Ringkasan - GRII Kelapa Gading

advertisement
GRII Kelapa Gading
Khotbah Minggu (07 Juni 2015)
Pengkhotbah : Pdt. Billy Kristanto
Nas Alkitab
Tema : ……....….…..……………...….........
: .............................................................................................................
Tahun ke-16
Pekerjaan Roh Kudus secara Pribadi
Kisah Para Rasul 2:1-13
Ringkasan Khotbah
Bp. Jethro Rachmadi
819
24 Mei 2015
Hari pentakosta ada banyak orang
mengatakan bahwa ini adalah hari dimana
gereja itu lahir pada akhirnya, sebenarnya
kurang tepat. Istilah gereja, ekklesia itu,
mereka yang dipanggil keluar, maka
sebenarnya Tuhan sudah memanggil umatNya
keluar itu sudah lama, memanggil Abraham
keluar, memanggil Musa keluar dan mereka
itu diselamatkan karena anugerah dst. Tapi
yang unik di dalam hari pentakosta itu bukan
masalah gerejanya saja, tetapi yang unik
adalah turunnya Roh Kudus, apa artinya buat
kita? Hari ini kita akan mempelajari arti
pekerjaan Roh Kudus bagi kita seorang
individu.
Dalam ayat 2 ada satu bunyi seperti
tiupan angin keras, tapi ada satu pengalaman
yang jelas sekali, yang diluar yang
menggerakkan mereka itu datang dari luar, itu
point-nya. Kalau kita dapat seperti tiupan
angin keras, tampak kepada mereka seperti
lidah-lidah nyala api, satu point pertama yang
bisa kita lihat adalah turunnya Roh Kudus itu
adalah satu realita yang bersifat eksternal,
bukan suatu pengalaman mistis di dalam diri
kita. Turunnya Roh Kudus ini terjadi di luar
tubuh mereka, semua bisa merasakannya,
semua bisa melihat, semua bisa mendengar,
semua secara objektif akan mengatakan hal
yang sama yang terjadi, itu yang terjadi. Point
ini sangat penting karena kita bisa melihat
point ini langsung bertabrakan dengan
budaya atau pengertian kita pada hari ini,
dalam budaya kita hari ini yang namanya
manusia itu cenderung melihat satu hal, kita
cenderung melihat bahwa yang namanya
problem itu datang di luar. Kalau kita ada
problem dalam hidup kita, itu berarti
problemnya itu datang dari luar, kita terbiasa
melihat seperti itu dan berikutnya adalah kita
biasa mengatakan, solusinya datang dari
dalam. Sedangkan dalam pentakosta ini kita
langsung dihadapkan dengan kekristenan
yang mengatakan problem selalu datang dari
dalam, solusinya justru datang dari luar,
solusinya itu datang dari atas, datang dari
Allah, ada di luar kita, lalu masuk ke dalam diri
kita, itu satu hal yang bertabrakan dengan apa
yang kita biasa temukan dalam hidup ini. Ada
kecenderungan di dalam diri kita itu
GRII KG 819 (hal 4)
senantiasa menyalahkan problem itu di
system, di peraturan, di orang lain, kita ada
kecenderungan untuk menyalahkan yang di
luar diri kita, salah satu kalimat Luther yang
terkenal adalah incurvatus in se, problem dari
pada manusia justru adalah self fokus, self
centeredness dan bahkan dalam self centerednya itu kita bisa mengakui bahwa diri kita self
centered, itulah manusia.
Tetapi sekali lagi alkitab mengatakan lain,
cara kerja Tuhan justru dari luar, cara kerja
Tuhan itu datang dari luar dengan caranya
Tuhan dan bahkan kecenderungan orang hari
ini berpaku pada fenomena, ooh iya inilah
cara turunnya Roh Kudus, kalau pakai angin
keras, pakai bahasa lidah seperti ini, maka kita
juga harus bikin seperti itu, baru ada Roh
Kudus, seringkali seperti itu kan ya? Orangorang yang tidak seperti waktu itu, aah itu
berarti tidak ada Roh Kudus-nya, kenapa?
Karena terkunci pada fenomena, saya ingin
Tuhan yang saya bisa ngerti dan saya bisa
pegang, saya bisa definisikan, saya bisa
prediksi Dia mau seperti apa, kira-kira seperti
itu, jadi pada akhirnya apa? Ya kalau kita mau
dapat Roh Kudus, solusinya apa? Kita harus
beriman, kita harus ada ini, harus ada itu,
tetapi cara kerja Tuhan itu lain, tidak bisa
melihat fenomena, kenapa? Karena di dalam
pentakosta memang benar Roh Kudus turun
dalam bunyi tiupan angin yang keras, tapi
jangan lupa waktu Elia pergi dari Izebel apa
yang terjadi? Elia minta, Tuhan saya mau mati,
lalu Tuhan bilang, Aku akan memperlihatkan
kemuliaanKu bagimu, lalu Tuhan lewat, tapi
sebelum Tuhan lewat yang terjadi adalah ada
tiupan angin keras, tetapi dalam alkitab jelas
dikatakan, Tuhan tidak di situ, ada api lewat,
tapi Tuhan tidak di situ, ada gempa bumi yang
besar, tapi dikatakan, Tuhan tidak di situ, lalu
setelah itu terdengar bunyi angin sepoi-sepoi
dan Tuhan ada di situ. Maka fenomenanya
sangat lain-lain, cara kerja Tuhan itu datang
dari luar, tidak harus sesuai dengan pemikiran
kita, tidak harus sesuai dengan fenomena
yang kita mau, ini point yang pertama.
Point yang kedua yang bisa kita lihat dari
narasi ini, Tuhan itu bukan hanya bekerja dari
luar, ada perubahan yang internal. Muridmurid dikatakan, begitu menerima Roh Kudus
hal pertama yang terjadi adalah langsung
mereka keluar, langsung mereka melakukan
sesuatu yang hari ini adalah sesuatu yang
orang
kristen
mungkin
paling
takut
melakukannya yaitu pergi penginjilan, mereka
GRII KG 819 (hal 1)
“Pekerjaan Roh Kudus secara Pribadi”
“Pekerjaan Roh Kudus secara Pribadi”
bukan hanya pergi PI, mereka melakukannya
sampai ada yang mengatakan bahwa mereka
itu mabuk. Tetapi yang pasti kelihatannya
seperti apa pengabaran injil ini sampai orang
mengatakan bahwa mereka itu seperti orang
mabuk, kenapa? Kenapa mereka dicurigai
bahwa mereka mabuk? Kalau kita melihat dari
tarikan alkitab, yang menarik tulisan Paulus di
Efesus 5:18, dia mengatakan bahwa hendaklah
kamu sekalian jangan mabuk oleh karena
anggur, tetapi dipenuhilah dengan Roh Kudus,
ada kaitannya lagi. Sekali lagi, di dalam
pentakosta setelah para rasul dan orangorang itu menerima Roh Kudus, mereka
keluar, mereka mengabarkan injil dan mereka
dikatakan seperti orang mabuk. Kalau kita
membandingkan dua kalimat seperti ini, pasti
ada bedanya, tapi pasti ada persamaannya
juga kan ya? Jadi waktu Paulus mengatakan,
jangan
mabuk
karena
anggur,
tapi
dipenuhilah dengan Roh Kudus, berarti in a
sense ada sesuatu dengan yang namanya
dipenuhi dengan Roh Kudus yang mirip
seperti orang mabuk. Kenapa bisa mereka
sampai dikatakan seperti orang mabuk?
Karena mereka pergi begitu sukacita dan
mereka penuh dengan keberanian, mereka
tidak ada rasa takut, mereka pergi
mengabarkan injil dengan begitu sukacita
tanpa ada ketakutan dan itulah yang
menyebabkan orang-orang merasa bahwa
mereka mabuk.
Kalau orang mabuk itu jadi joyful, jadi
happy, kenapa? Karena halangannya hilang,
karena inhibisi-nya hilang, karena hal-hal yang
tadinya
membuat
mereka
takut,
itu
dihilangkan oleh alkohol tersebut, alkohol itu
memang membuat kita jadi super berani kan
ya? Itu kesamaanya, tapi jelas ada bedanya,
bedanya adalah alkohol itu membuat kita
happy, karena alkohol membuat kita jadi
bodoh, alkohol itu menekan awareness kita,
alkohol itu membuat kita tidak sadar
sepenuhnya tentang realita, kita menjadi
happy ketika kita mabuk karena kita menjadi
bodoh, karena kita tidak peka dengan banyak
hal yang harusnya kita peka, kita bahagia
karena kita tidak bisa berpikir lurus, karena
ada banyak hal yang disembunyikan dari kita,
itulah sebabnya kita bisa happy ketika kita
minum alkohol. Tetapi dipenuhi dengan Roh
Kudus itu tidak seperti ini, dipenuhi dengan
Roh Kudus sangat akan membuat kita jadi
berani, dipenuhi Roh Kudus akan membuat
kita sangat tidak lagi insecure, dipenuh Roh
Kudus akan membuat kita jadi joyful dan
happy, itu jelas, tetapi Roh Kudus memenuhi
kita, memberikan kita joy, memberikan kita
keberanian lewat menunjukkan realita, lewat
membuka realita, lewat memberikan kita
pengetahuan, lewat memberikan kita lebih
dari apa yang kita sebelumnya ketahui.
Alkohol itu depresan, depresan bukan karena
membuat depresi, tapi depresan karena dia itu
meng-inhibisi sense kita, indera kita itu
ditekan, jadi tadinya kita tahu segini, kita
hanya tahu segini, makanya kita happy. Tetapi
Roh Kudus, tadinya kita tahu segini, dia
membuka kita dengan lebih, itulah sebabnya
kita jadi happy, Roh Kudus itu menunjukkan
lebih banyak realita, menunjukkan semua
realita, sehingga hal-hal yang tadinya
mengganggu kita, hal-hal yang tadinya
membuat kita takut, itu jadi begitu kecil.
Makanya
dikatakan
bahwa
yang
namanya Roh Kudus itu pekerjaanNya adalah
mengiluminasi, membuat kita menyadari,
bukan mendapat informasi baru, tapi
menyadari bahwa problem yang selama ini
kita miliki itu adalah problem yang sangat
kecil, problem yang sementara, yang tidak ada
apa-apanya, problem yang sehingga kita bisa
mengatakan, ah tidak masalah, itu sebabnya
kita bisa keluar dengan begitu joyful, begitu
fearless, itulah sebabnya para rasul waktu
mereka menginjili, mereka dikatakan bahwa
mereka itu mabuk. Misalnya ketika hari ini
saya mengajak jemaat berdoa syafaat untuk
KPIN, dihati kita ada halangan kan ya? Dihati
kita berkata, waduh tadi kan sudah doa
syafaat, kok doa lagi, ada halangan kan ya?
Ada inhibisi, ada problem yang menghalangi
kita untuk melakukan hal itu, even kita tahu
bahwa berdoa itu bagus, bukan hanya itu, tapi
doa untuk KPIN saya tahu apa mengenai
KPIN? Saya doa atau tidak doa tentang KPIN
tidak ada artinya kali, halangan lagi ka ya?
Tetapi apa yang akan terjadi kalau Roh Kudus
bekerja dengan menyadarkan kita satu hal, di
dalam PD pusat saya mengatakan bahwa Allah
kita itu adalah Raja di atas segala raja, Dia itu
yang paling tinggi, paling berkuasa, tapi waktu
Dia
memperkenalkan
diriNya,
Dia
mengatakan, Saya adalah pembela hak dari
para janda dan anak yatim yang orang-orang
tidak mau pikirin, orang-orang yang paling
rendah, orang-orang yang paling terbuang.
Imam-imam di dalam bangsa lain itu serigkali
juga punya posisi politik yang sangat tinggi,
kenapa? Karena konsepnya adalah Allah itu
selalu kerja dengan important people, Allah itu
kerja dengan para bos, Allah itu kerjanya
dengan orang yang paling di atas dong, ini
yang benar, kita masih ingat cerita Naaman?
Ketika dia mau cari kesembuhan kepada Israel,
pembantunya sudah bilang, kamu cari nabi
Elisa, jangan cari raja, tetapi waktu Naaman
datang ke Israel, dia malah mencari raja, dia
datang ke raja dulu karena konsepnya adalah
kalau misalnya Tuhan itu benar-benar Tuhan,
Dia akan bekerja dengan raja, masakan Dia
bekerja dengan orang-orang rendahan?
Tetapi Allah kita mengatakan, bahwa
Saya adalah Raja di atas segala raja, tapi Saya
adalah pembela hak dari para janda dan para
yatim, apakah kita mengerti apa maksudnya
ini? KPIN dan KKR regional tujuan orangnya
siapa? Mereka pergi ke pelosok-pelosok
daerah, mereka masuk ke sekolah-sekolah
negeri, mereka pergi ke tempat-tempat yang
kita mungkin belum pernah lihat sebelumnya,
tempat-tempat yang kita tidak tahu, tempattempat
yang
orang
tidak
mau
menjangkaunya, tetapi kita lihat bagaimana
KPIN perlu didoakan, kenapa? KPIN bukan kita
mau ekspansi, bukan, itu pekerjaan Tuhan,
GRII KG 819 (hal 2)
sama seperti Tuhan yang begitu tinggi, tapi
Tuhan yang mau masuk sampai ke pelosok
yang paling dalam, ke orang-orang yang
paling terpinggirkan, kalau kita mendengar
seperti ini, bukankah halangan yang ada dihati
kita mulai hilang? Pertanyaannya adalah
kenapa? Bukan karena awareness kita
diperkecil seperti kita minum anggur, tetapi
justru karena kita diperlihatkan gambaran
yang lebih besar, kita diperlihatkan Tuhan kita
seperti apa, kita diperlihatkan realita yang
terjadi di atas dunia ini seperti apa dan oleh
karena sekarang kita bisa melihat yang besar,
problem kita yang tadinya begitu besar,
menjadi begitu kecil, kenapa? Karena itu
adalah pekerjaan Roh Kudus. Contoh yang lain
adalah kalau kita menghadapi orang yang
menyebalkan, apalagi orang itu adalah orang
kristen,
alasan
menyebalkannya
itu
bermacam-macam, lalu kita berbicara dengan
orang itu dan berkata, kamu harus sabar, dia
bilang, tidak mau, sekali lagi ada halangan,
ada inhibisi, ada problem yang membuat kita
itu tidak mau. Lalu bagaimana caranya supaya
kita bisa menghadap hal ini? Sekali lagi itu
pekerjaan Roh Kudus, Roh Kudus membuka
hati kita.
Tuhan itu menyelamatkan kita sekali
untuk
selamanya,
tetapi
ada
proses
pengudusan yang panjang, dimana kita sedikit
demi sedikit diproses, setiap hari setiap sifat,
lalu kenapa Tuhan harus memakai proses
dalam hidup kita? Kenapa menguduskan kita
tidak sekali jadi saja? Bukankah Dia maha
kuasa? Bukankah Dia bisa membuat kita
langsung sempurna dan bukankah itu lebih
baik? Kalau sudah sempurna kita kan bisa
langsung mengerjakan hal yang besar dalam
dunia ini, ya kan? Misalnya dalam skala kecil,
ketika kita salah dan disadarkan, lalu kita
memukul jidat dan berkata, waduh kenapa
kebenaran ini baru tahu sekarang, kenapa
bukan dari 30 tahun yang lalu? Dalam alkitab
ada problem seperti ini juga, kenapa ada
poligami dalam alkitab? Kenapa ada
perbudakan? Kenapa tidak dibereskan dari
awal? Kenapa Tuhan menunggu begitu lama
untuk membereskan semua hal itu, kenapa?
Lalu ada orang yang berkata, ooh alkitab ini
ketinggalan zaman, masih mendukung yang
namanya poligami dsb., ooh tidak, jangan
berpikir seperti itu, kenapa? Karena cerita
poligami di alkitab, kalau kita perhatikan, itu
selalu berakibat buruk, itu sebabnya kita bisa
mengatakan, Tuhan bukan tolelir poligami,
setiap cerita mengenai poligami di alkitab itu
berakhir dengan kemalangan, itu message dari
alkitab. Alkitab itu jelas, kita tidak bisa
mengatakan bahwa alkitab tolelir hal seperti
ini, tidak, tapi pertanyaannya adalah kenapa
Allah tidak memberikan hukum yang ke
sebelas, tidak boleh menikah lebih dari satu
wanita? Kenapa dibiarkan terus seperti itu?
Kenapa harus sedikit demi sedikit? Ada
seseorang yang menjawab hal ini dan
jawabannya menurut saya cukup bagus,
jawabanya adalah Tuhan kasih kesadaran
kepada kita akan dosa-dosa kita itu pelan-
pelan, karena kalau Dia memberikan
kesadaran akan dosa itu langsung, kita tidak
akan tahan, kita akan bunuh diri. Sama
dengan presence of God, melihat kehadiran
Tuhan, kan dikatakan, kalau kamu melihat
kemuliaan Tuhan, melihat kehadiran Tuhan
secara langsung, kamu akan mati, karena Dia
terlalu
suci,
karena
Dia
api
yang
menghanguskan, karena kita tidak tahan sama
Dia.
Tapi apsek yang lain adalah kalau kita
bertemu dengan Dia, kita akan mati bukan
hanya karena kita tidak tahan sama Dia, tapi
karena kita bisa melihat seluruh kebobrokan
kita, kita tidak akan tahan sama diri kita
sendiri, kita akan bunuh diri. Jadi alasan
mengapa Tuhan bersabar dan pelan-pelan
merubah kita karena itu adalah satu-satunya
cara untuk Dia menghabisi kesalahankesalahan kita tanpa menghabisi kita juga,
karena Dia itu mencintai kita, Dia tahu kita
tidak tahan, Dia tahu kita orang berdosa,
dalam Mazmur dikatakan, Dia mencintai kita
karena Dia tahu kita hanya debu. Lalu coba
bayangkan waktu kita kesal dengan orang lain
dan rasanya ingin membunuh dia, kita tidak
tahan dengan dosa-dosa dia, kemudian kita
ingat hal ini bahwa kita sendiri juga ada
banyak kesalahan-kesalahan yang hari ini
Tuhan tidak bukakan supaya kita tidak mati.
Kalau kita mengetahui hal itu bukankah
langsung halangan yang tadi ada dihati kita
untuk mengasihi dia, halangan yang tadi ada
di kepala kita untuk menolak berkomunkasi
lagi dengan dia, bukankah halangan-halangan
tersebut mulai sirna? Kenapa bisa seperti ini,
karena Roh Kudus membuat kita mengerti
lebih, sehingga problem kita yang tadinya
begitu besar menjadi sangat kecil, aah ini
tidak masalah, apa sih artinya rasa malu saya
ditolak manusia, saya menginjli ditolak
manusia kalau saya mengingat Tuhan saya
sudah ditolak habis-habisan, bahkan saya
sendiri pun menolak Dia, and yet Dia tetap
mencintai saya? Apa sih artinya ditolak sama
orang lain? Inilah pekerjaan Roh Kudus.
Ekspresi dari pada pekerjaan Roh Kudus itu
bisa bermacam-mecam fenomenanya, tetapi
benang merahnya itu jelas satu, waktu Tuhan
Yesus dibaptis, ada Roh Kudus, ada Bapa,
turunnya Roh Kudus, apa yang dikatakan oleh
Bapa,
inilah
AnakKu
yang
Kukasih,
kepadaNya-lah Aku berkenan, lalu dalam
Roma 8:16 dikatakan, Roh itu bersaksi
bersama-sama dengan roh kita bahwa kita
adalah anak-anak Allah, lalu Galatia 4:6
dikatakan, dan karena kamu adalah anak,
maka Allah telah menyuruh Roh AnakNya ke
dalam hati kita yang berseru-seru, ya Abba, ya
Bapa, itulah pekerjaan Roh Kudus. Pekerjaan
Roh Kudus adalah memberitahukan kepada
kita bahwa kita dikasihi layaknya seorang
anak, sebagaimana kalau kita tahu anak kita
lemah, kita mengayomi dia, seperti itu juga
Allah kita. Waktu Roh Kudus bekerja dalam
hidup kita kenapa kita mempunyai joyfulness,
kenapa rasul-rasul bisa mengabarkan injil
keluar dan sampai dikatakan mabuk? Apa
GRII KG 819 (hal 3)
yang terjadi dan yang kita dapatkan waktu
Roh Kudus masuk dalam hati kita, Roh Kudus
mengatakan, kamu adalah anakKu dan kalau
kamu adalah anakKu, hal apa sih yang harus
jadi problem, semua jadi kecil?
Yohanes 14:26 mengatakan, tetapi
penghibur yaitu Roh Kudus yang akan diutus
oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan
mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan
akan mengingatkan kamu akan semua yang
telah Kukatakan kepadamu itulah pekerjaan
Roh Kudus. Sebagai ilustrasi, Thomas Goodwin
mengatakan, ada seorang anak kecil yang
berjalan sama papanya, lalu tiba-tiba papanya
menggendong anak ini, memeluk dia,
membisikkan kata-kata yang penuh kasih, dia
berkata, dia rela mati bagi anak ini, dia rela
membuang semua mimpinya untuk anak ini,
lalu kemudian anak itu diturunkan dan
kembali berjalan, lalu anak itu menangis. Lalu
pertanyaan Thomas Goodwin adalah apakah si
anak somehow lebih jadi anak ketika dia
sedang digendong? Apakah kalau tidak
digendong dan tidak dibisikkan seperti itu, dia
bukan anak? Tidak kan, secara status, secara
hukum ya tidak, sama saja, mau dijalanan,
mau digendong, sama saja, secara objektif itu
tidak ada perubahan, tetapi secara subyektif
sangat berbeda, karena anak itu waktu
digendong, dibisikkan, bukan hanya sedang
tahu,
tetapi
dia
sedang
mengalami,
menghidupi kasih dari ayahnya, menghidupi
apa yang namanya jadi anak. Kenapa itu
pekerjaan Roh Kudus, karena itulah poblem
kita dalam hidup ini? Seringkali kenapa kita
ada problem dalam penginjilan, kenapa kita
ada
problem
ketika
bersaksi
dalam
masyarakat? Kenapa kita ada problem dalam
mengampuni orang lain? Karena kita tidak
ingat, kita tidak punya realita yang penuh, kita
hanya tahu kecil dan karena kita kecil itu
problem kita jadi besar sekali, kita tidak ingat
siapa diri kita, itu problem kita, tugas Roh
Kudus adalah mengingatkan kita akan hal ini.
Sebagai analogi, Martyn Llyod Jones
mengatakan, ada satu negara yang memakai
system perbudakan yang sudah lama, ada
yang mulai dari kakeknya budak, seumur
hidup menjadi budak, lalu satu hari datang
seorang raja yang baik dan menghapuskan
semua system perbudakan itu. Tetapi even
dalam keadaan seperti itu Martyn Llyod Jones
mengatakan, even setelah semua status itu
lengkap, lalu satu hari ada seorang budak tua
berjalan, dan dia akan berpapasan dengan
seorang bangsawan, apa yang si budak ini
akan lakukan? Dia akan menundukkan
kepalanya, dia tidak berani lihat mata ke mata
dan kalau seandainya si bangsawan ini
mengatakan, berhenti mungkin si budak tua
itu akan berhenti, meskioun sebenarnya
secara status sudah tidak ada lagi, ada hukum
yang mencegah itu. Tapi yang terjadi adalah
karena sudah terbiasa bertahun-tahun hidup
sebagai budak, pada akhirnya meskipun
statusnya sudah beres, secara kebiasaan,
secara eksistensi, secara subyektif mereka
masih menganggap dirinya budak, mereka
masih menghidupi kehidupan budak itu.
