KRONOLOGIS KEJADIAN

advertisement
KRONOLOGIS KEJADIAN
Pada bulan Juni 2009 terjadi pemilihan ketua Serikat Pekerja Onamba, dalam pemilihan kali
ini tidak jauh berbeda dengan pemilihan-pemilihan sebelumnya dimana, management ikut
campur dengan coba menanamkan orang untuk menjadi calon ketua Serikat. Pemilihan yang
diikut sertakan oleh 3 orang calon, dan dari tiga calon tersebut terdapat diantaranya ada satu
orang yang di pasang oleh management, sedangkan yang duanya lagi saya dan salah satu
bekas pengurus saya yang dulu yaitu Donny. Dalam hasil pemungutan suara, saya
mendapatkan suara paling tinggi hingga 60%, sehingga saya dengan mutelak memenangkan
pemilihan tersebut.
Pada bulan Juli 2009 tepatnya tanggal 09 hari Kamis, serah terima dilakukan antara ketua
yang lama menyerahkan jabatan kesaya sebagai ketua terpilih yang baru yang dihadiri oleh
beberapa pengurus lama dan beberapa perwakilan seksi. Selesai serah terima masih ditempat
yang sama, saya langsung mengumumkan orang-orang yang jadi pengurus dalam
kepemimpinan saya. Kemudian saya langsung memimpin rapat tersebut dan menyampaikan
rencana-rencana jangka pendek, menengah dan panjang.
Darisinilah awal mala petaka muncul dengan cara management yang memasang orang untuk
merusak acara sekaligus mempermalukan saya dihadapan umum. Hal ini terjadi ketika saya
dah selesai memimpin rapat dan akan menutup rapat terjadi interuksi dari orang tersebut dan
menanyakan alasan saya dulu mengundurkan diri serta mempertanyakan saya mencalonkan
lagi. Dengan penuh rasa tenang saya tetap menjawab pertanyaan itu, namun karena orang itu
dikirim management untuk mempermalukan dan mengacaukan rapat yang saya pimpin, maka
jawaban yang saya sampaikan tidak membuat dia diam, malah tambah ngaco dengan
mencemooh segala kejadian yang saya lakukan. Pernyataan dan bahasa yang memeojokan
saya dan terus memancing emosi saya berlangsung cukup lama sampai hamper semua peserta
rapat terlibat emosi mulut karenanya, namun salah seorang pengurus yang bernama Anton
yang terpancing emosi hingga mengamuk dengan membalikan daun meja, lalu kemudian
orang itu diusir dari tempat rapat dan akhirnya rapat saya tutup.
Selesai rapat saya pulang lagi ke bagian saya bekerja yang kebetulan Anton juga berasal dari
bagian yang sama dengan saya. Hanya berselang beberapa saat setelah sampai kebagian saya,
orang yang tadi memancing keributan yaitu bernama Irfan menelpon Anton dan saya yang
intinya minta maaf atas kejadian itu dan kamipun sudah saling memaafkan. Tetapi penyakit
datang lagi dengan Management melaporkan Anton ke Polsek Teluk Jambe hingga beberapa
orang peserta rapat yang tadi saya pimpin diangkut oleh Polisi yang kebetulan saya tidak ikut
diangkut karena tidak ada ditempat lagi ada keperluan pulang.
Mengetahui beberapa orang peserta rapat yang diangkut Polisi, saya langsung datang ke
kantor polisi dan membuat jaminan untuk membawa pulang mereka hingga akhirnya mereka
dipersilahakan pulang semuanya dengan satu catatan pemeriksaan kepada saksi-saksi akan
terus dilakukan, dan ternyata peroses BAP juga dilakukandengan tuduhan ke Anton
melakukan perbuatan tidak menyenangkan dan berjalan terus sampai sekarang.
Tekanan dan intimidasi tidak hanya selesai disitu, management terus mengawasi setiap gerakgerik dan langkah saya sampai sampai saya keruang sekertariat aja harus ijin dan tidak boleh
lupa untuk minta ijin sama atasan. Melihat perkembangan dan kondisi seperti itu membuat
saya semakin tertantang dan ingin secepatnya membuat perubahan sebagai bentuk terobosan
kepengurusan saya yang baru dengan mengankat tunjangan-tunjangan yang diluar PKB untuk
dinaikan, sehingga surat permintaan kenaikanpun segera dilayangkan kepada management,
namun tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan dan malah menyampaikan kalau
tunjangan-tunjangan itu merupakan kebijakan Perusahaan.
