pengetahuan tentang faktor risiko penyakit kanker payudara di

advertisement
PENGETAHUAN TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT KANKER PAYUDARA
DI KALANGAN MAHASISWI STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR
ANGKATAN 2009
Nurningsih Buamona1, Baharuddin2, Burhanuddin Bahar3
1STIKES
Nani Hasanuddin Makassar
Kemenkes Makassar
3Universitas Hasanuddin Makassar
2Poltekkes
ABSTRAK
Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan atau perkembangan tidak
terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara, hal ini bisa terjadi terhadap wanita maupun pria (Sri Utami,
2012). Tujuan Penelitian Ini adalah Untuk mengetahui pengetahuan mahasiswi tentang faktor risiko
penyakit kanker payudara di Stikes Nani Hasanuddin Makassar. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
mahasiswi jurusan S1 Keperawatan angkatan 2009 di Stikes Nani Hasanuddin Makassar sebanyak
286 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik Non probability sampling yaitu Purposive
Sampling, didapatkan 74 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan kuesioner. Pengetahuan responden tentang kanker payudara dikelompokkan
menjadi dua kategori pengetahuan, yaitu pengetahuan baik dan pengetahuan cukup. Berdasarkan
hasil penelitian dari 74 orang responden, 28 orang (37.8%) memiliki pengetahuan baik, 46 orang
(62.2%) memiliki pengetahuan cukup. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat
pengetahuan mahasiswi Stikes Nani Hasanuddin Makassar angkatan 2009 berada dalam kategori
cukup. Hal ini bisa disebabkan oleh keterbatasan informasi yang diterima baik melalui media cetak,
maupun media elektronik, serta kurang atau rendahnya tingkat pengetahuan dan pemahaman
mengenai kanker payudara.
Kata Kunci : Kanker Payudara, Pengetahuan, Perilaku, Makanan, Obesitas.
PENDAHULUAN
Kanker payudara adalah tumor ganas
yang
menyerang
jaringan
payudara,
merupakan penyakit yang paling ditakuti kaum
wanita, meskipun berdasarkan penemuan
terakhir kaum pria pun bisa terkena kanker
payudara ini, walaupun masih sangat jarang
terjadi. Prognosis kanker payudara tergantung
pada tingkat pertumbuhannya (Endang
Pruwoastuti, 2008).
Pengetahuan merupakan hasil dari
tahu, dan ini terjadi setelah sesorang
pelakukan pengindraan terhadap objek
tertentu.
Pengindraan
terjadi
melalui
pancaindra manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penghidu, perasa, dan peraba.
Tetapi sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh
melalui
mata
dan
telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang (Ferry Efendi dkk, 2009).
Kanker masih merupakan masalah
kesehatan global yang mengancam penduduk
dunia tanpa memandang ras, gender, ataupun
status sosial ekonomi tertentu. Pada 2005,
Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahkan
mencatat telah terjadi 7,6 juta kematian
diseluruh dunia akibat kanker. Kanker pun
merupakan salah satu objek investigasi
terbesar dalam dunia kedokteran. Jutaan
penelitian dan kajian ilmiah telah dilakukan.
Berbagai institusi
pendidikan,
lembaga
penelitian, ilmuwan, dan praktisi medis
menunjukan perhatian yang besar pada
penyakit ini. Beberapa langkah maju telah
berhasil dibuat, khususnya dalam upaya
deteksi dini dan terapi kanker. Kemajuan
tersebut secara objektif dapat dibuktikan
dengan meningkatnya angka harapan hidup
pada penderita kanker. Namun, kita harus
berbesar hati untuk menerima kenyataan
bahwa jumlah penderita kanker terus
meningkat. Kematian akibat kanker pun masih
terus terjadi di berbagai belahan dunia (Monty
P. Soemitro dkk, 2012).
Kanker payudara menyentuh banyak
kehidupan. Di Amerika Serikat ada lebih dari
2.5 juta survivor (orang yang selamat dari
penyakit) kanker payudara. Peluang wanita
didiagnosis kanker payudara invasif dalam
hidupnya adalah 1 dari 7 dan hampir 2.000
pria didiagnosis kanker payudara tiap
356
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 3 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
tahunnya. Dalam beberapa poin, kanker
payudara akan mempengaruhi banyak dari
kita dan kita akan dipenuhi banyak pertanyaan
yang membutuhkan jawaban (Zora K. Brown,
2011).
