b.6. deskripsi jenis-jenis gyrinops

advertisement
Status Taksonomi dan Populasi
b.
Tulang daun sekunder terlihat jelas pada permukaan bawah, berjumlah
25-40 pasang. Putik lebih panjang dari tabung bunga. Buah bentuk seperti alpukat,
berbulu, ujung buah lancip, pangkal bentuk Pasak ……………............G. podocarpus
B.6. DESKRIPSI JENIS-JENIS GYRINOPS
B.6.1. Gyrinops moluccana (Miq.) Baill.
Pustaka
Adansonia 11 (1875) 326
Sinonim
Gilg in E. & P. Pfl. Fam. 3, 6a (1894) 225; Boerl. Handl.3 (1900) 111; Quis.J.Arn.Arb.27
(1946) 404; Ding Hou, Fl.Mal.1.6 (1960) 39-40.
Lachnolepis moluccana MiQ. : Ann. Mus. Bot. Lugd.-Bat. 1 (1863) 132.
Aquilaria moluccanaHall.f.. Med. Rijksherb. 44 (1922) 19
Nama daerah Status kelangkaan Deskripsi
Habitus semak. Daun lonjong - lanset, (8-) 18-24 cm x (4,5-)2-3 cm, licin, ujung daun
luncip, pangkal tumpul, tulang daun sekunder sejajar/paralel, jumlah 23-32 pasang,
terlihat jelas pada permukaan bawah. Perbungaan tunggal, muncul di ketiak daun, kadang
dalam cabang, jumlah 3-5 bunga, panjang tangkai perbungaan 10 mm, kadang 2-3 dalam
ketiak daun. Bunga bentuk tabung, panjang tabung 15 mm, panjang tangkai bunga 4
mm, kelopak bunga lonjong, panjang 3 mm, tegak, ujung membengkok, daun mahkota
biasanya bersatu dengan benangsari, benangsari ada di bawah/di dalam. Bakal buah bulat
telur atau jorong; kepala putik bulat telur. Buah bulat telur, berukuran 1,5 x 1 cm, tangkai
buah pendek, buah muncul dari celah lateral tabung bunga, biji bulat telur, jumlah 1-2.
Tidak ditemukan anakan.
Persebaran
Maluku (Buru: Kajeli dan Halmaheira).
Tempat tumbuh Waktu perbungaan Perbanyakan Pemencaran: Pemanfaatan –
30
ID122214_Status taksonomi - Copy.indd 30
30-Jan-15 12:39:42 AM
Status Taksonomi dan Populasi
Gambar 13. Sketsa Gyrinops moluccana (Miq.) Baill.
B.6.2. Gyrinops decipiens Ding Hou
Pustaka
Ding Hou. Fl.Mal.1.6 (1960) 41.
Typus G. Kjell- BERG 889 (isotype Bo, holotype L,nv).
Nama daerah
Gaharu beringin
Deskripsi
Habitus pohon kecil, tinggi pohon 4-17 m, diameter batang 3-30 cm. Batang tegak, kulit
batang luar beralur, warna kelabu. Daun jorong - agak lonjong atau lanset, berukuran 7,5 –
23,5 cm x 2,6 – 6,8 cm; pangkal daun bentuk pasak; ujung daun luncip, permukaan bagian
31
ID122214_Status taksonomi - Copy.indd 31
30-Jan-15 12:39:44 AM
Status Taksonomi dan Populasi
atas licin, kadang permukaan bawah berbulu, ketika kering ke dua permukaan mengkilap;
tulang daun sekunder paralel, berjumlah 16-20 pasang, terlihat jelas pada permukaan
bawah. Perbungaan bentuk payung, muncul di ujung ranting dan ketiak daun, jumlah 1214 bunga, panjang tangkai perbungaan pendek; bunga bentuk tabung, panjang bunga 15
mm, panjang tangkai bunga 2-5 mm, berbulu, tabung bunga bagian dalam licin dan bagian
luar berbulu. Buah bulat telur-lonjong, berukuran 1-1,5 cm x 0.8-1,3 cm, ujung luncip,
warna buah matang orange, tangkai buah 7 mm panjangnya; biji bulat pipih, berukuran
6 x (5-7) mm, jumlah 1-2, terdapat sumbat lembaga 5 mm panjangnya.
Persebaran
Sulawesi Tengah (Wavatoli, Palarahi)
Tempat tumbuh
Hutan primer di puncak Gunung Ganda Dewatan di Buttu Ada dan Salusampe, Salubaka
serta desa Tampakura (Mamuju), Gunung Tapusaang di desa Karama (Mamasa), dan
Gunung Kapusaan, Gunung Tunggumanu di Karosa (Sulawesi Barat). Gyrinops decipiens
juga ditemukan di Desa Kulawi, Tuwulu, sungai Ulu Karosa, Tembok Jerman dan gunung
Lengke di sekitar Danau Towuti di Sulawesi Tengah; dan di Gunung Luwu Utara di Sulawesi
Selatan (Mulyaningsih dan Yamada, 2007).
