buku, partisi, bedroom set seperti tempat dokumen, kotak dokumen, tempat surat, lemari dokumen. Dimana penjualan perusahaan ini dari tahun ke tahun berfuktuasi , sedangkan anggaran distribusi, promosi dan desaint produk stabil. Untuk itu penulis berkeinginan meninjau seberapa besar pengaruh biaya –biaya tersebut berpengaruh terhadap penjualan dan biaya varaiabel yang mana yang paling bersar pengaruhnya terhadap penjualan. . Dari penjelasan tersebut maka penulis ingin meneliti sejauah mana hubungan biaya Promosi , Distribusi dan Desaint terhadap Penjulan Maubel pada perusahaan ini. Dengan demikian judul tulisan ini ditetapkan “ Pengaruh Biaya Promosi, Distribusi dan Desaint terhadap Penjualan Meubel pada Pt. CV. Al-Makmur Jaya Furniture”. ANALISA PENGARUH BIAYA PROMOSI, DISTRIBUSI DAN DESAINT FURNITURE TERHADAP PENJUALAN FURNITURE PADA CV. AL MAKMUR JAYA JAKARTA Penulis : 1. P. Immanuel Bangun, SE. MM. Dosen Tetap STMI 2. Ira, Alumni STMI ABSTRAK Perusahaan ini memproduksi dan memasarkan Furniture dimana Penjualan dari satu periode ke periode seterusnya selama tahun 2007 sampai tahun 2012 naik turun. Sedangkan biaya Distribusi(X1), Biaya Promosi(X2)dan Biaya Desaint(X3) stabil naik. Penjualan (Y) berpluktuasi tersebut akan mempengaruhi tingkat laba yang diterima perusahaan. Apabila penjualan turun terus akan mengancam kebangkrutan perusahaan.Untuk memberikan sulusi agar penjualan perusahaan naik stabil maka penulis mengalisa pengaruh biaya ( X1,2,3) terhadap Penjulan ( Y). Dari pengumpulan data didapat persamaan Regresi Y = -25514,871 + 37,924X1 + 37,626X2 + 24,367X3. Hubungan Biaya-biaya tersebut sangan kuat terhadap Penjualan yaitu 0,88 mendekati satu dan pengaruh biaya-biaya tersebut sebesar 77%dan 23% dipengaruh oleh faktor lainnya. Sedangkan kontri busi biayaX1>X2>X3 terhadap penjualan. Maka untuk menstabilkan kenaiakan penjulan biaya X1 perlu disport dengan demikian diharapkan penjulan naik stabil. Kata kunci : Semakin tinggi biaya promosi maka penjualan meningkat. B.Pokok Masalah . Dari keberadaan pemasaran perusahaan dimana penjualan dari tahun ketahun berfluktuasi, sementara biaya-biaya distribusi, promosi dan desaint produk yang di anggarkan perusahaan stabil naik. Dengan kebijakan anggaran biaya distribusi , promosi, dan desaint produk stabil naik agar penjualan meningkat dari tahu ketahun. Untuk itu penulis berkeinginan meninjau seberapa besar pengaruh biaya –biaya tersebut berpengaruh terhadap penjualan dan biaya varaiabel yang mana yang paling bersar pengaruhnya terhadap penjualan. Dengan demikian perusahaan dapat mencapai sasaran. D.Metodologi Penelitian Pengumpulan data yang digunakan adalah: a. Metode Riset Kepustakaan (Library Research Method) .Yaitu teknik pengumpulan data melalui teknik penelitian kepustakaan, mempelajari buku-buku, literatur-literatur dengan maksud mendapatkan landasan teori yang relevan tulisan ini . PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberadaan industri lokal seperti usaha kecil menegah masih belum banyak memiliki ruang gerak dalam berusaha. Sampai saat ini masih banyak usaha kecil menengah yang terhambat masalah Pemasaran dan penjualan, padahal produk- maubel industri kecil cukup berkualitas, demikian juga desaiant dan harga produk terbilang murah dan baik dibandingkan dengan produk-produk maubel perusahaan besar dan menengah misalnya seperti maubel Knock Down. . Salah satu perusahaan industri yang bergerak di bidang meubel yang ada di Jatinegara Kaum adalah CV. Al Makmur Jaya Furniture. Perusahaan ini memproduksi Furniture dengan jenis antara lain meja rapat (simple profil), single table, meja rias, back drop, kursi, lemari b. Metode Riset Lapangan (Field Research Method).Yaitu mengadakan pengamatan langsung di perusahaan untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan yang akan ditulis dengan cara-cara pengamatan langsung dan wawancara Teknik Pengolahan Data. 1. Analisis Regresi Linier Berganda 1 Data yang telah terkumpul, kemudian dianalisa dengan menggunakan teknik analisis data statistik regresi linier berganda, selanjutnya data tersebut diolah melalui program SPSS