[EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI DAN PERKEMBANGAN E-GOVERNMENT PROGRAM E-KTP DI INDONESIA] December 10, 2014 EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI DAN PERKEMBANGAN E-GOVERNMENT PROGRAM e-KTP DI INDONESIA1 Mardiana 1111000490 Email: [email protected] Cell phone: +62-815-11-880-7772 Abstrak : Efektivitas implementasi dan perkembangan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dalam trasnformasi e-Government dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik. Implementasi e-Government dalam program e-KTP mengingat potensi pemanfaatan e-KTP yang demikian besar bagi bangsa. Diharapkan dengan mulai diperbaikinya pelayanan administrasi kependudukan tingkat kesadaran penduduk terhadap kepemilikan identitas menjadi meningkat dan menimbulkan dampak positif terhadap program nasional e-KTP ini sehingga tercapai keselarasan untuk mencapai Good Government. Keyword : ICT, e-Government, e-KTP, Good Government Prolog Pemanfaatan penyelenggaraan pemeritahan berbasis ICT (Information and Communication Technology) menuntut transformasi e-Government untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparasi, inovasi dan partisipasi. eGovernment harus dipersiapkan secara terintegrasi antara sistem dan kebijakan birokrasi, karena keselarasan diperlukan sebagai prasyarat untuk mencapai transformasi agar dapat menghindari terjadinya kegagalan dan penurunan kinerja layanan. Mencerminkan satu definisi yang dibuat oleh Bank Dunia ( The World Bank Group, 2001 ) : “e-Government refers to the use by government agencies of information technologies (such as Wide Area Network, the internet, and mobile 1 2 Keynote Speech dalam UAS Seminar Sistem Informasi, Jakarta, Desember 2014 Mahasiswa ABFI Institute Perbanas Mardiana hal. 1 [EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI DAN PERKEMBANGAN E-GOVERNMENT PROGRAM E-KTP DI INDONESIA] December 10, 2014 computing) that have the ability to transform relations with citizens, business, and other arms of government”.3 Saat mengimplementasikan e‐Government strategi di setiap Negara disesuaikan dengan kondisi sosial politik serta geografisnya masing-masing. Tujuan akhir dari implementasi e‐Government tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas kinerja pemerintahan, terutama dalam lingkup pelayanan masyarakat, sehingga dapat bermanfaat bagi segenap warga negaranya. Good Governance menekankan pada asas-asas akuntabilitas, transparansi, partisipasi, efektivitas dan efisiensi. Untuk mewujudkan kelima pilar tersebut, dilakukan berbagai metode sebagai alatnya yaitu dengan penciptaan EGovernment berbasis teknologi informasi yang memanfaatkan kemajuan komunikasi dan informasi pada berbagai aspek kehidupan. Sampai saat ini beberapa negara maju dan negara berkembang masih terus melakukan pengembangan e‐Government sesuai dengan karakteristik dan kemampuan masing‐masing negara (Prihanto, 2012).4 e-Government dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, untuk meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik, dan proses kepemerintahan yang demokratis. Dalam ruang lingkup e-Government pemanfaatan penyelenggaraan pemeritahan berbasis ICT (Information and Communication Technology) diharapkan dapat menjadi sarana pendukung transformasi untuk mempercepat pertukaran informasi, menyediakan sarana layanan dan kegiatan transaksi dengan warga masyarakat (G2C), pelaku bisnis (G2B), dan tentunya dengan pihak pemerintah sendiri (G2G) sehingga, jangkauan akses responsif, efisien, dan transparasi. 