Khusus di Indonesia, kanker payudara
disebut-sebut ada di posisi kedua sebagai
kanker yang paling banyak menyerang wanita.
Namun, beberapa ahli menyatakan bahwa
insidensi kanker payudara cenderung terus
meningkat dan diperkirakan akan menjadi
kasus kanker paling banyak di Indonesia
(Monty P. Soemitro dkk, 2012).
Angka kejadian kanker payudara di
Sulawesi Selatan menempati peringkat kedua
setelah kanker rahim. Berdasarkan data dari
rekam medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar jumlah pasien yang dirawat
sepanjang tahun 2008 ditemukan 58 kasus
kanker payudara, pada tahun 2009 ditemukan
72 kasus kanker payudara, dan pada tahun
2010 terjadi peningkatan menjadi 132 kasus
kanker payudara (Mila Karmila, 2013).
Telah banyak usaha yang dilakukan,
baik oleh instansi, rumah sakit, maupun
organisasi dalam menyebarkan informasi agar
para wanita sadar dan waspada terhadap
risiko-risiko yang berkaitan dengan kanker
payudara. Begitu pula telah banyak program
yang dibuat untuk membuat para wanita
mengerti adanya kemungkinan dan hal-hal
yang dapat dilakukan untuk memahami kanker
payudara. Namun, usaha-usaha tersebut
masih terasa kurang karena pola hidup,
kebiasaan sehat, dan pengertian tentang
kanker payudara masih belum merata (Zaviera
Pamungkas, 2011).
Ketika kita bahkan tidak tahu secara
pasti penyebab kanker payudara, kita masih
bisa mengetahui faktor-faktor risiko tertentu
yang dapat dikaitkan dengan penyakit ini.
Faktor
risiko
adalah
sesuatu
yang
mempengaruhi kesempatan seseorang untuk
mengidap penyakit seperti kanker. Yang
membedakan setiap kanker adalah faktor
risiko. Sebagian faktor risiko, seperti merokok,
minuman, dan makanan, bisa dikaitkan
dengan
hal-hal
yang
orang
lakukan.
Sedangkan yang lainnya, seperti usia
seseorang, ras atau sejarah keluarga, tidak
bisa diubah. Namun, faktor-faktor risiko tidak
menyampaikan
sesuatu
kepada
kita.
Mempunyai satu faktor risiko, atau bahkan
beberapa faktor resiko, tidak berarti orang
tersebut akan mengidap kanker payudara
(Zaviera Pamungkas, 2011).
Dari uraian tersebut dapat di simpulkan
bahwa
betapa
pentingnya
memiliki
pengetahuan mengenai faktor risiko terjadinya
kanker payudara. Besarnya angka kebutuhan
informasi
dan
pengetahuan
mendapat
perhatian tersediri dan selayaknya diberikan
kepada mereka yang berisiko tinggi.
Disamping itu, mengingat jumlahnya
yang makin meningkat, masalah lain kanker
payudara di Indonesia ini adalah sebagian
besar penderita datang ke dokter dalam
keadaan yang sudah stadium lanjut. Keadaan
ini akan menyulitkan dalam penanganannya di
samping biaya yang sangat besar, hasilnya
pun tidak memuaskan. Oleh karena itu sangat
diperlukan untuk mengetahui tata cara
penanganan kanker payudara itu sendiri mulai
dari deteksi dini, diagnostik, terapi dan
rehabilitasi serta folllow up. Salah satu
caranya adalah dengan mengetahui faktor
risiko terjadinya kanker payudara. Berangkat
dari latar belakang yang telah dijelaskan,
maka rumusan
masalah
yang
dapat
dikemukakan adalah : Bagaimanakah tingkat
pengetahuan tentang faktor risiko penyakit
kanker payudara di kalangan mahasiswi stikes
nani hasanuddin makassar angkatan 2009.
BAHAN DAN METODE
Lokasi, populasi, dan sampel
Penelitian ini dilakukan di Stikes Nani
Hasanuddin Makassar yang dilaksanakan
pada bulan Juni-Juli 2013. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh mahasiswi
jurusan S1 Keperawatan angkatan 2009 di
Stikes Nani Hasanuddin Makassar.
Proses
pengambilan
sampel
menggunakan Non propability sampling yaitu
purposive sampling, suatu teknik penetapan
sampel dengan cara memilih sampel diantara
populasi sesuai dengan dikehendaki peneliti,
sehingga sampel tersebut dapat mewakili
karakteristik populasi yang telah dikenal
sebelumnya. Besar sampel dalam penelitian
berjumlah 74 orang.
