SANG PEMBERI HIDUP YOHANES 6 : 1 – 15 Perikop Injil Yohanes 6 : 1 – 15 adalah peristiwa terakhir ketika Yesus berada di Galilea dalam Injil Yohanes. Yesus dalam pelayanan-­‐Nya sering membuat banyak orang kagum terutama oleh khotbah maupun mujizat-­‐mujizat yang dibuat-­‐Nya. Banyak orang yang kemudian bersedia untuk mengikut Yesus sebab dimata mereka Yesus adalah tokoh harapan yang juga mampu memenuhi apa yang menjadi kerinduan baik secara pribadi maupun dalam cita-­‐cita dan nasionalisme Israel. Kisah tentang Yesus yang memberi makan 5000 orang adalah cerita yang sangat berkesan sebab terjadi peristiwa adikodrati yang melampaui apa yang bisa dilakukan oleh manusia biasa. Memang kisah ini sangat spektakuler karena Yesus mampu menjawab apa yang menjadi kebutuhan yang penting saat itu yaitu makanan. Yesus mengetahui apa yang harus Dia lakukan untuk menolong orang banyak yang sedang lapar dengan melakukan mujizat melalui sebuah proses dengan menguji kemampuan dan kepekaan murid-­‐murid-­‐Nya terhadap apa yang akan dilakukan Yesus. Filipus dan Andreas adalah 2 orang dari murid Yesus yang dipilih untuk memberi jawab atas pertanyaan : “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?”. Filipus melihat kepada dirinya dan apa yang dimilikinya dengan perhitungan bahwa uang dua ratus dinar tidak akan cukup. Filipus hanya terpaku kepada uang yang ada dan rasio kecukupan anggaran. Kemudian Andreas mungkin lebih baik lagi dengan melihat realitas dari anak yang memiliki lima roti jelai dan dua ikan yang juga dalam pandangannya pasti tidak akan cukup. Sekali lagi fokus mereka hanya tertuju kepada apa yang tidak cukup tanpa pernah bertanya dan percaya kepada Yesus bahwa Dia sanggup untuk mengubah yang tidak cukup menjadi cukup. Tidak dapat dipungkiri bahwa kejelian Andreas melihat peluang yang ada melalui seorang anak yang memiliki lima roti dan dua ikan telah membuka jalan untuk terlaksanannya maksud Tuhan. Anak tersebut nampaknya membuka peluang untuk terlaksananya mujizat Yesus sebab dengan penuh keberanian memberi roti dan ikan itu kepada Yesus. Maksud dan rencana Tuhan yang penuh kasih dan kepedulian untuk memberi makan serta mengenyangkan mereka yang lapar adalah wujud kehadiran Yesus untuk memberi kehidupan pada saat yang tepat. Peristiwa ini merupakan bimbingan kepada para murid untuk belajar percaya dan mengandalkan iman kepada Yesus walaupun diperhadapkan dengan keterbatasan dalam realitas kehidupan. Yesus selalu mampu menjawab setiap kebutuhan jika kita yakin dan percaya bahwa sumber hidup kita dalah Dia. Sikap ini akan menjauhkan kita dari rasa berkekurangan yang melahirkan kekuatiran, rakus, kikir bahkan mengeluh dalam sepanjang hidupnya. Jika kita melihat bahwa Yesus adalah pokok dan sang pemberi hidup maka apa yang baik yang kita percaya sesuai dengan maksud dan rencana Tuhan akan terjadi dan kita terima dalam hidup ini. Oleh. Pdt Risto Andaki