GRII Kelapa Gading Khotbah Minggu (07 Juni 2015) Pengkhotbah : Pdt. Billy Kristanto Nas Alkitab Tema : ……....….…..……………...…......... : ............................................................................................................. Tahun ke-16 Pekerjaan Roh Kudus secara Pribadi Kisah Para Rasul 2:1-13 Ringkasan Khotbah Bp. Jethro Rachmadi 819 24 Mei 2015 Hari pentakosta ada banyak orang mengatakan bahwa ini adalah hari dimana gereja itu lahir pada akhirnya, sebenarnya kurang tepat. Istilah gereja, ekklesia itu, mereka yang dipanggil keluar, maka sebenarnya Tuhan sudah memanggil umatNya keluar itu sudah lama, memanggil Abraham keluar, memanggil Musa keluar dan mereka itu diselamatkan karena anugerah dst. Tapi yang unik di dalam hari pentakosta itu bukan masalah gerejanya saja, tetapi yang unik adalah turunnya Roh Kudus, apa artinya buat kita? Hari ini kita akan mempelajari arti pekerjaan Roh Kudus bagi kita seorang individu. Dalam ayat 2 ada satu bunyi seperti tiupan angin keras, tapi ada satu pengalaman yang jelas sekali, yang diluar yang menggerakkan mereka itu datang dari luar, itu point-nya. Kalau kita dapat seperti tiupan angin keras, tampak kepada mereka seperti lidah-lidah nyala api, satu point pertama yang bisa kita lihat adalah turunnya Roh Kudus itu adalah satu realita yang bersifat eksternal, bukan suatu pengalaman mistis di dalam diri kita. Turunnya Roh Kudus ini terjadi di luar tubuh mereka, semua bisa merasakannya, semua bisa melihat, semua bisa mendengar, semua secara objektif akan mengatakan hal yang sama yang terjadi, itu yang terjadi. Point ini sangat penting karena kita bisa melihat point ini langsung bertabrakan dengan budaya atau pengertian kita pada hari ini, dalam budaya kita hari ini yang namanya manusia itu cenderung melihat satu hal, kita cenderung melihat bahwa yang namanya problem itu datang di luar. Kalau kita ada problem dalam hidup kita, itu berarti problemnya itu datang dari luar, kita terbiasa melihat seperti itu dan berikutnya adalah kita biasa mengatakan, solusinya datang dari dalam. Sedangkan dalam pentakosta ini kita langsung dihadapkan dengan kekristenan yang mengatakan problem selalu datang dari dalam, solusinya justru datang dari luar, solusinya itu datang dari atas, datang dari Allah, ada di luar kita, lalu masuk ke dalam diri kita, itu satu hal yang bertabrakan dengan apa yang kita biasa temukan dalam hidup ini. Ada kecenderungan di dalam diri kita itu GRII KG 819 (hal 4) senantiasa menyalahkan problem itu di system, di peraturan, di orang lain, kita ada kecenderungan untuk menyalahkan yang di luar diri kita, salah satu kalimat Luther yang terkenal adalah incurvatus in se, problem dari pada manusia justru adalah self fokus, self centeredness dan bahkan dalam self centerednya itu kita bisa mengakui bahwa diri kita self centered, itulah manusia. Tetapi sekali lagi alkitab mengatakan lain, cara kerja Tuhan justru dari luar, cara kerja Tuhan itu datang dari luar dengan caranya Tuhan dan bahkan kecenderungan orang hari ini berpaku pada fenomena, ooh iya inilah cara turunnya Roh Kudus, kalau pakai angin keras, pakai bahasa lidah seperti ini, maka kita juga harus bikin seperti itu, baru ada Roh Kudus, seringkali seperti itu kan ya? Orangorang yang tidak seperti waktu itu, aah itu berarti