BAB 2 ANTENA SLOT MIKROSTRIP DAN JARINGAN SALURAN PENCATU MIKROSTRIP Pada bagian ini dijelaskan mengenai tinjauan pustaka atau teori dasar mengenai antena mikrostrip. Dalam bab ini diuraikan mengenai konsep dasar antena mikrostrip slot sertasd parameter - parameter antena microstrip, yang mana pada perancangan ini menggunakan antena mikrostrip celah (slot) berbentuk segi empat dengan saluran pencatu mikrostrip berbentuk multi batang penyetelan. 2.1. Antena Mikrostrip Antena mikrostrip bentuk yang sederhana, ringan, dapat dibuat sesuai kebutuhan dan antena dibuat dengan cara mencetak elemen peradiasinya pada suatu lempengan substrat seperti yang diperlihatkan oleh Gambar 2.1 dibawah ini : (a) (b) Gambar 2.1. Antena Slot Segi Empat Sama Sisi (a). Lapisan bawah (b). Lapisan atas Antena terdiri dari elemen peradiasi, substrat dan saluran pencatu . Bagian peradiasi ini umumnya terbuat dari tembaga, perak, campuran perak dengan Studi karakteristik ..., Iskandar Fitri, FT UI., 2008. 10 Universitas Indonesia 11 palladium atau emas. Bentuk geometri elemen peradiasi umumnya terdiri dari dua yaitu patch dan slot. Bentuk dari slot peradiasi pada dasarnya dapat bermacam macam, diantaranya adalah bentuk segi empat (rectangular), segitiga (triangular) dan cincin (annular ring), serta bentuk fractal yang beberapa tahun ini menjadi objek penelitian [2]. Pada laporan penelitian ini penulis melakukan perancangan pada bentuk slot segi empat dengan satu elemen, dua elemen, empat elemen dan delapan elemen. 2.2. Antena Slot Mikrostrip (MSA) Bentuk celah (slot) pada antena mikrostrip sebenarnya sama seperti bentuk segi empat dengan panjang dan lebar. Celah (slot) merupakan bagian alternatif dari fungsi elemen peradiasi. Untuk bentuk geometri dasar antena mikrostrip terdiri dari elemen konduktor peradiasi (slot) yang dicetak pada substrat. Elemen peradiasi dapat dieksitasi oleh saluran transmisi koaksial, saluran mikrostrip, atau kopling elektromagnetik. Pada antena mikrostrip celah (slot) meliputi suatu celah (slot) yang memotong pada bidang tanah dengan saluran mikrostrip, sehingga celah (slot) akan tegak lurus dengan konduktor pada saluran mikrostrip. Bentuk antena mikrostrip celah (slot) tunggal dapat dilihat pada Gambar 2.2. Gambar 2.2. Geometri Antena Celah (Slot) Tunggal [2]. Konsep awal mikrostrip slot antena yaitu perancangan slot antena dengan menggunakan saluran mikrostrip. Bentuk slot antena mempunyai banyak model dalam perancangannya dan mempunyai kelebihan yaitu menghasilkan pola Universitas Indonesia Studi karakteristik ..., Iskandar Fitri, FT UI., 2008. 12 radiasi yang memancar pada satu arah (unidirectional) dan dua arah (bidirectional) dengan lebar-pita yang lebar. Selain itu, bahwa slot antena dalam hal pabrikasi lebih mudah pembuatannya dibanding dengan bentuk patch. Mikrostrip slot antena meliputi suatu celah (slot) yang berada didalam bidang groundplane dan tegak lurus terhadap saluran mikrostrip, medan radiasi dihasilkan oleh saluran pencatu terhadap celah (slot) yang berada pada bidang groundplane dan bisa di lihat pada Gambar 2.3. Mengacu pada Gambar 2.3, frekuensi kerja MSA ditentukan oleh panjang slot yang diformulasikan pada persamaan (1) [3]. Lr = λS 2 − ∆LS (2.1) 0.835 0.48 0.621ε r (W / λ0 ) λs = 1.194 − 0.24 ln ε r − 1.344 + W / h λ0 (2.2) ε + 2 − 0.0617 1.91 − r ln (h / λ0 ) ε r Dimana λS merupakan panjang gelombang pada slot dan λ0 = c f0 merupakan panjang gelombang di ruang bebas dengan frekuensi kerja yang diinginkan. ∆LS diberikan pada persamaan (2.3) merupakan panjang ekivalen yang dihubungkan dengan nilai induktansi pada ujung slot. Dimana h merupakan tebal substrat dan W adalah lebar slot yang ditentukan menggunakan persamaan (2.4) [44]. Untuk menentukan nilai permitivitas relatif efektif dengan menggunakan persamaan (2.26). ∆LS = 0.412 h W = c 2 fr (ε (ε reff reff ) W + 0.3 + 0.264 h W − 0,258 + 0.8 h ) 2 εr +1 (2.3) (2.4) Universitas Indonesia Studi karakteristik ..., Iskandar Fitri, FT UI., 2008. 13 Gambar 2.3. Geometri Antenna Celah Lebar Dicatu Dengan Saluran Mikrostrip Terbuka Mengacu pada Gambar 2.3, bidang tanah dan dielectric substrate melebar tanpa batas dalam arah y dan x. Dimana arus permukaan pada saluran mikrostrip adalah arah y. Medan listrik yang melintasi aperture mempunyai komponen y dan x. Dengan menggunakan prinsip ekivalen dapat ditempatkan kembali oleh ekivalen arus permukaan magnetik Mx dibawah bidang tanah dan –Mx diatas bidang tanah [Gambar 2.4 (b)]. Hal ini diberikan oleh persamaan (2.5) [3]. Mx = ž x Es (2.5) Terhubung arus magnetk Ms terhadap medan listrik Es yang tidak diketahui dalam celah. Sehingga dapat dipisahkan kedalam dua kawasan yaitu kawasan “a” dan “b” seperti terlihat pada Gambar 2.4 (b) : 1. Kawasan “a” adalah dalam daerah z < 0 dengan medan yang dapat dibangkitkan oleh arus magnet Mx dan arus listrik Jms. Dimana Jms adalah arus listrik pada permukaan yang tidak diketahui dalam mikrostrip. 2. Kawasan “b” adalah dalam daerah z > 0. Sumber dalam daerah ini adalah –Mx yang meradiasi dalam bidang konduktor elektrik sempurna. Universitas Indonesia Studi karakteristik ..., Iskandar Fitri, FT UI., 2008. 14 (a) (b) Gambar 2.4. Daerah Lintasan Antena Slot Dengan Pencatu Saluran Mikrostrip (a) Masalah sebenarnya (b) Masalah ekivalen Total medan magnet dan listrik dalam kawasan “a” dab “b” dapat ditulis sebagai berikut [3] : E atot = E a (J ms ) + E a ( M s ) (2.6) = H (J ms ) + H ( M s ) (2.7) H a tot a a E atot = E b ( − M s ) (2.8) = H (− M s ) (2.9) H b tot b Dasar teori dari slot antena mikrostrip adalah berdasarkan prinsip ekivalen medan yang ditemukan oleh Huygen’s Principle [5]. Prinsip ekivalen medan adalah dimana suatu sumber aktual dapat di buat menjadi ekivalen dengan suatu daerah lain karena menghasilkan medan yang sama dengan daerah tersebut. Dimana kontinuitas medan listrik yang melintasi aperture telah memenuhi dengan menggunakan Ms dan –Ms pada sisi aperture yang berbeda. Kondisi-kondisi tersebut menghasilkan persamaan untuk Ms dan Jms. [3]: Universitas Indonesia Studi karakteristik ..., Iskandar Fitri, FT UI., 2008. 15 b H atan (J ms ) + H atan ( M s ) = H tan (− M s ) dalam celah E (J ms ) + E ( M s ) + E a y a y inc y (2.10) =0 pada saluran microstrip (2.11) Pada persamaan (2.10) sebagai medan listrik pada pembangkit jarak tegangan yang berpengaruh pada struktur daerah “a”. Prinsip tersebut dalam aplikasi pada antena mikrostrip digunakan dalam teknik pencatuan elektromagnetik kopek (coupled electromagnetic). Teknik pencatuan secara elektromaknetik pada umumnya menggunakan dua jenis elemen peradiasi yaitu pada patch dan slot. Pada patch digunakan dua substrat, dimana lapisan pertama terdapat patch