fraktur - Akper Al

advertisement
16/02/2016
ASKEP KEGAWATAN
MUSKULOSKELETAL
Masykur Khair
FRAKTUR
1
16/02/2016
Definisi
■ Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya hubungan normal
suatu tulang atau tulang rawan yang disebabkan oleh
kekerasan (Oswari, 2000 : 144)
■ Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/atau
tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa
(Mansjoer, 2000 : 42)
Fraktur :
Terputusnya sebagian atau seluruh tulang
4
2
16/02/2016
Fraktur........
Etiologi
1. Trauma langsung/ direct trauma. Yaitu apabila fraktur terjadi di tempat dimana bagian
tersebut mendapat ruda paksa (misalnya benturan, pukulan yang mengakibatkan
patah tulang).
2. Trauma yang tak langsung/ indirect trauma. Misalnya penderita jatuh dengan lengan
dalam keadaan ekstensi dapat terjadi fraktur pada pegelangan tangan.
3. Trauma ringan pun dapat menyebabkan terjadinya fraktur bila tulang itu sendiri
rapuh/ ada resiko terjadinya penyakit yang mendasari dan hal ini disebut dengan
fraktur patologis.
4. Kekerasan akibat tarikan otot. Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang
terjadi.Kekuatan dapat berupa pemuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan,
kombinasi dari ketiganya, dan penarikan.
Klasifikasi Fraktur
Fraktur dapat diklasifikasi berdasarkan :
■ Lokasi
–
Fraktur diafisis, metafisis, epifisis, atau intraartikuler.
■ Konfigurasi (garis fraktur)
–
–
–
–
–
Fraktur Transversal (mendatar),
Fraktur Oblik (miring)
Fraktur Spiral (berpilin),
Fraktur Kominutif (lebih dari satu garis fraktur)
Fraktur Impaksi (salah satu ujung tulang menancap pada yg lainnya)
■ Hubungan antara fraktur dengan dunia luar
–
–
Fraktur terbuka/komplikata/compound fracture : Jika terdapat hubungan antara tulang dengan
dunia luar
Fraktur tertutup/simple fracture : Jika tidak terdapat hubungan antara fraktur dengan dunia luar
■ Berdasarkan posisi fraku. Sebatang tulang terbagi menjadi tiga bagian :
–
–
–
1/3 proksimal
1/3 media
1/3 distal
3
16/02/2016
Retak
Spiral
Kominutif
Transversal
Displaced
4
16/02/2016
sensor
Fraktur Tertutup
(tidak ada hubungan dengan dunia luar)
Fraktur Terbuka
(ada hubungan dengan dunia luar)
5
16/02/2016
Manifestasi Klinik
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Nyeri
Pembengkakan
Perubahan warna
Deformitas
Pemendekan
Krepitus (pergeseran ujung fragmen tulang yg fraktur)
Keterbatasan gerak sendi
Bone expose
Perubahan posisi
Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemerikasaan rontgen, menentukan luasnya fraktur, trauma
2. Scan tulang, memperlihatkan fraktur juga dapat digunakan untuk
mengidentifikasi jaringan lunak
3. Arteriogram, dilakukan bila dicurigai ada kerusakan vaskuler
4. Hitung darah lengkap
5. Ht mungkin meningkat (Hemokonsentrasi) atau menurun (pendarahan
bermakna pada sisi fraktur/organ jauh pada trauma multiple).
6. Kreatinin, trauma otot meningkatkan beban creatinin untuk klirens ginjal
6
16/02/2016
Komplikasi
■
■
■
■
■
■
Compartement syndrome
Shock
Fat embolism syndrome
Tromboembolic complication
Infection
Avascular necrosis
Komplikasi Dalam Waktu Lama
Delayed Union (Penyatuan tertunda)
Non union (tak menyatu)
Malunion (penyembhan tulang tdk normal)
Penatalaksanaan
Penaganan Umum
■ Penanganan ABC
■ Atasi perdarahan dan tutup seluruh luka
■ Korban tidak boleh menggerakkan daerah yang terluka atau fraktur
■ Imobilisasi fraktur dengan penyandang, pembalut atau bidai
■ Tangani dengan hati-hati
■ Observasi dan atasi syok bila perlu
■ Segera cari pertolongan medis
■ Waktu tejadinya kecelakaan penting ditanyakan untuk mengetahui berapa lama sampai di
RS, mengingat golden period 1-6 jam. Bila lebih dari 6 jam, komplikasi infeksi semakin besar.
Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis secara cepat, singkat dan lengkap. Kemudian
lakukan foto radiologis. Pemasangan bidai dilakukan untuk mengurangi rasa sakit dan
mencegah terjadinya kerusakan yang lebih berat pada jaringan lunak selain memudahkan
proses pembuatan foto.
7
16/02/2016
Penatalaksanaan (lanjutan…)
Pembidaian
Fiksasi Internal
Fiksasi Eksternal
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Pengkajian primer
■ Airway. Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas
penumpukan sekret akibat kelemahan reflek batuk
oleh
adanya
■ Breathing. Kelemahan menelan/batuk/melindungi jalan napas,
timbulnya pernapasan yang sulit dan/atau tak teratur, suara nafas
terdengar ronchi /aspirasi
■ Circulation. TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada
tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia,
kulit dan membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut
8
16/02/2016
PENGKAJIAN .... PROSES KEPERAWATAN.....
Pengkajian Sekunder
a.
Aktivitas/istirahat
•
•
b.
Kehilangan fungsi pada bagian yang terkena
Keterbatasan mobilitas
Sirkulasi
Hipertensi (kadang terlihat sebagai respon nyeri/ansietas)
Hipotensi (respon terhadap kehilangan darah)
Tachikardi
Penurunan nadi pada bagiian distal yang cidera
Capillary refil melambat
Pucat pada bagian yang terkena
Masa hematoma pada sisi cedera
PENGKAJIAN .... PROSES KEPERAWATAN.....
Neurosensori
■ Kesemutan
■ Deformitas, krepitasi, pemendekan
■ Kelemahan
Kenyamanan
- nyeri tiba-tiba saat cidera
- spasme/ kram otot
Keamanan
■ laserasi kulit
■ Perdarahan
■ perubahan warna
■ pembengkakan lokal
9
16/02/2016
Proses Keperawatan Fraktur........
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut
Gangguan pertukaran gas
Gangguan mobilitas fisik
Gangguan integritas kulit
Resiko/Aktual gangguan perfusi jaringan
Risiko infeksi
Intervensi Umum
■ Penaganan bertujuan : mengurangi nyeri, kecacatan, & komplikasi
■ Penanganan pra hospital atau d UGD → mengimobilisasi ekstremitas
yg mengalmi cedera dgn menggunakan splint/bidai yg sesuai
■ Tujuan pemasangan bidai → mencegah adanya gerakan pd ujung
tulang yg patah, serta mencegah kerusakan lbh lanjut pd otot, saraf,
& pembuluh darah
■ Pemasangan bidai boleh dilakukan jika penanganan ABC
telah teratasi
10
16/02/2016
DISLOKASI
Definisi
■ Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk
sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis, atau keluarnya
(bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya.
■ Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan
sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang
bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang
seharusnya (dari mangkuk sendi)
11
16/02/2016
Dislokasi........
Etiologi
1. Adanya trauma
2. Kongenital, sebagian anak dilahirkan dengan dislokasi, misalnya
dislokasi pangkal paha.
3. Patologis, akibat destruksi tulang, misalnya tuberkullosis tulang belakang
Dislokasi........
Klasifikasi
Dislokasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Dislokasi congenital : Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.
2. Dislokasi patologik : Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi.
misalnya tumor, infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh
kekuatan tulang yang berkurang.
3. Dislokasi traumatic : Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf
rusak dan mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia)
akibat oedema (karena mengalami pengerasan). Terjadi karena trauma
yang kuat sehingga dapat mengeluarkan tulang dari jaringan disekeilingnya
dan mungkin juga merusak struktur sendi, ligamen, syaraf, dan system
vaskular. Kebanyakan terjadi pada orang dewasa.
12
16/02/2016
Dislokasi........
Klasifikasi..........
Berdasarkan tipe kliniknya dibagi :
1. Dislokasi Akut : Umumnya terjadi pada shoulder (sendi yg dibentuk oleh
humerus, skapula & klavikula), elbow (sendi antara lengan atas & lengan
bawah), dan hip (sendi persambungan antara paha bagian atas &
panggul). Disertai nyeri akut dan pembengkakan di sekitar sendi.
