EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI DAN

advertisement
[EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI DAN PERKEMBANGAN
E-GOVERNMENT PROGRAM E-KTP DI INDONESIA] December 10, 2014
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI DAN
PERKEMBANGAN E-GOVERNMENT
PROGRAM e-KTP DI INDONESIA1
Mardiana 1111000490
Email: [email protected]
Cell phone: +62-815-11-880-7772
Abstrak : Efektivitas implementasi dan perkembangan aplikasi teknologi informasi dan
komunikasi (ICT) dalam trasnformasi e-Government dapat diaplikasikan pada legislatif,
yudikatif, atau administrasi publik. Implementasi e-Government dalam program e-KTP
mengingat potensi pemanfaatan e-KTP yang demikian besar bagi bangsa. Diharapkan
dengan mulai diperbaikinya pelayanan administrasi kependudukan tingkat kesadaran
penduduk terhadap kepemilikan identitas menjadi meningkat dan menimbulkan dampak
positif terhadap program nasional e-KTP ini sehingga tercapai keselarasan untuk
mencapai Good Government.
Keyword : ICT, e-Government, e-KTP, Good Government
Prolog
Pemanfaatan penyelenggaraan pemeritahan berbasis ICT (Information and
Communication Technology) menuntut transformasi e-Government untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparasi, inovasi dan partisipasi. eGovernment harus dipersiapkan secara terintegrasi antara sistem dan kebijakan
birokrasi, karena keselarasan diperlukan sebagai prasyarat untuk mencapai
transformasi agar dapat menghindari terjadinya kegagalan dan penurunan kinerja
layanan. Mencerminkan satu definisi yang dibuat oleh Bank Dunia ( The World
Bank Group, 2001 ) : “e-Government refers to the use by government agencies of
information technologies (such as Wide Area Network, the internet, and mobile
1
2
Keynote Speech dalam UAS Seminar Sistem Informasi, Jakarta, Desember 2014
Mahasiswa ABFI Institute Perbanas
Mardiana
hal. 1
[EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI DAN PERKEMBANGAN
E-GOVERNMENT PROGRAM E-KTP DI INDONESIA] December 10, 2014
computing) that have the ability to transform relations with citizens, business, and
other arms of government”.3
Saat mengimplementasikan e‐Government strategi di setiap Negara
disesuaikan dengan kondisi sosial politik serta geografisnya masing-masing.
Tujuan akhir dari implementasi e‐Government tersebut diharapkan dapat
meningkatkan kualitas kinerja pemerintahan, terutama dalam lingkup pelayanan
masyarakat, sehingga dapat bermanfaat bagi segenap warga negaranya.
Good Governance menekankan pada asas-asas akuntabilitas, transparansi,
partisipasi, efektivitas dan efisiensi. Untuk mewujudkan kelima pilar tersebut,
dilakukan berbagai metode sebagai alatnya yaitu dengan penciptaan EGovernment berbasis teknologi informasi yang memanfaatkan kemajuan
komunikasi dan informasi pada berbagai aspek kehidupan. Sampai saat ini
beberapa negara maju dan negara berkembang masih terus melakukan
pengembangan e‐Government sesuai dengan karakteristik dan kemampuan
masing‐masing negara (Prihanto, 2012).4 e-Government dapat diaplikasikan pada
legislatif, yudikatif, untuk meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan
pelayanan publik, dan proses kepemerintahan yang demokratis.
Dalam ruang lingkup e-Government pemanfaatan penyelenggaraan
pemeritahan berbasis ICT (Information and Communication Technology)
diharapkan dapat menjadi sarana pendukung transformasi untuk mempercepat
pertukaran informasi, menyediakan sarana layanan dan kegiatan transaksi dengan
warga masyarakat (G2C), pelaku bisnis (G2B), dan tentunya dengan pihak
pemerintah sendiri (G2G) sehingga, jangkauan akses responsif, efisien, dan
transparasi.