Ver.20. memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainnya. (Kotler dan Armstrong, 2003:337). Produk tidak hanya terdiri dari barang yang berwujud, tetapi definisi produk yang lebih luas meliputi objek fisik, jasa, kegiatan, orang, tempat, organisasi, ide, atau campuran dari hal-hal tersebut. Produk di sini adalah mempunyai tiga tingkatan, yang terdiri dari: a. Produk inti (core product) merupakan manfaat atau keuntungan yang diberikan oleh suatu produk kepada konsumen yang mengkonsumsi produk tersebut. b. Produk aktualnya (actual product) adalah bagian dari produk yang nyata (tangible product) dan merupakan pelengkap dari produk tersebut. c. Produk tambahan (augmented product), perusahaan dapat menawaran produknya dengan tambahan-tambahan pelayanan jasa (intangible product) yang tambahan produk, seperti jasa pemasangan, transportasi (delivery), garansi, dan pelayanan. A. Pengertian Bauran Pemasaran Perusahaan harus membuat suatu rencana yang baik untuk memasuki pasar yang dipilih. Keputusan-keputusan dalam pemasaran dapat dikelompokkan ke dalam empat strategi yaitu: strategi produk, strategi harga, strategi distribusi, dan strategi promosi. Kombinasi dari keempat strategi tersebut akan membentuk marketing mix. Menurut Swastha dan Sukotjo (1998:193) “bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni: produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi.Bauran pemasaran tersebut merupakan satu perangkat yang akan menentukan tingkat keberhasilan pemasaran bagi perusahaan dan semua ini ditunjukan untuk memberikan kepuasan kepada kepada konsumen atau pelangga npada segmen pasar atau konsumen yang dipilih. 2. Harga (Price) Dalam arti yang paling sempit, menurut Kotler dan Armstrong (2003:430) “harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan atas barang dan jasa. Sedangkan dalam arti yang lebih luas, “harga adalah jumlah nilai yang konsumen tuturkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan barang atau jasa. Secara historis, harga telah menjadi faktor utama dalam pilihan pembeli Ada beberapa hal yang menjadi strategi penentuan harga adalah: a.Skimming pasar (Market Skimming) Dalam skimming pasar, produk baru awalnya ditawarkan dengan harga premium. Tujuannya adalah untuk menutup biaya investasi secepatnya. Strategi ini sesuai jika: pertama, merek baru mempunyai kelebihan atau keunggulan dibanding merek-merek yang pernah ada. Kedua, merek tersebut dilindungi oleh hak paten. b. Penentuan harga penetrasi (Penetration pricing) Penentuan harga produk baru yang relatif murah dengan tujuan memperluas pangsa pasar. c.Penentuan harga prestis dan ekonomis (Prestige and economy pricing) Variabel Bauran Pemasaran Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Bauran pemasaran terdiri dari variabel product, price, place, and promotion (produk, harga, distribusi, dan promosi) (Kotler dan Armstrong, 2003:7). Berikut penjelasannya. 1. Produk(Product) Produk adalah sesuatu( produk )yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat 2 Penentuan harga prestis adalah strategi menaikkan harga jasa diatas harga rata-rata dan penentuan harga ekonomi adalah strategi menurunkan harga jasa dibawah harga rata-rata. d. Penetuan harga majemuk (Multiple pricing) Penentuan harga ini merupakan diskon kuantitas. Harga yang lebih murah dikenakan jika kuantitas produk atau jasa yang dibeli semakin banyak. Biasanya ditemukan pada toko-toko retail. e.Penentuan harga ganjil (Odd pricing) Penentuan harga ganjil didasarkan konsep psikologi dimana Rp. 999, dirasakan secara psikologi, lebih rendah dari Rp. 1.000 (belum ribuan, masih ratusan).Dalam penentuan harga produk ini tergantung dari banyak hal, karena memang tidak ada satu pun metode yang tepat untuk semua kondisi. Hal-hal tersebut antara lain: a.Besarnya anggaran iklan/promosi yang diinginkan Jika anggaran promosi rendah mungkin karena harga barang atau jasa rendah. Untuk meningkatkan promosi maka harga harus ditingkatkan. h. Ancaman pesaing baru. Jika ancaman persaingan muncul, sebaiknya menetapkan harga yang rendah. Jika tidak ada ancaman , gunakan penentuan harga skimming. Menurut Swastha