Waktu perbungaan
Populasi di alam, berbunga dan berbuah di Sulawesi pada bulan Juli – Agustus (Mulyaningsih
dan Yamada 2007).
Habitus, daun, biji
(Foto Koleksi Kebun Raya Purwodadi)
http://rony001.blogspot.com/2010_10_01_archive.html. diunduh 27 Februari 2014
32
ID122214_Status taksonomi - Copy.indd 32
30-Jan-15 12:39:44 AM
Status Taksonomi dan Populasi
Koleksi
Anakan
Koleksi spesimen herbarium Gyrinops decipiens
http://psimg.jstor.org/fsi/img/size1/alukaplant/s/phase_01/
s0007/s09-16337.jpg
Gambar 14. Gyrinops decipiens Ding Hou
Gambar 15. Sketsa Gyrinops decipiens Ding Hou
33
ID122214_Status taksonomi - Copy.indd 33
30-Jan-15 12:39:46 AM
Status Taksonomi dan Populasi
B.6.3. Gyrinops ledermannii Domke
Pustaka
Notizbl. Berl.- Dahl. 11 (1932) 349; Ding Hou, Fl.Mal.1.6 (1960) 41
Sinonim --Nama daerah Deskripsi
Habitus semak - pohon kecil, tinggi 7-20 m. Batang silindris, lurus, diameter 13-20 cm,
kulit batang kasar, mengelupas, warna coklat-hijau kelabu, kulit dalam berserat, berbau
aromatik, coklat muda. Ranting terdapat bulu lebat berwarna putih. Daun persegi panjang
- bundar telur-lanset, kadang jorong, berukuran 6,5-I2 cm x 2,5-5 cm, simetris, ujung daun
lancip-luncip, pangkal daun agak lancip atau menyempit, tidak bertangkai daun; tersusun
spiral, licin kecuali pada tulang daun di permukaan bagian bawah berbulu tipis; tulang
daun sekunder menyirip tidak teratur, jumlah 25-35 pasang, permukaan atas helaian
daun warna hijau tua, bawah hijau terang, terdapat domatia. Perbungaan muncul di ujung
ranting, berjumlah 2-3 bunga. Bunga bentuk tabung silindris, panjang tangkai bunga 3-5
mm. Buah berbentuk seperti avokat, panjang buah 1,4 cm, tangkai buah 3 mm panjangnya
dan ujung buah lancip, pipih, berbulu pendek tidak teratur, buah muncul dari celah lateral
tabung bunga; biji 1-2, panjang biji 9 mm termasuk panjang sumbat lembaga 3 mm.
Persebaran
New Guinea (Sepik R., Station Mt Pfingst: Ledermann 7401).
Tempat tumbuh
Hutan primer dataran rendah pada ketinggian 0-200 m dpl. Jenis ini ditemukan tumbuh
di hutan sekunder berasosiasi dengan Callophylum sp. Juga di bukit di desa Maribau
pada ketinggian 50-200 m dpl. Sentani, Jayapura, Papua (Mulyaningsih dan Yamada,
2007).
Waktu perbungaan: -
34
ID122214_Status taksonomi - Copy.indd 34
30-Jan-15 12:39:46 AM
Status Taksonomi dan Populasi
Batang
(Foto Conn)
www.pngplants.orgPNGtreesTreeDescriptionsGyrinops_ledermannii_Domke.html.
Daun perbungaan
Buah, biji
(Foto Conn)
http//www.pngplants.orgPNGtreesTreeDescriptionsGyrinops_ledermannii_Domke.html.
Gambar 16. Gyrinops ledermannii Domke
35
ID122214_Status taksonomi - Copy.indd 35
30-Jan-15 12:39:46 AM
Status Taksonomi dan Populasi
Gambar 17. Sketsa Gyrinops ledermannii Domke
B.6.4. Gyrinops salicifolia Ridl.
Pustaka
Trans. Linn. Soc. Bot. II, 9 (1916) 145; Ding Hou,Fl.Mal.1.6 (1960) 41
Sinonim
Gvrinopsis salicifolia Quis. J. Arn. Arb. 27 (1946) 407.
Nama daerah
Niwawur, Amberbaken
Deskripsi
Habitus semak belukar, ramping, tinggi 1-2 m. Daun jorong – lanset, ujung daun luncip,
pangkal daun bentuk pasak; panjang tangkai daun 2 mm; tulang daun pada permukaan
bawah berbulu halus, tulang daun sekunder terlihat jelas pada permukaan atas. Perbungaan
36
ID122214_Status taksonomi - Copy.indd 36
30-Jan-15 12:39:48 AM
Status Taksonomi dan Populasi
muncul di ujung ranting, jumlah 3-5 bunga, bunga warna kuning pucat, panjang 3 mm,
tangkai bunga 2 mm panjangnya, bagian luar tabung bunga berbulu, kelopak bunga
bentuk persegi panjang, berbulu, daun mahkota panjangnya 0,5 mm, berbulu, benangsari
melekat, putik 2 mm panjangnya, berbulu pendek dan padat. Bakal buah bentuk benang,
1 mm panjangnya. Tidak ditemukan anakan.
