LITERATURE REVIEW AGAMA DAN SPIRITUALITAS DALAM MENGHADAPI KANKER PAYUDARA OLEH: SITI ROMADONI NIDN/NBM: 0213078201/1043749 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG 2013 1 AGAMA DAN SPIRITUALITAS DALAM MENGHADAPI KANKER PAYUDARA Oleh Siti Romadoni PSIK STIKes Muhammadiyah Palembang Email: [email protected] LATAR BELAKANG – Kanker payudara merupakan jenis penyakit kanker dengan jumlah penderita terbanyak nomor dua di dunia. Sedangkan dari tingkat kematian, jenis kanker ini menyebabkan kematian nomor lima terbesar di dunia. TUJUAN - untuk melihat kembali tentang pegaruh agama, spiritualitas dan meaknisme koping pada psien kanker payudara. DESAIN – literatur review METODE – penelusuran literatur berdasarkan pada pencarian dari MEDLINE database. HASIL – Pencarian studi literatur didapatkan delapan artikel yang berhubungan. Agama dan spiritualitas menjadi sumber utama yang memberikan dukungan dalam menghadapi kanker payudara. KESIMPULAN – Kanker payudara merupakan suatu kondisi yang mengancam kehidupan yang menyebabkan pasien bisa jatuh dalam kondisi keputusaan. Agama dan spiritualitas memberikan dorongan semangat yang membantu pasien untuk pulih dari efek kanker payudara. Kata Kunci: agama, spiritualitas, kanker payudara 2 LATAR BELAKANG Kanker payudara merupakan jenis penyakit kanker dengan jumlah penderita terbanyak nomor dua di dunia. Sedangkan dari tingkat kematian, jenis kanker ini menyebabkan kematian nomor lima terbesar di dunia. Sekitar satu dari sebelas wanita akan mengalami kanker payudara selama kehidupannya. Kanker payudara kebanyakan menyerang kelompok usia 40-70 tahun, tetapi risiko terus meningkat dengan tajam dengan bertambahnya usia. Karsinoma ini jarang terjadi pada usia di bawah 30 tahun, 3% terjadi selama kehamilan, 99% dari kanker payudara terjadi pada wanita (Price & Wilson, 1995). Bagi perempuan di Amerika Serikat, tingkat kematian kanker payudara lebih besar daripada kanker lain, selain kanker paru-paru. Dibandingkan dengan wanita Amerika Afrika, perempuan kulit putih yang lebih sering terkena kanker payudara, tetapi lebih kecil kemungkinannya untuk mati. Salah satu alasan yang mungkin adalah bahwa wanita Amerika Afrika cenderung memiliki tumor lebih agresif, penyebab hal ini belum diketahui. Perempuan dari latar belakang etnis lain - Asia, Hispanik, dan penduduk asli Amerika - memiliki risiko lebih rendah terkena dan meninggal karena kanker payudara daripada wanita kulit putih dan wanita Amerika Afrika (breastcancer.org, 2011). Pasien kanker memiliki pengalaman dan mekanisme koping dalam menghadapi kondisinya, dimana agama dan spiritual mempengaruhi bagaimana orang-orang diseluruh dunia menghadapi penyakit ini. Baru-baru ini lebih dari 3 80% studi mengemukakan bahwa agama memberikan pengaruh terhadap kesehatan psikologis atau fisik dalam kehidupan masyarakat penderita kanker (Choumanova et al, 2006). McIllmurray et al. (2003) mengemukakan bahwa pasien yang tidak memiliki agama mempunyai masalah dalam pemenuhan kebutuhan psiikososialnya karena tidak mendapatkan dukungan dari Tuhan dan orang lain. Selanjutnya, bukti menunjukkan bahwa pasien dengan keyakinan agama yang kuat akan lebih ringan merasakan sakit dibandingkan pasien yang tidak memiliki agama (Choumanova et al, 2006). DESAIN PENELITIAN DAN METODE Literatur didapatkan dari hasil penelusuran melalui MEDLINE database yang mana semua artikel ini dipublikasikan dan penelusuran dilakukan sejak tanggal 22 April sampai