Dalam sela-sela sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk menuntut tunjangan-tunjangan
tersebut, keluar surat dari Management yang melakukan PHK sepihak kepada salah seorang
kariyawan perempuan yang bernama Ratna Ningsih karena telah melakukan pelanggaran
PKB karena tidak masuk kerja selama 8 hati dalam satu bulan sehingga menyataklan kalau
PHKnya tanpa pesangon, dan surat PHK tersebut dikeluarkan oleh management pada tanggal
29 Juli 2009. setelah menerima surat PHK tersebut langsung melakukan pengadvokasian,
hingga berujung ke Disnaker Karawang dan tetap PHK dengan mendapatkan konpensasi uang
pisah PKB serta uang THR dan sumbangan untuk melahirkan yang dituangkan didalam PB
yang disaksikan oleh mediator dari Dinas tertanggal 1 September 2009.
Ditengah-tengah penanganan kasus PHK Sdri Ratna dan Kasus-kasus yang lain, muncul lagi
kebijakan Pemerintah Kab. Karawang yang merubah rute untuk mobil besar tidak boleh
melewati jalur kota Karawaang dan dialihkan kejalan baru yang akan diberlakukan mulai
bulan Agustus tanggal 18. merespon Kebijakan yang Pemerintah terapkan saya atasnama
Serikat langsung meminta Perusahaan untuk tetap menyediakan jemputan pada wilayah yang
tidak boleh dilewati oleh Bus dengan meminta penggantian mobil kecil untuk dapat
menjemput karyawan tersebut. Jawaban dari management mengenai jemputan yang
dirundingkan pada 13 Agustus 2009 sangat tidak memuaskan dengan alas an tidak ada uang
untuk menambah biaya teransportasi tersebut, sehingga untuk karyawan yang berada
diwilayah kota dan sekitarnya tidak ada jemputan. Kasus ini tidak hanya selesai disitu saya
beserta pengurus yang lain terus melakukan tekanan agar jemputan itu disediakan hingga
sekarang.
Pada tanggal 16 Agustus 2009 saya mendengar info dari salah seorang driver bahwa semua
driver Onamba akan di PHK dengan alasan telah melakukan kecurangan dengan
menggelapkan bahan baker. Mendengar info tersebut saya beserta pengurus merespon dengan
cepat dan kemudian mempertanyakan kebenaran info ini ke management pada tanggal 19
Agustus, dan managemen kaget mendengar pertanyaan saya yang sebetulnya mereka tidak
mau melibatkan Serikat akan kasus ini, namun karena Serikat sudah mengetahui maka
akhirnya mereka berterus terang akan rencana tersebut, dan mengancam akan melaporkan ke
Kepolisian seperti kasus Anton kalau Driver tidak mau mengundurkan diri.
Sebagai ketua dan pengurus Serikat, saya terus melakukan upaya pembelaan agar Driver tidak
di PHK, tetapi ternyata tekanan mereka lebih kuat kepada Driver hingga akhirnya Driver
menerima PHK dengan syarat konpensasi yag mereka terima harus setimpal yaitu menuntut
satu kali aturan. Namun karena Perusahaan merasa diatas angin dan mereka dipaksa keluar
hanya dengan konpensasi uang pisah dan tambahan seadanya yang disepakati pada tanggal 3
September 2009. Pada saat melakukan Advokasi kasus ini kebencian orang-orang
management semakin nampak karena menganggap saya menghalang-halangi rencana mereka.
Mulai dari situ Management semakin tidak koopratip, terbukti dengan menolak untuk ketemu
dengan serikat pada saat meminta pertemuan untuk membahas hari libur menjelang hari Raya
Idul Fitri dengan alasan tidak mau diganggu takut merusak pahala puasanya. Kemudian pada
tanggal 7 September 2009 berbarengan dengan pembagian THR saya sebagai peribadi
diberikan Surat Peringatan 3 karena telah menerima sumbangan dari ketering sebesar Rp.