Persebaran
Papua bagian Barat (Utakwa dan Nabire).
Habitat dan ekologi
Tumbuh ditepi hutan hujan tropis, pada ketinggian 300 m dpl. Gyrinops salicifolia tumbuh
di desa Dosay, Sentani, Papua. Jenis ini ditanam oleh masyarakat sebagai tanaman hias,
sebab tajuk dan daunnya bagus (Mulyaningsih dan Yamada, 2007 dalam Sitepu et al.,
2011).
Waktu Perbungaan: –
(httpapps.kew.orgherbcatgetImage.doimageBarcode=K000802230)
Gambar 18. Gyrinops salicifolia Ridl.
37
ID122214_Status taksonomi - Copy.indd 37
30-Jan-15 12:39:48 AM
Status Taksonomi dan Populasi
Gambar 19. Sketsa Gyrinops salicifolia Ridl.
B.6.5. Gyrinops caudata (Gilg.) Domke
Pustaka
Notizbl. Berl.Dahl. 11 (1932) 349;
Quis. J. Arn. Arb.27(1946)404
Ding Hou, Fl.Mal.1.6 (1960)
Sinonim
Brachythalamus caudatus Gilg, Bot.
3(1903) 238.
Jahrb.28 (1900)147; in E. & P. Pfl. Fam. Nachtr.
Nama daerah
Niwawur
38
ID122214_Status taksonomi - Copy.indd 38
30-Jan-15 12:39:50 AM
Status Taksonomi dan Populasi
Deskripsi
Habitus semak atau pohon kecil tinggi hingga 20 m, diameter 36 - 55 cm (fide BW 6738).
Batang tegak, lurus, silindris, kadang bercabang, kulit batang luar kasar, warna keabuabuan atau kelabu, kulit dalam berserat, berbau aromatik; ranting daun berbulu warna
putih, kadang tidak berbulu. Daun persegi panjang - bundar telur, berukuran 6-13 cm x
1,5-4 cm, tersusun spiral, permukaan bawah daun kusam dan atas licin, pangkal daun
bentuk pasak, ujung daun luncip, tulang daun sekunder sejajar/paralel (hampir tidak
dapat dihitung), terlihat jelas pada ke dua permukaan daun, panjang tangkai daun 3 mm
atau hampir tidak bertangkai, terdapat domatia pada helaian daun. Perbungaan muncul
di ujung ranting dan ketiak daun, jumlah 3-10 bunga, panjang tangkai perbungaan 8 mm.
Bunga panjang 3-5 mm, bunga bentuk cawan dengan panjang 2 mm, sedikit panjang dari
daun mahkota; bakal buah bulat telur, berbulu lebat, kepala putik bentuk bongkol. Buah
bentuk rhomboid – lonjong, berbulu, panjang tangkai buah 5 mm, ujung buah luncip,
buah muncul dari celah lateral tabung bunga, biji bulat telur, jumlah 1-2 biji, ujung luncip,
panjang biji 5 mm termasuk sumbat lembaga 1 mm. Anakan tidak ditemukan.
Catatan: Jenis ini mudah dikenali yaitu tangkai bunga panjangnya 2 kali dari panjang
tabung bunga.
Persebaran
Papua (Sidai dan Gunung Arfak).
Tempat tumbuh
Hutan primer dataran rendah pada ketinggian 5-20 m dpl. G. caudata ditemukan di hutan
primer di Agat, Mappi dan Boven Digul dan Merauke, Papua Barat. Tumbuh di antara
hutan Sagu dengan jenis tanah berpasir. Jenis ini juga ditemukan ditanam di Aboge dan
desa Ecy, kota Assue, Mappi (Mulyaningsih dan Yamada, 2007 dalam Sitepu et al., 2011).
Waktu perbungaan
Populasi di alam, berbunga dan berbuah di Papua Barat pada bulan Agustus – September
(Mulyaningsih dan Yamada 2007).
Perbanyakan: Pemencaran: Pemanfaatan: Hama da Penyakit : -
39
ID122214_Status taksonomi - Copy.indd 39
30-Jan-15 12:39:50 AM
Status Taksonomi dan Populasi
Daun
Buah, biji
Buah
(FotoConn)
www.pngplants.org/PNGtrees/TreeDescriptions/Gyrinops_caudata_Gilg_Domke.html
Gambar 20. Gyrinops caudata (Gilg.) Domke
Gambar 21. Sketsa Gyrinops caudata (Gilg.) Domke
40
ID122214_Status taksonomi - Copy.indd 40
30-Jan-15 12:39:52 AM
Status Taksonomi dan Populasi
B.6. 6. Gyrinops versteegii (Gilg.) Domke
Pustaka
Notizbl. Berl.-Dahl. 11 (1932) 349; Quis. J. Arn. Arb. 27 (1946) 404;
Ding Hou. Fl.Mal.1.6 (1960) 42.
Sinonim
Brachythalamus versteegii Gilg, : Nova Guinea 8 (1910) 410.
Aquilaria versteegii Hall. : Med. Rijksherb. 44 (1922) 19.