tidak ada Roh Kudus-nya, kenapa? Karena terkunci pada fenomena, saya ingin Tuhan yang saya bisa ngerti dan saya bisa pegang, saya bisa definisikan, saya bisa prediksi Dia mau seperti apa, kira-kira seperti itu, jadi pada akhirnya apa? Ya kalau kita mau dapat Roh Kudus, solusinya apa? Kita harus beriman, kita harus ada ini, harus ada itu, tetapi cara kerja Tuhan itu lain, tidak bisa melihat fenomena, kenapa? Karena di dalam pentakosta memang benar Roh Kudus turun dalam bunyi tiupan angin yang keras, tapi jangan lupa waktu Elia pergi dari Izebel apa yang terjadi? Elia minta, Tuhan saya mau mati, lalu Tuhan bilang, Aku akan memperlihatkan kemuliaanKu bagimu, lalu Tuhan lewat, tapi sebelum Tuhan lewat yang terjadi adalah ada tiupan angin keras, tetapi dalam alkitab jelas dikatakan, Tuhan tidak di situ, ada api lewat, tapi Tuhan tidak di situ, ada gempa bumi yang besar, tapi dikatakan, Tuhan tidak di situ, lalu setelah itu terdengar bunyi angin sepoi-sepoi dan Tuhan ada di situ. Maka fenomenanya sangat lain-lain, cara kerja Tuhan itu datang dari luar, tidak harus sesuai dengan pemikiran kita, tidak harus sesuai dengan fenomena yang kita mau, ini point yang pertama. Point yang kedua yang bisa kita lihat dari narasi ini, Tuhan itu bukan hanya bekerja dari luar, ada perubahan yang internal. Muridmurid dikatakan, begitu menerima Roh Kudus hal pertama yang terjadi adalah langsung mereka keluar, langsung mereka melakukan sesuatu yang hari ini adalah sesuatu yang orang kristen mungkin paling takut melakukannya yaitu pergi penginjilan, mereka GRII KG 819 (hal 1) “Pekerjaan Roh Kudus secara Pribadi” “Pekerjaan Roh Kudus secara Pribadi” bukan hanya pergi PI, mereka melakukannya sampai ada yang mengatakan bahwa mereka itu mabuk. Tetapi yang pasti kelihatannya seperti apa pengabaran injil ini sampai orang mengatakan bahwa mereka itu seperti orang mabuk, kenapa? Kenapa mereka dicurigai bahwa mereka mabuk? Kalau kita melihat dari tarikan alkitab, yang menarik tulisan Paulus di Efesus 5:18, dia mengatakan bahwa hendaklah kamu sekalian jangan mabuk oleh karena anggur, tetapi dipenuhilah dengan Roh Kudus, ada kaitannya lagi. Sekali lagi, di dalam pentakosta setelah para rasul dan orangorang itu menerima Roh Kudus, mereka keluar, mereka mengabarkan injil dan mereka dikatakan seperti orang mabuk. Kalau kita membandingkan dua kalimat seperti ini, pasti ada bedanya, tapi pasti ada persamaannya juga kan ya? Jadi waktu Paulus mengatakan, jangan mabuk karena anggur, tapi dipenuhilah dengan Roh Kudus, berarti in a sense ada sesuatu dengan yang namanya dipenuhi dengan Roh Kudus yang mirip seperti orang mabuk. Kenapa bisa mereka sampai dikatakan seperti orang mabuk? Karena mereka pergi begitu sukacita dan mereka penuh dengan keberanian, mereka tidak ada rasa takut, mereka pergi mengabarkan injil dengan begitu sukacita tanpa ada ketakutan dan itulah yang menyebabkan orang-orang merasa bahwa mereka mabuk. Kalau orang mabuk itu jadi joyful, jadi happy, kenapa? Karena halangannya hilang, karena inhibisi-nya hilang, karena hal-hal yang tadinya membuat mereka takut, itu dihilangkan oleh alkohol tersebut, alkohol itu memang membuat kita jadi super berani kan ya? Itu kesamaanya, tapi jelas ada bedanya, bedanya adalah alkohol itu membuat kita happy, karena alkohol