dan Sukotjo (1998:215). Terdapat beberapa metode penetapan harga, diantaranya yaitu: a.Penetapan harga biaya plus (cost-plus princing method). Dalam metode ini, harga jual per unit ditentukan dengan menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutup laba yang dikehendaki pada unit tersebut (disebut marjin). b. Penerapan harga mark-up (mark-up pricing method). Pada pokoknya, penetapan harga mark-up ini hampir sama dengan penetapan harga biaya plus, hanya saja para pedagang atau perusahaan perdagangan lebih banyak menggunakan penetapan harga mark-up. Pedagang yang membeli barang-barang dagangan akan menetukan harga jualnya setelah menambah harga beli dengan sejumlah harga mark-up. Jadi, mark-up ini merupakan kelebihan harga jual di atas harga belinya. Keuntungan dapat diperoleh dari sebagian mark-up tersebut. juga harus mengeluarkan sejumlah biaya eksploatasi yang juga diambilkan dari sebagian mark-up. c.Penetapan harga break even (break even pricing). Sebuah metode penetapan harga yang didasarkan pada permintaan pasar dan masih mempertimbangkan biaya adalah penetapan break even. Perusahaan dapat dikatakan dalam keadaan break even bilamana penghasilan yang diterima sama dengan ongkosnya, dengan anggapan bahwa harga jualnya sudah tertentu. Menurut metode ini, perusahaan akan mendapatkan laba bilamana penjualan yang dicapai berada diatas break even (titik pas-pasan), jika penjualan berada di bawah titik break even, maka perusahaan akan menderita rugi. d. Penetapan harga dalam hubungannya dengan pasar. Dalam hal ini, penentuan harga tidak didasarkan pada biaya, tetapi justru harga yang menetukan biaya bagi perusahaan dapat menetukan harga sama dengan harga tingkat pasar agar dapat ikut bersaing, atau dapat juga ditentukan lebih tinggi atau lebih rendah dari tingkat harga dalam persaingan. b. Jenis produk .Harga produk sebaiknya kompetitif dengan produk lain. c.Sasaran Pangsa Pasar. Pangsa pasar dan harga biasanya berbanding terbalik. Jika ingin pangsa pasar yang tinggi maka harga harus rendah, begitu pula sebaliknya. d. Saluran Pemasaran. Semakin banyak tingkatan saluran pemasaran, maka harga yang ditetapkan semakin tinggi. e.Pandangan tentang laba. Jika perusahaan ingin menutup biaya maka hendaknya harga awal tinggi, sementara untuk memelihara penjualan jangka panjang maka harga hendaknya ditetapkan rendah. Keragaman atau keunikan produk ( Desaint Produk) Produk yang mempunyai banyak fungsi dapat dikenakan harga yang tinggi daripada produk dengan satu fungsi. f. Siklus hidup penggunaan produk .Produk yang tahan lama dapat dikenakan harga yang lebih tinggi daripada produk sekali pakai. g. Amortisasi investasi. Penutupan investasi dapat dilakukan secara cepat dengan menetapkan harga yang tinggi daripada harga yang rendah. 3 3. dibandingkan dengan penjualan perorangan karena penjualan perorangan menyediakan umpan balik segera walaupun biaya akan sangat mahal. Tetapi apabila pasar targetnya besar dan menyebar, penjualan massal akan lebih murah. Ada dua bentuk utama penjualan massal, yaitu: 1. Pengiklanan (advertising). 2. Periklanan ini merupakan salah satu kegiatan promosi yang banyak dilakukan oleh perusahaan maupun perseorangan. 3. Publisitas (publicity) Bentuk penyajian dan penyebaran ide, barang, dan jasa secara non personal, dimana orang atau organisasi tidak membayar untuk itu. Saluran Distribusi (Place). Pemilihan saluran distribusi yang tepat dalam menyalurkan barang ke pasar akan sangat mempengaruhi kualitas produk yang diberikan. Saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen (Swastha dan Sukotjo, 1998:300). Saluran distribusi yang dapat dipilih perusahaan antara lain: a. Penjual langsung (direct sales) b. Menjual kepada konsumen di rumah atau di tempat kerja mereka. c. Agen (agent). perantara yang mewakili penjual atau pembeli dalam transaksi dan dalam hal ini hubungan kerja dalam kliennya bersifat lebih permanen. 