antena segi empat dengan bagian bidang pertanahannya dihilangkan dan lapisan kedua digunakan sebagai pencatu saluran mikrostrip dengan bagian bawah sebagai bidang tanah. Kedua substrat dapat berbeda ketebalan dan konstanta dielektrik relatif. Saluran catu berada dibawah patch dan membentuk rangkaian terbuka. Jarak s, dari pinggir patch ke pinggir saluran dicatu sebagai tumpang-tindih, dimana ujung dari rangkaian terbuka memberikan mekanisme kopling yang utama terhadap antena. Teknik ini disebut sebagai proximity coupling untuk microstrip patch antenna (MPA). Pada slot (wide slot) dapat menggunakan satu lapisan substrat, dimana konduktor bagian atas digunakan sebagai elemen peradiasi dan sekaligus untuk bidang pertanahan (ground-plane). Sedangkan konduktor bagian bawah digunakan untuk saluran mikrostrip sebagai pencatu. Teknik dengan menggunakan slot lebar (wide slot) diistilahkan sebagai microstrip slot antenna (MSA) seperti terlihat pada Gambar 2.4b. Sehingga teknik pencatuan secara elektromagnetik dengan menggunakan slot lebih efisien dalam penggunaan substrat untuk antena. Secara umum, kedua teknik tersebut memiliki mekanisme peradiasian yang sama dimana saluran mikrostrip memberikan imbas gelombang elektromagnetik menuju elemen peradiasi (pacth dan slot) melalui sebuah substrat. Efek kopling diberikan antara saluran mikrostrip dan elemen peradiasi sebagai transformer ideal. Antena mikrostrip slot mengandung transformer ideal yang mewakili kopling antara slot dan saluran mikrostrip dan menentukan tegangan kopel secara seri ke saluran mikrosrip [3]. Universitas Indonesia Studi karakteristik ..., Iskandar Fitri, FT UI., 2008. 16 2.3. Mekanisme Peningkatan Bandwidth pada MSA Mekanisme kopling dapat diinduksikan secara kapasitif dan induktif. Dalam kasus MSA kopling diinduksikan secara induktif yang diberikan dari saluran catu ke slot [3]. Posisi saluran transmisi berada dibawah lempengan antena dan berhimpitan (posisi overlap), mulai dari pinggir lempengan sampai sejauh lm menuju ujung terbuka (open end circuit) dari saluran seperti terlihat pada Gambar 2.5. Medan pinggir yang terbentuk dari sirkit ujung terbuka saluran ini menghasilkan suatu mekanisme kopling utama kepada antena (slot). Lempengan antena ini disebut mengalami efek pengkopelan secara elektromagnetik. Semakin besar efek kopling yang terjadi, akan menurunkan faktor kualitas rangkaian. Semakin menurunnya faktor kualitas rangkaian, semakin meningkatnya bandwidth antena. Efek kopling dikontrol oleh dua faktor utama, yaitu jarak penyisipan saluran dibawah elemen peradiasi dan lebar elemen peradiasi yang sebatas pada lebar Wm. Dimana kopling simetris terhadap pusat elemen peradiasi dan penurunan lebar elemen peradiasi akan menaikan kopling. Dengan membuat bercabang dua pada ujung saluran catu akan menambah efek kopling dua kali lebih kuat pada elemen peradiasi. Hal ini dijelaskan karena pada kedua cabang tersebut menghasilkan efek kopling dua kali lebih kuat dan pada akhirnya akan meningkatkan bandwidth [7]. (a) Gambar 2.5. (a) Struktur Antena Slot yang Dicatu Saluran Mikrostrip, (b) Rangkaian Ekivalen Antena Slot [5]. Universitas Indonesia Studi karakteristik ..., Iskandar Fitri, FT UI., 2008. 