Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Manajemen Keuangan
2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan dapat mempengaruhi secara langsung
terhadap kehidupan setiap orang dan perusahaan. Manajemen keuangan
sangat berperan dalam segala hal aktivitas suatu perusahaan dalam
penacapaian tujuan perusahaan.
Berikut beberapa pengertian manajemen keuangan menurut beberapa
ahli. Pertama menurut Martono dan Agus (2010:4) manajemen keuangan
merupakan segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan
bagaimana memperoleh dana, mengelola aset sesuai dengan tujuan
perusahaan secara menyeluruh. Menurut Sutrisno (2012:3) manajemen
keuangan merupakan semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan
usaha mendapatkan dana perusahaaan dengan biaya yang murah serta usaha
untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien.
Berdasarkan pengertian diatas, maka peneliti menyimpulkan
manajemen keuangan adalah aktivitas perusahaan yang dilakukan oleh
manajer keuangan yang berhubungan dengan bagaimana mendapatkan dana
dan bagaimana mengalokasikan dana secara tepat.
2.1.2
Tujuan Manajemen Keuangan
Dalam mengambil suatu keputusan perusahaan, seorang manajer
harus memiliki tujuan dan sasaran yang digunakan sebagai standar dalam
memberikan penilaian keefisienan keputusan keuangan perusahaan.
Efisiensi keputusan keuangan dapat tercapai dengan memaksimalkan nilai
perusahaan karena dapat meningkatkan kemakmuran para pemilik
perusahaan. Menurut Martono dan Agus (2010:13) tujuan dari manajemen
keuangan adalah memaksimalkan nilai perusahaan (memaksimalkan
kemakmuran penegang saham yag diukur dari harga saham perusahaannya.
2.1.3
Fungsi Manajemen Keuangan
Dalam kegiatan manajemen keuangan, banyak keputusan yang harus
diambil oleh manajer keuangan dan berbagai kegiatan yang harus
dijalankannya. Meskipun demikian, kegiatan tersebut dapat dikelompokkan
menjadi dua kegiatan utama, yaitu mencari dan menggunakan dana. Fungsi
manajemen keuangan menurut Sutrisno (2012:5) yaitu :
1.
Keputusan Investasi, yaitu masalah bagaimana seorang manajer
keuangan harus mengalokasikan dana dalam bentuk investasi yang
akan dapat mendatangkan keuntungan di masa yang datang.
2.
Keputusan Pendanaan, pada keputusan ini manajer keuangan
dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari
sumber - sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan guna
membelanjai kebutuhan - kebutuhan investasi serta kegiatannya.
3.
Keputusan Deviden, deviden merupakan bagian keuntungan yang
dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham. Oleh karena
itu, deviden ini merupakan penghasilan yang diharapkan oleh para
pemegang saham.
Menurut Martono dan Agus (2010:14) manajer keuangan harus
mengetahui tiga tugas utama yaitu :
1.
Menyangkut tentang keputusan alokasi dana, baik yang berasal dari
perusahaan maupun yang berasal dari luar perusahaan atau bentuk
investasi yang baik bagi perusahaan.
2.
Menyangkut tentang pengambilan keputusan pembelanjaan atau
pembiayaan investasi. Hal ini menyangkut tentang memperoleh dana
investasi yang efisien, komposisi sumber dana yang harus
dipertahankan dan penggunaan modal dari dalam atau dari luar.
3.
Menyangkut tentang kebijakan deviden. Pada prinsipnya kebijakan
deviden menyangkut tentang keputusan apakah laba yang harus
dibagikan kepada pemegang saham atau laba ditahan guna
pembiayaan dimasa yang akan datang.
Manajemen keuangan memiliki kesmpatan kerja yang terluas karena setiap
perusahaan membutuhkan seorang manajer keuangan yang menangani
fungsi keuangan. Fungsi manajemen keuangan adalah salah satu fungsi
utama yang sangat penting di dalam perusahaan, disamping juga fungsi
lainnya di dalam perusahaan salling memiliki keterkaitan satu sama lain.
2.2
2.2.1
Teori Investasi
Pengertian Investasi
Investasi merupakan kegiatan dalam menanamkan modal dana
dalam suatu bidang tertentu. Investasi dapat dilakukan melalui berbagai
cara. Salah satu di antaranya adalah investasi dalam bentuk saham. Pemodal
atau investor dapat menanamkan dananya dalam bentuk saham di pasar
bursa. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya ke pasar modal
yaitu untuk mendapatkan keuntungan (return) dan mendapatkan pendapatan
dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain).
Ada beberapa pengertian investasi menurut beberapa ahli :
1.
Menurut Murni (2013:52), investasi merupakan pengeluaran yang
dilakukan disektor bisnis dan bisa juga dilakukan oleh persero untuk
membeli barang modal atau peralatan produksi.
2.
Menurut Mankiw et all (2012:12), investasi adalah pembelian
barang yang akan digunakan pada masa depan untuk menghasilkan
barang dan jasa lebih banyak.
3.
Menurut Sunariyah (2011:4), Investasi adalah penanaman modal
untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka
waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa yang
akan datang.
2.2.2
Tujuan Investasi
Untuk mencapai suatu efektivitas dan efisiensi dalam keputusan
maka, diperlukan ketegasan akan tujuan yang diharapkan. Setiap orang
melakukan investasi untuk mendapatkan keuntungan dimasa yang akan
datang. Menurut Fahmi dan Irham (2009:6-7) menjelaskan tentang tujuan
investsai yaitu :
1.
Terciptanya keberlanjutan dalam investasi.
2.
Terciptanya
profit
yang maksimum
atau
keuntungan
yang
diharapkan.
3.
Terciptanya kemakmuran bagi para pemegang saham.
4.
Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa.
2.2.3
Jenis Investasi
Keputusan investsi dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas
yang mempunyai kelebihan dana. Menurut Sunariyah (2011:4) investasi
dalam arti luas terdiri dari dua bagian utama yaitu :
1.
Investasi dalam bentuk aktiva rill berupa aktiva tak berwujud seperti:
emas, perak, intan, barang seni dan lain lain.
2.