3
World Bank. “Definition of E-Government”. Web.worldbank.org.http: //web.worldbank.org /
WBSITE /EXTERNAL /TOPICS/EXTINFORMATIONAD COMMUNICATIONANDTECHNOLOGIES / EX
TEGOVERNMENT/ 0,,contentMDK:20507153~ menu PK:702592 ~pagePK:148956~ piPK : 21 66 18
~theSitePK:702586,00.html [2014, Desember]
4
Prihanto, Igif G. “Kajian Implementasi e‐Government pada Lembaga Pemerintah di Indonesia
dalam Mendukung World Summit on the Information Society untuk Mewujudkan Masyarakat
Informasi”. Kajian Kebijakan dan Informasi Kedirgantaraan, editor: Igif G Prihanto, Mardianis,
Husni Nasution, Sakti Sitinjak, Soegiyono, Benhard Sianipar. Jakarta: Massma Publishing, 2012.
Mardiana
hal. 2
[EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI DAN PERKEMBANGAN
E-GOVERNMENT PROGRAM E-KTP DI INDONESIA] December 10, 2014
E‐Government menurut PBB didefinisikan sebagai penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi (ICT, Information and Communication Technology)
dan penerapannya oleh pemerintah untuk menyediakan informasi dan layanan
publik kepada masyarakat (Alshomrani, 2012).5 United Nations e-Government
Survey 2008 menghadirkan kajian komparatif dari 192 negara anggota PBB,
mengenai kualitas pelayanan dan produk pemerintah. Survei mengevaluasi
aplikasi teknologi informasi dan komunikasi (ICT) oleh pemerintah, dengan
tujuan:
 Menyediakan kajian komparatif tentang kemampuan negara anggota PBB
mentransformasikan pemerintah mereka dengan menggunakan ICT untuk
menyampaikan produk dan layanan online bagi penduduk.
 Membuat benchmarking tool untuk memonitor kemajuan pemerintah di
dalam mengimplementasikan layanan e-Government-nya. 6
Automasi, Integrasi, Enabler dan Transformer dalam operasional
administrasi kependudukan dirasakan perlu, dalam mengurangkan jurang
kecurangan dalam penggandaan identitas pribadi warga negara yang berdomisili
di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Administrasi kependudukan
menurut
Undang-Undang
No.
23
Tahun
20067
tentang
Administrasi
Kependudukan Pasal 1 ayat (1) adalah rangkaian kegiatan penataan dan
penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui
pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi
kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan
pembangunan sektor lain. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah
5Alshomrani,
Saleh. “A Comparative Study on United Nations e ‐ Government Indicators Between
Saudi Arabia and USA”. Journal of Emerging Trends in Computing and Information Sciences, 3 (3),
2012, hal. 411 ‐ 420.
6
Sutrisno, A (2009). Portal-portal E-government Terbaik di Dunia, Sleman Yogyakarta : Seminar
Nasional Informatika 2009.
7
Republik Indonesia. Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan.
Mardiana
hal. 3
[EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI DAN PERKEMBANGAN
E-GOVERNMENT PROGRAM E-KTP DI INDONESIA] December 10, 2014
penduduk tertinggi urutan keempat di dunia setelah USA (Geohive, 2014)8. Berdasarkan
data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, pada tahun 2014 jumlah penduduk
Indonesia mencapai 254,221,508 jiwa (Badan Pusat Statistik, 2014)9. Sehingga masalah
yang muncul antara lain adanya perbedaan data jumlah penduduk di instansi yang
memiliki kewenangan dalam mencatat jumlah penduduk seperti Badan Pusat Statistik
dengan Kementerian Dalam Negeri10.