Nama daerah
Ketemunan (Lombok), ruhu wama (Sumba), seke (Flores) (Mulyaningsih dan Yamada,
2007).
Deskripsi
Habitus pohon kecil hingga besar, tinggi 6–25 m, diameter 40-65 cm. Batang tegak, lurus,
silindris, kulit batang bagian luar agak kasar, kadang beralur dan kayunya keras, tidak
bergetah, warna coklat keputih-putihan, bagian kulit dalam berwarna putih (Mogea et al.,
2001). Daun jorong-lonjong, berukuran 5-20 cm x 1,5-5 cm, pangkal daun bentuk pasak,
ujung daun meluncip; tulang daun sekunder sejajar (pararel) jumlah 12-16 pasang, warna
daun permukaan bawah hijau kusam dan atas licin mengkilap, daun kering pada permukaan
bawah warna coklat kekuningan, dan coklat kemerah-merahan pada permukaan atas;
tangkai daun pendek (3-5 mm). Perbungaan bentuk payung, muncul di ujung ranting dan
bawah ketiak daun, tangkai perbungaan 1-3 mm (hampir tidak bertangkai), jumlah 6-8
bunga. Bunga bentuk tabung/corong dengan 5 cuping, tangkai bunga 1-3 mm; warna putih
kekuningan, atau hijau kekuningan, panjang 10-18 mm. Bakal buah bulat telur, berlekuk
2, panjang 1 mm, menyempit ke ujung. Buah hijau berubah kuning pada waktu matang,
bentuk bulat telur sungsang atau jorong, menyempit di bagian basal, berukuran 1-1,5 cm
x 1 cm, meluncip ke atas. Biji bulat telur, bulat pipih, berukuran 6-9 mm, jumlah 1-2 biji,
pada bagian pangkal biji terdapat sumbat lembaga, warna putih, tebal 2 mm. Anakan jenis
ini, memiliki bentuk daun lonjong.
Persebaran
Kepulauan Sunda Kecil (Lombok, Sumbawa, Flores, and Sumba), Sulawesi (Minahasa), dan
Papua barat (Alkmaar Bivouac dan Somula).
Tempat tumbuh
Hutan primer dataran rendah mencapai ketinggian 900 m dpl. Di Sumbawa ditemukan
pada ketinggian 400-800 m dpl. dari Gunung Doro Tambiung di Sumbawa Barat sampai
Gunung Doro Saboke Sumbawa Timur (Mulyaningsih dan Yamada, 2007).
41
ID122214_Status taksonomi - Copy.indd 41
30-Jan-15 12:39:52 AM
Status Taksonomi dan Populasi
Status kelangkaan
Rawan
Waktu Perbungaan: Perbanyakan: Perbanyakan bisa dilakukan melalui stek pucuk (Betrianingrum 2009,
Lisdianti 2009)
Pemencaran: Pemanfaatan: -
Papagan
Habitus
Daun
Perbungaan
Buah
Anakan
Buah
Gambar 22. Gyrinops versteegii (Gilg) Domke
42
ID122214_Status taksonomi - Copy.indd 42
30-Jan-15 12:39:55 AM
Status Taksonomi dan Populasi
Gambar 23. Sketsa Gyrinops versteegii (Gilg) Domke
B.6.7. Gyrinops podocarpus (Gilg) Domke
Pustaka
Notizbl. Berl.-Dahl. 11 (1932) 349;
Quis. J. Arn. Arb. 27 (1946) 404.
Ding Hou, Fl.Mal.1.6 (1960) 42.
Sinonim
Brachythalamus podocarpus Gilg,. Bot. Jahrb. 28 (1900) 146; in E. & P. Pfl. Fam. Nachtr. 3
(1908) 238.
Aquilaria podocarpus Hall. f. Med. Rijksherb. 44 (1922) 19; Domke, Bibl. Bot. Ill (1934) t. 2
f. 10.
43
ID122214_Status taksonomi - Copy.indd 43
30-Jan-15 12:39:56 AM
Status Taksonomi dan Populasi
Gyrinops ledermannii (non Domke) Merr. & Perry, J. Arn. Arb. 22 (1941) 264.
Nama daerah
Kokkoree (bahasa Asmat)
Deskripsi
Habitus semak belukar, ramping, tinggi 14-2 m. Daun jorong-lonjong, bundar telur
sungsang – lonjong, berukuran 10-15 cm x 3-5 cm, kedua permukaan atas dan bawah licin,
pangkal daun bentuk pasak, ujung daun luncip; tulang daun sekunder berjumlah 25-40
pasang, terlihat jelas pada permukaan bawah. Perbungaan muncul di ujung ranting atau
ketiak daun, jumlah 2-6 bunga, panjang tangkai perbungaan 6 mm. Bunga warna putih,
panjang bunga 4-5 mm dan panjang tangkai bunga 2-3 mm, bunga bentuk cawan. Buah
muda warna hijau, bentuk seperti avokat, berukuran 15 x 6 mm, berbulu lebat, ujungnya
lancip dan pangkal bentuk pasak.