4. Promosi (Promotion). Promosi adalah usaha-usaha para pemasar untuk memberi informasi dan mengingatkan orang-orang dalam pasar sasaran mengenai produk-produk, dan jasa mereka (Hill, 2008: 189). Promosi sering juga disebut sebagai komunikasi pemsaran, yaitu suatu kegiatan yang berusaha mengkomunikasikan produk dan jasa yang bertujuan untuk melakukan pembelian. Promosi dipandang sebagai arus informasi atau organisasi tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Promosi juga bertujuan memberitahu pelanggan target tentang ketersediaan produk yang tepat pada tempat yang tepat dan pada harga yang tepat. Promosi memiliki berbagai elemen yang disebut dengan Promotion Mix, yang terdiri dari penjualan perorangan (personal selling), penjualan massal (mass selling), pengiklanan (advertising), publisitas (publicity), dan promosi penjualan (sales promotion). Adapun beberapa metode promosi yang bisa dilakukan oleh perusahaan adalah: a. Penjualan perorangan (personal selling). Penjualan perorangan (personal selling) merupakan komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual atau calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya. b. Penjualan massal (mass selling). Penjualan massal (mass selling) adalah kegiatan berkomunikasi dengan sejumlah besar pelanggan potensial pada saat yang sama. Cara ini tidak sebaik jika B. Pengertian Penjualan Menurut Winardi (1991 : 2), Penjualan adalah proses dimana sang penjual memuaskan segala kebutuhan dan keinginan pembeli agar dicapai manfaat baik bagi sang penjual maupun sang pembeli yang berkelanjutan dan yang menguntungkan kedua belah pihak. Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategi yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba (Marwan 1991). Penjualan merupakan sumber hidup perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba sertasuatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasilkan. . Adapun langkah-langkah dalam proses penjualan sebagai berikut : Menurut Philip Khotler dialih bahasakan oleh Drs. Alexander Sindoro langkah-langkah dalam proses penjualan meliputi : 1. Memiliki Prospek dan Menilai. Langkah pertama dalam proses penjualan adalah memiliki prospek yaitu mencari siapa yang dapat masuk sebagai pelanggan potensial. Tenaga penjual perlu mengetahui cara menilai prospek artinya cara mengenali calon yang baik dan menyisihkan calon yang tidak potensial. Prospek 4 dapat dinilai dengan meneliti kemampuan keuangan, volume bisnis, kebutuhan spesial, lokasi dan kemungkinan untuk tumbuh. 2. penjualan untuk memastikan kepuasan pelanggan dan bisnis berulang.Dalam pengelolaan perusahaan, manajemen menetapkan tujuan (goals) dan sasaran (objectivies) dan kemudian membuat rencana kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Dampak keuangan yang diperkirakan akan terjadi sebagai akibat dari rencana kerja tersebut kemudian disusun dan dievaluasi melalui proses penyusunan anggaran. Anggaran merupakan suatu alat bantu manajemen dalam melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian operasi keuangan dalam perusahaan. B Penegertian Anggaran. Penyusunan anggaran pada suatu perusahaan sangat diperlukan bila dalam perusahaan berorientasi laba. Anggaran disusun untuk menetapkan ke arah mana perusahaan akan dijalankan. Dengan demikian, penyusunan anggaran dimaksudkan untuk memberikan jaminan pencapaian laba perusahaan. Anggaran menjamin pelaksanaan rencana kerja dengan biaya sesuai dengan yang direncanakan dalam anggaran. Prapendekatan.Sebelum mengunjungi calon pembeli, tenaga penjual sebaiknya mempelajari sebanyak mungkin mengenai organisasi (karakteristik dan gaya membeli). Langkah-langkah ini dikenal dengan istilah prapendekatan. Wiraniaga sebaiknya menetapkan tujuan kunjungan yang mungkin untuk menilai calon, mengumpulkan informasi atau membuat penjualan langsung. 3. Pendekatan . Dalam langkah ini, wiraniaga sebaiknya mengetahui caranya bertemu dan menyapa pembeli serta menjalin hubungan awal yang baik. Langkah ini mencangkup penampilan wiraniaga, kata-kata pembuka dan tindak lanjutan. 4. Presentasi dan Demonstrasi. Dalam langkah presentasi dari proses penjualan, tenaga penjual menceritakan riwayat produk kepada pembeli, bagaiman produk akan menghasilkan dan menghemat uang. Presentasi penjualan dapat diperbaiki dengan alat bantu demonstrasi seperti buku kecil, pita video dan sampel produk. 5. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, Penulis dapat menyimpulkan bahwa anggaran dapat digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan operasi perusahaan dan sebagai dasar penilaian atas pelaksanaan kegiatan perusahaan tersebut. Dengan adanya perencanaan yang akurat diharapkan perusahaan dapat memperoleh pendapatan sehingga mencapai laba yang optimal, atau dengan kata lain tingkat laba dapat naik setiap tahunnya. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perusahaan harus melakukan pengendalian terhadap biaya. Perencanaan pendapatan dan biaya memberikan informasi bagi manajemen perusahaan dalam perencanaan laba jangka pendek. Dampak terhadap laba yang menjadi salah satu pertimbangan penting manajemen dalam memutuskan berbagai usulan kegiatan dalam proses penyusunan anggaran. Mengatasi Keberatan. Pelanggan hampir selalu mempunyai keberatan selama presentasi atau ketika diminta untuk memesan. Dalam mengatasi keberatan, wiraniaga harus menggunakan pendekatan positif, menggali keberatan tersembunyi, meminta pembeli untuk menjelaskan keberatan, menggunakan keberatan sebagai peluang untuk memberikan informasi lebih banyak . 6. Menutup. Menutup merupakan langkah dalam proses penjualan ketika wiraniaga meminta pelanggan untuk memesan. Tenaga penjual harus mengetahui cara mengenali tanda-tanda penutupan dari pembeli termasuk gerakan fisik, komentar dan pertanyaan. 7. Fungsi Anggaran. Perencanaan dan pengendalian dalam suatu perusahaan sangat diperlukan untuk tujuan yang ingin dicapai. Agar perusahaan dapat tumbuh dan berkembang, maka perlu diterapkan suatu anggaran dalam perusahaan. Dengan adanya anggaran, perusahaan dapat melaksanakan kegiatan usahanya dan mengetahui kemungkinan Tindak Lanjut. Merupakan langkah terakhir dalam proses penjualan ketika wiraniaga melakukan tindak lanjut setelah 5 penyimpangan yang terjadi dari rencana kegiatan, yang pada gilirannya dapat digunakan oleh manajemen sebagai dasar untuk melakukan tindakan koreksi. Anggaran menjamin pelaksanaan rencana kerja dengan biaya sesuai dengan yang direncanakan dalam anggaran. Oleh karena itu, penyusunan anggaran sangat diperlukan pada suatu perusahaan yang berorientasi laba. keperluan kantor, sekolah juga untuk keperluan lainnya dan telah berkembang cukup lama dan dirintis sejak tahun sembilan puluhan. Perusahaan ini merupakan salah satu jenis usaha furniture yang berkembang di daerah Jakarta yang sentralnya terdapat didaerah Jatinegara Kaum Jakarta Timur. Tabel .1.Total penjualan pada CV. Al-Makmur Jaya Furniture Menurut Mulyadi dalam buku yang berjudul “Akuntansi Manajemen Konsep Manfaat & Rekayasa”, memaparkan mengenai fungsi anggaran adalah sebagai berikut: a. Anggaran merupakan hasil akhir atau proses penyusunan rencana kerja. b. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan perusahaan di masa yang akan datang. c. Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan yang menghubungkan manajer bawah dengan manajer atas. d. Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur yang dipakai sebagai pembanding hasil operasi sesungguhnya. e. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen menunjuk bidang yang kuat dan lemah bagi perusahaan. f. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan organisasi. Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 Total Penjualan Rp. 1.830.100.000 Rp. 1.790.400.000 Rp. 1.561.600.000 Rp. 1.633.640.000 Rp. 1.579.400.000 Sumber : Data CV. Al-Makmur Jaya Furniture (2007-2011) Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa penjualan mengalami naik dan turun tiap tahunnya. Pihak perusahaan selalu memberikan pelayanan yang terbaik, tanggap atas keluhan konsumen, menjaga dan mempertahankan kualitas serta berbagai kegiatan promosi yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan guna mencapai keuntungan materi maupun kepuasan dan loyalitas konsumen terhadap produk tersebut sehingga akan selalu menggunakan produk Perusahaan ini.. Khususnya dalam bidang pemasaran ini, ingin mengetahui adanya pengaruh dari variabel biaya pemasaran, yaitu biaya distribusi, biaya