Kriteria inklusi
1. Mahasiswi
Stikes
Nani
Hasanuddin
Makassar.
2. Mahasiswi jurusan S1 Keperawatan
angkatan
2009
yang
aktif
dalam
perkuliahan.
3. Mahasiswi yang tidak memiliki penyakit
atau kelainan pada payudara.
4. Mahasiswi
yang
bersedia
menjadi
responden.
Kriteria eksklusi
Mahasiswi yang berhalangan hadir dan
mahasiswi yang tidak bersedia menjadi
responden.
Pengumpulan Data
Data primer diperoleh dari hasil
pengumpulan kuisioner yang terdiri dari
beberapa penyataan dan pertanyaan yang
357
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 3 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
telah disediakan oleh peneliti kepada
responden.
Pengumpulan data
melalui
koesioner dimaksudkan untuk mengetahui
faktor resiko dari pengetahuan, perilaku,
makanan, dan obesitas dengan kejadian
penyakit kanker payudara. Data sekunder juga
digunakan sebagai data pelengkap untuk data
primer yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti seperti jumlah keseluruhan
mahasiswi Stikes Nani Hasanuddin. Data ini
diperoleh dari instansi yang terkait yaitu Stikes
Nani Hasanuddin Makassar.
Pengolahan dan Analisis Data
Setelah pengumpulan data, selanjutnya
data diolah dengan menggunakan program
SPSS 16.00 dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Selecting
2. Editing
3. Koding
4. Tabulasi Data
5. Setelah data ditabulasi, selanjutnya
dilakukan
analisis
univariat
untuk
mendapatkan gambaran umum dengan
cara mendiskripsikan tiap variabel yang
digunakan dalam penelitian dengan melihat
distribusi n, mean, median dan modus.
HASIL PENELITIAN
Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan
Kelas Responden di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Nani Hasanuddin
Kelas
n
%
Kelas A1
24
32.4
Kelas A2
9
12.2
Kelas A3
32
43.2
Kelas A4
9
12.2
Total
74
100.0
Pada Tabel 1 menunjukan bahwa
responden dengan berdasarkan kelas A1
sebanyak 24 orang (32.4%), kelas A2
sebanyak 9 orang (12.2%), kelas A3 sebanyak
32 orang (43.2%), dan kelas A4 sebanyak 9
orang (12.2%).
Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan
Kelompok Umur di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Nani Hasanuddin
Umur
n
%
21 Tahun
16
21.6
22 Tahun
50
67.6
23 Tahun
8
10.8
Total
74
100.0
Pada Tabel 2 menunjukan bahwa
responden dengan umur 21 tahun sebanyak
16 orang (21.6%), responden dengan umur 22
tahun sebanyak 50 orang (67.6%), dan
responden dengan umur 23 tahun sebanyak 8
orang (10.8%).
Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan
Pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Nani Hasanuddin
Pendidikan
n
%
SMU
69
93.2
SMK
5
6.8
Total
74
100.0
Tabel 3 menunjukkan bahwa responden
dengan tingkat pendidikan SMU sebanyak 69
orang (93.2%), dan responden dengan tingkat
pendidikan SMK sebanyak 5 orang (6.8%).
Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan
Pengetahuan tentang Kanker Payudara di
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani
Hasanuddin
Pengetahuan Tentang
n
%
Kanker Payudara
Baik
28
37.8
Cukup
46
62.2
Total
74
100,0
Berdasarkan Tabel 4 tentang distribusi
npengetahuan tentang kanker payudara
responden, diketahui bahwa 37.8% responden
atau sebanyak 28 orang dengan pengetahuan
baik dan 62.2% responden atau sebanyak 46
orang dengan pengetahun cukup.
Tabel 5 Distribusi Pengetahuan Responden di
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani
Hasanuddin Makassar
Pengetahuan
n
%
Baik
Cukup
Total
34
40
74
45.9
54.1
100,0
Pada tabel 5 yang menunjukkan bahwa
pengetahuan sebagai faktor risiko kanker
payudara responden, diketahui yang memiliki
pengetahuan baik sebanyak 34 orang
(45.9%), dan yang mempunyai pengetahuan
cukup sebanyak 40 Orang (54.1%).