17 (b) Gambar 2.5 (lanjutan). (a) Struktur Antena Slot yang Dicatu Saluran Mikrostrip, (b) Rangkaian Ekivalen Antena Slot [5]. Untuk memahami mekanisme pelebaran bandwidth pada antena slot mikrostrip yang dicatu secara kopel elektromagnetik dapat dijabarkan dengan pemodelan rangkaiannya. Oleh Akhavan dan Syahkal dimodelkan rangkaian ekivalen antena slot sempit dengan pencatuan saluran mikrostrip tunggal [5]. Dari acuan tersebut dilakukan modifikasi pemodelan rangkaian ekivalen antena slot lebar yang dicatu dengan saluran mikrostrip seperti terlihat pada Gambar 2.5. Rangkaian antena slot diasumsikan kopel secara magnetik terhadap rangkaian ekivalen saluran catu. Dimana kopel magnetik sebagai transformator antara rangkaian saluran mikrostrip dan rangkaian antena. Pada Gambar 2.5a, lm merupakan panjang saluran mikrostrip dimana arus yang mengalir memberikan kontribusi terhadap kerapatan daya magnet menuju slot. Panjang slot LS dan lebar slot WS merupakan fungsi dari frekuensi kerja dari antena slot. Sebagai fungsi impedansi karakteristik saluran catu mikrostrip diwakili dengan lebar Wm. Rangkaian ekivalen untuk antena slot dan saluran pencatunya diperlihatkan dalam Gambar 2.5b. Antena slot terdiri dari rangkaian-tertutup yang paralel dengan konduktansi Gs, mewakili daya yang diradiasikan dari slot. Sehingga Ys= Gs+jBs merupakan admitansi pada masukan rangkaian ekivalen antena slot. Pada sisi saluran mikrostrip terdapat Gm yang merupakan radiasi dari ujung saluran terbuka pada saluran mikrostrip. Sehingga Ym=Gm+jBm merupakan admitansi pada masukan ujung terbuka stub mikrostrip. Universitas Indonesia Studi karakteristik ..., Iskandar Fitri, FT UI., 2008. 18 Pada sisi transformer terdapat mutual induktansi antara L1 sebagai lilitan primer dan L2 sebagai lilitan sekunder. Induktansi L1 terhubung dengan panjang saluran mikrostrip lm dan L2 terhubung dengan lebar slot yang terbatas hanya pada lebar Wm. Sehingga nilai induktansi bersama L1 dan L2 dapat diperoleh menggunakan induktansi per satuan unit panjang dari saluran mikrostrip dan slot. Induktansi bersama M dapat ditentukan dengan formulasi seperti pada persamaan (2.12) [5]. M =Z ε eff c (2.12) Dimana Z merupakan impedansi karakteristik dari saluran mikrostrip dan ε eff adalah konstanta dielektrik efektif dari substrat. Nilai c adalah kecepatan cahaya. Sehingga Zs adalah nilai impedansi dan ε eff s konstanta dielektrik efektif pada slot. Sedangkan Zm adalah nilai impedansi dan ε eff m adalah konstanta dielektrik efektif pada saluran mikrostrip. Sehingga nilai induktansi bersama dapat ditentukan dengan mengubah panjang dan lebar saluran mikrostrip. Dengan kata lain transformator tersebut merupakan suatu rangkaian tala (tuned circuit) yang mengubah dari level impedansi rendah ke impedansi yang lebih tinggi. Sehingga rangkaian tala tersebut berfungsi sebagai jaringan impedansi penyesuaian antara resistansi sumber dan beban. Rangkaian tala pada kasus antenna slot mikrostrip merupakan rangkaian paralel RLC yang beresonansi bila sudut fasa φ sama dengan nol. Hal ini berarti reaktansi induktif XL sama dengan reaktansi kapasitif XC. Sehingga frekuensi resonansi dapat diperoleh seperti pada persamaan (2.15). ωr L = 1 ωr C (2.13) ωr = 1 LC (2.14) fr = 1 2π LC (2.15) Dari persamaan (2.13) sampai (2.15) menjelaskan bahwa pada saat resonansi impedansi rangkaian adalah resistif murni. Sedangkan induktansi L dan Universitas Indonesia Studi karakteristik ..., Iskandar Fitri, FT UI., 2008. 