analisis perbandingan efisiensi bank umum syariah

advertisement
ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS)
DAN UNIT USAHA SYARIAH (UUS) DENGAN METODE
STOCHASTIC FRONTIER ANALYSIS
(PERIODE 2005-2009)
Rino Adi Nugroho
Harjum Muharam, S.E, M.E
ABSTRACT
This research purpose to analyze production efficiency of Islamic banking
industry in Indonesia, especially Sharia Commercial bank (BUS) and Sharia
Business Unit. Efficiency is a parameter for measuring banking performance. There
are 9 Islamic banks which used as samples of this research and divided into two
groups of banks, 3 BUS and 6 UUS.
This Research use Stochastic Frontier Analysis (SFA) methods to measure the
efficiency of Indonesian banking in BUS and UUS. The result of SFA that appear in
the form of a score between 0-1, closer to 1 it means a bank more efficient. Variables
were chosen based on the intermediation analysis. Input variables in this research
are total deposits, operational expenses, and other operational expenses, and the
output variable is total financing as the main product of Islamic banking. In order To
know the difference of efficiency level of each bank, we used independent sample ttest.
The analysis using SFA showing that during 2005-2009 the efficiency of BUS
and UUS always increase with the average efficiency 0.976207 for BUS and
0.969280 for UUS. This is showing that BUS in Indonesia better than UUS in
efficiency with the BUS efficiency more optimum in total financing during 2005-2009.
The average of BUS efficiency and UUS position in 0,9 of efficiency range level show
that BUS and UUS in Indonesia has reach the efficiency level even not until the full of
efficiency or 1. Based on the panel to know the impact of input variables to output
variable found that total deposits and operational expenses has positif and significant
impact to total financing, while other operational expenses has positif impact but not
significant to total financing. Finding of independent sample t-test analysis showing
that there is no difference in efficiency level between BUS and UUS.
Keywords: Efficiency, SFA, Commercial bank (BUS), Sharia Business Unit (UUS)
1 PENDAHULUAN
Perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia mengalami kemajuan
pesat. Berdasarkan data Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia (Januari 2010),
jumlah unit kantor cabang bank syariah mengalami peningkatan yang cukup pesat,
yaitu mencapai 815 kantor cabang bank umum syariah dan 268 kantor cabang bank
konvensional yang membuka unit usaha syariah. Semakin banyaknya jumlah bank
syariah, khususnya dalam bentuk Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha
Syariah (UUS) di Indonesia dengan berbagai bentuk produk dan pelayanan yang
diberikan dapat menimbulkan permasalahan di masyarakat. Permasalahan yang
paling penting adalah bagaimana kualitas kinerja dan kesehatan dari bank umum
syariah dan unit usaha syariah yang ada. Dengan kondisi seperti ini, maka penilaian
efisiensi bank menjadi sangat penting, karena efisiensi merupakan gambaran kinerja
suatu perusahaan sekaligus menjadi faktor yang harus diperhatikan bank untuk
bertindak rasional dalam meminimumkan tingkat risiko yang dihadapi dalam
menghadapi kegiatan operasinya.
Salah satu indikator efisiensi dapat dilihat dengan memperhatikan besarnya
rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dan Non
Performing Financing (NPF). Kinerja perbankan dapat dikatakan efisiensi apabila
rasio BOPO dan NPF mengalami penurunan. Selain itu efisiensi juga dapat dilihat
dengan memperhatikan pertumbuhan tingkat indikator kinerja bank seperti jumlah
simpanan, pembiayaan, dan total aktiva. Semakin besar jumlah simpanan,
pembiayaan, dan total aktiva menunjukan semakin baik dan produktif bank dalam
kegiatan operasinya.
Data rasio keuangan dan indikator kinerja berupa jumlah simpanan,
pembiayaan, dan total aktiva BUS dan UUS dapat dilihat pada tabel 1.1 sebagai
berikut:
Tabel 1.1
Perkembangan Kinerja BUS dan UUS
(dalam Triliun Rupiah)
Indikator Kinerja
Periode
2005
2006
2007
2008
2009
Simpanan
15,5
20,6
28,0
36,8
52,2
Biaya Operasional
0,9
1,3
1,7
2,6
3,1
Biaya Opr Lain
0,20
0,26
0,31
0,49
1,4
Pembiayaan
15,2
20,4
27,9
38,2
46,9
Aktiva Lancar
20,9
26,7
36,5
49,5
66,1
NPF
2,82%
4,75%
4,05%
1,42%
4,01%
BOPO
78,91%
76,77%
76,54%
81,75%
84,39%
Sumber : Statistik Perbankan Syariah (data diolah)
Dari data BOPO BUS dan UUS periode 2005-2009 didapatkan fakta bahwa
rasio BOPO BUS dan UUS mengalami fluktuasi. Hal ini menunjukan bahwa BUS
dan UUS mengalami inkonsistensi dalam hal efisiensi kegiatan operasionalnya.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka diperlukan studi lebih lanjut tentang
efisiensi perbankan syariah, khususnya efisiensi pada BUS dan UUS pada periode
2005-2009. Pada penelitian ini tingkat efisiensi BUS dan UUS akan diukur dengan
menggunakan metode Stochastic Frontier Analysis (SFA).
