Kata Pengantar Pada tanggal 16 Oktober 2017 diperingati sebagai hari Pangan sedunia. Dalam hari Pangan sedunia ditekankan pentingnya ketersediaan pangan dan distribusi pangan. Gereja Keuskupan Agung Jakarta pun ikut peduli pada pangan karena melalui pangan ingin melaksanakan ajaran Yesus, “... ketika kamu lapar, kamu memberi Aku makan” (Mat 25: 35). Kita semua dipanggilNya untuk terlibat dalam keprihatinan dunia untuk memperhatikan sesama yang menderita karena kekurangan pangan. Tema yang diangkat dalam hari Pangan Sedunia tahun ini ialah “Makin Bergizi, Hidup Makin Berkualitas”. Dalam hari Pangan sedunia ini menjadi saat yang tepat untuk mensosialisasikan menyampaikan kebiasaan mengkonsumsi pangan yang sehat, menghargai pangan lokal kepada anak-anak di sekolah. Alangkah baik bila tema itu dijalankan bersama di sekolah bersama Bapak/Ibu Guru dan di rumah bersama keluarga. Dalam rangka peringatan Hari Pangan Sedunia ini, Komisi Kateketik menyusun renungan harian untuk anak-anak sekolah berdasarkan bacaan harian. Renungan ini dibacakan dan direnungkan oleh anak anak setiap hari di bulan Oktober. Harapannya ialah anak-anak makin mendalam imannya dan makin mengaktualisasikannya dalam hidup sehari-hari. Komisi Kateketik berterima kasih kepada para penyusun renungan harian ini yakni para guru agama disekolah yang mau setia dan bergembira menyusun bahan ini: Bapak Markus Masan, Bapak Antonius Sinaga, Ibu Katrin, Ibu Septa, Ibu Deslita, Pak Pankrasius Niksan, Ibu Henny, Bapak Albertus Peding, Ibu Christina Theresia. Semoga anak-anak dalam Hari Pangan Sedunia dapat merenungkan sabda Tuhan setiap hari, melaksanakannya dalam hidup hariannya dan mengamalkan tema Hari Pangan Sedunia bersama keluarga, Bapak Ibu guru dan teman teman sekolah dengan penuh semangat dan sukacita. Tuhan memberkati Rm. V. Rudy Hartono, Pr Ketua Komisi Kateketik KAJ 1 RENUNGAN HARI PANGAN SEDUNIA TAHUN 2017 KOMISI KATEKETIK KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA UNTUK JENJANG SEKOLAH DASAR (SD) Minggu, 1 Oktober 2017 Hari Minggu Biasa XXVI Bacaan: Yeh. 18:25-28; Mzm. 25:4bc-5,6-7,8-9; Flp. 2:1-11 (Flp. 2:1-5) Bacaan Injil: Mat. 21:28-32 21:28 "Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. 21:29 Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. 21:30 Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. 21:31 Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka: "Yang terakhir." Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. 21:32 Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya." KATAKAN YA, dan LAKUKAN! Anak-anak yang terkasih, Ada sebuah cerita: Pak Natan memiliki 4 orang anak. Tiga orang laki-laki dan seorang anak perempuan. Pada suatu hari,Pak Natan hendak mengadakan perjalanan keluar kota. Sebelum berangkat, Pak Natan berpesan pada keempat anaknya untuk menjaga rumah dengan baik, belajar, dan membersihkan rumah. Ketika Pak Natan menyampaikan nasihatnya, anak perempuannya berkata: “Pak, saya tidak bisa berada terus dirumah karena harus mengerjakan tugas kelompok bersama teman-teman sekolah dirumah salah satu teman.” Sedangkan ketiga anak laki-lakinya menyanggupi nasihat bapaknya untuk berada dirumah. Hari-hari pun berlalu. Setelah pergi selama 1 minggu, Pak Natan akhirnya pulang kerumah. Ketika sampai dirumah, ia melihat anak perempuannya sedang mengerjakan tugas sekolah bersama teman-temannya. Tetapi, Pak Natan tak menemukan ketiga anak laki-lakinya. Pak Natan lalu bertanya pada anak perempuannya: “nak, dimana ketiga saudaramu? Apakah mereka berada di kamar?” Jawab anak perempuannya: “tidak pak. Mereka tidak berada di kamar. Sepertinya mereka lagi bermain dirumah temannya. Setiap pulang sekolah mereka tak langsung pulang ke rumah, seperti hari ini.” Mendengar jawaban anak perempuannya, Pak Natan menjadi kecewa.Selama pergiia berpikir bahwa anak laki-lakinya bisa diandalkan untuk menjaga rumah dan menjaga saudari perempuannya. Tetapi, mereka memilih bermain dirumah temannya dan pulang 2 sampai sore hari. Ketika malam hari, Pak Natan memanggil keempat anaknya. Ia mengungkapkan kekecewaannya. Sebelum mengakhiri pembicaraannya, Pak Natan mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Ia kemudian memberikan sebuah coklat yang lezat kepada anak perempuannya yang rela mengorbankan waktunya untuk menjaga rumah. Sedangkan, kepada anak laki-lakinya, Pak Natan memberikan hukuman tidak boleh pergi keluar rumah selain ke sekolah selama 1 minggu. Demikianlah kiranya pesan yang disampaikan dalam bacaan kitab suci hari ini. Yesus menginginkan agar kita tidak mudah mengatakan Ya tetapi tidak melakukan. Yesus menginginkan kita untuk mengatakan Ya terhadap perkataan Yesus yang tertulis dalam Kitab Suci dan melakukannya dalam hidup sehari. Dan mulai hari ini sampai tanggal 31 Oktober 2017 Gereja Katolik mengajak kita secara untuk menghargai pangan, hasil kerja para petani dengan menghabiskan makanan kita dan tidak membuang makanan. Gereja ingin kita memuliakan dan menghormati para petani, termasuk para nelayan dan orang-orang kecil lainnya. Pertanyaan Refleksi Manakah yang seringkali aku lakukan, mengatakan Ya tetapi tidak melakukan atau mengatakan Ya dan melakukannya? Marilah Berdoa † Tuhan Yesus yang baik, bantulah aku dalam setiap perkataan dan tindakanku. Semoga aku mampu mewujudkan segala perkataanku dalam tindakan yang benar. Bantulah agar aku mampu menjadi anak-anakMu yang setia dan dapat diandalkan. Sebab Engkaulah Tuhan dan pengantara kami. Amin. Niat dan Aksi Hari ini aku mau akan melaksanakan setiap hal yang aku katakan. Aku mau belajar dengan sungguh-sungguh selama belajar berada di sekolah. **************************************************************************************************** Senin, 2 Oktober 2017 Peringatan Wajib Para Malaikat Pelindung Bacaan: Kel. 23:20-23a; Mzm. 91:1-2,3-4,5-6,10-11; Bacaan Injil: Mat. 18:1-5,10 18:1 Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?" 18:2 Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka 18:3 lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. 18:4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. 18:5 Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku." 18:10 Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di surga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga. 3 MENJADI ANAK KECIL YANG BAIK DIHADAPAN ALLAH Anak-anak yang terkasih… Injil hari sangatlah menarik. Dalam Injil, Yesus memberikan jaminan bahwa jika seseorang mau berrtobat dan menjadi seperti anak kecil, maka orang ituakan masuk dalam kerajaan surga. Mengapa harus seperti anak kecil? Mari kita melihat pengalaman sehari-hari tentang sosok anak kecil. Seorang anak kecil tidak pernah merasa takut dan khawatir tentang apapun juga karena dia yakin bahwa segala sesuatu yang dia butuhkan akan dipenuhi oleh orangtuanya. Jika ia ingin makan, maka ia tinggal meminta kepada ibunya dan makanan pun tersedia baginya. Anak kecil pun mudah mengatasi rasa takutnya karena ia tahu bahwa ada ayahnya yang akan menjaga dan menenangkannya. Selain itu, anak kecil juga memiliki kejujuran yang patut di contoh karena ia sering kali mengatakan kebenaran dari dalam mulutnya. Anak kecil pun selalu taat pada apa yang dikatakan oleh ibu dan bapanya. Anak-anak yangterkasih. Sikap percaya, yakin, jujur, dan taat inilah yang harus kita miliki; seperti anak kecil. Marilah kita kembali menghidupkan dan memiliki sikapsikap baik seorang anak kecil dan janganlah menolak didikan Allah supaya kita layak dihadapan-Nya dan diperkenankan masuk dalam Kerajaan Surga-Nya. Pertanyaan Refleksi Sudahkah aku menjadi anak yang penuh keyakinan, kejujuran, dan ketaatan kepada Allah? Marilah Berdoa † Bapa yang Maha Pengasih, tuntunlah aku untuk masuk dalam Kerajaan Surga-Mu. Bantulah aku agar setiap hari senantiasa ingat untuk memiliki keyakinan, kejujuran, dan ketaatan di dalam nama-Mu. Doa ini aku sampaikan dengan perantaraan Kristus Tuhan kami. Amin. Niat dan Aksi Hari ini aku akan menjalankan aktivitasku dengan penuh keyakinan, kejujuran, serta ketaatan kepada Allah. **************************************************************************************************** Selasa, 3 Oktober 2017 Maria Guadalupe Ricart Olmos Bacaan: Za. 8:20-23; Mzm. 87:1-3,4-5,6-7; Bacaan Injil: Luk. 9:51-56 9:51 Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke surga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem, 9:52 dan Ia mengirim beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya. 9:53 Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem. 9:54 Ketika dua muridNya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: "Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?" 9:55 Akan tetapi Ia berpaling dan menegur mereka. 9:56 Lalu mereka pergi ke desa yang lain. 4 MENGUBAH PENOLAKAN MENJADI KASIH Anak-anak yang terkasih… Baru saja kita mendengarkan dalam Injil bahwa Yesus ditolak oleh orang-orang Samaria. Kalian tentu bertanya, “Mengapa mereka menolak Yesus?” Penolakan Yesus didasari oleh permusuhan antara orang Yahudi dan orang Samaria. Mereka bermusuhan berkaitan dengan tempat ibadah dan hal lain yang berkaitan dengan agama. Yakobus dan Yohanes yang melihat Yesus, Gurunya diperlakukan tidak adil merasa marah dan ingin membalasnya. Tetapi Yesus melarang mereka. Sadarkah kita bahwa apa yang dialami oleh Yesus seringkali kita jumpai dalam hidup bersama di masyarakat. Orangorang saling berperang dan membenci karena permusuhan yang terjalin turun-temurun. Bahkan adapula yang membenci dan menolak umat Kristiani karena iman kita kepada Yesus Kristus. Namun perlu kita ingat satu hal bahwa penolakan itu bukanlah sebuah bencana melainkan jalan untuk menunjukkan jati diri kita sebagai pengikut Yesus Kristus. Jadikanlah dirimu berani untuk mewartakan Kerajaan Allah di dunia supaya semakin banyak orang yang merasakan kasih Allah. Saat kita ditolak atau dimusuhi kita belajar dari Yesus agar kita tetap mau mengasihi dan mengampuni mereka. Pertanyaan Refleksi Beranikah aku mewartakan Kerajaan Allah di dunia ini walaupun banyak orang yang menolaknya? Marilah Berdoa † Bapa, terima kasih atas iman dan kasih yang Kau anugerahkan kepadaku. Jadikanlah aku murid-murid-Mu yang selalu berani dan setia mewartakan KerajaanMu di dunia. Kuatkanlah hatiku manakala aku menghadapi penolakan dari orang-orang disekitarku. Demi Kristus Tuhan kami. Amin. Niat dan Aksi Mulai hari ini aku menunjukkan kasih Allah pada orang-orang yang menolak-Nya agar kasih-Nya semakin nyata bagi banyak orang. **************************************************************************************************** Rabu, 4 Oktober 2017 Peringatan Wajib St. Fransiskus dr Assisi Bacaan:Neh. 2:1-8; Mzm. 137:1-2,3,4-5; Bacaan Injil: Luk. 9:57-62 9:57 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: "Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." 9:58 Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." 9:59 Lalu Ia berkata kepada seorang lain: "Ikutlah Aku!" Tetapi orang itu berkata: "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku." 9:60 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana." 9:61 Dan seorang lain lagi berkata: "Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan 5 keluargaku." 