Investsi dalam bentuk surat berharga yang pada dasarnya merupakan
klaim atas aktiva rill yang dikuasi oleh entitas. Pemilihan aktiva
finansial dalam rangka investsi pada sebuah entitas dapat dilakukan
dengan dua cara :
a. Investasi Langsung
Investasi langsung dapat diartikan sebagai suatu kepemlikan surat
berharga secara langsung dalam suatu entitas yang secara resmi
telah go public dengan harapan akan mendapatkan keuntungan
berupa dividen atau capital gain.
b. Investasi tidak langsung
Investasi tidak langsung terjadi bilamana surat berharga yang
dimiliki diperdagangkan kembali oleh perusahaan investasi yang
berfungsi sebagai perantara.
2.2.4
Resiko Investasi
Dalam berinvestasi, seseorang tentu akan dihadapkan pada suatu
resiko yang harus dihadapi. Sehingga dalam melakukan investasi, terlebih
dahulu harus mempertimbangkan tingkat resiko. Menurut Fahmi dan
Irham (2009:150) resiko merupakan bentuk ketidakpastian tentang suatu
keadaan yang akan terjadi nantinya dengan keputusan yang diambil
berdasarkan suatu pertimbangan.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa resiko
dan keuntungan yang diharapkan dari investasi berbanding lurus.
Adapun jenis jenis resiko menurut Fahmi dan Irham (2009:157)
a. Resiko Suku Bunga
Perubahan suku bunga dapat mempengaruhi return suatu investasi.
Perubahan suku bunga akan berdampak terbalik terhadap harga
saham. Jika suku bunga naik maka harga saham akan mengalami
penurunan.
b. Resiko Pasar
Fluktuasi pasar yang secara keseluruhan mempengaruhi variabilitas
return suatu investasi disebut resiko pasar. Fluktuasi pasar
ditunjukan oleh indeks harga pasar saham gabungan.
c. Resiko Inflasi
Inflasi yang meningkat akan mengurangi kekuatan daya beli rupiah
yang telah diinvestasikan.
d. Resiko Bisnis
Resiko
dalam
menjalankan
bisnis
karakteristik dari bisnis itu sendiri.
e. Resiko Finansial
akan
dipengaruhi
oleh
Resiko berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan
hutang dalam pembiayaan modalnya. Semakin besar proporsinya
maka semakin besar resiko yang dihadapi.
f. Resiko Likuiditas
Berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan
perusahaan bisa diperdagangkan semakin liquid sekuritas tersebut.
g. Resiko Nilai Tukar
Berkaitan dengan fluktuasi nilai mata uang domestik dengan nilai
mata uang negara lainnya.
h. Resiko Negara
Disebut juga sebagai resiko politik, karena berkaitan denga kondisi
politik suatu negara.
2.3 Pasar Modal
2.3.1 Pengertian Pasar Modal
Keberadaan pasar modal di suatu negara belum mampu untuk
melepaskan diri dari gejolak persoalan ekonomi dan politik. Tetapi
keberadaan pasar modal bisa menjadi acuan
untuk melihat bagaimana
pergerakan ekonomi di negara tersebut. Menurut Sunariyah (2011:4) Pasar
modal merupakan suatu pasar yang memperdagangkan saham, obligasi, dan
jenis surat berharga lainya dengan memakai jasa para perantara perdagangan
efek.
Menurut Martalena dan Maya Meilinda (2011:2) Pasar modal
merupakan pasar untuk berbagai kegiatan instrumen keuangan jangka
panjang yang bisa diperjualbelikan, baik obligasi, saham, reksadana,
maupun instrumen keuangan lainnya.
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa pasar
modal merupakan tempat atau wadah sebagai tempat bertemunya penjual
dan pembeli yang memperjualbelikan aset finansial jangka panjang yang
biasanya akan digunakan untuk perusahaan sebagai sumber dana bagi
perusahaan.
2.3.2
Peran Pasar Modal
Pasar modal memiliki peranan penting bagi perekonomian suatu
negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi utama yaitu pertama
sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sarana bagi perusahaan untuk
mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang
diperoleh
akan
digunakan
untuk
pengembangan
usaha,
ekspansi,
penambahan modal kerja, dan lain lain. Kedua sebagai sarana bagi
masyarakat unutk berinvestasi pada instrumen keuangan. Dengan demikian
masyarakat dapat menempatkan dana yang dimiliki sesuai dengan
karateristik instrumen keuangan tersebut. Menurut Sunariyah (2011:7-8)
ada beberapa peran pasar modal dalam suatu negara :
a.
Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dengan penjual
untuk menentukan harga saham atau surat berharga yang
diperjualbelikan. Pasar modal memberikan kemudahan dalam
melakukan transaksi sehingga dua belah pihak dapat melakukan
transaksi melalui tatap muka.
b.
Pasar modal memberikan kesempatan kepada para pemodal untuk
menentukan
hasil
yang
diharapkan.
Keadaan
terebut
akan
mendorong perusahaan untuk memenuhi keinginan pemodal.
c.
Pasar modal memberikan kesempatan kepada investor untuk menjual
kembali saham yang dimilikinya.
d.
Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk
berpartisipasi dalam perkembangan perekonomian. Masyarakat
berpenghasilan
kecil
memiliki
kesempatan
untuk
mempertimbangkan alternatif cara penggunaan uangnya. Selain
menabung di bank, juga dapat berinvestasi di pasar modal.
e.
Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat
berharga. Bagi para pemodal, keputusan investasi harus didasarkan
pada tersedianya informasi yang akurat dan dapat dipercaya.
2.3.3
Mekanisme Pasar Modal
Dapat dikatakan bahwa suatu saham tercatat di bursa berarti saham
yang bersangkutan dapat diperjualbelikan di lantai bursa. Agar perusahaan
tercatat dalam bursa, perusahaan harus melalui proses penawaran perdana.
Setelahnya, saham dapat diperjualbelikan di lantai bursa. Harga saham akan
ditentukan oleh tingkat penawaran dan permintaan akan saham tersebut. Jadi
dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa di pasar modal dan bursa efek
adalah dua hal yang saling berkaitan, yaitu pasar primer dimana sekuritas
pertama kali dijual dan diterbitkan. Sedangkan pasar sekunder yaitu tempat
pemilik saham memperdagangkan sahamnya.
