teman.” Sedangkan ketiga anak
laki-lakinya menyanggupi nasihat bapaknya untuk berada dirumah. Hari-hari pun
berlalu. Setelah pergi selama 1 minggu, Pak Natan akhirnya pulang kerumah. Ketika
sampai dirumah, ia melihat anak perempuannya sedang mengerjakan tugas sekolah
bersama teman-temannya. Tetapi, Pak Natan tak menemukan ketiga anak laki-lakinya.
Pak Natan lalu bertanya pada anak perempuannya: “nak, dimana ketiga saudaramu?
Apakah mereka berada di kamar?” Jawab anak perempuannya: “tidak pak. Mereka
tidak berada di kamar. Sepertinya mereka lagi bermain dirumah temannya.
Setiap pulang sekolah mereka tak langsung pulang ke rumah, seperti hari ini.”
Mendengar jawaban anak perempuannya, Pak Natan menjadi kecewa.Selama pergiia
berpikir bahwa anak laki-lakinya bisa diandalkan untuk menjaga rumah dan menjaga
saudari perempuannya. Tetapi, mereka memilih bermain dirumah temannya dan pulang
2
sampai sore hari. Ketika malam hari, Pak Natan memanggil keempat anaknya. Ia
mengungkapkan kekecewaannya. Sebelum mengakhiri pembicaraannya, Pak Natan
mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Ia kemudian memberikan sebuah coklat yang
lezat kepada anak perempuannya yang rela mengorbankan waktunya untuk menjaga
rumah. Sedangkan, kepada anak laki-lakinya, Pak Natan memberikan hukuman tidak
boleh pergi keluar rumah selain ke sekolah selama 1 minggu.
Demikianlah kiranya pesan yang disampaikan dalam bacaan kitab suci hari ini.
Yesus menginginkan agar kita tidak mudah mengatakan Ya tetapi tidak melakukan.
Yesus menginginkan kita untuk mengatakan Ya terhadap perkataan Yesus yang tertulis
dalam Kitab Suci dan melakukannya dalam hidup sehari. Dan mulai hari ini sampai
tanggal 31 Oktober 2017 Gereja Katolik mengajak kita secara untuk menghargai
pangan, hasil kerja para petani dengan menghabiskan makanan kita dan tidak
membuang makanan. Gereja ingin kita memuliakan dan menghormati para petani,
termasuk para nelayan dan orang-orang kecil lainnya.
Pertanyaan Refleksi
 Manakah yang seringkali aku lakukan, mengatakan Ya tetapi tidak melakukan atau
mengatakan Ya dan melakukannya?
Marilah Berdoa
† Tuhan Yesus yang baik, bantulah aku dalam setiap perkataan dan tindakanku.
Semoga aku mampu mewujudkan segala perkataanku dalam tindakan yang benar.
Bantulah agar aku mampu menjadi anak-anakMu yang setia dan dapat diandalkan.
Sebab Engkaulah Tuhan dan pengantara kami. Amin.
Niat dan Aksi
 Hari ini aku mau akan melaksanakan setiap hal yang aku
katakan. Aku mau belajar dengan sungguh-sungguh selama
belajar berada di sekolah.
****************************************************************************************************
Senin, 2 Oktober 2017
Peringatan Wajib Para Malaikat Pelindung
Bacaan: Kel. 23:20-23a; Mzm. 91:1-2,3-4,5-6,10-11;
Bacaan Injil: Mat. 18:1-5,10
18:1 Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah
yang terbesar dalam Kerajaan Surga?" 18:2 Maka Yesus memanggil seorang anak
kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka 18:3 lalu berkata: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini,
kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. 18:4 Sedangkan barangsiapa
merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam
Kerajaan Surga. 18:5 Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam
nama-Ku, ia menyambut Aku." 18:10 Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang
dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di surga
yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga.
3
MENJADI ANAK KECIL YANG BAIK DIHADAPAN ALLAH
Anak-anak yang terkasih…
Injil hari sangatlah menarik. Dalam Injil, Yesus
memberikan jaminan bahwa jika seseorang mau
berrtobat dan menjadi seperti anak kecil, maka
orang ituakan masuk dalam kerajaan surga.
Mengapa harus seperti anak kecil? Mari kita
melihat pengalaman sehari-hari tentang sosok anak
kecil. Seorang anak kecil tidak pernah merasa takut
dan khawatir tentang apapun juga karena dia yakin
bahwa segala sesuatu yang dia butuhkan akan
dipenuhi oleh orangtuanya. Jika ia ingin makan,
maka ia tinggal meminta kepada ibunya dan
makanan pun tersedia baginya. Anak kecil pun
mudah mengatasi rasa takutnya karena ia tahu
bahwa ada ayahnya yang akan menjaga dan menenangkannya. Selain itu, anak kecil
juga memiliki kejujuran yang patut di contoh karena ia sering kali mengatakan
kebenaran dari dalam mulutnya. Anak kecil pun selalu taat pada apa yang dikatakan
oleh ibu dan bapanya.
Anak-anak yangterkasih. Sikap percaya, yakin, jujur, dan taat inilah yang harus
kita miliki; seperti anak kecil. Marilah kita kembali menghidupkan dan memiliki sikapsikap baik seorang anak kecil dan janganlah menolak didikan Allah supaya kita layak
dihadapan-Nya dan diperkenankan masuk dalam Kerajaan Surga-Nya.
Pertanyaan Refleksi
 Sudahkah aku menjadi anak yang penuh keyakinan, kejujuran, dan ketaatan kepada
Allah?
Marilah Berdoa
† Bapa yang Maha Pengasih, tuntunlah aku untuk masuk dalam Kerajaan Surga-Mu.
Bantulah aku agar setiap hari senantiasa ingat untuk memiliki keyakinan, kejujuran,
dan ketaatan di dalam nama-Mu. Doa ini aku sampaikan dengan perantaraan Kristus
Tuhan kami. Amin.
Niat dan Aksi
 Hari ini aku akan menjalankan aktivitasku dengan penuh keyakinan, kejujuran, serta
ketaatan kepada Allah.
****************************************************************************************************
Selasa, 3 Oktober 2017
Maria Guadalupe Ricart Olmos
Bacaan: Za. 8:20-23; Mzm. 87:1-3,4-5,6-7;
Bacaan Injil: Luk. 9:51-56
9:51 Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke surga, Ia mengarahkan
pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem, 9:52 dan Ia mengirim beberapa utusan
mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria untuk
mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya. 9:53 Tetapi orang-orang Samaria itu tidak
mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem. 9:54 Ketika dua muridNya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: "Tuhan, apakah
Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan
mereka?" 9:55 Akan tetapi Ia berpaling dan menegur mereka. 9:56 Lalu mereka pergi
ke desa yang lain.
4
MENGUBAH PENOLAKAN MENJADI KASIH
Anak-anak yang terkasih…
Baru saja kita mendengarkan dalam Injil
bahwa Yesus ditolak oleh orang-orang
Samaria. Kalian tentu bertanya, “Mengapa
mereka menolak Yesus?” Penolakan Yesus
didasari oleh permusuhan antara orang Yahudi
dan orang Samaria. Mereka bermusuhan
berkaitan dengan tempat ibadah dan hal lain
yang berkaitan dengan agama. Yakobus dan
Yohanes yang melihat Yesus, Gurunya
diperlakukan tidak adil merasa marah dan
ingin membalasnya. Tetapi Yesus melarang
mereka. Sadarkah kita bahwa apa yang
dialami oleh Yesus seringkali kita jumpai dalam hidup bersama di masyarakat. Orangorang saling berperang dan membenci karena permusuhan yang terjalin turun-temurun.
Bahkan adapula yang membenci dan menolak umat Kristiani karena iman kita kepada
Yesus Kristus. Namun perlu kita ingat satu hal bahwa penolakan itu bukanlah sebuah
bencana melainkan jalan untuk menunjukkan jati diri kita sebagai pengikut Yesus
Kristus. Jadikanlah dirimu berani untuk mewartakan Kerajaan Allah di dunia supaya
semakin banyak orang yang merasakan kasih Allah. Saat kita ditolak atau dimusuhi kita
belajar dari Yesus agar kita tetap mau mengasihi dan mengampuni mereka.
Pertanyaan Refleksi
 Beranikah aku mewartakan Kerajaan Allah di dunia ini walaupun banyak orang yang
menolaknya?
Marilah Berdoa
† Bapa, terima kasih atas iman dan kasih yang Kau anugerahkan kepadaku.
Jadikanlah aku murid-murid-Mu yang selalu berani dan setia mewartakan
KerajaanMu di dunia. Kuatkanlah hatiku manakala aku menghadapi penolakan dari
orang-orang disekitarku. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Niat dan Aksi
 Mulai hari ini aku menunjukkan kasih Allah pada orang-orang yang menolak-Nya
agar kasih-Nya semakin nyata bagi banyak orang.
****************************************************************************************************
Rabu, 4 Oktober 2017
Peringatan Wajib St. Fransiskus dr Assisi
Bacaan:Neh. 2:1-8; Mzm. 137:1-2,3,4-5;
Bacaan Injil: Luk. 9:57-62
9:57 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah
seorang di tengah jalan kepada Yesus: "Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja
Engkau pergi." 9:58 Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung
mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan
kepala-Nya." 9:59 Lalu Ia berkata kepada seorang lain: "Ikutlah Aku!" Tetapi orang itu
berkata: "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku." 9:60 Tetapi Yesus berkata
kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan
beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana." 9:61 Dan seorang lain lagi berkata: "Aku
akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan
5
keluargaku." 9:62 Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi
menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."
IKUTLAH AKU!
Anak-anak yang terkasih…
Tahukah kalian film kartun Doraemon? Dalam salah satu
episodenya yang berjudul “Nobita pergi selama 3200
hari” ditayangkan pada hari Minggu, 10 September 2017
yang lalu. Dalam episode itu dikisahkan bahwa Nobita
pergi meninggalkan ayah, ibu, dan sahabatnya
Doraemon karena ingin menikmati kebebasan. Nobita
kemudian terbang menyusuri langit biru menggunakan
baling-baling bambu. Akhirnya Nobita tiba disuatu pulau
yang tak berpenghuni. Ia menghabiskan waktu kurang
lebih 10 tahun di pulau itu seorang diri.Ia merasa sunyi
dan sepi, bahkan masih terus berharap bahwa
Doraemon akan datang untukmenjemputnya dan dapat
kembali ke rumah.
Dari kisah Nobita, kita melihat bahwa Nobita tak sepenuh hati dapat
meninggalkan rumah dan keluarganya. Dalam petualangannya, Nobita terus berharap
untuk dapat menikmati kenyamanan ketika ia berada di rumah. Ia pun merasa tidak
bahagia. Dalam Injil hari ini, Yesus menegaskan bahwa setiap orang yang ingin
mengikuti Dia harus rela hati meninggalkan segala kepunyaannya, yaitu harta benda
dan bahkan keluarga sendiri. Santo Yohanes Krisostomus mengatakan, bahwa
ungkapan tersebut bukan untuk mengesampingkan tugas kewajiban kita terhadap
orang tua, tetapi untuk menyadarkan kita bahwa tidak ada yang lebih penting daripada
hal- hal surgawi, dan hati kita harus melekat pada hal- hal surgawi, dan tidak
menanggalkannya walaupun hanya sekejap saja, walau alasannya terlihat cukup
mendesak.” Oleh karena itu, marilah kita berusaha mengikuti Yesus dengan sepenuh
hati, jiwa, dan raga supaya memperoleh kebahagiaan sejati. Kita juga ingin
Pertanyaan Refleksi
 Sanggupkah aku meninggalkan segalanya untuk mengikuti Yesus?
Marilah Berdoa
† Bapa yang Maha Baik, ajarkanlah aku cara untuk menjadi pengikut setia Putera-Mu.
Ringankanlah hati dan juga langkah hidupku untuk berjalan dalam terang kasih-Mu.
Jauhkan aku dari keinginan untuk menikmati hal-hal duniawi. Aku siap menjadi
mengikut-Mu yang setia. Semoga segala hal yang aku lakukan hari ini senantiasa
terarah kepada-Mu, dengan perantraan Kristus Tuhan kami. Amin.
Niat dan Aksi
 Aku ingin lebih dekat dengan Allah sesuai teladan hidup Yesus Kristus.