500.000,- untuk sumbangan buka puasa bersama pengurus Serikat. Menerima surat SP yang
berbarengan dengan pembagian THR yang saat itu juga bergejolak dikalangan karyawan
karena adanya potongan PPh 21 yang dilakukan oleh perusahaan, sehingga memaksa saya
untuk bisa ketemu dengan Management secepatya untuk pembahasan hal tersebut. Keesokan
harinya terjadi pertemua dengan management yang kemuian mempertanyakan mengenai SP
yang saya terima dan potongan PPh 21. mengenai SP yang saya terima disini penuh dengan
kejanggalan dan sangat sarat dengan permainan Management untuk menjebak saya dengan
kerjasama antara management dengan orang ketering. Kecurigaan itu semakin kuat ketika
dikonpirmasi dan menuntut agar orang ketering dipanggil atas tuduhan terhadap saya yang
telah melakukan pemerasan kepada orang ketering, tetapi management tidak mau memanggil
dengan alasan info dari dia sudah sangat cukup dan jelas sehingga tidak perlu lagi merekla
dipanggil dan SP itu mutelak diberikan kepada saya dan tidak bisa diganggu gugat.
Analisa yang saya tangkap dari tindakan management dengan memberi saya SP merupakan
rekayasa untuk menjatuhkan saya sebagai ketua dengan melakukan kesekongkolan bersama
orang ketering dengan cara menawarkan saya sumbangan untuk serikat buka puasa bersama
yang kemudian memberikan kuitansi tanda terima itu ke orang management. Setelah SP
diberikan kesaya, management dengan meminjam orang-orangnya yang masih anggota serikat
melakukan penggembosan dan menyebar fitenah yang ditujukan kepada saya yang
disebarluaskan kepada seluruh anggota, walau sempat rame dan banyak cemoohan terhadap
saya dari anggota saya ttap bertahan dan akhirnya bisa teratasi, dan kondisi kembali berangsur
normal.
Mengenai tuntutan dari serikat mengenai perubahan tanggal Lebaran yang tadinya
diperkirakan tanggal 21 Septerber yang ternyata bergeser menjadi tanggal 20 masih tetap saya
lakukan dengan meminta perusahaan untuk melakukan perubahan libur, yaitu yang tadinya
bekerja sampai tanggal 18 September agar dimajukan menjadi sampai tanggal 17 September
sehingga karyawan yang pulang kampung yang jauh bisa ber leluasa menikmati libur lebaran.
Tetapi seperti biasa management yang digawangi oleh Odih Juanda cs selalu bersikukuh pada
pendiriannya kalu itu berbau kepentingan karyawan dan tetap tidak mau merubah hal itu.
Atas pernyataan itu saya sangat marah terhadap jawaban tersebut sehingga saya mengirimkan
surat ultimatum kepada Management yang isinya bahwa Serikat yang saya pimpin tidak akan
mau kerjasama dengan Management yang mengarah kepada kebaikan perusahaan, selain itu
saya juga menyampaikan bahwa untuk tahun depan (2010 dan seterusnya) tidak akan pernah
ada hari pengganti seperti yang dilakukan pada tahun sekarang atas kesepakatan ketua yang
lama.
Pada tanggal 16 September 2009 Management mengundang Serikat melalui suratnya untuk
ketemu pada tanggal 29 September guna membahas rencana-rencana perusahaan, namun
undangan itu saya tolak dan menyampaikan ulang kalau mau ketemu nanti tanggal 05 Oktober
2009, dan merekapun menyetujui. Namun pada tanggal 28 September yang kebetulan hari
pertama masuk kerja setelah libur lebaran kembali Perusahaan mengirimkan surat mengajak
pertemuan pada tanggal 29 September untuk membahas kasus PHK terhadap Sdra Engkos
dan Sandera, kembali tawaran ini pun saya tolak dengan alasan masih suasana lebaran tidak
mau diganggu dan menawarkan pertemuannya nanti sekalian pada tanggal 05 Oktober, walau
dari pihak management memaksa untuk ketemu,saya tetap bersikukuh untuk tidak mau
dengan pertimbangan bahwa giliran Serikat yang butuh mereka tidak mau ketemu dan
sekarang saya harus balas dengan cara saya juga menolak permintaan mereka.