Tabel 6 Distribusi Perilaku Responden di
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani
Hasanuddin Makassar
Perilaku
n
%
Baik
Cukup
Total
24
50
74
32.4
67.6
100,0
Pada tabel 6 yang menunjukkan bahwa
perilaku sebagai faktor risiko kanker payudara
358
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 3 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
responden,
diketahui
yang
memiliki
pengetahuan baik sebanyak 24 orang
(32.4%), dan yang mempunyai pengetahuan
cukup sebanyak 50 Orang (67.6%).
Tabel 7 Distribusi Makanan Responden di
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani
Hasanuddin Makassar
Makanan
n
%
Baik
44
59.5
Cukup
30
40.5
Total
74
100,0
Pada tabel 7 yang menunjukkan bahwa
makanan sebagai faktor risiko kanker
payudara responden, diketahui yang memiliki
pengetahuan baik sebanyak 44 orang
(59.5%), dan yang mempunyai pengetahuan
cukup sebanyak 30 Orang (40.5%).
Tabel 8 Distribusi Obesitas Responden di
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani
Hasanuddin Makassar
Obesitas
n
%
29.7
Baik
22
Cukup
52
70.3
Total
74
100,0
Pada tabel 8 yang menunjukkan bahwa
obesitas sebagai faktor risiko kanker payudara
responden,
diketahui
yang
memiliki
pengetahuan baik sebanyak 22 orang
(29.7%), dan yang mempunyai pengetahuan
cukup sebanyak 52 Orang (70.3%).
PEMBAHASAN
1. Tingkat
Pengetahuan
tentang
Pengetahuan sebagai Faktor Risiko
Penyakit Kanker Payudara di Kalangan
Mahasiswi Stikes Nani Hasanuddin.
Pengetahuan adalah merupakan
hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap
suatu objek tertentu. Hasil tahu dari wanita
mengenai kanker payudara baik dari segi
penyebab, gejala, deteksi dini, dan faktor
risiko terjadinya kanker payudara.
Sedangkan faktor faktor yang
mempengaruhi pengetahuan adalah faktor
Internal (pendidikan dan umur) dan faktor
Eksternal (lingkungan dan sosial budaya.
Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Irna Setyowati dkk,
pada tahun 2011 dengan judul “Resiko
Terjadinya Kanker Payudara Ditinjau Dari
Pengetahuan,
Perilaku,
Sikap
dan
Pencegahan di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta” yang mengatakan bahwa ada
hubungan antara pengetahuan dengan
kejadian kanker payudara.
2. Tingkat Pengetahuan tentang Perilaku
sebagai Faktor Risiko Penyakit Kanker
Payudara di Kalangan Mahasiswi Stikes
Nani Hasanuddin.
Berdasarkan Ensiklopedi Amerika,
perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan
reaksi organisme terhadap lingkungannya.
Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi
apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk
menimbulkan reaksi, yakni yang disebut
rangsangan. Dengan demikian, maka
suatu
rangsangan
tertentu
akan
menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu.
Sedangkan menurut Sunaryo (2006),
perilaku adalah aktivitas yang timbul
karena adanya stimulus dan respon serta
dapat diamati secara langsung maupun
tidak langsung (Kristian Adi Pradana,
2012).
Berdasarkan hasil data, sebanyak 50
responden
(67.6%)
memiliki
tingkat
pengetahuan cukup dan 24 responden
dengan tingkat pengetahuan baik (32.4%).
Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Irna Setyowati dkk,
pada tahun 2011 dengan judul “Resiko
Terjadinya Kanker Payudara Ditinjau Dari
Pengetahuan, Perilaku, Sikap dan Perilaku
Pencegahan di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta” yang mengatakan bahwa ada
hubungan antara perilaku dengan kejadian
kanker
payudara,
yang
di
dalam
penelitiannya
mengatakan
perilaku
pencegahan sangat berhubungan dengan
terjadinya suatu penyakit, jika perilakunya
baik maka akan menghilangkan resiko
terpajan faktor penyebab, begitupun
sebaliknya.
Perilaku
kesehatan
menurut
Notoatmodjo (2003) adalah suatu respon
seseorang (organisme) terhadap stimulus
atau objek yang berkaitan dengan sakit
atau penyakit, sistim pelayanan kesehatan,
makanan, dan minuman, serta lingkungan
(Ghana Syakira, 2009).