promosi dan biaya desain terhadap penjualan. Berikut adalah rincian biaya-biaya pemasaran : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Awalnya usaha ini didirikan oleh Bapak H.A. Kana yang memutuskan untuk membuka usaha furniture ini karena banyaknya peluang yang tersedia saat itu. Bapak Kana melihat bahwa peluang untuk membuka usaha furniture ini sangatlah besar baik industri furniture dalam negeri maupun di luar negeri. Industri kayu dan meubel ini berada di Kelurahan Jatinegara Kecamatan Cakung. Perusahaan ini merupakan Industri Kecil Menengah yang bergerak di bidang pengolahan kayu yang menghasilkan berbagai macam furniture dan meubel. Furniture yang diproduksi bukan hanya furniture untuk keperluan rumah tangga tetapi juga furniture untuk 6 Untuk biaya desain, perusahaan ini menggunakan jasa langsung orang desain, yang bertugas mendesain furniture sesuai dengan pemesanan dan selera konsumen. Tabel .2. Biaya Distribusi CV. Al-Makmur Jaya Furniture Tahun 2007-1011 Tabel 4.Laba Hasil Penjualan CV. Al-Makmur Jaya FurnitureTahun 2007-2011 Tahun Biaya Distribusi 2007 2009 2010 2011 2813000 2477000 2654876 2266418 2109750 1857750 1991157 1698314 9015305 9142250 8050250 8628347 7635859 13869700 14065000 12385000 13274380 11600590 Service kendaraan 2773940 Ganti Ban 2080455 Bensin Total 2008 Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 Sumber : Data CV. AL-Makmur Jaya Furniture (2007-2011) Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia membeli, menerima dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Adapun biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi biaya promosi, diuraikan sebagai berikut, biaya promosi yang juga meliputi : Sumber : Data diolah Tabel .3. Biaya Promosi CV. Al-Makmur Jaya Furniture Tahun 2007-2011 Biaya Promosi Pameran Promosi Penjualan Kartu Nama Total Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 4510000 4729250 3342750 4270000 4450300 3157000 3310475 2339925 2989000 3115210 1353000 1418775 1002825 1281000 1335090 9020000 9458500 6685500 8540000 8900600 Laba Penjualan (Rp) 281,346,390 212,299,560 193,654,350 164,843,120 223,515,020 Sumber : Data CV. AL-Makmur Jaya Furniture (2007-2011) 7 Persentase % -24.5 -8.78 -14.87 35.5 Tabel .5.Hasil Produksi CV. Al-Makmur Jaya Furniture Tahun 2007 - 2011 Produksi /Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 Total Meja (Unit) 4 5 7 4 2 3 2 9 2 2 9 5 3 0 2 1 7 6 9 Lem ari (Uni t) Tem pat Tidur (Unit ) 1 6 6 1 5 6 1 2 5 1 2 6 1 2 0 1 2 8 1 0 5 6 9 3 4 8 0 8 8 7 9 8 0 Analisi Pengaruh Biaya Distribusi, Prmosi dan Desain terhadap Penjualan Furniture T o t a l 7 5 1 6 8 4 5 0 5 5 0 0 5 0 2 2 9 4 2 Setelah data Biaya Distribusi, Biaya Promosi. Biaya Design,dan Penjualan diperoleh, maka data tersebut akan dihitung dengan metode statistik yaitu perhitungan korelasi untuk mengetahui Pengaruh Biaya Distribusi, Biaya Promosi dan Biaya Design terhadap Penjualan pada CV. Al-Makmur Jaya Furniture. Pengolahan data menggunakan komputerisasi Program SPSS Ver. 20. Perse ntase % Perhitungan Biaya Distribusi (X1), Biaya Promosi (X2) dan Biaya Design (X3) Terhadap Penjualan (Y) Per Semester 100 -8.92 -22.1 -0.99 Tahun Biaya Distribusi (Rp) Biaya Promosi (Rp) Biaya Design (Rp) Penjualan (Rp) 2007 2008 2009 2010 2011 13869700 14065000 12385000 13274380 11332090 9020000 9458500 6685500 8540000 8900600 39835000 39160000 37600000 34370000 37195000 1830100000 1790400000 1561600000 1633640000 1579400000 Sumber : Data CV. AL-Makmur Jaya Furniture (2007-2011). Table .6 0.4 Perhitungan Biaya Distribusi(X1), Biaya Promosi(X2) dan Biaya Design(X3) Terhadap Penjualan(Y) Per Tahun 68.39 Sumber : Data diolah 8 1) Uji Normalitas Tahun Sem ester Distribusi (Rp) Promosi (Rp) Design (Rp) 6452 500 7417 200 7200 000 6865 000 6500 000 5885 000 6820 000 6454 380 6782 090 4550 000 4720 000 4300 000 4410 000 5048 500 3435 500 3250 000 4305 000 4235 000 4650 600 4250 000 19310 000 20525 000 19880 000 19280 000 18520 000 19080 000 17170 000 17200 000 19320 000 17875 000 Penjualan (Rp) Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual 2008 2009 2010 2011 I I I I I I I I I I