Pada tanggal 05 Oktober tepatnya hari senin, pertemuanpun digelar yangmana dari
Management lengkap dengan team 8 nya yang digawangi oleh Odih Juanda sementara dari
Serikat dipimpin oleh saya dan 4 pengurus lainnya. Dari pertemuan tersebut ada beberapa
bahasan diantaranya:
1. Rencana perusahaan untuk melakukan perubahan setruktur organisasi perusahaan dan
akan melakukan penambahan bagian yang baru yaitu bagian Factory General Afair
yang orang-orangnya akan diambil dari bagian-bagian lain.
2. Rencana Management yang akan menggantikan Pemeliharaan Kesehatan yang tadinya
menggunakan ASKES akan berganti ke In Helth.
3. Rencana perusahaan yang akan mengeluarkan kebijakan program pensiun dini untuk
kariyawan yang kinerjanya kurang bagus dengan penawaran 1 kali aturan, namun
perogeram ini saya tolak dan menawarkan kepada management kalau mau lakukan
perogeram undur diri khusus dengan cara dan metode yang saya tawarkan.
4. Management menegaskan akan melakukan PHK terhadap Sdra. Engkos dan Sandera
karane dianggap sudah tidak bisa lagi dipertahankan da sudah capek dibina.
5. Serikat menagih kembali jemputan buat kariyawan yang sudah sangat berlarut-larut
tidak ada jawaban dari management.
6. Menegaskan kembali mengenai tunjangan-tunjangan yang sudah mengalami beberapa
kali pembahasan namun masih belum ada kesepakatan mengenai waktu peninjauanya
akan dilakukan perberapa lama yang masih menggantung, sehingga walau nominalnya
sudah disepakati karena waktunya belum disepakati sehingga tunjangan-tunjangan itu
masih belum bisa diberlakukan.
Dari pembahasan tersebut menghasilkan beberapa kesimpulan, diantaranya:
1. Untuk pengembangan organisasi perusahaan disepakati akan tetap berjalan dengan
satu catatan orang-orang yang terlibat dalam rotasi dan akibat kebijakan tersebut
bukan sebagai bentuk hukuman atau upaya untuk membuat orang tidak betah.
2. Untuk perubahan dari Askes ke In Helth mungkin bisa dipahami, namun Serikat akan
melakukan diskusi dengan orang Askes.
3. Progeram pensiun dini berubah menjadi program undur diri khusus dengan criteria
yang sudah di sepakati.
4. Mengenai keputusan PHK untuk Engkos disepakati karena orangnya mau di PHK,
namun untuk Sandera saya bersikeras dan tidak akan mengabulkan hingga berujung ke
Mediasi.
5. Mengenai jemputan, Perusahaan masih terbentur dengan budget dan tidak bisa
memberikan jemputan dengan mudah, yang pasti janji perusahaan akan terus berupaya
untuk menyediakan jemputan tersebut.
6. Mengenai tunjangan-tenjangan tersebut bisa disepakati dengan akan dilakukan
peninjauan 3 tahun sekali dan kemudian akan dibuat surat kesepakatan atau PB.
Melihat gelagat yang kurang baik dan kasus Anton mencuat kembali dengan adanya
pemeriksaan lagi oleh Kepolisian untuk memperkuat keterangan dari para saksi. Hal ini
membuat gerah dan kesal semua pengurus untuk bisa menghentikan penyidikan dan menuntut
agar perusahan mencabut tuntutan tersebut. Melihat perkembangan yang ada, saya
menginteruksikan kepada seluruh pengurus dan seluruh karyawan laki-laki berkumpul pada
hari Minggu 11 Oktober 2009. pada pertemuan tersebut yang dihadiri oleh lebih kurang 30
orang yang terdiri dari pengurus dan anggota dengan materi pembahasan sama dengan apa
yang dibahas dengan management, maka menghasilkan beberapa keputusan, antara lain:
1. Menuntut perusahaan untuk menyediakan kembali jemputan bagi kariyawan yang
tempat tinggalnya tidak boleh dilewati oleh mobil besar/bus.
2. Menuntut kejelasan Jobdes, bagi departemen/bagian yang baru, karena khawatir
orang-orang yang dipindah kebagian ini hanya dibuat tidak betah dan lalu harapanya
perusahaan dapat mengundurkan diri.
