FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN NYERI PINGGANG PADA OPERATOR KOMPUTER WARNET DI KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI Oleh : Ratna Wardani Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Surya Mitra Husada Jl. Manila No. 37 Telp (0354) 7009713 Fax. (0354) 695130 Kediri – Jatim [email protected] ABSTRAK Masalah kesehatan apakah yang dapat ditimbulkan karena duduk ?Ternyata, sekitar 60 persen orang dewasa mengalami nyeri pinggang bawah karena masalah duduk.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa hubungan lama duduk dengan kejadian nyeri pinggang, menganalisa hubungan posisi duduk dengan kejadian nyeri pinggang, menganalisa hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian nyeri pinggang, menganalisa usia dengan kejadian nyeri pinggang, dan menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian nyeri pinggang. Desain penelitian yang digunakan adalah Crossecsional. Populasinya adalah semua operator warnet yang terdata dalam pawari di kecamatan mojoroto kota kediri dengan menggunakan teknik total sampling jumlah sampel sebanyak 36 responden. Variabel independent dalam penelitian ini adalah lama duduk, posisi duduk, jenis kelamin dan usia sedangkan variabel dependent adalah kejadian nyeri pinggang. Hasil penelitian dengan menggunakan korelasi pearson menunjukkan bahwa hanya lama duduk yang memiliki hubungan yang significant dengan kejadian nyeri pinggang.Dengan nilai korelasi sebesar 0,449 dan nilai sig (2-arah) = 0,003 (p < 0,05) dengan tanda positif yang berarti semakin lama duduk maka kejadian nyeri pinggang akan semakin meningkat . Untuk mengetahui hubungan seluruh faktor yang diteliti secara simultan digunakan regressi linier berganda (dummy) dan didapatkan hanya lama duduk yang memiliki hubungan dengan kejadian nyeri pinggang dengan nilai signifikansi (2-arah) = 0,006 (p < 0,05) sehingga dapat dikatakan semakin lama duduk maka resiko kejadian nyeri pinggang akan meningkat sebesar 0,459 kali. Kata kunci : seminar, nasional, analisi regresi linier berganda(dummy) PENDAHULUAN Masalah kesehatan apakah yang dapat ditimbulkan karena duduk ini?Ternyata, sekitar 60 persen orang dewasa mengalami nyeri pinggang bawah karena masalah duduk. Suatu penelitian di sebuah rumah sakit menunjukkan bahwa pekerjaan dengan duduk lama (separuh hari kerja) dapat menyebabkan hernia nukleus pulposus, yaitu saraf tulang belakang "terjepit" di antara kedua ruas tulang belakang sehingga menyebabkan selain nyeri pinggang juga rasa kesemutan yang menjalar ke tungkai sampai ke kaki. Bahkan, bila parah, dapat menyebabkan kelumpuhan (Diana Samara, 2009). Sekitar 80 persen populasi pernah merasakan nyeri di pinggang dalam satu kali episode kehidupan.Masalah nyeri pinggang, yang menjadi bagian dari nyeri tulang belakang, merupakan masalah kesehatan yang besar. Terlebih lagi jika terjadi pada usia produktif. (Asep Candra, 2011) ”Keluhan terbanyak dari gangguan pada tulang belakang umumnya, keluhan low back pain atau tulang belakang bagian bawah,” ujar ahli bedah tulang belakang dari Ramsay Spine Center RS Premier Bintaro, Dr dr Luthfi Gatam SpOT, saat memberi pemaparan di Kompas tentang masalah tulang belakang (Asep Candra, 2011). Timbulnya nyeri pinggang erat kaitannya dengan cara kerja, sikap kerja, frekuensi kerja dan posisi kerja, desain alat kerja, fasilitas kerja, tata letak, sarana kerja dan sebagainya. Dengan memperhatikan dan menata faktor-faktor penyebab dan pencetusnya, insiden nyeri punggung dapat dieliminir atau ditunda kehadirannya. Beberapa faktor kaitan dengan beban angkat-angkat yang mempengaruhi timbulnya nyeri punggung adalah berat beban, besar beban, bentuk beban jenis beban, tinggi beban, dan