ABSTRAK Celestron C11 sebagai teleskop utama digerakan oleh sebuah mounting dan pergerakan mounting teleskop tidak selamanya sempurna disebabkan oleh kualitas motor dan rugi-rugi mekanik termasuk didalamnya backlash roda gigi, untuk itu dibutuhkan sebuah alat untuk meng-koreksi pergerakan mounting, koreksi disini bisa manual bisa juga otomatis, untuk yang manual bisa di koreksi lewat starbook, sedangkan untuk yang otomatis memerlukan teleskop tambahan yang biasa disebut sebagai teleskop pemandu atau sebagai teleskop peng-koreksi dari teleskop utama dan sangat bermanfaat untuk pengamatan yang relatif lama terutama untuk mengumpulkan cahaya dari bintang-bintang yang redup, sedangkan untuk pemasangannya dibutuhkan sebuah alat yang dapat menghubungkan antara teleskop pemandu dengan teleskop utama yang biasa disebut sebagai piggyback. Kata kunci : Piggyback, Teleskop Utama, Teleskop Pemandu 1. Latar Belakang Di luar negeri Piggyback astronomi biasanya dijual terpisah dari paket teleskop, selain harganya yang tidak murah juga pengirimannya lambat karena biasanya lama di bea cukai sedangkan alat tersebut akan segera digunakan untuk pengamatan bendabenda langit, Untuk pengamatan benda-benda langit dibutuhkan satu paket teleskop yang terdiri dari beberapa komponen yaitu tabung optik utama (teleskop utama), mounting, half pilar, tripod, counterweight, starbook dan finderscope, teleskop utama digerakan oleh sebuah mounting dan pergerakan mounting teleskop tidak selamanya sempurna disebabkan oleh kualitas motor dan rugi-rugi mekanik termasuk didalamnya backlash roda gigi untuk itu dibutuhkan sebuah alat untuk meng-koreksi pergerakan mounting, koreksi disini bisa manual bisa juga otomatis, untuk yang manual bisa di koreksi lewat starbook, sedangkan untuk yang otomatis memerlukan teleskop tambahan yang biasa disebut sebagai teleskop pemandu atau sebagai teleskop peng-koreksi dari teleskop utama dan sangat bermanfaat untuk pengamatan yang relatif lama terutama untuk mengumpulkan cahaya dari bintang-bintang yang redup, sedangkan untuk pemasangannya dibutuhkan sebuah alat yang dapat menghubungkan antara teleskop pemandu dengan teleskop utama yang biasa disebut sebagai piggyback. dengan memanfaatkan peralatan yang ada di observatorium bosscha yaitu mesin bubut dan mesin frais dengan bahan untuk alat yaitu aluminium maka pembuatan piggyback bisa direalisasikan. 1.1 Tujuan Pembuatan Piggyback astronomi sebagai metode di mana teleskop pemandu dipasang pada teleskop utama dengan menggunakan sebuah mounting. Teleskop ini digunakan sebagai peng-koreksi dari teleskop utama. Selain itu sebagai referensi bagi siapa saja yang membutuhkan baik tulisan maupun alat bagaimana cara pembuatan piggyback untuk keperluan astronomi, baik yang hobi, amatir maupun profesional. 1.2 Manfaat Dengan dbuatnya piggyback maka akan memudahkan astronom untuk melakukan koreksi terhadap pengamatan objek langit dapat dilakukan secara otomatis. 