3. Menuntut agar ketering yang melayani karyiyawan sekarang ini diganti, karena sudah
tidak layak baik rasa masakan dan penyajian terlebih lagi seringnya terlambat.
4. Menuntut agar kasus Anton ditutup oleh Management, dan segala tuduhannya agar
dicabut.
Dari tuntutan 4 poin ini, sebagai bentuk tekanan kepada Perusahaan, kariyawan akan
melakukan beberapa hal diantaranya:
1. Seluruh ariyawan akan menggunakan jemputan kariyawan semua dan tidak
menggunakan kendaraan peribadi ke Perusahaan, sebagai bentuk keperihatinan dan
solidaritas terhadap kariyawan yang tidak disediakan jemputan, yang akan dimuli pada
tanggal 13 Oktober 2009.
2. Pengurus dan kariyawan akan menggunakan pita warna merah dilengan kiri sebagai
bentuk dukungan kepada Pengurus yang sedang melakukan negosiasi untuk
mewujudkan tuntutan-tuntutan tersebut diatas, sekaligus solidaritas dan keperihatinan
atas kasus Anton, pemasangan pita ini akan dilakukan pada tanggal 15 Oktober 2009.
Pada hari Selasa yang sebetulnya management sudah menjadwalkan untuk melakukan
peremuan dengan Serikat urung dilaksanakan karena Serikat terlambat datang dari jadwal
yang sudah disampaikan. Ini merupakan sebuah pelecehan terhadap serikat yang terkesan
Serikat menyepelekan waktu dan tuntutan yang serikat usung. Pembatalan ini dilakukan
ketika saya dan pengurus datang ke ruang rapat sudah tidak ada orang, dan setelah di
konpirmasi ke salah seorang dari management menyatakan bahwa “saya piker serikat tidak
mau datang, sebab sudah menunggu tetapi tidak kunjung datang” sementara giliran diajak
ketemu kembali tidak mau dengan alasan Odihnya lagi keluar, jadi kalau tidak ada dia tidak
bisa terjadi pertemuan tersebut.
Melihat management yang semakin congkak dan sombong, saya kembali membuat selebaran
yang sebelumnya sudah membuat selebaran pada hari Senin 12 Oktober dan mendapatkan
balasanselebaran dari Management pada keesokan harinya. Kalu selebaran pertama
memberitahukan mengenai tuntutan Serikat terhadap management, kalau selebaran yang
kedua selain memberitahukan kesombongan Management juga memerintahkan seluruh
karyawan untuk memakai pita warna merah sebagai bentuk perlawanan kepasa perusahaan.
Kondisi ini diperparah lagi dengan maraknya mutasi akibat kebijakan Perusahaan yang akan
diberlakukan pada tanggal 19 Oktober 2009, sementara kejelasan jobdes dari management
masih belum jaelas, sehingga memicu keresahan sebagian kariyawan. Kemudian pada hari
Jumat taanggal 16 Oktober 2009 terjadi pertemuan dengan materi bahasan sesuai dengan yang
dituntut oleh serikat dan menghasilkan beberapa kesepakatan. Namun pada saat dimintakan
untuk membuat Perjanjian Bersama dari pihak management menjawab dengan lisan bahwa itu
nanti.
Melihat gelagat yang kurang baik mengenai PB tersebut, maka saya berinisiatif membuat PB
tersebut dan menyerahkannya kepada ketua team management. Selain PB yang Serikat
sodorkan pada saat itu, serikat juga membuat beberapa surat yang diberikan berbarengan,
antara lain:
1. Penunjukan nama-nama dari serikat yang akan menjadi team khusus pencarian
teransportasi seperti yang telah disepakati pada pertemuan sebelumnya.
2. Menuntut management agar mengembalikan pungsi Sekurity kepada tugas aslinya
tidak mengawasi setiap pergerakan orang-orang serikat, khususnya saya.
3. Mengirim surat yang isinya mengingatkan sekaligus harus mempersiapkar ritual akhir
tahun yaitu mengenai perundingan bonus dan rencana rekreasi.
Dari 3 surat yang Serikat kirim tanggal 19 Oktober 2009 beserta PB, managemen
mengirimkan kembali dua surat yang berisi antara lain sebagai berikut:
1. Penjelasan mengenai tugasdan tanggung jawab security dan menegaskan bahwa,
sekuriti kepanjang tanganan dari personalia untuk menertibkan orang-orang yang
sekiranya melakukan keonaran atau tidak tertib.
