BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gagal ginjal kronik 1. Definisi Gagal

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gagal ginjal kronik
1. Definisi
Gagal ginjal kronik adalah penyakit yang tidak dapat pulih,
ditandai dengan penurunan fungsi ginjal progresif, mengarah pada
penyakit ginjal tahap akhir dan kematian (Tucker, 1998). Definisi lain
menyebutkan gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjalprogresifyang
berakibat fatal dan ditandai dengan uremia (urea dan limbah nitrogen
lainnya yang beredar dalam darah) serta komplikasinya jika tidak
dilakukan dialisis atau transplantasi ginjal (Nursalam dan Fransiska,
2006).
Gagal ginjal di bagi menjadi dua yaitu gagal ginjal akut dan gagal
ginjal kronik. Gagal ginjal akut terjadi dalam beberapa hari atau beberapa
minggu. Gagal ginjal akut ditandai dengan penurunan laju filtrasi
glomerulus yang cepat biasanya dalam beberapa hari, azotemia, gangguan
homeostasis elektolit, cairan dan asam basa. Gagal ginjal kronik
merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan berlangsung
beberapa tahun. Gagal ginjal kronik terjadi setelah berbagai macam
penyakit merusak massa nefron ginjal, pada gagal ginjal kronik terjadi
anemia berat osteodistrofi ginjal (Price dan Wilson, 2006).
2. Etiologi
Efektivitas Terapi Spiritual..., Ririn Farina, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Menurut Sja’bani (2005) penyebab terbanyak gagal ginjal kronik di
Indonesia adalah glomeruloneprhritis (2,51%), diabetic nephropati
(17,54%), hipertensi (15,72%), ginjal polikistik ( 2,51%), nefritis lupus
(0,23%), sedangkan data di negara barat penyebab utama glomerulonefritis
14%, diabetes mellitus 30% dan hipertensi 26%.
3. Patofisiologi
Patofisiologigagal ginjal dapat dijelaskan denganhipotesis Bricker
atau hipotesis nefron yang utuh. Bila nefron terserang penyakit, maka
seluruh unitnya akan hancur.Sisa nefron yang masih utuh tetap
bekerjanormal. Kekurangan jumlah nefron akan mengakibatkan uremia
sehingga terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Adaptasi yang
dilakukan oleh ginjal sebagai respon terhadap ancaman ketidakseimbangan
cairan dan elektrolitadalah hipertrofi dan peningkatan kecepatan filtrasi.
Pada ginjal dengan 75% masa nefron sudah hancur kecepatan filtrasi dan
beban zat terlarut bagi setiap nefron terlalu tinggi sehingga keseimbangan
antara peningkatan filtrasi dan peningkatan reabsorpsi oleh tubulus tidak
dapat
dipertahankan.
Beban
zat
terlarut
yang
meningkat
akan
menyebabkan hilangnya kemampuan memekatkan atau mengencerkan
urin secara progresif. Hal ini mengakibatkan berat jenis urin akan tetap
(Price dan Wilson, 2006).
Gagal ginjal kronik mengakibatkan perubahan – perubahan sebagai
berikut :
Efektivitas Terapi Spiritual..., Ririn Farina, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
a. Cairan tubuh
Pasien gagal ginjal kronik mengalami kelebihan cairan tubuh karena
laju filtrasi glomerulus dan haluaran urine berkurang.
b. Nutrisi
Semua pasien yang mengalami dialisis mempunyai pembatasan nutrisi,
natrium, kalium dan cairan karena keseimbangan filtrasi ginjal terjadi
terbatas hanya beberapa jam perminggu. Pasien yang menjalani
hemodialisis peritoneal mempunyai pembatasan diet sedikit lebih
longgar. Kepatuhan terhadap diet kebiasaan makan seumur hidup harus
di ubah, hal
ini
membuat
aktivitas
sosial
sangat
terbatas.