dengan 13 Mei 2011. Artikel yang ditelusuri berkaitan dengan agama dan spiritual pada pasien dengan kanker payudara mulai dari April 1994 sampai dengan saat ini. Kata kunci yang digunakan dalam pencarian literatur adalah “kanker payudara” DAN “agama” DAN “spiritual” DAN ”mekanisme koping”. Pencarian awal ini menghasilkan delapan belas artikel berbahasa Inggris. Pertimbangan pemilihan artikel berdasarkan pada tujuan penelitian beserta responden yang berkaitan dengan agama dan spiritual pada pasien kanker payudara. Dari delapan belas artikel tersebut, hanya diambil delapan artikel dengan tujuan yang sama dimana ada satu artikel dengan responden pada pasien kanker. Delapan artikel ini terdiri dari tiga artikel fulltext, empat artikel berupa abstrak. Untuk memudahkan mendapatkan informasi sumber artikel ini kemudian 4 dikelompokkan berdasarkan desain dan sampel penelitian, instrumen penelitian, serta hasil penelitian. Berikut daftar hasil identifikasi literatur: Tabel 1. Studi literatur tentang agama, spiritual dan kanker payudara Pengarang, tahun, tempat penelitian Halstead MT; Fernsler JI, 1994, Baltimore Gall TL; Kristjansson E; Charbonneau C; Florack P, 2009, Canada Desain, sampel Instrument Cross-sectional, 59 responden • Jalowiec Coping Scale (JCS) • Subject information sheet (SIS) Cross-sectional, 93 responden • God Image Scale (GIS) • Life Orientation Test-Revised (LOT-R) Hope scale • Functional Assessment of Cancer Therapy-Breast (FACT-B) • Profile of Mood States (POMS) • Kuisioner terbuka • Religious Problem Solving Scale (RPSS) • Religious Coping Activity Scale (RCAS) • Subscale measuring spiritually based coping • Modified Powe Fatalism Inventory (mPFI) Gullatte MM; Brawley O; Kinney A; Powe B; Mooney K, 2009, USA Retrospektif, 129 responden Tam Ashing K; Padilla G; Tejero J; KagawaSinger M, Los Angeles, 2003 Kualitatif studi: FGI (focus group interview) ; 34 responden Tape recorder Henderson PD; Gore SV; Davis BL; Condon EH, 2003, USA Studi deskriftif dan eksplorasi 66 Responden penderita kanker payudara Tape recorder Panduan wawancara semistructur Banning M; Hafeez H; Faisal S; Hassan M; Zafar A, 2009, Pakistan Kualitatif studi, 30 responden Tape recorder Ahmad F; Muhammad M; Abdullah AA, 2011, Malaysia Kualitatif studi, (indeep interview), 3 responden Tape recorder Choumanova I; Wanat S; Barrett R; Koopman C, 2006, Chile Kualitatif study- one on one interview 27 responden Tape recorder HASIL 5 Delapan artikel mengenai agama dan spiritualitas pada pasien kanker payudara diidentifikasi. Desain yang digunakan dari delapan artikel ini terdiri dari studi kualitatif empat artikel, cross-sectional dua artikel dan retrospektif satu artikel. Studi demografi dari penelitian ini dilakukan di Malaysia, Pakistan, Amerika Asia, Amerika Afrika, Canada, Chili dan Baltimore. Penelitian crosssectional yang dilakukan oleh Halstead & Fernsler (1994) memberikan hasil bahwa mekanisme koping yang digunakan oleh pasien kanker berbeda sesuai dengan tingkat usia, hasil penelitian memberikan gambaran bahwa pasien kanker membutuhkan dukungan sosial, spiritualitas dan bantuan dari orang lain. Kelangsungan hidup pasien kanker menjadi suatu pengalaman dalam mengatasi stress dalam menjaga keseimbangan hidupnya. Pargament (1997) dalam Gall, et al (2009) berpendapat bahwa agama atau spiritualitas yang mengoperasikan kerangka kerja seorang individu atau menjadi sebuah superordinat dari suatu skema, hal ini yang akan menentukan