authorized by Copyright 2016. Markus Tonny Hidayat Yakobus Edy Susanto Roy prabandaru published in: www.psalm21.org Makmur Sepekan Senin, 28 November 2016 T1 Siapapun Bisa Membuat Kesalahan Mengapa kita harus mengampuni? Segala jalan Tuhan adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya. Oleh karena nama-Mu, ya Tuhan, ampunilah kesalahanku, sebab besar kesalahan itu. Siapakah orang yang takut akan Tuhan? Kepadanya Tuhan menunjukkan jalan yang harus dipilihnya. Orang itu sendiri akan menetap dalam kebahagiaan dan anak cucunya akan mewarisi bumi. Keluar dari pemikiran seperti ini, suatu kesalahan yang terjadi, dapat membawa dampak negatif, manakala disikapi dengan hati yang penuh dengki. Sebaliknya kesalahan dapat menjadi permulaan pemulihan, manakala disikapi dengan penuh kasih. Firman Tuhan dalam Mazmur 51:3-5, berkata, “Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.” Sesungguhnya setiap manusia berpotensi berbuat kesalahan, itulah sebabnya Tuhan menjadi tuntunan ILLAHI penyelesaiannya. Manakala Tuhan dapat mengampuni bagi yang membuat kesalahan, seharusnya setiap orang yang mengaku percaya adanya Tuhan dapat memberi pengampunan bagi orang yang rendah hati mengakui kesalahannya, supaya bumi damai menjadi tempat kediaman. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang percaya yang mengampuni setiap orang yang bersalah kepada anda. Sahabat, jadilah orang percaya yang mengampuni setiap orang yang bersalah kepada anda. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Pengampunan Membawa Perdamaian Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 | 1 Makmur Sepekan Selasa, 29 November 2016 T1 Kesesakan Menuju Tujuan Bagaimana seharusnya cara pandang kita terhadap masalah? Hari-hari ini, kita lihat pejabat yang tulus hati dalam pelayanannya, tidak lepas dari yang namanya fitnahan, bahkan mendapat “bullying” yang terus-menerus. Keadaan seperti itu sesungguhnya suatu pengujian keimanan, kalau tidak benar-benar hidup dalam iman yang teguh bisa-bisa terpancing, lalu bertindak diluar kendali, bahkan tidak jarang membuat persoalan yang tidak benar, seakan-akan menjadi benar. Sebetulnya jika datang ujian seperti itu jangan dilawan. Terkadang kejadian seperti itu justru membawa proses percepatan menuju suatu tujuan baik. Keluar dari pemikiran seperti ini, ujian bagi orang bijak menguatkan karakter, menumbuhkan potensi, sebaliknya bagi orang bodoh meruntuhkan karakter dan menghancurkan potensi. Firman Tuhan dalam Lukas 21:13-15, berkata, “Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu.” Masalah bukanlah barang baru bagi setiap kehidupan, melainkan dinamika kehidupan. Karena itu, ketika masalah datang, percayakanlah bahwa dalam dirinya terdapat urapan. Urapan itulah sesungguhnya akan membawanya lepas dari setiap kesesakan, bahkan oleh kesesakan menjadi media percepatan proses menuju rencana Allah. T2 Bayangkan Anda adalah orang yang tidak takut terhadap masalah, tetapi menghadapinya. T3 Sahabat, pastikan kita adalah orang yang tidak takut terhadap masalah, tetapi menghadapinya. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Hadapi Masalah Dengan Berani 2 | Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 Makmur Sepekan Rabu, 30 November 2016 T1 Pemberitaan Salib Bagaimana pandangan Anda tentang salib? Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil; dan itu pun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia. Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. Keluar dari pemikiran seperti ini, barangsiapa melihat salib yang merupakan simbol kematian akan menimbulkan ketakutan. Sebaliknya jika melihat makna dibalik salib yang merupakan kebangkitan, maka terjadilah kehidupan baru. Firman Tuhan dalam Yohanes 3:16, berkata, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal,” dan Filipi 2:8, “Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib,” Juga Galatia 2:19, “Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kritus.” Kebinasaan berubah menjadi kehidupan yang kekal oleh karena KASIH KARUNIA ALLAH yang terjadi pada saat pertukaran salib hukum kematian menjadi salib hukum kehidupan. Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang memandang salib sebagai makna kebangkitan, sehingga terjadi hidup yang baru. Sahabat, pandanglah salib sebagai makna kebangkitan, sehingga terjadi hidup yang baru. Bagikan kebenaran hari ini kepada setiap orang. Pandang Salib Sebagai Kebangkitan Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 | 3 Makmur Sepekan Kamis, 01 Desember 2016 T1 Yang Terlupakan Mengapa kita harus selalu bersyukur? Saya membaca sebuah tulisan tentang kisah seorang visioner yang membuat sebuah terobosan untuk bangsa Indonesia tapi dilupakan, membuat saya merenung bahwa manusia dengan mudah melupakan jasa-jasa orang lain karena kepentingan-kepentingannya sendiri atau sakit hati. Istri saya pernah bercerita bahwa ada seorang anak perempuan yang ditegur oleh ibunya karena melakukan kesalahan, kemudian memutuskan pergi dari rumah. Ditengah perjalanan dia kelaparan dan seorang ibu memberinya semangkuk mie ayam. Anak perempuan ini merasakan bahwa ibu tersebut sangat baik dan benar-benar berterima kasih serta menceritakan kekurangan ibu kandungnya sendiri. Namun jawab ibu penjual mie ayam tersebut, “Saya hanya memberimu satu mangkok mie ayam dan engkau merasa saya lebih baik dari ibumu? Salah besar, nak. Ibumu memberi engkau kehidupan. Kembalilah kepadanya. Jangan lupakan kebaikannya yang luar biasa dan engkau bandingkan dengan semangkuk mie ayam ini.” Sedemikian mudahnya melupakan karena sakit hati. Keluar dari pemikiran seperti ini, Manusia lebih suka menghitung kesalahan daripada mengulas tentang kebaikan. Firman Tuhan dalam Mazmur 103:2, berkata, “Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!” Dan Yeremia 2:32, “Dapatkah seorang dara melupakan perhiasannya, atau seorang pengantin perempuan melupakan ikat pinggangnya? Tetapi umat-Ku melupakan Aku, sejak waktu yang tidak terbilang lamanya.” Manusia cenderung memperdebatkan hal-hal sepele daripada membangun sebuah kemajuan. Manusia lebih suka menghakimi daripada menabur benih kasih dan kebaikan. Manusia lebih mudah melupakan. Bukankah dengan ucapan syukur dan terima kasih membuahkan ingatan tentang anugerah Tuhan dan orang-orang yang melakukan kebaikan untuk kita? T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang yang suka mengucap syukur yang membuahkan ingatan tentang anugrah Tuhan dan kebaikan sesama. Sahabat, jadilah orang percaya yang selalu bersyukur kepada Tuhan dan berterima kasih atas segala kebaikkan sesama. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Mengucap Syukur Mengingatkan Kita Pada Anugrah Allah 4 | Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 Makmur Sepekan Jumat, 02 Desember 2016 T1 Terserah Apa yang harus kita lakukan, supaya dapat berserah total kepada-Nya? Pergi makan diluar atau jajan bersama istri, anak, teman, pasangan atau orang tua merupakan waktu yang indah untuk kebersamaan. Selain dapat berkomunikasi, juga mempererat kebersamaan. Nah, ada satu hal unik dan sering terjadi pada banyak orang khususnya pasangan kekasih atau suami istri : Pria : Mau makan apa dan dimana? Wanita : Terserah. Pria : Ayo ke restoran A... Wanita : Ah, gak mau. Restoran itu kan bla bla bla...