Ketidakpatuhan terhadap diet dapat mengakibatkan hipertensi maligna,
gagal jantung kongestif, edema paru, hiperkalemia, dan potensial henti
jantung.
c. Sistem Hematologi
Gagal ginjal kronis ditandai dengan ginjal tidak mampu membentuk
faktor perangsang eritropoetin dalam jumlah yang adekuat sehingga
pembentukan sel darah merah menurun dan masa hidup sel darah
merah
memendek pada pasien uremik . Anemia
menyebabkan
keletihan dan frustasi. Pasien gagal ginjal kronik memerlukan terapi
eritropoetin
manusia kombinasi ( epoetin alfa atau EPO) untuk
mencapai target hematokrit, menurunkan simpanan zat besi dengan
cepat pada pembentukan hemoglobin.
d. Mobilitas Fisik
Efektivitas Terapi Spiritual..., Ririn Farina, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Ginjal
mempunyai
peran
utama
dalam
mempertahankan
keseimbangan fosfor kalsium dalam tubuh. Ginjal berfungsi
mengekskresi fosfor dan mengubah vitamin d menjadi kolekalsiferol.
Kehilangan fungsi nefron menyebabkan gangguan metabolisme
kalsium dan perkembangan dari satuan kompleks masalah – masalah
komorbiditas yang disebut sebagai
osteodistropi
ginjal
yang
mengacu pada proses penyakit tulang yaitu osteomalasia (pelunakan
tulang), osteoporosis (meningkatnya pori –pori tulang diikuti tulang
kehilangan kalsium) , osteofibrosa kistitis. Osteofibrosa
kistitis
mempunyai gejala gatal, metastase kalsifikasi jaringan lunak sekitar
sendi dan tendon, kalsifikasi vaskular pada pembuluh darah besar dan
kecil, nyeri tulang lokal atau menyebar.
e. Kontrol Sistem Saraf
Pada pasien gagal ginjal kronik yang mengalami uremia berat atau
kronik terjadi neuropati. Neuropati menyebabkan kelemahan otot.
Fungsi sistem saraf otonom pada saluran gastrointestinal mengalami
kerusakan . Pasien akan mengalami kontrol
tekanan darah
yang
buruk dan dapat mengalami hipotensi kronik karena neuropati
sistem saraf otonom.
f. Disfungsi Seksual
Pasien pria gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa akan
mengalami impotensi disebabkan karena obat anti hipertensi dan
faktor psikologi. Pada pasien wanita akan terjadi penurunan libido
Efektivitas Terapi Spiritual..., Ririn Farina, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
dan tidak mengalami menstruasi saat dialisis, setelah transplantasi
dapat berevolusi dan menstruasi.
g. Fungsi hepatik
Pasien dengan hemodialisis beresiko tertular hepatitis
karena
seringnya menerima sirkulasi ekstraporeal. Pasien yang mendapatkan
tranfusi darah berisiko mendapat hepatitis virus B, hepatitis virus C,
dan human immunodeficiency virus (HIV), hal ini adalah ancaman
integritas fungsi hati.
h. Fungsi Kardiovaskuler
Penderita gagal ginjal kronik mengalami peningkatan arteri sklerosis
dengan etiologi tidak diketahui. Mortalitas pasien dialisys jangka
panjang
penyebab terbesarnya adalah perdarahan kardiovaskuler.
Komplikasi system kardiovaskular yang lain adalah hipervolemia
akibat masukkan cairan yang berlebihan, gagal jantung kongestif dan
edema paru. Komplikasi tersebut harus ditangani dengan membuang
cairan melalui dialisis.
i. Fungsi gastrointestinal
Pasien gagal ginjal kronik meengalami kenaikan produksi asam
lambung akibat kadar hormon paratiroid meningkat dan penurunan
degradasi gastrin oleh ginjal.
j. Sistem Imun
Pasien gagal ginjal kronik rentan mengalami infeksi karena uremia
dan obat – obat yang mengubah respon imun.