Kamis, 5 Oktober 2017
Raymundus dari Kapua, Albertus Marvelli
Bacaan: Neh. 8:1- 4a,5-6,7b-12; Mzm. 19:8,9,10,11;
Bacaan Injil: Luk. 10:1-12
10:1 Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu
mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak
dikunjungi-Nya. 10:2 Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja
sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan
6
pekerja-pekerja untuk tuaian itu. 10:3 Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu
seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. 10:4 Janganlah membawa pundi-pundi
atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam
perjalanan. 10:5 Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai
sejahtera bagi rumah ini. 10:6 Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai
sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu
kembali kepadamu. 10:7 Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang
diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya.
Janganlah berpindah-pindah rumah. 10:8 Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah
kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, 10:9 dan
sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka:
Kerajaan Allah sudah dekat padamu. 10:10 Tetapi jikalau kamu masuk ke dalam
sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan
serukanlah: 10:11 Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di
depanmu; tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat. 10:12 Aku berkata
kepadamu: pada hari itu Sodom akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu."
MENJADI TEMAN YESUS MEWARTAKAN KERAJAAN ALLAH
Anak-anak yang terkasih…
Saat kita menerima Sakramen Baptis, kita telah
dipersatukan menjadi anggota Gereja Katolik dan
diangkat menjadi anak-anak Allah. Dengan
menerima Sakramen Baptis berarti kita memiliki
tugas yaitu mewartakan Kerajaan Allah di tengah
dunia. Bagaimana caranya mewartakan Kerajaan
di dunia ini? Dalam bacaan Injil yang baru kita
dengarkan, Yesus bersabda kepada para muridNya: “Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus
kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.” Serigala yang dimaksud
bukanlah hewan buas melainkan dunia, tempat kita hidup saat ini. Dunia menawarkan
begitu banyak kenikmatan yang seringkali membuat kita lupa pada Allah. Melalui
sabda-Nya, Yesus ingin agar kita anak-anakNya dapat menjadi teman atau rekan kerja
Yesus di dalam mewartakan Kerajaan Allah. Untuk menjadi teman dan rekan kerja
Yesus, maka kita harus memberikan contoh lewat cara hidup yang baik. Misalnya: sikap
berdoa yang baik, menghibur teman yang sedih, memberikan bantuan pada korbankorban bencana, dan jika ada teman yang mengejekmu, ampunilah dia dan berdoalah
baginya supaya suatu hari nanti ia menjadi anak yang lembut hati.
Oleh karena itu, marilah kita mewartakan Kerajaan Allah melalui sikap baik yang
kita tunjungan dalam hidup sehari-hari. Salah satunya kita menghargai hasil pangan
yang diperoleh lewat kerja keras dan peringat para petani.
Pertanyaan Refleksi
 Sanggupkah aku menjadi rekan Yesus dalam mewartakan Kerajaan Allah?
Marilah Berdoa
† Bapa, terima kasih karena Engkau telah memilih aku untuk menjadi pengikut-Mu.
Tumbuhkanlah dalam hatiku semangat untuk mewartakan Kerajaan Allah di dunia.
Sertailah segala usaha dan niat baikkuini. Doa ini aku sampaikan kepada-Mu dengan
perantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.
Niat dan Aksi
 Hari ini aku akan bersikap sopan saat berdoa dan memberikan bantuan pada teman
yang membutuhkan.
****************************************************************************************************
7
Jumat, 6 Oktober 2017
Bruno, Isidorus De Loor, Diego de San Vitores
Bacaan:Bar. 1:15-22; Mzm. 79:1-2,3-5,8-9;
Bacaan Injil: Luk. 10:13-16
10:13 "Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! karena jika di Tirus
dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah
lama mereka bertobat dan berkabung. 10:14 Akan tetapi pada waktu penghakiman,
tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. 10:15 Dan
engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau
akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! 10:16 Barangsiapa mendengarkan kamu,
ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan
barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku."
Renungan
PERCAYA PADA SESAMA UNTUK MENJADI PERCAYA PADA ALLAH
Anak-anak yang terkasih…
Dalam bacaan Injil kita dengarkan Yesus
bersabda: “Barangsiapa mendengarkan kamu,
ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa
menolak kamu, ia menolak Aku; dan
barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia
yang mengutus Aku." Apakah makna dari
kalimat Yesus itu? Yesus mengingatkan dan
mengajak kita untuk saling menerima,
mendengarkan mempercayai orang lain atau
saudara-saudari kita. Melalui Sabda-Nya,
Yesus mengajak kita untuk percaya pada
orang-orang yang setiap hari berada bersama
dengan kita karena jika kita sulit percaya pada orang-orang terdekat, maka kita pun
akan sulit untuk percaya pada orang yang jauh, misalnya Allah. Tetapi, tentu saja
orang-orang yang kita teladani adalah mereka yang hidup bersama-sama dengan kita,
dapat dipercaya, dan memiliki sikap atau teladan hidup yang baik. Jika kita dapat saling
percaya, guru percaya pada murid-muridnya, murid percaya pada gurunya, sesama
anak murid saling percaya satu sama lain, maka kita sudah membangun jembatan
kepercayaan untuk menerima Allah dalam hidup kita. Marilah ibu/bapak dan temanteman terkasih kita menjadikan diri kita sebagai pribadi-pribadi yang dapat dipercaya.
Pertanyaan Refleksi
 Apakah kita termasuk orang-orang yang dapat dipercaya?
Marilah Berdoa
† Bapa yang Maha Baik, terima kasih karena Engkau selalu memberkati dan
membimbing langkah hidupku. Semoga dari hari ke hari aku mampu bersikap yang
baik dan tulus pada sesama sehingga aku menjadi pribadi yang dapat diandalkan
dan dipercaya oleh orang lain. Doa ini aku sampaikan kepada-Mu dengan
perantaraan Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami. Amin.
Niat dan Aksi
 Hari ini aku akan menjadi teman yang dapat dipercaya oleh teman-temanku.
8
Sabtu, 7 Oktober 2017
Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Ratu Rosario
Bacaan:Bar. 4:5-12,27-29; Mzm. 69:33-35,36-37;
Bacaan Injil: Luk. 10:17-24
10:17 Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan,
juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu." 10:18 Lalu kata Yesus kepada
mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit. 10:19 Sesungguhnya Aku telah
memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa
untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.
10:20 Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu,
tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga." 10:21 Pada waktu itu juga
bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa,
Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan
orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang
berkenan kepada-Mu. 10:22 Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan
tidak ada seorang pun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain
Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu." 10:23
Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata:
"Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. 10:24 Karena Aku berkata
kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak
melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya."
RENDAH HATI
Anak-anak yang terkasih…
Kita pasti pernah merasa gembira dan bangga. Ada
yang gembira karena mendapatkan hadiah ulang
tahun dan ada juga yang merasa bangga karena
meraih juara dalam suatu perlombaan. Rasa gembira
dan bangga itu kemudian kita ungkapkan dengan
berbagai cara. Ada yang mengungkapkan rasa
gembira dan bangga dengan cara bernyanyi,
mengadakan perayaan syukur, dan ada juga yang
mengungkapkan rasa gembira dan bangganya
dengan menceritakannya pada banyak orang. Para
murid Yesus dalam Injil hari ini merasa bangga dan sangat gembira karena mereka
berhasil mengusir roh-roh jahat. Ini merupaka sebuah pencapaian yang luar biasa bagi
para murid. Tetapi, apakah tanggapan Yesus terhadap mereka? Yesus berkata kepada
murid-murid-Nya: “janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi
bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga." Yesus menginginkan para murid
untuk bersukacita, bukan karena keberhasilannya mengusir roh jahat melainkan karena
para murid telah berpastisipasi dalam membangun Kerajaan Allah.
Sebagai pengikut Kristus, kita bersyukur karena telah mendengar dan melihat
perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan oleh Yesus. Marilah kita mewartakan
kebaikan-kebaikan Tuhan dalam hidup kita pada setiap orang yang kita jumpai.
Pertanyaan Refleksi
 Mampukah aku untuk menjadi pribadi yang rendah hati ketika memperoleh
kegembiraan dan kebanggaan atas sebuah prestasi?
Marilah Berdoa
† Ya Yesus yang Baik, ajarilah aku menjadi pribadi yang tangguh dan rendah hati di
saat aku mengalami kegembiraan dan mendapat prestasi. Sadarkanlah aku setiap
saat bahwa rasa gembira dan bangga itu hanyalah untuk memuliakan nama-Mu.
9
Bentuklah aku menjadi anak-anak yang berkenan di hadirat-Mu. Sebab Engkaulah
Tuhan dan pengantara kami. Amin.
Niat dan Aksi
 Hari ini aku akan mempersembahkan rasa gembira dan banggaku untuk kemuliaan
Tuhan.
Minggu, 8 Oktober 2017
Hari Minggu biasa XXVII
Bacaan: Yes. 5:1-7; Mzm. 80:9,12,13-14,15-16,19-20; Flp. 4:6-9;
Bacaan Injil: Mat. 21:33-43
21:33 "Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah
membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat
memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia
menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain.
21:34 Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada
penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. 21:35 Tetapi
penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang
seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu. 21:36
Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada
yang semula, tetapi mereka pun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka.
21:37 Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka
segani. 21:38 Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka
berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya
warisannya menjadi milik kita. 21:39 Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke
luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. 21:40 Maka apabila tuan kebun anggur itu
datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?" 21:41
Kata mereka kepada-Nya: "Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun
anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan
menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya." 21:42 Kata Yesus kepada mereka:
"Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang
bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan
ajaib di mata kita. 21:43 Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan
diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan
buah Kerajaan itu.
SERIGALA TAK TAHU TERIMA KASIH
Anak-anak yang terkasih…
Pada suatu pagi, seekor serigala sedang asik menyantap
sarapannya. Karena serigala makan dengan cepat-cepat,
tiba-tiba saja sepotong tulang tersangkut ditenggorokannya.
Serigala itu menjadi sangat panik dan ketakutan. Ia berusaha
sekuat tenaga untuk mengeluarkan tulang itu dari
tenggorokannya tetapi tidak berhasil. Serigala berpikir dengan
keras tentang cara mengeluarkan tulang itu dari
tenggorokannya. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya untuk
meminta bantuan kepada burung bangau. Serigala berpikir
bahwa burung bangau dapat menolongnya dengan
menggunakan paruhnya yang panjang untuk mengambil tulang yang tersangkut
dilehernya. Serigala pun segera bergegas mendatangi burung bangau yang sedang
berada di pinggir sungai. Dengan bujuk rayunya, serigala berusaha meyakinkan burung
bangau untuk membantunya mengeluarkan tulang dari tenggorokannya.Serigala
10
berjanji akan memberikan hadiah jika burung bangau mau membantunya. Burung
bangau merasa ragu dan takut kalau-kalau ini adalah taktik serigala untuk
memangsanya. Setelah percakapan yang cukup panjang, akhirnya si burung bangau
memberanikan diri untuk membantu serigala. Dengan sangat berhati-hati, burung
bangau memasukkan paruhnya ke dalam mulut serigala dan mengambil tulang yang
tersangkut itu.
Ya, tulang yang tersangkut di leher serigala akhirnya berhasil dikeluarkan. Burung
bangau kemudian meminta hadiah yang sudah dijanjikan oleh serigala. Akan tetapi,
serigala menjawabnya: “kau meminta hadiah? Seharusnya kau yang berterima kasih
kepadaku karena aku tidak memakanmu sewaktu kepalamu berada di dalam mulutku!
Pergilah sebelum aku menerkam dan menjadikanmu sarapan!”
Anak-anak yang terkasih,kisah serigala dan burung bangau adalah gambaran
kehidupan kita sehari-hari. Terkadang kita pun seperti serigala yang tak tahu berterima
kasih. Kita hanya ingin mendapatkan keuntungan dari orang lain dan melupakan
kebaikan sesama.sebagai contoh ada anak yang melupakan atau membenci orang
tuanya. Padahal orang tuanyatelah melahirkan, menjaga dan menyekolahkan dia
bertahun-tahun.
Pertanyaan Refleksi
 Pernakah kamu bersikap seperti serigala dalam cerita?
Marilah Berdoa
† Bapa yang Maha Kuasa, terima kasih karena Engkau telah memilih aku menjadi
muridMu. Bantulah aku agar dapat menjadi anak yang jujur dan setia kepada-Mu.
Semoga aku dapat melakukan lebih banyak lagi perbuatan-perbuatan kasih pada
sesama yang membutuhkan. Doa ini kami sampaikan kepada-Mu dengan
perantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.
Niat dan Aksi
 Buatlah daftar perbuatan kasih yang akan selalu kamu lakukan setiap hari sebagai
wujud nyata sebagai pengikut Kristus!