sebagainya. Tubuh dilengkapi berbagai macam mekanisme.Pengawasan, kompensasi dan perlindungan untuk mengantisipasi perubahan-perubahan lingkungan baik diluar maupun didalam tubuh.Mekanisme tersebut ada yang didasari dan tidak didasari nyeri salah satu mekanisme perlindungan tubuh yang penting. Rangsangan nyeri dapat membangkitkan dua reaksi yaitu reaksi yang secara sadar mengalami rasa nyeri dan reaksi yang tidak disadari berupa reflek-reflek yang menyertai nyeri seperti menghindari sendi yang mengalami kerusakan dan ketegangan otot. Kebanyakan nyeri pinggang tidak mengakibatkan kecacatan. Lebih dari 50% penderita nyeri pinggang membaik dalam waktu 1 minggu, sementara lebih dari 90% merasa lebih baik dalam 8 minggu. Sisanya sekitar 7-10% mengalami keluhan yang berlanjut sampai lebih dari 6 bulan. Pada nyeri pinggang terdapat faktor resiko termasuk diantaranya pekerjaan dan kejiwaan. Nyeri pinggang mungkin pula berkaitan dengan berbagai kondisi psikologi secara neurosis, histeria, dan reaksi konversi. Sembilan puluh persen penderita nyeri pinggang mempunyai dasar mekanik, sepuluh persen penderita nyeri pinggang menunjukkan keluhan penyakit sistemik. Diperkirakan ada 70 penyakit non mekanik yang berkaitan dengan nyeri pinggang (Zuljazir Akbar, 2005). Beberapa faktor yang dapat menyebabkan nyeri pinggang diantaranya adalah jenis kelamin, usia ;kejadian nyeri pinggang paling banyak menyarang ke usia produktif antara 20-45 tahun. Ada hubungan yang erat antara fungsi tubuh dan usia seseorang. Saat seseorang menginjak usia 25 tahun, secara perlahan namun nyata fungsi organ tubuh akan mengalami penurunan dengan tingkat prosentase yang berbeda-beda termasuk pula kondisi tulang yang kita miliki..Jenis pekerjaan , waktu kerja, masa kerja, istirahat, dan posisi duduk juga merupakan factor yang dapat mempengaruhi kejadian nyeri pinggang (prasanti, 2006). Oleh sebab itu perlu dibuktikan secara empirik apakah usia, jenis kelamin, posisi duduk dan lama duduk ada hubungan dengan kejadian nyeri pinggang. Rumusan masalah Dari pembahasan diatas dapat dirumuskan sebagai berikut : Faktor – faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian nyeri pinggang pada pekerja operator komputer di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Tujuan Penelitian 1. 2. Tujuan umum Mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian nyeri pinggang pada pekerja operator komputer warnet di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Tujuan Khusus a. Menganalisahubungan lama duduk dengan nyeri pinggang pada pekerja operator komputer warnet di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. b. Menganalisa hubungan posisi duduk dengan nyeri pinggang pada pekerja operator komputer warnet di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri c. Menganalisa jenis kelamin dengan nyeri pinggang pada pekerja operator komputer warnet di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri d. Menganalisa usia dengan nyeri pinggang pada pekerja operator komputer warnet di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri e. Menganalisa faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian nyeri pinggang pada pekerja operator komputer warnet di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi Pendidikan Memberikan informasi dan referensi bagi institusi pendidikan dan mahasiswa yang lain untuk lebih memahami kesehatan kerja. 2. Bagi Peneliti Dengan penelitian ini peneliti dapat menambah wawasan untuk berfikir secara kritis dan sistematis untuk mengatasi permasalahan kesehatan kerja, sebagai bahan pertimbangan untuk melaksanakan penelitian yang sejenis atau melanjutkan penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti. 3. Bagi Operator Komputer Warnet Sebagai informasi mengenai pentingnya menjalankan kesehatan kerja, serta untuk mengurangi faktor resiko di tempat kerja. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik, dengan pendekatan cross sectional. Adapun sampel penelitian menggunakan total populasi sebanyak 36 orang, yaitu semua operator warnet yang tergabung dalam pawari (paguyupan warung internet Kediri ) di kecamatan mojoroto kota Kediri. Variabel Independen dalam penelitian adalah umur, jenis kelamin, posisi duduk, lama duduk, dan kejadian nyeri pinggangbawah sebagai variable dependen.Data diperoleh melalui wawancara dan observasi langsung terhadap responden. Uji Statistik menggunakan korelasi Pearson (Product Moment) dan Regressi Linier (Dummy). HASIL DAN PEMBAHASAN Menjadi operator warnet bisa memberikan keasikan tersendiri yang terkadang tanpa disadari bisa menyebabkan kejadian nyeri pinggang. Pengujian hipotesa pada variable-variabel independent dengan teknik analisis Korelasi Pearson menunjukkan bahwa posisi duduk, lama duduk, jenis kelamin, dan usiatidak berhubungan dengan kejadian nyeri pinggang. Tabel 1. Hasil uji Korelasi Pearson antara variable bebas dan tidak bebas Variabel Nilai p Keterangan Posisi duduk Lama duduk Jenis kelamin Usia 0,160 0,003 0,070 0,277 Tidak ada hubungan Ada hubungan Tidak ada hubungan Tidak ada hubungan Posisi duduk tidak memiliki hubungan yang significant dengan kejadian nyeri (p = 0,160 ,α = 0,05) . Berdasarkan teori posisi duduk ketika bekerja di depan komputer juga bisa mengakibatkan bahaya. Posisi duduk yang sama dan dalam jangka waktu yang lama akan akan mengakibatkan wasir atau ambeien(romi, 2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden ketika didepan computer tidak selalu berada pada posisi duduk yang sama dalam jangka waktu yang lama. Terkadang responden harus berdiri dan berjalan untuk melayani pengguna warnet.Bahkan terkadang ketika sudah merasa lelah responden meletakkan sebagian anggota tubuhnya diatas meja, dan bahkan ada yang meletakkan kepala pada sandaran kursi. Lama duduk memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian nyeri pinggang ( p = 0,003 , α = 0,05). Lamanya seseorang bekerja sehari dengan baik pada umumnya 6-8 jam.Sisanya (16-18 jam) di pergunakan untuk kehidupan dalam keluarga dan masyarakat, istirahat, tidur, dan lain-lain.Setiap 50 menit duduk bekerja didepan computer, hendaklah lakukan istirahat selama 10 menit. Selama istirahat lakukan jalan disekeliling, lakukan olah raga ringan dengan penguluran otot-otot tubuh, berkumpul dengan rekan kerja yang lain, meminum kopi atau teh dan lain-lain.(Binhasyim, 2008). Dari hasil observasi diketahui rata-rata lama duduk operator warnet adalah 4,5 jam. Karena ketidaktahuan para operator warnet sehingga terkadang duduk dalam jangka waktu yang lama tanpa melakukan relaksasi, responden terlalu asik saat didepan komputer karena sambil diselingi membuka jejaring sosial atau bermain game online.Akibat aktifitas tersebut bukan tidak mungkin responden lupa akan pentingnya menjaga kesehatan. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan korelasi Pearson diketahui bahwa usia tidak ada hubungan yang significant dengan kejadian nyeri pinggang (p = 0,277 , α = 0,05). Hasil penelitian tidak sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa kejadian nyeri pinggang paling banyak menyarang ke usia produktif antara 20-45 tahun. Ada hubungan yang erat antara fungsi tubuh dan usia seseorang. Saat seseorang menginjak usia 25 tahun, secara perlahan namun nyata fungsi organ tubuh akan mengalami penurunan dengan tingkat prosentase yang berbeda-beda termasuk pula kondisi tulang yang kita miliki. Tulang trabekular mencapai nilai puncak 25-30 tahun. Lewat