9:62 Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah." IKUTLAH AKU! Anak-anak yang terkasih… Tahukah kalian film kartun Doraemon? Dalam salah satu episodenya yang berjudul “Nobita pergi selama 3200 hari” ditayangkan pada hari Minggu, 10 September 2017 yang lalu. Dalam episode itu dikisahkan bahwa Nobita pergi meninggalkan ayah, ibu, dan sahabatnya Doraemon karena ingin menikmati kebebasan. Nobita kemudian terbang menyusuri langit biru menggunakan baling-baling bambu. Akhirnya Nobita tiba disuatu pulau yang tak berpenghuni. Ia menghabiskan waktu kurang lebih 10 tahun di pulau itu seorang diri.Ia merasa sunyi dan sepi, bahkan masih terus berharap bahwa Doraemon akan datang untukmenjemputnya dan dapat kembali ke rumah. Dari kisah Nobita, kita melihat bahwa Nobita tak sepenuh hati dapat meninggalkan rumah dan keluarganya. Dalam petualangannya, Nobita terus berharap untuk dapat menikmati kenyamanan ketika ia berada di rumah. Ia pun merasa tidak bahagia. Dalam Injil hari ini, Yesus menegaskan bahwa setiap orang yang ingin mengikuti Dia harus rela hati meninggalkan segala kepunyaannya, yaitu harta benda dan bahkan keluarga sendiri. Santo Yohanes Krisostomus mengatakan, bahwa ungkapan tersebut bukan untuk mengesampingkan tugas kewajiban kita terhadap orang tua, tetapi untuk menyadarkan kita bahwa tidak ada yang lebih penting daripada hal- hal surgawi, dan hati kita harus melekat pada hal- hal surgawi, dan tidak menanggalkannya walaupun hanya sekejap saja, walau alasannya terlihat cukup mendesak.” Oleh karena itu, marilah kita berusaha mengikuti Yesus dengan sepenuh hati, jiwa, dan raga supaya memperoleh kebahagiaan sejati. Kita juga ingin Pertanyaan Refleksi Sanggupkah aku meninggalkan segalanya untuk mengikuti Yesus? Marilah Berdoa † Bapa yang Maha Baik, ajarkanlah aku cara untuk menjadi pengikut setia Putera-Mu. Ringankanlah hati dan juga langkah hidupku untuk berjalan dalam terang kasih-Mu. Jauhkan aku dari keinginan untuk menikmati hal-hal duniawi. Aku siap menjadi mengikut-Mu yang setia. Semoga segala hal yang aku lakukan hari ini senantiasa terarah kepada-Mu, dengan perantraan Kristus Tuhan kami. Amin. Niat dan Aksi Aku ingin lebih dekat dengan Allah sesuai teladan hidup Yesus Kristus. Kamis, 5 Oktober 2017 Raymundus dari Kapua, Albertus Marvelli Bacaan: Neh. 8:1- 4a,5-6,7b-12; Mzm. 19:8,9,10,11; Bacaan Injil: Luk. 10:1-12 10:1 Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. 10:2 Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan 6 pekerja-pekerja untuk tuaian itu. 10:3 Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. 10:4 Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan. 10:5 Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. 10:6 Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. 10:7 Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. 10:8 Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, 10:9 dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu. 10:10 Tetapi jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah: 10:11 Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu; tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat. 10:12 Aku berkata kepadamu: pada hari itu Sodom akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu." MENJADI TEMAN YESUS MEWARTAKAN KERAJAAN ALLAH Anak-anak yang terkasih… Saat kita menerima Sakramen Baptis, kita telah dipersatukan menjadi anggota Gereja Katolik dan diangkat menjadi anak-anak Allah. Dengan menerima Sakramen Baptis berarti kita memiliki tugas yaitu mewartakan Kerajaan Allah di tengah dunia. Bagaimana caranya mewartakan Kerajaan di dunia ini? Dalam bacaan Injil yang baru kita dengarkan, Yesus bersabda kepada para muridNya: “Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.” Serigala yang dimaksud bukanlah hewan buas melainkan dunia, tempat kita hidup saat ini. Dunia menawarkan begitu banyak kenikmatan yang seringkali membuat kita lupa pada Allah. Melalui sabda-Nya, Yesus ingin agar kita anak-anakNya dapat menjadi teman atau rekan kerja Yesus di dalam mewartakan Kerajaan Allah. Untuk menjadi teman dan rekan kerja Yesus, maka kita harus memberikan contoh lewat cara hidup yang baik. Misalnya: sikap berdoa yang baik, menghibur teman yang sedih, memberikan bantuan pada korbankorban bencana, dan jika ada teman yang mengejekmu, ampunilah dia dan berdoalah baginya supaya suatu hari nanti ia menjadi anak yang lembut hati. Oleh karena itu, marilah kita mewartakan Kerajaan Allah melalui sikap baik yang kita tunjungan dalam hidup sehari-hari. Salah satunya kita menghargai hasil pangan yang diperoleh lewat kerja keras dan peringat para petani. Pertanyaan Refleksi Sanggupkah aku menjadi rekan Yesus dalam mewartakan Kerajaan Allah? Marilah Berdoa † Bapa, terima kasih karena Engkau telah memilih aku untuk menjadi pengikut-Mu. Tumbuhkanlah dalam hatiku semangat untuk mewartakan Kerajaan Allah di dunia. Sertailah segala usaha dan niat baikkuini. Doa ini aku sampaikan kepada-Mu dengan perantaraan Kristus Tuhan kami. Amin. Niat dan Aksi Hari ini aku akan bersikap sopan saat berdoa dan memberikan bantuan pada teman yang membutuhkan. **************************************************************************************************** 7 Jumat, 6 Oktober 2017 Bruno, Isidorus De Loor, Diego de San Vitores Bacaan:Bar. 1:15-22; Mzm. 79:1-2,3-5,8-9; Bacaan Injil: Luk. 10:13-16 10:13 "Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. 10:14 Akan tetapi pada waktu penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. 10:15 Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! 10:16 Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku." Renungan PERCAYA PADA SESAMA UNTUK MENJADI PERCAYA PADA ALLAH Anak-anak yang terkasih… Dalam bacaan Injil kita dengarkan Yesus bersabda: “Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku." Apakah makna dari kalimat Yesus itu? Yesus mengingatkan dan mengajak kita untuk saling menerima, mendengarkan mempercayai orang lain atau saudara-saudari kita. Melalui Sabda-Nya, Yesus mengajak kita untuk percaya pada orang-orang yang setiap hari berada bersama dengan kita karena jika kita sulit percaya pada orang-orang terdekat, maka kita pun akan sulit untuk percaya pada orang yang jauh, misalnya Allah. Tetapi, tentu saja orang-orang yang kita teladani adalah mereka yang hidup bersama-sama dengan kita, dapat dipercaya, dan memiliki sikap atau teladan hidup yang baik. Jika kita dapat saling percaya, guru percaya pada murid-muridnya, murid percaya pada gurunya, sesama anak murid saling percaya satu sama lain, maka kita sudah membangun jembatan kepercayaan untuk menerima Allah dalam hidup kita. Marilah ibu/bapak dan temanteman terkasih kita menjadikan diri kita sebagai pribadi-pribadi yang dapat dipercaya. Pertanyaan Refleksi Apakah kita termasuk orang-orang yang dapat dipercaya? Marilah Berdoa † Bapa yang Maha Baik, terima kasih karena Engkau selalu memberkati dan membimbing langkah hidupku. Semoga dari hari ke hari aku mampu bersikap yang baik dan tulus pada sesama sehingga aku menjadi pribadi yang dapat diandalkan dan dipercaya oleh orang lain. Doa ini aku sampaikan kepada-Mu dengan perantaraan Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami. Amin. Niat dan Aksi Hari ini aku akan menjadi teman yang dapat dipercaya oleh teman-temanku. 8 Sabtu, 7 Oktober 2017 Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Ratu Rosario Bacaan:Bar. 4:5-12,27-29; Mzm. 69:33-35,36-37; Bacaan Injil: Luk. 10:17-24 10:17 Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu." 10:18 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit. 10:19 Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu. 10:20 Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga." 10:21 Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. 10:22 Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorang pun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu." 10:23 Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata: "Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. 10:24 Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya." RENDAH HATI Anak-anak yang terkasih… Kita pasti pernah merasa gembira dan bangga. Ada yang gembira karena mendapatkan hadiah ulang tahun dan ada juga yang merasa bangga karena meraih juara dalam suatu perlombaan. Rasa gembira dan bangga itu kemudian kita ungkapkan dengan berbagai cara. Ada yang mengungkapkan rasa gembira dan bangga dengan cara bernyanyi, mengadakan perayaan syukur, dan ada juga yang mengungkapkan rasa gembira dan bangganya dengan menceritakannya pada banyak orang. Para murid Yesus dalam Injil hari ini merasa bangga dan sangat gembira karena mereka berhasil mengusir roh-roh jahat. Ini merupaka sebuah pencapaian yang luar biasa bagi para murid. Tetapi, apakah tanggapan Yesus terhadap mereka? Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga." Yesus menginginkan para murid untuk bersukacita, bukan karena keberhasilannya mengusir roh jahat melainkan karena para murid telah berpastisipasi dalam membangun Kerajaan Allah. Sebagai pengikut Kristus, kita bersyukur karena telah mendengar dan melihat perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan oleh Yesus. Marilah kita mewartakan kebaikan-kebaikan Tuhan dalam hidup kita pada setiap orang yang kita jumpai. Pertanyaan Refleksi Mampukah aku untuk menjadi pribadi yang rendah hati ketika memperoleh kegembiraan dan kebanggaan atas sebuah prestasi? Marilah Berdoa † Ya Yesus yang Baik, ajarilah aku menjadi pribadi yang tangguh dan rendah hati di saat aku mengalami kegembiraan dan mendapat prestasi. Sadarkanlah aku setiap saat bahwa rasa gembira dan bangga itu hanyalah untuk memuliakan nama-Mu. 9 Bentuklah aku menjadi anak-anak yang berkenan di hadirat-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan dan pengantara kami. Amin. Niat dan Aksi Hari ini aku akan mempersembahkan rasa gembira dan banggaku untuk kemuliaan Tuhan. Minggu, 8 Oktober 2017 Hari Minggu biasa XXVII Bacaan: Yes. 5:1-7; Mzm. 80:9,12,13-14,15-16,19-20; Flp. 4:6-9; Bacaan Injil: Mat. 21:33-43 21:33 "Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. 21:34 Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. 21:35 Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu. 21:36 Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi mereka pun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. 21:37 Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. 21:38 Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. 21:39 Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. 21:40 Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?" 21:41 Kata mereka kepada-Nya: "Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya." 21:42 Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. 21:43 Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu. SERIGALA TAK TAHU TERIMA KASIH Anak-anak yang terkasih… Pada suatu pagi, seekor serigala sedang asik menyantap sarapannya. Karena serigala makan dengan cepat-cepat, tiba-tiba saja sepotong tulang tersangkut ditenggorokannya. Serigala itu menjadi sangat panik dan ketakutan. Ia berusaha sekuat tenaga untuk mengeluarkan tulang itu dari tenggorokannya tetapi tidak berhasil. Serigala berpikir dengan keras tentang cara mengeluarkan tulang itu dari tenggorokannya. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya untuk meminta bantuan kepada burung bangau. Serigala berpikir bahwa burung bangau dapat menolongnya dengan menggunakan paruhnya yang panjang untuk mengambil tulang yang tersangkut dilehernya. Serigala pun segera bergegas mendatangi burung bangau yang sedang berada di pinggir sungai. Dengan bujuk rayunya, serigala berusaha meyakinkan burung bangau untuk membantunya mengeluarkan tulang dari tenggorokannya.Serigala 10 berjanji akan memberikan hadiah jika burung bangau mau membantunya. Burung bangau merasa ragu dan takut kalau-kalau ini adalah taktik serigala untuk memangsanya. Setelah percakapan yang cukup panjang, akhirnya si burung bangau memberanikan diri untuk membantu serigala. Dengan sangat berhati-hati, burung bangau memasukkan paruhnya ke dalam mulut serigala dan mengambil tulang yang tersangkut itu. Ya, tulang yang tersangkut di leher serigala akhirnya berhasil dikeluarkan. Burung bangau kemudian meminta hadiah yang sudah dijanjikan oleh serigala. Akan tetapi, serigala menjawabnya: “kau meminta hadiah? Seharusnya kau yang berterima kasih kepadaku karena aku tidak memakanmu sewaktu kepalamu berada di dalam mulutku! Pergilah sebelum aku menerkam dan menjadikanmu sarapan!” Anak-anak yang terkasih,kisah serigala dan burung bangau adalah gambaran kehidupan kita sehari-hari. Terkadang kita pun seperti serigala yang tak tahu berterima kasih. Kita hanya ingin mendapatkan keuntungan dari orang lain dan melupakan kebaikan sesama.sebagai contoh ada anak yang melupakan atau membenci orang tuanya. Padahal orang tuanyatelah melahirkan, menjaga dan menyekolahkan dia bertahun-tahun. Pertanyaan Refleksi Pernakah kamu bersikap seperti serigala dalam cerita? Marilah Berdoa † Bapa yang Maha Kuasa, terima kasih karena Engkau telah memilih aku menjadi muridMu. Bantulah aku agar dapat menjadi anak yang jujur dan setia kepada-Mu. Semoga aku dapat melakukan lebih banyak lagi perbuatan-perbuatan kasih pada sesama yang membutuhkan. Doa ini kami sampaikan kepada-Mu dengan perantaraan Kristus Tuhan kami. Amin. Niat dan Aksi Buatlah daftar perbuatan kasih yang akan selalu kamu lakukan setiap hari sebagai wujud nyata sebagai pengikut Kristus! Senin, 9 Oktober 2017 Dionsius, Yohanes Leonardus, Inosensius, Ludovikus Bertrandus, Antonius Patrizi Bacaan: Yun. 1:1-17;2:10; MT Yun. 2:2,3,4,5,8; Bacaan Injil: Luk. 10:25-37 10:25 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" 10:26 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" 10:27 Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." 10:28 Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup." 10:29 Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?" 10:30 Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. 10:31 Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. 10:32 Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. 10:33 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. 10:34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan 11 minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. 10:35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. 10:36 Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" 10:37 Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!" PERBUATAN YANG BERKENAN BAGI ALLAH Anak-anak yang terkasih… Injil hari ini berkisah tentang Orang Samaria yang Baik Hati. Melalui kisah ini, Yesus mengingatkan kita kembali tentang perintah utama yang diajarkan oleh Yesus yaitu perintah untuk saling mengasihi sesama manusia, “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”. “Sesama” kita adalah siapapun juga, tanpa pembedaan dari suku atau agama apa, yang memerlukan bantuan kita. Dan kasih ini bukanlah merasa kasihan melainkan bentuk nyata untuk melayani mereka yang lemah, miskin, dan tersingkir. Contoh perbuatan kasih yang dapat kita lakukan misalnya: memberi makan pada orang yang kelaparan, memberi minum untuk mereka yang haus, memberikan pakaian kepada mereka yang telanjang, memberikan tumpangan tempat tinggal kepada mereka yang tidak punya rumah, mengunjungi mereka yang sakit, mengunjungi mereka yang ada di dalam penjara, dan menguburkan orang yang meninggal dunia. Demikianlah Yesus meminta kepada kita untuk mewujud nyatakan kasih dalam tindakan nyata, bukan hanya sebatas kata-kata saja. Pertanyaan Refleksi Perbuatan kasih apakah yang pernah kamu lakukan pada sesama? Pernakah kamu berbagi makanan pada teman yang tidak membawa bekal ke sekolah? Marilah Berdoa † Yesus yang Baik, terima atas sabdaMu hari ini. Engkau kembali mengingatkan kami untuk berbuat kasih pada sesama. Bimbinglah aku agar senantiasa dapat mengungkapkan kasihMu pada setiap orang yang membutuhkan, terutama pada orang yang miskin, lemah, dan tersingkir. Sebab Engkaulah Tuhan dan Juruselamat kami. Amin. Niat dan Aksi Berjanjilah pada dirimu untuk melakukan 1 perbuatan kasih pada hari ini! Selasa, 10 Oktober 2017 Daniel, Tomas Villanova Bacaan:Yun. 3:1-10; Mzm. 130:1-2,3-4ab,7-8; Bacaan Injil: Luk. 10:38-42 10:38 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. 10:39 Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk 12 dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, 10:40 sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." 10:41 Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, 10:42 tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya." MENENTUKAN KEUTAMAAN DALAM HIDUP Anak-anak yang terkasih… Apakah yang menjadi keutamaan dalam hidup kalian? Harta, ketenaran, menjadi popular, kecantikan, teman-teman, sukses dalam pekerjaan, atau iman pada Allah?Dalam hidup sehari-hari terkadang kita sulit untuk menentukan keutamaan bagi diri kita. Misalnya, manakah yang harus dipilih antara pergi libur bersama keluarga atau tetap berada dirumah untuk belajar mempersiapkan ujian yang semakin dekat. Atau, manakah yang lebih penting, menemani anak belajar dirumah atau nongkrong bersama teman lama di café. Banyak pilihan-pilihan lainnya yang seringkali menuntut kita untuk memilih yang lebih utama. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering seperti Marta yang dikisahkan dalam Injil hari ini. Marta lebih mengutamakan kegiatannya untuk melayani Yesus. Ia menyusahkan diri dengan banyak perkara. Yesus justru memuji Maria yang nampaknya tidak melakukan apa-apa. Dia hanya duduk didekat kaki Yesus dan mendengarkan perkataan-Nya. Ya, Yesus ingin akan kita menjadikan DIA sebagai keutamaan dalam hidup. Dengan duduk di kaki Yesus dan mendengarkan Yesus, Maria adalah ciri seorang murid sejati. Hanya apabila kita selalu lebih dulu mendengarkan suara Yesus kita akan memiliki keutamaan hidup yang benar dan mengerti tindakan-tindakan apa harus kita lakukan. Pertanyaan Refleksi Manakah yang lebih utama dalam hidup kita, menyediakan waktu untuk berdoa atau senantiasa giat belajar dan bekerja? Marilah Berdoa † Ya Yesus yang Baik, tuntunlah langkahku agar aku dapat senantiasa menjadikanmu sebagai yang utama di dalam hidupku. Terangkanlah hati dan pikiranku untuk dapat melihat keutamaan-keutamaan kasih-Mu, sebab Engkaulah Tuhan dan Sang Juruselamat kami. Amin. Niat dan Aksi Mulai hari ini, keutamaan dalam hidupku adalah menyenangkan hati Allah! Rabu, 11 Oktober 2017 Bacaan: Yun. 4:1-11; Bacaan Injil: Luk. 11:1-4 1 Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: "Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya." 2 Jawab Yesus kepada mereka: "Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. 3 Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya 13 4 dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan." BERILAH KAMI MAKANAN “11.3 Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya.” Lukas 11:3 Anak-anak yang terkasih… Setiap orang Kristiani pasti tidak asing lagi dengan doa Bapa Kami. Doa Bapa Kami adalah doa yang diajarkan oleh Yesus. Salah satu permohonan dalam doa Bapa Kami adalah meminta makanan yang secukupnya. Doa Bapa Kami ini pun sering didoadakan dalam Doa Rosario dan juga perayaan Ekaristi. Doa ini adalah satusatunya doa yang diajarkan oleh Yesus. Pada hari ini, kita membaca dari Injil Lukas tentang hal berdoa. Ada percakapan yang menarik antara Yesus dan para muridNya. Para murid melihat sendiri Yesus berdoa. Sepertinya para murid belum percaya diri bagaimana caranya berdoa yang baik. Maka mereka meminta Yesus untuk mengajarkan para murid berdoa. Dalam doa itu, salah satu permohonan yang diajarkan oleh Yesus adalah agar para murid meminta makanan yang secukupnya. Yesus sungguh mengerti kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan pangan. Kepedulian Allah akan kebutuhan dasar manusia tersebut sampai sekarang ini terus dialami oleh kita. Pada bulan Oktober ini, kita diajak untuk menghargai makanan yang telah diberikan oleh Allah kepada kita lewat orangtua, sanak saudara, atau orang-orang yang peduli kepada kita. Kita patut bersyukur karena Allah memperhatikan kebutuhan kita. Refleksi: 1. Apakah aku sungguh merasakan Allah peduli kepadaku? 2. Apakah aku menghargai makanan yang diberikan Allah kepadaku dengan menghabiskan makanan yang aku makan? Marilah Berdoa: Allah Bapa yang baik, bantulah kami untuk selalu peduli kepada orang-orang yang membutuhkan kebutuhan akan pangan. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin. Aksi: Aku berusaha untuk membagi makananku yang aku bawa dari rumah kepada temanteman yang tidak membawa bekal. **************************************************************************************************** Kamis, 12 Oktober 2017 Bacaan: Mal. 3:13-4:2a; Bacaan Injil: Luk. 11:5-13 5 Lalu kata-Nya kepada mereka: "Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, 6 sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; 7 masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara. 8 Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya. 9 Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. 10 Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. 11 Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? 12 Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? 13 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya." 14 BERJUANGLAH TANPA PUTUS ASA “9 Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu." (Lukas 11:9) Anak-anak yang terkasih… Ada seorang anak namanya Vio. Vio mau membeli sebuah buku bacaan anakanak. Ia meminta kepada ibunya agar membelikan buku bacaan kesukaannya. Tetapi pada waktu itu ibunya belum punya uang yang cukup. Ibunya berjanji akan membelikannya jika sudah punya uang lebih. Dua minggu berlalu, Vio masih mengingat permintaannya. Sedangkan ibunya sudah lupa. Setelah dua minggu berlalu, Vio mengingatkan ibunya. Ibunya teringat akan janjinya. Ibunya kemudian membelikan buku kesukaan Vio. Vio merasa senang sekali. Ternyata usahanya untuk meminta buku kesayangannya dipenuhi oleh ibunya. Hari ini kita mendengar dari Injil Lukas, Yesus mengajak para murid-Nya untuk terus berdoa dan memohon kepada Tuhan. Tuhan pasti akan mendengarkan dan mengabulkan doa dari orang-orang yang tidak mengenal putus asa. Doa merupakan sebuah perjuangan agar Tuhan mengabulkan permohonan kita. Seperti apa yang dikatakan oleh Yesus, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” Di sini Yesus menunjukkan belas kasih Allah yang tanpa batas. Bahwa Allah itu akan sangat memperhatikan setiap permintaan dari umat-Nya. Allah akan sangat memperhatikan orang yang berjuangan tanpa kenal putus asa. Hari ini kita belajar dari Vio dan Yesus yang mengajarkan kita untuk terus berdoa dan meminta kepada Tuhan apa yang kita butuhkan. Tuhan pasti akan mengabulkannya setiap permintaan kita. Beranikah kita terus berdoa dan meminta kepada Tuhan apa yang kita butuhkan? Pertanyaan Refleksi: 1. Apakah aku malu meminta sesuatu kepada ayah dan ibuku? 