Senin, 9 Oktober 2017
Dionsius, Yohanes Leonardus, Inosensius, Ludovikus Bertrandus, Antonius
Patrizi
Bacaan: Yun. 1:1-17;2:10; MT Yun. 2:2,3,4,5,8;
Bacaan Injil: Luk. 10:25-37
10:25 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya:
"Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" 10:26 Jawab
Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di
sana?" 10:27 Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal
budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." 10:28 Kata Yesus
kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup." 10:29
Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah
sesamaku manusia?" 10:30 Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem
ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya
habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi
meninggalkannya setengah mati. 10:31 Kebetulan ada seorang imam turun melalui
jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. 10:32 Demikian
juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari
seberang jalan. 10:33 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke
tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. 10:34
Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan
11
minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya
sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. 10:35 Keesokan
harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah
dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.
10:36 Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama
manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" 10:37 Jawab orang itu:
"Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya:
"Pergilah, dan perbuatlah demikian!"
PERBUATAN YANG BERKENAN BAGI ALLAH
Anak-anak yang terkasih…
Injil hari ini berkisah tentang Orang Samaria
yang Baik Hati. Melalui kisah ini, Yesus
mengingatkan kita kembali tentang perintah
utama yang diajarkan oleh Yesus yaitu
perintah untuk saling mengasihi sesama
manusia, “kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri”. “Sesama” kita adalah
siapapun juga, tanpa pembedaan dari suku
atau agama apa, yang memerlukan bantuan
kita. Dan kasih ini bukanlah merasa kasihan
melainkan bentuk nyata untuk melayani
mereka yang lemah, miskin, dan tersingkir. Contoh perbuatan kasih yang dapat kita
lakukan misalnya: memberi makan pada orang yang kelaparan, memberi minum untuk
mereka yang haus, memberikan pakaian kepada mereka yang telanjang, memberikan
tumpangan tempat tinggal kepada mereka yang tidak punya rumah, mengunjungi
mereka yang sakit, mengunjungi mereka yang ada di dalam penjara, dan menguburkan
orang yang meninggal dunia. Demikianlah Yesus meminta kepada kita untuk mewujud
nyatakan kasih dalam tindakan nyata, bukan hanya sebatas kata-kata saja.
Pertanyaan Refleksi
 Perbuatan kasih apakah yang pernah kamu lakukan pada sesama?
 Pernakah kamu berbagi makanan pada teman yang tidak membawa bekal ke
sekolah?
Marilah Berdoa
† Yesus yang Baik, terima atas sabdaMu hari ini. Engkau kembali mengingatkan kami
untuk berbuat kasih pada sesama. Bimbinglah aku agar senantiasa dapat
mengungkapkan kasihMu pada setiap orang yang membutuhkan, terutama pada
orang yang miskin, lemah, dan tersingkir. Sebab Engkaulah Tuhan dan Juruselamat
kami. Amin.
Niat dan Aksi
 Berjanjilah pada dirimu untuk melakukan 1 perbuatan kasih pada hari ini!
Selasa, 10 Oktober 2017
Daniel, Tomas Villanova
Bacaan:Yun. 3:1-10; Mzm. 130:1-2,3-4ab,7-8;
Bacaan Injil: Luk. 10:38-42
10:38 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah
kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. 10:39
Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk
12
dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, 10:40 sedang Marta sibuk
sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli,
bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu
aku." 10:41 Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan
menyusahkan diri dengan banyak perkara, 10:42 tetapi hanya satu saja yang perlu:
Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."
MENENTUKAN KEUTAMAAN DALAM HIDUP
Anak-anak yang terkasih…
Apakah yang menjadi keutamaan dalam hidup
kalian?
Harta,
ketenaran,
menjadi popular,
kecantikan, teman-teman, sukses dalam pekerjaan,
atau iman pada Allah?Dalam hidup sehari-hari
terkadang kita sulit untuk menentukan keutamaan
bagi diri kita. Misalnya, manakah yang harus dipilih
antara pergi libur bersama keluarga atau tetap
berada dirumah untuk belajar mempersiapkan ujian
yang semakin dekat. Atau, manakah yang lebih
penting, menemani anak belajar dirumah atau
nongkrong bersama teman lama di café. Banyak
pilihan-pilihan lainnya yang seringkali menuntut kita
untuk memilih yang lebih utama. Dalam kehidupan
sehari-hari, kita sering seperti Marta yang dikisahkan
dalam Injil hari ini. Marta lebih mengutamakan kegiatannya untuk melayani Yesus. Ia
menyusahkan diri dengan banyak perkara. Yesus justru memuji Maria yang nampaknya
tidak melakukan apa-apa. Dia hanya duduk didekat kaki Yesus dan mendengarkan
perkataan-Nya. Ya, Yesus ingin akan kita menjadikan DIA sebagai keutamaan dalam
hidup. Dengan duduk di kaki Yesus dan mendengarkan Yesus, Maria adalah ciri
seorang murid sejati. Hanya apabila kita selalu lebih dulu mendengarkan suara Yesus
kita akan memiliki keutamaan hidup yang benar dan mengerti tindakan-tindakan apa
harus kita lakukan.
Pertanyaan Refleksi
 Manakah yang lebih utama dalam hidup kita, menyediakan waktu untuk berdoa atau
senantiasa giat belajar dan bekerja?
Marilah Berdoa
† Ya Yesus yang Baik, tuntunlah langkahku agar aku dapat senantiasa menjadikanmu
sebagai yang utama di dalam hidupku. Terangkanlah hati dan pikiranku untuk dapat
melihat keutamaan-keutamaan kasih-Mu, sebab Engkaulah Tuhan dan Sang
Juruselamat kami. Amin.
Niat dan Aksi
 Mulai hari ini, keutamaan dalam hidupku adalah menyenangkan hati Allah!
Rabu, 11 Oktober 2017
Bacaan: Yun. 4:1-11;
Bacaan Injil: Luk. 11:1-4
1 Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa,
berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: "Tuhan, ajarlah kami berdoa,
sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya." 2 Jawab Yesus
kepada mereka: "Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu;
datanglah Kerajaan-Mu. 3 Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya
13
4 dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang
bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan."
BERILAH KAMI MAKANAN
“11.3 Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya.”
Lukas 11:3
Anak-anak yang terkasih…
Setiap orang Kristiani pasti tidak asing lagi dengan doa Bapa Kami. Doa Bapa
Kami adalah doa yang diajarkan oleh Yesus. Salah satu permohonan dalam doa Bapa
Kami adalah meminta makanan yang secukupnya. Doa Bapa Kami ini pun sering
didoadakan dalam Doa Rosario dan juga perayaan Ekaristi. Doa ini adalah satusatunya doa yang diajarkan oleh Yesus.
Pada hari ini, kita membaca dari Injil Lukas tentang hal berdoa. Ada percakapan
yang menarik antara Yesus dan para muridNya. Para murid melihat sendiri Yesus
berdoa. Sepertinya para murid belum percaya diri bagaimana caranya berdoa yang
baik. Maka mereka meminta Yesus untuk mengajarkan para murid berdoa. Dalam doa
itu, salah satu permohonan yang diajarkan oleh Yesus adalah agar para murid meminta
makanan yang secukupnya. Yesus sungguh mengerti kebutuhan dasar manusia yaitu
kebutuhan akan pangan. Kepedulian Allah akan kebutuhan dasar manusia tersebut
sampai sekarang ini terus dialami oleh kita.
Pada bulan Oktober ini, kita diajak untuk menghargai makanan yang telah
diberikan oleh Allah kepada kita lewat orangtua, sanak saudara, atau orang-orang yang
peduli kepada kita. Kita patut bersyukur karena Allah memperhatikan kebutuhan kita.
Refleksi:
1. Apakah aku sungguh merasakan Allah peduli kepadaku?
2. Apakah aku menghargai makanan yang diberikan Allah kepadaku dengan
menghabiskan makanan yang aku makan?
Marilah Berdoa:
Allah Bapa yang baik, bantulah kami untuk selalu peduli kepada orang-orang yang
membutuhkan kebutuhan akan pangan. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
Amin.
Aksi:
Aku berusaha untuk membagi makananku yang aku bawa dari rumah kepada temanteman yang tidak membawa bekal.
****************************************************************************************************
Kamis, 12 Oktober 2017
Bacaan: Mal. 3:13-4:2a;
Bacaan Injil: Luk. 11:5-13
5 Lalu kata-Nya kepada mereka: "Jika seorang di antara kamu pada tengah malam
pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah
kepadaku tiga roti, 6 sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan
singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya;
7 masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu
sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan
memberikannya kepada saudara. 8 Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau
bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun
karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya
apa yang diperlukannya. 9 Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka
akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu
akan dibukakan bagimu. 10 Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap
orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu
dibukakan. 11 Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya,
akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? 12 Atau, jika ia minta telur, akan
memberikan kepadanya kalajengking? 13 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi
pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan
memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya."
14
BERJUANGLAH TANPA PUTUS ASA
“9 Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu;
carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu."
(Lukas 11:9)
Anak-anak yang terkasih…
Ada seorang anak namanya Vio. Vio mau membeli sebuah buku bacaan anakanak. Ia meminta kepada ibunya agar membelikan buku bacaan kesukaannya. Tetapi
pada waktu itu ibunya belum punya uang yang cukup. Ibunya berjanji akan
membelikannya jika sudah punya uang lebih. Dua minggu berlalu, Vio masih mengingat
permintaannya. Sedangkan ibunya sudah lupa. Setelah dua minggu berlalu, Vio
mengingatkan ibunya. Ibunya teringat akan janjinya. Ibunya kemudian membelikan
buku kesukaan Vio. Vio merasa senang sekali. Ternyata usahanya untuk meminta buku
kesayangannya dipenuhi oleh ibunya.
Hari ini kita mendengar dari Injil Lukas, Yesus mengajak para murid-Nya untuk
terus berdoa dan memohon kepada Tuhan. Tuhan pasti akan mendengarkan dan
mengabulkan doa dari orang-orang yang tidak mengenal putus asa. Doa merupakan
sebuah perjuangan agar Tuhan mengabulkan permohonan kita. Seperti apa yang
dikatakan oleh Yesus, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu
akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” Di sini Yesus
menunjukkan belas kasih Allah yang tanpa batas. Bahwa Allah itu akan sangat
memperhatikan setiap permintaan dari umat-Nya. Allah akan sangat memperhatikan
orang yang berjuangan tanpa kenal putus asa.
Hari ini kita belajar dari Vio dan Yesus yang mengajarkan kita untuk terus berdoa
dan meminta kepada Tuhan apa yang kita butuhkan. Tuhan pasti akan
mengabulkannya setiap permintaan kita. Beranikah kita terus berdoa dan meminta
kepada Tuhan apa yang kita butuhkan?
Pertanyaan Refleksi:
1. Apakah aku malu meminta sesuatu kepada ayah dan ibuku?
2. Apakah aku mudah putus asa jika permintaanku tidak dikabulkan?
Marilah Berdoa:
Tuhan Yesus, ajarilah kami untuk terus berdoa dan meminta sesuatu kepada-Mu
karena apa yang kami butuhkan pasti akan Engkau kabulkan. Semuanya demi
kemuliaan nama-Mu kini dan sepanjang masa. Amin.
Aksi:
Aku berusaha untuk terus berdoa dan memohon bantuan dari Tuhan jika aku
mengalami masalah.
****************************************************************************************************
Jumat, 13 Oktober 2017
Honoratus Kosminski, Aleksandrina Maria da Costa
Bacaan: Yl. 1:13-15;2:1-2;
Bacaan Injil: Luk. 11:15-26
15 Tetapi ada di antara mereka yang berkata: "Ia mengusir setan dengan kuasa
Beelzebul, penghulu setan." 16 Ada pula yang meminta suatu tanda dari sorga kepadaNya, untuk mencobai Dia. 17 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata:
"Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang
terpecah-pecah, pasti runtuh. 18 Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya
sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku
mengusir setan dengan kuasa Beelzebul.19 Jadi jika Aku mengusir setan dengan
kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu
merekalah yang akan menjadi hakimmu. 20 Tetapi jika Aku mengusir setan dengan
kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. 21 Apabila
seorang yang kuat dan yang lengkap bersenjata menj aga rumahnya sendiri, maka
amanlah segala miliknya. 22 Tetapi jika seorang yang lebih kuat dari padanya
menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan
senjata, yang diandalkannya, dan akan membagi-bagikan rampasannya. 23 Siapa tidak
15
bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia
mencerai-beraikan." 24 "Apabila roh jahat keluar dari manusia, ia pun mengembara ke
tempat-tempat yang tandus mencari perhentian, dan karena ia tidak mendapatnya, ia
berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. 25 Maka pergilah ia
dan mendapati rumah itu bersih tersapu dan rapi teratur. 26 Lalu ia keluar dan
mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya, dan mereka masuk dan berdiam
di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula."
