SIARAN PERS Investasi Jepang Mayoritas Sektor Infrastruktur

advertisement
SIARAN PERS
Investasi Jepang Mayoritas Sektor Infrastruktur
Jakarta, 13 Januari 2017 – Akhir pekan ini, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe akan berkunjung ke
Indonesia untuk mengadakan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo. Salah satu agendanya, yaitu
membahas hubungan bilateral kedua negara yang diharapkan berdampak positif terhadap semakin
banyaknya investasi dari Jepang ke Indonesia. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
mencatat Jepang sebagai negara kedua terbesar investor di Indonesia. Sebagian besar investor Jepang
menanamkan modalnya di sektor infrastruktur.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong menilai bahwa Jepang merupakan
investor kedua terbesar dan banyak sekali investasi Jepang di sektor infrastruktur. "Seperti pembangkit
listrik, MRT, Jakarta pun juga didanai oleh investasi dari Jepang. Jadi, memang dari perspektif investasi
jepang ini satu nasabah kita yang sangat penting,” ujar Kepala BKPM Thomas Lembong dalam
keterangan resmi kepada pers, Jumat (13/01).
Beberapa proyek infrastruktur di tahun 2016 seperti proyek ketenagalistrikan yang dimenangkan oleh
konsorsium Jepang-Indonesia dan tol laut Surabaya-Sorong saat ini sudah berjalan. Di tahun 2017,
investor Jepang juga mulai merambah untuk berinvestasi di bidang real estate dan properti.
“Sudah ada wacana untuk kereta api kecepatan medium dari Jakarta ke Surabaya, dan kelihatannya
Jepang cukup tertarik. Selain itu ada pelabuhan Patimban di wilayah timur Jakarta, dekat dengan kluster
otomotif. Semua perusahaan mobil motor Jepang ada di sana semua. Jadi, kalau ada pelabuhan raksasa
di sana, akan membuat ekspor otomotif kita lebih efisien. Dan Pelabuhan Patimban itu juga didanai oleh
investasi dari jepang,” jelas Tom.
Tom menilai bahwa kondisi investasi dua negara berjalan sangat baik. Jepang merupakan satu mitra
bilateral yang sangat penting bagi Indonesia.
“Saya kira suatu perkembangan baik bagi kita Perdana Menteri Jepang akan berkunjung. Saya juga
berkunjung ke Jepang kira-kira lima minggu yang lalu dan berdialog dengan Kadin-nya mereka, bertemu
dengan banyak investor. Saya kira sangat terasa hubungan cukup serasi cukup akrab tentunya Jepang
sudah menjadi investor puluhan tahun, sekali lagi menjadi investor kedua atau ketiga di Indonesia,”
lanjutnya.
Sementara Pejabat Promosi Investasi kantor perwakilan BKPM (IIPC) Tokyo Saribua Siahaan menjelaskan
bahwa salah satu perusahaan Jepang yang bergerak di bidang properti telah mengandeng lokal partner
di Indonesia untuk merealisasikan investasinya melalui pembangunan perumahan di seluruh Indonesia.
Program pembangunan residensial sederhana dengan harga terjangkau akan ditujukan bagi masyarakat
berpenghasilan menengah ke bawah. Masuknya investasi tersebut sejalan dengan salah satu program
pemerintah untuk membangun satu juta rumah.
”Beberapa investor dari negeri Sakura yang akan masuk ke bidang real estate dan properti di Indonesia,
memiliki target pasar yang berbeda-beda. Ada yang menargetkan membangun properti khusus untuk
ekspatriat dan menengah keatas, ada juga yang menargetkan untuk para pekerja di dalam kawasan
industri. Saat ini kami sedang berkoordinasi dengan kantor BKPM di Jakarta untuk memfasilitasi salah
satu grup besar Jepang yang telah memiiliki perjanjian kerjasama dengan perusahaan perumahan
Indonesia," papar Saribua.
Kunjungan PM Jepang ke Indonesia tidak hanya akan membahas di sektor manufaktur, tapi juga sektor
prioritas pemerintah lainnya. Dalam kunjungan tersebut, Pemerintah Jepang akan mengikutsertakan
perusahaan-perusahaan Jepang yang akan berinvestasi ke Indonesia.
Menurut data realisasi investasi BKPM Triwulan III 2016 Jepang merupakan negara kedua terbesar yang
menanamkan modalnya di Indonesia total US$ 1,6 miliar dengan total 425 proyek. Nilai tersebut naik
signifikan jika dibandingkan dengan realisasi investasi Triwulan III 2015 sebesar US$ 917,27 juta dengan
total 399 proyek. Sedangkan untuk data kumulatif Januari-September 2016 total realisasi investasi dari
Jepang tercatat mencapai US$ 4,4 miliar.
--Selesai--
Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi:
Ariesta Riendrias Puspasari
Kepala Biro Peraturan Perundang-Undangan, Hubungan Masyarakat
dan Tata Usaha Pimpinan
Jl. Jend. Gatot Subroto No.44 Jakarta 12190
Telepon: 021-5269874
E-mail:[email protected]
Download