e-KTP
e-KTP merupakan dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan baik dari sisi
administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database kependudukan
nasional (“apa”)11. e-KTP merupakan sebuah inovasi yang dilakukan oleh Pemerintah
yang bertujuan untuk mewujudkan kepemilikan satu KTP untuk satu penduduk yang
memiliki kode keamanan dan rekaman elektronik data kependudukan berbasis NIK
secara nasional (Kementerian Dalam Negeri, 2011)12. Oleh sebab itu, adanya program
nasional e-KTP merupakan salah satu bentuk dari electronic Government yaitu upaya
yang dilakukan Pemerintah untuk mengatasi sejumlah permasalahan yang terjadi dalam
kependudukan. Proses pembuatan e-KTP memanfaatkan teknologi informasi yaitu
menggunaka pengamanan biometric13. Autentikasi menggunakan biometric adalah
verifikasi dan validasi sistem melelui pengenalan karakteristik fisik manusia. Jenis
pengaman dengan biometric yang digunakan dalam pembuatan e-KTP yaitu sidik jari
(finger print) dan pemindaian mata (retina). Data yang disimpan dalam kartu tersebut
telah dienkripsi dengan algoritma kriptografi tertentu, e-KTP telah dilindungi dengan
keamanan pencetakan seperti relief text, microtext, filter image, invisible ink dan warna
yang berpendar di bawah sinar ultra violet serta copy design.14
8
Geohive. “Global Statistics / Population Statistics”. http://www.geohive.com/ (2014,
Desember).
9
Badan Pusat Statistik. “Penduduk Indonesia menurut Provinsi 1971, 1980, 1990, 1995, 2000 dan
2010” . bps.go.id.http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=12&n
otab=1 [2014, Desember]
10
Republik Indonesia. Keputusan Kementerian Dalam Negeri No. 471.130.5-335 Tahun 2010
tentang Pembentukan Tim Teknis Penerbitan NIK Secara Nasional.
11
“Apa dan Mengapa e-KTP”. http://www.e-ktp.com/2011/06/hello-world/ [2011,Oktober]
12
Republik Indonesia. Keputusan Kementerian Dalam Negeri No. 471.130.5-335 Tahun 2010
tentang Pembentukan Tim Teknis Penerbitan NIK Secara Nasional.
13
Himatesil. “Iris dan Vein Biometric”. Himatesil.ipb.ac.id. himatesil.ipb.ac.id/.../ BIOMETRIC
%20IRIS%20 DAN%20VENA. pdf [2012, Mei]
14
http//:Media Indonesia/apa-dan-mengapa-e-KTP.html diakses 09 Desember 2014.
Mardiana
hal. 4
[EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI DAN PERKEMBANGAN
E-GOVERNMENT PROGRAM E-KTP DI INDONESIA] December 10, 2014
Faktor Penentu Keberhasilan dalam Mengimplementasikan e-Government
Secara garis besar faktor mempengaruhi pelaksanaan program kebijakan e-KTP menjadi
dua faktor yaitu :
a. Faktor Pendukung
Yaitu segala sesuatu yang menyebabkan pelaksanaan program dapat berjalan
dengan baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
b. Faktor Penghambat
Dimana segala sesuatu yang menyebabkan pelaksanaan program tidak dapat
berjalan dengan baik atau terhambat dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Faktor ini sejalan dengan pendekatan yang dikemukakan oleh Edwards III dalam
bukunya Implementing Public Policy15, pelaksanaan program kebijakan dipengaruhi oleh
empat variabel. Berdasarkan pendekatan Edwards III dapat menjadi faktor pendukung
apabila semua berjalan dengan lancar tetapi apabila tidak maka akan menjadi faktor
penghambat. Variabel tersebut yakni: Struktur Organisasi, Hukum dan Regulasi, Proses
Birokrasi, TIK. Keempat variabel tersebut saling berhubungan satu sama lain untuk
mendukung tercapainya visi, misi, dan menentukan strategi keberhasilan e-Government.
Tata Naskah Dinas Elektronik ( Permenpan dan RB No 6 Tahun 2011)
Tata naskah dinas elektronik merupakan suatu sistem aplikasi yang memberikan fasilitas
dalam persuratan
yang dapat diakses melalui suatu jaringan internet. Dimana
memberikan manfaat yaitu :
 Efisiensi, efektifitas, dan penghematan kertas dalam kegiatan operasional.
 Berkurangnya risiko kehilangan serta memudahkan dalam pencarian dokumen.