SADARI, olahraga atau aktifitas fisik
serta Diet
merupakan cara untuk
memelihara atau menjaga kesehatan organ
tubuh, salah satunya ialah payudara. Para
penderita kanker payudara umumnya
memiliki aktifitas fisik yang rendah, tidak
memeriksakan payudara secara rutin atau
melakukan sadari, dan pola makan yang
kurang baik serta kurangnya asupan gizi
dan nutrisi yang penting bagi tubuh.
95% wanita yang terdiagnosis pada
tahap awal kanker payudara dapat
bertahan hidup lebih dari lima tahun
359
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 3 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
setelah terdiagnosis sehingga banyak
dokter yang merekomendasikan agar para
wanita menjalani ‘sadari’ (periksa payudara
sendiri – saat menstruasi – pada hari ke 7
sampai dengan hari ke 10 setelah hari
pertama haid) di rumah secara rutin dan
menyarankan dilakukannya pemeriksaan
rutin tahunan untuk mendeteksi benjolan
pada payudara. Pemeriksaan payudara
sendiri dapat dilakukan pada usia 20 tahun
atau lebih. Bagi wanita usia lebih dari 30
tahun dapat melakukan pemeriksaan
payudara sendiri maupun ke bidan atau
dokter untuk setiap tahunnya. Pemeriksaan
payudara dapat dilakukan dengan melihat
perubahan di hadapan cermin dan melihat
perubahan bentuk payudara dengan cara
berbaring (Okva Midwife, 2012).
Wanita
yang memiliki riwayat
keluarga dengan penyakit kanker payudara
dapat mengurangi risiko sebesar 25 persen
dengan berolahraga sedang atau berat
hingga 5 kali seminggu dengan durasi 20
menit setiap kali latihan. Risiko tersebut
akan menurun jika Anda berolahraga
teratur dan mempertahankan gaya hidup
sehat, berdasarkan sebuah penelitian yang
diterbitkan pada bulan Oktober dalam
jurnal Breast Cancer Research. Menurut
sebuah penelitian yang diterbitkan secara
online bulan Februari dalam Journal of
Clinical
Oncology,
wanita
pasca
menopause yang memulai berolahraga
sedang hingga berat secara rutin
menunjukkan perubahan kadar hormon
dan protein yang diikuti oleh penurunan
risiko kanker payudara. Beberapa temuan
menunjukkan bahwa memulai program
olahraga selama masa remaja dapat
menunda timbulnya kanker payudara bagi
wanita yang dapat membawa mutasi pada
gen BRCA penyebab kanker payudara,
tetapi tidak dapat mencegah penyakit
berkembang (Linda Mayasari, 2012).
Hasil dari sebuah penelitian yang
dilakukan oleh sekelompok peneliti dari
University of North Carolina-Chapel Hill.
Memang selama ini menyusui lebih sering
dianggap memberikan manfaat bagi
tumbuh
kembang
anak.
Namun
sebenarnya menyusui juga memberikan
dampak
yang
signifikan
terhadap
kesehatan ibu dalam jangka panjang,
menyusui dapat menurunkan resiko kanker
payudara, penelitian tersebut dilakukan
dengan mengamati dan menganalisis
informasi detil tentang riwayat kesehatan
dari 60.075 wanita beserta kebiasaan
menyusui
mereka.
Delapan
tahun
berikutnya, resiko kemunculan kanker
payudara pada para peserta riset
dibandingkan. Dampak menyusui tidak
terlalu mencolok terlihat pada para wanita
di usia pre-menopaus. Tetapi ketika hasil
riset dibatasi pada wanita dengan riwayat
kanker payudara pada keluarganya,
penurunan resikonya cukup signifikan,
yaitu menurun hingga 59%.
Salah satu cara mencegah kanker
payudara adalah dengan menjaga pola
makan yang sehat. Ditaksirkan satu dari
tiga kasus pengidap kanker payudara
karena faktor pola makan. Pola makan
yang
baik
yang
akan
membantu
mempertahankan imun tubuh atau sistem
kekebalan tubuh dan ini merupakan
pencegahan
penyakit
yang
paling
diutamakan. Meskipun belum diketahui
adanya
makanan
yang
dapat
menyembuhkan
kanker,
memakan
makanan
tertentu
dan
mengurangi
makanan tertentu lainnya dapat menjadi
tindakan pencegahan (Satriyo Sukemi,
2013).
