BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan dapat mempengaruhi secara langsung terhadap kehidupan setiap orang dan perusahaan. Manajemen keuangan sangat berperan dalam segala hal aktivitas suatu perusahaan dalam penacapaian tujuan perusahaan. Berikut beberapa pengertian manajemen keuangan menurut beberapa ahli. Pertama menurut Martono dan Agus (2010:4) manajemen keuangan merupakan segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, mengelola aset sesuai dengan tujuan perusahaan secara menyeluruh. Menurut Sutrisno (2012:3) manajemen keuangan merupakan semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha mendapatkan dana perusahaaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien. Berdasarkan pengertian diatas, maka peneliti menyimpulkan manajemen keuangan adalah aktivitas perusahaan yang dilakukan oleh manajer keuangan yang berhubungan dengan bagaimana mendapatkan dana dan bagaimana mengalokasikan dana secara tepat. 2.1.2 Tujuan Manajemen Keuangan Dalam mengambil suatu keputusan perusahaan, seorang manajer harus memiliki tujuan dan sasaran yang digunakan sebagai standar dalam memberikan penilaian keefisienan keputusan keuangan perusahaan. Efisiensi keputusan keuangan dapat tercapai dengan memaksimalkan nilai perusahaan karena dapat meningkatkan kemakmuran para pemilik perusahaan. Menurut Martono dan Agus (2010:13) tujuan dari manajemen keuangan adalah memaksimalkan nilai perusahaan (memaksimalkan kemakmuran penegang saham yag diukur dari harga saham perusahaannya. 2.1.3 Fungsi Manajemen Keuangan Dalam kegiatan manajemen keuangan, banyak keputusan yang harus diambil oleh manajer keuangan dan berbagai kegiatan yang harus dijalankannya. Meskipun demikian, kegiatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kegiatan utama, yaitu mencari dan menggunakan dana. Fungsi manajemen keuangan menurut Sutrisno (2012:5) yaitu : 1. Keputusan Investasi, yaitu masalah bagaimana seorang manajer keuangan harus mengalokasikan dana dalam bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan di masa yang datang. 2. Keputusan Pendanaan, pada keputusan ini manajer keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sumber - sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan - kebutuhan investasi serta kegiatannya. 3. Keputusan Deviden, deviden merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham. Oleh karena itu, deviden ini merupakan penghasilan yang diharapkan oleh para pemegang saham. Menurut Martono dan Agus (2010:14) manajer keuangan harus mengetahui tiga tugas utama yaitu : 1. Menyangkut tentang keputusan alokasi dana, baik yang berasal dari perusahaan maupun yang berasal dari luar perusahaan atau bentuk investasi yang baik bagi perusahaan. 2. Menyangkut tentang pengambilan keputusan pembelanjaan atau pembiayaan investasi. Hal ini menyangkut tentang memperoleh dana investasi yang efisien, komposisi sumber dana yang harus dipertahankan dan penggunaan modal dari dalam atau dari luar. 3. Menyangkut tentang kebijakan deviden. Pada prinsipnya kebijakan deviden menyangkut tentang keputusan apakah laba yang harus dibagikan kepada pemegang saham atau laba ditahan guna pembiayaan dimasa yang akan datang. Manajemen keuangan memiliki kesmpatan kerja yang terluas karena setiap perusahaan membutuhkan seorang manajer keuangan yang menangani fungsi keuangan. Fungsi manajemen keuangan adalah salah satu fungsi utama yang sangat penting di dalam perusahaan, disamping juga fungsi lainnya di dalam perusahaan salling memiliki keterkaitan satu sama lain. 2.2 2.2.1 Teori Investasi Pengertian Investasi Investasi merupakan kegiatan dalam menanamkan modal dana dalam suatu bidang tertentu. Investasi dapat dilakukan melalui berbagai cara. Salah satu di antaranya adalah investasi dalam bentuk saham. Pemodal atau investor dapat menanamkan dananya dalam bentuk saham di pasar bursa. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya ke pasar modal yaitu untuk mendapatkan keuntungan (return) dan mendapatkan pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Ada beberapa pengertian investasi menurut beberapa ahli : 1. Menurut Murni (2013:52), investasi merupakan pengeluaran yang dilakukan disektor bisnis dan bisa juga dilakukan oleh persero untuk membeli barang modal atau peralatan produksi. 2. Menurut Mankiw et all (2012:12), investasi adalah pembelian barang yang akan digunakan pada masa depan untuk menghasilkan barang dan jasa lebih banyak. 3. Menurut Sunariyah (2011:4), Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang. 2.2.2 Tujuan Investasi Untuk mencapai suatu efektivitas dan efisiensi dalam keputusan maka, diperlukan ketegasan akan tujuan yang diharapkan. Setiap orang melakukan investasi untuk mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang. Menurut Fahmi dan Irham (2009:6-7) menjelaskan tentang tujuan investsai yaitu : 1. Terciptanya keberlanjutan dalam investasi. 2. Terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan yang diharapkan. 3. Terciptanya kemakmuran bagi para pemegang saham. 4. Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa. 2.2.3 Jenis Investasi Keputusan investsi dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan dana. Menurut Sunariyah (2011:4) investasi dalam arti luas terdiri dari dua bagian utama yaitu : 1. Investasi dalam bentuk aktiva rill berupa aktiva tak berwujud seperti: emas, perak, intan, barang seni dan lain lain. 2. Investsi dalam bentuk surat berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva rill yang dikuasi oleh entitas. Pemilihan aktiva finansial dalam rangka investsi pada sebuah entitas dapat dilakukan dengan dua cara : a. Investasi Langsung Investasi langsung dapat diartikan sebagai suatu kepemlikan surat berharga secara langsung dalam suatu entitas yang secara resmi telah go public dengan harapan akan mendapatkan keuntungan berupa dividen atau capital gain. b. Investasi tidak langsung Investasi tidak langsung terjadi bilamana surat berharga yang dimiliki diperdagangkan kembali oleh perusahaan investasi yang berfungsi sebagai perantara. 2.2.4 Resiko Investasi Dalam berinvestasi, seseorang tentu akan dihadapkan pada suatu resiko yang harus dihadapi. Sehingga dalam melakukan investasi, terlebih dahulu harus mempertimbangkan tingkat resiko. Menurut Fahmi dan Irham (2009:150) resiko merupakan bentuk ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya dengan keputusan yang diambil berdasarkan suatu pertimbangan. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa resiko dan keuntungan yang diharapkan dari investasi berbanding lurus. Adapun jenis jenis resiko menurut Fahmi dan Irham (2009:157) a. Resiko Suku Bunga Perubahan suku bunga dapat mempengaruhi return suatu investasi. Perubahan suku bunga akan berdampak terbalik terhadap harga saham. Jika suku bunga naik maka harga saham akan mengalami penurunan. b. Resiko Pasar Fluktuasi pasar yang secara keseluruhan mempengaruhi variabilitas return suatu investasi disebut resiko pasar. Fluktuasi pasar ditunjukan oleh indeks harga pasar saham gabungan. c. Resiko Inflasi Inflasi yang meningkat akan mengurangi kekuatan daya beli rupiah yang telah diinvestasikan. d. Resiko Bisnis Resiko dalam menjalankan bisnis karakteristik dari bisnis itu sendiri. e. Resiko Finansial akan dipengaruhi oleh Resiko berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan hutang dalam pembiayaan modalnya. Semakin besar proporsinya maka semakin besar resiko yang dihadapi. f. Resiko Likuiditas Berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan perusahaan bisa diperdagangkan semakin liquid sekuritas tersebut. g. Resiko Nilai Tukar Berkaitan dengan fluktuasi nilai mata uang domestik dengan nilai mata uang negara lainnya. h. Resiko Negara Disebut juga sebagai resiko politik, karena berkaitan denga kondisi politik suatu negara. 2.3 Pasar Modal 2.3.1 Pengertian Pasar Modal Keberadaan pasar modal di suatu negara belum mampu untuk melepaskan diri dari gejolak persoalan ekonomi dan politik. Tetapi keberadaan pasar modal bisa menjadi acuan untuk melihat bagaimana pergerakan ekonomi di negara tersebut. Menurut Sunariyah (2011:4) Pasar modal merupakan suatu pasar yang memperdagangkan saham, obligasi, dan jenis surat berharga lainya dengan memakai jasa para perantara perdagangan efek. Menurut Martalena dan Maya Meilinda (2011:2) Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai kegiatan instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik obligasi, saham, reksadana, maupun instrumen keuangan lainnya. Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa pasar modal merupakan tempat atau wadah sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli yang memperjualbelikan aset finansial jangka panjang yang biasanya akan digunakan untuk perusahaan sebagai sumber dana bagi perusahaan. 2.3.2 Peran Pasar Modal Pasar modal memiliki peranan penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi utama yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh akan digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja, dan lain lain. Kedua sebagai sarana bagi masyarakat unutk berinvestasi pada instrumen keuangan. Dengan demikian masyarakat dapat menempatkan dana yang dimiliki sesuai dengan karateristik instrumen keuangan tersebut. Menurut Sunariyah (2011:7-8) ada beberapa peran pasar modal dalam suatu negara : a. Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dengan penjual untuk menentukan harga saham atau surat berharga yang diperjualbelikan. Pasar modal memberikan kemudahan dalam melakukan transaksi sehingga dua belah pihak dapat melakukan transaksi melalui tatap muka. b. Pasar modal memberikan kesempatan kepada para pemodal untuk menentukan hasil yang diharapkan. Keadaan terebut akan mendorong perusahaan untuk memenuhi keinginan pemodal. c. Pasar modal memberikan kesempatan kepada investor untuk menjual kembali saham yang dimilikinya. d. Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam perkembangan perekonomian. Masyarakat berpenghasilan kecil memiliki kesempatan untuk mempertimbangkan alternatif cara penggunaan uangnya. Selain menabung di bank, juga dapat berinvestasi di pasar modal. e. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga. Bagi para pemodal, keputusan investasi harus didasarkan pada tersedianya informasi yang akurat dan dapat dipercaya. 2.3.3 Mekanisme Pasar Modal Dapat dikatakan bahwa suatu saham tercatat di bursa berarti saham yang bersangkutan dapat diperjualbelikan di lantai bursa. Agar perusahaan tercatat dalam bursa, perusahaan harus melalui proses penawaran perdana. Setelahnya, saham dapat diperjualbelikan di lantai bursa. Harga saham akan ditentukan oleh tingkat penawaran dan permintaan akan saham tersebut. Jadi dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa di pasar modal dan bursa efek adalah dua hal yang saling berkaitan, yaitu pasar primer dimana sekuritas pertama kali dijual dan diterbitkan. Sedangkan pasar sekunder yaitu tempat pemilik saham memperdagangkan sahamnya. 