2. Apakah aku mudah putus asa jika permintaanku tidak dikabulkan? Marilah Berdoa: Tuhan Yesus, ajarilah kami untuk terus berdoa dan meminta sesuatu kepada-Mu karena apa yang kami butuhkan pasti akan Engkau kabulkan. Semuanya demi kemuliaan nama-Mu kini dan sepanjang masa. Amin. Aksi: Aku berusaha untuk terus berdoa dan memohon bantuan dari Tuhan jika aku mengalami masalah. **************************************************************************************************** Jumat, 13 Oktober 2017 Honoratus Kosminski, Aleksandrina Maria da Costa Bacaan: Yl. 1:13-15;2:1-2; Bacaan Injil: Luk. 11:15-26 15 Tetapi ada di antara mereka yang berkata: "Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan." 16 Ada pula yang meminta suatu tanda dari sorga kepadaNya, untuk mencobai Dia. 17 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh. 18 Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul.19 Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu. 20 Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. 21 Apabila seorang yang kuat dan yang lengkap bersenjata menj aga rumahnya sendiri, maka amanlah segala miliknya. 22 Tetapi jika seorang yang lebih kuat dari padanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata, yang diandalkannya, dan akan membagi-bagikan rampasannya. 23 Siapa tidak 15 bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan." 24 "Apabila roh jahat keluar dari manusia, ia pun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian, dan karena ia tidak mendapatnya, ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. 25 Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu bersih tersapu dan rapi teratur. 26 Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya, dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula." KERAJAAN ALLAH SUDAH DATANG “11:20 Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.” (Luk 11:20) Anak-anak yang terkasih… Kita pernah mendengarkan pepatah yang mengatakan bahwa bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Maksud dari perumpamaan ini adalah bahwa kita perlu menjaga persatuan dan kesatuan. Jika kita bersatu maka segala persoalan bisa kita selesaikan dengan baik. Berbeda dengan orang yang mengandalkan dirinya sendiri. Orang yang demikian merasa diri paling hebat, namun ketika mengalami persoalan yang lebih berat ia pasti menyerah. Karena tidak ada orang membantunya. Hari ini kita mendengar dari Injil Lukas tentang Yesus mengusir roh jahat dan banyak orang sembuh. Namun, ada orang yang mengatakan bahwa Yesus mengusir roh jahat dengan Beelzebul atau penghulu setan. Yesus mengatakan bahwa tidak mungkin setan melawan setan. Tentu saja akan binasa. Di sini Yesus mau membuka mata orang banyak bahwa apa yang dilakukan oleh Yesus sebenarnya menunjukkan bahwa Kerajaan Allah sudah datang kepada mereka. Kerajaan Allah itu tampak dalam pewartaan dan karya Yesus sendiri seperti orang lumpuh bisa berjalan, orang yang kerasukan roh jahat bisa sembuh, orang mati bisa bangkit dan sebagainya. Kita diajak untuk bersatu dan bekerja sama. Persatuan dan kerja sama merupakan salah satu ciri kehadiran Allah di tengah-tengah kita. Hari ini, Yesus mau mengingatkan kita agar membuka mata terhadap Kerajaan Allah. Kerajaan Allah itu tampak dalam kehidupan bersama kita. Ada kedamaian, belas kasih, persatuan dan kesatuan. Jika kita tidak bersatu maka lebih mementingkan diri sendiri. Kita menjadi orang yang egois. Orang yang egois lebih dekat dengan setan. Pertanyaan Refleksi: 1. Apakah aku lebih suka bekerja sama dengan teman? 2. Apakah aku selalu terbuka dalam pergaulanku di sekolah dan di rumah? Marilah Berdoa: Allah Bapa yang baik, bimbinglah kami dengan Roh Kudus-Mu agar kami mampu memahami arti Kerajaan Allah yang tampak dalam masyarakat kami seperti kedamaian, suka cita, belas, dan sebagainya. Bantulah kami untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan di dalam kelas kami masing-masing. Demi Kristus Tuhan kami. Amin. Aksi: Aku akan berusaha untuk menciptakan perdamaian dengan teman-teman di sekolahku hari ini. **************************************************************************************************** Sabtu, 14 Oktober 2017 Bacaan: Yl. 3:12-21; Bacaan Injil: Luk. 11:27-28 27 Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau." 28 Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya." 16 MELAKSANAKAN SABDA TUHAN 11:28 Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya." (Luk 11:28) Anak-anak yang terkasih… ini adalah sebuah kisah kuno dari Tiongkok, ada seseorang, ketika berpakaian bagus, maka ia dihormati. Anehnya, ketika ia memakai pakaian compang-camping layaknya pengemis, maka ia diusir. Lantas ia menyimpulkan : “Kalau ternyata bukan diriku, melainkan pakaianku yg dihormati, mengapa aku mesti senang?” “Dan, kalau ternyata bukan diriku, melainkan apa yang kupakai yang dibenci, mengapa aku mesti sedih?” Sabda Tuhan adalah sesuatu yang tidak kelihatan namun dapat menggerakan orang untuk melaksanakannya. Dalam bacaan Injil hari ini, ada seorang perempuan berserulah kepada Yesus dan berkata, "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau." Namun, Yesus menjawab,”Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.” Di sini pandangan Yesus dan kita sering kali berbeda. Kita lebih melihat apa yang dipakai orang atau apa yang tampak pada orang-orang tersebut secara lahiriah. Yesus lebih menekankan apa yang dilakukan atau dipraktekkan dalam hidup seseorang yaitu melaksanakan perintah Allah. Di sini Yesus mau mengatakan bahwa orang yang paling berbahagia adalah orang yang melaksanakan perintah Allah Hari ini Yesus mengajak kita untuk melaksanakan segala perintah Allah. Perintah Allah itu tampak dalam sabda Tuhan itu sendiri. Jika kita melaksanakan perintah Tuhan dengan benar maka kita akan disebut sebagai orang yang berbahagia. Pertanyaan Refleksi: 1. Apakah aku sudah melaksanakan perintah Tuhan? 2. Apa aku rajin menolong orang lain seperti orang yang tidak punya makanan? Marilah Berdoa: Ya Allah Bapa dalam surga, kami bersyukur dan berterima kasih atas sabda dan perintah-Mu yang telah Engkau berikan kepada kami. Bantulah kami agar dapat melaksanakan sabda-Mu dalam hidup kami sehari-hari yaitu membantu dan menolong sesame kami. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin. Aksi: Hari ini aku mau berbagi makananku atau uang jajanku untuk teman-teman atau orang yang berkekurangan. **************************************************************************************************** Minggu, 15 Oktober 2017 Hari Minggu Biasa XXVIII Bacaan: Yes. 25:6-10a; Flp. 4:12-14,19-20; Bacaan Injil: Mat. 22:1-14 1 Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka: 2 "Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. 3 Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. 4 Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. 5 Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, 6 dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya. 7 Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. 8 17 Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu. 9 Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu. 10 Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu. 11 Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. 12 Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. 13 Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. 14 Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih." MENOLAK TAWARAN ALLAH “4 Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. 5 Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, 6 dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya.” (Matius 22:4-6) Anak-anak yang terkasih… Kalian pasti pernah menerima undangan dari teman atau orang lain untuk menghadiri sebuah pesta, bukan? Seperti pesta ulang tahun teman, atau pesta pernikahan. Ketika mendapat undangan dari teman atau keluarga tentu kita merasa bahagia karena kita dihargai dan hormati. Teman atau orang yang mengundang kita itu mau berbagi kebahagiaan dengan kita. Pada hari ini kita baca dari Injil Matius, kisah perumpamaan tentang perjamuan perkawinan. Ada seorang raja mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Ia sudah menyebarkan undangan kepada orang-orang yang dikenalnya. Namun, orang yang mendapatkan undangan itu tidak datang. Mereka tidak menghargai undangan raja tersebut. Maka marahlah raja itu dan menyuruh hamba-hambanya untuk mengundang orang-orang yang di persimpangan jalan. Raja yang dimaksudkan dalam perumpamaan ini adalah Allah sendiri. Allah telah menyediakan perjamuan untuk kita yang diudangNya. Namun, sering kali kita tidak menolak tawaran dari Allah. Kita tidak menghargai dan menghormati Allah sebagai sumber kehidupan kita. Dari bacaan di atas, kita bisa belajar untuk menghargai tawaran atau panggilan Allah atas hidup kita. Kita masing-masing dipanggil untuk melaksanakan tugas kita seperti menjadi murid, guru, dokter, dan lain sebagainya Jika kita melaksanakan tugas kita dengan sebaik-baiknya maka kita akan menikmatikan kebahagiaan yang sudah disiapkan oleh Allah. Pertanyaan Refleksi: 1. Apakah aku sungguh-sungguh menghargai Allah dengan melaksanakan apa yang menjadi kewajibanku? 2. Apakah akum au mendapatkan kebahagiaan dari Allah? Marilah Berdoa: Allah Bapa di surga, terima kasih atas rahmat kehidupan yang telah Engkau berikan kepada kami. Bantulah kami agar terus menghargai hidup kami dengan melaksanakan tugas kami masing-masing. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin. Aksi: Aku berusaha melaksanakan tugas-tugasku dengan sebaik-baiknya. **************************************************************************************************** 18 Senin, 16 Oktober 2017 Hedwig, Margarita Maria Alacoque, Gereardus Mayella, Willem Bacaan: Rm. 1:1-7; Bacaan Injil: Luk. 11:29-32 29 Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. 30 Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini. 31 Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo! 32 Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus! IMAN YANG KUAT “29 Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.” (Lukas 11:29) Anak-anak yang terkasih… Dewasa ini untuk meyakinkan seseorang biasanya disertai bukti yang jelas. Contohnya ada foto, rekaman suara, video rekaman. Jika orang menyaksikan bukti seperti itu tentu akan percaya bahwa sebuah peristiwa atau kejadian sungguh-sungguh terjadi. Jika tanpa bukti maka orang bisa mengatakan bahwa apa yang kita katakan itu hanyalah sebuah karangan atau imajinasi saja. Yesus pernah mengatakan kepada orang banyak yang mendengarkannya sebagai angkatan yang jahat. Tentu saja ada alasan yang jelas sehingga Yesus mengatakan seperti itu. Mereka meminta sebuah tanda supaya meyakinkan mereka bahwa Yesus adalah sungguh-sungguh Mesias, Anak Allah yang hidup. Yesus marah karena apa yang diajarkan dan dilakukan-Nya tidak dipahami oleh orang-orang yang mendengarkan dan menyaksikan-Nya. Bacaan hari ini sebenarnya mau mengatakan kepada kita tentang iman. Iman berarti menerima apa yang kita yakini benar dan membawa kita pada keselamatan. Yesus mengajarkan kita untuk percaya kepada Allah karena Yesus sudah menampakkan semuanya. Namun, kadang-kadang hati kita buta sehingga sulit menerima apa yang dikatakan dan dilakukan oleh Yesus. Pertanyaan Refleksi: 1. Apakah aku sungguh-sungguh percaya kepada Yesus? 