2. Teori Dasar 2.1 Teleskop Teleskop atau teropong adalah instrumen pengamatan yang berfungsi mengumpulkan radiasi elektromagnetik dan sekaligus membentuk citra dari benda yang diamati. Teleskop merupakan alat paling penting dalam pengamatan astronomi. Jenis teleskop (biasanya optik) yang dipakai untuk maksud bukan astronomis antara lain adalah transit, monokular,binokular, lensa kamera, atau keker. Teleskop memperbesar ukuran sudut benda, dan juga kecerahannya. Teleskop terdidri dari dua bagian yaitu objektif dan okuler, untuk objektif bisa berupa cermin atau lensa, bagian okuler adalah lensa yang bisa digantikan oleh kamera. Gambar 2.1 Gambar satu paket teleskop celestron dan keterangan Gambar 2.2 Teleskop Celestron C 11 dan Takahashi 2.2 Mounting Teleskop Mounting atau yang lebih familiar dikenal dengan dudukan teleskop terbagi dalam 2 jenis yaitu jenis mounting equatorial dan jenis mounting altazimuth. Mounting Equatorial bekerja menggunakan 3 buah sumbu yaitu sumbu RA, Deklinasi dan Equator. Sedang mounting altazimuth menggunakan 2 buah sumbu yaitu sumbu x atau altitude(atas bawah) dan Y atau azimuth(kanan kiri). Untuk pengoperasian mounting altazimuth jauh lebih mudah dibanding mounting equatorial. A B Gambar 2.3 Mounting Altazimuth (A) dan Mounting Equatorial (B) 2.3 Mesin Bubut Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir. Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci. Gambar 2.4 Mesin Bubut 2.4 Mesin Frais Mesin Frais adalah mesin perkakas untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu benda kerja dengan mempergunakan pisau Milling (cutter) sebagai pahat penyayat yang berputar pada sumbu mesin. Mesin Milling termasuk mesin perkakas yang mempunyai gerak utama yang berputar, Pisau Frais dipasang pada arbormesin yang didukung dengan alat pendukung arbor, jika arbor mesin berputar melalui suatu putaran motor listrik maka pisau Frais akan ikut berputar, arbor mesin dapat ikut berputar kekanan dan kekiri sedangkan banyaknya putaran dapat diatur sesuai kebutuhan. Prinsip kerja dari mesin Frais yaitu pahat pemotong Frais melakukan gerak rotasi dan benda kerja dihantarkan pada pemotong Frais tersebut. Gambar 2.5 Mesin Frais 2.5 Mesin Bor Dalam proses produksi pemesinan sebagian besar lubang dihasilkan dengan proses bor (drilling). Cekam mata bor yang biasa digunakan adalah cekam rahang tiga. Kapasitas pencekaman untuk jenis cekam mata bor ini biasanya maksimal diameter 13 mm. Gambar 2.6 Cekam mata bor rahang tiga dengan kapasitas maksimal mata bor 13 mm Gambar 2.7 Mesin Bor Duduk A. Mata bor (Twist Drill) dan Geometri Mata Bor Diantara bagian-bagian mata bor yang paling utama adalah sudut helik ( helix angle) , sudut ujung (point angle /lip angle, 2χr), dan sudut bebas (clearance angle, α). Untuk bahan benda kerja yang berbeda, sudut-sudut tersebut besarnya bervariasi (Tabel 2.1). Tabel 2.1. Geometri mata bor (twist drill) yang disarankan Benda Kerja Sudut ujung, 2χr Sudut helik Sudut bebas, α 118o 20 o -30 o 19 o -25 o Baja karbon kekuatan tarik > 900 N/mm2 125 o -145o 20 o -30 o 7 o -15 o Baja keras (manganese) kondisi austenik 135o-150o 10 o -25 o 7 o -15 o Besi tuang 90o-135o 18 o -25 o 7 o -12 o Kuningan 118o 12 o 10 o -15 o Tembaga 100o-118o 20 o -30 o 10 o -15 o Alluminium 90o -118o 17 o -45 o 12 o -18 o Baja karbon kekuatan tarik< 900 N/mm2 Ada beberapa kelas mata bor untuk jenis pekerjaan yang berbeda. Bahan benda kerja dapat juga mempengaruhi kelas dari mata bor yang digunakan, tetapi pada sudut-sudutnya bukan pada mata bor yang sesuai untuk jenis pengerjaan tertentu. Penggunaan dari masing-masing mata bor tersebut adalah : Gambar 2.8 Mata bor khusus untuk pengerjaan tertentu 1. Mata bor helix besar (High helix drills) : mata bor ini memiliki sudut helik yang besar, sehingga meningkatkan efifiensi pemotongan, tetapi batangnya . lemah. Mata bor ini digunakan untuk memotong logam lunak atau bahan yang memiliki kekuatan rendah. 