KERAJAAN ALLAH SUDAH DATANG
“11:20 Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya
Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.”
(Luk 11:20)
Anak-anak yang terkasih…
Kita pernah mendengarkan pepatah yang mengatakan bahwa bersatu kita teguh
bercerai kita runtuh. Maksud dari perumpamaan ini adalah bahwa kita perlu menjaga
persatuan dan kesatuan. Jika kita bersatu maka segala persoalan bisa kita selesaikan
dengan baik. Berbeda dengan orang yang mengandalkan dirinya sendiri. Orang yang
demikian merasa diri paling hebat, namun ketika mengalami persoalan yang lebih berat
ia pasti menyerah. Karena tidak ada orang membantunya.
Hari ini kita mendengar dari Injil Lukas tentang Yesus mengusir roh jahat dan
banyak orang sembuh. Namun, ada orang yang mengatakan bahwa Yesus mengusir
roh jahat dengan Beelzebul atau penghulu setan. Yesus mengatakan bahwa tidak
mungkin setan melawan setan. Tentu saja akan binasa. Di sini Yesus mau membuka
mata orang banyak bahwa apa yang dilakukan oleh Yesus sebenarnya menunjukkan
bahwa Kerajaan Allah sudah datang kepada mereka. Kerajaan Allah itu tampak dalam
pewartaan dan karya Yesus sendiri seperti orang lumpuh bisa berjalan, orang yang
kerasukan roh jahat bisa sembuh, orang mati bisa bangkit dan sebagainya.
Kita diajak untuk bersatu dan bekerja sama. Persatuan dan kerja sama
merupakan salah satu ciri kehadiran Allah di tengah-tengah kita. Hari ini, Yesus mau
mengingatkan kita agar membuka mata terhadap Kerajaan Allah. Kerajaan Allah itu
tampak dalam kehidupan bersama kita. Ada kedamaian, belas kasih, persatuan dan
kesatuan. Jika kita tidak bersatu maka lebih mementingkan diri sendiri. Kita menjadi
orang yang egois. Orang yang egois lebih dekat dengan setan.
Pertanyaan Refleksi:
1. Apakah aku lebih suka bekerja sama dengan teman?
2. Apakah aku selalu terbuka dalam pergaulanku di sekolah dan di rumah?
Marilah Berdoa:
Allah Bapa yang baik, bimbinglah kami dengan Roh Kudus-Mu agar kami mampu
memahami arti Kerajaan Allah yang tampak dalam masyarakat kami seperti kedamaian,
suka cita, belas, dan sebagainya. Bantulah kami untuk terus menjaga persatuan dan
kesatuan di dalam kelas kami masing-masing. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Aksi:
Aku akan berusaha untuk menciptakan perdamaian dengan teman-teman di sekolahku
hari ini.
****************************************************************************************************
Sabtu, 14 Oktober 2017
Bacaan: Yl. 3:12-21;
Bacaan Injil: Luk. 11:27-28
27 Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang
banyak dan berkata kepada-Nya: "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau
dan susu yang telah menyusui Engkau." 28 Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah
mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya."
16
MELAKSANAKAN SABDA TUHAN
11:28 Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman
Allah dan yang memeliharanya."
(Luk 11:28)
Anak-anak yang terkasih…
ini adalah sebuah kisah kuno dari Tiongkok, ada seseorang, ketika berpakaian bagus,
maka ia dihormati. Anehnya, ketika ia memakai pakaian compang-camping layaknya
pengemis, maka ia diusir. Lantas ia menyimpulkan :
“Kalau ternyata bukan diriku, melainkan pakaianku yg dihormati, mengapa aku mesti
senang?”
“Dan, kalau ternyata bukan diriku, melainkan apa yang kupakai yang dibenci, mengapa
aku mesti sedih?”
Sabda Tuhan adalah sesuatu yang tidak kelihatan namun dapat menggerakan
orang untuk melaksanakannya. Dalam bacaan Injil hari ini, ada seorang perempuan
berserulah kepada Yesus dan berkata, "Berbahagialah ibu yang telah mengandung
Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau." Namun, Yesus menjawab,”Yang
berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.”
Di sini pandangan Yesus dan kita sering kali berbeda. Kita lebih melihat apa yang
dipakai orang atau apa yang tampak pada orang-orang tersebut secara lahiriah. Yesus
lebih menekankan apa yang dilakukan atau dipraktekkan dalam hidup seseorang yaitu
melaksanakan perintah Allah. Di sini Yesus mau mengatakan bahwa orang yang paling
berbahagia adalah orang yang melaksanakan perintah Allah
Hari ini Yesus mengajak kita untuk melaksanakan segala perintah Allah. Perintah
Allah itu tampak dalam sabda Tuhan itu sendiri. Jika kita melaksanakan perintah Tuhan
dengan benar maka kita akan disebut sebagai orang yang berbahagia.
Pertanyaan Refleksi:
1. Apakah aku sudah melaksanakan perintah Tuhan?
2. Apa aku rajin menolong orang lain seperti orang yang tidak punya makanan?
Marilah Berdoa:
Ya Allah Bapa dalam surga, kami bersyukur dan berterima kasih atas sabda dan
perintah-Mu yang telah Engkau berikan kepada kami. Bantulah kami agar dapat
melaksanakan sabda-Mu dalam hidup kami sehari-hari yaitu membantu dan menolong
sesame kami. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin.
Aksi:
Hari ini aku mau berbagi makananku atau uang jajanku untuk teman-teman atau orang
yang berkekurangan.
****************************************************************************************************
Minggu, 15 Oktober 2017
Hari Minggu Biasa XXVIII
Bacaan: Yes. 25:6-10a; Flp. 4:12-14,19-20;
Bacaan Injil: Mat. 22:1-14
1 Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka: 2 "Hal Kerajaan
Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. 3
Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke
perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. 4 Ia menyuruh pula
hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu:
Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku
telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. 5 Tetapi
orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya,
ada yang pergi mengurus usahanya, 6 dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu,
menyiksanya dan membunuhnya. 7 Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya
ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. 8
17
Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia,
tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu. 9 Sebab itu pergilah ke
persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di
sana ke perjamuan kawin itu. 10 Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka
mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan
orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu. 11
Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang
tidak berpakaian pesta. 12 Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau
masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja.
13 Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan
campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan
terdapat ratap dan kertak gigi. 14 Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang
dipilih."
MENOLAK TAWARAN ALLAH
“4 Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang
yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan
ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan
kawin ini. 5 Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang
pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, 6 dan yang lain menangkap
hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya.”
(Matius 22:4-6)
Anak-anak yang terkasih…
Kalian pasti pernah menerima undangan dari teman atau orang lain untuk
menghadiri sebuah pesta, bukan? Seperti pesta ulang tahun teman, atau pesta
pernikahan. Ketika mendapat undangan dari teman atau keluarga tentu kita merasa
bahagia karena kita dihargai dan hormati. Teman atau orang yang mengundang kita itu
mau berbagi kebahagiaan dengan kita.
Pada hari ini kita baca dari Injil Matius, kisah perumpamaan tentang perjamuan
perkawinan. Ada seorang raja mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Ia sudah
menyebarkan undangan kepada orang-orang yang dikenalnya. Namun, orang yang
mendapatkan undangan itu tidak datang. Mereka tidak menghargai undangan raja
tersebut. Maka marahlah raja itu dan menyuruh hamba-hambanya untuk mengundang
orang-orang yang di persimpangan jalan. Raja yang dimaksudkan dalam perumpamaan
ini adalah Allah sendiri. Allah telah menyediakan perjamuan untuk kita yang
diudangNya. Namun, sering kali kita tidak menolak tawaran dari Allah. Kita tidak
menghargai dan menghormati Allah sebagai sumber kehidupan kita.
Dari bacaan di atas, kita bisa belajar untuk menghargai tawaran atau panggilan
Allah atas hidup kita. Kita masing-masing dipanggil untuk melaksanakan tugas kita
seperti menjadi murid, guru, dokter, dan lain sebagainya Jika kita melaksanakan tugas
kita dengan sebaik-baiknya maka kita akan menikmatikan kebahagiaan yang sudah
disiapkan oleh Allah.
Pertanyaan Refleksi:
1. Apakah aku sungguh-sungguh menghargai Allah dengan melaksanakan apa yang
menjadi kewajibanku?
2. Apakah akum au mendapatkan kebahagiaan dari Allah?
Marilah Berdoa:
Allah Bapa di surga, terima kasih atas rahmat kehidupan yang telah Engkau berikan
kepada kami. Bantulah kami agar terus menghargai hidup kami dengan melaksanakan
tugas kami masing-masing. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin.
Aksi:
Aku berusaha melaksanakan tugas-tugasku dengan sebaik-baiknya.
****************************************************************************************************
18
Senin, 16 Oktober 2017
Hedwig, Margarita Maria Alacoque, Gereardus Mayella, Willem
Bacaan: Rm. 1:1-7;
Bacaan Injil: Luk. 11:29-32
29 Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: "Angkatan ini adalah
angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak
akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. 30 Sebab seperti Yunus menjadi tanda
untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk
angkatan ini. 31 Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama
orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari
ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini
lebih dari pada Salomo! 32 Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit
bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu
bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang
ada di sini lebih dari pada Yunus!
IMAN YANG KUAT
“29 Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: "Angkatan ini adalah
angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak
akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.”
(Lukas 11:29)
Anak-anak yang terkasih…
Dewasa ini untuk meyakinkan seseorang biasanya disertai bukti yang jelas.
Contohnya ada foto, rekaman suara, video rekaman. Jika orang menyaksikan bukti
seperti itu tentu akan percaya bahwa sebuah peristiwa atau kejadian sungguh-sungguh
terjadi. Jika tanpa bukti maka orang bisa mengatakan bahwa apa yang kita katakan itu
hanyalah sebuah karangan atau imajinasi saja.
Yesus pernah mengatakan kepada orang banyak yang mendengarkannya
sebagai angkatan yang jahat. Tentu saja ada alasan yang jelas sehingga Yesus
mengatakan seperti itu. Mereka meminta sebuah tanda supaya meyakinkan mereka
bahwa Yesus adalah sungguh-sungguh Mesias, Anak Allah yang hidup. Yesus marah
karena apa yang diajarkan dan dilakukan-Nya tidak dipahami oleh orang-orang yang
mendengarkan dan menyaksikan-Nya.
Bacaan hari ini sebenarnya mau mengatakan kepada kita tentang iman. Iman
berarti menerima apa yang kita yakini benar dan membawa kita pada keselamatan.
Yesus mengajarkan kita untuk percaya kepada Allah karena Yesus sudah
menampakkan semuanya. Namun, kadang-kadang hati kita buta sehingga sulit
menerima apa yang dikatakan dan dilakukan oleh Yesus.
Pertanyaan Refleksi:
1. Apakah aku sungguh-sungguh percaya kepada Yesus?
2. Apakah aku rajin membaca Kitab Suci sebagai sumber imanku?
Marilah Berdoa:
Allah Bapa di surga, Engkau telah mengutus Yesus Putera-Mu sebagai tanda
keselamatan bagi kami. Tetapi kadang-kadang kami tidak percaya kepada-Nya.
Bantulah kami agar kami selalu percaya kepada-Nya Jurselamat kami. Demi Kristus
Tuhan dan pengantara kami. Amin.
Aksi:
Aku akan berusah untuk tetap percaya kepada Allah sebagai sumber hidupku.
****************************************************************************************************
Selasa, 17 Oktober 2017
Peringatan Wajib St. Ignatius dr Antiokhia
Bacaan: Rm. 1:16-25;
Bacaan Injil: Luk. 11:37-41
37 Ketika Yesus selesai mengajar, seorang Farisi mengundang Dia untuk makan di
rumahnya. Maka masuklah Ia ke rumah itu, lalu duduk makan. 38 Orang Farisi itu
melihat hal itu dan ia heran, karena Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan.
19
39 Tetapi Tuhan berkata kepadanya: "Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan
bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan
kejahatan. 40 Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia
juga yang menjadikan bagian dalam? 41 Akan tetapi, berikanlah isinya sebagai
sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu.
POSITIF MEMANDANG ORANG LAIN
39 “Tetapi Tuhan berkata kepadanya: "Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan
bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan
kejahatan.”