Efektivitas Terapi Spiritual..., Ririn Farina, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
k. Pertukaran Gas
Hipervolemia menyebabkan gagal jantung kongestif , kongestif
pulmoner dan edema paru. Pengobatan dilakukan dengan dialisis dan
diuritik.
l. Konsep Diri dan Citra Diri
Penderita gagal ginjal kronik tergantung pada mesin dan cairan.
Keadaan ini dapat mengubah konsep diri seseorang sebagai orang
yang mandiri. Waktu yang diperlukan untuk prosedur dialisis
bervariasi antara 6 sampai 12 jam perminggu, hal ini akan mengurangi
aktivitas dan kontak sosial . Energi emosional mereka dipusatkan
pada pengobatan dialisis sehingga timbul rasa komunitas dan
kontak sosial di dalam lingkungan pengobatan. Perubahan terhadap
citra diri tampak pada dialisis kronis seperti perubahan kulit yang
berhubungan dengan anemia dan uremia juga kehilangan massa otot
(Hudak & Gallo, 1996).
B. Hemodialisa
1. Pengertian Hemodialisa
Hemodialisis adalah proses perpindahan massa berdasarkan difusi
antara darah dan cairan dialisis yang dipisahkan oleh membran
semipermeabel. Hemodialisis dapat mengeluarkan zat – zat toksin dari
darah. Pada keadaan keadaan keracunan obat atau zat toksin yang tidak
terikat albumin darah, maka dialysis dapat dilakukan dengan tujuan
Efektivitas Terapi Spiritual..., Ririn Farina, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
mengeluarkan zat toksin tersebut secara cepat. Pada hemodialisis darah
arteri mengalir ke dialiser atau ke mesin hemodialisis, di mana toksin dan
kelebihan cairan melalui membrane artificial ke dalam larutan dialisat dan
dibutuhkan elektrolit dan elemen lain melalui system vena (Carpenito,
1997).
Pembiayaan hemodialisa yang meningkat menjadi isu strategis
yang menjadi perhatian dan menyebabkan kebijakan penanganan kasus
ginjal harus diantisipasi segera. Berdasarkan data PT. Askes, biaya
pelayanan yang di alokasikan untuk hemodialisa sebesar 19,12 milyar per
tahun. Mekipun alokasi pembiayaan sangat besar tetapi tidak semua pasien
terlayani
kebutuhan
cuci
darahnya
karena
keterbatasan
mesin
hemodialisis. Menurut Indonesia Renal Registry terdapat 238 unit
hemodialisis di Indonesia yang tersebar dalam 12 PENEFRI koordinator
regional. Jumlah mesin yang digunakan mencapai lebih dari 2400 mesin.
Setiap mesin melayani terbatas hanya sekitar 6 pasien per hari, dan pada
umumnya setiap mesin selalu penuh (Nasution, 2013).
Hemodialisis merupakan metode dialisis yang paling umum
digunakan sebagai terapi pengganti ginjal. Tindakan ini merupakan proses
difusi melintasi membrane semipermeabel untuk membuang substansi
yang tidak diinginkan dari darah sambil menambah komponen –
komponen yang di inginkan. Aliran konstan darah satu sisi membran
semipermiabel dan larutan dialisat di sisi lain menyebabkan produk
Efektivitas Terapi Spiritual..., Ririn Farina, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
sampah dengan cara serupa dengan filtrasi glomerulus (Perhimpunan
Nefrologi Indonesia, 2003).
Indikasi
hemodialisis
pada
gagal
ginjal
kronis
menurut
Perhimpunan Nefrologi Indonesia (2003) adalah Laju Filtrasi Glomerulus
(LFG) < 10 ml/mnt dengan gejala uremia. Kontraindikasi hemodialisa
adalah pada keadaan akses vaskuler sulit, tidak stabil hemodinamiknya,
koagulopati, penyakit alzheimer, dimensia multi infark, sindroma
hepatorenal sirosis hati lanjut dengan ensepalopati, keganasan lanjut.