Persebaran
Papua Barat (Ramoi, Sorong, Monep, dan Idenburg R.).
Tempat tumbuh
Hutan primer dataran rendah dengan ketinggian mencapai 750 m dpl.
Status kelangkaan: Waktu Perbungaan: Perbanyakan: Pemencaran: Pemanfaatan: -
44
ID122214_Status taksonomi - Copy.indd 44
30-Jan-15 12:39:56 AM
Status Taksonomi dan Populasi
Gambar 24. Sketsa Gyrinops podocarpus (Gilg) Domke
C. STATUS POPULASI AQUILARIA DAN GYRINOPS
Dua publikasi ilmiah telah membahas secara detail populasi Aquilaria (Soehartono dan
Newton 2000), dan Aquilaria dan Gyrinops (Roemantyo dan Partomihardjo 2010). Dua
publikasi tersebut menjadi rujukan utama dalam memaparkan status populasi Aquilaria
dan Gyrinops.
Soehartono dan Newton (2000) memadukan data National Forest Inventory (NFI), koleksi
herbarium pada berbagai herbaria dan wawancara dengan para pemburu gaharu disertai
dengan pengamatan langsung di lapangan dalam menggambarkan sebaran populasi
Aquilaria spp. di Indonesia. NFI di Indonesia dimulai tahun 1989 dengan membuat 2.735
plot klaster tersebar di seluruh Indoneisa di luar pulau Jawa. Setiap plot klaster terdiri dari
45
ID122214_Status taksonomi - Copy.indd 45
30-Jan-15 12:39:58 AM
Status Taksonomi dan Populasi
9 plot berukuran 100 x 100 m dimana satu plot terletak ditengah-tengah klaster dikelilingi
oleh 8 plot lainnya. Jarak antar plot dalam satu klaster adalah 500 m. Kluster NFI tersebar
secara sistematis di seluruh kawasan hutan dengan jarak 20 x 20 km hingga mencapai
luas 14.615 hektar dari 114 juta hektar hutan di Indonesia. Inventarisasi vegetasi dalam
plot klaster dimulai tahun 1993 oleh Kementerian Kehutanan (sekarang Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan) dengan interval survey setiap 4 tahun.
Soehartono dan Newton (2000) memaparkan bahwa dari 695 klaster NFI di Sumatera, 30
klaster memiliki populasi Aquilaria spp. sementara di Kalimantan dari 1.025 klaster, 98
klaster memiliki populasi Aquilaria spp. Di Maluku hanya satu klaster dan Papua hanya dua
klaster yang mengandung Aquilaria spp. Data populasi Aquilaria kemudian dipetakan.
Koleksi herbarium dari 4 herbaria yaitu Herbarium Bogoriensis, the Royal Botanic Garden
(Edinburg), the Royal Botanic Gardens Kew (London) dan British Museum of Natural History
dirujuk untuk melihat lokasi pengambilan sampel herbarium Aquilaria spp. Spesimenspesimen tersebut dikoleksi antara tahun 1929-1995. Wawancara dengan pedagang
gaharu di Indonesia dilakukan untuk mengetahui asal gaharu yang mereka dapat. Ke tiga
data (NFI, koleksi herbarium dan wawancara) kemudian disatukan dalam peta populasi
Aquilaria spp. seperti terlihat pada Gambar 25. Peta tersebut menggambarkan bahwa
konsentrasi populasi Aquilaria spp. terdapat di Sumatera dan Kalimantan Timur. Analisis
data dari NFI menunjukkan bahwa kepadatan populasi Aquilaria spp. umumnya kurang
dari 1,2 pohon per hektar, dengan rata-rata hanya 0,6 individu per hektar. Aquilaria spp.
pada umumnya tumbuh mengelompok dengan struktur miskin pohon dewasa.
(sumber: Soehartono dan Newton 2000)
Gambar 25. Peta sebaran populasi Aquilaria spp.
46
ID122214_Status taksonomi - Copy.indd 46
30-Jan-15 12:39:58 AM
Status Taksonomi dan Populasi
Roemantyo dan Partomihardjo (2010) menggunakan koleksi herbarium yang terdapat
di Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi-LIPI untuk menggambarkan populasi
Aquilaria dan Gyrinops. Hasil penelitian menunjukkan bahwa specimen koleksi herbarium
dikumpulkan antara tahun 1900 dan 1950 bahkan beberapa specimen bertahun 1872.
Ringkasan populasi Aqularia dan Gyrinops disarikan pada Tabel 2. dan dipetakan pada
Gambar 26.