(Luk. 11:39)
Anak-anak yang terkasih…
Ada seorang pria tua berpenampilan kurang rapi dan terkesan gelandangan
masuk sebuah showroom motor gede. Oleh sebab itu, pria ini ditolak saat hendak
membeli motor gede di sejumlah dealer. Pria itu mengenakan kaos berwarna merah
sedikit kotor, celana abu-abu, dan memakai sepasang sandal jepit. Ia membawa
sebuah plastik berwarna hitam yang sudah kotor juga. Beberapa dealer motor yang
dikunjunginya senantiasa menolaknya karena menganggap pria ini tak mampu membeli
motor gede. Setelah 10 menit berpindah-pindah toko, pria tersebut menunjuk satu
model motor "Aku beli yang itu," ujarnya sembari mengeluarkan uang sejumlah Rp 231
juta tunai dari kantong plastik. Tentu saja hal ini mengejutkan petugas dealer.
Hari ini kita mendengar dari Injil Lukas tentang orang Farisi yang lebih
memperhatikan penampilan daripada hatinya. Seperti yang apa yang dikatakan oleh
Yesus,"Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan
pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan.” Orang-orang Farisi
sering menilai orang berdasarkan penampilan luar saja. Mereka tidak melihat isi hati
orang lain. Padahal penampilan sering kali menipu kita. Penampilannya sopan tetapi
sikapnya dan perbuatannya seperti tidak menghargai orang lain.
Yesus mengajarkan kita agar memberikan penilaian kepada seseorang bukan
lewat penampilan luar tetapi juga isi hatinya.
Pertanyaan Refleksi:
Apakah aku lebih menghormati orang melalui penampilang pakaiannya saja?
Marilah Berdoa:
Allah Bapa di surga, bantulah kami untuk selalu mengutamakan isi hati bukan apa yang
kami pakai atau kami kenakan. Karena kadang-kadang kami dibohongi dengan
penampilan. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.
Aksi:
Aku mau menjadi contoh atau teladan bagi teman-temanku dalam sikap dan
perbuatanku.
****************************************************************************************************
Rabu, 18 Oktober 2017
Pesta St. Lukas
Bacaan: 2Tim. 4:10-17b;
Bacaan Injil: Luk. 10:1-9.
1 Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus
mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak
dikunjungi-Nya. 2 Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja
sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan
pekerja-pekerja untuk tuaian itu. 3 Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti
anak domba ke tengah-tengah serigala. 4 Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal
atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan.
5 Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi
rumah ini. 6 Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka
salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. 7
Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu,
20
sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. 8
Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah
apa yang dihidangkan kepadamu, 9 dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di
situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.
MENJADI MURID YESUS
Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu
mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja
untuk tuaian itu.” (Matius 10:2)
Anak-anak yang terkasih…
Hari ini kita merayakan Pesta Santo Lukas. Lukas lahir di Antiokia dari sebuah
keluarga kafir. Pada masa itu Antiokia adalah kota termasyhur ketiga di Kekaisaran
Romawi karena luas dan makmur. Ke sanalah orang-orang Kristen pertama menyebar
karena penganiayaan orang-orang Yahudi. Di sana mereka mewartakan Tuhan dan
berhasil mentobatkan banyak orang kafir, baik Yahudi maupun Yunani. Salah satu
orang Antiokia yang bertobat ialah Lukanos, atau lazim dikenal dengan Lukas. Beliau
seorang tabib terkemuka di kota itu.
Setelah bertobat, ia bergabung dengan Paulus, Ia menemani Paulus dalam
perjalanan misioner ke Makedonia, dan bersamanya ke Yerusalem dan ke Roma. Di
Yerusalem, Paulus ditangkap lalu ditahan dalam penjara selama dua tahun. Lukas
mengunjunginya dengan setia. Sangat boleh jadi bahwa pada waktu itu Lukas mulai
mengumpulkan bahan-bahan yang dipergunakannya dalam menulis Kitab Injilnya dan
bagian pertama Kisah para Rasul.
Dalam Injil hari ini kita sendiri membaca apa yang ditulis oleh Lukas sendiri.
Sepertinya apa yang ditulis Lukas pada hari ini juga berdasarkan pengalaman
panggilan hidupnya. Lukas sendiri tidak melihat dan mengalami hidup bersama Yesus.
Tetapi ia sungguh menghayati panggilan suci yaitu bersedia untuk menjadi murid
Yesus. Lukas menemani Paulus dan tentu saja banyak mendapatkan pengajaran dari
Paulus tentang Yesus. Maka kemudian Lukas menulis berdasarkan apa yang
diceritakan oleh Paulus.
Kita juga dipanggil oleh Yesus untuk menjadi murid-Nya. Kemuridan kita bukan
seperti para rasul tetapi kita dituntut untuk melaksanakan tugas kita sehari-hari dengan
baik. Jika menjadi seorang pelajara jadilah pelajaran yang baik, jika menjadi seorang
guru maka jadilah seorang guru yang baik. Itulah panggilan hidup kita. Kita dipanggil
untuk melayani dan mewartakan kasih Tuhan.
Pertanyaan Refleksi:
1. Apakah aku sudah melaksanakan tugasku sebagai murid Yesus?
2. Bersediakah aku menjawab panggilan Tuhan untuk menjadi
biarawan/biarawati?
seorang
Marilah Berdoa:
Allah Bapa di dalam surga, Engkau telah memanggil kami dengan nama kami masingmasing. Kami sangat berharga di mata-Mu, maka bantulah kami untuk melaksanakan
tugas-tugas kami dengan sebaik-baiknya sebagai seorang murid Yesus. Demi Kristus
Tuhan dan pengantara kami. Amin.
Aksi:
Aku berdoa agar aku dapat menjadi seorang siswa yang bertanggung jawab.
****************************************************************************************************
Kamis, 19 Oktober 2017
Yohanes de Brebeuf dan Isaac Jogues, Paulus dari Salib
Bacaan: Rm. 3:21-30;
Bacaan Injil: Luk. 11:47-54
47 Celakalah kamu, sebab kamu membangun makam nabi-nabi, tetapi nenek
moyangmu telah membunuh mereka. 48 Dengan demikian kamu mengaku, bahwa
kamu membenarkan perbuatan-perbuatan nenek moyangmu, sebab mereka telah
membunuh nabi-nabi itu dan kamu membangun makamnya. 49 Sebab itu hikmat Allah
berkata: Aku akan mengutus kepada mereka nabi-nabi dan rasul-rasul dan separuh dari
21
antara nabi-nabi dan rasul-rasul itu akan mereka bunuh dan mereka aniaya, 50 supaya
dari angkatan ini dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan,
51 mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh di antara
mezbah dan Rumah Allah. Bahkan, Aku berkata kepadamu: Semuanya itu akan dituntut
dari angkatan ini. 52 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil
kunci pengetahuan; kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha
untuk masuk ke dalam kamu halang-halangi." 53 Dan setelah Yesus berangkat dari
tempat itu, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi terus-menerus mengintai dan
membanjiri-Nya dengan rupa-rupa soal. 54 Untuk itu mereka berusaha memancingNya, supaya mereka dapat menangkap-Nya berdasarkan sesuatu yang diucapkan-Nya
MENJADI BOS
52 “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci
pengetahuan; kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk
masuk ke dalam kamu halang-halangi.”
(Luk. 11:52)
Anak-anak yang terkasih…
Kita semua pasti pernah mendengar kata BOS. Bos biasanya suka menyuruh
orang lain. Kadang-kadang BOS menyuruh bawahannya untuk melakukan sesuatu
yang belum tentu bisa dilakukannya.
Hal itu disampaikan oleh Yesus pada hari ini. Yesus mengecam ahli-ahli Taurat
yang telah mengambil kunci pengetahuan, tetapi tidak mau melakukan apa yang
diperolehnya itu. Mereka berusaha untuk menghalang-halangi orang-orang yang
berusaha untuk memahami dan melaksanakan apa yang ditulis oleh Musa.
Pada hari ini kita diajak untuk tidak memiliki sikap seperti BOS yang hanya mau
menyuruh dan memberikan beban kepada kita tetapi tidak mampu melakukan apa yang
disuruhnya.
Pertanyaan Refleksi:
Apakah aku memiliki sikap seperti seorang bos?
Marilah Berdoa:
Allah Bapa di surga, bantulah kami agar tidak memiliki sikap seperti seorang bos atau
seperti ahli Taurat tetapi jadikanlah kami sebagai orang yang memiliki kerendahan hati.
Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.
Aksi:
Aku akan berusaha melaksanakan tugas dan tanggung jawabku sebagai seorang murid
yang baik.
****************************************************************************************************
Jumat, 20 Oktober 2017
Kaprasius, Magdalena dari Nagasaki, Yohanes Paulus II
Bacaan: Rm. 4:1-8;
Bacaan Injil: Luk. 12:1-7
1 Sementara itu beribu-ribu orang banyak telah berkerumun, sehingga mereka
berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-muridNya, kata-Nya: "Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi. 2 Tidak ada
sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang
tersembunyi yang tidak akan diketahui. 3 Karena itu apa yang kamu katakan dalam
gelap akan kedengaran dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam
kamar akan diberitakan dari atas atap rumah. 4 Aku berkata kepadamu, hai sahabatsahabat-Ku, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan
kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi. 5 Aku akan menunjukkan kepada kamu
siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai
kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata
kepadamu, takutilah Dia! 6 Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit?
Sungguhpun demikian tidak seekor pun dari padanya yang dilupakan Allah, 7 bahkan
rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih
berharga dari pada banyak burung pipit.
22
KITA BERHARGA DI MATA TUHAN
“6 Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekor
pun dari padanya yang dilupakan Allah, 7 bahkan rambut kepalamu pun terhitung
semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak
burung pipit.”
(Luk. 12:6-7)
Anak-anak yang terkasih…
Dewasa ini kasus narkoba sering kali disalahgunakan. Orang merasa hebat
kalau menggunakan narkoba. Padahal narkoba itu sendiri sebenarnya menghancurkan
tubuh kita. Orang yang terjaring operasi karena menggunakan narkoba biasanya
direhabilitasi. Maksudnya orang tersebut melakukan upaya penyembuhan atau kembali
kepada semula sebelum menggunakna narkoba. Penggunaan narkoba sebenarnya
salah satu upaya orang yang tidak menghargai tubuhnya sendiri.
Hari ini kit abaca dari Injil Lukas bahwa Tuhan begitu mencintai manusia. Seperti
yang dikatakan oleh Yesus sendiri, “Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit?
Sungguhpun demikian tidak seekor pun dari padanya yang dilupakan Allah, 7 bahkan
rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih
berharga dari pada banyak burung pipit.” Seekor burung pipit pun tidak pernah
dilupakan Allah. Manusia adalah makhluk yang mulia yang berharga di mata Tuhan.
Tuhan tidak pernah melupakannya.
Kita patut bersyukur karena lewat Injil hari ini kita semakin menyadari betapa
berharganya kita di mata Tuhan. Maka kita perlu menjaga dan merawat diri kita agar
hidup kita lebih berarti bagi sesama dan juga bagi kemuliaan Tuhan.
Pertanyaan Refleksi:
1. Apakah aku suka dibully oleh teman?
2. Apakah aku juga suka jajan sembarang dan menyebabkan sakit?
Marilah Berdoa:
Ya Tuhan, bantulah kami untuk terus menjaga tubuh kami seperti sejak pertama kali
kami diciptakan. Jagalah kami agar tidak jatuh dalam sikap dan perbuatan
merendahkan orang lain. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin.
Aksi:
Aku berusaha untuk merawat dan memelihara tubuhku dengan berolahraga, makan
makanan yang bergizi dan menghargai teman karena aku berharga di mata Tuhan.
****************************************************************************************************
Sabtu, 21 Oktober 2017
Bacaan I: Rm. 3:14,16-18– Mazmur– 105:6-7, 8-9, 42-43
Bacaan Injil: Luk. 12:8-12
12: 8
Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak
Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah. 12:9 Tetapi
barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikatmalaikat Allah. 12: 10 Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia
akan diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni. 12: 11
Apabila orang menghadapkan kamu kepada majelis-majelis atau kepada pemerintahpemerintah dan penguasa-penguasa, janganlah kamu kuatir bagaimana dan apa yang
harus kamu katakan untuk membela dirimu. 12:12 Sebab pada saat itu juga Roh Kudus
akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan."