2
TELAAH PUSTAKA
2.1 Konsep Efisiensi
Efisiensi diartikan sebagai kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
dengan benar atau dalam pandangan matematika didefinisikan sebagai perhitungan
rasio output dan atau input atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari suatu masukan
yang digunakan (Silkman, R.H dalam Bastian, 2009). Menurut Ghofur dan
Atmawardhana dalam Utama (2010) ada 3 faktor yang menyebabkan efisiensi yaitu :
1. Apabila dengan input yang sama dapat menghasilkan output yang lebih
besar,
2. Input yang lebih kecil menghasilkan output yang sama,
3. Dengan input yang lebih besar dapat menghasilkan output yang lebih
besar lagi.
Efisiensi dalam perbankan diartikan sebagai suatu tolak ukur dalam mengukur
kinerja bank dimana efisiensi merupakan jawaban atas kesulitan dalam menghitung
ukuran-ukuran kinerja seperti tingkat efisiensi alokasi, teknis maupun total efisiensi
(Muharam dan Pusvitasari, 2007).
2.2 Pengaruh Total Simpanan Terhadap Total Pembiayaan
Menurut Antonio (2003), simpanan merupakan titipan murni dari nasabah
kepada bank, yang untuk kemudian dipergunakan oleh bank dalam aktivitas kegiatan
ekonomi tertentu dengan catatan bank menjamin akan mengembalikannya secara utuh
kepada nasabah. Simpanan mempunyai hubungan yang positif terhadap total
pembiayaan. Semakin besar jumlah dana simpanan akan meningkatkan kemampuan
bank untuk melaksanakan kegiatan pembiayaan ke masyarakat melalui berbagai
produk yang dihasilkannya. Dari penjelasan mengenai hubungan pengaruh total
simpanan dengan total pembiayaan ini maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
:
Total simpanan berpengaruh positif terhadap total pembiayaan BUS
dan UUS periode 2005-2009.
2.3 Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Total Pembiayaan
Menurut Rivai (2007), biaya operasional merupakan biaya langsung yang
berhubungan dengan kegiatan operasional usaha bank. Semakin baik bank dalam
mengelola beban operasional maka semakin efisien bank tersebut. Biaya operasional
mempunyai hubungan negatif terhadap total pembiayaan. Naiknya beban operasional
akan berakibat pada turunnya kemampuan bank dalam menghasilkan produk
pembiayaan ke masyarakat. Dari penjelasan mengenai hubungan pengaruh biaya
operasional dengan total pembiayaan ini maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
:
Beban operasional berpengaruh negatif terhadap total pembiayaan
BUS dan UUS periode 2005-2009.
2.4 Pengaruh Biaya Operasional Lain Terhadap Total Pembiayaan
Menurut Rivai (2007), biaya operasional lain merupakan semua biaya yang
berhubungan dengan kegiatan operasional bank kecuali biaya margin atau bagi hasil.
Sama dengan prinsip biaya operasional di mana semakin baik bank dalam mengelola
biaya operasional lain maka semakin efisien bank tersebut. Biaya operasional
mempunyai hubungan negatif terhadap total pembiayaan. Naiknya biaya operasional
lain akan berakibat pada turunnya kemampuan bank dalam menghasilkan produk
pembiayaan ke masyarakat. Dari penjelasan mengenai hubungan pengaruh biaya
operasional lain dengan total pembiayaan ini maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
: Beban operasional lainnya berpengaruh negatif terhadap laba bersih
BUS dan UUS periode 2005-2009.
2.4 Perbedaan Efisiensi BUS dan UUS
Menurut Rivai (2007) Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, sedangkan Unit Usaha
Syariah (UUS) adalah unit kerja di kantor pusat bank umum konvensional yang
berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang syariah atau unit syariah. Baik
BUS dan UUS dapat berusaha sebagai bank devisa atau non devisa. Perbedaan antara
BUS dan UUS terletak pada bentuk badan usaha, di mana BUS setingkat dengan
bank umum konvensional, sedangkan UUS berada di dalam badan usaha bank umum
konvensional, tepatnya satu tingkat dibawah direksi bank umum konvensional yang
bersangkutan. Perbedaan badan usaha ini membuat BUS dan UUS mempunyai
wewenang yang berbeda dalam penentuan arah kebijakan bank. Dalam BUS
penentuan kebijakan ditentukan sendiri oleh bank syariah yang bersangkutan,
sedangkan pada UUS kebijakan ditentukan oleh bank konvensional dimana UUS
bernaung. Hal ini kemudian dapat berdampak pada kinerja BUS dan UUS.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui perbedaan efisiensi
BUS dan UUS, antara lain seperti yang dilakukan oleh Muharam dan Purvitasari
(2007) dengan judul “Analisis Perbandingan Efisiensi Perbankan Syariah” yang
mengamati efisensi perbankan syariah nasional per kuartal selama periode 2005.
Penelitian ini mengemukakan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai efisiensi BUS dan
UUS yang signifikan. Penelitian yang serupa juga dilakukan oleh Hamim S. A
Mokhtar, dkk (2008) pada perbankan di Malaysia dengan judul “Efficiency and
Competition of Islamic Bank in Malaysia” di mana BUS mempunyai nilai efisiensi
yang lebih besar daripada UUS. Berdasarkan pembahasan tentang perbedaan efisiensi
BUS dan USS ini maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
: Terdapat perbedaan nilai efisiensi antara BUS dan UUS periode 20052009.