I I I I I 852500000 Dependent Variable: Penjualan (Y) 977600000 1.0 885250000 905150000 0.8 786500000 Expected Cum Prob 2007 775100000 825000000 808640000 815200000 0.6 0.4 0.2 764200000 Tabel.7.Sumber : Data CV. AL-Makmur Jaya Furniture (2007-2011) 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 Observed Cum Prob Sumber : Data diolah. Gambar.4 Dari grafik tersebut diatas dapat terlihat bahwa sebaran data mengikuti garis normal, maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. a. Uji Asumsi Klasik Asumsi klasik ini adalah beberapa asumsi yang mendasari validitas analisa regresi linier berganda. Asumsi klasik ini terdiri dari beberapa hal meliputi sebagai berikut : 2) Uji Multikolineritas 9 1.0 VIF = 1 1 5% = 20 Dependent Variable: Penjualan (Y) Regression Standardized Predicted Value VIF = Scatterplot Coefficients(a) Collinearity Statistics Model 1 Tolerance VIF Biaya Distribusi (X1) .729 1.372 Biaya Promosi (X2) .911 1.098 Biaya Design (X3) .774 1.293 (Constant) 1 0 -1 -2 -4 -2 0 2 Regression Studentized Deleted (Press) Residual a Dependent Variable: Penjualan (Y) Sumber : Data diolah. Gambar. 9 Sumber : Data diolah. Tabel 8 Pada grafik diatas tampak bahwa pola hubungan antara regression studentized residual dengan regression standardized predicted value tidak beraturan atau tidak membentuk pola. Hal ini berarti ada perpencaran varians residu yang seragam pada penjualan, atau tidak ada gejala heteroskedastisitas dalam penelitian ini. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai VIF hitung < VIF atau untuk biaya biaya distribusi 1,372 < 20, biaya promosi 1,098 < 20 dan biaya design 1,293 < 20 maka dapat dikatakan tidak terjadi gejala multikolineritas dalam penelitian ini 4) Uji Autokorelasi Model Summary(b) 3) UjiHeteroskedastisitas 10 4 Model 1 R .880(a ) R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson .775 .663 38722.63516 1.769 a Predictors: (Constant), Biaya Design (X3), Biaya Promosi (X2), Biaya Distribusi b Dependent Variable: Penjualan (Y) Sumber : Data diolah. Tabel. 10 Dapat dilihat bahwa tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada dalam interval -2 sampai 2 ( -2 ). atau ( -2 Dari tabel dan persamaan diatas maka dapat diketahui bahwa tidak terjadi gejala autokorelasi dalam hasil pengolahan data perusahaan ini. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk memprediksi nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat. Setelah data yang ada dihitung maka diperoleh hasil sebagai berikut : Y = -25514,871 + 37,924X1 + 37,626X2 + 24,367X3 Dari persamaan diatas dapat dijelaskan pengaruh masih variabel bebas (Biaya Distribusi, Biaya Promosi dan Biaya Design) terhadap variabel terikat (Penjualan) berdasarkan koefisien regresinya yaitu sebagai berikut : b. Nilai Konstanta (a) adalah -25514,871 ; artinya jika Biaya Distribusi, Biaya Promosi dan Biaya Design perusahaan sebesar 0, maka penjualan sebesar RP 22514,871. c. Nilai koefisien regresi variabel Biaya Distribusi (b1) bernilai positif, yaitu 37,924 ; artinya setiap peningkatan Biaya Distribusi sebesar Rp. 1 akan menaikkan penjualan sebesar 37,924%. d. Nilai koefisien regresi variabel Biaya Promosi (b2) bernilai positif, yaitu 37,626 ; artinya setiap peningkatan Biaya Promosi sebesar Rp. 1 akan menaikkan penjualan sebesar 37,626%. e. Nilai koefisien regresi variabel Biaya Design (b3) bernilai positif, yaitu 24,367 ; artinya setiap peningkatan Biaya Design sebesar Rp. 1 akan menaikkan penjualan sebesar 24,367% Analisis Koefisien Korelasi Unstandardized Coefficients Coefficients(a) a Dependent Variable: Penjualan (Y) Sumber Tabel. 11 : Data Model (Constant) diolah. Biaya Distribusi (X1) Biaya Promosi (X2) Berdasarkan tabel perhitungan regresi linier berganda di atas, maka diperoleh hasil sebagai berikut : a = -25514,871 b1 = 37,924 b2 = 37,626 b3 = 24,367 Apabila nilai tersebut dimasukkan kedalam persamaan regresi linier berganda maka akan terjadi : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 Biaya Design (X3) Standardized Coefficients B Std. Error Beta 228010.10 25514.871 9 T 37.924 18.781 .458 2.019 37.626 24.631 .310 1.528 24.367 13.196 .406 1.847 Perhitungan koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara Biaya Distribusi, Biaya Promosi dan Biaya Design terhadap Penjualan. Setelah data yang ada dihitung maka diperoleh hasil sebagai berikut 11 -.112 Sig. .91 5 .09 0 .17 7 .11 4 1) Ho : = 0;Secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Biaya Distribusi, Biaya Promosi dan Biaya Design terhadap Penjualan. Model Summary(b) Model 1 R .880(a) Adjusted R Square R Square .775 Std. Error of the Ha : Estimate .663 a Predictors: (Constant), Biaya Design (X3), Biaya Promosi (X2), Biaya Distribusi (X1) b Dependent Variable: Penjualan (Y) Sumber : Data diolah. Model Sum of Squares Regression 31026467795.9 00 Residual 8996654844.10 0 Total 40023122640.0 00 Df 3 6 Mean Square 10342155931.9 67 1499442474.01 7 F 0; Secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan antara Biaya Distribusi, Biaya Promosi dan 38722.63516Biaya Design terhadap Penjualan. 2) Memilih uji statistikMenggunakan F tabel peneliti menggunakan tingkat kepercayaan 95% F tabel = F (k-1) (n-k) = 0,05 ; (4-1) (10-4) = 4,76 3) Sig. 6.897 .023(a) 4) 9 Menentukan Daerah Kritis (daerah penolakan Ho) Ho diterima, Ha ditolak jika F hitung < F k; nk-1 Ho ditolak, Ha diterima jika F hitung > F k; n-k-1 Menghitung nilai statistik (F hitung) ANOVA(b) a Predictors: (Constant), Biaya Design (X3), Biaya Promosi (X2), Biaya Distribusi (X1) b Dependent Variable: Penjualan (Y) Sumber : Data diolah . Tabel.13 Tabel .12 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa R sebesar 0,880 (88%) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara Biaya Distribusi, Biaya Promosi dan Biaya Design terhadap Penjualan. Membandingkan nilai statistik uji dengan daerah kritis F hitung > F tabel (6,897 > 4,76), maka Ho ditolak. Jadi menunjukan bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan antara biaya distribusi, biaya promosi dan biaya design terhadap penjualan. Pada tabel distribusi dengan menggunakan dk Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui pengaruh Biaya Distribusi, Baiya Promosi dan Biaya Design terhadap Penjualan. Adapun langkah-langkah dalam melakukan pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : pembilang (k-1) = 3 dan dk penyebutnya (n-4) = 6 pada = 0.05 diperoleh F hitung = 6,897, sedangkan F tabel = 4,76. Dari hasil 12 menunjukkan = (4,76), jadi dapat pengujian seperti ditunjukkan pada tabel diatas bahwa F hitung (6,897) > F tabel 1. P. Immanuel Bangun .SE.MM. ………………. 2. Ira ………………. disimpulkan bahwa regresi berarti linear. 3. DAFTAR PUSTAKA PEMBAHASAN Dari hasil pengolahan data perusahaan denga mengunakan SPSS menunjukan sbb 1. Persamaan regresi Y = -25514,871 + 37,924X1 + 37,626X2 + 24,367X3. Dimana R = 0,880 menunjukan hubungan Variabel Y dengan X sangat Kuat , Karena R = 0,88 mendekati Satu ( 1) 2. Pengaruh Biaya Distribusi , biaya Promosi dan Biaya Desaint Produk terhadap Penjualan sangat besar Yaitu R Squre sebesar 0,77 % sedangkan 0,23 % dipengaruhi Factor lain seperti Harga, service konsumen,kondisi ekonomi danlainya. 3. Apabila biaya variable ditiadakan maka penjulan hantya sebesar RP 22514,871. 4. Kontribusi X1>X2.>X3 Tjipto Fandy. 2009. Strategy Pemasaran. Penerbit Andi Yogyakarta. Robonson,Pearce .2010 . Manajemen Strategy . Penerbit Binarupa Aksara Hasibuan Nurimansjah. 2009. Ekonomi Industri. Penerbit LP3ES R.Dadid Fred. 2010. Manajemen Strategis. Penerbit. Salemba Kotler Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Penerbit PT. Glora Aksara Pratama Anto dayan 2010. Statistic Bisnis. Penerbit Andi Yogyakarta SARAN JAKARTA 11 Nopember 2011 Maka dapat disimpulkan bahwa kenaikan biaya distribusi, biaya promosi dan biaya desain(X) akan diikuti oleh kenaikan penjualan.. Apabila perusahaan berkeinginan menstabilkan kenaikan penjualan( menghindari fluktuasi penjualan ) sebaiknya mengalokasikan dana untuk penambahan biaya distribusi, kareana kontribusi biaya distribusi paling besar diantara biaya lainya ( biaya X2 dan X3) dengan catatan siteris paribus. JAKARTA 11 Nopember 2011 Penulis 1. P. Immanuel Bangun .SE.MM. ………………. 2. Joko. S ..……………. Penulis 13 14