pengaruh beauty vlogger sebagai celebrity

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH BEAUTY VLOGGER SEBAGAI CELEBRITY ENDORSER
TERHADAP NIAT BELI DENGAN ASOSIASI MEREK SEBAGAI
INTERVENING VARIABLE
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Nina Yunita Sari
NIM: 132214200
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah
segala rencanamu”
(Amsal 16:3)
“Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap
hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia”
(Kolose 3:23)
“For beautiful eyes, look for the good in others;
For beautiful lips, speak only words of kindness;
& For poise, walk with the knowledge that you are never alone”
(Audrey Hepburn)
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus sumber cinta sejati dan segala pertolongan
Ayah dan Bunda yang selalu melimpahi kasih yang tiada tara, I love you
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN - PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi
dengan judul:
PENGARUH BEAUTY VLOGGER SEBAGAI CELEBRITY ENDORSER
TERHADAP NIAT BELI DENGAN ASOSIASI MEREK SEBAGAI
INTERVENING VARIABLE
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak
terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara
menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang
menunjukkan gagasan atau pendapat atau pikiran penulis lain yang saya akui seolaholah sebagai tulisan saya sendiri dan tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan
yang saya salin, tiru, atau yang diambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan
pengakuan pada penulis aslinya.
Yogyakarta, 5 Juni 2017
Yang menyatakan,
Nina Yunita Sari
NIM: 132214200
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
: Nina Yunita Sari
Nomor Induk Mahasiswa
: 132214200
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGARUH BEAUTY VLOGGER SEBAGAI CELEBRITY ENDORSER
TERHADAP
NIAT
BELI
DENGAN
ASOSIASI
MEREK
SEBAGAI
INTERVENING VARIABLE
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma
hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, mempublikasikannya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin kepada
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta,
Pada tanggal 5 Juni 2017
Nina Yunita Sari
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat, rahmat, dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
dengan judul “PENGARUH BEAUTY VLOGGER SEBAGAI CELEBRITY
ENDORSER TERHADAP NIAT BELI DENGAN ASOSIASI MEREK
SEBAGAI INTERVENING VARIABLE”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dan terselesaikan dengan baik tanpa
bantuan, dukungan, serta kerjasama dari berbagai pihak yang dengan tulus dan rela
mengorbankan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis sampai penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Johanes Eka Priyatma, M. Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.B.A selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Ibu Lucia Kurniawati, S.Pd., M.S.M, selaku dosen pembimbing I terimakasih atas
bimbingan dan dukungannya, terimakasih selalu memberikan yang terbaik dan
memotivasi tiada henti.
5. Ibu M.T. Ernawati, S.E., M.A., selaku dosen pembimbing II, terimakasih atas
bimbingan dan dukungannya, terimakasih telah memberikan pencerahan dan
memberikan yang terbaik.
6. Bapak dan Ibu Guru dan Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, yang memberikan ilmu yang
berguna untuk menjalani hidup.
7. Ayah dan Bunda, terimakasih atas segalanya, kasih yang melimpah, doa yang tak
pernah berhenti, dan selalu mendukung di barisan paling depan, terimakasih telah
membuat penulis merasa menjadi anak paling beruntung yang ada di dunia.
8. Prima Adi Nugroho, terimakasih atas doa, dukungan dan perhatian yang
diungkapkan dengan cara yang unik.
9. Samuel Gianluca Endico, pria sangar berhati lembut yang selalu ada untuk
mendukung, menjaga, sebagai teman berbagi dalam suka duka, dan selalu siaga di
tengah masa merantau penulis untuk menempuh pendidikan
10. Keluarga “Rumpi Manjah” Widha, Wimpy, Edwina dan Noni terimakasih atas
kebersamaan dalam suka duka dan sebagai teman berbagi dalam beberapa tahun
ini. Semoga pertemanan ini dapat terjaga sampai tua nanti.
11. Keluarga besar Manajemen 2013 Universitas Sanata Dharma yang tidak bisa saya
sebut satu persatu sebagai teman seperjuangan dalam menempuh pendidikan.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12. Teman-teman satu bimbingan skripsi Noni, Sam, Gugun, Rossa, Gretha, Vale,
Tania, Zane, Alvin, Ricky, Vian, Pram, Jon, Reza, Arif, Mike, dan Lukas yang
selalu berproses bersama dalam penyusunan skripsi ini serta memberikan
dukungan motivasi kepada saya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
menyempurnakan tulisan ini.
Yogyakarta, 5 Juni 2017
Penulis
Nina Yunita Sari
NIM: 132214200
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...........................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .....................................................................................
iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ......................................
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................................
vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ...............................................................................
vii
HALAMAN DAFTAR ISI..............................................................................................
x
HALAMAN DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xiii
HALAMAN DAFTAR GRAFIK ...................................................................................
xiv
HALAMAN DAFTAR TABEL .....................................................................................
xv
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xvi
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................................
xvii
HALAMAN ABSTRACT ...............................................................................................
xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................
1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................
6
C. Pembatasan Masalah .............................................................................................
7
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Tujuan Penelitian...................................................................................................
8
E. Manfaat Penelitian.................................................................................................
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..........................................................................................
11
A. Landasan Teori ......................................................................................................
11
1. Pemasaran ..................................................................................................
11
2. Komunikasi Pemasaran .............................................................................
14
3. Periklanan ..................................................................................................
18
4. Celebrity Endorser ....................................................................................
24
5. Merek .........................................................................................................
30
6. Niat Beli.....................................................................................................
35
B. Penelitian Sebelumnya ..........................................................................................
41
C. Kerangka Konseptual Penelitian ...........................................................................
45
D. Rumusan Hipotesis ................................................................................................
46
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................
51
A. Jenis Penelitian ......................................................................................................
51
B. Subjek dan Objek Penelitian .................................................................................
53
C. Waktu dan Lokasi Penelitian.................................................................................
54
D. Variabel Penelitian ................................................................................................
54
E. Definisi Variabel ...................................................................................................
55
F. Definisi Operasional .............................................................................................
58
G. Populasi dan Sampel .............................................................................................
62
H. Teknik Pengambilan Sampel .................................................................................
63
I. Sumber Data ..........................................................................................................
64
J. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................................
64
K. Teknik Pengujian Instrumen .................................................................................
65
L. Teknik Analisa Data ..............................................................................................
68
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV GAMBARAN UMUM .....................................................................................
80
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN………………………………… .
88
A. Deskripsi Awal Penelitian .....................................................................................
88
B. Karakteristik Responden .......................................................................................
89
C. Deskripsi Variabel Penelitian ................................................................................
92
D. Pengujian Instrumen ..............................................................................................
97
E. Pengujian Asumsi Klasik .....................................................................................
100
F. Analisis Data .........................................................................................................
104
G. Pembahasan ...........................................................................................................
118
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN……………………… .
124
A. Kesimpulan............................................................................................................
124
B. Saran ......................................................................................................................
125
C. Keterbatasan ..........................................................................................................
127
DAFTAR REFERENSI……………………… ..............................................................
129
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Proses Pengambilan Keputusan ...................................................................
39
Gambar 2.2. Tahapan di antara Pengevaluasian Alternatif dan Pengambilan
Keputusan ..........................................................................................................................
40
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual Penelitian ...................................................................
45
Gambar 3.1 One-Shot Case Study .....................................................................................
52
Gambar 3.2 Diagram Analisis Jalur ..................................................................................
71
Gambar 5.1 Hubungan Sub-struktur X1 dan X2 terhadap Y ..............................................
104
Gambar 5.2. Hubungan Sub-struktur X1, X2 dab Y terhadap Z ........................................
110
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GRAFIK
Grafik 5.1 Tahun Angkatan Responden ............................................................................
90
Grafik 5.2 Usia Responden ...............................................................................................
91
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Tabel Skata Data Variabel Penelitian ...............................................................
92
Tabel 5.2 Tabel Frekuensi Data Variabel Kredibilitas......................................................
93
Tabel 5.3 Tabel Frekuensi Data Variabel Daya Tarik ......................................................
94
Tabel 5.4 Tabel Frekuensi Data Variabel Asosiasi Merek ...............................................
95
Tabel 5.5 Tabel Frekuensi Data Variabel Niat Beli .........................................................
96
Tabel 5.6 Tabel Pengujian Validitas Variabel Kredibilitas ..............................................
98
Tabel 5.7 Tabel Pengujian Validitas Variabel Daya Tarik ...............................................
98
Tabel 5.8 Tabel Pengujian Validitas Variabel Asosiasi Merek ........................................
99
Tabel 5.9 Tabel Pengujian Validitas Variabel Niat Beli ...................................................
99
Tabel 5.10 Tabel Pengujian Reliabilitas Variabel Penelitian............................................
100
Tabel 5.11 Hasil Uji Normalitas .......................................................................................
101
Tabel 5.12 Hasil Uji Multikolinieritas ..............................................................................
102
Tabel 5.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas ..........................................................................
103
Tabel 5.14 Hasil Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi .............................................
105
Tabel 5.15 Hasil Hasil Perhitungan secara Parsial............................................................
106
Tabel 5.16 Hasil Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi .............................................
111
Tabel 5.17 Hasil Hasil Perhitungan secara Parsial............................................................
111
Tabel 5.20 Analisis Jalur X1, X2 terhadap Y dan Dampaknya terhadap Z ......................
118
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel Data Responden Berdasakan Usia dan Tahun Angkatan ...................
133
Lampiran 2 Tabel Skor Jawaban Variabel Niat Beli ........................................................
134
Lampiran 3 Tabel Skor Jawaban Variabel Daya Tarik .....................................................
135
Lampiran 4 Tabel Skor Jawaban Variabel Asosiasi Merek .............................................
136
Lampiran 5 Tabel Skor Jawaban Variabel Niat Beli .......................................................
137
Lampiran 6 Kuesioner Penelitian ......................................................................................
138
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENGARUH BEAUTY VLOGGER SEBAGAI CELEBRITY ENDORSER
TERHADAP NIAT BELI DENGAN ASOSIASI MEREK SEBAGAI
INTERVENING VARIABLE
Nina Yunita Sari
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh kredibilitas dan daya
tarik dari seorang beauty vlogger terhadap niat beli, (2) pengaruh kredibilitas dan
daya tarik dari seorang beauty vlogger terhadap asosiasi merek, (3) pengaruh asosiasi
merek terhadap niat beli, (4) pengaruh secara tidak langsung kredibilitas dan daya
tarik dari seorang beauty vlogger terhadap niat beli melalui asosiasi merek sebagai
intervening variable. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Responden dalam
penelitian ini sebanyak 50 orang dan pengambilan sampel menggunakan teknik
purposive sampling. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen jenis pre
experimental design yaitu one-shot case study. Teknik analisis data dalam penelitian
ini adalah Analisis Jalur menggunakan Aplikasi SPSS 16. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa (1) kredibilitas dan daya tarik dari seorang beauty vlogger tidak
berpengaruh terhadap niat beli, (2) kredibilitas dan daya tarik dari seorang beauty
vlogger berpengaruh terhadap asosiasi merek, (3) asosiasi merek berpengaruh
terhadap niat beli, (4) kredibilitas dan daya tarik dari seorang beauty vlogger
berpengaruh secara tidak langsung terhadap niat beli melalui asosiasi merek sebagai
intervening variable.
Kata kunci : Kredibilitas, Daya Tarik, Asosiasi Merek, Niat Beli.
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF BEAUTY VLOGGER AS CELEBRITY ENDORSER
TOWARD PURCHASE INTENTION WITH BRAND ASSOCIATION AS THE
INTERVENING VARIABLE
Nina Yunita Sari
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2017
This research aims to know (1) the influence of beauty vlogger’s credibility
and attractiveness toward purchase intention (2) the influence of beauty vlogger’s
credibility and attractiveness toward brand association (3) the influence of brand
association toward purchase intention (4) the indirect influence of beauty vlogger’s
credibility and attractiveness toward purchase intention with brand association as the
intervening variable. The population in this research are students of Management
Study Program, Sanata Dharma University. There are 50 respondents in this research
and the sampling technique is purposive sampling. This research used pre
experimental design type one-shot case study as the experiment method. This
research used path analysis using IBM SPSS Statistics 16 as the data analysis
technique. The results of this research were (1) beauty vlogger’s credibility and
attractiveness did not influence purchase intention (2) beauty vlogger’s credibility
and attractiveness influenced brand association (3) brand association influenced
purchase intention (4) beauty vlogger’s credibility and attractiveness indirectly
influenced purchase intention with brand association as the intervening variable.
Keywords : Credibility, attractiveness, brand association, purchase intention.
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fenomena video blog atau vlog sudah ada sejak tahun 2009 dan kini
semakin menjamur di masyarakat. Menurut urban dictionary, vlog merupakan
sebuah video dokumentasi jurnalistik yang beredar di dalam web yang berisi
tentang hidup, pikiran, opini, dan ketertarikan. Konten vlog sangat bervariasi,
namun sejauh ini jika mengacu pada pertumbuhan jumlah vloggers dan viewersnya, konten vlog yang terpopuler adalah seputar fashion dan kecantikan
(http://wolipop.detik.com/read/2016/05/13/170521/3209992/1133/ini-kontenvlogdan-video-youtube-yang-populer-di-indonesia-2016,
diakses
tanggal
02-10-
2016). Vlog yang kontennya berkaitan dengan fashion dan kecantikan ini disebut
dengan beauty vlog. Beauty vlogger adalah orang yang menciptakan panduan
kecantikan dan yang berhubungan dengan fashion, dikemas dalam bentuk video
dengan tujuan untuk membagikan informasi dan pengalamannya, video ini
kemudian diunggah ke platform media sosial seperti YouTube dan Instagram.
Perusahaan yang bergerak di bidang fashion dan kecantikan mulai
menjadikan beauty vlogger sebagai selebriti pendukung (celebrity endorser)
untuk mempromosikan produknya dengan beauty vlog sebagai medianya.
Informasi dengan model vlog dirasa lebih efektif daripada iklan-iklan yang
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
selintas lewat karena dengan gaya narasi atau video, para pencari informasi suatu
produk dapat merasa lebih dekat dengan barang yang akan dibelinya meskipun
sebenarnya
mereka
tidak
bisa
benar-benar
menyentuh
produknya
(http://print.kompas.com/baca/opini/jajak-pendapat/2016/06/07/Rimba-Kosmetikdi-Era-Digital,
diakses
tanggal
21-10-2016).
Selain
itu,
dikutip
dari
Dailymail.co.uk, sebuah perusahaan platform pemasaran video yang bernama
Pixability bekerja sama dengan YouTube melakukan sebuah survei tentang
vlogger yang kerap mengunggah panduan kecantikan ke YouTube, hasilnya
adalah 61 persen wanita akan melihat video panduan kecantikan yang diunggah
para vlogger di YouTube dan 38 persen wanita mengatakan akan membeli produk
yang ditampilkan dalam video yang mereka lihat tersebut (http://www.koransindo.com/news.php?r=4&n=12&date=2016-01-26, diakses tanggal 21-102016).
The Body Shop merupakan salah satu brand yang bekerjasama dengan
beberapa
beauty
vlogger
untuk
mempromosikan
produk-produknya
(http://lifestyle.bisnis.com/read/20151124/104/495061/produk-kecantikan-mulailirik-promosi-lewat-video-blogging, diakses tanggal 02-10-2016). Salah satu
beauty vlogger yang dipilih The Body Shop adalah Abel Cantika atau yang akrab
disapa Abellyc dalam beauty vlog yang berjudul “Fresh Everyday Makeup with
The Body Shop (Skincare routine)”. Pada channel YouTube milik The Body
Shop, beauty vlog milik Abellyc yang berisi review dan demo produk The Body
Shop ini dipublikasikan pada tanggal 12 April 2016 dan sampai tanggal 20 Juni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
2017 telah ditonton sebanyak lebih dari 22.720 viewers, sedangkan di channel
YouTube milik Abellyc yang dipublikasikan pada tanggal 24 Maret 2016 telah
ditonton sebanyak lebih dari 205.300 viewers (pada tanggal 20 Juni 2017).
Jumlah viewers beauty vlog milik Abellyc ini jumlahnya paling banyak
dibandingkan 21 beauty vlogger lainnya yang bekerja sama dengan The Body
Shop (pada tanggal 9 September 2016). Karakteristik sebagai seorang endorser
yang dimiliki Abellyc dapat dibuktikan dengan atribut yang dimiliki Abellyc
sebagai beauty vlogger yaitu image yang baik dikalangan para wanita, good
looking, keahliannya menggunakan makeup, dan kemampuan membuat vlog
dengan konten yang menarik.
Menurut Shimp (2014:259) terdapat dua atribut umum yang dimiliki oleh
endorser yaitu kredibilitas (credibility) dan daya tarik (attractiveness), dimana
kedua atribut ini berkontribusi terhadap efektivitas endorser. Kredibilitas
(credibility) mengacu pada kecenderungan untuk percaya seseorang. Daya tarik
(attractiveness) termasuk sejumlah karakteristik positif yang dapat dilihat oleh
konsumen di dalam diri seorang endorser. Beauty vlogger yang dianggap kredibel
apabila beauty vlogger tersebut jujur dalam presentasinya yang terlihat dari cara
pandang yang objektif dan tidak berusaha memanipulasi penonton. Seorang
beauty vlogger yang kredibel dan ditambah dengan daya tarik yang dimilikinya
dalam berbagi hal, dapat membuat khalayak sasaran terpengaruh dan muncul niat
untuk melakukan pembelian produk yang didukungnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Niat beli menurut Mowen dan Minor (2002:55) didefinisikan sebagai
penentu dari pembeli untuk melakukan suatu tindakan seperti membeli suatu
produk atau jasa. Niat beli (purchase intention) dapat diartikan sebagai
kemungkinan bahwa konsumen akan melakukan pembelian produk tertentu. Niat
beli merupakan salah satu tahapan yang ada dalam proses pengambilan keputusan
konsumen.
Sebuah sumber informasi, dalam hal ini beauty vlogger, yang dianggap
kredibel akan membuat sikap penonton berubah melalui proses psikologis yang
disebut internalisasi, sedangkan seorang konsumen yang menganggap bahwa
endorser menarik maka persuasi akan terjadi melalui identifikasi (Shimp,
2014:260). Internalisasi terjadi ketika penonton menerima posisi endorser
terhadap masalah seperti dirinya sendiri dan identifikasi terjadi ketika konsumen
melihat sesuatu yang mereka anggap menarik dari diri endorser. Mereka
mengidentifikasi sang endorser dan cenderung mengadopsi sikap, perilaku,
minat, atau preferensi si erndorser. Hal ini berarti penonton memiliki pemikiran
atau kesan tersendiri terhadap sesuatu yang berkaitan dengan beauty vlogger,
termasuk merek yang didukungnya.
Aaker dalam Kertamukti (2015:96) mendefinisikan “Brand association is
anything liked in memory to a brand”. Brand association atau asosisasi merek
adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang yang terkait dengan
ingatannya mengenai suatu merek. Asosiasi merek mencerminkan pencitraan
seseorang terhadap kesan tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
manfaat, atribut produk, geografis, harga, pesaing, selebritis, dan lain-lain. Pada
umumnya asosiasi merek (terutama yang membentuk brand image) menjadi
pijakan bagi konsumen dalam keputusan pembelian dan loyalitasnya pada merek
tersebut (Durianto dan Sitinjak dalam Ardiyanto, 2013:35).
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah beauty vlogger
sebagai celebrity endorser dengan dua atribut yang dimilikinya yaitu kredibilitas
(credibility) dan daya tarik (attractiveness) dapat memengaruhi asosiasi merek
(brand association) sekaligus niat beli konsumen. Konsumen yang telah memiliki
kesan positif yang berkaitan dengan ingatan konsumen tentang sebuah merek,
ingatan tersebut menimbulkan niat beli (purchase intention) sebelum konsumen
memutuskan untuk membeli. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik
untuk melakukan sebuah penelitian yang berjudul “PENGARUH BEAUTY
VLOGGER SEBAGAI CELEBRITY ENDORSER TERHADAP NIAT BELI
DENGAN ASOSIASI MEREK SEBAGAI INTERVENING VARIABLE”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. Rumusan Masalah
Dua atribut umum yang dimiliki oleh endorser yaitu kredibilitas
(credibility) dan daya tarik (attractiveness) dapat memengaruhi berbagai khalayak
sasaran dan muncul niat untuk melakukan pembelian produk yang didukungnya.
Beauty vlogger yang dianggap kredibel akan membuat sikap penonton berubah
melalui proses psikologis yang terjadi ketika penonton menerima posisi endorser
terhadap masalah seperti dirinya sendiri, tetapi tidak hanya itu, ketika seorang
beauty vlogger dianggap menarik maka mereka juga mengidentifikasi sang
endorser dan cenderung mengadopsi sikap, perilaku, minat, atau preferensi si
endorser. Hal ini berarti penonton memiliki pemikiran atau kesan tersendiri
terhadap sesuatu yang berkaitan dengan beauty vlogger atau hal lain yang
berhubungan dengan bidangnya, termasuk merek yang didukungnya, dimana
pemikiran atau kesan ini akan memunculkan niat beli.
Beragam pertanyaan timbul mengenai hal ini. Meskipun dalam teori
mengatakan demikian apakah dalam kenyataannya dua dimensi celebrity
endorser ini benar-benar berpengaruh terhadap kesan atau pemikiran konsumen
mengenai sebuah merek yang akhirnya memengaruhi niat beli konsumen? Karena
bisa saja para penonton ini hanya terpengaruh oleh daya tarik yang dimiliki oleh
seorang beauty vlogger dan cenderung tidak memerhatikan kredibilitas seorang
beauty vlogger, atau bahkan sebaliknya. Niat beli yang muncul dari seorang
konsumen juga mungkin dikarenakan asosiasi positif konsumen mengenai merek
yang dipengaruhi oleh daya tarik dan kredibilitas beauty vlogger yang kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
menimbulkan niat beli. Berangkat dari hal ini, maka pertanyaan penelitian yang
ingin dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah kredibilitas (credibility) dan daya tarik (attractiveness) dari seorang
beauty vlogger berpengaruh terhadap niat beli (purchase intention)?
2. Apakah kredibilitas (credibility) dan daya tarik (attractiveness) dari seorang
beauty vlogger berpengaruh terhadap asosiasi merek (brand association)?
3. Apakah asosiasi merek (brand association) berpengaruh terhadap niat beli
(purchase intention)?
4. Apakah kredibilitas (credibility) dan daya tarik (attractiveness) dari seorang
beauty vlogger berpengaruh secara tidak langsung terhadap niat beli
(purchase intention) melalui asosiasi merek (brand association) sebagai
intervening variable?