2. Mata bor helix kecil (Low helix drills) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas atau terpegang benda kerja ketika membuat lubang pada material kuniangan dan material yang sejenis. 3. Mata bor kerja berat (Heavy-duty drills) : mata bor yang digunakan untuk menahan tegangan yang tinggi dengan cara menebalkan bagian web. 4. Mata bor tangan kiri (Left hand drills) : mata bor standar dapat dibuat juga untuk mata bor kiri. Digunakan pada pembuatan lubang jamak yang mana bagian kepala mesin bor di desain dengan sederhana yang memungkinkan berputar berlawanan arah. 5. Mata bor dengan sisi sayat lurus (Straight flute drills) : adalah bentuk ekstrim dari mata bor helix kecil, digunakan untuk membuat lubang pada kuningan dan plat. 6. Mata bor poros engkol ( Crankshaft drills) : mata bor yang di desain khusus untuk mengerjakan poros engkol, sangat menguntungkan untuk membuat lubang dalam pada material yang ulet. Memiliki web yang tebal dan sudut helix yang kadang-kadang lebih besar dari ukuran normal. Mata bor ini adalah mata bor khusus yang akhirnya banyak digunakan secara luas dan menjadi mata bor standar. 7. Mata bor panjang (Extension drills) : mata bor ini memiliki shank yang panjang yang telah ditemper, digunakan untuk membuat lubang pada permukaan yang secara normal tidak akan dapat dijangkau. 8. Mata bor ekstra panjang (Extra-length drills) : mata bor dengan badan pahat yang panjang, untuk membuat lubang yang dalam. 9. Mata bor bertingkat (Step drills) : satu atau dua buah diamater mata bor dibuat pada satu batang untuk membuat lubang dengan diameter bertingkat. 10. Mata bor ganda ( Subland drills) : fungsinya sama dengan mata bor bertingkat.Mata bor ini terlihat seperti dua buah mata bor pada satu batang. 11. Mata bor solid carbide : untuk membuat lubang kecil pada material paduan ringan, dan material bukan logam, bentuknya bisa sama dengan mata bor standar. Proses pembuatan lubang dengan mata bor ini tidak boleh ada beban kejut, karena bahan carbide mudah pecah. 12. Mata bor dengan sisipan karbida (Carbide tipped drills) : sisipan karbida digunakan untuk mecegah terjadinya keausan karena kecepatan potong yang tinggi. Sudut helix yang lebih kecil dan web yang tipis diterapkan untuk meningkatkan kekakuan mata bor ini, yang menjaga keawetan karbida. Mata bor ini digunakan untuk material yang keras, atau material non logam yang abrasif. 13. Mata bor dengan lubang minyak (Oil hole drills) : lubang kecil di dalam bilah pahat bor dapat digunakan untuk mengalirkan minyak pelumas/pendingin bertekanan ke ujung mata bor. Mata bor ini digunakan untuk membuat lubang dalam pada material yang liat. 14. Mata bor rata ( Flat drills) : batang lurus dan rata dapat digerinda ujungnya membentuk ujung mata bor. Hal tersebut akan memberikan ruang yang besar bagi beram tanpa bagian helix. Mata bor ini digunakan untuk membuat lubang pada jalan kereta api. 15. Mata bor dengan tiga atau empat sisi potong : mata bor ini digunakan untuk memperbesar lubang yang telah dibuat sebelumnya dengan mata bor atau di punch. Mata