116 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data

advertisement
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan pada
bab empat, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Variabel LDR, IPR, NPL, APB, IRR, PDN, BOPO, dan FBIR secara bersamasama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Rasio Kecukupan Modal
Inti (TIER 1) pada Bank-Bank Kelompok Buku 3 dan Buku 4 yang menjadi
sampel penelitian bank-bank sampel penelitian dari periode triwulan satu
tahun 2010 sampai dengan triwulan dua tahun 2015. Artinya risiko likuiditas,
risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1). Besarnya pengaruh
LDR, IPR, NPL, APB, IRR, PDN, BOPO, dan FBIR terhadap Rasio
Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada bank-bank sampel penelitian sebesar
68,3 persen. Sedangkan sisanya 31,7 persen dipengaruhi oleh variabel selain
variabel penelitian. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan
bahwa LDR, IPR, NPL, APB, IRR, PDN, BOPO, dan FBIR terhadap Rasio
Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank-Bank Kelompok Buku 3 dan Buku
4 diterima.
2. Variabel LDR secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan
terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank-Bank Kelompok
Buku 3 dan Buku 4 yang menjadi sampel penelitian dari periode triwulan satu
116
117
tahun 2010 sampai dengan triwulan dua tahun 2015. Selain itu risiko likuiditas
apabila diukur menggunakan LDR secara parsial mempunyai pengaruh positif
yang signifikan terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1). Besarnya
kontribusi variabel LDR adalah sebesar 13,5 persen terhadap Rasio
Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank-Bank Kelompok Buku 3 dan Buku
4. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa LDR secara
parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap Rasio
Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank-Bank Kelompok Buku 3 dan Buku
4 diterima.
3. Variabel IPR secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan
terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank-Bank Kelompok
Buku 3 dan Buku 4 yang menjadi sampel penelitian dari periode triwulan satu
tahun 2010 sampai dengan triwulan dua tahun 2015. Selain itu risiko likuiditas
apabila diukur menggunakan IPR secara parsial mempunyai pengaruh negatif
yang signifikan terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1). Besarnya
kontribusi variabel IPR adalah sebesar 18,7 persen terhadap Rasio Kecukupan
Modal Inti (TIER 1) pada Bank-Bank Kelompok Buku 3 dan Buku 4. Dengan
demikian hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa IPR secara parsial
mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap Rasio Kecukupan
Modal Inti (TIER 1) pada Bank-Bank Kelompok Buku 3 dan Buku 4 diterima.
4. Variabel NPL secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan
terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank-Bank Kelompok
Buku 3 dan Buku 4 yang menjadi sampel penelitian dari periode triwulan satu
118
tahun 2010 sampai dengan triwulan dua tahun 2015. Selain itu risiko kredit
apabila diukur menggunakan NPL secara parsial mempunyai pengaruh positif
yang signifikan terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1). Besarnya
kontribusi variabel NPL adalah sebesar 3,4 persen terhadap Rasio Kecukupan
Modal Inti (TIER 1) pada Bank-Bank Kelompok Buku 3 dan Buku 4. Dengan
demikian hipotesis keempat yang menyatakan bahwa NPL secara parsial
mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap Rasio Kecukupan
Modal Inti (TIER 1) pada Bank-Bank Kelompok Buku 3 dan Buku 4 diterima.
5. Variabel APB secara parsial mempunyai pengaruh positif yang tidak
signifikan terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank-Bank
Kelompok Buku 3 dan Buku 4 yang menjadi sampel penelitian dari periode
triwulan satu tahun 2010 sampai dengan triwulan dua tahun 2015. Selain itu
risiko kredit apabila diukur menggunakan APB secara parsial mempunyai
pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti
(TIER 1). Besarnya kontribusi variabel APB adalah sebesar 13,2 persen
terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank-Bank Kelompok
Buku 3 dan Buku 4. Dengan demikian hipotesis kelima yang menyatakan
bahwa APB secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan
terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank-Bank Kelompok
Buku 3 dan Buku 4 ditolak.
6. Variabel IRR secara parsial mempunyai pengaruh yang tidak signifikan
terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank-Bank Kelompok
Buku 3 dan Buku 4 yang menjadi sampel penelitian dari periode triwulan satu
119
tahun 2010 sampai dengan triwulan dua tahun 2015. Selain itu risiko pasar
apabila diukur menggunakan IRR secara parsial mempunyai pengaruh negatif
yang tidak signifikan terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1).
Besarnya kontribusi variabel IRR adalah sebesar 0,6 persen terhadap Rasio
Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank-Bank Kelompok Buku 3 dan Buku
4. Dengan demikian hipotesis keenam yang menyatakan bahwa IRR secara
parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Rasio Kecukupan
Modal Inti (TIER 1) pada Bank-Bank Kelompok Buku 3 dan Buku 4 ditolak.