Karena pada keadaan di atas terdapat kendala medis atau bedah sehingga
dialysis sulit dilakukan atau bila dilakukan hasilnya tidak maksimal
bahkan dapat membahayakan pasien. Fungsi organ yang buruk dan
irreversible
akan
membuat
prognosis
yang
buruk.
Hemodialisis
memperpanjang usia pada penderita gagal ginjal tanpa batas waktu yang
jelas , namun hemodialisis tidak akan mengubah perjalanan alami penyakit
yang mendasari dan juga tidak mengembalikan fungsi ginjal.
Masalah –masalah komplikasi yang dialami pasien hemodialisis
dapat berupa masalah fisik seperti demam, reaksi anafilaksis, tekanan
darah rendah, gangguan jantung, emboli paru, perdarahan otak, infeksi,
kram , anemia, hipoksemia, hiponatremia, hipernatremia, hiperkalemia,
hiperkalsemia. Masalah psikologis yaitu frustasi, rasa bersalah, depresi,
cemas, gangguan gambaran diri, keputusasaan dan ketidakberdayaan
(Soegiharto, 2006).
Efektivitas Terapi Spiritual..., Ririn Farina, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
C. Keputusasaan
1. Pengertian Keputusasaan
NANDA (2011) mendefinisikan keputusasaan adalah keadaan
subyektif dimana individu tampak terbatas atau tidak memiliki alternatif
pilihan dan tidak dapat memanfaatkan energi atas kemauannya sendiri.
Keputusasaan adalah keadaan
subyektif
ketika individu melihat
keterbatasan atau tidak adanya alternatif atau tidak adanya pilihan pribadi
dan tidak mampu untuk mengerahkan
energi
atas
dirinya
sendiri
(Mijakim, Gertrude, Farland, Audrey dan Mclane,2005). Keputusasaan
yaitu suatu kondisi emosional seseorang dimana individu tersebut melihat
tidak ada lagi pilihan pribadi yang tersedia untuk mengatasi masalah atau
untuk mencapai apa yang diinginkan dan tidak dapat menggerakkanenergy
diri sendiri untuk membuat tujuan (Carpenito,1998). Keputusasaan adalah
kondisi subyektif ketika individu melihat keterbatasan atau ketiadaan
alternative atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat memobilisasi
energy untuk kepentingan individu (Wilkinson dan Ahern, 2011).
2. Tanda Keputusasaan
Menurut NANDA (2011) penyebab keputusasaan meliputi
penurunan kondisi fisiologis, kehilangan kepercayaan pada kekuatan
spiritual, stress jangka panjang dan pembatasan aktvitas jangka panjang
yang
mengakibatkan
isolasi.
Faktor
keputusasaan yaitu pembatasan aktifitas
yang
berhubungan
dengan
yang berkepanjangan yang
Efektivitas Terapi Spiritual..., Ririn Farina, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
menimbulkan isolasi, kegagalan atau penyimpangan kondisi fisiologis,
stres jangka panjang, pengabaian, kehilangan keyakinan dalam nilai
atau Tuhan. Batasan karakteristiknya adalah pasif, penurunan verbalisasi,
afek menurun, petunjuk verbal (menandakan patah semangat, keluhan
“saya tidak bisa”, tidak punya inisiatif, penurunan respon terhadap stimuli,
memalingkan muka dari pembicara, penurunan nafsu makan, peningkatan
atau penurunan tidur, kurang keterlibatan perawatan secara pasif
membiarkan
perawatan.
(Mijakim,
Gertrude,
Farland
,Audrey&
Mclane,2005).