3
METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian
Variabel output dalam penelitian ini yaitu total pembiayaan yang merupakan
produk utama bank sebagai lembaga intermediasi yang menghubungkan antara unit
surplus dan unit defisit. Total pembiayaan digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam menghasilkan produk utama berupa pembiayaan sebagai
salah satu cara dalam meningkatkan keuntungan. Dalam penelitian ini yang termasuk
ke dalam total pembiayaan adalah pembiayaan murabahah, mudharabah,
musyarakah, salam, istishna, rahn, dan lain-lain.
Selain itu dalam penelitian ini menggunakan variabel input yang terdiri dari
total simpanan, biaya operasional, dan biaya operasional lain.
1.
Total simpanan
Total simpanan merupakan sejumlah dana masyarakat baik individu atau
badan hukum yang berhasil dihimpun oleh bank syariah melalui produk
penghimpunan dana seperti giro syariah, deposito syariah, dan tabungan
syariah.
2.
Biaya operasional
Beban operasional merupakan biaya langsung yang berhubungan dengan
kegiatan operasional usaha bank. Biaya yang termasuk ke dalam biaya
operasional dalam penelitian ini antara lain adalah biaya kepegawaian,
biaya pencadangan penurunan nilai agunan pembiayaan yang diambil
alih, biaya administrasi, biaya keperluan umum dan kantor, biaya jasa
konsultan, dan biaya aktivitas kantor dana pensiun lembaga keuangan.
3.
Biaya operasional lain
Biaya operasional lain merupakan semua biaya operasional yang tidak
masuk ke dalam kategori biaya operasional. Biaya yang termasuk ke
dalam biaya operasional lain antara lain adalah biaya transaksi valuta
asing, biaya sewa, biaya promosi, dan biaya lainnya.
3.2 Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini merupakan BUS dan UUS yang terdaftar di
Bank Indonesia pada periode 2005-2009. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
dilakukan secara purposive sampling artinya metode pemilihan sampel dipilih
berdasarkan pertimbangan (judgement sampling) yang berarti pemilihan sampel
secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan pertimbangan tertentu. Sampel
dalam penelitian ini diambil berdasarkan ketentuan sebagai berikut berikut :
1.
BUS dan UUS yang beroprasi di Indonesia selama periode pengamatan
2005-2009
2.
Secara konsisten tidak mengalami perubahan bentuk badan usaha pada
periode pengamatan 2005-2009.
3.
Menyajikan laporan keuangan pada periode pengamatan 2005-2009 dan
telah dipublikasikan di Bank Indonesia.
Dengan kriteria pengambilan sampel diatas maka terpilih 9 sampel penelitian
yang dapat mewakili perbankan syariah nasional yaitu 3 bank umum syariah (Bank
Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Syariah Mega Indonesia) dan
6 unit usaha syariah (BNI Syariah, Danamon Syariah, BII Syariah, Niaga Syariah,
Permata Syariah, dan BTN Syariah).
3.3
Metode Analisis
3.3.1 Model Ekonometrik (Model Single Equation)
Model ekonometrik ini digunakan untuk menguji persamaan secara individu.
Pada pengujian ini variabel output yang digunakan adalah total pembiayaan yang
merupakan variabel yang nilainya dipengaruhi oleh kombinasi kuantitas variabel
input.
Ln(
)=
ln(
ln(
+
= total pembiayaan
= total simpanan
= biaya operasional
= biaya operasional lain
= faktor acak yang dapat dikendalikan (inefisiensi)
= faktor acak yang tidak dapat dikendalikan
Dari model ini nantinya akan dapat diketahui pembuktian hipotesis tentang
apakah terdapat pengaruh variabel input terhadap variabel output. Cara mengetahui
pengaruh variabel input terhadap variabel output yaitu dengan menggunakan one
tailed test dengan α = 0,05 sehingga t tabel yang digunakan sebesar 1,645.
3.3.2 Stochastic Frontier Analysis (SFA)
Stochastic Frontier Analysis (SFA) digunakan untuk mengetahui nilai
efisiensi dari waktu ke waktu. Nilai efisiensi yang dihasilkan berupa skor dari 0-1.
Semakin mendekati 1 maka perusahaan itu semakin efisien begitu juga sebaliknya,
semakin mendekati angka 0 maka perusahaan itu semakin tidak efisien. Metode
Stochastic Frontier Analysis (SFA) menggunakan u (error yang dapat dikendalikan)
untuk mendapatkan nilai efisiensi tersebut. Analisis fungsi produksi dengan
menggunakan Stochastic Frontier Analysis (SFA) dilakukan dengan menggunakan
persamaan 2.1 dengan mengikuti parametrisasi time varying model.
Untuk
pengolahan data dengan Stochastic Frontier Analysis (SFA) dapat menggunakan
software Frontier 4.1. Fungsi standar Stochastic Frontier Analysis dengan fungsi
produksi memiliki bentuk umum (log) sebagai berikut :
Ln(
)=
+
Dimana
ln( )+
,
ln( ) +……..+
, dan
ln( ) +
………………...…(2.1)
merupakan input dalam penelitian ini, yaitu total
simpanan, biaya operasional, dan biaya operasional lain pada bank n, sedangkan
merupakan kuantitas output dalam penelitian ini yaitu total pembiayaan pada bank n.
, dari kedua fungsi terdiri dari dua komponen yang terlihat pada
Error term,
persamaan (2.2) berikut ini.