2. Surat yang kedua menegaskan bahwa managemen tidak butuh dengan dibuatnya PB
dan sekaligus menyatakan bahwa notulensi lebih kuat dari PB.
Melihat surat yang kedua yang berisikan penolakan pembuatan PB, saya sangat kesal dan
marah kepada management yang membuat surat tersebut, sehingga membalas kembali surat
dari management yang ditembuskan kepada disnakaer. Selain surat tembusan serikat juga
mengirim surat kepada Disnaker yang isinya menuntut agar disnaker menindak perilaku
management onamba yang menolak pembuatan PB. Masih dihari yangsama akhirnya atas
pelaporan itu datang orang Disnaker yang ingin meluruskan masalah PB, namun sayang
petinggi management yaitu Odih Juanda tidak ada ditempat sehingga datangnya orang
Disnaker ke onamba tidak membawa hasil apa-apa.
Sementara itu dibagian saya yaitu di warehouse dipasang orang management yang bermasalah
dengan Serikat khususnya sama saya dan Anton, orang ini sengaja dipindahkan dari bagian
produksi ke Warehouse untuk memata-matai saya dan mengawasi gerak-gerik Serikat,
sehingga disinilah puncak mala petaka yang muncul hingga saya ter PHK. Selama bertahuntahun bekerja, saya dan teman-teman lainya di Warehouse tidak pernah dipermasalahkan
mengenai name tag, tetapi ketika orang itu ada semuanya serba ditanyain. Dia sempat
menanyakan soal name tag ke saya berhubung pertanyaannya terkesan merendahkan da
menghakimi, sayapun menjawabnya sesuka saya menjawab. Setelah itu tidak ada lagi
pertanyaan yang di lontarkan kesaya oleh orang itu sampai saya di PHK.
Melihat surat yang Serikat kirim mengenai bonus dan rekreasi tudak kunjung ada jawaban,
maka Serikat kembali mengirimkan surat yang kedua kalinya yaitu pada tanggal 26 Oktober
2009 yang isinya mengingatkan kembali dan meminta jawaban dari perusahaan mengenai
waktu perundingan untuk bonus dan waktu pelaksanaan untuk rekreasi. Pada hari sebelumnya
yaitu hari Jumat 23 Oktober 2009, saya mendapatkan terror dan ancaman telepon dari orang
luar yang mengaku dari ketering yang dulu diputus oleh onamba dan menuntut saya untuk
bisa masuk kembali, sekaligus mengancam saya kalu tidak memanggil ketering itu kembali.
Mendengar ancaman itu saya bingung dan sempaat disampaikan kepada beberapa pengurus
bahwa orong yang mengancam saya pasti ada sangkut pautnya dengan permainan orang
management yang mau mengadu domba saya, sebab dalam hal ketering saya sebagai ketua
yang sekarang sama sekali tidak terlibat.
Keesokan harinya saya didatangi oleh orang-yang tempo hari menelopn dan mengancam saya
ketika saya pulang kerja dan ditarik keseberang jalan depan perusahaan. Setelah sempat adu
mulut dan ketegangan dengan saya dan beberapa teman pengurus akhirnya sekelompok orang
itu pergi dan tetap dengan nada mengancam. Sementara itu orang-orang management yang
ada malah menonton seperti ayam yang sedang dipertarungkan, ini memperjelas bahwa saya
di jerumuskan untuk sengaja dilakukan kekerasan agar saya tidak lagi bertahan sebagai ketua
sekaligus mengundurkandiri dari onamba.
Pahari esoknya saya berniat melaporkan kejadian ini ke management dan pengurus menuntut
agar management bertanggung jawab atas insiden kemarin sekaligus meminta perlindungan
buat saya bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Namun lagi-lagi ketua team management
tidak ada ditempat. Saya beserta pengurus yang lain akhirnya tidak bisaberbuat apa-apa hanya
sebatas bisa mengirim surat kepada management agar mau membereskan dengan cepat
permasalahan ini supaya tidak sampai menimbulkan korban.