Dapat ditarik kesimpulan bahwa
bahwa sebagian besar responden memiliki
pengetahuan yang cukup tentang perilaku
sebagai faktor risiko kanker payudara.
Sebagian
besar
responden
masih
memerlukan pengetahuan tentang perilaku
sebagai salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi seorang menderita penyakit
panker payudara. Tingginya prevalensi
kanker payudara pada mereka yang sudah
menderita
kanker
payudara
dapat
membuat mahasiswi lebih waspada dan
lebih peduli tentang penyakit ini.
3. Tingkat Pengetahuan tentang Makanan
sebagai Faktor Risiko Penyakit Kanker
Payudara di Kalangan Mahasiswi Stikes
Nani Hasanuddin.
Orang-orang yang banyak menerima
asupan makanan yang tinggi seratnya
seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan
biji-bijian juga memperlihatkan risiko
rendah terkena kanker indung telur. Dari
sejumlah penelitian dikatakan bahwa
wanita yang mengkonsumsi daging merah
atau aneka produk olahan daging akan
memiliki risiko tinggi terkena kanker
payudara, namun penelitian lainnya
menemukan sebaliknya tak ada kaitan
antara daging merah dan aneka daging
yang telah diproses dengan penyakit
kanker.
Lemak jenuh yang ditemukan
sebagian besar pada makanan kandungan
protein hewani dikatakan memiliki kaitan
erat dengan kanker payudara namun
disejumlah penelitian lainnya hasilnya
360
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 3 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
bertentangan sama sekali. Sementara
sebagian peneliti lainnya menganjurkan
pola makan yang merupakan kombinasi
dari petimbangan gizi dengan apa yang
disukai masing-masing individu. Sebuah
penelitian membandingkan pola makan
3.600 wanita yang menderita kanker
payudara
dan
indung
telur
dan
membandingkannya dengan 3.413 wanita
yang sehat. Berdasarkan pada jawaban
maka peneliti menemukan empat kelompok
pola makan. Kelompok satu kelompok
penganut pola `protein hewani. Kelompok
kedua adalah kelompok yang memiliki pola
makan kaya akan "vitamin dan serat”.
Kelompok dengan pola makan "lemak tak
jenuh".kelompok keempat dengan pola
makan yang kandungan karbohidrat tinggi
protein
nabati
dan
sodium.
Dari
keseluruhannya
peneliti
menemukan
kelompok yang mengkonsumsi atau
memiliki pola makan kaya akan vitamin dan
kaya akan serat adalah kelompok dengan
risiko kanker indung telur yang paling
rendah dibandingkan dengan kelompok
dengan pola makannya rendah vitamin dan
rendah serat (Kristiyadi, 2009).
Berdasarkan hasil data, sebanyak 30
responden
(40.5%)
memiliki
tingkat
pengetahuan cukup dan 44 responden
dengan tingkat pengetahuan baik (59.5%).
Penelitian
ini
sejalan
dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rini Indrati
dkk, dengan judul “Faktor Faktor Risiko
yang Berpengaruh Terhadap Kejadian
Kanker
Payudara
Wanita”
yang
mengatakan bahwa ada hubungan antara
makanan
dengan
kejadian
kanker
payudara yang didalamnya mengatakan
bahwa pada diet lemak yang tinggi akan
meningkatkan produksi estrogen karena
meningkatnya
pembentukan
jaringan
adipose. Peningkatan konsentrasi estrogen
dalam darah akan meningkatkan resiko
terkena kanker payudara karena efek
poliferasi dari estrogen.
Berdasarkan uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa dapat ditaksir satu dari
tiga kasus pengidap kankar payudara
karena faktor pola makan. Dengan
responden yang memiliki sebagian besar
pengetahuan baik tentang makanan,
mahasiswi Stikes Nani Hasanuddin dapat
lebih
meningkatkan
pengetahuan,
informasi, serta dapat memperhatikan pola
makan serta jenis makanan yang
dimakannya, mengingat bahwa kebiasaan
remaja masa kini telah bergeser jauh dari
makanan yang sehat.
4. Tingkat Pengetahuan tentang Obesitas
sebagai Faktor Risiko Penyakit Kanker
Payudara di Kalangan Mahasiswi Stikes
Nani Hasanuddin.
Obesitas adalah kondisi berat badan
yang melebihi dari berat badan ideal,
karena adanya penumpukan zai gizi
terutama lemak, karbohidrat dan protein.