Tanda keputusasaan ditunjukkan dengan tanda lisan berupa isi
pembicaraan pesimis, menyatakan tidak bias dan menghela nafas.Secara
objektif seseorang yang putus asa akan menunjukkan respon menutup
mata, penurunan nafsu makan, penurunan afek, penurunan respon terhadap
stimuli, penurunan pengungkapan verbal, kurang inisiatif, kurang terlibat
dalam perawatan, pasif, mengangkat bahu sebagai respon terhadap
pembicara, gangguan pola tidur, diam, dan menghindari kontak mata
(Wilkinson dan Ahern, 2011).
Keputusasaan
ditandai
dengan
ekspresi
dalam,
berlebihan,berespons apatis dalam berespons terhadap situasi yang
dirasakan sebagai tidak mungkin dan tanpa solusi. Secara fisiologis
ditandai dengan respons yang lambat terhadap stimulus, tidak ada tenaga,
peningkatan tidur,emosional
pada
individu
yang putus asa sering
mengalami kesulitan untuk mengungkapkan perasaannya. Individu merasa
Efektivitas Terapi Spiritual..., Ririn Farina, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
tidak dapat mencari kesempatan yang baik, nasib atau pertolongan Tuhan,
hidupnya merasa tidak berarti atau tidak ada tujuan dalam kehidupannya,
kesepian, merasa sia-sia,merasa kehilangan dan rugi, tidak berdaya, tidak
mampu, terperangkap, individu tersebut akan memperlihatkan pasif dan
tidak terlibat dalam perawatan, menurunnya percakapan,penurunan afek,
tidak berambisi, berinisiatif dan tidak merasa tertarik, tidak mampu
melakukan
apapun,
pesimis,
proses
berfikir
lambat,
tidak
bertanggungjawab pada keputusannya dan kehidupannya sendiri.
Pada individu yang mengalami keputusasaanakan mengalami
perubahan kognitif. Perubahan
kognitif tersebut
berupa penurunan
kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan membuat keputusan,
penurunan fleksibilitas dan
fungsi belajar, tidak
keputusan dan pikiran bunuh diri.
dapat membuat
Faktor-faktor yang berhubungan
dengan keputusasaan adalah berbagai penyakit kronis, termasuk di
dalamnya adalah gagal ginjal. Faktor lain adalah tindakan yang
berhubungan dengan ketergantungan yang lama pada peralatan untuk
mendukung kehidupan (dialisa). Kimmel P.L. dkk, 2012 dalam
Nugrahaningtyas (2005) menyatakan faktor yang berpengaruh pada
penyakit ginjal kronis antara lain tingkat pendidikan, tingkat religiusitas ,
status pekerjaan mempunyai tingkat korelasi yang signifikan.
Jenis
kelamin dan umur tidak mempunyai korelasi yang kuat dengan terjadinya
keputusasaan.
Efektivitas Terapi Spiritual..., Ririn Farina, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Keputusasaan menggambarkan seseorang yang merasa tidak
mungkin dapat memperbaiki dan mempertahankan kehidupannya dan
merasa tidak ada seorangpun yang dapat membantunya melakukan
sesuatu.Keputusasaan berbeda dengan ketidakberdayaan. Pada seseorang
yang putus asa tidak ada solusi pada masalahnya atau tidak ada cara
untuk mencapai apa yang diinginkan, walaupun ia merasa dapat
mengontrol kehidupannya. Sebaliknya seseorang yang
tidak
berdaya
masih dapat terlihat dari cara memilih atau menjawab untuk mengatasi
masalahnya, tidak dapat melakukan sesuatu untuk mengatasinya, yang
berhubungan dengan kurang dapat mengontrol dan atau tidak adanya
sumber. Perasaan ketidakberdayaan terus menerus dapat menjadi perasaan
putus asa. Keputusasaan pada umumnya berhubungan dengan rasa
berduka,depresi dan keinginan bunuh diri (Carpenito,1998).
D. Pengertian Terapi Spiritual Bimbingan do’a
1. Pengertian Terapi Spiritual
Terapi spiritual adalah terapi dengan pendekatan terhadap
kepercayaan yang dianut oleh klien dengan cara memberikan pencerahan.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tingkat keimanan seseorang erat
hubungannya dengan kekebalan dan daya tahan tubuh (Setyoadi dan
Kushariyadi,2011).