bagaimana suatu situasi akan dimaknai. Penelitian menunjukkan bahwa adanya suatu keyakinan bahwa agama atau spiritualitas akan digunakan secara efektif untuk berespon terhadap stress. Hal ini sesuai dengan hasil peneltian yang dilakukan oleh Gall, et al (2009) yang dilakukan pada wanita usia 28-82 tahun dimana mengutarakan bahwa spiritual pasien kanker pada akhirnya akan berimplikasi jangka panjang pada penyesuaian hidup pasien kanker, agama adalah satu-satunya aspek spiritualitas yang dapat mengurangi kesusahan pada pasien dengan kanker payudara. 6 Namum demikian agama dan spiritual di dalam penelitian yang dilakukan oleh Gullate, et al (2009) terhadap wanita Amerika Afrika menyebutkan bahwa ada hubungan tentang keterlambatan dalam menentukan diagnosis kanker payudara (rata-rata keterlambatan dalam mendiagnosis adalah 5,5 bulan). Keterlambatan terjadi selain karena faktor pendidikan yang rendah, wanita yang belum menikah ternyata dengan banyak berdo’a kepada Tuhan menyebabkan keterlambatan pasien untuk mencari perawatan medis. Sebaliknya, perempuan yang mengatakan kepada seseorang tentang gejala payudara mereka lebih mungkin untuk mencari perawatan medis lebih cepat. Wanita Amerika Afrika yang tertunda mencari perawatan medis selama lebih dari 3 bulan lebih mungkin menderita kanker payudara yang lebih parah dibandingkan perempuan yang mencari perawatan dalam waktu 3 bulan dari penemuan gejala. Dari penelitian dengan jenis studi kualitatif, penelitian yang dilakukan oleh Ashing, et al (2003) pada 34 responden penderita kanker payudara yang selamat di Amerika Asia, yaitu sepuluh orang Korea, sebelas orang Cina dan 13 orang kelompok campuran Asia. Tema umum yang dibahas pada saat wawancara meliputi: kurangnya pengetahuan tentang kanker payudara; masalah perawatan medis seperti biaya dan jumlah waktu yang dihabiskan dengan dokter, faktorfaktor budaya yang terkait dengan keyakinan tentang penyakit, peran gender dan kewajiban keluarga, hambatan bahasa, pentingnya spiritualitas, dan keprihatinan psikososial yang berkaitan dengan kekhawatir tentang anak-anak, membebani keluarga, gambaran tubuh dan masalah kesehatan seksual. sumber utama yang 7 menjadi dukungan dan digunakan sebagai mekanisme koping perempuan Amerika Asia dengan kanker payudara adalah keyakinan spiritual mereka. Hasil penelitian Ashing, et al (2003) dari wawancara menyebutkan bahwa agama dan spiritualitas adalah sangat penting bagi wanita Amerika Asia dalam menghadapi kanker. Mereka menganggap bahwa penyakit yang terjadi karena kehendak Tuhan, dan cenderung menempatkan beribadah dan berdo’a diatas mencari bantuan pelayanan kesehatan karena hal ini dapat mengatasi keputusaan. Sebagian besar perempuan di seluruh kelompok merasa bahwa iman mereka membantu mereka dalam memaknai dan mengurangi ketakutan terhadap kanker payudara yang ada pada mereka. Khususnya, mereka bergantung pada doa untuk membantu mereka mengatasi penyakit mereka. Penelitian yang dilakukan oleh Banning, et al (2009) terhadap tiga puluh pasien wanita muslim Pakistan dengan kanker payudara, data yang didaptkan melalui wawancara dianalisis menggunakan analisis tematik. Pengalaman pasien kanker payudara difokuskan pada kisaran emosi yang dirasakan, pentingnya dukungan agama dan keluarga sebagai strategi yang digunakan untuk mengatasi dampak dari kemoterapi, dan juga masalah keuangan. Data yang didapatkan tidak hanya menyoroti peran agama dan dukungan keluarga sebagai strategi penanganan