2. Apakah aku rajin membaca Kitab Suci sebagai sumber imanku? Marilah Berdoa: Allah Bapa di surga, Engkau telah mengutus Yesus Putera-Mu sebagai tanda keselamatan bagi kami. Tetapi kadang-kadang kami tidak percaya kepada-Nya. Bantulah kami agar kami selalu percaya kepada-Nya Jurselamat kami. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin. Aksi: Aku akan berusah untuk tetap percaya kepada Allah sebagai sumber hidupku. **************************************************************************************************** Selasa, 17 Oktober 2017 Peringatan Wajib St. Ignatius dr Antiokhia Bacaan: Rm. 1:16-25; Bacaan Injil: Luk. 11:37-41 37 Ketika Yesus selesai mengajar, seorang Farisi mengundang Dia untuk makan di rumahnya. Maka masuklah Ia ke rumah itu, lalu duduk makan. 38 Orang Farisi itu melihat hal itu dan ia heran, karena Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan. 19 39 Tetapi Tuhan berkata kepadanya: "Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan. 40 Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam? 41 Akan tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu. POSITIF MEMANDANG ORANG LAIN 39 “Tetapi Tuhan berkata kepadanya: "Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan.” (Luk. 11:39) Anak-anak yang terkasih… Ada seorang pria tua berpenampilan kurang rapi dan terkesan gelandangan masuk sebuah showroom motor gede. Oleh sebab itu, pria ini ditolak saat hendak membeli motor gede di sejumlah dealer. Pria itu mengenakan kaos berwarna merah sedikit kotor, celana abu-abu, dan memakai sepasang sandal jepit. Ia membawa sebuah plastik berwarna hitam yang sudah kotor juga. Beberapa dealer motor yang dikunjunginya senantiasa menolaknya karena menganggap pria ini tak mampu membeli motor gede. Setelah 10 menit berpindah-pindah toko, pria tersebut menunjuk satu model motor "Aku beli yang itu," ujarnya sembari mengeluarkan uang sejumlah Rp 231 juta tunai dari kantong plastik. Tentu saja hal ini mengejutkan petugas dealer. Hari ini kita mendengar dari Injil Lukas tentang orang Farisi yang lebih memperhatikan penampilan daripada hatinya. Seperti yang apa yang dikatakan oleh Yesus,"Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan.” Orang-orang Farisi sering menilai orang berdasarkan penampilan luar saja. Mereka tidak melihat isi hati orang lain. Padahal penampilan sering kali menipu kita. Penampilannya sopan tetapi sikapnya dan perbuatannya seperti tidak menghargai orang lain. Yesus mengajarkan kita agar memberikan penilaian kepada seseorang bukan lewat penampilan luar tetapi juga isi hatinya. Pertanyaan Refleksi: Apakah aku lebih menghormati orang melalui penampilang pakaiannya saja? Marilah Berdoa: Allah Bapa di surga, bantulah kami untuk selalu mengutamakan isi hati bukan apa yang kami pakai atau kami kenakan. Karena kadang-kadang kami dibohongi dengan penampilan. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin. Aksi: Aku mau menjadi contoh atau teladan bagi teman-temanku dalam sikap dan perbuatanku. **************************************************************************************************** Rabu, 18 Oktober 2017 Pesta St. Lukas Bacaan: 2Tim. 4:10-17b; Bacaan Injil: Luk. 10:1-9. 1 Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. 2 Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. 3 Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. 4 Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan. 5 Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. 6 Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. 7 Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, 20 sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. 8 Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, 9 dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu. MENJADI MURID YESUS Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” (Matius 10:2) Anak-anak yang terkasih… Hari ini kita merayakan Pesta Santo Lukas. Lukas lahir di Antiokia dari sebuah keluarga kafir. Pada masa itu Antiokia adalah kota termasyhur ketiga di Kekaisaran Romawi karena luas dan makmur. Ke sanalah orang-orang Kristen pertama menyebar karena penganiayaan orang-orang Yahudi. Di sana mereka mewartakan Tuhan dan berhasil mentobatkan banyak orang kafir, baik Yahudi maupun Yunani. Salah satu orang Antiokia yang bertobat ialah Lukanos, atau lazim dikenal dengan Lukas. Beliau seorang tabib terkemuka di kota itu. Setelah bertobat, ia bergabung dengan Paulus, Ia menemani Paulus dalam perjalanan misioner ke Makedonia, dan bersamanya ke Yerusalem dan ke Roma. Di Yerusalem, Paulus ditangkap lalu ditahan dalam penjara selama dua tahun. Lukas mengunjunginya dengan setia. Sangat boleh jadi bahwa pada waktu itu Lukas mulai mengumpulkan bahan-bahan yang dipergunakannya dalam menulis Kitab Injilnya dan bagian pertama Kisah para Rasul. Dalam Injil hari ini kita sendiri membaca apa yang ditulis oleh Lukas sendiri. Sepertinya apa yang ditulis Lukas pada hari ini juga berdasarkan pengalaman panggilan hidupnya. Lukas sendiri tidak melihat dan mengalami hidup bersama Yesus. Tetapi ia sungguh menghayati panggilan suci yaitu bersedia untuk menjadi murid Yesus. Lukas menemani Paulus dan tentu saja banyak mendapatkan pengajaran dari Paulus tentang Yesus. Maka kemudian Lukas menulis berdasarkan apa yang diceritakan oleh Paulus. Kita juga dipanggil oleh Yesus untuk menjadi murid-Nya. Kemuridan kita bukan seperti para rasul tetapi kita dituntut untuk melaksanakan tugas kita sehari-hari dengan baik. Jika menjadi seorang pelajara jadilah pelajaran yang baik, jika menjadi seorang guru maka jadilah seorang guru yang baik. Itulah panggilan hidup kita. Kita dipanggil untuk melayani dan mewartakan kasih Tuhan. Pertanyaan Refleksi: 1. Apakah aku sudah melaksanakan tugasku sebagai murid Yesus? 2. Bersediakah aku menjawab panggilan Tuhan untuk menjadi biarawan/biarawati? seorang Marilah Berdoa: Allah Bapa di dalam surga, Engkau telah memanggil kami dengan nama kami masingmasing. Kami sangat berharga di mata-Mu, maka bantulah kami untuk melaksanakan tugas-tugas kami dengan sebaik-baiknya sebagai seorang murid Yesus. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin. Aksi: Aku berdoa agar aku dapat menjadi seorang siswa yang bertanggung jawab. **************************************************************************************************** Kamis, 19 Oktober 2017 Yohanes de Brebeuf dan Isaac Jogues, Paulus dari Salib Bacaan: Rm. 3:21-30; Bacaan Injil: Luk. 11:47-54 47 Celakalah kamu, sebab kamu membangun makam nabi-nabi, tetapi nenek moyangmu telah membunuh mereka. 48 Dengan demikian kamu mengaku, bahwa kamu membenarkan perbuatan-perbuatan nenek moyangmu, sebab mereka telah membunuh nabi-nabi itu dan kamu membangun makamnya. 49 Sebab itu hikmat Allah berkata: Aku akan mengutus kepada mereka nabi-nabi dan rasul-rasul dan separuh dari 21 antara nabi-nabi dan rasul-rasul itu akan mereka bunuh dan mereka aniaya, 50 supaya dari angkatan ini dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan, 51 mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh di antara mezbah dan Rumah Allah. Bahkan, Aku berkata kepadamu: Semuanya itu akan dituntut dari angkatan ini. 52 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam kamu halang-halangi." 53 Dan setelah Yesus berangkat dari tempat itu, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi terus-menerus mengintai dan membanjiri-Nya dengan rupa-rupa soal. 54 Untuk itu mereka berusaha memancingNya, supaya mereka dapat menangkap-Nya berdasarkan sesuatu yang diucapkan-Nya MENJADI BOS 52 “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam kamu halang-halangi.” (Luk. 11:52) Anak-anak yang terkasih… Kita semua pasti pernah mendengar kata BOS. Bos biasanya suka menyuruh orang lain. Kadang-kadang BOS menyuruh bawahannya untuk melakukan sesuatu yang belum tentu bisa dilakukannya. Hal itu disampaikan oleh Yesus pada hari ini. Yesus mengecam ahli-ahli Taurat yang telah mengambil kunci pengetahuan, tetapi tidak mau melakukan apa yang diperolehnya itu. Mereka berusaha untuk menghalang-halangi orang-orang yang berusaha untuk memahami dan melaksanakan apa yang ditulis oleh Musa. Pada hari ini kita diajak untuk tidak memiliki sikap seperti BOS yang hanya mau menyuruh dan memberikan beban kepada kita tetapi tidak mampu melakukan apa yang disuruhnya. Pertanyaan Refleksi: Apakah aku memiliki sikap seperti seorang bos? Marilah Berdoa: Allah Bapa di surga, bantulah kami agar tidak memiliki sikap seperti seorang bos atau seperti ahli Taurat tetapi jadikanlah kami sebagai orang yang memiliki kerendahan hati. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin. Aksi: Aku akan berusaha melaksanakan tugas dan tanggung jawabku sebagai seorang murid yang baik. **************************************************************************************************** Jumat, 20 Oktober 2017 Kaprasius, Magdalena dari Nagasaki, Yohanes Paulus II Bacaan: Rm. 4:1-8; Bacaan Injil: Luk. 12:1-7 1 Sementara itu beribu-ribu orang banyak telah berkerumun, sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-muridNya, kata-Nya: "Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi. 2 Tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. 3 Karena itu apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah. 4 Aku berkata kepadamu, hai sahabatsahabat-Ku, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi. 5 Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia! 6 Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekor pun dari padanya yang dilupakan Allah, 7 bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit. 22 KITA BERHARGA DI MATA TUHAN “6 Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekor pun dari padanya yang dilupakan Allah, 7 bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.” (Luk. 12:6-7) Anak-anak yang terkasih… Dewasa ini kasus narkoba sering kali disalahgunakan. Orang merasa hebat kalau menggunakan narkoba. Padahal narkoba itu sendiri sebenarnya menghancurkan tubuh kita. Orang yang terjaring operasi karena menggunakan narkoba biasanya direhabilitasi. Maksudnya orang tersebut melakukan upaya penyembuhan atau kembali kepada semula sebelum menggunakna narkoba. Penggunaan narkoba sebenarnya salah satu upaya orang yang tidak menghargai tubuhnya sendiri. Hari ini kit abaca dari Injil Lukas bahwa Tuhan begitu mencintai manusia. Seperti yang dikatakan oleh Yesus sendiri, “Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekor pun dari padanya yang dilupakan Allah, 7 bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.” Seekor burung pipit pun tidak pernah dilupakan Allah. Manusia adalah makhluk yang mulia yang berharga di mata Tuhan. Tuhan tidak pernah melupakannya. Kita patut bersyukur karena lewat Injil hari ini kita semakin menyadari betapa berharganya kita di mata Tuhan. Maka kita perlu menjaga dan merawat diri kita agar hidup kita lebih berarti bagi sesama dan juga bagi kemuliaan Tuhan. Pertanyaan Refleksi: 1. Apakah aku suka dibully oleh teman? 