Table 2. Ringkasan sebaran populasi Aquilaria dan Gyrinops
Jenis
A. malaccensis
A. microcarpa
A. beccariana
A. brachyantha
A. hirta
A. cumingiana
Lokasi
Sumatera dan Kalimantan
Sumatera Selatan, Pulau-pulau di Sumatera dan Semenanjung
Malaya (Batam, Lingga dan Durian)
Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan
Maluku dan Papua
Kepulauan Talaud, Kepulauan Maluku dan Papua
Perbatasan Papua Nuginea (Sungai Sepik)
Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara
Wawatobi (Sulawesi Tenggara)
Kejeli (Kepulauan Maluku)
Nabire dan Sorong (Papua)
Nabire dan Sorong (Papua)
A. hirta
G. ledermannii
G. versteegii
G. decipiens
G. moluccana
G. salicifolia
G. podocarpus
Gambar 26. Peta Sebaran Populasi Aquilaria (kotak) dan Gyrinops (bulat)
(sumber: Roemantyo dan Partomihardjo 2010)
47
ID122214_Status taksonomi - Copy.indd 47
30-Jan-15 12:39:58 AM
Status Taksonomi dan Populasi
Penelitian ini menambahkan data dari koleksi herbarium Puskonser dan herbarium
Wanariset Samboja, koleksi hidup Kebun Raya Bogor dan Kebun Raya Unmul Samarinda,
data populasi alami dari beberapa Propinsi yang dikunjungi serta wawancara dengan para
pelaku bisnis gaharu di Indonesia.
Herbarium Puskonser menyimpan 40 lembar herbarium Aquilaria dari 4 jenis (A.malaccensis,
A. microcarpa, A. beccariana, A. filaria) dan 8 lembar Gyrinops dari hanya satu jenis (G.
versteegii). Koleksi herbarium tertua bertahun 1918 dan koleksi terakhir bertahun 1995.
Selengkapnya dapat diikuti pada Tabel 3.
Table 3. Koleksi Herbarium Puskonser, Bogor
No.
Jenis
1. Aquilaria
malaccensis
2. Aquilaria
microcarpa
Jumlah
Lokasi
Koleksi
18
Bangka, Kota Bumi
(Lampung), Lamatang Ilir
(Palembang), Bengkulu,
10
Plehari, (Kalimantan)
3. Aquilaria
beccariana
9
4. Aquilaria filaria
5. Gyrinops versteegii
3
8
Sijunjung, Sumatera Barat
Balikpapan, Nunukan
(Tarakan), Berau, Kutai
Barat
Seram (Maluku Selatan)
Ende Flores, Lombok
Barat, Sumba, Nusa
Tenggara Barat.
Tahun Koleksi
1918, 1922, 1923,
1924, 1925, 1935,
1949
1921, 1923, 1930,
1934
1951, 1927
1938
1925, 1936, 1995
Herbarium Wanariset Samboja menyimpan 13 lembar koleksi herbarium Aquilaria
yang terdiri dari empat jenis yaitu A. malaccensis, A. microcarpa, A. beccariana dan A.
cumingiana (Tabel 4) dan tidak ada satupun spesimen Gyrinops. Koleksi tertua bertahun
1972 dan yang terakhir bertahun 2008.
Table 4. Koleksi Herbarium Wanariset Samboja.
No.
Jenis
1. Aquilaria
malaccensis
2. Aquilaria
microcarpa
3. Aquilaria
beccariana
Jumlah
Lokasi
Koleksi
2
Sepaku, Kaltim
Tahun Koleksi
1990
1
Sungai Wain, Kaltim
2004
9
Samboja, Kaltim, Sei Baran 1972, 1988, 1989,
Kotawaringin Timur, Kalteng 1993, 1994, 1996
TN Kayan Mentarang,
Muara Uja Kalsel
48
ID122214_Status taksonomi - Copy.indd 48
30-Jan-15 12:39:59 AM
Status Taksonomi dan Populasi
Table 4. Koleksi Herbarium Wanariset Samboja (Lanjutan)
No.
Jenis
4. Aquilaria
cumingiana
Jumlah
Lokasi
Koleksi
1
Akatejawe, Halmahera,
Maluku Utara
Tahun Koleksi
2008
Koleksi hidup di Kebun Raya Bogor juga dilihat lokasi asalnya. Di Kebun Raya Bogor terdapat
lima jenis Aquilaria yaitu A. beccariana, A. hirta, A. malaccensis, A. microcarpa, Aquilaria
sp. dan dua jenis Gyrinops yaitu Gyrinops versteegii dan Gyrinops sp. Asal koleksi hidup
tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.
Table 5. Koleksi hidup Aquilaria dan Gyrinops di Kebun Raya Bogor
Jenis
A. beccariana
A. hirta
A. malaccensis
A. microcarpa
Aquilaria sp
Gyrinops versteegii
Gyrinops sp
Lokasi Asal
Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur
Riau
Bangka, Jambi
Bangka
Sulawesi Selatan
Seram dan Kepulauan Sunda Kecil
Papua
Sumber: Katalog Kebun Raya Bogor 2010
Lima Propinsi yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara
Barat, dan Maluku (Pulau Seram) telah dikunjungi untuk mengambil sampel herbarium
dan gambar Aquilaria dan Gyrinops dari populasi alami (Tabel 6). Seluruh pohon Aquilaria
dan Gyrinops yang ditemui diambil koordinatnya dengan GPS Garmin seri Oregon 550,
kemudian dipetakan.
Table 6. Sebaran Populasi Aquilaria dan Gyrinops dari Lima Propinsi Terpilih
Jenis
A. malaccensis
A. beccariana
A. microcarpa
A. filaria
A. cumingiana
Gyrinops versteegii
Gyrinops sp.