2.3.4
Instrumen Pasar Modal
2.3.4.1 Saham
Secara sederhana, saham adalah tanda penyertaan atau
kepemilikan perseorangan atau badan di dalam perusahaan. Wujud
saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik
saham adalah pemilik yang menerbitkan kertas tersebut. Menurut
Martalena dan Maya Malinda (2011:12) mendefinisikan saham
sebagai tanda penyertaan modal seorang atau pihak (badan usaha)
dalam perusahaan atau perseroan terbatas. Sedangkan menurut
Fahmi dan Irham (2009:68) mendefinisikan saham sebagai tanda
penyertaan kepemilikan modal pada suatu perusahaan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa saham merupakan tanda bukti
keikutsertaan pemodal perusahaan dan mempunyai hak atas sebagian
kekayaan sesuai dengan proporsi dari kepemilikan saham yang
dimiliki. Jadi secara tidak langsung pembeli saham merupakan
pemilik dari perusahaan tersebut.
2.3.4.2 Jenis Saham
a. Saham
Biasa.
Saham
biasa
merupakan
pemilik
sebenarnya dari perusahaan. Mereka menanggung resiko
dan
mendapatkan
keuntungan.
Pada
saat
kondisi
perusahaan buruk, mereka tidak akan menerima dividen.
Begitu sebaliknya pada saat perusahaan kondisi baik,
mereka akan mendapatkan dividen dan bahkan bisa
mendapatkan bonus saham. Pemilik saham ini memiliki
hak suara dalam rapat umum pemegang saham dan ikut
menentukan kebijakan perusahaan. Jika perusahaan
dilikuidasi, pemegang saham biasa akan membagi sisa
aset perusahaan setelah dikurangi bagian pemegang
saham preferen.
b. Saham Prerferen. Saham preferen ini mendapatkan hak
istimewa dalam pembayaran dividen dibanding saham
biasa.
2.3.4.3 Macam - Macam Nilai Saham
Saham yang diperdagangan dalam bursa memiliki nilai pasar
dan nilai lainnya, terdapat empat konsep yang memberikan makna
yang berbeda menurut Martalena dan Maya Mailinda (2011:57)
yaitu :
a.
Nilai nominal, yaitu merupakan nilai yang tercantum dalam
sertifikat saham tesebut.
b.
Nilai buku menunjukan aktiva bersih per lembar saham yang
dimilikinya oleh pemegang saham. Nilai buku per lembar
saham tidak menunjukan ukuran kinerja saham yang penting,
tetapi nilai buku per lembar saham mencerminkan berapa
besar jaminan yang akan diperoleh pemegang saham apabila
perusahaan penerbit saham dilikuidasi.
c.
Nilai intrinsik adalah nilai saham yang menunjukan present
value arus kas yang diharapkan dari pasar tersebut.
d.
Nilai pasar adalah harga saham biasa yang terjadi di pasar
modal. Harga dibentuk oleh penjual dan pembeli ketika
melakukan transaksi. Analis harga saham ditunjukkan untuk
mengetahui nilai intrinsik
Suatu saham dan perbandingannya dengan nilai pasar saat ini,
sebagai berikut:
1. Apabila NI > nilai pasar,maka harga saham terlalu rendah .
Jika seseorang telah memiliki saham sebaiknya tidak dijual
karena akan mendapat capital loss atau mempertahankan
saham yang dimilikinya.
2. Apabila NI < nilai pasar, maka harga saham lebih besar, jika
investor menjual sahamnya pada saat ini maka akan
mendapat capital gain.
3. Apabila NI = nilai pasar, maka harga saham wajar dan berada
pada kondisi keseimbangan.
Dalam hal ini setiap investor harus mampu memperkirakan berapa
dan kapan manfaat yang diharapkan akan diterima dan manfaat
tersebut di present value kan dengan tingkat suku bunga yang layak.
Tingkat suku bunga ini memperlihatkan risk free rate (tingkat suku
bunga bebas resiko) atau berisiko.
2.3.4.4 Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham
Sebagai salah satu instrumen ekonomi, pergerakan harga
saham dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti yang dikemukakan
oleh Weston dan Bringham (2009:26)
a.
Proyeksi laba per saham saat diperoleh laba.
b.
Tingkat resiko dari proyeksi data.
c.
Proporsi utang perusahaan terhadap ekuitas.
d.
Kebijakan pembagian dividen.
e.
Kendala eksternal seperti kegiatan perekonomian pada
umumnya, pajak, dan keadaan bursa saham.
2.3.4.5 Indeks Harga Saham
Menurut Martakena dan Mailinda (2011:99) indeks harga
saham
merupakan
salah
satu
indikator
yang menunjukkan
pergerakan harga saham.
Indeks berfungsi sebagai indikator tren pasar, artinya
pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat
apakah pasar sedang aktif atau lesu. Indeks harga saham merupakan
ringkasan dari pengaruh simultan dan kompleks dari berbagai
macam variabel yang berpengaruh, terutama tentang kejadian
ekonomi. Bahkan indeks harga saham saat ini bukan hanya
menampung kejadian ekonomi, tetapi juga sosial, politik, dan
keamanan. Dengan demikian indeks harga saham dapat dijadikan
barometer ekonomi suatu negara dan sebagai dasar melakukan
analisa statistik atas kondisi pasar terakhir.
Sunariyah (2011:140-142) menguraikan jenis - jenis indeks
harga saham sebagai berikut :
1.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Indeks harga saham gabungan merupakan seluruh saham
yang menggambarkan suatu rangkaian informasi historis
mengenai pergerakan harga saham gabungan seluruh saham,
sampai pada tanggal tertentu. Pergerakan harga saham
tersebut disajikan setiap hari, berdasarkan harga penutupan di
bursa pada hari tersebut. Indeks tersebut disajikan untuk
periode tertentu. Dalam hal ini mencerminkan suatu nilai
yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham
gabungan di bursa efek.
2.