19 kapasitansi C dapat disetel untuk membawa rangkaian tersebut ke dalam keadaan resonansi dengan frekuensi yang diinginkan. Untuk rangkaian tala paralel nilai impedansi diberikan pada persamaan (2.16) [43] . Z P (ω ) = (1 / R + jωC + 1 / jωL) −1 = jωLR /( R + jωL − ω 2 LCR ) (2.16) = jωL /[(1 − ω LC ) + jωL / R] 2 Pada saat beresonansi dengan nilai frekuensi seperti pada persamaan (14), impedansi komplek pada persamaan (2.17) menjadi, Z P (ω 0 ) = jω 0 L /[(0) + jω 0 L / R ] =R (2.17) Penggunaan yang paling luas dari rangkaian tala ialah sebagai suatu filter yang selektif untuk suatu lebar frekuensi tertentu. Pengaruh dari rangkaian tala paralel pada suatu sinyal frekuensi tergatung pada berapa dekat sinyal tersebut dari frekuensi resonansinya. Selain itu juga tergantung pada suatu karakteristik rangkaian yang disebut selektivitas. Dimana selektivitas itu merupakan fungsi dari faktor Q atau faktor kualitas dari rangkaian yang dirumuskan dalam persamaan (2.18). Q= R ω0 L (2.18) Impedansi rangkaian tala paralel pada persamaan (2.16), jika dengan harga Q persamaan tersebut menjadi, Z P (ω ) = R /[1 + jQ (ω / ω 0 - ω 0 / ω )] (2.19) Dimana pada saat ω = ω 0 , impedansi rangkaian paralel Z P (ω ) mencapai maksimum pada Z P (ω ) = R dan sebaliknya jika terjadi selisih dari ω 0 maka Z P (ω ) akan menuju nilai minimum. Pada bagian nyata dan imajiner dari impedansi rangkaian paralel [ Z P (ω ) = RP (ω ) + jX P (ω )] , ketika RP (ω ) mencapai R yang dinormalkan pada saat resonansi, X P (ω ) menjadi nol. Terdapat dua nilai frekuensi ω1 dan ω 2 , sehingga nilai impedansi Z P (ω1 ) = R / (1 − j ) dan Z P (ω 2 ) = R / (1 + j ) . RP (ω ) menjadi R/2 untuk kedua nilai impedansi, sehingga X P (ω1 ) = R / 2 dan X P (ω 2 ) = − R / 2 . Kedua frekuensi tersebut dengan nilai Universitas Indonesia Studi karakteristik ..., Iskandar Fitri, FT UI., 2008. 20 faktor kualitas Q dapat dirumuskan pada persamaan (2.20), dimana rentang dari kedua frekuensi tersebut diformulasikan pada persamaan (2.21). ω 2,1 = ±ω 0 (2Q) + (1 + 4Q 2 )1 / 2 ω 0 /(2Q) (2.20) ω 2 − ω1 = ω 0 / Q (2.21) Untuk rangkaian-rangkaian gelombang mikro selektifivitas diukur menurut lebar-bidang (bandwidth) frekuensi terhadap nilai -3 dB. Namun dalam kasus impedansi penyesuaian diberikan dengan nilai VSWR = 2 atau ekivalen dengan nilai return loss sebesar -9,54 dB. Sehingga pada kasus antena bandwidth didefinisikan sebagai nilai frekuensi rendah f1 dan frekuensi tinggi f2 terhadap nilai -9,54 dB. Dimana nilai f1 dan f2 telah dijabarkan dalam [41]. Sehingga bandwidth dapat dijabarkan menggunakan formulasi seperti pada persamaan (2.22). BW = f 2 − f1 = fr Q (2.22) Dari persamaan (2.22) menunjukan betapa pentingnya faktor Q dalam menentukan selektivitas, dimana faktor Q yang rendah akan menghasilkan suatu bandwidth yang lebar demikian juga sebaliknya. Sehingga dengan membuat dua kali lipat jumlah saluran catu mikrostrip yang disisipkan dibawah slot antena, akan meningkatkan efek kopling induktif dua kalinya. Meningkatnya efek kopling akan menurunkan faktor kualitas Q rangkaian tala. Semakin rendah faktor kualitas Q dari rangkaian akan membuat bandwidth semakin lebar. 