……………………………………………….………...(2.2)
Dimana :
= faktor acak yang dapat dikendalikan (inefisiensi)
= faktor acak yang tidak dapat dikendalikan
Asumsi yang digunakan pada persamaan (2.2) adalah :
~ iid | N (0,
iid N (0,
)|
)
dan
berdistribusi secara independen satu sama lain juga terhadap
variable input.
3.3.3 Uji Beda Independent Sample T-Test
Pengolahan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik statistik yang
berupa uji beda dua rata-rata (independent sample t-test). Perbedaan antara rata-rata
hitung dua sampel ( -
) dicari dengan menghitung rasio t. rasio t dihitung dengan
cara mencari selisih antara rata-rata hitung kelompok sampel ke-2 dibagi simpangan
baku perbedaan rata-rata hitung kelompok sampel ke-1 dan ke-2 (
). Cara yang
dimaksud dapat dituliskan sebagai berikut :
t=
jika rumus untuk mencari simpangan baku perbedaan rata-rata hitung
(
) adalah sebagai berikut
=
+
Maka rumus t-test dapat dituliskan
t=
keterangan :
,
= rata-rata hitung efisiensi BUS ( ) dan UUS (
berdasarkan hasil
analisis menggunakan Stochastic Frontier Analysis (SFA) selama
periode amatan.
= simpangan baku perbedaan rata-rata hitung BUS dan UUS
= varian populasi
= jumlah subjek kelompok BUS (
UUS (
).
dan jumlah subjek kelompok
Tujuan dari uji hipotesis yang berupa uji beda dua rata-rata pada penelitian ini
adalah untuk verifikasi kebenaran/kesalahan hipotesis, atau dengan kata lain
menentukan menerima atau menolak hipotesis yang telah dibuat. Signifikasi yang
akan dipakai adalah sebesar 95%.
4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi
secara statistik suatu data yang dilihat dari nilai minimum, nilai maksimum, nilai ratarata atau mean, dan standar deviasi masing-masing variabel. Uji Statistik deskriptif
yang dilakukan terhadap sampel penelitian adalah sebagai berikut
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
Mean
Std.
Deviation
N
Minimum Maximum
Pembiayaan
45
11.37674
16.58542 1.3805230E1
1.40496882
Simpanan
45
10.50133
16.79326 1.3850215E1
1.64365494
Biaya_Opr
45
8.30375
13.75603 1.1175033E1
1.48894305
Biaya_Opr_Lain
45
4.20469
12.24023 9.1039765E0
1.47771570
Valid N (listwise)
45
Sumber: Perhitungan dengan SPSS 16
Dari tabel 4.1 menunjukan bahwa total pembiayaan dari 9 bank yang menjadi
sampel penelitian ini dalam satuan jutaan rupiah setelah diubah ke dalam bentuk
logaritma natural dari periode 2005 sampai periode 2009 memiliki nilai minimum
sebesar 11.37674 yang terdapat pada BII Syariah pada tahun 2005 dan nilai
maksimum sebesar 16.58542 yang terdapat pada Bank Syariah Mandiri (BSM) pada
tahun 2009. Variabel total pembiayaan memiliki nilai rata-rata sebesar 13.80523 dan
standar deviasi 1.40496882.
Variabel input pertama berupa total simpanan memiliki nilai minimum
sebesar 10.50133 yang terdapat pada BTN Syariah pada tahun 2005 dan nilai
maksimum sebesar 16.79326 yang terdapat pada Bank Syariah Mandiri (BSM) pada
tahun 2009. Variabel total simpanan mempunyai nilai rata-rata atau mean sebesar
13.850215 dan standar deviasi 1.64365494.
Variabel input kedua berupa biaya operasional memiliki nilai minimum
sebesar 8.30375 yang terdapat pada BTN Syariah pada tahun 2005 dan nilai
maksimum sebesar 13.75603 yang terdapat pada Bank Syariah Mandiri (BSM) pada
tahun 2009. Variabel biaya operasional mempunyai nilai rata-rata atau mean sebesar
11.175033 dan standar deviasi 1.48894305.
Variabel input ketiga berupa biaya operasional lain memiliki nilai minimum
sebesar 4.20469 yang terdapat pada BTN Syariah pada tahun 2005 dan nilai
maksimum sebesar 12.24023 yang terdapat pada Bank Muamalat Indonesia (BMI)
pada tahun 2009. Variabel biaya operasional lain mempunyai nilai rata-rata atau
mean sebesar 9.1039765 dan standar deviasi 1.47771570.
4.1.2 Analisis Tingkat Efisiensi Perbankan
Analisis perbandingan tingkat efisiensi perbankan pada BUS dan UUS
periode 2005-2009 menggunakan metode SFA dengan fungsi produksi yang mengacu
pada persamaan rumus 2.1. Dari persamaan rumus 2.1 tersebut akan dihasilkan model
frontier berupa model translog yang bukan merupakan model garis lurus atau linier
sehingga semua variabel diubah dalam bentuk logaritma natural (Kumbhakar dalam
Hakim, 2009). Setelah itu data diolah dengan menggunakan software Frontier 4.1
sehingga didapatkan nilai efisiensi dari BUS dan UUS yang menjadi objek penelitian.
Apabila nilai efisiensi yang dihasilkan bank semakin mendekati 1 maka semakin
efisien bank itu.