bor ini digunakan karena memiliki produktifitas, akurasi, dan kualitas permukaan yang lebih bagus dari pada mata bor standar pada pengerjaan yang sama. 16. Center drill : merupakan kombinasi mata bor dan countersink yang sangat baik digunakan untuk membuat lubang senter . B. Pengerjaan yang berhubungan dengan proses bor Proses pembuatan lubang biasanya dengan mesin bor dilakukan untuk pengerjaan lubang awal. Pengerjaan selanjutnya dilakukan setelah lubang dibuat. Proses kelanjutan dari pembuatan lubang tersebut misalnya : reaming (meluaskan Gambar 2.9 Proses kelanjutan setelah dibuat lubang : (a) reaming, (b) tapping, (c) counterboring, (d) countersinking lubang dengan diameter dengan toleransi ukuran tertentu), taping (pembuatan ulir), counterboring (lubang untuk kepala baut tanam), countersinking (lubang menyudut untuk kepala baut/sekrup). 2.6 Tap ( Membuat ulir dalam ) Tap adalah untuk membuat ulir dalam (mur), sedangkan Sney adalah untuk membuat ulir luar (baut). Pada bagian pertama dari tulisan ini kita akan membahas cara membuat ulir dalam dengan menggunakan Tap. Alat yang dipakai untuk membuat ulir dalam dengan tangan dimanakan “TAP” dalam hal ini disebut saja “tap tangan” untuk membedakan penggunaannya dengan yang dipakai mesin. Bahannya terbut dari baja karbon atau baja suat cepat (HSS) yang dikeraskan. Tiap satu set, tap terdiri dari 3 buah yaitu tap no.1 (Intermediate tap) mata potongnya tirus digunakan untuk pengetapan langkah awal, kemudian dilanjutkan dengan tap no. 2 (Tapper tap) untuk pembentukan ulir, sedangkan tap no. 3 (Botoming tap) dipergunakan untuk penyelesaian ( Gambar 1) Gambar 2.10 Jenis-jenis Tap Tap memiliki beberapa macam ukuran dan tipe sesuai dengan jenis ulir yang dihasilkan apakah itu Ulir Metrik ataupun Ulir Withworth. Berikut arti huruf dan angka yang tertera pada Tap ( hal ini juga berlaku pada Sney). Contoh penulisan spesifikasi tap dan snei adalah sebagai berikut: a. Tap/snei M10 x 1,5. Artinya adalah: M = Jenis ulir metrik 10 = Diameter nominal ulir dalam mm 1,5 = Kisar ulir b. Tap/snei W 1/4 x 20, W 3/8 x 16 Artinya adalah: W = Jenis ulir Witworth ¼ = Diameter nominal ulir dalam inchi 20 = Jumlah gang ulir sepanjang satu inchi Alat Bantu yang dipakai untukmenggunakan tap, supaya dalam pemakainannya lebih mudah. Dibutuhkan kunci pemegang tap atau tangkai tap. Pemegang tap bentuknya ada 3 macam ( Gambar 2 ), yaitu: 1. tipe batang, 2. tipe penjepit, 3. tipe amerika. Gambar 2.11 Pemegang Tap Langkah Pengetapan. Sebelum melakukan pengetapan, benda kerja harus dibor terlebih dahulu dengan ukuran diameter bor tertentu. Penentuan diameter lubang bor untuk tap ditentukan dengan rumus: D = D’– K Dimana : D = Diameter bor, satuan dalam mm/inchi D = Diameter nominal ulir, satuan dalam mm/inchi K = Kisar (gang). Contoh : a. Diameter lubang bor untuk mur M10 x 1,5 adalah 10 – 1,5 = 8,5 mm b. Diameter lubang bor untuk mur W3/8″x 16 adalah 3/8″ – 1/16″ = 5/16 “ Setelah dibor, kemudian kedua bibir lubang dicamfer dengan bor persing di mana kedalamannya mengikuti standar cemper mur.Bentuk standar mur dan baut untuk bermacam-macan jenis sudah ditentukan secara internasional dan ini dapat ditemukan dalam buku gambar teknik mesin atau tabel-tabel mur/baut. Contoh Urutan pengetapan dengan membuat ulir ukuran M10X1,5 1. Buatlah lubang