C. Batasan Masalah
Peneliti hanya akan membahas atau mencari tahu atau meneliti variabelvariabel yang akan diteliti, yakni dua atribut celebrity endorser yaitu kredibilitas
(credibility) dan daya tarik (attractiveness), asosiasi merek (brand association),
serta niat beli (purchase intention). Hal-hal lain, ataupun variabel lain di luar
variabel-variabel tersebut atau yang tidak berkaitan dengan variabel tersebut tidak
akan dibahas atau diteliti. Penelitian ini menggunakan salah satu jenis pre
experimental design yaitu one-shot case study dengan jumlah 50 sampel dan
dilaksanakan di Ruang K.II/51 lt. II Gedung I Fakultas Ekonomi USD. Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
dalam penelitian ini akan mengumpulkan satu kelompok eksperimen, kemudian
treatment atau perlakuan yang dilakukan adalah dengan memutarkan satu beauty
vlog yang berisi demonstrasi dan review produk dari The Body Shop. Beauty vlog
yang akan digunakan berjudul “Fresh Everyday Makeup with The Body Shop
(Skincare routine)” yang dibuat oleh Abel Cantika, beauty vlog ini telah diunggah
di channel YouTube Abel Cantika dan di channel YouTube milik The Body
Shop. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswi Program
Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang
menggunakan kosmetik dan yang pernah menonton beauty vlog dari berbagai
media sosial seperti Instagram atau YouTube.
D. Tujuan Penelitian
Peneliti berharap penelitian ini akan memberikan manfaat sesuai dengan tujuan
penelitian ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kredibilitas (credibility) dan daya
tarik (attractiveness) dari seorang beauty vlogger terhadap niat beli (purchase
intention).
2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kredibilitas (credibility) dan daya
tarik (attractiveness) dari seorang beauty vlogger terhadap asosiasi merek
(brand association).
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh asosiasi merek (brand association)
terhadap niat beli (purchase intention).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
4. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara tidak langsung kredibilitas
(credibility) dan daya tarik (attractiveness) dari seorang beauty vlogger
terhadap niat beli (purchase intention) melalui asosiasi merek (brand
association) sebagai intervening variable.
E. Manfaat Penelitian
Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini bermanfaat untuk para pebisnis sebagai bahan pertimbangan
manajemen untuk pengambilan keputusan mengenai jenis dan media yang
efektif dan efisien untuk dipakai atau digunakan dalam pemasaran produk,
serta dalam mengembangkan strategi pemasaran terutama di era digital yang
makin canggih dan pengguna internet yang terus meningkat.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teoriteori yang telah didapatkan selama di bangku kuliah dan memperluas
wawasan penulis mengenai efektivitas beauty vlogger sebagai selebriti
pendukung dalam sebuah komunikasi pemasaran dan pengaruhnya terhadap
asosiasi merek yang kemudian menimbulkan niat beli konsumen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3. Bagi penelitian lanjutan
Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi atau masukan bagi peneliti lain
dalam melakukan penelitian dengan objek maupun masalah yang sama dan
mengembangkan penelitian di masa yang akan datang.
4. Bagi pihak lain
Penelitian ini dapat digunakan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang
dimiliki dalam mengkaji suatu permasalahan yang ada di lapangan, sesuai
dengan ilmu yang dipelajari dan sekaligus menambah ilmu pengetahuan
khususnya pada bidang pemasaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini akan mengulas tentang beberapa teori yang menjadi landasan
perumusan hipotesis. Beberapa teori umum dari komunikasi pemasaran sebagai
pengantar untuk membahas perumusan hipotesis dalam bab ini. Selain itu, bab ini
juga mengulas beberapa teori yang terkait atau masih berhubungan dengan asosiasi
merek dan niat beli.
A. Landasan Teori
1. Pemasaran
a. Definisi Pemasaran
Menurut Kotler dan Keller (2008:5), pemasaran adalah sebuah proses
kemasyarakatan di mana individu dan kelompok memperoleh apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara
bebas mempertahankan produk dan jasa yang bernilai bagi orang lain.
Menurut American Marketing Association (AMA) dalam Kotler dan
Keller (2008:5), pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian
proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan memberikan nilai pada
pelanggan dan untuk mengelola hubungan dengan pelanggan dengan cara
yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya.
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
b. Konsep Inti Dalam Pemasaran
Konsep inti dari pemasaran yang dikemukakan oleh Kotler dan Keller
(2008:12-15), adalah sebagai berikut:
1) Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan
Kebutuhan adalah syarat hidup dasar manusia. Kebutuhankebutuhan akan menjadi keinginan ketika diarahkan ke objek tertentu
yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut. Permintaan adalah keinginan
akan produk-produk tertentu yang didukung oleh kemampuan untuk
membayar.
2) Pasar Sasaran, Positioning dan Segmentasi
Seorang pemasar harus mengidentifikasi segmen pasar dengan
membagi-bagi pasar ke dalam segmen-segmen. Setelah itu pemasar
memutuskan segmen mana yang memberikan peluang terbesar, dan
segmen tersebut akan menjadi pasar sasarannya. Pada setiap segmen,
perusahaan mengembangkan suatu penawaran pasar yang diposisikannya
di dalam benak pembeli sasaran sebagai keuntungan utama. Perusahaan
akan mencapai hasil yang lebih baik apabila memilih pasar sasarannya
dengan cermat serta mempersiapkan program pemasaran yang sesuai.
3) Penawaran dan Merek
Suatu perusahaan memenuhi kebutuhan konsumennya dengan
mengajukan proporsi nilai (value proportion), yaitu serangkaian
keuntungan yang mereka tawarkan kepada pelanggan untuk memenuhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
kebutuhan pelanggan. Proporsi nilai yang sifatnya tidak berwujud tersebut
dibuat menjadi berwujud dengan suatu penawaran, yaitu berupa produk,
jasa, informasi dan pengalaman. Merek (brand) merupakan suatu
penawaran dari sumber daya yang diketahui.
4) Nilai dan Kepuasan
Penawaran akan berhasil jika memberikan nilai dan kepuasan kepada
pembeli sasaran. Nilai mencerminkan sejumlah manfaat, baik yang
berwujud maupun yang tidak berwujud, dan biaya yang dipersepsikan
oleh pelanggan. Kepuasan mencerminkan penilaian seseorang tentang
kinerja produk anggapannya atau hasil dalam kaitannya dengan
ekspektasi.
5) Saluran Pemasaran
Pemasar menggunakan tiga jenis saluran pemasaran untuk mencapai
pasar sasaran, yaitu saluran komunikasi untuk menyampaikan dan
menerima pesan dari pemberi sasaran. Saluran distribusi untuk menggelar,
menjual, atau menyampaikan produk fisik atau jasa kepada pelanggan atau
pengguna. Saluran layanan untuk melakukan transaksi dengan calon
pembeli.
6) Persaingan
Persaingan mencakup semua penawaran dan produk substitusi yang
ditawarkan oleh pesaing baik yang aktual maupun yang potensial. Hal ini
mungkin akan dipertimbangkan oleh seorang pembeli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
7) Lingkungan Pemasaran
Lingkungan pemasaran terdiri dari lingkungan tugas dan lingkungan
luas. Lingkungan tugas mencakup para pelaku yang terlibat dalam
produksi, distribusi, dan promosi penawaran. Sedangkan lingkungan luas
terdiri dari lingkungan demografis, lingkungan teknologi, lingkungan
ekonomi, lingkungan fisik, lingkungan politik-hukum, dan lingkungan
sosial budaya.
2. Komunikasi Pemasaran
a. Definisi Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran merupakan sarana dimana perusahaan
berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara
langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual.
Intinya, komunikasi pemasaran mempresentasikan “suara” perusahaan dan
mereknya serta merupakan sarana dimana perusahaan dapat membuat dialog
dan membangun hubungan dengan konsumen (Kotler & Keller, 2009:172).
Amir dalam Ardiyanto (2013:13), menyebutkan bahwa secara umum
tujuan komunikasi pemasaran adalah berusaha memberikan pengaruh dalam
proses pengambilan keputusan pelanggan. Komunikasi pemasaran juga
digunakan untuk penetapan posisi (positioning) dan untuk meningkatkan
penjualan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b. Bauran Komunikasi Pemasaran (Marketing Communication Mix)
Bauran komunikasi pemasaran atau juga disebut dengan bauran
promosi adalah gabungan yang lebih spesifik dari bauran pemasaran
mengenai alat-alat promosi yang digunakan oleh perusahaan untuk
berkomunikasi secara persuasif kepada konsumen dalam menyampaikan
customer value dan membangun hubungan dengan para konsumennya (Kotler
dan Armstrong, 2014:362). Bauran komunikasi pemasaran terdiri dari lima
alat atau cara yang digunakan oleh perusahaan tergantung dengan
kebutuhannya. Alat-alat tersebut adalah pengiklanan, promosi penjualan,
penjualan tatap muka, relasi publik, pemasaran langsung dan digital.
1) Pengiklanan
Pengiklanan adalah segala bentuk berbayar dari presentasi non-personal
dan promosi dari ide-ide, barang-barang, dan servis-servis yang dilakukan
oleh sponsor yang dikenal (Kotler dan Armstrong, 2014:362). Iklan
merupakan alat promosi umum yang sering digunakan perusahaan untuk
menyampaikan manfaat produk dan menunjukkan posisi perusahaan
dalam persaingan.
2) Penjualan Tatap Muka
Penjualan tatap muka adalah presentasi personal dari tenaga penjualan
perusahaan dengan tujuan untuk menjual produk dan membangun relasi
dengan konsumen (Kotler dan Armstrong, 2014:363). Di sini penjual dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
pembeli melakukan percakapan secara langsung, bisa dengan tatap muka
dan juga melalui telepon.
3) Promosi Penjualan
Promosi penjualan adalah insentif jangka pendek yang dilakukan oleh
perusahaan dengan tujuan untuk mendorong strategi promosi lainnya dan
mendorong penjualan dari suatu produk (Kotler dan Armstrong,
2014:363). Promosi penjualan berfungsi untuk menarik respon konsumen
dalam waktu yang singkat, sehingga ketika perusahaan melakukan
promosi penjualan pasti perusahaan akan memberikan batasan waktu
untuk promosi tersebut, dengan adanya batasan waktu akan membuat
konsumen merasakan bahwa kesempatan yang ia dapatkan itu terbatas dan
harus segera dimanfaatkan.
4) Relasi Publik
Relasi publik adalah membangun relasi yang baik dengan lingkungan
perusahaan melalui bantuan-bantuan yang diberikan perusahaan pada
publik, membangun citra perusahaan yang baik, dan mengadakan
kegiatan-kegiatan yang berguna untuk publik (Kotler dan Armstrong,
2016: 463).
5) Pemasaran Langsung dan Digital
Pemasaran langsung dan digital adalah hubungan secara langsung yang
dibangun oleh perusahaan dengan target konsumennya secara hati-hati dan
bertujuan untuk memperoleh respon yang cepat serta membangun relasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
jangka panjang dengan konsumen (Kotler dan Armstrong, 2016:463).
Pemasaran langsung memiliki sifat yang tiba-tiba dan kostumisasi, karena
pemasaran langsung dapat dibuat dengan cepat dan materi-materi yang
ingin diberikan dapat disesuaikan dengan tiap-tiap konsumen.
c. Integrasi Komunikasi Pemasaran (Integrated Marketing CommunicationIMC)
Menurut Shimp (2014:10), Integrated Marketing Communication
(IMC) merupakan suatu proses komunikasi yang memerlukan perencanaan,
penciptaan, integrasi dan implementasi dari berbagai bentuk komunikasi
pemasaran (iklan, promosi penjualan, publisitas perilisan, acara-acara, dan
sebagainya) yang disampaikan dari waktu ke waktu kepada pelanggan target
merek dan calon pelanggan. Tujuan dari IMC pada akhirnya adalah untuk
memengaruhi secara tidak langsung atau secara langsung perilaku dari
audiens yang menjadi target komunikasi pemasaran.
Komunikasi pemasaran terintegrasi (IMC) dapat menghasilkan
konsistensi pesan yang lebih kuat dan membantu membangun ekuitas merek
yang kuat dan menciptakan dampak penjualan yang lebih besar. Komunikasi
pemasaran terintegrasi memaksa manajemen memikirkan semua cara
pelanggan
berhubungan
dengan
perusahaan,
bagaimana
perusahaan
mengomunikasikan posisinya, arti penting relatif setiap sarana, dan masalah
ketepatan waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
3. Periklanan
a. Pengertian Iklan
Iklan menurut Keegan dalam Machfoedz (2010:16) adalah segala
bentuk penyajian informasi dan promosi secara tidak langsung yang dilakukan
oleh sponsor untuk menawarkan ide, barang, atau jasa. Tujuan periklanan
adalah untuk menjembatani penyampaian informasi kepada khalayak sasaran.
Sebuah rencana periklanan terdiri dari tiga elemen, yaitu informasi atau
subjek yang diinformasikan, media atau sarana untuk menyampaikan
informasi, dan penetapan waktu atau cara penyampaian informasi.
Periklanan adalah bentuk komunikasi berbayar dan termediasi dari
sumber yang jelas, didesain untuk memengaruhi penerima supaya melakukan
sesuatu sekarang atau di masa yang akan datang (Shimp, 2014:192). Kata
berbayar dalam definisi ini membedakan periklanan dari alat komunikasi
pemasaran lainnya. Ungkapan komunikasi termediasi diberikan untuk
membedakan periklanan yang menyampaikan informasi melalui media cetak
atau media elektronik, dari komunikasi orang ke orang termasuk penjualan
personal dari mulut ke mulut. Pada definisi ini juga menekankan pada tujuan
iklan, yaitu memengaruhi aksi, baik saat ini maupun di masa yang akan
datang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
b. Tujuan Iklan
Tujuan utama periklanan adalah menjual atau meningkatkan penjualan
barang, jasa, atau ide. Kegiatan periklanan sering mengakibatkan terjadinya
penjualan dengan segera, meskipun banyak juga penjualan yang baru terjadi
pada waktu mendatang. Dari sisi lain periklanan yang riil adalah mengadakan
komunikasi secara efektif.
c. Fungsi Iklan
Secara umum, periklanan menurut Shimp (2014:198) mempunyai
fungsi penting komunikasi bagi perusahaan bisnis dan organisasi lainnya.
Fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
1) Memberikan Informasi
Iklan membuat konsumen sadar (aware) akan merek-merek baru,
mendidik konsumen tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta
memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif. Iklan memberikan
informasi yang bernilai, baik untuk merek yang dipromosikan dan
konsumen, dengan mengajarkan penggunaan baru untuk merek yang
sudah ada.
2) Memberi Pengaruh
Iklan yang efektif akan memengaruhi target konsumen untuk
mencoba
produk
atau
jasa
yang
ditawarkan.
Terkadang
iklan
memengaruhi permintaan dasar, yaitu menciptakan permintaan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
seluruh kategori produknya, namun iklan lebih sering berusaha untuk
membangun permintaan sekunder, permintaan untuk merek perusahaan.
3) Mengingatkan dan Meningkatkan Kesadaran Akan Merek
Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para
konsumen. Ketika permintaan meningkat terhadap produk terkait yang
diiklankan, pengaruh iklan masa lalu membuat adanya kemungkinan
konsumen akan menjadikan produk itu sebagai kandidat produk yang akan
dibelinya. Periklanan yang efektif juga meningkatkan minat konsumen
terhadap merek yang sudah ada dan dengan demikian akan membeli
merek tersebut meski sebenarnya tidak memilihnya.
4) Menambah Nilai
Tiga cara perusahaan untuk dapat menambah nilai penawaran
mereka, yaitu inovasi, meningkatkan kualitas, dan mengubah presepsi
konsumen. Iklan menambah nilai merek dengan mempengaruhi persepsi
konsumen. Iklan yang efektif menyebabkan merek dipandang lebih
elegan, bergaya, bergengsi, lebih berkualitas, dan lebih unggul dari
tawaran pesaing.
5) Membantu Upaya Lain Perusahaan
Peran
utama
periklanan
adalah
sebagai
pendamping
yang
memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses komunikasi
pemasaran, seperti membantu tim penjualan, memudahkan elemen
komunikasi pemasaran lainnya, dan meningkatkan efektivitas komunikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
pemasaran lainnya. Sebagai contoh, periklanan mungkin digunakan
sebagai alat komunikasi untuk meluncurkan promosi-promosi penjualan
seperti kupon-kupon dan undian.
d. Penggunaan Selebriti dalam Iklan
1) Definisi Selebriti
Pengertian selebriti menurut Schiffman dan Kanuk (2004:338)
adalah bintang film, artis, model, pembawa acara, entertainer,
olahragawan, dan orang-orang masyarakat. Mereka memberikan daya
tarik yang besar karena perilaku mereka menyenangkan untuk
diperbincangkan dan berita tentang mereka selalu dimuat media massa.
Menurut Kertamukti (2015:69), selebriti adalah tokoh (aktor,
penghibur, atau atlet) yang dikenal karena prestasinya di dalam bidangbidang yang berbeda dari golongan produk yang didukungnya. Selebriti
adalah individu yang telah mencapai tingkat ketenaran yang membuatnya
dikenal di masyarakat. Seorang selebriti memiliki kepopuleran, daya tarik
fisik, keberanian, bakat, keberwibawaan atau kekuasaan yang dapat
menjadi salah satu faktor yang dapat menarik konsumen untuk membeli
produk sehingga dapat meningkatkan penjualan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2) Fungsi Selebriti dalam Iklan
Selebriti yang digunakan untuk mendukung sebuah produk adalah
individu yang dikenal oleh publik atas prestasinya selain daripada produk
yang didukungnya. Penggunaan selebriti dimaksudkan untuk memberi
dorongan kepada pesan iklan agar lebih mudah diterima oleh konsumen
dan mempermudah tumbuhnya keyakinan konsumen atas produk yang
diiklankan.
3) Evaluasi Penggunaan Selebriti dalam Iklan
Dalam aktivitas pemasaran, penggunaan selebriti dalam iklan
sebaiknya dievaluasi. Rossiter dan Percy dalam Kertamukti (2015:70)
menyatakan salah satu alternatif untuk mengevaluasi selebriti dalam
periklanan dengan menggunakan model VisCAP. VisCAP terdiri dari
empat unsur yaitu Visibility, Credibility, Attraction, dan Power. Melalui
VisCAP ini dapat diketahui layak tidaknya selebriti mengiklankan terus
menerus suatu produk, dan jika nilainya tinggi maka selebriti akan terus
digunakan. Sebaliknya jika nilainya rendah, tentunya pemasar harus
mencari selebriti lain sebelum merek produk menjadi hancur mengikuti
kehancuran popularitas sang artis. Keempat unsur dari model VisCAP
yang dijelaskan oleh Rossiter dan Percy dalam Kertamukti (2015:70)
tersebut adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
a) Visibility
Visibility memiliki dimensi seberapa jauh popularitas selebriti.
Jika dihubungkan dengan popularitas, maka visibility banyak berguna
apabila communication objective adalah brand awareness.
b) Credibility
Kredibilitas sang bintang lebih banyak berhubungan dengan
dua hal, yaitu keahlian dan objektivitas. Keahlian berhubungan dengan
pengetahuan selebriti tentang produk yang diiklankan dan objektivitas
lebih merujuk pada kemampuan selebriti untuk memberi keyakinan
atau percaya diri pada konsumen suatu produk. Credibility akan sesuai
apabila comunication objective adalah brand attitude, dimana brand
attitude itu sendiri berarti kemampuan merek dalam menciptakan
motivasi dan emosi yang sesuai dengan benefit merek.
c) Attraction
Daya tarik (attraction) sang bintang menyangkut dua hal
penting yaitu tingkat disukai (likeability) dan tingkat kesamaan dengan
personality yang dinginkan pengguna produk (similarity) dimana
keduanya tidak dapat dipisahkan dan harus saling berdampingan.
Salah satu jalan agar memiliki kesamaan dengan personality yang
diinginkan oleh target pengguna merek, setidaknya selebriti harus
mencerminkan personality dari merek yang dibangunnya melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
iklan. Image seorang selebriti harus sama dengan image produk yang
akan didukungnya.
d) Power
Power adalah kemampuan selebriti dalam menarik konsumen
untuk membeli. Unsur terakhir ini menginformasikan bahwa selebriti
yang digunakan dalam iklan harus memiliki kekuatan untuk
memerintahkan target audience untuk membeli.
4. Celebrity Endorser
a. Pengertian Celebrity Endorser
Salah satu konsep periklanan yang sering digunakan perusahaan
adalah dengan product endorser. Product endorser adalah orang yang
menyampaikan pesan iklan atau menganjurkan untuk membeli suatu produk,
terdiri dari dua tipe yaitu selebriti dan non-selebriti (Royan dalam Kertamukti,
2015:69). Perusahaan lebih sering menggunakan selebriti untuk mendukung
produknya dalam suatu iklan (celebrity endorser). Shimp (2014:258)
mendefinisikan celebrity endorser sebagai seorang pribadi baik itu aktor, artis
maupun atlet yang dikenal masyarakat dan menjadi pujaan, karena prestasinya
di suatu bidang dan digunakan dalam menyampaikan pesan iklan yang
dimaksudkan untuk menarik perhatian sehingga memengaruhi konsumen
sasaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Selebriti efektif sebagai pendukung produk tertentu dalam suatu iklan
harus memiliki hubungan yang berarti (meaningful relationship) atau
kecocokan (match-up) antara selebriti dengan produk yang diiklankan. Hal ini
membuat penggunaan selebriti sebagai bintang iklan dilakukan melalui
berbagai macam pertimbangan, seperti menjatuhkan pilihan pada selebriti
yang sedang naik daun dan dengan berdasarkan pertimbangan keuangan
perusahaan. Kedua pertimbangan tersebut dapat membantu perusahaan untuk
mengambil keputusan menggunakan seorang selebriti yang berperan dalam
iklan produk perusahaan.
Penggunaan celebrity endorser adalah hal yang kritikal bagi para
pemasar, karena apabila diputuskan secara tepat akan dapat memberikan
pengaruh yang sangat besar terhadap tingkat penjualan produk. Selebriti
secara tidak langsung dapat membangun proses citra diri pada konsumen.
Pada saat konsumen membeli produk biasanya akan mengaitkan pencitraan
dirinya, misalnya ketika membeli produk kecantikan, konsumen akan
berharap dirinya terlihat cantik seperti sosok selebriti yang menjadi bintang
iklan dari produk tersebut.