4.1.2.1 Efisiensi Bank Umum Syariah (BUS)
Tingkat efisiensi masing-masing BUS yang menjadi objek penelitian pada
periode 2005-2009 yang dihitung dengan metode Stochastic Frontier Analysis (SFA)
menggunakan fungsi produksi disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.2
Efisiensi masing-masing BUS
No
Nama Bank
1
Periode
2005
2006
2007
2008
2009
BMI
0.9499
0.9574
0.9639
0.9693
0.9740
2
BSM
0.9901
0.9915
0.9928
0.9939
0.9948
3
BSMI
0.9637
0.9692
0.9738
0.9778
0.9812
Rata-rata
0.9762
Sumber : Pengolahan data menggunakan program Frontier 4.1
Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa BUS mempunyai rata-rata tingkat efisiensi
selama periode 2005-2009 sebesar 0.9762. Selain itu, dari tabel 4.2 juga dapat dilihat
bahwa ketiga BUS yang menjadi sampel selama periode 2005-2009 yaitu BMI, BSM,
dan BSMI selalu mengalami peningkatan efisiensi berturut-turut setiap periodenya.
Nilai efisiensi BMI, BSM, dan BSMI yang berada pada kisaran tingkat efisiensi 0,9
menunjukan bahwa ketiga BUS tersebut sudah mencapai tingkat efisiensi dalam hal
produksi meskipun belum pada tingkat efisiensi penuh atau 1. Tingkat efisiensi
terendah pada periode 2005-2009 diperoleh oleh Bank Muamalat Indonesia (BMI)
pada periode 2005 yaitu sebesar 0.9499 yang berarti di bawah rata-rata efisiensi BUS
periode 2005-2009. Sedangkan tingkat efisiensi tertinggi pada periode 2005-2009
diperoleh Bank Syariah Mandiri (BSM) pada periode 2009 yaitu dengan tingkat
efisiensi sebesar 0.9948 yang berarti sangat mendekati nilai efisiensi penuh.
4.1.2.2 Efisiensi Unit Usaha Syariah (UUS)
Tingkat efisiensi masing-masing UUS yang menjadi objek penelitian pada
periode 2005-2009 yang dihitung dengan metode Stochastic Frontier Analysis (SFA)
menggunakan fungsi produksi disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3
Efisiensi masing-masing UUS
No
Nama Bank
Periode
2005
2006
2007
2008
2009
1
BNI Syariah
0.9681
0.9729
0.9770
0.9805
0.9834
2
Danamon Syariah
0.9391
0.9483
0.9561
0.9627
0.9684
3
BII Syariah
0.9275
0.9385
0.9478
0.9557
0.9624
4
CIMB Niaga Syariah
0.9724
0.9766
0.9801
0.9831
0.9857
5
Permata Syariah
0.9618
0.9675
0.9724
0.9766
0.9801
6
BTN Syariah
0.9821
0.9848
0.9871
0.9890
0.9907
Rata-rata efisiensi
0.9693
Sumber : Pengolahan data menggunakan program Frontier 4.1
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa UUS mempunyai rata-rata tingkat efisiensi
selama periode 2005-2009 sebesar 0.9693.. Selain itu, dari tabel 4.3 juga dapat dilihat
bahwa keenam UUS yang menjadi sampel selama periode 2005-2009 yaitu BNI
Syariah, Danamon Syariah, BII Syariah, CIMB Niaga Syariah, Permata Syariah, dan
BTN Syariah selalu mengalami peningkatan efisiensi berturut-turut setiap periodenya.
Nilai efisiensi BNI Syariah, Danamon Syariah, BII Syariah, CIMB Niaga Syariah,
Permata Syariah, dan BTN Syariah yang berada pada kisaran tingkat efisiensi 0,9
menunjukan bahwa keenam UUS tersebut sudah mencapai tingkat efisiensi dalam hal
produksi meskipun belum pada tingkat efisiensi penuh atau 1. Tingkat efisiensi
terendah pada periode 2005-2009 diperoleh oleh BII Syariah pada periode 2005 yaitu
sebesar 0.9275 yang berarti di bawah rata-rata efisiensi BUS periode 2005-2009.
Sedangkan tingkat efisiensi tertinggi pada periode 2005-2009 diperoleh BTN Syariah
pada periode 2009 yaitu dengan tingkat efisiensi sebesar 0.9907 yang berarti sangat
mendekati nilai efisiensi penuh.
4.1.3 Hasil Panel SFA BUS dan UUS
Dalam pengujian hipotesis untuk mengetahui pengaruh variabel input
terhadap variabel output digunakan pengujian panel menggunakan metode Stochastic
Frontier Analysis (SFA). Hasil panel BUS dan UUS dengan menggunakan metode
SFA yang didapat dengan bantuan software Frontier 4.1 yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil Panel BUS dan UUS
Keterangan
Coefficient
Standard-Error
T-Ratio
)
0.34539331E+01
0.94555622E+00
0.36528057E+01
Simpanan ( )
0.62321024E+00
0.94758823E-00
0.65768044E+01
Biaya Opr ( )
0.18858025E+00
0.86401745E-01
0.21825977E+01
By Opr Lain ( )
0.10119753E-02
0.58211572E-01
0.17384435E-01
Konstanta (
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan Frontier 4.1
T tabel: α = 5% = 1.645
Bentuk model tingkat efisiensi dari BUS dan UUS dapat ditulis sebagai
berikut:
Ln
= 3.454 + 0.623 ln (Total Simpanan) + 0.188 ln
Operasional) + 0.001
(Biaya
ln (Biaya Operasional Lain)
Dari model diatas maka dapat dihasilkan pengujian hipotesis sebagai berikut
Pengujian Hipotesis:
1) Total simpanan berpengaruh signifikan terhadap total pembiayaan. Hal
ini dapat dilihat dari besarnya t hitung yang lebih besar dari pada t tabel
yaitu 6.577 > 1.645. Dilihat dari koefisien, total simpanan berpengaruh
positif terhadap total pembiayaan sebesar 0.623 yang berarti kenaikan
jumlah total simpanan sebesar 1% maka akan meningkatkan total
pembiayaan BUS dan UUS sebesar 0.623%. Karena total simpanan
berpengaruh secara signifikan dan berpengaruh positif terhadap total
pembiayaan BUS dan UUS maka
diterima.
