bio.unsoed.ac.id

advertisement
I. PENDAHULUAN
Berbagai jenis jamur dapat dikonsumsi oleh manusia dan dikenal sebagai
jamur pangan. Salah satu jenis jamur pangan adalah Tremella fuciformis yang
memiliki nama lokal jamur kuping putih. Bagian jamur T. fuciformis yang dapat
dijadikan bahan pangan adalah tubuh buahnya. Pembentukan tubuh buah jamur ini
memerlukan jamur lain yang berperan sebagai simbion. Simbion dari T. fuciformis
adalah jamur dari kelas Ascomycetes yaitu Hypoxylon sp. Miselium kedua jamur ini
tumbuh secara terpisah dan akan bersimbiosis pada saat pembentukan tubuh buah T.
fuciformis (Stamets, 2000).
T. fuciformis sama sekali tidak mampu untuk mendegradasi lignin atau
selulosa sehingga untuk tumbuh pada substrat yang mengandung selulosa dan lignin
T. fuciformis membutuhkan Hypoxylon sp. untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya
(Chen, 2000). Hypoxylon sp. memberikan nutrien untuk mendukung pertumbuhan
tubuh buah T. fuciformis. Berdasarkan hal tersebut, Hypoxylon sp. juga merupakan
jamur yang penting diteliti pertumbuhan miseliumnya. Terbatasnya penelitian
tentang jamur Hypoxylon sp. menjadi kendala dalam pengembangan T. fuciformis
yang memiliki banyak manfaat ini.
Jamur merupakan organisme heterotrof sehingga untuk dapat tumbuh dengan
baik diperlukan medium yang tepat sebagai sumber nutrien utama bagi jamur.
Nutrien baru dapat dimanfaatkan setelah jamur mengekskresi enzim-enzim
ekstraseluler yang dapat mengurai senyawa kompleks dari substrat tersebut menjadi
senyawa yang lebih sederhana. Nutrien yang dibutuhkan harus mengandung karbon,
nitrogen dan mineral seperti sulfur dapat berupa sulfat; fosfor dapat berupa fosfat;
unsur logam tertentu seperti natrium (Na), magnesium (Mg), seng (Zn), tembaga
(Cu); serta vitamin (Chang & Miles, 2004). Nutrien tersebut harus dipenuhi dalam
medium untuk meningkatkan produksi miselium jamur.
bio.unsoed.ac.id
Medium untuk memproduksi miselium jamur dapat menggunakan medium
padat yaitu medium yang menggunakan pemadat seperti agar atau medium cair yaitu
medium tanpa menggunakan pemadat. Medium padat merupakan medium yang
sesuai bagi pertumbuhan koloni miselium jamur untuk mendapatkan inokulum murni
karena miselium dapat tumbuh dengan baik pada substrat yang padat (Gow et al,
1999). Medium padat juga dianggap lebih alami dibandingkan dengan medium cair
karena substrat alami sebagian besar jamur adalah substansi padat atau semipadat
1
seperti kayu, jaringan tumbuhan atau hewan, atau tanah. Medium cair memiliki
kelemahan yaitu dapat menghasilkan koloni miselium yang sangat heterogen
sehingga menyebabkan pertumbuhan miselium terhambat dan produksi berlebihan
dari metabolit sekunder (Griffin, 1994). Medium pertumbuhan berdasarkan
susunannya terbagi menjadi medium sintetik yaitu medium yang diketahui bahan
penyusunnya, medium alami yaitu medium yang tidak diketahui bahan penyusunnya,
dan medium semisintetik yang sebagian diketahui bahan penyusunnya. Medium yang
digunakan pada penelitian ini adalah medium padat semisintetik.
Medium akan mempengaruhi morfologi dan warna koloni, terbentuknya
beberapa struktur, dan dapat mempengaruhi pertumbuhan jamur tersebut.
Persyaratan untuk pertumbuhan miselium pada berbagai jamur umumnya berbeda,
sehingga perlu untuk menguji beberapa jenis medium ketika mencoba untuk
menumbuhkan miseliumnya. Jenis medium yang tepat untuk pertumbuhan dapat
digunakan untuk penyediaan inokulum murni sebagai dasar dalam pengembangan
jamur Hypoxylon sp. Berdasarkan hal tersebut, maka telah dilakukan penelitian untuk
menguji pertumbuhan miselium Hypoxylon sp. pada medium padat Malt Yeast
Peptone Agar (MYPA), Potato Dextrose Yeast Agar (PDYA), Oatmeal Malt Yeast
Agar (OMYA), Malt Extract Agar (MEA), dan Dog Food Agar (DFA) (Stamets,
2000).
Medium yang digunakan pada penelitian ini memiliki kandungan nutrien
yang lengkap serta memenuhi persyaratan untuk pertumbuhan miselium jamur pada
bahan-bahan penyusunnya. Sumber karbon (C) didapat dari dekstrosa, ekstrak malt
dan kentang, sumber nitrogen (N) dari yeast dan pepton. Komposisi dari oatmeal
terdiri atas protein, lemak, karbohidrat dan kalsium (Glaser, 1948) sedangkan
menurut Ahlstrom et al. (2004), komposisi utama dari dog food yaitu sayur-sayuran
dan daging memiliki kandungan berupa protein dan lemak. Kedua komponen
tersebut diharapkan mampu untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhan miselium
bio.unsoed.ac.id
jamur Hypoxylon sp. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan
permasalahan yaitu apakah medium padat berpengaruh terhadap pertumbuhan
miselium Hypoxylon sp. serta medium padat yang manakah yang dapat memberikan
pertumbuhan optimal bagi miselium Hypoxylon sp.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1.
Mengetahui pengaruh berbagai medium padat terhadap pertumbuhan miselium
jamur Hypoxylon sp.
2
2.
Mengetahui jenis medium padat yang paling baik untuk pertumbuhan jamur
Hypoxylon sp.
Manfaat hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai pertumbuhan miselium Hypoxylon sp. pada berbagai medium padat dan
adanya pengetahuan tentang jenis medium yang paling baik untuk pertumbuhan
miselium Hypoxylon sp. yang nantinya diharapkan dapat digunakan sebagai dasar
pada pengembangan jamur Hypoxylon sp.
bio.unsoed.ac.id
3
Download