Transparansi April 2014 published edition

advertisement
Direktorat Pinjaman dan Hibah merupakan salah satu unit eselon II di
bawah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang – Kementerian Keuangan Republik
Indonesia yang tugas utamanya adalah melaksanakan pengelolaan pinjaman dan
hibah Pemerintah Republik Indonesia.
Pengelolaan pinjaman dan hibah yang dilaksanakan oleh Direktorat
Pinjaman dan Hibah antara lain terdiri dari:
o Penandatanganan Perjanjian Pinjaman dan Hibah;
o Amandemen atas Perjanjian Pinjaman dan Hibah;
o Pengelolaan terkait Closing Date/Closing Account;
o Pelaksanaan Debt Swap.
Pinjaman dan Hibah yang dikelola Direktorat Pinjaman dan Hibah
mencakup Pinjaman dan Hibah Dalam Negeri dan Luar Negeri.
Laporan ini merupakan laporan pengelolaan pinjaman dan hibah yang
dilaksanakan Direktorat Pinjaman dan Hibah selama bulan April 2014.
Sesuai Peraturan Pemerintah (PP) No. 54 tahun 2008 tentang Tata Cara
Pengadaan dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri oleh Pemerintah, Pemberi
Pinjaman Dalam Negeri (PDN) adalah BUMN, Pemerintah Daerah, dan
Perusahaan Daerah yang memberikan pinjaman kepada Pemerintah.
Sesuai PP No. 10 tahun 2011 mengenai Tata Cara Pengadaan Pinjaman
Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, Pinjaman Luar Negeri dapat bersumber
dari:
o Kreditor Multilateral, yaitu lembaga keuangan internasional yang
beranggotakan beberapa negara yang memberikan pinjaman kepada
Pemerintah.
o Kreditor Bilateral, yaitu pemerintah negara asing atau lembaga yang
bertindak untuk pemerintah negara asing yang memberikan pinjaman
kepada Pemerintah.
o Kreditor Swasta Asing (KSA), yaitu lembaga keuangan asing, lembaga
keuangan nasional, dan lembaga non keuangan asing yang berdomisili dan
melakukan kegiatan usaha di luar wilayah Negara Republik Indonesia yang
memberikan pinjaman kepada Pemerintah berdasarkan perjanjian pinjaman
tanpa jaminan dari Lembaga Penjamin Kredit Ekspor (LPKE).
o LPKE, yaitu lembaga yang ditunjuk negara asing untuk memberikan
jaminan, asuransi, pinjaman langsung, subsidi bunga, dan bantuan keuangan
untuk meningkatkan ekspor negara yang bersangkutan atau bagian terbesar
dari dana tersebut dipergunakan unutk membeli barang/jasa dari negara
bersangkutan yang berdomisili dan melakukan kegiatan usaha di luar wilayah
Negara Republik Indonesia
PP No. 10 Tahun 2011 juga mengatur sumber Hibah sebagai berikut:
• Hibah Dalam Negeri, yaitu yang berasal dari lembaga keuangan dalam
negeri,
lembaga
non
keuangan
dalam
negeri,
Pemerintah
Daerah, perusahaan asing yang berdomisili dan melakukan kegiatan di
wilayah Negara Republik Indonesia, lembaga lainnya, dan perorangan.
• Hibah Luar Negeri, yaitu yang berasal dari negara asing (bilateral), lembaga
di bawah Perserikatan Bangsa-bangsa, lembaga multilateral, lembaga
keuangan asing, lembaga non keuangan asing, lembaga keuangan nasional
yang berdomisili dan melakukan kegiatan usaha di luar wilayah Negara
Republik Indonesia, dan perorangan.
18%
28%
Selama bulan April 2014, terdapat 5 (lima)
penandatanganan perjanjian pinjaman baru dengan
nilai total sebesar USD 137.529.144,25, yang terdiri dari
2 (dua) pinjaman dengan jaminan LPKE senilai USD
25.075.000,00, 2 (dua) pinjaman dari KSA1 senilai USD
38.054.144,25 dan 1 (satu) pinjaman dari Kreditor
Multilateral senilai USD 74.400.000,00.
54%
0%
Pinjaman LPKE
Pinjaman KSA
Pinjaman Bilateral
Pinjaman Multilateral
Penandatanganan Perjanjian Pinjaman
berdasarkan nilai Pinjaman (USD)
Seluruh perjanjian pinjaman dengan jaminan LPKE tersebut merupakan pinjaman untuk pengadaan
alut Polri dari Korean Exim Bank. Sementara itu, seluruh perjanjian pinjaman dari KSA merupakan
pembiayaan pengadaan alutsista untuk Kementerian Pertahanan dari Bank of China – Cayman
Island dan Bank of Tokyo - Mitsubishi UFJ (BTMU) – Singapore.