Kondisi tersebut disebabkan oleh konsumsi
makanan yang lebih banyak dibandingkan
dengan kebutuhan atau pemakaian energi.
Menurut
beberapa
ahli
juga
berpendapat bahwa pengertian obesitas
adalah kelainan atau penyakit yang
ditandai dengan penimbunan jaringan
lemak dalam tubuh secara berlebihan.
Pada umumnya, obesitas timbul karena
jumlah kalori yang masuk lebih banyak
dibandingkan dengan kalori yang dibakar.
Jika keadaan ini berlangsung selama
bertahun-tahun
maka
terjadilah
penumpukan
jaringan
lemak
yang
berlebihan
dalam
tubuh
dan
mengakibatkan obesitas (Anonim, 2013).
Penelitian menunjukkan beberapa
bukti hubungan potensial antara obesitas
dan kanker payudara. Sebuah penelitian
yang
mengamati
penderita
kanker
payudara menemukan bahwa wanita yang
telah mengurangi berat badan dan atau
mempertahankan berat idealnya memiliki
risiko terkena kanker payudara primer atau
potensi kambuh lebih sedikit dibandingkan
dengan
wanita
yang
tidak
demikian(Tipsdokter.com, 2012).
Berdasarkan hasil data, sebanyak 52
responden
(70.3%)
memiliki
tingkat
pengetahuan cukup dan 22 responden
dengan tingkat pengetahuan baik (29.7%).
Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar responden memiliki
pengetahuan yang cukup tentang obesitas
sebagai faktor risiko kanker payudara. Oleh
karena itu sebagian besar responden
masih memerlukan pengetahuan tentang
obesitas sebagai salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi seorang menderita
penyakit kanker payudara. Mengingat
prevalensi obesitas semakit meningkat,
mahasiswi
diharapkan
dapat
memperhatikan
pola
makan
,
mengonsumsi makanan tinggi serat dan
vitamin, serta memperbaiki gaya hidup
menjadi lebih baik, menjaga berat badan
serta mencari informasi tentang obesitas
sebagai pemicu kanker payudara lebih
rutin agar dapat menurunkan risiko
terjadinya kanker payudara di indonesia.
Penelitian
ini
sejalan
dengan
penelitian yang dilakukan oleh Loo
361
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 3 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
Hariyanto Raharjo, dengan judul “Pengaruh
Diet Vegan Terhadap Insiden Terjadinya
Kanker Payudara” yang mengatakan
bahwa ada hubungan antara obesitas
dengan kejadian kanker payudara yang
didalamnya mengatakan bahwa obesitas
merupakan faktor yang signifikan untuk
meningkatkan resiko terjadinya kanker.
Pada orang yang bervegetarian cenderung
mempunyai Body Mass Index yang lebih
kecil dibandingkan dengan orang yang
non-vegetarian, sehingga dengan berat
badan yang lebih ringan mungkin
merupakan faktor yang penting untuk
menurunkan insiden kanker.
KESIMPULAN
Mahasiswi memiliki tingkat pengetahuan
yang cukup tentang Pengetahuan sebagai
Faktor Risiko Penyakit Kanker Payudara
sebanyak 54.1%
1. Mahasiswi memiliki tingkat pengetahuan
yang cukup tentang Perilaku sebagai
Faktor Risiko Penyakit Kanker Payudara
sebanyak 67.6%
2. Mahasiswi memiliki tingkat pengetahuan
yang baik tentang Makanan sebagai Faktor
Risiko
Penyakit
Kanker
Payudara
sebanyak 59.5%
3. Mahasiswi memiliki tingkat pengetahuan
yang cukup tentang Obesitas sebagai
Faktor Risiko Penyakit Kanker Payudara
sebanyak 70.3%.
SARAN
1. Kepada petugas kesehatan diharapkan
meningkatkan
peran
sertanya
di
masyarakat dalam memberikan informasi
2.
3.
4.
5.
kesehatan khususnya tentang faktor risiko
serta pencegahan kanker payudara,
menghadirkan program kerja mengenai
pentingkan ASI bagi ibu dan bayi, serta
informasi tentang ASI yang berkaitan
dengan
penyakit
kanker
payudara
sehingga wanita atau penderita kanker
payudara bisa memahami secara jelas
tentang kejadian kanker payudara serta
cara
pengobatan
sehingga
dapat
menurunkan angka kesakitan (morbiditas)
maupun angka kematian (mortalitas) di
negara indonesia.