Indeks LQ 45
Indeks ini terdiri dari 45 saham dengan likuiditas tinggi, yang
diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain
penilaian atas likuiditas, juga mempertimbangkan kapitalisasi
pasar. Bursa efek indonesia secara rutin memantau
perkembangan kinerja komponen saham yang masuk
perhitungan dalam indeks LQ 45. Pergantian saham indeks
LQ 45 dilakukan setiap enam bulan sekali. Apabila terdapat
saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi, maka akan
digantikan dengan saham yang memenuhi kriteria.
3.
Indeks Syariah atau Jakarta Islamic Index
Indeks ini terdiri dari 30 saham yang dipilih dari saham saham yang sesuai dengan syariah islam. Penentuan kriteria
saham dalam jakarta islamic index melibatkan pihak dewan
pengawas syariah. Indeks ini dimaksudkan untuk menajdi
tolak ukur untu mengukur kinerja suatu investasi pada saham
dengan basis syariah. Melalui indeks ini diharapkan dapat
meningkatkan kepercayaan investor untuk mengembangkan
investasi secara syariah.
4.
Indeks Kompas 100
Indeks ini terdiri dari saham perusahaan tercatat yang dipilih
berdasarkan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria
yang sudah ditentukan. Pergantian saham dilakukan setiap 6
bulan sekali.
5.
Indeks Bisnis 27
Indeks ini merupakan hasil kerja sama antara bursa efek
indonesia dan harian bisnis indonesia. Indeks yang terdiri
dari 27 perusahaan tercatat dan akuntanbilitas dari tata kelola
perusahaan.
6.
Indeks Pefindo 25
Kerja sama antara bursa efek indonesia dengan lembaga
rating PEFINDO meluncurkan indeks harga saham yang
diberi nama indeks PEFINDO 25. Indeks ini dimaksudkan
untuk memberikan tambahan informasi bagi pemodal
khususnya saham - saham kecil dan menengah. Indeks ini
terdiri dari 25 perusahaan tercatat yang dipilih dengan
mempertimbangkan kriteria seperti : total aset, ROE, dan
opini akuntan publik. Selain kriteria tersebut, juga dilihat dari
faktor likuiditas dan jumlah saham yang dimiliki publik.
7.
Indeks Sri Kehati
Indeks ini dibentuk atas kerjasama antara bursa efek
indonesia dengan yayasan keanekaragaman hayati. SRI
adalah kependekan dari Sustanable Responsible Invesment.
Indeks ini diharapkan memberi tambahan informasi kepada
nvestor yang ingin berinvestasi pada emiten yang memiliki
kinerja sangat baik dalam mendorong usaha berkelanjutan.
8.
Indeks Sektoral
Menggunakan semua perusahaan tercatat yang termasuk
dalam masing - masing sektor. Sekarang ini terdapat 10
sektor yang ada di bursa efek indonesia yaitu sektor
pertanian, pertambangan, industri dasar, aneka industri,
barang
konsumsi,
properti,
infrastruktur,
keuangan,
perdagangan jasa, dan manufaktur.
9.
Indeks Papan Utama
Menggunakan saham - saham perusahaan tercatat yang
masuk dalam papan utama.
10. Indeks papan Pengembangan
Menggunakan saham - saham perusahaan tercatat yang
masuk dalam papan pengembangan,
11. Indeks Individual
Indeks harga saham masing masing perusahaan tercatat.
Indeks harga saham gabungan merupakan angka indeks
harga saham yang telah disusun dan dihitung sedemikian rupa
sehingga menghasilkan trend. Angka indeks adalah angka yang
dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk
membandingkan kegiatan atau peristiwa, bisa berupa perubahan
harga saham dari waktu ke waktu. Adanya kenaikan indeks harga
saham menunjuk pada pasar dalam keadaan bergairah. Penurunan
indeks saham menunjukan pasar sedang dalam keadaan lesu. Dari
sinilah kita dapat mulai membaca situasi pasar untuk dijadikan
masukan bagi perkiraan dan ramalan resiko investasi.
Bapepam sejak bulan april tahun 1983 telah mengeluarkan
indeks harga saham setiap hari transaksinya yang disebut indeks
harga saham bursa efek indonesia. Indeks tersebut merupakan indeks
gabungan yang dimiliki oleh semua bursa efek yang ada di
indonesia. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan
adanya indeks harga saham bursa efek indonesia diantarnya :
1.
Indeks harga saham menunjukan gambaran secara umum
mengenai perkembangan pasar modal indonesia, dimana naik
turunnya angka indeks dalam suatu periode tertentu
mengindikasikan baik buruknya perkembangan pasar modal.
Di beberapa negara berkembang seperti indonesia, indeks
harga saham menjadi indikator perkembangan menyeluruh
perekonomian negara.
2.
Indeks harga saham dapat digunakan untuk mengkaji
keuntungan investasi saham dan berguna untuk peramalan
dasar kecenderungan harga saham di masa datang.
3.
Perkembangan saham yang diperdagangkan di bursa efek
dapat dipantau dengan dikeluarkannya indesk harga saham
pada setiap transaksi. Naik turunnya indeks menjadi indikasi
dari naik turunnya harga saham yang diperdagangkan di
bursa efek.
2.4
2.4.1
Tingkat Suku Bunga
Pengertian Suku Bunga
Pengertian suku bunga adalah sebuah istilah dalam ekonomi yang
menunjuk pada penggunaan uang dan modal. Tingkat suku bunga
mempunyai fungsi alokatif dalam perekonomian khususnya penggunaan
uang dan modal. Maksudnya tingkat suku bunga dapat dikatakan sebagai
suatu balas jasa suatu alokasi tertentu terhadap si pemilik uang atau modal.
Menurut Kasmir (2011:133) suku bunga harga yang harus dibayar kepada
nasabah dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank. Sedangkan
menurut Sunariyah (2011:80) suku bunga adalah harga dari pinjaman.
Suku bunga dinyatakan sebagai presentase uang pokok per unit waktu.
Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh
debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur. Berdasarkan pengertian
tersebut suku bunga terbagi dalam dua macam, yaitu :
1.