 Mendukung kebijakan transformasi e-Government.16
Implementasi Program e-KTP
Menurut Afriana17 sejak diluncurkan, e-KTP nasional telah memunculkan
kontroversi. Namun, program yang telah dicanangkan secara nasional ini tetap
15
Edward III, George C,1980, Implementing Public Policy, Congressional Quarterly Inc.
Washington.
16
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Redormasi Birokrasi (2012). Penataan Tata
Laksana Dalam Rangka Penerapan e-Government.
Mardiana
hal. 5
[EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI DAN PERKEMBANGAN
E-GOVERNMENT PROGRAM E-KTP DI INDONESIA] December 10, 2014
terlaksana. Kajian berikut memfokuskan penelitiannya pada pelaksanaan Program
e-KTP Nasional di Provinsi DKI Jakarta, yang terpilih sebagai satu di antara enam
daerah pilot project e-KTP nasional.
Pemerintah menargetkan implementasi e-KTP serentak dilakukan di
semua Kelurahan Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 1 Agustus 2011 namun, data
memperlihatkan, target e-KTP masih jauh dari harapan. Setelah dua tahun
dilaksanakan, e-KTP tidak tercapainya target 100 hari implementasi e-KTP di
Jakarta hingga bulan Desember 2011. Penyebab kegagalan pencapaian target ini
beberapa hal yang belum siap seperti jaringan, perangkatnya. Hal ini sebagaimana
yang dikemukakan oleh Bapak Indersan selaku Kasubdit Identitas Penduduk
Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam
Negeri, “Kendalanya pertama jaringan, peralatannya, binteknya, operator. Karena
kita ini kan program baru, alih teknologi, dari teknologi sederhana ke teknologi
baru. Kita perlu persiapan, nah persiapan itu yang bikin waktu pelaksanaan
perekaman jadi agak mundur. Persiapan itu yang bikin mundur” (hasil wawancara
mendalam dengan Bapak Indersan, 30 April 2012). Raksasataya dalam Islamy
(2004:17)18, kebijaksanaan sebagai suatu taktik dan strategi yang diarahkan untuk
mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu, kebijaksanaan memuat tiga elemen yakni:
 Identifikasi dari tujuan yang ingin dicapai
 Taktik dan strategi untuk mencapai tujuan yang ditargetkan.
 Penyediaan berbagai input untuk memungkinkan implementasi secara
nyata dari strategi.
Konsep Kunci Dalam Kebijakan Publik
Untuk lebih memahami mengenai definisi kebijakan publik, Young dan Quinn
dalam Suharto (2005:67)19 memiliki beberapa konsep kunci dalam kebijakan
publik yaitu :
17
Afriana, D (2012). Faktor-faktor yang Memengaruhi Implementasi Program Nasional KTP
Elektronik (E-KTP) di DKI Jakarta, Program Studi Ilmu Administrasi Negara - Universitas Indonesia
18
Islamy, M. Irfan. (2004). Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta:Bumi Aksara.
19
Suharto, Edi. (2005). Analisis Kebijakan Publik: Panduan Praktis Mengkaji Masalah Dan
Kebijakan Sosial. Bandung: Alfabeta.
Mardiana
hal. 6
[EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI DAN PERKEMBANGAN
E-GOVERNMENT PROGRAM E-KTP DI INDONESIA] December 10, 2014
a. Tindakan Pemerintah yang berwenang.
Kebijakan publik adalah tindakan yang dibuat dan diimplementasikan oleh
badan Pemerintah yang memiliki kewenangan hukum, politis dan finansial
untuk melakukannya.
b. Sebuah reaksi terhadap kebutuhan dan masalah dunia nyata.
Kebijakan publik berupaya merespon masalah atau kebutuhan konkret
yang berkembang di masyarakat.
c. Seperangkat tindakan yang berorientasi pada tujuan.