2) Biaya operasional berpengaruh signifikan terhadap total pembiayaan. Hal
ini dapat dilihat dari besarnya t hitung yang lebih besar dari pada t tabel
yaitu 2.182 > 1.645. Dilihat dari koefisien, biaya operasional berpengaruh
positif terhadap total pembiayaan sebesar 0.188 yang berarti kenaikan
jumlah biaya operasional sebesar 1% maka akan meningkatkan total
pembiayaan BUS dan UUS sebesar 0.188%. Karena biaya operasional
berpengaruh
positif
dan
berpengaruh
pembiayaan BUS dan UUS maka
signifikan
terhadap
total
ditolak.
3) Biaya operasional lain tidak berpengaruh signifikan terhadap total
pembiayaan. Hal ini dapat dilihat dari besarnya t hitung yang lebih kecil
dari pada t tabel yaitu 0.017 < 1.645. Dilihat dari koefisien, biaya
operasional lain berpengaruh positif terhadap total pembiayaan sebesar
0.001 yang berarti kenaikan jumlah biaya operasional lain sebesar 1%
maka akan menaikan total pembiayaan BUS dan UUS sebesar 0.001%.
Karena biaya operasional lain berpengaruh positif dan tidak berpengaruh
signifikan terhadap total pembiayaan BUS dan UUS maka
ditolak.
4.1.4 Uji Beda Independent Sample T-Test
Dalam pengujian hipotesis untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan di
dalam kedua kelompok objek penelitain BUS dan UUS digunakan uji beda
Independent Sample T-Test dengan bantuan program SPSS 16. Hasil Independent
Sample T-Test adalah sebagai berikut.
Tabel 4.5
Independent Sample T-Test
Sumber : Hasil pengolahan menggunakan SPSS 16
Dalam perhitungan independent sample t-test diatas dapat dilihat bahwa hasil
dari tabel pertama yang menguji apakah kedua kelompok BUS dan UUS memiliki
varian yang sama atau tidak. Dari tabel diatas dapat dilihat nilai Sig (0.641) > α
(0.05), maka dapat disimpulkan bahwa kelompok BUS dan UUS memiliki varian
yang sama. Dari tabel kedua dapat disimpulkan bahwa BUS dan UUS memiliki ratarata tingkat efisiensi yang sama, hal itu dibuktikan dengan nilai sig (2-tailed) (0.177)
> α (0.05) sehingga tidak terdapat perbedaan nilai efisiensi antara BUS dan UUS
periode 2005-2009 sehingga
4.2
ditolak.
Pembahasan
Hasil analisis menggunakan metode Stochastic Frontier Analysis menunjukan
bahwa selama periode 2005-2009 BUS dan UUS selalu mengalami peningkatan
efisiensi dengan rata-rata efisiensi 0.9762 untuk BUS dan 0.9693 untuk UUS. Hal ini
menunjukan bahwa BUS di Indonesia sedikit lebih baik dari pada UUS dalam hal
efisiensi sehingga BUS lebih optimal dalam tingkat total pembiayaan pada periode
2005-2009. Rata-rata efisiensi BUS dan UUS yang berkisar pada tingkat 0,9
menunjukan bahwa BUS dan UUS di Indonesia sudah mencapai tingkat efisiensi
meskipun belum mencapai tingkat efisiensi penuh atau 1. Dalam pengujian panel
menunjukan bahwa pada BUS dan UUS variabel input yang berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel output berupa total pembiayaan yaitu total simpanan dan
biaya operasional, sedangkan biaya operasional lain berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap total pembiayaan.
Pada pengujian hipotesis uji beda mengunakan independent sample t- test
menunjukan nilai Sig (0.641) > α (0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa
kelompok BUS dan UUS memiliki varian yang sama. Dan dari hasil berupa nilai sig
(2-tailed) (0.177) > α (0.05) menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai
efisiensi antara BUS dan UUS.
5
SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian yang membahas tentang analisis perbandingan
efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) dengan metode
Stochastic Frontier Analysis periode 2005-2009 adalah sebagai berikut:
1.
Secara umum jika dilihat pada periode penelitian yaitu tahun 2005-2009
perbandingan jumlah variabel input berupa total tabungan, biaya
operasional, biaya operasional lain, dan variabel output berupa total
pembiayaan pada BUS dan UUS dalam satuan jutaan rupiah yang telah
diubah ke dalam bentuk logaritma natural selalu lebih besar dari BUS dari
pada UUS.