yang penting tetapi juga menekankan masalah isolasi, agresi, dan kemarahan sebagai respon umum untuk kemoterapi. Studi kulaitatif yang dilakukan oleh Ahmad, et al (2011) pada tiga wanita Muslim Malaysia yang masih hidup dengan kanker payudara stadium lanjut, dilakukan untuk mengidentifikasi perspektif wanita muslim Malaysia terhadap 8 agama dan spiritualitas dalam menghadapi kanker payudar stadium lanjut dengan menggunakan wawancara mendalam. Tema yang diidentifikasi berkenaan dengan harapan sebagai kebangkitan dari suatu penyakit dan kebebasan dari penyakit yang berasal dari menyerahkan diri terhadap Tuhan. Studi ini menunjukkan bahwa pengalaman orang yang selamat dari kanker harus dipahami dalam konteks budaya yang sesuai. Terutama dalam hal spiritualitas. Penekanan umum spiritualitas dalam hubungan dengan Tuhan, diri sendiri dan orang lain secara signifikan dapat mempengaruhi bagaimana orang belajar untuk hidup menghadapi kanker. Penelitian yang dilakukan oleh Choumanova, et al (2006) pada 27 wanita penderita kanker payudara di Rumah Sakit Barros Luco Trudeau Chili menggunakan teknik wawancara yang difokuskan pada tiga pertanyaan terbuka yaitu: (1) Bagaimana Anda menggunakan agama dan spiritualitas untuk mengatasi sakit yang anda derita?, (2) Bagaimana penyakit Anda mengubah peran agama dan spiritualitas dalam hidup Anda?, (3) Apakah Anda percaya bahwa iman spiritual dapat membantu anda untuk memulihkan diri dari penyakit dan jika demikian, bagaimana?. Hasil yang didapatkan dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Agama, Spiritualitas dan Coping dengan kanker payudara Bagi responden penelitian, agama dan spiritualitas memainkan peran sentral dalam menghadapi kanker payudara. Respon pasien tercermin dari tiga cara yang berbeda. Mereka menggunakan agama dan spiritualitas untuk mengatasi kanker payudara, dimana pasien melihat Tuhan sebagai sumber daya untuk 9 penyembuhan dan bimbingan; pasien menenangkan diri mereka dengan berdoa tentang penyakit mereka (doa,a dapat menyembuhkan seperti teknik Benson), dan pasien menggunakan agama dan spiritualitas untuk mendapatkan dukungan sosial dan untuk menemukan makna dalam pengalaman kanker mereka. 2. Agama dan spiritualitas setelah didiagnosa kanker payudara Lima belas dari 26 peserta mengatakan bahwa kanker payudara mengubah peran agama dan spiritualitas dalam hidup mereka. Setengah (13/26) perempuan mengatakan bahwa sejak mereka didiagnosa kanker, membuat mereka dekat dengan Tuhan atau meningkatkan iman mereka. Dua pasien merasa keimanan mereka menurun setelah didiagnosis menderita kanker payudara, mereka jarang ke gereja, mereka masih percaya pada Tuhan. Sebelas pasien menunjukkan bahwa didiagnosa menderita kanker payudara tidak mengubah peran agama dan spiritualitas dalam hidup mereka. 3. Keyakinan Spiritual dan penyembuhan dari kanker payudara Hampir semua responden setuju bahwa keyakinan spiritual bisa membantu pasien memulihkan diri dari kanker payudara. KESIMPULAN Kanker payudara merupakan suatu kondisi yang mengancam kehidupan yang menyebabkan pasien bisa jatuh dalam kondisi keputusaan. Agama dan spiritualitas memberikan dorongan semangat yang membantu pasien untuk pulih dari efek kanker payudara. 