Bunga simpanan, yaitu bunga yang diberikan sebagai rangsangan
atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank.
Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan dan bunga deposito.
2.
Bunga pinjaman, yaitu bunga yang diberikan kepada para peminjam
atau harga. Sebagai contoh adalah bunga kredit. Menurut Kasmir
(2011:53) mengatakan bahwa suku bunga yang tinggi di satu sisi
akan meningkatkan hasrat masyarakat untuk menabung sehinggga
jumlah dana perbankan akan meningkat. Sementara itu disisi lain
suku bunga yang tnggi akan meningkatkan biaya yang dikeluarkan
oleh dunia usaha sehingga mengakibatkan penurunan kegiatan
produksi dalam negeri.
Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin rendahnya suku bunga maka
akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena intensitas aliran dana
yang akan meningkat. Dengan demikian suku bunga dan keuntungan yang
disyaratkan merupakan variabel yang penting yang sangat berpengaruh
terhadap keputusan para investor, dimana berdampak terhadap keinginan
nvestor untuk melakkukan investasi portofolio di pasar modal dengan suku
bunga yang rendah.
2.4.2 Fungsi Suku Bunga
Suku bunga adalah harga pinjaman suku bunga dinyatakan sebagai
presentase uang pokok per unit waktu. Tingkat suku bunga di suatu negara
biasanya ditetapkan persero dengan tujuan untuk menjaga kelangsungan
perekonomian suatu negara. Suku bunga ini penting untuk diperhitungkan
karena rata - rata investor yang selalu mengharapkan hasil investasi yang
lebih besar. Dengan adanya perubahan suku bunga, tingkat pengembalian
hasil berbagai saran investasi akan mengalami perubahan. Peredaran uang
yang terlalu banyak di masyarakat cenderung akan digunakan dari pada
diinvestasikan. Hal ini akan berdampak pada inflasi. Menurut Sunariyah
(2011:81) ada tiga fungsi penting dari suku bunga yang diterapkan oleh
persero yaitu :
1.
Sebagai daya tarik bagi penabung yang mempunyai dana lebih baik
untuk diinvestasikan.
2.
Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka
mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam
suatu perekonomian. Misalnya, persero mendukung pertumbuhan
sektor industri tertentu apabila perusahaan dari industri tersebut akan
meminjam dana. Maka persero memberikan tingkat suku bunga yang
lebih rendah dibandingkan sektor lain.
3.
Persero dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah
uang beredar. Ini berarti persero dapat mengatur sirkulasi suatu
perekonomian.
2.4.3 Jenis Suku Bunga
Suku bunga adalah persentase dari pokok utang yang dibayarkan
sebagai balas jasa dalam suatu periode. Menurut Kasmir (2011:137) suku
bunga dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
1. Suku bunga nominal
Suku bunga nominal adalah suku bunga dalam nilai uang. Suku
bunga ini merupakan nilai yang dapat dibaca secara umum. Suku
bunga ini menunjukkan sejumlah rupiah untuk setiap satu rupiah
yang diinvestasikan.
2. Suku bunga rill
Suku bunga rill adalah suku bunga yang telah mengalami korelasi
akibat inflasi dan didefinisikan sebagai suku bunga nominal
dikurangi laju inflasi.
Salah satu lembaga yang berwenang dalam mentapkan suku bunga adalah
Bank Indonesia. Salah satu piranti moneter tidak langsung bank indonesia,
tetapi menggunakan operasi pasar terbuka yang dilaksanakan untuk
mempengaruhi likuiditas rupiah di pasar modal yang pada gilirannya akan
mempengaruhi suku bunga. Operasi pasar terbuka ini dilakukan melalui dua
cara yaitu sertifikat bank indonesia dengan sistem pelelangan dan investasi
rupiah.
2.4.4 Faktor Yang Mempengaruhi Suku Bunga
Faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga misalnya penentuan
tingkat bunga sangat bergantung kepada berapa besar pasar uang domestik
mengalami keterbukaan sistem dana suatu negara yang artinya, tingkat suku
bunga setiap negara akan berbeda - beda tergantung kondisi perekonomian
negara tersebut.
Faktor - faktor yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku
bunga tersebut juga dikemukakan oleh Kasmir (2009:134) antara lain :
1. Kebutuhan Dana
Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman
meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat
terpenuhi yaitu dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Dengan
meningkatnya suku bunga simpanan, maka akan menarik nasabah
untuk menyimpan uangnya di bank. Dengan demikkian kebutuhan
dana dapat terpenuhi. Sebaliknya jika bank kelebihan dana, dimana
simpanan banyak sedangkan kredit sedikit, maka bank akan
menurunkan tingkat suku bunga simpanan sehingga mengurangi
minat nasabah untuk menabung di bank. Atau bisa juga dengan
menurunkan suku bunga kredit agar permohonan kredit meningkat.
2. Persaingan dalam memperebutkan dana simpanan
Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor
promosi, yang harus diperhatikan oleh pihak perbankan yaitu para
pesaingnya atau kompetitornya.
3. Kebijakan persero
Dalam kondisi tertentu, persero dapat menentukan batas maksimal
atau minimal suku bunga, baik bunga simpanan maupun bunga
pinjaman. Dengan ketentuan tertentu batas maksimal dan minimal
bunga simpanan maupun bunga pinjaman bank tidak boleh melebihi
batas yang telah ditetapkan oleh persero.
4. Target laba yang diinginkan
Target laba yang diinginkan merupakan besarnya keuntungan yang
diinginkan oleh bank. Jika laba yang diinginkan besar, maka bunga
pinjaman ikut besar dan demikian juga sebaliknya.
5. Jangka waktu
Semakin panjang waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi
bunganya. Hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko dimasa
mendatang.
6. Kualitas jaminan
Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka akan semakin rendah
bunga kredit yang dibebankan dan demikian juga sebaliknya.
7. Produk kompetitif
Maksudnya adalah produk yang dibiayai kredit di pasaran. Untuk
produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan akan rendah
jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. Hal ini
disebabkan tingkat pengembalian kredit terjamin karena produk yang
dibiayai laku dipasaran.
8.