2.
Dalam pengujian analisis panel metode Stochastic Frontier Analysis
(SFA) menggunakan fungsi produksi, variabel input yang secara
signifikan dan berpengaruh positif terhadap total pembiayaan BUS dan
UUS yaitu total simpanan dan biaya operasional, sedangkan biaya
operasional lain berpengaruh positif tetapi tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap total pembiayaan BUS dan UUS.
3.
Hasil perhitungan tingkat efisiensi menggunakan metode Stochastic
Frontier Analysis dengan fungsi produksi menunjukan bahwa BUS dan
UUS selalu mengalami peningkatan efisiensi setiap tahun dengan rata-
rata tingkat efisiensi BUS sedikit lebih tinggi yaitu 0.9762 dari UUS yang
hanya mempunyai rata-rata tingkat efisiensi sebesar 0.9693. Hal ini
menunjukan bahwa BUS sedikit lebih optimal dari pada UUS dalam
menghasilkan total pembiayaan pada periode 2005-2009. Efisiensi BUS
dan UUS yang berada pada kisaran tingkat efisiensi 0.9 menunjukan
bahwa BUS dan UUS selama periode 2005-2009 sudah mencapai tingkat
efisiensi meskipun belum mencapai tingkat efisiensi penuh atau 1.
4.
Dari pengujian menggunakan uji beda independent sample t-test dapat
ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat efisiensi antara
BUS dan UUS selama periode 2005-2009. Hal ini dapat dilihat dari hasil
uji beda independent sample t- test yang menunjukan nilai Sig (0.641) > α
(0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok BUS dan UUS
memiliki varian yang sama. Dan dari hasil berupa nilai sig (2-tailed)
(0.177) > α (0.05) menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai
efisiensi antara BUS dan UUS.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini masih terdapat keterbatasan antara lain :
1. Penelitian ini hanya mengukur tingkat efisiensi produksi saja dengan
penekanan terhadap sisi modal atau capital dan belum memasukan sisi
labour atau tenaga kerja, selain itu penelitian ini juga belum mengukur
tingkat efisiensi biaya.
2. Periode waktu penelitian yang masih terbatas.
3. Jumlah sampel BUS dan UUS yang masih terbatas.
5.3 Saran
5.3.1 Implikasi Kebijakan
1. Efisiensi perbankan merupakan salah satu indikator penting untuk
mengetahui kinerja perbankan syariah di Indonesia. Semakin efisien suatu
bank maka akan membuat semakin baik kemampuan bank tersebut dalam
mengelola input yang mereka miliki untuk mengubahnya ke dalam output
yang optimal guna meningkatkan keuntungan. Oleh karena itu, seluruh
bank syariah baik dalam bentuk BUS atau UUS perlu meningkatkan dan
menjaga tingkat efisiensinya agar mampu bersaing dalam persaingan
perbankan syariah nasional yang semakin ketat.
2. Bagi BUS dan UUS, jika ingin meningkatkan efisiensi agar mencapai
tingkat efisiensi sempurna, disimpulkan bahwa total simpanan dan biaya
operasional berpengaruh signifikan terhadap total pembiayaan. Hal ini
dikarenakan semakin banyak dana yang terkumpul dari masyarakat dalam
bentuk tabungan, giro wadi’ah, dan deposito memungkinkan BUS dan
UUS untuk menggunakannya dalam bentuk pembiayaan ke masyarakat,
selain itu meningkatnya biaya operasional untuk ekspansi usaha
memungkinkan bank syariah dalam meningkatkan pelayanan dan
jaringannya sehingga BUS dan UUS dapat semakin produktif dalam
menghasilkan pembiayaan.
5.3.2 Saran Untuk Penelitian yang Akan Datang
1.
Untuk penelitian yang akan datang disarankan untuk menggunakan
jumlah sampel yang lebih banyak untuk memperoleh hasil penelitian
yang lebih optimal.
2.
Untuk penelitian yang akan datang disarankan untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dengan menggunakan periode waktu yang lebih
panjang.
3.
Untuk penelitian yang akan datang disarankan untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dengan memasukan sisi tenaga kerja atau labour
dalam mengukur tingkat efisiensi produksi.
4.
Untuk penelitian yang akan datang disarankan untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dengan mengukur tingkat efisiensi biaya dan tidak
hanya mengukur efisiensi produksi saja.
5.
Untuk penelitian yang akan datang disarankan untuk meneliti tingkat
efisiensi dengan menggunakan metode lainnya seperti Distribution Free
Analysis (DFA) untuk parametrik dan Data Envelopment Analysis (DEA)
untuk non parametrik.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zaenal. 2007. Kinerja Efisiensi pada Bank Umum Periode 2002-2005.
Procceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek, Sipil) Vol.2
Auditorium Kampus Gunadharma, 21-22 Agustus 2007.
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta:
Gema Insani.
Ascarya and Diana Yumanita. 2008. Comparing The Efficiency of Islamic Banks In
Malaysia and Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Jakarta :
Bank Indonesia.
Bastian, Afnan. 2009. Analisis Perbedaan Asset dan Efisiensi Bank Syariah di
Indonesia Periode Sebelum dan Selama Program Akselerasi Pengembangan
Perbankan Syariah 2007-2008 Aplikasi Metode DEA (Studi Kasus 10 Bank
Syariah di Indonesia). Skripsi tidak dipublikasikan Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro. Semarang.