membuat kita jadi bodoh, alkohol itu menekan awareness kita, alkohol itu membuat kita tidak sadar sepenuhnya tentang realita, kita menjadi happy ketika kita mabuk karena kita menjadi bodoh, karena kita tidak peka dengan banyak hal yang harusnya kita peka, kita bahagia karena kita tidak bisa berpikir lurus, karena ada banyak hal yang disembunyikan dari kita, itulah sebabnya kita bisa happy ketika kita minum alkohol. Tetapi dipenuhi dengan Roh Kudus itu tidak seperti ini, dipenuhi dengan Roh Kudus sangat akan membuat kita jadi berani, dipenuhi Roh Kudus akan membuat kita sangat tidak lagi insecure, dipenuh Roh Kudus akan membuat kita jadi joyful dan happy, itu jelas, tetapi Roh Kudus memenuhi kita, memberikan kita joy, memberikan kita keberanian lewat menunjukkan realita, lewat membuka realita, lewat memberikan kita pengetahuan, lewat memberikan kita lebih dari apa yang kita sebelumnya ketahui. Alkohol itu depresan, depresan bukan karena membuat depresi, tapi depresan karena dia itu meng-inhibisi sense kita, indera kita itu ditekan, jadi tadinya kita tahu segini, kita hanya tahu segini, makanya kita happy. Tetapi Roh Kudus, tadinya kita tahu segini, dia membuka kita dengan lebih, itulah sebabnya kita jadi happy, Roh Kudus itu menunjukkan lebih banyak realita, menunjukkan semua realita, sehingga hal-hal yang tadinya mengganggu kita, hal-hal yang tadinya membuat kita takut, itu jadi begitu kecil. Makanya dikatakan bahwa yang namanya Roh Kudus itu pekerjaanNya adalah mengiluminasi, membuat kita menyadari, bukan mendapat informasi baru, tapi menyadari bahwa problem yang selama ini kita miliki itu adalah problem yang sangat kecil, problem yang sementara, yang tidak ada apa-apanya, problem yang sehingga kita bisa mengatakan, ah tidak masalah, itu sebabnya kita bisa keluar dengan begitu joyful, begitu fearless, itulah sebabnya para rasul waktu mereka menginjili, mereka dikatakan bahwa mereka itu mabuk. Misalnya ketika hari ini saya mengajak jemaat berdoa syafaat untuk KPIN, dihati kita ada halangan kan ya? Dihati kita berkata, waduh tadi kan sudah doa syafaat, kok doa lagi, ada halangan kan ya? Ada inhibisi, ada problem yang menghalangi kita untuk melakukan hal itu, even kita tahu bahwa berdoa itu bagus, bukan hanya itu, tapi doa untuk KPIN saya tahu apa mengenai KPIN? Saya doa atau tidak doa tentang KPIN tidak ada artinya kali, halangan lagi ka ya? Tetapi apa yang akan terjadi kalau Roh Kudus bekerja dengan menyadarkan kita satu hal, di dalam PD pusat saya mengatakan bahwa Allah kita itu adalah Raja di atas segala raja, Dia itu yang paling tinggi, paling berkuasa, tapi waktu Dia memperkenalkan diriNya, Dia mengatakan, Saya adalah pembela hak dari para janda dan anak yatim yang orang-orang tidak mau pikirin, orang-orang yang paling rendah, orang-orang yang paling terbuang. Imam-imam di dalam bangsa lain itu serigkali juga punya posisi politik yang sangat tinggi, kenapa? Karena konsepnya adalah Allah itu selalu kerja dengan important people, Allah itu kerja dengan para bos, Allah itu kerjanya dengan orang yang paling di atas dong, ini yang benar, kita masih ingat cerita Naaman? Ketika dia mau cari kesembuhan kepada Israel, pembantunya sudah bilang, kamu cari nabi Elisa, jangan cari raja, tetapi waktu Naaman datang ke Israel, dia malah mencari