pada benda kerja dengan diameter 8,5 mm 2. Pilih dan ambil mata tap M10 X 1,5 serta pasangkan pada tangkainya 3. Mulailah melakukan pengetapan dengan urutan pertama. yaitu tap no.1 (Intermediate tap) kemudian dilanjutkan dengan tap no. 2 (Tapper tap) untuk pembentukan ulir,dan terakhir tap no. 3 (Botoming tap) dipergunakan untuk penyelesaian Sebelum mengetap berikan sedikit pelumas pada tap, kemudian pastikan bahwa tap enar-benar tegak lurus terhadap benda kerja. Putar tap secara perlahan searah jarum jam. Pemutaran tap hendaknya dilakukan ±270o maju searah jarum jam, kemudian diputar mundur ±90o berlawanan arah jarum jamdengan tujuan untuk memotong tatal, selanjutnya kembalikan pada posisi awal dan putar lagi ±270o maju searah jarum jam dan mundur lagi 90o berlawanan arah jarum jam, demikian seterusnya sampai selesai. 3. Perancangan dan Realisasi 3.1 Software Catia V5 Untuk menentukan ukuran dan bentuk pertama kali harus di buat dulu gambar atau sketch dengan menggunakan software Catia V5. Gb. 3.1 Software Catia V5 3.1.1 Cincin Teleskop Takahashi Untuk menentukan diameter cincin yang akan di buat, terlebih dahulu harus tahu diameter teleskop takahashi, dengan melihat manual book teleskop takahashi di referensi http://www.optcorp.com/pdf/Takahashi/FSManual.pdf takahashi yang di gunakan seri FS dengan diameter tabung 114 mm dan panjang tabung 940 mm. dengan menggunakan bahan pipa aluminium dengan diameter dalam 185 mm dan diameter luar 200 mm dengan lebar 20 mm maka pengerjaan bisa dilakukan. Pembuatan cincin sebanyak dua buah dengan ukuran yang sama. Gb. 3.2 Cincin Takhashi tampak 2 D (depan dan samping) dan 3D 3.1.2 Rel Fungsi dari rel sebagai penghubung antara cincin teleskop takahashi dengan teleskop celestron C11, dengan ukuran disesuaikan dengan panjang tabung celestron C11 yaitu panjang 450 mm, lebar 80 mm. Gb. 3.3 Rel tampak 2 D (depan dan samping) dan 3D 3.1.3 Adaptor rel ke cincin Pembuatan adaptor rel ke cincin di sesuaikan dengan lebar dan kemiringan rel sehingga adaptor dapat di geser maju mundur, penggeseran adaptor berfungsi untuk balancing teleskop takahashi, dengan spesifikasi ukuran panjang 85 mm, lebar 55 mm, tinggi 35 mm, lebar celah atas 55 mm dan lebar celah bawah 40 mm dengan baut pengencag menggunakan M5 panjang 40 mm. Gb. 3.4 Adaptor rel ke cincin tampak 2 D (depan dan samping) dan 3D 3.1.4 Gambar Keseluruhan Setelah gambar per bagian selesai yaitu cincin takahashi, rel dan adaptor cincin ke rel maka dilanjutkan dengan penggabungan seluruh gambar, ini diperlukan untuk memberikan gambaran keseluruhan cara pembuatan piggyback. menggunakan software catia didapat desain gambar seperti dibawah ini: Gb. 3.5 Gambar keseluruhan desain dengan 3.2 Mesin Bubut Setelah gambar selesai beralih kebahan pipa alumunium untuk dilakukan pembubutan. Mesin bubut yang tersedia di Observatorium Bosscha yaitu jenis AI berasal dari negara Belanda. 