Bonin, John P. 2004. Privatization Matters: Bank Efficiency in Transition Countries.
William Davidson Institute Working Paper Series No.679 Working Paper No.
679.
Chen, Chung. 2009. Bank efficiency in Sub Saharan African Middle-Income
Countries. IMF working papper.
Coelli, T.J. 1996. A Guide to FRONTIER 4.1: A Computer Program for Stochastic
Frontier Production and Cost Function Analysis. Australia: University of
New England.
Fadzlan, Sufian. 2007. The Efficiency Of Islamic Banking Industry In Malaysia
:Foreign vs Domestic Bank, Humanomics Vol.23 No 3 hal 174-192 : Emerald
Group Publishing Limited.
Hadad, Mualiman D, dkk. 2003. Pendekatan Parametrik Efisiensi Perbankan
Indonesia. www.bi.go.id.
Hakim, Arif Rahman. 2009. Analisis Perbandingan Tingkat Efisiensi pada Bank
Asing dan Persero di Indonesia periode 2005-2008. Skripsi tidak
dipublikasikan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.
Ho, Chien Ta dan Dauw Song Zhu. 2004. Performance Measurement of Taiwan’s
Commercial Banks. International Journal of Productivity and Performance
Management, vol. 53 no.5, h.425-434. www.emeraldinsight.com.
Huri, Mumu Daman dan Indah Susilowati. 2004. Pengukuran Efisiensi Relatif Emiten
Perbankan Dengan Metode Data Envelopment Analysi (DEA). Jurnal
Dinamika Pembangunan Vol. 1 No 2, Hal 95-110.
Jackson, Peter M. dan Meryem Duygun Fethi. 2000. Evaluating the Technical
Efficiency of Turkish Commercial Banks.
Karim, Adiwarman Azwar. 2004. Bank Islam: Analisis Fiqih Dan Keuangan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Kurnia, Akhmad Syakir. 2004. Mengukur Efisiensi Intermediasi Sebelas Bank
Terbesar Indonesia Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA).
Jurnal Bisnis Strategi Vol 13, Hal 126-139, Semarang.
Mohamad, Shamsher, dkk. 2005. Efficiency of Conventional versus Islamic Banks:
International Evidence using the Stochastic Frontier Approach (SFA). Journal
of Islamic Economics, Banking and Finance hal. 107-130.
Mokhtar, Hamim. S A, Et Al. 2006. Efficiency of Islamic Banking in Malaysia: A
Stochastic Frontier Approach. Journal of Economic Cooperation vol 27 , issue
2, hal 37-70.
Mokhtar, Hamim. S A, Et Al. 2008. Efficiency and Competition Of Islamic Banking
in Malaysia. Humanomics Vol 24 No 1 hal 28-48 : Emerald Group Publishing
Limited.
Muhammad. 2002. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UII Press.
Muharam, Harjum dan Rizki Pusvitasari. 2007. Analisis Perbandingan Eefiisiensi
Bank Syariah di Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis
Periode Tahun 2005. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro,
Vol.11 No .03, Desember 2007.
Retnawati, Anna. 2008. Penggabungan Usaha dan Efisiensi Perbankan di Indonesia
: Aplikasi Data Envelopment Analysis. Makalah Seminar Akademik UI dan BI
16 November 2005. Jakarta.
Riyadi, Selamet. 2006. Banking Assets and Liability Management, Edisi Ketiga.
Jakarta : LPFEUI.
Rivai, Veithzal, dkk. 2007. Bank and Financial Institution Management. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Santosa, Purbayu dan Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Exel dan
SPSS. Yogyakarta : Andi.
Suseno, Priyonggo. 2008. Analisis Efisiensi dan Skala Ekonomi Pada Industry
Perbankan Syariah di Indonesia periode 1999-2004. Journal of Islamic and
Economic, Volume 2 No 1 Juni 2008.
Tahir, Izah Mohd dan Sudin Haron. 2008. Technical efficiency of The Malaysian
Commercial Banks. A stochastic frontier approach. Banks and bank system ,
vol 3 , issue 4, 2008.
Utama, Satria. 2010. Analisis Perbandingan Efisiensi Bank BUMN (Persero) dan
Bank BUSN (Swasta) dengan Metode Stochastic Frontier Analysis (SFA)
periode 2006-2008. Skripsi tidak dipublikasikan Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro. Semarang.
Varadi, Vijay Kumar, dkk. 2006. Measurement of Efficiency of Banks in Indi”.
Munich Personal RePEc Archive. No.17350, h.1-25. http://mpra.ub.unimuenchen.de/17350.
Yudho, Aryanto. 2007. Efisiensi pada Perbankan Syariah Di Indonesia Tahun 2005:
Aplikasi Metode Data Envelopment Analysis (DEA). Skripsi tidak
dipublikasikan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.
Yudisthira, D, 2003. Efficiency In Islamic Banking An Empirical Analysis Of 18
Banks. United Kingdom : Department Of Economic, Loughborough
University, Leicestershire.
www.bankniaga.com
www.bi.go.id
www.bii.co.id
www.bni.co.id
www.bsmi.co.id
www.btn.co.id
www.danamon.co.id
www.hsbc.co.id
www.idx.co.id
www.muamalatbank.com
www.permatabank..com
www.syariahmandiri.co.id
Download