Hubungan baik
Biasanya pihak bank menggolongkan nasabahnya menjadi dua yaitu
nasabah utama dan nasabah biasa. Penggolongan ini didasarkan
kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap
bank.
9. Jaminan pihak ketiga
Dalam hal ini pihak yangmemberikan jaminan kepada bank untuk
menanggung segala resiko yang disebabkan kepada penerima kredit.
Biasanya pihak yang memberikan jaminan kredit bonafit baik dari
segi kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitas terhadap
bank, sehingga bunga yang dibebankan juga akan berbeda.
2.5
Jumlah Uang Yang Beredar
2.5.1 Pengertian Jumlah Uang Yang Beredar
Jumlah uang beredar dibedakan menjadi dua yaitu, jumlah uang
beredar dalam arti sempit (M1) yang terdiri dari uang kartal dan uang giral,
serta jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) yang terdiri dari M1
ditambah dengan deposito berjangka. Menurut Murni (2009:113), uang
merupakan segala sesuatu yang dapat diterima masyarakat secara umum dan
dipercaya sebagai alat pembayaran yang sah untuk keperluan transaksi,
sebagai satuan hitung, dan alat penyimpanan.
Sementara ahli lain menambahkan M3 yang terdiri dari M2
ditambah dengan semua deposito pada lembaga keuangan non bank. Berikut
merupakan penjelasan mengenai jumlah uang beredar
1. Uang Primer atau Uang Inti
Uang primer atau uang inti merupakan kewajiban otoritas moneter
yang terdiri atas uang kartal yang berada di luar indonesia dan kas
negara, dan rekening giro bank pencipta uang giral dan sektor swasta
di bank indonesia. Dengan demikian uang kartal yang dipegang
persero, dalam bentuk kas persero atau kas negara, dan simpanan
giral persero pada bank indonesia, tidak termasuk sebagai kompenen
dari uang primer.
2. Uang Beredar dalam Arti Sempit
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa uang beredar dalam arti
sempit adalah seluruh uang kartal dan uang giral yang ada di tangan
masyarakat. Sedangkan uang kartal milik persero yang disimpan di
bank umum atau sentral itu sendiri, tidak dikelompokkan sebagai
uang kartal. Sedangkan uang giral merupakan simpanan rekening
koran (giro) masyarakat pada bank umum. Simpanan ini merupakan
bagian dari uang beredar, karena sewaktu - waktu dapat digunakan
oleh pemiliknya untuk melakukan transaksi. Namun saldo rekening
giro milik suatu bank yang terdapat pada bank lain tidak
dikategorikan sebagai uang giral
3. Uang Beredar dalam Arti Luas
Dalam arti luas, uang yang beredar merupakan penjumlahan dari M1
dengan kuasai. Uang kuasai adalah simpanan masyarakat pada bank
umum dalam bentuk deposito berjangka dan tabungan. Uang kuasai
diklasifikasikan sebagai uang beredar, dengan alasan bahwa kedua
bentuk simpanan masyarakat ini dapat dicairkan menjadi uang tunai
oleh pemiliknya, untuk berbagai keperluan transaksi yang dilakukan.
2.5.2
Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar
Di dalam kehidupan masyarakat, jumlah uang yang beredar
ditentukan oleh kebijakan dari bank sentral untuk menambah atau
mengurangi jumlah uang melalui kebijakan moneter. Faktor faktor yang
mempengaruhi jumlah uang beredar diantaranya yaitu :
1. Kebijakan bank sentral berupa hak otonom dan kebijakan moneter
(meliputi bidang politik diskonto, politik pasar terbuka, politik cash
ratio, politik kredit selektif) dalam mencetak dan mengedarkan uang
kartal.
2. Kebijakan persero melalui menteri keuangan untuk menambah
peredaran uang dengan cara mencetak uang logam dan uang kertas
yang nominalnya kecil.
3. Bank umum dapat menciptakan uang giral melalui pembelian saham
dan surat berharga.
4.
5.
6.
7.
8.
2.5.3
Tingkat pendapatan masyarakat.
Tingkat suku bunga bank.
Selera konsumen terhadap suatu barang.
Harga barang.
Kebijakan kredit dari persero.
Berbagai Kebijakan Persero Dalam Mempengaruhi Jumlah
Uang Beredar
Secara garis besar terdapat dua jenis kebijakan yang dilakukan
persero dalam mengendalikan jumlah uang beredar menurut bank indonesia
yang diambil dari internet via www.bi.go.id yaitu :
1. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh
bank indonesia yang dibedakan menjadi dua yaitu :
a.
Kebijakan Moneter Kuantitatif, yang meliputi :
1. Politik Pasar Terbuka
Bank indonesia mengendalikan jumlah uang yang beredar
dengan cara jual beli surat berharga. Bank indonesia
mempunyai instrumen sertifikat bank indonesia. Apabila
jumlah uang beredar dalam masyarakat terlalu besar, maka
bank indonesia dapat menjual sertifikat bank indonesia
kepada msayarakat umum.
2. Politik Diskonto dan Bunga Pinjaman
Bank indonesia dapat membeli surat berharga bank umum
yang tingkat likuiditasanya tinggi, dengan tingkat diskonto
yang telah ditetapkan oleh bank indonesia. Bank indonesia
juga memberikan pinjaman kepada bank umum yang artinya
terjadi penambahan jumlah uang yang beredar. Bank
indonesia dapat menaikkan bunga pinjaman kepada bank
umum, maka bank umum akan mengurangi jumlah
pinjamannya dari bank indonesia.
3. Politik Merubah Cadangan Minimal Bank Umum pada Bank
Indonesia
Setiap bank umum wajib mempunyai cadangan di bank
indonesia dan jumlahnya ditetapkan oleh bank indonesia.
Istilahnya
adalah
reserve
requirement. Apabila
bank
indonesia menaikkan tingkat cadangan minimal bank umum,
maka hal ini akan mengurangi jumlah uang beredar, karena
semakin besarnya modal bank umum yang harus disimpan di
bank indonesia.
b.
Kebijakan Moneter Kualitatif, yang meliputi :
1. Pengawasan Pinjaman Secara Selektif
Bank sentral mengawasi pinjaman dan investasi yang
dilakukan oleh bank umum, agar bank umum selektif dalam
memberikan kredit kepada kreditur.