Penggunaan celebrity endorser yang memiliki karakteristik akan
memengaruhi sikap (attitudes) atau kesan konsumen secara positif terhadap
merek yang didukungnya, sehingga konsumen akan mempertimbangkannya
dalam proses pembelian dan diharapkan secara langsung memengaruhi
perilaku melalui alam tak sadar mereka, hal ini membuat konsumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dipengaruhi untuk membeli tanpa ada paksaan (Shimp dalam Ardiyanto,
2013:33). Setelah terpengaruh secara sukarela, merasa ingin dan senang
kepada produk, maka apabila konsumen mempunyai kemampuan untuk
membeli pada akhirnya akan melakukan pembelian terhadap produk yang
diinginkan di masa yang akan datang. Perlu diingat bahwa, seorang konsumen
memiliki keinginan terhadap suatu kategori produk terlebih dahulu sebelum
memutuskan untuk membeli produk tersebut. Hal inilah yang dimaksudkan
para pemasar dengan membangkitkan niat (intention) akan suatu kategori,
yang juga disebut usaha permintaan primer (primary demand) (Shimp dalam
Ardiyanto, 2013:32).
b. Peran Celebrity Endorser
Menurut Schiffman dan Kanuk (2004:339), terdapat beberapa peran
penggunaan selebriti dalam iklan, antara lain:
1) Kesaksian (Testimonial): Selebriti secara pribadi memakai sebuah produk
atau jasa dalam kehidupannya sehari-hari, kemudian memberikan
kesaksian atau membuktikan kualitas dan manfaat produk atau jasa yang
dikonsumsinya.
2) Bintang Iklan (Ambassadors): Selebriti meminjamkan namanya untuk
dipergunakan dalam iklan suatu produk atau jasa dan tampil mewakili
produk atau jasa tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
3) Aktor (Actor): Selebriti muncul dalam sebuah iklan dengan karakter atau
peran yang sama dengan yang mereka bawakan pada sebuah film atau
sinetron.
4) Juru Bicara (Spokeperson): Selebriti mewakili sebuah merek atau
perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
c. Atribut Celebrity Endorser
Perusahaan yang memilih selebriti sebagai endorser dari mereknya
harus mempertimbangkan atribut yang melekat pada selebriti tersebut.
Menurut Shimp (2014:260) terdapat dua atribut dasar atau yang dikenal
dengan model TEARS yang dimiliki oleh endorser yang berkontribusi
terhadap efektivias endorser, atribut tersebut adalah sebagai berikut:
1) Kredibilitas (Credibility)
Kredibilitas
dalam
arti
yang
paling
dasar
mengacu
pada
kecenderungan untuk percaya seseorang. Kredibilitas seorang sumber
informasi, seperti endorser, dapat membuat penerima pesan memiliki
kecenderungan untuk memiliki sumber pesan tersebut. Jika endorser
sebagai sumber pesan dianggap kredibel, maka endorser tersebut dapat
mengubah perilaku penerima pesan kepada suatu proses psikologi yang
dikenal sebagai proses internalisasi (internalization). Proses internalisasi
terjadi ketika penerima pesan dapat menerima dan memahami posisi
endorser dalam iklan tersebut terhadap masalah seperti dirinya. Perilaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
yang telah terinternalisasi cenderung dipertahankan bahkan jika sumber
pesan dilupakan atau jika sumber pesan beralih ke posisi yang berbeda.
Dua dimensi penting kredibilitas yaitu kepercayaan (trustworthy)
atau T dalam model TEARS dan keahlian (expertise) atau E dalam model
TEARS. Kepercayaan adalah sebuah aset karena dianggap sebagai
dipercaya, diandalkan atau dengan kata lain sebagai seseorang yang bisa
dipercaya. Kepercayaan mengacu pada kejujuran, integritas dan tingkat
kepercayaan terhadap sumber (endorser). Keahlian adalah karakteristik
yang dimiliki endorser seperti keterampilan khusus, pengalaman,
pengetahuan atau kemampuan sehubungan dengan topik komunikasi yang
disampaikannya atau merek yang didukung.
2) Daya Tarik (Attractiveness)
Daya tarik berarti tidak hanya sekedar daya tarik fisik saja, tetapi
juga sejumlah karakteristik positif yang dapat dilihat dari dalam diri
seorang endorser, seperti keterampilan intelektual, sifat kepribadian,
karakteristik gaya hidup, kecakapan atletik, dan sebagainya. Ketika
konsumen menemukan sesuatu dalam diri endorser yang mereka anggap
menarik, terjadi persuasi melalui identifikasi. Artinya, ketika konsumen
melihat sesuatu yang menarik dari artis endorser, mereka akan
mengidentifikasi endorser dan cenderung mengadopsi sikap, perilaku,
minat, atau preferensi endorser tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Model TEARS mengidentifikasi tiga sub komponen dari konsep
umum daya tarik yaitu daya tarik fisik (physical attractiveness), rasa
hormat (respect) dan kesamaan (similarity). Daya tarik fisik (physical
attractiveness) merupakan sifat yang dianggap sebagai menyenangkan
untuk dilihat dari segi konsep daya tarik kelompok tertentu. Rasa hormat
(respect) mempresentasikan kualitas penghargaan atau kebanggaan dari
kualitas kepribadian dan pencapaian seseorang. Sedangkan kesamaan
(similarity) mempresentasikan tingkat keberhasilan seorang endorser
dalam hal kesamaan dengan karakteristik konsumen yang relevan dengan
produk, atau dengan kata lain sejauh mana seorang endorser cocok dengan
penonton dalam hal karakteristik yang berkaitan dengan hubungan
dukungan seperti usia, jenis kelamin, etnis, dan lain-lain.
d. Pertimbangan Pemilihan Endorser
Eksekutif periklanan menggunakan berbagai faktor dalam memilih
endorser selebriti. Menurut Shimp (2014:263), faktor penting yang menjadi
pertimbangan perusahaan dalam memilih selebriti untuk mendukung suatu
produk adalah sebagai berikut:
1) Kesesuaian selebriti dengan audiens atau khalayak
2) Kecocokan selebriti dan merek
3) Kredibilitas selebriti
4) Daya tarik selebriti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
5) Pertimbangan biaya untuk memperoleh layanan selebriti
6) Sulit atau mudahnya selebriti dalam bekerjasama
7) Besar kecilnya kemungkinan bahwa selebriti berada dalam suatu masalah
setelah suatu dukungan dilakukan
8) Banyaknya merek-merek lain yang sedang didukungnya.
5. Merek
a. Pengertian Merek
American
Marketing
Associating
dalam
Kotler
(2006:403)
mendefinisikan merek sebagai “A brand is a name term, sign, symbol, or
design or a combination of them intended to identify the goods of seller and to
differentiate them from those of competition”. Merek adalah nama, tanda,
simbol, design atau bahkan kombinasi diantaranya untuk mengidentifikasi
sebuah produk dan membedakan dari produk kompetitor.
Kotler (2006:404) menyatakan bahwa sebuah merek menunjukkan
janji dan jaminan produsen kepada konsumen. Selain itu merek juga dapat
bertindak sebagai tanda bagi konsumen dan melindungi konsumen dan
produsan dari pesaing yang berusaha menyediakan produk-produk sejenis.
Secara umum merek memberi arti khusus bagi konsumen dan dapat
mengubah persepsi dan pengalaman mereka terhadap produk, sedangkan bagi
produsen merek memberi mereka proteksi terhadap berbagai bentuk keunikan
produk, menunjukkan properti legal yang berharga, mempengaruhi perilaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
konsumen, dan memberikan jaminan keamanan dan pendapatan masa depan
bagi perusahaan. Merek sebagai suatu simbol yang komplek memiliki enam
tingkatan pengertian, yakni (Kotler, 2006:404) :
1) Atribut, yaitu merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu yang perlu
dikelola dan diciptakan agar konsumen mengetahui dengan pasti atribut
apa saja yang terkandung pada sebuah merek.
2) Manfaat, yaitu bahwa merek lebih dari serangkaian atribut. Konsumen
ketika membeli sebuah merek tidak hanya membeli atribut tapi juga
membeli manfaat. Atribut perlu diterjemahkan menjadi manfaat
fungsional dan emosional atau bahkan keduanya.
3) Nilai, yaitu merek juga menyatakan tentang nilai produsen. Merek yang
mempunyai nilai tinggi akan dihargai sebagai merek yang berkelas
sehingga dapat mencerminkan penggunaan merek tersebut.
4) Budaya, yaitu bahwa merek juga mewakili budaya tertentu.
5) Kepribadian, yaitu merek mencerminkan kepribadian tertentu. Dengan
menggunakan merek, kepribadian penggunaan merek tersebut akan
terlihat bersama merek yang dipakainya.
6) Pemakai, yaitu bahwa merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli
atau menggunakan produk tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
b. Ekuitas Merek
Konsep ekuitas merek berkaitan dengan bagaimana sebuah merek
dapat memberikan nilai tambah bagi pelanggan dan perusahaan. Menurut
Aaker dalam Kertamukti (2015:93), ekuitas merek didefinisikan sebagai
seperangkat aset dan liabilitas merek yang dihubungkan pada sebuah nama
dan simbol yang menambah dan mengurangi nilai yang disediakan oleh
sebuah produk atau jasa kepada pelanggan. Kategori aset utama merek adalah
kesadaran merek (brand awareness), asosiasi merek (brand association),
kesan kualitas (perceived quality), dan asset merek lain (paten, trademark,
channel relationship).
Keller dalam Sadat (2009:164) mendefinisikan ekuitas merek menurut
perspektif pelanggan yaitu “the differential effect of consumer knowledge on
consumer response to the marketing of the brand”. Berdasarkan definisi
tersebut terdapat tiga unsur penting mengenai ekuitas merek. Pertama, ekuitas
merek muncul dari perbedaan-perbedaan respon pelanggan. Jika tidak terjadi
perbedaan, maka nama merek produk diklasifikasikan sebagai produk generik.
Kedua, perbedaan respon adalah sebagai akibat dari pengetahuan merek yang
dimiliki oleh pelanggan. Pengetahuan merek merupakan simpul merek yang
berada dalam ingatan seseorang terdiri dari berbagai macam asosiasi-asosiasi
terkait, kemudian kekuatan dan pengelompokan asosiasi-asosiasi tersebut
merupakan penentu penting yang akan menjadi informasi yang dapat diingat
kembali mengenai suatu merek yang dapat mempengaruhi respon pelanggan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dan keputusan pembeli yang berhubungan dengan merek. Ketiga, adalah
respon pelanggan yang direfleksikan pada persepsi, preferensi, dan perilaku
atau semua tindakan yang berhubungan dengan semua aspek pemasaran
merek.
c. Asosiasi Merek
Asosiasi-asosiasi merek berkenaan dengan segala sesuatu yang terkait
dengan memori pelanggan terhadap sebuah merek. Aaker dalam Kertamukti
(2015:96) mendefinisikan “Brand association is anything liked in memory to
a brand”. Brand Association atau asosisasi merek adalah segala kesan yang
muncul di benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu
merek. Brand Association mencerminkan pencitraan seseorang terhadap kesan
tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut
produk, geografis, harga, pesaing, selebritis, dan lain-lain. Pada umumnya
brand association (terutama yang membentuk brand image) menjadi pijakan
bagi konsumen dalam keputusan pembelian dan loyalitasnya pada merek
tersebut (Durianto dan Sitinjak dalam Ardiyanto, 2013:35).
Menurut Durianto dan Sitinjak dalam Ardiyanto (2013:16), asosiasiasosiasi yang terkait dengan suatu merek dihubungkan dengan lima
pendekatan, yaitu: Asosiasi dari atribut produk (Product attributes), Asosiasi
atribut produk tak berwujud (Intangibles Attributes), Asosiasi manfaat bagi
pelanggan (Customer’s benefit), Asosiasi gaya hidup/kepribadian (Life
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Style/personality) dan Asosiasi dari sisi pesaing (Competition). Sedangkan
menurut Kotler dan Keller (2006), asosiasi memiliki beberapa tipe, yaitu :
1) Atribut (atributes), adalah asosiasi yang dikaitkan dengan atribut-atribut
dari merek tersebut baik yang berhubungan langsung terhadap produknya
(product related atributes), ataupun yang tidak berhubungan langsung
terhadap produknya (non product related atributes) yang meliputi price,
user imagery, usage imagery, feelings, experiences, dan brand
personality.
2) Manfaat (benefits), adalah asosiasi suatu merek dikaitkan dengan manfaat
dari merek tersebut, baik itu manfaat secara fungsional (functional
benefit), manfaat secara simbolik dari pemakainya (symbolic benefit), dan
pengalaman yang dirasakan dari penggunanya (experential benefit).
3) Perilaku (Attitudes), adalah asosiasi yang dikaitkan dengan motivasi diri
sendiri yang merupakan bentuk perilaku yang bersumber dari bentukbentuk punishment, reward, learning dan knowledge.
Aaker dalam Sadat (2009:169) mengemukakan setidaknya terdapat
sebelas jenis asosiasi, yakni :
1) Atribut produk
2) Intangibles
3) Manfaat
4) Harga relatif
5) Aplikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
6) Pemakai
7) Selebritas
8) Gaya hidup
9) Kelas produk
10) Pesaing
11) Wilayah geografis.
Asosiasi positif yang melekat pada merek dapat memudahkan
pelanggan memproses dan mengingat kembali berbagai informasi mengenai
merek yang sangat berguna dalam proses keputusan membeli (Aaker dalam
Sadat, 2009:170). Dari sisi perusahaan, asosiasi memungkinkan untuk
memperluas produk dan pasar.
6. Niat Beli
a. Pengertian Niat Beli
Niat beli menurut Mowen dan Minor (2002:55) didefinisikan sebagai
penentu dari pembeli untuk melakukan suatu tindakan seperti membeli suatu
produk atau jasa. Menurut Kotler dan Armstrong (2014:177) niat beli
merupakan suatu hal yang mendahului dan menentukan setiap pelanggan. Niat
adalah kecenderungan untuk melakukan tindakan atau sesuatu yang segera
mendahului tingkah laku pembelian yang sebenarnya. Niat beli merupakan
rencana atau kemungkinan bahwa konsumen akan melakukan pembelian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
produk tertentu. Kesediaan calon konsumen untuk membeli memiliki
probabilitas yang lebih tinggi, meskipun calon konsumen tersebut belum tentu
benar-benar membelinya.
Niat beli konsumen dipengaruhi oleh perilaku konsumen. Perilaku
konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,
mengkonsumsi, serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses
keputusan yang mendahului tindakan ini (Angel et al. dalam Rahmawati,
2017:51). Perilaku konsumen menurut Kotler dan Keller (2009:166) adalah
studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih,
membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Perilaku konsumen
dipengaruhi oleh beberapa faktor (Kotler dan Keller, 2009:166) yakni sebagai
berikut:
1. Faktor Budaya
Kebudayaan adalah nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan
perilaku yang dapat dipelajari seseorang melalui keluarga dan lembaga
penting lainnya. Setiap budaya terdiri dari beberapa sub-budaya yang
memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik lagi bagi
anggotanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2. Faktor Sosial
a. Kelompok referensi
Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompokkelompok kecil dimana orang tersebut berada dan mempunyai
pengaruh langsung terhadap perilaku seseorang.
b. Keluarga
Keluarga
merupakan
pemegang
peranan
yang
penting
dan
memberikan pengaruh yang besar sebagai kelomok referensi.
c. Peran dan Status
Peran merupakan aktifitas-aktifitas yang diharapkan seseorang untuk
dilakukan oleh dirinya, lalu setiap peran akan menghasilkan status.
Orang-orang akan membeli produk yang sesuai dengan hasrat mereka
dalam menciptakan peran dan status.
3. Faktor Pribadi
a. Usia dan Tingkatan Di Daur Hidup
Selera konsumen dalam makanan, pakaian, furnitur, dan rekreasi
sering kali berhubungan dengan usia konsumen, karena memang jenis
konsumsi seseorang terpengaruh dari daur hidupnya.
b. Pekerjaan dan Keadaan Ekonomi
Pola konsumsi seseorang juga dipengaruhi oleh pekerjaan dan keadaan
ekonominya. Keadaan ekonomi seseorang sangat mempengaruhi
pemilihan produk dan niat beli pada suatu produk tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
c. Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian seringkali digambarkan sebagai kepercayaan diri,
dominansi, kemampuan beradaptasi, dan kemampuan bersosialiasasi.
Dengan mengenal kepribadian, maka konsumen dapat melihat
perbedaaan-perbedaan pada psikologi manusia yang mengarahkan
konsumen pada pola konsumsi konsumen.
d. Gaya Hidup dan Nilai-nilai
Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan
yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup
merupakan pola kehidupan seseorang untuk mengekspresikan
aktivitas-aktivitas, minat-minat, pendapat-pendapatnya.
4. Faktor Psikologi
a. Motivasi
Motivasi (dorongan) adalah keadaan diri seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan untuk mencapai suatu
tujuan, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebenarnya
perilaku konsumen dimulai dengan adanya motif atau motivasi.
b. Persepsi
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi,
dan menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah gambaran
yang berarti dari dunia. Seseorang dapat membentuk berbagai macam
persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
c. Pembelajaran
Pembelajaran pada suatu proses yang selalu berkembang dan berubah
sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima maupun pengalaman
pribadi yang bertindak sebagai feedback bagi individu dan
menyediakan dasar bagi perilaku masa depan dalam situasi yang sama.
d. Sikap dan Kepercayaan
Pemikiran deskriptif bahwa seseorang mempercayai sesuatu
dapat didasarkan pada pengetahuan asli, opini, dan iman, sedangkan
sikap adalah evaluasi perasaan suka atau tidak suka, dan
kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang pada sebuah
obyek atau ide.
b. Proses Terjadinya Niat Beli
Menurut Kotler dan Armstrong (2014:177), proses terjadinya niat beli
merupakan bagian dari proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu, untuk
memahami proses terjadinya niat beli perlu diamati terlebih dahulu bagaimana
proses terjadinya pengambilan keputusan seperti gambar berikut.
Need
Recognition
Information
Search
Evaluation
of
Alternatives
Purchase
Decision
Gambar 2.1. Proses Pengambilan Keputusan
Sumber : Kotler dan Armstrong (2014:177)
Postpurchase
Behavior
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Attitudes of
Others
Evaluation
of
Alternatives
Purchase
Purchase
Intention
Decision
Unanticipated
Situational
Factors
Gambar 2.2. Tahapan di antara Pengevaluasian Alternatif dan Pengambilan
Keputusan
Sumber : Kotler dan Armstrong (2014:178)
Kebutuhan individu dapat dirangsang dari dalam atau luar individu.
Rangsangan dari dalam merupakan salah satu kebutuhan manusia seperti rasa
lapar dan haus, sedangkan rangsangan dari luar seperti iklan, mengagumi
suatu produk dan tertarik pada suatu produk (Kotler dan Armstrong,
2014:177). Konsumen yang telah merasakan adanya suatu kebutuhan perlu
dipuaskan, sehingga konsumen akan berusaha mencari informasi yang lebih
banyak lagi. Jika informasi telah terkumpul, maka individu akan menghadapi
berbagai alternatif pilihan dan individu harus mengidentifikasi dan
mengevaluasi alternatif pilihan tersebut. Pengevaluasian tidak dapat terpisah,
dipengaruhi sumber-sumber yang dimiliki (waktu, ruang dan informasi)
maupun resiko keliru dalam pembelian. Setelah itu, muncul niat beli yang
dapat menimbulkan keputusan pembelian. Niat konsumen untuk membeli
suatu produk dapat berubah karena adanya dua faktor, yaitu perilaku dari
orang terdekat dan keadaan yang tidak terduga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
B. Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya atau terdahulu yang menjadi referensi adalah
sebagai berikut :
1. Penelitian sebelumnya oleh Finna Anastasia Wijaya dan Sugiono Sugiharto
dari Program Manajemen Pemasaran, Universitas Kristen Petra Surabaya
dengan judul Pengaruh Celebrity Endorsement Terhadap Purchase Intention
dengan Brand Image Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada Produk
Perawatan Kecantikan Pond’s). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa
pengaruh dari credibility, attractiveness, dan power terhadap purchase
intention produk perawatan kecantikan Pond’s dengan mempertimbangkan
faktor brand image (sincerity, excitement, competence, dan shophisitcation).
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non-probability
sampling, yaitu purposive sampling dengan karakteristik:
a. Berjenis kelamin laki-laki atau perempuan dengan usia minimal 17 tahun.
b. Pernah menonton iklan Pond’s minimal rentang waktu 2 bulan terakhir.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menyebarkan kuesioner kepada 100
responden. Penelitian ini menggunakan Structural Equation Modelling (SEM)
dengan program Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel celebrity endorsement yang terdiri dari
attractiveness dan power secara statistik memiliki pengaruh signifikan
terhadap brand image namun, salah satu dimensi credibility tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
menunjukkan pengaruh yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa
pengaruh selebriti pendukung Pond’s yang memiliki keahlian, kepercayaan,
daya tarik memukau dan kharisma yang kuat dalam mempengaruhi audience
dapat membangun asosiasi merek yang positif.
Keberadaan brand image dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong
konsumen agar memiliki keinginan untuk membeli. Niat pembelian yang
timbul dari dalam diri konsumen identik dengan brand image yang positif.
2. Penelitian sebelumnya oleh Yuri Ardiyanto dari Fakultas Ekonomi,
Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul Pengaruh Celebrity Endorser
Dan Brand Association Terhadap Keputusan Pembelian Shampoo Clear Men
(Studi Kasus Iklan Shampoo Clear Men Versi Cristiano Ronaldo Tahun 2012
Pada Mahasiswa UNY). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
a. Pengaruh celebrity endorser terhadap keputusan pembelian shampoo clear
men versi Cristiano Ronaldo tahun 2012.
b. Pengaruh brand association terhadap keputusan pembelian shampoo clear
men versi Cristiano Ronaldo tahun 2012.
c. Pengaruh celebrity endorser dan brand association terhadap keputusan
pembelian shampoo clear men versi Cristiano Ronaldo tahun 2012.
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa yang menggunakan Clear Men
Shampoo di Universitas Negeri Yogyakarta, sedangkan sampel yang diambil
sebanyak 100 orang responden dengan teknik purposive sampling. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
teknik analisis deskriptif dan regresi berganda. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa:
a. Celebrity endorser berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
b. Brand association berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
c. Celebrity endorser dan brand association terhadap keputusan pembelian
berpengaruh positif
d. Besar pengaruh celebrity endorser dan brand association terhadap
keputusan pembelian sebesar 46,7% dan besarnya pengaruh variabel lain
sebesar 53,3%.
3. Penelitian sebelumnya oleh Devi Anita Subagyo dari Fakultas Ekonomi
Universitas Jember, dengan judul Pengaruh Bauran Pemasaran Dalam Bisnis
Restoran Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Pada Rumah Makan
Lestari Jember. Subjek yang diteliti adalah pelanggan rumah makan Lestari
Jember bulan Februari sampai bulan Maret 2011. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui dan menganalisa pengaruh bauran pemasaran dalam bisnis
restoran terhadap kepuasan dan loyalitas konsumen. Tehnik Pengambilan
sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak
140 orang. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Jalur (Path Analysis).