Kebijakan publik biasanya bukanlah sebuah keputusan tunggal, melainkan
terdiri dari beberapa pilihan tindakan atau strategi yang dibuat untuk
mencapai tujuan tertentu demi kepentingan orang banyak.
d. Sebuah keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Kebijakan publik pada umumnya merupakan tindakan kolektif untuk
memecahkan masalah sosial. Namun, kebijakan publik juga dapat
dirumuskan berdasarkan keyakinan bahwa masalah sosial akan dapat
dipecahkan olehkerangka kebijakan yang sudah ada dan tidak memerlukan
tindakan tertentu.
e. Sebuah justifikasi yang dibuat oleh seorang atau beberapa orang aktor.
Kebijakan publik berisi sebuah pernyataan atau justifikasi terhadap
langkah-langkah atau rencana tindakan yang telah dirumuskan. Keputusan
yang telah dirumuskan dalam kebijakan publik dapat dibuat oleh sebuah
badan
Pemerintah,
maupun
oleh
beberapa
perwakilan
lembaga
Pemerintah.
Penerapan e-Government dalam program e-KTP di Indonesia
Penerapan e-Government merupakan bentuk dari implentasi penggunaan
teknologi informasi bagi pelayanan pemerintah kepada publik. Yaitu bagaimana
pemerintah memberikan informasi kepada pemangku kepentingan (stakeholder)
melalui sebuah portal web. Perbedaan pemahaman. Cara pandang dan penerapan
e-Government telah menimbulkan distorsi serta penyimpangan atas maksud
pembuatan e-Government itu sendiri.
Mardiana
hal. 7
[EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI DAN PERKEMBANGAN
E-GOVERNMENT PROGRAM E-KTP DI INDONESIA] December 10, 2014
Lemahnya pemanfaatan e-Government di lingkungan birokrasi yang
saling terkait dengan masih terbatasnya aplikasi di dunia bisnis telah
menyebabkan lambatnya pelaksanaan program e-Government. Karena secara riil
beberapa pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah masih menggunakan caracara yang manual seperti pembuatan KTP, akta kelahiran, kartu keluarga, dll.
Seorang warga harus secara face to face mendatangi petugas yang bersangkutan di
kantor pemerintahan. Hal ini sangatlah tidak efektif dan efisien karena
mengeluarkan biaya yang lebih banyak dari biaya sebenarnya juga dirasakan
menjadi sangat merepotkan harus mendatangi kantor pemerintahan tersebut.
Kekurangan yang paling menonjol dari pembangunan web sites Pemprov tersebut
adalah masih dalam tahapan pematangan atau masih sampai pada fase penyediaan
ruang komunikasi interaktif saja, sementara fase ke tahapan lanjut yaitu fase
pemantapan berupa ketersedian pelayanan publik serta pemanfaatan berupa
layanan lintas instansi masih belum menunjukkan ke arah sana.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa implementasi e-Government di
Indonesia lebih banyak didominasi oleh situs milik pemprov, pemkab dan pemkot.
Namun, situs yang melayani masyarakat dalam urusan umum tersebut masih
belum optimal dalam pelaksanaannya baik kuantitas mapun kualitasnya. Artinya
ada kendala dan hambatan yang dialami oleh pihak pemda dalam hal mewujudkan
implementasi e-Government yang ideal. Dimana tidak didukung dengan tempat
akses informasi (khususnya internet) jumlahnya masih terbatas bila tersedia
umumnya mengelompok hanya di sekitar lembaga perguruan tinggi berupa warnet
dan penyediaan layanan wi-fi (area hot spot).
Hambatan implementasi e-Government program e-KTP di Indonesia
Hambatan penerapan e-government dapat dilihat misalnya dari hasil pengamatan
yang dilakukan Kementrian Komunikasi yang menyimpulkan bahwa mayoritas
situs pemerintah Pusat dan pemerintah daerah masih berada pada tingkat
persiapan, apabila ditinjau dari sejumlah aspek, diantaranya:
a. E-Leadership
Prioritas dan inisiatif negara di dalam mengantisipasi dan memanfaatkan
Mardiana
hal. 8
[EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI DAN PERKEMBANGAN
E-GOVERNMENT PROGRAM E-KTP DI INDONESIA] December 10, 2014
kemajuan teknologi informasi.