raja, dia datang ke raja dulu karena konsepnya adalah kalau misalnya Tuhan itu benar-benar Tuhan, Dia akan bekerja dengan raja, masakan Dia bekerja dengan orang-orang rendahan? Tetapi Allah kita mengatakan, bahwa Saya adalah Raja di atas segala raja, tapi Saya adalah pembela hak dari para janda dan para yatim, apakah kita mengerti apa maksudnya ini? KPIN dan KKR regional tujuan orangnya siapa? Mereka pergi ke pelosok-pelosok daerah, mereka masuk ke sekolah-sekolah negeri, mereka pergi ke tempat-tempat yang kita mungkin belum pernah lihat sebelumnya, tempat-tempat yang kita tidak tahu, tempattempat yang orang tidak mau menjangkaunya, tetapi kita lihat bagaimana KPIN perlu didoakan, kenapa? KPIN bukan kita mau ekspansi, bukan, itu pekerjaan Tuhan, GRII KG 819 (hal 2) sama seperti Tuhan yang begitu tinggi, tapi Tuhan yang mau masuk sampai ke pelosok yang paling dalam, ke orang-orang yang paling terpinggirkan, kalau kita mendengar seperti ini, bukankah halangan yang ada dihati kita mulai hilang? Pertanyaannya adalah kenapa? Bukan karena awareness kita diperkecil seperti kita minum anggur, tetapi justru karena kita diperlihatkan gambaran yang lebih besar, kita diperlihatkan Tuhan kita seperti apa, kita diperlihatkan realita yang terjadi di atas dunia ini seperti apa dan oleh karena sekarang kita bisa melihat yang besar, problem kita yang tadinya begitu besar, menjadi begitu kecil, kenapa? Karena itu adalah pekerjaan Roh Kudus. Contoh yang lain adalah kalau kita menghadapi orang yang menyebalkan, apalagi orang itu adalah orang kristen, alasan menyebalkannya itu bermacam-macam, lalu kita berbicara dengan orang itu dan berkata, kamu harus sabar, dia bilang, tidak mau, sekali lagi ada halangan, ada inhibisi, ada problem yang membuat kita itu tidak mau. Lalu bagaimana caranya supaya kita bisa menghadap hal ini? Sekali lagi itu pekerjaan Roh Kudus, Roh Kudus membuka hati kita. Tuhan itu menyelamatkan kita sekali untuk selamanya, tetapi ada proses pengudusan yang panjang, dimana kita sedikit demi sedikit diproses, setiap hari setiap sifat, lalu kenapa Tuhan harus memakai proses dalam hidup kita? Kenapa menguduskan kita tidak sekali jadi saja? Bukankah Dia maha kuasa? Bukankah Dia bisa membuat kita langsung sempurna dan bukankah itu lebih baik? Kalau sudah sempurna kita kan bisa langsung mengerjakan hal yang besar dalam dunia ini, ya kan? Misalnya dalam skala kecil, ketika kita salah dan disadarkan, lalu kita memukul jidat dan berkata, waduh kenapa kebenaran ini baru tahu sekarang, kenapa bukan dari 30 tahun yang lalu? Dalam alkitab ada problem seperti ini juga, kenapa ada poligami dalam alkitab? Kenapa ada perbudakan? Kenapa tidak dibereskan dari awal? Kenapa Tuhan menunggu begitu lama untuk membereskan semua hal itu, kenapa? Lalu ada orang yang berkata, ooh alkitab ini ketinggalan zaman, masih mendukung yang namanya poligami dsb., ooh tidak, jangan berpikir seperti itu, kenapa? Karena cerita poligami di alkitab, kalau kita perhatikan, itu selalu berakibat buruk, itu sebabnya kita bisa mengatakan, Tuhan bukan tolelir poligami, setiap cerita mengenai poligami di alkitab itu berakhir dengan kemalangan, itu message dari alkitab. Alkitab itu jelas, kita tidak bisa mengatakan bahwa alkitab tolelir hal seperti ini, tidak, tapi pertanyaannya adalah