7. Variabel PDN secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank-Bank Kelompok Buku 3
dan Buku 4 yang menjadi sampel penelitian dari periode triwulan satu tahun
2010 sampai dengan triwulan dua tahun 2015. Dapat disimpulkan bahwa
risiko pasar apabila diukur menggunakan PDN secara parsial mempunyai
pengaruh negatif yang signifikan terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER
1). Besarnya kontribusi variabel PDN adalah sebesar 6,9 persen terhadap
Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank-Bank Kelompok Buku 3
dan Buku 4. Dengan demikian hipotesis ketujuh yang menyatakan bahwa
PDN secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Rasio
Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank-Bank Kelompok Buku 3 dan Buku
4 diterima.
8. Variabel BOPO secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan
terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank-Bank Kelompok
Buku 3 dan Buku 4 yang menjadi sampel penelitian dari periode triwulan satu
120
tahun 2010 sampai dengan triwulan dua tahun 2015. Selain itu risiko
operasional apabila diukur menggunakan BOPO secara parsial mempunyai
pengaruh negatif yang signifikan terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER
1). Besarnya kontribusi variabel BOPO adalah sebesar 16,5 persen terhadap
Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank-Bank Kelompok Buku 3
dan Buku 4. Dengan demikian hipotesis kedelapan yang menyatakan bahwa
BOPO secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap
Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank-Bank Kelompok Buku 3
dan Buku 4 diterima.
9. Variabel FBIR secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan
terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank-Bank Kelompok
Buku 3 dan Buku 4 yang menjadi sampel penelitian dari periode triwulan satu
tahun 2010 sampai dengan triwulan dua tahun 2015. Selain itu risiko
operasional apabila diukur menggunakan FBIR secara parsial mempunyai
pengaruh negatif yang signifikan terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER
1). Besarnya kontribusi variabel FBIR adalah sebesar 6,3 persen terhadap
Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank-Bank Kelompok Buku 3
dan Buku 4. Dengan demikian hipotesis kesembilan yang menyatakan bahwa
FBIR secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap
Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank-Bank Kelompok Buku 3
dan Buku 4 diterima.
10. Diantara kedelapan variabel bebas LDR, IPR, NPL, APB, IRR, PDN, BOPO,
dan FBIR yang mempunyai pengaruh paling dominan Rasio Kecukupan
121
Modal Inti (TIER 1) adalah IPR, karena mempunyai nilai koefisien
determinasi parsial tertinggi sebesar 18,7 persen bila dibandingkan dengan
nilai koefisien determinasi parsial pada variabel bebas lainnya. Dapat
disimpulkan bahwa risiko likuiditas mempunyai pengaruh paling dominan
pada bank sampel penelitian dibandingkan risiko lainnya.
5.2
Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa penelitian yang dilakukan masih banyak
memiliki keterbatasan. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1.
Subyek penelitian ini hanya terbatas pada Bank-Bank Kelompok Buku 3 dan
Buku 4 dimana hanya PT Bank Negara Indonesia, Tbk, PT Bank Tabungan
Negara, Tbk, PT Bank Maybank Indonesia, Tbk, PT Pan Indonesia, Tbk, dan
PT Bank Permata, Tbk yang diteliti sebagai sampel.
2.
Variabel yang diteliti hanya terbatas, yaitu LDR, IPR, NPL, APB, IRR, PDN,
BOPO, dan FBIR sebagai rasio-rasio pengukur risiko usaha.
3.
Hanya terbatas pada periode penelitian triwulan satu 2010 hingga triwulan
dua 2015.
5.3
Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian, maka saran yang
dapat diberikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagi Bank yang diteliti
a.
Disarankan untuk mengkaji kebijakan yang terkait dengan IPR memberikan
122
kontribusi sebesar 18,7 persen, dalam hal ini hendaknya Bank-Bank
Kelompok Buku 3 dan Buku 4 khususnya pada Bank Maybank Indonesia dan
Bank Permata yang memiliki rasio IPR terendah yaitu sebesar 14,19 persen
untuk meningkatkan surat-surat berharga agar pendapatan surat-surat
berharga semakin meningkat, laba meningkat, dan modal meningkat serta
Rasio Kecukupal Modal Inti (TIER 1) juga mengalami peningkatan.
b.