3 World Bank. “Definition of E-Government”. Web.worldbank.org.http: //web.worldbank.org / WBSITE /EXTERNAL /TOPICS/EXTINFORMATIONAD COMMUNICATIONANDTECHNOLOGIES / EX TEGOVERNMENT/ 0,,contentMDK:20507153~ menu PK:702592 ~pagePK:148956~ piPK : 21 66 18 ~theSitePK:702586,00.html [2014, Desember] 4 Prihanto, Igif G. “Kajian Implementasi e‐Government pada Lembaga Pemerintah di Indonesia dalam Mendukung World Summit on the Information Society untuk Mewujudkan Masyarakat Informasi”. Kajian Kebijakan dan Informasi Kedirgantaraan, editor: Igif G Prihanto, Mardianis, Husni Nasution, Sakti Sitinjak, Soegiyono, Benhard Sianipar. Jakarta: Massma Publishing, 2012. Mardiana hal. 2 [EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI DAN PERKEMBANGAN E-GOVERNMENT PROGRAM E-KTP DI INDONESIA] December 10, 2014 E‐Government menurut PBB didefinisikan sebagai penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (ICT, Information and Communication Technology) dan penerapannya oleh pemerintah untuk menyediakan informasi dan layanan publik kepada masyarakat (Alshomrani, 2012).5 United Nations e-Government Survey 2008 menghadirkan kajian komparatif dari 192 negara anggota PBB, mengenai kualitas pelayanan dan produk pemerintah. Survei mengevaluasi aplikasi teknologi informasi dan komunikasi (ICT) oleh pemerintah, dengan tujuan: Menyediakan kajian komparatif tentang kemampuan negara anggota PBB mentransformasikan pemerintah mereka dengan menggunakan ICT untuk menyampaikan produk dan layanan online bagi penduduk. Membuat benchmarking tool untuk memonitor kemajuan pemerintah di dalam mengimplementasikan layanan e-Government-nya. 6 Automasi, Integrasi, Enabler dan Transformer dalam operasional administrasi kependudukan dirasakan perlu, dalam mengurangkan jurang kecurangan dalam penggandaan identitas pribadi warga negara yang berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Administrasi kependudukan menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 20067 tentang Administrasi Kependudukan Pasal 1 ayat (1) adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah 5Alshomrani, Saleh. “A Comparative Study on United Nations e ‐ Government Indicators Between Saudi Arabia and USA”. Journal of Emerging Trends in Computing and Information Sciences, 3 (3), 2012, hal. 411 ‐ 420. 6 Sutrisno, A (2009). Portal-portal E-government Terbaik di Dunia, Sleman Yogyakarta : Seminar Nasional Informatika 2009. 7 Republik Indonesia. Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan. Mardiana hal. 3 [EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI DAN PERKEMBANGAN E-GOVERNMENT PROGRAM E-KTP DI INDONESIA] December 10, 2014 penduduk tertinggi urutan keempat di dunia setelah USA (Geohive, 2014)8. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, pada tahun 2014 jumlah penduduk Indonesia mencapai 254,221,508 jiwa (Badan Pusat Statistik, 2014)9. Sehingga masalah yang muncul antara lain adanya perbedaan data jumlah penduduk di instansi yang memiliki kewenangan dalam mencatat jumlah penduduk seperti Badan Pusat Statistik dengan Kementerian Dalam Negeri10. e-KTP e-KTP merupakan dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional (“apa”)11. e-KTP merupakan sebuah inovasi yang dilakukan oleh Pemerintah yang bertujuan untuk mewujudkan kepemilikan satu KTP untuk satu penduduk yang memiliki kode keamanan dan rekaman elektronik data kependudukan berbasis NIK secara nasional (Kementerian Dalam Negeri, 2011)12. Oleh sebab itu, adanya program nasional e-KTP merupakan salah satu bentuk dari electronic Government yaitu upaya yang dilakukan Pemerintah untuk mengatasi sejumlah permasalahan yang terjadi dalam kependudukan. Proses pembuatan e-KTP memanfaatkan teknologi informasi yaitu menggunaka pengamanan biometric13. Autentikasi menggunakan biometric adalah verifikasi dan validasi sistem melelui pengenalan karakteristik fisik manusia. Jenis pengaman dengan biometric yang digunakan dalam pembuatan e-KTP yaitu sidik jari (finger print) dan pemindaian mata (retina). Data yang disimpan dalam kartu tersebut telah dienkripsi dengan algoritma kriptografi tertentu, e-KTP telah dilindungi dengan keamanan pencetakan seperti relief text, microtext, filter image, invisible ink dan warna yang berpendar di bawah sinar ultra violet serta copy design.14 8 Geohive. “Global Statistics / Population Statistics”. http://www.geohive.com/ (2014, Desember). 