kurun waktu tersebut tulang akan mengalami kemerosotan. Tingkat kepadatan tulang tidak lagi berupa garis yang berjalan menanjak namun sudah bergerak turun (Mulyadi Hatono, 2001). Dengan rata-rata usia operator warnet yang masih berusia 22 tahun maka memungkinkan kondisi fisik masih berada pada top position atau usia emas, sehingga wajar apabila belum atau tidak merasakan nyeri pinggang. Jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang significant dengan kejadian nyeri pinggang (p = 0,070 , α = 0,05) . Nyeri pinggang banyak diderita oleh kaum wanita, ini berhubungan dengan masa kehamilan, pramenopause, dan kebiasaan-kebiasaan khas wanita seperti mengenakan sepatu hak tinggi atau menjinjing barang-barang belanjaan secara tidak seimbang. Artinya beban bagian kiri atau kanan lebih berat dari bagian yang satunya (prasanti, 2006). Dari hasil penelitian diketahui operator wanita berjumlah 38,9% dari seluruh jumlah operator warnet di kecamatan mojoroto dan yang mengalami nyeri pinggang dan yang tidak mengalami nyeri pinggang berjumlah sama sebesar 19,4%. Hal ini menunjukkan bahwa pada penelitian ini jenis kelamin tidak memiliki relevansi dengan kejadian nyeri pinggang. Tabel 2. Hasil analisis Regresi Linier Berganda (Dummy) Model Nilai p β Constant Lama duduk Posisi duduk Usia Jenis kelamin 0,013 0,006 0,256 0,062 0,441 1,933 0,459 - Pengujian secara serempak menggunakan uji regresi linier berganda (dummy), diperoleh ( p = 0,006 , α = 0,05), yang berarti lama duduk memiliki pengaruh yang significant terhadap kejadian nyeri pinggang,sehingga dapat dikatakan bahwa semakin lama duduk maka kejadian nyeri pinggang akan semakin meningkat. Dengan rata-rata lama duduk operator warnet 4,44 jam setiap harinya sehingga resiko untuk mengalami nyeri pinggang sebesar 0,495 kali lebih besar. Posisi kerja yang salah dan dipaksakan dapat menyebabkan mudah lelah sehingga kerja menjadi kurang efisien.Dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan fisik dan psikologis dengan keluhan yang dirasakan pada punggung. Tekanan pada bagian tulang belakang akan meningkat pada saat duduk. Sikap duduk yang tegang lebih memerlukan aktivitas otot (Nurmianto, 1996). Bekerja dalam posisi duduk itu sendiri telah menimbulkan kelelahan pada otot perut dan pinggang, serta meningkatkan tekanan pada tulang belakang. Jika saat duduk juga dilakukan aktivitas mengangkat dan menumbuk, maka pembebanan pada tulang belakang juga semakin besar Hal itu dapat menyebabkan nyeri punggung bawah.Gangguan fungsi itu timbul akibat tidak seimbangnya otot perut dan otot pinggang yang menyangga tulang belakang (Tarwaka, 2004). Hal-hal yang harus dihindari selama duduk supaya tidak terjadi nyeri pinggang bawah antara lain jangan duduk pada kursi yang terlalu tinggi, duduk dengan membengkokkan pinggang, atau duduk tanpa sandaran di pinggang bawah (pendukung lumbal). Selain itu, selama duduk perlu menghindari duduk dengan mencondongkan kepala ke depan karena dapat menyebabkan gangguan pada leher, duduk dengan lengan terangkat karena dapat menyebabkan nyeri pada bahu dan leher, serta duduk tanpa sokongan lengan bawah karena dapat menyebabkan nyeri pada bahu dan pinggang. (Diana Samara, 2009) Gerakan fleksi, ekstensi dan rotasi pinggang pada saat duduk menyebabkan lemahnya otot perut sehingga terjadi lordosis yang berlebihan.Secara anatomis, lordosis yang berlebihan pada lumbal menyebabkan penyempitan saluran atau menekan saraf tulang belakang dan penonjolan ke belakang dari ruas tulang rawan (diskus intervertebralis). Hal inilah yang kemudian menyebabkan nyeri punggung bawah (Tarwaka, 2004). KESIMPULAN Dari Uji serempak yang dilakukan didapatkan bahwa usia, jenis kelamin, dan posisi duduk tidak ada hubungan dengan kejadian nyeri pinggang, hanya lama duduk yang memiliki hubungan yang significant dengan kejadian nyeri pinggang. DAFTAR PUSTAKA Airiza.2006. Menghindari Nyeri Pinggang.www.Republika-Online.Com diakses pada februari 2011 Asep Candra, 2011. Masalah Nyeri Pinggang Meluas. www.Kompas.Com diakses pada januari 2011 Alfred Sutrisno.2006. Nyeri Tulang Belakang Pencegahannya Dan Penanggulangannya. www.Kompas.Com Audri L. 2003. Nyeri Pinggang Belum Tentu Sakit Ginjal. www.Kompas.Com Binhasyim. 