kenapa Allah tidak memberikan hukum yang ke sebelas, tidak boleh menikah lebih dari satu wanita? Kenapa dibiarkan terus seperti itu? Kenapa harus sedikit demi sedikit? Ada seseorang yang menjawab hal ini dan jawabannya menurut saya cukup bagus, jawabanya adalah Tuhan kasih kesadaran kepada kita akan dosa-dosa kita itu pelan- pelan, karena kalau Dia memberikan kesadaran akan dosa itu langsung, kita tidak akan tahan, kita akan bunuh diri. Sama dengan presence of God, melihat kehadiran Tuhan, kan dikatakan, kalau kamu melihat kemuliaan Tuhan, melihat kehadiran Tuhan secara langsung, kamu akan mati, karena Dia terlalu suci, karena Dia api yang menghanguskan, karena kita tidak tahan sama Dia. Tapi apsek yang lain adalah kalau kita bertemu dengan Dia, kita akan mati bukan hanya karena kita tidak tahan sama Dia, tapi karena kita bisa melihat seluruh kebobrokan kita, kita tidak akan tahan sama diri kita sendiri, kita akan bunuh diri. Jadi alasan mengapa Tuhan bersabar dan pelan-pelan merubah kita karena itu adalah satu-satunya cara untuk Dia menghabisi kesalahankesalahan kita tanpa menghabisi kita juga, karena Dia itu mencintai kita, Dia tahu kita tidak tahan, Dia tahu kita orang berdosa, dalam Mazmur dikatakan, Dia mencintai kita karena Dia tahu kita hanya debu. Lalu coba bayangkan waktu kita kesal dengan orang lain dan rasanya ingin membunuh dia, kita tidak tahan dengan dosa-dosa dia, kemudian kita ingat hal ini bahwa kita sendiri juga ada banyak kesalahan-kesalahan yang hari ini Tuhan tidak bukakan supaya kita tidak mati. Kalau kita mengetahui hal itu bukankah langsung halangan yang tadi ada dihati kita untuk mengasihi dia, halangan yang tadi ada di kepala kita untuk menolak berkomunkasi lagi dengan dia, bukankah halangan-halangan tersebut mulai sirna? Kenapa bisa seperti ini, karena Roh Kudus membuat kita mengerti lebih, sehingga problem kita yang tadinya begitu besar menjadi sangat kecil, aah ini tidak masalah, apa sih artinya rasa malu saya ditolak manusia, saya menginjli ditolak manusia kalau saya mengingat Tuhan saya sudah ditolak habis-habisan, bahkan saya sendiri pun menolak Dia, and yet Dia tetap mencintai saya? Apa sih artinya ditolak sama orang lain? Inilah pekerjaan Roh Kudus. Ekspresi dari pada pekerjaan Roh Kudus itu bisa bermacam-mecam fenomenanya, tetapi benang merahnya itu jelas satu, waktu Tuhan Yesus dibaptis, ada Roh Kudus, ada Bapa, turunnya Roh Kudus, apa yang dikatakan oleh Bapa, inilah AnakKu yang Kukasih, kepadaNya-lah Aku berkenan, lalu dalam Roma 8:16 dikatakan, Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah, lalu Galatia 4:6 dikatakan, dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh AnakNya ke dalam hati kita yang berseru-seru, ya Abba, ya Bapa, itulah pekerjaan Roh Kudus. Pekerjaan Roh Kudus adalah memberitahukan kepada kita bahwa kita dikasihi layaknya seorang anak, sebagaimana kalau kita tahu anak kita lemah, kita mengayomi dia, seperti itu juga Allah kita. Waktu Roh Kudus bekerja dalam hidup kita kenapa kita mempunyai joyfulness, kenapa rasul-rasul bisa mengabarkan injil keluar dan sampai dikatakan mabuk? Apa GRII KG 819 (hal 3) yang terjadi dan yang kita dapatkan waktu Roh Kudus masuk dalam hati kita, Roh Kudus mengatakan, kamu adalah anakKu dan kalau kamu adalah anakKu, hal apa sih yang harus