2.3.4 Instrumen Pasar Modal 2.3.4.1 Saham Secara sederhana, saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan perseorangan atau badan di dalam perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik saham adalah pemilik yang menerbitkan kertas tersebut. Menurut Martalena dan Maya Malinda (2011:12) mendefinisikan saham sebagai tanda penyertaan modal seorang atau pihak (badan usaha) dalam perusahaan atau perseroan terbatas. Sedangkan menurut Fahmi dan Irham (2009:68) mendefinisikan saham sebagai tanda penyertaan kepemilikan modal pada suatu perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa saham merupakan tanda bukti keikutsertaan pemodal perusahaan dan mempunyai hak atas sebagian kekayaan sesuai dengan proporsi dari kepemilikan saham yang dimiliki. Jadi secara tidak langsung pembeli saham merupakan pemilik dari perusahaan tersebut. 2.3.4.2 Jenis Saham a. Saham Biasa. Saham biasa merupakan pemilik sebenarnya dari perusahaan. Mereka menanggung resiko dan mendapatkan keuntungan. Pada saat kondisi perusahaan buruk, mereka tidak akan menerima dividen. Begitu sebaliknya pada saat perusahaan kondisi baik, mereka akan mendapatkan dividen dan bahkan bisa mendapatkan bonus saham. Pemilik saham ini memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham dan ikut menentukan kebijakan perusahaan. Jika perusahaan dilikuidasi, pemegang saham biasa akan membagi sisa aset perusahaan setelah dikurangi bagian pemegang saham preferen. b. Saham Prerferen. Saham preferen ini mendapatkan hak istimewa dalam pembayaran dividen dibanding saham biasa. 2.3.4.3 Macam - Macam Nilai Saham Saham yang diperdagangan dalam bursa memiliki nilai pasar dan nilai lainnya, terdapat empat konsep yang memberikan makna yang berbeda menurut Martalena dan Maya Mailinda (2011:57) yaitu : a. Nilai nominal, yaitu merupakan nilai yang tercantum dalam sertifikat saham tesebut. b. Nilai buku menunjukan aktiva bersih per lembar saham yang dimilikinya oleh pemegang saham. Nilai buku per lembar saham tidak menunjukan ukuran kinerja saham yang penting, tetapi nilai buku per lembar saham mencerminkan berapa besar jaminan yang akan diperoleh pemegang saham apabila perusahaan penerbit saham dilikuidasi. c. Nilai intrinsik adalah nilai saham yang menunjukan present value arus kas yang diharapkan dari pasar tersebut. d. Nilai pasar adalah harga saham biasa yang terjadi di pasar modal. Harga dibentuk oleh penjual dan pembeli ketika melakukan transaksi. Analis harga saham ditunjukkan untuk mengetahui nilai intrinsik Suatu saham dan perbandingannya dengan nilai pasar saat ini, sebagai berikut: 1. Apabila NI > nilai pasar,maka harga saham terlalu rendah . Jika seseorang telah memiliki saham sebaiknya tidak dijual karena akan mendapat capital loss atau mempertahankan saham yang dimilikinya. 2. Apabila NI < nilai pasar, maka harga saham lebih besar, jika investor menjual sahamnya pada saat ini maka akan mendapat capital gain. 3. Apabila NI = nilai pasar, maka harga saham wajar dan berada pada kondisi keseimbangan. Dalam hal ini setiap investor harus mampu memperkirakan berapa dan kapan manfaat yang diharapkan akan diterima dan manfaat tersebut di present value kan dengan tingkat suku bunga yang layak. Tingkat suku bunga ini memperlihatkan risk free rate (tingkat suku bunga bebas resiko) atau berisiko. 2.3.4.4 Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Sebagai salah satu instrumen ekonomi, pergerakan harga saham dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti yang dikemukakan oleh Weston dan Bringham (2009:26) a. Proyeksi laba per saham saat diperoleh laba. b. Tingkat resiko dari proyeksi data. c. Proporsi utang perusahaan terhadap ekuitas. d. Kebijakan pembagian dividen. e. Kendala eksternal seperti kegiatan perekonomian pada umumnya, pajak, dan keadaan bursa saham. 2.3.4.5 Indeks Harga Saham Menurut Martakena dan Mailinda (2011:99) indeks harga saham merupakan salah satu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator tren pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat apakah pasar sedang aktif atau lesu. Indeks harga saham merupakan ringkasan dari pengaruh simultan dan kompleks dari berbagai macam variabel yang berpengaruh, terutama tentang kejadian ekonomi. Bahkan indeks harga saham saat ini bukan hanya menampung kejadian ekonomi, tetapi juga sosial, politik, dan keamanan. Dengan demikian indeks harga saham dapat dijadikan barometer ekonomi suatu negara dan sebagai dasar melakukan analisa statistik atas kondisi pasar terakhir. Sunariyah (2011:140-142) menguraikan jenis - jenis indeks harga saham sebagai berikut : 1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indeks harga saham gabungan merupakan seluruh saham yang menggambarkan suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan seluruh saham, sampai pada tanggal tertentu. Pergerakan harga saham tersebut disajikan setiap hari, berdasarkan harga penutupan di bursa pada hari tersebut. Indeks tersebut disajikan untuk periode tertentu. Dalam hal ini mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham gabungan di bursa efek. 2. Indeks LQ 45 Indeks ini terdiri dari 45 saham dengan likuiditas tinggi, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar. Bursa efek indonesia secara rutin memantau perkembangan kinerja komponen saham yang masuk perhitungan dalam indeks LQ 45. Pergantian saham indeks LQ 45 dilakukan setiap enam bulan sekali. Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi, maka akan digantikan dengan saham yang memenuhi kriteria. 3. Indeks Syariah atau Jakarta Islamic Index Indeks ini terdiri dari 30 saham yang dipilih dari saham saham yang sesuai dengan syariah islam. Penentuan kriteria saham dalam jakarta islamic index melibatkan pihak dewan pengawas syariah. Indeks ini dimaksudkan untuk menajdi tolak ukur untu mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis syariah. Melalui indeks ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk mengembangkan investasi secara syariah. 4. Indeks Kompas 100 Indeks ini terdiri dari saham perusahaan tercatat yang dipilih berdasarkan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria yang sudah ditentukan. Pergantian saham dilakukan setiap 6 bulan sekali. 5. Indeks Bisnis 27 Indeks ini merupakan hasil kerja sama antara bursa efek indonesia dan harian bisnis indonesia. Indeks yang terdiri dari 27 perusahaan tercatat dan akuntanbilitas dari tata kelola perusahaan. 6. Indeks Pefindo 25 Kerja sama antara bursa efek indonesia dengan lembaga rating PEFINDO meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama indeks PEFINDO 25. Indeks ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan informasi bagi pemodal khususnya saham - saham kecil dan menengah. Indeks ini terdiri dari 25 perusahaan tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteria seperti : total aset, ROE, dan opini akuntan publik. Selain kriteria tersebut, juga dilihat dari faktor likuiditas dan jumlah saham yang dimiliki publik. 7. Indeks Sri Kehati Indeks ini dibentuk atas kerjasama antara bursa efek indonesia dengan yayasan keanekaragaman hayati. SRI adalah kependekan dari Sustanable Responsible Invesment. Indeks ini diharapkan memberi tambahan informasi kepada nvestor yang ingin berinvestasi pada emiten yang memiliki kinerja sangat baik dalam mendorong usaha berkelanjutan. 8. Indeks Sektoral Menggunakan semua perusahaan tercatat yang termasuk dalam masing - masing sektor. Sekarang ini terdapat 10 sektor yang ada di bursa efek indonesia yaitu sektor pertanian, pertambangan, industri dasar, aneka industri, barang konsumsi, properti, infrastruktur, keuangan, perdagangan jasa, dan manufaktur. 9. Indeks Papan Utama Menggunakan saham - saham perusahaan tercatat yang masuk dalam papan utama. 10. Indeks papan Pengembangan Menggunakan saham - saham perusahaan tercatat yang masuk dalam papan pengembangan, 11. Indeks Individual Indeks harga saham masing masing perusahaan tercatat. Indeks harga saham gabungan merupakan angka indeks harga saham yang telah disusun dan dihitung sedemikian rupa sehingga menghasilkan trend. Angka indeks adalah angka yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk membandingkan kegiatan atau peristiwa, bisa berupa perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Adanya kenaikan indeks harga saham menunjuk pada pasar dalam keadaan bergairah. Penurunan indeks saham menunjukan pasar sedang dalam keadaan lesu. Dari sinilah kita dapat mulai membaca situasi pasar untuk dijadikan masukan bagi perkiraan dan ramalan resiko investasi. Bapepam sejak bulan april tahun 1983 telah mengeluarkan indeks harga saham setiap hari transaksinya yang disebut indeks harga saham bursa efek indonesia. Indeks tersebut merupakan indeks gabungan yang dimiliki oleh semua bursa efek yang ada di indonesia. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan adanya indeks harga saham bursa efek indonesia diantarnya : 1. Indeks harga saham menunjukan gambaran secara umum mengenai perkembangan pasar modal indonesia, dimana naik turunnya angka indeks dalam suatu periode tertentu mengindikasikan baik buruknya perkembangan pasar modal. Di beberapa negara berkembang seperti indonesia, indeks harga saham menjadi indikator perkembangan menyeluruh perekonomian negara. 2. Indeks harga saham dapat digunakan untuk mengkaji keuntungan investasi saham dan berguna untuk peramalan dasar kecenderungan harga saham di masa datang. 3. Perkembangan saham yang diperdagangkan di bursa efek dapat dipantau dengan dikeluarkannya indesk harga saham pada setiap transaksi. Naik turunnya indeks menjadi indikasi dari naik turunnya harga saham yang diperdagangkan di bursa efek. 2.4 2.4.1 Tingkat Suku Bunga Pengertian Suku Bunga Pengertian suku bunga adalah sebuah istilah dalam ekonomi yang menunjuk pada penggunaan uang dan modal. Tingkat suku bunga mempunyai fungsi alokatif dalam perekonomian khususnya penggunaan uang dan modal. Maksudnya tingkat suku bunga dapat dikatakan sebagai suatu balas jasa suatu alokasi tertentu terhadap si pemilik uang atau modal. Menurut Kasmir (2011:133) suku bunga harga yang harus dibayar kepada nasabah dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank. Sedangkan menurut Sunariyah (2011:80) suku bunga adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai presentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur. Berdasarkan pengertian tersebut suku bunga terbagi dalam dua macam, yaitu : 1. Bunga simpanan, yaitu bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan dan bunga deposito. 2. Bunga pinjaman, yaitu bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga. Sebagai contoh adalah bunga kredit. Menurut Kasmir (2011:53) mengatakan bahwa suku bunga yang tinggi di satu sisi akan meningkatkan hasrat masyarakat untuk menabung sehinggga jumlah dana perbankan akan meningkat. Sementara itu disisi lain suku bunga yang tnggi akan meningkatkan biaya yang dikeluarkan oleh dunia usaha sehingga mengakibatkan penurunan kegiatan produksi dalam negeri. Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin rendahnya suku bunga maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena intensitas aliran dana yang akan meningkat. Dengan demikian suku bunga dan keuntungan yang disyaratkan merupakan variabel yang penting yang sangat berpengaruh terhadap keputusan para investor, dimana berdampak terhadap keinginan nvestor untuk melakkukan investasi portofolio di pasar modal dengan suku bunga yang rendah. 2.4.2 Fungsi Suku Bunga Suku bunga adalah harga pinjaman suku bunga dinyatakan sebagai presentase uang pokok per unit waktu. Tingkat suku bunga di suatu negara biasanya ditetapkan persero dengan tujuan untuk menjaga kelangsungan perekonomian suatu negara. Suku bunga ini penting untuk diperhitungkan karena rata - rata investor yang selalu mengharapkan hasil investasi yang lebih besar. Dengan adanya perubahan suku bunga, tingkat pengembalian hasil berbagai saran investasi akan mengalami perubahan. Peredaran uang yang terlalu banyak di masyarakat cenderung akan digunakan dari pada diinvestasikan. Hal ini akan berdampak pada inflasi. Menurut Sunariyah (2011:81) ada tiga fungsi penting dari suku bunga yang diterapkan oleh persero yaitu : 1. Sebagai daya tarik bagi penabung yang mempunyai dana lebih baik untuk diinvestasikan. 2. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya, persero mendukung pertumbuhan sektor industri tertentu apabila perusahaan dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka persero memberikan tingkat suku bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain. 3. Persero dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini berarti persero dapat mengatur sirkulasi suatu perekonomian. 2.4.3 Jenis Suku Bunga Suku bunga adalah persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai balas jasa dalam suatu periode. Menurut Kasmir (2011:137) suku bunga dibedakan menjadi dua jenis yaitu : 1. Suku bunga nominal Suku bunga nominal adalah suku bunga dalam nilai uang. Suku bunga ini merupakan nilai yang dapat dibaca secara umum. Suku bunga ini menunjukkan sejumlah rupiah untuk setiap satu rupiah yang diinvestasikan. 2. Suku bunga rill Suku bunga rill adalah suku bunga yang telah mengalami korelasi akibat inflasi dan didefinisikan sebagai suku bunga nominal dikurangi laju inflasi. Salah satu lembaga yang berwenang dalam mentapkan suku bunga adalah Bank Indonesia. Salah satu piranti moneter tidak langsung bank indonesia, tetapi menggunakan operasi pasar terbuka yang dilaksanakan untuk mempengaruhi likuiditas rupiah di pasar modal yang pada gilirannya akan mempengaruhi suku bunga. Operasi pasar terbuka ini dilakukan melalui dua cara yaitu sertifikat bank indonesia dengan sistem pelelangan dan investasi rupiah. 2.4.4 Faktor Yang Mempengaruhi Suku Bunga Faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga misalnya penentuan tingkat bunga sangat bergantung kepada berapa besar pasar uang domestik mengalami keterbukaan sistem dana suatu negara yang artinya, tingkat suku bunga setiap negara akan berbeda - beda tergantung kondisi perekonomian negara tersebut. Faktor - faktor yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga tersebut juga dikemukakan oleh Kasmir (2009:134) antara lain : 1. Kebutuhan Dana Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi yaitu dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Dengan meningkatnya suku bunga simpanan, maka akan menarik nasabah untuk menyimpan uangnya di bank. Dengan demikkian kebutuhan dana dapat terpenuhi. Sebaliknya jika bank kelebihan dana, dimana simpanan banyak sedangkan kredit sedikit, maka bank akan menurunkan tingkat suku bunga simpanan sehingga mengurangi minat nasabah untuk menabung di bank. Atau bisa juga dengan menurunkan suku bunga kredit agar permohonan kredit meningkat. 2. Persaingan dalam memperebutkan dana simpanan Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi, yang harus diperhatikan oleh pihak perbankan yaitu para pesaingnya atau kompetitornya. 3. Kebijakan persero Dalam kondisi tertentu, persero dapat menentukan batas maksimal atau minimal suku bunga, baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman. Dengan ketentuan tertentu batas maksimal dan minimal bunga simpanan maupun bunga pinjaman bank tidak boleh melebihi batas yang telah ditetapkan oleh persero. 4. Target laba yang diinginkan Target laba yang diinginkan merupakan besarnya keuntungan yang diinginkan oleh bank. Jika laba yang diinginkan besar, maka bunga pinjaman ikut besar dan demikian juga sebaliknya. 5. Jangka waktu Semakin panjang waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi bunganya. Hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko dimasa mendatang. 6. Kualitas jaminan Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka akan semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan demikian juga sebaliknya. 7. Produk kompetitif Maksudnya adalah produk yang dibiayai kredit di pasaran. Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan akan rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. Hal ini disebabkan tingkat pengembalian kredit terjamin karena produk yang dibiayai laku dipasaran. 8. Hubungan baik Biasanya pihak bank menggolongkan nasabahnya menjadi dua yaitu nasabah utama dan nasabah biasa. Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank. 9. Jaminan pihak ketiga Dalam hal ini pihak yangmemberikan jaminan kepada bank untuk menanggung segala resiko yang disebabkan kepada penerima kredit. Biasanya pihak yang memberikan jaminan kredit bonafit baik dari segi kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitas terhadap bank, sehingga bunga yang dibebankan juga akan berbeda. 2.5 Jumlah Uang Yang Beredar 2.5.1 Pengertian Jumlah Uang Yang Beredar Jumlah uang beredar dibedakan menjadi dua yaitu, jumlah uang beredar dalam arti sempit (M1) yang terdiri dari uang kartal dan uang giral, serta jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) yang terdiri dari M1 ditambah dengan deposito berjangka. Menurut Murni (2009:113), uang merupakan segala sesuatu yang dapat diterima masyarakat secara umum dan dipercaya sebagai alat pembayaran yang sah untuk keperluan transaksi, sebagai satuan hitung, dan alat penyimpanan. Sementara ahli lain menambahkan M3 yang terdiri dari M2 ditambah dengan semua deposito pada lembaga keuangan non bank. Berikut merupakan penjelasan mengenai jumlah uang beredar 1. Uang Primer atau Uang Inti Uang primer atau uang inti merupakan kewajiban otoritas moneter yang terdiri atas uang kartal yang berada di luar indonesia dan kas negara, dan rekening giro bank pencipta uang giral dan sektor swasta di bank indonesia. Dengan demikian uang kartal yang dipegang persero, dalam bentuk kas persero atau kas negara, dan simpanan giral persero pada bank indonesia, tidak termasuk sebagai kompenen dari uang primer. 2. Uang Beredar dalam Arti Sempit Secara sederhana dapat dikatakan bahwa uang beredar dalam arti sempit adalah seluruh uang kartal dan uang giral yang ada di tangan masyarakat. Sedangkan uang kartal milik persero yang disimpan di bank umum atau sentral itu sendiri, tidak dikelompokkan sebagai uang kartal. Sedangkan uang giral merupakan simpanan rekening koran (giro) masyarakat pada bank umum. Simpanan ini merupakan bagian dari uang beredar, karena sewaktu - waktu dapat digunakan oleh pemiliknya untuk melakukan transaksi. Namun saldo rekening giro milik suatu bank yang terdapat pada bank lain tidak dikategorikan sebagai uang giral 3. Uang Beredar dalam Arti Luas Dalam arti luas, uang yang beredar merupakan penjumlahan dari M1 dengan kuasai. Uang kuasai adalah simpanan masyarakat pada bank umum dalam bentuk deposito berjangka dan tabungan. Uang kuasai diklasifikasikan sebagai uang beredar, dengan alasan bahwa kedua bentuk simpanan masyarakat ini dapat dicairkan menjadi uang tunai oleh pemiliknya, untuk berbagai keperluan transaksi yang dilakukan. 2.5.2 Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar Di dalam kehidupan masyarakat, jumlah uang yang beredar ditentukan oleh kebijakan dari bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang melalui kebijakan moneter. Faktor faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar diantaranya yaitu : 1. Kebijakan bank sentral berupa hak otonom dan kebijakan moneter (meliputi bidang politik diskonto, politik pasar terbuka, politik cash ratio, politik kredit selektif) dalam mencetak dan mengedarkan uang kartal. 2. Kebijakan persero melalui menteri keuangan untuk menambah peredaran uang dengan cara mencetak uang logam dan uang kertas yang nominalnya kecil. 3. Bank umum dapat menciptakan uang giral melalui pembelian saham dan surat berharga. 4. 5. 6. 7. 8. 2.5.3 Tingkat pendapatan masyarakat. Tingkat suku bunga bank. Selera konsumen terhadap suatu barang. Harga barang. Kebijakan kredit dari persero. Berbagai Kebijakan Persero Dalam Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar Secara garis besar terdapat dua jenis kebijakan yang dilakukan persero dalam mengendalikan jumlah uang beredar menurut bank indonesia yang diambil dari internet via www.bi.go.id yaitu : 1. Kebijakan Moneter Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh bank indonesia yang dibedakan menjadi dua yaitu : a. Kebijakan Moneter Kuantitatif, yang meliputi : 1. Politik Pasar Terbuka Bank indonesia mengendalikan jumlah uang yang beredar dengan cara jual beli surat berharga. Bank indonesia mempunyai instrumen sertifikat bank indonesia. Apabila jumlah uang beredar dalam masyarakat terlalu besar, maka bank indonesia dapat menjual sertifikat bank indonesia kepada msayarakat umum. 2. Politik Diskonto dan Bunga Pinjaman Bank indonesia dapat membeli surat berharga bank umum yang tingkat likuiditasanya tinggi, dengan tingkat diskonto yang telah ditetapkan oleh bank indonesia. Bank indonesia juga memberikan pinjaman kepada bank umum yang artinya terjadi penambahan jumlah uang yang beredar. Bank indonesia dapat menaikkan bunga pinjaman kepada bank umum, maka bank umum akan mengurangi jumlah pinjamannya dari bank indonesia. 3. Politik Merubah Cadangan Minimal Bank Umum pada Bank Indonesia Setiap bank umum wajib mempunyai cadangan di bank indonesia dan jumlahnya ditetapkan oleh bank indonesia. Istilahnya adalah reserve requirement. Apabila bank indonesia menaikkan tingkat cadangan minimal bank umum, maka hal ini akan mengurangi jumlah uang beredar, karena semakin besarnya modal bank umum yang harus disimpan di bank indonesia. b. Kebijakan Moneter Kualitatif, yang meliputi : 1. Pengawasan Pinjaman Secara Selektif Bank sentral mengawasi pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh bank umum, agar bank umum selektif dalam memberikan kredit kepada kreditur. 