Pada sore harinya 15 menit lagi menjelang pulang, saya dipanggil oleh kepala bagian saya
untuk meeting, begitu saya masuk ruangan didalam sudah ada tiga orang diantaranya Odoh
Juanda Manager HRD, Debby Damayanti Personalia, dan Supriyanto Kepala Bagian
Warehouse. Pada saat saya datang saya mempertanyakan bahwa, apakah pemanggilan saya
sebagai peribadi atau Serikat dan jawabanya sebagai pribadi. Dari pemanggilan itu ternyata
saya diberitahukan oleh mereka yang hadir kalau saya di PHK karena tidak memakai name
tag walaupun sebelumnya sudah diingetin oleh atasan saya. Setelah itu masih diwaktu dan
tempat yang sama saya meminta waktu untuk besok tetap datang ke Perusahaan sebagai
bentuk penolakan terhadap PHK saya sekaligus sebagai ketua seriakat saya harus mengurusi
serikat, namun permintaan saya ditolak. Terbukti dengan keesokan harinya saya datang malah
mendapatkan perlakuan yang kasar dari security yang melarang sekaligus mengusir saya
untuk masuk da hanya memperbolehkan berada diluar gerbang.
CATATAN
1. Selama saya menjadi ketua setiap gerak dan langkah saya selalu diawasi dan selalu
dipermasalahkan.
2. Kasus Anton yang dilaporkan ke Kepolisian sampei sekarang masih belum selesai dan
masih belum ada keputusan.
3. Surat Peringatan 3 yang diberikan kesaya adalah sebagai bentuk rekayasa untuk
menjebak saya, dan semuanya sudah diatur dan dipersiapkan oleh management.
4. Sebelum dan sesudah SP itu diberikan, fitenah dan pembunuhan karakter sangat
gencar dilakukan management untuk dapat menjatuhkan sekaligus hilangnya
kepercayaan anggota terhadap saya dengan cara memfitenah saya korupsi, memeras
dan sebagainya.
5. Melakukan penekanan dengan cara memperalat orang ketering untuk bertindak kasar
ke saya dengan harapan saya turun dari ketua dan tidak ada lawanuntuk management.
6. Untuk Name tag yang dipermasalahkan hingga mengarah ke PHK merupaka sebuah
rekayasa yang sebelumnya secarabertahun-tahun tidak pernah dipermasalahkan.
7. Management sangat menghindari berunding dengan saya untuk pembahasan bonus
dan kenaikan upah.
KASUS YANG MASIH DI ADVOKASI
1. Kasus Anton yang dilaporkan oleh perusahaan dengan tuduhan melakukan perbuatan
yang tidak menyenagkan.
2. Kasus PHK terhadap Sdra. Sandera yang tinggal menunggu anjuran dari disnaker
setelah melakukan mediasi selama 2 kali pertemuan.
3. Menangani kasus teranseportasi dan ketering masih tidak ada kejelasan dan
keputusan, khusus untuk transportasi saya masuk sebagai team khusus didalmnya
sebagai perwakilan dari Serikat.
KASUS YANG DIHADAPI DALAM WAKTU DEKAT
1. Pembelaan terhadap pelanggaran PKB yang dilakukan oleh Management kepada salah
seorang kariyawan perempuan bagisn peroduksi.
2. Perundingan Bonus dan Rekreasi yang akan segera dibahas.
3. Perundingan kenaikan upah kariyawan untuk tahun 2009.
4. Perundingan kenaikan tujangan-tunjangan yang belum selesai pada perundingan
sebelumnya.
Demikian kronologis kejadian ini saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak,
yang pasti apa yang dilakukan oleh Management Onamba terhadap saya merupakan sebuah
bentuk nyata pemberangusan Serikat. Saya berharap kepada semua pihak agar ikun
mendukung dan memberikan kutukan kepada management onamba yang telah melakukan
PHK dengan keji.
Semoga kejadian ini tidak terulang lagi kepada yang lain, dan saya berharap semua pihak
untuk dapat memberantas tindakan-tindakan yang miirip dengan management onamba.
Dibuat oleh : Eman Suherman
Ketua yang ter PHK karena kasus Name Tag
Maju terus kaum buruh Indonesia……………………
Kobarkan terus panji perlawanan untuk setiap penindasan………….
Jangan pernah menyerah dan terus berjuang…..
Jayalah buruhku jayalah Bangsaku……..
Download