23
ROH KUDUS SELALU MENYERTAI
Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu
katakan." (Lukas 12:12)
Anak-anak yang terkasih…
Berbeda dengan teman-teman sekelasnya,
Dea selalu meluangkan waktu untuk mengajari Danu
untuk mengejar ketertinggalannya pada hampir
semua pelajaran di kelas itu. Bukan karena Danu
malas, tetapi dia memang sedikit lambat memahami
semua pelajaran di kelas. Pelajaran di kelas
menggunakan
bahasa
Indonesia,
sementara
kemampuan bahasa Indonesianya masih lemah.
Maklum dia pindahan dari luar negeri, yang sehariharinya menggunakan bahasa Inggris. Dea selalu
siap sedia membantu Danu untuk menerjemahkan semua pelajaran Ingris Indonesia
dan Indonesia Inggris. Di saat temannya asik beristirahat dan jajan, Dea sibuk untuk
menerangkan ulang inti dan perintah guru selama pelajaran berlangsung. Di saat
pulang sekolah, Dea masih mau menggulangi pelajaran yang kurang dipahami oleh
Danu. Dea, tidak berpikir berapa waktu dan ilmu yang harus dibagikan kepada Danu.
Dea tidak pernah berpikir peringkatnya bisa menurun karena banyak memberi waktu
untuk mengajari temannya Danu, sebagaimana dipikirkan oleh beberapa temannya.
Beriman kepada Yesus berarti mau hidup seperti Yesus. Demi menebus dosa
kita, Ia mau difitah, dicaci, dipukuli bahkan disalibkan hingga wafat. Itulah tantangan
yang dialami Yesus. Mengimani Yesus berarti mau hidup dan menerima tantangan.
Berani? Jangan takut, karena kita tidak sendiri. Yesus, dalam Injil hari ini, mengajarkan
keberanian dan kesetiaan untuk mengakui iman mereka dalam situasi apapun.
Mengapa? Karena Yesus sendiri menyertai dan membela dalam menghadapi
konsekuensi dari warta iman tersebut. Jaminan penyertaan itu ditegaskan dalam diri
Roh Kudus yang mendampingi dan membela para murid.
Sebagai orang Katolik, pastinya kita akan menjumpai tantangan. Ketika kita ikut
dalam misa, kita ditantang untuk menjaga keheningan, konsentrasi dan menghentikan
kegiatan-kegiatan lain. Ketika kita mengumpulkan APP dan aksi HPS, kita harus siap
untuk mengurangi jajan dan selera kita. Kalau semua itu kita lakukan karena iman akan
Yesus, maka Roh Kudus akan membela kita. Kalau Roh Kudus sudah membela, maka
kita akan menang dan selamat. Seperti kisah Dea, kegigihan dan pengorbanannya
mengajari Danu, bukan malah membuatnya rugi, tetapi semakin kaya. Dea semakin
pintar karena setiap hari dia mengulangi pelajaran di kelas untuk Danu. Danu semakin
pintar, dan Dea pun menjadi murid yang sangat menguasai bahasa Inggris.
Pertanyaan Refleksi:
Aku mengimani bahwa sebelum Yesus bangkit, Dia telah mengurbankan seluruh
hidupNya di dunia. Ketika menghadapi tantangan dan masalah hidup, sebagai orang
Katolik, seberapa seringkah aku memohon pertolongan Roh Kudus?
Marilah Berdoa:
Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus, ajarilah aku berkurban bagi sesama,dan
yakinkan aku bahwa Roh Kudus menemaniku lewat kurban tersebut.
Niat:
Sebagai murid Kristus, saya akan membuktikan iman saya lewat perbuatan seharihari,seperti maumembantu teman, mendoakan teman, mengurangi sampah dll.
****************************************************************************************************
24
Minggu, 22Oktober 2017
Bacaan I: Yes.45:1,4-6; Mzm 96:1,3, 4-5,7-8,9-10ac; Bacaan II: 1 Tes.1.1-5b;
Bacaan Injil: Mat.22:15-21
22: 15
Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat
menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. 22:16 Mereka menyuruh murid-murid mereka
bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: “Guru, kami tahu, Engkau
adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak
takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. 22:17 Katakanlah
kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau
tidak?” 22:18 Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: “Mengapa
kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? 22:19 Tunjukkanlah kepada-Ku mata
uang untuk pajak itu.” Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya. 22:20 Maka Ia
bertanya kepada mereka: “Gambar dan tulisan siapakah ini?” 22:21 Jawab mereka:
“Gambar dan tulisan Kaisar.” Lalu kata Yesus kepada mereka: “Berikanlah kepada
Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib
kamu berikan kepada Allah.”
100 % KATOLIK 100 % INDONESIA
Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka:
"Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan
kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah." (Mat 22:21)
Anak-anak yang terkasih…
Walau usianya baru belasan tahun, hampir separuh negara
di benua Eropa, puluhan negara di benua Asia, sudah
dijalaninya. Namanya Lukas, lahir di Jakarta. Sejak umur
tiga tahun meninggalkan Indonesia ikut papanya tugas
sebagai manager sebuah perusahaan ternama di luar
negeri. Ia fasih berbahasa Inggris, bahasa Italia, dan
Belanda, karena ia memang pernah sekolah dan menetap
sementara di negara tersebut. Kendati jarang pulang ke
Indonesia, jangan kira ia tidak mengerti berbahasa
Indonesia. Ia cukup lancar berbahasa Indonesia dan
menyukai masakan Indonesia. Di sekolah memang ia
menggunakan bahasa asing, tetapi di rumah, ngomong dengan papa dan mamanya
tetap menggunakan bahasa Indonesia. Mamanya juga rajin memasak khas Indonesia,
papanya sering menceritakan keunikan dan kekayaan Indonesia yang luas, kaya dan
beraneka ragam adat dan budaya itu. Selain sibuk kerja, ternyata papanya juga aktif
dalam perkumpulan warga Indonesia yang Katolik di negara itu. Sekali sebulan
perkumpulan itu mengadakan missa dalam bahasa Indonesia. Maka, meskipun lebih
separuh hidupnya berada di benua Eropah, ketika ditanya Lukas itu “siapa dan dari
mana ?”. Maka ia, si pengagum film Sogiya itu, akan menjawab ,“ Saya Lukas, 100 %
Katolik dan 100 % Indonesia”!
Yesus, lewat bacaan hari ini mengingatkan kita soal kewajiban kita sebagai
warga negara dan warga Gereja. "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu
berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada
Allah”, kata Yesus. Sebagai warga negara, kita punya kewajiban membayar pajak,
mencintai Indonesia misalnya. Sebagai warga Gereja kita punya kewajiban, hidup
sesuai ajaran Yesus misalnya. Keduanya tidak harus bertentaangan melainkan saling
memperkaya.
Dengan mengikuti ajaran Yesus, harusnya kita bisa menjadi warga negara yang
baik. Dan sebaliknya, dengan menjadi warga negara yang baik, tentu saja kita sudah
menjadi murid Yesus yang baik. Maka, misalnya, ketika melihat ada orang yang
berkekurangan dan butuh bantuan, kita harusnya mau memberi pertolongan dan
bantuan, tanpa melihat dari mana suku dan agamanya. Kalau hal demikian kita
lakukan, maka dalam waktu tidak terlalu lama, terciptalah Indonesia yang adil dan
merata. Dengan begitu, kita sudah menjadi warga gereja yang baik dan warga negara
yang peduli.
Pertanyaan Refleksi:
Sebagai warga gereja yang baik, apakah aku sudah menjadi warga negara yang baik?
Marilah Berdoa:
Tuhan Yesus, berkatilah Negara kami. Anugerahilah damai sejahtera dan solidaritas
25
kasih dalam hidup setiap orang sehingga namaMu semakin dimulyakan.
NIat:
Aku mencintai Yesus dengan menjadi warga negara yang baik, yaitu mencintai
Indonesia dengan sikap peduli.
****************************************************************************************************
Senin, 23 Oktober 2017
Bacaan I: Rm. 4:20-25; Mzm 1:69-70,71-72,73-75;
Bacaan Injil: Luk. 12:13-21
12:13
Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada
saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku." 12:14 Tetapi Yesus berkata
kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau
pengantara atas kamu?" 12:15 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan
waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah
hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." 12:16 Kemudian Ia
mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya,
tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. 12:17Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus
aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil
tanahku. 12:18 Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak
lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan
menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. 12:19 Sesudah itu aku
akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk
bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenangsenanglah! 12:20 Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam
ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk
siapakah itu nanti? 12:21 Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta
bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."
KAYA DI HADAPAN TUHAN
Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala
ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya
tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." (Luk 12:15)
Anak-anak yang terkasih…
Arthos adalah seorang anak yang sangat beruntung.
Papanya seorang pengusaha dan ibunya seorang dokter,
sehingga hidupnya sangat berkelimpahan. Dia mempunyai
supir dan suster pribadi yang selalu menemani dan siap
mengantarkan dia ke mana saja dia mau. Di sekolah, dia
dikenal sebagai anak yang sangat royal. Walaupun
pembekalannya dari rumah sudah sangat banyak, jauh
melebihi bekal teman-temannya, dia tak pernah berhenti
untuk jajan makanan di kantin. Makanan itu biasanya
dimakan sendiri dan tak jarang karena kelebihan, makanannya menumpuk di tempat
sampah.
Kekayaan itu sangat nikmat. Kekayaan itu bisa membuat orang sangat senang
karena bisa bisa membeli apa saja yang kita inginkan. Saking enaknya, kekayaan bisa
membuat orang lupa akan sesamanya. Itu tidak dimaui oleh Tuhan. Karena kekayaan
itu pemberian dari Tuhan, maka sudah seharusnya kita membagikannya dengan
sesama kita. Kalau bukan begitu, kita tidak bisa memaksa dan memastikan kapan
Tuhan akan mengambilnya. Itulah pesan Yesus kepada kita lewat injil hari ini. KataNya
:"Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun
seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada
kekayaannya itu."
Mari kita bersyukur atas kekayaan yang diberi Tuhan kepada kita masingmasing: apakah itu harta berlimpah, kepintaran, talenta dan semua yang membuat kita
senang. Salah satu cara mensyukurinya adalah berbagi dengan sesama dan terutama
yang membutuhkan. Dengan begitu, kita tidak hanya kaya di dunia, tetapi juga kaya di
hadapan Tuhan. Mau ?
26
Pertanyaan Refleksi:
Kepintaran dan talenta yang aku miliki adalah kekayaan yang gratis dari Tuhan,
sudahkah aku mengembangkan dan mau membagikannya untuk sesamaku?
Marilah Berdoa:
Tuhan Yesus yang baik, bantulah aku untuk mensyukuri kekayaan-kekayaan yang aku
terima dari-Mu.
Semoga dengan kekayaan-kekayaan itu, semakin banyak orang merasa terbantu. Amin
Niat:
Aku akan mengembangkan talenta-talentaku.
****************************************************************************************************
Selasa, 24 Oktober 2017
Bacaan I: Rm. 5:12, 15b, 17-19, 20b-21; Mzm 40:7-8a,8b-9,10,17
Bacaan Injil: Luk. 12:35-38
12:35
"Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. 12:36 Dan
hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang
pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu
baginya. 12:37 Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika
ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan
mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka. 12:38 Dan
apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan mendapati mereka
berlaku demikian, maka berbahagialah mereka.
PEDULI
Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia
datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya
dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka.
(Luk 12:37)
Anak-anak yang terkasih…
Ada seorang anak yang duduk di kelas 3 SD. Della
namanya. Menurut laporan orang tua kepada gurunya
di sekolah, dia adalah murid yang rajin belajar di
rumah. Setiap hari, baik termasuk waktu liburan dia
suka belajar. Suatu hari dalam pelajaran IPS gurunya
mengadakan
ulangan
mendadak
atau
tanpa
pemberitahuan sebelumnya. Della sangat siap
mengikuti dan mengerjakannya dengan baik, berbeda
dengan temannya yang banyak protes akan ujian itu
karena ketidak siapan mereka.
Orang yang penuh persiapan biasanya
mendapatkan ketenangan. Sedangkan orang yang tanpa persiapan akan mendapatkan
kecemasaan. Sebagaimana pesan Yesus dalam injil hari ini: “Berbahagialah hambahamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk
makan, dan ia akan datang melayani mereka”.
Tidak ada keberhasilan tanpa persiapan. Untuk berhasil mendapatkan peringkat
yang baik maka kita harus mempersiapkannya dengan belajar yang tekun, untuk bisa
mengikuti Misa dengan baik maka kita perlu mempersiapkan batin terlebih dahulu.
Pertanyaan Refleksi
Sudahkan aku memperiapakan diri dengan baik untuk memperiapkan ujian dan Misa?