3.2.1 Cincin Takahashi Sebelum dicekam ke mesin bubut pastikan panjang dan diameter benda kerja yang akan dibubut ukurannya disesuaikan dengan gambar di atas, setel pisau pahat bubut sejajar dengan senter dipasang pada kepala lepas. pemakanan diameter luar menggunakan pahat lurus sedangkan pemakanan diameter dalam menggunakan pahat melebarkan lubang, untuk pemakanan awal putar motor berada pada kecepatan rendah tapi torsi besar, boleh menggunakan manual atau di setel secara otomatis tapi tetap harus dalam pengawasan tidak ditinggal begitu saja dan jika mendekati ukuran sebenarnya sebaiknya pembubutan dilakukan dengan pemakanan sedikit baik untuk dimeter luar maupun diameter dalam. Gb. 3.7 Cincin Takahashi yang telah dibubut 3.3 Mesin Frais Salah satu fungsi dari mesin frais yaitu untuk pemapasan benda kerja. Mesin frais yang tersedia di Observatorium Bosscha yaitu jenis Aciera berasal dari negara Swiss. Pencekaman menggunakan ragum dipasang pada meja mesin frais, gerakan meja arah kiri kanan atau sumbu x, ukuran disesuaikan dengan gambar diatas, sebelum dilakukan pemapasan sama seperti mesin bubut pahat mesin frais diseting center pada benda kerja, dari pengalaman penulis untuk pemakanan awal putar motor berada pada kecepatan rendah tapi torsi besar pada bahan alumunium pemakanan awal antara 1 2,5 mm dan jika mendekati ukuran sebenarnya sebaiknya dilakukan dengan pemakanan sedikit antara 0,1 – 0,5 mm supaya bentuk permukaan pada benda kerja lebih halus, boleh menggunakan manual atau di setel secara otomatis tapi tetap harus dalam pengawasan tidak ditinggal begitu saja dan pastikan pelumasan berjalan dengan baik, pelumasan disini berfungsi selain untuk medinginkan cuter juga berfungsi untuk membuang bram/tatal dari benda kerja. Untuk rel dan adaptor jika ukurannya masih jauh dari gambar kerja sebaiknya sebelum dilakukan pemakanan oleh mesin frais harus dilakukan penggergajian terlebih dahulu, ini dilakukan untuk mempercepat proses pengerjaan agar semua pemakanan tidak harus dilakukan di mesin frais. Gb. 3.8 Bentuk rel dan adaptor setelah di frais 3.4 Mesin Bor Sesuai fungsinya mesin bor yaitu untuk melubangi benda kerja, sebelum dilkukan pengeboran sebaiknya dipilih dulu diameter mata bor yang akan digunakan dan pada benda kerja diberikan tanda oleh alat yang namanya penitik. ini dilakukan untuk memudahkan pengeboran. Untuk cincin wiliam optics diberi tiga buah lubang untuk baut adjustment dengan jarak 120 derajat (360 derajat dibagi 3 lubang). Pembuatannya sebelum ke benda kerja sebaiknya di mal dulu pada kertas atau karton setelah didapat ukuan yang sesuai baru kertas ditempel ke benda kerja dan dilakukan penitikan. Setelah semua ukuran penitikan telah sesuai baru dilakukan pengeboran pada benda kerja. 3.5 Tap tangan Tap tangan berfungsi untuk membuat ulir pada lubang yang telah di bor, terdiri dari 3 buah alat tap dan satu pemegang. Sebelum proses tap pastikan benda kerja tegak lurus dan pengetapan juga harus tegak lurus tidak boleh miring, walaupun kemiringannya sedikit ini akan berpengaruh pada hasil ulir dalam yang akan dibuat, misalnya tap akan patah dan baut ketika diulirkan jadi kurang kokoh karena miring dan goyang. 3.6 Instalasi seluruh alat (assembling) Setelah peralatan semuanya berhasil di buat, maka saatnya untuk menyatukan bagian bagian yang telah dibuat, ini dilakukan untuk mengetahui apakah bagian yang satu dengan yang lainnya telah sesuai misal : tegak lurus antara cincin takahashi, adaptor dan rel, lubang yang telah dibor apakah sejajar dan lain sebagainya. 1. Proses keseluruhan instalasi 2. Pemasangan ke teleskop 3. Pemasangan teleskop ke mounting Teleskop ini dipasang pada ruang unitron 4. Pengujian Alat Setelah alat berhasil dibuat langkah selanjutnya adalah pengujian alat, ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat tersebut sesuai dengan fungsinya atau tidak. 