2.4. Impedansi Karakteristik Saluran Mikrostrip Dalam kasus MSA ini, teknik pencatuan yang digunakan yaitu saluran mikrostrip secara elentromagnetik kopel. Untuk menentukan nilai impedansi karakteristik saluran yaitu dengan menentukan lebar w. Dimana lebar tersebut berdasarkan nilai permitivitas relatif εr dan tebal substrat h seperti ditunjukkan pada Gambar 2.6. Universitas Indonesia Studi karakteristik ..., Iskandar Fitri, FT UI., 2008. 21 Gambar 2.6. Struktur Saluran Mikrostrip Parameter utama yang penting untuk ditentukan pada suatu saluran mikrostrip adalah impedansi karakteristiknya Z0. Impedansi karakteristik Z0 dari saluran microstrip dapat diperoleh dengan menggunakan pendekatan sebagai berikut [3]. Untuk saluran sempit dengan Z0 = − w ≤ 2 diberikan pada persamaan (2.23). h ε r − 1 0.2416 0.4516 + H '− 2(ε r + 1) ε r 2(ε r + 1) 119.9 (2.23) dimana 1 2 4 4 h h 2 H ' = ln + + 2 w w Sedangkan untuk saluran yang lebar, dengan (2.24) w ≥ 2 diberikan pada persamaan h (2.25). −1 ε r −1 ε r +1 376.7 w w 1.4516+ ln + 0.94 Z0 = + 0.8825+ 0.1645 2 + ε r h h εr πε r (2.25) Sementara itu untuk menghitung panjang gelombang dalam saluran λm maka perlu diketahui nilai parameter konstanta dielektrik efektif εr berikut. Untuk saluran yang sempit eff , sebagai w ≤ 1 diberikan pada persamaan (2.26). h Universitas Indonesia Studi karakteristik ..., Iskandar Fitri, FT UI., 2008. 22 ε r + 1 ε r ef f = 2 (ε r − 1) 0.4516 + 0.2416 1 − ε r 2 H ' (ε r + 1) 2 (2.26) dengan H’ yang telah diberikan pada Persamaan (2.24). Kemudian untuk saluran yang lebar w ≥ 1 diberikan pada persamaan (2.27). h ε r ef f = ε r +1 ε r −1 2 + 2 10 × 1 + u − ab (2.27) Dimana : u =W /h a = 1+ 2 u 3 1 u 4 + (u / 52 ) 1 + ln 4 ln 1 + 49 u + 0.432 18.7 18.1 ε − 0. 9 b = 0.564 r ε r + 0. 3 0.053 Setelah mengetahui nilai konstanta dielektrik efektif, maka panjang gelombang dalam saluran microstrip λm dapat diperoleh pada persamaan (2.28). λ m= λ0 (2.28) ε r ef f Sehingga lebar efektif saluran weff untuk menentukan impedansi karakteristik yang diinginkan dapat ditentukan oleh persamaan (2.29). weff = 120π h Z0 ε (2.29) r ef f 2.5. Konsep Dasar Antena Mikrostrip Array 2.5.1. Sistem Jaringan Pencatuan Paralel Dasar konfigurasi sistem pencatuan antena array pararel merupakan pembagian dua saluran bercabang yang dirangkai dalam suatu rangkaian menjadi sebuah jaringan impedansi. Dimana pada setiap saluran mempunyai impedansi yang sama (matching impedans) [3]. ada dua jenis konfigurasi sistem jaringan saluran catu, yaitu sistem jaringan saluran catu pararel dan sistem jaringan catu seri. Universitas Indonesia Studi karakteristik ..., Iskandar Fitri, FT UI., 2008. 23 Metode yang lazim digunakan untuk saluran catu pada antena mikrostrip array dapat di kategorikan menjadi dua hal yaitu konfigurasi saluran catu corporate seperti Gambar 2.7 dan konfigurasi saluran catu paralel seperti Gambar 2.8. Rangkaian pararel atau biasa disebut corporate feed menggunakan satu input dan beberapa saluran sebagai outputnya. Setiap cabang saluran masing-masing mempunyai elemen radiasi. Pada kasus antena mikrostrip array, rangkaian pararel terbagi menjadi dua, rangkaian pararel satu-dimensional dan rangkaian pararel dua-dimensional. Rangkaian pararel satu-dimensioanl menggunakan dua konfigurasi, seperti terlihat pada Gambar 2.7 dan untuk dua-dimensional dapat di lihat pada Gambar 2.8. (a) (b) Gambar 2.7. Dasar Jaringan Saluran Catu Corporate : (a) Konfigurasi Simetris (b) Konfigurasi Asymetris [3]. Universitas Indonesia Studi karakteristik ..., Iskandar Fitri, FT UI., 2008. 