Marilah Berdoa:
Ya Allah Bapa yang penuh kasih, ajrilah aku agar senantiasa rajin dan tekun belajar
sehingga aku mendapat nilai yang maksimal. Amin
Niat:
27
Belajar dengan tekun dan mengikuti misa dengan baik
****************************************************************************************************
Rabu, 25 Oktober 2017
Bacaan I: Rm. 6:12-18,; Mzm 124:1-3,4-6,7-8
Bacaan Injil: Luk.12:39-48
12:39
Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia
tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. 12:40 Hendaklah kamu juga siap sedia,
karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan." 12:41 Kata Petrus:
"Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu atau juga semua
orang?" 12:42 Jawab Tuhan: "Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana
yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk
memberikan makanan kepada mereka pada waktunya? 12:43 Berbahagialah hamba,
yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. 12:44 Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi
pengawas segala miliknya. 12:45 Akan tetapi, jikalau hamba itu jahat dan berkata di
dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lakilaki dan hamba-hamba perempuan, dan makan minum dan mabuk, 12:46 maka tuan
hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak
diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang
yang tidak setia. 12:47 Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang
tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia
akan menerima banyak pukulan. 12:48 Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak
tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima
sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak
dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak
lagi dituntut."
SIAP SEDIA
Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang
tidak kamu sangkakan." (Luk 12:40)
Anak-anak yang terkasih…
Apakah kamu ikut ambil bagian dalam tugas pelayaan di
gerejamu? Jika ya, berarti kamu sudah menjadi perpanjangan
tangan Tuhan. Sama dengan seorang anak yang bernama
Angelica. Dia aktif mengikuti kegiatan di gereja parokinya,
seperti PPA, Lektor, Komentor. Tidak ada keluhan capek dan
bosan keluar dari mulutnya. Yang ada malah rasa senang dan
tak sabar menunggu giliran mendapat tugas. Dia selalu aktif
mencari info tugas kepada guru agama dan paroki, agar tidak
ada satu tugas pun yang terlewati. Saking aktifnya mencari info,
tidak jarang Agnelica dapat tugas menggantikan temannya yang
berhalangan tugas atau lupa. Setiap kali bertemu dengan guru
agamanya, tak pernah lupa kalimat : “ Bu, kapan lagi saya
bertugas?”. Semangatnya itu membuat guru agamanya selalu
mengingat dan mendoakan dia.
Seorang hamba adalah seorang pelayan yang lebih melayani daripada menjadi
tuan dan raja, seorang yang lebih mengikuti daripada merajai dan menguasai, seorang
yang lebih menuruti daripada menguasai.Yesus adalah hamba Allah yang setia. Ia
melaksanakan semua yang dikehendaki Bapa-Nya. Kita semua adalah hamba Tuhan.
Sebagai hamba Tuhan, hari ini secara khusus Yesus berpesan kepada kita :
“Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak
kamu sangkakan."
Mau tidak mau, suatu saat kita akan mendapat tugas entah dari gereja, orang
tua, sekolah, ataupun masyarakat. Agar bisa menyelesaikan tugas dengan baik, tentu
harus modalnya, yaitu tanggung jawab dan persiapan. Tanpa tanggung jawab dan
persiapan, maka betapa susah sebuah tugas bisa kita selesaikan dengan baik. Salah
satu cara untuk menanamkan tanggung jawab atas tugas adalah “ anggaplah tugas itu
langsung berasal dari Tuhan”. Semoga!
28
Pertanyaan Refleksi :
Apabila aku ditunjuk menjadi pelayan di gereja atau dilingkungan masyarakatku,
apakah aku menerimanya sebagai beban atau pelayanan?
Marilah Berdoa:
Tuhan Yesus Kristus, Engkau menghendaki agar kami menjadi muridmu yang rajin
melayani. Bimbinglah kami selalu, agar kami bisa melayani dengan gembira dan
semangat. Amin
Niat:
Ikut ambil bagian dalam pelayanan: PPA, Lektor, Paduan Suara
****************************************************************************************************
Kamis, 26 Oktober 2017
Bacaan I: Rm. 6:19-23; Mzm 1:1-2,3,4,6
Bacaan Injil: Luk. 12:49-53
12:49
"Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu
telah menyala! 12:50 Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku,
sebelum hal itu berlangsung! 12:51 Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk
membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan
pertentangan. 12:52 Karena mulai dari sekarang akan ada pertentangan antara lima
orang di dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga. 12:53 Mereka akan
saling bertentangan, ayah melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan
ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu
mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan ibu
mertuanya."
HAL BARU
Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi?
Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan. (Luk 12:51)
Anak-anak yang terkasih…
Pada tahun ajaran baru, tentunya ada murid
baru dan kadang ada guru baru. Murid murid biasanya
cepat ingin tahu dan kenal dengan guru barunya.
Kebetulan di sebuah sekolah di di Jakarta, ada guru
baru yang cantik dan sangat ramah. Karena
keramahannya, anak-anak pun lekas mengenalnya dan
proses belajar pun berlangsung baik. Seiring
berjalannya waktu, sebagian murid sudah mulai
menunjukkan ketidaksukaannya kepada guru tersebut.
Apa sebabnya? Selain sikapnya yang ramah, dia
dikenal sebagai salah satu guru yang paling disiplin.
Sebagai guru baru, dia tidak segan segan menegur
dengan keras murid-murid yang kurang disiplin. Maka, bagi anak-anak yang biasa telat
masuk kelas, tentu saja harus berhadapan dengan guru tersebut. Bagi mereka, guru
baru tersebut baik tetapi killer.
Sabda Tuhan Yesus adalah kebenaran dan hidup. Tetapi kata-kata kebenaran
tersebut disampaikan dengan keras. “Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk
membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai,
melainkan pertentangan”, Kata Yesus. Ya, kata-kata dan ajaranNya memang
mendapat pertentangan dari orang orang yang tidak suka dengan Dia. Mengapa?
Karena mereka tidak ingin ajaran cinta kasih dilaksanakan. Sementara, bagi orang yang
ingin ajaran kasih dilaksanakan, ajarannya mendatangkan kedamaian.
Saat menjumpai aturan-aturan baru di sekolah maupun di rumah, mungkin kita
pernah tidak menyenanginya. Kita tidak menyenanginya karena tidak sesuai dengan
keinginan kita sendiri. Ingatlah peraturan peraturan itu dibuat untuk kebaikan banyak
orang, bukan seorang diri saja. Dan tidak ada orang menjadi manusia baik karena
melanggar peraturan. Jadi anggaplah peraturan itu sebagai ulangan di sekolah. Kalau
kita bisa melewatinya, berarti kita pantas naik kelas.
29
Pertanyaan Refleksi
:
Saat menjumpai peraturan peraturan baru, apakah aku menganggapnya untuk
mengembangkan diri atau menghambat perkembanganku?
Marilah Berdoa
:
Tuhan yang baik, Engkau membuat kami menjadi manusia baik lewat sabda dan
perintah-perintahMu. Bantulah kami untuk taat pada setiap peraturan yang
mendewasakan kami. Amin
Niat
:
Lebih baik mengikuti aturan daripada melanggarnya.
****************************************************************************************************
Jumat, 27 Okober 2017
Bacaan I. Rm, 7:18-25a; Mzm. 119:66,68, 76, 77, 93,94
Bacaan Injil: Luk 12:54-59
12:54
Yesus berkata pula kepada orang banyak: "Apabila kamu melihat awan naik di
sebelah barat, segera kamu berkata: Akan datang hujan, dan hal itu memang terjadi.
12:55
Dan apabila kamu melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari akan panas
terik, dan hal itu memang terjadi. 12:56 Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit
kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini? 12:57 Dan
mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar? 12:58 Sebab,
jikalau engkau dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah berdamai
dengan dia selama di tengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim
dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya dan pembantu itu melemparkan
engkau ke dalam penjara. 12:59 Aku berkata kepadamu: Engkau tidak akan keluar dari
sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas."
BERDAMAI
Sebab, jikalau engkau dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah,
berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan, supaya jangan engkau
diseretnya kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya
dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara. (Luk 12:58)
Anak-anak yang terkasih…
Siapakah orang yang paling sering berbeda
pendapat dengan kamu? Mungkin papa mama, kaka
adik, dan teman teman bahkan gurumu. Mengapa?
Karena mereka adalah orang orang terkedekatmu.
Hanya orang orang terdekat sajalah yang paling
sering berbeda pendapat dengan kita. Dan jika
ditanya, siapa orang yang paling mencintaimu?
Jawabannya juga orang-orang terdekat kita, bisa jadi
mama-papa, kakak-adik, guru pun teman teman kita.
Tidak salah dengan berbeda pendapat,
karena manusia memang unik. Karena uniknya,
setiap manusia pasti berbeda satu sama lain. Maka sangat wajar punya pendapat,
pilihan, dan gaya hidup yang berbeda yang sering melahirkan konflik atau
“perkelahian”. Soal konflik Yesus berpesan “jikalau engkau dengan lawanmu pergi
menghadap pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan,
supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau
kepada pembantunya dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara”.
Lewat pesan itu Yesus mau bilang kalau kita berbeda pendapat dengan orang
dekat kita, maka lekaslah berdamai dan saling memaafkan. Agar tidak menjadi dendam
yang berlarut-larut dan menjadi konflik yang lebih besar. Ingatlah dendam hanya
menambah ketidaktenangan hidup. Dan sudah pasti merugikan. Jadi, mau pilih dendam
atau memaafkan?
Pertanyaan Refleksi
Saat aku berbeda pendapat dengan orang orang dekatku, sikap apakah yang aku pilih?
Membenci, menjauhi, atau tetap sabar dan berdialog dengan rendah hati?
30
Marilah Berdoa
Tuhan, sumber kedamaian kami. Kami Kau ciptakan unik, sehingga sering berbeda
pendapat dengan sesama. Bantu kami agar tetap sabar dan mengerti keunikan setiap
orang. Dengan saling mengerti maka kedamaian akan terjadi. Amin.
Niat
Sadar bahwa setiap orang punya keunikan masing-masing.
****************************************************************************************************
Sabtu, 28 Oktober 2017
Bacaan I: Ef. 2:19-22; Mzm 19:2-3,4,5
Bacaan Injil: Luk 6:12-19
6: 12
Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia
berdoa kepada Allah. 6:13 Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya,
lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul: 6:14 Simon
yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan
Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, 6:15 Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan
Simon yang disebut orang Zelot, 6:16 Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang
kemudian menjadi pengkhianat.6:17 Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada
suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan
banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah
pantai Tirus dan Sidon. 6:18 Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk
disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat
beroleh kesembuhan. 6:19 Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia,
karena ada kuasa yang keluar dari pada-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya.
AAAAKK
PILIHAN TERBAIK
"Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari
antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul:" (Lukas 6:13)
Anak-anak yang terkasih…
Suatu saat, cepat atau lambat, kita akan berhadapan
dengan satu proses hidup. Itulah memilih. Setiap hari kita
dihadapkan dengan pilihan hidup, misalnya memilih makan
kenyang atau secukupnya, memilih naik angkot atau busway,
memilih mendoakan ortu atau tidak, memilih belajar atau
malas. Kadang, dalam memilih kita mengalami keraguan. Saat
memilih sepatu yang pas buat kita, misalnya, kadang kita
memerlukan pertimbangan dari orang tua, teman, bahkan
penjaga toko, agar apa yang kita pilih tidak mengecewakan.
Jangankan kita, orang hebat yang kini sudah menjadi santo
pun pernah merasakan keraguan. Fransiskus Assisi pernah
merasakan keraguan yang mendalam untuk menentukan
pilihan hidupnya.
Lewat Injil hari ini, kita mendengar bagaimana Yesus memilih memilh para rasulNya tanpa keraguan. Namun, satu hal yang dilakukannya sebelum memilih adalah
berdoa. Dalam kesendirian, Dia meminta petunjuk dari Bapa agar apa yang dipilihNya
sesuai dengan kehendak Bapa.
Kita harus bisa belajar dari Yesus, bagaimana cara memilih dengan tepat.
Sebelum memilih sesuatu, kita terlebih dahulu meminta petunjuk Tuhan lewat doa. Agar
pilihan kita itu dikehendaki Tuhan. Pilihan yang sudah dikehendaki Tuhan, pasti tidak
akan mengecewakan. Tips dari Yesus ini juga dijalankan oleh Fransiskus Asisi. Untuk
menghadapi keraguannya itu, Fransiskus pergi berdoa di depan Salib Tuhan, katanya
dalam sebuah doa pendek : ” Tuhan apa yang Engkau inginkan untuk aku perbuat".
