HARGA POKOK PROSES (FULL(FULL-COSTING) COSTING) - pengantar Oleh: Oleh: Ani Hidayati Karakteristik Perusahaan yang Berproduksi Massa • Produk yg dihasilkan merupakan produk standar • Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama • Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu Karakteristik Metode Harga Pokok Proses • Pengumpulan biaya produksi dilakukan per departemen produksi per periode akuntansi. • Total biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu dibagi jumlah produk yang dihasilkan selama periode ybs & dilakukan setiap akhir periode akuntansi (biasanya akhir bulan). • Dalam metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk sebesar biaya yang sesungguhnya terjadi. • Biaya overhead pabrik terdiri dari biaya produksi selain biaya bahan baku, bahan penolong dan biaya tenaga kerja ( baik yang langsung maupun yang tidak langsung). Manfaat informasi harga pokok produksi • • • • Menentukan harga jual produk Memantau realisasi biaya produksi Menghitung laba atau rugi periode tertentu Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca VARIASI CONTOH PENGGUNAAN METODE HARGA POKOK PROSES YANG DIURAIKAN DALAM BAB INI MENCAKUP: • metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah hanya melalui satu departemen produksi • metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah melalui lebih dari satu departemen produksi • pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan harga pokok produksi per satuan, dengan anggapan: •produk hilang pada awal proses •produk hilang pada akhir proses METODE HARGA POKOK - Produk diolah hanya melalui Satu Departemen Produksi (1) Bagaimana menghitung harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang? biaya produksi per satuan X kuantitas produk jadi Biaya produksi / Unit Ekuivalensi Unit Ekuivalensi = unit produk jadi + (unit produk dalam proses akhir X %tingkat penyelesaian) METODE HARGA POKOK - Produk diolah hanya melalui Satu Departemen Produksi (2) Bagaimana menghitung harga pokok persediaan produk dalam proses yang pada akhir bulan belum selesai diproduksi? biaya produksi per satuan X Kuantitas persediaan produk dalam proses X tingkat penyelesaian persediaan produk dalam proses Contoh 1# PT ABC mengolah produknya secara massa melalui satu departemen produksi. Jumlah biaya yang dikeluarkan selama bulan Januari 201x sbb: Biaya bahan baku Biaya bahan penolong Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik Rp. 5.000.000 Rp 7.500.000 Rp 11.250.000 Rp 16.125.000 Total Biaya Produksi Rp 39.875.000 Jumlah produk yang dihasilkan selama bulan tersebut adalah : Produk jadi Produk dalam proses pada akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut: Biaya bahan baku : 100 %; biaya bahan penolong 100 %; biaya tenaga kerja 50 %; biaya overhead pabrik 30 % 2.000 kg 500 kg Perhitungan Biaya Produksi per Satuan Unsur Biaya Produksi Total Biaya Unit Ekuivalensi Biaya bahan baku Rp. 5.000.000 2.500 Rp.2.000 Biaya bahan penolong Rp 7.500.000 2.500 Rp.3.000 Biaya tenaga kerja Rp 11.250.000 2.250 Rp 5.000 Biaya overhead pabrik Rp 16.125.000 2.150 Rp 7.500 Rp. 39.875.000 Unit Ekuivalensi BBB = 2.000 + (500*100%) = 2.500 kg Unit Ekuivalensi BBP = 2.000 + (500*100%) = 2.500 kg Unit Ekuivalensi BTK = 2.000 + (500*50%) = 2.250 kg Unit Ekuivalensi BOP = 2.000 + (500*30%) = 2.150 kg Biaya Produksi per satuan Rp.17.500 Harga Pokok Produk Jadi: BBB = Rp.2.000 + 2.000 kg = Rp. 4.000.000 BBP = Rp.3.000 + 2.000 kg = Rp. 6.000.000 BTK = Rp.5.000 + 2.000 kg = Rp.10.000.000 BOP = Rp.7.500 + 2.000 kg = Rp.15.000.000 …………atau 2.000kg X Rp. Rp.17.500 = Rp.35.000.000 Harga Pokok Persediaan Produk dalam Proses: BBB = Rp.2.000 + (500*100%) = Rp.1.000.000 BBP = Rp.3.000 + (500*100%) = Rp.1.500.000 BTK = Rp.5.000 + (500*50%) = Rp.1.250.000 BOP = Rp.7.500 + (500*30%) = Rp.1.125.000 Total Biaya Produksi Januari 201x Rp.35.000.000 Rp. 4.875.000 Rp.39.875.000 Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku Barang dalam proses-biaya bahan baku Persediaan bahan baku Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong Barang dalam proses-biaya bahan penolong Rp 7.500.000 Persediaan bahan penolong Rp 7.500.000 Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja Barang dalam proses-biaya tenaga kerja Gaji dan upah Rp 11.250.000 Rp 11.250.000 Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik Barang dalam proses- BOP Rp 16.125.000 Berbagai rekening yang dikredit Rp 16.125.000 Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang Persediaan produk jadi Rp 35.000.000 Barang dalam proses-biaya bahan baku Rp 4.000.000 Barang dalam proses-biaya bahan penolong Rp 6.000.000 Barang dalam proses-biaya tenaga kerja Rp 10.000.000 Barang dalam proses-BOP Rp 15.000.000 • Jurnal mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai dioleh pada akhir bulan januari 20x1 Persediaan produk dalam proses Rp 4.875.000 Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp 1.000.000 Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp 1.500.000 Barang dalam proses- Biaya tenaga kerja Rp 1.250.000 Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp 1.125.000 METODE HARGA POKOK PROSES –PRODUK DIOLAH MELALUI LEBIH DARI SATU DEPARTEMEN PRODUKSI • Perhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama adalah merupakan perhitungan yang bersifat kumulatif. • Maka harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama terdiri dari: (1) biaya produksi yang dibawa dari departemen sebelumnya, (2) biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen setelah departemen pertama Contoh 2# PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkan produknya: Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 20x1 disajikan sebagai berikut : KETERANGAN DEPARTEMEN-1 Produk yang dimasukkan dalam proses 35.000 kg Produk selesai yang ditransfer ke Dep.-2 30.000 kg DEPARTEMEN-2 Produk selesai yang ditransfer ke gudang 24.000 kg Produk dalam proses akhir bulan Biaya yang dikeluarkan bulan Januari 20x1: Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik Tingkat penyelesaian produk dalam produk proses akhir: Biaya bahan baku Biaya konversi 5.000 kg 6.000 kg Rp 70.000 Rp 155.000 Rp 248.000 Rp 270.000 Rp 405.000 100% 20% 50% Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen-1: BIAYA PRODUKSI Bahan baku TOTAL (Rp.) UNIT EKUIVALENSI BIAYA PRODUKSI PER KG 70.000 30.000 + 5.000(100%)= 35.000 Rp. 2 Tenaga kerja 155.000 30.000 + 5.000(20%)= 31.000 5 Overbead pabrik 248.000 30.000 + 5.000(20%)= 31.000 8 473.000 Harga Pokok Produk Jadi = Rp.15 x 30.000 = Rp.450.000 Harga pokok persediaan produk dalam proses • Biaya bahan baku : 100 % x 5.000 x Rp 2 = Rp.10.000 • Biaya tenaga kerja 20 % x 5.000 x Rp 5 = Rp.5.000 • Biaya overhead pabrik 20 % x 5.000 x Rp 8= Rp 8.000 Rp.23.000 Jumlah biaya produksi Departemen-1 bulan januari 20x1= Rp.473.000 Rp.15 Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku Dep.1: Barang dalam proses-BBB Dep.1 Rp 70.000 Persediaan bahan baku Rp 70.000 Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja Dep.1 : Barang dalam proses- BTK Dep.1 Rp 155.000 Gaji dan upah Rp 155.000 Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik Dep.1: Barang dalam proses- BOP Dep.1 Rp 248.000 Berbagai rekening yang di kredit Rp 248.000 Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen 1 ke departemen 2: Barang dalam proses – BBB Dep.2 Rp 450.000 Barang dalam proses- BBB Dep. 1 Rp 60.000 Barang dalam proses- BTK Dep. 1 Rp 150.000 Barang dalam proses- BOP Dep. 1 Rp 240.000 Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam department 1 pada akhir bulan januari 20x1 Persediaan produk dalam proses-departemen A Rp 23.000 Barang dalam proses- BBB Dep. 1 Rp 10.000 Barang dalam proses- BTK Dep. 1 Rp 5.000 Barang dalam proses- BOP Dep. 1 Rp 8.000 Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen-2: BIAYA PRODUKSI TOTAL (Rp.) UNIT EKUIVALENSI BIAYA PRODUKSI PER KG Tenaga kerja 270.000 24.000 + 6.000(50%)= 27.000 Rp. 10 Overbead pabrik 405.000 24.000 + 6.000(50%)= 27.000 15 675.000 Harga Pokok Produk Jadi: Harga pokok dari departemen-1: 24.000 x Rp 15 = Rp.360.000 Harga pokok dari departemen-2: 24.000 xRp.25 = Rp.600.000 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir: • Harga pokok dari departemen-1: 6.000 x Rp 15 = Rp.90.000 • Biaya tenaga kerja 50 % x 6.000 x Rp 10 = Rp.30.000 • Biaya overhead pabrik 50 % x 6.000 x Rp 15 = Rp.45.000 Jumlah biaya produksi Departemen-2 bulan januari 20x1= Rp.25 Rp.960.000 Rp.165.000 Rp.1.125.000 Jurnal untuk mencatat penerimaan produk dari departemen A: : Barang dalam proses – BBB Dep.2 Rp 450.000 Barang dalam proses-BBB Dep.1 Rp 60.000 Barang dalam proses-BTK Dep.1 Rp 150.000 Barang dalam proses-BOP Dep.1 Rp 240.000 Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja Dep.2: Barang dalam proses- BTK Dep.2 Rp 270.000 Gaji dan upah Rp 270.000 Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik dep.2: Barang dalam proses- BOP Dep.2 Rp 405.000 Berbagai rekening yang di kredit Rp 405.000 Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen 2 ke gudang Persediaan produk jadi Rp 960.000 Barang dalam proses- BBB Dep.2 Rp 360.000 Barang dalam proses- BTK Dep.2 Rp 240.000 Barang dalam proses- BOP Dep.2 Rp 360.000 Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam department A pada akhir bulan januari 20x1 Persediaan produk dalam proses-dep.2 Rp 165.000 Barang dalam proses- BBB Dep.2 Rp 90.000 Barang dalam proses- BTK Dep.2 Rp 30.000 Barang dalam proses- BOP Dep.2 Rp 45.000 Pengaruh terjadinya produk yang hilang pada awal proses terhadap perhitungan harga pokok produksi per satuan Contoh 3# PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 20x1 disajikan dalam gambar berikut : KETERANGAN Produk yang dimasukkan dalam proses Produk selesai yang ditransfer ke Dep.-2 DEPARTEMEN-1 1.000 kg 700 kg Produk selesai yang ditransfer ke gudang Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut : Biaya bahan baku & penolong 100 %, biaya konversi 40 %. Biaya bahan penolong 60 %, biaya konversi 50 % Produk yang hilang pada awal proses Biaya yang dikeluarkan bulan Januari 20x1: Biaya bahan baku Biaya bahan penolong Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik DEPARTEMEN-2 400 kg 200 kg 100 kg 100 kg 200 kg Rp 22.500 Rp 26.100 Rp 35.100 Rp.45.800 Rp 16.100 Rp 22.500 Rp. 24.750 Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen-1: BIAYA PRODUKSI TOTAL (Rp.) UNIT EKUIVALENSI BIAYA PRODUKSI PER KG Bahan baku 22.500 700 kg + 100 % x 200 kg = 900 kg Rp. 25 Bahan penolong 26.100 700 kg + 100 % x 200 kg = 900 kg 29 Tenaga kerja 35.100 700 + 40%x200kg=780kg 45 Overbead pabrik 45.800 700 + 40%x200kg=780kg 60 130.500 Harga Pokok Produk Jadi Dep.1 = Rp.159 x 700 = Harga pokok persediaan produk dalam proses Dep-1 • Biaya bahan baku: 100 % x 200kg x Rp 25 = Rp.5.000 • Biaya bahan penolong: 100 % x 200kg x Rp 29 = Rp.5.800 • Biaya tenaga kerja: 40% x 200kg x Rp 45 = Rp.3.600 • Biaya overhead pabrik: 40% x 200kg x Rp 60= Rp 4.800 Jumlah biaya produksi Departemen-1 bulan januari 20x1= Rp.159 Rp.111.300 Rp.19.200 Rp.130.500 • Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen A setelah adanya produk yang hilang dalam proses di Departemen B sebanyak 200 kg adalah Rp 111.300 : ( 700 kg-200 kg) = Rp. 222.60 Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen-2: BIAYA PRODUKSI TOTAL (Rp.) UNIT EKUIVALENSI BIAYA PRODUKSI PER KG Bahan penolong 16.100 400 kg + 60 % x 100 kg = 460 kg 35 Tenaga kerja 22.500 400 kg + 50 %x 100 kg = 450 kg 50 Overbead pabrik 24.750 400 kg + 50 %x 100 kg = 450 kg 55 63.350 Harga Pokok Produk Jadi Dep.2 = (Rp.140+Rp. 222.60) x 400 = Harga pokok persediaan produk dalam proses Dep-2 • Harga pokok dari departemen A : 100 kg x Rp 222.6= Rp 22.260 • Biaya bahan penolong : 100 kg x 60 % x Rp 35 = 2.100 • Biaya tenaga kerja : 100 kg x 50 % x Rp 50 = 2.500 • Biaya overhead pabrik : 100 kg x 50 %x Rp 55 = 2.750 • Jumlah biaya produksi Departemen-2 bulan januari 20x1= Rp.140 Rp 145.040 Rp 29.610 Rp 174.650 Pengaruh terjadinya produk yang hilang pada akhir proses terhadap perhitungan harga pokok produksi per satuan Contoh 4# PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 20x1 disajikan dalam gambar berikut : KETERANGAN Produk yang dimasukkan dalam proses Produk selesai yang ditransfer ke Dep.-2 DEPARTEMEN-1 1.000 kg 700 kg Produk selesai yang ditransfer ke gudang Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut : Biaya bahan baku & penolong 100 %, biaya konversi 40 %. Biaya bahan penolong 60 %, biaya konversi 50 % Produk yang hilang pada akhir proses Biaya yang dikeluarkan bulan Januari 20x1: Biaya bahan baku Biaya bahan penolong Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik DEPARTEMEN-2 400 kg 200 kg 100 kg 100 kg 200 kg Rp 22.500 Rp 26.100 Rp 35.100 Rp.45.800 Rp 16.100 Rp 22.500 Rp. 24.750 Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen-1: BIAYA PRODUKSI TOTAL (Rp.) UNIT EKUIVALENSI BIAYA PRODUKSI PER KG Bahan baku 22.500 700 kg + (100 % x 200kg)+ 100 = 1.000kg Rp. 25.5 Bahan penolong 26.100 700 kg + (100 % x 200 kg)+100 = 1.000kg 26.10 Tenaga kerja 35.100 700 + (40%x200kg)+100=880kg 39.89 Overbead pabrik 45.800 700 + (40%x200kg)+100=880kg 53.18 130.500 Rp. 141.67 Harga Pokok Produk Jadi Dep.1 = Rp.141.67 x 700 = Rp 99.169 Penyesuaian harga pokok produk selesai karena adanya produk yang hilang pada akhir proses 100 xRp 141,67= 14.167 Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B