2. Apakah aku juga suka jajan sembarang dan menyebabkan sakit? Marilah Berdoa: Ya Tuhan, bantulah kami untuk terus menjaga tubuh kami seperti sejak pertama kali kami diciptakan. Jagalah kami agar tidak jatuh dalam sikap dan perbuatan merendahkan orang lain. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin. Aksi: Aku berusaha untuk merawat dan memelihara tubuhku dengan berolahraga, makan makanan yang bergizi dan menghargai teman karena aku berharga di mata Tuhan. **************************************************************************************************** Sabtu, 21 Oktober 2017 Bacaan I: Rm. 3:14,16-18– Mazmur– 105:6-7, 8-9, 42-43 Bacaan Injil: Luk. 12:8-12 12: 8 Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah. 12:9 Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikatmalaikat Allah. 12: 10 Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni. 12: 11 Apabila orang menghadapkan kamu kepada majelis-majelis atau kepada pemerintahpemerintah dan penguasa-penguasa, janganlah kamu kuatir bagaimana dan apa yang harus kamu katakan untuk membela dirimu. 12:12 Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan." 23 ROH KUDUS SELALU MENYERTAI Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan." (Lukas 12:12) Anak-anak yang terkasih… Berbeda dengan teman-teman sekelasnya, Dea selalu meluangkan waktu untuk mengajari Danu untuk mengejar ketertinggalannya pada hampir semua pelajaran di kelas itu. Bukan karena Danu malas, tetapi dia memang sedikit lambat memahami semua pelajaran di kelas. Pelajaran di kelas menggunakan bahasa Indonesia, sementara kemampuan bahasa Indonesianya masih lemah. Maklum dia pindahan dari luar negeri, yang sehariharinya menggunakan bahasa Inggris. Dea selalu siap sedia membantu Danu untuk menerjemahkan semua pelajaran Ingris Indonesia dan Indonesia Inggris. Di saat temannya asik beristirahat dan jajan, Dea sibuk untuk menerangkan ulang inti dan perintah guru selama pelajaran berlangsung. Di saat pulang sekolah, Dea masih mau menggulangi pelajaran yang kurang dipahami oleh Danu. Dea, tidak berpikir berapa waktu dan ilmu yang harus dibagikan kepada Danu. Dea tidak pernah berpikir peringkatnya bisa menurun karena banyak memberi waktu untuk mengajari temannya Danu, sebagaimana dipikirkan oleh beberapa temannya. Beriman kepada Yesus berarti mau hidup seperti Yesus. Demi menebus dosa kita, Ia mau difitah, dicaci, dipukuli bahkan disalibkan hingga wafat. Itulah tantangan yang dialami Yesus. Mengimani Yesus berarti mau hidup dan menerima tantangan. Berani? Jangan takut, karena kita tidak sendiri. Yesus, dalam Injil hari ini, mengajarkan keberanian dan kesetiaan untuk mengakui iman mereka dalam situasi apapun. Mengapa? Karena Yesus sendiri menyertai dan membela dalam menghadapi konsekuensi dari warta iman tersebut. Jaminan penyertaan itu ditegaskan dalam diri Roh Kudus yang mendampingi dan membela para murid. Sebagai orang Katolik, pastinya kita akan menjumpai tantangan. Ketika kita ikut dalam misa, kita ditantang untuk menjaga keheningan, konsentrasi dan menghentikan kegiatan-kegiatan lain. Ketika kita mengumpulkan APP dan aksi HPS, kita harus siap untuk mengurangi jajan dan selera kita. Kalau semua itu kita lakukan karena iman akan Yesus, maka Roh Kudus akan membela kita. Kalau Roh Kudus sudah membela, maka kita akan menang dan selamat. Seperti kisah Dea, kegigihan dan pengorbanannya mengajari Danu, bukan malah membuatnya rugi, tetapi semakin kaya. Dea semakin pintar karena setiap hari dia mengulangi pelajaran di kelas untuk Danu. Danu semakin pintar, dan Dea pun menjadi murid yang sangat menguasai bahasa Inggris. Pertanyaan Refleksi: Aku mengimani bahwa sebelum Yesus bangkit, Dia telah mengurbankan seluruh hidupNya di dunia. Ketika menghadapi tantangan dan masalah hidup, sebagai orang Katolik, seberapa seringkah aku memohon pertolongan Roh Kudus? Marilah Berdoa: Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus, ajarilah aku berkurban bagi sesama,dan yakinkan aku bahwa Roh Kudus menemaniku lewat kurban tersebut. Niat: Sebagai murid Kristus, saya akan membuktikan iman saya lewat perbuatan seharihari,seperti maumembantu teman, mendoakan teman, mengurangi sampah dll. **************************************************************************************************** 24 Minggu, 22Oktober 2017 Bacaan I: Yes.45:1,4-6; Mzm 96:1,3, 4-5,7-8,9-10ac; Bacaan II: 1 Tes.1.1-5b; Bacaan Injil: Mat.22:15-21 22: 15 Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. 22:16 Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. 22:17 Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” 22:18 Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: “Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? 22:19 Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu.” Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya. 22:20 Maka Ia bertanya kepada mereka: “Gambar dan tulisan siapakah ini?” 22:21 Jawab mereka: “Gambar dan tulisan Kaisar.” Lalu kata Yesus kepada mereka: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” 100 % KATOLIK 100 % INDONESIA Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah." (Mat 22:21) Anak-anak yang terkasih… Walau usianya baru belasan tahun, hampir separuh negara di benua Eropa, puluhan negara di benua Asia, sudah dijalaninya. Namanya Lukas, lahir di Jakarta. Sejak umur tiga tahun meninggalkan Indonesia ikut papanya tugas sebagai manager sebuah perusahaan ternama di luar negeri. Ia fasih berbahasa Inggris, bahasa Italia, dan Belanda, karena ia memang pernah sekolah dan menetap sementara di negara tersebut. Kendati jarang pulang ke Indonesia, jangan kira ia tidak mengerti berbahasa Indonesia. Ia cukup lancar berbahasa Indonesia dan menyukai masakan Indonesia. Di sekolah memang ia menggunakan bahasa asing, tetapi di rumah, ngomong dengan papa dan mamanya tetap menggunakan bahasa Indonesia. Mamanya juga rajin memasak khas Indonesia, papanya sering menceritakan keunikan dan kekayaan Indonesia yang luas, kaya dan beraneka ragam adat dan budaya itu. Selain sibuk kerja, ternyata papanya juga aktif dalam perkumpulan warga Indonesia yang Katolik di negara itu. Sekali sebulan perkumpulan itu mengadakan missa dalam bahasa Indonesia. Maka, meskipun lebih separuh hidupnya berada di benua Eropah, ketika ditanya Lukas itu “siapa dan dari mana ?”. Maka ia, si pengagum film Sogiya itu, akan menjawab ,“ Saya Lukas, 100 % Katolik dan 100 % Indonesia”! Yesus, lewat bacaan hari ini mengingatkan kita soal kewajiban kita sebagai warga negara dan warga Gereja. "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah”, kata Yesus. Sebagai warga negara, kita punya kewajiban membayar pajak, mencintai Indonesia misalnya. Sebagai warga Gereja kita punya kewajiban, hidup sesuai ajaran Yesus misalnya. Keduanya tidak harus bertentaangan melainkan saling memperkaya. Dengan mengikuti ajaran Yesus, harusnya kita bisa menjadi warga negara yang baik. Dan sebaliknya, dengan menjadi warga negara yang baik, tentu saja kita sudah menjadi murid Yesus yang baik. Maka, misalnya, ketika melihat ada orang yang berkekurangan dan butuh bantuan, kita harusnya mau memberi pertolongan dan bantuan, tanpa melihat dari mana suku dan agamanya. Kalau hal demikian kita lakukan, maka dalam waktu tidak terlalu lama, terciptalah Indonesia yang adil dan merata. Dengan begitu, kita sudah menjadi warga gereja yang baik dan warga negara yang peduli. Pertanyaan Refleksi: Sebagai warga gereja yang baik, apakah aku sudah menjadi warga negara yang baik? Marilah Berdoa: Tuhan Yesus, berkatilah Negara kami. Anugerahilah damai sejahtera dan solidaritas 25 kasih dalam hidup setiap orang sehingga namaMu semakin dimulyakan. NIat: Aku mencintai Yesus dengan menjadi warga negara yang baik, yaitu mencintai Indonesia dengan sikap peduli. **************************************************************************************************** Senin, 23 Oktober 2017 Bacaan I: Rm. 4:20-25; Mzm 1:69-70,71-72,73-75; Bacaan Injil: Luk. 12:13-21 12:13 Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku." 12:14 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?" 12:15 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." 12:16 Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. 12:17Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. 12:18 Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. 12:19 Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenangsenanglah! 12:20 Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? 12:21 Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah." KAYA DI HADAPAN TUHAN Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." (Luk 12:15) Anak-anak yang terkasih… Arthos adalah seorang anak yang sangat beruntung. Papanya seorang pengusaha dan ibunya seorang dokter, sehingga hidupnya sangat berkelimpahan. Dia mempunyai supir dan suster pribadi yang selalu menemani dan siap mengantarkan dia ke mana saja dia mau. Di sekolah, dia dikenal sebagai anak yang sangat royal. Walaupun pembekalannya dari rumah sudah sangat banyak, jauh melebihi bekal teman-temannya, dia tak pernah berhenti untuk jajan makanan di kantin. Makanan itu biasanya dimakan sendiri dan tak jarang karena kelebihan, makanannya menumpuk di tempat sampah. Kekayaan itu sangat nikmat. Kekayaan itu bisa membuat orang sangat senang karena bisa bisa membeli apa saja yang kita inginkan. Saking enaknya, kekayaan bisa membuat orang lupa akan sesamanya. Itu tidak dimaui oleh Tuhan. Karena kekayaan itu pemberian dari Tuhan, maka sudah seharusnya kita membagikannya dengan sesama kita. Kalau bukan begitu, kita tidak bisa memaksa dan memastikan kapan Tuhan akan mengambilnya. Itulah pesan Yesus kepada kita lewat injil hari ini. KataNya :"Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." Mari kita bersyukur atas kekayaan yang diberi Tuhan kepada kita masingmasing: apakah itu harta berlimpah, kepintaran, talenta dan semua yang membuat kita senang. Salah satu cara mensyukurinya adalah berbagi dengan sesama dan terutama yang membutuhkan. Dengan begitu, kita tidak hanya kaya di dunia, tetapi juga kaya di hadapan Tuhan. Mau ? 26 Pertanyaan Refleksi: Kepintaran dan talenta yang aku miliki adalah kekayaan yang gratis dari Tuhan, sudahkah aku mengembangkan dan mau membagikannya untuk sesamaku? Marilah Berdoa: Tuhan Yesus yang baik, bantulah aku untuk mensyukuri kekayaan-kekayaan yang aku terima dari-Mu. Semoga dengan kekayaan-kekayaan itu, semakin banyak orang merasa terbantu. Amin Niat: Aku akan mengembangkan talenta-talentaku. **************************************************************************************************** Selasa, 24 Oktober 2017 Bacaan I: Rm. 5:12, 15b, 17-19, 20b-21; Mzm 40:7-8a,8b-9,10,17 Bacaan Injil: Luk. 12:35-38 12:35 "Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. 