Spiritualitas adalah keyakinan dalam hubungnnya dengan yang
Maha Kuasa dan Maha Pencipta. Dimensi spiritual berupaya untuk
Efektivitas Terapi Spiritual..., Ririn Farina, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
mempertahankan keharmonisan dengan dunia luar, memberikan kekuatan
ketika sedang menghadapi stres emosional, penyakit fisik, atau kematian.
(Hamid, 2008).
Menurut Burkhadrt (1993) spiritualitas meliputi aspek sebagai
berikut:
1)
Berhubungan
dengan
sesuatu
yang
tidak
diketahui
atau
ketidakpastian dalam kehidupan.
2)
Menemukan arti tujuan hidup
3)
Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan
dalam diri sendiri.
4)
Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan Yang
Maha Tinggi.
Wilkinson dan Ahern (2011) menyebutkan bahwa kesiapan untuk
meningkatkan harapan pasien menggambarkan individu meyakini adanya
penyelesaian masalahnya dan berharap dapat memperbaiki kemampuan
dirinya untuk menyelesaikan masalah serta meyakini bahwa tujuan dan
harapan hidupnya realistis. Indikator peningkatan harapan salah satunya
ditunjukkan dengan mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan rasa
spiritualitas dan makna kehidupan. Salah satu intervensi keperawatan
untuk menumbuhkan harapan pasien adalah bersama klien menggali
sumber spiritualitas dan membantu pasien mengembangkan spiritual
dirinya. Kesejahteraan spiritual adalah kemampuan mengintegrasi makna
dan tujuan hidup melalui hubungan dengan diri sendiri, orang lain, seni,
Efektivitas Terapi Spiritual..., Ririn Farina, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
musik, buku, alam atau dengan Tuhan Yang Maha Esa. Pasien yang telah
menunjukkan kesejahteraan spiritual menunjukkan adanya harapan, makna
dan tujuan hidup, filosofi hidup yang menyenangkan, membaca literature
keagamaan,berpartisipasi dalam aktivitas keagamaan serta berdoa.
2. Pengertian Do’a
Menurut agama Islam, doa adalah permohonan penyembuhan
kepada Tuhan yang Maha Esa, dan dzikir
adalah mengingat Tuhan
dengan segala kekuasaan-Nya. Doa dan dzikir dilihat dari ilmu kedokteran
jiwa merupakan terapi psikiatri setingkat lebih tinggi dari psikoterpi biasa.
Doa dan dzikir membangkitkan harapan dan rasa percaya diri sehingga
kekebalan tubuh serta proses penyembuhan dapat meningkat.Kesehatan
harus dijaga dengan makan minum yang baik dan halal. Makanan dan
minuman yang baik akan membantu menjaga kesehatan badan, sedangkan
makanan yang halal membantu menjaga kesehatan mental atau jiwa
(Setyoadi dan Kushariyadi,2011).
Terapi spiritual lebih cenderung untuk menyentuh satu sisi
spiritualitas manusia, mengaktifkan titik Godspot dan mengembalikan
klien ke dalam kesadaran dari mana individu tersebut berasal, alasan
mengapa manusia diciptakan, tugas-tugas yang harus dilakukan manusia
di dunia, hal yang pantas dan tidak pantas dilakukan, mengembalikan
manusia dalam kesucian, menjadi selembar kertas putih ( Setyoadi dan
Kushariyadi, 2011).
Efektivitas Terapi Spiritual..., Ririn Farina, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
E. Tujuan Terapi Spiritual
Tujuan terapi spiritual adalah mereduksi lamanya waktu perawatan
klien gangguan psikis, memperkuat mentalitas dan konsep diri klien,
mengembalikan persepsi terkait dirinya, orang lain dan lingkungan, serta
menurunkan stres.Terapi spiritual dilakukan menggunakan peralatan ibadah
(kitab suci) dan lingkungan yang hening sehingga klien dapat berkonsentrasi
penuh( Setyoadi dan Kushariyadi, 2011).