Lokasi
Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan
Sulawesi Selatan, Pulau Seram
Pulau Seram
Nusa Tenggara Barat
Sulawesi Selatan
49
ID122214_Status taksonomi - Copy.indd 49
30-Jan-15 12:39:59 AM
Status Taksonomi dan Populasi
Kunjungan lapangan ke Kalimantan Timur meliputi Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus
(KHDTK) Wanariset Samboja, Hutan Lindung Sungai Wain, Kebun Raya Unmul Samarinda
dan Arboretum Balai Besar Penelitian Dipterokarpa Samarinda.
Hutan Lindung Sungai Wain terletak dekat dengan tepi jalan utama Balikpapan -Samarinda
sehingga gangguan pada hutan lindung sulit dikendalikan. Dari pengamatan di sepanjang 2
km jalur rintis dengan lebar pengamatan 20 m ke kiri dan 20 m ke kanan ditemukan 3 pohon
Aquilaria beccariana dan 6 pohon Aquilaria microcarpa. Anakan di bawah pohon induk
masih bisa ditemukan meskipun tidak banyak. Pohon penghasil gaharu dan anakannya
sering dicuri masyarakat di sekitar hutan untuk dijual kepada pihak yang memerlukan.
KHDTK Wanariset Samboja terletak dipinggir jalan utama Samboja Semoi, sehingga
keamanannya terhadap gangguan sulit dikendalikan. Dari kawasan ini ditemukan 5 pohon
Aquilaria beccariana dan 2 pohon Aquilaria microcarpa dengan beberapa anakan tersebar
di bawah tajuknya. Pohon gaharu dan anakannya sering dicuri masyarakat disekitar
kawasan.
Balikpapan Orangutan Survival Foundation (BOS F) memiliki kawasan seluas 1.000 ha yang
disebut sebagai Samboja Lestari yang merupakan lokasi Proyek Reintroduksi Orangutan.
Kawasan ini dipagari keliling sehingga keamanan dari gangguan pencurian dan perambahan
sangat terjaga. Di Samboja Lestari ditemukan 9 pohon Aquilaria microcarpa dewasa dengan
anakan di bawah tajuk induknya yang sangat melimpah sebagai indikasi bahwa pencurian
anakan pohon inang gaharu oleh masyarakat sekitar tidak terjadi. Melimpahnya anakan
di bawah tajuk induknya juga mengidikasikan bahwa pohon penghasil gaharu mudah
mengalamai permudaan secara alami (Soehartono dan Newton 2001b, Roemantyo dan
Partomihardjo 2010). Lebih jauh lagi struktur tegakan Aquilaria mendekati bentuk J terbalik
yang mengidikasikan bahwa regenerasinya berlangsung terus menerus (Seohartono dan
Newton 2000).
Kebun Raya Unmul Samarinda (KRUS) terletak di jalan utama Samarinda – Bontang.
Pohon-pohon gaharu yang ada di kawasan ini adalah gaharu alam yang dulunya sudah
ada sebelum KRUS dibangun. Di lokasi ini terdapat 8 pohon Aquilaria microcarpa dan
satu pohon Aquilaria malaccensis, beberapa di antaranya memiliki anakan yang tersebar
dibawah tajuk pohon induknya.
Arboretum Balai Besar Penelitian Dipterokarpa mengoleksi tiga jenis pohon penghasil
gaharu yaitu Aquilaria malaccensis, Aquilaria microcarpa (diambil dari Taman Nasional
Kutai, Kalimantan Timur) dan Gyrinops versteegii yang diambil dari Nusa Tenggara Barat.
Masing-masing jenis hanya dengan satu pohon. Anakan yang tersebar di bawah tajuk
pohon induknya sering dimanfaatkan untuk penelitian.
Di Kalimantan Selatan, pohon Aquilaria malaccensis alami, dipertahankan hidup di kebun
karet milik masyarakat seperti yang terlihat di Kecamatan Telaga Lansat, Kecamatan Hulu
Sungai Selatan. Di lokasi ini ada 17 pohon Aquilaria malaccensis alami yang dibiarkan tetap
50
ID122214_Status taksonomi - Copy.indd 50
30-Jan-15 12:39:59 AM
Status Taksonomi dan Populasi
tumbuh di antara tanaman karet, seperti pada Gambar 27. Pohon-pohon tersebut dipakai
sebagai pohon induk untuk mengahasilkan bibit pohon penghasil gaharu. Di bawah
tajuk pohon-pohon tersebut banyak ditemukan anakkan seperti terlihat pada Gambar
28. Pohon alami juga masih bisa ditemukan di KHDTK Rantau yang dikelola oleh Balai
Penelitian Kehutanan Banjar Baru. Di KHDTK Rantau masih terdapat Aquilaria malaccensis
dan Aquilaria microcarpa.
Gambar 27. Pohon Aquilaria malaccensis alami, di kebun karet
51
ID122214_Status taksonomi - Copy.indd 51
30-Jan-15 12:39:59 AM
Status Taksonomi dan Populasi
Gambar 28.