2008. Bekerja Dengan Ergonomis Di Kantor. www.rujito-fisioterapi.com diakses pada februari 2011 Cepdedy. 2010. Tips Postur Duduk Yang Sehat. www.Wordpress.Com diakses pada maret 2011 Diana Samara, 2009. Duduk Lama Dapat Menyebabkan Nyeri Pinggang.www. Kompas.Com diakses pada desember 2010 Mulyadi Hartono.2001. Mencegah Dan Mengatasi Osteoporosis.Jakarta: Puspa Swara Romi.2010. Posisi Duduk Posisi Paha Horizontal.www.Blogspot.Com diakses pada februari 2011 Sofyan Y & Heri K. 2009. Teknik Analisis Terlengkap dengan Software SPSS : Salemba Infotek Suma’mur. 1996. Higiene Perusahaan Dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Gunung Agung. Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. UNIBA Press. Surakarta. Zuljasri Akbar. 2005. Sistimatika Pendekatan Pada Nyeri Pinggang. Departemen Kesehatan. Makasar LAMPIRAN One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test posisiduduk N Normal Parameters a 36 36 2.6944 4.4444 3.9722 22.4444 1.45051 1.66381 1.69851 2.22254 Absolute .195 .196 .172 .214 Positive .128 .196 .106 .214 Negative -.195 -.159 -.172 -.136 1.167 1.177 1.031 1.286 .131 .125 .238 .073 Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N nyeripinggang 3.9722 1.69851 36 posisiduduk 2.6944 1.45051 36 lamaduduk 4.4444 1.66381 36 .6111 .49441 36 22.4444 2.22254 36 usia usia 36 Std. Deviation jeniskelamin nyeripinggang 36 Mean Most Extreme Differences lamaduduk Correlations nyeripinggang Pearson nyeripinggang Correlation jeniskelamin usia .170 .449 -.251 .102 posisiduduk .170 1.000 -.013 -.210 -.072 lamaduduk .449 -.013 1.000 -.305 -.364 -.251 -.210 -.305 1.000 .084 .102 -.072 -.364 .084 1.000 . .160 .003 .070 .277 posisiduduk .160 . .470 .109 .338 lamaduduk .003 .470 . .035 .015 jeniskelamin .070 .109 .035 . .314 usia .277 .338 .015 .314 . nyeripinggang 36 36 36 36 36 posisiduduk 36 36 36 36 36 lamaduduk 36 36 36 36 36 jeniskelamin 36 36 36 36 36 usia 36 36 36 36 36 usia N lamaduduk 1.000 jeniskelamin Sig. (1-tailed) posisiduduk nyeripinggang Model Summaryb Std. Error of the Model R R Square .449a 1 Adjusted R Square .202 .178 Estimate Durbin-Watson 1.53953 2.021 a. Predictors: (Constant), lamaduduk b. Dependent Variable: nyeripinggang ANOVAb Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression 20.387 1 20.387 Residual 80.585 34 2.370 100.972 35 Total a. Predictors: (Constant), lamaduduk b. Dependent Variable: nyeripinggang F Sig. 8.602 .006a Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1 B Std. Error (Constant) 1.933 .741 lamaduduk .459 .156 Coefficients Beta Collinearity Statistics t .449 Sig. 2.609 .013 2.933 .006 Tolerance 1.000 VIF 1.000 a. Dependent Variable: nyeripinggang Excluded Variablesb Collinearity Statistics Partial Model 1 Beta In t Sig. Correlation Tolerance VIF Minimum Tolerance posisiduduk .176a 1.157 .256 .197 1.000 1.000 1.000 jeniskelamin -.126a -.779 .441 -.134 .907 1.102 .907 .306a 1.933 .062 .319 .868 1.153 .868 usia a. Predictors in the Model: (Constant), lamaduduk b. Dependent Variable: nyeripinggang Collinearity Diagnosticsa Variance Proportions Dimensio Model n Eigenvalue 1 1 1.938 1.000 .03 .03 2 .062 5.597 .97 .97 a. Dependent Variable: nyeripinggang Condition Index (Constant) lamaduduk