Itulah kita, itulah yang seringkali missing
dalam hidup kita, especially kita sebagai orang
refomed sangat rentan terhadap hal ini,
kenapa? Karena kita sebagai orang reformed
seringkali berpikir yang penting adalah kita
belajar dan belajar, doktrin ini dan doktrin itu,
dalam otak kita sih kita mengetahui bahwa
kita adalah anak-anak Allah, tetapi itulah
sebabnya, kita hanya tahu, itu sebabnya ketika
kembali ke kantor, kita kembali hidup sebagai
budak, kita membuat keputusan-keputusan
berdasarkan
uang,
berdasarkan
karir,
berdasarkan penerimaan orang lain. Seberapa
sering kita sebagai orang reformed yang
penting kita tahu, kita tahu? Tetapi siapa yang
akan bisa mengaplikasikannya? Apakah kita
bisa melakukan itu sendiri? Tidak bisa, kita
powerless, karena kita lupa status kita, kita
begitu mudah untuk lupa akan statusnya
dihadapan Tuhan, kita sudah terbiasa
menghidupi kehidupan budak, sehingga kita
tidak ingat siapa kita, kita sudah terbiasa
menganggap diri center, kita sudah terbiasa
menganggap diri kita itu hanya segini, oleh
karena itu ketika ada problem yang segini, itu
menjadi problem yang sangat-sangat besar
buat kita, kita sudah terbiasa seperti itu. Maka
kalau kita tahu pun, pengetahuan itu tidak
bergerak ke arah yang lain, tidak akan ada
gunanya, itulah kenapa kita perlu Roh Kudus,
apakah kita mulai rasa tidak enak? Apakah kita
sudah mulai disardakan bahwa betapa kita
begitu powerless-nya? Sehingga kita itu bukan
hanya perlu diberitahu, bahkan untuk kita bisa
mengaplikasikan apa yang kita sudah tahu
saja, kita tidak bisa, karena kita begitu pelupa.
Tetapi kabar baiknya adalah justru dalam
point keterpurukan inilah kuasa Allah
dinyatakan dengan sangat jelas.
Apa bedanya khotbah dan kuliah?
Jonathan Edward mengatakan satu hal yang
menarik, yang namanya kuliah itu masalah
informasi, kuliah itu menyediakan data, tapi
khotbah adalah mengambil apa yang kita
sudah tahu dan membuatnya menjadi riil,
menjadi nyata dalam hidup kita. Dalam ayat
yang sudah kita baca bahwa pekerjaan Roh
Kudus adalah mengambil apa yang Kristus
katakan dan membuatnya menjadi riil,
mengingatkan kita apa yang Kristus telah
katakan, itu berarti Tuhan benar-benar
menerima kita apa adanya, itulah sebabnya
Dia memberikan kita ibadah setiap minggu
dan ibadah tidak cukup, itulah sebabnya Aku
menciptakan doa, doa adalah cara lain untuk
mengingat Aku dan bukan hanya itu saja,
jangan kuatir mengenai bagaimana untuk
berdoa, kamu akan tahu ketika kamu
melakukannya salah, karena ketika kamu
melakukan doa secara salah, kamu akan
merasa hidupmu hampa, kamu akan merasa
doamu begitu kering, kamu lihat Aku sudah
mendisain doa sehingga kamu akan langsung
bisa menyadari bahwa kamu melakukannya
dengan salah, sama seperti Aku mendisain
tubuhmu dengan rasa sakit, sehingga kamu
langsung menyadari ada sesuatu yang salah
dalam tubuhmu kalau kamu merasakan sakit,
kamu akan menyadari ada sesuatu yang salah
dengan doamu kalau doa kamu begitu kering,
karena kamu tidak mengingat Aku dalam
doamu. Aku sudah memikirkan segalanya, Aku
tahu kamu pelupa, itulah sebabnya Aku
GRII KG 819 (hal 4)
mengirim Roh Kudus untuk memperbaharui
itu terus, untuk mengingatkanmu terus lewat
firman, lewat mimbar. Jadi kenapa kita mau
ibadah tiap minggu dan berdoa? Karena di
dalam ibadahlah Roh Kudus bekerja, dimana
kita diingatkan siapa Allah kita, siapa Dia bagi
kita, sehingga waktu kita melihat hidup kita,
hidup kita diperluas, problem kita mengecil
dan kita bisa keluar dengan joyfulness, kita
bisa keluar dengan fearlessness, hal-hal yang
tadinya mengganggu kita, kita rasa itu tidak
ada apa-apanya, kenapa? Karena Tuhan kita
sudah menyediakan segala sesuatu buat kita,
Dia bukan hanya menerima saya karena hanya
ingin tahu, Dia menerima saya walaupun Dia
tahu saya bakal lupa apa yang sudah Dia
katakan. Itulah sebabnya Dia kirim Roh Kudus
untuk kita, kita lihat Tuhan kita seperti apa?
Inilah pekerjaan Roh Kudus. Amin.
Ringkasan khotbah ini belum diperiksa
oleh pengkhotbah (AS)
GRII KG 819 (hal 1)
Download