9 Badan Pusat Statistik. “Penduduk Indonesia menurut Provinsi 1971, 1980, 1990, 1995, 2000 dan 2010” . bps.go.id.http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=12&n otab=1 [2014, Desember] 10 Republik Indonesia. Keputusan Kementerian Dalam Negeri No. 471.130.5-335 Tahun 2010 tentang Pembentukan Tim Teknis Penerbitan NIK Secara Nasional. 11 “Apa dan Mengapa e-KTP”. http://www.e-ktp.com/2011/06/hello-world/ [2011,Oktober] 12 Republik Indonesia. Keputusan Kementerian Dalam Negeri No. 471.130.5-335 Tahun 2010 tentang Pembentukan Tim Teknis Penerbitan NIK Secara Nasional. 13 Himatesil. “Iris dan Vein Biometric”. Himatesil.ipb.ac.id. himatesil.ipb.ac.id/.../ BIOMETRIC %20IRIS%20 DAN%20VENA. pdf [2012, Mei] 14 http//:Media Indonesia/apa-dan-mengapa-e-KTP.html diakses 09 Desember 2014. Mardiana hal. 4 [EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI DAN PERKEMBANGAN E-GOVERNMENT PROGRAM E-KTP DI INDONESIA] December 10, 2014 Faktor Penentu Keberhasilan dalam Mengimplementasikan e-Government Secara garis besar faktor mempengaruhi pelaksanaan program kebijakan e-KTP menjadi dua faktor yaitu : a. Faktor Pendukung Yaitu segala sesuatu yang menyebabkan pelaksanaan program dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. b. Faktor Penghambat Dimana segala sesuatu yang menyebabkan pelaksanaan program tidak dapat berjalan dengan baik atau terhambat dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Faktor ini sejalan dengan pendekatan yang dikemukakan oleh Edwards III dalam bukunya Implementing Public Policy15, pelaksanaan program kebijakan dipengaruhi oleh empat variabel. Berdasarkan pendekatan Edwards III dapat menjadi faktor pendukung apabila semua berjalan dengan lancar tetapi apabila tidak maka akan menjadi faktor penghambat. Variabel tersebut yakni: Struktur Organisasi, Hukum dan Regulasi, Proses Birokrasi, TIK. Keempat variabel tersebut saling berhubungan satu sama lain untuk mendukung tercapainya visi, misi, dan menentukan strategi keberhasilan e-Government. Tata Naskah Dinas Elektronik ( Permenpan dan RB No 6 Tahun 2011) Tata naskah dinas elektronik merupakan suatu sistem aplikasi yang memberikan fasilitas dalam persuratan yang dapat diakses melalui suatu jaringan internet. Dimana memberikan manfaat yaitu : Efisiensi, efektifitas, dan penghematan kertas dalam kegiatan operasional. Berkurangnya risiko kehilangan serta memudahkan dalam pencarian dokumen. Mendukung kebijakan transformasi e-Government.16 Implementasi Program e-KTP Menurut Afriana17 sejak diluncurkan, e-KTP nasional telah memunculkan kontroversi. Namun, program yang telah dicanangkan secara nasional ini tetap 15 Edward III, George C,1980, Implementing Public Policy, Congressional Quarterly Inc. Washington. 16 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Redormasi Birokrasi (2012). Penataan Tata Laksana Dalam Rangka Penerapan e-Government. Mardiana hal. 5 [EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI DAN PERKEMBANGAN E-GOVERNMENT PROGRAM E-KTP DI INDONESIA] December 10, 2014 terlaksana. Kajian berikut memfokuskan penelitiannya pada pelaksanaan Program e-KTP Nasional di Provinsi DKI Jakarta, yang terpilih sebagai satu di antara enam daerah pilot project e-KTP nasional. Pemerintah menargetkan implementasi e-KTP serentak dilakukan di semua Kelurahan Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 1 Agustus 2011 namun, data memperlihatkan, target e-KTP masih jauh dari harapan. Setelah dua tahun dilaksanakan, e-KTP tidak tercapainya target 100 hari implementasi e-KTP di Jakarta hingga bulan Desember 2011. Penyebab kegagalan pencapaian target ini beberapa hal yang belum siap seperti jaringan, perangkatnya. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Bapak Indersan selaku Kasubdit Identitas Penduduk Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, “Kendalanya pertama jaringan, peralatannya, binteknya, operator. Karena kita ini kan program baru, alih teknologi, dari teknologi sederhana ke teknologi baru. Kita perlu persiapan, nah persiapan itu yang bikin waktu pelaksanaan perekaman jadi agak mundur. Persiapan itu yang bikin mundur” (hasil wawancara mendalam dengan Bapak Indersan, 30 April 2012). Raksasataya dalam Islamy (2004:17)18, kebijaksanaan sebagai suatu taktik dan strategi yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu, kebijaksanaan memuat tiga elemen yakni: Identifikasi dari tujuan yang ingin dicapai Taktik dan strategi untuk mencapai tujuan yang ditargetkan. Penyediaan berbagai input untuk memungkinkan implementasi secara nyata dari strategi. Konsep Kunci Dalam Kebijakan Publik Untuk lebih memahami mengenai definisi kebijakan publik, Young dan Quinn dalam Suharto (2005:67)19 memiliki beberapa konsep kunci dalam kebijakan publik yaitu : 17 Afriana, D (2012). Faktor-faktor yang Memengaruhi Implementasi Program Nasional KTP Elektronik (E-KTP) di DKI Jakarta, Program Studi Ilmu Administrasi Negara - Universitas Indonesia 18 Islamy, M. Irfan. (2004). Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta:Bumi Aksara. 19 Suharto, Edi. (2005). Analisis Kebijakan Publik: Panduan Praktis Mengkaji Masalah Dan Kebijakan Sosial. Bandung: Alfabeta. Mardiana hal. 6 [EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI DAN PERKEMBANGAN E-GOVERNMENT PROGRAM E-KTP DI INDONESIA] December 10, 2014 a. Tindakan Pemerintah yang berwenang. Kebijakan publik adalah tindakan yang dibuat dan diimplementasikan oleh badan Pemerintah yang memiliki kewenangan hukum, politis dan finansial untuk melakukannya. b. Sebuah reaksi terhadap kebutuhan dan masalah dunia nyata. Kebijakan publik berupaya merespon masalah atau kebutuhan konkret yang berkembang di masyarakat. c. Seperangkat tindakan yang berorientasi pada tujuan. Kebijakan publik biasanya bukanlah sebuah keputusan tunggal, melainkan terdiri dari beberapa pilihan tindakan atau strategi yang dibuat untuk mencapai tujuan tertentu demi kepentingan orang banyak. d. Sebuah keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Kebijakan publik pada umumnya merupakan tindakan kolektif untuk memecahkan masalah sosial. Namun, kebijakan publik juga dapat dirumuskan berdasarkan keyakinan bahwa masalah sosial akan dapat dipecahkan olehkerangka kebijakan yang sudah ada dan tidak memerlukan tindakan tertentu. e. Sebuah justifikasi yang dibuat oleh seorang atau beberapa orang aktor. Kebijakan publik berisi sebuah pernyataan atau justifikasi terhadap langkah-langkah atau rencana tindakan yang telah dirumuskan. Keputusan yang telah dirumuskan dalam kebijakan publik dapat dibuat oleh sebuah badan Pemerintah, maupun oleh beberapa perwakilan lembaga Pemerintah. Penerapan e-Government dalam program e-KTP di Indonesia Penerapan e-Government merupakan bentuk dari implentasi penggunaan teknologi informasi bagi pelayanan pemerintah kepada publik. Yaitu bagaimana pemerintah memberikan informasi kepada pemangku kepentingan (stakeholder) melalui sebuah portal web. Perbedaan pemahaman. Cara pandang dan penerapan e-Government telah menimbulkan distorsi serta penyimpangan atas maksud pembuatan e-Government itu sendiri. Mardiana hal. 7 [EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI DAN PERKEMBANGAN E-GOVERNMENT PROGRAM E-KTP DI INDONESIA] December 10, 2014 Lemahnya pemanfaatan e-Government di lingkungan birokrasi yang saling terkait dengan masih terbatasnya aplikasi di dunia bisnis telah menyebabkan lambatnya pelaksanaan program e-Government. Karena secara riil beberapa pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah masih menggunakan caracara yang manual seperti pembuatan KTP, akta kelahiran, kartu keluarga, dll. Seorang warga harus secara face to face mendatangi petugas yang bersangkutan di kantor pemerintahan. Hal ini sangatlah tidak efektif dan efisien karena mengeluarkan biaya yang lebih banyak dari biaya sebenarnya juga dirasakan menjadi sangat merepotkan harus mendatangi kantor pemerintahan tersebut. Kekurangan yang paling menonjol dari pembangunan web sites Pemprov tersebut adalah masih dalam tahapan pematangan atau masih sampai pada fase penyediaan ruang komunikasi interaktif saja, sementara fase ke tahapan lanjut yaitu fase pemantapan berupa ketersedian pelayanan publik serta pemanfaatan berupa layanan lintas instansi masih belum menunjukkan ke arah sana. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa implementasi e-Government di Indonesia lebih banyak didominasi oleh situs milik pemprov, pemkab dan pemkot. Namun, situs yang melayani masyarakat dalam urusan umum tersebut masih belum optimal dalam pelaksanaannya baik kuantitas mapun kualitasnya. Artinya ada kendala dan hambatan yang dialami oleh pihak pemda dalam hal mewujudkan implementasi e-Government yang ideal. Dimana tidak didukung dengan tempat akses informasi (khususnya internet) jumlahnya masih terbatas bila tersedia umumnya mengelompok hanya di sekitar lembaga perguruan tinggi berupa warnet dan penyediaan layanan wi-fi (area hot spot). Hambatan implementasi e-Government program e-KTP di Indonesia Hambatan penerapan e-government dapat dilihat misalnya dari hasil pengamatan yang dilakukan Kementrian Komunikasi yang menyimpulkan bahwa mayoritas situs pemerintah Pusat dan pemerintah daerah masih berada pada tingkat persiapan, apabila ditinjau dari sejumlah aspek, diantaranya: a. E-Leadership Prioritas dan inisiatif negara di dalam mengantisipasi dan memanfaatkan Mardiana hal. 8 [EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI DAN PERKEMBANGAN E-GOVERNMENT PROGRAM E-KTP DI INDONESIA] December 10, 2014 kemajuan teknologi informasi. b. Infrastruktur Jaringan Informasi Kondisi infrastruktur telekomunikasiserta akses, kualitas, lingkup dan biaya jasa akses c. Pengelolaan Informasi Kualitas dan keamanan pengelolaaninformasi d. Lingkungan Bisnis Kondisi pasar, sistem perdagangan, dan regulasi yang membentuk konteks perkembangan bisnis teknologi informas e. Masyarakat dan Sumber Daya Manusia Difusi teknologi informasi di dalam kegiatan masyarakat baik perorangan maupun organisasi, serta sejauh mana teknologi informasi disosialisasikan kepada masyarakat melalui proses pendidikan Terdapat sejumlah kelemahan pembentukan e-Government di Indonesia: 1. Pelayanan yang diberikan situs pemerintah belum ditunjang oleh sistem manajemen dan proses kerja yang efektif karena kesiapan peraturan, prosedur dan keterbatasan SDM sangat membatasi penetrasi komputerisasi ke dalam sistem pemerintah. 2. Belum mapannya strategi serta tidak memadainya anggaran yang dialokasikan untuk pengembangan e-government. 3. Inisiatif merupakan upaya instansi secara sendiri-sendiri, dengan demikian sejumlah faktor seperti standarisasi, keamanan informasi, otentifikasi dan berbagai aplikasi dasar yang memungkinkan interoperabilitas antar situs secara andal, aman, dan terpercaya kurang mendapat perhatian. 4. Kesenjangan kemampuan masyarakat untuk mengakses jaringan internet. Perkembangan e-Government dalam program e-KTP di Indonesia Dalam menerapkan sistem e-KTP ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan mengingat kegiatan ini melibatkan ratusan juta penduduk Indonesia. Kesuksesan pelaksanaan SIAK (Sistem Informasi Administrasi Kependudukan) Mardiana hal. 9 [EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI DAN PERKEMBANGAN E-GOVERNMENT PROGRAM E-KTP DI INDONESIA] December 10, 2014 sangat didukung oleh NIK (Nomor Induk Kependudukan) dalam penerapan eKTP. Nomor Induk Kependudukan haruslah hanya dimiliki seorang penduduk dan tidak bisa dipindahtangankan. Data-data yang terdapat dalam e-KTP jauh lebih lengkap dibanding KTP konvensional karena secara fisik e-KTP memiliki chip yang berisi memori yang menyimpan data pemegangnya secara lengkap bak kartu kredit yang menyimpan data transaksi. Salah satu problem yang sulit dipecahkan dan kerap dijumpai adalah tantangan untuk menintegrasikan sejumlah sistem informasi yang berbeda.20 Dimana sejak 2009, BPPT sudah memberikan dukungan penuh pada penerapan e-KTP, dengan pendampingan teknis uji petik penerapan awal e-KTP di enam daerah. Dukungan kongrit lain yang diberikan BPPT, antara lain meliputi perancangan