Hasil analisis ini menunjukkan:
a. Terdapat pengaruh yang signifikan antara bauran pemasaran yang terdiri
dari produk, harga, tempat, promosi, bukti fisik, proses, dan orang
terhadap kepuasan konsumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
b. Terdapat pengaruh yang signifikan antara bauran pemasaran yang terdiri
dari produk, harga, tempat, promosi, bukti fisik, proses, orang terhadap
loyalitas konsumen
c. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan konsumen dan
loyalitas konsumen.
4. Penelitian sebelumnya oleh Novi Rizkiyani dari Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang, dengan judul Pengaruh Relationship Marketing
Terhadap Loyalitas Nasabah dengan Kepuasan sebagai Variabel Intervening.
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh antara ikatan
keuangan, ikatan sosial dan ikatan struktural secara langsung dan tidak
langsung terhadap loyalitas nasabah dan adakah pengaruh antara kepuasan
terhadap loyalitas nasabah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh antara ikatan keuangan, ikatan sosial dan ikatan
struktural secara langsung dan tidak langsung terhadap loyalitas nasabah serta
mengetahui pengaruh antara kepuasan terhadap loyalitas nasabah. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah BRI Kantor Unit Pageruyung.
Penarikan sampel menggunakan teknik Accidental Sampling. Sampel dihitung
menggunakan rumus iterasi di peroleh sebanyak 100 responden. Metode
analisis data penelitian ini menggunakan path analysis dengan tingkat
signifikan sebesar 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial
ikatan keuangan, ikatan sosial, dan ikatan struktural berpengaruh positif
langsung terhadap loyalitas nasabah. Serta kepuasan berpengaruh positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
terhadap loyalitas nasabah. Simpulan dari penelitian ini adalah apabila ikatan
keuangan, ikatan sosial dan ikatan struktural yang diterapkan meningkat,
maka loyalitas nasabah juga akan meningkat.
C. Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka berfikir dari penelitian ini peneliti gambarkan pada skema berikut :
Celebrity Endorser
H1
Kredibilitas
(credibility)
H3
H6
H5
Asosiasi Merek
(Brand association)
H4
Daya Tarik
(attractiveness)
H7
H2
Gambar 2.3. Kerangka Konseptual Penelitian
Niat Beli (Purchase
Intention)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
D. Perumusan Hipotesis
Uraian dari rumusan hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh kredibilitas (credibility) dari seorang beauty vlogger terhadap niat
beli (purchase intention).
Seorang beauty vlogger dapat dikatakan kredibel apabila dalam
presentasinya beauty vlogger tersebut jujur (objektif dan tidak berusaha
memanipulasi penonton). Jika seorang beauty vlogger kredibel, maka
konsumen tidak ragu lagi untuk meyakini dan terpengaruh dengan apa yang
dikatakan oleh beauty vlogger tersebut, termasuk melakukan pembelian
produk yang didukung beauty vlogger tersebut.
H₁ : Kredibilitas (credibility) dari seorang beauty vlogger berpengaruh
terhadap niat beli (purchase intention).
2. Pengaruh daya tarik (attractiveness) dari seorang beauty vlogger terhadap niat
beli (purchase intention).
Beauty vlogger sebagai celebrity endorser yang memiliki daya tarik
dalam berbagai hal dapat menarik khalayak sasaran dan memengaruhi proses
keputusan pembelian. Daya tarik bukan hanya berarti daya tarik fisik,
meskipun daya tarik fisik bisa menjadi atribut yang sangat penting tetapi juga
meliputi sejumlah karakteristik yang dapat dilihat khalayak dalam dirinya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
sifat-sifat kepribadian, gaya hidup, dan bisa melalui kecerdasan dan
kreatifitasnya misalnya terlihat melalui vlog yang dibuatnya.
: Daya tarik (attractiveness) dari seorang beauty vlogger berpengaruh
terhadap niat beli (purchase intention).
3. Pengaruh kredibilitas (credibility) dari seorang beauty vlogger terhadap
asosiasi merek (brand association).
Sebuah sumber informasi, dalam hal ini beauty vlogger yang dianggap
kredibel, akan membuat sikap penonton berubah melalui proses psikologis
yang disebut internalisasi (Shimp, 2014:260). Internalisasi terjadi ketika
penonton menerima posisi endorser terhadap masalah seperti dirinya sendiri.
Jika penonton telah memahami posisi beauty vlogger, maka berbagai
informasi positif tentang merek yang disampaikan oleh beauty vlogger akan
diterima dengan mudah oleh penonton.
H3 : Kredibilitas (credibility) dari seorang beauty vlogger berpengaruh
terhadap asosiasi merek (brand association).
4. Pengaruh daya tarik (attractiveness) dari seorang beauty vlogger terhadap
asosiasi merek (brand association).
Daya tarik berarti tidak hanya sekedar daya tarik fisik saja, tetapi juga
sejumlah karakteristik positif yang dapat dilihat dari dalam diri seorang
endorser, seperti keterampilan intelektual, sifat kepribadian, karakteristik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
gaya hidup, kecakapan atletik, dan sebagainya (Shimp, 2014:261). Seorang
beauty vlogger yang dianggap memiliki daya tarik oleh penonton akan
membuat penonton tertarik untuk menonton presentasinya dan menerima
informasi-informasi positif yang disampaikan beauty vlogger tersebut
mengenai sebuah merek.
H4 : Daya tarik (attractiveness) dari seorang beauty vlogger berpengaruh
terhadap asosiasi merek (brand association).
5. Pengaruh asosiasi merek (brand association) terhadap niat beli (purchase
intention)
Asosiasi merek yang muncul sangat mempengaruhi pelanggan dalam
proses keputusan pembelian produk dan loyalitasnya kepada merek tersebut.
Hal ini disebabkan karena asosiasi merek (brand association) berperan
penting dalam penempatan memori dari pelanggan. Konsumen yang memiliki
asosiasi positif tentang merek tertentu akan memberikan dampak pada proses
keputusan pembelian dari konsumen tersebut.
: Asosiasi merek (brand association) berpengaruh terhadap niat beli
(purchase intention)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
6. Pengaruh tidak langsung kredibilitas (credibility) dari seorang beauty vlogger
terhadap niat beli (purchase intention) melalui asosiasi merek (brand
association) sebagai imtervening variable.
Seorang endorser yang dapat dipercaya dan dianggap ahli di
bidangnya akan lebih persuasif dalam mengubah pendapat penonton dan
membuat penonton tidak ragu untuk meyakini apa yang dikatakan oleh beauty
vlogger. Setelah itu, munculah pemikiran atau kesan penonton terhadap
sesuatu yang berhubungan dengan beauty vlogger, termasuk merek yang
didukungnya. Pemikiran atau kesan yang positif dari penonton dapat
menimbulkan niat beli.
: Kredibilitas (credibility) dari seorang beauty vlogger berpengaruh
secara tidak langsung terhadap niat beli (purchase intention) melalui
asosiasi merek (brand association) sebagai intervening variable.
7. Pengaruh tidak langsung daya tarik (attractiveness) dari seorang beauty
vlogger terhadap niat beli (purchase intention) melalui asosiasi merek (brand
association) sebagai intervening variable
Seorang konsumen yang menganggap bahwa endorser menarik, maka
persuasi terjadi melalui identifikasi. Hal ini berarti, ketika konsumen melihat
sesuatu yang mereka anggap menarik dari diri endorser, yaitu beauty vlogger,
mereka mengidentifikasi sang endorser dan cenderung mengadopsi sikap,
perilaku, minat, atau preferensi si endorser. Hal ini berarti konsumen akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
cenderung membentuk kesan positif tentang suatu merek dan mengikuti apa
yang disampaikan oleh selebriti apabila penonton tersebut melihat sesuatu
yang menarik dalam beauty vlogger. Daya tarik dan keahlian yang dimiliki
oleh selebriti sebagai bintang iklan suatu produk akan menjadi dimensi
penting terhadap kesan suatu produk yang diwakili, karena dapat
memengaruhi dalam proses keputusan pembelian konsumen.
: Daya tarik (attractiveness) dari seorang beauty vlogger berpengaruh
secara tidak langsung terhadap niat beli (purchase intention) melalui
asosiasi merek (brand association) sebagai intervening variable.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode
eksperimen. Menurut Arikunto (2006:51), metode penelitian eksperimental
adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal)
antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan
mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang
mengganggu. Eksperimen melibatkan peneliti untuk memanipulasi beberapa
variabel, mengamati dan mengobservasi efeknya. Hal ini menyebabkan
peneliti di dalam eksperimen tidak hanya melakukan pengukuran, tetapi juga
melakukan intervensi lainnya, yaitu dengan memberi treatment atau perlakuan
terhadap variabel-variabel bebas dan meneliti efeknya pada variabel terikat.
Menurut Wiyono (2011:62), terdapat beberapa bentuk desain dalam studi
eksperimen yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian bisnis, yaitu
pre experimental design, true experimental design, factorial experimental
design, dan quasi experimental design.
Penelitian ini menggunakan studi eksperimen jenis pre experimental
design yaitu one-shot case study. Pre experimental design adalah desain yang
paling sederhana dimana satu kelompok tunggal diberi perlakuan eksperimen.
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Menurut Wiyono (2011:65), pada desain ini masih ada variabel luar yang ikut
berpengaruh
terhadap
terbentuknya
variabel
terikat,
sehingga
hasil
eksperimen bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel bebas. Hal ini
terjadi karena tidak ada variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara
random. Model one-shot case study yang digambarkan Wiyono (2011:65)
adalah sebagai berikut:
X
X
T
P
T
T
Gambar 3.1: One-Shot Case Study
Terdapat satu kelompok (X) yang diberi treatment atau perlakuan (T),
selanjutnya menjadi kelompok yang telah diberi treatment atau perlakuan
yang dinamakan kelompok eksperimen (XT). Hasilnya kemudian diobservasi
melalui pengukuran (PT). Treatment atau perlakuan yang dilakukan harus
benar-benar sesuai dengan tujuan dari penelitian (Wiyono, 2011:72). Peneliti
dalam penelitian ini akan mengumpulkan satu kelompok, kemudian treatment
atau perlakuan yang dilakukan adalah dengan memutarkan satu beauty vlog
yang berisi demonstrasi dan review produk dari The Body Shop. Beauty vlog
yang akan digunakan berjudul “Fresh Everyday Makeup with The Body Shop
(Skincare routine)” yang dibuat oleh salah satu beauty vlogger Indonesia
bernama Abel Cantika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Menurut
Sanusi
(2013:19),
langkah-langkah
pokok
penelitian
eksperimental yakni :
1. Identifikasi dan rumuskan masalah penelitian.
2. Rumuskan tujuan dari eksperimen.
3. Telaah kepustakaan yang relevan dengan masalah yang sudah dirumuskan.
4. Merumuskan hipotesis.
5. Mendefinisikan variabel secara operasional.
6. Membuat rencana eksperimen.
7. Melaksanakan eksperimen.
8. Melakukan pembahasan dan sekaligus menginterpretasikan hasil.
9. Menyusun laporan.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang-orang yang dimintai keterangan
berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Subjek yang diteliti oleh
peneliti adalah mahasiswi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma yang menggunakan kosmetik dan yang pernah
menonton beauty vlog dari berbagai media sosial seperti Instagram atau
YouTube.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah variabel-variabel yang menjadi perhatian
pokok dalam penelitian. Objek dalam penelitian ini yaitu dua atribut
celebrity endorser yaitu kredibilitas dan daya tarik, asosiasi merek, serta
niat beli.
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April 2017.
2. Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Kelas K.II/51 Gedung I Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
D. Variabel Penelitian
1. Identifikasi Variabel
a. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel Bebas (Independent Variable) adalah variabel yang
memengaruhi atau menjadi sebab terjadinya perubahan terhadap
variabel terikat (Dependent Variable). Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah dua atribut dari celebrity endorser yaitu kredibilitas dan
daya tarik (X1 dan X2).
b. Variabel Antara (Intervening Variable)
Intervening variable adalah variabel yang secara teoritis dapat
memengaruhi hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
menjadi suatu hubungan yang tidak langsung dan sulit diamati, dengan
kata lain variabel bebas menjadi tidak langsung memengaruhi
berubahnya variabel terikat. Intervening variable dalam penelitian ini
adalah asosiasi merek (Y).
c. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel Terikat (Dependent Variable) adalah variabel yang
dipengaruhi variabel lainnya (variabel bebas). Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah niat beli (Z).
2. Definisi Variabel
Definisi variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Celebrity Endorser
Celebrity endorser menurut Shimp (2014:258) adalah seorang
pribadi baik itu aktor, artis maupun atlet yang dikenal masyarakat dan
menjadi pujaan, karena prestasinya di suatu bidang dan digunakan
dalam menyampaikan pesan iklan yang dimaksudkan untuk menarik
perhatian sehingga mempengaruhi konsumen sasaran. Menurut Shimp
(2014:260) terdapat dua atribut dasar atau yang dikenal dengan model
TEARS yang dimiliki oleh endorser yang berkontribusi terhadap
efektivias endorser, atribut tersebut adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
1) Kredibilitas (Credibility)
Kredibilitas dalam arti yang paling dasar mengacu pada
kecenderungan untuk percaya seseorang. Dua dimensi penting
kredibilitas yaitu kepercayaan (trustworthy) atau T dalam model
TEARS dan keahlian (expertise) atau E dalam model TEARS.
2) Daya Tarik (Attractiveness)
Daya tarik berarti tidak hanya sekedar daya tarik fisik saja, tetapi
juga sejumlah karakteristik positif yang dapat dilihat dari dalam
diri seorang endorser, seperti keterampilan intelektual, sifat
kepribadian, karakteristik gaya hidup, kecakapan atletik, dan
sebagainya. Model TEARS mengidentifikasi tiga sub komponen
dari konsep umum daya tarik yaitu daya tarik fisik (physical
attractiveness), rasa hormat (respect) dan kesamaan (similarity).
b. Asosiasi Merek
Aaker dalam Kertamukti (2015:96) mendefinisikan “Brand
association is anything liked in memory to a brand”. Brand
Association atau asosisasi merek adalah segala kesan yang muncul di
benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu
merek. Asosiasi merek mencerminkan pencitraan seseorang terhadap
kesan tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
manfaat, atribut produk, geografis, harga, pesaing, selebritis, dan lainlain.
c. Niat Beli
Niat beli menurut Mowen dan Minor (2002:55) didefinisikan
sebagai penentu dari pembeli untuk melakukan suatu tindakan seperti
membeli suatu produk atau jasa. Menurut Kotler dan Armstrong
(2014:177) niat beli merupakan suatu hal yang mendahului dan
menentukan setiap pelanggan. Niat adalah kecenderungan untuk
melakukan tindakan atau perilaku atau sesuatu yang segera
mendahului tingkah laku pembelian yang sebenarnya.
3. Pengukuran Variabel
Variabel-variabel dalam penelitian ini akan diukur nilainya dengan
instrument penelitian. Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk
menghasilkan data kuantitatif yang akurat. Oleh karena itu, setiap
instrument harus memiliki skala (Sugiyono, 2012:135). Skala pengukuran
menurut Sugiyono (2012:135) adalah kesepakatan yang digunakan
sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada
dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam
pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
Skala sikap yang digunakan untuk pengukuran dalam penelitian ini
adalah likert scale. Likert scale adalah skala yang digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau kelompok orang
tentang fenomena sosial. Skala ini digunakan untuk peneliti yang ingin
mendapatkan data mengenai bobot setiap jawaban yang diberikan oleh
responden. Pernyataan-pernyataan atau statements yang ada di dalam
kuesioner memiliki lima alternatif jawaban, masing-masing alternatif
tersebut memiliki skor tersendiri yakni 1 sampai 5, yaitu sebagai berikut:
Sangat Setuju (SS)
:5
Setuju (S)
:4
Netral (N)
:3
Tidak Setuju (TS)
:2
Sangat Tidak Setuju (STS)
:1
E. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah definisi yang dinyatakan dalam istilahistilah dengan kriteria spesifik untuk pengujian atau pengukuran. Definisi
operasional variabel merupakan upaya menerjemahkan sebuah konsep
variabel ke dalam instrumen pengukuran yang digunakan di dalam penelitian.
Definisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Celebrity Endorser
Celebrity endorser adalah individu yang dikenal oleh publik karena
prestasinya dalam bidang-bidang tertentu yang digunakan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
menyampaikan
pesan
iklan
agar
dapat
menarik
perhatian
dan
memengaruhi konsumen sasaran. Dua atribut yang berkontribusi terhadap
efektivitas endorser yakni :
a. Kredibilitas
Seorang endorser yang memiliki kredibilitas, dapat dipercaya dan
dianggap ahli atau memiliki pengetahuan tentang suatu kategori
produk, sehingga selebriti tersebut mampu meyakinkan orang lain
untuk melakukan tindakan tertentu. Indikator kredibilitas beauty
vlogger yakni:
1) Beauty vlogger objektif dalam presentasinya.
2) Beauty vlogger tidak berusaha untuk memanipulasi penonton.
3) Beauty vlogger dapat meyakinkan penonton bahwa suatu produk
dapat menambah kecantikan seseorang.
4) Beauty vlogger merupakan orang yang ahli dilihat dari
pengetahuan yang dimilikinya.
5) Beauty vlogger merupakan orang yang ahli dilihat dari pengalaman
yang dimilikinya.
6) Beauty vlogger merupakan orang yang ahli dilihat dari
keterampilan yang dimilikinya.
b. Daya tarik
Seorang endorser dianggap menarik apabila memiliki salah satu atau
pun semua karakteristik daya tarik, yaitu menarik secara fisik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
dihormati untuk alasan lain selain daya tarik fisik, atau dianggap mirip
dengan penonton dalam hal karakteristik apa pun yang berkaitan
dengan penonton. Indikator daya tarik beauty vlogger yakni:
1) Beauty vlogger memiliki kesamaan permasalahan kulit dengan
penonton.
2) Beauty vlogger dapat membuat penonton tertarik melalui caranya
berkomunikasi.
3) Beauty vlogger dapat membuat penonton tertarik melalui kharisma
yang dipancarkannya.
4) Beauty vlogger dapat membuat penonton tertarik melalui kondisi
fisik yang dimilikinya.
2. Asosiasi Merek
Asosiasi merek merupakan segala hal yang berkaitan dengan ingatan
konsumen akan suatu merek. Keterkaitan pada suatu merek cenderung
akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyaknya pengalaman atau
penampakan yang diberikan untuk mengkomunikasikannya. Indikator
yang akan digunakan untuk mengukur asosiasi merek berkaitan dengan
atribut produk, manfaat dan selebriti dalam hal ini beauty vlogger, yakni
sebagai berikut:
a. The Body Shop memiliki desain kemasan produk yang menarik.
b. The Body Shop memiliki produk yang berbahan dasar alami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
c. The Body Shop memiliki produk yang sesuai dengan kebutuhan kulit
Anda.
d. The Body Shop memiliki produk yang dapat menyehatkan kulit Anda.
e. The Body Shop menggunakan beauty vlogger yang tepat sebagai
media promosi.
3. Niat Beli
Niat beli adalah kecenderungan untuk melakukan tindakan atau
perilaku atau sesuatu yang mendahului tingkah laku pembelian yang
sebenarnya. Indikator niat beli yang diadopsi dari Wijaya dan Sugiharto
(2015:18) adalah sebagai berikut:
a. Kesediaan konsumen untuk melakukan pembelian.
b. Keinginan konsumen untuk melakukan pembelian di masa yang akan
datang.
c. Keinginan konsumen membeli produk karena manfaat yang ada pada
produk.
d. Keinginan konsumen membeli produk karena terinspirasi dari beauty
vlogger yang mempromosikannya.
e. Keinginan konsumen membeli produk karena merasa yakin dengan
beauty vlogger yang mempromosikannya.
f. Keinginan konsumen membeli produk karena tertarik dengan beauty
vlogger yang mempromosikannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
F. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Menurut Sanusi (2013:87) populasi adalah seluruh kumpulan
elemen yang menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan untuk
membuat kesimpulan. Kumpulan elemen itu menunjukkan jumlah,
sedangkan ciri-ciri tertentu menunjukkan karakteristik dari kumpulan itu.
Sifat populasi adalah objek atau individu yang berkarakteristik sejenis
atau mempunyai ciri-ciri yang sama. Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma.
2. Sampel Penelitian
Menurut Wiyono (2011:76), sampel merupakan bagian populasi
yang terwakili dan akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik
yang dimiliki oleh populasi yang terwakili. Menurut Gay dan Diehl dalam
Sanusi (2013:101), untuk penelitian dengan metode eksperimen, ukuran
sampel yang diambil minimal 15 subjek per group atau kelompok. Dalam
penelitian multivariat, ukuran sampel sebaiknya 10 kali lebih besar dari
jumlah variabel dalam penelitian (Roscoe dalam Sanusi, 2013:100).
Penelitian ini menggunakan jenis pre experimental design dengan model
one-shot case study, dimana dalam penelitian ini hanya terdapat satu
kelompok eksperimen dan dalam penelitian ini terdapat empat variabel,
sehingga sampel dalam penelitian ini adalah 10 x 4 = 40, dibulatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
menjadi 50. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswi Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang
menggunakan kosmetik dan yang pernah menonton beauty vlog dari
berbagai media sosial seperti Instagram atau YouTube.
G. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan
digunakan dalam penelitian ini mengunakan teknik non probability sampling,
yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Jenis non probability sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Purposive sampling adalah cara pengambilan sampel
yang membatasi pada ciri-ciri khusus seseorang yang memberikan informasi
yang diperoleh dapat lebih terfokus dan sesuai dengan yang dinginkan oleh
peneliti, dimana peneliti menggunakan pertimbangan diri sendiri secara
sengaja dalam memilih anggota populasi yang dirasa dapat memberikan
informasi ysng dibutuhkan atau unit sampel memiliki kriteria tertentu yang
diinginkan peneliti. Kriteria yang digunakan ialah mahasiswi Program Studi
Manajemen
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Sanata
Dharma
yang
menggunakan kosmetik dan yang pernah menonton beauty vlog dari berbagai
media sosial seperti Instagram atau YouTube.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
H. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh atau yang
dikumpulkan langsung dari lapangan oleh peneliti sendiri melalui sumber
pertama. Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari kuesioner
yang diisi oleh responden. Sebelum mengisi kuesioner, responden akan
diberikan penjelasan mengenai penelitian ini sekaligus memberikan treatment.
Tujuan dari mengumpulkan responden di dalam suatu ruangan adalah agar
peneliti dapat mengontrol sehingga tidak ada faktor pengganggu. Data
sekunder merupakan data yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak
lain. Data sekunder dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari hasil
studi pustaka dan data yang diperoleh dari berita-berita maupun artikel-artikel
dari majalah yang mengulas tentang beauty vlogger dan yang behubungan
dengan beauty vlogger yang dibahas dalam penelitian ini yaitu Abel Cantika.
I. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini adalah penelitian dengan desain penelitian eksperimental
dengan menggunakan alat bantu kuesioner kepada responden untuk
memperoleh data yang dibutuhkan. Penelitian ini menggunakan data
kuantitatif, yakni data hasil serangkaian observasi (pengukuran) yang dapat
dinyatakan dalam angka-angka. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah
scoring jawaban responden atas kuesioner yang diberikan oleh pewawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Menurut Malhotra dalam Ardiyanto (2013:48), kuesioner merupakan salah
satu teknik terstruktur dalam mengumpulkan data yang terdiri dari sejumlah
pertanyaan, baik tertulis maupun lisan, yang dijawab oleh responden.
Kuesioner terdiri dua bagian yakni bagian pertama berisi teknis dan tata cara
pengisian kuisioner dan bagian kedua berisi isi kuesioner. Pernyataanpernyataan atau statements yang ada di dalam kuesioner memiliki lima
alternatif jawaban yang masing-masing memiliki skor yaitu sangat setuju (5
poin), setuju (4 poin), netral (3 poin), tidak setuju (2 poin), dan sangat tidak
setuju (1 poin).
J. Teknik Pengunjian Instrumen
Pengujian instrumen dilakukan untuk mengetahui ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya untuk memberikan
hasil ukur yang sesuai dengan tingkat valid dan reliabelnya, sehingga pada
akhirnya mendapatkan kesimpulan yang tidak keliru dan sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya terjadi. Selain itu, pengujian instrumen dilakukan
untuk menguji keakurasian pertanyaan/pernyataan pada kuesioner dan
konsekuensi jawaban responden. Teknik pengujian instrumen dalam
penelitian ini meliputi uji validitas dan uji reliabilitas.
1. Uji Validitas
Validitas menurut Sekaran dalam Ardiyanto (2013:49) merupakan
analisis faktor dari data yang ada untuk melihat kesesuaian alat ukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
dalam penelitian. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Instrumen yang valid dapat digunakan untuk
pengukuran objek penelitian dengan tepat. Manfaat dari uji validitas yaitu
untuk mengetahui apakah item-item yang tersaji dari kuesioner benarbenar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti.
Menurut Ghozali dalam Ardiyanto (2013:50), uji validitas salah
satunya dapat dilakukan dengan korelasi pearson validity dengan teknik
product moment yaitu skor butir pertanyaan dikorelasikan dengan skor
total uji validitas. Signifikansi dilihat dengan membandingkan nilai rhitung
dengan rtabel untuk degree of freedom (df) = n-2 dimana n adalah jumlah
sampel. Setelah itu dianalisis dengan SPSS, dilihat tampilan output
Cronbach’s Alpha pada kolom Correlated Item-Total Correlation dari
masing-masing indikator. Setelah itu dibandingkan nilai rhitung dengan nilai
rtabel. Jika rhitung lebih besar dari rtabel dengan nilai positif, maka butir atau
pertanyaan dari masing-masing variabel dinyatakan valid. Selain itu, rhitung
dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
(
√*
) ( )(
( ) +*
)
(
)
Keterangan :
= Koefisien korelasi
n
= Banyaknya responden
Y = Skor Butir
X = Skor Total Butir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menurut Sekaran dalam Ardiyanto (2013:51) adalah
uji untuk mengetahui sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias dan
karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas
beragam item dalam instrumen. Manfaat melakukan uji reliabilitas adalah
untuk memastikan bahwa instrumen yang digunakan benar-benar handal
dan mengukur apa yang ingin diketahui oleh peneliti. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang dari terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji
reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode Cronbach’s Alpha.
Kuesioner dinyatakan reliabel apabila mempunyai nilai Cronbach’s Alpha
> 0.6. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
[
][
]
Keterangan:
: Reliabilitas instrument
K
: Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
: Jumlah varian butir
: Varian total
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
K. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis
Peneliti melakukan analisis data dengan teknik analisis kuantitatif
atau teknik analisis data dengan menggunakan perhitungan statistik. Alat
ukur yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah dengan. Analisis
Jalur (Path Analysis) dengan menggunakan software SPSS for windows.
Analisis jalur merupakan perluasan dari persamaan regresi sederhana atau
berganda yang diperlukan pada jalur hubungan variabel-variabel yang
melibatkan lebih dari satu persamaan. Sebelum dilakukan analisis regresi,
terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas,
uji multikolinieritas, dan uji heteroskedasitas. Apabila uji asumsi klasik
terpenuhi, maka analisis regresi bisa dilakukan.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah nilai residual
berdistribusi normal atau tidak. Salah satu cara untuk melihat
normalitas adalah secara visual dengan normal probability plot.
Ketentuannya adalah jika data (titik-titik residual) menyebar di sekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat
dikatakan bahwa residual menyebar normal.
Pengujian secara visual sering kali kurang valid karena
penilaian pengamat yang satu dengan yang lain relatif berbeda (Basuki
dan Prawoto, 2016:58), sehingga dalam penelitian ini dilakukan uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
normalitas dilakukan dengan bantuan SPSS 16 menggunakan metode
Kolmogorov Smirnov. Pengujian normalitas dilakukan dengan
membandingkan nilai signifikan. Jika nilai Sig.
0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa residual menyebar normal. Sebaliknya, jika nilai
Sig.
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa residual menyebar tidak
normal (Basuki dan Prawoto, 2016:60).
b. Uji Multikolinieritas
Uji asumsi multikolinieritas artinya korelasi linier yang tinggi
(mendekati sempurna) diantara dua atau lebih variabel bebas yang
dapat menyebabkan pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen akan rendah walaupun nilai F model secara keseluruhan
kelihatan tinggi (Gudono, 2011:138). Salah satu cara menguji adanya
multikolinieritas adalah dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation
Factor). Jika nilai VIF lebih besar atau sama dengan 10,00, maka
terjadi multikolinieritas. Sebaliknya, jika nilai VIF lebih kecil dari
10,00, maka tidak terjadi multikolinieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana varians (dalam hal
ini varians residual) tidak stabil atau konstan (Gudono, 2011:135). Uji
heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
pengamatan lainnya (Ghozali, 2008:105). Pengujian untuk mendeteksi
adanya gejala heteroskedastisitas dilakukan dengan dengan uji Gletjer.
Uji Gletjer dilakukan dengan cara meregresikan residual dengan
variabel independen, dimana suatu variabel dikatakan tidak mengalami
heteroskedastisitas apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05.
2. Analisis Jalur
Analisis jalur (path analysis) merupakan suatu teknik untuk
menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda
jika variabel bebasnya memengaruhi variabel tergantung tidak hanya
secara langsung, tetapi juga secara tidak langsung (Rutherford dalam
Pardede, 2014:16). Tujuan dari analisis jalur menurut Pardede (2014:17)
adalah menentukan besar pengaruh langsung dari sejumlah variabel
berdasarkan koefisien regresi beta (koefisien beta/ β). Koefisien dalam
sistem
persamaan
path
analysis
adalah
koefisien
regresi
yang
distandarisasi (standardized coefficients). Teknik analisis jalur digunakan
dalam menguji besarnya pengaruh (kontribusi) yang ditunjukkan oleh
koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar
variabel X1, X2 dan X3 terhadap Y serta dampaknya terhadap Z (Gudono,
2011:218).
Sebuah diagram jalur, tanda panah berujung ganda (↔)
menunjukkan korelasional dan tanda panah satu arah (→) menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
hubungan kausal atau pengaruh langsung dari variabel eksogen ( X )
terhadap variabel (Y). Jadi, secara sistematik path analysis mengikuti pola
model struktural, sehingga langkah awal untuk mengerjakan atau
penerapan model path analysis yaitu dengan merumuskan persamaan
struktural dan diagram jalur (Riduwan dan Kuncoro, 2013:117).
Persamaan struktural dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Persamaan sub-struktural I: Y =
Persamaan sub-struktural II: Z =
Celebrity Endorser
Kredibilitas
(X1)
Asosiasi
Merek (Y)
Niat Beli
(Z)
Daya Tarik
(X2)
Gambar 3.2. Diagram Analisis Jalur
Perhitungan jalur menjelaskan tentang pengaruh kredibilitas dan
daya tarik terhadap niat beli baik secara langsung maupun tidak langsung
melalui asosiasi merek sebagai intervening variable. Sebelum menguji ada
tidaknya pengaruh langsung dan tidak langsung tersebut, masing-masing
jalur diuji signifikansi terlebih dahulu. Uji signifikansi atau uji t terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
masing-masing koefisien regresi diperlukan untuk mengetahui pengaruh
dari masing-masing variabel bebas (X1 dan X2), intervening variable (Y)
terhadap variabel terikat (Z).
A. Analisis Persamaan Sub-struktural I
Analisis regresi ini digunakan untuk mengetahui kekuatan
pengaruh dari variabel bebas (independent) terhadap variabel mediasi
(intervening). Pada analisis regresi ini menggunakan persamaan substruktural I yaitu:
Y=
1) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas
dalam menjelaskan variasi variabel terikat sangat terbatas. Nilai
yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel terikat (Ghozali, 2008:83). Data mengenai
koefisien determinasi (R2) dapat digunakan menghitung nilai error
terms (e/ɛ). Error terms (e/ɛ) merupakan elemen variasi variabel
dependen yang tidak dapat dijelaskan oleh semua variabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
independen (Gudono, 2011:220). Rumus yang digunakan untuk
menghitung error terms :
ε1 = √
2) Uji Signifikansi Paremeter Individual (uji t)
Uji parsial digunakan untuk menguji pengaruh kredibilitas
(X1) dan daya tarik (X2) terhadap asosiasi merek (Y) secara parsial.
Uji parsial dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh masing-masing variabel kredibilitas dan daya tarik
terhadap asosiasi merek.
a) Menentukan Hipotesis
Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel Coefficients.
Hipotesis statistik yang dirumuskan sebagai berikut (Riduwan
dan Kuncoro, 2013:132):
1. H0: ρyx1 = 0
2. H0: ρyx2 = 0
Ha: ρyx1 ≠ 0
Ha: ρyx2 ≠ 0
Hipotesis dalam bentuk kalimat:
1. H0: Kredibilitas seorang beauty vlogger tidak berpengaruh
terhadap asosiasi merek.
Ha: Kredibilitas seorang beauty vlogger berpengaruh
terhadap asosiasi merek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
2. H0: Daya tarik seorang beauty vlogger tidak berpengaruh
terhadap asosiasi merek.
Ha: Daya tarik seorang beauty vlogger berpengaruh
terhadap asosiasi merek.
b) Menentukan taraf signifikan (α).
Taraf signifikan (α) yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 5% atau 0,05.
c) Menentukan thitung
Rumus untuk menentukan thitung menurut Supranto (2009:250)
adalah sebagai berikut:
Keterangan:
tj
: thitung koefisien regresi variabel j, j = 1, 2, . . . , k.
bj
: koefisien regresi variabel j.
: standard error variabel.
d) Kaidah pengambilan keputusan (Supranto, 2009:251):
1. Jika Sig ≥ 0,05 atau nilai -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka H0
diterima dan Ha ditolak.
2. Jika Sig < 0,05 atau nilai -ttabel > thitung > ttabel, maka H0
ditolak dan Ha diterima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
e) Penarikan kesimpulan.
Jika H0 diterima, maka kredibilitas dan daya tarik seorang
beauty vlogger tidak berpengaruh terhadap asosiasi merek.
Sebaliknya, jika Ha diterima, maka kredibilitas dan daya tarik
seorang beauty vlogger berpengaruh terhadap asosiasi merek.
B. Analisis Persamaan Sub-struktural II
Analisis regresi ini digunakan untuk mengetahui kekuatan
pengaruh dari variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat
(dependent). Pada analisis regresi ini menggunakan persamaan substruktural II yaitu:
Z=
1) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas
dalam menjelaskan variasi variabel terikat sangat terbatas. Nilai
yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel terikat (Ghozali, 2008:83). Data mengenai
koefisien determinasi (R2) dapat digunakan menghitung nilai error
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
terms (e/ɛ). Error terms (e/ɛ) merupakan elemen variasi variabel
dependen yang tidak dapat dijelaskan oleh semua variabel
independen (Gudono, 2011:220). Rumus yang digunakan untuk
menghitung error terms :
ε2 = √
2) Uji Signifikansi Paremeter Individual (uji t)
Uji parsial digunakan untuk menguji pengaruh kredibilitas
(X1), daya tarik (X2) dan asosiasi merek (Y) terhadap niat beli (Z)
secara parsial. Uji parsial dalam penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh masing-masing variabel kredibilitas, daya
tarik dan asosiasi merek terhadap niat beli.
a) Menentukan Hipotesis
Uji secara individual ditunjukkan tabel Coefficients. Hipotesis
statistik yang dirumuskan sebagai berikut (Riduwan dan
Kuncoro, 2013:139):
1. H0: ρzx1 = 0
2. H0: ρzx2 = 0
3. H0: ρzx3 = 0
Ha: ρzx1 ≠ 0
Ha: ρzx2 ≠ 0
Ha: ρzx3 ≠ 0
Hipotesis dalam bentuk kalimat:
1. H0: Kredibilitas seorang beauty vlogger tidak berpengaruh
terhadap niat beli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Ha: Kredibilitas seorang beauty vlogger berpengaruh
terhadap niat beli.
2. H0: Daya tarik seorang beauty vlogger tidak berpengaruh
terhadap niat beli.
Ha: Daya tarik seorang beauty vlogger berpengaruh
terhadap niat beli.
3. H0: Asosiasi merek tidak berpengaruh terhadap niat beli.
Ha: Asosiasi merek berpengaruh terhadap niat beli.
b) Menentukan taraf signifikan (α)
Taraf signifikan (α) yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 5% atau 0,05.
c) Menentukan thitung
Rumus untuk menentukan thitung menurut Supranto (2009:250)
adalah sebagai berikut:
Keterangan:
tj
: thitung koefisien regresi variabel j, j = 1, 2, . . . , k.
bj
: koefisien regresi variabel j.
: standard error variabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
d) Kaidah pengambilan keputusan (Supranto, 2009:251):
1. Jika Sig ≥ 0,05 atau nilai -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka H0
diterima dan Ha ditolak.
2. Jika Sig < 0,05 atau nilai -ttabel > thitung > ttabel, maka H0
ditolak dan Ha diterima.
e) Penarikan kesimpulan.
Jika H0 diterima, maka kredibilitas seorang beauty vlogger,
daya tarik seorang beauty vlogger dan asosiasi merek tidak
berpengaruh terhadap niat beli. Sebaliknya, jika Ha diterima,
maka kredibilitas seorang beauty vlogger, daya tarik seorang
beauty vlogger dan asosiasi merek berpengaruh terhadap niat
beli.
C. Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Pengaruh Total
Setelah uji signifikansi persamaan I yaitu untuk mengetahui
ada tidaknya pengaruh variabel bebas (independent) terhadap variabel
mediasi (intervening) dan persamaan II yaitu untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh variabel bebas (independent) terhadap variabel
terikat (dependent), langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi
pengaruh langsung, tidak langsung dan pengaruh total setiap jalur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
1. Pengaruh langsung (direct causal effect) adalah pengaruh dari
suatu variabel ke variabel lainnya tanpa melalui perantaraan
variabel lain. Besarnya pengaruh dapat dilihat dari satu atau lebih
variabel independen yang panahnya mengarah langsung ke
variabel dependen (Gudono, 2011:226). Besarnya pengaruh
langsung dapat dilihat dari besarnya koefisien jalur yang
ditunjukkan oleh output SPSS pada tabel coefficient yang
dinyatakan sebagai Standardized coefficient atau dikenal dengan
nilai Beta (Sarjono, 2011:148).
2. Pengaruh tidak langsung (indirect effect) adalah pengaruh suatu
variabel ke variabel lainnya melalui perantaraan satu atau lebih
variabel lain (Gudono, 2011:226). Pengaruh tidak langsung
dihitung dengan cara mengalikan koefisien jalur variabel bebas
terhadap variabel mediasi (intervening) dengan koefisien jalur
variabel mediasi (intervening) terhadap variabel variabel terikat.
3. Pengaruh total merupakan penjumlahan dari pengaruh langsung
dan pengaruh tidak langsung masing-masing variabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
GAMBARAN UMUM
Kosmetika adalah bahan-bahan yang digunakan untuk memberikan
dampak kecantikan dan kesehatan bagi tubuh. Konsep kosmetik berkaitan dengan
produk kosmetik yang digunakan untuk wajah dan tubuh. Terdapat beberapa
bentuk kosmetika salah satunya adalah makeup. Makeup merupakan kosmetik
dekoratif yang digunakan untuk membuat tampilan yang lebih menarik atau untuk
melakukan perubahan pada bagian tubuh tertentu. Makeup juga dapat
didefinisikan sebagai produk kosmetika berwarna yang artinya bila digunakan
pada tubuh atau bagian tubuh tertentu akan menghasilkan warna, contohnya
lipstick, mascara, eyeliner, eyeshadow, dan sebagainya. Menurut Korichi, Pelle
de Queral, Gazano, dan Aubert (2008:59), makeup secara psikologis memiliki dua
fungsi yaitu fungsi seduction dan camouflage. Fungsi seduction artinya individu
menggunakan makeup untuk meningkatkan penampilan diri, sedangkan fungsi
camouflage artinya individu menggunakan makeup untuk menutupi kekurangan
diri secara fisik. Makeup sangat identik dengan perempuan, meskipun banyak
juga laki-laki yang menggunakannya sebagai sarana penunjang penampilan.
Dewasa ini, makeup telah digunakan oleh berbagai kalangan perempuan,
tidak terbatas status dan usia, termasuk juga oleh mahasiswi Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Snata Dharma. Hal ini dapat terlihat
dari banyaknya mahasiswi yang menggunakan riasan pada bagian wajah, seperti
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
penggunaan lipstick, eyeliner, eyebrow pencil, mascara dan sebagainya. Alasan
mahasiswi-mahasiswi ini menggunakan makeup beragam, mulai dari untuk
menunjang penampilan, hingga menggunakan makeup karena hanya mengikuti
tren yang ada.
Internet berperan besar dalam perkembangan kosmetik dan tren yang ada
di kalangan para perempuan. Teknologi tersebut telah membuat hampir setiap
orang memiliki akses informasi tentang sebuah produk tanpa harus pergi ke geraigerai kosmetik untuk melihat tutorial makeup atau selalu update dengan majalah
edisi terbaru untuk mengetahui tren di dunia fashion dan kecantikan. Para calon
pembeli pun diberikan ruang yang lebih leluasa untuk menimbang dengan
seksama sebelum akhirnya membeli produk tersebut. Informasi dalam berbagai
bentuk tentang fashion dan kecantikan bermunculan di dunia maya untuk
memenuhi kebutuhan para pemuja kecantikan, mulai dari iklan, blog, hingga toko
daring. Beragam iklan kosmetik juga dengan mudah dapat kita jumpai di tepi
konten yang sedang kita baca. Di samping itu, muncul pula fenomena beauty
vlogger yang semakin hari semakin diminati dan jumlahnya semakin bertambah.
Menurut urban dictionary, vlog (video blog) merupakan sebuah video
dokumentasi jurnalistik yang beredar di dalam web yang berisi tentang hidup,
pikiran, opini, dan ketertarikan. Konten vlog sangat bervariasi, namun sejauh ini
jika mengacu pada pertumbuhan jumlah vloggers dan viewers-nya, konten vlog
yang terpopuler adalah seputar fashion dan kecantikan (http://wolipopdetik.com/read/2016/05/13/170521/3209992/1133/ini-kontenvlog-dan-video-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
youtube-yang-populer-di-indonesia-2016, diakses tanggal 02-10-2016). Beauty
vlog adalah sebuah video yang kontennya seputar dunia fashion dan kecantikan
dengan tujuan untuk membagikan informasi dan pengalaman dari orang yang
membuat video blog tersebut. Para beauty vlogger adalah orang yang
menciptakan panduan kecantikan berupa video dengan tujuan untuk membagikan
informasi dan pengalamannya, seperti berbagai macam teknik aplikasi riasan
(makeup tutorial), ulasan produk kosmetik, tata rambut, sampai cara menghias
kuku, video ini kemudian diunggah ke platform media sosial seperti YouTube dan
Instagram.
Informasi dengan model vlog dirasa lebih efektif daripada iklan-iklan yang
selintas lewat, karena dengan gaya narasi atau video, para pencari informasi suatu
produk dapat merasa lebih dekat dengan barang yang akan dibelinya meskipun
mereka
tidak
bisa
benar-benar
menyentuh
produknya
(http://print-
kompas.com/baca/opini/jajak-pendapat/2016/06/07/RimbaKosmetikdiEra-Digital,
diakses tanggal 21-10-2016). Dengan menyimak ulasan para vlogger, calon
pembeli merasa lebih diyakinkan sebelum benar-benar membeli kosmetik yang
diinginkan. Selain itu, dikutip dari Dailymail.co.uk, sebuah perusahaan platform
pemasaran video yang bernama Pixability bekerja sama dengan YouTube
melakukan sebuah survei tentang vlogger yang kerap mengunggah panduan
kecantikan ke YouTube, hasilnya adalah 61 persen wanita akan melihat video
panduan kecantikan yang diunggah para vlogger di YouTube dan 38 persen
wanita mengatakan akan membeli produk yang ditampilkan dalam video yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
mereka lihat
tersebut
(http://www.koran-sindo.com/news.php?r4&n=12date-
=2016-01-26, diakses tanggal 21-10-2016).
Jumlah penonton (viewers) dan subscriber yang berjumalah ratusan ribu
hingga jutaan pengguna platform menyebabkan beauty vlogger menjadi popular
dan jumlah tersebut secara langsung menggambarkan besarnya pengaruh mereka
untuk dijadikan media promosi bagi perusahaan kecantikan ternama yang
bergerak di bidang fashion dan kecantikan. Perusahaan-perusahaan ini
menjadikan beauty vlogger sebagai selebriti pendukung (celebrity endorser)
untuk mempromosikan produknya melalui beauty vlog karena beragam
pertimbangan, misalnya dilihat dari page view dan followers/subscribers beauty
vlogger yang memadai. Artinya berdasarkan penilaian, mereka dapat memberikan
pengaruh tehadap followers-nya. Jadi, beauty vlogger harus memiliki gaya
komunikatif yang cocok dengan papasar sasaran.
The Body Shop merupakan salah satu brand yang bekerjasama dengan
beberapa beauty vlogger untuk mempromosikan produknya (http://lifestylebisnis.com/read/20151124/1/produk-kecantikan-mulai-lirik-promosi-lewat-videoblogging, diakses tanggal 02-10-2016). Salah satu beauty vlogger yang dipilih
The Body Shop adalah Abel Cantika atau yang akrab disapa Abellyc. Hal ini
terlihat pada beberapa beauty vlog yang diunggah ke channel Youtube Abellyc
dan channel Youtube The Body Shop untuk mempromosikan produk-produk The
Body Shop, salah satu beauty vlog tersebut berjudul “Fresh Everyday Makeup
with The Body Shop (Skincare routine)” yang dibuat oleh Abel Cantika. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
channel YouTube milik The Body Shop, beauty vlog milik Abellyc yang berisi
review dan demo produk The Body Shop ini dipublikasikan pada tanggal 12 April
2016 dan sampai tanggal 20 Juni 2017 telah ditonton sebanyak lebih dari 22.720
viewers, sedangkan di channel YouTube milik Abellyc yang dipublikasikan pada
tanggal 24 Maret 2016 telah ditonton sebanyak lebih dari 205.300 viewers (pada
tanggal 20 Juni 2017). Jumlah viewers beauty vlog milik Abellyc ini jumlahnya
paling banyak dibandingkan 21 beauty vlogger lainnya yang bekerja sama dengan
The Body Shop (pada tanggal 9 September 2016).
Abellyc sudah dikenal publik sebelum menjadi beauty vlogger karena
sudah pernah membintangi beberapa judul FTV dan film, dan membintangi salah
satu drama mini yang cukup terkenal di YouTube berjudul “BITTERSWEET”
(tanggal 28 Oktober 2016). Selain menjadi seorang beauty vlog, Abellyc yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
berusia 22 tahun ini, sering diundang menjadi pembicara di berbagai kegiatan
yang bertemakan kecantikan dan mengelola sebuah toko online. Selain itu,
Abellyc sedang menjalani studinya jurusan Public Relations di London School of
Public Relations. Abellyc memiliki karakteristik sebagai seorang endorser yang
dibuktikan dengan karakteristik yang dimiliki Abellyc sebagai beauty vlogger
yaitu image yang baik dikalangan para wanita, good looking, kemampuan
membuat vlog (video blog) termasuk konten yang menarik, keahliannya
menggunakan makeup, popular, dan dalam setiap beauty vlog yang dibuatnya
juga memberikan informasi yang mudah dipahami penonton. Selain itu, hal ini
juga dapat dilihat dari dua akun media sosial Abellyc yaitu youtube dan
instagram. Pada akun instagram Abellyc memiliki lebih dari 331.000 followers
(pada tanggal 20 Juni 2017), untuk foto dan video endorse yang di-upload-nya
Abellyc bisa mendapatkan lebih dari 570.000 like. Akun youtube Abellyc
memiliki lebih dari 206.000 subscriber (pada tanggal 20 Juni 2017), untuk video
dengan konten beauty review dan beaty tutorial mendapatkan lebih dari satu juta
viewers.
Salah satu beauty vlog Abellyc yang bekerjasama dengan The Body Shop
yang dipakai dalam penelitian ini berjudul “Fresh Everyday Makeup with The
Body Shop (Skincare routine)”. Video ini berisi review dan demo produk The Oils
of Life dari The Body Shop, serta tutorial 'Fresh Everyday Makeup' menggunakan
produk dari The Body Shop. Produk-produk yang digunakan adalah sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
1. Oils of Life, detail produknya adalah sebai berikut:
a. Intensely Revitalising Essence Lotion
b. Intensely Revitalising Facial Oil
c. Intensely Revitalising Gel Cream
d. Intensely Revitalising Cream
(https://www.thebodyshop.co.id/OILS-OF)
2. Fresh Nude, detail produknya adalah sebai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
a. Fresh Nude Foundation Hawaii Macadamia
b. Fresh Sorbet Blush - Florida Sunstar
c. The Body Shop Loose Powder – 02
d. Brow and Liner Kit – 03
e. The Body Shop Eyeshadow - Colour Crush (Melt My Heart)
f. The Body Shop Mascara
g. 2 in 1 Smoky Gel Liner - Brown
h. The Body Shop Lipstick - Colour Crush
(https://www.thebodyshop.co.id/MAKE-UP)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
1. Deskripsi Awal Penelitian
Penelitian ini menggunakan studi eksperimen jenis pre experimental
design yaitu one-shot case study, dimana terdapat satu kelompok yang diberi
treatment atau perlakuan yang disebut kelompok eksperimen. Kelompok
eksperimen terdiri dari 50 responden yang dikumpulkan peneliti pada hari Jumat,
14 April 2017 di Gedung Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma dengan
mewawancarai mahasiswi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan peneliti,
yaitu mahasiswi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma yang menggunakan kosmetik dan yang pernah menonton beauty vlog
dari berbagai media sosial seperti Instagram atau YouTube. Selain itu, peneliti
juga mencari responden dengan bantuan Instagram yaitu dengan melihat followers
(pengikut) akun-akun beauty vlogger di Instagram. Peneliti kemudian
mengkonfirmasi ulang keikutsertaan responden dalam penelitian ini pada hari
Senin, 17 April 2017.
Eksperimen ini dilakukan pada hari Selasa, 18 April 2017 pada pukul
17.30 sampai 18.00 WIB di ruang K.II/51 Fakultas Ekonomi, Gedung I
Universitas Sanata Dharma. Sebelum eksperimen dilakukan, peneliti terlebih
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
dahulu mengarahkan kelompok eksperimen agar bersikap netral dengan
mengabaikan segala pengetahuan yang dimiliki responden tentang suatu produk,
sehingga pada saat diberi treatment responden hanya fokus terhadap kinerja
beauty vlogger sebagai seorang endorser dan fokus pada informasi yang
disampaikan beauty vlogger tersebut. Treatment yang diberikan adalah dengan
memutarkan sebuah beauty vlog berjudul “Fresh Everyday Makeup with The
Body Shop (Skincare routine)” yang dibuat oleh Abel Cantika, salah satu beauty
vlogger ternama di Indonesia. Beauty vlog ini berisi demo dan review produk The
Body Shop yang berdurasi 7 menit 56 detik. Setelah responden menyimak beauty
vlog tersebut, peneliti melakukan pengukuran melalui kuesioner. Data yang
didapat melalui kuesioner ini diolah dengan SPSS 16 dan Microsoft Excel 2007.
2. Karakteristik Respoden
Karakteristik responden dalam sub bab ini memberikan gambaran tentang
responden yang diteliti dalam penelitian ini. Karakteristik responden dalam
penelitian ini diklasifikasikan sebagai berikut:
A. Deskripsi Tahun Angkatan Responden
Deskripsi pada bagian ini memberi gambaran mengenai tahun
angkatan responden yakni mahasiswi Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang sesuai dengan kriteria penelitian.
Dengan adanya deskripsi ini, akan diketahui dari tahun angkatan berapa saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
yang menjadi responden dalam penelitian ini. Hasil deskripsi tersebut
disajikan pada grafik 5.1.
Grafik 5.1 Tahun Angkatan Responden
25
20
15
10
5
0
T. A. 2013
T. A. 2014
T. A. 2015
T. A. 2016
Sumber: Hasil Output Ms. Excel 2007 yang telah diolah (2017)
Berdasarkan Grafik 5.1 di atas, jumlah frekuensi responden terbanyak
adalah mahasiswi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma tahun angkatan 2013 yaitu sebanyak 21 orang. Kemudian
mahasiswi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma tahun angkatan 2014 sebanyak 16 orang, mahasiswi Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma tahun angkatan
2015 sebanyak 10 orang, dan paling sedikit mahasiswi Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma tahun angkatan
2016 yaitu sebanyak 3 orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
B. Deskripsi Usia Responden
Deskripsi pada bagian ini memberi gambaran mengenai usia
responden yakni mahasiswi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma yang sesuai dengan kriteria penelitian. Hasil
deskripsi tersebut disajikan pada grafik 5.2.
Grafik 5.2 Usia Responden
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
18 Tahun
19 Tahun
20 Tahun
21 Tahun
22 Tahun
Sumber: Hasil Output Ms. Excel 2007 yang telah diolah (2017)
Berdasarkan Grafik 5.2 di atas, jumlah frekuensi responden terbanyak
adalah mahasiswi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma yang berusia 21 tahun yaitu sebanyak 18 orang. Mahasiswi
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
yang berusia 20 tahun sebanyak 16 orang, mahasiswi Program Studi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang berusia 22
tahun sebanyak 10 orang, mahasiswi Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang berusia 19 tahun sebanyak 4 orang
dan paling sedikit mahasiswi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma yang berusia 18 tahun yaitu sebanyak 2 orang
3. Deskripsi Variabel Penelitian
Analisis variabel digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang
variabel yang dilihat berdasarkan rata-rata (mean) dari pernyataan masing-masing
variabel. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Menghitung nilai rata-rata (mean) dari total rata-rata setiap pernyataan untuk
setiap variabel/objek.
b. Membuat kelas untuk nilai mean. Alternatif jawaban menggunakan skala
interval dengan skor dari satu sampai lima. Skor minimum adalah satu,
menunjukkan presepsi responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan
yang ada di kuesioner. Skor maksimum adalah lima, menunjukkan presepsi
responden yang sangat setuju dengan pernyataan yang ada di kuesioner. Nilai
mean yang dihitung angkanya tidak selalu bulat, sehingga perlu adanya
rentang kelas. Rentang kelas ditentukan dengan cara sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Tabel 5.1 Tabel Skala Data Variabel Penelitian
Skor
Kelas
Kategori
1
2
3
4
5
1,00 – 1,79
1,80 – 2,59
2,60 – 3,39
3,40 – 4,19
4,20 – 5,00
Sangat Tidak Baik
Tidak Baik
Netral
Baik
Sangat Baik
A. Variabel Kredibilitas
Variabel kredibilitas diukur dengan enam butir pernyataan untuk
memperoleh tanggapan responden. Penjelasan mengenai alternatif jawaban
dipaparkan oleh tabel berikut ini.
Tabel 5.2 Tabel Frekuensi Data Variabel Kredibilitas
Indikator
Pernyataan
K1
Beauty vlogger objektif dalam presentasinya.
Beauty vlogger tidak berusaha untuk memanipulasi
penonton.
Beauty vlogger dapat meyakinkan bahwa produk The
Body Shop dapat menambah kecantikan Anda.
Beauty vlogger merupakan orang yang ahli dilihat dari
pengetahuan yang dimilikinya.
Beauty vlogger merupakan orang yang ahli dilihat dari
pengalaman yang dimilikinya.
Beauty vlogger merupakan orang yang ahli dilihat dari
ketrampilan yang dimilikinya.
K2
K3
K4
K5
K6
Rata-rata Total
Rata-rata
(mean)
3.92
3.90
3.86
3.90
3.92
3.70
3.87
Sumber: Hasil Output SPSS 16 yang telah diolah (2017)
Tabel di atas menggambarkan persepsi responden terhadap variabel
kredibilitas. Rata-rata dari total mean enam butir pernyataan variabel
kredibilitas adalah 3,87. Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
persepsi yang baik terhadap kredibilitas Abel Cantika. Artinya, Abel Cantika
merupakan seorang beauty vlogger yang dapat dipercaya karena objektif dan
tidak memanipulasi penonton dalam presentasinya. Abel Cantika juga mampu
meyakinkan responden dengan keahlian yang dapat dilihat dari ketrampilan,
pengalaman dan pengetahuan mengenai The Body Shop yang dimilikinya.
B. Variabel Daya Tarik
Variabel daya tarik diukur dengan empat butir pernyataan untuk
memperoleh tanggapan responden. Penjelasan mengenai alternatif jawaban
dipaparkan oleh tabel berikut ini.
Tabel 5.3 Tabel Frekuensi Data Variabel Daya Tarik
Indikator
Pernyataan
D1
Beauty vlogger memiliki kesamaan permasalahan
kulit dengan Anda.
Beauty vlogger dapat membuat penonton tertarik
melalui caranya berkomunikasi.
Beauty vlogger dapat membuat penonton tertarik
melalui kharisma yang dipancarkannya.
Beauty vlogger dapat membuat penonton tertarik
melalui kondisi fisik yang dimilikinya.
Rata-rata Total
Sumber: Hasil Output SPSS 16 yang telah diolah (2017)
D2
D3
D4
Rata-rata
(mean)
3.84
3.92
4.02
4.18
3.99
Tabel di atas menggambarkan persepsi responden terhadap variabel
daya tarik. Rata-rata dari total mean empat butir pernyataan variabel daya
tarik adalah 3,99. Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki persepsi
yang baik terhadap daya tarik Abel Cantika. Artinya, Abel Cantika merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
seorang beauty vlogger yang dianggap menarik karena memiliki salah satu
atau pun semua karakteristik daya tarik, yakni menarik secara fisik, dihormati
untuk alasan lain selain daya tarik fisik seperti kharisma yang dipancarkannya
dan caranya berkomunikasi, serta ada kesamaan yang dimiliki responden dan
Abel Cantika, seperti persamaan jenis kulit.
C. Variabel Asosiasi Merek
Variabel asosiasi merek diukur dengan lima butir pernyataan untuk
memperoleh tanggapan responden. Penjelasan mengenai alternatif jawaban
dipaparkan oleh tabel berikut ini.
Tabel 5.4 Tabel Frekuensi Data Variabel Asosiasi Merek
Indikator
A1
A2
A3
A4
A5
Pernyataan
The Body Shop memiliki desain kemasan produk yang
menarik.
The Body Shop memiliki produk yang berbahan dasar
alami.
The Body Shop memiliki produk yang sesuai dengan
kebutuhan kulit Anda.
The Body Shop memiliki produk yang dapat
menyehatkan kulit Anda.
The Body Shop menggunakan beauty vlogger yang tepat
sebagai media promosi.
Rata-rata Total
Rata-rata
(mean)
4.00
4.06
4.04
3.88
4.00
4.02
Sumber: Hasil Output SPSS 16 yang telah diolah (2017)
Tabel di atas menggambarkan persepsi responden terhadap variabel
asosiasi merek. Rata-rata dari total mean lima butir pernyataan variabel
asosiasi merek adalah 4,02. Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
persepsi yang baik tentang The Body Shop. Artinya, responden memiliki
asosiasi positif tentang The Body Shop. Asosiasi positif ini berkaitan dengan
atribut produk, manfaat dan selebriti dalam hal ini beauty vlogger yang
mempromosikannya.
D. Variabel Niat Beli
Variabel niat beli diukur dengan enam butir pernyataan untuk
memperoleh tanggapan responden. Penjelasan mengenai alternatif jawaban
dipaparkan oleh tabel berikut ini.
Tabel 5.5 Tabel Frekuensi Data Variabel Niat Beli
Indikator
Pernyataan
N1
N2
Anda bersedia melakukan pembelian.
Anda ingin melakukan pembelian di masa mendatang.
Anda ingin membeli produk karena manfaat yang ada
pada produk.
Anda ingin membeli produk karena terinspirasi dari
beauty vlogger yang mempromosikannya.
Anda ingin membeli produk karena merasa yakin
dengan beauty vlogger yang mempromosikannya.
Anda ingin membeli produk karena tertarik dengan
beauty vlogger yang mempromosikannya.
Rata-rata Total
N3
N4
N5
N6
Rata-rata
(mean)
3.76
4.04
4.04
3.66
3.58
3.64
3.78
Sumber: Hasil Output SPSS 16 yang telah diolah (2017)
Tabel di atas menggambarkan persepsi responden terhadap variabel
niat beli. Rata-rata dari total mean enam butir pernyataan variabel niat beli
adalah 3,78. Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki persepsi yang
baik terhadap variabel niat beli. Artinya, setelah melihat beauty vlog,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
responden bersedia melakukan pembelian dan memiliki keinginan untuk
membeli produk di masa yang akan datang. Niat beli ini dapat timbul karena
manfaat yang ada pada produk The Body Shop, yakin dengan Abel Cantika,
tertarik dengan Abel Cantika, dan juga terinspirasi oleh Abel Cantika.
4. Pengujian Instrumen
Instrumen penelitian harus sesuai dengan kriteria teknik pengujian
validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas adalah pengujian suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan suatu alat ukur, seberapa besar suatu
alat ukur dapat dipercaya, yaitu konsisten dan stabil dari waktu ke waktu. Uji
validitas ingin mengetahui apakah suatu alat ukur benar-benar alat ukur yang
tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur. Uji reliabilitas ingin mengetahui
konsistensi instrumen dalam suatu alat ukur. Pengujian validitas dan reliabilitas
menggunakan data-data yang berasal dari 30 kuesioner. Pengujian dan
pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program aplikasi SPSS 16.
A. Pengujian Validitas
Signifikansi dilihat dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel
untuk degree of freedom (df) = n-2 dimana n adalah jumlah sampel. Jumlah
sampel (n) = 30 dan df = n-2, maka dihasilkan df = 28. Pada df = 28 dengan
tingkat kesalahan 5% atau 0,05 dapat kita lihat pada tabel nilai rtabel sebesar
0,361. Sedangkan nilai rhitung dapat kita peroleh dari pengolahan data dengan
program SPSS, yaitu pada tabel Item-Total Statistics, kolom Corrected Item-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Total Correlation dari masing-masing indikator. Jika rhitung lebih besar dari
rtabel dengan nilai positif, maka butir atau pertanyaan dari masing-masing
variabel dinyatakan valid.
a. Variabel Kredibilitas
Kuesioner penelitian variabel kredibilitas (X1) terdiri dari 6 butir
pernyataan. Hasil pengujian validitas untuk setiap butir pernyataan dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.6 Pengujian Validitas Variabel Kredibilitas
Butir
rhitung
rtabel
Keterangan
Pernyataan
K1
.569
.361
Valid
K2
.684
.361
Valid
K3
.634
.361
Valid
K4
.701
.361
Valid
K5
.585
.361
Valid
K6
.759
.361
Valid
Sumber: Hasil Output SPSS 16 yang telah diolah (2017)
b. Variabel Daya Tarik
Kuesioner penelitian variabel daya tarik (X2) terdiri dari 4 butir
pernyataan. Hasil pengujian validitas untuk setiap butir pernyataan dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.7 Pengujian Validitas Variabel Daya Tarik
Butir
rhitung
rtabel
Keterangan
Pernyataan
DT1
.417
.361
Valid
DT2
.624
.361
Valid
DT3
.501
.361
Valid
DT4
.410
.361
Valid
Sumber: Hasil Output SPSS 16 yang telah diolah (2017)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
c. Variabel Asosiasi Merek
Kuesioner penelitian variabel asosiasi merek (Y) terdiri dari 5 butir
pernyataan. Hasil pengujian validitas untuk setiap butir pernyataan dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.8 Pengujian Validitas Variabel Asosiasi Merek
Butir
rhitung
rtabel
Keterangan
Pernyataan
AM1
.608
.361
Valid
AM2
.475
.361
Valid
AM3
.486
.361
Valid
AM4
.752
.361
Valid
AM5
.497
.361
Valid
Sumber: Hasil Output SPSS 16 yang telah diolah (2017)
d. Variabel Niat Beli
Kuesioner penelitian variabel niat beli (Z) terdiri dari 6 butir
pernyataan. Hasil pengujian validitas untuk setiap butir pernyataan dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.9 Pengujian Validitas Variabel Niat Beli
Butir
rhitung
rtabel
Keterangan
Pernyataan
N1
.735
.361
Valid
N2
.571
.361
Valid
N3
.571
.361
Valid
N4
.666
.361
Valid
N5
.764
.361
Valid
N6
.597
. 361
Valid
Sumber: Hasil Output SPSS 16 yang telah diolah (2017)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
B. Pengujian Reliabilitas
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
dari terhadap pertanyatan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode Cronbach’s Alpha.
Pengujian dilakukan pada item-item pernyataan masing-masing variabel yang
dianggap valid pada 30 responden dan dinyatakan reliabel apabila mempunyai
nilai Cronbach’s Alpha > 0,6.
Tabel 5.10 Pengujian Reliabilitas Variabel Penelitian
Cronbach’s
Nilai
Variabel
N of Items
Keterangan
Alpha
Batas
Kredibilitas (X1)
6
.765
0.6
Reliabel
Daya Tarik (X2)
4
.697
0.6
Reliabel
Asosiasi Merek (Y)
5
.783
0.6
Reliabel
Niat Beli (Z)
6
.855
0.6
Reliabel
Sumber: Hasil Output SPSS 16 yang telah diolah (2017)
Berdasarkan tabel di atas, nilai Cronbach’s Alpha pada masing-masing
variabel penelitian lebih dari nilai batas 0,6. Hal ini berarti instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini memiliki kehandalan atau tingkat reliabilitas
yang tinggi.
5. Pengujian Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji
normalitas, uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas. Berikut paparan
masing-masing uji asumsi klasik pada masing-masing variabel penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
A. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah nilai residual
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan
dengan bantuan SPSS 16 menggunakan metode Kolmogorov Smirnov.
Pengujian normalitas dilakukan dengan membandingkan nilai signifikan. Jika
nilai Sig.
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa residual menyebar normal.
Sebaliknya, jika nilai Sig.
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa residual
menyebar tidak normal.
Tabel 5.11 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
Normal
Parametersa
Mean
Std. Deviation
Most Extreme
Absolute
Differences
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
30
.0000000
2.83231341
.124
.087
-.124
.679
.746
Sumber: Hasil Output SPSS 16 yang telah diolah (2017)
Berdasarkan hasil pengujian normalitas yang disajikan pada tabel 5.6,
dapat dilihat bahwa nilai signifikansinya lebih besar dari (0,746 > 0,05).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi
normal, sehingga dapat dianalisa lebih lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
B. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan yang kuat antar variabel independen. Salah satu cara menguji
adanya multikolinieritas adalah dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation
Factor). Jika nilai VIF lebih besar atau sama dengan 10,00, maka terjadi
multikolinieritas di antara variabel bebas. Sebaliknya, jika nilai VIF lebih
kecil dari 10,00, maka tidak terjadi multikolinieritas di antara variabel bebas.
Hasil Uji Multikolinieritas dipaparkan pada grafik berikut.
Tabel 5.12 Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
1
Tolerance
VIF
X1
.975
1.026
X2
.888
1.126
Y
.880
1.136
a. Dependent Variable: NB
Sumber: Hasil Output SPSS 16 yang telah diolah (2017)
Berdasarkan hasil pengujian multikolinieritas yang disajikan pada
tabel 5.7, dapat dilihat bahwa nilai VIF pada setiap variabel bebas adalah
lebih kecil dari 10. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolinieritas di antara variabel bebas tersebut, sehingga dapat dianalisa
lebih lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
C. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residul satu pengamatan ke pengamatan
lainnya. Pengujian untuk mendeteksi adanya gejala heteroskedastisitas
dilakukan dengan uji Gletjer. Uji Gletjer dilakukan dengan cara meregresikan
residual dengan variabel independen, dimana suatu variabel dikatakan tidak
mengalami heteroskedastisitas apabila nilai signifikansinya lebih besar dari
0,05.
Tabel 5.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Standardized
Coefficients
Std. Error
6.395
3.635
X1
.088
.091
X2
-.071
Y
-.256
Beta
t
Sig.
1.759
.090
.177
.963
.344
.151
-.090
-.469
.643
.150
-.328
-1.699
.101
a. Dependent Variable: RES2
Sumber: Hasil Output SPSS 16 yang telah diolah (2017)
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 5.8, dapat dilihat bahwa nilai
signifikansi variabel penelitian lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa data yang diuji dalam penelitian ini tidak mengalami
heteroskedastisitas, sehingga dapat dianalisa lebih lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
6. Analisis Data
Pada penelitian ini pengujian dilakukan dengan menggunakan analisis
jalur (path analysis). Analisis Jalur (Path Analysis) dilakukan untuk mengetahui
pengaruh langsung dan tidak langsung sekumpulan variabel, sebagai variabel
penyebab (variabel eksogen) terhadap seperangkat variabel lainnya yang
merupakan variabel akibat (variabel endogen). Analisis jalur merupakan
perluasan dari analisis regresi linear berganda, yakni regresi dilakukan sebanyak
dua kali. Analisis regresi yang pertama untuk mengetahui kekuatan pengaruh dari
variabel bebas (independent) terhadap variabel mediasi (intervening). Analisis
regresi yang kedua untuk mengetahui kekuatan pengaruh dari variabel bebas
(indenpendent) terhadap variabel terikat (dependent). Berikut hasil perhitungan
data dengan menggunakan program aplikasi SPSS 16.
A. Analisis Persamaan Sub-struktural I
X1
Y
X2
Gambar 5.1. Hubungan Sub-struktur X1 dan X2 terhadap Y
Analisis persamaan sub-struktural I dilakukan untuk mengetahui
kekuatan pengaruh dari variabel bebas (independent) terhadap variabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
mediasi (intervening). Pada analisis regresi ini menggunakan persamaan substruktural I yaitu:
Y=
1) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) persamaan I ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan variabel kredibilitas (X1) dan daya
tarik (X2) secara keseluruhan dalam menjelaskan variabel asosiasi merek
(Y). Hasil analisis koefisien determinasi dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 5.14 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model
1
R
R Square
.455
a
Adjusted R Square
.207
Std. Error of
the Estimate
.173
2.440
a. Predictors: (Constant), DT, K
b. Dependent Variable: AM
Sumber: Hasil Output SPSS 16 yang telah diolah (2017)
Berdasarkan tabel Model Summary di atas, dapat diketahui bahwa
besarnya R Square (R2) adalah 0,207 = 20,7%. Artinya, variasi dalam
variabel asosiasi merek dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel
kredibilitas dan daya tarik seorang beauty vlogger sebesar 20,7%,
sedangkan nilai error terms (e/ɛ) yang merupakan elemen variasi variabel
asosiasi merek yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel kredibilitas dan
daya tarik yaitu sebesar: ε1 = √
=√
= 0,891.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
2) Uji Signifikansi Paremeter Individual (uji t)
Besarnya pengaruh variabel kredibilitas (X1) dan daya tarik (X2)
terhadap variabel asosiasi merek (Y) ditunjukkan oleh tabel Coefficients.
Hasil pengujian dipaparkan pada tabel berikut ini.
Tabel 5.15 Hasil Perhitungan secara Parsial
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Standardized
Coefficients
Std. Error
8.916
3.301
X1
.240
.087
X2
.344
.165
Beta
t
Sig.
2.701
.010
.361
2.778
.008
.270
2.080
.043
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil Output SPSS 16 yang telah diolah (2017)
a) Pengujian secara parsial variabel kredibilitas (X1) terhadap
asosiasi merek (Y)
1. Menentukan Hipotesis
a. H0: Kredibilitas
(X1)
seorang
beauty
vlogger
tidak
berpengaruh terhadap asosiasi merek (Y).
b. Ha: Kredibilitas (X1) seorang beauty vlogger berpengaruh
terhadap asosiasi merek (Y).
2. Menentukan taraf signifikan (α)
Taraf signifikan (alpha-α) yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 5% atau 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
3. Menentukan thitung
Pada tabel coefficients, besarnya thitung variabel kredibilitas (X1)
terhadap asosiasi merek (Y) adalah 2,778 dengan signifikansi
0,008.
4. Kaidah pengambilan keputusan (Supranto, 2009:251):
a. Jika Sig ≥ 0,05 atau nilai -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima
dan Ha ditolak.
b. Jika Sig < 0,05 atau nilai -ttabel > thitung > ttabel, maka H0 ditolak
dan Ha diterima.
5. Kesimpulan
Berdasarkan tabel coefficients, diketahui bahwa variabel
kredibilitas (X1) mempunyai nilai Sig. sebesar 0,008. Jika
dibandingkan dengan α = 0,05, maka nilai Sig. < nilai α (0,008 <
0,05). Dengan demikian, H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa kredibilitas berpengaruh terhadap asosiasi
merek. Besarnya Beta (koefisien jalur) variabel kredibilitas (X1)
terhadap asosiasi merek (Y) adalah 0,361 (ρyx1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
b) Pengujian secara parsial variabel daya tarik (X2) terhadap
asosiasi merek (Y)
1. Menentukan Hipotesis
a. H0: Daya tarik (X2) seorang beauty vlogger tidak berpengaruh
terhadap asosiasi merek (Y).
b. Ha: Daya tarik (X2) seorang beauty vlogger berpengaruh
terhadap asosiasi merek (Y).
2. Menentukan taraf signifikan (α)
Taraf signifikan (alpha-α) yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 5% atau 0,05.
3. Menentukan thitung
Pada tabel coefficients, besarnya thitung variabel daya tarik (X2)
terhadap asosiasi merek (Y) adalah 2,080 dengan signifikansi
0,043.
4. Kaidah pengambilan keputusan (Supranto, 2009:251):
a. Jika Sig ≥ 0,05 atau nilai -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima
dan Ha ditolak.
b. Jika Sig < 0,05 atau nilai -ttabel > thitung > ttabel, maka H0 ditolak
dan Ha diterima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
5. Kesimpulan
Berdasarkan tabel coefficients, diketahui bahwa variabel daya
tarik (X2) mempunyai nilai Sig. sebesar 0,043. Jika dibandingkan
dengan α = 0,05, maka nilai Sig. < nilai α (0,043 < 0,05). Dengan
demikian, H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
daya tarik berpengaruh terhadap asosiasi merek. Besarnya Beta
(koefisien jalur) variabel daya tarik (X2) terhadap asosiasi merek
(Y) adalah 0,270 (ρyx2).
3) Hasil Persamaan Sub-struktural I
Y=
Y=
Persamaan
ini
menggambarkan
pengaruh
kausal
variabel
kredibilitas (X1) dan daya tarik (X2) terhadap variabel asosiasi merek (Y).
Berdasarkan pengujian signifikansi, variabel kredibilitas dan daya tarik
berpengaruh terhadap asosiasi merek karena variabel kredibilitas dan daya
tarik memiliki nilai sig. < nilai probabilitas 0,05, sehingga H0 ditolak dan
Ha diterima. Nilai 0,361 menunjukkan besarnya pengaruh dari variabel
kredibilitas (X1) terhadap variabel asosiasi merek (Y). Dengan demikian,
tinggi rendahnya asosiasi merek dipengaruhi oleh kredibilitas sebesar
36,1%. Nilai 0,270 menunjukkan besarnya pengaruh dari variabel daya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
tarik (X2) terhadap variabel asosiasi merek (Y). Dengan demikian, tinggi
rendahnya asosiasi merek dipengaruhi oleh daya tarik sebesar 27%.
B. Persamaan Sub-struktural II
X1
Y
Z
X2
Gambar 5.2. Hubungan Sub-struktur X1, X2 dab Y terhadap Z
Analisis persamaan sub-struktural II dilakukan untuk mengetahui
kekuatan pengaruh dari variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat
(dependent). Pada analisis regresi ini menggunakan persamaan sub-struktural
II yaitu:
Z=
1) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) persamaan dua ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan variabel kredibilitas (X1), daya
tarik (X2) dan asosiasi merek (Y) secara keseluruhan dalam menjelaskan
variabel niat beli (Z). Hasil analisis koefisien determinasi dapat dilihat
sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Tabel 5.16 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model
R
1
R Square
.440
a
Adjusted R Square
.193
Std. Error of the Estimate
.141
3.078
a. Predictors: (Constant), Y, X1, X2
b. Dependent Variable: Z
Sumber: Hasil Output SPSS 16 yang telah diolah (2017)
Berdasarkan tabel Model Summary di atas, dapat diketahui bahwa
besarnya R Square (R2) adalah 0,193 = 19,3%. Artinya, variasi dalam
variabel niat beli dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel kredibilitas,
daya tarik dan asosiasi merek sebesar 19,3%, sedangkan nilai error terms
(e/ɛ) yang merupakan elemen variasi variabel niat beli yang tidak dapat
dijelaskan oleh variabel kredibilitas, daya tarik dan asosiasi merek yaitu
sebesar: ε2 = √
=√
= 0,898.
2) Uji Signifikansi Paremeter Individual (uji t)
Besarnya pengaruh variabel kredibilitas (X1), daya tarik (X2) dan
asosiasi merek (Y) terhadap niat beli (Z) ditunjukkan oleh tabel
Coefficients. Hasil pengujiannya dipaparkan pada tabel berikut ini.
Tabel 5.17 Hasil Perhitungan secara Parsial
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model
B
1 (Constant)
Std. Error
Beta
t
Sig.
8.580
4.475
1.918
.061
X1
.085
.118
.103 .721
.474
X2
.287
.218
.182 1.316
.195
Y
.380
.184
.307 2.066
.044
a. Dependent Variable: Z
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
a) Pengujian secara parsial variabel kredibilitas (X1) terhadap niat
beli (Z)
1. Menentukan Hipotesis
a. H0: Kredibilitas (X1) seorang beauty vlogger tidak berpengaruh
terhadap niat beli (Z).
b. Ha: Kredibilitas (X1) seorang beauty vlogger berpengaruh
terhadap niat beli (Z).
2. Menentukan taraf signifikan (α)
Taraf signifikan (alpha-α) yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 5% atau 0,05.
3. Menentukan thitung
Pada tabel coefficients, besarnya thitung variabel kredibilitas (X1)
terhadap niat beli (Z) adalah 0,721 dengan signifikansi 0,474.
4. Kaidah pengambilan keputusan (Supranto, 2009:251):
a. Jika Sig ≥ 0,05 atau nilai -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima
dan Ha ditolak.
b. Jika Sig < 0,05 atau nilai -ttabel > thitung > ttabel, maka H0 ditolak
dan Ha diterima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
5. Kesimpulan
Berdasarkan tabel coefficients, diketahui bahwa variabel
kredibilitas (X1) mempunyai nilai Sig. sebesar 0,474. Jika
dibandingkan dengan α = 0,05, maka nilai Sig. > nilai α (0,474 >
0,05). Dengan demikian, H0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini
menunjukkan bahwa kredibilitas tidak berpengaruh terhadap niat
beli. Besarnya Beta (koefisien jalur) variabel kredibilitas (X1)
terhadap niat beli (Z) sama dengan 0.
b) Pengujian secara parsial variabel daya tarik (X2) terhadap niat
beli (Z)
1. Menentukan Hopotesis
a. H0: Daya tarik (X2) seorang beauty vlogger tidak berpengaruh
terhadap niat beli (Z).
b. Ha: Daya tarik (X2) seorang beauty vlogger berpengaruh
terhadap niat beli (Z).
2. Menentukan taraf signifikan (α)
Taraf signifikan (alpha-α) yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 5% atau 0,05.
3. Menentukan thitung
Pada tabel coefficients, besarnya thitung variabel daya tarik (X2)
terhadap niat beli (Z) adalah 1,316 dengan signifikansi 0,195.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
4. Kaidah pengambilan keputusan (Supranto, 2009:251):
a. Jika Sig ≥ 0,05 atau nilai -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima
dan Ha ditolak.
b. Jika Sig < 0,05 atau nilai -ttabel > thitung > ttabel, maka H0 ditolak
dan Ha diterima.
5. Kesimpulan
Berdasarkan tabel coefficients, diketahui bahwa variabel
daya tarik (X2) mempunyai nilai Sig. sebesar 0,195. Jika
dibandingkan dengan α = 0,05, maka nilai Sig. > nilai α (0,195 >
0,05). Dengan demikian, H0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini
menunjukkan bahwa daya tarik tidak berpengaruh terhadap niat
beli. Besarnya Beta (koefisien jalur) variabel daya tarik (X2)
terhadap niat beli (Z) sama dengan 0.
c) Pengujian secara parsial variabel asosiasi merek (Y) terhadap niat
beli (Z)
1. Menentukan Hopotesis
a. H0: Asosiasi merek (Y) tidak berpengaruh terhadap niat beli
(Z).
b. Ha: Asosiasi merek (Y) berpengaruh terhadap niat beli (Z).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
2. Menentukan taraf signifikan (α)
Taraf signifikan (alpha-α) yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 5% atau 0,05.
3. Menentukan thitung
Pada tabel coefficients, besarnya thitung variabel asosiasi merek (Y)
terhadap niat beli (Z) adalah 2,066 dengan signifikansi 0,044.
4. Kaidah pengambilan keputusan (Supranto, 2009:251):
A. Jika Sig ≥ 0,05 atau nilai -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima
dan Ha ditolak.
B. Jika Sig < 0,05 atau nilai -ttabel > thitung > ttabel, maka H0 ditolak
dan Ha diterima.
5. Kesimpulan
Berdasarkan tabel coefficients, diketahui bahwa variabel
asosiasi merek (Y) mempunyai nilai Sig. sebesar 0,044. Jika
dibandingkan dengan α = 0,05, maka nilai Sig. < nilai α (0,044 <
0,05). Dengan demikian, H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa asosiasi merek berpengaruh terhadap niat
beli. Besarnya Beta (koefisien jalur) variabel asosiasi merek (Y)
terhadap niat beli (Z) adalah 0,307 (ρzy).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
3) Hasil Persamaan Sub-struktural II
Z=
Z=
Persamaan
ini
menggambarkan
pengaruh
kausal
variabel
kredibilitas (X1), daya tarik (X2) dan asosiasi merek (Y) terhadap variabel
niat beli (Z). Berdasarkan pengujian signifikansi, variabel kredibilitas dan
daya tarik tidak berpengaruh terhadap variabel niat beli karena variabel
kredibilitas dan daya tarik memiliki nilai sig > nilai probabilitas, sehingga
H0 diterima dan Ha ditolak. Variabel asosiasi merek berpengaruh terhadap
niat beli karena variabel asosiasi merek memiliki nilai sig. < nilai
probabilitas 0,05, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Nilai 0,307
menunjukkan besarnya pengaruh dari variabel asosiasi merek (Y) terhadap
variabel niat beli (Z). Dengan demikian, tinggi rendahnya niat beli
dipengaruhi oleh asosiasi merek sebesar 30,7%.
C. Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Pengaruh Total
Perhitungan sub-struktural I dan sub-struktural II menghasilkan dua
persamaan yang menggambarkan hubungan variabel bebas (independent)
terhadap variabel mediasi (intervening) dan hubungan variabel bebas
(indenpendent) terhadap variabel terikat (dependent). Persamaan substruktural I dan sub-struktural II menunjukkan besarnya pengaruh X1 terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Y, X2 terhadap Y, X1 terhadap Z, X2 terhadap Z, dan Y terhadap Z. Setelah
menghitung persamaan I dan persamaan II, langkah selanjutnya adalah
mengidentifikasi pengaruh langsung, tidak langsung dan pengaruh total setiap
jalur.
Pengaruh langsung (direct causal effect) adalah pengaruh dari suatu
variabel ke variabel lainnya tanpa melalui perantaraan variabel lain. Besarnya
pengaruh dapat dilihat dari satu atau lebih variabel independen yang panahnya
mengarah langsung ke variabel dependen (Gudono, 2011:226). Besarnya
pengaruh langsung dapat dilihat dari besarnya koefisien jalur yang
ditunjukkan oleh output SPSS pada tabel coefficient yang dinyatakan sebagai
Standardized coefficient atau dikenal dengan nilai Beta (Sarjono, 2011:148).
Pengaruh tidak langsung (indirect effect) adalah pengaruh suatu
variabel ke variabel lainnya melalui perantaraan satu atau lebih variabel lain
(Gudono, 2011:226). Pengaruh tidak langsung dihitung dengan cara
mengalikan koefisien jalur variabel bebas terhadap variabel mediasi
(intervening) dengan koefisien jalur variabel mediasi (intervening) terhadap
variabel variabel terikat.
Pengaruh total merupakan penjumlahan dari pengaruh langsung dan
pengaruh tidak langsung masing-masing variabel. Tabel berikut merangkum
seluruh hasil koefisien jalur (Beta), pengaruh langsung dan tidak langsung,
serta pengaruh total.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Tabel 5.18 Analisis Jalur X1, X2 terhadap Y dan Dampaknya terhadap Z
Pengaruh
Koefisien
Variabel
Total
Jalur
Langsung
Tidak Langsung
X1 terhadap Y
0,361
0,361
-
0,361
X2 terhadap Y
0,270
0,270
-
0,270
X1 terhadap Z
0,103
-
0,361 x 0,307 = 0,111
0,111
X2 terhadap Z
0,182
-
0,270 x 0,307 = 0,083
0,083
Y terhadap Z
0,307
0,307
-
0,307
0,891
0,891
-
0,891
0,898
0,898
-
0,898
Sumber: Hasil data primer yang telah diolah (2017)
7. Pembahasan
Pada perhitungan sub-struktural I, variabel kredibilitas (X1) dan daya tarik
(X2) berpengaruh terhadap asosiasi merek (Y). Besarnya pengaruh kredibilitas
terhadap asosiasi merek adalah sebesar 0,361 atau 36,1%. Hal ini berarti semakin
jujur beauty vlogger dalam presentasinya maka akan membuat kepercayaan
penonton terhadap beauty vlogger meningkat, sehingga akan mendorong sikap
atau kesan penonton yang lebih baik terhadap merek yang didukungnya. Seorang
beauty vlogger yang dianggap sebagai ahli pada saat mempresentasikan suatu
produk akan lebih persuasif dalam mengubah pendapat penonton tentang suatu
merek. Dalam penelitian ini, Abel Cantika dianggap kredibel oleh responden
karena responden menunjukkan persepsi yang baik terhadap kredibilitas Abel
Cantika. Hal ini sesuai dengan teori Shimp (Shimp, 2014:258) bahwa jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
celebrity endorser sebagai sumber pesan dianggap kredibel, maka akan
memengaruhi sikap (attitudes) atau kesan konsumen secara positif terhadap
merek yang didukungnya melalui proses internalisasi yakni ketika penerima pesan
dapat menerima dan memahami posisi endorser dalam iklan tersebut terhadap
masalah seperti dirinya.
Besarnya pengaruh daya tarik terhadap asosiasi merek adalah sebesar
0,270 atau 27%. Hal ini berarti seorang beauty vlogger yang memiliki kharisma
dan memiliki daya tarik fisik pada saat mempresentasikan produk akan membuat
penonton tertarik untuk menonton dan menerima informasi-informasi positif yang
disampaikan beauty vlogger tentang merek. Informasi-informasi positif ini akan
membuat penonton memiliki kesan yang positif terhadap merek tersebut. Semakin
banyak kesamaan yang dimiliki penonton dengan beauty vlogger, maka semakin
banyak pula
hal yang dipelajari dan diikuti penonton dari beauty vlogger
termasuk yang berhubungan dengan merek yang dipromosikannya. Dalam
penelitian ini responden menganggap Abel Cantika memiliki daya tarik karena
responden menunjukkan persepsi yang baik terhadap daya tarik Abel Cantika. Hal
ini sesuai dengan teori Shimp (Shimp, 2014:259) bahwa konsumen yang
menemukan sesuatu dalam diri endorser yang mereka anggap menarik, terjadi
persuasi melalui identifikasi. Artinya, ketika konsumen melihat sesuatu yang
menarik dari artis endorser, mereka akan mengidentifikasi endorser dan
cenderung mengadopsi sikap, perilaku, minat, atau preferensi endorser tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Pada perhitungan sub-struktural II, variabel kredibilitas dan daya tarik
tidak berpengaruh terhadap niat beli karena memiliki nilai Sig. > nilai α.
Meskipun dalam penelitian ini responden menganggap beauty vlogger Abel
Cantika merupakan endorser yang kredibel dan memiliki daya tarik, namun
kemungkinan alasan-alasan responden belum berniat untuk membeli adalah
sebagai berikut:
a.
Informasi tentang merek The Body Shop yang diberikannya dalam beauty
vlog tersebut kurang optimal atau dengan kata lain responden mendapatkan
informasi yang terbatas, misalnya di dalam beauty vlog belum ada informasi
mengenai harga produk, padahal biasanya harga produk merupakan salah
satu hal yang dijadikan pertimbangan oleh konsumen sebelum melakukan
pembelian.
b.
Penonton hanya menikmati beauty vlog sebagai hiburan dan tidak berniat
untuk melakukan pembelian walupun mereka menganggap Abel Cantika
merupakan orang yang kredibel dan memiliki daya tarik.
c.
Responden dalam penelitian ini merupakan konsumen yang loyal terhadap
produk yang dipakainya sekarang, sehingga responden tidak tertarik untuk
membeli produk lain selain produk yang dipakainya sekarang.
d.
Segmen responden berbeda dengan segmen The Body Shop. The Body Shop
terkenal memiliki produk yang eksklusif karena harganya yang relatif mahal,
sedangkan semua responden adalah mahasiswa jika dilihat dari profil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
responden, sehingga mungkin saja hal ini menjadi salah satu pertimbangan
responden untuk belum berniat melakukan pembelian.
e.
Penilaian subjektif responden terhadap Abel Cantika. Responden sadar
bahwa Abel Cantika sengaja direkrut oleh The Body Shop, sehingga menjadi
hal yang wajar apabila dalam presentasinya, Abel Cantika mengatakan halhal positif tentang produk The Body Shop.
Hasil perhitungan sub-struktural II membuktikan bahwa variabel asosiasi
merek berpengaruh terhadap niat beli, pengaruh tersebut sebesar 0,307 atau
30,7%. Hal ini berarti setelah menyimak beauty vlog, penonton memiliki asosiasiasosiasi positif yang melekat pada merek seperti atribut produk, manfaat produk
dan beauty vlogger yang mempromosikan produk, dimana asosiasi-asosiasi merek
ini dapat memudahkan penonton untuk memproses dan mengingat kembali
berbagai informasi mengenai merek yang dapat menimbulkan niat untuk
melakukan pembelian. Dalam penelitian ini responden memiliki persepsi yang
baik tentang The Body Shop. Artinya, responden memiliki asosiasi positif tentang
The Body Shop. Asosiasi positif ini berkaitan dengan atribut produk, manfaat dan
selebriti dalam hal ini beauty vlogger yang mempromosikannya. Hasil ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Durianto dan Sitinjak (dalam Ardiyanto,
2013:35), yakni brand association (terutama yang membentuk brand image)
menjadi pijakan bagi konsumen dalam keputusan pembelian dan loyalitasnya
pada merek tersebut, dimana muncul sebuah niat terlebih dahulu sebelum
konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk. Aaker (dalam Sadat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
2009:170) juga mengemukakan bahwa asosiasi positif yang melekat pada merek
dapat memudahkan pelanggan memproses dan mengingat kembali berbagai
informasi mengenai merek yang sangat berguna dalam proses keputusan
membeli.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kredibilitas dan daya
tarik berpengaruh terhadap asosiasi merek, kemudian asosiasi merek berpengaruh
terhadap niat beli. Hal ini berarti kredibilitas dan daya tarik berpengaruh secara
tidak langsung terhadap niat beli dengan asosiasi merek sebagai intervening
variable atau dengan kata lain asosiasi merek memediasi antara kredibilitas dan
daya tarik terhadap niat beli. Pengaruh tidak langsung variabel kredibilitas
terhadap niat beli adalah sebesar 0,111 dan pengaruh tidak langsung variabel daya
tarik terhadap niat beli adalah sebesar 0,083. Seorang beauty vlogger membuat
beauty vlog tujuannya adalah untuk membagikan informasi dan pengalamannya.
Oleh karena itu, saat beauty vlogger bekerjasama dengan suatu perusahaan untuk
mempromosikan produk, seorang beauty vlogger akan mempromosikan secara
mendalam tentang sebuah produk karena seorang beauty vlogger akan membuat
kesaksian (testimonial) mengenai produk tersebut. Seorang beauty vlogger yang
kredibel dan memiliki daya tarik akan dengan mudah mentransfer informasi
kepada penonton dan penonton beauty vlog tersebut akan menerima banyak
informasi seputar produk, dimana informasi-informasi ini akan memengaruhi
sikap atau kesan penonton terhadap merek. Kesan positif yang melekat pada
merek dapat memudahkan pelanggan memproses dan mengingat kembali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
berbagai informasi mengenai merek yang sangat berguna dalam proses keputusan
membeli. Hal ini sesuai dengan teori Shimp (dalam Ardiyanto, 2013:33) yakni
bahwa penggunaan celebrity endorser yang memiliki karakteristik akan dapat
memengaruhi sikap (attitudes) atau kesan konsumen secara positif terhadap
merek yang didukungnya, sehingga konsumen akan mempertimbangkannya
dalam proses pembelian dan diharapkan secara langsung memengaruhi perilaku
melalui alam tak sadar mereka, hal ini membuat konsumen dipengaruhi untuk
membeli tanpa ada paksaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara
langsung antara kredibilitas (credibility) dan daya tarik (attractiveness) dari
seorang beauty vlogger terhadap niat beli (purchase intention), untuk mengetahui
ada tidaknya pengaruh secara tidak langsung antara kredibilitas (credibility) dan
daya tarik (attractiveness) dari seorang beauty vlogger terhadap niat beli
(purchase intention) dengan asosiasi merek (brand association) sebagai
intervening variable, serta untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh asosiasi
merek (brand association) terhadap niat beli (purchase intention). Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan
perumusan masalah yakni sebagai berikut :
1. Kredibilitas (credibility) dan daya tarik (attractiveness) dari seorang beauty
vlogger tidak berpengaruh terhadap niat beli (purchase intention).
2. Kredibilitas (credibility) dan daya tarik (attractiveness) dari seorang beauty
vlogger berpengaruh terhadap asosiasi merek (brand association).
3. Asosiasi merek (brand association) berpengaruh terhadap niat beli (purchase
intention).
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
4. Kredibilitas (credibility) dan daya tarik (attractiveness) dari seorang beauty
vlogger berpengaruh secara tidak langsung terhadap niat beli (purchase
intention) melalui asosiasi merek (brand association) sebagai intervening
variable.
B. Saran
Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang ada dalam penelitian
ini, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan pihak
perusahaan dan penelitian selanjutnya. Saran yang diajukan peneliti adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kredibilitas dan daya tarik
seorang beauty vlogger sebagai celebrity endorser berpengaruh terhadap niat
beli dengan melalui asosiasi merek. Hal ini berarti di era digital sekarang ini,
penggunaan beauty vlogger sebagai celebrity endorser menjadi salah satu cara
yang efektif untuk memasarkan produk. Penggunaan celebrity endorser
adalah hal yang kritikal bagi para pemasar, karena apabila diputuskan secara
tepat akan dapat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap tingkat
penjualan produk. Saran yang diberikan peneliti berdasarkan data deskriptif
masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
a. Mempertimbangkan objektivitas dan pengalaman beauty vlogger sebagai
celebrity endorser.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Berdasarkan tabel 5.2 yang berisi frekuensi data variabel kredibilitas,
yang memiliki mean tertinggi adalah pernyataan tentang objektivitas dan
pengalaman yang dimiliki beauty vlogger. Hal ini berarti perusahaan yang
ingin menggunakan beauty vlogger sebagai celebrity endorser harus
mengevaluasi beauty vlogger dengan memprioritaskan objektivitas beauty
vlogger dalam presentasinya dan pengalaman yang dimiliki beauty
vlogger sebagai celebrity endorser.
b. Mempertimbangkan beauty vlogger berdasarkan daya tarik fisik yang
dimilikinya.
Berdasarkan tabel 5.3 yang berisi frekuensi data variabel daya tarik,
yang memiliki mean tertinggi adalah pernyataan tentang kondisi fisik
beauty vlogger. Hal ini berarti perusahaan yang ingin menggunakan
beauty vlogger sebagai celebrity endorser harus mengevaluasi beauty
vlogger dengan memprioritaskan daya tarik fisik yang dimiliki oleh
beauty vlogger agar dapat menarik penonton.
c. Mempertimbangkan kecocokan beauty vlogger dengan merek yang akan
didukungnya.
Berdasarkan tabel 5.4 yang berisi frekuensi data variabel asosiasi
merek, instrumen yang berhubungan dengan beauty vlogger adalah
tentang penggunaan beauty vlogger sebagai media promosi The Body
Shop. Hal ini berarti perusahaan yang ingin menggunakan beauty vlogger
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
sebagai celebrity endorser harus mempertimbangkan kecocokannya
dengan merek yang akan didukungnya atau dipromosikannya.
Beauty vlogger sebagai celebrity endorser yang tepat berdasarkan
karakteristik yang dimilikinya akan memudahkan penonton memiliki
pengetahuan tentang merek. Pengetahuan merek terdiri dari berbagai macam
asosiasi terkait merek yang bisa didapatkan konsumen dari berbagai cara,
salah satunya melalui celebrity endorser. Hal ini perlu diperhatikan karena
asosiasi-asosiasi tersebut merupakan penentu penting yang akan menjadi
informasi yang dapat diingat kembali oleh konsumen mengenai suatu merek,
dimana informasi ini dapat memengaruhi respon penonton dan keputusan
pembelian.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ternyata kredibilitas dan daya
tarik tidak berpengaruh terhadap niat beli secara langsung. Saran yang peneliti
berikan adalah penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel lain selain
variabel celebrity endorser dengan dua atribut yang dimilikinya yaitu
kredibiltas dan daya tarik sebagai variabel bebas untuk memengaruhi niat beli.
3. Keterbatasan
Dalam penelitian ini masih terdapat kendala yang dialami oleh peneliti.
Peneliti dalam penelitian ini masih memiliki keterbatasan ilmu dan pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
dalam penyelesaiannya. Pada saat penelitian, bisa saja ada faktor lain yang
memengaruhi presepsi responden dalam pengisian kuesioner, misalnya konsumen
sudah pernah melihat beauty vlog Abel Cantika dan kurang menyukai presentasi
Abel Cantika sehingga responden tersebut kurang objektif dalam mengisi
kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
DAFTAR REFERENSI
Abimanyu, Yoopi. 2012. Ekonomi Manajerial (Edisi Kedua). Bogor: Penerbit Ghalia
Indonesia.
Ardiyanto, Yuri dan Arum Darmawati. 2013. “Pengaruh Celebrity Endorser dan
Brand Association Terhadap Keputusan Pembelian Shampoo Clear Men
(Studi Kasus Iklan Shampo Clear Men Versi Cristiano Ronaldo Tahun 2012
Pada Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta).” Skripsi. Universitas
Negeri Yogyakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik [Edisi
Revisi VI]. Jakarta: Rineka Cipta.
Basuki, Agus Tri dan Nano Prawoto. 2016. Analisis Regresi dalam Penelitian
Ekonomi & Bisnis: Dilengkapi Aplikasi SPSS & Eviews. Jakarta: Rajawali
Pers.
Ghozali. 2008. Model Pcrsamaan Structural Konsep dan Aplikasi dengan Program
AMOS Ver. 5.0. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gudono. 2011. Analisis Data Multivariat. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Hendryadi.
2012.
“Hipotesis
Tidak
Terdukung,
Mengapa?”
http://www.google.co.id/amp/teorionline.wordpress.com/2012/09/05/hipotesis
-tidak-terdukung-mengapa/amp/, 13 November 2016.
Hestianingsih. 2016. “Ini Konten Vlog dan Video YouTube yang Populer di
Indonesia
2016.”
http://wolipop.detik.com/read/2016/05/13/170521/-
3209992/1133/ini-konten-vlog-dan-video-youtube-yang-populer-di-indonesia2016, 2 Oktober 2016.
Kertamukti, Rama. 2015. Strategi Kreatif dalam Periklanan: konsep pesan, media,
branding, anggaran. Jakarta: Rajawali Pers.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Korichi, R., Pelle-De-Queral, D., Gazano, G., & Aubert, A. 2008. Why Women Use
Makeup: Implication Of Psychological Traits In Makeup Functions. J.Cosmet.
Sci.
Kotler, Philip. 2006. Marketing Manajemen. New Jersey : Prentice Hall
Kotler, Philip & Kevin Lane Keller. 2008 (terj. Bob Sabran). Manajemen Pemasaran,
Edisi Ketiga Belas Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Kotler, Philip & K. L. Keller. 2009 (terj. Bob Sabran). Manajemen Pemasaran.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kotler, Phillip dan Gary Armstrong. 2014. Principles of Marketing 15th Edition.
England: Pearson.
Machfoedz, Mahmud. 2010. Komunikasi Pemasaran Modern. Yogyakarta: Cakra
Ilmu.
Mowen, John C. & Michael Minor. 2002. Perilaku Konsumen Edisi Kelima Jilid 1 &
2. Jakarta : Erlangga.
Naufalty, Tisyrin. 2015. “Produk Kecantikan Mulai Lirik Promosi Lewat Video
Blogging.”
http://lifestyle.bisnis.com/read/20151124/104/495061/produkkecantikanmulalirik-promosi-lewat-video-blogging, 2 Oktober 2016.
Novi, Rizkiyani. 2013. “Pengaruh Relationship Marketing Terhadap Loyalitas
Nasabah dengan Kepuasan sebagai Variabel Intervening”. Skripsi. Universitas
Negeri Semarang.
Nugraheni,
Arita.
2016.
“Rimba
Kosmetik
di
Era
Digital.”
http://print.kompas.com/bacaopini/jajak-pendapat/2016/06/07/RimbaKosmetik-di-Era-Digital, 21 Oktober 2016.
Pardede, Ratlan & Reinhard Manurung. 2014. Analisis Jalur = Path Analysis : Teori
Dan Aplikasi Dalam Riset Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta.
Rahmawati, Eka. 2017. “Pengaruh Ekuitas Merek dan Preferensi Merek terhadap Niat
Beli Konsumen pada Produk Smart Phone Merek Samsung di Bandar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lampung (Studi Penelitian terhadap Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung).” Skripsi. Universitas Lampung.
Ratnaningsih, Dwinurr. 2016. “Beauty Vlogger Semakin Populer.” http://www.koransindo.com/news.php?r=4&n=12&date=2016-01-26, 22 Oktober 2016.
Riduwan & Engkos A. Kuncoro. 2013. Cara Mudah Menggunakan Dan Memakai
Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta.
Sadat, Andi M. 2009. Brand Belief: Strategi Membangun Merek Berbasis Keyakinan.
Jakarta: Salemba Empat.
Sanusi, Anwar. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Saputro, Robertus Bawono Yulianto. 2016. “Efektifitas Promosi Education Fair
Untuk Mendapat Mahasiswa Berkualitas (Studi Kasus Pada Mahasiswa
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta).” Skripsi. Universitas Sanata
Dharma.
Sarjono, Haryadi dan Winda Julianita. 2011. SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar,
Aplikasi untuk Riset. Jakarta: Salemba Empat.
Shiffman, Leon G dan Leslie Lazar Kanuk. 2004. Consumer Behavior. Eighth
edition. (New York : Mc Graw Hill).
Subagyo, Devi Anita. 2011. “Pengaruh Bauran Pemasaran Dalam Bisnis Restoran
Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Pada Rumah Makan Lestari
Jember.” Skripsi. Universitas Jember.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D. Bandung:
Alfabeta.
Supranto, J. 2009. STATISTIK: TEORI DAN APLIKASI Edisi Ketujuh. Jakarta:
Erlangga.
Shimp, Terence. A. 2014 (terj. Harya Bhima Sena, Fitri Santi, Anisa Puspita Dewi).
Komunikasi Pemasaran Terpadu dalam Periklanan dan Promosi, Edisi 8.
Jakarta : Salemba Empat.
Wijaya, Finna Anastasia dan Sugiono Sugiharto. 2015. “Pengaruh Celebrity Endorser
Terhadap Purchase Intention Dengan Brand Image Sebagai Variabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Intervening (Studi Kasus Iklan Produk Perawatan Kecantikan Pond’s).” Jurnal
Manajemen Pemasaaran, Vol. 9, No. 1 ISSN 1907-235X.
Wiyono, Gendro. 2011. 3 in One Merancang Penelitian Bisnis dengan Alat Analisis
SPSS 17.0 & Smart PLS 2.0. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM
YKPN Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
TABEL DATA RESPONDEN BERDASARKAN
USIA DAN TAHUN ANGKATAN
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
TAHUN
ANGKATAN
2013
2013
2013
2013
2013
2015
2015
2015
2014
2014
2015
2015
2013
2013
2016
2016
2014
2014
2014
2015
2014
2014
2014
2013
2013
USIA
NO
22
22
21
21
21
20
20
19
20
20
20
20
22
22
18
19
20
21
20
19
21
21
21
21
21
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
TAHUN
ANGKATAN
2014
2015
2016
2013
2013
2013
2013
2013
2015
2015
2015
2014
2013
2013
2013
2014
2014
2013
2014
2014
2013
2013
2013
2014
2014
USIA
20
20
18
21
21
22
22
21
20
20
19
20
22
22
21
21
20
21
21
20
22
22
21
21
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
TABEL SKOR JAWABAN VARIABEL KREDIBILITAS
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
K1
5
4
5
3
4
2
4
4
4
4
5
5
3
4
4
4
5
5
4
4
5
4
4
4
5
K2
5
4
5
3
4
3
5
5
4
4
4
4
2
5
4
4
4
5
3
4
5
5
3
5
4
K3
5
4
4
4
5
3
5
4
4
5
4
4
2
4
3
4
5
4
4
3
4
5
4
4
5
K4
5
5
5
4
4
3
4
5
5
5
3
4
3
4
2
4
4
5
3
3
5
5
4
4
4
K5
5
5
4
3
5
4
4
5
4
5
4
5
4
5
3
4
5
4
3
4
4
4
4
4
5
K6
5
4
5
3
3
3
4
4
4
5
4
5
3
5
2
4
4
5
3
4
4
4
4
5
5
TOTAL
30
26
28
20
25
18
26
27
25
28
24
27
17
27
18
24
27
28
20
22
27
27
23
26
28
NO
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
K1
4
4
5
4
4
3
4
3
4
5
4
3
5
4
2
4
5
2
4
3
3
3
4
2
4
K2
3
3
4
3
4
2
4
4
3
4
5
2
4
5
3
4
5
3
4
4
3
4
5
3
4
K3
3
4
4
4
3
2
3
3
4
4
5
3
5
5
3
4
4
2
4
4
4
4
4
3
3
K4
3
3
4
4
4
3
4
3
3
3
5
3
4
5
4
5
3
2
5
4
3
4
5
4
3
K5
2
4
5
4
4
3
5
4
2
4
4
3
3
4
4
4
3
3
4
4
3
4
5
3
2
K6
3
3
4
4
4
4
5
3
2
3
4
2
3
5
3
4
3
2
4
3
2
4
5
2
3
TOTAL
18
21
26
23
23
17
25
20
18
23
27
16
24
28
19
25
23
14
25
22
18
23
28
17
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
TABEL SKOR JAWABAN VARIABEL DAYA TARIK
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
DT1
5
4
4
3
5
4
3
4
3
3
4
3
3
2
4
3
4
4
5
2
3
5
4
3
3
DT2
4
5
4
4
5
3
4
5
3
4
3
4
4
3
3
4
4
4
5
2
4
5
4
4
4
DT3
4
5
4
4
4
3
5
4
5
4
2
4
4
3
4
4
4
4
4
2
4
4
4
3
5
DT4
5
4
5
4
3
4
4
4
5
3
2
5
3
4
4
4
5
3
5
3
4
4
4
4
5
TOTAL
18
18
17
15
17
14
16
17
16
14
11
16
14
12
15
15
17
15
19
9
15
18
16
14
17
NO
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
DT1
5
5
4
4
4
3
5
3
5
4
3
4
4
5
4
5
3
2
4
4
4
4
4
5
5
DT2
5
4
4
4
4
4
5
3
4
3
3
4
4
5
3
4
4
3
4
4
4
5
3
4
4
DT3
4
4
4
4
3
4
4
4
5
4
4
5
4
4
3
5
5
4
3
5
4
5
4
4
5
DT4
5
5
5
4
4
3
4
5
5
3
5
5
4
3
4
5
4
5
4
5
5
5
4
4
4
TOTAL
19
18
17
16
15
14
18
15
19
14
15
18
16
17
14
19
16
14
15
18
17
19
15
17
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
TABEL SKOR JAWABAN VARIABEL ASOSIASI MEREK
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
A1
3
4
4
3
5
4
4
3
4
4
3
5
3
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
3
5
A2
4
5
4
4
5
4
4
4
5
3
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
3
4
4
4
5
A3
4
4
5
4
4
3
5
4
4
4
3
5
4
4
3
4
5
4
5
5
4
4
4
4
5
A4
4
5
4
3
4
3
4
4
4
3
3
5
3
4
4
4
4
4
5
5
3
5
4
3
5
A5
4
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
5
4
4
3
4
4
4
5
TOTAL
19
23
21
18
23
18
21
19
21
18
17
24
18
21
19
20
22
21
22
24
17
21
20
18
25
NO
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
A1
4
5
5
5
3
4
5
3
4
3
4
4
4
5
2
4
5
1
5
5
5
3
4
5
5
A2
4
4
5
4
3
5
5
3
4
4
4
3
4
5
3
3
4
2
4
4
4
4
5
5
4
A3
5
5
4
5
4
4
5
2
4
4
4
3
5
4
2
4
4
3
5
4
3
3
4
4
4
A4
5
4
4
4
3
4
4
3
5
3
4
4
4
5
3
3
4
4
4
4
3
4
3
4
3
A5
5
4
4
4
4
3
4
2
4
3
3
4
4
4
4
4
5
3
5
4
4
4
4
3
3
TOTAL
23
22
22
22
17
20
23
13
21
17
19
18
21
23
14
18
22
13
23
21
19
18
20
21
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
TABEL SKOR JAWABAN VARIABEL NIAT BELI
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
N1
4
4
4
3
5
4
4
4
3
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
5
3
4
4
3
5
N2
4
4
5
4
5
4
5
5
3
4
4
5
4
4
3
4
4
4
4
5
3
4
4
5
5
N3
5
5
4
4
5
5
5
5
4
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
5
3
4
4
4
5
N4
4
5
3
4
5
2
4
4
2
4
2
3
4
3
3
4
5
4
3
3
3
5
4
4
4
N5
4
4
4
3
5
3
5
4
3
4
2
4
3
2
3
4
5
5
4
3
3
4
4
4
4
N6
5
4
3
4
4
3
3
4
3
5
2
4
3
2
3
4
4
5
4
3
3
4
3
2
4
TOTAL
26
26
23
22
29
21
26
26
18
26
17
24
23
18
20
24
26
26
23
24
18
25
23
22
27
NO
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
N1
4
4
3
4
2
4
4
3
4
3
4
3
5
3
5
4
2
4
4
5
3
4
3
3
4
N2
4
5
4
4
2
4
4
4
5
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
N3
4
4
4
4
2
5
3
3
4
4
5
4
3
3
4
4
4
4
3
4
3
3
5
4
3
N4
5
4
4
4
2
4
3
4
5
3
5
3
4
2
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
3
N5
5
4
3
4
2
4
2
4
5
4
4
4
5
3
2
3
4
2
4
3
3
3
4
3
2
N6
5
5
4
4
2
3
2
4
4
4
4
4
5
4
3
4
4
3
5
4
3
4
5
2
3
TOTAL
27
26
22
24
12
24
18
22
27
21
26
22
26
19
21
23
20
20
24
24
20
21
25
20
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUESIONER PENELITIAN
Beauty vlogger objektif dalam presentasinya.
Beauty
vlogger
tidak
memanipulasi penonton.
berusaha
untuk
Beauty vlogger dapat meyakinkan bahwa
produk The Body Shop dapat menambah
kecantikan Anda.
Beauty vlogger merupakan orang yang ahli dilihat dari :
1. Pengetahuan yang
dimilikinya
Beauty
vlogger
2. Pengalaman yang
dimilikinya
memiliki
kesamaan
permasalahan kulit dengan Anda.
Beauty vlogger dapat membuat penonton
tertarik melalui caranya berkomunikasi
Beauty vlogger dapat membuat penonton
tertarik
melalui
kharisma
yang
dipancarkannya.
Beauty vlogger dapat membuat penonton
tertarik melalui kondisi fisik yang dimilikinya.
138
3. Keterampilan yang
dimilikinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
The Body Shop memiliki desain kemasan
produk yang menarik.
The Body Shop memiliki produk yang
berbahan dasar alami.
The Body Shop memiliki produk yang sesuai
dengan kebutuhan kulit Anda.
The Body Shop memiliki produk yang dapat
menyehatkan kulit Anda.
The Body Shop menggunakan beauty vlogger
yang tepat sebagai media promosi.
Anda bersedia melakukan pembelian.
Anda ingin melakukan pembelian di masa
mendatang.
Anda ingin membeli produk karena manfaat
yang ada pada produk.
Anda ingin membeli produk karena
terinspirasi dari beauty vlogger yang
mempromosikannya.
Anda ingin membeli produk karena merasa
yakin dengan beauty vlogger
yang
mempromosikannya.
Anda ingin membeli produk karena tertarik
dengan
beauty
vlogger
yang
mempromosikannya.
ᵜThank Youᵜ
139
Download
Study collections