jadi problem, semua jadi kecil? Yohanes 14:26 mengatakan, tetapi penghibur yaitu Roh Kudus yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu itulah pekerjaan Roh Kudus. Sebagai ilustrasi, Thomas Goodwin mengatakan, ada seorang anak kecil yang berjalan sama papanya, lalu tiba-tiba papanya menggendong anak ini, memeluk dia, membisikkan kata-kata yang penuh kasih, dia berkata, dia rela mati bagi anak ini, dia rela membuang semua mimpinya untuk anak ini, lalu kemudian anak itu diturunkan dan kembali berjalan, lalu anak itu menangis. Lalu pertanyaan Thomas Goodwin adalah apakah si anak somehow lebih jadi anak ketika dia sedang digendong? Apakah kalau tidak digendong dan tidak dibisikkan seperti itu, dia bukan anak? Tidak kan, secara status, secara hukum ya tidak, sama saja, mau dijalanan, mau digendong, sama saja, secara objektif itu tidak ada perubahan, tetapi secara subyektif sangat berbeda, karena anak itu waktu digendong, dibisikkan, bukan hanya sedang tahu, tetapi dia sedang mengalami, menghidupi kasih dari ayahnya, menghidupi apa yang namanya jadi anak. Kenapa itu pekerjaan Roh Kudus, karena itulah poblem kita dalam hidup ini? Seringkali kenapa kita ada problem dalam penginjilan, kenapa kita ada problem ketika bersaksi dalam masyarakat? Kenapa kita ada problem dalam mengampuni orang lain? Karena kita tidak ingat, kita tidak punya realita yang penuh, kita hanya tahu kecil dan karena kita kecil itu problem kita jadi besar sekali, kita tidak ingat siapa diri kita, itu problem kita, tugas Roh Kudus adalah mengingatkan kita akan hal ini. Sebagai analogi, Martyn Llyod Jones mengatakan, ada satu negara yang memakai system perbudakan yang sudah lama, ada yang mulai dari kakeknya budak, seumur hidup menjadi budak, lalu satu hari datang seorang raja yang baik dan menghapuskan semua system perbudakan itu. Tetapi even dalam keadaan seperti itu Martyn Llyod Jones mengatakan, even setelah semua status itu lengkap, lalu satu hari ada seorang budak tua berjalan, dan dia akan berpapasan dengan seorang bangsawan, apa yang si budak ini akan lakukan? Dia akan menundukkan kepalanya, dia tidak berani lihat mata ke mata dan kalau seandainya si bangsawan ini mengatakan, berhenti mungkin si budak tua itu akan berhenti, meskioun sebenarnya secara status sudah tidak ada lagi, ada hukum yang mencegah itu. Tapi yang terjadi adalah karena sudah terbiasa bertahun-tahun hidup sebagai budak, pada akhirnya meskipun statusnya sudah beres, secara kebiasaan, secara eksistensi, secara subyektif mereka masih menganggap dirinya budak, mereka masih menghidupi kehidupan budak itu. Itulah kita, itulah yang seringkali missing dalam hidup kita, especially kita sebagai orang refomed sangat rentan terhadap hal ini, kenapa? Karena kita sebagai orang reformed seringkali berpikir yang penting adalah kita belajar dan belajar, doktrin ini dan doktrin itu, dalam otak kita sih kita mengetahui bahwa kita adalah anak-anak Allah, tetapi itulah sebabnya, kita hanya tahu, itu sebabnya ketika kembali ke kantor, kita kembali hidup sebagai budak, kita membuat keputusan-keputusan berdasarkan uang, berdasarkan karir, berdasarkan penerimaan orang lain. Seberapa sering kita sebagai orang reformed yang penting kita tahu, kita tahu? Tetapi siapa yang akan bisa mengaplikasikannya? Apakah