Adapun pinjaman dari Kreditor Multilateral merupakan pinjaman dari Asian Development Bank
(ADB) untuk pembiayaan kegiatan infrastruktur khususnya untuk perbaikan permukiman kumuh
skala kota, yaitu Neighborhood Upgrading and Shelter Project-Phase 2 (NUSP-2) dengan
Kementerian Pekerjaan Umum sebagai Executing Agency.
1Salah
satu di antaranya ditandatangani pada akhir Maret 2014 namun dokumen baru diterima pada awal April 2014.
Terdapat 1 (satu) perjanjian hibah yang ditandatangani pada bulan April 2014 yaitu berupa hibah
dari lembaga multilateral, tepatnya European Union (EU), untuk pembiayaan kegiatan EU-Support to
the Justice Sector Reform in Indonesia dalam rangka menguatkan supremasi hukum. Hibah senilai
EUR 10.000.000,00 ini akan dilaksanakan oleh Mahkamah Agung.
sumber: www.blogperadilan.blogspot.com
14%
Amandemen perjanjian pinjaman yang dilaksanakan selama
bulan April 2014 berjumlah 7 (tujuh) amandemen yang terdiri
dari 6 (enam) amandemen perpanjangan masa laku pinjaman
dan 1 (satu) amandemen mengenai realokasi kategori
penggunaan dana pinjaman.
86%
Perpanjangan AP
Realokasi
Perpanjangan masa laku pinjaman tersebut dibutuhkan untuk
Proporsi
pinjaman dari KSA2 dengan Lender PT BNI (Persero) – Tokyo (3
Amandemen Perjanjian Pinjaman
amandemen), PT BNI (Persero) – Singapore (2
amandemen), dan PT BRI (Persero) – Cayman Island (1
amandemen) yang seluruhnya merupakan pembiayaan kegiatan
pengadaan dan/atau perbaikan alutsista untuk Kementerian
Pertahanan.
Adapun amandemen realokasi dana pinjaman dilaksanakan untuk perjanjian pinjaman bilateral
dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk pelaksanaan proyek Regional
Infrastructure for Social Economic Development (RISE) dengan Kementerian Pekerjaan Umum
sebagai Executing Agency.
2Pinjaman
yang diklasifikasikan sebagai Pinjaman Komersial yang masih menggunakan ketentuan dalam PP No.2 Tahun 2006 dalam
laporan ini dimasukkan ke dalam pinjaman dari KSA. Terdapat 2 amandemen yang tanggal suratnya/persetujuan pada Maret 2014
namun dokumen baru diterima April 2014.
Telah dilaksanakan 2 (dua) amandemen atas perjanjian hibah dari
lembaga multilateral. Yang pertama adalah amandemen atas
perjanjian hibah dengan World Bank untuk pembiayaan proyek
sanitasi Support for the Third Water Supply and Sanitation for Low
Income Communities Project (PAMSIMAS) yang dilaksanakan
Kementerian
Pekerjaan
Umum
berupa
additional
financing, perpanjangan masa laku hibah, dan perubahan
performance indicators.
sumber: www.mediawarga.info
Perjanjian hibah yang juga diamandemen adalah perjanjian hibah dengan EU, berupa
perpanjangan masa laku hibah, yaitu untuk pembiayaan EU-Indonesia Trade Support
Programme II dengan Kementerian Perdagangan sebagai Executing Agency.
Kesimpulan
Selama bulan April 2014 terdapat 6 (enam) penandatanganan perjanjian pinjaman dan
hibah senilai USD 137.529.144,25 dan EUR 10.000.000,00. Sebesar 46% dari total nilai
pinjaman ditujukan untuk pembiayaan alut Polri dan alutsista Kementerian
Pertahanan, sementara 54% untuk pembangunan infrastruktur khususnya melalui perbaikan
permukiman kumuh. Satu-satunya perjanjian hibah yang ditandatangani ditujukan untuk
penguatan supremasi hukum di Indonesia.
Amandemen atas perjanjian pinjaman yang disetujui selama bulan April 2014
berjumlah 7 (tujuh) amandemen yang sebagian besar (86%) dimaksudkan untuk perpanjangan
masa laku pinjaman, dan hanya 14% berupa realokasi kategori penggunaan dana pinjaman.
Untuk amandemen atas perjanjian hibah, telah disetujui 2 (dua) amandemen, yaitu untuk
perpanjangan masa laku hibah serta satu amandemen sekaligus untuk additional
financing, perpanjangan masa laku, dan perubahan performance indicator. Perpanjangan masa
laku pinjaman/hibah dibutuhkan untuk menyesuaikan rencana dengan pelaksanaan kegiatan.
Pada bulan April 2014 tidak terdapat pengelolaan pinjaman dan hibah terkait Closing
Date/Closing Account maupun Debt Swap.
Download