Disarankan untuk mengkaji kebijakan yang terkait
dengan BOPO
memberikan kontribusi sebesar 16,5 persen, dalam hal ini hendaknya BankBank Kelompok Buku 3 dan Buku 4 khususnya pada Bank Maybank
Indonesia yang memiliki rasio BOPO tertinggi yaitu sebesar 90,59 persen
untuk menekan biaya agar pendapatan operasional semakin meningkat, laba
meningkat, dan modal meningkat serta Rasio Kecukupal Modal Inti (TIER 1)
juga mengalami peningkatan.
c.
Disarankan untuk mengkaji kebijakan yang terkait dengan LDR memberikan
kontribusi sebesar 13,5 persen, dalam hal ini hendaknya Bank-Bank
Kelompok Buku 3 dan Buku 4 khususnya pada Bank BNI yang memiliki
rasio LDR terendah yaitu sebesar 78,60 persen untuk meningkatkan kredit
yang diberikan agar pendapatan bunga semakin meningkat, laba meningkat,
dan modal meningkat serta Rasio Kecukupal Modal Inti (TIER 1) juga
mengalami peningkatan.
d.
Untuk Bank BTN disarankan untuk mengurangi pemberian kreditnya karena
LDR Bank BTN sebesar 108 persen yang berarti total kredit yang diberikan
melebihi total dana pihak ketiga yang diterima, sedangkan dalam regulasinya
123
total dana pihak ketiga tidak boleh disalurkan seluruhnya untuk pemberian
kredit melainkan harus dikurangi Giro Wajib Minimun terlebih dahulu.
Apabila hal ini dibiarkan maka Bank BTN akan rentan menghadapi Risiko
Kepatuhan dan Risiko Kredit yang lebih tinggi, hal ini dibuktikan dengan
rata-rata NPL Bank BTN yang paling tinggi dibanding bank sampel lainnya
sebesar 4,50 persen.
2.
Bagi Peneliti Selanjutnya
a.
Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti judul yang sama, disarankan
untuk menambah jumlah bank sampel penelitian lebih dari lima agar hasil
dari perhitungan dapat lebih menggambarkan hasil populasi secara lebih
menyeluruh.
b.
Disarankan untuk menambah rasio yang belum dimasukkan dalam penelitian
ini, seperti LAR dengan harapan dapat lebih menggambarkan risiko yang
dialami bank.
c.
Disarankan untuk menambah periode penelitian lebih dari 6 tahun agar hasil
dari penelitian dapat menggambarkan perkembangan kesehatan bank secara
lebih luas dari peneliti sebelumnya.
DAFTAR RUJUKAN
Andi Hartlan 2015 “Pengaruh Risiko Usaha Terhadap CAR pada Bank
Pemerintah”. Skripsi Sarjana tak diterbitkan. STIE Perbanas Surabaya.
Anwar, Sanusi, 2013. Metodologi Penelitian Bisnis . Jakarta: Salemba Empat.
Bank
Indonesia. Histori Pergerakan
(http://www.bi.go.id).
Suku
Bunga
dan
Nilai
Tukar.
Dendy Julius Pratama 2013 “Pengaruh Risiko Usaha Terhadap CAR pada BankBank Swasta Nasional Go Public”. Skripsi Sarjana tak diter-bitkan.
STIE Perbanas Surabaya.
Fahmi Nur Hidayat 2012 “Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy
Ratio (CAR) pada Bank Umum Swasta Nasional Go Public”. Skripsi
Sarjana tak diterbitkan. STIE Perbanas Surabaya.
Frianto Pandia, 2012. Manajemen Dana dan Kesehatan Bank. Jakarta: Rineka
Cipta.
Ikatan Bankir Indonesia, 2015. Manajemen Risiko 1. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Kasmir. 2012. Manajemen Perbankan. Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Kinerja Bank.com. Kelompok Bank Buku 3 dan Buku 4 per 30 Juni 2015.
(http://www.kinerjabank.com) diakses pada 20 September 2015.
Otoritas
Jasa Keuangan (OJK).
(http://www.ojk.go.id).
Laporan
Publikasi
Keuangan
Bank.
Peraturan Bank Indonesia nomor 5/8/PBI/2003, Tentang Penerapan Risiko Bank
Umum.
Peraturan Bank Indonesia nomor 11/25/PBI/2009, Tentang Perubahan atas
Peraturan Bank Indonesia nomor 5/8/PBI/2003 Tentang Penerapan
Manajemen Risiko Bagi Bank Umum.
Peraturan Bank Indonesia nomor 14/26/PBI/2012, Tentang Kegiatan Usaha dan
Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank.
Taswan, 2010. Manajemen Perbankan. Jogjakarta: UPP STIM YKPN.
Undang-undang nomor 10 tahun 1998, Tentang Perubahan atas Undang-Undang
nomor 7 tahun 1992 Tentang Perbankan.
Veithzal Rivai, Andria Permata, Ferry N. Idroes. 2007.”Bank and Financial
Institution Management”. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Download