12:36 Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya. 12:37 Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka. 12:38 Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka. PEDULI Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka. (Luk 12:37) Anak-anak yang terkasih… Ada seorang anak yang duduk di kelas 3 SD. Della namanya. Menurut laporan orang tua kepada gurunya di sekolah, dia adalah murid yang rajin belajar di rumah. Setiap hari, baik termasuk waktu liburan dia suka belajar. Suatu hari dalam pelajaran IPS gurunya mengadakan ulangan mendadak atau tanpa pemberitahuan sebelumnya. Della sangat siap mengikuti dan mengerjakannya dengan baik, berbeda dengan temannya yang banyak protes akan ujian itu karena ketidak siapan mereka. Orang yang penuh persiapan biasanya mendapatkan ketenangan. Sedangkan orang yang tanpa persiapan akan mendapatkan kecemasaan. Sebagaimana pesan Yesus dalam injil hari ini: “Berbahagialah hambahamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka”. Tidak ada keberhasilan tanpa persiapan. Untuk berhasil mendapatkan peringkat yang baik maka kita harus mempersiapkannya dengan belajar yang tekun, untuk bisa mengikuti Misa dengan baik maka kita perlu mempersiapkan batin terlebih dahulu. Pertanyaan Refleksi Sudahkan aku memperiapakan diri dengan baik untuk memperiapkan ujian dan Misa? Marilah Berdoa: Ya Allah Bapa yang penuh kasih, ajrilah aku agar senantiasa rajin dan tekun belajar sehingga aku mendapat nilai yang maksimal. Amin Niat: 27 Belajar dengan tekun dan mengikuti misa dengan baik **************************************************************************************************** Rabu, 25 Oktober 2017 Bacaan I: Rm. 6:12-18,; Mzm 124:1-3,4-6,7-8 Bacaan Injil: Luk.12:39-48 12:39 Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. 12:40 Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan." 12:41 Kata Petrus: "Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu atau juga semua orang?" 12:42 Jawab Tuhan: "Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya? 12:43 Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. 12:44 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. 12:45 Akan tetapi, jikalau hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lakilaki dan hamba-hamba perempuan, dan makan minum dan mabuk, 12:46 maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia. 12:47 Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. 12:48 Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut." SIAP SEDIA Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan." (Luk 12:40) Anak-anak yang terkasih… Apakah kamu ikut ambil bagian dalam tugas pelayaan di gerejamu? Jika ya, berarti kamu sudah menjadi perpanjangan tangan Tuhan. Sama dengan seorang anak yang bernama Angelica. Dia aktif mengikuti kegiatan di gereja parokinya, seperti PPA, Lektor, Komentor. Tidak ada keluhan capek dan bosan keluar dari mulutnya. Yang ada malah rasa senang dan tak sabar menunggu giliran mendapat tugas. Dia selalu aktif mencari info tugas kepada guru agama dan paroki, agar tidak ada satu tugas pun yang terlewati. Saking aktifnya mencari info, tidak jarang Agnelica dapat tugas menggantikan temannya yang berhalangan tugas atau lupa. Setiap kali bertemu dengan guru agamanya, tak pernah lupa kalimat : “ Bu, kapan lagi saya bertugas?”. Semangatnya itu membuat guru agamanya selalu mengingat dan mendoakan dia. Seorang hamba adalah seorang pelayan yang lebih melayani daripada menjadi tuan dan raja, seorang yang lebih mengikuti daripada merajai dan menguasai, seorang yang lebih menuruti daripada menguasai.Yesus adalah hamba Allah yang setia. Ia melaksanakan semua yang dikehendaki Bapa-Nya. Kita semua adalah hamba Tuhan. Sebagai hamba Tuhan, hari ini secara khusus Yesus berpesan kepada kita : “Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan." Mau tidak mau, suatu saat kita akan mendapat tugas entah dari gereja, orang tua, sekolah, ataupun masyarakat. Agar bisa menyelesaikan tugas dengan baik, tentu harus modalnya, yaitu tanggung jawab dan persiapan. Tanpa tanggung jawab dan persiapan, maka betapa susah sebuah tugas bisa kita selesaikan dengan baik. Salah satu cara untuk menanamkan tanggung jawab atas tugas adalah “ anggaplah tugas itu langsung berasal dari Tuhan”. Semoga! 28 Pertanyaan Refleksi : Apabila aku ditunjuk menjadi pelayan di gereja atau dilingkungan masyarakatku, apakah aku menerimanya sebagai beban atau pelayanan? Marilah Berdoa: Tuhan Yesus Kristus, Engkau menghendaki agar kami menjadi muridmu yang rajin melayani. Bimbinglah kami selalu, agar kami bisa melayani dengan gembira dan semangat. Amin Niat: Ikut ambil bagian dalam pelayanan: PPA, Lektor, Paduan Suara **************************************************************************************************** Kamis, 26 Oktober 2017 Bacaan I: Rm. 6:19-23; Mzm 1:1-2,3,4,6 Bacaan Injil: Luk. 12:49-53 12:49 "Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala! 12:50 Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung! 12:51 Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan. 12:52 Karena mulai dari sekarang akan ada pertentangan antara lima orang di dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga. 12:53 Mereka akan saling bertentangan, ayah melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya." HAL BARU Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan. (Luk 12:51) Anak-anak yang terkasih… Pada tahun ajaran baru, tentunya ada murid baru dan kadang ada guru baru. Murid murid biasanya cepat ingin tahu dan kenal dengan guru barunya. Kebetulan di sebuah sekolah di di Jakarta, ada guru baru yang cantik dan sangat ramah. Karena keramahannya, anak-anak pun lekas mengenalnya dan proses belajar pun berlangsung baik. Seiring berjalannya waktu, sebagian murid sudah mulai menunjukkan ketidaksukaannya kepada guru tersebut. Apa sebabnya? Selain sikapnya yang ramah, dia dikenal sebagai salah satu guru yang paling disiplin. Sebagai guru baru, dia tidak segan segan menegur dengan keras murid-murid yang kurang disiplin. Maka, bagi anak-anak yang biasa telat masuk kelas, tentu saja harus berhadapan dengan guru tersebut. Bagi mereka, guru baru tersebut baik tetapi killer. Sabda Tuhan Yesus adalah kebenaran dan hidup. Tetapi kata-kata kebenaran tersebut disampaikan dengan keras. “Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan”, Kata Yesus. Ya, kata-kata dan ajaranNya memang mendapat pertentangan dari orang orang yang tidak suka dengan Dia. Mengapa? Karena mereka tidak ingin ajaran cinta kasih dilaksanakan. Sementara, bagi orang yang ingin ajaran kasih dilaksanakan, ajarannya mendatangkan kedamaian. Saat menjumpai aturan-aturan baru di sekolah maupun di rumah, mungkin kita pernah tidak menyenanginya. Kita tidak menyenanginya karena tidak sesuai dengan keinginan kita sendiri. Ingatlah peraturan peraturan itu dibuat untuk kebaikan banyak orang, bukan seorang diri saja. Dan tidak ada orang menjadi manusia baik karena melanggar peraturan. Jadi anggaplah peraturan itu sebagai ulangan di sekolah. Kalau kita bisa melewatinya, berarti kita pantas naik kelas. 29 Pertanyaan Refleksi : Saat menjumpai peraturan peraturan baru, apakah aku menganggapnya untuk mengembangkan diri atau menghambat perkembanganku? Marilah Berdoa : Tuhan yang baik, Engkau membuat kami menjadi manusia baik lewat sabda dan perintah-perintahMu. Bantulah kami untuk taat pada setiap peraturan yang mendewasakan kami. Amin Niat : Lebih baik mengikuti aturan daripada melanggarnya. **************************************************************************************************** Jumat, 27 Okober 2017 Bacaan I. Rm, 7:18-25a; Mzm. 119:66,68, 76, 77, 93,94 Bacaan Injil: Luk 12:54-59 12:54 Yesus berkata pula kepada orang banyak: "Apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat, segera kamu berkata: Akan datang hujan, dan hal itu memang terjadi. 12:55 Dan apabila kamu melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari akan panas terik, dan hal itu memang terjadi. 12:56 Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini? 12:57 Dan mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar? 12:58 Sebab, jikalau engkau dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara. 12:59 Aku berkata kepadamu: Engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas." BERDAMAI Sebab, jikalau engkau dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara. (Luk 12:58) Anak-anak yang terkasih… Siapakah orang yang paling sering berbeda pendapat dengan kamu? Mungkin papa mama, kaka adik, dan teman teman bahkan gurumu. Mengapa? Karena mereka adalah orang orang terkedekatmu. Hanya orang orang terdekat sajalah yang paling sering berbeda pendapat dengan kita. Dan jika ditanya, siapa orang yang paling mencintaimu? Jawabannya juga orang-orang terdekat kita, bisa jadi mama-papa, kakak-adik, guru pun teman teman kita. Tidak salah dengan berbeda pendapat, karena manusia memang unik. Karena uniknya, setiap manusia pasti berbeda satu sama lain. Maka sangat wajar punya pendapat, pilihan, dan gaya hidup yang berbeda yang sering melahirkan konflik atau “perkelahian”. Soal konflik Yesus berpesan “jikalau engkau dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara”. Lewat pesan itu Yesus mau bilang kalau kita berbeda pendapat dengan orang dekat kita, maka lekaslah berdamai dan saling memaafkan. Agar tidak menjadi dendam yang berlarut-larut dan menjadi konflik yang lebih besar. Ingatlah dendam hanya menambah ketidaktenangan hidup. Dan sudah pasti merugikan. Jadi, mau pilih dendam atau memaafkan? Pertanyaan Refleksi Saat aku berbeda pendapat dengan orang orang dekatku, sikap apakah yang aku pilih? Membenci, menjauhi, atau tetap sabar dan berdialog dengan rendah hati? 30 Marilah Berdoa Tuhan, sumber kedamaian kami. Kami Kau ciptakan unik, sehingga sering berbeda pendapat dengan sesama. Bantu kami agar tetap sabar dan mengerti keunikan setiap orang. Dengan saling mengerti maka kedamaian akan terjadi. Amin. Niat Sadar bahwa setiap orang punya keunikan masing-masing. **************************************************************************************************** Sabtu, 28 Oktober 2017 Bacaan I: Ef. 2:19-22; Mzm 19:2-3,4,5 Bacaan Injil: Luk 6:12-19 6: 12 Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. 6:13 Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul: 6:14 Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, 6:15 Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, 6:16 Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.6:17 Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon. 6:18 Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan. 6:19 Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari pada-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya. AAAAKK PILIHAN TERBAIK "Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul:" (Lukas 6:13) Anak-anak yang terkasih… Suatu saat, cepat atau lambat, kita akan berhadapan dengan satu proses hidup. Itulah memilih. Setiap hari kita dihadapkan dengan pilihan hidup, misalnya memilih makan kenyang atau secukupnya, memilih naik angkot atau busway, memilih mendoakan ortu atau tidak, memilih belajar atau malas. Kadang, dalam memilih kita mengalami keraguan. Saat memilih sepatu yang pas buat kita, misalnya, kadang kita memerlukan pertimbangan dari orang tua, teman, bahkan penjaga toko, agar apa yang kita pilih tidak mengecewakan. Jangankan kita, orang hebat yang kini sudah menjadi santo pun pernah merasakan keraguan. Fransiskus Assisi pernah merasakan keraguan yang mendalam untuk menentukan pilihan hidupnya. Lewat Injil hari ini, kita mendengar bagaimana Yesus memilih memilh para rasulNya tanpa keraguan. Namun, satu hal yang dilakukannya sebelum memilih adalah berdoa. Dalam kesendirian, Dia meminta petunjuk dari Bapa agar apa yang dipilihNya sesuai dengan kehendak Bapa. Kita harus bisa belajar dari Yesus, bagaimana cara memilih dengan tepat. Sebelum memilih sesuatu, kita terlebih dahulu meminta petunjuk Tuhan lewat doa. Agar pilihan kita itu dikehendaki Tuhan. Pilihan yang sudah dikehendaki Tuhan, pasti tidak akan mengecewakan. Tips dari Yesus ini juga dijalankan oleh Fransiskus Asisi. Untuk menghadapi keraguannya itu, Fransiskus pergi berdoa di depan Salib Tuhan, katanya dalam sebuah doa pendek : ” Tuhan apa yang Engkau inginkan untuk aku perbuat". Pertanyaan Refleksi Ketika aku mengalami keraguan, apakah aku pernah meminta petunjuk dari Tuhan? 