Bagi institusi pendidikan agar menekankan
pendidikan kesehatan terhadap wanita
tentang
pentingnya
pengetahuan
pencegahan, pengobatan dan intervensi
keperawatan mengenai penyakit kanker
payudara.
Kepada para pelajar khususnya mahasiswi
agar lebih dapat memperhatikan dan
memperbaiki gaya hidup lebih menjadi
lebih baik, memiliki pola makan yag kaya
akan vitamin dan serat serta beraktifitas
fisik yang tinggi.
Kepada peneliti selanjutnya yang berminat
untuk melanjutkan penelitian tentang
Faktor Risiko Penyakit Kanker Payudara,
diharapkan agar lebih memperdalam
penelitian untuk memperoleh hasil yang
lebih maksimal dan memuaskan.
Kepada
penderita
diharapkan
agar
senantiasa dapat menjaga keseimbangan
kondisi fisik dalam menghadapi kondisi
yang
berdampak
negatif,
sehingga
mengurangi tekanan psikologis yang
berpengaruh terhadap penyakit yang
diderita.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Kristian Pradana. 2012. Konsep Perilaku, (online), (http ://cristianpradana.blogspot.com/2012/11/konsepperilaku.html, diakses, 12 Juni 2013).
Anonim. 2013. Pengertian Obesitas Tren Penyakit masa Kini, (online), (http://tunggo.com/pengertian-obesitastren-penyakit-masa-kini/ , di akses 27 Juli 2013).
Brown, Zora K dkk. 2011. 100 Tanya-Jawab Mengenai Kanker Payudara. Edisi Ketiga. PT Indeks : Jakarta.
Efendi, Ferry dkk. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Salemba
Medika : Jakarta.
Khusnul. 2011. Diet Sederhana Untuk Remaja, (online), (http://www.klipingku.com/2011/12/diet-sederhanauntuk-remaja.html, diakses, 8 April 2013).
Kristiyadi. 2009. Hubungan Makana Berserat dan Risiko Kanker Payudara, (online), (http://kankersehat.
blogspot.com/2009/05/diet-terkait-erat-dengan-risiko-kanker.html, diakses, 28 Juli 2013).
Kristiyansari, Weni. 2011. ASI, Menyusui & SADARI. Nuha Medika : Yogyakarta.
362
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 3 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis, dan
Instrumen Penelitian keperawatan. Edisi 2. Salemba Medika : Jakarta.
Mayasari, Linda. 2012. 7 Jenis Kanker yang Dapat Dicegah dengan Olahraga, (online), (http://health.detik.com/
read/2012/07/26/123005/1975378/763/7-jenis-kanker-yang-dapat-dicegah-dengan-olahraga?l771108bcj,
diakses, 27 Juli 2013).
Midwife, Okva. 2012. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI), (online), (http://okva-midwife.blogspot.com/
2012/06/pemeriksaan-payudara-sendiri-sadari.html, diakses, 27 Juli 2013).
Pamungkas, Zaviera. 2011 Deteksi Dini Kanker Payudara. Bukubiru. Jogjakarta.
Purwoastuti, Endang. 2008. Kanker Payudara : Pencegahan, Deteksi Dini. Kanisius : Yogyakarta.
Soemitro, Monty P dkk. 2012. Blak-blakan Kanker Payudara : Temukan Sedini Mungkin. Qanita, PT Mizan
Pustaka : Bandung.
Sukemi, Satriyo. 2013. Faktor Resiko dan Cara Mencegah Kanker Payudara, (online), (http://cara-ciriselalusehat.blogspot.com/2013/03/faktor-resiko-dan-cara-mencegah-kanker.html, diakses, 28 Juli 2013).
Syakira, Ghana. 2009. Konsep Perilaku, (online), (http://syakira-blog.blogspot.com/2009/01/konsep-perilaku.html,
diakses, 27 Juli 2013).
Tipsdokter.com. 2012. Hubungan Antara Obesitas dan Kanker Payudara, (online), (http://www.tipsdokter.com/
articles/details/hubungan-antara-obesitas-dan-kanker-payudara.html, diakses, 12 Juni 2013).
Utami, Sri. 2012. Aku Sembuh Dari Kanker Payudara : Mendeteksi Gejala Dini, Pencegahan, dan Pengobatan.
Oryza : Jakarta Selatan.
Wawan, A dkk. 2011. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Nuha Medika :
Yogyakarta.
363
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 3 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721
Download