2. Pembujukan Moral Bank sentral mengadakan pertemuan langsung dengan pimpinan bank umum untuk meminta langkah tertentu dalam rangka membantu kebijaksanaan yang diambil oleh persero. Melalui pembujukan ini, bank sentral dapat meminta bank umum untuk menambah atau mengurangi pinjaman di semua sektor atau hanya di sektor tertentu saja. Ataupun membuat perubahan tingkat suku bunga yang ditetapkan. 2. Kebijakan Fiskal Kebijakan ini juga dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar, yaitu melalui pajak. Apabila persero dalam hal ini departemen keuangan memperluasa objek pajak, berarti akan lebih banyak uang yang masuk ke persero. Dalam hal ini berarti jumlah uang yang beredar menjadi berkurang. 2.6 2.6.1 Pasar Uang Pengertian Pasar Uang Pasar uang adalah suatu tempat pertemuan abstrak dimana para pemilik dana jangka pendek dapat menawarkan kepada calon pemakai yang membutuhkannya, baik secara langsung maupun melalui perantara. Sedangkan yang dimaksud dengan dana jangka pendek adalah dana yang dihimpun dari perusahaan maupun perorangan dengan batasan waktu dari satu hari sampai satu tahun, yang dapat diperjualbelikan di dalam pasar uang. Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2001:20). 2.6.2 Fungsi Pasar Uang Pasar uang mempunyai fungsi yaitu sebagai sarana alternatif bagi lembaga keuangan, perusahaan non keuangan dan peserta lainnya baik dalam memenuhi kebutuhan dana jangka pendek maupun dalam rangka meminjamkan dana atas likuiditasnya. Pasar uang juga berfungsi sebagai sarana pengendali moneter dalam melaksanakan operasi pasar terbuka. Sertifikat bank indonesia sebagai instrumen dalam melakukan operasi pasar terbuka digunakan untuk kontraksi moneter. Lembaga yang aktif di pasar uang adalah bank komersial, bank dagang, penyalur bank, dan bank sentral persero. 2.6.3 Instrumen Pasar Uang di Indonesia Instrumen atau surat berharga yang diperjualbelikan dalam pasar uang jenisnya cukup bervariasi termasuk surat berharga yang diterbitkan oleh badan usaha swasta dan negara serta lembaga persero. Menurut Dahlan Siamat (2001:208) menyebutkan instrumen pasar uang yang ada di indonesia yatiu : 1. Sertifikat Bank Indonesia Sertifikat bank indonesia merupakan instrumen utang yang diterbitkan oleh persero atau bank sentral dengan jumlah tertentu yang akan dibayarkan kepada pemegang pada tanggal yang telah ditetapkan. Instrumen ini berjangka waktu jatuh tempo satu tahun atau kurang. 2. Surat Berharga Pasar Uang Surat berharga jangka pendek yang dapat diperjulbelikan secara diskonto dengan bank indonesia atau lembaga yang ditunjuk oleh bank indonesia. 3. Sertifikat Deposito Instrumen keuangan yang diterbitkan oleh suatu bank yang dinyatakan dalam suatu jumlah, jangka waktu dan tingkat bunga tertentu. Sertifikat deposito adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan. Ciri pokok yang membedakannya dengan deposito berjangka terletak pada sifat yang dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan sebelum jangka waktu jatuh tempo melalui lembaga keuangan lainnya. 4. Commersial Paper Promes yang tidak disertai dengan jaminan yang diterbitkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana jangka pendek dan dijual kepada investor dalam pasar uang. 5. Call Money Kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan bank lainnya untuk jangka waktu yang singkat. 6. Repurchase Agreement Transaksi jual beli surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa penjual akan membeli surat berharga yang djual tersebut pada tanggal dan dengan harga yang telah ditetapkan terlebih dahulu. 7. Banker’s Acceptence Suatu instrumen pasar uang yang digunakan untuk memberikan kredit pada eksportir atau importir untuk membayar sejumlah barang atau untuk membeli valuta asing. 2.6.4 Indikator Pasar Uang Indikator pasar uang sangat diperlukan untuk mengukur atau paling tidak mengamati perkembangan pasar uang. Indikator pasar uang meliputi : 1. Suku Bunga Pasar Uang Antar Bank (Rp) Tingat suku bunga yang dikenakan oleh bank terhadap bank lain dalam hal pinjam meminjam dan dalam bentuk rupiah. 2. Volume Transaksi Pasar Uang Antar Bank (Rp) Jumlah transaksi antar bank dalam hal pinjam meminjam dalam bentuk rupiah. 3. Suku Bunga Pasar Antar Bank (US$) Tingat suku bunga yang dikenakan oleh bank terhadap bank lain dalam hal pinjam meminjam dan dalam bentuk US$ 4. Volume Trasnsaksi Pasar Uang Antar Bank (US$) Jumlah transaksi antar bank dalam hal pinjam meminjam dalam bentuk rupiah. 5. JIBOR (Jakarta Interbank Offered) Suku bunga yang ditawarkan untuk transaksi pinjam meminjam antar bank. 2.7 2.7.1 Pengaruh Antara Tingkat Suku Bunga dan Jumlah Uang Beredar dengan Indeks Harga Saham Pengaruh Tingkat Suku Bunga dengan Indeks Harga Saham Suku bunga merupakan salah satu masukan penting dalam keputusan investasi. Jika suku bunga turun, maka orang cenderung akan memilih untuk berinvestasi jangka panjang. Sedangkan ketika suku bunga naik, maka orang akan memmilih untuk investasi jangka pendek. Menurut Samsul (2006:201), kenaikan tingkat suku bunga memiliki dampak negatif terhadap setiap emiten karena akan meningkatkan beban bunga kredit dan akan menurunkan laba bersih. Penurunan laba bersih akan mengakibatkan laba per saham juga menurun dan akhirnya akan berakibat pada turunnya harga saham di pasar. Di sisi lain, naiknya suku bunga akan mendorong investor untuk menjual saham dan kemudian menabung hasil penjualan itu dalam