31 Marilah Berdoa Tuhan yang baik, kami sering mengalami keraguan. Kami yakin Engkaulah pemberi petunjuk yang paling baik, maka tetap hadir dalam hidup kami. amin Niat Saat mengalami keraguan aku akan meminta petunjuk Tuhan lewat doa, dan orangorang baik lewat nasihat-nasihatnya. **************************************************************************************************** Minggu, 29 Oktober 2017 Bacaan I: Kel. 22:21-27; mzm. 18:2-31, 3bc-4,47,51 ab; Bacaan II: 1 Tes. 1:5c10Bacaan Injil: Mat. 22:34-40 22:34 Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka 22:35 dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia: 22:36 "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" 22:37 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. 22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.22:40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." MENGSIHI SESAMA, MENGASIHI TUHAN Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. (Mat 22:37) Anak-anak yang terkasih… Banyak orang bisa menjadi guru, dokter, dan pengusaha, tetapi hanya sedikit orang bisa dan mau menjadi suster ataupun pastur. Mengapa? Karena, hidup sebagai suster atau pastur sangat banyak tantangannya. Misalnya, harus bisa lebih mendahulukan kepentingan umat daripada keluarga sendiri. Selain itu, seorang pastur dan suster harus bisa meninggalkan kesukaan-kesukaan pribadinya agar bisa lebih fokus melayani Tuhan. Bisa dikatakan syarat utama menjadi suster ataupun pastur adalah harus mampu mengasihi Tuhan dan sesama. "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu”, kata Yesus. Nah, bagaimana cara mengasihi Allah? Mengasihi Allah berarti mendengarkan Sabda dan menjawab-NYA lewat hidup sehari-hari seperti hidup peduli, hidup mau berbagi, dan saling menghormati. Itulah hukum kasih. Kasih kepada sesama, tanpa kenal agama, suku, ras, dan budaya. Soal hukum kasih ini, kita harus bisa belajar dari bunda Teresa yang sekarang sudah menjadi santa Teresia. Nama aslinya, suster Agnes Gonxha Bojaxhiu sejak kecil ia merasa tujuan hidupnya melayani Tuhan dengan sepenuh hati. Tepatnya umut 18 tahun, ia memutuskan menjadi suster untuk menolong “ yang termiskin dari yang miskin” di daerah pinggiran Kalkuta. Hari harinya, dilewati dengan melayani orang orang yang ditolak dan dipinggirkan oleh masyarakat. Bagi masyarakat sekitar orangorang orang tersebut tidak layak untuk mendapat pertolongan, tetapi bagi mother Teresia justru mereka sangatlah pantas untuk dilayani. Dia punya pesan bagi kita yang menjalankan hukum kasih, “Jika Anda tidak dapat memberi makan seratus orang, beri makan saja satu orang,” dan “kasih adalah buah yang tumbuh sepanjang waktu, dan ada dalam jangkauan setiap tangan.” 32 Pertanyaan Refleksi Aku adalah bagian dari lingkungan sekitarku. Salah satu kebutuhanku adalah diperhatikan oleh orang orangsekitar, tetapi apakah dalam diriku sudah ada rasa peduli kepada sesama? MArilah Berdoa Allah Bapa yang Mahakasih bantulah aku agar aku dapat lebih peka terhadap sesame lewat sikap dan perbuatanku bagi sesamaku. Sebab dengan kepekaan dan kepedulian tersebut, aku yakin namaMu semakin dimuliakan. Amin. Niat Aku akan menjadikan Mother Teresia sesama. sebagai teladanku untuk peduli terhadap **************************************************************************************************** Senin, 30 Oktober 2017 Bacaan I: Rm. 8:12-17; Mzm. 68:2,6-7ab, 20-21 Bacaan Injil: Luk. 13:10-17 13:10 Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat. 13:11Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak. 13:12 Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh." 13:13Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah. 13:14 Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, lalu ia berkata kepada orang banyak: "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat." 13:15 Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya: "Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman? 13:16 Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?"13:17 Dan waktu Ia berkata demikian, semua lawan-Nya merasa malu dan semua orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia, yang telah dilakukan-Na. OBAT YANG SESUNGGUHNYA Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh." (Luk: 13:12) Anak-anak yang terkasih …… Sehebat hebatnya manusia, suatu saat pasti akan sakit. Ada orang sudah sering sakit pada waktu muda, tetapi pada waktu dewasa selalu sehat. Ada juga orang yang pada waktu mudanya selalu sehat, tetapi pada masa tuanya sering sakit. Ya, penyakit yang bermacam-macam itu, memang tak bisa dihindarkan dari hidup manusia. Itu tandanya, tubuh kita tidak kekal, tetapi punya keterbatasan, maka kita harus menghargai kesehatan. Dalam Injil hari ini, menceritakan bagaimana Yesus menolong seorang ibu, yang sakit punggung selama 18 tahun. Sampai menjadi bungkuk dan tidak dapat berdiri tegak. Tentunya sangat kasihan melihat ibu tersebut. Orang Yahudi menganggap bahwa orang sakit demikian itu karena kerasukan roh dan termasuk kategori orang berdosa. Maka ketika Yesus melihat ibu yang sakit itu tentu ia sangat iba dan langsung memanggilnya dan menumpangkan tangan sambil berkata: ”Ibu penyakitmu telah sembuh”. Dan seketika itu juga ibu menjadi sembuh, dapat berdiri tegak dan memuliakan Allah. Ini sangat mengagumkan. Mungkin saja saat ini, kita, kenalan atau sanak famili kita sedang mengidap penyakit tertentu. Dan penyakit itu belum bisa disembuhkan. Mungkin kita pun sudah hampir pasrah, karena belum menemukan obat mujarab. Maka, sebenarnya Yesus juga 33 memanggil kita, sambil berkata : “ Hai Anakku, penyakitmu telah sembuh”. Sebab, obat dan tabib yang paling mujarab tak lain dan tak bukan, adalah Yesus, yang hadir lewat obat dan dokter-dokter. Pertanyaan Refleksi Kalau kita sedang sakit, apakah kita meminta kehadiran dan pertolongan dari lewat dokter dan obat yang kita makan? Tuhan Marilah Berdoa Yesus yang baik, bimbinglah kami agar selalu menjaga kesehatan. Sebab dengan sehat, kami bisa sepenuh tenaga membantu sesama kami. Niat Menjaga kesehatan adalah menghargai pemberian Tuhan, menggunakan tubuhku yang sehat itu untuk melayani sesame. maka aku akan **************************************************************************************************** Selasa, 31 Oktober 2017 Bacaan I: Rm. 8:18-25; Mzm. 126:1-2ab, 2cd-3, 4-5,6; Bacaan Injil: Luk. 13:18-21 13:18 Maka kata Yesus: "Seumpama apakah hal Kerajaan Allah dan dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? 13:19 Ia seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya; biji itu tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung di udara bersarang pada cabang-cabangnya."13:20 Dan Ia berkata lagi: "Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? 13:21 Ia seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya." MEMBERI DARI KEKURANGAN Ia seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya; biji itu tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung di udara bersarang pada cabangcabangnya." (Luk 13:19) Anak-anak yang terkasih… Ada sebuah cerita menarik tentang “Gadis Gelandangan”. Begini ceritanya. Ada seorang gadis yang miskin dan yatim piatu. Sangkin miskinnya, rumah dan tempat berteduh pun dia tidak punya. Nah, kalau hujan turun dan terik matahari begitu panas, kemana dia berlindung? Menumpang sementara. Dimana ada perlindungan, disitu dia berlindung, entah itu di teras rumah orang, di pojokkan ruko, di bawah kolong jembatan. Meskipun keadaannya malang, dia tidak pernah kehilangan harapan. Dia selalu yakin Tuhan melindunginya, kendati tiada orang tua yang mendampinginya. Dia memang anak yang saleh. Dalam satu perjalanan dia bertemu orang baik yang memberinya sedikit roti. Lumayan untuk mengganjal perut. Di tengah perjalanan, dia berjumpa dengan seorang pria miskin. Pria miskin itu bilang ,“Berilah saya roti, saya sangat lapar!”. Walau roti itu sedikit dan belum sempat dicicipnya, gadis itu memberikan seluruh roti yang dibawanya kepada orang itu. “Semoga Tuhan memberkati ini untukmu,” katanya ketika meninggalkan pria miskin itu. Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus mengumpamakan Kerajaan Allah seperti biji sesawi dan ragi. Kerajaan Allah berarti Allah merajai, tandanya semuanya baik, indah dan sempurna adaya. Terus mengapa Yesus mengumpakannya dengan biji sesawi yang kecil itu? Yesus ingin bilang untuk menyebarkan kebaikan, tidak selalu harus dimulai dari hal yang besar, tetapi juga dari hal-hal yang kecil. Seperti biji sesawi, meskipun kecil, kalau ditanamkan dia bisa menjadi pohon yang besar dan bermanfaat. Burung burung bisa bersarang diatasnya, tentu saja ikut memberikan keteduhan dan 34 oksigen [udara sejuk] bagi manusia. Yang paling utama dalam memberi bukan soal banyak dan kecilnya, tetapi soal ketulusan, doa dan harapan. Walaupun kita bisa memberi banyak, tetapi tidak tulus tentu tidak akan menjadi kebaikan. Meskipun pemberian kita kecil tetapi dengan niat yang tulus, disertai doa dan harapan agar jadi kebaikan bagi orang lain, maka tentu akan menjadi “Kerajaan Allah”. Tuhan akan menyempurnakan yang kecil itu. Kisah gadis gelandangan itulah contohnya. Setelah memberikan roti itu,kemudian dia bertemu dengan anak yang mengeluh kepanasan. Gadis itu memberikan topi miliknya. Tak lama kemudian, dia bertemu dengan seorang anak gelandangan lainnya yang meminta pakaiannya. Dia memberikannya. Ketika malam mulai datang, gadis itu masuk ke dalam hutan dan di sana dia bertemu dengan seorang anak gelandangan lainnya yang membutuhkan pakaian dalamnya. Dia pun berpikir, “Di sini gelap dan tak ada seorang pun bisa melihat saya,” lalu diberikannya pakaian terakhir yang melekat di tubuhnya. Banyak orang memberi dari kelebihannya, tetapi gadis gelandangan itu memberi dari kekurangannya. Pertanyaan Refleksi Ketika aku memberi dan berbagi, entah itu kecil atau besar, apakah aku menyertakannya dengan doa dan harapan-harapan baik atas pemberian itu? Marilah Berdoa Ya Yesus, bantu kami untuk peduli sesama. Bantu kami untuk berbagi dengan mereka yang kekurangan. Yakinkan kami bahwa harapan dan doa yang baik, akan menyempurnakan pemberian kami, entah itu kecil ataupun besar. Sebab kami yakin Engkaulah Maha Sempurna. Amin Aksi Aku tidak akan menunggu sampai berlebihan baru mulai memberi, tetapi akupun mulai belajarmemberi dari kekurangan-kekuranganku dan melengkapinya dengan doa-doa. Dan biarlah Tuhan menyempurnakannya. ********************************HARI PANGAN SEDUNIA 2017*************************** 35