2. Pembujukan Moral
Bank sentral mengadakan pertemuan langsung dengan
pimpinan bank umum untuk meminta langkah tertentu dalam
rangka membantu kebijaksanaan yang diambil oleh persero.
Melalui pembujukan ini, bank sentral dapat meminta bank
umum untuk menambah atau mengurangi pinjaman di semua
sektor atau hanya di sektor tertentu saja. Ataupun membuat
perubahan tingkat suku bunga yang ditetapkan.
2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan ini juga dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar,
yaitu melalui pajak. Apabila persero dalam hal ini departemen
keuangan memperluasa objek pajak, berarti akan lebih banyak uang
yang masuk ke persero. Dalam hal ini berarti jumlah uang yang
beredar menjadi berkurang.
2.6
2.6.1
Pasar Uang
Pengertian Pasar Uang
Pasar uang adalah suatu tempat pertemuan abstrak dimana para
pemilik dana jangka pendek dapat menawarkan kepada calon pemakai yang
membutuhkannya, baik secara langsung maupun melalui perantara.
Sedangkan yang dimaksud dengan dana jangka pendek adalah dana yang
dihimpun dari perusahaan maupun perorangan dengan batasan waktu dari
satu hari sampai satu tahun, yang dapat diperjualbelikan di dalam pasar
uang. Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2001:20).
2.6.2
Fungsi Pasar Uang
Pasar uang mempunyai fungsi yaitu sebagai sarana alternatif bagi
lembaga keuangan, perusahaan non keuangan dan peserta lainnya baik
dalam memenuhi kebutuhan dana jangka pendek maupun dalam rangka
meminjamkan dana atas likuiditasnya. Pasar uang juga berfungsi sebagai
sarana pengendali moneter dalam melaksanakan operasi pasar terbuka.
Sertifikat bank indonesia sebagai instrumen dalam melakukan operasi pasar
terbuka digunakan untuk kontraksi moneter. Lembaga yang aktif di pasar
uang adalah bank komersial, bank dagang, penyalur bank, dan bank sentral
persero.
2.6.3
Instrumen Pasar Uang di Indonesia
Instrumen atau surat berharga yang diperjualbelikan dalam pasar
uang jenisnya cukup bervariasi termasuk surat berharga yang diterbitkan
oleh badan usaha swasta dan negara serta lembaga persero. Menurut Dahlan
Siamat (2001:208) menyebutkan instrumen pasar uang yang ada di
indonesia yatiu :
1. Sertifikat Bank Indonesia
Sertifikat bank indonesia merupakan instrumen utang yang
diterbitkan oleh persero atau bank sentral dengan jumlah tertentu
yang akan dibayarkan kepada pemegang pada tanggal yang telah
ditetapkan. Instrumen ini berjangka waktu jatuh tempo satu tahun
atau kurang.
2. Surat Berharga Pasar Uang
Surat berharga jangka pendek yang dapat diperjulbelikan secara
diskonto dengan bank indonesia atau lembaga yang ditunjuk oleh
bank indonesia.
3. Sertifikat Deposito
Instrumen keuangan yang diterbitkan oleh suatu bank yang
dinyatakan dalam suatu jumlah, jangka waktu dan tingkat bunga
tertentu. Sertifikat deposito adalah deposito berjangka yang bukti
simpanannya
dapat
diperdagangkan.
Ciri
pokok
yang
membedakannya dengan deposito berjangka terletak pada sifat yang
dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan sebelum jangka
waktu jatuh tempo melalui lembaga keuangan lainnya.
4. Commersial Paper
Promes yang tidak disertai dengan jaminan yang diterbitkan oleh
perusahaan untuk memperoleh dana jangka pendek dan dijual
kepada investor dalam pasar uang.
5. Call Money
Kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan bank
lainnya untuk jangka waktu yang singkat.
6. Repurchase Agreement
Transaksi jual beli surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa
penjual akan membeli surat berharga yang djual tersebut pada
tanggal dan dengan harga yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
7. Banker’s Acceptence
Suatu instrumen pasar uang yang digunakan untuk memberikan
kredit pada eksportir atau importir untuk membayar sejumlah barang
atau untuk membeli valuta asing.
2.6.4 Indikator Pasar Uang
Indikator pasar uang sangat diperlukan untuk mengukur atau paling
tidak mengamati perkembangan pasar uang. Indikator pasar uang
meliputi :
1. Suku Bunga Pasar Uang Antar Bank (Rp)
Tingat suku bunga yang dikenakan oleh bank terhadap bank lain
dalam hal pinjam meminjam dan dalam bentuk rupiah.
2. Volume Transaksi Pasar Uang Antar Bank (Rp)
Jumlah transaksi antar bank dalam hal pinjam meminjam dalam
bentuk rupiah.
3. Suku Bunga Pasar Antar Bank (US$)
Tingat suku bunga yang dikenakan oleh bank terhadap bank lain
dalam hal pinjam meminjam dan dalam bentuk US$
4. Volume Trasnsaksi Pasar Uang Antar Bank (US$)
Jumlah transaksi antar bank dalam hal pinjam meminjam dalam
bentuk rupiah.
5. JIBOR (Jakarta Interbank Offered)
Suku bunga yang ditawarkan untuk transaksi pinjam meminjam
antar bank.
2.7
2.7.1
Pengaruh Antara Tingkat Suku Bunga dan Jumlah Uang
Beredar dengan Indeks Harga Saham
Pengaruh Tingkat Suku Bunga dengan Indeks Harga Saham
Suku bunga merupakan salah satu masukan penting dalam keputusan
investasi. Jika suku bunga turun, maka orang cenderung akan memilih untuk
berinvestasi jangka panjang. Sedangkan ketika suku bunga naik, maka orang
akan memmilih untuk investasi jangka pendek. Menurut Samsul
(2006:201), kenaikan tingkat suku bunga memiliki dampak negatif terhadap
setiap emiten karena akan meningkatkan beban bunga kredit dan akan
menurunkan laba bersih. Penurunan laba bersih akan mengakibatkan laba
per saham juga menurun dan akhirnya akan berakibat pada turunnya harga
saham di pasar. Di sisi lain, naiknya suku bunga akan mendorong investor
untuk menjual saham dan kemudian menabung hasil penjualan itu dalam
deposito.