Pertanyaan Refleksi
Ketika aku mengalami keraguan, apakah aku pernah meminta petunjuk dari Tuhan?
31
Marilah Berdoa
Tuhan yang baik, kami sering mengalami keraguan. Kami yakin Engkaulah pemberi
petunjuk yang paling baik, maka tetap hadir dalam hidup kami. amin
Niat
Saat mengalami keraguan aku akan meminta petunjuk Tuhan lewat doa, dan orangorang baik lewat nasihat-nasihatnya.
****************************************************************************************************
Minggu, 29 Oktober 2017
Bacaan I: Kel. 22:21-27; mzm. 18:2-31, 3bc-4,47,51 ab; Bacaan II: 1 Tes. 1:5c10Bacaan Injil: Mat. 22:34-40
22:34
Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang
Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka 22:35 dan seorang dari mereka, seorang ahli
Taurat, bertanya untuk mencobai Dia: 22:36 "Guru, hukum manakah yang terutama
dalam hukum Taurat?" 22:37 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu,
dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal
budimu. 22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. 22:39 Dan hukum yang
kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri.22:40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para
nabi."
MENGSIHI SESAMA, MENGASIHI TUHAN
Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu
dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. (Mat 22:37)
Anak-anak yang terkasih…
Banyak orang bisa menjadi guru, dokter,
dan pengusaha, tetapi hanya sedikit orang bisa
dan mau menjadi suster ataupun pastur.
Mengapa? Karena, hidup sebagai suster atau
pastur sangat banyak tantangannya. Misalnya,
harus bisa lebih mendahulukan kepentingan
umat daripada keluarga sendiri. Selain itu,
seorang pastur dan suster harus bisa
meninggalkan kesukaan-kesukaan pribadinya
agar bisa lebih fokus melayani Tuhan.
Bisa dikatakan syarat utama menjadi
suster ataupun pastur adalah harus mampu
mengasihi Tuhan dan sesama. "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu”, kata Yesus. Nah,
bagaimana cara mengasihi Allah? Mengasihi Allah berarti mendengarkan Sabda dan
menjawab-NYA lewat hidup sehari-hari seperti hidup peduli, hidup mau berbagi, dan
saling menghormati. Itulah hukum kasih. Kasih kepada sesama, tanpa kenal agama,
suku, ras, dan budaya.
Soal hukum kasih ini, kita harus bisa belajar dari bunda Teresa yang sekarang
sudah menjadi santa Teresia. Nama aslinya, suster Agnes Gonxha Bojaxhiu sejak kecil
ia merasa tujuan hidupnya melayani Tuhan dengan sepenuh hati. Tepatnya umut 18
tahun, ia memutuskan menjadi suster untuk menolong “ yang termiskin dari yang
miskin” di daerah pinggiran Kalkuta. Hari harinya, dilewati dengan melayani orang
orang yang ditolak dan dipinggirkan oleh masyarakat. Bagi masyarakat sekitar orangorang orang tersebut tidak layak untuk mendapat pertolongan, tetapi bagi mother
Teresia justru mereka sangatlah pantas untuk dilayani. Dia punya pesan bagi kita yang
menjalankan hukum kasih, “Jika Anda tidak dapat memberi makan seratus orang, beri
makan saja satu orang,” dan “kasih adalah buah yang tumbuh sepanjang waktu, dan
ada dalam jangkauan setiap tangan.”
32
Pertanyaan Refleksi
Aku adalah bagian dari lingkungan sekitarku. Salah satu kebutuhanku adalah
diperhatikan oleh orang orangsekitar, tetapi apakah dalam diriku sudah ada rasa peduli
kepada sesama?
MArilah Berdoa
Allah Bapa yang Mahakasih bantulah aku agar aku dapat lebih peka terhadap sesame
lewat sikap dan perbuatanku bagi sesamaku. Sebab dengan kepekaan dan kepedulian
tersebut, aku yakin namaMu semakin dimuliakan. Amin.
Niat
Aku akan menjadikan Mother Teresia
sesama.
sebagai teladanku untuk peduli terhadap
****************************************************************************************************
Senin, 30 Oktober 2017
Bacaan I: Rm. 8:12-17; Mzm. 68:2,6-7ab, 20-21
Bacaan Injil: Luk. 13:10-17
13:10
Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari
Sabat. 13:11Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh
sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan
tegak. 13:12 Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata
kepadanya: "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh." 13:13Lalu Ia meletakkan tangan-Nya
atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan
Allah. 13:14 Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada
hari Sabat, lalu ia berkata kepada orang banyak: "Ada enam hari untuk bekerja. Karena
itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat."
13:15
Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya: "Hai orang-orang munafik, bukankah setiap
orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari
kandangnya dan membawanya ke tempat minuman? 13:16 Bukankah perempuan ini,
yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu,
karena ia adalah keturunan Abraham?"13:17 Dan waktu Ia berkata demikian, semua
lawan-Nya merasa malu dan semua orang banyak bersukacita karena segala perkara
mulia, yang telah dilakukan-Na.
OBAT YANG SESUNGGUHNYA
Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya:
"Hai ibu, penyakitmu telah sembuh." (Luk: 13:12)
Anak-anak yang terkasih ……
Sehebat hebatnya manusia, suatu saat pasti
akan sakit. Ada orang sudah sering sakit pada waktu
muda, tetapi pada waktu dewasa selalu sehat. Ada
juga orang yang pada waktu mudanya selalu sehat,
tetapi pada masa tuanya sering sakit. Ya, penyakit
yang bermacam-macam itu, memang tak bisa
dihindarkan dari hidup manusia. Itu tandanya, tubuh
kita tidak kekal, tetapi punya keterbatasan, maka kita
harus menghargai kesehatan.
Dalam Injil hari ini, menceritakan bagaimana
Yesus menolong seorang ibu, yang sakit punggung
selama 18 tahun. Sampai menjadi bungkuk dan tidak
dapat berdiri tegak. Tentunya sangat kasihan melihat ibu tersebut. Orang Yahudi
menganggap bahwa orang sakit demikian itu karena kerasukan roh dan termasuk
kategori orang berdosa. Maka ketika Yesus melihat ibu yang sakit itu tentu ia sangat iba
dan langsung memanggilnya dan menumpangkan tangan sambil berkata: ”Ibu
penyakitmu telah sembuh”. Dan seketika itu juga ibu menjadi sembuh, dapat berdiri
tegak dan memuliakan Allah. Ini sangat mengagumkan.
Mungkin saja saat ini, kita, kenalan atau sanak famili kita sedang mengidap
penyakit tertentu. Dan penyakit itu belum bisa disembuhkan. Mungkin kita pun sudah
hampir pasrah, karena belum menemukan obat mujarab. Maka, sebenarnya Yesus juga
33
memanggil kita, sambil berkata : “ Hai Anakku, penyakitmu telah sembuh”. Sebab, obat
dan tabib yang paling mujarab tak lain dan tak bukan, adalah Yesus, yang hadir lewat
obat dan dokter-dokter.
Pertanyaan Refleksi
Kalau kita sedang sakit, apakah kita meminta kehadiran dan pertolongan dari
lewat dokter dan obat yang kita makan?
Tuhan
Marilah Berdoa
Yesus yang baik, bimbinglah kami agar selalu menjaga kesehatan. Sebab dengan
sehat, kami bisa sepenuh tenaga membantu sesama kami.
Niat
Menjaga kesehatan adalah menghargai pemberian Tuhan,
menggunakan tubuhku yang sehat itu untuk melayani sesame.
maka
aku
akan
****************************************************************************************************
Selasa, 31 Oktober 2017
Bacaan I: Rm. 8:18-25; Mzm. 126:1-2ab, 2cd-3, 4-5,6;
Bacaan Injil: Luk. 13:18-21
13:18
Maka kata Yesus: "Seumpama apakah hal Kerajaan Allah dan dengan apakah Aku
akan mengumpamakannya? 13:19 Ia seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan
orang di kebunnya; biji itu tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung di udara
bersarang pada cabang-cabangnya."13:20 Dan Ia berkata lagi: "Dengan apakah Aku
akan mengumpamakan Kerajaan Allah? 13:21 Ia seumpama ragi yang diambil seorang
perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir
seluruhnya."
MEMBERI DARI KEKURANGAN
Ia seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya; biji itu
tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung di udara bersarang pada cabangcabangnya."
(Luk 13:19)
Anak-anak yang terkasih…
Ada sebuah cerita menarik tentang “Gadis
Gelandangan”. Begini ceritanya. Ada seorang gadis
yang miskin dan yatim piatu. Sangkin miskinnya, rumah
dan tempat berteduh pun dia tidak punya. Nah, kalau
hujan turun dan terik matahari begitu panas, kemana dia
berlindung? Menumpang sementara. Dimana ada
perlindungan, disitu dia berlindung, entah itu di teras
rumah orang, di pojokkan ruko, di bawah kolong
jembatan. Meskipun keadaannya malang, dia tidak
pernah kehilangan harapan. Dia selalu yakin Tuhan
melindunginya, kendati tiada orang tua yang
mendampinginya. Dia memang anak yang saleh. Dalam
satu perjalanan dia bertemu orang baik yang
memberinya sedikit roti. Lumayan untuk mengganjal perut. Di tengah perjalanan, dia
berjumpa dengan seorang pria miskin. Pria miskin itu bilang ,“Berilah saya roti, saya
sangat lapar!”. Walau roti itu sedikit dan belum sempat dicicipnya, gadis itu memberikan
seluruh roti yang dibawanya kepada orang itu. “Semoga Tuhan memberkati ini
untukmu,” katanya ketika meninggalkan pria miskin itu.
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus mengumpamakan Kerajaan Allah seperti biji
sesawi dan ragi. Kerajaan Allah berarti Allah merajai, tandanya semuanya baik, indah
dan sempurna adaya. Terus mengapa Yesus mengumpakannya dengan biji sesawi
yang kecil itu? Yesus ingin bilang untuk menyebarkan kebaikan, tidak selalu harus
dimulai dari hal yang besar, tetapi juga dari hal-hal yang kecil. Seperti biji sesawi,
meskipun kecil, kalau ditanamkan dia bisa menjadi pohon yang besar dan bermanfaat.
Burung burung bisa bersarang diatasnya, tentu saja ikut memberikan keteduhan dan
34
oksigen [udara sejuk] bagi manusia.
Yang paling utama dalam memberi bukan soal banyak dan kecilnya, tetapi soal
ketulusan, doa dan harapan. Walaupun kita bisa memberi banyak, tetapi tidak tulus
tentu tidak akan menjadi kebaikan. Meskipun pemberian kita kecil tetapi dengan niat
yang tulus, disertai doa dan harapan agar jadi kebaikan bagi orang lain, maka tentu
akan menjadi “Kerajaan Allah”. Tuhan akan menyempurnakan yang kecil itu. Kisah
gadis gelandangan itulah contohnya. Setelah memberikan roti itu,kemudian dia bertemu
dengan anak yang mengeluh kepanasan. Gadis itu memberikan topi miliknya. Tak lama
kemudian, dia bertemu dengan seorang anak gelandangan lainnya yang meminta
pakaiannya. Dia memberikannya. Ketika malam mulai datang, gadis itu masuk ke
dalam hutan dan di sana dia bertemu dengan seorang anak gelandangan lainnya yang
membutuhkan pakaian dalamnya. Dia pun berpikir, “Di sini gelap dan tak ada seorang
pun bisa melihat saya,” lalu diberikannya pakaian terakhir yang melekat di tubuhnya.
Banyak orang memberi dari kelebihannya, tetapi gadis gelandangan itu memberi
dari kekurangannya.
Pertanyaan Refleksi
Ketika aku memberi dan berbagi, entah itu kecil atau besar, apakah aku
menyertakannya dengan doa dan harapan-harapan baik atas pemberian itu?
Marilah Berdoa
Ya Yesus, bantu kami untuk peduli sesama. Bantu kami untuk berbagi dengan mereka
yang kekurangan. Yakinkan kami bahwa harapan dan doa yang baik, akan
menyempurnakan pemberian kami, entah itu kecil ataupun besar. Sebab kami yakin
Engkaulah Maha Sempurna. Amin
Aksi
Aku tidak akan menunggu sampai berlebihan baru mulai memberi, tetapi akupun mulai
belajarmemberi dari kekurangan-kekuranganku dan melengkapinya dengan doa-doa.
Dan biarlah Tuhan menyempurnakannya.
********************************HARI PANGAN SEDUNIA 2017***************************
35
Download