teknis e-KTP pada Grand Design Sistem Administrasi Kependudukan Kementerian Dalam Negeri, pemberian rekomendasi persyaratan teknologi e-KTP dan pengujian e-KTP, serta pendampingan teknis penerapan eKTP pada tahun 2011 hingga 2013 ini.21 Menurut Markus Zahnd dalam bukunya Perancangan Kota Secara Terpadu mendefinisikan efektivitas dan efisiensi yang mana efektivitas ditentukan oleh teringrasinya sasaran dan kegiatan program secara menyeluruh, kemampuan adaptasi dari program yang akan dilaksanakan berkaitan sedangkan efisiensi melakukan sesuatu secara benar.22 Bertepatan dengan hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2013 yang lalu, BPPT menyelenggarakan seminar publik bertemakan Pemanfaatan e-KTP dan Perangkat Card Reader e-KTP untuk Pelayanan Publik. Seminar ini memperkenalkan kepada publik adanya peningkatan fungsi e-KTP dari fungsi tunggal menjadi multifungsi. e-KTP yang semula hanya untuk otentikasi identitas penduduk Indonesia, dalam 5 tahun kedepan akan menjadi basis bagi pelayanan publik seperti misalnya dalam layanan kredit perbankan, jaminan kesejahteraan sosial, pemberian subsidi pemerintah hingga pelayanan kesehatan. Menteri Dalam Negeri membuka seminar tersebut dengan melaporkan status 20 Sutanta, E. (2012). Distribusi Basis Data Kependudukan Untuk Optimalisasi Akses Data: Suatu Kajian Pustaka. Yogyakarta : UGM 21 http://www.bppt.go.id/index.php/teknologi-informasi-energi-dan-material/1649 pemanfaatan -e-ktp-untuk-peningkatan-pelayanan-publik-2 22 Markus Zahnd, Perancangan Kota Secara Terpadu, Jakarta,2006 hlm 200 Mardiana hal. 10 [EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI DAN PERKEMBANGAN E-GOVERNMENT PROGRAM E-KTP DI INDONESIA] December 10, 2014 terkini program e-KTP. Proses perekaman data biometric penduduk telah mencapai angka 175.2 juta, yang melewati target 172 juta yang ditetapkan pada pada tahun 2011. Dari penerbitan Nomor Induk Kependudukan (NIK), sebenarnya jumlah penduduk yang mendapat e-KTP diperkirakan 191 juta. Selisih 16 juta ini sedang diupayakan penyelesaiannya oleh Kementrian Dalam Negeri, agar bisa memiliki e-KTP di tahun 2013. Awal tahun 2014 e-KTP akan mulai diberlakukan dan KTP non elektronik dinyatakan tidak berlaku. Hal ini akan diikuti dengan perubahan prosedur pemanfaatan KTP yang biasanya mensyaratkan fotokopi, maka sejak pemakaian e-KTP diberlakukan, kartu tersebut tidak diperkenankan di fotocopy, distapler dan perlakuan lainnya yang merusak fisik e-KTP. 23 Epilog Implementasi e-Government Indonesia saat ini, dilihat dari sisi aplikasi layanan baik itu G2C, G2B, maupun G2G, indonesia saat ini masih tertinggal jauh. Layanan back office (G2B) masih belum memberikan dukungan sepenuhnya terhadap layanan front office (G2C dan G2B), hal itu juga disebabkan oleh kurangnya komitmen dari para stakeholder. Kebijakan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah baik itu tentang tujuan penerapan, manfaat bahkan strategi pengembangan e-Government belum sepenuhnya dilaksanakan. Penerapan eGovernment dalam program e-KTP mengingat potensi pemanfaatan e-KTP yang demikian besar bagi bangsa, Kepala BPPT menekankan perlunya kerjasama berbagai pihak (pemerintah, lembaga litbangyasa, industri) dalam satu wadah Kelompok Kerja (Working Group) pengembangan e-KTP generasi kedua dan juga dukungan penuh oleh teknologi dan industri nasional juga mutlak diperlukan.24 Dimana Sistem Informasi Kependudukan yang dikelola oleh Kementerian Dalam Negeri, memuat data seluruh penduduk Indonesia mulai dari kelahiran sampai meninggal dunia dan memiliki banyak fungsi yang sangat bermanfaat baik bagi masyarakat maupun instansi seperti Kepolisian, Kantor pajak dan Perbankan sistem inilah yang ada dalam e-KTP. 23 http://www.bppt.go.id/index.php/teknologi-informasi-energi-dan-material/1648 pemanfaatan -e-ktp-untuk-peningkatan-pelayanan-publik-1 24 http://www.bppt.go.id/index.php/teknologi-informasi-energi-dan-material/1649-pemanfaatan -e-ktp-untuk-peningkatan-pelayanan-publik-2 Mardiana hal. 11