4.1 Objek Pemandangan Sebelum melakukan pengujian pasang tripod pada keadaan rata ini dilakukan dengan menggunakan waterpas, pasang half pilar masih menggunakan waterpas, pasang mounting teleskop vixen, pasang piggyback, atur balancing sudut declinasi dan sudut jam dengan menggunakan counterweight, pasang teleskop menghadap ke timur, Pengujian dilakukan pada siang hari ke objek pemandangan dalam hal ini ke pohon dan gunung terus diatur alignment-nya antara teleskop utama dengan teleskop pemandu dengan memutar baut adjustment (teleskop dalam keadaan tanpa tracking) sampai didapat objek pemandangan antara teleskop utama dengan teleskop pemandu sama/align. 4.2 Objek Langit Setelah teleskop align baru dilakukan finetune (ini dilakukan pada malam hari) diarahkan ke objek langit, pasang CCD ke teleskop celestron C11 dan teleskop takahashi nyalakan komputer dan software Maxim DL, nyalakan tombol on pada mounting teleskop, atur hand control tanggal jam lokasi pengamatan dan mulai arahkan teleskop ke objek langit dengan hand control, setelah didapat objek langit oleh teleskop celestron maka dilakukan finetune dengan memutar 3 (tiga) buah baut adjustment yang terdapat pada cincin takahashi, ini dilakukan untuk alignment dengan teleskop utama (celestron). 4.2.1 Objek Langit Galaxy Teleskop diarahkan ke galaxy Gambar diambil oleh Astronom Observatorium Bosscha yaitu Bapak Muhammad Yusuf, SSi 4.1 Gb. diambil tanpa guiding (bintang disekitar galaxy berbentuk lonjong) 4.2 Gb. diambil dengan guiding (bintang disekitar galaxy berbentuk bulat ) 5. Kesimpulan Sebelum di pasang piggyback untuk teleskop guiding bentuk benda langit lonjong dan setelah dipasang piggyback bentuk benda langit bulat. Sebelum melakukan pengerjaan permesinan buat gambar dahulu di software catia. Agar tidak menggores tabung teleskop takahashi sebaiknya sebaiknya baut adjustment pada ujungnya dipasang hardnilon. Dalam mengerjakan permesinan pakai peralatan safety: (jas lab, safety shoes, kacamata dan sarung tangan). Berat piggyback sebaiknya disesuaikan dengan beban maximum mounting (bisa dilihat di manual book teleskop celestron C11). Dengan adanya baut adjustment untuk posisi alignment antara teleskop Celestron C11 dan teleskop Takahashi bisa disesuaikan dengan memutar ketiga baut tersebut. Dibuatnya piggyback memudahkan astronom untuk melakukan koreksi terhadap pengamatan objek langit dapat dilakukan secara otomatis. Referensi : 1. http://www.celestron.com/astronomy/celestron-unieersal-piggyback-mount-allscts.html 2. http://gregorius-smakid.blogspot.com/2o13/o2/program-keahlian-teknikpemesinan.html 3. http://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_bubut 4. Anonim. . “Mounting Teleskop”. http://kaf/efftrononi.coni/itpf-ieineli.- teliefkantpchtili 5. Leoof, P.eroroec 1998c “PeogeroifoTeliefkantp”c httpf://..c i.ka.tpe..fcnrog/i.ka./Teliefkantp/c 6. http://zwingly.wordpress.com/2o11/o3/29/membuat-ulir-dalam-dan-ulir-luardengan-tap-dan-sney-part-1/ 7. http://staff.uny.ac.id/sites/default/iles/PRSSES2oBSR2o(BUKUU2o4).doc 8. http://www.celestron.com/c3/images/files/downloads/1145296473_advanceds gt.pdf 9. http://www.optcorp.com/pdf/Takahashi/FSManual.pdf