10 DAFTAR PUSTAKA Ahmad F, Muhammad M, Abdullah AA. 2011. Religion and spirituality in coping with advanced breast cancer: perspectives from Malaysian Muslim women. Journal Of Religion And Health Vol. 50 (1), pp. 36-45. Didapat dari http://web.ebscohost.com/ehost/detail?sid=0f1ec269-9d3a-4864-8a8a12d42bf9a444%40sessionmgr15&vid=19&hid=25&bdata=JnNpdGU9ZWhvc3Qtb Gl2ZQ%3d%3d#db=mnh&AN=20924683. Tanggal 23 April 2011. Banning M, Hafeez H, Faisal S, Hassan M, Zafar A. 2009. The impact of culture and sociological and psychological issues on Muslim patients with breast cancer in Pakistan. Cancer Nursing Vol. 32 (4), pp. 317-24. Didapat dari http://web.ebscohost.com/ehost/detail?sid=0f1ec269-9d3a-4864-8a8a12d42bf9a444%40sessionmgr15&vid=17&hid=25&bdata=JnNpdGU9ZWhvc3Qtb Gl2ZQ%3d%3d#db=mnh&AN=19444089. Tanggal 23 April 2011. Breastcancer.org. 2011. U.S Breast Cancer Statistics. Didapat dari http://www.breastcancer.org/symptoms/understand_bc/statistics.jsp. Tanggal 25 Aprl 2011. Choumanova I, Wanat S, Barrett R, Koopman C. 2006. Religion and spirituality in coping with breast cancer: perspectives of Chilean women. The Breast Journal Vol. 12 (4), pp. 349-52. Didapat dari http://web.ebscohost.com/ehost/detail?vid=27&hid=25&sid=0f1ec269-9d3a-48648a8a12d42bf9a444%40sessionmgr15&bdata=JnNpdGU9ZWhvc3QtbGl2ZQ%3d%3d# db=mnh&AN=16848845. Tanggal 23 April 2011. Gall TL, Kristjansson E, Charbonneau C, Florack P. 2009. A longitudinal study on the role of spirituality in response to the diagnosis and treatment of breast cancer. Journal Of Behavioral Medicine Vol. 32 (2), pp. 174-86. Didapat dari http://web.ebscohost.com/ehost/detail?vid=24&hid=25&sid=0f1ec269-9d3a-48648a8a12d42bf9a444%40sessionmgr15&bdata=JnNpdGU9ZWhvc3QtbGl2ZQ%3d%3d# db=mnh&AN=18982441. Tanggal 23 April 2011. Gullatte MM, Brawley O, Kinney A, Powe B, Mooney K. 2010. Religiosity, spirituality, and cancer fatalism beliefs on delay in breast cancer diagnosis in African 11 American women. Journal Of Religion And Health Vol. 49 (1), pp. 62-72. Didapat dari http://web.ebscohost.com/ehost/detail?sid=0f1ec269-9d3a-4864-8a8a12d42bf9a444%40sessionmgr15&vid=18&hid=25&bdata=JnNpdGU9ZWhvc3Qtb Gl2ZQ%3d%3d#db=mnh&AN=19184437. Tanggal 23 April 2011. Halstead MT, Fernsler JI. 1994. Coping strategies of long-term cancer survivors. Cancer Nursing Vol. 17 (2), pp. 94-100. Didapat dari http://web.ebscohost.com/ehost/detail?vid=10&hid=25&sid=0f1ec269-9d3a-48648a8a12d42bf9a444%40sessionmgr15&bdata=JnNpdGU9ZWhvc3QtbGl2ZQ%3d%3d# db=mnh&AN=8020003 . Tanggal 23 April 2011. Henderson PD, Gore SV, Davis BL, Condon EH. 2003. African American women coping with breast cancer: a qualitative analysis. Oncology Nursing Forum Vol. 30 (4), pp. 641-7. Didapat dari http://web.ebscohost.com/ehost/detail?sid=0f1ec269-9d3a4864-8a8a12d42bf9a444%40sessionmgr15&vid=16&hid=25&bdata=JnNpdGU9ZWhvc3Qtb Gl2ZQ%3d%3d#db=mnh&AN=12861324. Tanggal 23 April 2011. McIllmurray MB, Francis B, Harman JC. 2003. Psychosocial needs in cancer patients related to religious belief. Palliative Medicine. Vol.17 (1), pp. 49-54. Didapat dari http://web.ebscohost.com/ehost/detail?vid=13&hid=15&sid=d8766d5d-62b148d2-8c81699359e85d41%40sessionmgr15&bdata=JnNpdGU9ZWhvc3QtbGl2ZQ%3d%3d. Tanggal 25 April 2011. Price, SA., Wilson, LM. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyait Edisi 4. Jakarta: EGC. Tam Ashing K, Padilla G, Tejero J, Kagawa-Singer M. 2003. Understanding the breast cancer experience of Asian American women. Psycho-Oncology Vol. 12 (1), pp. 38-58. Didapat dari http://web.ebscohost.com/ehost/detail?sid=0f1ec269-9d3a4864-8a8a12d42bf9a444%40sessionmgr15&vid=13&hid=25&bdata=JnNpdGU9ZWhvc3Qtb Gl2ZQ%3d%3d#db=mnh&AN=12548647. Tanggal 23 April 2011. 12 13