2. Dislokasi Kronik
3. Dislokasi Berulang
Jika suatu trauma Dislokasi pada sendi diikuti oleh frekuensi dislokasi yang
berlanjut dengan trauma yang minimal, maka disebut dislokasi berulang.
Umumnya terjadi pada shoulder joint dan patello femoral joint.
Dislokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang/fraktur yang
disebabkan oleh berpindahnya ujung tulang yang patah oleh karena kuatnya
trauma, tonus atau kontraksi otot dan tarikan.
Dislokasi........
Patofisiologi
Bila terjadi trauma cukup parah → merusak jaringan ligamentum dan
kapsula → dapat mengalami suatu dislokasi dan pindah dari letaknya
semula → Jaringan saraf dan pembuluh darah yang berdekatan dapat
terganggu → kerusakan vertebra servikalis → medula spinalis dapat
mengalami kerusakan atau saraf untuk muskulus deltoideus dapat
terganggu bila ada dislokasi bahu.
Apabila salah satu/beberapa tulang yang berhubungan dengan sendi yang
mengalami dislokasi itu patah → keadaan itu disebut “Dislokasi
Fraktur“ dari pada sendi yang bersangkutan.
13
16/02/2016
Manifestasi Klinis
Dislokasi........
Deformitas pada persendian → jika sebuah tulang diraba secara biasa sering terdapat
suatu celah.
Gangguan gerakan → otot-otot tidak dapat bekerja dengan baik pada tulang tersebut.
Pembengkakan → pembengkakan dapat parah pada kasus trauma dan dapat menutupi
depormitasnya.
Rasa nyeri
Functio Laesa misalnya bahu tidak dapat endorotasi, fleksi dan adduksi.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologi untuk memastikan arah dislokasi dan apakah
disertai fraktur.
Penatalaksanaan
Dislokasi........
Lakukan reposisi segera.
Dgn manipulasi secara hati-hati permukaan sendi diluruskan kembali. Tindakan ini sering
dilakukan anestesi umum untuk melemaskan otot-ototnya.
Dislokasi sendi :
Dislokasi sendi kecil dpt direposisi ditempat kejadian tanpa anestesi. Mis. dislokasi jari
(pada fase shock), dislokasi siku, dislokasi bahu.
Dislokasi sendi besar. Mis. dislokasi panggul memerulukan anestesi umum.
Fisioterapi untuk mempertahankan fungsi otot & latihan yang aktif dapat diawali secara
dini untuk mendorong gerakan sendi yang penuh, khususnya pd sendi bahu.
Tindakan pembedahan harus dilakukan bila terdpt tanda-tanda gangguan neumuskular yg
berat/jika tetap ada gangguan vaskuler setelah reposisi tertutup berhasil dilakukan
secara lembut. Pembedahan terbukan mungkin diperlukan, khususnya kalau jaringan
lunak terjepit diantara permukaan sendi.
Persendian tersebut disangga dengan pembedahan, dengan pemasangan gips, misalnya
pada sendi pangkal paha, untuk memberikan kesembuhan pada ligamentum yang
teregang.
14
16/02/2016
Dislokasi........
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Selalu dimulai dgn pengkajian ABC
Amati perubahan anatomis
Periksa status neurovaskuler
Pemeriksaan fisik terutama masalah persendian : pengkajian
terhadap nyeri (PQRST), adanya deformitas, adanya fungsio
lesa misalnya: bahu tidak dapat endorotasi pada dislokasi
anterior bahu.
Dislokasi........
Proses Keperawatan................
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut
Gangguan mobilitas fisik
15
16/02/2016
Intervensi
■ Prinsip Penaganan pada pasien dgn dislokasi tdk beda jauh dgn penanganan
pasien fraktur yaitu dgn memasang bidai
■ Melakukan pengganjalan segingga pasien berada dlm posisi paling nyaman
menurut pasien
■ Pelaksanaan reposisi sesuai dgn indikasi
■ Reposisi/reduksi sebaiknya dilakukan oleh tenaga Kesehatan yg ahli
■ Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan dijaga
agar tetap dalam posisi stabil.
■ Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus 3-4x
sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi.
■ Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa penyembuhan.
Next.....
■ ASKEP KEGAWATAN PSIKIATRI : TENTAMEN SUICIDE
16
Download