(banyak argumen). Pria : Ya, udah. Kamu maunya kemana? Kembali kata ajaib muncul...Wanita : Terserahlah kamu maunya kemana. Pria : Ya, ke kedai makan B, ya? Wanita : Kamu kan tahu aku gak suka makanan yang pedes-pedes, kenapa harus pergi ke kedai B? Dengan agak jengkel, sang pria bertanya “Maunya kemana sih?” Tiba-tiba terulang kembali lagi kata nan ajaib...Wanita : Kan aku udah bilang, terserah aja mau kemana...Dan tiba-tiba suasana berubah menjadi tidak enak dan menyebalkan... Keluar dari pemikiran seperti ini, jika kehidupan kita sudah diserahkan kepada kasih anugerah keselamatan dari Tuhan, seharusnya kewenangannya semua berada ditangan Tuhan. Firman Tuhan dalam 2 Samuel 15:15 berkata, “Para pegawai raja berkata kepada raja: ‘Terserah kepada tuanku raja! Hamba-hambamu ini siap!’” Dan Wahyu 3:16, “Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.” Seringkali manusia masih mempertahankan beberapa “argumen” atau “kepemilikan” dosa untuk melawan kasih itu sendiri. Intinya adalah bahwa manusia seringkali masih berkompromi dengan dosa walaupun sudah masuk dalam keselamatan. Bukankah hal tersebut menjadikan sebuah dilema dan hidup yang abu-abu? T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang yang berpijaklah tegak pada jalan Tuhan dan melangkah dengan kebenaran Firman-Nya. Mari sahabat, berpijaklah tegak pada jalan Tuhan dan melangkah dengan kebenaran Firman-Nya. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Serahkanlah Hidup Kita Total Kepada-Nya Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 | 5 Makmur Sepekan Sabtu, 03 Desember 2016 T1 Waktu Adalah Pemberian Bagaimana kita menghargai waktu? Hidup di kota besar dengan kegiatan dan pekerjaan yang padat membuat saya menyadari, betapa berharga dan berartinya waktu itu. Bahkan bagi sebagian orang, 24 jam dalam sehari dirasa masih kurang untuk menjalani semua aktivitas yang harus dilakukan. Karena itu, kerap kali kita mendengar slogan “waktu adalah uang” sebagai gambaran betapa berharganya waktu itu. Senada dengan slogan itu, saya ingat sebuah lagu semasa Sekolah Minggu, yang berbunyi demikian, “Apa yang dicari orang? Uang! Apa yang dicari orang, pagi, siang, sore, malam? Uang, uang, uang, bukan Tuhan Yesus!” Lirik lagu sederhana ini dengan tajam menusuk hati saya saat merenungkannya. Betapa banyak waktu yang saya habiskan hanya untuk bekerja, lalu terlarut dalam berbagai aktivitas dan acap kali melupakan Tuhan. Saya menyadari sebagian besar waktu dari 24 jam yang Tuhan karuniakan itu saya habiskan untuk tidur, bekerja, dalam perjalanan, bertemu teman-teman, dan aktivitas lainnya. Hanya tersisa sedikit waktu untuk secara khusus saya luangkan bersama dengan Tuhan. Keluar dari pemikiran seperti ini, syukuri pemberian Tuhan yang luar biasa, yaitu waktu! Firman Tuhan dalam Efesus 5:15-16 berkata, “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.” Firman Tuhan mengingatkan kita, agar kita tidak terjerembab di dalam aktivitas dunia yang kemudian membuat kita jauh dari-Nya. Memiliki waktu yang berkualitas bersama dengan Tuhan akan memberi kita kekuatan, kasih, dan buah Roh lainnya (Gal. 5:22-23) kala menjalani hari-hari yang jahat ini. Waktu bersama Tuhan memberi kedamaian di tengah kegelisahan. Selanjutnya, biarlah kita meminta hikmat untuk menggunakan waktu pemberian-Nya itu. Waktu adalah pemberian, kita mensyukuri pemberian itu dengan menggunakannya secara bijaksana. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang yang menghargai dan memaksimalkan waktu. Sahabat, mari kita mensyukuri waktu yang telah dianugrahkan Tuhan. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Waktu Adalah Anugerah 6 | Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 Makmur Sepekan Minggu, 04 Desember 2016 T1 Roh Kudus Maha Hadir Mengapa kita harus hidup dalam pimpinan Roh Kudus? “Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapanMu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situ pun Engkau. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.” (Mazmur 139:7-10) Keluar dari pemikiran seperti ini, Roh Tuhan Maha Hadir, Ia hadir menyatakan kebenaran-Nya untuk memulihkan hidup. Firman Tuhan dalam Efesus 6:18 berkata, “dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,” dan 2 Korintus 3:17, “Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.” Hiiduplah dalam pempinan Roh Kudus, sehingga kemerdekaan selalu tersedia dalam hidup, baik keluarga, pekerjaan, pelayanan, dalam segala aspek kehidupan sosial selalu mendapatkan perhatian dan pemulihan dari-Nya. Karena itu, berdoalah selalu dalam Roh dan melayani perintah-Nya dalam tuntunan Roh Kudus T2 Bayangkan Anda adalah orang percaya yang selalu berdoa dalam Roh dan melayani perintah-Nya dalam tuntunan Roh Kudus. T3 Sahabat, jadilah orang percaya yang mengampuni selalu berdoa dalam Roh dan melayani perintah-Nya, dalam tuntunan Roh kudus. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Selalu Dituntun Roh Kudus Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 | 7 Makmur Sepekan Senin, 05 Desember 2016 T1 Roh Kudus Penolongku Mengapa kita harus selalu penuh dengan Roh Kudus? Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu. Keluar dari pemikiran seperti ini, perjalanan hidup seharusnya terarah pada sebuah tujuan hidup, bukan masalah hidup. Firman Tuhan dalam 1 Samuel 10:6-7 berkata, “Maka Roh Tuhan akan berkuasa atasmu; engkau akan kepenuhan bersama-sama dengan mereka dan berubah menjadi manusia lain. Apabila tanda-tanda ini terjadi kepadamu, lakukanlah apa saja yang didapat oleh tanganmu, sebab Allah menyertai engkau.” Manakala Roh Kudus turun atas seseorang, masalah bukan lagi menjadi masalah, melainkan dinamika kehidupan. Karena itu, pastikan hidup dipimpin oleh Roh Kudus, bukan oleh kemampuan manusianya. Sehingga segala masalah dapat ditanggung dalam-Nya yang memberi kekuatan melepaskan. T2 Bayangkan Anda adalah orang yang dipenuhi Roh Kudus, mendapat kekuatanNya dan menanggungkan seluruh masalah dalam-Nya. T3 Sahabat, biarlah kita selalu dipenuhi Roh Kudus, mendapat kekuatan-Nya dan dimampukan untuk menyelesaikan seluruh masalah kehidupan. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Selalu Penuh Dengan Roh Kudus 8 | Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 Makmur Sepekan Selasa, 06 Desember 2016 T1 Raja Yang Berkuasa Apa artinya Yesus sebagau Raja diatas segala raja? Jawab Yesus: “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini.” Maka kata Pilatus kepada-Nya: “Jadi Engkau adalah raja?” Jawab Yesus: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.” Kata Pilatus kepadaNya: “Apakah kebenaran itu?” Sesudah mengatakan demikian, keluarlah Pilatus lagi mendapatkan orang-orang Yahudi dan berkata kepada mereka: “Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya. Keluar dari pemikiran seperti ini, Tuhan YESUS bukan sekedar Raja yang berpengaruh bagi manusia, melainkan Tuhan jalan keselamatan bagi kehidupan manusia. Firman Tuhan dalam 2 Petrus 1:16 berkata, “Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya.” YESUS bukan sekedar Raja Yahudi, melainkan Raja diatas segala raja, bahkan telah mengerjakan keselamatan dan kehidupan baru bagi seluruh aspek kehidupan manusia. Karena itu, penghormatan bagi seorang manusia kita dapatkan lakukan, tentu bagi Tuhan Raja seharusnya bisa kita lakukan melebihi segalanya. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang memandang salib Yesus sebagai Tuhan dan Raja diatas segala raja dan memberikan keselamatan kepada kita. Sahabat, pandanglah Yesus sebagai uhan dan Raja diatas segala raja dan menyelamatkan kita. Bagikan kebenaran hari ini kepada setiap orang. YESUSlah Raja Diatas Segala Raja Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 | 9 Makmur Sepekan Rabu, 07 Desember 2016 T1 Citra Diri Bagamana citra diri yang benar? Uang bisa mempengaruhi citra diri seseorang. Gambar atau jati diri kita bisa salah jika kita melihat uang secara salah juga. Banyak orang tertipu karena berpikir bahwa mereka akan hebat ketika mempunyai banyak uang dan harta benda melimpah. Keluar dari pemikiran seperti ini, citra diri seseorang tidak ditentukan oleh apa yang dimilikinya, melainkan oleh dirinya sendiri dengan berjalan bersama Tuhan. Firman Tuhan dalam I Samuel 9:2 berkata, “Orang ini ada anaknya laki-laki, namanya Saul, seorang muda yang elok rupanya; tidak ada seorang pun dari antara orang Israel yang lebih elok dari padanya: dari bahu ke atas ia lebih tinggi dari pada setiap orang sebangsanya.” Penampilan seseorang bisa memberikan persepsi yang salah. Sebagai contoh ketika Samuel hendak mengurapi calon raja pengganti Saul. Secara fisik, Samuel mengira bahwa salah seorang anak Isai yang berpenampilan tinggi besarlah yang pantas menjadi raja. Tetapi apa yang dilihat manusia ditolak oleh Tuhan. Tuhan melihat hati manusia. Citra diri kita tidak ditentukan oleh hal hal yang bersifat lahiriah. Citra diri adalah sebuah refleksi dari dalam diri kita. Bukan dari uang yang kita miliki. Kita sebagai manusia perlu memantulkan cahaya dari dalam diri kita sendiri layaknya emas dan berlian. Itulah sebabnya, sewaktu kita diberkati dengan uang berlimpah, citra diri kita yang benar yaitu murah hati dan mau menolong orang lain, membantu pekerjaan Tuhan (pelayanan misi) harus kita tunjukan. Dan uang tersebut juga dapat kita pakai untuk memperluas kerajaan Allah. Begitu pula dengan kecerdasan yang kita miliki yang berasal dari Allah. Kita dapat memanfaatkan kecerdasan itu di dalam pekerjaan dan kesempatan yang diberikan kepada kita. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang percaya yang memiliki citra diri yang tidak dipengaruhi oleh hal-hal fana di dunia ini. Sahabat, Citra diri kita tidak dipengaruhi oleh uang, tetapi ditentukan oleh keberadaan diri kita sendiri. Mari kita bangun citra diri kita di dalam Tuhan. Banyak orang bersusah payah membangun citra diri yang salah, tetapi malah berakhir dengan kehancuran. Dalam keadaan finasial yang melimpah atau tidak, hendaknya citra diri kita konsisten di dalam Tuhan. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Miliki Citra Diri Yang Benar 10 | Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 Makmur Sepekan Kamis, 08 Desember 2016 T1 Terbang Sendirian Bagaimana seharusnya orangtua bertindak terhadap anaknya yang beranjak dewasa? Ketika kita mulai melepaskan anak untuk berjalan dan memutuskan hidupnya sendiri, akan membuat hati kita cukup waswas. Contohnya: ketika melepas anak untuk melakukan perjalanan dengan penerbangan sendirian, cukup membuat hati kami kuatir. Walaupun prosedur dan aturan di bandara cukup jelas dan baik, akan tetapi melepasnya untuk terbang sendirian di usia yang masih kecil, wow sesuatu sekali... Keluar dari pemikiran seperti ini, melepaskan anak untuk menjalani hidupnya sendiri, merupakan tindakan kepercayaan orang tua. Firman Tuhan dalam Hakim 8:20 berkata, “Katanya kepada Yeter, anak sulungnya: ‘Bangunlah, bunuhlah mereka.’ Tetapi orang muda itu tidak menghunus pedangnya, karena ia takut, sebab ia masih muda.” Kisah Gideon memberikan kesempatan kepada anaknya Yeter untuk mengeksekusi, adalah sebuah tindakan kepercayaan orang tua kepada anaknya. (Bukan berbicara tentang pembunuhan lho, tapi memberikan otoritas untuk mengeksekusi). Beberapa dari kita hanya mungkin tidak tega untuk memberikan kepercayaan kepada anak-anak untuk belajar memulai hal-hal yang baru (harus sesuai aturan ya) Anak akan belajar dengan baik dan cerdas ketika diberikan kepercayaan dan didukung dengan semangat untuk melakukan. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orangtua yang memberikan kepercayaan dan mendukung penuh anak-anak. Sahabat, pastikan kita adalah orangtua yang memberikan kepercayaan dan mendukung penuh anak-anak kita. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Percaya & Dukung Anak-anak Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 | 11 Makmur Sepekan Jumat, 09 Desember 2016 T1 Telur Apa yang anda dapatkan dalam MS hari ini? Disebuah penerbangan, anak saya terlihat lahap sekali memakan sarapan paginya yaitu omellete. Makanan ini terbuat dari telur ayam atau bebek dan dibuat dengan campuran mentega dan sedikit susu. Di Indonesia disebut dengan telur goreng, karena membuatnya sangat mudah dan dijadikan menu harian. Nah ada juga telur yang dimasak dalam bentuk lainnya yaitu telur mata sapi. Aneh juga sih, kenapa bisa dinamakan telur mata sapi, padahal yang menghasilkan telur adalah ayam bukan si sapi. Ayam yang sampai “teler” menghasilkan telur tapi si sapi yang mendapat nama. Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemui bahwa seseorang bekerja dengan keras untuk satu hal, tapi orang lain yang mendapat nama dan keuntungan. Terasa tidak adil, bukan? Keluar dari pemikiran seperti ini, manusia bisa memperlakukan kita dengan tidak baik, Tetapi Tuhan melihat dan menghargai kita. Firman Tuhan dalam Kolose 3:23-24 berkata, “Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.” Ketika kita diperlakukan seperti hal diatas memang ada rasa tidak terima, tidak puas, merasa dikerjai, dipinggirkan, diperlakukan tidak “fair” dan tidak dipandang. Tapi ada berita baik, bahwa Tuhan memandang, mangamati dan menghargai apa yang kita perbuat. Dialah yang memberikan upah yang indah pada waktunya. Biar saja “sang sapi” yang mendapat nama semunya tapi kebaikan “ayam” yang sejati tidak akan terlupakan oleh-Nya. Tetap berkarya, lakukan dengan kesetiaan, kebenaran dan terbaik. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang percaya yang yakin, bahwa Tuhan memandang, mengamati dan menghargai Anda. Sahabat, jadilah orang percaya yang yakin, bahwa Tuhan memandang, mengamati dan menghargai kita. Bagikan kebenaran hari ini kepada setiap orang. Tuhan Selalu Menghargai Kita 12 | Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 Makmur Sepekan Sabtu, 10 Desember 2016 T1 Puncak Keindahan Apa yang anda dapatkan dari MS hari ini? Dari Sion, puncak keindahan, Allah tampil bersinar. Allah kita datang dan tidak akan berdiam diri, di hadapan-Nya api menjilat, sekeliling-Nya bertiup badai yang dahsyat. Ia berseru kepada langit di atas, dan kepada bumi untuk mengadili umat-Nya: “Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Aku berdasarkan korban sembelihan! Keluar dari pemikiran seperti ini, suara Sorga bergema memanggil orang dikasihinya untuk memancarkan keindahan sion bagi pemulihan. Firman Tuhan dalam Roma 8:28 berkata, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Menyatakan penyertaan Tuhan melakukan perbuatan-perbuatan yang membawa pemulihan bagi jiwa-jiwa, membuktikan kita mengasihi-Nya. Karena itu, dalam segala hal yang terutama adalah hiduplah sesuai dengan perintahNya, hidup dalam kasih-Nya yang mengasihi sesamanya dengan tidak berhenti bersaksi bagi jiwa-jiwa. T2 Bayangkan Anda adalah orang percaya yang menyatakan perbuatan Tuhan, yang membuktikan kasih anda pada-Nya. T3 Sahabat, jadilah orang percaya yang menyatakan perbuatan Tuhan, yang membuktikan kasih kita pada-Nya. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Beritakan Perbuatan-Nya Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 | 13 Makmur Sepekan Minggu, 11 Desember 2016 T1 Profesor Ahli Patologi Bagaimana seharusnya tantangan kehidupan? kitqa menhadapi Seorang profesor diundang untuk memberi kesaksian perkara pembunuhan, sesuai dengan keilmuan yang dimilikinya. Ada beberapa statement menarik buat saya jadikan bahan renungan. Konon katanya, bahan kimia yang mengandung sianida bukan saja berbahaya bagi yang terkena secara oral, bahkan bagi yang terhirup juga berbahaya. Sebetulnya bahan yang memiliki kandungan seperti itu terdapat dalam berbagai material yang terdapat dalam kehidupan sosial, artinya: tidak terlalu sulit bersinggungan dengan bahan tersebut dalam kehidupan kita. Keluar dari pemikiran seperti ini, tidak seorang pun hidupnya luput dari tantangan seperti itu, tetapi Tuhan memberi kemampuan untuk menghadapinya. Firman Tuhan dalam Efesus 5:15-16 berkata, “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.” Kebenaran mensyaratkan bahwa kita harus mempergunakan waktu hidup dengan bijaksana, sebab sijahat bagaikan singa yang mengaum-aum mencari mangsanya. Beberapa artis berbagi pengalaman mereka terjebak dengan zat-zat yang sangat berbahaya, ketika asapnya masuk dalam tubuh tiba-tiba mengalami sensasi tinggi, bahkan dapat melakukan berbagai tindakan yang tidak normal. T2 Bayangkan Anda adalah orang yang diberi kemampuan oleh Tuhan untuk menghadapi setiap tantangan kehidupan. T3 Sahabat, pastikan kita adalah orang orang yang diberi kemampuan oleh Tuhan untuk menghadapi setiap tantangan kehidupan. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Hadapi Tantangan Dengan Semangat! 14 | Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 Makmur Sepekan Senin, 12 Desember 2016 T1 Percaya Sampai Ia Mempercayai Sampai dimanakah batasan kepercayaan kita terhadap Tuhan? Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tandatanda yang diadakan-Nya. Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua, dan karena tidak perlu seorang pun memberi kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia. Keluar dari pemikiran seperti ini, banyak orang percaya TUHAN YESUS sanggup melakukan mujizat: itu memang benar, bahkan banyak orang mengalaminya. Semua itu terjadi karena sudah tersedia sejak semula dari TUHAN bagi orang percaya, tidak demikian bagi mereka yang ingin bertumbuh menjadi serupa denganNya. Firman Tuhan dalam Matius 7:22-23 berkata, “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” Melakukan perbuatan mujizat cukup hanya percaya Yesus adalah pelaku mujizat, manakala ingin bertumbuh dan memiliki karakter Kristus, harus mempunyai relasi yang membuka pengenalan dan mengikat keintiman hidup, sehingga menumbuhkan kasih karunia dalam panggilan dan tujuan hidup. T2 Bayangkan Anda adalah orang yang percaya Yesus, sampai Dia juga mempercayai kita. T3 Sahabat, percayalah kepada Yesus, sampai Dia juga mempercayai kita. Bagikan kebenaran hari ini kepada setiap orang. Percaya Dan Dipercayai Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 | 15 Makmur Sepekan Selasa, 13 Desember 2016 T1 Taruh Satu Sampah Apa yang akan terjadi jika kita melakukan sebuah kesalahan? Sewaktu mengendarai kendaraan, istri saya melihat seseorang membuang satu bungkusan sampah disebuah tempat yang bukan pembuangan sampah. Lanjut katanya kepada saya, “Apabila hal tersebut diteruskan, maka akan mengakibatkan orang lain akan menganggap diperbolehkan dan mengikuti untuk membuang sampah ditempat tersebut.” Tentu pada akhirnya tempat tersebut menjadi tempat yang kotor dan tidak bernilai. Keluar dari pemikiran seperti ini, hal yang tidak baik, akan mendatangkan hal buruk lainnya. Firman Tuhan dalam Roma 5:12, 15 berkata, “Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus.” Yuk, periksa diri kita. Apakah kita adalah orang yang mendatangkan masalah dosa dimana kita berada atau mendatangkan kebenaran dan berkat serta kemuliaan Allah yang dinyatakan? Apabila kebenaran dari Tuhan ada dalam diri kita maka dimanapun kita berada perkenanan dan kebaikan Tuhan hadir disitu. T2 Bayangkan Anda adalah orang yang introspeksi diri apakah kebenaran Tuhan ada dalam diri anda, atau tidak. T3 Sahabat, mari kita mengintrospeksi diri, apakah kebenaran Tuhan ada dalam diri kita, atau tidak. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Ayo Introspeksi Diri 16 | Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 Makmur Sepekan Rabu, 14 Desember 2016 T1 Sambung Tidak Tersalurkan Mengapa kita harus terkoneksi dengan Tuhan? Suatu kejadian yang menarik buat saya untuk dijadikan bahan renungkan. Saat mau tidur, seperti biasa handphone saya terkonek ke stop kontak untuk charge supaya paginya bisa dipergunakan. Namun, kali ini ada masalah. Begitu bangun, seperti biasa mau mengirim renungan harian, ternyata handphone belum terisi listriknya. Saking kagetnya melihat kejadian seperti itu, saya berpikir, “kok tidak terisi batterainya. Ketika dicek, kelihatannya tersambung, tetapi ada masalah dengan kabelnya, sehingga batterainya belum terisi. Keluar dari pemikiran seperti ini, pastikan tersambung dengan benar, bukan hanya sekedar kelihatan tersambung saja. Firman Tuhan dalam Matius 14:28-29 berkata, “Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: ‘Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air.’ Kata Yesus: ‘Datanglah!’ Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.” Iman bekerja tidak sekedar berteriak dan percaya, melainkan kepastian hubungan Intim dengan Tuhan. Sehingga firman-Nya tersalurkan, menumbuhkan iman yang penuh kuasa. Seperti itulah iman bekerja mendatangkan mujizat, bukan iman memperagakan keimanannya. T2 Bayangkan Anda adalah orang yang memiliki koneksi yang benar dengan Tuhan, yang menghasilkan iman yang penuh kuasa. T3 Sahabat, pandanglah salib sebagai makna kebangkitan, sehingga terjadi hidup yang baru. Bagikan kebenaran hari ini kepada setiap orang. Terkoneksi Dengan Benar Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 | 17 Makmur Sepekan Kamis, 15 Desember 2016 T1 Perlindungan Tuhan Mengapa kita harus selalu bersandar pada Tuhan? Mazmur Daud. Tuhan, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya, yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang yang tersingkir, tetapi memuliakan orang yang takut akan Tuhan; yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi; yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang yang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah selama-lamanya. Keluar dari pemikiran seperti ini, persoalan hidup bukan terletak pada masalah yang dihadapi, melainkan dimana ia bersandar. Firman Tuhan dalam Mazmur 18:20-24 berkata, “Ia membawa aku ke luar ke tempat lapang, Ia menyelamatkan aku, karena Ia berkenan kepadaku. Tuhan memperlakukan aku sesuai dengan kebenaranku, Ia membalas kepadaku sesuai dengan kesucian tanganku, sebab aku tetap mengikuti jalan Tuhan dan tidak berlaku fasik terhadap Allahku. Sebab segala hukum-Nya kuperhatikan, dan ketetapan-Nya tidaklah kujauhkan dari padaku; aku berlaku tidak bercela di hadapan-Nya, dan menjaga diri terhadap kesalahan.” Keselamatan merupakan permulaan kehidupan yang bebas, bagaikan suatu lapangan kemerdekaan yang diperhitungkan sesuai dengan standar kebenaran. Karena itu, jangan berdalih: ya katakan ya, tidak katakan tidak, lebih dari itu berasal dari sijahat. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang percaya yang selalu bersandar pada Tuhan. Sahabat, jadilah orang percaya yang selalu bersandar pada Tuhan. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Selalu Bersandar Pada Tuhan 18 | Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 Makmur Sepekan Jumat, 16 Desember 2016 T1 Persembahan Penyembah Bagaimana seharusnya persembahan? kita memberikan Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada Tuhan sebagai korban persembahan; Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka Tuhan mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. Keluar dari pemikiran seperti ini, korban persembahan merupakan identitas penyembah, bukan kemampuannya sebagai korban, melainkan kepatuhannya itu adalah korban. Firmsn Tuhan dalam 1 Raja 17:12-14 berkata, “Perempuan itu menjawab: “Demi Tuhan, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati.” Tetapi Elia berkata kepadanya: “Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. Sebab beginilah firman Tuhan, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun tidak akan berkurang sampai pada waktu Tuhan memberi hujan ke atas muka bumi.” Persembahan memperlihatkan perasaan takut atau kasih. Kedua sifat itu menjadi titik penyembahannya diterima atau ditolak. Seperti itulah yang menentukan korban persembahannya, mendatangkan berkat atau sebaliknya. T2 Bayangkan Anda adalah orang yang memberikan persembahan atas dasar kasih dan takut pada Tuhan.. T3 Sahabat, pastikan kita adalah orang yang memberikan persembahan atas dasar kasih dan takut pada Tuhan. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Berikan Persembahan Atas Dasar Kasih Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 | 19 Makmur Sepekan Sabtu, 17 Desember 2016 T1 Pandanglah Yesus Bagaimana kita memlihara kesucian indera, pikiran dan hati kita ? Aku senantiasa memandang kepada Tuhan; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu, hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa. Keluar dari pemikiran seperti ini, mata merupakan indra penglihatan yang menangkap setiap informasi ysng dikelola pikiran. Ketika keputusannya adalah menerima, hati kita akan terbuka dan mengeramnya menjadi energi terhadap suatu tindakan. Karena itu, indra, pikiran dan hati menjadi penentu jalan hidup seseorang kemana arahnya. Firman Tuhan dalam Ibrani 12:2 berkata, “Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.” Lakukan segala sesuatu sebagai bagian dari panggilan Tuhan. Bertekunlah terus mengerjakannya dengan mata tertuju pada Yesus yang adalah pemimpin kasih karunia. Karena itu, pergunakanlah kaca mata rohani, yaitu iman yang tumbuh dari kebenaran Kristus, bukan pengaruh dari sesuatu yang bersifat keangkuhan. Sebagai contoh, seorang bapak berbagi, keluarga terpecah-belah karena mempertahankan kebenarannya, anak-anaknya menjadi pemberontak dan keluar dari persekutuan keluarganya dengan alasan mempertahankan kebenaran. Sebenarnya keluar dari keluarga itu pun melanggar kebenaran, itulah yang disebut orang buta menuntun orang buta. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang yang memelihara indera, pikiran dan hati. Sahabat, jadilah orang yang memelihara kesucian indera, pikiran dan hati. Bagikan kebenaran hari ini kepada setiap orang. Mata Kita Selalu Tertuju PadaNya 20 | Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 Makmur Sepekan Minggu, 18 Desember 2016 T1 Menghadapi Masalah Bagaimana seharusnya sikap kita ketika menghadapi masalah? Seringkali orang Kristen tidak tekun dan sabar dalam menghadapi tantangan. Segala sesuatu yang kita alami, seperti masalah, tantangan, kesulitan, dan penderitaan, harus dihadapi dengan sabar dan tekun. Keluar dari pemikiran seperti ini, sabar berarti tidak tergesa-gesa, bersedia mengalami penundaan dan mengikuti waktunya Tuhan. Sedangkan tekun berarti tidak mudah menyerah dan tidak putus asa, terus mencoba, mendesak, dan memohon pertolongan Tuhan sekalipun dalam keadaan yang sangat sulit. Firman Tuhan dalam Kolose 1:9-12 berkata, “Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah, dan dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar, dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang.” Bagaimana agar dapat menghadapi masalah, tantangan, dengan sabar dan dengan tekun, sbb: 1. Diperlukan dukungan doa dari saudara seiman, terutama dari pemimpin rohani yang menjadi tudung rohani kita. 2. Dibutuhkan hikmat dan pengertian yang benar yang berasal dari Tuhan, bukan dari manusia atau dari diri sendiri. 3. Mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna. Kita bisa mengetahui kehendak Tuhan melalui pembaruan pikiran. Kadang kala yang menjadi masalah bukanlah masalahnya, melainkan cara berpikir. 4. Hidup layak dan berkenan di hadapan Tuhan. Banyak orang Kristen lupa membawa diri untuk bisa berkenan di hadapan Tuhan. Mereka memohon agar Tuhan menolong mereka, tetapi lupa menjadikan diri mereka layak di hadapan Tuhan. Tentunya bukan karena perbuatan kita, tetapi semua karena kasih karunia Tuhan. 5. Harus menghasilkan buah-buah dan membawa dampak bagi orang lain. Kita perlu belajar, bukan hanya sekedar menghadapi masalah, tetapi menghasilkan buah dan berikutnya menerima kekuatan dan kuasa kemuliaan Tuhan. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang percaya yang sabar dan tekun ketika menghadapi masalah. Sahabat, jadilah orang percaya yang mengampuni sabar dan tekun ketika menghadapi masalah. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Hadapi Dengan Tekun & Sabar Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 | 21 Makmur Sepekan Senin, 19 Desember 2016 T1 Tahu Diri Bagaimana seharusnya kita mengenal diri kita sendiri? Pernah lihat seorang anak kecil yang “belagu” atau sok-sokan? Beberapa dari orang yang melihatnya mungkin lucu, sebagian lagi sebel atau kepingin jitak. Nah, sifat anak-anak itu sendiri ingin dijadikan pusat perhatian dan dianggap hebat. Dia ingin semua terfokus pada dirinya. Ada kisah sepasang suami istri yang merupakan pelayan Tuhan di sebuah gereja. Mereka mempunyai anak laki-laki yang luar biasa aktif (bandel). Kebetulan sang istri mendapat giliran pelayanan, dan anak laki-laki itu ingin mengikuti mamanya. Sang ayah membujuk si anak agar tidak ikut sang mama agar tidak membuat kekacauan diacara tersebut. Kata-kata “mengangkat” dengan pujian kalau si anak itu ganteng, hebat, top dikemukakan dalam bujukan. Hingga akhirnya si anak mau ikut dengan sang ayah karena “merasa” bahwa dia itu hebat. Dan akhirnya acara berjalan dengan lancar tanpa ada kekacauan. Kelur dari pemikiran seperti ini, setiap orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Firman Tuhan dalam Lukas 22:33-34 berkata, “Jawab Petrus: ‘Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!’ Tetapi Yesus berkata: ‘Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku.’” Kelakuan-kelakuan kita sama lho dengan anak laki-laki kecil seperti kisah diatas. Merasa paling hebat, jagoan, pintar, ganteng, cantik, pahlawan dan lainnya. Walaupun mungkin benar, tetap saja kita harus sadar bahwa ada kelemahan-kelemahan di dalam diri kita. Sering juga kekurangan-kekurangan banyak ditutupi dan lebih memilih menonjolkan dan memperlihatkan kehebatan kita, walaupun itu sangat rapuh. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang yang menyadari kelebihan dan kekurangan sendiri. Sahabat, mari renungkan sejenak dalam diri kita dan sadarilah bahwa semuanya karena kebaikan Tuhan. Jadilah pribadi yang tahu diri. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Kenali Diri Kita Sendiri 22 | Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 Makmur Sepekan Selasa, 20 Desember 2016 T1 Tempat Yang Lebih Dalam Apa yang anda dapatkan dari MS hari ini? Hobi memancing sangat digemari banyak orang. Banyak cara dan tempat untuk melakukan hobi ini. Dengan menggunakan senar pancing saja atau menggunakan bambu pancingnya. Tempatnya bisa di kolam, danau, sungai, muara dan laut. Nah apabila kita memancing disungai atau dimuara dengan menggunakan perahu harus melihat pasang surut permukaan airnya. Biasanya para pemancing memulai kegiatannya ketika air mulai menuju pasang. Mereka mendayung semakin ketengah atau ketempat yang lebih dalam agar supaya perahunya tidak kandas dan saat itu udang serta ikan mulai bermunculan. Keluar dari pemikiran seperti ini, kadangkala kita harus keluar dari zona nyaman kita untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Firman Tuhan dalam Lukas 5:3 berkata, “Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.” Memutuskan untuk keluar dari zona nyaman dan berani menghadapi tantangan adalah sikap yang membuat “perahu kehidupan” kita berlayar. Seperti Abraham yang dengan imannya mau mengorbankan anak kesayangannya, Ishak, untuk taat akan kepada Tuhan dan dia mendapat perkenanan-Nya sampai Tuhan menggantikan dengan seekor kambing. Juga seorang perempuan yang mempunyai sakit pendarahan duabelas tahun dan dia berlari meraih jumbai jubah Yesus dengan iman hingga mengalami kesembuhan. Dan banyak lagi peristiwa-peristiwa kemenangan yang dapat menjadi contoh bahwa destiny hidup kita mengalami kemuliaan apabila kita memulainya dengan kesadaran akan kebenaran dan kekuatan-Nya. Keluar dari area yang membuat hidup kita kandas, dorong ke tempat yang lebih dalam. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang berani keluar dari zona nyaman untuk mengalami kehidupan yang lebih baik. Sahabat, jadilah orang berani keluar dari zona nyaman untuk mengalami kehidupan yang lebih baik. Bagikan kebenaran hari ini kepada setiap orang. Keluar Dari Zona Nyaman Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 | 23 Makmur Sepekan Rabu, 21 Desember 2016 T1 Menjadi Akil Balig Mengapa kita harus meningkatkan kedewasaan sepenuhnya? Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikit pun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, padahal sesungguhnya ia adalah tuan dari segala sesuatu; tetapi ia berada di bawah perwalian dan pengawasan sampai pada saat yang telah ditentukan oleh bapanya. Demikian pula kita: selama kita belum akil balig, kita takluk juga kepada rohroh dunia. Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak. Keluar dari pemikiran seperti ini, setiap anak adalah tuan dari warisan Bapanya, sekalipun kedewasaan menjadi penentu menerima pewarisan itu, bukan berarti secara otomatis menjadi penerima, melainkan yang sudah akil balig, artinya: dewasa dalam hal sikap dan perilakunya, bukan sekedar usianya. Firman Tuhan dalam Galatia 4:6-7 berkata, “Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: “ya Abba, ya Bapa!” Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah. Sebagai anak selalu membangun hubungan dengan Bapa dalam Roh Kudus untuk mencapai kedewasaan penuh, sehingga bukan menjadi hamba yang terikat dengan berbagai aturan spiritisme yang menyandera jiwanya, sehingga terbentuk karakter yang esklusif, potensi ILLAHI terkubur. Karena itu, persekutuan dalam tubuh menjadi amat sangat penting dalam pertumbuhan jemaat Kristus menjadi serupa dengan Bapa. T2 Bayangkan Anda adalah orang percaya yang sudah dewasa dan siap menerima warisan Sorga. T3 Sahabat, jadilah orang percaya orang percaya yang sudah dewasa dan siap menerima warisan Sorga. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Tingkatkan Kedewasaan Sepenuhnya 24 | Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 Makmur Sepekan Kamis, 22 Desember 2016 T1 Berkomunikasi Dengan Tuhan Unsur apakah yang harus diperhatikan untuk berkomunikas dengan Tuhan? Samuel yang muda itu menjadi pelayan Tuhan di bawah pengawasan Eli. Pada masa itu firman Tuhan jarang; penglihatan-penglihatan pun tidak sering. Pada suatu hari Eli, yang matanya mulai kabur dan tidak dapat melihat dengan baik, sedang berbaring di tempat tidurnya. Lampu rumah Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci Tuhan, tempat tabut Allah. Lalu Tuhan memanggil: “Samuel! Samuel!”, dan ia menjawab: “Ya, bapa.” Lalu berlarilah ia kepada Eli, serta katanya: “Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?” Tetapi Eli berkata: ‘Aku tidak memanggil; tidurlah kembali.’ Lalu pergilah ia tidur.” Keluar dari pemikiran seperti ini, Tuhan ingin berkomunikasi dengan anakanak-Nya di saat dalam keadaan hening. Firman Tuhan dalam 1 Samuel 3:7 berkata, “Samuel belum mengenal Tuhan; firman Tuhan belum pernah dinyatakan kepadanya.” Berkomunikasi dengan Tuhan bukan bergantung berapa sucinya kita, terhadap itu memang penting akan tetapi lebih penting lagi adalah alat untuk berkomunikasi. Samuel belum mengenal Tuhan dan firman Tuhan belum dinyatakan, sebetulnya itu yang menjadi isu utama yang perlu diperhatikan. Artinya, firman yang merupakan pikiran dan perasaan Tuhan seharusnya menjadi fokus utama yang harus ditanam kedalam pikiran dan perasaan kita. Ketika Tuhan berbicara, perasaan-Nya disalurkan melalui pikiran-Nya, sehingga kita dapat merasakan hadirat-Nya dalam perasaan kita dan dimengerti oleh pikiran kita apa maksud-Nya. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang yang mengenal Tuhan dan tanamkan firman dalam hati dan pikiran. Sahabat, pastikan kita menjadi orang yang mengenal Tuhan dan menanam firman dalam hati dan pikiran kita. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Kenali Tuhan dan Tanamkan Firman Dalam Hati Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 | 25 Makmur Sepekan Jumat, 23 Desember 2016 T1 Kuasa Dalam Penyembahan Apa pentingnya penyembahan? Sebab ketika diundi, sebagaimana lazimnya untuk menentukan imam yang bertugas, dialah yang ditunjuk untuk masuk ke dalam Bait Suci dan membakar ukupan di situ. Maka tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan. Melihat hal itu ia terkejut dan menjadi takut. Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: “Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak lakilaki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu Keluar dari pemikiran seperti ini, fungsi seorang Imam adalah menyembah Tuhan dalam hadirat-Nya, kuasa Allah bekerja dan perkara-perkara besar terjadi! Firman Tuhan dalam Lukas 1:18-19 berkata, “Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu: ‘Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya.’ Jawab malaikat itu kepadanya: ‘Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu.’” Manakala Tuhan hadir, pekerjaan-Nya tidak melihat masalah yang sedang di hadapinya sebesar apa, melainkan hadirat-Nya ada kuasa yang sanggup melakukan perkara-perkara yang lebih besar dari masalah yang dihadapinya. T2 Bayangkan Anda adalah seorang imam yang menyembah Tuhan dalam hadiratNya, sampai kuasa Tuhan bekerja dan perkara-perkara besar terjadi. T3 Sahabat,sadarilah bahwa kita adalah seorang imam yang menyembah Tuhan dalam hadirat-Nya, sampai kuasa Tuhan bekerja dan perkara-perkara besar terjadi. Bagikan kebenaran hari ini kepada setiap orang. Menyembah Sampai Mengalami Terobosan 26 | Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 Makmur Sepekan Sabtu, 24 Desember 2016 T1 Survey Mengapa kita harus bersatu? Ada sebuah survey yang menentukan siapa pendeta paling berpengaruh di Indonesia. Dasar dari survey tersebut adalah jejak rekam beliau-beliau dalam melayani Tuhan. Hal tersebut mengundang beberapa adu argumentasi dari beberapa orang dan mereka menulis komentar sebagai tanggapan di blog tersebut. Membaca berbagai komentar mereka tersirat bahwa adanya penggolongan-penggolongan. Dan juga mungkin karena nama Gembala mereka tidak ada diurutan tersebut atau merasa tidak sesuai urutannya. Keluar dari pemikiran seperti ini, saya yakin sekali, bahwa para Hamba Tuhan tersebut tidak memperdulikan tentang survey-survey semacam itu karena totalitas hidup mereka untuk kemuliaan nama Tuhan Yesus. Firman Tuhan dalam 1 Korintus 3:3-4 berkata, “Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi? Karena jika yang seorang berkata: ‘Aku dari golongan Paulus,’ dan yang lain berkata: ‘Aku dari golongan Apolos,’ bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?” Jemaat Korintus disebut oleh Paulus sebagai jemaat yang kekanakkanakan, bahkan disebut jemaat duniawi. Hal ini menyebabkan persatuan antar gereja susah dilakukan karena hal yang terkotak-kotak. Mari menjadi satu dalam keluarga Allah. Bukankah indah dalam satu kesatuan Kasih Tuhan? T2 Bayangkan Anda adalah orang percaya yang dewasa dan bersatu dengan seluruh gereja dalam satu kesatuan keluarga Allah.. T3 Sahabat, jadilah orang percaya yang dewasa dan bersatu dengan seluruh gereja dalam satu kesatuan keluarga Allah. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Bersatu Dalam Keluarga Allah Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 | 27 Makmur Sepekan Minggu, 25 Desember 2016 T1 Bersukacitalah Dengan Orang Yang Bersukacita Apa yang anda dapatkan dalam renungan MS hari ini? Pernikahan adalah sebuah momentum seorang laki-laki dan seorang perempuan melaksanakan mandat kesatuan dari Tuhan. Mereka bukan masing-masing lagi tapi menjadi satu tubuh. Sebuah unity indah yang Tuhan ciptakan dan disitulah berkat anugerah tercurah. Kebahagiaan dan sukacita melimpah. Dalam sebuah acara pernikahan seorang sahabat, selain acara makan malam bersama, juga dimeriahkan dengan lagu dan tarian. Disuatu momen, puluhan handai taulan dan para tamu dari kedua mempelai menari bersama dalam sukacita. Bergerak mengikuti alunan lagu dan musik, menyanyi bersama, saling bersalaman, semua larut dalam sukacita serta kebahagian bersama mempelai berdua. Keluar dari pemikiran seperti ini, mari kita turut merasakan seperti apa yang sedang dirasakan orang lain. Firman Tuhan dalam Roma 12:15 berkata, “Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!” Maksud ayat ini sebenarnya bukan menjadi pribadi yang ikut-ikutan, tapi mempunyai pribadi yang punya rasa simpati dan empati. Merasakan sukacita bersama dalam kebaikan Tuhan. T2 Bayangkan Anda adalah orang yang turut merasakan sesuatu yang dirasakan orang lain. T3 Sahabat, pastikan kita adalah orang yang turut merasakan sesuatu yang dirasakan orang lain. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Turut Merasakan 28 | Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 Makmur Sepekan Senin, 26 Desember 2016 T1 Takut Akan Tuhan Bagaimana pandangan Anda tentang istilah “takut akan Tuhan”? Tidak sedikit orang Kristen yang memiliki pengertian yang salah tentang “takut akan Tuhan.“ Takut akan Tuhan bukan berarti Tuhan adalah Pribadi yang menakutkan, mudah murka, pembalas, penghukum, dst. Tuhan adalah Pribadi yang penuh kasih, dan bahkan Dia adalah kasih itu sendiri. Keluar dari pemikiran seperti ini, takut akan Tuhan berarti kita tidak ingin mengecewakan-Nya, mempermalukan-Nya, dan membuat nama-Nya diolok dan dihina orang, baik melalui perkataan, sikap, perilaku, pikiran, keputusan, dan tindakan kita. Semua itu kita lakukan karena kita mengasihi Tuhan sebab Ia telah mengasihi kita. FirmanTuhan dalam, Mazmur 25:12-14 berkata, “Siapakah orang yang takut akan TUHAN? Kepadanya TUHAN menunjukkan jalan yang harus dipilihnya. Orang itu sendiri akan menetap dalam kebahagiaan dan anak cucunya akan mewarisi bumi. TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.” Apa yang akan kita alami apabila kita memiliki rasa takut akan Tuhan? Kita akan menerima PETUNJUK dari Tuhan untuk jalan yang harus kita pilih. Kita akan menetap (tinggal) di dalam kebahagiaan. Dalam terjemahan bahasa Inggris dikatakan “tinggal di dalam kemakmuran.“ Keturunan kita akan mewarisi negeri. Ini berarti keturunan kita tidak akan kekurangan, bahkan akan menerima semua berkat yang disediakan Tuhan di dalam dan di atas bumi negeri di mana mereka tinggal. Tuhan akan menjadi sahabat karib kita (Yoh. 15: 15). Rahasia Tuhan akan disingkapkan kepada kita. Dalam bahasa Inggris dikatakan “the secret of the Lord is with those who fear Him (Rahasia Tuhan ada pada mereka yang takut akan Dia).“ Tuhan akan memberitahukan dan menunjukkan ikat-janji-Nya kepada kita. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang percaya yang takut akan Tuhan. Sahabat, jadilah orang percaya yang takut akan Tuhan. Bagikan kebenaran hari ini kepada setiap orang. Jadilah Orang Percaya Yang Takut Akan Tuhan Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 | 29 Makmur Sepekan Selasa, 27 Desember 2016 T1 Permohonan Keringanan Berkat apa yang anda terima dari renungan MS hari ini? Biaya sekolah dan kuliah adalah merupakan beban yang harus ditanggung orang tua dan beberapa orang yang melaksanakan studi tersebut. Beberapa orang mempersiapkannya jauh-jauh hari dan sebagian tidak mempersiapkannya. Dilatarbelakangi oleh berbagai faktor tapi mempunyai tujuan yang sama yaitu lulus studi. Beberapa puluh tahun yang lalu, sewaktu tinggal di asrama sekolah selama 2 tahun, kendala dari beberapa dari kami adalah uang asrama. Berbagai macam kesulitan keuangan yang dialami para pelajar membuat mereka harus datang kepada pihak sekolah untuk meminta keringanan dan memundurkan waktu pembayarannya. Dan banyak kebijakan-kebijakan yang diberikan oleh sekolah perihal ini. Keluar dari pemikiran seperti ini, betapa bahagianya manusia yang berhutang kehidupan, tapi telah ditebus oleh kematianNya di kayu salib. Firman Tuhan dalam Yohanes 3:16 berkata, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” dan 1 Korintus 6:20, “Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” Betapa bahagianya kita manusia berhutang kehidupan dan ditebus oleh kematianNya diatas kayu salib. Tuhan Yesus mendatangi kita dan memberikan pembayaran yang lunas bagi orang-orang yang percaya kepadaNya. Kita yang hina karena dosa diberikan sebuah kehidupan abadi dalamNya. Jadi masihkah kita ragu menerima-Nya? T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang yang berhutang kehidupan, tetapi telah ditebus Tuhan. Sahabat, jadilah orang percaya yang berhutang kehidupan, tetapi telah ditebus Tuhan Yesus. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Kita Telah Lunas Dibayar Tuhan 30 | Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 Makmur Sepekan Rabu, 28 Desember 2016 T1 Siapa Dirimu? Berkat apa yang anda dapatkan dalam renungan MS hari ini? Gelombang pergerakan rakyat melanda tanah Yudea dan sekitarnya dikarenakan seorang bernama Yesus dari Nazareth. Banyak orang berpendapat bahwa Dia adalah Mesias dan tindakan-Nya melepaskan penderitaan rakyat. Kegaduhan-kegaduhan yang Dia timbulkan membawa sebuah pemahaman bahwa sepertinya aturan Taurat Allah boleh dilanggar. Seperti contohnya bekerja di hari Sabat, Dia berkumpul dengan para pendosa, menyentuh untuk menyembuhkan para pesakitan, melakukan mujizatmujizat, yang menurut kami adalah perbuatan menista agama kami. Dia selalu meneriakkan kebenaran menurut-Nya sendiri. Dia pernah menghalau kami dengan tulisan tangan-Nya yang tenang diatas tanah sembari menulis nama dan dosa kami satu persatu ketika kami menyeret seorang perempuan yang tertangkap berzinah dan hendak kami rajam dengan batu. Dia menantang kami dalam kuasa, sambil berkata dengan lembut, “Ulurkan tangan dan hentakkan batu sucimu kepada perempuan itu yang kau anggap menyandang dosa.” Keluar dari pemikiran seperti ini, kebenaran Tuhan tetap akan dinyatakan kepada siapapun juga. Firman Tuhan dalam Yohanes 14:6-7 berkata, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.” Tuhan menyatakan kebenaranNya kepada setiap orang yang paham tentang kebenaran-Nya dan juga kepada yang gagal paham. Nah siapa dirimu? T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang percaya yang memahami kebenaran-Nya. Sahabat, jadilah orang percaya yang memahami kebenaran Tuhan. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Pahami Kebenaran-Nya Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 | 31 Makmur Sepekan Kamis, 29 Desember 2016 T1 Tawanan Bagaimana supaya tidak tertawan oleh hal-hal duniawi? Berita hangat baru-baru ini mengabarkan bahwa kita ada sepuluh warga negara Indonesia yang bekerja di sebuah kapal, dibajak dan diculik serta ditawan oleh sekelompok separatis dari Filipina. Kelompok ini meminta tebusan milyaran rupiah kepada pemilik kapal demi mengganti keselamatan kru-kru kapal tersebut. Pemerintah Indonesia mengusahakan keselamatan warganya dengan berbagai upaya. Salah satunya berkomunikasi secara intensif dengan pemerintah Filipina perihal keselamatan warga negara Indonesia tersebut. Bahkan pemerintah Indonesia menawarkan bantuan secara militer untuk pembebasan tawanan tersebut, walaupun oleh pemerintah Filipina masih ditolak. Keluar dari pemikiran seperti ini, ini adalah sebuah tanggung jawab pemerintah Indonesia demi melindungi dan menyelamatkan warganya. Firman Tuhan dalam 1 Samuel 30:3, 8 berkata, “Ketika Daud dan orangorangnya sampai ke kota itu, tampaklah kota itu terbakar habis, dan isteri mereka serta anak mereka yang laki-laki dan perempuan telah ditawan.”...”Kemudian bertanyalah Daud kepada TUHAN, katanya: ‘Haruskah aku mengejar gerombolan itu? Akan dapatkah mereka kususul?’ Dan Ia berfirman kepadanya: ‘Kejarlah, sebab sesungguhnya, engkau akan dapat menyusul mereka dan melepaskan para tawanan.’” Bukankah di sekitar kita banyak yang terhilang? Orang-orang yang belum mengenal Kasih dan keselamatan Tuhan. Mungkin orang-orang dekat, orang tua, keluarga, sahabat dan lingkungan kita. Bahkan ada juga yang dulu telah mendapat keselamatan tapi mulai malas-malasan atau meninggalkan ibadah. Bukankah mereka adalah orangorang yang tertawan oleh kemalasan dan kenyamanan? Dan menjadi tugas kita, untuk mengembalikan dan menyelamatkan mereka yang terhilang berbalik ke Tuhan berapapun harganya. T2 T3 Bayangkan Anda bukan orang yang masih tertawan hal-hal duniawi. Sahabat, jangan membiarkan kita tertawan oleh hal-hal duniawi. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Jangan Sampai Tertawan 32 | Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 Makmur Sepekan Jumat, 30 Desember 2016 T1 Terperosok Apa yang harus kita lakukan supaya tidak terperosok dalam jerat iblis? Suatu pagi ketika akan berangkat ke kantor, saya melihat sebuah mobil yang mengangkut galon-galon air isi ulang terperosok di ujung jalan sebuah gang. Terlihat ban belakang kiri masuk ke dalam lubang jalan yang pecah hingga keadaan mobil tersebut miring dan tidak dapat bergerak. Supir dan rekannya dibantu warga sekitar berusaha mengeluarkan mobil tersebut. Setelah ditelusuri ternyata lubang yang pecah tersebut adalah saluran air yang dengan semen. Harusnya jalan tersebut kuat menahan beban mobil yang melewatinya, akan tetapi pada kenyataannya malah ambrol dan berlubang. Bagaimana kalau dilewati oleh mobil pemadam kebakaran sewaktu keadaan darurat? Tentu malah menjadi masalah besar, bukan? Keluar dari pemikiran seperti ini, lubang di atas, seperti tipu daya iblis dalam jalan kehidupan kita. Firman Tuhan dalam Amsal 16:25 berkata, “Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut.” Dan Yohanes 14:6, “Kata Yesus kepadanya: ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Tipu muslihat iblis semakin luar biasa mengerikan. Sewaktu menjalani kehidupan, kita menyangka melewati jalan yang baik dan mulus. Ternyata sewaktu menjalaninya, kita malah terperosok ke dalam lubang yang diatasnya ditutup dengan hal yang kelihatannya indah. Hal tersebut disebabkan karena kita memilih jalan tersebut dengan dasar “perkiraanperkiraan” atau kekuatan kita sendiri. Kita sering mengabaikan perkataan Tuhan untuk melangkah dijalan-Nya. Dan tanpa sadar, kita masuk di perangkap iblis. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang yang tidak mengabaikan firman Tuhan, ketika melangkah dijalan-Nya. Sahabat, Mari berbalik berjalan dengan kebenaran Firman-Nya. Memang tantangannya tidak sedikit, akan tetapi jalan Tuhan tidak pernah mencelakakan hidup kita. Jalan Tuhan membawa kita kepada kehidupan. Bagikan kebenaran hari ini kepada setiap orang. Jangan Mengabaikan Firman Tuhan Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 | 33 Makmur Sepekan Sabtu, 31 Desember 2016 T1 Yatim Piatu Apa status kita di dalam Tuhan? Suatu ketika sebuah yayasan yang menampung anak yatim piatu dikota kelahiran ayah saya mendapat kesulitan mencari tempat tinggal baru karena masa kontrak rumahnya sudah habis. Timbul rasa belas kasihan dari ayah dan kemudian memberikan tempat untuk mereka boleh tinggal di sebuah rumah yang keluarga kami miliki. Sekitar 30 anak yatim piatu dapat berlindung dan berteduh dengan tenang. Semuanya bermula dari belas kasihan dan kasih. Keluar dari pemkiran seperti ini, belas kasihan yang didasari oleh kasih akan menghasilkan tindakan yang mulia. Firman Tuhan dalam Keluaran 2:6 berkata, “Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: “Tentulah ini bayi orang Ibrani.” Dan Yohanes 14:1820, “Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu. Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamu pun akan hidup. Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.” Tuhan Yesus mempunyai hati yang pilu ketika melihat manusia menjadi yatim piatu karena dosa. Dengan kasihNya, Dia memungut dan memilih kita dan Allah mengutus Roh Kudus yang mendampingi hidup kita dalam kebenaran. Jadi kita mempunyai status anak sah Kerajaan. Bukan yatim piatu lagi. T2 Bayangkan Anda adalah orang yang memliki status anak Kerajaan yang sah. T3 Sahabat, ketahuilah bahwa, kita adalah orang yang memliki status anak Kerajaan yang sah. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Status kita adalah Anak Kerajaan yang Sah 34 | Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 Makmur Sepekan Minggu, 01 Januari 2017 T1 Waktu Tuhan Apa yang harus kita lakukan supaya bisa mengalami mukjizat? Sebuah berita menghebohkan di Alaska yang memaparkan kejadian seorang bayi berusia 7 bulan yang didiagnosis mengalami gagal jantung kemudian meninggal tapi hidup kembali. Seorang bayi yang bernama Lincoln mempunyai jantung yang letaknya tidak berada ditempatnya dan harus menunggu pendonor jantung selama berbulan-bulan. Ketika jantungnya sudah tidak mampu lagi dan tubuhnya membiru, maka bayi ini akhirnya mengalami kematian. Segera para dokter membedah dadanya dan mengkompresi jantungnya secara manual selama 12 menit. Hingga sebuah mujizat datang kepadanya. Sebuah jantung dari pendonor tiba pada waktunya. Dan anak tersebut bangkit dari kematian setelah dilakukan pencangkokkan jantung. Keluar dari pemikiran seperti ini, mukjizat pasti terjadi kepada mereka yang terus berharap kepada Tuhan. Firman Tuhan dalam Mazmur 91:14-16 berkata, “Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya. Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku.” Mujizat selalu ada dalam hidup kita. Kekuatiran dan sikap negatif hanya mendatangkan kelemahan hidup. Akan tetapi iman akan bercampur dengan pengharapan yang mendatangkan kehidupan. Waktu-Nya tidak pernah kita tahu, tapi yang harus disadari bahwa Dia mempunyai waktu yang indah dan tepat buat kebaikan hidup kita. Tetap berharap, tetap beriman dan tetap menguatkan diri untuk tetap bergantung padaNya. T2 T3 Bayangkan Anda adalah orang yang tetap berharap, tetap beriman dan tetap menguatkan diri untuk tetap bergantung pada-Nya. Sahabat, mari kita tetap berharap, tetap beriman dan tetap menguatkan diri untuk tetap bergantung pada-Nya. Bagikan kebenaran ini kepada setiap orang. Selalu Berharap Kepada Tuhan Makmur Sepekan - Edisi XVII, Desember 2016 | 35