Anakan Aquilaria malaccensis tersebar di bawah tajuk pohon induk di sela-sela tanaman karet.
Di Propinsi Nusa Tenggara Barat masih banyak ditemui Gyrinops versteegii di hutan
lindung Pesuk yang terletak di perbatasan Lombok Utara dan Lombok Barat. Masyarakat
juga melestarikan pohon Gyrinops versteegii yang kebetulan tumbuh alami di kebunnya.
Pohon-pohon alami tersebut dipakai sebagai pohon induk untuk menghasilkan bibit pohon
penghasil gaharu. Kebun milik masyarakat yang memiliki Gyrinops versteegii dapat ditemui
antara lain di :
1. Desa Sepakek, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah
2. Desa Pamepek, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah
3. Desa Ganggelang, Kecamatan Gangge, Kabupaten Lombok Utara
Di Taman Nasional Manusela pulau Seram, Resort Sasarata juga masih dapat ditemui pohon
penghasil gaharu Aquilaria filaria dan Aquilaria cumingiana. Pohon penghasil gaharu alam
di Sulawesi Selatan sudah semakin sulit ditemukan seperti yang diungkapkan oleh para
pemburu gaharu yang berhasil ditemui di lokasi penelitian. Pencarian dilakukan di:
1. KHDTK Malili, (Desa Ussu, Desa Puncak Indah, Desa Baruga, Desa Balantan Kecamatan
Malili, Kabupaten Luwu Timur).
2. Gunung Perbek, Desa Puncak Indah, Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur
3. Kawasan Hutan sekitar desa Pongkero, Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur
Sulsel
52
ID122214_Status taksonomi - Copy.indd 52
30-Jan-15 12:39:59 AM
Status Taksonomi dan Populasi
4. Kawasan Hutan Lindung Matano, Desa Matano, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu
Timur
Dari empat lokasi pencarian tersebut hanya didapatkan dua pohon yaitu gaharu beringin
(Gyrinops sp.) dan gaharu sirsak (Aquilaria filaria). Di Sulawesi Selatan banyak petani sudah
mulai membudidayakan gaharu namun umumnya yang ditanam adalah gaharu Kalimantan
(A. malaccensis dan A. mircocarpa).
Pengamatan di lima propinsi menunjukkan bahwa populasi alami pohon penghasil gaharu
sudah semakin sulit didapatkan, khususnya di hutan-hutan yang tidak aman dari gangguan.
Beberapa pustaka juga menunjukkan hal yang sama. Pohon inang gaharu (Aquilaria spp.)
dewasa sulit ditemukan di kawasan hutan Tabir Ulu, Kabupaten Sorolangun, Propinsi Jambi,
(Sumarna 2008). Hal yang sama juga terjadi di kawasan Hutan Timau Kecamatan Amfoang
Kabupaten Kupang dan Kawasan Hutan Wanggameti, Kecamatan Metawai Selatan,
Kabupaten Sumba Timur, Propinsi Nusa Tenggara Timur (Darmawan dan Sumardi 2006).
Di lokasi tersebut meskipun pada tingkat semai dan pancang masih bisa ditemukan tetapi
inang gaharu pada tingkat pohon dan tiang sudah sulit didapatkan. Berkurangnya inang
gaharu di alam tentunya disebabkan karena perburuan yang berlangsung secara besarbesaran tanpa upaya konservasi. Roemantyo dan Partomiharjo (2010) menyimpulkan
bahwa tempat pengambilan spesimen koleksi herbarium umumnya dari dataran rendah
yang sekarang telah beralih fungsi ke bukan hutan sehingga keberadaan pohon penghasil
gaharu sudah semakin sulit dilacak.
Pada penelitian ini data sebaran populasi pohon penghasil gaharu dilengkapi juga dengan
wawancara para pelaku bisnis gaharu. Dalam penelitian ini berhasil dihimpun 15 responden
dari 15 Propinsi. Wawancara dilakukan melalui telpon genggam. Informasi yang terkumpul
kemudian digabungkan dengan data dari koleksi herbarium (Puskonser dan Wanariset
Samboja), koleksi hidup Kebun Raya Bogor, koleksi hidup Kebun Raya Umul Samarinda
serta data posisi pohon pada kunjungan ke lima propinsi terpilih untuk dipetakan pada
peta sebaran gaharu seperti pada Gambar 29.
Gambar 29. Peta Sebaran Populasi Aquilaria dan Gyrinops
53
ID122214_Status taksonomi - Copy.indd 53
30-Jan-15 12:40:00 AM
Status Taksonomi dan Populasi
Bila peta hasil penelitian Soehartono dan Newton (2000) dan Roemantyo dan Partomihardjo
(2010) digabungkan dengan peta hasil penelitian ini maka di dapat peta seperti pada
Gambar 30.
Gambar 30. Peta Sebaran Populasi Aquilaria dan Gyrinops di Indonesia
54
ID122214_Status taksonomi - Copy.indd 54
30-Jan-15 12:40:01 AM
Download