24 Gambar 2.8. Jaringan Saluran Catu Pararel Dua-Dimesional [3]. 2.5.2. Sistem Jaringan Pencatuan Seri Sistem jaringan pencatuan seri seperti terlihat pada Gambar 2.9 terdiri dari beberapa elemen yang disusun secara berurut. Pada jenis ini, gelombang disalurkan dari input menuju beban yang dihubungkan pada ujung saluran melewati elemen peradiasi. Kelemahan dari jenis ini adalah memiliki bandwith yang sempit dan daya pancar yang rendah [46]. Load In (a) E Load In (b) Gambar 2.9. Jaringan Saluran Catu Seri: (a) Konfigurasi Untranpos (b) Konfigurasi Tranpos [3] Universitas Indonesia Studi karakteristik ..., Iskandar Fitri, FT UI., 2008. 25 2.6. Teknik Penyesuaian Impedansi Dengan Stub Dalam konfigurasi array, impedansi karakteristik saluran catu utama harus sesuai dengan impedansi di setiap elemen antena agar daya yang dikirim dari sumber ke beban maksimal. Sehingga di setiap cabang saluran array tersebut harus diberikan potongan saluran penyesuaian. Teknik penyesuaian tersebut dapat menggunakan teknik batang penyesuaian (stub matching) dan tranformator λ/4. Pada bagian ini hanya membahas teknik penyesuaian dengan batang penyesuaian. Cakupan frekuensi kerja suatu antena tidak hanya bergantung pada respon frekuensi dari elemen peradiasi, tetapi juga merupakan kombinasi dari saluran pencatunya. Dalam prakteknya impedansi karakteristik saluran transmisi dalam nilai nyata dimana elemen antenanya dalam nilai komplek. Begitu pula variasi tiap fungsi frekuensi tidak sama. Sehingga efisiensi jaringan penyesuaian harus dirancang sedemikian rupa untuk mendapatkan jarak frekuensi yang diinginkan [42]. Gambar 2.10. Saluran Catu Dengan Stub Seri. Banyak jaringan penyesuaian yang dapat digunakan untuk menghubungkan saluran transmisi terhadap elemen antena dan dapat dirancang untuk memberikan karakteristik frekuensi yang dapat diterima. Salah satunya adalah teknik penyesuaian dengan menggunakan stub. Dimana stub pendek, ls, dihubung secara seri dengan saluran transmisi berjarak ds dari pinggir slot, seperti terlihat pada Gambar 2.10 Saluran mikrostrip dihubung secara shunt dengan stub Universitas Indonesia Studi karakteristik ..., Iskandar Fitri, FT UI., 2008. 26 pendek. Dengan mengasumsikan karakteristik impedansi riil, jarak ds di kontrol untuk membuat bagian impedansi riil antena sama terhadap impedansi karakteristik. Panjang saluran ls diubah-ubah sampai reaktansi (suseptansi) stub sama dalam magnitudo tetapi berlawanan dalam phasa pada suseptansi saluran masukan pada titik hubungan elemen saluran transmisi. Penggunaan stub ini dapat meningkatkan bandwidth [35]. Prinsip penyesuaian impedansi dengan stub yaitu dengan memberikan nilai kompensasi pada reaktansi atau suseptansi dari bagian imajiner antena. Jika suatu antena memiliki impedansi beban ZL=R + jX, maka harus ditambahkan dengan nilai reaktansi pada saluran transmisi ZC=R - jX untuk mencapai kondisi sesuai ZL=ZC. Nilai jarak stub ds dan panjang stub pendek ls telah diformulasikan dalam [42] seperti terlihat dalam persamaan (2.30) dan (2.31). Dari kedua persamaan tersebut λ merupakan panjang gelombang dan S merupakan gelombang berdiri (SWR) pada saluran. dS = λ S −1 cos −1 4π S +1 (2.30) lS = S λ tan −1 2π S −1 (2.31) Universitas Indonesia Studi karakteristik ..., Iskandar Fitri, FT UI., 2008.