kita bisa melakukan itu sendiri? Tidak bisa, kita powerless, karena kita lupa status kita, kita begitu mudah untuk lupa akan statusnya dihadapan Tuhan, kita sudah terbiasa menghidupi kehidupan budak, sehingga kita tidak ingat siapa kita, kita sudah terbiasa menganggap diri center, kita sudah terbiasa menganggap diri kita itu hanya segini, oleh karena itu ketika ada problem yang segini, itu menjadi problem yang sangat-sangat besar buat kita, kita sudah terbiasa seperti itu. Maka kalau kita tahu pun, pengetahuan itu tidak bergerak ke arah yang lain, tidak akan ada gunanya, itulah kenapa kita perlu Roh Kudus, apakah kita mulai rasa tidak enak? Apakah kita sudah mulai disardakan bahwa betapa kita begitu powerless-nya? Sehingga kita itu bukan hanya perlu diberitahu, bahkan untuk kita bisa mengaplikasikan apa yang kita sudah tahu saja, kita tidak bisa, karena kita begitu pelupa. Tetapi kabar baiknya adalah justru dalam point keterpurukan inilah kuasa Allah dinyatakan dengan sangat jelas. Apa bedanya khotbah dan kuliah? Jonathan Edward mengatakan satu hal yang menarik, yang namanya kuliah itu masalah informasi, kuliah itu menyediakan data, tapi khotbah adalah mengambil apa yang kita sudah tahu dan membuatnya menjadi riil, menjadi nyata dalam hidup kita. Dalam ayat yang sudah kita baca bahwa pekerjaan Roh Kudus adalah mengambil apa yang Kristus katakan dan membuatnya menjadi riil, mengingatkan kita apa yang Kristus telah katakan, itu berarti Tuhan benar-benar menerima kita apa adanya, itulah sebabnya Dia memberikan kita ibadah setiap minggu dan ibadah tidak cukup, itulah sebabnya Aku menciptakan doa, doa adalah cara lain untuk mengingat Aku dan bukan hanya itu saja, jangan kuatir mengenai bagaimana untuk berdoa, kamu akan tahu ketika kamu melakukannya salah, karena ketika kamu melakukan doa secara salah, kamu akan merasa hidupmu hampa, kamu akan merasa doamu begitu kering, kamu lihat Aku sudah mendisain doa sehingga kamu akan langsung bisa menyadari bahwa kamu melakukannya dengan salah, sama seperti Aku mendisain tubuhmu dengan rasa sakit, sehingga kamu langsung menyadari ada sesuatu yang salah dalam tubuhmu kalau kamu merasakan sakit, kamu akan menyadari ada sesuatu yang salah dengan doamu kalau doa kamu begitu kering, karena kamu tidak mengingat Aku dalam doamu. Aku sudah memikirkan segalanya, Aku tahu kamu pelupa, itulah sebabnya Aku GRII KG 819 (hal 4) mengirim Roh Kudus untuk memperbaharui itu terus, untuk mengingatkanmu terus lewat firman, lewat mimbar. Jadi kenapa kita mau ibadah tiap minggu dan berdoa? Karena di dalam ibadahlah Roh Kudus bekerja, dimana kita diingatkan siapa Allah kita, siapa Dia bagi kita, sehingga waktu kita melihat hidup kita, hidup kita diperluas, problem kita mengecil dan kita bisa keluar dengan joyfulness, kita bisa keluar dengan fearlessness, hal-hal yang tadinya mengganggu kita, kita rasa itu tidak ada apa-apanya, kenapa? Karena Tuhan kita sudah menyediakan segala sesuatu buat kita, Dia bukan hanya menerima saya karena hanya ingin tahu, Dia menerima saya walaupun Dia tahu saya bakal lupa apa yang sudah Dia katakan. Itulah sebabnya Dia kirim Roh Kudus untuk kita, kita lihat Tuhan kita seperti apa? Inilah pekerjaan Roh Kudus. Amin. Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah (AS) GRII KG 819 (hal 1)