setelah disesuaikan : 700 x Rp 161,91= Rp.113.336 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 200 Kg) • • • • Biaya bahan baku 200 kg x 100 % x Rp 22.5 = 4.500 Biaya bahan penolong 200 kg x 100 % x Rp 26.1 = 5.220 Biaya tenaga kerja 200 kg x 40 %x Rp 39.89= 3.191,2 Biaya overhead pabrik 200 kg x 40 %x Rp 53.18= 4.254,4 Jumlah biaya produksi Departemen 1 Rp 17.165.60 Rp 130.500,00 Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen-2: BIAYA PRODUKSI TOTAL (Rp.) UNIT EKUIVALENSI BIAYA PRODUKSI PER KG Bahan penolong 16.100 400 kg +(60 % x 100 kg)+200kg = 660 kg 24.39 Tenaga kerja 22.500 400 kg +(50 %x 100 kg)+200kg = 650 kg 34.62 Overbead pabrik 24.750 400 kg +(50 %x 100 kg)+200kg = 650 kg 38.08 63.350 Harga Pokok Produk Jadi Dep.2 = (Rp.97.09+Rp. 161.91) x 400 = Harga pokok produk yang hilang pada akhir proses= 200kg x (Rp.97.09+Rp. 161.91)= Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Gudang setelah disesuaikan = Rp.388.5 97.09 Rp 103.600 51.800 Rp.155.400 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 100 Kg)388.5 Harga pokok dari Dep-1= 100kg x Rp. 161.91= Rp.16.191 • • • Biaya bahan penolong 100 kg x 60 % x Rp 24.39 = Biaya tenaga kerja 100 kg x 50 %x Rp 34.62 = Biaya overhead pabrik 100 kg x 50 %x Rp 38.08 = Jumlah biaya produksi Departemen 2 1.463,3 1.731 1.904 Rp .21.289,3 Rp. 176.689,40 LATIHAN 1# PT KOREKSI memproduksi produknya secara masal melalui dua departemen produksi : departemen 1 dan departemen 2. Data produksi dan biaya produksi bulan januari 2002 di dua departemen produksi tersebut disajikan berikut ini : KETERANGAN DEPARTEMEN1 Produk yang dimasukkan dalam proses 31.000 kg Produk selesai yang ditransfer ke Dep.-2 27.000 kg Produk selesai yang ditransfer ke gudang Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut : Biaya bahan baku 100 %, biaya konversi 70% 23.000 kg 2.000 kg Biaya tenaga kerja 40 %, BOP 70% Produk yang hilang pada awal proses Biaya yang dikeluarkan bulan Januari 2002: Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik DEPARTEMEN-2 3.000 kg 2.000 kg 1.000 kg Rp 20.000.000 Rp 31.000.000 Rp 29.000.000 Rp 33.000.000 Rp 27.000.000 • HITUNGLAH UNIT EKUIVALENSI MASING-MASING BIAYA TIAP DEPARTEMEN ! • HITUNGLAH BIAYA PER KG TIAP DEPARTEMEN! • HITUNGLAH HARGA POKOK PRODUK SELESAI DAN PRODUK DALAM PROSES TIAP DEPARTEMEN! • • LATIHAN 2# PT KOREKSI memproduksi produknya secara masal melalui dua departemen produksi : departemen 1 dan departemen 2. Data produksi dan biaya produksi bulan januari 2002 di dua departemen produksi tersebut disajikan berikut ini : KETERANGAN DEPARTEMEN1 Produk yang dimasukkan dalam proses 31.000 kg Produk selesai yang ditransfer ke Dep.-2 27.000 kg Produk selesai yang ditransfer ke gudang Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut : Biaya bahan baku 100 %, biaya konversi 70% 23.000 kg 2.000 kg Biaya tenaga kerja 40 %, BOP 70% Produk yang hilang pada akhir proses Biaya yang dikeluarkan bulan Januari 2002: Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik DEPARTEMEN-2 3.000 kg 2.000 kg 1.000 kg Rp 20.000.000 Rp 31.000.000 Rp 29.000.000 Rp 33.000.000 Rp 27.000.000 • HITUNGLAH UNIT EKUIVALENSI MASING-MASING BIAYA TIAP DEPARTEMEN ! • HITUNGLAH BIAYA PER KG TIAP DEPARTEMEN! • HITUNGLAH HARGA POKOK PRODUK SELESAI DAN PRODUK DALAM PROSES TIAP DEPARTEMEN! • • semoga sukses