b. Infrastruktur Jaringan Informasi
Kondisi infrastruktur telekomunikasiserta akses, kualitas, lingkup dan
biaya jasa akses
c. Pengelolaan Informasi
Kualitas dan keamanan pengelolaaninformasi
d. Lingkungan Bisnis
Kondisi pasar, sistem perdagangan, dan regulasi yang membentuk konteks
perkembangan bisnis teknologi informas
e. Masyarakat dan Sumber Daya Manusia
Difusi teknologi informasi di dalam kegiatan masyarakat baik perorangan
maupun organisasi, serta sejauh mana teknologi informasi disosialisasikan
kepada masyarakat melalui proses pendidikan
Terdapat sejumlah kelemahan pembentukan e-Government di Indonesia:
1. Pelayanan yang diberikan situs pemerintah belum ditunjang oleh sistem
manajemen dan proses kerja yang efektif karena kesiapan peraturan,
prosedur dan keterbatasan SDM sangat membatasi penetrasi komputerisasi
ke dalam sistem pemerintah.
2. Belum mapannya strategi serta tidak memadainya anggaran yang
dialokasikan untuk pengembangan e-government.
3. Inisiatif merupakan upaya instansi secara sendiri-sendiri, dengan demikian
sejumlah faktor seperti standarisasi, keamanan informasi, otentifikasi dan
berbagai aplikasi dasar yang memungkinkan interoperabilitas antar situs
secara andal, aman, dan terpercaya kurang mendapat perhatian.
4. Kesenjangan kemampuan masyarakat untuk mengakses jaringan internet.
Perkembangan e-Government dalam program e-KTP di Indonesia
Dalam menerapkan sistem e-KTP ini tidaklah semudah membalikkan telapak
tangan mengingat kegiatan ini melibatkan ratusan juta penduduk Indonesia.
Kesuksesan pelaksanaan SIAK (Sistem Informasi Administrasi Kependudukan)
Mardiana
hal. 9
[EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI DAN PERKEMBANGAN
E-GOVERNMENT PROGRAM E-KTP DI INDONESIA] December 10, 2014
sangat didukung oleh NIK (Nomor Induk Kependudukan) dalam penerapan eKTP.
Nomor Induk Kependudukan haruslah hanya dimiliki seorang penduduk
dan tidak bisa dipindahtangankan. Data-data yang terdapat dalam e-KTP jauh
lebih lengkap dibanding KTP konvensional karena secara fisik e-KTP memiliki
chip yang berisi memori yang menyimpan data pemegangnya secara lengkap bak
kartu kredit yang menyimpan data transaksi. Salah satu problem yang sulit
dipecahkan dan kerap dijumpai adalah tantangan untuk menintegrasikan sejumlah
sistem informasi yang berbeda.20
Dimana sejak 2009, BPPT sudah memberikan dukungan penuh pada
penerapan e-KTP, dengan pendampingan teknis uji petik penerapan awal e-KTP
di enam daerah. Dukungan kongrit lain yang diberikan BPPT, antara lain meliputi
perancangan
teknis
e-KTP
pada
Grand
Design
Sistem
Administrasi
Kependudukan Kementerian Dalam Negeri, pemberian rekomendasi persyaratan
teknologi e-KTP dan pengujian e-KTP, serta pendampingan teknis penerapan eKTP pada tahun 2011 hingga 2013 ini.21 Menurut Markus Zahnd dalam bukunya
Perancangan Kota Secara Terpadu mendefinisikan efektivitas dan efisiensi yang mana
efektivitas ditentukan oleh teringrasinya sasaran dan kegiatan program secara
menyeluruh, kemampuan adaptasi dari program yang akan dilaksanakan berkaitan
sedangkan efisiensi melakukan sesuatu secara benar.22
Bertepatan dengan hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2013 yang lalu, BPPT
menyelenggarakan seminar publik bertemakan Pemanfaatan e-KTP dan Perangkat Card
Reader e-KTP untuk Pelayanan Publik. Seminar ini memperkenalkan kepada publik
adanya peningkatan fungsi e-KTP dari fungsi tunggal menjadi multifungsi. e-KTP yang
semula hanya untuk otentikasi identitas penduduk Indonesia, dalam 5 tahun kedepan
akan menjadi basis bagi pelayanan publik seperti misalnya dalam layanan kredit
perbankan, jaminan kesejahteraan sosial, pemberian subsidi pemerintah hingga pelayanan
kesehatan. Menteri Dalam Negeri membuka seminar tersebut dengan melaporkan status
20
Sutanta, E. (2012). Distribusi Basis Data Kependudukan Untuk Optimalisasi Akses Data: Suatu
Kajian Pustaka. Yogyakarta : UGM
21
http://www.bppt.go.id/index.php/teknologi-informasi-energi-dan-material/1649 pemanfaatan
-e-ktp-untuk-peningkatan-pelayanan-publik-2
22
Markus Zahnd, Perancangan Kota Secara Terpadu, Jakarta,2006 hlm 200
Mardiana
hal. 10
[EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI DAN PERKEMBANGAN
E-GOVERNMENT PROGRAM E-KTP DI INDONESIA] December 10, 2014
terkini program e-KTP. Proses perekaman data biometric penduduk telah mencapai angka
175.2 juta, yang melewati target 172 juta yang ditetapkan pada pada tahun 2011. Dari
penerbitan Nomor Induk Kependudukan (NIK), sebenarnya jumlah
penduduk yang
mendapat e-KTP diperkirakan 191 juta. Selisih 16 juta ini sedang diupayakan
penyelesaiannya oleh Kementrian Dalam Negeri, agar bisa memiliki e-KTP di tahun
2013. Awal tahun 2014 e-KTP akan mulai diberlakukan dan KTP non elektronik
dinyatakan tidak berlaku. Hal ini akan diikuti dengan perubahan prosedur pemanfaatan
KTP yang biasanya mensyaratkan fotokopi, maka sejak pemakaian e-KTP diberlakukan,
kartu tersebut tidak diperkenankan di fotocopy, distapler dan perlakuan lainnya yang
merusak fisik e-KTP. 23
Epilog
Implementasi e-Government Indonesia saat ini, dilihat dari sisi aplikasi layanan
baik itu G2C, G2B, maupun G2G, indonesia saat ini masih tertinggal jauh.
Layanan back office (G2B) masih belum memberikan dukungan sepenuhnya
terhadap layanan front office (G2C dan G2B), hal itu juga disebabkan oleh
kurangnya komitmen dari para stakeholder. Kebijakan yang sudah dikeluarkan
oleh pemerintah baik itu tentang tujuan penerapan, manfaat bahkan strategi
pengembangan e-Government belum sepenuhnya dilaksanakan. Penerapan eGovernment dalam program e-KTP mengingat potensi pemanfaatan e-KTP yang
demikian besar bagi bangsa, Kepala BPPT menekankan perlunya kerjasama
berbagai pihak (pemerintah, lembaga litbangyasa, industri) dalam satu wadah
Kelompok Kerja (Working Group) pengembangan e-KTP generasi kedua dan juga
dukungan penuh oleh teknologi dan industri nasional juga mutlak diperlukan.24
Dimana Sistem Informasi Kependudukan yang dikelola oleh Kementerian Dalam
Negeri, memuat data seluruh penduduk Indonesia mulai dari kelahiran sampai
meninggal dunia dan memiliki banyak fungsi yang sangat bermanfaat baik bagi
masyarakat maupun instansi seperti Kepolisian, Kantor pajak dan Perbankan
sistem inilah yang ada dalam e-KTP.
23
http://www.bppt.go.id/index.php/teknologi-informasi-energi-dan-material/1648 pemanfaatan
-e-ktp-untuk-peningkatan-pelayanan-publik-1
24
http://www.bppt.go.id/index.php/teknologi-informasi-energi-dan-material/1649-pemanfaatan
-e-ktp-untuk-peningkatan-pelayanan-publik-2
Mardiana
hal. 11
Download