Menurut Novianto (2011:11), tingkat suku bunga ditentukan oleh
permintaan dan penawaran uang. Perubahan tingkat suku bunga selanjutnya
akan mempengaruhi keinginan untuk mengadakan investasi, misalnya pada
surat berharga, dimana harga dapat naik atau turun tergantung pada tingkat
bunga sehingga ada kemungkinan pemegang surat berharga akan menderita
capital loss atau capital gain. Jika tingkat suku bunga tinggi, para pemilik
uang cenderung menyimpan uangnya kedalam tabungan atau deposito, atau
membeli obligasi yang memberikan bunga tetap, sehingga kemungkinan
pasar saham akan menjadi lesu. Sebaliknya jika tingkat suku bunga rendah,
maka akan terlihat kecenderungan dana akan mengalir ke pasar saham.
Dengan demikian perkembangan tingkat suku bunga memiliki hubungan
yang negatif terhadap indeks harga saham.
2.7.2
Pengaruh Jumlah Uang Beredar dengan Indeks Harga Saham
Menurut Murni (2009:113) berpendapat bahwa uang adalah segala
sesuatu yang dapat diterima dan dipercaya sebagai alat pembayaran yang
sah untuk keperluan transaksi, sebagai satuan hitung, dan sebagai alat
penyimpanan. Selain itu juga, uang dapat dijadikan sebagai “minyak
pelumas” yang dapat memudahkan pertukaran. Samsul (2006:210), jika
jumlah uang yang beredar meningkat, maka harga saham akan naik. Hal
tersebut dikarenakan ketika jumlah uang yang beredar naik, orang akan
cenderung melakukan investasi. Ketika para investor menyimpan uang
mereka dalam bentuk investasi saham maka harga saham akan mengalami
kenaikan.
2.8
Kerangka Pemikiran
Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk
instrumen keuangan atau sekuritas yang dapat diperjual belikan, baik dalam
bentuk hutang maupun dalam bentuk modal sendiri yang diterbitkan oleh
perusahaan persero maupun perusahaan swasta. Perkembangan pasar modal
di indonesia tercermin dari IHSG. Besarnya indeks harga saham gabungan
dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor. Salah satu yang penting yaitu arus
investasi di pasar modal
Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal pada suatu aset
tertentu. Dalam melakukan investasi sebaiknya para investor terlebih dahulu
mengindentifikasi surat berharga yang akan diinvestasikan dengan tepat
serta mempertimbangkan kondisi dan prospek perusahaan di masa yang
akan datang dalam meningkatkan return yang diharapkan (Poernamawatie,
2008:115-118).
Investasi yang dilakukan di pasar modal tidak selalu menghasilkan
return. Akan tetapi return yang akan kita dapat dari hasil investasi
berbanding lurus dengan resiko yang akan kita terima. Jika menginginkan
return yang besar otomatis resiko yang akan didapat pun sama besarnya
dengan besarnya return begitupula sebaliknya.
Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return,
tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return
merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor dalam berinvestasi
dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko
atas investasi yang dilakukannya (Tandelilia, 2010:102).
Investor harus berhati-hati dalam pembuatan keputusan investasi
sebelum melakukannya. Pahami terlebih dahulu informasi - informasi
mengenai emiten yang menjadi tujuan investasi. Lakukan analisis terlebih
dahulu tujuannya agar investor mengetahui berapa besar tingkat return yang
diharapkan. Kenaikan harga saham diharapkan akan memberikan return
yang tinggi sehingga akan memberikan keuntungan bagi investor dan juga
bagi peusahaan.
Prospek perusahaan dapat dilihat dari kinerja perusahaan yang
dipengaruhi oleh variabel makro yang tidak dapat dikendalikan oleh
perusahaan. Apabila terjadi gejolak pada variabel makro tersebut, secara
langsung maupun tidak langsung akan berhubungan dengan naik turunnya
harga saham. Contohnya seperti tingkat suku bunga.
Tingkat suku bunga mempunyai pengaruh terhadap aktvitas harga
saham. Tingkat suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan
uang. Selanjutnya akan mempengaruhi keinginan untuk berinvestasi.
Misalkan pada surat berharga, dimana harga dapat naik dan turun tergantung
dari tingkat suku bunganya sehingga kemungkinan pemegang surat berharga
akan mengalami capital loss atau capital gain. Jika tingkat suku bunga tingi,
para pemilik uang cenderung menyimpannya ke dalam tabungan atau
deposito. Atau sebaliknya jika tingkat suku bunga rendah, cenderung akan
memilih saham. Dengan demikian hubungan tingkat suku bunga dan saham
memiliki hubungan yang negatif (Novianto, 2011:11).
Faktor variabel makro lainnya adalah jumlah uang yang beredar.
Jumlah uang yang beredar adalah nilai keseluruhan uang yang beredar di
masyarakat. Jumlah uang dalam arti sempit adalah uang kartal. Fenomena
fluktuasi variabel ekonomi seperti tingkat suku bunga dan jumlah uang
beredar dikaitkan terhadap aktivitas pasar modal telah mendorong pemikiran
beberapa pengamat ekonomi khususnya di pasar modal.
(Nugroho, 2008) dalam penelitiannya menemukan bahwa jumlah
uang yang beredar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap indeks harga
saham. Hal ini disebabkan karena uang yang beredar di masyarakat di
indonesia sudah mulai banyak dimanfaatkan olehv masyarakat untuk tujuan
investasi di pasar modal. Dengan kata lain permintaan akan uang
mempengaruhi return saham. Hal ini menunjukan bahwa uang yang beredar
di indonesia sangat mempengaruhi kinerja pasar saham.
Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan kerangka
pemikiran sebagai berikut.
Investor
Investasi di
Pasar Modal
Tingkat Suku
Bunga
Harga Saham
Perusahaan
Analisis
Fundamental
Jumlah Uang
Beredar
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Download