F. Kerangka Teori Penelitian
Gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal progresif yang berakibat
fatal dan ditandai dengan uremia (urea dan limbah nitrogen lainnya yang
beredar dalam darah) serta komplikasinya jika tidak dilakukan dialisis atau
transplantasi ginjal (Nursalam dan Fransiska, 2006).
Pasien yang menjalani terapi hemodialisis dapat mengalami
keputusasaan.Salah satu penyebab keputusasaan adalah berbagai penyakit
kronis, termasuk di dalamnya adalah gagal ginjal, dan tindakan yang
berhubungan dengan ketergantungan yang lama pada peralatan untuk
mendukung
kehidupan (dialisa). Keputusasaan
dengan cara berpikir
terjadi dan diperberat
yang negatif tentang penyakit gagal ginjal kronis
,rendahnya tingkat keimanan seseorang, jauhnya seseorang dari doa dan
dzikir. Penderita gagal ginjal kronik dengan berbagai masalah yang dihadapi,
perlu di berikan terapi spiritual bimbingan doa.Doa dan dzikir mengandung
unsur spiritual
yang dapatmembangkitkan
harapan.
Terapispiritual
Efektivitas Terapi Spiritual..., Ririn Farina, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
bimbingan doa adalah salah satu intervensi untuk menurunkan tingkat
keputusasaan.
Efektivitas Terapi Spiritual..., Ririn Farina, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Gambar 2.1 Skema Landasan Teori
Ketergantungan Terapi
Pada Semua Jenis
Terapi
GGK
Masalah Finansial
Terapi
Pengganti
HD
Kesulitan Dalam
Mempertahankan
Pekerjaan
Depresi akibat sakit
kronis
Transplantasi Ginjal
Gagal
Berhasil
Ketakutan Kematian
Pasien mengalami
masalah psikososial
(keputusasaan)
Terapi Spiritual
Bimbingan Doa
Metode Group
Nursalam & Fransisca, (2006); Ethical Digest, (2011); Price & Wilson, (2006) ;
Mijakim, (2005); Wilkinson & Ahern (2011); Setyoadi & Kusharyadi, (2011).
Efektivitas Terapi Spiritual..., Ririn Farina, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
G. Kerangka Konsep Penelitian
Sesuai
dengan
kerangka
teori
yang sudah dijelaskan
sebelumnya, gagal ginjal kronik dengan penatalaksanaan hemodialisis akan
menyebabkan
dipengaruhi
keputusasaan,
keadaan
keputusasaan
tersebut
dapat
oleh terapi spiritual bimbingan doa dan karakteristik pasien
seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan status pekerjaan.
Gambar 2.2 Skema Kerangka Konsep Penelitian
Hemodialisa
Gagal ginjal kronik
Keputusasaan
1. Terapi spiritual
bimbingan doa
metode group
2. Karakteristik usia
3. Jenis kelamin
4. Tingkat
Pendidikan
5 Status Pekerjaan
Keterangan
:
diteliti.
Efektivitas Terapi Spiritual..., Ririn Farina, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
H. Hipotesis Penelitian
1. H 0 diterima H 1 ditolak, tidak ada perbedaan antara angka keputusasaan
sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok perlakuan yang diberikan
intervensi terapi spiritual bimbingan doa.
2. H 1 diterima H 0 ditolak, ada perbedaan angka keputusasaan setelah
intervensi pada kelompok intervensi yang diberikan terapi spiritual
bimbingan doa dan buku saku dengan kelompok kontrol yang diberikan
terapi
bimbingan
doa
melalui
buku
saku
tanpa
dibimbing.
Efektivitas Terapi Spiritual..., Ririn Farina, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Download