1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangsa pasar batik

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pangsa pasar batik tulis banyumasan yang tak pernah reda semakin
menyuburkan usaha industri batik di di Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas.
Tiap rumah produksi mengalirkan sejumlah air berwarna setiap harinya untuk
kemudian dibuang ke badan air (sungai) di lingkungan pemukiman. Air sungai
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk Mandi Cuci Kakus (MCK) dan berdampak
buruk bagi kesehatan masyarakat misalnya gangguan kulit berupa gatal-gatal dan
alergi (Survey, 2016). Shore (1996) menyatakan, limbah industri yang berwarna tidak
hanya menimbulkan polusi secara visual, tetapi dapat menimbulkan resiko kerusakan
lingkungan dan kesehatan. Limbah cair dari industri tekstil memiliki dampak buruk
terhadap lingkungan karena beberapa diantaranya tidak dapat diurai secara alami dan
bersifat karsinogenik sehingga harus dikelola secara benar (Babu et al., 2007)
Komponen umum limbah cair industri tekstil khususnya adalah industri batik
tulis yang banyak menggunakan pewarna kain adalah zat pewarna, surfaktan, serat,
bahan finishing, serta minyak/lemak, yang dicerminkan dalam parameter fisik berupa
kekeruhan, suhu dan warna; parameter kimia antara lain pH, BOD/COD, nitrat/nitrit,
fenol, dan logam penyusun zat warna (Athanasopoulos, 1991).
Secara umum
pewarna batik terdiri dari 2 macam, yaitu pewarna alami yang diperoleh dari hasil
ekstrak berbagai bagian tumbuhan dan pewarna sintetis yang dibuat dari berbagai
1
Isolasi Dan Identifikasi…, Inditia Rara Parumasari, FKIP UMP, 2017
2
campuran bahan kimia (soda kostik (NaOH), soda abu (Na 2CO3), soda kue
(NaHCO3), asam sulfat (H2SO4), sulfid dan nitrit) dengan pewarna naphtol dan
pewarna indigosol. Kedua jenis pewarna sintetis tersebut dapat dihasilkan ribuan
variasi warna. Selain itu dari sisa pewarna batik, limbah cair yang dihasilkan juga
mengandung bahan kimia pendukung proses industri seperti NaOH, NaNO2, HCl,
Na2CO3 dan Na2O3Si dengan konsentrasi yang bervariasi tergantung warna batik
yang ingin dihasilkan (Chakraborty, 2014).
Pada proses pewarnaan batik biasanya menggunakan lebih dari satu jenis zat
warna. Limbah dari berbagai macam jenis zat warna tersebut ditampung pada bak
penampung sehingga tercampur menjadi satu. Campuran limbah zat-zat warna
tersebut disebut limbah akhir. Pewarna yang terdapat di dalam limbah batik
mengandung logam berat. Jenis logam berat yang tergolong memiliki tingkat
toksisitas tinggi yang terkandung dalam limbah cair batik salah satunya adalah Zn.
Logam berat menjadi berbahaya karena tidak dapat didegradasi dan bersifat racun
pada makhluk hidup walaupun pada konsentrasi rendah dan dapat terakumulasi dalam
jangka waktu tertentu (Buhani, 2007).
Menurut Awaluddin et al. (2001), bahan pewarna dapat didekolorisasi dengan
metode biologi menggunakan teknik bioremediasi. Bioremediasi adalah teknologi
kontrol polusi yang menggunakan sistem biologi untuk mengkatalisis degradasi atau
transformasi dari banyak jenis bahan kimia toksik untuk dihilangkan bentuk
Isolasi Dan Identifikasi…, Inditia Rara Parumasari, FKIP UMP, 2017
3
kerugiannya. Bioremediasi sama artinya dengan menggunakan sistem biologi untuk
degradasi komponen toksik di dalam lingkungan (Sullia, 2000).
Sistem biologi yang banyak digunakan yaitu memanfaatkan aktivitas
organisme untuk menghancurkan bahan-bahan yang ada dalam air limbah menjadi
bahan yang mudah dipisahkan atau memberi efek pencemaran rendah (Sumarno &
Sumantri, 1999). Organisme yang biasa digunakan adalah bakteri dan jamur.
Penggunaan bakteri dalam pengolahan limbah cair secara efisien dapat menyerap
logam - logam berat dan radionuklida dari lingkungannya (Gadd, 1992).
Bioremediasi limbah tekstil menggunakan bakteri saat ini terus dikembangkan karena
diyakini sebagai strategi penanganan limbah yang efektif, murah dan ramah
lingkungan (Yoo, 2000). Bakteri merupakan agen biologi penting yang mempunyai
kemampuan biodegradasi limbah. Bakteri-bakteri yang mampu mendegradasi zat
warna secara umum ditemukan pada tempat yang terpapar limbah zat warna (Blumel
et al., 1998)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pada limbah ciar industri batik terdapat bakteri pendegradasi warna?
2. Bakteri jenis apa yang dapat mendegradasi warna dari limbah cair pabrik batik?
Isolasi Dan Identifikasi…, Inditia Rara Parumasari, FKIP UMP, 2017
4
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dari rumusan masalah tersebut yaitu:
1. Untuk mengetahui adanya bakteri pendegradasi warna pada limbah cair pabrik
batik,
2. Untuk mengidentifikasi jenis dari bakteri pendegradasi warna pada limbah cair
pabrik batik
1.4 Manfaat Penelitian
a. Teoritis
Hasil
penelitian
diharapkan
dapat
memberi
informasi
mengenai
mikroorganisme apa saja yang dapat diisolasi dan dapat mendegradasi zat warna pada
limbah cair batik.
b. Praktisi/Aplikatif
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang
mikroorganisme yang berpotensi mendegradasi zat warna untuk diaplikasikan luas
khususnya dalam dunia industri batik.
Isolasi Dan Identifikasi…, Inditia Rara Parumasari, FKIP UMP, 2017
Download