deposito. Menurut Novianto (2011:11), tingkat suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Perubahan tingkat suku bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan untuk mengadakan investasi, misalnya pada surat berharga, dimana harga dapat naik atau turun tergantung pada tingkat bunga sehingga ada kemungkinan pemegang surat berharga akan menderita capital loss atau capital gain. Jika tingkat suku bunga tinggi, para pemilik uang cenderung menyimpan uangnya kedalam tabungan atau deposito, atau membeli obligasi yang memberikan bunga tetap, sehingga kemungkinan pasar saham akan menjadi lesu. Sebaliknya jika tingkat suku bunga rendah, maka akan terlihat kecenderungan dana akan mengalir ke pasar saham. Dengan demikian perkembangan tingkat suku bunga memiliki hubungan yang negatif terhadap indeks harga saham. 2.7.2 Pengaruh Jumlah Uang Beredar dengan Indeks Harga Saham Menurut Murni (2009:113) berpendapat bahwa uang adalah segala sesuatu yang dapat diterima dan dipercaya sebagai alat pembayaran yang sah untuk keperluan transaksi, sebagai satuan hitung, dan sebagai alat penyimpanan. Selain itu juga, uang dapat dijadikan sebagai “minyak pelumas” yang dapat memudahkan pertukaran. Samsul (2006:210), jika jumlah uang yang beredar meningkat, maka harga saham akan naik. Hal tersebut dikarenakan ketika jumlah uang yang beredar naik, orang akan cenderung melakukan investasi. Ketika para investor menyimpan uang mereka dalam bentuk investasi saham maka harga saham akan mengalami kenaikan. 2.8 Kerangka Pemikiran Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk instrumen keuangan atau sekuritas yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun dalam bentuk modal sendiri yang diterbitkan oleh perusahaan persero maupun perusahaan swasta. Perkembangan pasar modal di indonesia tercermin dari IHSG. Besarnya indeks harga saham gabungan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor. Salah satu yang penting yaitu arus investasi di pasar modal Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal pada suatu aset tertentu. Dalam melakukan investasi sebaiknya para investor terlebih dahulu mengindentifikasi surat berharga yang akan diinvestasikan dengan tepat serta mempertimbangkan kondisi dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dalam meningkatkan return yang diharapkan (Poernamawatie, 2008:115-118). Investasi yang dilakukan di pasar modal tidak selalu menghasilkan return. Akan tetapi return yang akan kita dapat dari hasil investasi berbanding lurus dengan resiko yang akan kita terima. Jika menginginkan return yang besar otomatis resiko yang akan didapat pun sama besarnya dengan besarnya return begitupula sebaliknya. Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor dalam berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya (Tandelilia, 2010:102). Investor harus berhati-hati dalam pembuatan keputusan investasi sebelum melakukannya. Pahami terlebih dahulu informasi - informasi mengenai emiten yang menjadi tujuan investasi. Lakukan analisis terlebih dahulu tujuannya agar investor mengetahui berapa besar tingkat return yang diharapkan. Kenaikan harga saham diharapkan akan memberikan return yang tinggi sehingga akan memberikan keuntungan bagi investor dan juga bagi peusahaan. Prospek perusahaan dapat dilihat dari kinerja perusahaan yang dipengaruhi oleh variabel makro yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Apabila terjadi gejolak pada variabel makro tersebut, secara langsung maupun tidak langsung akan berhubungan dengan naik turunnya harga saham. Contohnya seperti tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga mempunyai pengaruh terhadap aktvitas harga saham. Tingkat suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan uang. Selanjutnya akan mempengaruhi keinginan untuk berinvestasi. Misalkan pada surat berharga, dimana harga dapat naik dan turun tergantung dari tingkat suku bunganya sehingga kemungkinan pemegang surat berharga akan mengalami capital loss atau capital gain. Jika tingkat suku bunga tingi, para pemilik uang cenderung menyimpannya ke dalam tabungan atau deposito. Atau sebaliknya jika tingkat suku bunga rendah, cenderung akan memilih saham. Dengan demikian hubungan tingkat suku bunga dan saham memiliki hubungan yang negatif (Novianto, 2011:11). Faktor variabel makro lainnya adalah jumlah uang yang beredar. Jumlah uang yang beredar adalah nilai keseluruhan uang yang beredar di masyarakat. Jumlah uang dalam arti sempit adalah uang kartal. Fenomena fluktuasi variabel ekonomi seperti tingkat suku bunga dan jumlah uang beredar dikaitkan terhadap aktivitas pasar modal telah mendorong pemikiran beberapa pengamat ekonomi khususnya di pasar modal. (Nugroho, 2008) dalam penelitiannya menemukan bahwa jumlah uang yang beredar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap indeks harga saham. Hal ini disebabkan karena uang yang beredar di masyarakat di indonesia sudah mulai banyak dimanfaatkan olehv masyarakat untuk tujuan investasi di pasar modal. Dengan kata lain permintaan akan uang mempengaruhi return saham. Hal ini menunjukan bahwa uang yang beredar di indonesia sangat mempengaruhi kinerja pasar saham. Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan kerangka pemikiran sebagai berikut. Investor Investasi di Pasar Modal Tingkat Suku Bunga Harga Saham Perusahaan Analisis Fundamental Jumlah Uang Beredar Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran