KAJIAN IMPLEMENTASI CSR OLEH USAHA KECIL DAN MENENGAH DI KOTA SEMARANG Oleh: Indarto dan Joko Santoso Abstract CSR has been conceived as a social responsibility that should be done by the corporation. Today more and stronger demands to implement CSR, although the scale of the company is still small and medium-scale businesses. Companies in the small and medium scale would have a closer relationship with its stakeholders compared dalama large-scale enterprises. Implementation of CSR by small and medium companies will be very important for the economy of the region and the nation, given the number of small and medium enterprises in Indonesia are more dominant than the big one.This is qualitative research which examines the implementation of CSR by small and medium enterprises in the Semarang city. The Samples were eight small and medium enterprises that have been operating for more than two years. Study of implementation of CSR by small and medium companies are focused on four dimensions of CSR, namely; workplace, marketplace, social and environment. The results showed that small and medium enterprises have implemented CSR in accordance with their understanding and capacity. Implementation of CSR undertaken by small and medium companies more oriented to the workplace, as the relationship with labor intense. Small and medium entrepreneurs in the city of Semarang has a great responsibility for the safety and health’consumers and consumer satisfaction by providing products with ingredients that are safe and good quality.. Small and medium enterprises have also implemented CSR-oriented social and environmental though still limited tried not cause pollution and environmental destruction. Key words: Corporate Social Responsibility, Small Medium Enterprises, Implementation 1.Latar Belakang Menguatnya Corporate Social Responsibility (CSR) saat ini telah menjadi fenomena global yang juga terjadi di Indonesia. Perkembangan pelaksanaan CSR di Indonesia ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah perusahaan yang mengimplementasikan CSR. Semakin banyak menerapkan CSR baik dalam bentuk amal (charity) maupun pembedayaan (enpowerment). Hal ini setidaknya bisa dilihat dari gencarnya publikasi berkait dengan implementasi CSR di media cetak dan elektronik. Selain itu perkembangan CSR di Indonesia 76 Jurnal Dinamika Sosial Budaya, Volume 18, Nomor 1, Juni 2016 juga dapat dilihat dari beragam upaya Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota untuk menerbitkan peraturan perundang-undangan terkait dengan pelaksanaan CSR di wilayah Propinsi, Kabupaten dan Kota bersangkutan. Pada 13-14 Maret 2013 lalu IBL mempromosikan CSR di Indonesia dengan melaksanakan The 4th International Conference & Exhibition on Corporate Social Responsibility (ICCSR) yang bertemakan “Beyond CSR: A Way of Life”-Implementing Ethically di Balai Kartini Exhibition & Convention Center, Jakarta.Sebuah konfrensi yang dihadiri oleh lebih dari 300 delegasi dari berbagai latar belakang, baik perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia, yang diwakili para CEO serta pejabat perusahaan yang bertanggung jawab atas CSR, pemimpin organisasi masyarakat, akademis, serta pemerintah. Pada konfrensi tersebut dibahas bahwa sering kali pelaksanaan CSR melenceng tidak sesuai atau semangatnya. CSR hanya dilaksanakan untuk pencitraan atau menggolkan bisnis tertentu. Padahal, jika dipandang dari segi etika, CSR tidak hanya sekadar menyangkut pengembangan komunitas Tidak juga sekadar kegiatan sosial (charity). Pengertian CSR jauh lebih luas dari itu. Bisnis harus dijalankan dengan etika, termasuk di dalamnya CSR. Dalam implementasinya CSR harus dilaksanakan secara etis dan juga harus menjadi way of life. Jika etika bisnis merupakan dasar atau jiwa dari pelaksanaan sebuah unit usaha, maka CSR merupakan manifestasinya. Etika bisnis berbicara mengenai nilai. Sedangkan CSR sebagai hasil atau kebijakan dari perusahaan itu sendiri. Perusahaan masa depan adalah perusahaan yang berkelanjutan, dimana perusahaan tidak hanya peduli keuntungan (profit) tetapi peduli masyarakat (people) dan alam (planet). Menguatnya tuntutan CSR di atas tidak hanya berlaku untuk perusahaan besar saja. Perusahaan kecil dan menengah juga mempunyai keharusan untuk meingimplementasikan CSR meskipun dengan ruang lingkup yang lebih kecil. Sekecil apapun perusahaan, perusahaan tersebut tetaplah merupakan pertemuan dari beberapa stakeholder. Implementasi CSR oleh perusahaan kecil dan menengah akan sangat berperan penting bagi perekonomian daerah maupun bangsa, mengingat jumlah perusahaan kecil dan menengah di Indonesia lebih dominan daripada perusahaan besar. Untuk itu perlu kajian yang komprehensif mengenai peran implementasi CSR oleh perusahaan kecil dan menengah. 77 Jurnal Dinamika Sosial Budaya, Volume 18, Nomor 1, Juni 2016 Kajian implementasi CSR oleh perusahaan kecil dan menengah di Kota Semarang sangat relevan untuk dilakukan karena dominasi usaha di Kota Semarang adalah usaha kecil dan menengah. Lebih dari itu, Pemerintah Kota Semarang mempunyai visi SEMARANG SETARA yang tidak akan tercapai tanpa melibatkan peran para pengusaha kecil dan menengah. Rumusan Masalah Pemerintah Kota Semarang mengundang peran aktif pelaku usaha untuk mewujudkan visi SEMARANG SETARA. Peran aktif tersebut salah satunya adalah implementasi CSR oleh perusahaan kecil dan menengah di Kota Semarang. Untuk mengkaji peran implementasi CSR perusahaan kecil dan menengah di Kota Semarang ini , peneliti mengadopsi pertanyaan penelitian yang dilakukan oleh Polasek (2010) .Permasalahan penelitian mengenai implementasi CSR oleh perusahaan kecil dan menengah di Kota Semarang dapat dirumuskan : 1. Dalam Aktifitas apa saja implementasi CSR yang dilakukan oleh perusahaan kecil dan menengah di Kota Semarang ? 2. Dengan cara bagaimana perusahaan kecil dan menengah di Kota Semarang mendukung karyawan dan keluarganya dalam kerangka mengimplementasikan aktifitas-aktifitas yang berfokus pada tanggung jawab social ? 3. Bagaimana karakteristik startegi perusahaan kecil dan menengah di Kota Semarang dalam mengimplementasikan CSR –nya ? 4. Faktor-faktor apa yang medorong perusahaan kecil dan menengah di Kota Semarang mengimplementasikan CSR ? 5. Apa manfaat yang diperoleh perusahaan kecil dan menengah dari mengimplementasikan CSR dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 6. Hambatan-hambatan apa yang dihadapi pengusaha kecil dalam mengimplementasikan CSR. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran komprehensif mengenai implementasi CSR yang dilakukan oleh perusahaan kecil dan menengah komprehensif di Kota Semarang. Gambaran mengenai implementasi CSR oleh perusahaan kecil dan menengah di Kota 78 Jurnal Dinamika Sosial Budaya, Volume 18, Nomor 1, Juni 2016 Semarang tersebut akan memberikan informasi seberapa besar peran dan partisipasi CSR oleh perusahaan kecil dan menengah di Kota Semarang. Kontribusi CSR Menurut World Bank, CSR adalah komitmen dari bisnis untuk berkontribusi bagi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehi ngga berdampak baik bagi bisnis sekaligus baik bagi kehidupan sosial. Para pengamat bisnis juga ada yang mengartikan CSR sebagai bentuk komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersamaa n dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya, masyarakat lokal dan masyarakat secara lebih luas.Program CSR merupakan investasi bagi perusahaan demi pertumbuhan dan keberlanjutan (sustainability) perusahaan dan bukan lagi dilihat sebagai sarana biaya(cost centre) melainkan sebagai sarana meraih keuntungan (profit centre). Secara sederhana CSR adalah bentuk tanggungjawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. Contoh bentuk tanggungjawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada. Program Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan investasi jangka panjang yang berguna untuk meminimalisasi risiko sosial, serta berfungsi sebagai sarana meningkatkan citra perusahaan di mata publik. Salah satu implementasi program CSR adalah dengan pengembangan atau pemberdayaan masyarakat (Community Development). Program CSR merupakan investasi bagi perusahaan demi pertumbuhan dan keberlanjutan (sustainability) perusahaan dan bukan lagi dilihat sebagai sarana biaya (cost centre) melainkan sebagai sarana meraih keuntungan (profit centre). Penerapan program CSR merupakan salah satu bentuk implementasi dari konsep tata kelola perusahaan yang baik (Good Coporate Governance). Diperlukan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) agar perilaku pelaku bisnis mempunyai arahan yang 79 Jurnal Dinamika Sosial Budaya, Volume 18, Nomor 1, Juni 2016 bisa dirujuk dengan mengatur hubungan seluruh kepentingan pemangku kepentingan (stakeholders) yang dapat dipenuhi secara proporsional, mencegah kesalahan-kesalahan signifikan dalam strategi korporasi dan memastikan kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki dengan segera. Dalam implementasi program-program CSR, diharapkan ketiga elemen di atas saling berinteraksi dan mendukung, karenanya dibutuhkan partisipasi aktif masing-masing stakeholder agar dapat bersinergi, untuk mewujudkan dialog secara komprehensif. Karena dengan partisipasi aktif para stakeholder diharapkan pengambilan keputusan, menjalankan keputusan, dan pertanggungjawaban dari implementasi CSR akan di emban secara bersama. Philip Kotler dan Nancy Lee menyatakan bahwa Corporate Social Responsibility memiliki kemampuan untuk meningkatkan citra perusahaan karena jika perusahaan menjalankan tata kelola bisnisnya dengan baik dan mengikuti peraturan yang telah ditetapka n oleh pemerintah maka pemerintah dan masyarakat akan memberikan keleluasaan bagi perusahaan tersebut untuk beroperasi di wilayah mereka. Citra positif ini akan menjadi asset yang sangat berharga bagi perusahaan dalam menjaga keberlangsungan hidupnya saat mengalami krisis (Kotler & Nancy, 2005) Perusahaan yang ingin berkelanjutan haruslah memerhatikan "3P". Selain mengejar profit, perusahaan juga harus memerhatikan dan terlibat dalam pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people) dan turut berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet). Istilah Triple Bottom Line dipopulerkan oleh John Elkington pada tahun 1997. Melalui bukunya yang berjudul "Cannibals with Forks, the Triple Bottom Line of Twentieth Century Business", Elkington mengembangkan konsep Triple Bottom Line dalam istilah economic prosperity, environmental quality, dan social justice. Penerapan konsep Triple Bottom Line yakni profit, people, dan planet sangat diperlukan sebuah perusahaan dalam menjalankan operasinya. Sebuah perusahaan tidak hanya keuntungan saja yang dicari melainkan juga memperdulikan masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan. Dimensi CSR 80 Jurnal Dinamika Sosial Budaya, Volume 18, Nomor 1, Juni 2016 Dimensi CSR yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti Companii Romanesti Responsible Social (2011) , suatu lembaga pemerhati CSR di Romania. Adapun dimensi CSR menurut Companii Romanesti Responsible Social adalah sebagai berikut: Tabel 1 Dimensi CSR: Workplace Dimensi CSR Pada Workplace Fokus • • • • • • CSR Pada Marketplace • • • • • • • • • • CSR Pada Marketplace • • Hubungan antar karyawan Hubungan antara atasan dan karyawan Kondisi dan lingkungan kerja Kesehatan dan keselamatan kerja Peningkatan dan pengembangan SDM Keseimbangan antara kehidupan dan bekerja Antikorupsi Bersaing secara sehat Produk/jasa yang berkualitas Kebijakan harga yang wajar Melakukan CSR dalam Value chain Menghargai hak cipta Pemasaran yang fair Kepedulian terhadap keselamatan dan kesehatan konsumen Jaminan privacy data konsumen Membangun kesadaran dan mengedukasi konsumen Keterlibatan masyarakat Pengambangan pengetahuan dan Manfaat • • • • • • • • • • • Loyalitas karyawan Karyawan yang termotivasi Rendahnya kecelakaan kerja Produktivitas tinggi Loyalitas konsumen Reputasi bagus Networking yang solid Loyalitas pemasok dan distributor Memperoleh konsumen baru Menghindari risiko dan maslah hukum Pengakuan pengharagaan pemerintah masyarakt dan dari dan 81 Jurnal Dinamika Sosial Budaya, Volume 18, Nomor 1, Juni 2016 • • • • CSR Pada Environment • • • • ketrampilan masyarakat Pengembangan teknologi dan infrastruktur untuk masyarakat Penciptaan dan peningkatan pendapatan masyarakat pengembangan pendidikan dan pemeliharaan budaya Peningkatan kesehatan masyarakat Mencegah polusi Penggunaan sumberdaya yang berkelanjutan Adaptasi perubahan iklim Perlindungan terhadap keberagaman dan keberlanjutan habitat alam • • • • • • Feedback yang baik dari masyarakat Reputasi sebagai perusahaan yang bagus Relasi yang baik dengan public Keunggulan kompetitif terhadap pesaing Rendahnya biaya terkait dengan complain dari lingkungan dan masyarakat sekitar Keunggulan kompetitif untuk menarik partner bisnis baru Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Riset kualitatif bertujuan untuk memperjelas fenomena dengan sedalam-dalamnya dengan mengumpulkan data sedalamdalamnya. Riset ini tidak memerlukan besarnya populasi atau sempel. Di sini yang lebih ditekankan persoalan kedalam (kualitas) dan bukan banyaknya (kuantitas) data. Jenis penelitian kualitatif ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif, dimana penelitian ini hanya memaparkan situasi atau peristiwa dan tidak mencari atau menjelaskan hubungan serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah primer yang dikumpulkan dengan bertanya langsung pada key informan yaitu pengusaha kecil dan menengah yang berlokasi di Kota Semarang. Untuk melengkapi data, juga dilakukan observasi dan dokumentasi. Key Informan Narasumber dalam penelitian ini adalah pemilik usaha UMKM dan karyawan UMKM .Dalam menentukan informan, peneliti menggunakan teknik proposional dengan cara 82 Jurnal Dinamika Sosial Budaya, Volume 18, Nomor 1, Juni 2016 mengambil Informan dari bidang usaha terpilih, yaitu UMKM makanan dan UMKM Batik. Setiap bidang usaha dipilih 4 key informan. Informan tersebut adalah pemilik perusahaan dengan skala kecil dan menengah seperti yang tercantum pada table berikut : Daftar informan Pelaku UMKM Nama Nama No Perusahaan pemilik Produk Alamat/Telepon 1 Tahu Nasikin Tahu Selorejo, Bendan Dhuwur 2 Kripik Paru “Dua Kidang” Enamura Bapak Nasikin Eddy Riyanto Agung Keripik paru Layur Crispy Jangli, Kesatrian Rahayunin gsih Ibu Heru Tahu Bakso 5 UD.Makmur Mandiri Batik Pasha 6 Cilukbatik Christin Batik Cap dan batik tulis Batik Anak 7 8 Batik Salma Batik Anindya Ibu Salma Ibu Lisa Batik Tulis Batik Tulis 3 4 JL.Parangkusumo 12 no.33 Tlogosari,Semarang-024 70406614 Jl.Purwosari IV no.23 kaligawe semarang Jl.Rejosari VIII/11 Smg Indonesia Telp (024) 3564882 0818451447,Instagram:cilukbatik, [email protected] Gunung pati Lamper sari Dalam penelitian kualitatif perlu dilakukan keabsahan data. Teknik Keabsahan Data yang digunakan adalah Triangulasi sumber, yaitu membandingkan dan mengecek derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tringulasi sumber dengan cara mencari sumber lain sebagai pembanding data yang di peroleh dari narasumber. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yakni sebuah desain yang memberi kemudahan bagi peneliti untuk merekam, memantau dan mengikuti proses suatu peristiwa atau kegiatan sebuah organisasi sebagaimana adanya dalam suatu kurung waktu tertentu dan selanjutnya diinterpretasikan untuk menjawab masalah penelitian. Digunakannya metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dimaksudkan untuk 83 Jurnal Dinamika Sosial Budaya, Volume 18, Nomor 1, Juni 2016 membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai suatu objek, suatu set kondisi pada masa sekarang serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.Pendekatan kualitatif diyakini mampu mengarahkan pencarian-pencarian konsep baru dari kombinasi antara perspektif yang diteliti dan perspektif peneliti sendiri, melalui pendekatan yang mengedepankan kriteria empirik sensual dan empiric logic dari suatu fenomena yang selanjutnya digunakan untuk membangun prediksi dan memberikan eksplanasi terhadap fenomena yang diteliti. Temuan Penelitian Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara secara mendalam dengan informan sebagai bentuk pencarian data dan dokumentasi langsung dilapangan yang kemudian dianalisis.Analisis ini sendiri terfokus pada implementasi CSR oleh pelaku UMKM . Agar lebih objektif dan akurat, peneliti mencari informasi-informasi tambahan dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan dan melihat langsung implementasi CSR yang dilakukan oleh para pelaku UMKM. Selain itu juga peneliti melakukan wawancara dengan masyarakat guna memperoleh data pendukung mengenai CSR yang telah dilakukan oleh UMKM. Peneliti menggunakan metode kualitatif untuk melihat kondisi alami dari suatu fenomena. Pendekatan ini bertujuan memperoleh pemahaman dan menggambarkan realitas yang kompleks (Nasution, 2003).Untuk dapat mengetahui sejauhmana informasi yang diberikan oleh informan penelitian, peneliti menggunakan beberapa tahap: 1. Pertama menyusun draf pertanyaan wawancara berdasarkan dari unsur-unsur kredibilitas yang akan ditanyakan pada narasumber atau informan. 2. Kedua, melakukan wawancara dengan pelaku UMKM , pemilik usahanya, karyawan yang bekerja pada UMKM tersebut dan masyaraka t yang tinggal di sekitar UMKM tersebut untuk menjadi data pendukung 3. Ketiga melakukan dokumentasi langsung dilapangan untuk melengkapi data-data yang berhubungan dengan penelitian 4. Keempat, memindahkan data penelitian yang berbentuk daftar dari semua pertanyaan yang diajukan kepada narasumber atau informan. 5. Kelima, menganalisis hasil data wawancara yang telah dilakukan. 84 Jurnal Dinamika Sosial Budaya, Volume 18, Nomor 1, Juni 2016 Berikut adalah analisis dari hasil wawancara terhadap 8 key informan mengenai implementasi CSR oleh pengusaha kecil dan menengah : Sebagaimana perusahaan-perusahaan besar, perusahaan kecil dan menengah memiliki kewajiban untuk melaksanakan tanggung jawab social perusahaan. Berdasarkan indepth interview dan observasi , rata-rata pelaku UKM sudah memiliki kesadaran untuk mengimplementasikan tanggung jawab social perusahaan. Berdasarkan indepth interview kepada para pelaku UKM, diperoleh gambaran bahwa para pelaku UKM sudah mengimplementasikan CSR, tetapi mereka tidak memahami bahwa yang mereka lakukan adalah implementasi dari CSR. Kesadaran untuk menjadi unit bisnis yang bertanggung jawab baik ke dalam perusahaan sendiri yaitu karyawan maupun ke luar perusahaan yaitu para stakeholder di luar perusahaan. Implementasi CSR dimensi Workplace Tabel 2 menunjukkan aktifitas-aktifitas implementasi CSR dimensi workplace. Berdasarkan indepth interview dan observasi lapangan, semua pelaku UKM yang menjadi narasumber telah mengimplementasikan tanggung jawab social perusahaan yang berorientasi pada pekerja dan lingkungan kerja dengan baik. Tabel 2 Implementasi CSR Dimensi Workplace Dimensi Implementasi • Kesejahteraan karyawan • • • • Memberi kompensasi sesuai UMP Memberi tunjangan hari raya Memberi tunjangan kesehatan Memberi bonus atau reward atas pencapaian target • Hubungan antar karyawan • • Mengadakan gathering Membangun keguyuban karyawan agar saling tolong menolong Tidak ada saling mendiskriminasi • • Hubungan antara atasan dan karyawan • Karyawan diberi kesempatan untuk memberi masukan kepada atasan 85 Jurnal Dinamika Sosial Budaya, Volume 18, Nomor 1, Juni 2016 • • Hubungan seperti keluarga Menghargai hak-hak karyawan • Kondisi lingkungan kerja • • • Menjamin keselamatan kerja Menjaga kebersihan Berusaha memberi kenyamanan meskipun terbatas • Peningkatan dan pengembangan SDM • • Karyawan dibimbing dan dilatih sampai bisa mengerjakan tugasnya dengan baik. Karyawan diberi kepercayaan sehingga mampu bertanggung jawab Keseimbangan antara kehidupan dan bekerja Sumber: Hasil indepth interview, 2015 • Karyawan diberi hari libur • Tempat kerja adalah bagian tak terpisahkan dari sebuah usaha. Keselamatan , kenyamanan dan suasana kerja sangat mempengaruhi motivasi dan produktivitas karyawan. Pengusaha atau perusahaan memiliki tanggung jawab social perusahaan pada stakeholder nya yang terdekat yaitu karyawan. Kesadaran pelaku UKM untuk memberikan kesejahteraan yang baik kepada karyawan menjadi prioritas mereka. Implementasi CSR Dimensi Pasar (Market place) Pasar dan konsumen merupakan stakeholder yang harus mendapat perhatian besar dari produsen. Pengusaha kecil dan pengusaha menengah menyadari bahwa mereka memiliki tanggung jawab yang besar terhadap konsumen. Menyadari hal tersebut pengusaha kecil dan pengusaha menengah mengutamakan kepuasan konsumen dengan menyediakan produk yang aman dan berkualitas dengan harga yang wajar bagi konsumen. Tabel 3 Aktifitas-Aktifitas Implementasi CSR Dimensi Sosial • Bersaing secara sehat • • • Produk/jasa yang berkualitas • Dalam bersaing lebih mengutamakan menciptakan kelebihan dan keunggulan Jujur terhadap konsumen dan relasi Menggunakan bahan-bahan yang berkualitas, tidak berani menggunakan bahan-bahan yang murah tetapi 86 Jurnal Dinamika Sosial Budaya, Volume 18, Nomor 1, Juni 2016 • • • Kebijakan harga yang wajar • Menghargai hak cipta • Menjamin keselamatan kesehatan konsumen dan membahayakan kesehatan Menjual produk yang memuaskan konsumen benar-benar • Harga ditetapkan supaya terjangkau oleh masyarakat Menetapkan harga seperti yang berlaku di pasar • • Tidak mencontek produk lain, Tidak menggunakan merek yang • Tidak berani menggunakan formalin, pewarna yang berbahaya dan bahan-bahan lain yang berbau kimia Keamanan produk makanan diujikan ke BPOM dan dinas kesehatan Melakukan sertifikasi halal • • Sumber: Hasil indepth interview Implementasi CSR Dimensi Sosial /Komunitas Masyarakat sekitar dimana perusahaan beroperasi merupakan stakeholder yang tidak bisa diabaikan oleh pengusaha kecil dan menengah. Pengusaha kecil dan pengusaha menengah menyadari keberadaan perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat sekitar perusahaan. Perusahaan kecil dan perusahaan menengah biasanya merekrut tenaga kerja dari masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar juga yang biasanya menjadi pasar bagi perusahaa n kecil dan menengah. Hubungan simbiosis mutualisme memunculkan rasa tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan. Rasa tanggung jawab tersebut kemudian diujudkan dengan berbagai peran perusahaan dalam kegiatan kemasyarakatan seperti memberi iuran rutin, memberikan donasi, memberdayakan masyarakat dan turut serta menjaga lingkungan. 87 Jurnal Dinamika Sosial Budaya, Volume 18, Nomor 1, Juni 2016 Tabel 4 Aktifitas-Aktifitas Implementasi CSR Dimensi Sosial • Terlibat dalam kegiatan masyarakat, misalnya dalam sedekah bumi, perayaan kemerdekaan RI, dan lain-lain • • • Membantu meningkatkan keterampilan masyarakat • Kontribusi dalam lingkungan sekitar pengetahuan pembangunan Menjadi donator bagi kegiatan masyarakat sekitar. Mengisi kas RT secara rutin atau • Memberi pelatihan kepada masyarakat di • Membangun jalan di sekitar tempat usaha Ikut berkontribusi untuk pembangunan masjid infrastruktur • • Penciptaan dan peningkatan pendapatan masyarakat sekitar • Memberi kesempatan masyarakat sekitar untuk memasok • Pemeliharaan dan pengembangan seni budaya sekitar • Memberikan donasi bagi penyelenggaraan kegiatan seni budaya yang ada di sekitar usaha, misalnya sedekah bumi Sumber: Hasil indepth interview Implementasi CSR Dimensi Lingkungan Sebagian proses produksi perusahaan menimbulkan limbah. Limbah perusahaan jika tidak dikelola dengan baik akan merugikan masyarakat dan lingkungan. Perusahaan kecil dan menengah pada dasarnya menyadari tanggung jawab terhadap lingkungan di sekitarnya. Rasa tanggung jawab perusahaan kecil dan menengah diimplementasikan dengan menjaga agar proses produksi tidak mencemari lingkungan sekitar atau mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar. Perusahaan kecil dan menengah mengalami kesulitan untuk membangun pengolahan limbah, karena membutuhkan biaya besar. Perusahaan kecil dan menengah mengatasinya dengan cara 88 Jurnal Dinamika Sosial Budaya, Volume 18, Nomor 1, Juni 2016 meminimalkan risiko pencemaran dengan menggunakan bahan-bahan yang tidak berbahaya, menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Tabel 5 Aktifitas-aktifitas Implementasi CSR Dimensi Lingkungan • Mencegah terjadinya pencemaran pada lingkungan sekitar • • • • • Membuat pengolahan limbah Membersihkan selokan Menggunakan pewarna alam Menggunakan bahanbahan ramah lingkungan Menggunakan kemasan yang mudah terurai • Penggunaan sumberdaya yang berkelanjutan • Menggunakan bahanbahan yang tidak membahayakan lingkungan. • Perlindungan terhadap keberagaman dan keberlanjutan habitat alam • Menjaga lingkungan agar tidak terpolusi Sumber: Hasil indepth interview, 2015 Motivasi Mengimplementasikan CSR Berdasarkan hasil wawancara, pelaku UKM memiliki motivasi yang kuat untuk menjadi unit usaha yang baik, jujur , bermanfaat dan berkontribusi bagi masyarakat. Berikut ini adalah berbagai motivasi UKM dalam mengimplementasikan CSR. 89 Jurnal Dinamika Sosial Budaya, Volume 18, Nomor 1, Juni 2016 Tabel 6 Motivasi Implementasi CSR Motivasi Implementasi CSR Dimensi Work place Usaha, bekerja adalah ibadah Supaya karyawan loyal Supaya produktivitas karyawan meningkat Sudah kewajiban menyejahterakan karyawan Supaya pekerjaan menjadi efisien Dimensi Market Place Jujur kepada konsumen dan masyarakat Konsumen adalah raja Bisnis harus dengan etika Bersaing dengan cara yang halal Dimensi Social Place Tidak boleh tamak, harus beramal Masyarakat sekitar adalah komunitas yang harus dihargai Perusahaan juga mempunyai tanggung jawab kepada masyarakat sekitar Supaya masyarakat Dimensi Environment Perusahaan tidak ingin membuat masalah dengan masyarakat sekitar Perusahaan tidak ingin diprotes oleh warga Jika lingkungan nyaman, perusahaan dapat beroperasi dengan lancer Sumber : Data Primer tahun 2015 Dampak Implementasi CSR Implementasi CSR yang dilakukan oleh pelaku UMKM dirasakan telah memberi dampak positif bagi UMKM sendiri. Berdasarkan hasil wawancara mendalam maka diperoleh berbagai 90 Jurnal Dinamika Sosial Budaya, Volume 18, Nomor 1, Juni 2016 informasi mengenai dampak yang telah diterima dan dirasakan oleh UMKM dari melakukan CSR . Tabel 7 Dampak Implementasi CSR bagi UKM Dimensi Dampak Implementasi CSR • • • • • • Workplace Marketplace • • • • Social • • Environment • • Karyawan kerasan dan loyal Produktivitas karyawan meningkat Kasus kecelakaan kerja dapat dihindari Masalah cepat terselesaikan Tidak banyak complain dari konsumen Penjualan meningkat justru karena promosi dari mulut ke mulut karena menjalankan CSR Mendapat penghargaan dari pemerintah Mendapat bantuan dari pemerintah Mudah mendapat jaringan Masyarakat ikut mempromosikan produk perusahaan Mendapat penghargaan dari masyarakat Tidak ada protes dari masyarakat sekitar atas keberadaan perusahaan Ikut menjaga lingkungan Lingkungan bersih, nyaman dan mendukung kelancaran produksi Hambatan Dalam Implementasi CSR Motivasi yang kuat untuk mengimplementasikan CSR pada kenyataannya harus berhadapan dengan berbagai kendala. Berikut adalah berbagai hambatan yang dihadapi pelaku UMKM dalam mengimplementasikan CSR. Tabel 8 Hambatan Impelementasi CSR Dimensi CSR Workplace • • Hambatan Keterbatasan tempat membuat kondisi tempat kerja menjadi kurang nyaman bagi karyawan. Kemampuan financial yang terbatas menyebabka n 91 Jurnal Dinamika Sosial Budaya, Volume 18, Nomor 1, Juni 2016 • Marketplace Socialplace • • • • Environmentplace • • • • pemilik usaha belum mampu memberikan gaji kepada karyawan sesuai dengan ketentuan UMKM Keterbatasan informasi dan akses ke lembaga terkait menyebabkan standarisasi produk, legalitas produk belum dilakukan. Keterbatasan waktu Keterbatasan SDM Keterbatasan dana menyebabkan perusahaan belum mampu memberikan kontribusi yang signifika n terhadap pemberdayaan masyarakat dan pelayana n masyarakat. Inisiatif masyarakat yang masih sulit untuk diajak berkembang. Keterbatasan waktu Keterbatasan SDM Keterbatasan anggaran Keterbatasan lahan dan lokasi yang tidak memungkinkan untuk membuat pengolahan limba h secara khusus. Kesimpulan Berdasarkan analisis kualitatif dari hasil wawancara mendalam dan observasi langsung yang telah dilakukan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan : 1. Semua UMKM yang menjadi narasumber dalam penelitian telah mengimplementasikan aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan CSR meskipun mereka tidak mengenalnya sebagai CSR. Aktifitas yang dilakukan oleh para pelaku UMKM dalam kerangka CSR masih terbatas sesuai dengan kemampuan SDM dan anggaran mereka. Aktifitas CSR yang dilakukan UMKM berorientasi pada workplace yang dampaknya dirasakan oleh karyawan. 2. Implementasi CSR yang beorientasi pada karyawan dan keluarganya yang diterapkan oleh UMKM adalah pemberian kompensasi yang sesuai dengan ketentuan pemerintah (UMP) , penyediaan tempat kerja yang nyaman dan hubungan kerja yang baik antar karyawan sendiri maupun antara karyawan dengan atasan (pemilik UMKM). 92 Jurnal Dinamika Sosial Budaya, Volume 18, Nomor 1, Juni 2016 3. Karakteristik implementasi CSR oleh UMKM masih berorientasi pada stakeholder intern, utamanya adalah karyawan mereka dan lingkungan sekitar usaha mereka. 4. Implementasi CSR oleh UMKM didasari motivasi rasa tanggung jawab moral yang tinggi, yaitu tanggung jawab mereka terhadap Tuhan dan sesama. Pengusaha UMKM meyakini bahwa berusaha adalah ibadah , maka harus berbagi dan memperhatikan lingkungan sekitar. 5. Pelaku UMKM yang terpilih menjadi narasumber merasakan dampak yang positif baik jangka pendek maupun jangka panjang dari mengimpelemtasikan CSR. Dampak yang dirasakan adalah, minim konflik, minim protes dari konsumen, proses produksi menjadi lancar dan nyaman, omzet meningkat dan memperoleh penghargaan. 6. Pelaku UMKM mengakui bahwa tidak mudah dalam mengimplementasikan CSR. Faktor yang menghambat implementasi CSR adalah waktu, anggaran, SDM dan respon dari masyarakat sendiri. Daftar Pustaka Companii Romanesti Responsible Social. Enterprises (2011) : Guide Integrating Sopcial Responsibility Into Core Business.The Road to Competitive and Sustainable Development. Kotler, P.,dan Nancy L.2005.Corporate Social Responsibility: Doing The Most Good For Your Company and Your Cause. Best Practices From Hewlett Packard, Ben & Jerry’s and Other Leading Companies . Jhon Wiley and Sons Inc.United States of America. Prastowo, Joko dan Miftachul Huda,2011, Corporate Social Responsibility: Kunci Meraih Kemuliaan Bisnis ,Penerbit Samudra Biru, Yogyakarta.. Polasek, David , 2010.Corporate Social Responsibility in Small and Medium-Sized Companies in the Czech Republic. Disertation. Czeh Management Institute Praha Faculty of Management Escuela Superior De marketing Y Administracion Barcelona. Sugiyono, 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta, Bandung 93 Jurnal Dinamika Sosial Budaya, Volume 18, Nomor 1, Juni 2016 Tempo.co. 2014. Dongkrak Bansos, Jawa Tengah Terbitkan Perda CSR Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Wibisono, Y.2007.Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Fascho.Publishing Gresik 94 Jurnal Dinamika Sosial Budaya, Volume 18, Nomor 1, Juni 2016